pembahasan (2)

44
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari kebutuhan masyarakat semakin bertambah. Tidak hanya mengenai kebutuhan menjalani hidup, tetapi dalam kebutuhan akan estetikapun semakin penting bagi masyarakat. Salah satu contoh adalah estetika dalam bidang perawatan gigi. Tidak hanya untuk orang dewasa, bagi anak-anakpun kebutuhan estetik ini sangat diperlukan menyangkut bahw anak- anak memerlukan perawatan khusus dalam bidang perawatan gigi. Salah satu contoh hal yang menyebabkan berkurangnya estetik bagi anak-anak adalah ketika anak-anak kehilangan gigi akibat dari berbagai macam penyebab, misalnya trauma atau akibat karies. Untuk memenuhi kebutuhan estetik dan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, diperlukan perawatan gigi yaitu menggunaan gigi tiruan bagi anak-anak. Gigi tiruan bagi anak-anak sebenarnya memiliki prinsip yang hampir sama dengan gigi tiruan untuk orang dewasa, perbedaan yang mendasar adalah apabila pada anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan untuk orang dewasa telah berhenti tumbuh kembangnya.oleh karena itu, untuk menambah pengetahuan masyarakat akan gigi tiruan bagi anak-anak, Dalam makalah ini akan dibahas mengenai

description

pembahasan

Transcript of pembahasan (2)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin hari kebutuhan masyarakat semakin bertambah. Tidak hanya

mengenai kebutuhan menjalani hidup, tetapi dalam kebutuhan akan estetikapun

semakin penting bagi masyarakat. Salah satu contoh adalah estetika dalam

bidang perawatan gigi. Tidak hanya untuk orang dewasa, bagi anak-anakpun

kebutuhan estetik ini sangat diperlukan menyangkut bahw anak-anak

memerlukan perawatan khusus dalam bidang perawatan gigi. Salah satu contoh

hal yang menyebabkan berkurangnya estetik bagi anak-anak adalah ketika anak-

anak kehilangan gigi akibat dari berbagai macam penyebab, misalnya trauma

atau akibat karies. Untuk memenuhi kebutuhan estetik dan untuk mengembalikan

fungsi pengunyahan, diperlukan perawatan gigi yaitu menggunaan gigi tiruan

bagi anak-anak.

Gigi tiruan bagi anak-anak sebenarnya memiliki prinsip yang hampir sama

dengan gigi tiruan untuk orang dewasa, perbedaan yang mendasar adalah apabila

pada anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan

untuk orang dewasa telah berhenti tumbuh kembangnya.oleh karena itu, untuk

menambah pengetahuan masyarakat akan gigi tiruan bagi anak-anak, Dalam

makalah ini akan dibahas mengenai segala sesuatu mengenai gigi tiruan bagi

anak-anak. Gigi tiruan yang baik dan memenuhi estetika bagi anak.

1.2 Skenario

Pasien laki-laki usia 8 tahun diajak ibunya ke RSGM UNEJ dengan

keluhan adanya karies pada 85 dan 75. Hasil pemeriksaan klinis gigi 85 dan 75

nekrosis pulpa dan tampak dari radiologi adanya perforasi bifurkasi pada gigi 85

dan 75 serta tidak ada benih gigi permanen pada gigi tersebut. Pada gigi anterior

keempat incisive tumbuh dengan baik. Dokter menyarankan untuk dilakukan

pencabutan oada gigi 85 dan 75 karena gigi tersebut tidak dapat dirawat dan

dianjurkan untuk menggunakan gigi tiruan agar dapat mengembalikan fungsi

dengan baik, sehingga pasien tidak tampak ompong dan dapat mengunyah.

2

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa saja syarat, kekurangan dan kelebihan serta indikasi dan kontra indikasi

dari GTSL anak?

2. Bagaimana kalsifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran?

3. Bagaimana prosedur pembuatan GTSL pada anak?

4. Apa saja macam-macam space mantainer?

5. Bagaimana instruksi pada pasien dan orang tua mengenai pemakaian GTSL?

1.4 Maping

1.5 Tujuan Pembelajaran

1. Mampu menjelaskan dan memahami syarat, kekurangan dan kelebihan serta

indikasi dan kontra indikasi dari GTSL anak.

2. Mampu menjelaskan dan memahami kalsifikasi gigi tiruan pada periode gigi

campuran.

3. Mampu menjelaskan dan memahami prosedur pembuatan GTSL pada anak.

4. Mampu menjelaskan dan memahami macam-macam space mantainer.

5. Mampu menjelaskan dan memahami instruksi pada pasien dan orang tua

mengenai pemakaian GTSL

GTSL pada anak

Klasifikasi Syarat Indikasi&

Kontaindikasi

Prosedur

pembuatan

Keuntungan&

Kerugian

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan bagian dari seni dan ilmu

kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki serta menjaga fungsi mulut

dengan mengganti gigi dan jaringan yang hilang . Tujuan penggunaan gigi tiruan

sebagian lepasan adalah untuk mempertahankan jaringan yang masih ada serta

mengembalikan fungsi mastikasi, bicara, penampilan dan mencegah kebiasaan

buruk (Lindahl, R.L. 1964 ).

