PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna...

118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN SERTA IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TALK SHOW “APA KABAR INDONESIA MALAM” DI TV ONE: Suatu Tinjauan Pragmatik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh MARINA CATUR NOPITA WATI C0207004 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna...

Page 1: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNANSERTA IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TALK SHOW

“APA KABAR INDONESIA MALAM” DI TV ONE:Suatu Tinjauan Pragmatik

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratanguna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni RupaUniversitas Sebelas Maret

Disusun OlehMARINA CATUR NOPITA WATI

C0207004

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : MARINA CATUR NOPITA WATINIM : C0207004

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Pematuhan danPelanggaran Prinsip Kesantunan serta Implikatur Percakapan dalam Talk Show“Apa Kabar Indonesia Malam” di TV One: Suatu Tinjauan Pragmatik adalahbetul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) danditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar maka saya bersediamenerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperolehdari skripsi tersebut.

Surakarta, Januari 2012

Yang membuat pernyataan,

Marina Catur Nopita Wati

Page 5: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan.Dan semua hasrat keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan.

Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran.Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta

(Khalil Gibran)

Orang terkuat bukan mereka yang selalumenang melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

(Khalil Gibran)

Page 6: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Ayah dan Ibu tercinta Kakak-kakak dan keponakanku tersayang Semua yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini

Page 7: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt., sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip

Kesantunan serta Implikatur Percakapan dalam Talk Show “Apa Kabar

Indonesia Malam” di TV One: Suatu Tinjauan Pragmatik. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret, yang telah berkenan memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izin serta

kemudahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

3. Dra. Chattri S. Widyastuti, M. Hum., selaku pembimbing skripsi yang

senantiasa memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis dengan

penuh kesabaran.

4. Miftah Nugroho, S.S., M. Hum., selaku penelaah proposal skripsi yang dengan

sabar memberi masukan kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Drs. Henry Yustanto, M.A., selaku pembimbing akademik yang senantiasa

memberi pengarahan dan bimbingan dalam proses belajar

6. Seluruh dosen di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Bapakku Supardi, B.A. dan Ibuku Suwarni yang telah merawat dan

membesarkan, serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.

Page 8: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

8. Kakak-kakak penulis: Alm. Hari Purwanto, Titik Harjanti S. Kep., Agung

Budi Santoso, dan kakak ipar penulis Suharni, serta keponakan penulis Ghinaa

Kaamalia Amandha dan Rofiqi Fadhil Hafidsyah yang telah memberikan

semangat, kasih sayang dan keceriaan kepada penulis.

9. Sahabat Nthungs: Marilda Ali Damru, Arvita Kusumardani, Panca Ratna Sari,

Eri Dwi Astuti, Vitalia Rakhman. Terima kasih atas perhatian dan

kebersamaan yang telah diberikan kepada penulis.

10. Teman-teman Sastra Indonesia UNS angkatan 2007. Aril, Arvita, Panca, Eri,

Vitalia, Yenny, Diana Dwi S, Unun, Alfiatun, Ukhti, Tri H, Fitria, Safitri,

Puspita, Imas, Ummi N, Wilda, Betty, Esti, Putri, Arif, Ikhsan, Hari S., Wibi,

Anggara, Rahmat, Fajar, Hari, Arif S., dll. Terima kasih atas kebersamaannya

selama ini di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret.

11. Sahabat-sahabatku: Wulan Sari, Ika Susanti, Indah Purwaningsih, Prih

Ariningrum, Lisa Yayi Sari. Terima kasih atas kepedulian dan kasih sayang

yang diberikan kepada penulis.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa Sastra Indonesia pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

Page 9: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………...… i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................… iv

LEMBAR MOTTO ……………………………………………………... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………... vii

DAFTAR ISI ..........................................................................................… ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………... xii

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………… xiii

DAFTAR AKRONIM……………………………………………............. xiv

ABSTRAK .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………… ...… 1

B. Pembatasan Masalah ……………………………………… 7

C. Rumusan Masalah ………………………………………… 8

D. Tujuan Penelitian ………………………………………. … 8

E. Manfaat Penelitian ………………………………………... 9

F. Sistematika Penulisan …………………………………….. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Studi Terdahulu………………………………… 11

B. Landasan Teori…………………………………………….. 14

Page 10: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Definisi Pragmatik…………………………………… 14

2. Situasi Tutur…………………………………………. 16

3. Tindak Tutu..………………………………………… 18

4. Tindak Tutur Langsung dan Tidak Tutur Tidak Langsung 23

5. Tindak Tutur Literal dan Tidak Tutur Tidak Literal…. 25

6. Prinsip Kesantunan…………………………………… 26

7. Skala Kesantunan…………………………………..... 32

8. Implikatur…………………………………………….. 37

9. Talk Show……………………………………………. 41

C. Kerangka Pikir ..............................................................…… 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian…………………………………………… 44

B. Sumber Data dan Data …………………………………… 45

C. Teknik Pengumpulan Data………………………………... 45

D. Teknik Klasifikasi Data …………...................................... 47

E. Teknik Analisis Data……………………………………… 49

F. Teknik Penyajian Analisis Data 50

BAB IV ANALISIS

A. Pematuhan Prinsip Kesantunan dalam Talk Show AKIM

1. Pematuhan Maksim Kearifan …………………….…… 52

2. Pematuhan Maksim Kedermawanan……………….….. 55

3. Pematuhan Maksim Pujian …………………………… 57

4. Pematuhan Maksim Kerendahan Hati………………… 60

5. Pematuhan Maksim Kesepakatan …………………….. 62

Page 11: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

6. Pematuhan Maksim Simpati ………………………….. 64

B. Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Talk Show AKIM

1. Pelanggaran Maksim Kearifan ………………………… 68

2. Pelanggaran Maksim Kedermawanan ………………… 71

3. Pelanggaran Maksim Pujian……………………………. 75

4. Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati………………… 77

5. Pelanggaran Maksim Kesepakatan……………………… 80

6. Pelanggaran Maksim Simpati…………………………… 83

C. Implikatur Percakapan dalam Talk Show AKIM

1. Implikatur ‘meminta’……………………………………. 86

2. Implikatur ‘menghina’………………………………….. 87

3. Implikatur ‘sindiran’……………………………………. 89

4. Implikatur ‘ketidakpercayaan’…………………………. 91

5. Implikatur ‘menyuruh’…………………………………. 93

6. Implikatur ‘tidak setuju’……………………………….. 94

7. Implikatur ‘kecewa’…………………………………..... 95

8. Implikatur ‘keraguan’………………………………….. 98

BAB V PENUTUP

A. Simpulan........................................................................ …. 101

B. Saran .............................................................................. …. 103

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................… 104

LAMPIRAN DATA ................................................................................ 106

Page 12: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pematuhan prinsip kesantunan dalam talk show AKIM 67

Tabel 2 Pelanggaran prinsip kesantunan dalam talk show AKIM 85

Tabel 3 Implikatur percakapan dalam talk show AKIM 99

Page 13: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AKIM : Apa Kabar Indonesia Malam

ANTV : Andalas Televisi

BBM : Black Berry Masangger

DPR : Dewan Perwakilan Rakyat

GBK : Gelora Bung Karno

HAM : Hak Asasi Manusia

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi

MU : Manchester Unieted

MUI : Majelis Ulama Indonesia

Nas. : Nasional

OVJ : Opera Van Java

PAN : Partai Amanat Nasional

PDI-P : Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PSSI : Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia

SBY : Susilo Bambang Yudhoyono

Swt. : subhanahu wa taala

U-23 : Under-23

U-I9 : Under-19

YME : Yang Maha Esa

Page 14: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR AKRONIM

Bapepam : Badan Pengawas Pasar Modal

Inpres : Instruksi Presiden

Kamtibmas : Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Kapolri : Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Keppres : Keputusan Presiden

Mabes : Markas Besar

Menkopolhukam : Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan

Orba : Orde Baru

Orla : Orde Lama

Panja : Panitia Kerja

Pansus : Panitia Khusus

Polri : Kepolisian Negara Republik Indonesia

Raker : Rapat Kerja

Satgas : Satuan Tugas

Page 15: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

MARINA CATUR NOPITA WATI. C0207004. 2012. Pematuhan danPelanggaran Prinsip Kesantunan serta Implikatur Percakapan dalam Talk Show“Apa Kabar Indonesia Malam” di TV One: Suatu Tinjauan Pragmatik. Skripsi:Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas SebelasMaret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimanawujud pematuhan prinsip kesantunan yang terdapat dalam talk show Apa KabarIndonesia Malam di TV One? (2) Bagaimana wujud pelanggaran prinsipkesantunan yang terdapat dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TVOne?, (3) Bagaimana wujud implikatur percakapan yang terdapat dalam talk showApa Kabar Indonesia Malam di TV One?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan wujud pematuhanprinsip kesantunan yang terdapat dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam diTV One, (2) Mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kesantunan yangterdapat dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One, (3)Mendeskripsikan wujud implikatur percakapan yang terdapat dalam talk showApa Kabar Indonesia Malam di TV One.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.Sumber data penelitian ini adalah stasiun televisi TV One yang menayangkantayangan talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One. Data dalampenelitian ini adalah tuturan yang mengandung prinsip kesantunan dan implikaturpercakapan beserta konteks yang terdapat dalam talk show Apa Kabar IndonesiaMalam di TV One pada bulan Januari dan Februari 2011. Teknik pengumpulandata yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik bebas libat cakap, teknikrekam, dan teknik catat. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakanteknik analisis heuristik dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Teknikpenyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan penyajian informaldan formal yaitu berupa kata-kata dan berupa lambang, tanda yang menjelaskanhasil dari analisis data dalam penelitian ini.

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat pematuhan danpelanggaran terhadap prinsip kesantunan. Pematuhan tersebut meliputi keenammaksimnya yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian,maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Pelangaranprinsip kesantunan meliputi keenam maksimnya, yaitu maksim kearifan, maksimkedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan,dan maksim simpati. Terdapat pula implikatur percakapan yang meliputiimplikatur meminta, menghina, sindiran, ketidakpercayaan, menyuruh, tidaksetuju, kecewa, dan keraguan.

Page 16: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88) dinyatakan bahwa

bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

suatu masyarakat untuk berkerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.

Bahasa merupakan percakapan atau perkataan yang baik dan sopan santun. Pada

dasarnya bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Semakin pentingnya komunikasi mendorong manusia untuk menciptakan

media-media baru. Media-media baru yang diciptakan oleh manusia dalam bentuk

media cetak dan media elektronik. Media komunikasi yang termasuk media cetak

misalnya surat kabar, majalah, tabloid, dan buku, sedangkan media elektronik

misalnya radio, televisi, dan internet. Media cetak dan media elektronik

merupakan sarana komunikasi yang tidak langsung antara penutur dan mitra tutur.

Media komunikasi tersebut diciptakan untuk mempermudah proses komunikasi.

Televisi merupakan salah satu bagian dari media elektronik yang ditujukan

kepada masyarakat umum dan pesan-pesan yang disebarkan mengenai

kepentingan umum (Onong Uchjana Efendy, 2006:23). Hal ini karena televisi

merupakan salah satu media elektronik yang paling efisien untuk menyebar

luaskan berita. Dengan media televisi masyarakat mampu melihat dan mendengar

apa yang sedang diperbincangkan, karena televisi merupakan salah satu media

audio-visual yaitu menampilkan bentuk gambar yang hidup dan suara yang jelas.

Page 17: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Stasiun TV One merupakan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

Stasiun TV One (sebelumnya bernama Lativi) didirikan pada tanggal 9 Agustus

2002 oleh pengusaha Abdul Latief. Pada saat itu, konsep penyusunan acaranya

banyak menonjolkan masalah yang berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas

dan beberapa hiburan ringan lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/TvOne diakses

tanggal 18 Februari 2011 pukul 14.00)

Lativi merupakan salah satu televisi yang hadir untuk menghibur

masyarakat dengan program hiburan maupun informasi yang faktual dan aktual.

Susunan acara Lativi sebanyak 60% hiburan, 20% berita, dan 20% info komersial

(http://indonesianjournalist.multiply.com/journal/item diakses tanggal 14 Februari

2012 pukul 20.00).

Pada tanggal 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi

TV One. Komposisi acara yang dihadirkan oleh TV One yaitu 70% berita dan

sisanya gabungan untuk program olahraga dan hiburan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/TvOne diakses tanggal 18 Februari 2011 pukul

14.00).

Stasiun TV One yang mempunyai slogan “Terdepan Mengabarkan”

menjadi simbol bahwa TV One merupakan salah satu televisi swasta yang lebih

mengedepankan acara berita. Acara berita tersebut dapat bermanfaat, serta

menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas karena selalu memberikan

informasi yang cepat, tajam dan akurat.

Selain slogan TV One “Terdepan Mengabarkan”, logo TV One yang

berbentuk lingkaran dengan angka 1 di dalamnya, dengan latar belakang bola

dunia serta berwarna merah dan putih juga mempunyai arti. Warna merah dan

Page 18: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

putih melambangkan Indonesia. Lingkaran dengan angka 1 di dalamnya

merupakan simbol persatuan. Penggunaan kalimat berbahasa Inggris One

menunjukkan kesiapan TV One dalam kancah pertelevisian global, sehingga

mudah dipahami oleh mitra kerja TV One yang berada di luar negeri serta

mencerminkan optimisme kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju

(http://id.pbk.wikia.com/wiki/TvOne diakses tanggal 28 April 2011 pukul 16.45).

Apa Kabar Indonesia Malam (disingkat menjadi AKIM) merupakan salah

satu acara talk show di TV One. AKIM adalah salah satu program talk show yang

menyajikan kabar-kabar terbaru yang sedang menjadi perbincangan terhangat di

kalangan masyarakat umum mulai dari ekonomi, sosial, politik, kebudayaan dan

olahraga. Acara ini menjadi lebih menarik karena selalu menghadirkan

narasumber. Narasumber yang dihadirkan akan disesuaikan dengan topik yang

sedang diperbincangkan dan publik akan mengetahui pernyataan atau opini dari

narasumber. Dengan berbagai opini, baik positif maupun negatif diharapkan dapat

membangun pemikiran yang positif bagi masyarakat luas yang menyaksikan acara

talk show ini.

Dalam AKIM terdapat tuturan-tuturan yang merupakan bentuk

komunikasi antara pembawa acara dengan narasumber. Tayangan yang

merupakan tuturan opini ini menggunakan skenario yang dikembangkan dengan

tuturan-tuturan yang spontan dan terkadang menghasilkan suatu kelucuan. Hal ini

ada sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya adalah talk show yang bermutu

dapat menggiring opini publik pada suatu hal yang baik, sedangkan jika acara talk

show banyak menghadirkan hal-hal yang tidak baik, pasti membuat sifat bangsa

ini menjadi tidak cerdas.

Page 19: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Talk Show AKIM dibagi menjadi 2 segmen. Segmen pertama pembacaan

berita dan segmen kedua yaitu dialog atau perbincangan antara pembawa acara

dengan narasumber. Oleh karena itu, penulis membatasi objek penelitian pada

dialog atau perbincangan yang terjadi antara pembawa acara dengan narasumber

yang dihadirkan.

Alasan penulis tertarik menjadikan talk show AKIM sebagai objek

penelitian karena acara ini memiliki karakteristik tersendiri yang menjadikan

acara ini berbeda dengan acara yang lain. Dalam talk show AKIM penggunaan

bahasa atau tuturan yang disampaikan oleh pembawa acara lebih bermutu, hal ini

dapat dilihat dari strategi-strategi bertanya yang disampaikan oleh pembawa

acara. Strategi-strategi bertanya tersebut menjadikan narasumber memberi

informasi yang lebih kepada pemirsa yang menyaksikan acara tersebut. Acara ini

juga dikemas secara ringan walaupun topik yang disajikan tidak selalu ringan. Hal

ini bertujuan agar pemirsa tidak cepat bosan, menambah ilmu pengetahuan, serta

membuka cakrawala pemikiran yang lebih luas terhadap suatu masalah yang

sedang terjadi.

Adapun dari aspek kebahasaan, tuturan atau percakapan yang dilakukan

oleh pembawa acara dengan narasumber mempunyai kekhasan tersendiri. Hal

yang menarik dalam perbincangan atau dialog ini yaitu, karena tuturan yang

disampaikan antar narasumber sering terjadi perbedaan pendapat sehingga

menimbulkan perdebatan. Hal ini biasa terjadi jika narasumber sama-sama berasal

dari kalangan atas, ada yang pro dan ada yang kontra. Walaupun antar narasumber

terjadi perdebatan, namun masih terlihat suasana yang santai dan tetap berkenan

di hati pemirsa. Sebagai contoh, narasumber sama-sama berasal dari anggota DPR

Page 20: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

komisi III atau XI, dan biasanya antarfraksi politik selalu terjadi perbedaan

pendapat. Masing-masing narasumber mempunyai power (kekuasaan) dalam

berbicara. Kekuasaan yang dimiliki seseorang sangat berpengaruh terhadap cara

bicaranya. Walaupun dengan nada suara yang tinggi, para narasumber tetap

menggunakan pilihan bahasa yang santun sehingga tidak menyinggung perasaan

lawan tutur. Pilihan bahasa yang digunakan akan menimbulkan efek tersendiri,

dari setiap tuturan yang diucapkan dapat terlihat apakah tuturan tersebut

mematuhi atau melanggar prinsip kesantunan. Artinya, kesantunan seseorang

dalam berbicara akan membawa pengaruh tersendiri pada diri sendiri dan juga

lawan tutur.

Selain dari aspek kesantunan, setiap tuturan yang diujarkan oleh penutur

menimbulkan suatu efek terhadap mitra tutur. Tuturan-tuturan yang disampaikan

mempunyai makna atau maksud tertentu baik secara tersirat ataupun tersurat,

secara eksplisit maupun implisit. Dengan demikian, dari tuturan-tuturan tersebut

akan muncul implikatur.

Prinsip kesantunan dan implikatur merupakan salah satu bagian dari ilmu

pragmatik. Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa

yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu (Nadar, F.X. 2009:2).

Tuturan-tuturan spontan yang terdapat dalam talk show AKIM di TV One

merupakan ungkapan perasaan penutur. Tuturan-tuturan yang disampaikan antara

narasumber dengan pembawa acara lebih tepat diteliti dengan menggunakan

pendekatan pragmatik. Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang

mempelajari maksud ujaran atau daya (force) ujaran dan fungsi ujaran, bukan

hanya kalimat saja dan bukan hanya memandang bahasa sebagai sistem sosial dan

Page 21: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sistem komunikasi. Selain itu, tidak semua tuturan mempunyai makna sesuai

dengan kata-kata yang menyusunnya, terkadang ada maksud yang tersembunyi di

belakangnya. Apa yang mungkin diartikan, disiratkan, atau dimaksudkan oleh

penutur yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur didalam

suatu percakapan disebut implikatur yang merupakan salah satu bagian dari ilmu

pragmatik. Ketidakmampuan linguistik struktural untuk menjelaskan fenomena

yang ada di luar kalimat serta kejenuhan para linguis terhadap linguistik struktural

yang mengkaji bahasa dalam batasan kalimat saja memicu lahirnya cabang ilmu

linguistik yang disebut pragmatik. Pragmatik berisi hal-hal tentang penggunaan

bahasa yang tidak dapat dijelaskan dari sudut pandang linguistik struktural

(Jumanto, 2009:83). Dengan demikian, pragmatiklah yang dapat mengkaji hal ini.

Pragmatik yang mengkaji maksud ujaran sangat berhubungan dengan

konteks. Konteks ini sangat penting yang kemudian didefinisikan oleh Leech

(dalam Nadar, F.X. 2009:6) sebagai background knowledge assumed to be shared

by s and h and which contributes to h’s interpretation of what s means by a given

utterance (“Latar belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan

tutur sehingga lawan tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa yang

dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu”) (s berarti speaker

“penutur”; h berarti hearer “lawan tutur”). Antara penutur dengan mitra tutur

tentu sudah saling mengetahui apa yang diperbincangkan sehingga tidak akan

terjadi salah paham atau salah pengertian antara penutur dan mitra tutur karena

mereka sama-sama mengetahui konteks tuturannya. Dengan demikian, konteks

sangat diperlukan dalam pragmatik karena konteks adalah hal-hal yang gayut

dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan ataupun latar belakang

Page 22: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur dan yang

membantu lawan tutur menafsirkan makna tuturan.

Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian terhadap talk show yang dilakukan dalam penelitian ini terkait dengan

penggunaan bahasa sebagai media interaksi para penutur dalam talk show AKIM

di TV One yang tertuang dalam perbincangan atau dialog. Penelitian ini

membahas permasalahan dengan menggunakan teori pragmatik sebagai landasan

teori berdasarkan alasan bahwa ilmu pragmatik mempelajari struktur bahasa

secara eksternal, artinya, bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam

komunikasi (I Dewa Putu Wijana, 1996:1). Hal ini menjadikan ilmu pragmatik

tepat apabila digunakan untuk menjawab permasalahan yang dipertanyakan dalam

penelitian ini. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi prinsip

kesantunan dan implikatur. Berdasarkan hal tersebut, penulis memberi judul

penelitian ini Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip Kesantunan serta Implikatur

Percakapan dalam Talk Show “Apa Kabar Indonesia Malam” di TV One: Suatu

Tinjauan Pragmatik.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah bertujuan untuk mempermudah penulis dalam

menentukan data, sehingga penelitian akan lebih terarah.

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada pemakaian

bahasa yang digunakan dalam dialog atau perbincangan talk show Apa Kabar

Indonesia Malam di TV One. Aspek-aspek pragmatik yang dibahas dalam

penelitian ini terbatas pada wujud pematuhan prinsip kesantunan, wujud

Page 23: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pelanggaran prinsip kesantunan dan wujud implikatur percakapan yang terdapat

dalam tuturan talk show AKIM di TV One.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka

permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana wujud pematuhan prinsip kesantunan yang terdapat dalam talk

show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One?

2. Bagaimana wujud pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat dalam

talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One?

3. Bagaimana wujud implikatur percakapan yang terdapat dalam talk show

Apa Kabar Indonesia Malam di TV One?

D. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian yang baik, harus mempunyai tujuan penelitian yang jelas.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan wujud pematuhan prinsip kesantunan yang terdapat

dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One.

2. Mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat

dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One.

3. Mendeskripsikan wujud implikatur percakapan yang terdapat dalam talk

show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One.

