pembahasan (2)
-
Upload
retno-rachmayanti -
Category
Documents
-
view
259 -
download
8
description
Transcript of pembahasan (2)
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin hari kebutuhan masyarakat semakin bertambah. Tidak hanya
mengenai kebutuhan menjalani hidup, tetapi dalam kebutuhan akan estetikapun
semakin penting bagi masyarakat. Salah satu contoh adalah estetika dalam
bidang perawatan gigi. Tidak hanya untuk orang dewasa, bagi anak-anakpun
kebutuhan estetik ini sangat diperlukan menyangkut bahw anak-anak
memerlukan perawatan khusus dalam bidang perawatan gigi. Salah satu contoh
hal yang menyebabkan berkurangnya estetik bagi anak-anak adalah ketika anak-
anak kehilangan gigi akibat dari berbagai macam penyebab, misalnya trauma
atau akibat karies. Untuk memenuhi kebutuhan estetik dan untuk mengembalikan
fungsi pengunyahan, diperlukan perawatan gigi yaitu menggunaan gigi tiruan
bagi anak-anak.
Gigi tiruan bagi anak-anak sebenarnya memiliki prinsip yang hampir sama
dengan gigi tiruan untuk orang dewasa, perbedaan yang mendasar adalah apabila
pada anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan
untuk orang dewasa telah berhenti tumbuh kembangnya.oleh karena itu, untuk
menambah pengetahuan masyarakat akan gigi tiruan bagi anak-anak, Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai segala sesuatu mengenai gigi tiruan bagi
anak-anak. Gigi tiruan yang baik dan memenuhi estetika bagi anak.
1.2 Skenario
Pasien laki-laki usia 8 tahun diajak ibunya ke RSGM UNEJ dengan
keluhan adanya karies pada 85 dan 75. Hasil pemeriksaan klinis gigi 85 dan 75
nekrosis pulpa dan tampak dari radiologi adanya perforasi bifurkasi pada gigi 85
dan 75 serta tidak ada benih gigi permanen pada gigi tersebut. Pada gigi anterior
keempat incisive tumbuh dengan baik. Dokter menyarankan untuk dilakukan
pencabutan oada gigi 85 dan 75 karena gigi tersebut tidak dapat dirawat dan
dianjurkan untuk menggunakan gigi tiruan agar dapat mengembalikan fungsi
dengan baik, sehingga pasien tidak tampak ompong dan dapat mengunyah.
2
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa saja syarat, kekurangan dan kelebihan serta indikasi dan kontra indikasi
dari GTSL anak?
2. Bagaimana kalsifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran?
3. Bagaimana prosedur pembuatan GTSL pada anak?
4. Apa saja macam-macam space mantainer?
5. Bagaimana instruksi pada pasien dan orang tua mengenai pemakaian GTSL?
1.4 Maping
1.5 Tujuan Pembelajaran
1. Mampu menjelaskan dan memahami syarat, kekurangan dan kelebihan serta
indikasi dan kontra indikasi dari GTSL anak.
2. Mampu menjelaskan dan memahami kalsifikasi gigi tiruan pada periode gigi
campuran.
3. Mampu menjelaskan dan memahami prosedur pembuatan GTSL pada anak.
4. Mampu menjelaskan dan memahami macam-macam space mantainer.
5. Mampu menjelaskan dan memahami instruksi pada pasien dan orang tua
mengenai pemakaian GTSL
GTSL pada anak
Klasifikasi Syarat Indikasi&
Kontaindikasi
Prosedur
pembuatan
Keuntungan&
Kerugian
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan bagian dari seni dan ilmu
kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki serta menjaga fungsi mulut
dengan mengganti gigi dan jaringan yang hilang . Tujuan penggunaan gigi tiruan
sebagian lepasan adalah untuk mempertahankan jaringan yang masih ada serta
mengembalikan fungsi mastikasi, bicara, penampilan dan mencegah kebiasaan
buruk (Lindahl, R.L. 1964 ).
Dukungan utama dari gigi tiruan sebagian lepasan diperoleh dari jaringan
di bawah landasan serta dukungan tambahan dari gigi kodrat yang masih tinggal.
Penggunaan gigi tiruan tersebut dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien .
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah alat prostetik yang menggantikan hilangnya
satu atau lebih gigi kodrat yang tanggal, serta harus mendapat dukungan dari gigi
kodrat dan jaringan sekitarnya (Blakesslee, R.W., et al. 1980 ).
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan pergantian gigi yang mengenai
sebagian dari lengkung gigi dan jaringan sekitarnya, dapat terjadi pada rahang atas
maupun bawah, serta dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri (Dyson, J.E.
1988 ).
