Pemasaran Beras Dari Wilayah Produsen Di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya
description
Transcript of Pemasaran Beras Dari Wilayah Produsen Di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya
KERAGAAN PEMASARAN BERAS DARI WILAYAH PRODUSEN
DI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA
SAMPAI KE TANGAN KONSUMEN AKHIR DI PASAR INDIHIANG
KOTA TASIKMALAYA
Pipit Kurniawati 1)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Dedi Darusman 2)
Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Betty Rofatin 3)
Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a) Saluran pemasaran b) Fungsi masing-
masing lembaga pemasaran dan c) Besarnya marjin pemasaran, pada sistem pemasaran
beras dari wilayah produsen Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya sampai ke
tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan
penelitian ini adalah studi kasus. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : a)
Saluran pemasaran beras dari wilayah produsen Kecamatan Cisayong Kabupaten
Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya
melalui 4 (empat) lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul (Collector),
pedagang besar (Wholesaler), pedagang grosir (Grocery) dan pedagang pengecer
(Retailer). Keempat lembaga pemasaran tersebut terkoneksi dalam satu saluran
pemasaran dua tingkat, dua saluran pemasaran tiga tingkat dan satu saluran pemasaran
empat tingkat b) Fungsi pemasaran yang paling menonjol dilakukan pedagang
pengumpul adalah fungsi pertukaran dalam proses pengumpulan, fungsi pemasaran
yang dijalankan pedagang besar adalah fungsi fisik dalam proses pengolahan, fungsi
pemasaran yang dijalankan pedagang grosir meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan
fungsi fasilitas, fungsi pemasaran yang paling dominan dijalankan oleh pedagang
pengecer adalah fungsi pertukaran c) Marjin pemasaran per kilogram beras pada saluran
pemasaran yang pertama sebesar Rp 4.600,00, marjin pemasaran saluran pemasaran
yang kedua adalah Rp 5.000,00, marjin pemasaran pada saluran pemasaran yang ketiga
adalah Rp 4.800,00, dan marjin pemasaran pada saluran yang keempat Rp 5.000,00.
Kata Kunci : Saluran, Marjin, Pemasaran.
ABSTRACT
The study objective was to determine: a) the marketing channels b) The function of each
marketing agencies and c) The amount of marketing marjin, the marketing system of
rice production region Tasikmalaya District Cisayong to consumer end in Market
Indihiang Tasikmalaya. The research method used is a case study. The results can be
summarized as follows : a) the marketing channels from the point of production of rice
in the subdistrict of Tasikmalaya regency Cisayong up to the point of consumption in
Tasikmalaya Indihiang market through four (4) marketing agency, the Collector,
Wholesaler, Grocery and Retailer. Fourth marketing agencies are connected in a two-
tier channel marketing, channel marketing two of the three levels and four levels of
channel marketing, b) the most prominent marketing functions performed collector is a
exchange function, in the collection process, the marketing function is executed
wholesaler physical function but also in the processing, marketing functions include
functions that run grocery exchange, physical function and function facilities, the
marketing function is the most dominant run by retailers is a function of the exchange,
c) marketing margin per kilogram of rice on the first marketing channel is
Rp 4.600,00, marketing margin on the second marketing channel of Rp 5.000,00,
marketing margin on the third marketing channel of Rp 4.800,00, and marketing margin
in the fourth marketing channel is Rp 5.000,00.
Key Word : Channels, Margin, Marketing
PENDAHULUAN
Strategi Pembangunan Nasional pada awal era Orde Baru, yang direalisasikan
melalui tahapan Pelita, menitik beratkan pembangunan ekonomi pada sektor pertanian.
Upaya pemenuhan kebutuhan pangan pokok pada waktu itu menjadi salah satu unsur
prioritas. Peningkatan produksi beras nasional menjadi salah satu primadona program
pembangunan nasional. Hasilnya cukup signifikan dan dapat dirasakan oleh semua
pihak. Samsudin Abbas (2000) menyatakan, melalui upaya intensifikasi dan
ektensifikasi serta rehabilitasi, produktivitas padi nasional yang semula kurang dari
2 ton gabah kering giling (GKG) per hektar per musim, bisa ditingkatkan menjadi
4 sampai 5 ton per hektar per musim.