Page 24: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

E. Manfaat Penelitian

Hasil kajian dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan

pengembangan ilmu dan dalam hal ini ilmu kebahasaan atau linguistik.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan khasanah

pengetahuan mengenai studi tentang prinsip kesantunan dan implikatur.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman

terhadap percakapan atau dialog talk show, terutama dalam memahami

prinsip kesantunan dan implikatur yang ditimbulkan oleh tindak tutur

dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One. Selain itu,

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi

untuk penelitian sejenis selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian diperlukan untuk memberikan

gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian agar runtut dan sistematis.

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas lima bab. Kelima

bab itu adalah sebagai berikut.

Bab pertama berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

Page 25: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Bab kedua berisi kajian pustaka. Bab ini terdiri atas tinjauan studi

terdahulu, landasan teori dan kerangka pikir yang secara langsung berhubungan

dengan masalah yang hendak diteliti dan dikaji sebagai acuan dalam sebuah

penelitian.

Bab ketiga berisi metode penelitian yang terdiri atas jenis penelitian,

sumber data dan data, teknik pengumpulan data, klasifikasi data, teknik analisis

data dan teknik penyajian hasil analisis data.

Bab keempat berisi analisis data. Dari analisis data ini akan didapatkan

hasil penelitian yang akan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam

bab pertama.

Bab kelima merupakan penutup. Penutup berisi simpulan dari hasil

penelitian dan dilanjutkan dengan saran dari penulis yang berhubungan dengan

proses penelitian yang telah dilakukan.

Page 26: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Studi Terdahulu

Penelitian mengenai prinsip kerjasama, kesantunan dan implikatur

percakapan sudah banyak dilakukan. Beberapa kajian terdahulu yang penulis

temukan, yang sejenis dan masih relevan dengan penelitian ini akan dipaparkan

sebagai berikut :

Skripsi Waluyo (2009) yang berjudul “Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan

Prinsip Kesopanan dalam Percakapan Lum Kelar di Radio SAS FM”,

mendeskripsikan hasil kajiannya sebagai berikut: 1) pelanggaran prinsip kerja

sama dalam percakapan Lum Kelar berupa pelanggaran maksim kuantitas,

pelanggaran maksim kualitas, pelanggaran maksim relevansi, pelanggaran

maksim pelaksanaan dan pelanggaran prinsip kerja sama paling banyak terjadi

terhadap maksim kualitas; 2) pelanggaran terhadap prinsip kesopanan terjadi

terhadap lima maksim berupa pelanggaran maksim kebijaksanaan, pelanggaran

maksim penerimaan, pelanggaran maksim kemurahan, pelanggaran maksim

kerendahan hati dan pelanggaran maksim kecocokan; 3) terdapat beberapa

implikatur percakapan berupa menegaskan, mengeluh, menciptakan humor,

menyindir, memastikan, menolak, menyombongkan diri, mengejek dan

menyatakan rasa kasar.

Skripsi Tanjung TyasNing Putri (2010) yang berjudul “Pelanggaran

Prinsip Kesantunan dalam Film Warkop DKI Maju Kena Mundur Kena: Sebuah

Tinjauan Pragmatik”, mendeskripsikan pelanggaran prinsip kesantunan yang

Page 27: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

terdapat dalam film Warkop DKI Maju Kena Mundur Kena dan mendeskripsikan

implikatur dari pelanggaran prinsip kesantunan dalam film Warkop DKI Maju

Kena Mundur Kena. Simpulan dari penelitian ini mencakup dua hal. Pertama,

ditemukan adanya pelanggaran terhadap prinsip kesantunan dalam film Warkop

DKI Maju Kena Mundur Kena. Pelanggaran prinsip kesantunan hanya terjadi

terhadap lima maksim dari tujuh maksim yang tercakup dalam prinsip ini, yaitu

pelanggaran maksim kearifan, pelanggaran maksim kedermawanan, pelanggaran

maksim pujian, pelanggaran maksim kesepakatan dan pelanggaran maksim

simpati. Pelanggaran terhadap maksim kerendahan hati dan maksim pertimbangan

tidak ditemukan dalam penelitian ini. Kedua, tuturan dalam film Warkop DKI

yang berjudul Maju Kena Mundur Kena mengandung beberapa implikatur

percakapan. Implikatur percakapan tersebut digunakan antara lain untuk

mempermainkan seseorang, mencari perhatian, mengambil keuntungan,

menyatakan pilihan, mengejek, menyatakan ketidaksukaan, menyindir, memaksa,

mengeluh dan menolak permintaan.

Skripsi Dwi Ariyani (2010) yang berjudul “Pelanggaran Prinsip

Kesantunan dan Implikatur dalam Acara Opera Van Java di Trans 7: Sebuah

Tinjauan Pragmatik”, mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan

dalam OVJ, prinsip ironi dan bentuk implikatur dalam OVJ. Berdasarkan analisis

dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, ditemukan

pelanggaran terhadap prinsip kesantunan. Pelanggaran paling banyak ialah

terhadap maksim pujian, yang diikuti oleh maksim kearifan, simpati, kesepakatan,

pertimbangan, kerendahan hati, dan terakhir maksim kedermawanan. Kedua,

terhadap prinsip ironi dalam acara OVJ. Hanya terdapat sedikit data yang

Page 28: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mengandung penerapan prinsip ironi. Hal tersebut karena kemungkinan para

pemain OVJ akan merasa lebih puas jika menghina atau mengecam orang lain.

Hal itu dapat di lihat dari raut muka mereka yang tersenyum. Ketiga, ditemukan

beberapa implikatur percakapan dalam acara OVJ. Implikatur tersebut terdiri dari

sembilan macam implikatur yang berbeda. Kesembilan macam implikatur tersebut

adalah implikatur menghina, memancing amarah, tidak suka dengan kedatangan

orang lain, mempengaruhi, tidak suka, ingin menyiksa, tidak sayang kepada istri,

menyuruh, merayu. Dalam OVJ implikatur yang terjadi di dominasi oleh

implikatur yang menghina.

Dari uraian di atas, ketiga penelitian tersebut membahas mengenai

masalah prinsip kesantunan, prinsip ironi, dan implikatur yang dilakukan dalam

objek kajian penelitiannya. Ketiga penelitian di atas digunakan sebagai tinjauan

studi terdahulu, karena dalam penelitian ini penulis membahas mengenai prinsip

kesantunan dan implikatur percakapan. Oleh karena itu, penulis mencoba

memfokuskan penelitian mengenai pematuhan prinsip kesantunan, pelanggaran

prinsip kesantunan dan implikatur percakapan dalam talk show Apa Kabar

Indonesia Malam yang ditayangkan di TV One. Selain itu, penelitian mengenai

prinsip kesantunan dan implikatur dengan sumber data talk show Apa Kabar

Indonesia Malam di TV One belum ada yang meneliti.

Page 29: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

B. Landasan Teori

1. Definisi Pragmatik

Pengertian pragmatik yang paling tua dikemukan oleh Moris. Menurut

Moris (dalam Nadar, F.X. 2009:2), pragmatik adalah cabang linguistik yang

mempelajari bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu.

Pada tahun 1983, pragmatik terus dikembangkan oleh ahli filsuf seperti

Austin, Searle dan Grice. Austin dan Searle mengemukakan teori tentang tindak

tutur (speech act) dan Grice mengemukakan teori tentang prinsip kerja sama

(cooperative principles) dan implikatur percakapan (conversational implicature)

(Rustono, 1999:1).

Sejak tahun 1971 pragmatik masuk ke dalam peta linguistik. Tercakupnya

pragmatik merupakan tahap akhir dalam linguistik, dari sebuah disiplin sempit

yang mengurusi data fisik bahasa, menjadi suatu disiplin yang luas yang meliputi

bentuk, makna dan konteks (Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:2).

Menurut Mey (1993:42) “pragmatics is the study of condition of human

language uses as these are determined by the context of society” pragmatik adalah

kajian tentang kondisi penggunaan bahasa manusia sebagaimana ditentukan oleh

konteks masyarakat.

Levinson (1983:9) mendefinisikan pragmatik sebagai berikut, “pragmatics

is the study of those relations between language and context that are

grammaticalized, or enconded in the structure of a language” pragmatik

merupakan kajian hubungan antara bahasa dan konteks yang tergramatikalisasi

atau terkodifikasi dalam struktur bahasa.

Page 30: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

George Yule (1996:4) menyebutkan bahwa “pragmatics is the study of the

relationship between linguistic forms and the users of those forms. The advantage

of studying language via pragmatics is that one can talk abaut people’s intended

meaning, their assumptions, their purposes or goals, and the kinds of actions (for

example, request) that they are performing when they speak” studi tentang

hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakaian bentuk-bentuk itu.

Manfaat belajar bahasa melalui pragmatik ialah bahwa seseorang dapat bertutur

kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan

mereka, dan jenis-jenis tindakan (sebagai contoh : permohonan) yang mereka

perlihatkan ketika mereka sedang berbicara.

Menurut Asim Gunarwan (dalam PELLBA 7, 1994:83-84), pragmatik

adalah bidang linguistik yang mempelajari maksud ujaran, bukan makna kalimat

yang diujarkan. Pragmatik mempelajari maksud ujaran atau daya (force) ujaran.

Pragmatik juga mempelajari fungsi ujaran, yakni untuk apa suatu ujaran itu dibuat

atau diujarkan.

Rustono (1999:17) menjelaskan ilmu pragmatik mengungkapkan maksud

suatu tuturan di dalam peristiwa komunikasi, oleh karena itu analisis pragmatis

berupaya menemukan maksud penutur, baik yang diekspresikan secara tersurat

maupun yang diungkapkan secara tersirat di balik tuturan. Maksud tuturan dapat

diidentifikasikan dengan mempertimbangkan komponen situasi tutur yang

mencakupi penutur, mitra tutur, tujuan, konteks, tuturan sebagai hasil aktivitas,

dan tuturan sebagai tindakan verbal.

Page 31: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

I Dewa Putu Wijana (1996:1) menjelaskan bahwa pragmatik adalah

cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni

bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan untuk komunikasi.

2. Situasi Tutur

Situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan. Pernyataan ini sejalan

dengan pandangan bahwa tuturan merupakan akibat, sedangkan situasi tutur

merupakan sebabnya. Di dalam komunikasi tidak ada tuturan tanpa situasi tutur.

Memperhitungkan situasi tutur sangat penting di dalam pragmatik. Maksud

tuturan yang sebenarnya hanya dapat diidentifikasi melalui situasi tutur yang

mendukungnya. Tidak selamanya tuturan itu secara langsung menggambarkan

makna yang dikandung oleh unsur-unsurnya (Rustono, 1999:25).

Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:19-21) menjelaskan

mengenai aspek-aspek situasi ujar untuk mengetahui apakah suatu percakapan

tersebut merupakan fenomena pragmatis atau semantis. Aspek situasi ujar tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Yang menyapa (penyapa) atau yang disapa (pesapa)

Orang yang menyapa akan diberi simbol n ‘penutur’ dan orang yang

disapa dengan simbol t ‘petutur’. Jadi penggunaan penutur dan petutur tidak

membatasi pragmatik pada bahasa lisan saja. Istilah-istilah ‘penerima’ (orang

yang menerima dan menafsirkan pesan) dan ‘yang disapa’ (orang yang

seharusnya menerima dan menjadi sasaran pesan) juga perlu dibedakan. Si

penerima bisa saja seorang yang kebetulan lewat dan pendengar pesan, dan

bukan orang yang disapa.

Page 32: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Konteks sebuah tuturan

Konteks diartikan sebagai aspek-aspek yang gayut dengan lingkungan

fisik dan sosial sebagai tuturan. Konteks diartikan sebagai suatu pengetahuan

latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan petutur dan

membantu petutur menafsirkan makna tuturan.

3. Tujuan sebuah tuturan

Tujuan sebuah tuturan adalah tujuan atau fungsi daripada makna yang

dimaksud atau maksud penutur mengucapkan sesuatu. Istilah tujuan dianggap

lebih netral daripada maksud, karena tidak membebani pemakaiannya dengan

suatu kemauan atau motivasi yang sadar, sehingga dapat digunakan secara

umum untuk kegiatan-kegiatan yang berorientasi tujuan.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan tindak ujar

Pragmatik berurusan dengan tindak-tindak atau performasi-performasi

verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. Dengan demikian

pragmatik menangani bahasa pada tingkatan yang lebih konkret daripada tata

bahasa.

5. Tuturan sebagai produk tindakan verbal

Selain sebagai tindak ujar atau tindak verbal itu sendiri, dalam

pragmatik kata ‘tuturan’ dapat digunakan dalam arti yang lain, yaitu, sebagai

produk suatu tindak verbal (bukan tindak verbal itu sendiri).

Sebuah tuturan dapat merupakan suatu contoh kalimat (sentence-

instance) atau tanda kalimat (sentence-token), tetapi bukanlah sebuah kalimat.

Dalam artian yang kedua ini tuturan-tuturan merupakan unsur-unsur yang

Page 33: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

maknanya dikaji dalam pragmatik, sehingga dengan tepat pragmatik dapat

digambarkan sebagai suatu ilmu yang mengkaji makna tuturan.

3. Tindak Tutur

Nadar, F.X. (2009:11) menjelaskan teori tentang tindak tutur ‘speech act’

berawal dari ceramah yang disampaikan oleh filsuf berkebangsaan Inggris, John

L. Austin, pada tahun 1955 di Universitas Harvard, yang kemudian diterbitkan

tahun 1962 dengan judul “How to do things with words”. Austin (1962:99)

“performance of an act in saying something as opposed to performance of an act

of saying something” dalam mengatakan sesuatu, tindakan yang dilakukan sama

seperti mengatakan sesuatu tersebut.

Austin (1962:9) “the actions may be performed in ways other than by a

performative utterance, and in any case the circumstances, including other

actions, must be appropriate” suatu tindakan dapat dilakukan dengan cara lain

tidak hanya dengan tuturan performatif, dan dalam situasi apapun, termasuk

tindakan lainnya juga harus tepat.

Austin (dalam Nadar, F.X. 2009:11), menyebutkan bahwa pada dasarnya

pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. Pada waktu

seseorang menggunakan kata-kata kerja (berjanji, minta maaf, menamakan,

menyatakan), maka yang bersangkutan tidak hanya mengucapkan tetapi juga

melakukan tindakan berjanji, meminta maaf, dan menamakan. Tuturan-tuturan

tersebut dinamakan tuturan performatif, sedangkan kata kerjanya juga disebut kata

kerja performatif.

Page 34: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Menurut Austin (1962:14-15) “some at least of the things which are

necessary for the smooth or ‘happy’ functioning of a performative” setidaknya

ada beberapa hal yang diperlukan untuk fungsi dari performatif.

1. “There must exist an accepted conventional procedure having a certain

conventional effect, that procedure to include the uttering of certain words by

certain persons in certain circumstances” harus ada prosedur konvensional

yang diterima, memiliki efek konvensional tertentu, prosedur yang

mengucapkan kata-kata tertentu oleh orang-orang tertentu dalam keadaan

tertentu.

2. “The particular persons and circumstances in a given case must be

appropriate for the invocation of the particular procedure invoked” orang-

orang tertentu dan dalam keadaan tertentu harus sesuai dengan prosedur.

3. “The procedure must be executed by all participants both correctly and

completely” prosedur ini harus dilaksanakan dengan lengkap dan benar oleh

semua pelaku.

4. “Where, as often, the procedure is designed for use by persons having certain

thoughts or feelings, or for inauguration of certain consequential conduct on

the part of any participant, then a person participanting in and so invoking

the procedure must in fact have those thoughts or feelings, and the

participant must intend so to conduct themselves, and further. Must actually

so conduct themselves subsequently” dimana, prosedur ini dirancang untuk

digunakan oleh orang yang memiliki pikiran atau perasaan tertentu, atau

untuk peresmian perilaku konsekuensial tertentu pada setiap peserta, maka

pelaku dalam menggunakan prosedur yang sebenarnya harus memiliki

Page 35: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

pikiran-pikiran atau perasaan, dan pelaku harus berniat untuk melakukan

sendiri sehingga harus benar-benar melakukan sendiri.

Searle (1974:16) mengembangkan hipotesis dari Austin “The form that

this hypothesis will take is that speaking a language is performing speech atcs,

acts such as making statements, giving commands, asking questions, making

promise, and so on; and more abstractly” bentuk hipotesis ini akan berbicara

mengenai bahasa sebagai tindak tutur, tindakan seperti membuat pernyataan,

memberi perintah, mengajukan pertanyaan, membuat janji, dan sebagainya.

Searle (1974:23-24) mengemukakan bahwa secara pragmatis ada tiga jenis

tindakan yang dapat diwujudkan oleh penutur, yakni tindak lokusi (locutionary

act), tindak ilokusi (ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act).

1. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini

disebut sebagai the act of saying something (I Dewa Putu Wijana, 1996:17).

Nababan (dalam I Dewa Putu Wijana, 1996:18) mengatakan bila diamati

secara seksama konsep lokusi itu adalah konsep yang berkaitan dengan

proposisi kalimat.

Lebih jauh tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah untuk

diidentifikasikan karena pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan

tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur (I Dewa

Putu Wijana, 1996:18).

2. Tindak Ilokusi

Tindak ilokusi disebut sebagai the act of doing something. Tindak tutur

ilokusi dipergunakan untuk melakukan sesuatu, misalnya menginformasikan,

minta maaf,dll (I Dewa Putu Wijana, 1996:18).

Page 36: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3. Tindak Perlokusi

Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan

untuk mempengaruhi lawan tutur. Sebuah tuturan yang diutarakan oleh

seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force), atau

efek bagi yang mendengarkan. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara

sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak ini disebut the act of affecting

someone (I Dewa Putu Wijana, 1996:19-20).

Menurut George Yule (1996:47) “speech act is actions performed via

utterances” tindak tutur adalah tindakan yang dilakukan lewat tuturan. Lebih

lanjut George Yule (1996:53-54) membagi menjadi lima jenis tindak tutur yaitu :

1. Declarations (Deklarasi)

“Declarations are those kinds of speech acts that change the world via

their utterance. Evey convensational illustrate, the speaker has to have a

special institutional role, in a specific context, in order to perform a

declarations appropriately. In using declaration, the speaker changes the

world via words. Example : You’re out!” Tindak tutur deklaratif ialah jenis

tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Setiap percakapan

menggambarkan, penutur harus memiliki peran institusional khusus, dalam

konteks yang khusus, untuk menampilkan deklarasi secara tepat. Pada waktu

menggunakan deklarasi penutur mengubah dunia dengan kata-kata. Contoh :

Anda ke luar!

2. Representatives (Representatif)

“Representative are those kinds ofspeech acts that state what the

speaker believes to be the case or not. Statements of fact, assertions,

Page 37: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

conclusions, and descriptions. In using a representative, the speaker makes

words fit the world (of belief). Example : The earth is flat.” Tindak tutur

representatif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini

penutur kasus atau bukan. Pernyataan suatu fakta, penegasan, kesimpulan,

dan pendeskripsian. Pada waktu menggunakan sebuah representatif, penutur

mencocokkan kata-kata dengan dunia (kepercayaannya). Contoh : Bumi itu

datar.

3. Expressives (Ekspresif)

“Expressives are those kinds of speech acts that state what the speaker

feels. They express psychological states and can be statements of pleasure,

pain, likes, dislike, joy, or sorrow. In using an expressive, the speaker makes

words fit the worls (of feeling). Example : I’m really sorry!” Tindak tutur

ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan

oleh penutur. Tindak tutur itu mencerminkan pernyataan-pernyataan

psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan,

kebenciaan, kesenangan atau kesengsaraan. Pada waktu menggunakan

ekspresif penutur menyesuaikan kata-kata dengan dunia (perasaannya).

Contoh : Sungguh, saya minta maaf!

4. Directives (Direktif)

“Directives are those kinds of speech acts that speakers use to get

someone else to do something. They express what the speaker wants. They are

commands, orders, requests, suggestions. In using a directive, the speaker

attempts to make the world fit the words (via the hearer). Example : Don’t

touch that.” Tindak tutur direktif ialah jenis tindak tutur yang dipakai oleh

Page 38: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini

menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi

perintah, pemesanan, permohonan, pemberian saran. Pada waktu

menggunakan direktif penutur berusaha menyesuaikan dunia dengan kata

(lewat pendengar). Contoh : Jangan menyentuh itu.

5. Commissives (Komisif)

“Commisives are those kinds of speech acts that speakers use to

commit themselves to some future action. They axpress what the speaker

intends. They are promises, threats, refusals, pledges. In using a commissive,

the speaker undertakes to make the world fit the words (via the speaker).

Example : We will not do that.” Tindak tutur komisif ialah jenis tindak tutur

yang dipahami oleh penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-

tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja

yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur ini dapat berupa janji, ancaman,

penolakan, ikrar. Pada waktu menggunakan komisif, penutur berusaha untuk

menyesuaikan dunia dengan kata-kata (lewat penutur). Contoh : Kami tidak

akan melakukan ini.

Selain tindak tutur yang diuraiakan di atas, tindak tutur dapat dibedakan

menjadi tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur literal dan

tindak tutur tidak literal (I Dewa Putu Wijana, 1996:29-36).

4. Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur Tidak Langsung

Secara formal, berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi

kalimat berita (deklaratif), kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah

Page 39: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

(imperatif). Tindak tutur langsung (direct speech act) menggunakan kalimat

berita yang difungsikan secara konvensional untuk mengatakan sesuatu,

kalimat tanya untuk bertanya, dan kalimat perintah untuk menyuruh,

mengajak, dsb, tindak tutur yang terbentuk adalah tindak tutur langsung

(direct speech act). Contoh : Rambutmu sudah panjang.

Tuturan di atas dapat mengandung arti yang sebenarnya, dan berfungsi untuk

menyatakan informasi secara langsung karena modusnya adalah kalimat

berita (deklaratif).

Di samping itu, untuk berbicara secara sopan, perintah dapat

diutarakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang

diperintah tidak merasa dirinya diperintah. Bila hal ini terjadi, terbentuk

tindak tutur tidak langsung (indirect speech act).

Tuturan yang diutarakan secara tidak langsung biasanya tidak dapat

dijawab secara langsung tetapi harus segera dilaksanakan maksud yang

terimplikasi di dalamnya.

Contoh : Ada makanan di almari.

