Pembahasan ekosistem mangrove
-
Upload
senja-fitriana -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Pembahasan ekosistem mangrove
PEMBAHASAN
PLOT 3
Area stasiun yang selanjutnya menjadi tujuan pengamatan kami adalah plot
3, berada di bagian utara plot 1 dan 2. Posisi plot 3 lebih rendah dari area plot 1 dan
2, yaitu berada diseberang sungai. Sungai pembatas ini hanya memiliki tangul
disebelah sisinya saja, sementara sisi yang berdekatan dengan plot 3 tidak memiliki
pembatas, hanya dipisahkan oleh level ketinggian saja. Sehingga, dimungkinkan area
plot 3 pada saat hujan atau pasang air laut akan terkena dampak langsung. Area plot
3 ini merupakan plot campuran tercemar, yaitu terdiri dari berbagai individu yang
berbeda baik tumbuhan maupun hewan yang membentuk suatu komunitas unik pada
area hutan mangrove pasir mendit.
Plot 3 merupakan plot tercemar, hal ini dikarenakan areanya yang berdekatan
dengan sungai tercemar di sebelah selatan plot. Sungai ini mengalir dari area sebelah
timur yang terdapat tambak udang, sehingga sungai menjadi tempat untuk
membuang air limbah dari tambak dan menjadikan sungai tercemar. Limbah organik
yang dibuang dari pertambakan ditampung di perairan pesisir, buangan limbah ini akan
mempengaruhi kondisi fisik, kimia dan biologi perairan pesisir. Terjadinya perubahan
kondisi fisik, kimia dan biologi perairan akan menurunkan kualitas perairan sehingga
mengurangi kemampuan lingkungan perairan untuk menerima limbah atau mengurangi
daya dukung perairan pesisir.
Substrat di area plot 3 berlumpur lunak pada sisi selatan, sementara itu
bagian utara tersusun atas tanah yang lebih keras dari area bagian selatan. Hal ini
dikarenakan perbedaan level ketinggian antara kedua sisi tersebut. Seperti telah
disebutkan sebelumnya, area sisi selatan plot 3 yang berbataasan langsung dengan
sungai tidak memiliki tanggul pembatas sehingga terkena limpahan air ketika terjadi
hujan atau air laut pasang. Pada saat pengamatan yang dilakukan pada tanggal 29
November 2015, merupakan saat periode bulan purnama. Posisi bulan purnama
mempengaruhi pasang surut air laut, yaitu menurut Pasang surut merupakan suatu
fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang
diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik benda-benda
astronomi terutama matahari, bumi, dan bulan. Periode pasang surut adalah waktu
antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang
berikutnya. Menurut Dronkers (1964), periode pasang surut bervariasi antara 12 jam
25 menit hingga 24 jam 50 menit dan berlangsung selama 14 hari. Meskipun
keberadaan plot 3 berada jauh dari pantai, namun air laut bisa masuk melalui aliran
sungai. Sehingga ketika air laut pasang, area plot 3 akan mengalami dampak yang
paling terakhir, yaitu setelah melewati sungai pasir dan kemudian menuju sudetan,
yaitu di area sekitar plot 3 tersebut.
Di area plot 3 terdiri dari berbagai individu baik tumbuhan maupun hewan
yang membentuk komunitas hutan mangrove. Pada area tersebut terdapat beberapa
tumbuhan, antara lain Nypa sp., Rhizopora apiculata, dan tumbuhan paku. Berikut
akan dibahas mengenai tumbuhan tersebut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Nypa
Spesies : Nypa sp. (Sumber: www.itis.gov)
Berdasarkan literatur, tanaman Nypa sp. merupakan palma tanpa batang di
permukaan, membentuk rumpun, dengan batang berada di bawah tanah, kuat dan
menggarpu. Tinggi tanaman dewasa ini berkisar antara 4-9 m. Susunan daun
berbentuk seperti pohon kelapa, berbentuk panjang hingga mencapai 9 m. Terdapat
100-120 pinak daun pada setiap dahannya, berbentuk lanset dengan ujung
meuncingng. Daun berbentuk mengkilat dibagian atas sedangkan di bagian
bawahnya terdapat serbuk. Biasanya tanaman ini tumbuh pada substrat yang halus,
pada bagian tepi atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar tahunan yang
tinggi. Jarang terdapat di luar zona pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang
berkelompok. Memiliki sistem perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan
lebih baik terhadap perubahan masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar
jenis tumbuhan mangrove lainnya. Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya
dibantu oleh lalat Drosophila. Buah yang berserat serta adanya rongga udara pada
biji membantu penyebaran mereka melalui air (http://wetlands.or.id).
