Pembahasan koloid

10

Click here to load reader

Transcript of Pembahasan koloid

Page 1: Pembahasan koloid

      PembahasanDalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan respirometer,

digunakan larutan KOH. Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:

KOH + CO2 → K2CO3 + H2O

Setelah itu serangga dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup dengan bagian yang berskala rapat-rapat. Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka pipa berskala diberi setetes larutan eosin. Larutan eosin ini akan bergerak ke arah tabung spesimen karena terjadinya penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung spesimen) sebagai akibat pernapasan, yaitu O2 diserap sedangkan CO2 dihembuskan tetapi lalu diserap oleh KOH. Kecepatan larutan eosin itu bergerak ke dalam menunjukkan kecepatan pernapasan organisme (serangga) yang diselidiki.

Perhitungan dilakukan untuk memperoleh angka kecepatan respirasi organisme tertentu dalam ml tiap satuan waktu. Data yang diambil adalah lama pernapasan. Dalam percobaan ini diambil tiap 2 menit sekali dan jarak yang ditempuh oleh larutan eosin bergerak. Pada hitungan kenaikan interval kedua, dicari dengan interval 2 dikurangi interval 1 dan begitu seterusnya untuk mencari kenaikan nilai interval berikutnya.

Keberhasilan percobaan atau eksperimen ini tergantung pada bocor tidaknya alat. Pada percobaan ini, hubungan antara tabung dan bagian berskala ditutup rapat menggunakan plastisin. Tujuan pemberian plastisin atau vaselin yaitu agar hubungan antara tabung dan bagian bersekala licin serta udara tidak dapat keluar masuk.

Pada percobaan ini, perubahan suhu udara (bila menjadi panas) menyebabkan titik air yang sudah bergerak ke arah tabung dapat bergerak kembali ke arah luar. Oleh karena itu percobaan ini diadakan dalam waktu perubahan suhu tidak besar. Sebaliknya bila suhu menurun, tetes air cepat bergerak ke arah tabung spesimen.

Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan KOH yang biasanya meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang bersih dan tabung tertutup, maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi, karena merekat oleh KOH.

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:

1.)    Jenis kelamin

Belalang atau jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan respirasi yang berbeda.

2.)    Ketinggian

Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

Page 2: Pembahasan koloid

3.)    Ketersediaan Oksigen.

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

4.)    Suhu.Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2  ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2

dari tubuh. Trachea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara terat5.)    Berat Tubuh

Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus. Karena setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang besar. Semakin berat serangga semakin cepat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala, begitupun sebaliknya, semakin ringan serangga maka semakin lambat pergerakan larutan eosin pada pipa berskala. Ini artinya semakin berat tubuh serangga, akan semakin banyak membutuhkan oksigen sehingga akan semakin cepat pernafasannya. Sebaliknya, semakin ringan tubuh serangga akan semakin lambat respirasinya. Seperti halnya manusia apabila dia berbadan gemuk dia lebih banyak membutuhkan oksigen sehingga akan bernafas cepat.

Pada hasil praktikum di atas, jelas sekali bahwa ukuran tubuh belalang atau jangkrik mempengaruhi laju pernapasan. Semakin besar ukuran dan berat tubuh maka semakin cepat pernapasannya. Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada belalang yang ukurannya lebih besar dan lebih berat daripada jangkrik, memberikan hasil yang tidak sebagaimana mestinya. Karena pada belalang yang berukuran lebih besar daripada jangkrik melakukan aktifitas yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan,sehingga membutuhkan banyak pernafasan dan oksigen. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari serangga juga memengaruhi laju pernapasan. Akan tetapi, hasil praktikum menunjukkan bahwa belalang yang berukuran lebih besar pernafasannya lebih lambat daripada jangkrik. Seharusnya semakin berat/ besar ukuran serangga, oksigen yang butuhkan akan semakin banyak karena untuk melakukan aktifitas yang banyak bergerak sehingga laju respirasinya akan lebih cepat.

Page 3: Pembahasan koloid

Makalah Sistem Koloid

A. Sistem Koloid1. Pengertian Koloid

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.

Tabel perbandingan sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi

Larutan Sejati(Dispersi molekuler): Diameter partikel <10-7 cm,Homogen dan transparan,Dispersan tidak tampak di bawah ultra,Tak dapat disaring dan Contoh: air gula, alkohol dalam air. Koloid:Diameter partikel:10-7 - 10-5 cm,Dispersan tampak dibawah ultra,Tidak dapat menembus membran semipermiabel mikroskop,dapat disaring dengan kertas saring ultra,dan Contoh: susu.Suspensi: Diameter partikel >10-5 cm,Campuran heterogen,Jika dibiarkan agak lama, dispersan akan mengendap, Tidak dapat menembus membran semipermiabel,Dapat disaring dengan kertas saring ultra.