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan
mengembalikan fungsi gigi dengan mempertahankan gigi yang masih ada. Fungsi
gigi tiruan sebagian lepasan antara lain (Gunadi, H.A. 1995 ) :
1. Pemulihan fungsi estetik.
Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan
pembuatan gigi tiruan. Pasien yang kehilangan gigi anterior, akan memperlihatkan
wajah dengan bentuk bibir masuk ke dalam, sehingga pada dasar hidung tampak
lebih ke dalam dan dagu menjadi lebih ke depan.
Pada anak-anak kehilangan gigi anterior sering terjadi karena kecelakaan,
sehingga tidak sedikit perawatannya dengan cara mencabut gigi yang terkena
trauma akibat kegoyangan yang sangat besar. Tanggalnya gigi tersebut akan
mengakibatkan migrasi ke gigi tetangga ke arah gigi yang hilang.
2. Peningkatan fungsi bicara.
4
Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat
mempengaruhi suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas
dan rahang bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan
bicara yang bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu
meningkatkan fungsi bicara dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan.
Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-
gigi. Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang
resonansi. Menurut tempat terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakan
sebagai berikut :
1) Labial
Merupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf (b), (p), (m).
2) Labiodental
Merupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigi
anterior rahang atas, antara lain huruf (f), (v), (ph).
3) Linguodental
Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang atas,
antara lain huruf (th).
4) Linguopalatal
Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain huruf
(d), (s), (c), (j).
5) Nasal
Merupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng).
3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.
Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah
mulut. Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses
tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan
pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.
Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapat
dicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yang
sudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanan
5
kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja. Penggunaan gigi tiruan
sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara merata ke
seluruh bagian jaringan pendukung.
4. Mempertahankan jaringan mulut yang ada.
Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian gigi tiruan
sebagian lepasan, karena dengan gigi tiruan dapat mencegah atau mengurangi efek
yang timbul karena hilangnya gigi.
5. Pencegahan migrasi gigi.
Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat mengakibatkan
migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang
ditinggalkan oleh gigi tersebut, sehingga lambat laun akan mengakibatkan
maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang secara optimal, bahkan akan
menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan estetis (Andlaw, R.J.
and W.P. Rock. 1993 ).
Ruang kosong pada gigi yang tanggal akan mengakibatkan makanan
tertinggal pada daerah yang kosong, sehingga mudah terjadi akumulasi plak
interdental, serta akan mengakibatkan peradangan jaringan periodontal dan
dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Akibat lain dapat terjadi erupsi berlebih
gigi antagonis.
Prinsip dan teknik perawatan pembuatan gigi tiruan pada anak sama
dengan pembuatan gigi tiruan dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan yaitu
mengenai pertumbuhan dan perkembangan terutama gigi dan rahang (Finn, S.B.
2003).
Pembuatan gigi tiruan anak harus memperhatikan perkembangan alveolar
akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai 1/3 forniks atau
kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan agar
tidak menghambat pertumbuhan. Disain landasan dapat dibuat sampai forniks
tetapi dengan menggunakan tissue conditioner atau soft acrylic. Pada pembuatan
gigi tiruan sebagian lepasan dewasa perluasan sayap landasan dibuat sampai
forniks dengan tujuan mendapatkan retensi dan stabilisasi (McDonald, R.E. and
D.R. Avery, 2000).
6
Selama periode pertumbuhan, gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara
periodik dan terus-menerus. Gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi dengan
pertumbuhan rahang karena terlalu kecil, maka perawatan harus dihentikan.
Pembuatan gigi tiruan baru merupakan perawatan yang dilakukan dokter gigi
untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang.
Perawatan pada pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dewasa dilakukan
pemeriksaan jika ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan secara terus-
menerus (Andajani, T. 1993).
Pengguanaan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa selamanya dan diganti
atau dibuat ulang jika terdapat keluhan pada gigi tiruan tersebut, sedangkan gigi
tiruan sebagian lepasan pada anak perlu dibuat ulang mengikuti pola pertumbuhan
dan erupsi gigi tetap (McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000). Prosedur ini
dilakukan agar pasien lebih nyaman dalam penggunaan gigi tiruan.
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan memegang peranan penting
dalam perawatan gigi anak, sebab perawatan tersebut bertujuan untuk
memulihkan fungsi mastikasi dan bicara anak, mengembalikan keadaan gigi dan
estetik wajah anak serta mencegah kebiasaan buruk (Lindahl, R.L. 1964 ).Gigi
tiruan dapat mengembalikan fungsi estetik, sekaligus memelihara dan
mempertahankan gigi yang tersisa serta jaringan pendukungnya . Pembuatan gigi
tiruan ini juga dapat membantu mengatasi masalah-masalah psikologis yang
timbul pada pasien (Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994).
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa syarat
antara lain (Finn, S.B. 2003):
1. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi,
estetik dan bentuk muka pasien.
2. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila digunakan.
