Pemasangan Dan Pencabutan Iud
description
Transcript of Pemasangan Dan Pencabutan Iud
PEMASANGAN DAN PENCABUTAN IUD
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah yang diberikan Oleh
Diani Aliansy, SST., M.Kes
Disusun Oleh :
Mery Tarlina ( D3E613005 )
Nur’Aini ( D3E613007 )
AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA OBGIN
BANDUNG BARAT
2015
1
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Pemasangan Dan Pencabutan IUD
ini berdasar pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Dan kamipun berterimakasih
kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua pembacanya dan dapat
berguna bagi kami sendiri maupun semuanya.
Bandung, Maret 2015
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Kontrasepsi IUD ..................................................................................................3
2.2 Pelaksanaan Pelayanan ........................................................................................9
2.3 Langkah-langkah pemasangan AKDR Copper T 380A ......................................12
2.4 Pencabutan Akdr Copper T 380a .........................................................................28
2.5 NOVA –T ............................................................................................................29
2.6 Teknik Penyisipan Nova T ..................................................................................37
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii
Lampiran : Jurnal
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam
kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah
mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan
pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental
dasar perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati
dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang
terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%), Sterilisasi
wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB
tradisonal yang masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala
maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR / IUD berada diposisi ketiga.
Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR
terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Namun begitu tidak semua
klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang
berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami,
dan kurang mengetahui tentang KB AKDR. Maka dari itu penulis ingin mencoba
membahas makalah dengan judul “Kontrasepsi IUD “.
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Kontrasepsi IUD ?
b. Bagaimanakah Pemasangan Kontrasepsi IUD ?
c. Bagaimanakah Pencabutan Kontrasepsi IUD ?
1.3Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dengan Kontrasepsi IUD.
b. Untuk mengetahui Pemasangan Kontrasepsi IUD.
c. Untuk mengetahui Pencabutan Kontrasepsi IUD.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kontrasepsi IUD
AKDR atau IUD adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung
secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim
(Prawirohardjo, 2005)
IUD (intra-uterine Device) adalah Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke
dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduktip (Saefuddin, 2003).
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik
yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan
ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)
IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada
pada kedua lengan IUD dan batang IUD.
IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD
bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang
IUD.
2.1.1 Mekanisme Kerja
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang
berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi
radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau
seperma.Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin
berlainan.tembaga dalam konsentrasi kecilyang dikeluarkanke dalamrongga
uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR
yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lendirsehingga menghalangi pasasi
sperma (Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini
pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalamkavum uteri menimbulkan
3
reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang
dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus
mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan
blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi,
penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada
pemakaianAKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh
meningkatnya kadar prostaglan di dalam uterus pada wanita (Wiknjoastro,
2005).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR
mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel elur dan
spermasehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi daruat(dipasang
setelahhubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki
mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi
atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
(BKKKBN, 2003).
4. Mnurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun
AKDR membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus.
2.1.2 Efektivitas IUD
Efektifitas IUD (Menurut Hanafi (2003):
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuition rate) yaitu
beberapalama IUD tetap tinggal dalam uteri tanpa:
1. Ekspulsi
2. Terjadinya kehamilan
4
3. Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.
2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:
1. IUD-nya: ukuran, betu kandungannya
2. Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
3. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaituumur dan
parietas diketahui :
a) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD
b) Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka
ekspulsi dan pengangkatan /pengeluaran IUD.
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian AKDR Atau IUD
Keuntungan
1. Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal
(Cu T 380A):
o Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi, Sangat efektif 0,6-0,8
kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan dalan
125-170 kehamilan)
o AKDR dapat efektif seger setelah pemasangan
o Metode jangka panjang
o Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
o Tidak mempengaruhi hubungan sexual
o Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
o Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
o Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
o Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
o Dapat digunakan sampai menopause.
o Tidak ada intraksidengan obat-obat.
2. Menurut Hanafi (2003). Keuntungan IUD hormonal adalah:
− Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
− Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae
(Asherman’s Syndrome)
5
Kerugian
1. Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
Efek samping yang umum terjadi:
Perubahan siklus haid. Haid lebih lama dan banyak
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Pada saat seorang perempuan memilih untuk ber-KB IUD, maka akan
ada alat kontrasepsi yang merupakan benda asing bagi rahim. Karena IUD
ini berbahan dasar padat, maka pada saat dinding rahim bersentuhan dengan
IUD bisa saja terjadi perlukan. Hal inilah yang dapat mengakibatkan
keluarnya bercak darah (spotting) di antara masa haid. Demikian pula ketika
masa haid, darah yang keluar menjadi lebih banyak karena ketika haid,
terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini menimbulkan perlukaan di
daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai daerah tersebut, maka akan
menambah volume darah yang keluar pada masa haid anda. Darah yang
keluar bisa dibedakan, biasanya jika spotting, yang keluar adalah berwarna
merah segar, sedangkan pada saat haid, darah akan berwarna kecoklatan.
Jika pada saat haid anda mengalami kondisi yang lebih sakit dari
biasanya, itu juga ada kaitannya dengan IUD ini. Biasanya pada saat masa
haid ini rahim akan berkontraksi dan dinding rahim akan sedikit berdenyut
dikarenakan ada benda asing di dalam tubuh anda
Disaat haid lebih sakit
Komplikasi lain : Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan
Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR
untuk mencegah kehamilan normal.
6
2.1.4 Pesyaratan Pemakaian AKDR atau IUD
a) Yang dapat menggunakan AKDR/IUD. (Menurut Saefuddin,2004)
1. Usia reproduktif
2. Keadan mullipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6. Resiko rendah dari IMS
7. Tidak menghendaki metode hormonal
8. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
9. AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadan
misalnya: Perokok, Sedang memakai antibiotika atau antikejang, Gemuk
ataupun yang kurus, Sedang menyusui
10. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan
AKDR (Cu T-380A):
− Penderita tumor jinak payudara
− Epilepsi
− Malaria
− Tekanan darah tinggi
− Penyakit tiroid
− Setelah kehamilan ektopik
− Penderita DM.
b) Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
3. Sedang menderita infeksi genetalia
4. Penyakit trifoblas yang ganas
5. Diketahui menderita TBC velvik
6. Kanker alat genital
7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5.
7
2.1.5 Penanganan Efek Samping AKDR (Cu T-380a)
Penanganan Efek Samping AKDR (Cu T-380A) MenurutSaefuddin(2004):
1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apbila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan
konseling dan selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui. Apabila hamil,
jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan
kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari
13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada resiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan.
2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan.
Tanggulangi penyebabnya apabila ditemuka. Apabila tidak ditemukan
penyebabnya beri analgesik untuk sedikt meringankan. Apabila klien menglami
kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode
kontrasepsi yang lain.
