Pembahasan Atau Isi Secara Umum

10
1. Pengertian Natrium Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi syaraf dan kontraksi otot (Almatiser, 2005). Garam natrium terutama terdapat dalam cairan di luar sel seperti cairan dalam pembuluh darah dan cairan dalam jaringan di antara sel-sel. Garam dapur mengandung natrium yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh. Ginjal akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium dan sebaliknya saat kadar natrium tinggi, ginjal akan mengeluarkan kelebihan natrium melalui urin. Apabila fungsi ginjal tidak optimal, kelebihan natrium tidak bisa dibuang dan menumpuk di dalam darah. Volume cairan tubuh akan meningkat dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk memompa darah, tekanan darah pun akhirnya meningkat (Almatiser, 2005). 2. Pengaruh Natrium terhadap Hipertensi Garam dapur sebagai salah satu sumber utama natrium. Tubuh memang butuh natrium, tetapi bila berlebihan akan menjadi salah satu penyebab hipertensi. Natrium atau sodium merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh. Kadar natrium di dalam tubuh sekitar 2 persen dari total mineral. Tubuh orang dewasa sehat mengandung 256 gram senyawa natrium klorida (NaCl) yang setara dengan 100 gram unsur natrium. Kadar natrium normal pada serum 310-340 mg/dL. Kebutuhan tubuh akan natrium telah banyak diteliti oleh ilmuwan yang bergerak di bidang gizi dan

description

m

Transcript of Pembahasan Atau Isi Secara Umum

Page 1: Pembahasan Atau Isi Secara Umum

1. Pengertian Natrium

Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai

fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam transmisi

syaraf dan kontraksi otot (Almatiser, 2005). Garam natrium terutama terdapat dalam cairan di

luar sel seperti cairan dalam pembuluh darah dan cairan dalam jaringan di antara sel-sel.

Garam dapur mengandung natrium yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi

tubuh. Ginjal akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium dan sebaliknya saat kadar

natrium tinggi, ginjal akan mengeluarkan kelebihan natrium melalui urin. Apabila fungsi

ginjal tidak optimal, kelebihan natrium tidak bisa dibuang dan menumpuk di dalam darah.

Volume cairan tubuh akan meningkat dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja

lebih keras untuk memompa darah, tekanan darah pun akhirnya meningkat (Almatiser, 2005).

2. Pengaruh Natrium terhadap Hipertensi

Garam dapur sebagai salah satu sumber utama natrium. Tubuh memang butuh

natrium, tetapi bila berlebihan akan menjadi salah satu penyebab hipertensi. Natrium atau

sodium merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh. Kadar natrium di dalam tubuh

sekitar 2 persen dari total mineral. Tubuh orang dewasa sehat mengandung 256 gram senyawa

natrium klorida (NaCl) yang setara dengan 100 gram unsur natrium. Kadar natrium normal

pada serum 310-340 mg/dL.  Kebutuhan tubuh akan natrium telah banyak diteliti oleh

ilmuwan  yang bergerak di bidang gizi dan kesehatan. Kita memerlukan minimum 200-500

miligram natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah tetap normal, yaitu 0,9

persen dari volume darah di dalam tubuh (Zemel, dkk, 1986).

Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang

membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai

kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap

infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah

ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku. Walaupun natrium memegang

peran penting untuk kesehatan tubuh, konsumsi yang berlebih tetap harus dicegah karena

dapat menimbulkan efek negatif. Banyaknya sumber natrium di alam menyebabkan kasus

defisiensi natrium sangat jarang terjadi. Sebaliknya, kasus kelebihan konsumsi yang justru

sering menjadi masalah. Karena itu, pola makan harus dicermati agar terhindar dari dampak

negatif kelebihan natrium (Zemel, dkk, 1986).    

Page 2: Pembahasan Atau Isi Secara Umum

Kebutuhan National Research Council of The National Academy of Sciences

merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut

setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi,

konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan

6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur. American Heart Association

(AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak lebih dari 2.400 mg/hari,

yaitu setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United States Department of

Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari,

kira-kira setara dengan satu sendok the (Darmojo, 2001).