3. Tidak mengganggu fungsi bicara.
4. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.
5. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinan
terjadinya kebiasaan buruk.
6. Mudah untuk dibersihkan.
7
7. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.
8. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigi
tetap.
9. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan pendukungnya.
Kasus tanggalnya gigi secara dini pada anak memerlukan pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan, oleh karena itu perlu indikasi yang tepat dalam pembuatan gigi
tiruan sebagian lepasan. Gigi tiruan sebagian lepasan anak dibuat pada keadaan
antara lain sebagai berikut (Lindahl, R.L. 1964 ):
1. Secara radiografis, mempunyai gambaran gigi tetap pengganti yang
diperkirakan akan erupsi lebih dari enam bulan.
2. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini, sehingga memerlukan penahan
ruang untuk perbaikan fungsi mastikasi.
3. Gigi penyangga tidak mampu mendukung alat prostodonti cekat, akibat
adanya resorpsi akar, trauma atau karies luas yang melibatkan pulpa.
4. Tanggalnya gigi anterior sulung akibat trauma.
5. Pada kasus tidak adanya gigi secara kongenital, misalnya oligodonsia
sebagian. Oligodonsia dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.
6. Adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa.
7. Kehilangan gigi tetap muda akibat trauma.
8. Pasien kooperatif, tidak ada keluhan jika dilakukan perawatan.
9. Usia di atas 2,5 tahun merupakan anjuran dan prasyarat untuk menggunakan
gigi tiruan sebagian lepasan.
Indikasi yang tepat diperlukan dalam membuat gigi tiruan sebagian
lepasan, selain itu ada beberapa hal yang menjadi kontraindikasi dalam pembuatan
gigi tiruan diantaranya (Gunadi, H.A. 1995 ):
1. Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam kelompok
hysterical mind.
2. Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan
perawatan.
8
3. Keadaan sosial ekonomi dapat menjadi pertimbangan dalam melanjutkan
rencana
4. perawatan.
5. Kasus hilangnya semua gigi yang memerlukan pembuatan gigi tiruan penuh.
6. Dalam foto rontgen terlihat gigi pengganti yang akan erupsi.
7. Pasien yang mengalami keterbelakangan mental akan sulit untuk memberikan
penjelasan dalam perawatan penggunaan gigi tiruan.
Keuntungan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain (Finn,
S.B. 2003):
1. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.
2. Mudah dalam membersihkan.
3. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi tiruan.
4. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti
perkembangan rahang anak.
Dampak yang merugikan pada pemakaian gigi tiruan lepasan adalah
(Gunadi, H.A. 1995 ):
1. Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.
2. Peningkatan akumulasi plak.
3. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.
4. Terjadi peradangan mukosa.
5. Resorpsi tulang alveolar, jika terjadi kontak prematur.
6. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.
7. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.
8. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut
(Lindahl, R.L. 1964):
Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi
Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi
Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi
9
Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi
Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas
Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah
Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu
Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi
tiruan lepasan (16). Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada
periode gigi campuran akan mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi
tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah
yang hilang (Lindahl, R.L. 1964 ) .
10
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Syarat, Kekurangan dan Kelebihan serta Indikasi dan Kontra Indikasi
dari GTSL Anak
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa syarat antara lain:
1. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi,
estetik dan bentuk muka pasien.
2. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila
digunakan.
3. Tidak mengganggu fungsi bicara.
4. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.
5. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinan
terjadinya kebiasaan buruk.
6. Mudah untuk dibersihkan.
7. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.
8. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigi
tetap.
9. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan pendukungnya.
Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
1. Secara radiografi gigi pegganti erupsi > 6 bulan
2. Gigi anterior sulung hilang karena trauma
3. Gigi permanen muda hilang karena trauma
4. Pertimbangan estetik
5. Celah palatum
6. Pasien yang kooperatif
7. Gigi penyangga tidak dapat dipasang gigi tiruan cekat
8. Tidak terdapat benih gigi secara congenital
9. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini
b. Kontraindikasi
11
1. Pasien tidak kooperatif
2. Social ekonomi
3. Kasus kehilangan semua gigi
4. Gigi pengganti akan erupsi
5. Usia kurang dari 2,5 tahun
6. Pasien dengan keterbelakangan mental
7. Apabila ada gigi yang dapat digunakan sebagai abutment gigi tiruan cekat
8. Alergi terhadap bahan, misalnya akrilik.
Keuntungan dan Kerugian, antara lain:
Keuntungan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain:
1. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.
2. Mudah dalam membersihkan.
3. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi tiruan.
4. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti
perkembangan rahang anak.
Dampak yang merugikan pada pemakaian gigi tiruan lepasan adalah:
1. Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.
2. Peningkatan akumulasi plak.
3. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.