Kabupaten Tasikmalaya, dalam konteks pengadaan pangan nasional, khususnya
beras, bukan termasuk daerah sentra produksi. Namun demikian Kabupaten
Tasikmalaya termasuk kategori daerah yang surplus. Artinya produksi beras Kabupaten
Tasikmalaya disamping dapat mencukupi untuk kebutuhan daerahnya sendiri juga dapat
menjual hasil produksi berasnya keluar daerah.
Kabupaten Tasikmalaya, telah empat kalinya mendapat penghargaan dari
Presiden Republik Indonesia atas prestasinya meningkatkan produksi beras diatas
5 persen per tahun. Penghargaan ini diharapkan menjadi semangat bagi petani untuk
terus berinovasi dalam dunia pertanian. Harapan dari semua pihak, prestasi ini harus
selalu dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan dari tahun ke tahun. Penghargaan ini
diberikan terkait juga dengan prestasi Kabupaten Tasikmalaya yang mampu ekspor
beras organik.
Penghargaan untuk pertama kali diberikan pada Pemerintah Kabupaten dan
Petani Kabupaten Tasikmalaya tahun 2007 dan berturut-turut diperoleh hingga tiga
tahun setelahnya. Sebagai informasi, tahun 2006 produksi padi di Kabupaten
Tasikmalaya mencapai 569.200 ton dengan luas tanam 49.507 hektar. Setahun
kemudian meningkat menjadi 620.277 ton dari luas tanam 49.507 hektar. Peningkatan
kembali terjadi tahun 2008 sebanyak 682.299 ton dari luas tanam sebesar 49.507 hektar.
Tahun 2009, Kabupaten Tasikmalaya berhasil meningkatkan produktivitas beras
menjadi 740.855 ton dari luas tanam 49.568 hektar. Atas kerja keras petani tahun 2010,
Tasikmalaya kembali mampu meningkatkan produksi beras menjadi 873.541 ton dari
49.662 hektar. Untuk lebih jelasnya, produksi padi Kabupaten Tasikmalaya selama
periode tahun 2008 sampai tahun 2012 dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Produksi Padi Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2008-2012
Tahun Produktivitas
(Ton/ha)
Produksi
(ton)
2008 61,60 682.229
2009 61,61 740.855
2010 63,19 873.541
2011 62,92 855.197
2012 65,29 766.712
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tasikmalaya, 2012
Salah satu dari sentra produksi beras di Kabupaten Tasikmalaya adalah
Kecamatan Cisayong. Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang menjadi
andalan sebagai sentra produksi beras di Kabupaten Tasikmalaya. Kecamatan Cisayong
bahkan telah mampu melakukan ekspor produksi beras organik ke beberapa negara di
Timur Tengah dan Eropa. (Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura, 2012).
Peningkatan produksi yang tidak terkendali akan menjatuhkan harga produk itu
sendiri. Sebaliknya, kelangkaan produksi akan meningkatkan harga yang terlalu tinggi
hingga tidak akan terjangkau oleh daya beli masyarakat sebagai konsumen. Kuncinya
ada di pengelolaan pemasaran yang dapat mengendalikan harga sedemikian rupa,
sehingga dapat mengakomodir kepentingan petani produsen dan masyarakat konsumen.
Maksud pengendalian harga disini adalah, di satu sisi harga beras dapat terjangkau oleh
daya beli masyarakat, namun juga dapat menguntungkan petani sehingga dapat
menutupi semua biaya yang telah dikeluarkan pada saat mengerjakan usahataninya.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka fokus masalah penelitian ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut : (1) Bagaimana saluran pemasaran (marketing
channel) beras dari wilayah produsen di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya
sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya?