Contoh kalimat di atas, bila diucapkan kepada seorang teman yang

membutuhkan makanan, dimaksudkan untuk memerintah lawan tuturnya

mengambil makanan yang ada di almari, bukan sekadar untuk

menginformasikan bahwa di almari ada makanan.

Dari uraian mengenai tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak

langsung, skema penggunaan modus kalimat dalam kaitannya dengan

kelangsungan tindak tutur dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 40: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Modus Tindak Tutur

Langsung Tidak Langsung

Berita Memberitakan Menyuruh

Tanya Bertanya Menyuruh

Perintah Memerintah -

5. Tindak Tutur Literal dan Tindak Tutur Tidak Literal

Tindak tutur literal (literal speech act) adalah tindak tutur yang

maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya, sedangkan

tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act) adalah tindak tutur yang

maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan makna kata-kata yang

menyusunnya.

Selanjutnya apabila tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung

disinggungkan (diinteraksikan) dengan tindak tutur literal dan tindak tutur tidak

literal, akan didapatkan tindak tutur-tindak tutur berikut ini :

a. Tindak Tutur Langsung Literal

Tindak tutur langsung literal (direct literal speech act) adalah tindak

tutur yang diutarakan dengan modus tuturan dan makna yang sama dengan

maksud pengutaraannya. Maksud memerintah disampaikan dengan kalimat

perintah, memberitakan dengan kalimat berita, menanyakan sesuatu dengan

kalimat tanya.

Page 41: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Tindak Tutur Tidak Langsung Literal

Tindak tutur tidak langsung literal (indirect literal speech act) adalah

tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai

dengan maksud penggutaraannya, tetapi makna kata-kata yang menyusunnya

sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur. Dalam tindak tutur ini maksud

memerintah disampaikan dengan kalimat berita atau kalimat tanya.

c. Tindak Tutur Langsung Tidak Literal

Tindak tutur langsung tidak literal (direct nonliteral speech act)

adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai

dengan maksud tuturan, tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki

makna yang sama dengan maksud penuturnya. Maksud memerintah

diungkapkan dengan kalimat perintah, dan maksud menginformasikan

dengan kalimat berita.

d. Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal

Tindak tutur tidak langsung tidak literal (indirect nonliteral speech

act) adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna

kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan.

6. Prinsip Kesantunan

Asim Gunarwan (dalam PELLBA 7, 1994:7) menyebutkan ada beberapa

pakar yang membahas kesantunan berbahasa yaitu Lakoff, Fraser, Brown dan

Levinson serta Leech. Teori yang disampaikan itu pada dasarnya beranjak dari

pengamatan yang sama, yaitu bahwa di dalam komunikasi yang sebenarnya

penutur tidak selalu mematuhi prinsip kerja sama Grice.

Page 42: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Secara lengkap Leech (terjemahan M. D. D. Oka) mengungkapkan enam

maksim yang termasuk dalam prinsip kesantunan ini. Keenam maksim tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Maksim Kearifan (tact maxim)

Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:166) menjelaskan

maksim kearifan mengatur dua jenis ilokusi Searle, yaitu ilokusi impositif dan

ilokusi komisif. Isi proposional ilokusi-ilokusi ini mengacu pada tindakan

yang akan dilaksanakan oleh penutur (komisif) atau petutur (direktif).

Maksim ini menggariskan setiap peserta tutur untuk meminimalkan

kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain (Leech

edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:206).

Kunjana Rahardi menyebutkan istilah lain dari maksim kearifan,

yaitu maksim kebijaksanaan. Dengan perkataan lain, menurut maksim ini,

kesantunan dalam bertutur dapat dilakukan apabila maksim kebijaksanaan

dilaksanakan dengan baik. Sebagai pemerjelas atas pelaksanaan maksim

kebijaksanaan ini dalam komunikasi yang sesungguhnya dapat dilihat pada

contoh berikut ini.

(1) Tuan Rumah : “Silakan makan saja dulu, nak!“Tadi kami semua sudah mendahului.”

Tamu : “Wah, saya jadi tidak enak, Bu.”(sumber : Kunjana Rahardi, 2005:61)

Informasi Indeksal :

Dituturkan oleh seorang Ibu kepada seorang anak muda yang sedang

bertamu di rumah Ibu tersebut. Pada saat itu, ia harus berada di rumah Ibu

tersebut sampai malam karena hujan sangat deras dan tidak segera reda.

Page 43: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Di dalam tuturan di atas tampak dengan sangat jelas bahwa apa yang

dituturkan si Tuan Rumah sungguh memaksimalkan keuntungan bagi sang

Tamu. Lazimnya, tuturan semacam ini dapat ditemukan dalam keluarga-

keluarga pada masyarakat tutur desa. Orang-orang desa biasanya sangat

menghargai tamu, baik tamu yang datangnya secara kebetulan maupun tamu

yang sudah direncanakan terlebih dahulu kedatangannya (Kunjana Rahardi,

2005:62).

2. Maksim Kedermawanan (generosity maxim)

Maksim kedermawanan ini, dijelaskan buatlah keuntungan dari diri

sendiri sekecil mungkin, buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin.

Maksim kedermawanan dalam ilokusi-ilokusi impositif dan komisif (Leech

edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:206).

Contoh :

(1) You can lend me your car. (tidak sopan)(Kamu dapat meminjamkan mobilmu pada saya).

(2) I can lend you my car.(Aku dapat meminjamkan mobilku padamu).

(3) You must come and have dinner with us.(Kamu harus datang makan malam di rumah kami).

(4) We must come and have dinner with you. (tidak sopan)(Kami harus datang dan makan malam di tempatmu).

Ada dua alasan mengapa tawaran (2) dan undangan (3) dianggap

sopan : pertama, karena dua kalimat itu menyiratkan keuntungan untuk orang

lain, dan kedua, karena kedua kalimat tersebut menyiratkan kerugian untuk

diri sendiri namun alasan yang kedua tidak begitu krusial. Tetapi pada (1) dan

(4) hubungan diri sendiri dengan orang lain pada skala untung-rugi menjadi

terbalik (Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:208-210).

Page 44: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Maksim Pujian (approbation maxim)

Di dalam maksim pujian dijelaskan bahwa kecamlah orang lain

sedikit mungkin, pujilah orang lain sebanyak mungkin. Dalam ilokusi-ilokusi

ekspresif dan asertif (Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:207).

Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:212-213) menjelaskan

pada maksim ini aspek negatifnya yang lebih penting yaitu “jangan

mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai orang lain, terutama

mengenai orang lain yang yang biasa disebut dengan mitra tutur”. Karena itu,

menurut maksim pujian, sebuah pujian seperti What a marvellous meal you

cooked! (Masakanmu enak sekali) sangat dihargai, sedangkan ucapan seperti

What an owful meal you cooked! (Masakanmu sama sekali tidak enak!) tidak

akan dihargai.

Untuk memperjelas hal itu, lihat contoh berikut ini :

Dosen A : ”Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelasBusiness English.”

Dosen B : “Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas sekali darisini.”

Informasi indeksial :

Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga seorang dosen

dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan tinggi.

(Sumber : Kunjana Rahardi, 2005:63)

Pemberitahuan yang disampaikan dosen A terhadap rekannya dosen B

pada contoh di atas, ditanggapi dengan baik bahkan disertai dengan pujian

atau penghargaan oleh dosen A. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di

Page 45: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dalam pertuturan itu dosen B berperilaku santun terhadap dosen A (Kunjana

Rahardi, 2005:63).

4. Maksim Kerendahan Hati (modesty maxim)

Di dalam maksim kerendahan hati dijelaskan bahwa pujilah diri

sendiri sedikit mungkin, kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin. Maksim

kerendahan hati dalam ilokusi-ilokusi ekspresif dan asertif (Leech edisi

terjemahan M. D. D. Oka, 1993:207).

Sebagaimana maksim-maksim sopan santun lainnya Leech (edisi

terjemahan M. D. D. Oka, 1993:214-215) menjelaskan maksim kerendahan

hati juga tampak dalam bentuk-bentuk asimetris :

(8) A : They were so kind to us.B : Yes, they were, weren’t they.

(A) : Mereka baik sekali terhadap kita)(B) : Ya, betul)

(9) A : You were so kind to us.B : Yes, I was, Wasn’t.(A) : Anda baik sekali terhadap saya)(B) : Ya, betul).

(10) A : How stupid of me!(A) : Bodoh sekali saya!)

Kalimat (8) menunjukkan bahwa memang sopan kalau sependapat

dengan pujian orang lain, kecuali kalau pujian itu ditujukan kepada diri

sendiri. Begitu pula kalimat (10) menunjukkan bahwa mengencam diri

dianggap baik, juga kalau untuk tujuan melucu kecaman itu dilebih-lebihkan.

Pada kalimat (9) melanggar submaksim pertama maksim kerendahan hati

berarti membual, dan ini merupakan suatu pelanggaran sosial.

Page 46: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

5. Maksim Kesepakatan (agreement maxim)

Di dalam maksim kesepakatan dijelaskan usahakan agar

ketaksepakatan antara diri dan lain terjadi sesedikit mungkin, dan usahakan

agar kesepakatan antara diri dengan lain terjadi sebanyak mungkin. Maksim

kesepakatan dalam ilokusi asertif (Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka,

1993:207).

Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur dapat saling

membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila

terdapat kemufakatan atau kecocokan antara diri penutur dan mitra tutur

dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka dapat dikatakan bersikap

santun (Kunjana Rahardi, 2005:64).

Contoh :

(11) A : English is a difficult language to learn.B : True, but the grammar is quite aesy.(A : Bahasa Inggris adalah bahasa yang sulit dipelajari.)(B : Betul, tetapi tata bahasanya cukup mudah).

(12) A : The book is tremendousty well written.B : Yes, well written as a whole, but there are some rather boring

patches, don’t you think?(A : Buku ini ditulis dengan sangat baik).(B : Ya, secara keseluruhan memang baik, tetapi saya rasa ada

beberapa bagian yang membosankan.)

(11) dan (12) memperlihatkan bahwa ketaksepakatan sebagian lebih

sering disukai daripada ketaksepakatan sepenuhnya (Leech edisi terjemahan

M. D.D. Oka, 1993:218).

6. Maksim Simpati (sympathy maxim)

Di dalam maksim simpati dijelaskan bahwa kurangilah rasa antipati

antara diri dengan lain hingga sekecil mungkin, tingkatkan rasa simpati

Page 47: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sebanyak-banyaknya antara diri dengan lain. Maksim simpati dalam ilokusi

asertif (Leech edisi M. D. D. Oka, 1993:207).

Kunjana Rahardi (2005:65-66), menjelaskan di dalam maksim

kesimpatian, diharapkan agar para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap

simpati antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya. Sikap antipati

terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak

santun. Contoh berikut ini akan memperjelas pernyataan ini.

Ani : “Tut, nenekku meninggal.”Tuti : “Innalillahiwainnailaihi rojiun. Ikut berduka cita.

Informasi indeksial.

Dituturkan oleh seorang karyawan kepada karyawan lain yang sudah

berhubungan erat pada saat mereka berada di ruang kerja mereka.

7. Skala Kesantunan

Pematuhan dan pelanggaran kesantunan akhirnya akan menyangkut

derajat atau tingkat kesantunan sebuah tuturan. Leech ( dalam edisi terjemahan

M. D. D. Oka, 1993: 194-200) memberikan lima skala kesantunan yang

digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat kesantunan suatu

tuturan.

1. Skala Untung Rugi (cost-benefit)

Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:194) menjelaskan pada skala ini

diperkirakan keuntungan atau kerugian tindakan petutur bagi penutur atau

bagi petutur.

Skala untung-rugi terdiri dari dua skala yang berbeda, yaitu untung-

rugi bagi penutur dan untung-rugi bagi petutur. Pada umumnya keberagaman

Page 48: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dua skala ini saling bergantung, tetapi mungkin juga keberagaman skala yang

satu terjadi terlepas dari keberagaman skala yang lain (Leech edisi terjemahan

M. D. D. Oka, 1993:195).

Kedua skala ini terdapat hubungan yang erat, karena baik impositif

(untung-rugi bagi petutur) maupun komisif (untung-rugi bagi penutur)

merupakan ilokusi yang khas yang mengusulkan suatu tindakan yang

melibatkan antara penutur dan petutur; yaitu, penutur melakukan sesuatu

untuk petutur atau sebaliknya (Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka,

1993:196).

Contoh : merugikan kurangpetutur sopan

(1) Peel the potatoes.(Kupas kentang ini).

(2) Hand me the newspaper.(Berikan saya surat kabar itu).

(3) Sit down.(Duduk).

(4) Look at that.(Lihatlah itu).

(5) Enjoy your holiday.(Nikmatilah liburanmu).

(6) Have another sandwich.(Makanlah sepotong lagi). Menguntungkan lebih

petutur sopan

(Sumber : Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:167).

Skala keuntungan dan kerugian, menunjuk kepada besar kecilnya

kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada

sebuah pertuturan. Semakin tuturan tersebut merugikan diri penutur, akan

semakin dianggap santunlah tuturan itu. Demikian sebaliknya, semakin

tuturan itu menguntungkan diri penutur akan semakin dianggap tidak

santunlah tuturan itu (Kunjana Rahardi, 2005:66-67).

Page 49: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Skala Kemanasukaan (optionality scale)

Skala ini mengurut ilokusi-ilokusi menurut jumlah pilihan yang

diberikan oleh penutur kepada petutur (Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka,

1993:195).

Istilah lain untuk skala kemanasukaan yaitu skala pilihan (Optionality

scale). Skala pilihan menunjuk kepada banyak atau sedikitnya pilihan

(options) yang disampaikan si penutur kepada mitra tutur dalam kegiatan

bertutur. Semakin pertuturan itu memungkinkan penutur atau mitra tutur

menentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan dianggap semakin

santunlah tuturan itu. Sebaliknya, apabila pertuturan itu sama sekali tidak

memberikan kemungkinan memilih bagi si penutur dan si mitra tutur, tuturan

tersebut dianggap tidak santun (Kunjana Rahardi, 2005:67).

3. Skala Ketaklangsungan (indirectness scale)

Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:195) menjelaskan skala

ketaklangsungan dari sudut pandang penutur skala ini mengurut ilokusi-

ilokusi menurut panjang jalan yang menghubungkan tindak ilokusi dengan

tujuan ilokusi, sesuai dengan analisis cara tujuan.

Skala ketaklangsungan juga dapat dirumuskan dari sudut pandang

petutur, yaitu sesuai panjangnya jalan inferensial yang dibutuhkan oleh

makna untuk sampai ke daya. Oleh karena itu, ada dua skala ketaklangsungan

: satu untuk penutur dan satu untuk petutur. Kedua skala ini mempunyai

banyak kesepadanannya, karena strategi petutur untuk menginterpretasikan

(inferential strategy) merupakan rekontruksi langkah demi langkah

pemahaman petutur mengenai strategi ilokusi penutur. Dalam membahas

Page 50: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

ketaklangsungan, biasanya sudut pandang penutur tidak perlu dibedakan

dengan sudut pandang petutur (Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka,

1993:195).

Contoh : ketaklang- kurangsungan sopan

(7) Answer the phone.(Angkat telepon)

(8) I want you to answer the phone.(Saya ingin kamu mengangkat telepon)

(9) Will you answer the phone?(Maukah anda mengangkat telepon?)

(10) Can you answer the phone?(Dapatkah anda mengangkat telepon?)

(11) Would you mind answering the phone?(Apakah anda keberatan mengangkat telepon?)

(12) Could you possibly answer the phone?(Apa mungkin anda mengangkat telepon?)

lebihsopan

(Sumber : Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:168.)

Skala ketidaklangsungan menunjuk kepada peringkat langsung atau

tidak langsungnya maksud sebuah tuturan. Semakin tuturan itu bersifat

langsung akan dianggap semakin tidak santun, demikian sebaliknya semakin

tidak langsung maksud sebuah tuturan akan dianggap semakin santunlah

tuturan tersebut (Kunjana Rahardi, 2005:67).

4. Skala Otoritas (authority scale)

Skala keotoritasan menunjuk kepada hubungan sosial antara penutur

dan mitra tutur yang terlibat dalam pertuturan. Semakin jauh jarak sosial

(rank rating) antara penutur dengan mitra tutur, tuturan yang digunakan akan

cenderung menjadi semakin santun. Sebaliknya, semakin dekat jarak sosial di

antara keduanya, akan cenderung berkuranglah peringkat kesantunan tuturan

yang digunakan dalam bertutur (Leech dalam Kunjana Rahardi, 2005:67).

Page 51: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Berikut adalah gambar hubungan antara skala keotoritasan dan skala

jarak sosial.

Jarak horizontal

(Sumber : Leech edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:198).

Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:199) menjelaskan skala

otoritas digambarkan dengan sumbu vertikal yang mengukur jarak sosial

menurut ‘kekuasaan’ atau otoritas yang dimiliki seorang pemeran serta atas

pemeran serta yang lain. Ukuran ini adalah ukuran yang asimetris, artinya,

seorang yang memiliki otoritas atau kekuasaan dapat menggunakan bentuk

sapaan yang akrab kepada orang lain, tetapi orang yang disapa akan

menjawab dengan sapaan yang hormat.

5. Skala jarak sosial (social distance)

Leech (edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:199) menjelaskan skala

jarak sosial (social distance) digambarkan dengan garis horisontal yang

mengukur jarak sosial. Menurut skala ini derajat rasa hormat yang ada pada

sebuah situasi ujar tertentu sebagian besar tergantung pada beberapa faktor

yang relatif permanen, yaitu faktor-faktor status atau kedudukan, usia, derajat

Jara

k ve

rtika

l

Page 52: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

keakraban, dan sebagainya, tetapi sedikit banyak juga tergantung pada

peranan sementara seseorang dalam hubungannya dengan orang lain.

Skala jarak sosial menunjuk kepada peringkat hubungan sosial antara

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam sebuah pertuturan. Ada

kecenderungan bahwa semakin dekat jarak peringkat sosial di antara

keduanya, akan menjadi semakin kurang santunlah tuturan itu. Demikian

sebaliknya, semakin jauh jarak sosial antara penutur dengan mitra tutur akan

semakin santunlah tuturan yang digunakan itu. Dengan kata lain, tingkat

keakraban hubungan antara penutur dengan mitra tutur sangat menentukan

peringkat kesantunan tuturan yang digunakan dalam bertutur (Leech dalam

Kunjana Rahardi, 2005:68).

8. Implikatur

Implikatur merupakan salah satu kajian di bidang pragmatik. Grice (dalam

I Dewa Putu Wijana, 1996:37-38) dalam artikelnya Logic and Conversation

mengemukakan bahwa sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang

bukan merupakan bagian dari tuturan bersangkutan, proposisi yang di

implikasikan itu disebut implikatur (implicature).

Grice (dalam Rustono, 1999:77) menyebutkan bahwa implikatur

percakapan adalah implikasi pragmatis yang terdapat di dalam percakapan yang

timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. Sejalan dengan

batasan tentang implikasi pragmatis, implikatur percakapan itu adalah proposisi

atau pernyataan implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan, atau

Page 53: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh

penutur didalam suatu percakapan.

George Yule (1996:40) “in implicature speakers who communicate

meaning via implicature and the listeners who recognize those communicated

meanings via inference” dalam implikatur penuturlah yang menyampaikan makna

lewat implikatur dan pendengarlah yang mengenali makna-makna yang

disampaikan lewat inferensi itu. George Yule membedakan implikatur percakapan

menjadi tiga, yaitu generalized conversational implicatures (implikatur

percakapan umum), parlicularized conversational implicatures (implikatur

percakapan khusus), conventional implicatures (implikatur konvensional).

George Yule (1996:40-41) “in generalized conversational implicature no

special knowlwdge is required in the context to calculate the additional conveyed

meaning” dalam implikatur percakapan umum, pengetahuan khusus tidak

dipersyaratkan untuk memperhitungkan makna tambahan yang disampaikan.

Example:

I was sitting in a garden one day. A child look over the force.

(Pada suatu hari saya duduk di sebuah kebun. Seorang anak kecil

melongok lewat pagar)

“The implicatures, that the garden and the child mentioned are not the

speaker’s, are calculated on the principle that if the speaker was capable of being

more specific, (be more informative, following the quantity maxim)” Implikatur

di atas, bahwa kebun dan anak yang disebutkan tersebut bukan milik penutur,

diperhitungkan pada prinsip bahwa apabila penutur mampu lebih spesifik (yaitu

menjadi lebih informatif karena mengikuti maksim kuantitas).

Page 54: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Selain implikatur percakapan umum, George Yule (1996:42-43)

menjelaskan mengenai implikatur percakapan khusus. “Particularized

conversational implicatures take place in very specific contexts in which locally

recognized inferences are assumed. Such inferences are required to work out the

conveyed meaning which result from particularized conversational implicatures.“

Implikatur percakapan khusus terjadi ketika dalam konteks yang sangat khusus di

mana seseorang mengasumsikan informasi yang diketahui secara lokal. Inferensi-

inferensi yang sedemikian dipersyaratkan untuk menentukan maksud yang

disampaikan menghasilkan implikatur percakapan khusus.

Example :

Rick : Hey, coming to the wild party tonight?(Hei. Apakah kau akan menghadiri pesta yang gaduh itu nantimalam?)

Tom : My parents are visiting.(orang tuaku akan mengunjungiku)

“In order to make Tom’s response relevant, Rick has to draw on some assumed

knowledge that one collage student in this setting expects another to have” Untuk

membuat jawaban Tom menjadi relevan, Rick harus memiliki persediaan sedikit

pengetahuan yang diasumsikan bahwa salah satu mahasiswa dalam adegan ini

mengharapkan sesuatu yang lain yang akan dikerjakan.

George Yule (1996:78) “Convestional implicatures don’t have to accur in

conversation, and they don’t depend on special contexts for their interpretation.

Conventaional implicatures are associated with specific words and result in

additional conveyed meaning when those words are used” implikatur

konvensional tidak harus terjadi dalam percakapan, dan tidak bergantung pada

konteks khusus untuk menginterpretasikannya. Implikatur konvensional

Page 55: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

diasosiasikan dengan kata-kata khusus dan menghasilkan maksud tambahan yang

disampaikan apabila kata-kata itu digunakan.