4. Terjadi peradangan mukosa.
5. Resorpsi tulang alveolar, jika terjadi kontak prematur.
6. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.
7. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.
8. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.
3.2 Kalsifikasi Gigi Tiruan pada Periode Gigi Campuran
Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut
(Lindahl, R.L. 1964):
Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi
Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi
12
Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi
Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi
Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas
Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah
Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu
Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi
tiruan lepasan (16). Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada
periode gigi campuran akan mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi
tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah
yang hilang (Lindahl, R.L. 1964 ) .
3.3 Prosedur Pembuatan GTSL pada Anak
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak memerlukan beberapa
tahap:
a. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain
dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan
mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel,
konektor maupun pendukungnya.
b. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental)
dan daerah berujung bebas (free end). Bentuk sadel dibagi menjadi dua
yaitu sadel tertutup dan berujung bebas. Terdapat tiga pilihan untuk dukungan
sadel tertutup, yaitu dukungan gigi, mukosa, atau kombinasi.Sebaliknya untuk
sadel berujung bebas dukungan pada umumnya berasal dari mukosa.
Dukungan terbaik untuk gigi tiruan sebagian lepasan diperoleh dengan
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut antara lain keadaan jaringan
pendukung, panjang dan jumlah sadel serta keadaan rahang.
c. Menentukan jenis penahan.
Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor-
faktor berikut:
13
1. Dukungan sadel
Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan
dipakai dan gigi penyangga yang diperlukan.
2. Stabilitas gigi tiruan
Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang
akan dipakai.
3. Estetika
Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi penyangga.
4. Menentukan jenis konektor.
Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan dari
resin.
Sebelum gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak,
sebaiknya persiapan dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut
ini bertujuan untuk mendapatkan keadaan mulut yang mampu mendukung dan
memberikan retensi pada gigi tiruan sebagian lepasan, serta memelihara sisa
gigi dan jaringan pendukungnya. Persiapan mulut ini dapat meliputi berbagai
cabang kedokteran gigi, antara lain:
a. Persiapan bedah
Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan
pencabutan sebelum pembuatan gigi tiruan.
b. Persiapan konservasi dan endodontic
Perawatan konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau
untuk melindungi gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk
memperoleh bentuk mahkota gigi yang dapat mendukung gigi tiruan agar
cukup retensi. Selain itu, perawatan konservasi dapat mengurangi resiko
akumulasi plak pada gigi yang mengalami karies. Perawatan endodontik akan
memungkinkan pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan
yang akan dibuat.
c. Persiapan periodontik
Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk
penderita gingivitis karena adanya karang gigi dan akumulasi plak.Kebersihan
14
mulut anak perlu diperhatikan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam
perawatan.
Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak
sebelum melakukan pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki
pengalaman mengenai tahap pencetakan. Hasil yang optimal dapat diperoleh
dengan mengetahui beberapa pertimbangan dalam pencetakan, antara lain:
a. Pemilihan sendok cetak
Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil. Berbagai
macam ukuran sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat
digunakan dalam berbagai macam keadaan. Sendok cetak kaku yang
berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran yang sesuai untuk anak-anak.
Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak anatara gigi dan
sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.
b. Pemilihan bahan cetak
Pemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan.
Bahan cetak yang sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan
jenis regular setting maupun fast setting. Alginat yang digunakan untuk anak-
anak biasanya yang masa pengerasannya relatif pendek. Perlu diperhatikan
perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari pabrik untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
c. Mengatasi refleks mual
Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan,
oleh karena itu perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol
refleks mual. Refleks mual pada anak dapat dicegah dengan menggunakan
bahan cetak yang memiliki rasa, meminta anak berkumur dengan air hangat
yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa kebal, anak diminta
bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain
sampai pencetakan selesai dilakukan. Kelebihan bahan cetak sebaiknya
dihindari agar tidak mengalir ke orofaring.Anak dapat juga dialihkan
perhatiannya dengan memberikan sedikit bahan cetak yang belum mengeras
pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk bernapas melalui hidung serta
15
menundukkan kepalanya ke depan. Penggunaan suction atau penyedot saliva
untuk membuang saliva dapat digunakan untuk mencegah refleks mual pada
anak.
d. Pencetakan rahang bawah
Pencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari rasa
mual dan rasa takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak
saat menyiapkan sendok cetak. Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok
cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah, pada posisi tersebut anak tidak akan
dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga dengan pergerakan badan
atau kepala. Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar untuk
mendapatkan kontraksi otot milohioid. Hasil cetakan jika sudah baik tidak
terdapat cacat atau rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas.
e. Pencetakan rahang atas
Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan
belakang anak, kemudian sendok cetak dimasukkan.Penekanan dengan jari
tengah atau telunjuk kedua tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu
jari berada di atas arkus zigomatikus.Penekanan pada sendok cetak yang
berada dalam mulut anak pada rahang atas maupun rahang bawah adalah pada
bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah anterior.