(2) Bagaimana fungsi pemasaran masing-masing lembaga yang terlibat dalam saluran
pemasaran beras dari wilayah produsen di Kecamatan Cisayong Kabupaten
Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang Kota
Tasikmalaya? (3) Berapa besar marjin pemasaran beras dari wilayah produsen di
Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di
Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya?
Adapun tujuan penelitian ini adalah saluran pemasaran (marketing channel),
fungsi pemasaran, dan marjin pemasaran beras dari wilayah produsen di Kecamatan
Cisayong Kabupaten Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang
Kota Tasikmalaya.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada
salah satu saluran pemasaran beras yang berbasis produksi di wilayah Kecamatan
Cisayong Kabupaten Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang
Kota Tasikmalaya. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive).
Dasar Pertimbangan penentuan lokasi penelitian tersebut berdasarkan informasi dari
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tasikmalaya, bahwa
Kecamatan Cisayong merupakan salah satu lumbung padi bagi wilayah Kabupaten
Tasikmalaya.
Teknik penentuan responden menggunakan pendekatan metode snowball
sampling. Responden penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) orang pedagang pengumpul
(collector), 2 (dua) orang pedagang besar (wholesaler), 1 (satu) orang pedagang grosir
(grocery) dan 3 (tiga) orang pedagang pengecer (retailer).
Pendekatan kerangka analisis yang digunakan meliputi saluran pemasaran,
fungsi pemasaran dan marjin pemasaran. Pendekatan analisis dimaksud, secara singkat
diuraikan pada Gambar 1.
Saluran Pemasaran
Saluran
Nol Tingkat
Saluran
Satu Tingkat
Saluran
Dua Tingkat
Saluran
Tiga Tingkat
Gambar 1. Saluran Pemasaran (Kotler, 1990)
Fungsi Pemasaran
Tabel 2. Analisis Fungsi Pemasaran
No Fungsi
Pemasaran
Lembaga Pemasaran
Pedagang
pengumpul
Pedagang
besar
Pedagang
grosir
Pedagang
pengecer
I Fungsi Pertukaran
1.1. Penjualan
1.2. Pembelian
II Fungsi Fisik
2.1. Pengangkutan
2.1. Pengolahan
2.3. Penyimpanan
III Fungsi Fasilitas
3.1. Standarizaton and grading
3.2. Risk taking
3.3. Financing
3.4. Market information
3.5. Labeling
3.6. Packaging
Produsen Konsumen
Produsen
Produsen Konsumen Pengecer
Produsen Pengecer
Konsumen Pengecer
Pengumpul
Pengumpul
Konsumen
Pedagang
Besar
Marjin Pemasaran
M = Hk - Hp
Keterangan:
M = Marjin pemasaran
Hk = Harga yang dibayar konsumen
Hp = Harga yang diterima produsen
miM
Keterangan :
M = Marjin pemasaran
mi = Marjin pada setiap tingkat pada saluran pemasaran
i = 1, 2, 3, ..., n
KiBiM
Keterangan:
M = Marjin pemasaran
Bi = Biaya pemasaran yang dikeluarkan lembaga pemasaran ke-i
Ki = Keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran ke-i
i = 1, 2, 3, ..., n
HASIL DAN PEMBAHASAN
Saluran Pemasaran
Alur pemasaran beras dari wilayah produsen di Kecamatan Cisayong Kabupaten
Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya
terdapat empat saluran pemasaran seperti dalam Gambar 2.
Keterangan :
Saluran dua tingkat Saluran tiga tingkat
Saluran tiga tingkat Saluran empat tingkat
Gambar 2. Pola Umum Saluran Pemasaran Beras dari Wilayah Produsen di Kecamatan Cisayong
Sampai ke Tangan Konsumen Akhir di Pasar Indihiang
P Pengumpul
P Pengumpul
PB
P Pengecer
KO
NSU
MEN
P Pengecer
P Grosir P Pengecer
P Pengumpul
PB
PET
AN
I
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, terbentuknya saluran pemasaran
hingga menjadi empat saluran disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah :
1) Faktor kedekatan domisili. Misal dalam kasus petani menjual langsung hasil
penennya kepada pedagang besar, disebabkan oleh dekatnya lahan usahatani ke
lokasi (domisili) pedagang besar tersebut.