Jenny Thomas (1995:57)“Conventional implicature and conversational

implicature in common the property that they both convey an additional level of

meaning, beyond the semantic meaning of the words uttered. They differ in that in

the case of convensational implicature the same implicature is always conveyed,

regardless of context, whereas in the case of conventaional implicature, what is

implied varies according to the context of utterance” Dalam implikatur

konvensional dan implikatur percakapan pada umumnya memiliki sifat bahwa

keduanya menyampaikan makna tambahan, di luar makna semantik dari kata yang

diucapkan. Kedua implikatur tersebut memiliki perbedaan. Di dalam implikatur

konvensional, implikatur tidak selalu disampaikan dengan memperhatikan

konteks, sedangkan dalam implikatur percakapan disampaikan dengan

memperhatikan konteks. Menurut Levinson (dalam Jenny Thomas, 1995:57)

terdapat beberapa contoh perbandingan implikatur konvensional, ia menyebutkan

empat yaitu tapi, pun, jadi, dan namun.

Jenny Thomas (1995:58) ”conversational implicature arises only in a

particular context of utterance” implikatur percakapan adalah implikatur yang

diucapkan berubah menurut konteks percakapan. Perhatikan contoh berikut ini :

‘Great, that’s really great! That’s made my Christmas!’

(Hebat, ini benar-benar hebat! Ini adalah natalku yang hebat

Konteks yang terjadi dari kalimat di atas adalah ketika hari Natal tahun 1993,

sebuah ambulans dikirim untuk menjemput seorang pria yang pingsan. Pria

tersebut mabuk dan muntah-muntah di sekujur tubuh perawat yang menolongnya.

Page 56: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kalimat di atas membuat implikatur bahwa penutur sangat marah karena

seseorang baru saya muntah di dadanya (Jenny Thomas, 1995:58).

9. Talk Show

Istilah talk show adalah aksen dari bahasa Inggris di Amerika. Di Inggris

sendiri, istilah talk show ini biasa disebut chat show. Pengertian talk show adalah

sebuah program televisi atau radio di mana seseorang ataupun group berkumpul

bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tetapi

serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, talk show

menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman

hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi

pengalaman. Acara talk show ini biasanya diikuti dengan menerima telepon dari

para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun di tempat lain

(http://www.hendra.ws/pengertian-talkshow/ diakses tanggal 18 Februari 2011

pukul 14.00).

Talk show adalah ungkapan bahasa Inggris yang berasal dari dua kata:

show dan talk. Show artinya tontonan, pertunjukan atau pameran, sedangkan talk

artinya omong-omong, ngobrol-ngobrol. Dengan begitu talk show berarti

pertunjukan orang-orang yang sedang ngobrol. Talk show berupa seminar-

seminar, sarasehan, diskusi atau debat yang mengambil tema tertentu

(http://sarlito.hyperphp.com/my-stories/my-stories-.../talk-show.html diakses

tanggal 28 Maret pukul 13.00l).

Page 57: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah cara kerja yang digunakan oleh penulis untuk

menyelesaikan permasalahan yang akan diteliti. Kerangka pikir melibatkan faktor-

faktor yang ada dalam penelitian ini . Kerangka pikir yang terkait dalam penelitian

ini secara garis besar digambarkan pada bagan di bawah ini.

(Apabila terjadi tuturan tidak langsung)

Tuturan antara pembawa acaradengan narasumber talk showAKIM

Carapembawaacara bertanya

Caranarasumbermenjawab

Pematuhan prinsipkesantunan

Pelanggaran prinsipkesantunan

Implikatur

Tindak Tutur

Kekuasaan danpendidikan

Page 58: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Keterangan bagan :

Sumber data pada penelitian ini adalah talk show Apa Kabar Indonesia

Malam di TV One. Data dalam penelitian ini adalah sebagian tuturan yang

mengandung pematuhan prinsip kesantunan, pelanggaran prinsip kesantunan dan

implikatur percakapan. Tuturan tersebut merupakan wujud dari pertanyaan yang

diucapkan pembawa acara dan jawaban yang diberikan oleh narasumber dalam

talk show ini. Tuturan atau jawaban dari narasumber bisa dipengaruhi oleh faktor

power (kekuasaan) dan pendidikan.

Semua dialog atau tuturan yang dilakukan oleh para pendukung talk show

Apa Kabar Indonesia Malam di TV One, baik pembawa acara maupun

narasumber disebut dengan peristiwa tutur. Tuturan yang dilakukan oleh para

pendukung talk show tersebut dapat tersampaikan melalui tindak tutur yang

mereka lakukan, sehingga dengan tindak tutur akan diketahui apakah tuturan itu

merupakan tututan yang mematuhi prinsip kesantunan atau tuturan yang

melanggar prinsip kesantunan.

Berbagai tuturan yang terjadi antara pembawa acara dengan narasumber

pada sebuah percakapan memungkinkan timbulnya pematuhan prinsip kesantunan

dan pelanggaran prinsip kesantunan. Adanya pematuhan dan pelanggaran prinsip

kesantunan oleh penutur akan menghasilkan tuturan yang berbentuk implisit yang

biasa disebut dengan implikatur, sehingga dari pelanggaran tersebut akan muncul

implikatur.

Page 59: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Edi Subroto berpendapat bahwa metode kualitatif adalah metode pengkajian atau

metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang

dengan menggunakan metode statistik (1992:5).

Menurut Sudaryanto (1988:62), penelitian deskriptif itu dilakukan semata-

mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara

empiris hidup pada penuturnya, sehingga yang dihasilkan adalah perian bahasa

yang mempunyai sifat pemaparan yang apa adanya.

Dalam penelitian ini, penulis mencatat dengan teliti dan cermat data-data

yang berwujud tuturan yang terdapat dalam talk show Apa Kabar Indonesia

Malam di TV One. Dengan demikian, hasil analisis akan berbentuk deskripsi

fenomena prinsip kesantunan dan implikatur yang terdapat dalam talk show Apa

Kabar Indonesia Malam di TV One.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

pragmatik. Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada

reaksi atau tanggapan mitra tutur atau lawan tutur (Edi Subroto, 2007:65). Dalam

penelitian ini, pendekatan pragmatik digunakan untuk menjawab permasalahan

dan menginterpretasikan maksud dari tuturan yang dituturkan. Prinsip kesantunan

dan implikatur yang terdapat dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV

One dianalisis dengan mempertimbangkan faktor-faktor konteks situasi tuturnya.

Page 60: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

B. Sumber Data dan Data

Sumber data adalah asal data dari suatu penelitian diperoleh. Sumber data

merupakan bahan mentah data, yang dalam bentuk konkret tampak sebagai

segenap tuturan (Sudaryanto, 1990:33). Adapun sumber data dalam penelitian ini

adalah stasiun televise TV One yang menayangkan talk show Apa Kabar

Indonesia Malam di TV One.

Data merupakan semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam

(dalam arti luas) yang harus dicari atau dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti.

Data terdapat pada segala sesuatu apa pun yang menjadi bidang dan sasaran

penelitian. Data dapat terdapat pada wujud pemakaian bahasa, pada diri orang

perorang atau masyarakat, pada perilaku atau perbuatan perorangan atau

masyarakat, pada semua kegiatan masyarakat, pada alam apa pun dengan segala

fenomenanya (Edi Subroto, 2007:38).

Adapun data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung prinsip

kesantunan dan implikatur beserta konteks yang terdapat dalam talk show Apa

Kabar Indonesia Malam di TV One dari bulan Januari dan Februari 2011.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh

data-data yang berkualitas. Sudaryanto (1993:133), menyebutkan lima macam

teknik pengumpulan data, yaitu teknik sadap, teknik simak libat cakap, teknik

simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Adapun teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap,

teknik rekam dan teknik catat.

Page 61: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti tidak dilibatkan secara

langsung untuk ikut menentukan pembentukkan dan pemunculan calon data

kecuali hanya sebagai pemerhati saja, pemerhati terhadap calon data yang

terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang berada di luar dirinya.

Penutur sumber data secara objektif diandaikan tidak menyadari bahwa tuturannya

disadap oleh linguis sang peneliti dan dijadikan data penelitian

(Sudaryanto,1993:134-135).

Ketika teknik simak bebas libat cakap digunakan, sekaligus dapat

dilakukan pula perekaman dengan menggunakan alat perekam. Pelaksanaan

merekam itu sudah barang tentu harus dilakukan sedemikian sehingga tidak

mengganggu kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi; sehingga

dalam praktiknya, kegiatan merekam itu atau setidak-tidaknya tujuan merekam itu

cenderung selalu dilakukan tanpa sepengetahuan penutur sumber data atau

pembicara (Sudaryanto, 1993:135).

Teknik rekam adalah alat utama penulis untuk memudahkan analisis data.

Perekaman dapat dilakukan dengan menggunakan tape recorder sebagai alatnya.

Perekaman harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

perekaman kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang terjadi, sehingga

dalam praktiknya, kegiatan merekam itu cenderung selalu dilakukan tanpa

sepengetahuan sumber data atau pembicara (Sudaryanto, 1993:135). Alat bantu

yang digunakan untuk merekam dalam penelitian ini adalah handphone.

Setelah data dikumpulkan melalui teknik rekam, penulis kemudian

melakukan pencatatan terhadap data tersebut. Teknik catat dapat dilakukan

langsung ketika teknik simak bebas libat cakap dan teknik rekam selesai

Page 62: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

digunakan atau sesudah perekaman dilakukan, dan dengan menggunakan alat tulis

tertentu (Sudaryanto, 1993:135). Pencatatan dilakukan dengan melakukan

transkripsi data hasil rekaman dari handphone ke dalam sebuah transkrip data dari

talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One agar mudah dilakukan analisis.

Penulis kemudian memaparkan deskripsi data dalam bentuk teks percakapan

sekaligus menjelaskan konteks situasi percakapan.

D. Teknik Klasifikasi Data

Edi Subroto (2007:51) menyatakan bahwa perlu ditekankan kepada

peneliti untuk membatasi dan merumuskan masalah secara jelas perihal “apa” atau

“segi” tertentu tentang bahasa mana “yang diteliti”, menguraikan secara

secukupnya ruang lingkup atau cakupan yang diteliti, yaitu bagaimana sifat

penelitian itu dan semacamnya. Kesemuanya itu memberi arahan yang jelas yang

bersifat menuntun tahapan demi tahapan di dalam pelaksanaan penelitian

linguistik. Pemberian arahan atau tuntunan itu juga sekaligus memberikan isyarat-

isyarat tahapan apa yang akan dikerjakan berikutnya dan bagaimana tahapan

berikutnya itu dilakukan atau dikerjakan.

Teknik klasifikasi data pada penelitian ini dilakukan dengan cara memilih

tuturan-tuturan yang mengandung prinsip kesantunan dan implikatur. Hal tersebut

dikarenakan tidak semua tuturan mengandung prinsip kesantunan dan implikatur.

Adanya pengurutan data tersebut bermanfaat untuk mencocokkan data-

data dengan analisisnya, yaitu memberikan syarat tambahan apa yang akan

dikerjakan berikutnya dan bagaimana tahapan ini dilakukan dengan

mengurutkannya sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 63: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Contoh penomoran data :

Keterangan :

16 : Nomor urut data

AKIM : Apa Kabar Indonesia Malam

TV One : Stasiun televisi

17 Jan 2011 : tanggal, bulan, tahun data diperoleh.

Di dalam tuturan di atas tampak dengan jelas bahwa apa yang dituturkan

oleh Tina sebagai pembawa acara sungguh memaksimalkan keuntungan bagi

lawan tuturnya, yaitu salah satu pemain tim nasional yang ditunjuk untuk maju ke

depan mewakili teman-temanya. Penutur (Tina) mempersilakan mitra tuturnya

(salah satu pemain tim nasional) untuk duduk di kursi yang telah disediakan.

Tindakan mempersilakan Tina itu dituturkan melalui tuturan “langsung saja

silakan duduk!”. Tuturan silakan merupakan penanda lingual tindak tutur

direktif ‘mempersilakan’ yang merupakan pematuhan prinsip kesantunan maksim

kearifan. Prinsip kesantunan dengan pematuhan maksim kearifan sudah dilakukan

Konteks :Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina dan Divi.Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang santai. Pada saat acara berlangsungTina mempersilakan duduk salah satu pemain sepak bola tim nasional. TujuanTina ingin pemain tersebut mau melakukan permintaan Tina untuk duduk dikursi yang telah disediakan.Divi : “Ini nanti kita akan memanggil salah satu pemain tim nas, ya Tina.”Tina : “Oke. Kita panggil saja salah satu dari mereka, ayo salah satu dari

pemain disuruh atasannya maju ke depan nih! Hahahaha”Divi : (Sambil berjalan ke bawah) “Biar saya saja yang turun ke bawah

mengajak naik ke sini, Tina.”Tina : “Halo, apa kabar? Oke! Langsung saja silakan duduk! Nanti biarlah

saya dan Divi berdiri boleh, nggak apa-apa.”

(16/ AKIM / TV One/ 17 Jan 2011

Page 64: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

oleh Tina dengan meminimalkan kerugian lawan tutur dan memaksimalkan

keuntungan lawan tutur, yaitu dengan mempersilakan duduk narasumbernya. Tina

sebagai pembawa acara memang lebih santun berdiri daripada narasumber yang

berdiri. Hal ini dikarenakan kursi yang disediakan sudah tidak cukup lagi, terlalu

banyak narasumber yang disuruh maju ke depan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data

bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data (Lexy J. Moleong, 2007:280).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis heuristik. Pragmatik sebagai pemecahan masalah dapat dilihat dari sudut

pandang penutur dan petutur. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini

adalah penerapan prinsip kesantunan dan implikatur percakapan. Leech (edisi

terjemahan M. D. D. Oka, 61-62), menjelaskan teknik heuristik berusaha

mengidentifikasikan daya pragmatik sebuah tuturan dengan merumuskan

hipotesis-hipotesis dan kemudian mengujinya berdasarkan data-data yang

tersedia. Bila hipotesis tidak teruji, akan dibuat hipotesis yang baru. Proses ini

terus berulang sampai akhirnya tercapai suatu pemecahan (berupa hipotesis yang

teruji kebenarannya, yaitu hipotesis yang tidak bertentangan dengan evidensi yang

ada). Pemecahan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat dari petutur karena

masalah yang ada di sini ialah masalah interpretasi tuturan, berdasarkan makna

tuturan, informasi mengenai latar belakang konteks dan asumsi-asumsi dasar, dan

Page 65: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

petutur membuat hipotesis-hipotesis mengenai tujuan-tujuan tertentu terhadap

masalah interpretasi tuturan tersebut.

Metode heuristik ini diterapkan dengan menggunakan pendekatan

kontekstual yang mengacu pada konsep bentuk tuturan yang mengandung prinsip

kesantunan dan implikatur. Metode analisis kontekstual adalah cara analisis data

dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan identitas konteks-

konteks yang ada (Kunjana Rahardi, 2005:16).

Adapun yang dimaksud dengan konteks adalah lingkungan sosial tuturan.

Konteks di dalam pragmatik, pada hakikatnya adalah segala latar belakang

pengetahuan yang dapat dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur (I Dewa

Putu Wijana, 2005:27).

F. Teknik Penyajian Analisis Data

Tahap akhir dalam penelitian ini adalah penyajian hasil analisis data. Hasil

analisis data disajikan dengan metode penyajian informal dan formal. Metode

penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan

terminologi yang teknis sifatnya; sedangkan penyajian formal adalah perumusan

dengan tanda dan lambang-lambang. Tanda yang dimaksud di antaranya : tanda

tambah (+), tanda kurang (−), tanda bintang (*), tanda panah (→), tanda kurung

biasa ( ( ) ), tanda kurung kurawal ({ }), tanda kurung siku ([ ]). Adapun lambang

yang dimaksud di antaranya : lambang haruf sebagai singkatan nama (S, P, O, V,

K), lambang sigma (Ʃ) untuk satuan kalimat, dan berbagai diagram (Sudaryanto,

1993:145).

Page 66: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Dari sekian banyak penyajian formal yang dikemukakan oleh Sudaryanto,

maka dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan beberapa lambang dan

tanda-tanda. Lambang dan tanda-tanda tersebut adalah tanda kurung ( ( ) ), tanda

titik (.), tanda koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kutip (“…”), tanda

petik tunggal (‘…’).

Selain penyajian analisis formal, penulis juga menggunakan penyajian

hasil analisis data informal yaitu mendeskripsikan hasil analisis dengan kata-kata

biasa untuk menjelaskan atau menafsirkannya.

Page 67: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

ANALISIS DATA

Analisis data merupakan tahap yang paling penting dalam sebuah

penelitian. Tahap ini dilakukan untuk menemukan jawaban-jawaban yang

berhubungan dengan rumusan masalah. Pada pembahasan penelitian Pematuhan

dan Pelanggaran Prinsip Kesantunan serta Implikatur Percakapan dalam Talk

Show “Apa Kabar Indonesia Malam” di TV One: Suatu Tinjauan Pragmatik ini,

penulis khususkan pada percakapan antara pembawa acara dengan narasumber.

Deskripsi dalam analisis ini meliputi tiga bagian, yaitu wujud pematuhan prinsip

kesantunan dalam talk show AKIM, wujud pelanggaran prinsip kesantunan dalam

talk show AKIM, dan wujud implikatur percakapan dalam talk show AKIM.

A. Pematuhan Prinsip Kesantunan dalam Talk Show AKIM

1. Pematuhan Maksim Kearifan (tact maxim)

Maksim kearifan berisi dua submaksim, yaitu (a) buatlah kerugian

orang lain sekecil mungkin, dan (b) buatlah keuntungan orang lain sebesar

mungkin. Maksim kearifan dalam ilokusi impositif dan ilokusi komisif. Data

yang merupakan pematuhan maksim kearifan dapat dilihat pada contoh

percakapan berikut.

(1) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danPak Aga. Tuturan disampaikan dengan intonasi yang sedang dan dalamsuasana yang santai. Pak Aga bermaksud untuk memberi tahu kepadapara pemain U-23 bahwa pelatih menyuruh para pemain untuk pulangterlebih dahulu sebelum berangkat ke Turkmenistan. Tujuannya supayapara pemain bersedia pulang dan berpamitan dengan keluarganya.

Page 68: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Tina : “Pak Aga mungkin tambahan untuk mulai pelatihan bagi tim nasU-23, akan dimulai kapan? Untuk pelatihan akan dimulai kapanPak Aga atau tim nas U-23 ini.”

Aga : “Tanggal 24 dimulainya.”Tina : “24. Jadi sekarang masih boleh pada pulang kampung dulu?”Aga : “Dari coach cuma kayaknya diizinkan pulang terlebih dahulu

masing-masing bertemu keluarganya. Yang mau pulang, pulangsaja!”

(18/AKIM/TV One/17 Jan 2011)

Pada percakapan (1) terdapat pematuhan terhadap maksim kearifan,

khususnya submaksim kedua karena memberikan keuntungan kepada orang

lain sebesar mungkin. Pematuhan terlihat pada tuturan Bapak Aga “Yang

mau pulang, pulang saja!”. Tuturan tersebut disampaikan oleh Bapak Aga

kepada para pemain U-23 yang akan belajar sepak bola ke Turkmenistan.

Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur direktif, karena merupakan

tuturan menyuruh. Tuturan pulang saja adalah penanda lingual dari tindak

tutur direktif ‘menyuruh’.

Tuturan “Yang mau pulang, pulang saja!” mematuhi maksim

kearifan karena memberikan keuntungan kepada orang lain yaitu para pemain

sepak bola U-23. Bapak Aga yang mewakili coach U-23, memberi tahu

bahwa para pemain boleh pulang terlebih dahulu. Oleh karena itu, Bapak Aga

menyuruh para pemain untuk pulang karena tidak akan bertemu dengan

keluarga dalam waktu yang cukup lama. Tuturan tersebut jelas memberi

keuntungan bagi para pemain, karena diberi kesempatan untuk pulang dan

berpamitan dengan keluarga terlebih dahulu. Jika dilihat dari skala untung

rugi, tuturan tersebut memberi keuntungan kepada orang lain (petutur)

sehingga tuturan tersebut termasuk tindak tutur yang santun. Dilihat dari

Page 69: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

skala jarak sosial, hubungan sosial Bapak Aga dengan para pemain sepak

bola U-23 tidak terlalu dekat, maka tuturan yang disampaikan lebih santun.

Contoh data lain yang menunjukkan pematuhan maksim kearifan dapat

dilihat pada percakapan berikut.

(2) Konteks tuturan : Tuturan disampaikan oleh Tina kepada Bang Effendy.Tuturan tersebut dituturkan dalam suasana yang santai. Tina merasasenang bertemu dengan Bang Effendy, dan mempersilakan Bang Effendyuntuk duduk di sofa merah. Tujuannya supaya Bang Effendy bersediaduduk di sofa.Tina : “Ini dia, yang satu jurnalis yang kemudian menjadi anggota

parlemen, apa kabar Bang Effendy Ghazali?”Effendy : “Selamat malam. Baik Tina.”Tina : “Silakan duduk, Bang Effendy!”

(82/AKIM/TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (2) terdapat pematuhan terhadap maksim kearifan,

khususnya submaksim pertama karena membuat kerugian orang lain sekecil

mungkin. Pematuhan terlihat pada tuturan Tina, “Silakan duduk, Bang

Effendy!”. Tuturan tersebut disampaikan oleh Tina kepada Bang Effendy.

Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur direktif, karena merupakan

tuturan mempersilakan. Tuturan silakan adalah penanda lingual dari tindak

tutur direktif ‘mempersilakan’.

Tuturan “Silakan duduk, Bang Effendy!”, mematuhi maksim

kearifan karena memberikan keuntungan kepada Bang Effendy dan bukan

memberi kerugian. Keuntungan tersebut adalah memberikan kenyamanan

terhadap Bang Effendy untuk duduk di sofa yang telah disediakan. Jika

dilihat dari skala untung-rugi, tuturan tersebut menguntungkan bagi Bang

Effendy. Sudah selayaknya Tina sebagai pembawa acara memberikan

kenyamanan bagi narasumber yang hadir. Tuturan yang memberikan

Page 70: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

keuntungan kepada orang lain tersebut, berdasarkan skala untung-rugi

termasuk tindak tutur yang santun.

Pematuhan terhadap submaksim pertama maupun kedua dalam prinsip

kesantunan maksim kearifan tersebut, dapat dikatakan memiliki karakteristik

yang sama, yaitu bahwa penutur berusaha memberi keuntungan terhadap

orang lain.