3. Perdarahan pervagina yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamiolan ektopik.
Apabila tidak ada kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan
hebat,lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen(800mg, 3x
sehriselama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet besi(1
tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
4. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak
Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak
terlepas, berikan kondom, periksa talinya di dalam saluran endoservik dan
kavum uteri(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih)
setelah masa haid briutnya. Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan x-
ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang
tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode
lain.
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan
menderita atau sangat dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal,
lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah
48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan beri metode lain sampai masalahnya
teratasi.
2.1.6 Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan AKDR
Kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR Menurut BKKBN(2003) :
1. Bulan pasca pemasangan
2. Bulan kemudian
3. Setiap 6 bulan berikutnya
4. 1 tahun sekali
5. Bila terlambat haid 1 minggu
6. Perdarahan banyak dan tidak teratur.
7. Pencabutan.
2.2 Pelaksanaan Pelayanan
Sebagian besar fasilitas kesehatan dapat memberikan pelayanan AKDR dengan
fasilitas yang dimilikinya. Ada beberapa persyaratan khusus ruangan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas, yaitu:
Tersedia ruang tunggu yang nyaman.
Tersedia toilet/kamar kecil bagi klien dan petugas klinik.
Tersedia ruang konseling, (lebih disukai yang dapat mengjaga privasi).
Tersedia ruang pemeriksaan (umum atau bimanual) dan tindakan (pemasangan
dan pencabutan AKDR) yang memiliki cukup pencahayaan dan fasilitas untuk
cuci tangan.
9
2.2.1 Peralatan dan Instrumen
Pemasangan maupun pencabutan AKDR, tidak memerlukan ruang operasi
besar, akan tetapi semua instrumen yang akan digunakan untuk melaksanakan
tindakan, harus telah disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sanitasi
ruangan harus terjamin.
Bahan-bahan yang diperlukan dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
Alat dan instrumen dasar klinik KB.
Alat khusus untuk pemasangan atau pencabutan AKDR (misalnya: kit
pemasangan/pencabutan).
Bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan untuk pencegahan infeksi dan
mengurangi penyebaran penyakit serius seperti Hepatitis B dan HIV/AIDS.
Jumlah AKDR yang diperlukan sesuai dengan keperluan pemasangan dan
pencabutan AKDR.
2.2.2 Pemasangan AKDR
Untuk mengurangi risiko infeksi pascapemasangan yang dapat terjadi pada
klien, petugas klinik harus berupa untuk menjaga sanitasi lingkungan dengan cara
sebagai berikut:
¤ Tidak melakukan pemasangan bagi klien dengan riwayat atau sedang
mengalami IMS.
¤ Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
tindakan.
¤ Minta klien membersihkan daerah genitalia sebelum melakukan pemeriksaan
panggul.
¤ Gunakan instrumen dan sepasang sarung tangan DTT (atau steril), atau
sarung tangan periksa sekali pakai (disposable).
10
¤ Setelah memasukkan spekulum dan memeriksa serviks, usapkan larutan
antiseptik secara merata pada serviks, dan vagina sebelum melaksanakan
tindakan.
¤ Masukkan lengan AKDR dalam kemasan sterilnya.
¤ Gunakan teknik “tanpa sentuh” pada saat pemasangan AKDR.
¤ Buang bahan-bahan terkontaminasi (kain kasa, kapas, dan sarung tangan
sekali pakai (disposable) mengikuti standar pengelolaan lembah.
¤ Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang
menggunakan larutan klorin 0,5%.
Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sebelum melakukan tindakan.
Bila peralatan tersedia dalam paket steril maupun DTT, jangan membuka paket
sebelum pemeriksaan panggul selesai/keputusan akhir untuk pemasangan
dilakukan.
Peralatan dan instrumen yang dianjurkan untuk pemasangan yaitu:
⁻ Tenakulum
⁻ Sonde uterus
⁻ Korentang/Cunam ovum
⁻ Gunting
⁻ Mangkuk untuk laruratan antiseptik
⁻ Sarung tangan (DTT atau steril atau sarung tangan periksa yang baru)
⁻ Cairan antiseptik (mis: povidon iodin) untuk prosedur antiseptik pada serviks
⁻ Kain kasa atau kapas
⁻ Sumber cahaya untuk menerangi serviks (lampu senter)
⁻ AKDR (CuT 380A) dalam kemasan steril
2.2.3 Pencabutan AKDR
Walaupun jarang dikaitkan dengan infeksi panggul, pencabutan AKDR harus
dilaksanakan dengan hati-hati. Untuk mengurangi risiko pada petugas kesehatan
selama pencabutan, lakukan upaya pencegahan infeksi sebagai berikut:
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah tindakan.
11
Minta klien untuk membersihkan daerah genitalia sebelum melakukan
pemeriksaan panggul.
Gunakan instrumen dan pakai sepasang sarung tangan DTT (atau steril), ataui
sarung tangan periksa sekali pakai (disposable).
Usapkan larutan antiseptik secara merata pada serviks dan vagina sebelum
melaksanakan tindakan.
Segera lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan-bahan pakai ulang
menggunakan larutan klorin 0,5%.
Siapkan peralatan dan bahan untuk pencabutan AKDR. Instrumen dan bahan
yang diperlukan adalah:
Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
Korentang/Cunam ovum
Mangkuk untuk larutan antiseptik
Sarung tangan (DTT atau steril atau sarung tangan periksa yang baru)
Cairan antiseptik (mis: povidon iodin) untuk antiseptik serviks
Kain kasa atau kapas
Sumber cahaya untuk menerangi serviks.
2.3 Langkah-langkah pemasangan AKDR Copper T 380A
Langkah Alasan Uraian
Langkah 1
Jelaskan kepala
klien apa yang
akan dilakukan
dan
mempersilahkan
klien mengajukan
pertanyaan.
Sampaikan kepala
klien
Hal ini dapat menenangkan
klien, memudahkan
pemasangan, dan mengurangi
rasa sakit.
Hal ini untuk mengesankan
kejujuran dan saling percaya.
Hindari pernyataan “ini tidak
sakit”- pada saat melakukan
langkah yang dapat
menimbulkan rasa nyeri atau
“hampir selesai”- pada saat
baru akan mulai memasang.
Ajaklah klien berbicara selama
prosedur pemasangan.
12
kemungkinan
timbul rasa nyeri
saat pemasangan
dan petugas akan
menjelaskan
kembali hal
tersebut, saat
pemasangan.
Pastikan klien
telah
mengosongkan
kandungan
kemihnya.
Hal ini dilakukan untuk
memudahkan pemeriksaan
panggul.
Langkah 2
Periksa genitalia
eksterna.
