PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN...
Transcript of PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN...
SURABAYA, 5 NOVEMBER 2019
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL
PEMERIKSAAN BPK
&
PEMANTAUAN PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN
NEGARA
BADAN PEMERIKSA KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
SULUNG SETYO AMBORO SE, MM, AK, CA
KASUBDIT EVALUASI DAN PELAPORAN PEMERIKSAAN KINERJA
AGENDA
PEMANTAUAN TINDAK
LANJUT REKOMENDASI HASIL
PEMERIKSAAN BPK
PEMANTAUAN
PENYELESAIAN GANTI
KERUGIAN NEGARA
DIREKTORAT EVALUASI & PELAPORAN PEMERIKSAAN
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAAN BPK
KASUS-KASUS
TEMUAN
PEMERIKSAAN
SISTIM PENGENDALIAN
INTERN
Sistem Pengendalian Akuntansi danPelaporan
Sistem Pengendalian PelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja
Struktur Pengendalian Intern
KETIDAKPATUHAN
KERUGIAN POTENSI
KERUGIANKEKURANG
PENERIMAAN
ADMINISTRASI
3E
KETIDAKHEMATAN
KETIDAKEFISIENAN
KETIDAKEFEKTIFAN
5
Kerugian Negara/Daerah
berkurangnya kekayaan negara/daerah
nyata dan pasti jumlahnya
akibat perbuatan melawan hukum
sengaja maupun lalai
Jenis Temuan, a.l.:1. Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif
2. Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang
3. Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume
pekerjaan dan/atau barang
4. Pemahalan harga (Mark up)
5. Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan
dinas ganda dan/atau melebihi standar yang
ditetapkan
6. Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai
dengan kontrak
7. Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan
8. Pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir
macet
9. Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan pekerjaan,
pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas tidak
dapat dicairkan
10. Kas Tekor
Potensi Kerugian Negara/Daerah
perbuatan melawan hukum
sengaja maupun lalai
Risiko terjadi kerugian di masa yang akan
datang berupa berkurangnya kekayaan
negara/daerah
Jenis Temuan, a.l.:1. Kelebihan pembayaran dalam pengadaan
barang/jasa tetapi pembayaran pekerjaan belum
dilakukan sebagian atau seluruhnya
2. Rekanan belum melaksanakan kewajiban
pemeliharaan barang hasil pengadaan yang telah
rusak selama masa pemeliharaan
3. Aset dikuasai pihak lain
4. Pembelian aset yang berstatus sengketa
5. Aset tidak diketahui keberadaannya
6. Penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan
7. Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran
untuk pekerjaan yang belum selesai
Administrasi Adanya Ketidakpatuhan terhadap ketentuan
Tidak berakibat kerugian, potensi kerugian dan kekurangan penerimaan
1. Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid)
2. Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)
3. Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan
4. Penyimpangan terhadap peraturan per-UU-an BMN
5. Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah
melebihi batas waktu yang ditentukan
6. Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan
7. Pengeluaran investasi pemerintah tidak didukung bukti yang sah
8. Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang sah6
Kekurangan Penerimaan1. Penerimaan negara/daerah atau denda keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan
dipungut/diterima/disetor ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah
2. Penerimaan negara/daerah diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak
3. Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan
SPIKelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporanmengungkapkan kelemahan sistem pengendalian terkait kegiatanpencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhikeandalan pelaporan keuangan dan pengamanan atas aset
Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan & Belanja
mengungkap kelemahan pengendalian terkait dengan pemungutan dan
penyetoran penerimaan negara/daerah serta pelaksanaan program/kegiatan
pada entitas yang diperiksa dan dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan kegiatan serta membuka peluang terjadinya ketidakpatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Kelemahan Struktur Pengendalian Intern mengungkapkan kelemahan yang
terkait dengan ada/tidaknya struktur pegendalian intern atau efektifitas
struktur pengendalian intern atau efektifitas yang ada dalam entitas yang
diperiksa dan berpengaruh terhadap efektivitas SPI secara keseluruhan.