2. Pematuhan Maksim Kedermawanan (generosity maxim)

Maksim kedermawanan berisi dua submaksim, yaitu (a) buatlah

keuntungan diri sendiri sekecil mungkin, dan (b) buatlah kerugian diri

sendiri sebesar mungkin. Maksim kedermawanan dalam ilokusi impositif dan

komisif. Data yang merupakan pematuhan maksim kedermawanan dapat

dilihat pada contoh percakapan berikut.

(3) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tinadengan Egie. Tuturan tersebut disampaikan dalam suasana yang santai.Tina menyampaikan pertanyaan kepada Egie, mau mudik atau tidak.Sebelum Egie berangkat ke Turkmenistan untuk latihan sepak bola,Egie memilih untuk memperkuat club walaupun Egie akan terbang keTurkmenistan dan lama tidak bertemu dengan keluarganya.Tina : “Kalau Egie dari mana asalnya?”Egie : “Jakarta”Tina : “Dari Jakarta. Jadi nggak mungkin ya nggak mudik?”Egie : “Nggak mbak! Untuk memperkuat klub.”Tina : “Nggak pulang? Kagum saya nggak pulang heeeemmm.”

(19/AKIM /TV One/17 Jan 2011)

Pada percakapan (3) terdapat pematuhan terhadap maksim

kedermawanan, terutama terhadap submaksim pertama yaitu membuat

keuntungan diri sendiri sekecil mungkin. Pematuhan terlihat pada tuturan

Egie, “Nggak mbak! Untuk memperkuat klub.”. Tuturan tersebut

Page 71: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

termasuk dalam tindak tutur komisif karena menyanggupi. Tuturan nggak

mbak adalah penanda lingual dari tindak tutur komisif ‘menyanggupi’.

Tuturan Egie tersebut dituturkan kepada Tina, untuk memberi tahu

kepada Tina bahwa Egie menyatakan kesanggupan untuk tidak pulang dan

tetap di klub. Tuturan Egie, “Nggak mbak! Untuk memperkuat klub”,

merupakan pematuhan maksim kedermawanan karena Egie memberikan

keuntungan diri sendiri sekecil mungkin, dan memberikan keuntungan yang

banyak terhadap klub sepak bola.

Jika dikaitkan dengan skala untung-rugi, tuturan Egie tersebut jelas

merugikan Egie. Kerugian yang dialami oleh Egie yaitu Egie tidak pulang

dan tidak akan bertemu dengan keluarganya. Sementara keuntungan yang

didapatkan oleh klub yaitu, klub tersebut tidak kehilangan salah satu pemain

sehingga menguntungkan klub tersebut.

Contoh percakapan lain yang merupakan pematuhan maksim

kedermawanan ialah sebagai berikut.

(4) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tinadengan Bapak Maruarar. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yangsantai. Tina bermaksud menyuruh Pak Maruarar untuk menggunakanmikrofon Tina terlebih dahulu karena belum memakai mikrofon.Tujuannya suapaya Bapak Maruarar mau menggunakan mik tersebutsehingga suara Bapak Maruarar terdengar jelas oleh para pemirsa.Tina : “Selamat malam bang.”Maruarar : “Apa kabar Tina?”Tina : “Baik. Sebelum pakai miknya, nggak pa-pa. Pakai mik

saya dulu saja bang! Ini kita sudah singgung sedikit yangsudah berlangsung di komisi III.

(101/AKIM/TV One/24 Jan 2011)

Pada percakapan (4) terdapat pematuhan terhadap maksim

kedermawanan, khususnya submaksim yang kedua karena membuat kerugian

terhadap diri sendiri sebesar mungkin. Pematuhan terlihat pada tuturan Tina,

Page 72: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

“Pakai mik saya dulu saja bang!” Tuturan tersebut disampaikan oleh Tina

kepada Bapak Maruarar. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

direktif, karena merupakan tuturan menyuruh. Tuturan pakai mik saya adalah

penanda lingual dari tindak tutur direktif ‘menyuruh’.

Tuturan “Pakai mik saya dulu saja!”, mematuhi maksim

kedermawanan karena memberikan keuntungan kepada Bapak Maruarar dan

bukan memberi kerugian. Keuntungan Bapak Maruarar tersebut adalah Tina

memberikan mikrofonnya untuk Bapak Maruarar karena mikrofon yang

dipakai Bapak Maruarar tidak berfungsi dengan baik. Jika dilihat dari skala

untung-rugi, tuturan tersebut menguntungkan bagi Bapak Maruarar dan

merugikan Tina. Bapak Maruarar sangat diuntungkan karena mendapat

mikrofon dari Tina, sedangkan Tina dirugikan karena mikrofonnya harus

diberikan kepada Bapak Maruarar. Tuturan yang memberikan keuntungan

kepada orang lain tersebut, berdasarkan skala untung-rugi termasuk tindak

tutur yang santun.

Pematuhan terhadap submaksim pertama maupun kedua dalam prinsip

kesantunan maksim kedermawanan tersebut, dapat dikatakan memiliki

karaktersitik yang sama, yaitu bahwa penutur berusaha memberi kerugian

terhadap diri sendiri sebesar mungkin.

3. Pematuhan Maksim Pujian (approbation maxim)

Maksim pujian mempunyai dua submaksim, yaitu (a) kecamlah orang

lain sedikit mungkin, dan (b) pujilah orang lain sebanyak mungkin. Maksim

Page 73: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

pujian dalam ilokusi ekspresif dan asertif. Data yang merupakan pematuhan

maksim pujian dapat dilihat pada contoh percakapan berikut.

(5) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina, AdjieMasaid dan Wolf Gang Pikal. Tuturan tersebut terjadi dalam situasi yangsantai. Mereka sedang membicarakan para pemain yang akan dikirim keTurkmenistan. Walf Gang Pikal terdengar memuji salah satu pemain.Tujuannya yaitu Walf Gang bermaksud memberikan pujian terhadapsalah satu pemain sepak bola yaitu Okto.Tina : “Katanya di Turkmenistan suhunya 5o jadi para pemain

harus beradaptasi dengan cuaca dan pemain bagus gitu ya,karena tidak terbiasa kita dari negara tropis. Mas Adjie,kalau tinggi mereka rata-rata 180, kita berapa yang U-23ini?”

Adjie : “Eeeeee, yang 180 ada beberapa ya Wolf?”Wolf Gang Pikal : “Karena sebetulnya di dalam U-23 ada 25 orang yang

saya rasa mungkin ada 10 pemain di atas 180, tapi ada juga5 pemain di bawah 160. Soalnya kita banyak pemainlincah seperti Okto kecil tapi juga luar biasa.”

(5/AKIM/TV One/17 Jan 2011)

Pada percakapan (5) terdapat pematuhan maksim pujian, terutama

pematuhan terhadap submaksim kedua yaitu penutur memuji orang lain.

Pematuhan dilakukan oleh Wolf Gang Pikal dan pujian tersebut ditujukan

kepada Okto (salah satu pemain tim nas). Pematuhan dapat dilihat pada

tuturan “Soalnya kita banyak pemain lincah seperti Okto kecil tapi juga

luar biasa”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif, yaitu penutur

memuji orang lain. Tuturan luar biasa adalah penanda lingual tindak tutur

ekspresif ‘memuji’.

Penutur (Wolf Gang Pikal) memberikan pujian terhadap Okto. Penutur

(Wolf Gang Pikal) menuturkan “Soalnya kita banyak pemain lincah

seperti Okto kecil tapi juga luar biasa”, yang memuji Okto. Wolf Gang

Pikal kagum dengan Okto, walaupun Okto mempunyai struktur tubuh yang

kecil namum mempunyai kualitas permainan sepak bola yang luar biasa.

Page 74: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Contoh percakapan lain yang merupakan pematuhan maksim pujian

ialah sebagai berikut.

(6) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang disampaikan oleh Tinakepada Bang Ruhut. Tina menyindir Bang Ruhut. Tuturan disampaikandengan intonasi yang sedang dan dalam suasana yang santai namunsedikit menggunakan nada sindiran. Namun, Bang Ruhut memberikanpujian kepada Bapak SBY, bahwa Bang Ruhur merasa bangga dengansikap kepemimpinan Presiden SBY terkait masalah pernyataan presidenyang tidak pernah naik gaji.Tina : “Bang Ruhut, jangan-jangan gajinya gedean Bang Ruhut

dibanding presiden?”Ruhut : “Terus terang kita sebenarnya bangga dan ada rasa

haru. Seorang kepala negara yang demikian bekerjakeras, ya! Kebetulan saya anak buahnya saya tahu karierbeliau dalam bekerja 1x24 jam itu kurang.”

(62/AKIM/TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (6) terdapat pematuhan terhadap maksim pujian,

terutama submaksim kedua yaitu penutur memuji orang lain sebanyak

mungkin. Pematuhan dilakukan oleh Bang Ruhut dan pujian tersebut

ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pematuhan dapat

dilihat pada tuturan “Terus terang kita sebenarnya bangga dan ada rasa

haru. Seorang kepala negara yang demikian bekerja keras, ya!

Kebetulan saya anak buahnya saya tahu karier beliau dalam bekerja

1x24 jam itu kurang”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif,

yaitu penutur memberikan pujian terhadap orang lain, namun pujian tersebut

diucapkan secara tidak langsung. Tuturan terus terang kita sebenarnya

bangga dan ada rasa haru, adalah penanda lingual tindak tutur ekspresif

‘memuji’.

Penutur Bang Ruhut memberikan pujian terhadap Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono. Penutur (Bang Ruhut) menuturkan “Terus terang

Page 75: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kita sebenarnya bangga dan ada rasa haru. Seorang kepala negara yang

demikian bekerja keras, ya! Kebetulan saya anak buahnya saya tahu

karier beliau dalam bekerja 1x24 jam itu kurang”. Tuturan tersebut

merupakan pematuhan maksim pujian. Tuturan dari Bang Ruhut tersebut

mempunyai maksud memuji kinerja dari Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono.

4. Pematuhan Maksim Kerendahan Hati (modesty maxim)

Maksim kerendahan hati mempunyai dua submaksim, yaitu (a) pujilah

diri sendiri sedikit mungkin dan (b) kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin.

Maksim kerendahan hati dalam ilokusi ekspresif dan asertif. Data yang

merupakan pematuhan maksim kerendahan hati dapat dilihat pada contoh

percakapan berikut.

(7) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danBang Frans. Tuturan tersebut terjadi dalam situasi yang santai. Tinasangat kagum dengan penampilan Bang Frans yang bermain musikdengan sisir sebagai alat musik. Tujuan Tina yaitu memberikan pujiankepada Bang Frans.Tina : “Achhhhhh, keren banget. Hahahahaha.

Yang keren bukan saya, beliau maksudnya. Bang Frans,coba saya mau tanya semua pasti terpana pasti takjub. Sayamau lihat! Ini kru semua mukanya juga pada terperanah semua.Ini hanya sisir sama plastik?”

Frans : “Ya”(75/AKIM /TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (7) terdapat pematuhan terhadap maksim kerendahan

hati, khususnya submaksim kedua yaitu mengecam diri sendiri sebanyak

mungkin. Pematuhan terjadi karena Tina meminimalkan pujian terhadap

dirinya sendiri. Pematuhan dilakukan oleh Tina, yaitu pada tuturan “yang

keren bukan saya, beliau maksudnya”. Tuturan tersebut termasuk tindak

Page 76: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

tutur ekspresif, karena memuji orang lain. Tuturan yang keren merupakan

penanda lingual tindak tutur ekspresif ‘memuji’.

Penutur (Tina) memberikan pujian terhadap Bang Frans dan

merendahkan diri sendiri. Penutur (Tina) menuturkan “yang keren bukan

saya, beliau maksudnya”, dan tuturan tersebut merupakan pematuhan

maksim kerendahan hati. Tuturan dari Tina tersebut mempunyai maksud

memuji kemampuan Bang Frans dalam bermain musik dengan menggunakan

sisir. Tina akan merasa lebih santun dengan memberikan pujian kepada Bang

Frans sebanyak mungkin untuk merendahkan diri.

Berikut contah data lain yang merupakan pematuhan maksim

kerendahan hati.

(8) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danBang Frans. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang santai. Tinabermaksud memberikan pujian kepada Bang Frans, namun terkihat darituturan Bang Frans bahwa Bang Frans cenderung lebih merendahkandiri. Tujuannya supaya Bang Frans tidak menjadi sombong..Tina : “Jadi bukan karena sisir ajaib gitu ya?Frans : “Nggak!”Tina : “Plastiknya apa aja?”Frans : “Sebenarnya yang ajaib itu Tuhan.”

(78/AKIM /TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (8) terdapat pematuhan terhadap maksim kerendahan

hati, khususnya submaksim pertama yaitu pujilah diri sendiri sedikit

mungkin. Pematuhan maksim kerendahan hati terjadi karena Bang Frans

meminimalkan pujian terhadap dirinya sendiri dihadapan Tina dan penonton

yang melihat penampilan Bang Frans. Pematuhan maksim kerendahan hati

dilakukan oleh Bang Frans, yaitu pada tuturan “Sebenarnya yang ajaib itu

Tuhan.” Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, menunjukkan bahwa

Page 77: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

yang ajaib itu Tuhan bukan Bang Frans. Tuturan Sebenarnya yang ajaib itu

Tuhan, merupakan penanda lingual tindak tutur asertif ‘menunjukkan’.

Penutur (Bang Frans) berusaha untuk merendahkan dirinya sendiri

agar tidak menjadi sombong. Penutur (Bang Frans) menuturkan

“Sebenarnya yang ajaib itu Tuhan”, dan tuturan tersebut merupakan

pematuhan maksim kerendahan hati. Tuturan dari Bang Frans tersebut

mempunyai maksud memuji kebesaran Tuhan YME yang memiliki semua

alam semesta ini. Bang Frans tidak memuji dirinya sendiri, karena merasa

bahwa kemampuan yang dimiliki merupakan anugerah dari Tuhan. Bang

Frans sungguh memaksimalkan pematuhan dihadapan Tina dan penonton

yang menyaksikan acara tersebut.

5. Pematuhan Maksim Kesepakatan (agreement maxim)

Maksim kesepakatan terdiri dari dua submaksim, yaitu (a) usahakan

agar ketaksepakatan antara diri dan lain terjadi sesedikit mungkin, dan (b)

usahakan kesepakatan antara diri dengan lain terjadi sebanyak mungkin.

Maksim kesepakatan diatur dalam ilokusi asertif. Data yang merupakan

pematuhan maksim kesepakatan dapat dilihat pada contoh percakapan

berikut.

(9) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina,Bapak Ramandhan dan Bang Effendy Ghazali. Tuturan tersebut terjadidalam suasana yang santai. Mereka membahas mengenai kasus‘pembohongan publik’ yang dilontarkan tokoh-tokoh agama yangditujukan kepada presiden. Bang Effedy menyetujui pernyataan yangdilontarkan oleh Tina dan Bang Ramadhan.Tina : “Tapi kan tokoh agama nggak bisa nggak bohong juga.”Ramadhan : “Setuju!”Effendy : “Kalau itu setuju. Dan dalam hal pembohongan publik

itu definisinya sederhana, lie to the public on the matter of

Page 78: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

the interest. Jadi artinya, ada kebohongan di depan publik,kepada publik, tentang hal-hal yang terkait dengankepentingan publik. Itu tadi ya.”

(93/AKIM /TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (9) terdapat pematuhan terhadap maksim

kesepakatan, khususnya submaksim pertama yaitu usahakan ketaksepakatan

antara diri dan lain terjadi sesedikit mungkin. Pematuhan maksim

kesepakatan terjadi antara Tina, Bapak Ramadhan dari farksi partai

Demokrat dan Bang Effendy Ghazali. Pematuhan maksim kesepakatan

dituturkan oleh Bang Effendy, yaitu pada tuturan “Kalau itu setuju”.

Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, yaitu menyetujui terhadap

suatu hal. Tuturan setuju adalah penanda lingual tindak tutur asertif

‘menyetujui’.

Dari tuturan Bang Effendy “Kalau itu setuju”, petutur menyetujui

pernyataan yang diucapkan oleh Tina dan Bapak Ramadhan sehingga

menunjukkan kesepakatan antara penutur dan mitra tutur. Bang Ramadhan

dan Effendy Ghazali sama-sama menyetujui, karena apa yang dikatakan Tina

adalah suatu kebenaran. Kesepakatan antara penutur dan mitra tutur dapat

terlihat dengan jelas, sehingga dari tuturan tersebut menunjukkan pematuhan

maksim kesepakatan. Penutur setuju dengan pendapat Tina yang mengatakan

bahwa tokoh agama tidak bisa tidak berbohong.

Contoh lain yang menyatakan pematuhan maksim kesepakatan terdapat

pada percakapan berikut.

(10) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina,Bapak Yoris dan Bapak Anas. Tuturan tersebut terjadi dalam suasanayang santai. Mereka membahas mengenai kompetisi politik yang

Page 79: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

sedang terjadi dan Bapak Anas mengakui kalau terjadi kompetisipolitik.Tina : “Kompetisi politik begitu?”Yoris : “Artinya, tidak keluar daripada subtansi bukan?”Anas : “Iya, saya mengakui itu”

(100/AKIM /TV One/24 Jan 2011)

Pada percakapan (10) terdapat pematuhan terhadap maksim

kesepakatan, khususnya submaksim kedua, yaitu usahakan kesepakatan

antara diri sendiri dengan orang lain sebanyak mungkin. Pematuhan maksim

kesepakatan terjadi antara Tina, Bapak Yoris dari partai Golkar dan Bapak

Anas Urbaningrum dari partai Demokrat. Pematuhan maksim kesepakatan

dituturkan oleh Bapak Anas Urbaningrum, yaitu pada tuturan “Iya, saya

mengakui itu”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif, yaitu

mengakui akan kebenaran suatu hal. Tuturan Iya, saya mengakui itu adalah

penanda lingual tindak tutur asertif ‘mengakui’.

Dari tuturan Bapak Anas “Iya, saya mengakui itu” penutur

mengemukakan pengakuan suatu hal, sehingga menunjukkan kesepakatan

antara penutur dan mitra tutur. Kesepakatan antara Tina, Bapak Yoris dan

Bapak Anas adalah akan terjadi kompetisi politik. Bapak Anas mengakui

akan adanya kompetisi politik kalau masalah Gayus dengan Satgas

diperpanjang. Dengan demikian, terlihat jelas pematuhan maksim

kesepakatan dilakukan oleh Bapak Anas Urbaningrum.

6. Pematuhan Maksim Simpati (sympathy maxim)

Maksim simpati terdiri dari dua submaksim, yaitu (a) kurangi rasa

antipati antara diri dengan lain hingga sekecil mungkin dan (b) tingkatkan

Page 80: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan lain. Maksim simpati

diatur dalam ilokusi asertif. Data yang merupakan pematuhan maksim simpati

dapat dilihat pada contoh percakapan berikut.

(11) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tinadengan Bapak Arif. Tuturan tersebut dituturkan dalam suasana yangsedikit memprihatinkan. Bapak Arif menceritakan keadaan anaknyayang sedang sakit tumor, namun sudah sedikit membaik. Tina merasakasihan melihat keadaan anak Bapak Arif, namun sedkit senangmendengar pernyataan Pak Arif bahwa keadaan anaknya yang sudahsedikit membaik. Tujuan Tina yaitu menunjukkan rasa simpatinya.Tina : “Boleh saya tahu bagaimana perkembangan Sauzan?”Arif : “Dari serangkaian tes yang dua hari lalu dilakukan itu tidak

ada menunjukkan adanya penyebaran ke sumsum tulang daneeee cairan otak. Dan menurut tim medis dokter yangmenangani penyebarannya ke luar bukan ke dalam.”

Tina : “Alhamdulillah kita senang mendegarnya. Artinya nggakada yang ke dalam begitu ya pak?”

(87/AKIM /TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (11) terdapat pematuhan terhadap maksim simpati,

khususnya submaksim pertama karena mengurangi rasa antipati antara diri

dengan lain hingga sekecil mungkin. Pematuhan terhadap maksim simpati

dilakukan oleh Tina terhadap Bapak Arif. Pematuhan dapat dilihat pada

tuturan “Alhamdulillah kita senang mendegarnya”. Tuturan tersebut

termasuk tindak tutur asertif karena Tina menunjukkan rasa senang. Tuturan

Alhamdulilah kita senang mendengarnya adalah penanda lingual tindak tutur

asertif ‘menunjukkan rasa senang’.

Berdasarkan tuturan yang dituturkan oleh penutur “Alhamdulillah

kita senang mendegarnya”, menunjukkan pematuhan maksim simpati.

Penutur (Tina) memberikan rasa simpati kepada mitra tuturnya (Bapak Arif).

Melalui tuturan tersebut menunjukkan bahwa penutur (Tina) mempunyai rasa

simpati kepada petutur (Bapak Arif), yaitu mengungkapkan rasa senang

Page 81: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

sebagai wujud simpati kepada Bapak Arif. Bapak Arif adalah orang tua dari

Sauzan, dan Sauzan adalah balita berusia 4 tahun yang menderita penyakit

tumor dibagian wajah hingga menutupi 2/3 wajahnya sehingga harus di

operasi.

Contoh data lain yang menunjukkan pematuhan maksim simpati dapat

dilihat pada percakapan berikut.

(12) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Dividengan Ibu Linda. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang sedikitmemprihatinkan. Divi bermaksud menujukkan keprihatinannya kepadaIbu Linda karena masalah yang dihadapi Ibu Linda sungguh berat.Tujuan Divi adalah menujukkan rasa simpatinya kepada Ibu Linda.Divi : “Baiklah Ibu. Saya turut prihatin, semoga kasus atau

masalah ibu ini bisa diselesaikan dengan seadil-adilnya.Nanti kita akan lihat proses hukum ibu.”

Linda : “Terima kasih”(115/AKIM /TV One/11 Feb 2011)

Pada percakapan (12) terdapat pematuhan terhadap maksim simpati,

khususnya submaksim kedua yaitu meningkatkan rasa simpati sebanyak

mungkin. Pematuhan terhadap maksim simpati dilakukan oleh Divi kepada

Ibu Linda. Pematuhan maksim simpati dapat dilihat pada tuturan “Saya turut

prihatin, semoga kasus atau masalah ibu ini bisa diselesaikan dengan

seadil-adilnya”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif karena Divi

mengungkapkan keprihatinannya kepada Ibu Linda. Tuturan Saya turut

prihatin, semoga kasus atau masalah ibu ini bisa diselesaikan dengan seadil-

adilnya adalah penanda lingual tindak tutur asertif ‘menunjukkan

keprihatinan’.

