PEMBAGIAN INSEKTISIDA

5
PEMBAGIAN INSEKTISIDA Menurut bentuknya, insektisida dapat berupa bahan padat larutan dan gas. 1. Bahan padat dapat berupa: a. Serbuk (dst.), berukuran 35 – 200 mikron dan tembus “20 mesh screenb. Granula (granules), berukuran sebesar butir gula pasir dan tidak tembus “20 mesh screen”. c. “Pellets”, berukuran kira-kira 1 cm 2. Larutan: a. Aerosol dan “fog”, berukuran 0,1 – 50 mikron. b. Kabut (mist), berukuran 50 – 100 mikron. c. Semprotan (spray) berukuran 10 – 500 mikron. 3. Gas: a. Asap (fumes dan smokes), berukuran 0,001 – 0,1 mikron. b. Uap (vapours), berukuran kurang dari 0,001 mikron. Menurut cara masuknya ke dalam badan serangga, insektisida dibagi dalam: 1. Racun Kontak (contact poisons) Insektisida ini masuk melalui eksoskelet ke dalam badan serangga dengan perantaraan tarsus (jari-jari kaki) pada waktu istirahat di permukaan yang mengandung residu insekisida. Pada umumnya dipakai untuk pemberantasan serangga yang mempunyai bentuk mulut tusuk-isap.

description

ggggg

Transcript of PEMBAGIAN INSEKTISIDA

Page 1: PEMBAGIAN INSEKTISIDA

PEMBAGIAN INSEKTISIDA

Menurut bentuknya, insektisida dapat berupa bahan padat larutan dan gas.

1. Bahan padat dapat berupa:

a. Serbuk (dst.), berukuran 35 – 200 mikron dan tembus “20 mesh screen”

b. Granula (granules), berukuran sebesar butir gula pasir dan tidak tembus “20 mesh

screen”.

c. “Pellets”, berukuran kira-kira 1 cm

2. Larutan:

a. Aerosol dan “fog”, berukuran 0,1 – 50 mikron.

b. Kabut (mist), berukuran 50 – 100 mikron.

c. Semprotan (spray) berukuran 10 – 500 mikron.

3. Gas:

a. Asap (fumes dan smokes), berukuran 0,001 – 0,1 mikron.

b. Uap (vapours), berukuran kurang dari 0,001 mikron.

Menurut cara masuknya ke dalam badan serangga, insektisida dibagi dalam:

1. Racun Kontak (contact poisons)

Insektisida ini masuk melalui eksoskelet ke dalam badan serangga dengan perantaraan

tarsus (jari-jari kaki) pada waktu istirahat di permukaan yang mengandung residu

insekisida. Pada umumnya dipakai untuk pemberantasan serangga yang mempunyai

bentuk mulut tusuk-isap.

2. Racun Perut (stomach poisons)

Insektisida masuk ke dalam badan serangga melalui mulut, jadi harus dimakan. Biasanya

serangga yang diberantas dengan cara ini mempunyai mulut untuk menggigit, lekat isap,

kerat isap, dan bentuk mengisap.

3. Racun Pernapasan (fumingants)

Insektisida masuk melalui sistem pernapasan (spirakel) dan juga melalui permukaan badan

serangga. Insektisida dapat dipakai untuk memberantas semua jenis serangga tanpa

Page 2: PEMBAGIAN INSEKTISIDA

memperhatikan bentuk mulut. Penggunaan insektisida harus hati-hati, terutama bila

dipakai di ruangan tertutup.

Menurut bahan kimia, insektisida dibagi dalam:

1. Insektisida anorganik (anorganic insecticides)

2. Insektisida organik berasal dari alam (natural organic insecticides)

3. Insektisida organik sintetik (syntetic organic insecticides)

Insektisida yang perlu diketahui adalah:

1. DDT (Dikloro Defenil Trikloroetan)

Insektisida ini berupa kristal putih, mempunyai susunan kimia yang stabil dengan harga

termurah dan daya residu yang lama (3 – 6 bulan). Tidak larut dalam air dan larut dalam

pelarut organik, mudah diserap oleh lemak.

DDT digunakan untuk pemberantasan lalat, nyamuk, tuma, pinjal, dan kutu busuk. DDT

bentuk semprotan (residual spray) sampai sekarang masih dipakai untuk pengendalian

vektor malaria, terutama di luar Pulau Jawa dengan dosis 2 gram per meter persegi. Di

Jawa Tengah dan Jawa Timur, DDT dilaporkan telah menimbulkan resisten terhadap An.

sundaicus dan An. aconitus maka DDT ditukar dengan fenitrotion.

2. Fenitrotion

Insektisida ini termasuk golongan organo-fosfor, bersifat sedikit menguap. Zat ini lebih

toksik dari DDT, tapi mempunyai residu yang lebih pendek (kira-kira 2 bulan). Di

Indonesia digunakan untuk pengendalian nyamuk Anophelini yang sudah resisten terhadap

DDT tapi harganya mahal. Zat ini disebut juga Sumition atau Folition.

3. Abat disebut juga temefos

Insektisida ini termasuk golongan organo-fosfor, biasanya dijual dalam bentuk “sand

granules” yang dilapisi 1 % larutan. Insektisida ini sangat toksik terhadap larva nyamuk

tapi tidak toksik terhadap manusia, sekalipun terdapat dalam air minum. Merupakan

insektisida yang paling efektif terhadap larva Ae. aegypti terutama yang sudah resisten

terhadap chloronated hydrocarbon.

Page 3: PEMBAGIAN INSEKTISIDA

4. Malation

Termasuk golongan organo-fosfor berupa larutan berwarna tengguli, bau tidak enak,

lambat larut dalam air, tapi mudah larut dalam pelarut lainnya. Sangat toksik terhadap

nyamuk, lalat, lipas, pinjal, dan lain-lain, tapi tidak membahayakan manusia dan hewan

lainnya. Sering digunakan sebagai pengganti golongan chloronated hydrocarbon misalnya

DDT yang sudah mengalami resistensi. Pernah dipakai sebagai pengasapan (foging)

menggunakan malation dari kapal terbang dalam upaya pengendalian vektor DHF, waktu

Semarang dinyatakan sebagai daerah wabah DHF.

5. Baygon

Termasuk golongan karbamat bersifat sedikit berbau, sangat efektif sebagai insektisida

untuk memberantas lipas, lalat, nyamuk, dan laba-laba. Sand flies dalam bentuk “spray”

atau aerosol yang dicampur dengan repellent yang sangat peka untuk pengendalian

nyamuk rumah Cx. quiquefasciatus.

6. Dieldrin

Sering digunakan sebagai “residual spray” bersama-sama dengan DDT untuk

pemberantasan nyamuk malaria, lebih toksik dari DDT, daya residu lebih pendek (1 – 3

bulan). Digunakan untuk pemberantasan serangga yang telah resisten terhadap DDT,

terutama untuk pengendalian An. sundaicus yang tahun 1954 dinyatakan resisten terhadap

DDT.

7. Piretrum

Insektisida ini berasal dari kepala bunga serunai (Chrysanthemum spp.), mempunyai daya

bunuh serangga yang besar, bersifat neurotoksik yang menyebabkan paralysis serangga.

Larut dalam minyak dan mudah dicampur dalam bentuk serbuk.Tidak toksik untuk

mamalia, tapi dapat menyebabkan iritasi bronchus yang berakibat sesak napas. Dipakai

dalam obat nyamuk dengan konsentrasi rendah sehingga bekerja sebagai “repellent”.

1. Sebutkan dan jelaskan pembagian insektisida menurut cara masuknya ke dalam badan

serangga!