Pembagian Tugas Kimia

12
(DAVID WIDYANTO) I. PEMBAHASAN I.1 Reaksi – reaksi Pendahuluan Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan konsentrasi larutan berdasarkan kepekatan warna yang dilakukan dengan menggunakan campuran bahan uji 10 mL KSCN 0.002 M dan 3 mL Fe(NO 3 ) 3 0,2 M. Larutan dibagi ke dalam 4 tabung reaksi. Tabung reaksi I digunakan sebagai pembanding, tampak warna merah pekat. Reksi : KSCN + Fe(NO 3 ) 3 3KNO 3 + Fe(SCN) 2+ + 2SCN - Warna merah adalah warna ion Fe(SCN) 2+ . Tabung reaksi I digunakan sebagai pembanding. Untuk tabung reaksi yang lain karena pada percobaan ini menggunakan metode deret standar yang mana larutan yang akan dianalisa dibandingkan warnanya dengan suatu larutan standar yang volume larutannya sama. (Fatih, 2008) (NINDYAN AGNA) Pada tabung reaksi II ditambahkan 1 tetes KSCN pekat, warna larutan tetap merah pekat namun lebih encer. Hal ini disebabkan penambahan volume larutan

description

This is pembagian tugas kimia

Transcript of Pembagian Tugas Kimia

Page 1: Pembagian Tugas Kimia

(DAVID WIDYANTO)

I. PEMBAHASAN

I.1 Reaksi – reaksi Pendahuluan

Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan konsentrasi larutan

berdasarkan kepekatan warna yang dilakukan dengan menggunakan campuran

bahan uji 10 mL KSCN 0.002 M dan 3 mL Fe(NO3)3 0,2 M.

Larutan dibagi ke dalam 4 tabung reaksi. Tabung reaksi I digunakan

sebagai pembanding, tampak warna merah pekat. Reksi :

KSCN + Fe(NO3)3 3KNO3 + Fe(SCN)2+ + 2SCN-

Warna merah adalah warna ion Fe(SCN)2+. Tabung reaksi I digunakan

sebagai pembanding. Untuk tabung reaksi yang lain karena pada percobaan ini

menggunakan metode deret standar yang mana larutan yang akan dianalisa

dibandingkan warnanya dengan suatu larutan standar yang volume larutannya

sama.

(Fatih, 2008)

(NINDYAN AGNA)

Pada tabung reaksi II ditambahkan 1 tetes KSCN pekat, warna larutan

tetap merah pekat namun lebih encer. Hal ini disebabkan penambahan volume

larutan yang mengakibatkan konsentrasi berubah dan mempengaruhi

kepekatan, sesuai dengan persamaan :

V1 . N1 = V2 . N2

Keterangan :

V1 = volume larutan standar

V2 = volume larutan sesudah

N1 = normalitas asli

N2 = normalitas yang diubah

(Brady, 1990)

Begitu juga pada tabung reaksi III yang ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,2 M

warna larutan tetap merah tua namun kepekatanya bertambah.

Page 2: Pembagian Tugas Kimia

(DEASY GITASARI)

Sedangkan pada tabung reaksi IV yang ditambahkan sebongkah

Na2HPO4 menunjukan warna larutan menjadi kuning dan sangat encer. Selain

itu, muncul endapan berwarna putih yang merupakan Na. Reaksi :

Fe(NO3)3 + 3KSCN + Na2HPO4 3KNO3 + Fe(SCN)2+ + 2SCN- + HPO42+ +

2Na

(AGARY FAHRURROZY)

I.2 Penentuan Tetapan Kesetimbangan Reaksi Pembentukan (FeSCN)2+

Kolorimetri adalah suatu metode analisa kimia yang didasarkan pada

perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan warna larutan standar.

Metode kolorimetri merupakan metode spektroskopi sinar tampak,

berdasarkan panjang sinar tampak oleh suatu larutan berwarna, hanya

senyawa berwarna yang dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak

berwarna dapat dibuat berwarna dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa

berwarnya, misalnya ion Fe3+ dan SCN- menghasilkan larutan berwarna

merah. Lazimnya, kolorimetri dilakukan dengan membandingkan larutan

standar dengan cuplikan yang dibuat pada keadaan yang sama dengan

menggunakan tabung Messler atau kolorimetri Dubuscog. Dengan kolorimetri

elektronik, jumlah cahaya yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi

larutan. Metode ini sering digunakan untuk menentukan konsentrasi besi di

dalam air minum.