Berdasarkan tuturan yang dituturkan oleh penutur (Divi) “Saya turut

prihatin, semoga kasus atau masalah ibu ini bisa diselesaikan dengan

seadil-adilnya”, menunjukkan pematuhan maksim simpati. Penutur (Divi)

Page 82: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

memberikan rasa simpati kepada mitra tuturnya (Ibu Linda). Melalui tuturan

tersebut menunjukkan bahwa penutur (Divi) mempunyai rasa simpati kepada

petutur (Ibu Linda), yaitu mengungkapkan rasa keprihatinannya sebagai

bentuk rasa simpati kepada Ibu Linda. Divi prihatin dengan nasib Ibu Linda

yang tersangkut dengan masalah hukum. Ibu Linda adalah salah satu

tersangka kasus Bank Century.

Adapun pematuhan prinsip kesantunan dalam tuturan talk show AKIM

di TV One, secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Pematuhan prinsip kesantunan dalam talk show AKIM

No Pematuhan Prinsip Kesantunan Nomor Data1.

2.

3.

4.

5.

Maksim Kearifana. Submaksim pertama

b. Submaksim kedua

Maksim Kedermawanana. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Pujiana. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Kerendahan Hatia. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Kesepakatana. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

3, 9, 13, 15, 10, 16, 23, 33, 42, 51, 68,79, 82, 108.18, 33, 64, 107, 113, 114.

19, 27, 98.11, 16, 44, 101.

2, 8, 14, 19, 38, 63, 76, 80, 110, 112.5, 6, 62, 69.

78.75, 118.

54, 74, 93, 106, 1107.55, 95, 97, 100.

Page 83: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

6. Maksim Simpatia. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

34, 60, 61, 70, 81, 87, 88, 90, 111, 119.115, 118.

B. Pelanggaran Prinsip Kesantunan dalam Talk Show AKIM

1. Pelanggaran Maksim Kearifan (tact maxim)

Maksim kearifan berisi dua submaksim, yaitu (a) buatlah kerugian

orang lain sekecil mungkin, dan (b) buatlah keuntungan orang lain sebesar

mungkin. Maksim kearifan dalam ilokusi impositif dan ilokusi komisif. Data

yang merupakan pelanggaran maksim kearifan dapat dilihat pada contoh

percakapan berikut.

(13) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danAdjie Masaid. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang santai. Tinamenyuruh para pemain yang duduk di bawah untuk berdiri. TujuanTina yaitu agar para pemain mau melakukan perintahnya.Adji : “Ini yang akan bermain U-23 yang sudah terpilih gitu ya.”Tina : “Ini diaaaaaaa. Kita akan menggantungkan harapan,

berdiri semuanya, berdiri yang umur 23! Kok malu-maluberdirinya.”

Adji : “Iya, makasih.”(4/AKIM/TV One/17 Jan 2011)

Pada percakapan (13) terdapat pelanggaran maksim kearifan,

khususnya submaksim pertama yaitu penutur memberikan kerugian orang

lain sebesar mungkin. Pelanggaran dilakukan oleh Tina dengan tuturan “Kita

akan menggantungkan harapan, berdiri semuanya, berdiri yang umur

23!”. Tuturan tersebut disampaikan oleh Tina kepada para pemain U-23.

Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur direktif, karena merupakan

Page 84: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

tuturan menyuruh. Tuturan berdiri adalah penanda lingual dari tindak tutur

direktif ‘menyuruh’.

Tuturan yang disampaikan Tina “Kita akan menggantungkan

harapan, berdiri semuanya, berdiri yang umur 23!’, merupakan

pelanggaran maksim kearifan karena memberikan kerugian kepada para

pemain U-23 yang hadir di acara tersebut bukan keuntungan. Para pemain U-

23 sedang duduk di bawah panggung bersama teman-teman dan pemirsa

yang lain. Kerugian para pemain U-23 adalah mereka harus berdiri dan

mematuhi perintah dari Tina. Dilihat dari skala untung-rugi, tuturan tersebut

merugikan pemain U-23, karena mereka harus berdiri untuk melaksanakan

perintah dari Tina. Dilihat dari skala ketaklangsungan, tuturan tersebut

merupakan tuturan langsung. Dilihat dari skala kemanasukaan atau pilihan,

penutur tidak memberikan pilihan kepada pemain U-23. Pemain U-23 tidak

bisa memilih untuk berdiri atau tidak. Tuturan Tina tersebut merupakan

tindak tutur imperatif yaitu tuturan yang mempunyai maksud memerintah.

Dengan demikian tuturan yang disampaikan oleh Tina merupakan

pelanggaran maksim kearifan.

Contoh data lain yang menunjukkan pelanggaran maksim kearifan

dapat dilihat pada percakapan berikut.

(14) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Said,Divi, Ogi, dan Nirina. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yangsantai. Said, Divi, Ogi berdebat tentang pemain naturalisasi, kemudianNirina menyela dan menyuruh para penonton untuk bertepuk tangan.Tujuan Nirina yaitu para penonton mau melakukan perintahnya untukbertepuk tangan. Dalam tuturan ini penonton melakukan perintah dariNirina.Said : “Oke, paling nggak sebenarnya akhirnya kita dan teman-

teman kita yang baru jadi entertainment akhirnya mengikutijuga tim nas, karena di sana kita juga ada pemain naturalisasi.”

Page 85: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Divi : “Nah.”Ogi : “Sebenarnya bukan naturalisasi, tapi desentralisasi yang

bener.”Divi : “Puas Ogi?”Ogi : “Ya, ada apa?”Nirina : “Sebentar, ini sekarang yang artisnya bukan kita, yang

artisnya adalah mereka yang ada di depan ini dong. Tepuktangan buat mereka!” ( Semua hadirin bertepuk tangan)

(12/AKIM/TV One/17 Jan 2011)

Pada percakapan (14) terdapat pelanggaran maksim kearifan,

khususnya submaksim kedua yaitu penutur memberikan keuntungan orang

lain sekecil mungkin. Pelanggaran dilakukan oleh Nirina dengan tuturan

“Tepuk tangan buat mereka!”. Tuturan tersebut disampaikan oleh Nirina

kepada seluruh pemirsa. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

direktif, karena merupakan tuturan menyuruh. Tuturan tepuk tangan adalah

penanda lingual dari tindak tutur direktif ‘menyuruh’.

Tuturan yang disampaikan Nirina “Tepuk tangan buat mereka!’,

merupakan pelanggaran maksim kearifan karena memberikan kerugian

kepada para pemirsa yang hadir dalam acara tersebut bukan keuntungan. Para

pemirsa sedang menikmati acara tersebut, kemudian Nirina menyuruh

mereka untuk bertepuk tangan. Kerugian para pemirsa adalah mereka harus

bertepuk tangan dan mematuhi perintah Nirina. Dilihat dari skala untung-

rugi, tuturan tersebut merugikan pemirsa, karena mereka harus bertepuk

tangan untuk melaksanakan perintah Nirina. Dilihat dari skala

ketaklangsungan, tuturan tersebut merupakan tuturan langsung. Dilihat dari

skala kemanasukaan atau pilihan, penutur tidak memberikan pilihan kepada

para pemirsa. Pemirsa tidak bisa memilih untuk bertepuk tangan atau tidak.

Tuturan Nirina tersebut merupakan tindak tutur imperatif yaitu tuturan yang

Page 86: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

mempunyai maksud memerintah. Dengan demikian tuturan yang

disampaikan oleh Tina merupakan pelanggaran maksim kearifan.

2. Pelanggaran Maksim Kedermawanan (generosity maxim)

Maksim kedermawanan berisi dua submaksim, yaitu (a) buatlah

keuntungan diri sendiri sekecil mungkin, dan (b) buatlah kerugian diri

sendiri sebesar mungkin. Maksim kedermawanan dalam ilokusi impositif

dan ilokusi komisif. Data yang merupakan pelanggaran maksim

kedermawanan dapat dilihat pada contoh percakapan berikut.

(15) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Divi danArdi. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang santai. Ardimemberitahu kepada kepada Divi kalau ingin menjadi presenter. Padasaat segmen pembacaan berita, Divi menyuruh Ardi untuk membacaberita. Ardi membaca berita bersama dengan Divi. Tujuan Divisupaya Ardi membacakan berita dan belajar menjadi presenter.Divi : “Ya, tadi saat saya membacakan berita ini adik saya

Ardiansyah tim nas usia 19 yang tertarik jadi presenter juga ya?Ini yang Anda harus bacakan!”

Ardi : “Saya yang baca? Mana?”Divi : “Ini, dari atas.”

(22/AKIM/TV One/17 Jan 2011)

Pada percakapan (15) terdapat pelanggaran terhadap maksim

kedermawanan, terutama submaksim yang pertama yaitu memberikan

kerugian orang lain sebesar mungkin. Pelanggaran terlihat pada tuturan Divi

“Ini yang Anda harus bacakan!”. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak

tutur direktif, karena menyuruh petutur untuk melakukan sesuatu. Tuturan

bacakan adalah penanda lingual dari tindak tutur direktif ‘menyuruh’.

Tuturan Divi tersebut ditujukan kepada Ardi. Divi menyuruh Ardi

untuk membaca berita yang seharusnya dibaca oleh Divi. Tuturan Divi

Page 87: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tersebut adalah “Ini yang Anda harus bacakan!”. Penutur (Divi) ingin

Ardi yang membacakan berita tersebut, sedangkan Divi menyaksikan Ardi

membacakan berita tersebut. Sebenarnya yang harus membacakan berita

tersebut Divi bukan Ardi, karena Divi yang menjadi pembawa acara dalam

talk show tersebut. Keuntungan yang didapatkan oleh penutur ialah penutur

tidak perlu membacakan berita sedangkan kerugian yang dialami petutur

ialah petutur harus membacakan berita. Dalam hal ini jelas sekali bahwa

penutur merugikan petutur.

Dilihat dari skala untung-rugi, tuturan Divi tersebut jelas tidak santun

karena merugikan Ardi. Kerugian yang dialami petutur (Ardi) ialah harus

membacakan berita, dan berita tersebut seharusnya bukan petutur (Ardi)

yang membacakan. Dilihat dari skala kemanasukaan atau pilihan, penutur

(Divi) tidak memberikan pilihan kepada mitra tutur. Penutur menyuruh mitra

tuturnya untuk membacakan berita dan petutur tidak diberi pilihan untuk

menerima atau menolak perintah tersebut. Divi tidak menanyakan terlebih

dahulu kesanggupan dari Ardi. Tuturan tersebut cenderung langsung

memerintah Ardi untuk membacakan berita. Dilihat dari skala

ketaklangsungan, tuturan tersebut merupakan tindak tutur langsung. Tuturan

penutur (Divi) tersebut termasuk tuturan imperatif yaitu tuturan yang

mempunyai maksud memerintah untuk membacakan berita. Ardi di sini

merupakan tamu atau undangan yang kewajibannya menikmati acara yang

sedang berlangsung bukan disuruh membacakan berita walaupun sebenarnya

Ardi ingin belajar menjadi presenter. Dengan demikian tuturan yang

disampaikan Divi merupakan pelanggaran maksim kedermawanan.

Page 88: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Contoh data lain yang menunjukkan pelanggaran maksim

kedermawanan dapat dilihat pada percakapan berikut.

(16) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danPak Didi. Tuturan tersebut menggunakan intonasi yang agak tinggi dandalam suasana yang sidikit menegangkan karena terjadi perdebatan.Mereka membicarakan masalah korupsi yang dilakukan Gayus. PakDidi memberikan pernyataan mengenai persoalan Gayus dan Satgas,bahwa Gayus tidak bisa dipercaya sehingga Pak Didi memberi sarankepada Bang Hotma untuk melaporkan ke polisi saja. Tujuannyasupaya Bang Hotma mau melaporkan ke polisi.Tina : “Oke, sekarang saya ke Pak Didi ada komentarnya. Pak Didi

mulai ini dianggap serius oleh Gayus Tambunan, soal tuduhankepada yang jadi effect the low dan agar tidak dianggapmembela Satgas!”

Didi : “Karena saya, banyak yang nggak percaya sama Satgas, sayaya ini ya terserah! Saya pikir banyak yang tidak percayadengan Gayus karena seperti yang saya bilang tadiketerangannya berbelit-belit, bertele-tele, tidak jelas. Ini buatapa saya pusingin. Jadi, saya kalau memang keberatan Gayus,kan ada ranah hukum. Jadi nggak perlu rame-rame di apalagidikomisi III dibawa, buang-buang waktulah. Jadi, bawa keranah hukum aja! Neh saran buat Bang Hotma ya, bawake ranah hukum! Jadi nggak usah dibawa ke media massa iniuntuk panjang lebar, energi kita akan capek untuk melihatatau menonton Satgas dan Gayus ini. Jadi, sekali lagi Gayustidak bisa dipercaya dan banyak orang yang nggak yakindengan ini, apa namanya keterangan dia. Jadi, bawa ke ranahhukum aja selesai!”

(46/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (16) terdapat pelanggaran terhadap maksim

kedermawanan, terutama submaksim yang kedua yaitu memberikan

keuntungan diri sendiri sebesar mungkin. Pelanggaran terlihat pada tuturan

Divi “Jadi, bawa ke ranah hukum aja! Neh saran buat Bang Hotma ya,

bawa ke ranah hukum!”. Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur

direktif, karena menyarankan petutur untuk melakukan sesuatu. Tuturan Neh

saran buat Bang Hotma ya adalah penanda lingual dari tindak tutur direktif

‘menyarankan’.

Page 89: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tuturan Bapak Didi tersebur ditujukan kepada Bang Hotma. Pada saat

perbincangan berlangsung, Bapak Didi menyarankan kepada Bang Hotma

untuk melaporkan kasus Gayus dengan Satgas ke pihak kepolisian.

Sementara itu, Pak Didi pun juga bisa melaporkan kasus Gayus dan Satgas

ini, tanpa harus menyarankan Bang Hotma untuk melaporkan terlebih

dahulu. Tuturan Bapak Didi tersebut adalah “Jadi, bawa ke ranah hukum

aja! Neh saran buat Bang Hotma ya, bawa ke ranah hukum!”. Penutur

(Bapak Didi) menyarankan kepada Bang Hotma untuk melaporkan ke

kepolisian, daripada saling mengeluarkan penyataan yang belum pasti

kebenarannya, sehingga diharapkan dalam kasus ini diketahui mana yang

benar dan mana yang salah. Keuntungan yang didapatkan oleh penutur (Pak

Didi) ialah penutur tidak perlu melaporkan ke kepolisian. Pak Didi merasa

bahwa Satgas itu benar, dan yang salah adalah Gayus.

Dilihat dari skala untung-rugi, tuturan Pak Didi tersebut jelas tidak

santun karena menguntungkan diri sendiri dan merugikan mitra tutur (Bang

Hotma). Kerugian yang dialami petutur (Bang Hotma) adalah Bang Hotma

diharapkan untuk melaporkan kasus Gayus dengan Satgas ke kepolisian.

Dilihat dari skala kemanasukaan atau pilihan, penutur (Pak Didi) tidak

memberikan pilihan kepada mitra tutur (Bang Hotma). Penutur

memyarankan kepada mitra tutur untuk melaporkan kasus Gayus dengan

Satgas ke kepolisian dan tidak memberi pilihan yang lain. Dilihat dari skala

ketaklangsungan, tuturan tersebut merupakan tindak tutur langsung. Tuturan

Pak Didi tersebut termasuk tuturan imperatif yaitu tuturan yang mempunyai

maksud memerintah, yaitu memerintah Bang Hotma untuk melaporkan

Page 90: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kasus tersebut kepada pihak kepolisian. Dilihat dari skala otoritas, Pak Didi

dan Bang Hotma sama-sama orang yang berlatar belakang hukum.

Keduanya mempunyai jarak sosial yang dekat. Dengan demikian tuturan

dari Bang Hotma tersebut merupakan pelanggaran maksim kedermawanan.

Pelanggaran terhadap submaksim pertama maupun kedua dalam

prinsip kesantunan maksim kedermawanan tersebut, dapat dikatakan

memiliki karaktersitik yang sama, yaitu bahwa penutur berusaha memberi

keuntungan terhadap diri sendiri sebesar mungkin.

3. Pelanggaran Maksim Pujian (approbation maxim)

Maksim pujian mempunyai dua submaksim, yaitu (a) kecamlah orang

lain sedikit mungkin, dan (b) pujilah orang lain sebanyak mungkin. Maksim

pujian diatur dalam ilokusi ekspresif dan asertif. Data yang merupakan

pelanggaran maksim pujian dapat dilihat pada contoh percakapan berikut.

(17) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh BangHotma dengan Pak Didi. Tuturan tersebut menggunakan intonasi yangtinggi dan dalam suasana yang sedikit menegangkan. Pak Didi denganBang Hotma saling melontarkan argumen untuk membela dirinyamasing-masing karena sama-sama orang hukum. Tujuan merekasaling ingin menhina satu dengan yang lain.Didi : “Kalau Bang Hotma yakin, bawa ke ranah hukum saja!”Hotma : “Sudah.”Didi : “Bagus, bagus. Tapi, nggak usah merasa inilah komentar

tadi ditarik aja lah!”Hotma :” Nggak, nggak.”Didi : “Saya pikir Anda nggak luar biasa juga.”Hotma : “Saya nggak luar biasa tapi saya nggak nyalah-nyalahin

orang. Anda neh siapa? Anda neh belajar hukum nggak?”Didi : “Hahahahaha. Anda neh yang saya ragu neh justru Anda.”Hotma : “Nggak pa-pa. Yang penting masyarakat tahu.”

(48/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Page 91: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Pada percakapan (17) terdapat pelanggaran terhadap maksim pujian,

terutama submaksim pertama yaitu penutur mengecam petutur. Pelanggaran

dilakukan oleh Pak Didi kepada Bang Hotma. Pelanggaran terlihat pada

tuturan “Saya pikir Anda nggak luar biasa juga”. Tuturan tersebut

termasuk tindak tutur ekspresif. Tuturan nggak luar biasa adalah penanda

lingual dari tindak tutur ekspresif ‘menghina’.

Tuturan Bapak Didi “Saya pikir Anda nggak luar biasa juga”,

merupakan pelanggaran maksim pujian karena menghina orang lain, yaitu

menghina Bang Hotma. Pak Didi merasa tidak senang dengan sikap Bang

Hotma yang menyalahkan Pak Didi, sehingga Pak Didi menuturkan tuturan

tersebut. Tuturan Bapak Didik tersebut mengandung sebuah hinaan terhadap

Bang Hotma. Terlihat Pak Didi tidak begitu suka dengan ucapan-ucapan

Bang Hotma yang lain, sehingga muncul penghinaan yang dilakukan oleh

Pak Didi terhadap Bang Hotma.

Contoh data lain yang menunjukkan pelanggaran maksim pujian dapat

dilihat pada percakapan berikut.

(18) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh BangHotma dengan Pak Didi. Tuturan tersebut menggunakan intonasi yangtinggi dan dalam suasana yang sedikit menegangkan. Bang Hotmabilang kepada Pak Didi untuk berhati-hati kalau memberikankomentar atau memberikan pernyataan, namun Pak Didi tidak senangdengan sikap Bang Hotma dan tidak perlu menghormati Bang Hotma.Tujuan Pak Didi ingin menghina Bang Hotma.Tina : “Saya mau ke Pak Catur……..” (di sela oleh Hotma dan

Tina langsung terdiam)Hotma : “Itu hati-hati kalau bicara. Kalau bicara hati-hati supaya

tidak dikomentari. Yang junior hormati yang senior, yangsenior lebih hormati yang junior.”

Didi : “Kalau yang senior begini, buat apa dihormati?”(52/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Page 92: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Pada percakapan (18) terdapat pelanggaran terhadap maksim pujian,

terutama submaksim pertama yaitu penutur mengecam petutur. Pelanggaran

dilakukan oleh Pak Didi kepada Bang Hotma. Pelanggaran terlihat pada

tuturan “Kalau yang senior begini, buat apa dihormati?”. Tuturan

tersebut termasuk tindak tutur ekspresif ‘merendahkan’. Tuturan buat apa

dihormati adalah penanda lingual dari tindak tutur ekspresif ‘menghina’

orang lain.

Tuturan Bapak Didi “Kalau yang senior begini, buat apa

dihormati!”, merupakan pelanggaran maksim pujian karena menghina

orang lain, yaitu menghina Bang Hotma. Tuturan Bapak Didi tersebut

mengandung sebuah hinaan terhadap Bang Hotma. Terlihat Pak Didi tidak

begitu suka dengan Bang Hotma sehingga Pak Didi tidak perlu menghormati

Bang Hotma yang sikapnya dianggap tidak baik oleh Pak Didi, sehingga

muncul penghinaan yang dilakukan oleh Pak Didi terhadap Bang Hotma.

4. Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati (modesty maxim)

Maksim kerendahan hati mempunyai dua submaksim, yaitu (a) pujilah

diri sendiri sedikit mungkin, dan (b) kecamlah diri sendiri sebanyak

mungkin. Maksim kerendahan hati dalam ilokusi ekspresif dan asertif. Data

yang merupakan pelanggaran maksim kerendahan hati dapat dilihat pada

contoh percakapan berikut.

(19) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danIan. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang santai. Tina dan Iansedang membicarakan pemain sepak bola yang terkenal di zaman ordelama dan orde baru. Ian terlihat menyombongkan diri sendiri.Tujuannya supaya Ia terlihat seperti orang yang besar dan terkenal dimasa orde lama sampai sekarang.

Page 93: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tina : “Saya mau tanya, waktu orde lama kagum sama siapa?”Ian : “Andi Lala, Orba.”Tina : “Orba.”Ian : “Saya ngetop itu zaman Orba, waktu Orba top saya top,

waktu Golkar top saya top.”Tina : “Lho!! Hahahahahahaha”

(7/AKIM/TV One/17 Jan 2011)

Pada percakapan (19) terdapat pelanggaran maksim kerendahan hati,

khususnya submaksim yang pertama karena memaksimalkan pujian kepada

diri sendiri. Pelanggaran maksim kerendahan hati dilakukan oleh Ian, yaitu

pada tuturan “Saya ngetop itu zaman Orba, waktu Orba top saya top,

waktu Golkar top saya top”. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur

ekspresif yaitu menyombongkan diri sendiri. Tuturan Saya ngetop itu zaman

Orba, waktu Orba top saya top, waktu Golkar top saya top adalah penanda

lingual dari tindak tutur ekspresif ‘menyombongkan’.