Lakukan
pemeriksaan
inspekulo.
Lakukan
pemeriksaan
panggul.
Untuk memeriksa adanya
ulkus, pembengkakan kelenjar
getah bening (bubo).
Untuk memeriksa adanya
pembengkakan kelenjar
Bartolin dan kelenjar Skene.
Untuk memeriksa adanya
cairan vagina, sevisitis dan
mengambil spesimen
pemeriksaan mikroskopis (bila
diperlukan).
Untuk menentukan besar,
posisi, konsisten, dan mobilitas
uterus.
Pakai sarung tangan. Setelah
dipakai sarung tangan harus
didekontaminasi, cuci dan DTT
atau sterilisasi.
Setelah dipakai spekulum harus
didekontaminasi, cuci dan DTT
atau sterilisasi.
Jangan lakukan pemasangan
bila ada infeksi atau hamil.
13
Untuk pemeriksaan nyeri
goyang serviks dan tumor pada
adneksa atau kavum Douglasi.
Langkah 3
Lakukan
pemeriksaan
mikroskopik (bila
tersedia dan ada
indikasi).
Untuk memeriksa adanya
jamur, trikomonas, bakterial
vaginosis
(preparat basah Saline dan
KOH serta pemeriksaan pH).
Untuk memeriksa adanya
gonorea atau klamidia.
Vaginitis harus diobati dulu
sebelum dipasang AKDR.
Gonorea (diplokokus gram
negatif intraseluler) atau
klamidia harus diobati (dan
periksa kembali setelah selesai
pengobatan). AKDR tidak
boleh dipasang.
Langkah 4
Masukkan lengan
AKDR Copper T
380A di dalam
kemasan sterilnya.
Sarung tangan DTT atau steril
tidak perlu untuk memasukkan
lengan AKDR di dalam
kemasan sterilnya.
Jangan memasukkan lengan
AKDR lebih dari 5 menit
sebelum pemasangan, karena
lengan AKDR tidak dapat
kembali seperti bentuk semula
(lurus) setelah dipasang.
Langkah 5
Masukkan
spekulum, dan
usap vagina dan
serviks dengan
larutan antiseptik.
Gunakan
tenakulum untuk
Larutan antiseptik dapat
mencegah infeksi pada area
kerja.
Tenakulum untuk stabilisasi
uterus dan mengurangi risiko
Usap seluruh vagina dans
erviks dengan larutan antiseptik
(2 kali atau lebih). Pemberian
anestesi lokal hanya bila
diperlukan.
Pasang tenakulum secara hati-
hati pada posisi vertikal (jam
14
menjepit serviks. perforasi. 10 atau jam 2) jepit pada satu
tempat untuk mengurangi sakit.
Langkah 6
Masukkan sonde
uterus.
Untuk menentukan posisi
uterus dan kedalaman kavum
uteri.
Memasukkan sonde sekali
masuk (teknik tanpa sentuh)
untuk mengurangi risiko
infeksi.
Masukkan secara perlahan-
lahan dan hati-hati.
Jangan menyentuh dinding
vagina atau bibir spekulum
(untuk menghindari
kontaminasi).
Langkah 7
Pasang AKDR
Copper T 380A.
Atur letak pembatas (warna
biru) pada tabung inserter
sesuai dengan kedalaman
kavum uteri. Masukkan tabung
inserter sampai menyentuh
fundus atau sampai terasa ada
tahanan (pembatas menyentuh
serviks).
Lepaskan lengan AKDR
dengan menggunakan teknik
menarik tabung inserter
(withdrawal technique). Tarik
keluar pendorong.
Setelah lengan AKDR lepas,
dorong secara perlahan-lahan
tabung inserter ke dalam
kavum uteri sampai pembatas
(warna biru) menyentuh
Jangan memaksakan
pemasangan bila terasa ada
tahanan.
Gunakan tenakulum untuk
menahan posisi uterus saat
melepaskan lengan AKDR.
Pastikan AKDR telah terpasang
sampai di fundus.
15
serviks.
Tarik keluar sebagian tabung
inserter untuk menampilkan
benang, kemudian potong
benang AKDR kira-kira 3-4 cm
dari ostium serviks.
Langkah alternatif, tarik keluar
seluruh tabung inserter, jepit
benang AKDR dengan
menggunakan cunam ovum
kira-kira 3-4 cm dari ostium
serviks dan potong benang
AKDR pada tempat tersebut.
Pastikan sisa benang AKDR
yang telah terpotong masih
berada di dalam tabung
inserter, untuk memudahkan
pembuangannya.
Mengurangi risiko AKDR
tercabut keluar (kemungkinan
benang terjepit pada gunting,
bila guntingnya tumpul dan
benang tidak terpotong dengan
benar).
Langkah 8
Buang bahan-
bahan habis pakai
yang
terkontaminasi
sebelum melapas
sarung tangan.
Bersihkan
permukaan meja
peralatan, ranjang
ginekologi yang
terkontaminasi
dengan larutan
klorin 0,5%.
Memperkecil risiko penularan
hepatitis B dan HIV/AIDS
pada petugas.
Memperkecil risiko penularan
hepatitis B dan HIV/AIDS
pada petugas.
Taruh bahan-bahan habis pakai
(kapas atau kasa) yang
terkontaminasi (darah atau
cairan vagina) ke dalam
kantung plastik yang tidak
bocor dan kemudian dibakar.
Jangan terlalu hemat memakai
larutan klorin 0,5%.
Langkah 9
Lakukan
dekontaminasi
alat-alat dan
Memperkecil risiko penularan
hepatitis B dan HIV/AIDS
Rendam alat-alat dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit
sebelum dicuci dan
16
sarung tangan
dengan segera
setelah selesai
dipakai.
pada petugas. didisinfeksi.
Celupkan kedua tangan yang
masih memakai sarung
kedalam larutan klorin 0,5%
kemudian lepas sarung tangan
secara terbalik, kemudian
rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
Langkah 10
Ajarkan pada
klien bagaimana
memeriksa
benang AKDR
(dengan
menggunakan
model bila
tersedia).
Minta klien
menunggu di
klinik selama 15-
30 menit setelah
pemasangan
AKDR.
Untuk segera melakukan
koreksi apabila terjadi ekspulsi
AKDR.
Untuk observasi gejala nyeri
perut, mual atau muntah dan
menentukan apakah AKDR
perlu dicabut bila dengan
analgesik ringan (aspirin atau
ibuprofen) nyeri tersebut tidak
hilang.
Bila secara pribadi dan budaya
tidak menjadi masalah, klien
dapat mempratikkan cara
pemeriksaan benang AKDR,
sebelum meninggalkan klinik.