(Damin, 1997)

Metode Pengenceran (Metode Silinder Hehner)

Larutan sampel dan larutan standar dengan konsentrasi Cx dan Cy

ditempelkan pada tabung kaca dengan ukuran yang sama. Larutan yang lebih

pekat diencerkan sampai warnanya memiliki intensitas yang sama dengan

yang lebih encer. Untuk memperoleh kesamaan intensitas tinggi larutan akan

dihitung by(b2) dapat divariasikan sedemikian rupa sehingga :

Page 3: Pembagian Tugas Kimia

Cx . bx = Cy . by atau Cy = cx .bx

by

(Sumardjo, 1997)

Percobaan ini diawali dengan menyediakan 7 labu ukur ukuran 10 mL.

Kemudian masing – masing diisi dengan 5 mL larutan Fe(NO3)3 0,2 M.

Untuk tabung reaksi I, larutan berwarna kuning dan digunakan sebagai

larutan pembanding. Konsentrasi ion Fe3+ dapat dihitung :

Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3-

Mol = M . V

Keterangan :

M = konsentrasi larutan

V = volume larutan

Karena dalam hal ini volume larutan adalah 1 atau konstan sehingga

mol ~M. Mol sendiri berbanding lurus terhadap koefisien persamaan reaksi,

maka :

Perbandingan koefisien perbandingan mol perbandingan M

(Chang, 1994)

Fe(NO3)3 Fe3+ + 3NO3-

0,2 M 0,2 M

Sehingga diperoleh konsentrasi ion Fe3+ sebesar 0,2 M. Setelah ditambahkan

air hingga 10 mL, konsentrasi ion Fe3+ tersebut akan berubah menjadi :

M2 = M 1 .V 1

V 2 =

0.2 M . 5 mL10 mL

M2 = 0,1 M

(HAFIDS GALANT A)

Pada tabung reaksi II ditambahkan 1 mL larutan KSCN 0,002 M,

warna yang dihasilkan adalah merah tua dan encer. Pada tabung reaksi

Page 4: Pembagian Tugas Kimia

sebelumnya (tabung reaksi I), larutan ditambahkan aquades hingga batas labu

ukur 10 mL dan dilakukan penggojongan yang bertujuan agar larutan menjadi

homogen. Reaksi :

Fe(NO3)3 + 3KSCN 3KNO3 + Fe(SCN)2+ + 2SCN-

Konsentrasi ion Fe3+ :

M1 . V1 = M2 . V2

M2 = M 1.V 1

V 2 =

0,2 M . 5mL10 mL

M2 = 0,1 M

Keterangan :

M1 = konsentrasi awal

V1 = volume awal

M2 = konsentrasi akhir

V2 = volume akhir

Sedangkan konsentrasi ion (FeSCN)2+ :

Fe(NO3)3 + 3KSCN 3KNO3 + (FeSCN)2+ + 2SCN-

Awal 1 0,002 - - -

Bereaksi 0.0007 0,002 0,002 0,0007 0,002

Setimbang 0,0003 0,38 0,002 0,0007 0,002

Mol (FeSCN)2+ = 0,007 mmol, konsentrasinya,

M = mol(FeSCN )2+¿

V {camp . KSCN+Fe(NO3 )3 }

¿

M = 0,007

6

M = 0,00011 M

Sehingga konsentrasi (FeSCN)2+ dalm 10 mL larutan (ditambah aquades

hingga batas labu ukur) adalah :

M1 . V1 = M2 . V2

M2 = M 1. V 1

V 2 =

0,00011 M . 6 mL10 mL

= 0,0007 M

10

Page 5: Pembagian Tugas Kimia

M2 = 0,0007 M

(RISKY BAYU S)

Pada tabung reakdi III ditambahkan 3 mL larutan KSCN 0,002 M

kemudian ditambahkan aquades hingga batas labu ukur. Warna larutan yang

diperoleh adalah merah agak pekat.