Gigi tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan
elemen gigi tiruan. Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena
mudah dimodifikasi mengikuti pertumbuhan dan perkembangan gigi serta
erupsi gigi. Landasan sebaiknya dibuat transparan dan cukup kuat saat dipakai
makan. Gigi tiruan rahang atas didisain dari landasan akrilik, tetapi gigi tiruan
sebagian rahang bawah dapat dirancang dari konektor logam untuk menambah
retensi yang lebih bai. Landasan gigi tiruan sebagian lepasan dibuat menutupi
permukaan palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan
tujuan mendapatkan stabilitas dan retensi.
Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk
mendapatkan retensi serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis
cangkolan yang digunakan pada gigi tiruan sebagian lepasan antara lain
16
cangkolan Adam, cangkolan bola, dan cangkolan sirkumferensial. Cangkolan
suatu gigi tiruan perlu dirancang dengan akurat, karena jika tidak akan
mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas karies.
Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dapat dilihat dari
pertimbangan berdasarkan usia, dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Usia 2,5–3 tahun
Cangkolan pada gigi kaninus sulung tidak boleh memberikan tekanan, hal ini
ditujukan untuk memberikan kesempatan rahang bergerak ke
anterior.Cangkolan untuk gigi molar sulung harus dibuat dengan tangan
cangkolan harus mengelilingi permukaan terluar gigi.Hal ini ditujukan karena
mahkota gigi molar sangat pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan
landasan harus menutupi palatum sampai batas daerah getar atau vibrating
line. Perluasan ke arah bukal atau labial pada umumnya pendek tidak melebihi
sampai ke forniks.Pada rahang bawah dianjurkan menggunakan lingual bar
yang ditempatkan 2 mm dari jaringan lunak.
b. Usia 5,5 – 6 tahun
Cangkolan yang digunakan adalah cangkolan Adam dan cangkolan C.
Cangkolan C harus dilepas dari landasan pada saat erupsi gigi incisivus tetap
dan gigi molar pertama dan dilakukan perbaikan.Gigi molar pertama yang
telah bererupsi seluruhnya dapat dijadikan gigi sandaran untuk perawatan
selanjutnya.Landasan yang digunakan berupa tissue conditioner pada bagian
labial dan bukal dengan tujuan agar pertumbuhan rahang tidak terhambat.
c. Usia 7 – 8 tahun
Usia 7–8 tahun terjadi pertumbuhan pada daerah anteroposterior, sehingga
panjang landasan harus pendek dan sesuai dengan warna jaringan lunak, selain
itu digunakan tissue conditioner pada daerah pertumbuhan. Cangkolan C
digunakan untuk gigi molar pertama tetap.
d. Usia 12 tahun
17
Erupsi gigi telah lengkap, kecuali gigi molar ketiga, selain itu
pertumbuhan rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi tiruan
sebagian lepasan dapat lebih mudah.
Prinsip biomekanik merupakan prinsip mekanika yang memperhitungkan
respon dari jaringan hidup. Prinsip biomekanik merupakan dasar penting dalam
mendisain gigi tiruan sebagian lepasan. Prinsip biomekanik yang harus
diperhatikan dalam mendisain gigi tiruan meliputi:
a. Timbulnya ungkitan dari gigi tiruan yang menyebabkan terjadinya daya pada
gigi sandaran (daya torsi). Perbedaan kompresibilitas antara jaringan
periodontal dan jaringan lunak akan menyebabkan landasan akan bergerak
menurun pada saat terkena beban fungsional/beban kunyah. Turunnya
landasan ini, menimbulkan ungkitan dan menyebabkan gigi sandaran menjadi
longgar.
b. Penyebarluasan beban kunyah pada masing-masing jaringan. Gigi tiruan harus
di dukung oleh gigi dan linggir alveolar, selain itu beban fungsional seimbang
di antara jaringan lunak dan gigi yang masih ada.
c. Faktor yang mempengaruhi besarnya daya yang disalurkan pada gigi
sandaran.
d. Pertimbangan kemampuan fisiologis. Mendapatkan prognosa yang baik dapat
ditentukan dengan membagi daya fungsional secara seimbang antara gigi
sandaran dan linggir alveolar, sehingga efek ungkitan dapat dikurangi serta
tidak menerima daya oklusal yang melebihi batas kemampuan fisiologis.
Rencana perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dengan
kehilangan gigi sejak lahir yang disebabkan oleh faktor genetik lebih sulit,
terutama jika dibandingkan dengan tanggalnya gigi dengan keadaan masih
terdapat gigi kodratnya, sebab pada kehilangan gigi sejak lahir akan sulit untuk
menentukan disain yang akan dibuat karena tidak terdapat oklusi gigi sebelumnya.