Dukungan utama dari gigi tiruan sebagian lepasan diperoleh dari jaringan

di bawah landasan serta dukungan tambahan dari gigi kodrat yang masih tinggal.

Penggunaan gigi tiruan tersebut dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien .

Gigi tiruan sebagian lepasan adalah alat prostetik yang menggantikan hilangnya

satu atau lebih gigi kodrat yang tanggal, serta harus mendapat dukungan dari gigi

kodrat dan jaringan sekitarnya (Blakesslee, R.W., et al. 1980 ).

Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan pergantian gigi yang mengenai

sebagian dari lengkung gigi dan jaringan sekitarnya, dapat terjadi pada rahang atas

maupun bawah, serta dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri (Dyson, J.E.

1988 ).

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan

mengembalikan fungsi gigi dengan mempertahankan gigi yang masih ada. Fungsi

gigi tiruan sebagian lepasan antara lain (Gunadi, H.A. 1995 ) :

1. Pemulihan fungsi estetik.

Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan

pembuatan gigi tiruan. Pasien yang kehilangan gigi anterior, akan memperlihatkan

wajah dengan bentuk bibir masuk ke dalam, sehingga pada dasar hidung tampak

lebih ke dalam dan dagu menjadi lebih ke depan.

Pada anak-anak kehilangan gigi anterior sering terjadi karena kecelakaan,

sehingga tidak sedikit perawatannya dengan cara mencabut gigi yang terkena

trauma akibat kegoyangan yang sangat besar. Tanggalnya gigi tersebut akan

mengakibatkan migrasi ke gigi tetangga ke arah gigi yang hilang.

2. Peningkatan fungsi bicara.

4

Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat

mempengaruhi suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas

dan rahang bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan

bicara yang bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu

meningkatkan fungsi bicara dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan.

Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-

gigi. Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang

resonansi. Menurut tempat terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakan

sebagai berikut :

1) Labial

Merupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf (b), (p), (m).

2) Labiodental

Merupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigi

anterior rahang atas, antara lain huruf (f), (v), (ph).

3) Linguodental

Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang atas,

antara lain huruf (th).

4) Linguopalatal

Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain huruf

(d), (s), (c), (j).

5) Nasal

Merupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng).

3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.

Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah

mulut. Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses

tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan

pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.

Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapat

dicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yang

sudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanan

5

kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja. Penggunaan gigi tiruan

sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara merata ke

seluruh bagian jaringan pendukung.

4. Mempertahankan jaringan mulut yang ada.

Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian gigi tiruan

sebagian lepasan, karena dengan gigi tiruan dapat mencegah atau mengurangi efek

yang timbul karena hilangnya gigi.

5. Pencegahan migrasi gigi.

Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat mengakibatkan

migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang

ditinggalkan oleh gigi tersebut, sehingga lambat laun akan mengakibatkan

maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang secara optimal, bahkan akan

menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan estetis (Andlaw, R.J.

and W.P. Rock. 1993 ).

Ruang kosong pada gigi yang tanggal akan mengakibatkan makanan

tertinggal pada daerah yang kosong, sehingga mudah terjadi akumulasi plak

interdental, serta akan mengakibatkan peradangan jaringan periodontal dan

dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Akibat lain dapat terjadi erupsi berlebih

gigi antagonis.

Prinsip dan teknik perawatan pembuatan gigi tiruan pada anak sama

dengan pembuatan gigi tiruan dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan yaitu

mengenai pertumbuhan dan perkembangan terutama gigi dan rahang (Finn, S.B.

2003).

Pembuatan gigi tiruan anak harus memperhatikan perkembangan alveolar

akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai 1/3 forniks atau

kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan agar

tidak menghambat pertumbuhan. Disain landasan dapat dibuat sampai forniks

tetapi dengan menggunakan tissue conditioner atau soft acrylic. Pada pembuatan

gigi tiruan sebagian lepasan dewasa perluasan sayap landasan dibuat sampai

forniks dengan tujuan mendapatkan retensi dan stabilisasi (McDonald, R.E. and

D.R. Avery, 2000).

6

Selama periode pertumbuhan, gigi tiruan memerlukan penyesuaian secara

periodik dan terus-menerus. Gigi tiruan yang sudah tidak sesuai lagi dengan

pertumbuhan rahang karena terlalu kecil, maka perawatan harus dihentikan.

Pembuatan gigi tiruan baru merupakan perawatan yang dilakukan dokter gigi

untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang.

Perawatan pada pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dewasa dilakukan

pemeriksaan jika ada keluhan dan tidak dilakukan pemeriksaan secara terus-

menerus (Andajani, T. 1993).

Pengguanaan gigi tiruan sebagian lepasan dewasa selamanya dan diganti

atau dibuat ulang jika terdapat keluhan pada gigi tiruan tersebut, sedangkan gigi

tiruan sebagian lepasan pada anak perlu dibuat ulang mengikuti pola pertumbuhan

dan erupsi gigi tetap (McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000). Prosedur ini

dilakukan agar pasien lebih nyaman dalam penggunaan gigi tiruan.

Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan memegang peranan penting

dalam perawatan gigi anak, sebab perawatan tersebut bertujuan untuk

memulihkan fungsi mastikasi dan bicara anak, mengembalikan keadaan gigi dan

estetik wajah anak serta mencegah kebiasaan buruk (Lindahl, R.L. 1964 ).Gigi

tiruan dapat mengembalikan fungsi estetik, sekaligus memelihara dan

mempertahankan gigi yang tersisa serta jaringan pendukungnya . Pembuatan gigi

tiruan ini juga dapat membantu mengatasi masalah-masalah psikologis yang

timbul pada pasien (Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994).

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa syarat

antara lain (Finn, S.B. 2003):

1. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi,

estetik dan bentuk muka pasien.

2. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila digunakan.

3. Tidak mengganggu fungsi bicara.

4. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.

5. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinan

terjadinya kebiasaan buruk.

6. Mudah untuk dibersihkan.

7

7. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.

8. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigi

tetap.

9. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan pendukungnya.

Kasus tanggalnya gigi secara dini pada anak memerlukan pembuatan gigi tiruan

sebagian lepasan, oleh karena itu perlu indikasi yang tepat dalam pembuatan gigi

tiruan sebagian lepasan. Gigi tiruan sebagian lepasan anak dibuat pada keadaan

antara lain sebagai berikut (Lindahl, R.L. 1964 ):

1. Secara radiografis, mempunyai gambaran gigi tetap pengganti yang

diperkirakan akan erupsi lebih dari enam bulan.

2. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini, sehingga memerlukan penahan

ruang untuk perbaikan fungsi mastikasi.

3. Gigi penyangga tidak mampu mendukung alat prostodonti cekat, akibat

adanya resorpsi akar, trauma atau karies luas yang melibatkan pulpa.

4. Tanggalnya gigi anterior sulung akibat trauma.

5. Pada kasus tidak adanya gigi secara kongenital, misalnya oligodonsia

sebagian. Oligodonsia dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.

6. Adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa.

7. Kehilangan gigi tetap muda akibat trauma.

8. Pasien kooperatif, tidak ada keluhan jika dilakukan perawatan.

9. Usia di atas 2,5 tahun merupakan anjuran dan prasyarat untuk menggunakan

gigi tiruan sebagian lepasan.

Indikasi yang tepat diperlukan dalam membuat gigi tiruan sebagian

lepasan, selain itu ada beberapa hal yang menjadi kontraindikasi dalam pembuatan

gigi tiruan diantaranya (Gunadi, H.A. 1995 ):

1. Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam kelompok

hysterical mind.

2. Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan

perawatan.

8

3. Keadaan sosial ekonomi dapat menjadi pertimbangan dalam melanjutkan

rencana

4. perawatan.

5. Kasus hilangnya semua gigi yang memerlukan pembuatan gigi tiruan penuh.

6. Dalam foto rontgen terlihat gigi pengganti yang akan erupsi.

7. Pasien yang mengalami keterbelakangan mental akan sulit untuk memberikan

penjelasan dalam perawatan penggunaan gigi tiruan.

Keuntungan menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain (Finn,

S.B. 2003):

1. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.

2. Mudah dalam membersihkan.

3. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi tiruan.

4. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti

perkembangan rahang anak.

Dampak yang merugikan pada pemakaian gigi tiruan lepasan adalah

(Gunadi, H.A. 1995 ):

1. Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.

2. Peningkatan akumulasi plak.

3. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.

4. Terjadi peradangan mukosa.

5. Resorpsi tulang alveolar, jika terjadi kontak prematur.

6. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.

7. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.

8. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.

Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut

(Lindahl, R.L. 1964):

Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi

Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi

Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi

9

Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi

Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas

Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah

Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu

Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi

tiruan lepasan (16). Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada

periode gigi campuran akan mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi

tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah

yang hilang (Lindahl, R.L. 1964 ) .

10

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Syarat, Kekurangan dan Kelebihan serta Indikasi dan Kontra Indikasi

dari GTSL Anak

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa syarat antara lain:

1. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi,

estetik dan bentuk muka pasien.

2. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila

digunakan.

3. Tidak mengganggu fungsi bicara.

4. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.

5. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinan

terjadinya kebiasaan buruk.

6. Mudah untuk dibersihkan.

7. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.

8. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigi

tetap.

9. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan pendukungnya.

Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

1. Secara radiografi gigi pegganti erupsi > 6 bulan

2. Gigi anterior sulung hilang karena trauma

3. Gigi permanen muda hilang karena trauma

4. Pertimbangan estetik

5. Celah palatum

6. Pasien yang kooperatif

7. Gigi penyangga tidak dapat dipasang gigi tiruan cekat

8. Tidak terdapat benih gigi secara congenital

9. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini

b. Kontraindikasi

11

1. Pasien tidak kooperatif

2. Social ekonomi

3. Kasus kehilangan semua gigi

4. Gigi pengganti akan erupsi

5. Usia kurang dari 2,5 tahun

6. Pasien dengan keterbelakangan mental

7. Apabila ada gigi yang dapat digunakan sebagai abutment gigi tiruan cekat

8. Alergi terhadap bahan, misalnya akrilik.

Keuntungan dan Kerugian, antara lain:

Keuntungan  menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain:

1. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.

