PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk...

67
i PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN PASIR DAN BATU (SIRTU) SUNGAI PABELAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh Reza Adi Nasukha 3401413086 JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk...

Page 1: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

i

PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI

PERTAMBANGAN PASIR DAN BATU (SIRTU) SUNGAI

PABELAN KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh

Reza Adi Nasukha 3401413086

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

ii

PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 4 Oktober 2017

Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Nugroho. T Brata,.M. Hum Dra. Rini Iswari, M.Si NIP. 197701312008121001 NIP. 195907071986012001

Mengetahui Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi

Kuncoro Bayu P, S.Ant,. M.A. NIP. 19770613200501 1 002

Page 3: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang Pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 4 Oktober 2017

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra. Rini Iswari, M.Si Dr. Nugroho. T Brata,.M.Hum

NIP. 197701312008121001 NIP. 195907071986012001 NIP. 197101142005011003

Page 4: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat

atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Semarang, September 2017

Reza Adi Nasukha 3401413

Page 5: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Tawadhu’”

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur dan atas ridho-Nya, skripsi ini

penulis persembahkan kepada:

Almamater Jurusan Sosiologi dan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Page 6: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan

rahmat yang diberikan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar dan tuntas. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk menyelesaikan program studi Strata Satu guna memperoleh gelar S1

Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Universitas Negeri Semarang.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terimakasih kepada

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di

Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

3. Kuncoro Bayu Prasetyo S.Ant, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan

Antropologi yang telah memberikan ijin penelitian, kelancaran administrasi,

dan mengarahkan penulis memperoleh dosen pembimbing sesuai topik skripsi

4. Asma Dr. Nugroho Trisnu Brata., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang

telah banyak memberikan ilmu, motivasi, bantuan, dan bimbingannya dalam

penyusunan skripsi

5. Dra. Rini Iswari M.Si., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar

memberikan bimbingan, ilmu, serta motivasi dalam penyusunan skripsi

Page 7: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

vii

6. Dr.scient.med. Fadli Husain, S.sos., M.si. Selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi

7. Kepala Dusun Blangkunan dan masyarakat Kalimanggis yang telah banyak

membantu dalam pelaksanaan penelitian

8. Kedua orang tua Drs. Zaenal Arifin dan Aristin Nasrifah yang telah

memberikan segalanya, baik materi, doa, support, bimbingan dan segala yang

terbaik dalam penulisan skripsi

9. Adik Bayu Ilham Nasukha sebagai penyemangat penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi dan segera meraih kesuksesan

10. Teman-teman yang selalu memberikan support dan semangat Ibnu Rama

Hildan All Edden, Agung Taufik Syahputra, Agus Salim dalam

menyelesaikan skripsi

11. Teman-teman seperjuangan Sosant 2013 UNNES, khususnya kepada sahabat

terbaik yang tidak berkesempatan untuk merampungkan perjuangan akhir ini

bersama, almh. Faradhina Andriyani

12. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penelitian ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semarang, September 2017

Penulis

Page 8: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

viii

SARI

Nasukah, Reza Adi. 2017. Pembagian Kerja Secara Seksual di Pertambangan Pasir dan Batu (sirtu) Sungai Pabelan Kabupaten Magelang. Skripsi. Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Nugroho Trisnu Brata, M.Hum., pembimbing II Dra. Rini Iswari M.Si. 142 halaman.

Kata Kunci : Pembagian kerja, Laki-laki dan Perempuan, Pertambangan, Sirtu (Pasir dan batu), Sungai Pabelan.

Pembagian kerja secara seksual di pertambangan “sirtu” Sungai Pabelan, Kabupaten Magelang, sebagai hasil dari pengesampingan perempuan di bidang pekerjaan. Pembagian kerja secara seksual tersebut membuat perempuan memperoleh pekerjaan yang lebih sedikit dari pada laki-laki dan memperoleh penghasilan yang lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana pembagian kerja secara seksual terjadi di pertambangan “sirtu” Sungai Pabelan, (2) mengetahui pandangan masyarakat terhadap pekerja perempuan di pertambangan “sirtu” Sungai Pabelan

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan konsep gender, teori nurture, dan struktural. Lokasi penelitian di Sungai Pabelan, Kabupaten Magelang. Informan utama penelitian adalah pekerja laki-laki dan perempuan yang menjadi penambang. Informan pendukung penelitian adalah Masyarakat area pertambangan, sopir truk atau kol dan pejabat setempat/ Ketua RT. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data memakai teknik triangulasi. Analisis data menggunakan metode analisis data kualitatif yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, renyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Pembagian kerja secara seksual terjadi di pertambangan sirtu Sungai Pabelan, dapat dilihat dari jumlah dan jenis pekerjaan perempuan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan laki-laki, jika laki- laki bisa menjadi buruh muat dan penambang, perempuan hanya dapat menjadi pemukul batu untuk dijadikan split, Dengan adanya pembagian kerja secara seksual perempuan memperoleh penghasilan yang lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. (2) Pandangan masyarakat terhadap perempuan penambang di Sungai Pabelan berpendapat bahwa menjadi perempuan penambang sah-sah saja dengan catatan tidak meninggalkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.

Kesimpulan penelitian perempuan penambang sudah bekerja di Sungai Pabelan sejak dibukanya Sungai Pabelan menjadi pertambangan “sirtu” yaitu pada tahun 1970-an, tetapi pembagian kerja secara seksual masih terjadi di pertambangan pasir dan batu (sirtu) Sungai Pabelan. Pandangan masyarakat pun seakan sudah terbiasa dengan perempuan yang bekerja di pertambangan Sungai Pabelan.

Saran bagi masyarakat area pertambangan Sungai Pabelan, dapat memberikan kesempatan bagi perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang sama seperti laki-laki supaya terjadi kesetaraan gender. Bagi peneliti, dapat melakukan penelitian lanjutan untuk melengkapi penelitian ini.

Page 9: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

ix

ABSTRACT

Nasukah, Reza Adi. 2017. Division of Sexual Labor in Mining Sirtu “sand and stones Pabelan River, Magelang District. Essay. Department of Sociology and Anthropology, Faculty of Social Sciences, Semarang State University. Supervisor I Dr. Nugroho Trisnu Brata, M.Hum., Mentor II Dra. Rini Iswari M.Si. 122 pages.

Keywords: Division of labor, Men and Women, Mining, Sand and stone (sirtu), Pabelan River.

The sexual division of labor in the "sirtu" mining of Pabelan River,

Magelang regency, as a result of the override of women in the field of work. This sexual division of labor causes women in the area earning fewer jobs and less income than men. The purposes of this study were (1) to find out how sexual division of labor occurred in the "sirtu" mining of the Pabelan River, (2) to find out the society's point of view towards the female workers in the "sirtu" mining of Pabelan River.

The method that was used in this research was a qualitative method which used the concept of gender, the theory of nurture, and structural. The location of the research was in Pabelan River, Magelang Regency. The main informants of this research were the male and female workers who are the miners. While the supporting informants of this research were the society of the mining areas, truck drivers, and local officers or RT Chief. The method that was used to collect the data was using observation, interview and documentation techniques. Triangulation technique was used to investigate the validity of the data. The method that was used to analyze the data was a qualitative data analysis method which consisted of data collection, data reduction, data presentation and conclusion.

The results of the research showed (1) the sexual division of labor which occurred in the “sirtu” mining of Pabelan River, could be seen from the number and types of women's occupation that are less than men's occupation, if a man can be a load worker and miner, a woman can only be a stone hitter to be used as „split‟, with the existence of the sexual division of labor women earn less income than men. (2) The society's point of view towards female miners in the Pabelan River showed that being a female miner is fine as long as she does not leave her job as a housewife.

The conclusions of this research were the female miners have been working in the Pabelan River since the opening of Pabelan River into "sirtu" mining in the 1970s, however, the sexual division of labor still occured in the sand and rock mining (sirtu) of the Pabelan River. Society‟s point of view also showed that they used to see the women who are working in the mining of Pabelan River.

The suggestions for the communities in the Pabelan River mining area, they can provide some opportunities for women to do the same job as men in order to achieve gender equality. For the researcher, hopefully the next researcher can do further research to complete this research.

Page 10: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................................ii

PENGESAHAN KELULUSAN.........................................................................iii

PERNYATAAN..................................................................................................iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................v

PRAKATA..........................................................................................................vi

SARI....................................................................................................................viii

ABSTACT...........................................................................................................ix

DAFTAR ISI.......................................................................................................x

DAFTAR BAGAN..............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiv

DAFTAR TABEL...............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................9

C. Tujuan Penelitian......................................................................................9

D. Manfaat Penelitian....................................................................................9

E. Batasan Istilah...........................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR.................14

A. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan.............................................14

B. Landasan Konseptual/ Teoritik.................................................................19

C. Kerangka Berfikir.....................................................................................45

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................46

A. Dasar Penelitian.......................................................................................46

B. Lokasi Penelitian......................................................................................47

Page 11: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

xi

C. Fokus Penelitian.......................................................................................47

D. Sumber Data.............................................................................................47

E. Alat dan Tehnik Pengumpulan Data........................................................53

F. Validitas Data...........................................................................................66

G. Tehnik Analisis Data................................................................................70

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................74

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................74

1. Awal Mula Munculnya Aktifitas

Pertambangan di Sungai Pabelan......................................................74

2. Lingkungan Fisik dan Kondisi Kependudukan

di Pertambangan Sirtu Sungai Pabelan Sungai Pabelan...................76

3. Profil Penambang di Pertambangan

sirtu Sungai Pabelan..........................................................................80

B. Potret Kehidupan Penduduk

di Area Pertambangan sirtu Sungai Pabelan............................................90

1. Kehidpuan Sosial Masyarakat............................................................90

2. Keseharian Penambang......................................................................94

3. Alat Yang digunakan dalam proses pertambangan............................95

C. Pembagian Kerja Secara Seksual

di Pertambangan Sirtu Sungai Pabelan....................................................97

1. Latar Belakang Terjadinya Pembagian Kerja Secara........................97

2. Pekerjaan yang Dilakukan Penambang.............................................100

3. Penghasilan yang Diterima Penambang............................................112

D. Pandangan Masyarakat Terhadap Perempuan Penambang

di Pertambangan Sirtu Sungai Pabelan....................................................119

1. Pandangan Perempuan Penambang

Terhadap Dirinya Sendiri...................................................................119

2. Pandangan Laki-laki Penambang

Terhadap Perempuan Penambang......................................................123

3. Pandangan Masyarakat Yang Tidak Bekerja di Pertambangan

Terhadap Perempuan Penambang......................................................126

Page 12: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

xii

BAB V PENUTUP.............................................................................................129

A. Simpulan..................................................................................................129

B. Saran........................................................................................................130

Daftar Pustaka......................................................................................................131 LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................135

Page 13: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Kerangka Berfikir............................................................................ 44

Bagan 2. Alur Kegiatan Tehnik Analisis Data............................................... 72

