Pembagian Wewenang Dan Tanggungjawab Dalam Konsultasi Dan Rujukan

2
Pembagian wewenang dan tanggungjawab dalam konsultasi dan rujukan : 1. Interval referral , pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tersebut tidak ikut menanganinya. 2. Collateral referral , menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja. 3. Cross referral , menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. 4. Split referral , menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur. Sumber : Anies, 2006, Kedokteran Keluarga dan Pelayanan Kedokteran yang Bermutu, Semarang Studi Kasus Pada kasus yang ada dalam pemicu, pasien kemungkinan dicurigai mengalami angina pektoris. Angina pektoris adalah keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak atau nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung. Secara klinik bentuk angina dibedakan

Transcript of Pembagian Wewenang Dan Tanggungjawab Dalam Konsultasi Dan Rujukan

Page 1: Pembagian Wewenang Dan Tanggungjawab Dalam Konsultasi Dan Rujukan

Pembagian wewenang dan tanggungjawab dalam konsultasi dan rujukan :

1. Interval referral, pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penderita sepenuhnya kepada

dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter

tersebut tidak ikut menanganinya.

2. Collateral referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita

hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja.

3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita

sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.

4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita

sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan

wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.

Sumber :

Anies, 2006, Kedokteran Keluarga dan Pelayanan Kedokteran yang Bermutu, Semarang

Studi Kasus

Pada kasus yang ada dalam pemicu, pasien kemungkinan dicurigai mengalami angina

pektoris. Angina pektoris adalah keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak atau nyeri di

dada akibat iskemia jaringan otot jantung. Secara klinik bentuk angina dibedakan atas dua bentuk,

yaitu angina stabil dan tidak stabil. Angina tidak stabil merupakan bentuk yang lebih berat yang dapat

berkembang menjadi dan/atau merupakan bentuk awal infark miokard sehingga penderita perlu

diperiksa dan diobservasi lebih lanjut di rumah sakit. Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala

klinis nyeri dada retrosternal dan dengan dilakukannya pemeriksaan EKG.

Pengobatan serangan akut :

Serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung berkurang. Vasodilator berfungsi

memperbaiki penyediaan oksigen dan mengurangi konsumsi oksigen jantung.

Nitrogliserin sublingual 0,15 - 0,6 mg sangat efektif. Tablet ini dapat digunakan beberapa kali tiap

hari tanpa efek samping kecuali sakit kepala. Bila 1 tablet belum menolong boleh diulang, tetapi

bila setelah diulang 3 kali gejala tak berkurang maka kemungkinan telah terjadi infark.

Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 – 5 mg yang juga dapat diulang atau tablet oral 5 – 30

mg.

Sumber : Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007