2. Mudah dalam membersihkan.

3. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi tiruan.

4. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti

perkembangan rahang anak.

Dampak yang merugikan pada pemakaian gigi tiruan lepasan adalah:

1. Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.

2. Peningkatan akumulasi plak.

3. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.

4. Terjadi peradangan mukosa.

5. Resorpsi tulang alveolar,  jika terjadi kontak prematur.

6. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.

7. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.

8. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.

3.2 Kalsifikasi Gigi Tiruan pada Periode Gigi Campuran

Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut

(Lindahl, R.L. 1964):

Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi

Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi

12

Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi

Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi

Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas

Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah

Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu

Pada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi

tiruan lepasan (16). Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada

periode gigi campuran akan mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi

tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah

yang hilang (Lindahl, R.L. 1964 ) .

3.3 Prosedur Pembuatan GTSL pada Anak

Pembuatan  gigi tiruan sebagian lepasan pada anak memerlukan beberapa

tahap:

a. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.

Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain

dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan

mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel,

konektor maupun pendukungnya.

b. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.

Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental)

dan  daerah  berujung  bebas  (free end).   Bentuk  sadel  dibagi menjadi dua

yaitu sadel tertutup dan berujung bebas. Terdapat tiga pilihan untuk dukungan

sadel tertutup, yaitu dukungan gigi, mukosa, atau kombinasi.Sebaliknya untuk

sadel berujung bebas dukungan pada umumnya berasal dari mukosa.

Dukungan terbaik untuk gigi tiruan sebagian lepasan diperoleh dengan

memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut antara lain keadaan jaringan

pendukung, panjang dan jumlah sadel serta keadaan rahang.

c. Menentukan jenis penahan.

Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor-

faktor berikut:

13

1. Dukungan sadel

Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan

dipakai dan gigi penyangga yang diperlukan.

2. Stabilitas gigi tiruan

Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang

akan dipakai.

3. Estetika

Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi penyangga.

4. Menentukan jenis konektor.

Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan dari

resin.

Sebelum  gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak,

sebaiknya persiapan dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut

ini bertujuan untuk mendapatkan keadaan mulut yang mampu mendukung dan

memberikan retensi pada gigi tiruan sebagian lepasan, serta memelihara sisa

gigi dan jaringan pendukungnya. Persiapan mulut ini dapat meliputi berbagai

cabang kedokteran gigi, antara lain:

a. Persiapan bedah

Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan

pencabutan sebelum pembuatan gigi tiruan.

b. Persiapan konservasi dan endodontic

Perawatan  konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau

untuk melindungi gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk

memperoleh bentuk mahkota gigi yang dapat mendukung gigi tiruan agar

cukup retensi. Selain itu, perawatan konservasi dapat mengurangi resiko

akumulasi plak pada gigi yang mengalami karies. Perawatan endodontik akan

memungkinkan pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan

yang akan dibuat.

c. Persiapan periodontik

Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk

penderita gingivitis karena adanya karang gigi dan akumulasi plak.Kebersihan

14

mulut anak perlu diperhatikan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam

perawatan.

Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak

sebelum melakukan pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki

pengalaman mengenai tahap pencetakan. Hasil yang optimal dapat diperoleh

dengan mengetahui  beberapa pertimbangan dalam pencetakan, antara lain:

a. Pemilihan sendok cetak

Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil. Berbagai

macam ukuran sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat

digunakan dalam berbagai macam keadaan. Sendok  cetak kaku yang

berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran yang sesuai untuk anak-anak.

Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak anatara gigi dan

sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.

b. Pemilihan bahan cetak

Pemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan.

Bahan cetak yang sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan

jenis regular setting maupun fast setting. Alginat yang digunakan untuk anak-

anak biasanya yang masa pengerasannya relatif pendek. Perlu diperhatikan

perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari pabrik untuk

mendapatkan hasil yang optimal.

c. Mengatasi refleks mual

Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan,

oleh karena itu perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol

refleks mual. Refleks mual pada anak dapat dicegah dengan menggunakan

bahan cetak yang memiliki rasa, meminta anak berkumur dengan air hangat

yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa kebal, anak diminta

bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain

sampai pencetakan selesai dilakukan. Kelebihan bahan cetak sebaiknya

dihindari agar tidak mengalir ke orofaring.Anak dapat juga dialihkan

perhatiannya dengan memberikan sedikit bahan cetak yang belum mengeras

pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk bernapas melalui hidung serta

15

menundukkan kepalanya ke depan. Penggunaan  suction atau penyedot saliva

untuk membuang saliva dapat digunakan untuk mencegah refleks mual pada

anak.

d. Pencetakan rahang bawah

Pencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari rasa

mual dan rasa takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak

saat menyiapkan sendok cetak. Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok

cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah, pada posisi tersebut anak tidak akan

dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga dengan pergerakan badan

atau kepala. Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar untuk

mendapatkan kontraksi otot milohioid. Hasil cetakan jika sudah baik tidak

terdapat cacat atau rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas.

e. Pencetakan rahang atas

Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan

belakang anak, kemudian sendok cetak dimasukkan.Penekanan dengan jari

tengah atau telunjuk kedua tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu

jari berada di atas arkus zigomatikus.Penekanan pada sendok cetak yang

berada dalam mulut anak pada rahang atas maupun rahang bawah adalah pada

bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah anterior.