Page 14: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kondisi Pertambangan sirtu Sungai Pabelan................................. 75

Gambar 2. Akses Jalan Menuju Lokasi Pertambangan................................... 75

Gambar 3. Kondisi Area Pertambangan.......................................................... 76

Gambar 4. Informan Utama............................................................................. 81

Gambar 5. Informan Utama............................................................................. 83

Gambar 6. Informan Utama............................................................................. 85

Gambar 7. Informan Utama............................................................................. 87

Gambar 8. Informan Utama............................................................................. 88

Gambar 9. Informan Utama............................................................................. 89

Gambar 10. TPR Dusun Blangkunan.............................................................. 91

Gambar 11. Kol di Pertambangan/ Pembeli Material...................................... 92

Gambar 12. Alat Penambang (Senggrong/ Sekop Pasir)................................. 94

Gambar13. Alat Penambang (Linggis)............................................................ 95

Gambar 14. Alat Penambang (Palu Besar)...................................................... 96

Gambar 15. Alat Penambang (Tomblok)......................................................... 96

Gambar 16. Pekerjaan Laki-Laki Penambang................................................ 102

Page 15: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Informan Utama Penelitian...................................................... 49

Tabel 2. Daftar Informan Pendukung Penelitian.............................................. 51

Tabel 3. Daftar Kegiatan Observasi.................................................................. 53

Tabel 4. Daftar Waktu Kegiatan Wawancara.................................................... 5

Page 16: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian...............................................................132

Lampiran 2 : Surat Izin Pelaksanaan Penelitian darifakultas.......................142

Page 17: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertambangan sebagai sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

kegiatan pasca tambang (UU Minerba No. 4 Tahun 2009 pasal 1). Indonesia

mempunyai beberapa jenis barang tambang yaitu minyak bumi, gas bumi, batu

bara, timah, bijih besi, tembaga, mangan, bauksit, nikel, emas dan perak, aspal

alam, belerang, fosfat, batu gamping, batu pualam, intan dan kaolin.

Menurut Undang-Undang Dasar 1995 pasal 33 ayat 3 mengatakan

bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

(Hayati, 2009:1). Mengingat mineral dan batu bara marupakan kekayaan alam

yang terkandung di dalam bumi merupakan sumber daya alam yang

terbaharukan, karena itu pengelolaanya perlu dilakukan seoptimal mungkin,

efisien, transparan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, serta

berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat secara berkelanjutan. Disamping itu, pembangunan pertambangan

harus menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan strategis, baik yang

bersifat nasional maupun internasional.

Page 18: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

2

Dalam pengelolaan bahan tambang penambang harus menaati prinsip-

prinsip dan tujuan pertambangan yang baik dan benar. Menurut (Sudrajat,

2010:142) prinsip-prinsip pertambangan yang baik dan benar yaitu

Mengendalikan distribusi pemanfaatan bahan galian, dengan prioritas utama

dan pertama terlebih dahulu untuk kepentingan bangsa dan negara,

meningkatkan mining recovery atau perolehan bahan galian semaksimal

mungkin, meningkatkan efisiensi pemakaian bahan galian, sebagai upaya

penghematan pemakaian bahan dasar industri berdimensi jangka panjang yang

berkaitan dengan keberadaan bahan galian sebgai non renerable resources,

artinya penghematan yang berkaitan dengan kepentingan generasi yang akan

datang, meningkatkan perolehan devisa negara dari sektor pertambangan

karena adanya mining recovery, berarti pula meningkatkan jumlah perolehan

bahan galian dan memperpanjang umur galian. Pertambangan mempunyai

karakteristik non renewble atau tidak dapat diperbaharui (Sutedi, 2011:43).

Dengen menerapkan prinsip-prinsip pertambangan yang baik dan benar para

penambang dapat mengurangi dampak secara fisik maupun lingkungan dalam

proses pertambangan.

Kabupaten Magelang menjadi salah satu daerah penghasil bahan

tambang di indonesia karena letaknya di antara Gunung berapi yang masih

aktif yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Gunung Sumbing.

Pertambangan yang ada di Kabupaten Magelang berupa pertambangan trass,

tanah liat, batu marmer, batu andesit, batu gamping, pasir batu dan kaolin.

Page 19: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

3

pertambangan di Kabupaten Magelang yang pengolahaanya sudah dilakukan

secara maksimal yaitu bahan tambang dari Gunung Merapi.

Salah satu pontensi pertambangan Gunung Merapi yang ada di

Kabupaten Magelang adalah pertambangan Sungai Pabelan. Sungai pabelan

merupakan pertambangan yang dikelola oleh rakyat atau bisa disebut dengan

pertambangan rakyat. Menurut UU No. 11 Tahun 1967 pertambangan rakyat

merupakan suatu usaha pertambangan bahan-bahan galian dari semua

golongan A, B dan C seperti yang dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) yang

dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau secara gotong-royong

dengan alat-alat sederhana untuk pencaharian sendiri.

Menurut ( Salim, 2005:44) Bahan galian tambang dibagi menjadi 3

glongan yaitu golongan A, B dan C. Bahan galian A termasuk kedalam bahan

galian stategis seperti minyak bumi, aspal, lilin bumi, batu bara, nikel. Bahan

galian B adalah bahan galian vital yaitu bahan galian yang dapat menjamin

hidup orang banyak seperti besi, emas, platina, perak, airaksa, intan,

sedangkan bahan galian C adalah bahan galian merupakan bahan galian

seperti asbes, mika, batu dan batu.

Keberadaan tambang rakyat yang apabila dilakukan pembinaan dengan

baik merupakan salah satu potensi ekonomi lokal (Sudrajat, 2010:76), yang

dapat menggerakkan perekonomian di daerah tersebut, dengan secara nyata

adanya legalisasi dan pembinaan pertambangan rakyat, maka sesungguhnya

dapat mendatangkan berbagai keuntungan dan dampak positif lainya yaitu

Page 20: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

4

menanggulangi persoalan sosial dan ekonomi masyarakat di daerah yang

bersangkutan, terbukanya lapangan kerja baru dan membangkitkan jiwa-jiwa

wira usaha di daerah.

Pertambangan di Sungai Pabelan merupakan pertambangan rakyat

dengan bahan galian golongan C karena bahan galian yang di tambang adalah

pasir dan batu (sirtu). Pertambangan rakyat di Sungai Pabelan merupakan

pertambangan rakyat yang sudah dilegalisasi karena sudah mendapat izin

(IPR) Pemerintah Daerah. Pertambangan Sungai Pabelan mendapat izin dari

pemerintah Kabupaten Magelang untuk ditambang setelah memenuhi 3

persyaratan yaitu persyatan adinistratif, persyaratan taknis dan persyaratan

Finansial (Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanan

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara).

Pemerintah Kabupaten Magelang memberikan izin kepada masyarakat

untuk menambang di Sungai Pabelan karena eksploitasi yang dilakukan tidak

memberikan dampak kerusakan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) dan

masyarakat setempat juga dapat bekerja di Pertambangan Sungai Pabelan.

Pekerja tambang atau penambang di Sungai Pabelan masih

menggunkan alat-alat yang sederhana dalan proses pertambangan. Penambang

merupakan bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral

dan batu bara. Kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh penambang di

Pertambangan rakyat Sungai Pabelan adalah mineral pasir dan batu. Para

penambang di Sungai Pabelan tidak dapat mengelola hasil tambang secara

Page 21: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

5

maksimal karena alat yang digunakan masih menggunakan alat-alat yang

sederhana.

Alat-alat yang digunakan berupa linggis, tenggok, senggong (sekop

pasir), palu dan cangkul. Sebagian besar penambang yang bekerja di

Pertambangan Sungai Pabelan berasal dari 3 Dusun pertambangan yaitu

Dusun Tangkilan, Dusun Karangsari dan Dusun Blangkunan. Masyarakat

Dusun Tangkilan, Dusun Karangsari dan Dusun Blangkunan melihat potensi

pertambangan yang ada di Sungai Pabelan karena kaya akan bahan galian

tambang Gol C yaitu pasir dan batu (sirtu).

Masyarakat Dusun Tangkilan, Dusun Karangsari dan Dusun

Blangkunan tidak serta merta menggantungkan hidupnya pada pertambangan

Sungai Pabelan, Penduduk dari ketiga Dusun tersebut juga mempunyai

pekerjaan sambilan dimana Penduduk Dusun tangkilan ada yang bekerja

sebagai penambang tetapi ada juga yang bekerja sebagai tukang ukir batu,

Penduduk Dusun karangsari juga ada yang bekerja sebagai pencari rosok

sedangkan Penduduk Dusun Blangkunan juga ada yang bekerja sebagai

Petani.

Pertambangan di Sungai Pabelan memiliki fenomena yang menarik

untuk diteliti yaitu pekerja yang ada disana. Pada umumnya pekerja tambang

identik dengan pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki, karena pekerjaan di

pertambangan lebih membutuhkan kekuatan fisik dan laki-laki terkenal

Page 22: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

6

dengan kuat secara fisik, tetapi di Pertambangan Sungai Pabelan perempuan

ikut serta dalam proses pertambangan.

Seorang perempuan seharusnya tidak bekerja di tempat pertambangan

karena kaum perempuan biasanya mengurus rumah. Masyarakat beranggapan

bahwa perempuan seharusnya tidak bekerja di luar area domestik, area dimana

perempuan harus mengurus rumah dan area publik seharusnya milik kaum

laki-laki dimana kaum laki-laki harus mencari nafkah untuk keluarga

(Fakih, 1996:21). Area domestik yang merupakan zona kaum perempuan

terdiri dari dimana perempuan harus mengurus rumah dalam arti mengurus

kebersihan rumah, memasak dan merawat anak.

Seorang perempuan yang bekerja atau beraktifitas di luar area

domestik seingkali dianggap kurang pantas atau tabu. Pekerjaan sebagai

seorang penambang pasir batu di Sungai Pabelan merupakan pekerjaan yang

tidak sesuai dengan seorang perempuan karena yang dibutuhkan lebih banyak

menggunakan kekuatan fisik.

Perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan menjadi sebab utama

dalam pembagian kerja di pertambangan Sungai Pabelan. Menurut (Fakih,

1996:8) perbedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan kontruksi sosial atau

non biologis, pernyataan tersebut membuat pandangan bahwa perempuan itu

memiliki sifat lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan sedangkang laki-

laki dianggap sebagai pribadi yang memiliki karakteristik kuat, rasional dan

perkasa.

Page 23: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

7

Dalam masyarakat masa kini seperti masyarakat indonesia, kehidupan

perempuan berputar di sekitar kehidupan rumah tangga sedangkan tujuan

perempuan seakan-akan hanyalah untuk menikah dan membentuk keluarga.

sesudah menikah, hampir seluruh kehidupan wanita dilewatkan di dalam

rumah tangga (Budiman, 1985:3). Sebab utama dalam pembagian kerja di

pertambangan ungai pabelan karena kontruksi masyarakat yang mengganggap

bahwa laki-laki lebih kuat dari pada perempuan.