1. Nypa sp. paling subur
Terdapat 6 pohon Nypa sp. pada area pengamatan yang membentuk
populasi Nypa sp. Terdapat satu individu Nypa sp yang paling subur, hal ini
diketahui dari ukuran diameter batang, tinggi pohon dan faktor-faktor lain seperti
kadar kehijauan daun, ada buah atau tidak, dan jumlah pelepah daun serta jumlah
daun pada individu tersebut. Individu Nypa sp. Yang paling subur terletak di
sebelah selatan yaitu dengan diameter pohon 3,48 m dan tinggi pohon 9 m.
Pengukuran diameter pohon dilakukan pada pangkal pelepah pohon yang paling
besar. Sementara itu tinggi pohon diukur dengan cara taksiran, yaitu dengan
mengemukakan jarak titik terpendek dengan titik proyeksinya pada bidang
horizontal.
Diketahui dari data penutupan pohon, individu ini condong ke arah timur.
Hal ini dipengaruhi oleh kepadatan populasi dan intensitas cahaya pada area plot
3 tersebut. Menurut Collins dan Hawks (1993), populasi dan jarak antar tanaman
sangat menentukan tingginya laju pertumbuhan dan tingkat produktivitas lahan.
Jumlah tanaman dan pengaturan jarak tanam di lahan harus diatur sedemikian rupa,
sehingga sistem perakaran dapat memanfaatkan unsur hara tanah secara maksimal.
Demikian pula kanopi tanaman sedapat mungkin menutupi tanah, agar mampu
menangkap energi matahari yang cukup (Flower, 1999). Individu pada masing-
masing populasi saling berebutan cahaya matahari dengan mengarahkan
tumbuhnya ke arah ruang terbuka untuk mendapat sinar yang cukup guna
mendukung proses fotosintesis tumbuhan tersebut. Area sebelah timur dari
populasi Nypa sp., ini merupakan area terbuka dengan intensitas cahaya 970 lux.
Sehingga, dari 9 daun Nypa sp. ini sebagian besar tumbuh mengarah ke ruang
terbuka tersebut dan berhasil menjadi individu paling subur pada populasi
tersebut.
Faktor yang menjadi indikator subur selanjutnya adalah adanya bunga
dan buah. Bunga dan buah menjadi faktor penentu bahwa tumbuhan tersebut
sudah mengalami fase reproduktif yang bisa dipengaruhi oleh tumbuhan itu
sendiri dan lingkungan. Nypa sp. merupakan tanaman yang termasuk mangrove
asosiasi, artinya tanaman ini dapat hidup diluar area pesisir pantai. Di daerah
pesisir pantai sendiri, tanaman Nypa sp. menjadi penyusun distribusi hutan
mangrove yang paling akhir atau dekat dengan darat. Nypa sp. dapat mentolerir
kadar garam hingga 0-10. Sementara pada pengamatan kami, kadar salinitas air
adalah 3. Sehingga tanaman ini dapat tubuh dengan baik ada wilayah tersebut.
2. Rhizophora apiculata
Individu selanjutnya yang berada pada plot adalah berasal dari golongan
mangrove sejati, yaitu Rhizophora apiculata. Tanaman ini tumbuh di sebelah
timur laut kurang lebih 1 m dari populasi Nypa sp. R apiculata pada area ini
tumbuh dengan ketinggian 2,3 m, jauh lebih rendah dari tinggi pohon Nypa sp. R
apiculata pada area plot 3 menjadi inang bagi tumbuhan rambat yang sudah mati,
sehingga hal ini secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan R apiculata. R
apiculata pada area ini memiliki daun yang berwarna hijau gelap dan kusam.