Penutur mengujarkan tuturan tersebut untuk memberitahukan kepada

pemirsa bahwa Ian juga terkenal pada masa orde baru. Pada masa itu Partai

Golkar sangat terkenal. Ian mengakui bahwa dirinya terkenal di masa orde

baru, sehingga seperti menyombongkan diri sendiri. Pada masa orde baru

Ian sangat terkenal sebagai anggota band Koes Ploes. Tuturan tersebut

bertentangan dengan maksim kerendahan hati. Seharusnya Ian lebih

merendahkan diri sendiri dengan meminimalkan pujian terhadap diri sendiri.

Contoh data lain yang menunjukkan pelanggaran maksim kerendahan

hati dapat dilihat pada percakapan berikut.

Tuturan tersebut menggunakan intonasi yang tinggi dan dalam suasana

yang sedikit menegangkan. Pak Didi dengan Bang Hotma saling

Page 94: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

melontarkan argumen untuk membela dirinya masing-masing karena sama-

sama orang hukum.

(20) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tinadengan Bang Hotma. Tuturan tersebut menggunakan intonasi yangagak tinggi dan dalam suasana yang sedikit menegangkan. Tina danBang Hotma membahas mengenai kasus korupsi yang dilakukan olehGayus. Sebagai kuasa hukum Gayus yaitu Bang Hotma memberipenjelasan mengenai kasus Gayus dengan Satgas. Tujuan Bang Hotmaingin menhina orang lain.Tina : “Gini Bang Hotma, kan Satgas berkomentar karena Gayus

duluan yang berbicara setelah keputusan dari MajelisHakim vonis kemarin. Jadi kalau merasa barang kali Satgastidak benar wajar barang kali dikomentari. Begitu nggakmenurut Anda Bang Hotma? Yang disampaikan Gayusdianggap tidak benar.”

Hotma : “Boleh aja, boleh aja. Tapi kan kita jadi kacau. Sekaranglihat neh! Ngapain neh kita ngomong-ngomongin. Ini kitasemua kenapa? Mau jujur? Karena tindakan-tindakanSatgas? Kalau Satgas tidak menjanjikan ini, tidak suruhngomongin Ical begitu orang melawan nggak boleh! Tadiyang nyletuk bicara sama saya keluar nggak dari TV?”

Tina : “Itu tadi Pak Didi Irawadi yang eeee mengomentariAnda.”

Hotma : “Jadi ini bicara sama saya nggak malu?”(50/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (20) terdapat pelanggaran maksim kerendahan hati,

khususnya submaksim yang pertama karena memaksimalkan pujian kepada

diri sendiri. Pelanggaran maksim kerendahan hati dilakukan oleh Bang

Hotma, yaitu pada tuturan “Jadi ini bicara sama saya nggak malu?” .

Tuturan tersebut termasuk tindak tutur ekspresif yaitu membanggakan diri

sendiri. Tuturan Jadi ini bicara sama saya nggak malu adalah penanda

lingual dari tinda tutur ekspreif ‘membanggakan’.

Bang Hotma merasa dirinya lebih baik dan benar daripada Pak Didi.

Tuturan Bang Hotma “Jadi ini bicara sama saya nggak malu?”, ditujukan

kepada Pak Didi. Bang Hotma menyombongkan dan membanggakan diri

Page 95: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

sendiri, karena sebagai junior Pak Didi dianggap tidak pantas berbicara

dengan Bang Hotma. Dari tuturan Bang Hotma tersebut, Bang Hotma

membanggakan diri sendiri, dan merendahkan Pak Didi sebagai mitra tutur.

Tuturan tersebut bertentangan dengan submaksim pertama untuk memuji

diri sendiri sedikit mungkin. Tuturan Bang Hotma tersebut justru

memaksimalkan pujian terhadap diri sendiri.

5. Pelanggaran Maksim Kesepakatan (agreement maxim)

Maksim kesepakatan terdiri dari dua submaksim, yaitu (a) usahakan

agar ketaksepakatan antara diri dan lain terjadi sesedikit mungkin, dan (b)

usahakan kesepakatan antara diri dengan lain terjadi sebanyak mungkin.

Maksim kesepakatan dalam ilokusi asertif. Data yang merupakan

pelanggaran maksim kesepakatan dapat dilihat pada contoh percakapan

berikut.

(21) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina, PakCatur dan Pak Nudirman. Tuturan tersebut disampaikan denganintonasi yang agak tinggi dan dalam suasana yang sedikitmenegangkan. Mereka membahas masalah pembentukan Panja atauPansus. Terlihat Pak Nudirman tidak sepakat dengan dibentuknyaPanja. Tujuan Pak Nudirman tidak setuju Panja dan ingin dibentukPansus.Tina : “Jadi Panja apa Pansus Mas Catur?”Catur : “Sampai sekarang masih Panja.”Tina : “Kalau fraksi akan berubah kah? Kalau Golkar udah

sepakat Pansus, eeee Bang Trimed PDI Perjuangankelihatannya juga akan kearah Pansus. Dari PAN?”

Catur : “Kita lihat dulu neh, Panja kita efektifkan dulu.”Tina : “Tapi banyak yang berfikir, tadi kan masih beda dong.

Saya pikir sudah semua sepakat untuk eeeee Pansus.Menurut Pak Nudirman kenapa seh nggak cukup Panja ajagitu lho?”

Nurdiman : “Karena masalah ini tidak selesai hanya denganpenyidik, kita juga butuh katakanlah untuk

Page 96: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pemeriksaan terhadap 151 perusahaan yangdisebutkan, jadi Pansus menurut saya lebih efektif.”

(28/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (21) terdapat pelanggaran terhadap maksim

kesepakatan, terutama submaksim pertama karena penutur mempunyai

ketaksepakatan dengan petutur. Pelanggaran tersebut dapat dilihat pada

tuturan Bapak Nudirman “Karena masalah ini tidak selesai hanya dengan

penyidik, kita juga butuh katakanlah untuk pemeriksaan terhadap 151

perusahaan yang disebutkan, jadi Pansus menurut saya lebih efektif”.

Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur asertif, yaitu menyatakan

pendapat tentang suatu hal. Tuturan karena masalah ini tidak selesai hanya

dengan penyidik, kita juga butuh katakanlah untuk pemeriksaan terhadap

151 perusahaan yang disebutkan, jadi Pansus menurut saya lebih efektif

merupakan penanda lingual dari tindak tutur asertif ‘menyatakan pendapat’.

Dari tuturan Bapak Nudirman tersebut, terlihat bahwa Bapak

Nudirman menunjukkan ketaksepakatan dengan petutur. Penutur tidak setuju

kalau hanya dengan Panja, penutur merasa lebih efektif jika diganti Pansus.

Penutur (Bapak Nudirman) tidak setuju kalau dengan Panja, sementara Bapak

Catur tetap Panja, sehingga ketaksepakatan terjadi antara Bapak Nudirman

dengan Bapak Catur. Oleh karena itu, Bapak Nudirman menunjukkan

ketaksepakatannya.

Contoh data lain yang menunjukkan pelanggaran terhadap maksim

kesepakatan terdapat pada percakapan berikut.

(22) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina,Bapak Ramadhan dan Bang Effendt. Tuturan tersebut terjadi dalamsuasana yang santai. Mereka membahas tentang pernyatan tokoh

Page 97: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

lintas agama yang mengatakan bahwa presiden melakukanpembohongan publik. Bapak Ramadhan memberikan pembelaantentang peryataan kalau presiden melakukan pembohongan publik.Bang Effendy menanggapi dengan ketidak setujuan. Tujuan BangEffendy yaitu tidak sepakat dengan pernyataan Bapak Ramadhan.Ramadhan : “Ketika tokoh agama mengatakan pemerintah

berbohong ada ribuan tokoh lintas agama yangmengatakan presiden jujur begitu. Dan jadi sah-sah sajasemua itu. Ada yang puas dan tidak. Tetapi ketika energikita habiskan untuk membahas berbohong atau tidakberbohong. Sayang sekali negeri ini. Solusi harus kita caridan kita benarkan pemerintahan.”

Effendy : “Yang ujungnya saya setuju tapi yang pangkalnyatidak!” Pangkalnya itu persis dengan lagunya tadiTina, ‘setia’.”

Tina : “Haaaaaa, Oke!”(85/AKIM/TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (22) terdapat pelanggaran terhadap maksim

kesepakatan, terutama submaksim pertama karena penutur memiliki

ketaksepakatan dengan petutur. Pelanggaran tersebut dilakukan oleh Bang

Effendy, terlihat pada tuturan “Yang ujungnya saya setuju tapi yang

pangkalnya tidak!” Pangkalnya itu persis dengan lagunya tadi Tina,

‘setia’.” Tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur asertif karena

menyatakan ketidaksetujuan atau ketaksepakatan. Tuturan “yang

pangkalnya tidak”, merupakan penanda lingual dari tindak tutur asertif

‘menunjukkan ketaksepakatan’.

Dari tuturan Bang Effendy tersebut, terlihat bahwa Bang Effendy

menunjukkan ketaksepakatan dengan petutur. Penutur (Bang Effendy) tidak

setuju atau tidak sepakat dengan pernyataan yang diucapkan oleh Bapak

Ramadhan bahwa ada ribuan tokoh lintas agama lain, yang mengatakan

presiden jujur. Sementara Bang Effendy merasa bahwa itu tidak benar. Bang

Effendy tidak setuju dengan pernyataan Bapak Ramadhan, dan Bang

Page 98: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Effendy merasa bahwa Bapak Ramadhan membela Presiden SBY. Hal ini

dikarenakan Bapak Ramadhan salah satu anggota partai Demokrat dan

Bapak SBY adalah ketua umum dari partai Demokrat. Bang Effendy

menunjukkan ketaksepakatannya dan merupakan pelanggaran maksim

kesepakatan.

6. Pelanggaran Maksim Simpati (sympathy maxim)

Maksim simpati terdiri dari dua submaksim, yaitu (a) kurangi rasa

antipati antara diri dengan lain hingga sekecil mungkin, dan (b) tingkatkan

rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri dan lain. Maksim simpati

dalam ilokusi asertif. Data yang merupakan pelanggaran maksim simpati

dapat dilihat pada contoh percakapan berikut.

(23) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh BapakNudirman. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang sedikitmemprihatinkan. Di depan pintu masuk DPR ada wadah yang berisikoin dan akan diberikan untuk Presiden SBY. Hal ini terkait denganpernyataan presiden yang tidak naik gaji. Bapak Nudirmanmenyarankan kepada presiden untuk menerima koin untuk presidentersebut. Tujuan Bapak Nudirman ingin merendahkan presiden denganmenerima koin tersebut.Nudirman : “Sebenarnya kan Bapak Presiden itu curhat kan.

Nah, seharusnya Bapak Presiden dalam hal ini harusberbesar hatilah demi rakyat kita. Jadi, kalau mencariyang salah, mungkin presiden yang salah. Harusnyabeliau bisa ini menasihati, memberikan gambaran-gambaran bahwa eeeee tidak perlu disampaikan kepadamasyarakat. Karena akan menimbulkan efek-efek berantai.Nah, kalau saya cuma menaggapi lebih bagus BapakPresiden uang ini diterima saja, dan diteruskan kepadapahlawan-pahlawan kita. Pejuang-pejuang kita yang telahbekerja keras, yang jumlahnya nggak banyak. Kalau sayasampaikan kepada Bapak Presiden seperti itu.”

(109/AKIM/TV One/26 Jan 2011)

Page 99: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Pada percakapan (23) terdapat pelanggaran terhadap maksim simpati,

khususnya submaksim pertama karena memaksimalkan rasa antipati kepada

orang lain. Pelanggaran terlihat pada tuturan Bapak Nudirman “Jadi, kalau

mencari yang salah, mungkin presiden yang salah”. Tuturan tersebut

termasuk tindak tutur asertif, karena penutur menujukkan siapa yang salah.

Tuturan Jadi, kalau mencari yang salah, mungkin presiden yang salah,

adalah penanda lingual dari tinda tutur asertif ‘menujukkan’.

Berdasarkan tuturan tersebut, terlihat penutur sama sekali tidak

mengurangi rasa antipati kepada petutur. Petutur (Bapak SBY) sedang

mendapatkan masalah yaitu menyangkut pernyataannya yang tidak naik gaji,

kemudian ada beberapa oknum melakukan pengumpulan koin untuk

presiden. Koin untuk presiden yang ditujukan kepada Bapak Susilo

Bambang Yudhoyono tersebut, oleh sebagian orang dianggap suatu

penghinaan. Bapak Nudirman dari fraksi PDI-P justru mendukung aksi

tersebut, sementara oleh sebagian orang dianggap suatu penghinaan. Bapak

Nudirman tidak memberikan rasa simpati sama sekali terhadap Bapak

Presiden. Bapak Nudirman justru memberikan rasa antipati terhadap Bapak

Presiden. Tuturan “Jadi, kalau mencari yang salah, mungkin presiden

yang salah” menunjukkan bahwa penutur (Bapak Nudirman) menyalahkan

tindakan yang dilakukan Presiden SBY. Melihat animo masyarakat yang

begitu besar, Bapak Nudirman sebagai anggota DPR terlihat tidak

mempunyai rasa simpati. Hal tersebut sangat bertentangan dengan

submaksim pertama maksim simpati, yang seharusnya mengurangi rasa

antipati antara diri sendiri dengan orang lain.

Page 100: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Adapun pelanggaran prinsip kesantunan dalam tuturan talk show

AKIM di TV One, secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Pelanggaran prinsip kesantunan dalam talk show AKIM

No Pelanggaran Prinsip Kesantunan Nomor Data1.

2.

3.

4.

5.

6.

Maksim Kearifana. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Kedermawanana. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Pujiana. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Kerendahan Hatia. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Kesepakatana. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

Maksim Simpatia. Submaksim pertamab. Submaksim kedua

4, 8, 12, 21, 24, 30, 49, 56, 81, 91.20, 41, 72, 96.

22, 27, 45, 77, 110, 104, 116.46.

47, 48, 52, 59, 92, 99.1

6, 7, 50, 66.10

28, 69, 84, 85, 94.-

109.-

C. Implikatur percakapan dalam talk show AKIM

Pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan dalam talk show Apa

Kabar Indonesia Malam, menunjukkan adanya implikatur yang tersimpan dalam

percakapan tersebut. Implikatur ialah apa yang mungkin diartikan, disiratkan, atau

Page 101: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dimaksudkan oleh penutur berbeda dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh

penutur di dalam suatu percakapan. Dalam talk show AKIM, terdapat 11 macam

implikatur yang berbeda. Implikatur tersebut adalah ‘meminta’, ‘menghina’,

‘sindiran’, ‘ketidakpercayaan’, ‘menyuruh’, ‘tidak setuju’, ‘kecewa’, dan

‘keraguan’.

1. Implikatur ‘meminta’

Meminta adalah minta (KBBI, 2005:746). Implikatur ‘meminta’

adalah apa yang diartikan, disiratkan, diungkapan secara tidak langsung

penutur ingin meminta sesuatu terhadap mitra tutur.

Data yang menunjukkan implikatur ‘meminta’ dapat dilihat pada

percakapan berikut.

(24) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danBapak Arif. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang sedikitmemprihatinkan. Anak Pak Arif yang bernama Sauzan dirawat dirumah sakit karena menderita penyakit tumor. Pak Arif menyatakankebutuhan dana yang ia perlukan untuk biaya operasi dan perawatanSauzan. Tujuan Pak Arif adalah berharap kepada pihak TV One danpemirsa untuk membantu meringankan beban yang dialaminya.Tina : “Ini bagaimana keadaan Sauzan pak?”Arif : “Alhamdulilah, sedikit membaik ya.”Tina : “Sebetulnya pak, kalau dikatakan kebutuhan bapak 100 juta itu

untuk apa saja?”Arif : “Kalau yang pastinya karena juga dari pihak rumah sakit

belum bisa memberikan eeee perkiraan juga, jadi belumtahu ya mbak. Itu perkiraan saya sangat kasarlah. Bisa jadinanti lebih dari 100 juta.”

Tina : “Baik pak, semoga pemirsa banyak yang terketuk hatinyauntuk membantu Sauzan!”

Arif :”Terima kasih.”(89/AKIM/TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (24) terdapat tuturan yang mengandung implikatur

‘meminta’. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Pak Arif “Kalau yang

pastinya karena juga dari pihak rumah sakit belum bisa memberikan

Page 102: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

eeee perkiraan juga, jadi belum tahu ya mbak. Itu perkiraan saya

sangat kasarlah. Bisa jadi nanti lebih dari 100 juta”. Tuturan tersebut

diungkapkan oleh Bapak Arif yang sedang memerlukan bantuan secara

moril maupun materi. Anak dari Bapak Arif tersebut sedang menderita sakit

dan membutuhkan uang untuk biaya operasi.

Pada tuturan tersebut, bapak Arif mengungkapkan kebutuhan biaya

operasi anaknya. Tuturan Pak Arif “Kalau yang pastinya karena juga dari

pihak rumah sakit belum bisa memberikan eeee perkiraan juga, jadi

belum tahu ya mbak. Itu perkiraan saya sangat kasarlah. Bisa jadi

nanti lebih dari 100 juta”, secara tersirat Pak Arif meminta kepada para

pemirsa untuk memberikan bantuan berupa materi untuk biaya operasi

anaknya. Pak Arif hanya seorang wiraswasta yang penghasilannya tidak

begitu banyak, sehingga Pak Arif berharap ada yang bersedia membantu

untuk meringankan beban yang ditanggung.

2. Implikatur ‘menghina’

Menghina adalah merendahkan; memandang rendah; menyinggung

perasaan orang lain (KBBI, 2005:402). Implikatur ‘menghina’ adalah apa

yang mungkin diartikan, disiratkan, atau dimaksudkan oleh penutur

mempunyai maksud merendahkan orang lain.

Data yang menunjukkan implikatur ‘menghina’ dapat dilihat pada

percakapan berikut.

(25) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Pak Dididan Bang Hotma. Tuturan tersebut dengan menggunakan intonasi yangtinggi dan dalam suasana yang sedikit menegangkan. Mereka beraduargumen mengenai kasus Gayus dengan Satgas. Pak Didi menyatakan

Page 103: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

kalau Bang Hotma tidak perlu mengurui junior, karena belum tentuyang senior itu selalu benar. Tujuan yang diinginkan Pak Didi yaituingin menghina dan menjatuhkan Bang Hotma.Didi : “Saudara Hotma, tidak usah mengurui junior-junior

saudara!”Hotma : “Itu Didi bisa diam tidak?”Didi : “Bang Hotma bekerja yang baik saja secara professional.

Kalau memang saudara mengganggap Satgas keliru kan adainstitusi hukum. Jadi nggak usah menggurui junior dan kitasemua ya? Di sini Anda juga belum tentu benar.”

(51/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (25) terdapat tuturan yang mengandung implikatur

menghina orang lain. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Pak Didi “Saudara

Hotma, tidak usah mengurui junior-junior saudara!”. Tuturan tersebut

dituturkan oleh Pak Didi dan ditujukan kepada mitra tuturnya yaitu Bang

Hoyma.

Pada tuturan tersebut, Pak Didi terlihat tidak suka dengan Bang

Hotma. Pak Didi menyuruh Bang Hotma untuk tidak mengurui junior-

juniorna. Pak Didi merasa bahwa Bang Hotma belum tentu benar, dan

sebagai senior seharusnya sikap yang diperlihatkan tidak seperti itu. Tuturan

Pak Didi tersebut merupakan kalimat perintah, yang sebenarnya Pak Didi

tidak suka dengan Bang Hotma. Secara tersirat, dari tuturan tersebut Pak

Didi menghina atau merendahkan Bang Hotma, karena Pak Didi sebagai

junir seharusnya menghormati Bang Hotma. Hinaan tersebut dilakukan oleh

Pak Didi, karena Pak Didi tidak senang dengan sikap Bang Hotma yang

merasa benar.

Page 104: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

3. Implikatur ‘sindiran’

Sindiran adalah perkataan (gambaran dsb) yang bermaksud menyindir

orang; celaan (ejekan dsb) yang tidak langsung (KBBI, 2005:1069).

Implkatur ‘sindiran’ adalah apa yang diartikan, secara tersirat mempunyai

maksud untuk menyindir mitra tutur.

Contoh data yang menunjukkan implikatur yang mengungkapkan

‘sindiran’ dapat dilihat pada percakapan berikut.

(26) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina,Bapak Didi Irawadi dan Nudirman. Tuturan tersebut terjadi dalamsuasana yang santai. Mereka sedang memperbincangkan warna bajuyang dipakai, kemudian di samakan dengan warna partai politik.Tujuan Tina ingin menyindir narasumber yang hadir.Tina : “Hahahahahaha, ini semua Anda hitam-hitam kecuali Pak

Didi ini nuansanya merah atau pink?”Didi : “Merah. Masih ada semangat mudah-mudahan bisa diungkap

secara ini ya, secara apa namanya bisa tuntas gitu.”Tina : “Bukan karena PDI-P hitam merah?”Didi : “Bukan.”Catur : “Bukan. Pokoknya simpatisan PDI-P mau dijadikan menteri!”Tina : “Hahahahaha. Oke, ini kesannya Bang Trimed mengapit

antara Golkar dan Demokrat.”(25/AKIM/TV One/18 Jan 2011)

Pada percakapan (26) terdapat implikatur yang mengungkapkan

sindiran. Sindiran tersebut ditujukan kepada Pak Didi. Hal ini dapat dilihat

pada tuturan Tina “Bukan karena PDI-P hitam merah?”. Tuturan tersebut

dituturkan pada saat itu sedang membahas kasus korupsi Gayus Tambunan.

Pada saat itu seluruh narasumber memakai pakaian dengan warna hitam.

Pak Didi adalah salah satu anggota DPR dari fraksi partai Demokrat.

Lambang partai Demokrat di dominasi dengan warna biru, sementara

lambang partai PDI-P di dominasi warna hitam dan ada sedikit warna merah.