Sebagian besar masyarakat desa blangkunan bekerja di Pertambangan

sirtu Sungai Pabelan, dalam Pertambangan sirtu Sungai Pabelan terdapat

beberapa faktor yang menyebabkan ketidaksetaraan gender, antara lain dalam

pembagian kerja antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan. pekerjaan

yang khusus untuk pekerja laki-laki adalah bongkar muat hasil tambang,

sehingga upah yang diberikan kepada pekerja laki-laki dan perempuan juga

bereda. Pekerja perempuan merasa tersisihkan dengan adanya pembagian

kerja tersebut, karena pihak perempuan bisa saja melakukan pekerjaan yang

biasa dilakukan pekerja laki-laki.

Perempuan tidak dapat diberikan pekerjaan yang sama dengan pekerja

laki-laki karena, pekerjaan laki-laki membutuhkan otot dan memiliki ketelitian

yang tinggi maka dari itu banyak dari pekerja perempuan dianggap tidak

mempunyai cukup tenaga dan tidak teliti, sehingga pekerja perempuan hanya

bekerja yang ringan-ringan saja seperti memecah batu menjadi lebih kecil.

Page 24: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

8

Dalam pekerjaan di pertambangan perempuan mempunyai peran

penting karena pekerja perempuan lebih ulet dan lebih teliti dibanding pekerja

laki-laki. Para pekerja peremmpuan sebenarnya menggunakan hak untuk

bekerja, namun mengapa masih ada pembagian kerja terhadap pekerja laki-

laki dan pekerja perempuan yang berkembang di lingkungan pertambangan

pasir batu.

Pembagian kerja di Pertambangan sirtu Sungai Pabelan disesuaikan

dengan tingkat kesulitan yang dihadapi para pekerja di Pertambangan sirtu

tersebut, pekerja perempuan dianggap lemah sehingga hanya melakukan

pekerjaan yang ringan dan menghasilkan upah yang sedikit, sedangkan

pekerja laki-laki dan melakukan pekerjaan yang berat dan harus teliti sehingga

upahnya lebih besar dibangdingkan dengan upah pekerja perempuan.

Pembagian kerja masyarakat seperti yang dilakukan di pertambangan

“sirtu” Sungai Pabelan juga dapat tidak hanya untuk meningkatkan

produktivitas semata tetapi jugan untuk meningkatkan solidaritas masyarakat

antara yang satu dengan yang lain. Misalnya dalam menanam padi ada orang

yang mengolah tanan, memanen, merawat dan juga ada yang memanen.

Harapanya adalah keterkaitan antara satu individu dengan individu lain yang

lebih erat (ketergantungan yang menciptakan integrasi, solidaritas kuat).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data yang berkaitan

dengan pembagian kerja secara seksual di pertambangan. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan gambaran mengai pembagian kerja antara

Page 25: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

9

pekerja laki-laki dan pekerja perempuan di pertambangan kapupaten magelang

secara umumnya dan sungai pabelan secara khususnya. penelitian yang akan

saya lakukan adalah “Pembagian kerja Secara Seksual di Pertambangan Sirtu

Sungai Pabelan Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bagaimana pembagian kerja secara seksual di pertambangan Sungai

Pabelan ?

2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap perempuan penambang di

Sungai Pabelan?

C. Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu tujuan agar pendidikan ini

terarah dan menuju pada suatu aspek yang jelas, dan yang menjadi tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana pembagian kerja secara seksual di

Pertambangan sirtu Sungai pabelan

2. Mengetahui bagaimana pandangan masyarakat sekitar mengenai

perempuan penambang sirtu Sungai Pabelan.

3. Mengetahui bagaimana perempuan masih terdiskriminasi di sektor

pekerjaan pada khususnya di Pertambangan Sungai Pabelan.

Page 26: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

10

D. Manfaat Penelitian

Dengan mengangkat tema di atas, maka manfaat yang diharapkan yakni

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang Sosiologi dan Antropologi.

b. Manfaat hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan

informasi dan referensi bagi penulis berikutnya yang akan

melakukan studi lanjut yang berkaitan dengan Sosiologi dan

Antropologi khususnya tentang pembagian kerja secara seksual di

Pertambagan sirtu Sungai Pabelan.

c. Menambah khasanah keilmuan di bidang pendidikan mata

pelajaran Sosiologi dan Antropologi, sesuai dengan SILABUS

kelas XI mata pelajaran Sosiologi pada materi bentuk-bentuk

struktur sosial dalam fenomena kehidupan masyarakat pada

indikator mengidentifikasi diferensiasi sosial berdasarkan ras,

etnis, agama dan gender.

2. Manfaat praktis

a. sebagai bahan masukan atau informasi serta pertimbangan bagi

masyarakat dalam lingkup agama sebagai upaya peningkatan

keharmonisan sosial

b. sebagai perbendaharaan perpustakaan dalam bahan kajian khususnya

mahasiswa Universitas Negeri Semarang, jurusan Sosiologi dan

Antropologi

Page 27: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

11

c. Dapat menjadi referensi bagi para peneliti berikutnya yang tertarik dan

berminat melakukan penelitian dengan tema sejenis.

E. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan kekaburan atau salah pengertian dari judul

yang penulis ambil, maka dalam batasan istilah ini penulis jelaskan secara

rinci sebagai berikut :

1. Kerja

Kerja merupakan bagaimana seseorang memaknai atau

mendapatkan aktifitas yang mendapatkan nilai ekonomis dan bagaimana

aktifitas tersebut memiliki kebeberhargaanya dalam konteks kehidupan

sosial dan bagi kehidupan seseorang (Wallman, 1972:2).

Kerja dalam pertambangan sungai pabelan adalah suatu aktivitas

yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dengan tujuan mendapatkan

penghasilan berupa uang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

2. Pembagian Kerja Secara Seksual

Pembagian kerja secara seksual menurut teori nature beranggapan

bahwa perbedaan psikiologis antara laki-laki dan perempuan disebabkan

oleh faktor-faktor biologis kedua insan ini. Sedangkan teori nature

beranggapan bahwa perbedaan ini tercipta melalui proses belajar

lingkungan. “artinya perbedaan kerja secara seksual disebabkan oleh

perbedaan faktor biologis antara kaum laki-laki dan perempuan, serta

faktor sosio-kultural (Budiman, 1981:6).

Page 28: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

12

Pembagian kerja secara seksual di Sungai Pabelan adalah

pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan di pertambangan sirtu

dimana perempuan memdapat pekerjaan yang lebih sedikit dari pada laki-

laki, sehingga perempuan mendapat upah yang lebih sedikit dari pada laki-

laki.

3. Pertambangan

Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan

dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau

batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,

konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan

penjualan, serta kegiatan pasca tambang (UU Minerba No. 4 Tahun 2009

pasal 1).

Pertambangan adalah ilmu penegetahuan, teknologi dan bisnis

yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi,

ekplorasi, evaluasi, penambangan pengelolaan, pemurnian sampai dengan

pemasaranya (kamus istilah tehnik pertambangan umum, 1994).

Dalam penelitian yang dilalakukan oleh penulis pertambangan

yang dimaksud adalah pertambangan sirtu di Sungai Pabelan.

4. Sirtu (Pasir dan Batu)

Sirtu adalah singkatan dari pasir dan batu, bisa disebut dengan

gravel atau base course. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan

batuan yang terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah.

Page 29: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

13

Sirtu biasanya merupakan batuan yang belum terpadukan dan biasanya

tersebar di daerah aliran sungai. Sirtu juga bisa diambil dari

konglomerat atau breksi yang tersebar didaerah dataran (daerah yang

tinggi). Dalam kasus ini yang akan penulis teliti adalah sirtu aliran

lahar dingin Gunung Merapi yang ada di salah satu aliran Sungai di

Kabupaten Magelang yaitu Sungai Pabelan.

5. Sungai Pabelan

Sungai Pabelan adalah salah satu sungai besar yang berada di

Kabupaten Magelang. Sungai pabelan merupakan salah satu sungai

yang mengalirkan lahar hujan merapi. Sungai Pabelan terkenal dengan

banyaknya material pasir batu yang melimpah. Dalam beberapa tahun

terkahir Sungai Pabelan dijadikan sebagai Perambangan.

Page 30: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Masalah gender dalam dunia pekerjaan di indonesia sudah

banyak diteliti mengenai masalah tersebut. Perempuan selalu

tersubordinasi masalah gender di bidang pekerjaan. Berikut adalah

beberapa penelitiaan mengenai masalah gender di bidang pekerjaan

pada perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Suhartini (2010) dalam

jurnal komunitas yang berjudul (Pergulatan Hidup Perempuan

Pemecah Batu). Penelitian Suhartini menjelaskan bahwa berdasarkan

tuntutan ekonomi seorang perempuan selain bekerja sebagai ibu rumah

tangga juga bekerja membantu penghasilan suami.

Desa kebondalem Kecamatan Gringsing Kabeupaten Batang

adalah salah satu penghasil batu split. Pekerja yang ada disana

dibedakan menjadi 2 pekerja yaitu pekerja laki-laki dan pekerja

perempuan. Biasanya perempuan bekerja memecahkan batu krikil

(batu kecil) sedangkan bagi laki-laki bekerja memecahkan batu belah

(batu besar). Adanya pembagian kerja secara seksual semacam ini

akan mempengaruhi besarnya gaji antara pekerja laki-laki dan pekerja

perempuan.

Page 31: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

15

Sistem pemberian gaji perempuan pemecah batu terlebih

dahulu meminjam uang kepada juragan atau bis (hutan atau bon)

biasanya uang yang dipinjam sekitar Rp. 600.000,00 – Rp

1000.000,00. Tidak ada jangka waktu dalam mengembalian uang

tersebut, yang penting semakin banyak batu yang dipecahkan maka

semakin cepat dalam mengembalikan uang tersebut. Pengembalian

uang yang dipinjam tersebut tidak dalam bentuk yang akan tetapi

dalam bentuk batu yang telah di pecahkan.

Pekerja mampu memecahkan batu sebanyak 1 ½ kubik dalam 1

minggu dan tiap 1 kubik ada 48 serok. Selama satu minggu bekerja

pekerja dapat menghasilkan sampai 1 ½ kubik batu split berarti ada 72

serok batu yang telah dipecahkan tiap 1 kubiknya dihargai Rp.

30.000,00 maka dalam satu bulan menghasilkan Rp. 180.000,00 uang

sebesar ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan primer dan

sekunder seperti makan, minum memperbaiki rumah dan sebagainya.

Gaji yang diterima pekerja hanya Rp. 180.000,00/bulan membuktikan

bahwa pekerja perempuan tidak terlalu dihargai dalam pekerjaan

sebagai pemecah batu.

Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2012) dalam jurnal

komunitas yang berjudul Peran Ganda Perempuan Pemetik Teh.