Keberadaan tanaman rambat pada area ini mempengaruhi daya tangkap terhadap
cahaya bagi si tumbuhan mangrove, karena tanaman rambat menutupi hampir
seluruh bagian tajuk R apiculata. Sehingga, R apiculata tidak dapat
berfotosintesis dengan baik karena cahaya yang datang terhalang oleh tanaman
rambat tersebut. R apiculata yang merupakan asatu-satunya pada area ini juga
tidak menghasilkan bunga maupun propagul pada saat pengamatan kami.
3. Nypa sp. rata-rata
Tumbuhan Nypa sp rata-rata ini merupakan tumbuhan yang memiliki
ketinggian dan diameter dibawah Nypa sp yang paling subur, selain itu individu
rata-rata juga diidentifikasi dari tumbuhan yang sehat, atau tidak hampir mati.
Dari 6 individu Nypa sp yang berada di area plot 3, terdapat 4 individu yang
dikatakan sebagai rata-rata, yaitu individu yang paling banyak dijumpai
kesamaannya pada indikator-indikator tertentu, misal tinggi, diameter dan
sebagainya. Individu Nypa sp rata-rata pertama memiliki ketinggian 2,32 dan
diameter 10 m sedangkan tumbuhan yang kedua memiliki ketinggian 2,4 m dan
diameter 8 m. Individu rata-rata ini terdapat pada sebelah utara dan tengah plot,
atau daerah yang agak jauh dari sungai. Hal ini terjadi terkait dengan distribusi
populasi mangrove, Nypa sp menjadi penyusun zona transisi atau daerah yang
hanya mengalami beberapa hari terendam air pasang dalam setahun.
Seperti pada individu mangrove subur, Nypa sp rata-rata juga memiliki
daun hijau cerah dan tumbuh dengan baik, daun tidak menguning dan mati. Hal
ini diketahui dari jumlah dahan dan daun, pada individu pertama jumlah dahan
ada 9 dan daunnya 8 sementara itu pada individu ke dua terdapat 9 dahan dan 7
daun. Selain itu, Nypa sp sehat juga menghasilkan bunga dan buah. Tanaman
yang menghasilkan bunga dan buah mengindikasikan bahwa tanaman tersebut
memiliki nutrisi yang cukup dan meneruskan keturunan melalui
perkembangbiakan generative yaitu bunga. Tumbuhan Nypa sp rata-rata pada
area plot ini cenderung tumbuh menuju ke arah utara, hal ini dipengaruhi oleh
kepadatan populasi Nypa sp pada area selatan dan terdapatya ruang terbuka pada
area utara, sehingga tanaman Nypa sp mencari cahaya untuk melakukan
fotosintesis, dan di sebelah utara plot 3 tidak terdapat naungan dari pohon yang
lebih tinggi, hal ini berarti dengan mengarahkan tumbuhnya ke arah utara
tummbuhan Nypa sp dapat meneruskan kehidupannya dengan baik.
4. Nypa sp. paling tidak subur
Dari 6 individu Nypa sp. pada lokasi plot 3, terdapat satu individu Nypa
sp. yang kurang subur dibandingkan dengan individu Nypa sp. lainnya. Nypa sp.
ini memiliki ketinggian 6 m, dan diameter batang 1,89 m nilai ini lebih rendah
dari individu Nypa sp. rata-rata, selain itu bentuk daun yang banyak terdapat
lubang-lubangnya dan daun berwarna kekuningan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan individu ini mengalami ketidaksuburan, antara lain karena
letaknya yang berada diantara individu Nypa sp. menurut Donald (1963)
kerapatan populasi tanaman terkait dengan pemanfaatan ruang media tumbuh. Pada
kerapatan rendah menyebabkan pemanfaatan sumberdaya lingkungan tidak optimal,
tetapi kerapatan tinggi menyebabkan tingginya tingkat kompetisi sehingga
pertumbuhan individu terhambat.