Gigi  tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan

elemen gigi tiruan. Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena

mudah dimodifikasi mengikuti pertumbuhan dan perkembangan gigi serta

erupsi gigi. Landasan sebaiknya dibuat transparan dan cukup kuat saat dipakai

makan. Gigi tiruan rahang atas didisain dari landasan akrilik, tetapi gigi tiruan

sebagian rahang bawah dapat dirancang dari konektor logam untuk menambah

retensi yang lebih bai. Landasan gigi tiruan sebagian lepasan dibuat menutupi

permukaan palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan

tujuan mendapatkan stabilitas dan retensi.

Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk

mendapatkan retensi serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis

cangkolan yang digunakan pada gigi tiruan sebagian lepasan antara lain

16

cangkolan Adam, cangkolan bola, dan cangkolan sirkumferensial. Cangkolan

suatu gigi tiruan perlu dirancang dengan akurat, karena jika tidak akan

mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas karies.

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dapat dilihat dari

pertimbangan  berdasarkan usia, dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Usia 2,5–3 tahun

Cangkolan pada gigi kaninus sulung tidak boleh memberikan tekanan, hal ini

ditujukan untuk memberikan kesempatan rahang bergerak ke

anterior.Cangkolan untuk gigi molar sulung harus dibuat dengan tangan

cangkolan harus mengelilingi permukaan terluar gigi.Hal ini ditujukan karena

mahkota gigi molar sangat pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan

landasan harus menutupi palatum sampai batas daerah getar atau  vibrating

line. Perluasan ke arah bukal atau labial pada umumnya pendek tidak melebihi

sampai ke forniks.Pada rahang bawah dianjurkan menggunakan lingual bar

yang ditempatkan 2 mm dari jaringan lunak.

b. Usia 5,5 – 6 tahun

Cangkolan  yang digunakan adalah cangkolan Adam dan cangkolan C.

Cangkolan C harus dilepas dari landasan pada saat erupsi gigi incisivus tetap

dan gigi molar pertama dan dilakukan perbaikan.Gigi molar pertama yang

telah bererupsi seluruhnya dapat dijadikan gigi sandaran untuk perawatan

selanjutnya.Landasan yang digunakan berupa tissue conditioner pada bagian

labial dan bukal dengan tujuan agar pertumbuhan rahang tidak terhambat.

c. Usia 7 – 8 tahun

Usia 7–8 tahun terjadi pertumbuhan pada daerah anteroposterior, sehingga

panjang landasan harus pendek dan sesuai dengan warna jaringan lunak, selain

itu digunakan  tissue conditioner pada daerah pertumbuhan. Cangkolan C

digunakan untuk gigi molar pertama tetap.

d. Usia 12 tahun

17

Erupsi  gigi  telah  lengkap,   kecuali  gigi  molar  ketiga,  selain  itu 

pertumbuhan rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi tiruan

sebagian lepasan dapat lebih mudah.

Prinsip biomekanik merupakan prinsip mekanika yang memperhitungkan

respon dari jaringan hidup. Prinsip biomekanik merupakan dasar penting dalam

mendisain gigi tiruan sebagian lepasan. Prinsip biomekanik yang harus

diperhatikan dalam mendisain gigi tiruan meliputi:

a. Timbulnya ungkitan dari gigi tiruan yang menyebabkan terjadinya daya pada

gigi sandaran (daya torsi). Perbedaan kompresibilitas antara jaringan

periodontal dan jaringan lunak akan menyebabkan landasan akan bergerak

menurun pada saat terkena beban fungsional/beban kunyah. Turunnya

landasan ini, menimbulkan ungkitan dan menyebabkan gigi sandaran menjadi

longgar.

b. Penyebarluasan beban kunyah pada masing-masing jaringan. Gigi tiruan harus

di dukung oleh gigi dan linggir alveolar, selain itu beban fungsional seimbang

di antara jaringan lunak dan gigi yang masih ada.

c. Faktor yang mempengaruhi besarnya daya yang disalurkan pada gigi

sandaran.

d. Pertimbangan kemampuan fisiologis. Mendapatkan prognosa yang baik dapat

ditentukan dengan membagi daya fungsional secara seimbang antara gigi

sandaran dan linggir alveolar, sehingga efek ungkitan dapat dikurangi serta

tidak menerima daya oklusal yang melebihi batas kemampuan fisiologis.