Penelitian ini menjelaskan bahwa bahwa paradigama pembagian kerja

keluarga dalam masyarakat adalah suami berada di area pekerjaan

publik karena kududukanya sebagai pencari nafkah utama dalam

Page 32: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

16

keluarga, sedangkan istri berada di area domestik yang mengatur

rumah tangga dan anak-anak di rumah. Seorang wanita yang lebih

banyak beraktifitas di luar rumah, seringkali dianggap hal yang kurang

pantas atau tabu. Pada kenyataanya, terutama pada keluarga miskin,

banyak ibu rumah tangga yang kemudian aktif dalam kegiatan publik

sebagai pencari nafkah. Tingkat ekonomi yang masih rendah atau

kemiskinan yang membuat para wanita bersedia bekerja dalam kondisi

apapun guna mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Perempuan

pemetik teh di PT Pagilaran Batang adalah salah satu contoh nyata

dalam eksploitasi tenaga kerja wanita, karena wanita dianggap kurang

produktif dalam bekerja maka gaji yang diterima tergolong rendah.

Dalam bekerja sebagai perempuan pemetik teh di PT Pagilaran Batang

buruh perempuan jelas termarginalisasi karena gaji yang rendah dan

tidak sesuai dengan waktu dan tenaga yang dikelurkan. Buruh

perempuan biasanya bekerja minimal 6-9 jam per hari. Menurut

pengakuan salah satu tenaga kerja perempuan pemetik teh bahwa hasil

yang di dapat dalam pekerjaan sebagai pemetik teh tidak cukup untuk

memenuhi kehidupan sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Chusniatin dkk (2014) dalam

jurnal yang berjudul Peran Ganda dan Pengembangan Karir Guru-guru

Perempuan di Sekolah Muhamadiyah di Kota Surakarta. Jurnal

tersebut menjelaskan bahwa Fenomena perempuan dianggap sebagai

makhluk lemah dan kurang berkemampuan, sedikit demi sedikit

Page 33: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

17

terkikis oleh fakta sejarah. Perempuan Indonesia telah mendapat

kepercayaan menduduki posisi tertinggi dalam struktur organisasi

bisnis, sosial, politik dan keagamaan. Ini membuktikan perempuan

mampu mengemban amanah dengan baik dan mampu membangun

kepercayaan untuk berperan ganda. Fakta ini belum sepenuhnya

berdampak pada kesetaraan gender disegala lapisan masyarakat.

Di lingkungan kerja tidak semua perempuan mendapatkan hak

yang sama dengan rekan-rekan kerja laki-laki. Masih banyak

perempuan yang terpaksa mamupus keinginan untuk terjun menjadi

perempuan karier struktural karena kalah bersaing dengan laki-laki.

Masalah kepantasan, keluangan waktu dan kebebasan beraktifitas,

perempuan-perempuan mendapat kendala.

Keseimbangan peran ganda antara pekerjaan rumah tangga dan

tugas profesi sebagai guru tidaklah mudah. Terlebih bagi yang sudah

berkeluarga dan memiliki anak pasti akan menimbulkan konflik peran

di keduanya. Tugas sebagai ibu rumah tangga banyak menguras tenaga

dan perlu waktu yang tidak sedikit untuk mengurusnya. Guru

perempuan rela mengabaikan rintisan karier struktural dan hanya

menekuni tugas fungsional saja agar bisa membagi waktu urusan

keluarga.

Perdebatan tentang kepantasan perempuan menjadi pemimpin

sebuah organisasi publik, seperti menjadi kepala sekolah memang

Page 34: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

18

tidak secara terbuka, tetapi dalam benak masing-masing orang paha

patriarkhi masih berbekas. Kontruksi sosial yang ada di dalam

masyarkat menyebabkan perempuan sulit menjadi pemimpin sebuah

organisasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Lintang (2015) dalam jurnal

yang berjudul Pembagian Kerja Secara Seksual dan Peran gender

dalam Buku Pelajaran SD. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa

Melalui sosialisasi dan edukasi, media mensosialisasikan nilai dan

norma tertentu kepada masyarakat. Media menampilkan nilai dominan

tertentu yang kemudian menjadi pedoman bagi masyarakat. Salah satu

media massa yang mengemban fungsi sosialisasi peran gender adalah

buku teks pelajaran. Peran gender yang dimaksud terkait dengan

pembagian kerja secara seksual yang membawa pola “siapa bekerja

apa”. Buku teks merupakan media pendidikan bagi anak yang menjadi

sumber informasi berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat,

termasuk mengenai pembagian kerja secara seksual (Richmond-

Abbott, 1992:104).

pembagian kerja seksual pada media mengarah pada penguatan

stereotip perempuan yang emosional, lembut, pengasuh dan laki-laki

ditampilkan memiliki sifat kuat, rasional, dan pantas memimpin. Laki-

laki dan perempuan dibedakan berdasarkan stereotip tersebut.

Perempuan lebih banyak melakukan peran di ranah domestik dan laki-

laki bekerja di ranah publik. Tidak hanya sebuah pembedaan,

Page 35: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

19

pekerjaan di ranah publik dinilai lebih berbobot daripada pekerjaan di

ranah domestik. Peran gender dominan pada unit analisis 1, yaitu buku

kurikulum tahun 1982 dan 1994 (sebelum pengarusutamaan Gender)

adalah peran tradisional. Peran gender tradisional menempatkan

perempuan sepenuhnya menjalankan fungsi-fungsi dalam sektor

domestik, sebagai istri atau ibu, mengurus rumah tangga, mengasuh

anak, dan melayani suami (Sunarto, 2000: 138). Laki-laki menjalankan

fungsi-fungsi sektor publik. Laki-laki menjalankan peran reproduktif

yang menghasilkan (uang), seperti bekerja di kantor sebagai karyawan,

di sawah sebagai petani, dan sebagai aparat keamanan (polisi).

Peran gender dominan pada unit analisis 2, yaitu pada buku

kurikulum 2004 dan 2006 sedikit berbeda dengan peran gender

dominan pada kurikulum sebelumnya. Mulai muncul pembagian peran

gender dalam teks. Perempuan mulai masuk dalam ranah publik yang

ditampilkan dalam profesi guru dan laki-laki yang juga menjalankan

peran domestik. Peran gender dominan yang menonjol adalah peran

gender transisi. Peran gender mempunyai transisi dimana perempuan

lebih mengutamakan fungsinya di sektor domestik, meskipun memiliki

pekerjaan di sektor publik. Laki- laki jugs lebih banyak fokus pada

fungsinya di sektor publik yang menghasilkan (uang), meskipun laki-

laki juga telihat melakukan pekerjaan domestik. Namun demikian,

konsekuensi yang harus ditanggung perempuan dalam hal ini adalah

peran ganda atas tanggung jawab di ranah domestik dan ranah publik.

Page 36: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

20

Penelitian yang dilakukan oleh Harum (2013) dalam jurnal

yang berjudul Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan Faktor

Penyebab, Dampak dan Solusi menjelaskan bahwa Ketidaksetaraan

gender dalam bidang pendidikan merugikan pihak perempuan karena

dalam bidang pendidikan perempuan sulit mendapat jabatan yang sama

dengan laki-laki. Pihak perempuan selalu dirugikan dalam masalah

kesetaraan gender dimana perempuan selalu dirugikan dengan

anggapan sebagian orang yang mengganggap bahwa perempuan lebih

tepat bekerja di area domestik.

Penelitian yang dilakukan oleh Hayat (2015) dalam penelitian

yang berjudul Dampak Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) terhadap existenti Perempuan antara Ruang Publik dan

Domestik menjelaskan bahwa Gambaran perempuan Desa di

negara berkembang dalam khasanah pembangunan jamak

dipahami sebagai second capital (merujuk pada capital sebagai

sub ordinat). Kontek ini tidak bisa dilepaskan dari budaya

patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai struktur pengendali

utama. Hal tersebut juga jamak terjadi di Indonesia. Dalam

masyarakat miskin desa, melihat perempuan adalah memahami

tentang ketakberdayaan dari belenggu fakta sosial maupun

belenggu ekonomi. Konteks ekonomi, terutama dalam rumah tangga

miskin seringkali menempatkan perempuan sebagai capital yang

harus ikut bertanggungjawab bagi tersedianya kecukupan hidup

Page 37: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

21

keseharian. Inilah second capital yang tersubordinasi ruang relasi

dengan laki-laki. Perempuan seharusnya tidak bertanggungjawab bagi

basis dasar ekonomi, tetapi sebagai rumah tangga miskin, rasionalitas

tindakan utama pada akhirnya harus ikut secara aktif berkontribusi

secara material.

Penelitian yang dilakukan oleh Yessi dan Virna (2014) dalam

jurnal yang berjudul Motivasi Wanita Bekerja dan Pengaruhnya

terhadap Kontribusi Pendapatan Wanita dalam Membantu Pendapatan

Keluarga di Kecamatan Marpoyan Damaikota Pekanbaru menjelaskan

bahwa Pembangunan dapat dikatakan berhasil jika keluarga sejahtera di

mana tingkat pendapatan per kapita masyarakat meningkat dan

mampu menaikkan tingkat hidup serta menghilangkan kemiskinan,

sebab apabila keluarga sejahtera maka masyarakat akan

mengutamakan bagaimana memperbaiki kualitas diri seperti tingkat

pendidikan, keterampilan dan kesehatan. Dalam Undang-undang Nomor 10

Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera dengan jelas disebutkan, bahwa

Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup

spiritual, material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar

anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Page 38: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

22

Peran dan Partisipasi seluruh masyarakat Indonesia tanpa

memandang dari golongan manapun sangatlah dibutuhkan demi

kelancaran pembangunan termasuk di dalamnya wanita, wanita

merupakan salah satu sumber daya manusia di pasar kerja terutama

Indonesia, partisipasi wanita dalam dunia kerja memberikan kontribusi yang

besar terhadap kesejahteraan keluarga sebab wanita yang bekerja akan

menambah penghasilan keluarga yang secara otomatis mampu

meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan seluruh anggota keluarga

yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi besar dalam

mensukseskan pembangunan Kedudukan dan peran wanita.

Penelitian yang dilakukan oleh Arifin dkk (2013) dalam

jurnal yang berjudul Konsep Kosmologi Gender, Legalitas, dan

Realitasnya dalam sistem pranata sosial menjelaskan bahwa Gender

pada dasarnya adalah perbedaan jenis kelamin yang bukan biologis

dan bukan kodrat Tuhan. Perbedaan biologis jenis kelamin (sex)

merupakan kodrat Tuhan, sehingga secara permanen dan universal

berbeda. Sementara gender adalah perbedaan antara laki-laki dan

perempuan yang didasarkan atas konstruksi sosial. Perbedaan yang

bukan kodrat dan bukan ciptaan Tuhan, tetapi yang diciptakan,

baik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses dan budaya

yang panjang. Perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan

selain yang biologis sebagian besar justru terbentuk melalui proses

sosial budaya. Oleh sebab itu, gender selalu berubah dari waktu ke

Page 39: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

23

waktu, dari tempat ke tempat, bahkan dari kelas ke kelas, sementara

jenis kelamin tidak berubah.