2) Terikat dengan permodalan. Dalam kasus ini ditemukan pedagang pengumpul padi
dan pedagang besar memberi pinjaman sarana produksi kepada petani, dengan
harapan petani tidak menjual hasil panen kepada pihak lain. Hal yang sama juga
terjadi ada pedagang pengumpul yang diberi bantuan pinjaman permodalan oleh
pedagang besar atau pedagang grosir, sehingga pedagang pengumpul terikat tidak
menjual padi kepada pihak lain.
3) Kedekatan emosional. Dalam hal ini pelaku pemasaran melakukan transaksi dengan
mitra usahanya karena ada keterikatan persaudaraan, atau ikatan lain yang tidak
terkait secara langsung dengan usaha yang dijalankan oleh masing-masing.
Fungsi Pemasaran
Fungsi pemasaran ialah semua aktivitas yang dilakukan oleh para pelaku pemasaran
(market participants) dalam proses pengaliran barang/jasa mulai dari tangan produsen sampai
ketangan konsumen. Terdapat tiga kategori fungsi pemasaran dalam proses pengaliran
barang/jasa mulai dari tangan produsen untuk sampai ketangan konsumen, yaitu : Fungsi
pertukaran (exchange function), Fungsi Fisik (physical function), dan Fungsi fasilitas
(facilitating function).
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, ternyata semua lembaga pemasaran
melakukan fungsi pertukaran, yaitu melakukan aktivitas yang bertujuan mendorong
lancarnya proses pembelian dan penjualan. Namun demikian terdapat satu catatan,
diantara lembaga pemasaran beras tersebut tidak satu pun yang melakukan pengikatan
dengan perjanjian kontrak satu sama lainya. Mereka bekerja menjalankan fungsi
masing-masing dalam suatu sistem pemasaran berlandaskan saling percaya. Selain
fungsi pertukaran tersebut, fungsi fisik merupakan fungsi pemasaran yang paling
banyak dijalankan dalam sistem pemasaran beras dari wilayah produsen di Kecamatan
Cisayong sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya.
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh kelembagaan pemasaran beras dari
wilayah produsen di Kecamatan Cisayong disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Fungsi Pemasaran Kelembagaan Pemasaran Beras dari Wilayah Produsen di
Kecamatan Cisayong Sampai ke Tangan Konsumen Akhir di Pasar Indihiang
NO FUNGSI
PEMASARAN
LEMBAGA PEMASARAN
PEDAGANG
PENGUMPUL
PEDAGANG
BESAR
PEDAGANG
GROSIR
PEDAGANG
PENGECER
I FUNGSI PERTUKARAN
(Penjualan/Pembelian)
1.1. Perencanaan pemilihan
barang √ √ √ √
1.2. Kontaktual √ √ √ √
1.3. Pengumpulan √ √ √ X
1.4 Negosiasi √ √ √ √
1.5 Kontrak X X X X
II FUNGSI FISIK
2.1. Transportasi/Pengangkutan √ √ √ X
2.2. Pengolahan X √ √ X
2.3. Penyimpanan X √ √ X
III FUNGSI FASILITAS
3.1. Standardization and
grading X √ √ X
3.2. Risk taking X X X X
3.3. Financing X √ √ X
3.4. Market information X X X X
3.5. Labeling X X X X
3.6. Packaging √ √ √ √
Keterangan :
X = Tidak dilakukan √ = Dilakukan Sumber : Data primer setelah diolah (2013)
Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran didefinisikan sebagai selisih harga yang dibayar oleh
konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh produsen. Marjin pemasaran juga
didefinisikan sebagai jumlah dari marjin-marjin pemasaran pada setiap tingkat dalam