Pada saat itu, Pak Didi memakai baju warna hitam dan dasi berwarna merah.

Page 105: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Sebenarnya Tina bertanya kepada Pak Didi, namun di dalam kalimat tanya

tersebut mengandung impilkatur menyindir. Tuturan Tina “Bukan karena

PDI-P hitam merah?”, secara tersirat Tina menyindir Pak Didi, karena

Pak Didi adalah anggota Demokrat tetapi memakai pakaian dengan warna

hitam-merah yang merupakan warna lambang partai PDI-P. Dalam hal ini,

di satu sisi partai Demokrat dengan partai PDI-P merupakan partai oposisi,

sehingga Tina menyindir Pak Didi. Partai oposisi adalah partai yang sering

menentang dan mengkritik pendapat atau kebijaksanaan politik partai yang

lebih berkuasa.

Contoh data lain yang menunjukkan implikatur sindiran dapat dilihat

pada percakapan berikut.

(27) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danBang Trimedia. Tuturan tersebut terjadi dalam situasi yang santai. Saatacara berlangsung semua narasumber memakai baju berwarna hitam.Tina bertanya kepada Pak Nudirman apa mau warna biru? Tujuan Tinaingin menyindir Pak Nudirman, namun dijawab oleh Bang Trimedia.Tina : “Kita lanjutkan lagi Apa Kabar Indonesia Malam.

Sekarang giliran Pak Didi untuk menjelaskan, tapi sebentardulu sebelum kita hadirkan, ini jarang lho jarang terjadinarasumber 4 orang bajunya satu warna hitam semuahehehehehehe. Berkabung karena Gayus kayaknya?Hahahahaha. Bapak kan ada sedikit, Mas Catur ada sedikitwarna biru. Mungkin Pak Nudirman mau warna biru?Hehehehe”

Trimedia : “Itu bukan biru Demokrat, itu biru PAN itu.”Tina : “Oooooo, hahahahahaha.”

(32/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (27) terdapat implikatur yang mengungkapkan

sindiran. Sindiran tersebut ditujukan kepada Pak Nudirman. Hal ini dapat

dilihat pada tuturan Tina “Mungkin Pak Nudirman mau warna biru?

Hehehehe”. Tuturan tersebut dituturkan pada saat itu sedang membahas

Page 106: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

kasus korupsi Gayus Tambunan. Pada saat itu seluruh narasumber memakai

pakaian dengan warna hitam.

Pak Nudirman merupakan salah satu anggota DPR dari fraksi

Golongan Karya (Golkar). Tuturan Tina “Mungkin Pak Nudirman mau

warna biru? Hehehehe”, secara tersirat Tina memberikan sindiran kepada

Pak Nudirman. Kalimat yang dilontarkan Tina merupakan pertanyaan yang

ditujukan kepada Bapak Nudirman, dan secara tersirat Tina menyindir Pak

Nudirman, akankah pindah ke partai Demokrat. Tina menyindir Pak

Nudirman, karena Tina mengganggap saat ini partai Demokrat adalah partai

terbesar di Indonesia. Jika Pak Nudirman berpindah dari partai Golkar ke

Demokrat, di Parlemen Pak Nudirman akan mendapat kekuasaan yang lebih

banyak dibandingkan dengan partai oposisi.

4. Implikatur ‘ketidakpercayaan’

Tidak adalah partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dsb (KBBI, 2005:1189). Percaya adalah mengakui atau yakin

bahwa sesuatu benar atau nyata (KBBI, 2005:856). Impilkatur

‘ketidakpercayaan’ adalah apa yang diartikan, secara tersirat tidak mengakui

atau menyakini bahwa suatu hal itu benar.

Contoh data yang menunjukkan implikatur yang mengungkapkan

ketidakpercayaan dapat dilihat pada percakapan berikut.

(28) Konteks tututan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danPak Didi. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang santai. Tinabertanya masalah Satgas kepada Pak Didi. Pak Didi yang dianggapsebagai pembela Satgas memberikan komentar terkait masalah Satgasdengan Gayus. Tujuan Pak Didi ingin membela Satgas karena Pak Diditidak percaya dengan Gayus.

Page 107: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tina : “Saya berarti tanya ke Pak Didi dulu untuk belain Satgas.”Didi : “Oh, kita tidak membela Satgas ya. Kami tidak melihat hal-hal

yang melanggar, apa yang melanggar dari Satgas. Tidak ada! Inikan dalam rangka mendorong ya. Presiden membentuk Satgasini kita jangan lupa filosofinya. Ketika penegak hukum itutidak berjalan dengan baik, tidak berjalan dengansebagaimana mestinya makalah dibentuk Satgas.”

(29/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (28) terdapat implikatur yang mengungkapkan

‘ketidakpercayaan’. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Pak Didi “ketika

penegak hukum itu tidak berjalan dengan baik, tidak berjalan dengan

sebagaimana mestinya makalah dibentuk Satgas”. Tuturan tersebut

dituturkan pada saat itu sedang membahas kasus korupsi Gayus Tambunan

yang berseteru dengan Satgas.

Pada tuturan Pak Didi “ketika penegakkan hukum itu tidak

berjalan dengan baik, tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya

makalah dibentuk Satgas”, secara tersirat mengungkapkan

ketidakpercayaan terhadap kinerja para penegak hukum maka dibentuklah

Satgas. Ketidakpercayaan tersebut dikarenakan para penegak hukum tidak

optimal dalam menyelesaikan masalah tersebut sehingga masalahnya tidak

cepat selesai tetapi semakin berkepanjangan. Satgas tersebut dibentuk untuk

membantu para penyidik dalam menyelesaikan kasus korupsi Gayus

Tambunan.

Page 108: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

5. Implikatur ‘menyuruh’

Menyuruh adalah memerintah (supaya melakukan sesuatu) (KBBI,

2005:1109). Implikatur ‘menyuruh’ adalah apa yang diartikan, secara tersirat

menyuruh atau memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu.

Contoh data yang menunjukkan implikatur ‘menyuruh’ dapat dilihat

pada percakapan berikut.

(29) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Divi danIbu Linda. Tutruran tersebut terjadi dalam suasana yang sedikitmemprihatinkan. Ibu Linda adalah salah satu tersangka kasus BankCentury. Ibu Linda memberikan pernyataan bahwa bukan hanya IbuLinda yang tersangkut masalah tapi masih banyak. Tujuan Ibu Linda,dengan informasi yang diberikan kepada polisi, polisi dapatmengungkap permasalahan ini dan menangkap tersangka yang lain.Divi : “Apa ibu merasa tidak adil dengan semua ini?Linda : “Ya, jelas! Karena di samping saya dan Arga itu masih ada

pak. Ekor buntutnya itu masih ada, kami beri tahu itukepada polisi!. Kami tertekan. Kalau biasanya kita melakukanaktifitas sehari-hari itu tersenyum, tapi hati kami selalumenangis.”

Divi : “Oh, baiklah.”(117/AKIM/TV One/11 Feb 2011)

Pada percakapan (29) terdapat implikatur menyuruh. Hal ini dapat

dilihat pada tuturan Ibu Linda “Ekor buntutnya itu masih ada, kami beri

tahu itu kepada polisi.!”. Tuturan tersebut dituturkan pada saat

membicarakan kasus Bank Century, dan Ibu Linda salah satu tersangka

kasus Bank Century.

Pada tuturan Ibu Linda “Ekor buntutnya itu masih ada, kami beri

tahu itu kepada polisi.!”, secara tersirat mempunyai maksud menyuruh.

Ibu Linda memberitahu kapada polisi bahwa “Ekor buntutnya itu masih

ada”, dengan maksud bahwa selain dirinya masih banyak orang lain yang

menjadi tersangka dalam kasus Bank Century. Tututan Ibu Linda yang

Page 109: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

merupakan kalimat tak langsung berupa pemberitahuan tersebut,

menyiratkan bahwa Ibu Linda menyuruh kepada polisi untuk mengungkap

kasus ini dan menangkap tersangka lain.

6. Implikatur ‘tidak setuju’

Tidak adalah partikel untuk menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dsb (KBBI, 2005:1189). Setuju adalah sepakat; sependapat;

cocok; sesuai (KBBI, 2005:1217). Implikatur ‘tidak setuju’ apa yang

mungkin diartikan, secara tersirat mengungkapkan ketidaksetujuan atau

ketidaksepakatan terhadap suatu hal.

Contoh data yang menunjukkan implikatur ‘tidak setuju’ dapat dilihat

pada percakapan berikut.

(30) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tinadengan Bapak Trimedia. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yangsantai. Pak Trimedia menyatakan kekhawatirannya kalau kasus Satgasdengan Gayus jadi berlarut-larut akan menimbulkan efek politik yangtidak baik. Tujuan dari Bapak Trimedia ingin menunjukkan ketidaksetujuannya bila Deny ikut campur selalu ikut dalam kasus Gayus danSatgas ini.Trimedia : “Dan mungkin soal eksistensi Deny Indrayana ini

daripada misalnya komisi III apa lagi ikut. Kalau initerjadi saya khawatir ini memakan waktu 1 bulan lagi,2 bulan lagi. Terjadi kemudian tsunami politik lagi.”

Tina : “Tsunami politik awal tahun gitu, hehehehehe.”(43/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (30) terdapat implikatur yang mengungkapkan ‘tidak

setuju’. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Bapak Trimedia “kalau ini terjadi

saya khawatir ini memakan waktu 1 bulan lagi, 2 bulan lagi. Terjadi

kemudian tsunami politik lagi”. Tuturan tersebut dituturkan pada saat

Page 110: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

membahas eksistensi Deny Indrayana sebagai anggota Satgas yang

menangani kasus korupsi Gayus Tambunan.

Pada tuturan Bapak Trimedia “kalau ini terjadi saya khawatir ini

memakan waktu 1 bulan lagi, 2 bulan lagi. Terjadi kemudian tsunami

politik lagi”, secara tersirat mengungkapkan ketidaksetujuan dengan kinerja

Deny Indrayana dan tidak setuju terhadap komisi III yang mau ikut masuk

dalam masalah antara Satgas dengan Gayus ini. Artinya, Bapak Trimedia

tidak setuju karena akan memakan waktu yang lama, dan ditakutkan terjadi

ketegangan politik. Bapak Trimedia menyatakan ketidaksetujuan terhadap

kinerja Deny, karena jika kinerja Deny tidak sesuai dengan aturan yang ada

artinya Deny terlalu ikut campur dengan tugas penegak hukum. Deny

mendapat tugas untuk mencari fakta, bukan menghakimi tersangka. Oleh

karena itu, secara tersirat Bapak Trimedia tidak setuju dengan sikap Deny

karena dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang tidak baik antara Satgas,

Gayus dan para penegak hukum (Polri dan Kejaksaan).

7. Implikatur ‘kecewa’

Kecewa adalah kecil hati; tidak puas (karena tidak terkabul

keinginannya, harapannya, dsb); tidak senang (KBBI, 2005:522). Implikatur

‘kecewa’ adalah apa yang diartikan, secara tersirat mengungkapkan perasaan

tidak puas terhadap suatu hal.

Contoh data yang menunjukkan implikatur ‘kecewa’ dapat dilihat pada

percakapan berikut.

(31) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danBapak Catur. Tuturan tersebut terjadi dengan suasana yang santai. Tina

Page 111: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

dan Pak Catur sedang membahas masalah Gayus, yang tidak akanselesai kalau selalu berbalas keterangan di media. Tujuan Pak Caturyaitu menunjukkan rasa kecewa dengan sikap Satgas dan Gayus.Tina : “Ini bertanda ini saling berbalas keterangan di media itu.”Catur : “Iya.”Tina : “Menurut bapak, ini bagaimana?”Catur : “Iya. Ini saya sampaikan aaaa tidak akan ada penyelesaian.

Ini membuat lebih hiruk pikuk!”(39/AKIM/TV One/20 Jan 2011)

Pada percakapan (31) terdapat implikatur yang mengungkapkan

kekecewaan. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Bapak Catur “Iya. Ini saya

sampaikan aaaa tidak akan ada penyelesaian. Ini membuat lebih hiruk

pikuk!”. Tuturan tersebut dituturkan pada saat membahas masalah Gayus

dengan Satgas yang saling melontarkan pernyataan di beberapa media

massa.

Pada tuturan Bapak Catur “Iya. Ini saya sampaikan aaaa tidak akan

ada penyelesaian. Ini membuat lebih hiruk pikuk!”, secara tersirat

mengungkapkan kekecewaan. Pada saat itu pihak Gayus maupun Satgas

saling berbalas keterangan di media massa. Seharusnya kedua belah pihak

tersebut dipertemukan secara langsung agar setiap masalah dapat

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, Bapak Catur tersebut secara

tersirat merasa kecewa terhadap sikap Satgas maupun Gayus yang saling

memberikan pernyataan di tempat yang bukan semestinya. Bapak Catur

merasa kecewa karena mereka tidak dipertemukan secara langsung, tetapi

malah memberikan pernyataan-pernyataan di media massa yang menjadi

konsumsi publik. Bapak Catur merasa kecewa karena hal tersebut tidak akan

Page 112: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

menyelesaikan masalah yang ada justru akan menjadi lebih hiruk pikuk

karena tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah.

Contoh data lain yang menunjukkan implikatur ‘kecewa’ dapat dilihat

pada percakapan berikut.

(32) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danBang Ruhut. Tuturan tersebut terjadi dalam suasana yang santai. Tinadan Bang Ruhut membicarakan masalah kinerja pengacara Gayus.Bang Ruhut merasa tidak senang dengan kinerja teman-temannyasesama lowyer yang mendampingi Gayus. Tujuan Bang Ruhut yaitumenunjukkan rasa kecewa dengan sikap temannya tersebut.Tina : “ ni menyangkut pernyataan Gayus setelah persidangan Bang

Ruhut?Ruhut : “Itu teman-teman saya itu bagaimana kerjanya?”Tina : “Itu kan temen-temen Abang semua! Bang Buyung, Bang

Fuad, sama-sama lowyer.”Ruhut : “Iya. Saya dengar di sini, kok kita nggak tahu apa yang dia

mau baca. Jadi aku pusing. Saya, semua langkah klien saya,saya mesti tahu. Kalau nggak, nggak bisa! Kalau nggak,malu kita!”

(71/AKIM/TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (32) terdapat implikatur yang mengungkapkan

kekecewaan. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Bang Ruhut “Saya, semua

langkah klien saya, saya mesti tahu. Kalau nggak, nggak bisa! Kalau

nggak, malu kita!”. Tuturan tersebut dituturkan pada saat membahas

masalah Gayus yang membacakan beberapa pernyataan setelah persidangan

dirinya selesai dilaksanakan oleh Kejaksaan. Gayus adalah tersangka kasus

korupsi di Direktorat Jenderal Pajak. Pada saat membacakan peryataan,

Gayus didampingi pengacaranya yaitu Bapak Adnan Buyung Nasution.

Pada tuturan Bang Ruhut “Saya, semua langkah klien saya, saya

mesti tahu! Kalau nggak, nggak bisa! Kalau nggak, malu kita!”, secara

tersirat mengungkapkan kekecewaan. Bang Ruhut merasa kecewa terhadap

Page 113: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kinerja pengacara Gayus, yang tidak mengetahui kalau klien yang

didampingi akan memberikan pernyataan usai persidangan. Bang Ruhut

merasa kecewa, karena sama-sama pengacara merasa malu dengan kejadian

tersebut. Seharusnya sebagai pengacara yang profesional harus mengetahui

langkah-langkah klien yang didampingi.

8. Implikatur ‘keraguan’

Keraguan adalah perihal ragu; keadaan ragu; kesangsian;

kebingungan; kebimbangan (KBBI, 2005:921). Implikatur ‘keraguan’ adalah

apa yang diatikan, secara tersirat mengungkapkan kebingungan atau

kebimbangan terhadap suatu hal.

Contoh data yang menunjukkan implikatur ‘keraguan’ dapat dilihat

pada percakapan berikut.

(33) Konteks tuturan : Terjadi peristiwa tutur yang dilakukan oleh Tina danBang Noersy. Tuturan yang disampaikan oleh Bang Noersymenggunakan intonasi yang tinggi. Tina dan Bang Noersymembicarakan masalah perpajakan, Bang Noersy memberikanpernyataan mengenai kepemimpinan pajak. Tujuan Bang Noersyadalah menunjukkan keraguannya bila pajak dipimpin oleh orang yangmempunyai kepemimpinan yang lemah, karena mafia pajak hanya bisadiselesaikan dengan kepemimpinan yang kuat.Tina : “Jadi nggak usah bayar pajak karena memang itu ternyata

tidak bayar!”Noersy : “Karena itu tersangkut beberapa persoalan mafia pajak.

Mafia pajak hanya bisa diselesaikan jika kepemimpinanitu kuat. Naahhhhhhhh…”

(65/AKIM/TV One/21 Jan 2011)

Pada percakapan (33) terdapat implikatur yang mengungkapkan

keraguan. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Bang Noersy “Mafia pajak

hanya bisa diselesaikan jika kepemimpinan itu kuat. Naahhhhhhhh…”.

Page 114: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tuturan tersebut dituturkan pada saat membahas masalah pergantian

pemimpin di Direktorat Jenderal Pajak. Pemimpin yang sekarang yaitu

Bapak Fuad Rahmani dianggap seseorang yang mempunyai kepemimpinan

yang soft artinya pemimpin yang mempunyai model kepemimpinan lunak,

tidak keras.

Pada tuturan tersebut, secara tersirat Bang Noersy mengungkapkan

keraguan terhadap model kepemimpinan Bapak Fuad Rahmani yang tidak

keras. Bang Noersy beranggapan bahwa dalam Departemen yang besar, juga

membutuhkan pemimpin yang besar artinya mempunyai model

kepemimpinan yang keras dan tegas. Oleh karena itu, Bang Noersy ragu

dengan Bapak Fuad, apakah mampu memimpin Direktorat Jenderal Pajak

yang sedang dalam masa perbaikan di segala aspek yang menyangkut

Direktorat Jenderal Pajak. Aspek tersebut dapat berupa orang yang bekerja,

kebijakan yang akan dibuat, citra yang akan ditimbulkan setelah itu dll.

Adapun implikatur percakapan dalam tuturan talk show AKIM di TV

One, secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Implikatur percakapan dalam talk show AKIM

No Implikatur percakapan Nomor Data

1.

2.

3.

Meminta

Menghina

Sindiran

89, 103, 110.

49, 50, 51, 109.

17, 25, 26, 32, 45, 57, 68, 83, 86, 85,92, 102.

Page 115: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

4.

5.

6.

7.

8.

Ketidakpercayaan

Menyuruh

Tidak Setuju

Kecewa

Keraguan

28, 29, 35, 105.

67, 117.

43, 72.

11, 39, 53, 63, 71, 113.

65, 73.

Page 116: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan tiga hal yang merupakan jawaban

dari perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Simpulan dari

penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Dalam analisis yang dilakukan pada talk show Apa Kabar Indonesia Malam

di TV One, terdapat pematuhan prinsip kesantunan. Pematuhan tersebut

meliputi seluruh maksimnya yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan,

maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim

simpati. Dari keenam maksim tersebut, data yang paling banyak adalah

maksim kearifan yaitu 20 data, diikuti maksim pujian yaitu 14 data, maksim

simpati 12 data, maksim kesepakatan 9 data, maksim kedermawanan 7 data,

dan maksim kerendahan hati sebanyak 3 data.

2. Dalam analisis talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One, terdapat

pula pelanggaran prinsip kesantunan. Pelanggaran tersebut meliputi keenam

maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian,

maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati.

Pelanggaran paling banyak ialah pada maksim kearifan yaitu 14 data, diikuti

maksim kedermawanan 8 data, maksim kerendahan hati kesepakatan 5 data,

maksim kesepakatan 5 data, maksim pujian 7 data, dan yang terakhir maksim

simpati 1 data.

Page 117: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

3. Dalam analisis talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One, terdapat

11 implikatur percakapan. Implikatur percakapan tersebut adalah, implikatur

‘meminta’, implikatur ‘menghina’, implikatur ‘sindiran’, implikatur

‘ketidakpercayaan’, implikatur ‘menyuruh’, implikatur ‘tidak setuju’,

implikatur ‘kecewa’, dan implikatur ‘keraguan’. Kedelapan implikatur

tersebut, implikatur yang sering muncul adalah implikatur ‘sindiran’

sebanyak 12 data, diikuti implikatur ‘kecewa’ 6 data, implikatur

‘ketidakpercayaan’ 4 data, implikatur ‘menghina’ 4 data, implikatur

‘meminta’ 3 data, implikatur ‘menyuruh’ 2 data, implikatur ‘tidak setuju’ 2

data dan implikatur ‘keraguan’ 2 data. Dalam penelitian ini, implikatur yang

paling banyak adalah implikatur sindiran, hal ini dikarenakan antara penutur

dan mitra tutur mempunyai maksud dan kepentingan yang berbeda, sehingga

antara penutur dan mitra tutur ada kecenderungan perberbedaan pendapat.

Penutur dan mitra tutur terkadang berasal dari satu institusi yang sama,

sehingga dalam mengungkapkan pendapat dibuat lebih halus agar terdengar

sopan dan tidak menyinggung mitra tutur walaupun maksud yang terkandung

di dalamnya memberikan sindiran. Hal ini membuat penutur cenderung

mengungkapkan sesuatu secara implisit agar mitra tuturnya tidak

tersinggung.

Page 118: PEMATUHAN DAN PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN …...Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis membahas mengenai prinsip kesantunan dan

implikatur percakapan dalam talk show Apa Kabar Indonesia Malam di TV One.

Prinsip kesantunan yang dibahas meliputi pematuhan dan pelanggaran terhadap

prinsip kesantunan tersebut. Dalam pembahasan penelitian ini, masih terbatas

pada ketujuh maksim kesantunan Leech baik yang mematuhi maksim kesantunan

maupun yang melanggar maksim kesantunan serta implikatur percakapan yang

timbul dalam percakapan tersebut. Penelitian ini belum lengkap dan belum

sempurna, karena masih banyak teori kesantunan lain yang dapat digunakan untuk

menganalisis lebih dalam lagi.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini merupakan penelitian tahap awal,

sehingga masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Penulis berharap,

dalam penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih baik daripada penelitian-

penelitian sebelumnya, karena pembelajaran akan terus berjalan dan ilmu akan

terus berkembang tidak akan berhenti sampai di sini.