Kedudukan perempuan dalam kehidupan sosial ditentukan oleh

tradisi yang berlaku dalam masyarakat. Dalam sistem kekerabatan

patrilineal lebih mengutamakan laki-laki dalam berbagai aktivitas

kehidupan.

Tanpa menggunakan gender sebagai pisau analisis terhadap

realitas, tidak akan pernah didapatkan kejanggalan. Semua proses

kehidupan berjalan normal sebagaimana ghalibnya. Oleh karena itu,

tanpa disadari bisa terjerumus ke dalam praktik misoginy, sebuah

istilah modern yang berarti tindakan penindasan terhadap kaum

perempuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Perbedaan gender yang kemudian melahirkan peran

gender sebenarnya tidak menimbulkan masalah, tetapi persoalannya

bahwa peran gender tradisional perempuan (perawat, pengasuh,

pembantu, pendidik, dan sebagainya) dinilai lebih rendah dibanding

peran gender laki-laki. Selain itu, peran gender ternyata menimbulkan

masalah yang perlu digugat yakni ketidakadilan yang ditimbulkan oleh

peran dan perbedaan-perbedaan gender tersebut. Ketidakadilan meliputi

marginalisasi (seperti pemiskinan ekonomi), subordinasi, stereotype

(pelebelan negatif), kekerasan (violence) dan beban ganda.

Penelitian yang dilakukan oleh Asli. E Mert (2017) dalam

jurnal yang berjudul Woman’s Work, Gender Ideology and Domestic

Page 40: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

24

Division of Labour: Where Do Men Stand menjelaskan bahwa

pekerjaan yang dilakukan di area domestik/ rumah tangga oleh

perempuan dan kurang di dukungnya perempuan oleh suaminya

menyebabkan perempuan kurang mampu bersaing dalam dunia

pekerjaan atau area publik. Perempuan terdiskriminasi dalam

pekerjaan karena dianggap bukan tokoh utama pencari nafkah

keluarga. Perempuan yang berpendidikan tinggi pun tidak menjamin

memperoleh pekerjaan yang baik karena adanya peran ganda yang

dijalankan oleh perempuan tersebut. Pekerja perempuan menjadi

pesimis dalam perolehan pekerjaan karena banyak dikuasi oleh laki-

laki. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa laki-laki lebih mendukung

perempuan untuk bekerja di ranah domestik tidak dalam ranah publik.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho Trisnu Brata (2014)

dalam jurnal komunitas yang berjudul Oil and Community Welfere: A

Case Study on People Mining in Indonesia (271-279). Dalam jurnal

tersebut menjelaskan bahwa ladang minyak biasanya dikelola oleh

perusahaan yang telah mendapatkan izin dari pemerintah daerah

maupun pusat. Pertambangan harus mendapat izin tersebut supaya

menjadi pertambangan resmi dan tidak illegal, pertambangan sirtu

Sungai Pabelan juga merupakan pertambangan yang dikelola oleh

rakyak/ pengelolaan dilakukan oleh masyarakat setempat dan hanya

masyarakat setempat lah yang dapat menambang di pertambangan sirtu

Sungai Pabelan. Jurnal tersebut juga menjelaskan bagaimana ekonomi

Page 41: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

25

para penambang yang memang tidak berbeda jauh dengan kondisi

ekonomi masyarakat di area pertambangan sirtu Sungai Pabelan.

Penelitian yang dilakukan oleh Risnawati (2016) dalam jurnal

eJournal Sosiatri-Sosiologi yang berjudul (Peran Ganda Istri yang

Bekerja dalam Membantu Ekonomi Keluarga Buruh Perkebunan

Kelapa Sawit pada PT. Bumi Mas Agro Kecamatan Sandaran

Kabupaten Kutai Timur). Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa

peran ganda menjadi fenomena dalam dunia kerja yang sering kita

jumpai, tidak sedikir kaum wanita yang berpartisipasi dalam dunia

industri. Berdasarkan fenomena sekarang peran perempuan sudah tidak

lagi dikaitkan dengan kodratnya sebagaii perempuan yaitu seorang istri

atau ibu rumah tangga yang hanya mengurus rumah tangga saha,

namun telah berkembang sedemikian rupa sehingga perempuan telah

berperan serta dalam setiap segi kehidupan terutama di sektor publik,

sehingga perempuan menjadi salah satu kontributor dalam ekonomi

rumah tangga.

Perempuan yang bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa

sawit dalam keluarga mempunyai peran ganda yaitu di sektor publik

dan di sektor domestik. Peran sebagai istri yang bekerja sebagai buruh

perkebunan kelapa sawit dalam keluarga keseharianya dapat

terlaksana, tetapi waktu yang dimiliki untuk pekerjaan rumah dan

keluarga sangat sedikit, karena sebagian besar waktunya berada di

tempat kerja. Sehingga waktu yang seharusnya digunakan informan

Page 42: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

26

untuk beristirahat tetapi digunakan untuk mengerjakan tugasnya

sebagai istri yaitu di area domestik.

Peran sebagai ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh

perkebunan kelapa sawit kurang terlaksan dengan baik karena waktu

ibu untuk mengurus anak-anaknya dirumah kurang karena disibukkan

dengan pekerjaan baik itu pekerjaa luar rumah maupun di dalam

rumah.

Peran istri yang bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit

di sektor publik meliputi aktivitas di tempat kerja yaitu dalam

keseharianya ada 3 bagian pekerjaan seperti spray (penyemprot),

Manuring (menumpuk), dan perawatan (membabat/menebas).

Bekerja di perkebunan kelapa sawit membutuhkan waktu

bekerja yang tidak sebentar, jam kerja bisa sampai 10-12 jam per hari

dan gaji yang diterima perempuan pekerja pun tidak dapat mencukupi

kebutuhan mereka sehari-hari. Perempuan dinilaii sebagai pekerja

yang tidak produktif karena kontruksi masyarakat yang mengganggap

bahwa perempuan tidak seharusnya bekerja di area publik. Perempuan

sudah dapat bekerja di area publik namun masih ada diskriminasi

masalah jam kerja, besar gaji yang di dapat dan perlindungan hak

bekerja perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2012) dalam jurnal yang

berjudul Peran Ganda Perempuan dan Kesetaraan Gender. Partisipasi

Page 43: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

27

perempuan saat ini, bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi juga

menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam

masyarakat Indonesia. Melihat potensi perempuan sebagai sumber

daya manusia maka upaya menyertakan perempuan dalam proses

pembangunan bukan hanya merupakan perikemanusiaan belaka, tetapi

merupakan tindakan efisien karena tanpa mengikut sertakan

perempuan dalam proses pembangunan berarti pemborosan dan

memberi pengaruh negatif terhadap lajunya pertumbuhan ekonomi

(Pudjiwati, 1983). Partisipasi perempuan menyangkut peran tradisi dan

transisi. Peran tradisi atau domestik mencakup peran perempuan

sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Peran transisi meliputi

pengertian perempuan sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan

manusia pembangunan. Pada peran transisi wanita sebagai tenaga kerja

turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai

kegiatan sesuai dengan ketrampilan dan pendidikan yang dimiliki serta

lapangan pekerjaan yang tersedia (Sukesi, 1991).

Keterlibatan perempuan yang dibilang cukup banyak tetapi

secara jelas belum diakui di Indonesia membawa dampak terhadap

peranan perempuan dalam kehidupan keluarga. Fenomena yang terjadi

dalam masyarakat adalah semakin banyaknya perempuan membantu

suami mencari tambahan penghasilan, selain karena didorong oleh

kebutuhan ekonomi keluarga, juga perempuan semakin dapat

mengekspresikan dirinya di tengah keluarga dan masyarakat. Keadaan

Page 44: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

28

ekonomi keluarga mempengaruhi kecenderungan perempuan untuk

berpartisipasi di pasar kerja, agar dapat membantu meningkatkan

perekonomian keluarga.

Sebagian besar masyarakat Indonesia sepakat bahwa peranan

perempuan tidak bisa dipisahkan dengan peran dan kedudukan mereka

dalam keluarga. Perempuan lebih banyak terkungkung dalam peran

sebagai pendamping suami dan pengasuh anak. Seiring dengan

kemajuan ekonomi dan meningkatnya pendidikan wanita maka banyak

ibu rumah tangga dewasa ini yang tidak hanya berfungsi sebagai

manajer rumah tangga, tetapi juga ikut berkarya di luar rumah.

Penelitian yang dilakukan oleh Jeiske (2015) dalam jurnal yang

berjudul Peran Ganda Ibu Rumah Tangga dalam Maningkatkan

Ekonomi Keluarga di Desa Tahoran Kecamatan Beo Kabupaten

Kepulauan Talaud. Dalam jurnal Jeiske mengatakan bahwa Kaum

wanita saat ini tidak saja berperan tunggal, tetapi juga berperan ganda.

Perkataan lain ibu rumah tangga tidak saja berperan pada sektor

domestik, tetapi juga berperan di sektor publik. Ibu-ibu rumah tangga

yang bekerja di sektor publik, seperti: Berdagang keliling, berdagang

kecil-kecilan, warung, pembantu rumah tangga, salon, pegawai,

penjaga toko, buruh pabrik, berdagang di pasar dan sebagainya.

Pada masyarakat modern, tuntutan kehidupan saat ini semakin

bertambah terutama bidang sosial dan ekonomi. Semua ini

Page 45: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

29

mengakibatkan status perempuan tidak lagi sebagai ibu rumah tangga

saja, melainkan dituntut peranannya dalam ber- bagai kehidupan sosial

kema- syarakatan, seperti turut bekerja membantu suami, bahkan untuk

menopang ekonomi keluarga.

Perempuan sudah mampu bekerja di area publik tetapi

perempuan juga masih tediskriminasi dalam pembagian kerja secara

seksual. Seperti laki-laki memperoleh kedudukan lebih tinggi atau

mempunyai prioritas yang lebih dibandingkan perempuan dalam

kedudukan pekerjaan. Perempuan selalu terdiskriminasi masalah

pembagian kerja. Laki-laki selalu memperoleh pekerjaan yang lebih

baik dibandingkan dengan perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ruth Sealy (2013) dalam jurnal

yang berjudul Changing Perceptions of Meritocracy in Senior

Women’s Careers. Dalam jurnal tersebut Sealy menjelaskan bahwa

kesetaraan gender dalam pekerjaan masih sangat minim. Perempuan

masih dinggap sebagai mahluk dibawah laki-laki sehingga jabatan

yang diterima perempuan dalam dunia kerja pun dibawah laki-laki.

Career perempuan dalam dunia kerja selalu terdiskriminasi oleh

kaum laki-laki karena perempuan biasanya mengurus rumah tangga.