Walaupun jarang, keadaan ini
bisa terjadi bila dipasang
AKDR dengan tembaga ukuran
kecil pada perempuan yang
sudah pernah melahirkan.
Memasukkan Lengan AKDR Copper T 380a Di Dalam Kemasan
Sterilnya
Jangan membuka kemasan steril yang berisi AKDR atau memasukkan lengannya
sampai dipastikan bahwa klien sesuai untuk AKDR yaitu setelah selesai pemeriksaan
panggul (pemeriksaan spekulum dan bimanual). Jangan memasukkan lengan AKDR
17
dalam tabung inserter lebih dari 5 menit sebelum dimasukkan ke dalam uterus.
(Memasukkan lengan AKDR di dalam kemasan sterilnya, tidak perlu memakai sarung
tangan steril/DTT).
Langkah 1
Pastikan batang AKDR seluruhnya berada di dalam tabung inserter (sebagian
batang AKDR sering keluar dari tabung inserter meskipun kemasannya belum dibuka)
dan ujung tabung inserter proksimal berada di dekat tempat membuka kemasan.
Langkah 2
Letakkan kemasan di atas permukaan datar, keras dan bersih, dengan kertas penutup
yang transparan berada di atas. Buka lembar penutup di bagian proksimal sampai kira-
kira sepanjang setengah jarak dengan pembatas berwarna biru.
Langkah 3
Angkat kemasan dengan memegang bagian yang sudah dibuka (hati-hati jangan
sampai AKDR keluar dari tabung inserter). Kedua bagian kertas penutup yang sudah
terbuka dilipat ke setiap sisinya dan dipegang saat mengangkat (pendorong tetap sterl
waktu dimasukkan ke dalam tabung inserter). Dengan tangan lain, masukkan pendorong
ke dalam tabung inserter dan dorong (hati-hati) sampai menyentuh ujung batang AKDR.
18
Langkah 4
Letakkan kembali kemasan AKDR pada tempat datar dengan bagian transparan
menghadapi ke atas.
Langkah 5
Tahan ke-2 ujung lengan AKDR (dari luar) dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan
kiri. Satu tangan mendorong jertas pengukur dari ujung kemasan yang sudah dibuka
sampai ke ujung kemasan yang masih tertutup, sehingga lengan AKDR berada di atas
kertas pengukur. Sambil tetap memegang ujung ke-2 lengan, dorong inserter dengan
tangan yang lain sampai ke pangkal lengan (seperti pada gambar di bawah ini) sehingga
ke-2 lengan akan terlipat mendekati tabung inserter.
Langkah 6
Tahan ke-2 lengan yang sudah terlipat tersebut dengan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk hingga kedua lengan AKDR mendekati tabung inserter. Tarik tabung inserter
melewati ke-2 ujung lengan, rapatkan kedua ujung lengan pada batang AKDR kemudian
dorong kembali ujung inserter dan putar sampai ke-2 ujung lengan masuk ke dalam
tabung inserter dan terasa ada tahanan (batas gulungan tembaga). Bagian lengan yang
mempunyai gulungan tembaga tidak bisa dimasukkan ke dalam tabung inserter, (tabung
inserter jangan didorong terus kalau sudah terasa ada tahanan).
19
Langkah 7
Pembatas berwarna biru pada tabung inserter digunakan sebagai tanda kedalaman
kavum uteri dan penunjuk ke arah mana lengan akan membuka saat dikeluarkan dari
tabung inserter.
Tahan pembatas dari luar dan dorong tabung inserter sampai jarak antara ujung
lengan yang terlipat dengan pembatas (dekat batang AKDR) sama panjangnya dengan
kedalaman kavum uteri yang telah diukur dengan sonde. Putar tabung inserter sampai
sumbu panjang pembatas berada pada bidang horizontal yang sama dengan lengan
AKDR.
Langkah 8
20
AKDR siap untuk dipasangkan di dalam uterus. Buka seluruh penutup transparan,
pegang tabung inserter (sudah berisi AKDR) dalam posisi horizontal agar pendorong
tidak jatuh. Jangan melepas AKDR sebelum tabung inserter mencapai fundus. Pastikan,
tabung inserter tidak tersentuh permukaan yang tidak steril agar tidak
terkontaminasi.
Pemasangan Akdr Copper T 380a
Langkah 1
Tarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan vagina berada dalam
satu garis lurus. Masukkan (hati-hati) tabung inserter (berisi AKDR) ke dalam kanalis
servikalis dengan mempertahankan pembatas pada posisi horizontal.
Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong inserter sampai pembatas
menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan pada fundus uteri. Pastikan pembatas
tetap pada posisi horizontal.
21
Langkah 2
Pegang tenakulum dan pendorong dengan satu tangan, sedang tangan lain menarik
tabung inserter sampai pangkal (cincin) pendorong. Dengan cara ini lengan AKDR akan
tetap berada di fundus (puncak kavum uteri).
Langkah 3
Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter.
Setelah pendorong keluar dari tabung inserter, dorong kembali tabung inserter (hati-hati)
sampai menyentuh fundus. Langkah ini menjamin bahwa lengan AKDR akan berada di
tempat yang tertinggi mungkin di dalam kavum uteri.
22
Langkah 4
Keluarkan tabung inserter dari kanalis servikalis. Pada waktu benang tampak
tersembul keluar dari ostium serviks sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan
menggunakan gunting Mayo yang tajam.
Langkah alternatif, keluarkan seluruh tabung inserter dari kanalis servikalis dan
vagina. Gunakan cunam ovum untuk menjepit benang AKDR kurang lebih 3-4 cm dari
ostium serviks. Potong benang di depan jepitan forsep sehingga benang yang tersembul
hanya 3-4 cm. Memotong benang dengan cara ini dapat mengurangi risiko tercabutnya
AKDR (bila gunting tumpul dan benang tidak terpotong secara benar sehingga hanya
terjepit).
Lepas tenakulum. Bila ada perdarahan dari tempat bekas tusukan ujung tenakulum,
tekan dengan kasa, sampai perdarahan berhenti.
23
Teknik Manual
Konseling Spesifik
Lakukan konseling dan diskusikan keuntungan keterbatasan AKDR pascaplasenta,
termasuk penyulit pascapemasangan.
Bila ada masalah, jelaskan sekarang saat terbaik untuk insersi AKDR, anjurkan
evaluasi ulang, dan tawarkan kontrasepsi efektif lainnya.
Pastikan kandung kemih sudah kosong, bantu klien naik ke ranjang, tentukan kondisi
uterus layak untuk insersi AKDR.
Siapkan peralatan dan AKDR untuk insersi.
Persiapan Sebelum Pemasangan
Beritahu pada klien bahwa prosedur insersi akan dilaksanakan
Cuci tangan, keringkan dan pakai sarung tangan DTT/steril
Susun peralatan dan bahan diatas meja dan atur sesuai dengan urutan tindakan serta
siapkan AKDR.