Rencana perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dengan

kehilangan gigi sejak lahir yang disebabkan oleh faktor genetik lebih sulit,

terutama jika dibandingkan dengan tanggalnya gigi dengan keadaan masih

terdapat gigi kodratnya, sebab pada kehilangan gigi sejak lahir akan sulit untuk

menentukan disain yang akan dibuat karena tidak terdapat oklusi gigi sebelumnya.

Keberhasilan atau kegagalan penggunaan alat gigi tiruan sebagian lepasan

pada anak didukung oleh tiga faktor utama yaitu:

a. Kemampuan dokter gigi

18

Dokter gigi dan tekniker harus dapat merancang gigi tiruan yang mampu

beradaptasi dengan baik sesuai bentuk anatomi gigi yang hilang.Kemampuan

dokter gigi dalam memberikan motivasi kepada pasien dapat mempengaruhi

keberhasilan dalam penggunaan gigi tiruan.

b. Usia pasien

Berdasarkan penelitian, penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak

usia 2,5 tahun dan usia 5 tahun tidak ditemukan adanya perubahan, perbaikan

atau kesulitan yang berarti. Penggunaan gigi tiruan lepasan dapat disesuaikan

dengan usia pasien sehingga dapat dilakukan perbaikan atau penggantian gigi

tiruan lepasan.

c. Kerjasama orang tua

Memberikan informasi secara langsung mengenai pemakaian gigi tiruan

kepada pasien maupun orang tua pasien sehingga mempermudah dalam

penggunaan dan pemeliharaan, selain itu orang tua yang berpengalaman dalam

pemakaian gigi tiruan lepasan dapat membantu anaknya dalam memakai dan

merawat gigi tiruan tersebut.

3.4 Macam-Macam Space Mantainer

Ada berbagai macam tipe space maintainer yang secara umum bisa

dikelompokkan menjadi dua katagori, lepasan dan cekat. Space maintainer

lepasan bisa digunakan untuk periode yang relatif singkat, biasanya sampai 1

tahun. Space maintainer cekat, jika didesain dengan baik, akan tidak begitu

merusak jaringan rongga mulut dibandingkan dengan space maintainer lepasan,

dan kurang begitu mengganggu bagi pasien. Oleh karena itu, alat ini dapat

digunakan untuk waktu yang lebih panjang, biasanya sampai 2 tahun.

Penggunaan space maintainer yang lama dapat berdampak buruk pada

kesehatan mulut, karena itu apapun jenis space maintainer yang digunakan,

efeknya terhadap kesehatan rongga mulut perlu mendapat perhatian khusus.

a. Space Maintainer Lepasan

19

Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran lebih dari

satu gigi. Alat lepasan ini sering merupakan satu-satunya pilihan karena tidak

adanya gigi penyangga yang sesuai untuk alat cekat. Alat ini dapat ditambahkan

gigi-gigi artificial untuk mengembalikan fungsi estetik. Alat ini digunakan pada

rahang atas maupun rahang bawah dimana telah kehilangan gigi bilateral lebih

dari satu, alat ini juga digunakan pada kasus tanggalnya gigi M2 sulung sebelum

erupsi M1 permanen. Space maintainer GTS memiliki konstruksi yang sederhana,

pergerakan fungsional baik dan biaya yang relatif murah. Pembersihan GTS dan

gigi yang tepat penting untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya lesi

karies yang baru, alat space maintainer lepasan dari berbagai tipe tidak boleh

dianjurkan untuk pasien anak yang mempunyai masalah karies dan kebersihan

mulut yang jelek. Masalah yang sering timbul dari pemakaian alat ini adalah

malasnya anak memakai alat sehingga fungsi space maintainer tidak tercapai dan

alat jarang dibersihkan sehingga menyebabkan iritasi jaringan mulut.

b. Space Maintainer Cekat

Ada beberapa macam jenis space maintainer cekat yang sering digunakan

dalam klinik,

yaitu: band-loop, Crown-loop, distal shoe, dan lingual arch.

1 Band and loop space maintainer

Band and loop dirancang untuk mempertahankan ruang dari tanggalnya

satu gigi dalam satu kuadran. Alat ini digunakan pada kasus tanggalnya gigi molar

satu sulung dan molar dua sulung secara dini untuk mencegah migrasi ke mesial

20

yang berhubungan dengan erupsi gigi molar satu permanen, selain itu alat ini juga

digunakan pada kasus tanggalnya gigi kaninus sulung secara dini untuk mencegah

pergerakan insisivus lateral permanen.

Band and loop ini lebih disukai karena proses pembuatannya lebih mudah,

waktu kerja yang singkat, tidak perlu dilakukan anestesi terlebih dahulu untuk

pemasangan band karena tidak ada preparasi yang dilakukan pada gigi,

pengaplikasiaannya mudah dan lebih ekonomis.

2 Crown-loop Space Maintainer

Jenis crown loop ini biasa digunakan pada kasus:

a. gigi abutment bagian posterior mengalami karies yang luas dan memerlukan

restorasi mahkota.

b. gigi abutment pernah mendapatkan perawatan pulpa yang mana dalam kasus

mahkota perlu dilindungi secara menyeluruh.