Anggapan bahwa perempuan secara alamiah berada dalam lingkup

domestic membuat perempuan terdiskriminasi. Dampak dari

Page 46: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

30

terdiskriminasinya perempuan membuat perempuan berpeluang

menjadi mencari pekerjaan yang baik di area publik.

Penelitian yang dilakukan oleh George Dr. Beena dalam jurnal

yang berjudul A Review of Literature on Micro Finance and Womwn

Empowerment. Menjelaskan bahwa Setiap strategi yang bertujuan

untuk mengatasi pemberdayaan orang miskin, khususnya perempuan,

harus didasarkan pada pemahaman dan kemampuan untuk mengatasi

penyebab kurangnya kekuatan yang ada di baliknya. Tinjauan terhadap

literatur menunjukkan bahwa ada banyak perdebatan di tingkat teoritis

mengenai apa yang merupakan pemberdayaan dan bagaimana cara

terbaik untuk dicapai. Sejumlah besar studi tingkat mikro telah

dilakukan sejauh ini oleh berbagai ilmuwan, institusi, LSM, dan

sponsor program keuangan mikro yang menyoroti kekuatan dan

kelemahan program di tingkat internasional, nasional dan regional.

Tema utama dari studi terpilih tertentu ditinjau dalam makalah ini.

Mereka terbagi menjadi empat kepala, yaitu. Pemberdayaan: analisis

konseptual, keuangan mikro sekilas, dan dampak keuangan mikro

terhadap pemberdayaan perempuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Faizal dkk dalam jurnal yang

berjudul Child value and Gender Preference Among Konjo Tribe: A

Rapid Ethography Study in Bulukumba Rural Coast Indonesia

menjelaskan bahwa Persepsi dan harapan orang tua terhadap anak

mereka berbeda dalam berbagai budaya; Itu tergantung bagaimana

Page 47: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

31

keluarga menilai kehadiran anak-anak di keluarga dan preferensi

mereka terhadap gender tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menilai

persepsi nilai anak dan preferensi gender di Suku Konjo Pantai

Pedesaan Bulukumba, di Indonesia. Menggunakan pendekatan desain

terkompresi, melalui penilaian etnografi yang cepat. Subjek terdiri dari

30 informan, dengan beberapa pasangan, tokoh masyarakat, dan

petugas kesehatan yang berbeda dan asisten Staf Keluarga Berencana.

Hasilnya menunjukkan bahwa nilai anak-anak untuk komunitas

KonjoTribe terbagi menjadi, 1) anak-anak adalah harta karun, 2) anak-

anak adalah simbol kebanggaan, 3) anak-anak istimewa dan berharga,

4) anak-anak adalah simbol keutuhan keluarga. Sementara preferensi

orang tua terhadap jenis kelamin tertentu dalam satu keluarga Konjo

Tibe menunjukkan arti yang berbeda untuk keberadaan putra dan putri,

mereka lebih memilih untuk memiliki anak daripada anak perempuan

untuk anak pertama mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Afodu dkk (2016) dalam jurnal

yang berjudul Gender Analysis of Culture Fish Enterprises in Epe Local

Area of Lagos State, Nigeria menjelaskan bahwa Memahami peran

yang dimainkan gender dalam usaha budidaya ikan sangat penting

untuk merancang kebijakan pertanian untuk meningkatkan

produktivitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan untuk

mengurangi kemiskinan. Penelitian ini menyelidiki analisis gender

perusahaan perikanan ikan di Epe Local Area of Lagos State, Nigeria.

Page 48: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

32

Hal ini dicapai melalui seleksi acak sebanyak 149 responden. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui

karakteristik sosio ekonomi peternak ikan; Fungsi produksi diterapkan

untuk menguji efisiensi teknis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

54,4% laki-laki dan 45,6% adalah perempuan. Sebagian besar

responden (67,9% laki-laki dan 55,9% perempuan) telah menikah dan

(32,1% laki-laki dan 44,1% perempuan) berada dalam kategori tunggal.

Ini juga mengungkapkan bahwa 23,5% pria dan 17,6% wanita

menjalani pendidikan tersier. 43,2% laki-laki dan 36,8% memiliki

pengalaman di atas 6 tahun dalam bisnis ini, 43,2% laki-laki dan 42,6%

perempuan memulai bisnis mereka dengan tabungan pribadi mereka

dan 66,7% laki-laki dan 70,6% perempuan membeli tanah mereka.

Estimasi likelihood maksimum pada capaian produksi stokastik

menunjukkan bahwa efisiensi teknis rata-rata adalah 0,75 untuk petani

pria dan wanita. Hasilnya juga menunjukkan bahwa koefisien ukuran

tambak dan persalinan positif dan signifikan untuk petani laki-laki,

sedangkan untuk pengalaman petani selama bertahun-tahun, ukuran

tambak dan persalinan positif dan signifikan. Dianjurkan agar kaum

muda didorong untuk berlatih budidaya ikan, dan juga melibatkan

dalam melakukan penelitian tentang budidaya ikan karena hal ini dapat

membantu dalam memecahkan masalah ketahanan pangan dan

kecukupan pangan.

Page 49: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

33

Penelitian yang dilakukan Olufunmilayo (2017) dalam jurnal

yang berjudul Gender as a Quest for Social Peace in Nigeria

menjelaskan bahwa Wanita saat ini tampil lebih penuh harapan, energik

dan optimis dibanding sebelumnya di zaman kita. Padahal, ini bukan

untuk mengatakan bahwa wanita benar-benar dibebaskan dari

mengalami peristiwa stres atau traumatis berdasarkan isu-isu terkait

gender, yang bertahan bagi perempuan sebagai ancaman terhadap

kesehatan, ekonomi dan ekuitas sosial mereka. Oleh karena itu makalah

ini dirancang untuk melihat konsep kesetaraan gender sebagai upaya

pencarian perdamaian nasional. Ekuitas gender dapat dilihat sebagai

kesempatan yang setara bagi semua orang, terlepas dari jenis kelamin

mereka, dalam mengakses dan memahami peristiwa budaya dan sosial

dalam menjalankan koeksistensi damai di lingkungan masing-masing di

Nigeria, sebagai sebuah negara. Sebagai pengganti diskriminasi,

kesetaraan gender memungkinkan kedua jenis kelamin menemukan

kekuatan dalam keragaman mereka, berbagi di antara mereka hal-hal

yang menjadikannya entitas unik. Manfaat kesetaraan jender dalam

menghadapi kinerja peran yang menguatkan setiap individu dalam

pemeliharaan perdamaian di seluruh keragaman sosial di Nigeria tidak

dapat terlalu ditekankan. Berdasarkan pembahasan tersebut, kesimpulan

ditarik dan rekomendasi dibuat.

Penelitian yang dilakukan oleh Tensisau (2016) dalam jurnal

yang berjudul Internalization of Gender Role in Production, Decision

Page 50: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

34

Making and Income (Case Study of Sericulture Household in Wajo

District Indonesia) menjelaskan bahwa Istrinya memegang peran

dominan dalam kegiatan sericulture. Rata-rata peran istri dalam

kegiatan produksi 81,50 jam per satu siklus produksi, suami 52,05 jam,

anggota keluarga perempuan berjumlah 25,39 jam, dan anggota

keluarga pria berjumlah 6,78 jam. Pengambilan keputusan dalam

kegiatan sericulture menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang

dominan adalah istri sendiri sebesar 42,86%, maka suami 28,57%

kemudian diputuskan oleh keduanya sebesar 28,57%.

Sedangkan pendapatan dari sericulture dominan dimainkan oleh

istri dengan rata-rata 504,945 IDR (US $ 38,68) per bulan, sedangkan

pendapatan dari bisnis sericulture luar didominasi oleh suami dengan

rata-rata 2,097,222 IDR (US $ 161,67) per bulan, Dan rata-rata total

pendapatan rumah tangga adalah 4,268,272 IDR (US $ 327,00) per

bulan. Implikasinya adalah bahwa peran istri dan wanita dalam

sericulture dapat diperhitungkan dalam ekonomi keluarga untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Usaha

sericulture bisa meningkatkan pendapatan dan bisa dilakukan di rumah

di sela-sela kegiatan rumah tangga tanpa meninggalkan keluarga.

Penelitian yang dilakukan oleh Ashenafy (2015) dalam jurnal

yang berjudul Poetics of Powes adn Contruction of Gender Identify in

Selected Published Ethiopian Children’s Stories menjelaskan bahwa

Studi ini mengeksplorasi puisi kekuasaan dan konstruksi identitas

Page 51: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

35

gender dalam Sastra Anak-anak Etiopia. Data untuk penyelidikan

diterbitkan literatur anak-anak di Amharic dipilih berdasarkan motif

mereka mewujudkan dan reoccurrence dari nilai-nilai yang berkaitan

dengan hubungan kekuasaan dan identitas gender. Analisis tersebut

menunjukkan perwujudan struktur daya tetap yang menanamkan

kepasifan dan menormalkan struktur kelas dengan menerapkan sistem

tata kelola simbolik hierarkis dan menindas. Pembangunan identitas

gender dalam teks tampaknya saling bertentangan dan dipengaruhi oleh

wacana kekuasaan. Kognisi, taktis, kekuatan otot dan otoritas adalah

atribut karakter laki-laki.

Penelitian yang dilakukan oleh Nyamwange (2010) dalam jurnal

yang berjudul Reflection of Gender Mainstreaming Policies on Sectoral

Development in Kenya: A Retrospection Review Since 2010

menjelaskna bahwa Upaya untuk mengarusutamakan perspektif gender

dalam kebijakan publik global telah didorong oleh berkembangnya

jaringan transnasional di kalangan gerakan perempuan.

Pemerintah Kenya pada bagiannya telah menyatakan

keinginannya untuk mencapai kesetaraan jender melalui kebijakan

pengarusutamaan gender sebagaimana tercantum dalam Konstitusi

2010. Tujuan makalah ini adalah untuk mengkaji bagaimana kebijakan

gender telah berjalan sejak tahun 2010 baik di sektor pemerintah

maupun non-pemerintah dalam hal devolusi. Tujuan studi meliputi: (i)

mengeksplorasi bagaimana kebijakan gender bekerja di sektor

Page 52: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

36

pemerintah dan non pemerintah, (ii) menetapkan bagaimana kebijakan

gender telah mencapai kesetaraan dan egalitarianisme, dan (iii)

memeriksa bagaimana ketiga lengan pemerintah mengizinkan gender

Kebijakan untuk berkembang.

Makalah ini akan menggunakan sumber data primer dan

sekunder untuk menyelidiki operasi kebijakan kesetaraan jender.

Responden akan dipilih dengan menggunakan teknik sampling acak dan

purposive; Terutama yang berada dalam posisi kebijakan.