Temuan SPIKelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi danPelaporan
1. Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat
2. Proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan
3. Terlambat menyampaikan laporan
4. Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan tidak memadai
5. Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan belum didukung SDM yang memadai
Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan & Belanja1. Perencanaan kegiatan tidak memadai
2. Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta penggunaan Penerimaan negara/daerah/perusahaan dan
hibah tidak sesuai ketentuan
3. Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis tertentu atau ketentuan intern organisasi yang
diperiksa tentang pendapatan dan belanja
4. Pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN
5. Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan berakibat hilangnya potensi
penerimaan/pendapatan
6. Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan berakibat peningkatan biaya/belanja
7. Kelemahan pengelolaan fisik aset
Kelemahan Struktur Pengendalian Intern1. Tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu
prosedur atau keseluruhan prosedur
2. SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara
optimal atau tidak ditaati
3. Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang
memadai
Temuan 3 E
Ketidakhematan/Pemborosan
Input vs Standar
1. Pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan
2. Pemborosan keuangan negara atau kemahalan harga
Ketidakefisienan
Input vs Output
1. Penggunaan kuantitas input untuk satu satuan output lebih besar/tinggi dari yang seharusnya
2. Penggunaan kualitas input untuk satu satuan output lebih tinggi dari seharusnya
Ketidakefektifan
Orientasi pada pencapaian
hasil (Outcome)
1.Penggunaan anggaran tidak tepat
sasaran/tidak sesuai peruntukan
2.Pemanfaatan barang/jasa
dilakukan tidak sesuai dengan
rencana yang ditetapkan
3.Barang yang dibeli belum/tidak
dapat dimanfaatkan
4.Pemanfaatan barang/jasa tidak
berdampak terhadap pencapaian
tujuan organisasi
5.Pelayanan kepada masyarakat
tidak optimal
REKOMENDASI PEMERIKSAAN Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan
kepada orang dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan.
Pejabat yang Diperiksa dan/atauyang Bertanggung
Jawab yang selanjutnya disebutPejabat adalah satu
orang atau lebih yang diserahi tugas untukmengelola keuangan
negara
Pemantauan TindakLanjut atas RekomendasiHasil Pemeriksaan yang
selanjutnya disebutPemantauan adalah
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis oleh BPK untukmenilai pelaksanaan
tindak lanjut yang dilakukan oleh Pejabat.
Tujuan Pemantauanadalah untuk
mengetahui danmemonitor pelaksanaan
tindak lanjutrekomendasi hasil
pemeriksaan BPK yang dilakukan oleh pejabat
yang bertanggung jawabuntuk melakukan tindak
lanjut tersebut
Output pemantauan TLRHP
adalah LaporanHasil Pemantauan
Tindak Lanjut
11
No Jenis Rekomendasi Keterangan
1 Penyetoran ke Kas Negara/Daerah, Kas BUMN/D, dan Masyarakat
Memiliki implikasinilai uang
2 Pengembalian barang kepada Negara, Daerah, BUMN/D, dan Masyarakat
3Perbaikan fisik barang/jasa dalam proses pembangunan atau penggantian barang/jasa olehrekanan
4 Penghapusan barang milik negara
Tidak memilikiimplikasi nilai uang
5 Pelaksanaan sanksi administrasi kepegawaian
6 Perbaikan laporan dan penertiban administrasi
7 Perbaikan sistem dan prosedur akuntansi dan pelaporan
8 Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pendukung sistem pengendalian
9 Perubahan atau perbaikan prosedur, peraturan, dan kebijakan
10 Perubahan dan perbaikan struktur organisasi
11Koordinasi antar instansi termasuk juga penyerahan penanganan kasus kepada instansi yang berwenang
12 Pelaksanaan penelitian oleh tim Khusus atau audit lanjutan oleh unit pengawas intern
13 Pelaksanaan Sosialisasi
14 Lain-lain
REKOMENDASI
ACTION PLAN & PEMANTAUAN TLRHP
ACTION PLAN/RENCANA AKSI DISUSUN OLEH ENTITAS DAN DISAMPAIAKN KEPADA BPK SEBAGAI BENTUK KOMITMEN ENTITAS UNTUK MENINDAKLANJUTI REKOMENDASI BPK.