Keuntungan:

konstruksinya tampak lebih ringan

ekonomis

memperbaiki fungsi kunyah

tidak menghalangi over erupsi gigi antagonis

21

b.3 Distal Shoe Space Maintainer

Alat ini digunakan dimana molar dua sulung hilang sebelum erupsi molar

satu permanen. Fungsinya adalah untuk menuntun erupsi dari molar pertama

permanen ke posisinya yang normal dalam lengkung rahang.

Adapun kontraindikasi dari penggunaan alat ini ialah pada pasien dengan

oral hygiene yang jelek, pada keadaan dimana hilangnya beberapa gigi sehingga

abutment akan kurang mendukung alloy yang disemen, dan kurangnya kerja sama

dari pasien dan orang tua. Pada keadaan saat distal shoe merupakan kontra

indikasi, perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan alat yang

removable atau cekat yang tidak memasuki jaringan tetapi memberi tekanan pada

ridge mesial molar permanen yang belum erupsi.

b.4 Lingual Arch

22

Space maintainer lingual arch terbagi atas dua, yaitu:

a. Lingual arch pasif

Merupakan space maintainer pilihan setelah kehilangan banyak gigi pada

lengkung RA/RB, terutama jika insisivus permanen RB terlihat crowded. Alat ini

digunakan sebagai space maintainer bilateral cekat pada RB dan bersifat pasif

karena tidak dapat diatur begitu disemen pada molar dua sulung. Adapun

keuntungan dari alat ini yaitu karies gigi rendah, ekonomis, dan adaptasi dengan

pasien lebih baik.

b. Alat Nance rahang atas

Alat Nance digunakan ketika satu atau lebih molar susu tanggal secara dini pada

rahang atas. Alat ini didesain seperti pada lingual arch soldering kecuali pada

bagian anterior kawat tidak menyentuh permukaan lingual pada gigi depan atas,

kawat lingual dapat mengikuti bentuk palatum dan kawat yang digunakan

berukuran 0.025 inchi.

Pada penggunaan space maintainer jenis lingual arch ini pasien harus diperiksa

secara periodic untuk memastikan bahwa kawat lingual tidak mengganggu erupsi

dari gigi C dan P, serta tidak mengganggu jaringan palatum.

3.5 Instruksi pada Pasien dan Orang Tua Mengenai Pemakaian GTSL

Keberhasilan dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan pada anak,

dapat ditentukan dengan memberikan informasi dan instruksi-instruksi khusus

pada pasien maupun orang tua, yaitu:

a. Instruksi pada anak

23

Anak diberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana, sehingga anak

dapat memberikan kerjasama yang baik, selain itu anak dianjurkan untuk

memberitahukan kepada orang tuanya jika ada keluhan pada pemakaian gigi

tiruan.

Memberikan motivasi terutama pada anak usia 2 – 5 tahun agar gigi tiruan

tidak dilepas dari dalam mulut tanpa sepengetahuan orang tua. Pemasangan gigi

tiruan pertama kali dilakukan oleh dokter dengan menggunakan cermin untuk

melihat cara memasang dan melepas gigi tiruan, setelah itu anak dapat mencoba

sendiri. Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas pada saat berolah raga dan

pada saat malam hari, gigi tiruan direndam dalam air dan dibersihkan setiap hari

dengan bantuan orang tua.

b. Instruksi orang tua

Orang tua diharapkan ikut melihat pada saat anak memasang dan melepas

gigi tiruan, selain itu jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa

sakit pada gusi maka orang tua diharapkan segera untukmenghubungi dokter gigi

untuk mengatasi masalah yang dikhawatirkan mengganggu pemakaian gigi tiruan

tersebut.

Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat mengakibatkan perubahan

patologis, jika tidak mengikuti instruksi mengenai pemeliharaan kebersihan

mulut. Dampak yang timbul antara lain bertambahnya akumulasi plak,

meningkatnya frekuensi karies, terjadi denture stomatitis dan menyebabkan gigi

tetangga menjadi goyang.

Perawatan yang dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor yang

mengakibatkan keluhan pada pasien yaitu:

a. Pasien dianjurkan untuk menyikat gigi setiap hari terutama sebelum tidur.

b. Gigi tiruan pada waktu tidur dilepas dan disimpan dalam gelas yang berisi

air, setiap hari harus dibersihkan.

c. Denture stomatitis terjadi karena pemakaian gigi tiruan yang diakibatkan

trauma pada mukosa. Perawatan yang diperhatikan antara lain posisi

cangkolan agar tidak melukai jaringan sekitar.

24

d. Pengurangan bagian oklusal dari gigi tiruan dilakukan jika terjadi kontak

prematur antara gigi antagonisnya.

e. Cangkolan dan sayap landasan yang merupakan retensi dari gigi tiruan

harus sesuai dengan disain, agar gigi tiruan tidak mudah lepas.