Dalam menganalisis data, statistik deskriptif dan inferensial

akan digunakan dan hasil yang diperoleh akan menginformasikan

kepada pembuat kebijakan. Studi ini akan menggunakan teori gender

dan feminis untuk memeriksa ketegangan pemerintah dalam proses

pemberdayaan perempuan dan kelompok rentan. Hasil penelitian akan

menunjukkan apakah pengarusutamaan gender adalah isu teoretis atau

merupakan realitas inklusif dari perspektif lintas budaya dan nasional.

Makalah ini akan menciptakan peluang untuk jalan ke depan

B. Landasan / Kerangka Teoritik

1. Teori Nuture dan Teori Pembagian Kerja

Teori yang akan digunakan untuk menganalisa pembagian

kerja secara seksual di pertambangan Sungai Pabelan Kecamatan

Muntilan Kabupaten Magelang adalah Teori nurture. Penelitian ini

akan menggunakan teori nurture sebagai bahan analisis untuk

Page 53: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

37

menggunakan bagaimana pembagian kerja secara seksual di

pertambangan Sungai Pabelan dan bagaimana peran perempuan dalam

pembagian kerja tersebut.

John Stuart Mill dalam teori nuture menjelaskan bahwa

perbedaan perempuan dan laki-laki adalah hasil kontruksi sosial

budaya menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan itu

membuat perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan

kontribusinya dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Kontribusi sosial menempatkan perempuan dan laki-

laki dalam perbedaan kelas. Laki-laki diidentikan dengan kelas

borjuisdan perempuan sebagai kelas proletar (Budiman, 1985:2).

Mill mejelaskan perempuan hanya boleh mempunyai perasaan

karena itu Mill menyimpulkan bahwa yang disebut dengan kodrat

perempuan adalah hasil buatan, hasil dari kombinasi tekanan dan

paksaan di satu pihak, dan rangsangan yang tidak wajar dan

menyesatkan di lain pihak (Budiman, 1895:5).

Teori nuture menjelaskan bahwa pembagiam kerja secara

seksual adalah pembagian kerja atas perbedaan sosio-kultural,

perempuan yang bersifat lemah lembut, bersifat melayani,

ketergantungan, emosional, dan tidak bisa bekerja keras, sedangakam

laki-laki mahluk yang berjiwa pemimpin, mandiri, kuat, dan rasional.

Teori nurture mendasari pembagian kerja secara seksual di masyarakat,

pembagian kerja secara seksual di masyarakat terjadi karena sosialisasi

Page 54: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

38

dari lingkungan sekitarnya. Sosialisasi yang diterima oleh masyarakat

sebagian besar membawa pengaruh bahwa laki-laki menjadi seorang

yang mencari nafkah dalam kehidupan berumah tangga sedang untuk

perempuan sebagaian besar disosialisasikan untuk mengurus rumah

dan anak.

Teori nuture beranggapan perbedaan relasi gender antara laki-

laki dan perempuan tidak ditentukan oleh faktor biologis melainkan

oleh kontruksi sosial. Peran sosial yang ada di masyarakat selama ini

dianggap baku dan dipahami sebagai doktrin keagamaan,

sesungguhnya bukanlah kehendak tuhan dan juga sebagai produk

determinasi produk biologis melainkan sebagai produk determinasi

biologis melainkan sebagai produk kontruksi sosial. Nilai-nilai bias

gender yang banyak terjadi di masyarakat yang disebabkan oleh faktor

biologis, sesungguhnya tidak lain adalah konstruksi budaya (Nugroho,

2008:22-23).

Teori nurture yang akan digunakan dalam menganalisis

pembagian kerja secara seksual di Pertambangan Sungai Pabelan.

Masyarakat yang bekerja di Pertambangan Sungai Pabelan adalah

masyarakat yang secara sosiokultural mengganggap bahwa perempuan

lebih lemah dari laki-laki. (Budiman, 1985:2) menjelaskan bahwa

pengikut teori nuture beranggapan bahwa perempuan lebih kuat dari

laki-laki tericipta melalui proses belajar dari lingkunganya.

Page 55: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

39

Menurut Sri Suharyati (2010) dalam jurnal komunitas yang

berjudul Pergulatan Hidup Perempuan Pemecah Batu menjelaskan

bahwa seorang perempuan dianggap lebih lemah dari pada laki-laki

karena proses sosialisasi dari masyarakat dan faktor sosiokultural yang

ada di masyarakat tersebut. Dilandasi jurnal tersebut apakah

penambang perempuan di pertambangan Sungai Pabelan mempunyai

proses sosialisasi dari masyarakat sama dengan perempuan pemecah

batu, atau mungkin berbeda dengan perempuan pemecah batu.

Teori lain yang akan digunakan dalam menganalisis rumusan

masalah 1 adalah teori pembagian kerja Emile Durkheim. Dalam teori

pembagian kerja yang dikemukakan oleh Emile Durkheim

menjelaskan bahwa menerangkan bahwa masyarakat modern tidak

diikat oleh kesamaan antara orang-orang yang melakukan pekerjaaan

yang sama, akan tetapi pembagian kerjalah yang mengikat masyarakat

dengan memaksa mereka agar tergantung satu sama lain. Solidaritas

menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu atau

kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang

dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

Teori pembagian kerja Emile Durkheim juga digunakan untuk

menciptakan kehidupan sosial yang terintegrasi tidak selalu tergantung

pada homogenitas.

Bagi Durkheim, dengan pembagian kerja maka mampu

meningkat solidaritas masyarakat yang akhirnya menciptakan sebuah

Page 56: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

40

integrasi dalam heterogenitas. Misalnya, menanam padi ada yang

dipekerjakan untuk mengolah tanah, menanam benih padi, memanen,

dan sebagainya. Harapannya ialah adanya keterkaitan antar satu

individu dengan individu lain yang lebih erat (ketergantungan yang

menciptakan integrasi, solidaritas kuat). Namun, pada masyarakat

modern yang mempuyai pembagian kerja tinggi ternyata menampilkan

individualitas tinggi, hukum restitutif, ketergantungan yang tinggi

mengacu pada konflik, kesadaran kolektif lemah, bersifat industrial

perkotaan

Peraturan-peraturan mengenai moralitas dalam oekerjaan dan

keadilan yang bersifat mengharuskan atau menyamakan dengan yang

lain. Peraturan-peraturan itu memaksa individu untuk memungkinkan

persetujuan mengenai kepentingan yang lebih kuat dari kepentingan

dirinya. Akibatnya di manapun masyarakat sangat mengandalkan

pembagian kerja, masyarkat bukanlah setumpukan atom yang saling

berdekatan antara atom tersebut diadakan kontok yang bersifat

eksternal serta bisa mengatasinya. Selebihnya masyarakat disatukan

oleh sebuah ikatan yang lebih dalam dari kontak tersebut (Durkheim,

1964:227).

Proses sosialisasi bahwa perempuan tidak dapat bekerja keras,

membuat perempuan yang bekerja di Pertambangan Sungai Pabelan

mendapat pekerjaan yang lebih sedikit, perempuan penambang

memperoleh porsi pekerjaan yang lebih sedikit dari pada penambang

Page 57: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

41

laki-laki. Perempuan mendapat porsi kerja yang lebih sedikit dan

sebagai imbasnya mendapat penghasilan yang lebih sedikit

dibangdingkan dengan pekerja laki-laki di sektor pekerjaan yang

dilakukan di pertambangan secara khususnya di Pertambangan Sungai

Pabelan.

2. Teori Struktural Radcliff Bown

Teori yang akan digunakan untuk menganalisa pembagian kerja

secara seksual di pertambangan Sungai Pabelan Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang adalah Teori Struktural yang dikemukakan

pertama kali oleh A. R. Radcliff-Brown. Penelitian ini akan

menggunakan teori Struktural sebagai bahan analisis untuk

menggunakan bagaimana pembagian kerja secara seksual di

pertambangan Sungai Pabelan dan bagaimana peran perempuan dalam

pembagian kerja tersebut.

Teori Struktural Radcliff Brown menjelaskan bahwa berbicara

mengenai struktur berarti mengacu kepada semacam hubungan antara

komponen-komponen. Seperti struktur kulit bumi, kimia yang

mempelajari molekul-molekul, atau seperti kalimat. Struktur ini juga

terdapat pada kehidupan sosial manusia, memiliki komponen-

komponen yang saling berhubungan satu sama lain. Masyarakat adalah

sebuah strukut yang terdiri dari jaringan hubungan sosial yang

kompleks antara anggota-anggotanya. Radcliff Brown dalam Syarif

Moeis, yang menyatakan bahwa struktur sosial itu adalah suatu

Page 58: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

42

rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud dalam suatu

masyarakat, strukutr sosial itu mencakup seluruh hubungan antara

individu-individu pada saat tertentu, oleh karenanya struktur sosial itu

merupakan aspek non-prosesual dari sistem sosial, isinya adalah

keadaan statis dari sistem sosial yang bersangkutan.

Suatu Ilmu mengenai masyarakat seperti ilmu sosial, yang

mempelajari struktur sistem-sistem sosial adalah sama halnya dengan

ilmu geologi yang mempelajari struktur kulit bumi. Suatu struktur

sosial merupakan total dari jaringan hubungan natara individu atau

lebih baik person dan kelompok-kelompok person. Bentuk dari struktur

sosial adalah tetap kalau berubah proses itu biasanya berjalan lambat

sedangkan realitas struktur sosial atau wujud dari struktur sosial yaitu

person-person atau kelompok-kelompok yang ada di dalamnya, sealu

berbah dan berganti.

Teori Struktural Radcliff-Brown terbagi menjadi dua yaitu

mengenai konsep fungsi dan konsep struktur (Kuper, 1996:58). Sasaran

kajian Radcliffe-Brown adalah sistem sosial dan proses sosial. Sistem

sosial yang dimaksud oelh Radcliffe-Brown adalah “hubungan nyata di

antara individu”, atau lebih tepatnya individu yang menduduki peranan

sosial, yakni “antara persons”. Jalinan hubungan ini menjadi “struktur

sosial” yang bukan bukan abstraksi. Struktur sosial “terdiri dari”

penjumlahan semua hubungan dan individu pada saat tertentu. (Kuper,

1996: 59).

Page 59: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

43

Dalam keluarga ataupun dalam masyarakat sesungguhnya ada

struktur atau hierarki yang berkaitan dengan “satatus dan kedudukan”

yang dimainkan seseorang. Dalam keluarga misalnya, seorang ayah

atau seorang ibu memiliki peranan dan kedudukannya masing-masing.

Begitu pula halnya dengan anak laki-laki dan perempuan di dalam

suatu keluarga masing-masing mempunyai kedudukan dan peranan

yang berbeda pula.

Kelurga mempunyai struktur dan peranan masing-masing

anggota keluarga, dimana seorang ayah mempunyai peranan menjadi

kepala keluarga dan mencari nafkah, Seorang ibu berperan sebagai

pengatur rumah tangga / area publik dan anak-anak berperan sebagai

penerima nafkah dan penerima penghidupan yang layak bagi

kehidupanya dengan dipenuhinya kebutuhan oleh orang tuanya.

