Pembahasan Bahan Alam

2
PEMBAHASAN Pada praktikum ini dilakukan analisis kadar abu dalam sampel makanan dalam bentuk bubuk Metode yang digunakan adalah metode cara kering atau secara langsung dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500-600 0 C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut. Sebelumnya sampel harus dihaluskan terlebih dahulu bila sampel dalam bentuk padatan. Bahan yang akan diabukan ditempatkan dalam wadah khusus yang disebut cawan pengabuan yang terbuat dari porselin, silika, quartz, nikel atau platina Pemilihan bahan ini disesuaikan dengan bahan yang akan diabukan. Cawan pengabuan ditimbang terlebih dahulu dan didapatkan hasil penimbangan sebesar “” gr. Setelah itu sampel ditimbang dan diletakkan dalam cawan pengabuan dan dilakukan penimbangan kembali. Didapatkan hasil berat penimbangan cawan pengabuan dan sampel sebesar “” gr. Setelah itu dilakukan pemasan dengan suhu tinggi yaitu 500 0 C. Temperatur pengabuan harus diperhatikan sungguh-sungguh karena banyak elemen abu yng dapat menguap pada suhu yang tinggi misalnya unsur K, Na, S, Ca, Cl, P. Selain itu suhu pengabuan juga dapat menyebabkan dekomposisi senyawa tertentu misalnya K 2 CO 3 , CaCO 3 , MgCO 3 . Dilakukan dengan perlahan, suhu dibiarkan naik secara perlahan. Setelah mencapai suhu 500 0 C didiamkan selama 15 menit kemudian alat dapat dinonaktifkan dan ditunggu hingga suhu turun mencapai 100 0 C. Segera dilakukan penimbangan kembali dan

description

pembahasan

Transcript of Pembahasan Bahan Alam

VII

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan analisis kadar abu dalam sampel makanan dalam bentuk bubuk Metode yang digunakan adalah metode cara kering atau secara langsung dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu yang tinggi, yaitu sekitar 500-600 0C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut. Sebelumnya sampel harus dihaluskan terlebih dahulu bila sampel dalam bentuk padatan. Bahan yang akan diabukan ditempatkan dalam wadah khusus yang disebut cawan pengabuan yang terbuat dari porselin, silika, quartz, nikel atau platina Pemilihan bahan ini disesuaikan dengan bahan yang akan diabukan. Cawan pengabuan ditimbang terlebih dahulu dan didapatkan hasil penimbangan sebesar gr. Setelah itu sampel ditimbang dan diletakkan dalam cawan pengabuan dan dilakukan penimbangan kembali. Didapatkan hasil berat penimbangan cawan pengabuan dan sampel sebesar gr. Setelah itu dilakukan pemasan dengan suhu tinggi yaitu 5000 C. Temperatur pengabuan harus diperhatikan sungguh-sungguh karena banyak elemen abu yng dapat menguap pada suhu yang tinggi misalnya unsur K, Na, S, Ca, Cl, P. Selain itu suhu pengabuan juga dapat menyebabkan dekomposisi senyawa tertentu misalnya K2CO3, CaCO3, MgCO3. Dilakukan dengan perlahan, suhu dibiarkan naik secara perlahan. Setelah mencapai suhu 5000 C didiamkan selama 15 menit kemudian alat dapat dinonaktifkan dan ditunggu hingga suhu turun mencapai 1000 C. Segera dilakukan penimbangan kembali dan didapatkan hasil penimbangan sebesar gr. Kadangkala pada proses pengabuan terlihat bahan hasil pengabuan berwarna putih abu-abu dengan bagian tengahnya terdapat noda hitam, ini menunjukkan pengabuan belum sempurna maka perlu diabukan lagi sampai noda hitam hilang dan diperoleh abu yang berwarna putih keabu-abuan. Lama pengabuan tiap bahan berbeda-beda dan berkisar antara 2-8 jam. Pengabuan dianggap selesai apabila diperoleh sisa pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu dan beratnya konstan dengan selang waktu pengabuan 30 menit. Penimbangan terhadap bahan dilakukan dalam keadaan dingin, untuk itu maka cawan yang berisi abu yang diambil dari dalalm pemanas harus lebih dahulu dimasukkan ke dalam oven agar suhunya turun, baru kemudian dimasukkan ke dalam eksikator sampai dingin. Eksikator yang digunakan harus dilengkapi dengan zat penyerap uap air misalnya silika gel