Setelah gigi tiruan sebagian lepasan digunakan anak, untuk tahap

berikutnya dilakukan pengontrolan secara berkala kurang lebih 4 – 6 minggu, jika

tidak ada keluhan dan perkembangan normal, soft acrylic yang digunakan sebagai

sayap landasan akan keluar dan dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi

akrilik tersebut. Bertambahnya usia anak, maka suatu gigi tiruan sebagian lepasan

memerlukan penyesuaian secara periodik untuk mengikuti pola pertumbuhan dan

perkembangan rahang, serta erupsi gigi tetap anak.

25

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang dibuat oleh kelompok kami, dapat ditarik

kesimpulan , bahwa:

1. Syarat, Kekurangan dan Kelebihan serta Indikasi dan Kontra Indikasi dari

GTSL Anak

Syarat:

a. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi

mastikasi, estetik dan bentuk muka pasien.

b. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila

digunakan.

c. Tidak mengganggu fungsi bicara.

d. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.

e. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan

kemungkinan terjadinya kebiasaan buruk.

f. Mudah untuk dibersihkan.

g. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh

pasien.

h. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi

gigi tetap.

i. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan

pendukungnya.

Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi

a. Secara radiografi gigi pegganti erupsi > 6 bulan

b. Gigi anterior sulung hilang karena trauma

c. Gigi permanen muda hilang karena trauma

d. Pertimbangan estetik

e. Celah palatum

26

f. Pasien yang kooperatif

g. Gigi penyangga tidak dapat dipasang gigi tiruan cekat

h. Tidak terdapat benih gigi secara congenital

i. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini

Kontraindikasi

a. Pasien tidak kooperatif

b. Social ekonomi

c. Kasus kehilangan semua gigi

d. Gigi pengganti akan erupsi

e. Usia kurang dari 2,5 tahun

f. Pasien dengan keterbelakangan mental

g. Apabila ada gigi yang dapat digunakan sebagai abutment gigi tiruan cekat

h. Alergi terhadap bahan, misalnya akrilik.

Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan

a. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.

b. Mudah dalam membersihkan.

c. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi

tiruan.

d. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti

perkembangan rahang anak.

Kerugian

a. Perawatan tergantung pada pasien dan orang tua yang kooperatif.

b. Peningkatan akumulasi plak.

c. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.

d. Terjadi peradangan mukosa.

e. Resorpsi tulang alveolar,  jika terjadi kontak prematur.

f. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.

g. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.

h. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.

27

2. Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut:

a. Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisi

b. Kelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisi

c. Kelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisi

d. Kelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisi

e. Kelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atas

f. Kelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawah

g. Kelas VIII : Kehilangan semua gigi susu

3. Prosedur Pembuatan GTSL pada Anak:

a. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.

b. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.

c. Menentukan jenis penahan.

Sebelum  gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya

persiapan dalam mulut dilakukan terlebih dahulu

a. Persiapan bedah

Gigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan

pencabutan sebelum pembuatan gigi tiruan.

b. Persiapan konservasi dan endodontic

Perawatan  konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau

untuk melindungi gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta

untuk memperoleh bentuk mahkota gigi yang dapat mendukung gigi tiruan

agar cukup retensi.

c. Persiapan periodontik

Pasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk

penderita gingivitis karena adanya karang gigi dan akumulasi plak.

4. Macam-macam space maintainer yaitu:

a. Space Maintainer Lepasan

b. Space Maintainer Cekat: band-loop, Crown-loop, distal shoe, dan lingual

arch.

28

5. Intruksi pada anak dan orangtua mengenai pemakaian GTSL

Instruksi pada anak:

a. Agar gigi tiruan tidak dilepas dari dalam mulut tanpa sepengetahuan orang

tua

b. Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas pada saat berolah raga dan

pada saat malam hari

c. Gigi tiruan direndam dalam air dan dibersihkan setiap hari dengan bantuan

orang tua

Instruksi pada orangtua:

a. Jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa sakit pada

gusi maka orang tua diharapkan segera untukmenghubungi dokter gigi

29

DAFTAR PUSTAKA

Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi

Tiruan Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah

Kedokteran Gigi Usakti.

Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed. London:

Churchill Livingstone.

Andlaw RJ, Rock WP. 1992. Perawatan Gigi Anak Edisi ke2. Widya Medika:

Jakarta

Blakesslee, R.W., et al. 1980. Dental Technology Theory and Practice. Hal: 113-

5, 120-1, 313-15. St. Louis-Toronto-London: C.V. Mosby Company

Dyson, J.E. 1988. Prosthodontic for Children. Hal: 259-68. Philadelphia: Lea and

Febriger.

Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia:

W.B Saunders Company inc.

Foster, T.D. 2000. Buku ajar ortodonsi. Ed 3rd. EGC: Jakarta

Goodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994. Prosthodontic Treatment of the Adolescent

Patient Care. Editor: Sthephen H.Y.Wei. Philadelphia: Lea and Febiger.

Graber TM. 1972. Orthodontict principles and practice. Ed3rd. W.B. Saunders

Co:Philadelphia

Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal

12, 30-50, 108-111 Jakarta: Hipokrates

Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285.

McGraw-Hill Book Company Inc

McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and Adolescent.

7th ed. Saint Louis: Mosby