Selain ketinggian dan diameter pohon, indikator tidak subur salah satunya
adalah jumlah daun pada suatu individu, berdasarkan pengamatan yang dilakukan
jumlah daun pada tanaman Nypa sp. lebih sedikit daripada Nypa sp normal, yaitu
sebanyak 3 daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Guinn (1976) yang menyatakan
bahwa jarak tanam yang rapat akan menyebabkan banyak kompetisi cahaya
matahari, nutrisi dan air sehingga menurunkan jumlah daun.
5. Acrostichum aureum
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Acrostichum
Spesies : Acrostichum aureum L (eol.org)
Selain Nypa sp. dan Rhizophora apiculata terdapat juga tanaman
Acrostichum aureum yang tumbuh disebelah tenggara plot. Terdapat 3 individu
paku-pakuan yang terdapat pada plot 3, hal ini menambah keanekaragaman
hayati pada plot 3. Berdasarkan wetalnds.or.id, tanaman ini tumbuh di areal
mangrove dan pematang tambak, sepanjang kali dan sungai payau serta saluran.
Tingkat toleransi terhadap genangan air laut tidak setinggi A.speciosum.
Ditemukan di bagian daratan dari mangrove. Biasa terdapat pada habitat yang
sudah rusak, seperti areal mangrove yang telah ditebangi yang kemudian akan
menghambat tumbuhan mangrove untuk beregenerasi. Tidak seperti
A.speciosum, jenis ini menyukai areal yang terbuka terang dan disinari matahari.
Ukurannya bisa mencapai beberapa 1-3 m, pada hasil pengamatan kami tanaman
ini memiliki tinggi 0,8 m.
Selain terdapat tanaman mangrove, pada area pengamatan praktikan juga
terdapat hewa-hewan yang berhabitat pada tumbuhan-tumbuhan tersebut.
Keberadaan tumbuhan memberikan relung pada hewan untuk tinggal, karena
kondisi fisik dan kliatik yang sesuai untuk dirinya berlindung dan mencari
makan. Berikut merupakan ewan-hewan yang terdapat pada area pengamatan
plot 3:
1. Keong
Keong berukuran satu ruas ibu jari orang dewasa. Keong ini memiliki
motif garis-garis berwarna coklat dan hitam. Hidup pada daerah substrat yang
lembab, berair namun tidak berlumpur.
2. Laba-laba kecil dan besar
Klasifikasi:
Kingdom :Animalia
Class :Arachnida
Order :Araneae
Family :Araneidae (animaldiversity.org)
Terdapat dua jenis laba-laba yang ada pada plot 3, pertama laba-laba
berukuran kecil yang belum dapat kami identifikasi, dan yang satunya adalah
laba-laba berukuran besar. Laba-laba kecil ditemukan pada pelepah Nypa sp.
sedang membuat sarang, sementara itu laba-laba besar memiliki ciri-ciri
ukurannya sekitar 6-7 cm panjang, berwarna hitam. Laba-laba besar tinggal di
celah antara pelepah tua yang sudah tidak terdapat daunnya. Laba-laba tersebut
tinggal di kawasan tersebut karena daerah tersebut terdapat berbagai hewan yang
menjadi makanan bagi laba-laba, yaitu serangga-serangga yang lebih kecil.
3. Semut hitam
Klasifikasi:
Kingdom : animalia
Filum : artropoda
Kelas : insekta
Ordo : hymenoptera (animaldiversity.org)
Semut hitam ditemukan di antara pelepah Nypa sp. tua, pada pelepah
tersebut merupakan habitat yang tepat bagi individu tersebut karena klimatik dan
edafik sesuai dengan hewan tersebut. Selain itu relung tersebut menunjukkan
bahwa di daerah tersebut mampu memberikan ketersediaan makanan dan
memberikan perlindungan bagi si hewan dari berbagai predasi.
4. Serangga putih
Serangga putih ditemukan diantara pelepah daun dibagian tengah rumpun
Nypa sp.
5. Kepiting
6. Bivalvia
7. Lalat
8. Semut hitam besar