ACTION PLAN/RENCANA AKSI SEBAGAI ACUAN BAGI ENTITAS DAN BPK MENGENAI TIMELINE PENYELESAIAN REKOMENDASI BPK.
ACTION PLAN/RENCANA AKSI DAPAT DIGUNAKAN INSPEKTORAT UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN TINDAKLANJUT OLEH PEJABAT
DASAR HUKUM PEMANTAUAN TLRHP
UU No. 15/ 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan TanggungJawab Keuangan Negara diantaranya terkait dengan kewajibanPejabat memberikan jawaban/penjelasan dalam waktu 60 hari,kewajiban BPK memantau dan sanksi pidana.
UU No. 15/2006 tentang BPK dianaranya terkait penyerahan hasilpemantauan epada DPR, DPD, DPRD an Pemerintah.
Peraturan BPK No. 2/2017 tentang Pelaksanaan PemantauanTLRHP BPK
MEKANISME PEMANTAUAN TLRHP
PENYERAHAN LHP
PEJABAT MENINDAKLANJUTI REKOMENDASI DAN PENJELASAN/BUKTI
DISAMPAIKAN KE BPK
PENELAAHAN JAWABAN ATAU BUKTI
PENDUKUNG
PENETAPAN STATUSLAPORAN HASIL PEMANTAUAN
1. keadaan kahar, yaitu suatu keadaan peperangan,
kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan,
kebakaran, dan gangguan lainnya yang
mengakibatkan tindak lanjut tidak dapat
dilaksanakan;
2. sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
4. menjadi terpidana; atau
3. menjadi tersangka dan ditahan;
KEWAJIBAN MENINDAK LANJUTI REKOMENDASI
Dalam hal tindak lanjut atas rekomendasi tidak
dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 60 hari,
Pejabat wajib memberikan alasan yang sah. Alasanyang sah meliputi:
5. alasan sah lainnya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Contohnya Pejabat yang
menjalankan cuti karena sedang menjadi calon
kepala daerah dalam proses pemilihan kepala
daerah.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
Rekomendasi BPK
Telah Selesai
Belum Selesai
Belum Ditindaklanjuti
Tidak Dapat Ditindaklanjuti
SATUS REKOMENDASI
TELAH SESUAIrekomendasi BPK telah ditindaklanjuti secara memadai oleh Pejabat. Yang dimaksudmemadai adalah tindakan Pejabat dalam menindaklanjuti rekomendasi sudah sesuaidengan rekomendasi dan rencana aksi yang disertai dengan bukti pendukung
1
4 TIDAK DAPAT DITINDAKLANJUTIrekomendasi yang tidak dapat ditindaklanjuti secara efektif, efisien, dan ekonomisberdasarkan pertimbangan profesional BPK. Yang dimaksud dengan “rekomendasitidak dapat ditindaklanjuti secara efektif, efisien, dan ekonomis” antara lain perubahan organisasi yang berpengaruh terhadap keberadaan organisasi, perubahanregulasi, atau keadaan kahar.