Insersi AKDR
o Inspeksi genitalia interna, pasang spekulum, dan visualisasikan serviks
o Lakukan tindakan aseptik-antiseptik pada serviks dan vagina, kemudian jepit dan
traksi bibir depan serviks (porsio)
24
o Masukan kedua jari ke lumen vagina hingga melewati ostium, lepaskan jepitan dan
keluarkan klem ovum porsio
o Lanjutkan penetrasi AKDR (dijepit diantara jari tengah dan telunjuk) ke kavum uteri,
fasilitasi insersi dengan menekan SBR dorso-kaudal hingga AKDR mencapai fundus
uteri.
o Tempatkan AKDR di fundus uteri dengan melonggarkan jepitan jari tengah dan
telunjuk sambil memutar tangan 300 kemudian geser dua jari tersebut (kearah kanan
atau kiri penolong)
o Stabilisasi AKDR hingga tangan dalam dapat dikeluarkan
o Pastikan tidak terjadi perdarahan baru. Keluarkan AKDR bila tidak terpasang baik
dan lakukan insersi ulang.
o Lepaskan klem ovum porsio dan masukkan semua peralatan bekas pakai ke dalam
klorin 0,5%.
25
Tindakan Pascainsersi
Anjurkan klien tetap berbaring, lakukan inisiasi menyusu dini serta jelaskan keperluan
kunjungan ulang termasuk asuhan nifas
Kumpulkan dan amankan benda bekas pakai, rendam tangan, lepaskan sarung tangan
dan rendam dalam klorin 0,5%.
Cuci tangan pascainsersi
Jelaskan asuhan mandiri dan lengkapi rekam medik klien.
Teknik Dengan Klem
Konseling Spesifik
⁻ Lakukan konseling dan diskusikan keuntungan-keterbatasan AKDR pascaplasenta,
termasuk penyulit pascapemasangan.
⁻ Bila ada masalah, jelaskan sekarang bukan saat terbaik untuk insersi AKDR, anjurkan
evaluasi ulan, dan tawarkan kontrasepsi efektif lainnya
⁻ Pastikan kandung kemih sudah kosong, bantu klien naik ke ranjang, tentukan kondisi
uterus layak untuk insersi AKDR
⁻ Siapkan peralatan dan AKDR untuk insersi.
Persiapan Sebelum Pemasangan
¤ Beritahukan kepada klien bahwa prosedur insersi akan dilaksanakan
¤ Cuci tangan, keringkan dan gunakan sarung tangan DTT/steril
26
¤ Susun peralatan dan bahan diatas meja sesuai dengan urutan tindakan serta siapkan
AKDR (jepit dengan klem ovum)
Insersi AKDR
Inspeksi genitalia eksterna, pasang spekulum, dan visualisasikan serviks
Lakukan tindakan aseptic-antiseptik pada serviks dan vagina, kemudian jepit dan
traksi bibir depan serviks (porsio)
Masukkan klem ovum AKDR ke kavum uteri, fasilitasi insersi dengan menekan SBR
hingga AKDR mencapai fundus uteri.
Tempatkan AKDR di fundus uteri dengan membuka jepitan klem sambil memutar
gagangnya 450 kemudian geser ujung klem (kearah kanan atau kiri penolong).
27
Stabilisasi AKDR pada tempatnya agar klem ovum AKDR dapat dikeluarkan
Pastikan tidak terjadi perdarahan baru. Keluarkan AKDR bila tidak terpasang baik
dan lakukan insersi ulang
Lepaskan klem ovum porsio dan masukkan semua peralatan bekas pakai ke dalam
klorin 0,5 %
Tindakan Pascainsersi
Anjurkan klien tetap berbaring, lakukan inisiasi menyusu dini serta jelaskan keperluan
kunjungan ulang termasuk asuhan nifas
Kumpulkan dan amankan benda bekas pakai, rendam tangan, lepaskan sarung tangan
dan rendam dalam klorin 0,5%.
Cuci tangan pascainsersi
Jelaskan asuhan mandiri dan lengkapi rekam medic klien.
2.4 Pencabutan Akdr Copper T 380a
Langkah 1
Menjelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk bertanya
Langkah 2
Masukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR
Langkah 3
Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3 kali
Langkah 4
28
Memberitahu klien sekarang akan dilakukan pencabutan. Meminta klien untuk
tenang dan memberitahukan mungkin timbul nyeri tapi itu normal.
Pencabutan Normal :
Jepit benang didekat serviks menggunakan klem lurus/klem ovum DTT/steril.
Terik benang pelan-pelan, (tidak boleh menarik dengan kuat). AKDR biasanya dapat
dicabut dengan mudah. Untuk mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap
dan cabut AKDR secara perlahan. Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR
masih dapat dilihat maka jepit ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.
Pencabutan Sulit :
Bila benang AKDR tidak tempak, periksa pada kanalis servikalis dengan
menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan di kanalis servikalis,
masukkan alat pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk mengait AKDR.
Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian selit untuk dikeluarkan
melalui kanalis servikalis, putar klem (pelan-pelan) sambil tetap menarik batang AKDR
selama klien tidak mengeluh sakit. Bila dari pemeriksaan bimanual didapatkan uterus
hiper ante/retrofleksio, gunakan tenakulum untuk menjepit serviks dan lakukan tarikan
ke bawah dan keatas dengan pelan-pelan dan hati-hati, sambil memutar klem.
29
Langkah 5
Pasang AKDR yang baru bila klien menginginkan dan kondisinya memungkinkan.
2.5 NOVA -T
2.5.1 Komposisi
NOVA-T adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik (polyethylene),
kira-kira dalam bentuk T. Polyethylene benang yang melekat pada bagian bawah.
Lengan horisontal dan vertikal dari T adalah 32 mm dan 1,2 mm; loop 2,6 mm
lebar ditemukan di ujung lengan vertikal; dan kawat tembaga tipis (107-141 mg
Cu, luas permukaan 200 mm2) stabil dengan inti perak (29/11 mg Ag) yang
melingkar ke bagian vertikal dari T. Inti perak mencegah fragmentasi kawat dan
memperpanjang umur perangkat. Benang penghapusan polyethylene yang
berpigmen dengan oksida besi.