Penulis menggunakan teori struktural struktural dari A. R.

Radcliff-Brown dalam melihat fungsi sebuah organisasi keluarga

dimana anggota keluarga mempunyai peranan masing-masing untuk

menjadi kesatuan keluarga. Pembagian kerja secara seksual di

pertambangan Sungai Pabelan menjadi salah satu diskriminasi peran

yang dialami oleh kaum perempuan yang bekerja.

Page 60: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

44

C. Kerangka Berfikir

Pertambangan

Pertambangan

Rakyat Sungai

Pabelan

Pekerja tambang

Pembagian

pekerjaan secara

seksual di

pertambangan

sungai pabelan

Pandangan

masyarakat

terhadap pekerja

peremppuan

TEORI NURTURE (Jonh Stuart

Mill) TEORI

PEMBAGIAN KERJA (Emile

Durkheim)

TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

(Radcliff Brown)

Bagan 1. Kerangka Berfikir

Page 61: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

45

Pembagian kerja antara para pekerja laki-laki dan para pekerja

perempuan masih terdapat dalam pertambangan sirtu Sungai Pabelan,

karena dalam pembagian pekerjaan tersebut terdapat beberapa

pekerjaan yang dianggap tidak mampu dikerjakan pekerja peremppuan,

sehingga hal tersebut juga berpengaruh terhadap pemberian gaji para

pekerja perempuan yang lebih sedikit dibandingkan dengan gaji

pekerja laki-laki.

Sektor pekerjaan masih menjadi salah satu sektor dimana

perempuan selalu termarginalisasi. Perempuan dianggap sebagai

pekerja yang tidak produktif bila dibandingkan dengan laki-laki.

Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja laki-laki mempunyai dampak

yang lebih besar dari pada pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan.

Pembagian kerja secara seksual di sungai pabelan didasari dengan teori

nurture dimana pekerja perempuan dikontruksi oleh masyarakat

mempunyai pengalaman kerja yang lebih sedikit sehingga dalam

pertambangan sirtu hanya memperoleh pekerjaan yang ringan saja

Page 62: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

129

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut

1. Pembagian kerja secara seksual di pertambangan sirtu Sungai Pabelan

terjadi sejak awal mula pertambangan sirtu Sungai Pabelan dibuka,

Kebanyakan warga masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan saat itu

lalu menjadi penambang baik itu laki-laki maupun perempuan, tetapi

perempuan mendapat perlakukan yang kurang adil di sektor pekerjaan atau

mengalami diskriminasi dalam sektor pekerjaan, perempuan yang bekerja

di pertambangan sirtu Sungai Pabelan mendapat pekerjaan sebagai

pemecah batu yang penghasilanya jauh lebih sedikit dibangdingkan

dengan pekerja laki-laki, pekerja perempuan menerima pembagian kerja

tersebut karena dari pertambangan sirtu Sungai Pabelan di buka hingga

sekarang perempuan penambang tetap melakukan pekerjaan yang sama,

tetapi ada beberapa pernyataan dari perempuan penambang bahwa

perempuan penambang sebenarnya dapat melakukan pekerjaan yang

dilakukan oleh pekerja laki-laki.

2. Pada dasarnya Pandangan masyarakat terhadap perempuan penambang

terbagi menjadi dua yaitu menganggap bahwa peremuan sah-sah saja

bekerja di pertambangan, tetapi ada yang keberatan karena perempuan

seharusnya bekerja di rumah saja tidak perlu ikut bekerja, perbedaan

Page 63: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

130

pendapat memang sangat mungkin terjadi di masyarakat, tetapi dari dua

pandangan terhadap perempuan penambang di area pertambangan sirtu

Sungai Pabelan, perempuan penambang tetap bekerja dari pertama

dibukanya pertambangan hingga sekarang. Pandangan masyarakat area

pertambangan sirtu Sungai Pabelan tidak menjadi penghalang bagi

perempuan penambang untuk tetap bekerja di pertambangan sirtu Sungai

Pabelan.

B. Saran

Saran yang dapat penulis rekomendasikan dalam penelitian ini adalah

a) Bagi masyarakat pertambangan Sungai Pabelan, pembagian kerja

secara seksual selalu merugikan kaum perempuan, di dalam sektor

pekerjaan atau area publik perempuan selalu terdiskriminasi karena

anggapan bahwa perempuan lebih lemah dari pada laki-laki sudah

melekat pada masyarakat secara umum. Perempuan seharusnya

mendapat kesempatan yang sama di dalam area publik seperti halnya

laki-laki.

b) bagi peneliti, penelitian ini hanya membahas pembagian kerja secara

seksual dan pandangan masyarakat terhadapa perempuan penambang

di pertambangan sirtu Sungai Pabelan, sehingga dapat dilakukan

penelitian lanjutan terkait pembagian kerja secara seksual di

pertambangan sirtu sungai Pabelan dan pandagan masyarakat terhadap

perempuan penambang sebagai pelengkap penelitian

Page 64: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

131

Daftar Pustaka

Abdullah, Irwan. 2001. Seks, Gender dan Reproduksi Kekuasaan.

Yogyakarta: Tarawang Press.

Adugna, Asenafi. 2015. Poetics of Power and Construction of Gender Identify in Selected Published Ethiopan Children’s Stories. International Journal of sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR)(2015) Volume 24 No. 1, pp 285-300.

Alex S. Nitisemito, 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Graha

Indonesia.

Arifin, dkk. 2013. Konsep Kosmologi Gender Legalitas dan Realitasnya dalam Sistem Pranata Sosial. Marwah: Vol. VII No. 2 Desember Th

2013.

Asli. E mert. 2017. Woman’s Work, Gender Ideology and Domestic Division of Labour: Where Do Men Stand. Uluslararası Sosyal

Araştırmalar Dergisi: Vol: 10 issue: 48.

Brata, Nugroho Trisnu. 2014. Oil & Community Welfere: A Case Study on

People Mining in Indonesia. Jurnal Komunitas: 6 (2) (2014): 271-

279

Budiman, Arief. 1985. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: PT

Gramedia.

Christiani, Lintang. 2015. Pembagian Kerja Secara Seksual dan Peran Gender dalam Buku Pelajaran SD. Jurnal Interaksi: Vol. 4, No. 1,

Januari 2015: 11-21.

Chusniatun. 2014. Peran Ganda dan Pengembangan Karir Guru-guru Perempuan di Sekolah Muhamadiyah di Kota Surakarta. Jurnal

Pendidikan Ilmu Sosial: Vol. 24, No. 2, Desember 2014.

Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fahmi, Faizal, dkk (2017). Chind Value Preference Among Konjo Trible: A

Rapid Ethnography Study in Bulukumba Rural Coast Indonesia.

Page 65: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

132

International Journal of Sciences: Basic and Applied Research

(IJSBAR)(2017) Volume 31. No 1, pp 66-74.

Georger. Dr Beena. 2014. A Literature on Micro Finance and Women Empowerment. International jurnal of Sciences: Basic and Applied (IJSBAR) (2014) Volume 16. NO 1, pp 505-522.

Hayati, Tri. 2009. Era Baru Hukum Pertambangan: Di Bawah Rezim UU No.4 Tahun 2009. Jakarta: Gramedia.

Hayat, Muhammad. 2015. Dampak Progam Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) terhadap Existensi Perempuan antara Ruang Publik dan Domestic. Jurnal Peremuan dan Anak: ISSN 2442-2614.

HS, Salim. Hukum Pertambangan Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

John, Afodu dkk. 2016. Gender Analysis of Culture Fish Enterprises in Epe

Local Area of Lagos State, Nigeria. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR)(2016) Volume 26, No. 1, pp 292-303.

Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat. PT.

Gramedia. Pustaka Utama.

Kusumawati, Yunita. 2012. Peran Ganda Perempuan Pemetik Teh. Jurnal

Komunitas: 157:167.

Marzuki. 1981. Pengorganisasian. Yogyakarta: Andi offset.

Maslina, Andi dkk. (2016). Internalization of Gender Role in Production, Decision Making and Income (Case Study of Sericulture Houshold in Wajo District Indonesia). International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) Volume 30, No 5, pp 416-426.

Moenir A.S. 1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian. Jakarta. Sinar Grafika.

Natasha, Harum. 2013. Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan, Faktor Penyebab, Dampak, Solusi. Marwah: Vol. VII No.1 Juni Th. 2013.

Nesnery, Yessy. 2014. Motivasi Wanita Bekerja dan Pengaruhnya terhadap Kontribusi Pendapatan Wanita dalam Membantu Pendapatan Keluarga di Kecamatan marpoyan Damaikota Pekanbaru. Marwah: Vol. VIII. No. 1 Juni Th. 2014.

Page 66: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

133

Nugroho, Riant., 2011, Gender dan Strategi Pengaurustamannya di

Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nyamwange, B Callen, (2010) Reflections of Gender Mainstreaming Policies on Sectoral Development in Kenya: A Retrospection Review Since 2010. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBar) Bolume 25, No 1, pp200-215.

Olufunmilano. 2017. Gender Equity as a Quest for Social Peace in Nigeria. International Journal of Sciences: Basic adn Applied Research

(IJSBAR)(2017) Volume 34, No. 1, pp1-7.

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanna Kegiatan

Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Risnawati. 2016. Peran Ganda Istri yang Bekerja dalam Membantu Ekonomi Keluarga Buruh Perkebunan Kelapa Sawit pada PT. Bumi Mas Agro Kecamatan Sandaran Kabupaten Kutai Timur. eJournal

Sosiatri-Sosiologi: 2016 4(3) 113:126.

Sealy, ruth. 2013. Changing Perceptions of Meritocracy in Senior Women’s Careers. Gender in Management: Vol. 25 No.3 issue 3, page 184-

197.

Siagian, P Sondang. 1981. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta: Gunung Agung.

Sudrajat, Nandang. Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut Hukum. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010.

Sugiyono. 2010. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.

Suhartini, Sri. 2010. Pergulatan Hidup Perempuan Pemecah Batu. Jurnal

Komunitas: 106-115.

Sutarto. 1978. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Pertambangan, Jakarta: Sinar Grafika.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta : AR-Ruzz

Media Jogjakarta.

Undang-undang Dasar Tahun 1995 ayat 33 Pasal 3.

Undang-undang Minerba No. 4 Tahun 2009 Pasal 1.

Page 67: PEMBAGIAN KERJA SECARA SEKSUAL DI PERTAMBANGAN …lib.unnes.ac.id/32016/1/3401413086.pdfUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ... Dr.scient.med. Fadly Husain, S.Sos., M.Si Dra.

134

Undang-undang No. 11 Tahun 1967 Pasal 3 ayat 1.

Wallman, Sandra. 1979. Social Anthropology of Work. London: Academic

Press

Wibowo, Dwi. 2012. Peran Ganda Perempuan dan Kesetaraan Gender.

Muwazah: Vol.3 No.1 Juli 2012.