saluran pemasaran, yaitu marjin pemasaran ditingkat pedagang pengumpul, dtambah
marjin pemasaran ditingkat pedagang besar, pedagang grosir dan pedagang pengecer.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, rincian marjin pemasaran pada setiap tingkat
kelembagaan dan saluran yang telah diuraikan, disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Perhitungan Marjin Pemasaran pada Setiap Lembaga dan Saluran
Pemasaran
No Uraian Saluran Pemasaran
Pertama Kedua Ketiga Keempat
I PEDAGANG PENGUMPUL
1.1. Penjualan - 4.500,00 4.500,00 4.500,00
1.2. Pembelian - 3.200,00 3.200,00 3.200,00
1.3. Marjin Pedagang pengumpul - 1.300,00 1.300,00 1.300,00
1.3.1. Biaya Pedagang pengumpul - 935,00 935,00 935,00
1.3.2. Keuntungan Pedagang pengumpul - 365,00 365,00 365,00
II PEDAGANG BESAR
2.1. Penjualan 7.400,00 - 6.800,00 6.800,00
2.2. Pembelian 3.400,00 - 4.500,00 4.500,00
2.3. Marjin Pedagang besar 4.000,00 - 2.300,00 2.300,00
2.3.1. Biaya Pedagang besar 3.420,00 - 1.960,00 1.960,00
2.3.2. Keuntungan Pedagang besar 580,00 - 340,00 340,00
III PEDAGANG GROSIR
3.1. Penjualan - 7.600,00 8.000,00 7.600,00
3.2. Pembelian - 4.500,00 6.800,00 6.800,00
3.3. Marjin Pedagang grosir - 3.100,00 1.200,00 800,00
3.3.1. Biaya Pedagang grosir - 2.388,00 300,00 288,00
3.3.2. Keuntungan Pedagang grosir - 712,00 900,00 512,00
IV PEDAGANG PENGECER
4.1. Penjualan 8.000,00 8.200,00 - 8.200,00
4.2. Pembelian 7.400,00 7.600,00 - 7.600,00
4.3. Marjin Pedagang pengecer 600,00 600,00 - 600,00
4.3.1. Biaya Pedagang pengecer 100,00 100,00 - 100,00
4.3.2. Keuntungan Pedagang pengecer 500,00 500,00 - 500,00
Sumber : Data primer setelah diolah (2013)
Marjin Pemasaran Total
Berdasarkan pada perhitungan marjin pemasaran pada setiap kelembagaan
pemasaran tersebut di atas, dapat dihitung marjin pemasaran total pada setiap saluran
pemasaran. Marjin pemasaran pada saluran pemasaran yang pertama adalah sebesar
Rp 4.600,00, marjin pemasaran saluran pemasaran yang kedua sebesar Rp 5.000,00,
marjin pemasaran saluran pemasaran yang ketiga sebesar Rp 4.800,00, dan marjin
pemasaran pada saluran pemasaran yang keempat adalah Rp 5.000,00. Rekapitulasi
perhitungan marjin pemasaran pada setiap saluran pemasaran dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Total Marjin Setiap Saluran Pemasaran
No Uraian Saluran Pemasaran
Pertama Kedua Ketiga Keempat
1 Marjin Pemasaran 4.600,00 5.000,00 4.800,00 5.000,00
2 Keuntungan 1.080,00 1.577,00 1.605,00 1.717,00
3 Biaya Pemasaran 3.520,00 3.423,00 3.195,00 3.283,00
Sumber : Data primer setelah diolah (2013)
Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, dapat dinyatakan bahwa besarnya
marjin pemasaran memiliki relevansi dengan panjang pendeknya saluran pemasaran.
Saluran pemasaran yang panjang cenderung memiliki marjin pemasaran yang relatif
lebih besar dibandingkan dengan saluran pemasaran yang lebih pendek. Dalam kasus ini
dapat dilihat saluran pemasaran empat tingkat memiliki marjin pemasaran sebesar
Rp 5.000,00, nilai yang relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan saluran
pemasaran dua tingkat yang hanya Rp 4.600,00.