2.5.2 Indikasi
NOVA-T diindikasikan untuk kontrasepsi intrauterin pada wanita
gynecologically normal usia subur. Tingkat kehamilan dengan NOVA-T adalah
1,26 per 100 wanita-tahun. Setelah penghapusan NOVA-T, kesuburan segera
dipulihkan. Durasi penggunaan: NOVA-T dapat dibiarkan dimasukkan selama
maksimal 30 bulan. Jika kontrasepsi lanjutan yang diinginkan oleh pasien, baru
NOVA-T harus dimasukkan sekaligus. Jika kehamilan tidak diinginkan,
penghapusan harus dilakukan saat menstruasi. Jika perangkat dihapus pertengahan
siklus dan wanita telah melakukan hubungan dalam waktu seminggu, dia berisiko
hamil kecuali perangkat baru dimasukkan segera setelah pengangkatan. IUD
tembaga mencegah kehamilan dengan mencegah pembuahan. Hal ini didasarkan
pada penghambatan sperma dan sel telur transportasi dan / atau kapasitas sperma
untuk membuahi telur. Hal ini terjadi melalui sitotoksik dan fagositosis efek
sebelum telur mencapai rongga rahim.
30
2.5.3 Kontraindikasi
NOVA-T tidak boleh digunakan di hadapan atau kecurigaan: kehamilan;
Infeksi saluran kelamin yang lebih rendah; endometritis postpartum; terinfeksi
aborsi selama tiga bulan terakhir; servisitis; displasia serviks; tumor ganas di
daerah kelamin; akut, subakut dan penyakit radang panggul kronis; perdarahan
menstruasi berlimpah; Perubahan anatomi bawaan atau diperoleh dari rahim atau
serviks termasuk fibroid; endometriosis; hipoplasia atau anomali posisi ekstrim
dari rahim; perdarahan genital asal tidak diketahui; pembekuan gangguan; anemia
berat; kondisi yang berhubungan dengan pertahanan kekebalan tubuh yang lemah;
Penyakit Wilson; alergi tembaga; riwayat kehamilan ektopik.
2.5.4 Peringatan
a. Rasio risiko / manfaat memasukkan alat kontrasepsi dalam rahim harus hati-
hati ditimbang setelah operasi pada tubuh rahim atau di rongga panggul dan
perut - dan terutama pada saluran tuba - karena ada telah diisolasi laporan
peningkatan risiko kehamilan ektopik dan perforasi uterus.
b. Tingkat pengusiran dapat ditingkatkan ketika sisipan dibuat sebelum involusi
uterus yang normal terjadi setelah pengiriman atau aborsi. Disarankan bahwa
NOVA-T dimasukkan tidak lebih awal dari 6 minggu pasca-partum atau
pasca-aborsi. Jika involusi secara substansial tertunda, pertimbangkan
menunggu 12 minggu untuk memasukkan NOVA-T. Dalam kasus penyisipan
sulit dan / atau nyeri yang luar biasa atau perdarahan selama atau setelah
insersi, pemeriksaan fisik dan USG harus dilakukan segera untuk
menyingkirkan perforasi. Data saat ini menunjukkan bahwa tingkat
pengusiran dan kehamilan sedikit lebih tinggi dapat diantisipasi dengan
penyisipan sebelumnya.
c. Pada wanita muda dan nulipara rasio risiko / manfaat harus hati-hati dinilai
karena laporan dari tingkat kegagalan lebih tinggi dan komplikasi. Beberapa
survei epidemiologis menunjukkan bahwa pasien nulipara menggunakan alat
kontrasepsi mungkin berada pada risiko yang lebih besar dari penyakit radang
31
panggul dan infertilitas berikutnya dan peningkatan risiko kehamilan ektopik.
Wanita dengan beberapa mitra seksual atau yang memiliki hubungan sering
juga tampaknya lebih terpengaruh dalam hal ini.
d. Tabung penyisipan melindungi NOVA-T dari kontaminasi dengan
mikroorganisme selama penyisipan. Dalam pengguna IUD tembaga, tingkat
tertinggi infeksi panggul terjadi selama bulan pertama penyisipan dan
menurun kemudian.
e. Seperti ginekologi atau bedah prosedur lainnya, infeksi berat atau sepsis
(termasuk grup A sepsis streptokokus) dapat terjadi setelah pemasangan
AKDR, meskipun hal ini sangat jarang terjadi.
f. Pasien harus diperiksa untuk kehadiran penyakit radang panggul sebelum
memasukkan NOVA-T. Dalam kasus infeksi (misalnya setelah aborsi septik
atau penyakit menular seksual) perawatan yang tepat harus diberikan sebelum
memasukkan IUD. Jika seorang wanita mengalami pasien endometritis
berulang atau infeksi panggul, atau jika infeksi akut tidak menanggapi
pengobatan dalam beberapa hari, NOVA-T harus dihilangkan.
g. NOVA-T, sebagai perangkat intrauterin lainnya, tidak efektif dalam
mencegah kehamilan ektopik. Ketika seorang pasien hamil dengan NOVA-T
in situ, kemungkinan relatif kehamilan ektopik meningkat. Wanita dengan
riwayat kehamilan ektopik, operasi panggul atau infeksi panggul membawa
risiko yang lebih tinggi dari kehamilan ektopik. 276457 84344044 Liite Nova
T 200 asetusohje CA.indd 2.
h. Perforasi atau penetrasi korpus uterus atau serviks oleh IUD mungkin terjadi
paling sering selama penyisipan. Risiko perforasi meningkat pada wanita
yang sedang menyusui pada saat penyisipan dan ketika penyisipan
berlangsung hingga 36 minggu setelah melahirkan. Risiko perforasi dapat
ditingkatkan pada wanita dengan anatomi uterus abnormal atau tetap, uteri
retroversi.
i. NOVA-T harus dihapus karena alasan berikut:
32
Perforasi rahim yang menempatkan perangkat di luar rongga rahim
(biasanya terjadi selama penyisipan).
Berlebihan dan terus-menerus perdarahan, kram, dan peradangan di
daerah rahim atau panggul kecil, untuk mencegah memburuknya gejala
ini atau mungkin infertilitas. Catatan: Pada pasien dengan peradangan
atau gejala ringan menunjukkan perubahan inflamasi (misalnya debit),
pemeriksaan bakteriologis dan terapi antibiotik, mana yang berlaku,
ditandai. Jika actinomycetes ditemukan di sitologi pap, pertimbangan
harus diberikan untuk menghapus alat kontrasepsi sebagai tindakan
pencegahan - terutama setelah telah in situ untuk waktu yang lama -
bahkan pada pasien tanpa gejala dan memberikan pengobatan yang
tepat.
Perpindahan parsial atau total ke bawah NOVA-T dalam saluran leher
rahim (dalam beberapa kasus ujung "T" perangkat bisa teraba).