Konsentrasi ion Fe3+ :

M1 . V1 = M2 . V2

M2 = M 1.V 1

V 2 =

0,25 M . 4 mL10 mL

M2 = 0,1 M

Konsentrasi ion (FeSCN)2+ adalah :

Fe(NO3)3 + 3KSCN 3KNO3 + (FeSCN)2+ + 2SCN-

Awal 0,01 0,004 - - -

Bereaksi 0,0013 0,004 0,004 0,0013 0,004

Setimbang 0,0087 - 0,004 0,0013 0,004

Mol (FeSCN)2+ = 0,0013 mmol

Konsentrasinya, M = molV

= 0,0013

1

M = 0,0013 mmol

Konsentrasi (FeSCN)2+ dalam larutan :

M1 . V1 = M2 . V2

M2 = M 1. V 1

V 2 =

0.0013 .110

M2 = 0,00013 M

Tetapan kesetimbangan :

Kc = [ KNO3]3 .¿¿

Page 6: Pembagian Tugas Kimia

Kc = (0,004 )3 .0,0013 .0,0043

0,0087

Kc = 612,0459 x 10-21

(LARAS CAHYANI)

Pada tabung reaksi IV ditambahkan masing – masing 3; 4 dan 5 mL

larutan KSCN 0,002. Perubahan yang terjadi secara berurutan adalah warna

pada tabung reaksi IV menjadi merah pekat. Pada tabung reaksi V, larutan

berwarna makin pekat dan pada tabung reaksi VI warna larutan paling pekat.

Hali ini juga menunjukan bahwa konsentrasi (FeSCN)2+ pada masing –

masing tabung reaksi berubah, seperti pembuktian pada tabung reaksi II dan

III. Seangkan pada tabung reaksi ke VII yang mana penambahan larutan

KSCN belum diketahui, diperoleh warna larutan yang sama dengan tabung

reaksi IV yang ditambahkan 3 mL larutan KSCN 0,002 M.

II. KESIMPULAN

II.1Pembandingan konsentrasi larutan dilakukan dengan pengamatan sesuai

dengan kepekatan warnanya.

II.2Konsentrasi larutan FeSCN2+ dapat ditentukan dengan metode kolorimetri.

II.3Menentukan tetapan kesetimbangan reaksi pembentukan FeSCN2+.

Page 7: Pembagian Tugas Kimia

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1990. General Chemistry Principle and Structure. United

States : Wiley.

Budaveri, Susan. 1989. The Merck Index Second Edition. USA : The Merck

Index Co.

Chang, Raymond. 1994. Chemistry Fifth Edition. USA : Mc Grawhill.

Cotton, Albert F. 1989. Kimia Organik Dasar. Jakarta : UI Press.

Fatih, Ahmad. 2008. Kamus Kimia. Jakarta : Panji Pustaka.

Keenan, Wood. 1990. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga.

Khopkar, S.M, terjemahan oleh Saptoraharjo, a., 1990. Konsep Dasar Kimia

Analitik. Jakarta : UI Press.

Sukardjo. 1985. Kimia Anorganik. Yogyakarta : Bina Aksara.

Sumarjo, Damin. 1997, 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Semarang :

UNDIP Press.

Parker, Sybil P. 1993. Encyclopedia of Chemistry. Mc. Graw Hill : USA.

Petrucci, Ralph H. 1985. General Chemistry. Jakarta : Erlangga.

Underwood, A L. 1998. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Ke-6. Jakarta :

Erlangga.

Page 8: Pembagian Tugas Kimia

LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 14 November 2013

Mengetahui

Asisten

Anis Komariah

24030110110022

Praktikan

David Widyanto Nindyan Agna

21100113120034 21100113120036

Deasy Gitasari Agary Fahrurrozy

21100113120040 21100113120042

Hafids Galant A Rhisky Bayu S

21100113120044 21100113120046

Page 9: Pembagian Tugas Kimia

Laras Cahyani P

21100113120050