Keberhasilan atau kegagalan penggunaan alat gigi tiruan sebagian lepasan
pada anak didukung oleh tiga faktor utama yaitu:
a. Kemampuan dokter gigi
18
Dokter gigi dan tekniker harus dapat merancang gigi tiruan yang mampu
beradaptasi dengan baik sesuai bentuk anatomi gigi yang hilang.Kemampuan
dokter gigi dalam memberikan motivasi kepada pasien dapat mempengaruhi
keberhasilan dalam penggunaan gigi tiruan.
b. Usia pasien
Berdasarkan penelitian, penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak
usia 2,5 tahun dan usia 5 tahun tidak ditemukan adanya perubahan, perbaikan
atau kesulitan yang berarti. Penggunaan gigi tiruan lepasan dapat disesuaikan
dengan usia pasien sehingga dapat dilakukan perbaikan atau penggantian gigi
tiruan lepasan.
c. Kerjasama orang tua
Memberikan informasi secara langsung mengenai pemakaian gigi tiruan
kepada pasien maupun orang tua pasien sehingga mempermudah dalam
penggunaan dan pemeliharaan, selain itu orang tua yang berpengalaman dalam
pemakaian gigi tiruan lepasan dapat membantu anaknya dalam memakai dan
merawat gigi tiruan tersebut.
3.4 Macam-Macam Space Mantainer
Ada berbagai macam tipe space maintainer yang secara umum bisa
dikelompokkan menjadi dua katagori, lepasan dan cekat. Space maintainer
lepasan bisa digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1
tahun. Space maintainer cekat, jika didesain dengan baik, akan tidak begitu
merusak jaringan rongga mulut dibandingkan dengan space maintainer lepasan,
dan kurang begitu mengganggu bagi pasien. Oleh karena itu, alat ini dapat
digunakan untuk waktu yang lebih panjang, biasanya sampai 2 tahun.
Penggunaan space maintainer yang lama dapat berdampak buruk pada
kesehatan mulut, karena itu apapun jenis space maintainer yang digunakan,
efeknya terhadap kesehatan rongga mulut perlu mendapat perhatian khusus.
a. Space Maintainer Lepasan
19
Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran lebih dari
satu gigi. Alat lepasan ini sering merupakan satu-satunya pilihan karena tidak
adanya gigi penyangga yang sesuai untuk alat cekat. Alat ini dapat ditambahkan
gigi-gigi artificial untuk mengembalikan fungsi estetik. Alat ini digunakan pada
rahang atas maupun rahang bawah dimana telah kehilangan gigi bilateral lebih
dari satu, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi M2 sulung sebelum
erupsi M1 permanen. Space maintainer GTS memiliki konstruksi yang sederhana,
pergerakan fungsional baik dan biaya yang relatif murah. Pembersihan GTS dan
gigi yang tepat penting untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi
karies yang baru, alat space maintainer lepasan dari berbagai tipe tidak boleh
dianjurkan untuk pasien anak yang mempunyai masalah karies dan kebersihan
mulut yang jelek. Masalah yang sering timbul dari pemakaian alat ini adalah
malasnya anak memakai alat sehingga fungsi space maintainer tidak tercapai dan
alat jarang dibersihkan sehingga menyebabkan iritasi jaringan mulut.
b. Space Maintainer Cekat
Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering digunakan
dalam klinik,
yaitu: band-loop, Crown-loop, distal shoe, dan lingual arch.
1 Band and loop space maintainer
Band and loop dirancang untuk mempertahankan ruang dari tanggalnya
satu gigi dalam satu kuadran. Alat ini digunakan pada kasus tanggalnya gigi molar
satu sulung dan molar dua sulung secara dini untuk mencegah migrasi ke mesial
20
yang berhubungan dengan erupsi gigi molar satu permanen, selain itu alat ini juga
digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini untuk mencegah
pergerakan insisivus lateral permanen.
Band and loop ini lebih disukai karena proses pembuatannya lebih mudah,
waktu kerja yang singkat, tidak perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk
pemasangan band karena tidak ada preparasi yang dilakukan pada gigi,
pengaplikasiaannya mudah dan lebih ekonomis.
2 Crown-loop Space Maintainer
Jenis crown loop ini biasa digunakan pada kasus:
a. gigi abutment bagian posterior mengalami karies yang luas dan memerlukan
restorasi mahkota.
b. gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang mana dalam kasus
mahkota perlu dilindungi secara menyeluruh.
Keuntungan:
konstruksinya tampak lebih ringan
ekonomis
memperbaiki fungsi kunyah
tidak menghalangi over erupsi gigi antagonis
21
b.3 Distal Shoe Space Maintainer
Alat ini digunakan dimana molar dua sulung hilang sebelum erupsi molar
satu permanen. Fungsinya adalah untuk menuntun erupsi dari molar pertama
permanen ke posisinya yang normal dalam lengkung rahang.