Catatan: NOVA-T harus dihapus oleh traksi lembut pada benang atau di ujung
"T". Ketika NOVA-T adalah di saluran leher rahim, perlindungan
terhadap kehamilan dapat berkurang atau tidak ada. d) Kehamilan yang
terjadi dengan NOVA-T in situ. Catatan: NOVA-T harus dihapus
dengan menarik benang untuk mengurangi peningkatan risiko gejala
sekunder (misalnya aborsi, infeksi bakteri umum, persalinan prematur).
Penghapusan atau probing rahim dapat menyebabkan aborsi spontan
karena itu jika NOVA-T tidak dapat ditarik dengan lembut, penghentian
kehamilan harus dipertimbangkan. Jika pasien ingin melanjutkan
kehamilan dan perangkat tidak dapat ditarik, ia harus diberitahu tentang
risiko dan kemungkinan kelahiran prematur. Kehamilan ektopik harus
dikeluarkan. Wanita itu harus diikuti dan disarankan untuk melaporkan
setiap gejala abnormal, seperti demam, kram, dan sakit perut. Sampai
saat ini tidak ada bukti dari cacat lahir dalam kasus di mana kehamilan
terus istilah dengan IUD di tempat.
2.5.5 Pencegahan
33
1. Sebelum memasukkan NOVA-T, pemeriksaan fisik harus mencakup
pemeriksaan panggul lengkap dan Pap Papanicolaou. Kehamilan harus
dikesampingkan.
2. NOVA-T harus digunakan dengan hati-hati pada wanita dengan penyakit
jantung bawaan atau katup yang berisiko endokarditis infektif. Profilaksis
antibiotik harus diberikan kepada pasien tersebut saat memasukkan atau
menghapus NOVA-T.
3. Dianjurkan untuk memasukkan NOVA-T pada akhir periode menstruasi
karena saat ini pasien tidak mungkin hamil dan saluran leher rahim masih
melebar.
4. NOVA-T harus ditempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim, untuk
membantu menghindari perpindahan ke bawah, pengusiran atau kehamilan
disengaja.
5. Sebagai prinsip umum, NOVA-T harus dimasukkan dalam kondisi aseptik.
6. Pasien harus diberitahu bahwa ia mungkin memiliki beberapa bercak,
perdarahan ringan atau kram selama beberapa hari pertama setelah insersi.
Jika peristiwa ini terus atau parah, mereka harus dilaporkan ke dokter.
7. Jika pasien atau pasangannya bisa merasakan perangkat selama hubungan
seksual, atau jika ada keluhan nyeri atau ketidaknyamanan selama hubungan
seksual, pasien harus tidak memiliki hubungan seksual sampai dia bisa melihat
dokternya. Kemungkinan perpindahan atau perforasi serviks harus
disingkirkan.
8. Jika pasien menjadi sadar bahwa NOVA-T telah diusir, dia harus
menghubungi dokter karena dia tidak lagi dilindungi dari kehamilan. Gejala
pengusiran sebagian atau lengkap mungkin termasuk perdarahan atau sakit.
Gambar 1 a) lengan b) kawat tembaga c) benang d) tabung penyisipan e) kuning
cincin f) plunger g) bergaris bagian h) pagar
34
9. Pasien harus menghubungi dokternya segera jika dia merindukan periode
menstruasi atau berpikir ia mungkin hamil.
10. Setelah penyisipan, benang harus tetap berada di luar kanal serviks, di vagina.
Pada interval mingguan atau setidaknya setelah setiap periode menstruasi,
pasien harus diinstruksikan untuk memverifikasi dengan jari apakah benang
dari NOVA-T dapat dirasakan dalam vagina. Jika pasien tidak dapat
merasakan benang atau indra perangkat, ia harus melihat dokter dan sementara
itu menggunakan metode kontrasepsi penghalang. Jika benang tidak terlihat,
kehamilan harus disingkirkan. Benang mungkin telah disusun ke dalam rahim
atau saluran leher rahim atau NOVA-T mungkin telah berlubang rahim atau
diusir tanpa diketahui. Dalam kasus luar biasa NOVA-T dapat berbaring di
luar rahim sebagai akibat perforasi. Pemeriksaan X-ray harus dilakukan untuk
menilai situasi. Komponen plastik NOVA-T berisi barium sulfat dan
karenanya memberikan kontras yang baik. Posisi NOVA-T juga dapat
dipastikan dengan USG. Biasanya, NOVA-T dapat dihapus hanya dengan
menarik pada benang. Jika NOVA-T adalah dalam rahim dan kehamilan telah
dikeluarkan, perangkat atau benang dapat mencengkeram melalui saluran
leher rahim dengan ramping, sedikit cembung forcep. Hal ini mungkin
memerlukan dilatasi saluran leher rahim. Jika posisi perangkat extrauterine,
operasi pengangkatan adalah penting, menggunakan laparoskopi jika
memungkinkan.
11. Pasien harus ditindaklanjuti pada 1, 3, 6 dan 12 bulan setelah penyisipan, dan
setelah itu sekitar interval tahunan. Pap Papanicolaou harus dilakukan
setidaknya sekali setahun.
35
12. Kehamilan ektopik harus dipertimbangkan dengan adanya samar keluhan
perut bawah terkait dengan siklus tidak teratur (terutama amenore setelah
perdarahan terus-menerus).
13. Wanita yang mengambil antikoagulan harus memberitahu dokter mereka
karena peningkatan kecenderungan perdarahan.
14. Laporan telah dipublikasikan menunjukkan bahwa efek kontrasepsi dari
intrauterine device tampaknya berkurang pada pasien yang menerima terapi
kronis dengan obat anti-inflamasi non-steroid (terutama asam asetilsalisilat)
dan dengan corticoids; Namun, pengalaman menunjukkan bahwa
perlindungan kontrasepsi tidak berkurang selama pengobatan jangka pendek
dismenore dengan obat anti-inflamasi non-steroid.
15. Perhatian harus dilakukan ketika melakukan diatermi (gelombang pendek atau
microwave) dari wilayah sakral atau perut karena pemanasan tembaga
selanjutnya dapat merusak NOVA-T.
16. Untuk IUD tembaga, keselamatan telah dibuktikan dalam magnetic resonance
imaging (MRI) sistem operasi dengan sampai 3 Tesla.
2.5.6 Dampak Buruk
Dalam kasus yang sangat jarang, kehilangan singkat kesadaran atau denyut
nadi melambat, atau kejang pada pasien epilepsi dapat terjadi selama penyisipan
atau penghapusan perangkat intrauterin. Perforasi rahim atau serviks mungkin
terjadi. Risiko perforasi meningkat pada wanita yang sedang menyusui pada saat
penyisipan dan ketika penyisipan berlangsung hingga 36 minggu setelah
melahirkan. Awalnya, NOVA-T dapat menyebabkan nyeri persisten di daerah perut
atau sakral yang lebih rendah, tapi ini biasanya berkurang. Perdarahan menstruasi
kadang-kadang lebih kuat dan lebih lama dari biasanya, atau lebih menyakitkan.