Di beberapa negara, tingkat konsumsi natrium cenderung sangat tinggi. Tingkat

konsumsi natrium di Amerika Serikat mencapai 4.000-5.000 mg/hari. Tingginya konsumsi

natrium di AS disebabkan tingginya konsumsi fast food, sehingga hipertensi merupakan

pembunuh paling mematikan. Di Jepang, konsumsi garam dapur sangat luar biasa, yaitu

sekitar 25-35 gram/hari. Padahal, menurut ahli gizi, orang dewasa idealnya makan garam 6

gram sehari dan anak-anak hanya 3 gram garam per hari. Tingginya konsumsi garam di

Jepang karena sebagian besar makanan berasal dari hewan laut, yang menyebabkan 84 persen

pria dewasa di Jepang dipastikan menderita hipertensi. Di Indonesia, seiring dengan

meningkatnya dominasi pola makan ala Barat, hipertensi kian menjadi masalah (Darmojo,

2001).  

Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar

natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan sinyal rasa

haus dan mendorong kita untuk minum. Selain itu, jika sensor dalam pembuluh darah dan

ginjal mengetahui adanya kenaikan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan adanya

peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan

air kencing, sehingga mengurangi volume darah. Jika kadar natrium terlalu rendah, sensor

dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah menurun dan memacu

reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalam darah. Kelenjar adrenal

akan mengeluarkan hormon aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Sementara itu,

kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik, sehingga ginjal menahan air. Penahanan

natrium dan air menyebabkan berkurangnya pengeluaran air kencing, yang pada akhirnya

akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke normal. Sensitivitas

Page 3: Pembahasan Atau Isi Secara Umum

seseorang terhadap kadar natrium dalam darah berbeda-beda. Umumnya, semakin bertambah

usia seseorang, semakin bertambah tingkat sensitivitasnya (Graudal, dkk, 1998).

3. Fungsi Natrium

Natrium mengatur keseimbangan asam basa darah, mengatur keseimbangan cairan

dalam tubuh, mengatur kontraksi otot-otot. Natrium juga mengatur agar garam-garam mineral

lain larut dalam darah supaya jangan mengendap pada dinding pembuluh darah. Na berfungsi

memelihara tekanan osmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel. Selain itu,

Na mempunyai peranan dalam konduksi impuls dari saraf. Defisiensi Na akan menyebabkan

ganguan pada ginjal, perubahan nilai osmotik, dan perubahan suhu tubuh. Hal-hal tersebut

akan menimbulkan gejala hipertensi (tekanan darah meningkat) (Zemel, dkk, 1986).

Mineral natrium (Na) merupakan kation utama yang terdapat pada cairan

ekstraselular. Dengan demikian, mineral Na memegang peran penting dalam mengatur

keseimbangan cairan tubuh. Jika mineral Na tersebut tidak berimbang, air akan mengalir ke

dalam atau ke luar sel untuk menjaga konsentrasi Na agar tetap berimbang.    Unsur natrium

sangat penting untuk penyerapan glukosa di dalam ginjal dan usus, serta untuk pengangkutan

zat-zat gizi lain melewati membran sel. Melalui asosiasinya dengan klorida (Cl) dan

bikarbonat, Na terlibat dalam pengaturan keseimbangan asam-basa, sehingga cairan tubuh

berada pada kisaran pH netral untuk mendukung metabolisme tubuh. Sebagian besar natrium

diserap oleh usus halus dan hanya sedikit yang diserap oleh lambung. Dari usus, natrium

dialirkan oleh darah ke hati, kemudian ke ginjal untuk disaring dan dikembalikan ke darah

dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Regulasi metabolisme natrium oleh ginjal

dikontrol oleh aldosteron, yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Apabila

konsumsi natrium rendah atau kebutuhan tubuh meningkat, kadar aldosteron akan meningkat

dan ginjal lebih banyak menyerap kembali (reabsorpsi) natrium. Hal sebaliknya terjadi jika

konsumsi natrium berlebihan. Salah satu perannya yang paling esensial adalah untuk menjaga

keseimbangan osmotik atau keseimbangan aliran cairan di dalam tubuh. Selain itu, natrium

juga mempunyai peran penting untuk merangsang saraf serta membantu sel-sel untuk

metabolisme zat gizi esensial lainnya. Natrium juga mempunyai peran untuk menjaga fungsi

dan kerja otot jantung, serta mencegah penyakit-penyakit berbahaya seperti gangguan saraf.