Setiap saluran pemasaran memberikan harga yang relatif sama kepada
konsumen akhir, dengan kisaran antara Rp 8.000,00 – Rp 8.200,00. Saluran pemasaran
yang pertama dan ketiga dapat memberikan harga yang relatif rendah kepada konsumen
yaitu sebesar Rp 8.000,00. Hal ini disebabkan pada saluran pemasaran pertama
pedagang pengecer langsung membeli beras dari pedagang besar sedangkan saluran
pemasaran yang ketiga disebabkan oleh fungsi pedagang pengecer yang ditangani
langsung oleh pedagang grosir. Pada saluran pemasaran yang pendek maupun yang
panjang memberikan harga yang sama kepada petani yaitu sebesar Rp 3.200,00. Namun
pada saluran yang pertama dapat memberikan harga relatif tinggi yaitu Rp 3.400,00,
karena fungsi pedagang pengumpul yang diambil alih oleh pedagang besar.
Kisaran harga padi di tingkat petani pada setiap saluran pemasaran sudah
mendekati ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP). Berdasarkan Inpres No 3
Tahun 2012, harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen di tingkat
petani sebesar Rp 3.300,00 per kilogram, sedangkan untuk gabah kering giling di
tingkat penggilingan, ditetapkan sebesar Rp 3.350,00 per kilogram.
Simpulan
1) Saluran pemasaran beras dari wilayah produsen di Kecamatan Cisayong Kabupaten
Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya
melalui 4 (empat) lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul (Collector),
pedagang besar (Wholesaler), pedagang grosir (Grocery) dan pedagang pengecer
(Retailer). Keempat lembaga pemasaran tersebut terkoneksi dalam satu saluran
pemasaran dua tingkat, dua saluran pemasaran tiga tingkat dan satu saluran
pemasaran empat tingkat.
2) Fungsi pemasaran yang paling menonjol dilakukan pedagang pengumpul adalah
fungsi pertukaran dalam proses pengumpulan, fungsi pemasaran yang dijalankan
pedagang besar adalah fungsi fisik dalam proses pengolahan. Fungsi pemasaran yang
dijalankan pedagang grosir meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi
fasilitas, fungsi pemasaran yang paling dominan dijalankan oleh pedagang pengecer
adalah fungsi pertukaran.
3) Marjin pemasaran per kilogram beras pada saluran pemasaran yang pertama sebesar
Rp 4.600,00, marjin pemasaran pada saluran pemasaran yang kedua dan keempat
adalah Rp 5.000,00, dan marjin pemasaran pada saluran pemasaran yang ketiga
adalah Rp 4.800,00.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan tersebut diatas, maka dapat
disampaikan saran perbaikan untuk sistem pemasaran beras dari wilayah produsen di
Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di
Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya sebagai berikut :
1) Faktor-faktor yang menyebabkan kualitas beras Banjar kurang baik dibandingkan
dengan kualitas beras Cisayong, merupakan fenomena yang perlu mendapat
perhatian untuk diteliti lebih lanjut karena potensi sekecil apapun, potensi sumber
penghasil beras memiliki kedudukan yang strategis dalam rangka ketahanan pangan
nasional.
2) Penelitian ini hanya meneliti keragaan pemasaran beras dari wilayah produsen di
Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya sampai ke tangan konsumen akhir di
Pasar Indihiang Kota Tasikmalaya. Maka keragaan pemasaran beras yang menuju
konsumen akhir di lain tempat merupakan bahan kajian yang dapat diteliti lebih
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian. 2012. Laporan Tahunan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
Dinas Pertanian. 2012. Produksi Padi di Kabupaten Tasikmalaya. Dinas Pertanian
Kabupaten Tasikmalaya.
Kotler, Philip. 1990. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, dan
Pengendalian. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Syamsudin Abbas. 2000. Revolusi Hijau dengan Swasembada Beras dan Jagung.
Badan Pengendalian Bimas. Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Departemen Pertanian. Jakarta.