Anemia kekurangan zat besi maka dapat terjadi dalam kasus-kasus individu.
Perdarahan intermenstrual sedikit, sering dalam bentuk bercak, mungkin terjadi tapi
biasanya reda spontan (dokter harus diberitahu jika perdarahan berlanjut
intermenstrual). Infeksi perut bagian bawah, dengan risiko infertilitas berikutnya,
lebih sering terjadi pada pasien menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan pada
wanita lain. Kasus sepsis (termasuk grup A sepsis streptokokus) telah dilaporkan
36
dalam hubungan dengan penyisipan kontrasepsi intrauterin (lihat PERINGATAN).
Kasus terisolasi reaksi kulit telah diuraikan dalam literatur yang mungkin timbul
alergi tembaga, karena mereka menghilang bila perangkat tembaga telah dihapus.
Keamanan praklinis tembaga intrauterin adalah wellestablished. Tidak ada
teratogenitas ditemukan pada hewan percobaan. Studi tidak menunjukkan adanya
risiko tertentu untuk digunakan manusia.
2.5.7 Ketersediaan
NOVA-T dikemas dalam satu unit paket steril, dengan tabung penyisipan
dicetak dengan skala sentimeter, dan pendorong. Hal ini disterilkan dengan iradiasi.
Untuk pemakaian saja. Jangan menggunakan kembali, mensterilisasi atau re-proses
seperti ini dapat mengganggu integritas struktural perangkat atau menyebabkan
kegagalan perangkat. Sistem NOVA-T yang digunakan harus dipertimbangkan
limbah biohazardous dan dibuang sesuai.
2.6 Teknik Penyisipan Nova T
a. Sebelum Insersi: Sebelum penyisipan NOVA-T pasien harus diberi pemeriksaan
ginekologis menyeluruh. Ukuran dan posisi uterus harus ditetapkan dan kehamilan
atau kontraindikasi lainnya harus disingkirkan (lihat "Kontraindikasi"). NOVA-T
tidak mengganggu laktasi.
b. Penyisipan: NOVA-T dapat disisipkan pada setiap hari dari siklus; Namun, hari-hari
terakhir menstruasi dianjurkan, karena saat ini pasien tidak mungkin hamil dan
saluran leher rahim masih melebar, sehingga memfasilitasi penyisipan. Mengingat
diameter kecil, tabung penyisipan mudah untuk memperkenalkan dan biasanya tidak
meminta pelebaran lebih lanjut. Sebagai prinsip umum, NOVA-T harus dimasukkan
dalam kondisi aseptik dengan menggunakan sarung tangan steril. Disarankan bahwa
NOVA-T hanya harus dimasukkan oleh para profesional perawatan kesehatan yang
berpengalaman dalam sisipan NOVA-T atau telah menjalani pelatihan yang
memadai.
Langkah-Langkah Berikut Harus Diikuti Saat Memasukkan NOVA-T:
37
1. Masukkan spekulum untuk memvisualisasikan uteri os eksternal dan
mensterilkan vagina dan leher rahim.
2. Gunakan forcep tenakulum untuk meregangkan leher rahim. Tang harus
dibiarkan dalam posisi sampai NOVA-T telah dimasukkan.
3. Memanfaatkan suara untuk menentukan posisi dan panjang dari lumen uterus.
4. Siapkan NOVA-T
Buka plastik yang menutupi cukup
jauh untuk mengekspos ujung
bawah tabung penyisipan; Namun,
NOVA-T dan tabung penyisipan
tidak ditarik. Sambil memegang
38
tabung tegas dengan satu tangan, mengekspos benang dan menarik perangkat
ke dalam tabung penyisipan tidak lebih dari lima menit sebelum penyisipan.
Memantapkan cincin kuning
dengan satu tangan, memindahkan
tabung penyisipan sampai cincin
kuning itu pelek yang lebih rendah
mengindikasikan panjang terdengar
sebelumnya pada skala. Memegang
benang sedikit menggeliat dengan
satu tangan, tempat plunger ke
dalam tabung dengan tangan bebas.
Ini akan memastikan bahwa benang
berbaring lurus di tabung dan tidak
kusut oleh plunger. Jika perlu,
tabung penyisipan bisa ditekuk
sehingga lebih baik disesuaikan
dengan posisi rahim.
Hapus NOVA-T dari penutup plastik.
Lembut memasukkan NOVA-T ke
dalam saluran serviks dan memajukan
sampai cincin kuning menyentuh leher
rahim. Sisi yang luas dari cincin
kuning harus horizontal untuk
memastikan berikutnya yang benar
terungkapnya lengan.
39
Pegang plunger kuat dengan satu
tangan dan menarik tabung kembali
sampai mencapai bagian bergaris
plunger, sehingga menghapus cincin
kuning dari leher rahim (jarak sekitar
1,5 cm). Pelukan NOVA-T kini
membuka.
Advance tabung penyisipan sampai cincin kuning menyentuh leher rahim lagi.
NOVA-T kemudian bersentuhan dengan fundus uteri.
40
Untuk melepaskan NOVA-T sepenuhnya dari tabung penyisipan, tahan
plunger tegas dan menarik tabung kembali sejauh backstop. Untuk
menghindari melibatkan benang antara tabung dan plunger, hati-hati
menghapus plunger pertama dan kemudian tabung penyisipan. Potong benang
sekitar 3 cm dari leher rahim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
AKDR atau IUD adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung
secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim
(Prawirohardjo, 2005)
IUD (intra-uterine Device) adalah Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke
dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh
semua perempuan usia reproduktip (Saefuddin, 2003).
41
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik
yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan
ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003).
NOVA-T adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik (polyethylene), kira-kira
dalam bentuk T. Polyethylene benang yang melekat pada bagian bawah. Lengan
horisontal dan vertikal dari T adalah 32 mm dan 1,2 mm; loop 2,6 mm lebar ditemukan
di ujung lengan vertikal; dan kawat tembaga tipis (107-141 mg Cu, luas permukaan 200
mm2) stabil dengan inti perak (29/11 mg Ag) yang melingkar ke bagian vertikal dari T.
Inti perak mencegah fragmentasi kawat dan memperpanjang umur perangkat. Benang
penghapusan polyethylene yang berpigmen dengan oksida besi.
IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada
pada kedua lengan IUD dan batang IUD.
IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD
bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang
IUD.
42
Daftar Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
Cunningham,dkk.(1995). Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Hartanto Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Mulia
Sari
Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.Jakarta: YBP-SP
Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan KB
Metode Kontraserpsi Jangka Panjang (MKJP). BKKBN. 2011.