2. Koloid dalam kehidupan sehari-hari

Berberapa contoh larutan, koloid, dan suspensi

Page 4: Pembahasan koloid

• contoh larutan : larutan gula, garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka,air laut,udara yang bersih• contoh koloid : buih, susu, santan, selai, jeli, mentega, mayonaise, cat• contoh suspensi : air sungai yang keruh, campuran air-pasir• Fakta : air sungai = setelah disaring masih mengandung zat terlarut danpartikel koloid

3. Jenis-jenis koloid

•Penggolongan koloid didasarkan atas fase terdispersi dan medium pendispersinya•Untuk fase terdispersi padat : sol (sol padat, sol cair, sol gas). Pengertian secara umum : sol padat = sol, sol gas = aerosol•Untuk fase terdispersi cair : emulsi (emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas). Pengertian secara umum : emulsi cair = emulsi, emulsi gas = aerosol cair / aerosol•Untuk fase terdispersi gas : buih (buih padat dan buih cari). Buih gas (tidak ada) = larutan, bukan koloid4. Jenis-jenis koloid

Fase Terdipersi Medium Pendispersi Jenis(Nama Koloid) ContohPadatCairGas Padat Sol padatEmulsi padatBusa padat Mutiara, kaca warnaKeju, mentegaBatu apung, kerupukPadatCairGas Cair Sol, gelEmulasiBusa Pati dalam air, cat, jeliSusu, mayones, santanKrim, pastaPadatCair Gas Aerosol padatAerosol cair Debu, asapAwan, kabut

• Koloid yang setengah kaku, antara padat dan cair disebut gel

Page 5: Pembahasan koloid

• Dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorbsi medium pendispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat• Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, gel silika

4. Penggunaan koloid• Koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil• Contoh pemanfaatan sifat ini : cat yang terdiri dari zat warna (pigmen) tak larut dalam air / medium cat, dengan koloid didapat campuran yang “homoge” dan stabil• Contoh lain : industri kosmetik, farmasi, makanan, tektil, sabun/detergen

B. Sifat – Sifat Koloid1. Efek Tyndal

• Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya berkas cahaya bila cahaya dilewatkan ke dalamnya• Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar matahari melalui celah dedaunan

2. Gerak Brown• Adalah gerak zig-zag dan terus menerus dari partikel koloid• Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi dari Inggris)• Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan partikel koloid.

3. Elektroforesis• Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan listrik, yang menunjukkan bahwa partikel koloid bermuatan listrik• Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektrode positif)• Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode negatif)

4. Adsorbsi• Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion / partikel lain pada permukaannya• Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrika. Sol Fe(OH)3, bermuatan positif akibat adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+)b. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)

5. Koloid pelindung

• Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain

Page 6: Pembahasan koloid

• Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi sebagai koloid pelindung• Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula

6. Dialisis• Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana menggunakan selaput semipermeabel (contoh : kertas selofan, usus kambing)• Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah

7. Koloid liofil dan liofob

• Dibedakan berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara fasa terdispersi dan medium pendispersinya• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan untuk menarik medium pendispersinya• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan kecil untuk menarik (atau bahkan menolak) medium pendispersinya

Perbedaan sifat-sifat sol liofil dan sol liofob:

8. Koagulasi• Merupakan peristiwa peristiwa peng-gumpalan akibat bergabungnya partikel-partikel koloid membentuk partikel yang lebih besar• Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau penambahan suatu elektrolit, sehingga muatannya ternetralkan yang berakibat hilangnya kestabilan koloid• Hilangnya kestabilan koloid berbuntut pada terjadinya koagulasi (pengendapan)

C. Pembuatan Koloid

Cara Dispersi Cara KondensasiMengubah partikel besar menjadi kecil Mengubah partikerl larutan menjadi partikel koloid1. Secara Mekanik 1. Secara Kimia• Hidrolisis FeCl3(aq) + 3 H2O(l) à Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)• Redoks 2 H2S(g) + SO2(aq) à 2 H2O(l) + 3 S (koloid)• Agregasi Ionik 2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) à As2S3(koloid) + 6 H2O(l)

2. Peptisasi (penambahan ion sejenis), pembentukan sol Al(OH)3 2.

Page 7: Pembahasan koloid

Mencampurkan dua jenis larutan3. Proses Bredig: Pembuatan sol logam dengan loncatan bunga listrik

D. Pengelompokan Sistem Koloid

No Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Contoh1 Cair Gas Aerosol Cair Kabut2 Padat Gas Aerrosol Padat asap, debu3 Gas Cair Buih Busa sabun4 Cair Cair Emulsi Susu,santan5 Padat Cair Sol=suspensi Cat, larutan kanji6 Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa7 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara8 Padat Padat Sol padat Paduan logam, permata

E. Pemisahan Koloid

1) Elektroforensis: pemisahan koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik.Contoh: emisahan protein, penangkapan debu pada cerobongasap, penentuan muatan koloid.2) Penyaringan Ultra: memisahankan koloid melewati membran, berdasar perbadaan tekanan osmosis.3) Dialisis: memisahkan koloid melewati membran berdasar perbedaan laju transpor partikel.

F. Macam – Macam Koloid1. Aerosol: Suatu sistem koloid jika padat atau cair terdispersi dalam gas.Contoh: debu, kabut dan awan2. Sol: Suatu sistem koloid jika partikel padat terdipersi dalam zat cair3. Emulsi: Suatu sistem koloid jika partikel cair terdispersi dalam zat cair4. Emulgator: Zat yang dapat menstabillkan emulsi• Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak.• Kasein adalah emulgator lemak dalam air.5. Gel: Adalah koloid liofil setengah kaku.Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbsi oleh partikel koloid sehingga terjadi koloidyang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan tapi jika dingin membentuk gel kaku. Jika dipanaskan cair lagi.

Page 8: Pembahasan koloid