Adapun kontraindikasi dari penggunaan alat ini ialah pada pasien dengan
oral hygiene yang jelek, pada keadaan dimana hilangnya beberapa gigi sehingga
abutment akan kurang mendukung alloy yang disemen, dan kurangnya kerja sama
dari pasien dan orang tua. Pada keadaan saat distal shoe merupakan kontra
indikasi, perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat yang
removable atau cekat yang tidak memasuki jaringan tetapi memberi tekanan pada
ridge mesial molar permanen yang belum erupsi.
b.4 Lingual Arch
22
Space maintainer lingual arch terbagi atas dua, yaitu:
a. Lingual arch pasif
Merupakan space maintainer pilihan setelah kehilangan banyak gigi pada
lengkung RA/RB, terutama jika insisivus permanen RB terlihat crowded. Alat ini
digunakan sebagai space maintainer bilateral cekat pada RB dan bersifat pasif
karena tidak dapat diatur begitu disemen pada molar dua sulung. Adapun
keuntungan dari alat ini yaitu karies gigi rendah, ekonomis, dan adaptasi dengan
pasien lebih baik.
b. Alat Nance rahang atas
Alat Nance digunakan ketika satu atau lebih molar susu tanggal secara dini pada
rahang atas. Alat ini didesain seperti pada lingual arch soldering kecuali pada
bagian anterior kawat tidak menyentuh permukaan lingual pada gigi depan atas,
kawat lingual dapat mengikuti bentuk palatum dan kawat yang digunakan
berukuran 0.025 inchi.
Pada penggunaan space maintainer jenis lingual arch ini pasien harus diperiksa
secara periodic untuk memastikan bahwa kawat lingual tidak mengganggu erupsi
dari gigi C dan P, serta tidak mengganggu jaringan palatum.
3.5 Instruksi pada Pasien dan Orang Tua Mengenai Pemakaian GTSL
Keberhasilan dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan pada anak,
dapat ditentukan dengan memberikan informasi dan instruksi-instruksi khusus
pada pasien maupun orang tua, yaitu:
a. Instruksi pada anak
23
Anak diberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana, sehingga anak
dapat memberikan kerjasama yang baik, selain itu anak dianjurkan untuk
memberitahukan kepada orang tuanya jika ada keluhan pada pemakaian gigi
tiruan.
Memberikan motivasi terutama pada anak usia 2 – 5 tahun agar gigi tiruan
tidak dilepas dari dalam mulut tanpa sepengetahuan orang tua. Pemasangan gigi
tiruan pertama kali dilakukan oleh dokter dengan menggunakan cermin untuk
melihat cara memasang dan melepas gigi tiruan, setelah itu anak dapat mencoba
sendiri. Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas pada saat berolah raga dan
pada saat malam hari, gigi tiruan direndam dalam air dan dibersihkan setiap hari
dengan bantuan orang tua.
b. Instruksi orang tua
Orang tua diharapkan ikut melihat pada saat anak memasang dan melepas
gigi tiruan, selain itu jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa
sakit pada gusi maka orang tua diharapkan segera untukmenghubungi dokter gigi
untuk mengatasi masalah yang dikhawatirkan mengganggu pemakaian gigi tiruan
tersebut.
Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat mengakibatkan perubahan
patologis, jika tidak mengikuti instruksi mengenai pemeliharaan kebersihan
mulut. Dampak yang timbul antara lain bertambahnya akumulasi plak,
meningkatnya frekuensi karies, terjadi denture stomatitis dan menyebabkan gigi
tetangga menjadi goyang.
Perawatan yang dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor yang
mengakibatkan keluhan pada pasien yaitu:
a. Pasien dianjurkan untuk menyikat gigi setiap hari terutama sebelum tidur.
b. Gigi tiruan pada waktu tidur dilepas dan disimpan dalam gelas yang berisi
air, setiap hari harus dibersihkan.
c. Denture stomatitis terjadi karena pemakaian gigi tiruan yang diakibatkan
trauma pada mukosa. Perawatan yang diperhatikan antara lain posisi
cangkolan agar tidak melukai jaringan sekitar.
24
d. Pengurangan bagian oklusal dari gigi tiruan dilakukan jika terjadi kontak
prematur antara gigi antagonisnya.
e. Cangkolan dan sayap landasan yang merupakan retensi dari gigi tiruan
harus sesuai dengan disain, agar gigi tiruan tidak mudah lepas.
Setelah gigi tiruan sebagian lepasan digunakan anak, untuk tahap
berikutnya dilakukan pengontrolan secara berkala kurang lebih 4 – 6 minggu, jika
tidak ada keluhan dan perkembangan normal, soft acrylic yang digunakan sebagai
sayap landasan akan keluar dan dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi
akrilik tersebut. Bertambahnya usia anak, maka suatu gigi tiruan sebagian lepasan
memerlukan penyesuaian secara periodik untuk mengikuti pola pertumbuhan dan
perkembangan rahang, serta erupsi gigi tetap anak.