Bagi ibu hamil, natrium berperan meningkatkan kerja jantung, memompa darah agar dapat

memenuhi kebutuhan sang ibu dan janin (Yaswir, 2012). 

Page 4: Pembahasan Atau Isi Secara Umum

4. Penyerapan dan penyimpanan natrium

Natrium diserap dari lambung dan usus, kemudian dihantarkan dalam darah ke ginjal

dan disaring dikembalikan lagi ke dalam darah. Untuk menyerap natrium, diperlukan energi.

Kelebihan natrium dibuang memulai urine. Hormon mengatur metabolisme natrium (Yaswir,

2012).

5. Pengaruh Terhadap Penyakit

Orang yang menderita hipertensi perlu mengurangi konsumsi natrium. Penelitian

Klinik menunjukan bahwa diet rendah natrium sangat baik mencegah dan meringankan

odema, proteinuria (albumin dalam urin) (Yaswir, 2012).

6. Sumber Natrium dalam Bahan Makanan

Sumber natrium antara lain adalah Makanan yang diawetkan dengan garam dapur :

Ikan asin, terasi, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang, buah kaleng, asinan; makanan

laut; makanan yang mengandung natrium / pengawet : Roti, biskuit, sosis, cornet, kecap,

petis, tauco; makanan ringan; makanan siap saji; garam (Almatsier, 2005).

Sumber bahan pangan, baik nabati maupun hewani, merupakan sumber alami

natrium. Umumnya pangan hewani mengandung natrium lebih banyak dibandingkan dengan

nabati. Namun, sumber utamanya garam dapur (NaCl), soda kue (natrium bikarbonat),

penyedap rasa monosodium glutamat (MSG), serta bahan-bahan pengawet yang digunakan

pada pangan olahan, seperti natrium nitrit dan natrium benzoat. Natrium juga mudah

ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap

saji (fast food), serta makanan ringan (snack). Umumnya makanan dalam keadaan mentah

sudah mengandung 10 persen natrium dan 90 persen ditambahkan selama proses pemasakan

(Mattes, dkk, 1991).

7. Tujuan Diet Hipertensi

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain

pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan

dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan

mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk

menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak

kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang

Page 5: Pembahasan Atau Isi Secara Umum

menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus (Santoso, 2009). Prinsip

diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :

- Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.

- Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.

- Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar

diet (Santoso, 2009).

Diet adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi tanpa efek samping yang

serius, karena metode pengendaliannya yang lebih alami, jika dibandingkan dengan obat

penurun tekanan darah yang dapat membuat pasiennya menjadi tergantung seterusnya pada

obat tersebut (Sustrani, dkk, 2005).

8. Mengatur Menu Makanan

Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk

menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta

meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung

(Sediaoetama, 2006).

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan

makanan kering yang asin).

3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan

dalam kaleng, soft drink).

4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang

kering, telur asin, selai kacang).

5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang

tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu

penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

(Sediaoetama, 2006)

Page 6: Pembahasan Atau Isi Secara Umum

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Darmojo, B. 2001. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia. Jakarta: Medika no.7.

Graudal NA, Galloe AM, Garred P.: Effects of Sodium Restriction on Blood Pressure, Renin, Aldosterone, Catecholamines, Cholesterols, and Triglyceride a Meta-Analysis. JAMA 1998;279:1383-91.

Mattes RD, Donnelly D. Relative Contributions of Dietary Sodium Sources. J Am Coll Nutr 1991;10:383-93.

Santoso, Fredy. Diet Pencegah Hipertensi. 2009. Diakses Tanggal 15 September 2009. Http://www.semuanyaada.com/index.php?option=com_content&task=view&id=126&Itemid=59.

Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.

Sustrani, L, dkk. 2005. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Yaswir, R dan Ira Ferawati. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2).

Zemel MB, Gualdoni SM, Sowers JR. Sodium Excretion and Plasma Renin Activity in Normotensive and Hypertensive Black Adults as Affected by Dietary Calcium and Sodium. J Hypertens 1986;4:Suppl 6:S343-S345.