25
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang dibuat oleh kelompok kami, dapat ditarik
kesimpulan , bahwa:
1. Syarat, Kekurangan dan Kelebihan serta Indikasi dan Kontra Indikasi dari
GTSL Anak
Syarat:
a. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi
mastikasi, estetik dan bentuk muka pasien.
b. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila
digunakan.
c. Tidak mengganggu fungsi bicara.
d. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.
e. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan
kemungkinan terjadinya kebiasaan buruk.
f. Mudah untuk dibersihkan.
g. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh
pasien.
h. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi
gigi tetap.
i. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan
pendukungnya.
Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi
a. Secara radiografi gigi pegganti erupsi > 6 bulan
b. Gigi anterior sulung hilang karena trauma
c. Gigi permanen muda hilang karena trauma
d. Pertimbangan estetik
e. Celah palatum
26
f. Pasien yang kooperatif
g. Gigi penyangga tidak dapat dipasang gigi tiruan cekat
h. Tidak terdapat benih gigi secara congenital
i. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini
Kontraindikasi
a. Pasien tidak kooperatif
b. Social ekonomi
c. Kasus kehilangan semua gigi
d. Gigi pengganti akan erupsi
e. Usia kurang dari 2,5 tahun
f. Pasien dengan keterbelakangan mental
g. Apabila ada gigi yang dapat digunakan sebagai abutment gigi tiruan cekat
h. Alergi terhadap bahan, misalnya akrilik.
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan
a. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.
b. Mudah dalam membersihkan.
c. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi
tiruan.
d. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti
perkembangan rahang anak.
Kerugian
a. Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.
b. Peningkatan akumulasi plak.
c. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.
d. Terjadi peradangan mukosa.
e. Resorpsi tulang alveolar, jika terjadi kontak prematur.
f. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.
g. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.
h. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.
27
2. Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut:
a. Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi
b. Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi
c. Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi
d. Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi
e. Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas
f. Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah
g. Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu
3. Prosedur Pembuatan GTSL pada Anak:
a. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.
b. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
c. Menentukan jenis penahan.
Sebelum gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya
persiapan dalam mulut dilakukan terlebih dahulu
a. Persiapan bedah
Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan
pencabutan sebelum pembuatan gigi tiruan.
b. Persiapan konservasi dan endodontic
Perawatan konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau
untuk melindungi gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta
untuk memperoleh bentuk mahkota gigi yang dapat mendukung gigi tiruan
agar cukup retensi.
c. Persiapan periodontik
Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk
penderita gingivitis karena adanya karang gigi dan akumulasi plak.
4. Macam-macam space maintainer yaitu:
a. Space Maintainer Lepasan
b. Space Maintainer Cekat: band-loop, Crown-loop, distal shoe, dan lingual
arch.
28
5. Intruksi pada anak dan orangtua mengenai pemakaian GTSL
Instruksi pada anak:
a. Agar gigi tiruan tidak dilepas dari dalam mulut tanpa sepengetahuan orang
tua
b. Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas pada saat berolah raga dan
pada saat malam hari
c. Gigi tiruan direndam dalam air dan dibersihkan setiap hari dengan bantuan
orang tua
Instruksi pada orangtua:
a. Jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa sakit pada
gusi maka orang tua diharapkan segera untukmenghubungi dokter gigi
29
DAFTAR PUSTAKA
Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi
Tiruan Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah
Kedokteran Gigi Usakti.
Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed. London:
Churchill Livingstone.
Andlaw RJ, Rock WP. 1992. Perawatan Gigi Anak Edisi ke2. Widya Medika:
Jakarta
Blakesslee, R.W., et al. 1980. Dental Technology Theory and Practice. Hal: 113-
5, 120-1, 313-15. St. Louis-Toronto-London: C.V. Mosby Company
Dyson, J.E. 1988. Prosthodontic for Children. Hal: 259-68. Philadelphia: Lea and
Febriger.
Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia:
W.B Saunders Company inc.
Foster, T.D. 2000. Buku ajar ortodonsi. Ed 3rd. EGC: Jakarta
Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994. Prosthodontic Treatment of the Adolescent
Patient Care. Editor: Sthephen H.Y.Wei. Philadelphia: Lea and Febiger.
Graber TM. 1972. Orthodontict principles and practice. Ed3rd. W.B. Saunders
Co:Philadelphia
Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal
12, 30-50, 108-111 Jakarta: Hipokrates
Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285.
McGraw-Hill Book Company Inc
McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and Adolescent.
7th ed. Saint Louis: Mosby