2 BELUM SESUAIapabila tindak lanjut rekomendasi BPK masih dalam proses oleh Pejabat atau telahditindaklanjuti tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan rekomendasi
3BELUM DITINDAKLANJUTIapabila rekomendasi BPK belum ditindaklanjuti oleh Pejabat
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
Rekomendasi BPK
Telah Selesai Belum Selesai
Belum Ditindaklanjuti Tidak Dapat Ditindaklanjuti
REKOMENDASI PEMERIKSAANDalam kurun waktu 14 tahun terakhir, sejak 2005 sampai dengan 30 Juni 2019, BPK telah memberikan 545.995
rekomendasi sebesar Rp305,66 triliun yang bertujuan untuk membuat pemerintah, BUMN/BUMD dan badan
lainnya bekerja lebih tertib, akuntabel, hemat, efisien, dan efektif
TELAH SESUAI406.495 atau 74,6% rekomendasi sebesar Rp179,53 Triliun
1
4 TIDAK DAPAT DITINDAKLANJUTI5.184 rekomendasi atau 0,9% sebesar Rp13,94 Triliun
2 BELUM SESUAI106.657 atau 19,5% rekomendasi sebesar Rp99,16 Triliun
3BELUM DITINDAKLANJUTI27.659 atau 5,0% rekomendasi sebesar Rp13,03 Triliun
DIREKTORAT EVALUASI & PELAPORAN PEMERIKSAAN
PEMANTAUAN BPK ATAS PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA
SULUNG SETYO AMBORO SE, MM, AK, CA
KASUBDIT EVALUASI DAN PELAPORAN PEMERIKSAAN KINERJA
HUBUNGAN TLRHP DAN KERUGIAN NEGARA
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
REKOMENDASI BPK (TLRHP)
PEMANTAUAN PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA
TEMUAN PEMERIKSAAN
SISTIM
PENGENDALIAN
INTERN
Sistem Pengendalian Akuntansi danPelaporan
Sistem Pengendalian PelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja
Struktur Pengendalian Intern
KETIDAKPATUHAN
KERUGIAN POTENSI
KERUGIANKEKURANG
PENERIMAAN
ADMINISTRASI
3E
KETIDAKHEMATAN
KETIDAKEFISIENAN
KETIDAKEFEKTIFAN
Hubungan TLRHP dan Kerugian Negara
21
Rekomendasi terkait penyelesaian kerugian negara berdasarkanTemuan Pemeriksaan
Penetapan Pengenaan ganti kerugian negara terhadap bendahara &pengelola BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yangmengelola keuangan negara
Pemantauan penyelesaian/pelaksanaan ganti kerugian negaramelalui proses TP/TGR/pengadilan
Pemberian Keterangan Ahli dalam proses peradilan mengenaikerugian negara
Pemeriksaan Investigatif guna mengungkap adanya indikasikerugian negara
KEWENANGAN BPK TERKAIT KERUGIAN NEGARA
22
DEFINISI KERUGIAN NEGARA
Pasal 1 Angka 22 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara :
“Kerugian Negara/Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga,
dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatanmelawan hukum baik sengaja maupun lalai.”
PENANGGUNGJAWAB KERUGIAN NEGARA
Penanggung JawabKerugian
Bendahara Ditetapkan oleh BPKPer BPK No. 3 Tahun
2007
Pejabat Lain danPegawai Negeri Bukan
Bendahara
Ditetapkan olehPPKN/D
PP No. 38 Tahun 2016
Pengelola BUMN/D Ditetapkan oleh BPK Belum diatur
Pihak Ketiga
Diputuskan melalui proses Damai (non
litigasi) maupun upaya peradilan (litigasi)
CAKUPAN
PEMANTAUAN
KERUGIAN
NEGARA
Penyelesaian ganti kerugian negara yg
ditetapkan oleh Pemerintah thd pegawai negeri bukan bendahara & pejabat lain
Pelaksanaan pengenaan ganti kerugian
negara kpd bendahara, pengelola BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara yang telah ditetapkan oleh BPK
Pelaksanaan pengenaan ganti kerugian
negara/daerah yang ditetapkan berdasarkanputusan pengadilan yg telah mempunyaikekuatan hukum tetap
PEMANTAUAN PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA
Sumber: Pasal 10 ayat (3) UU 15/2006
HASIL PEMANTAUAN PENYELESAIAN ATAU PELAKSANAAN PENGENAAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH
DIBERITAHUKAN SECARA TERTULIS KEPADA DPR, DPD, DAN DPRD SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA.
PENGENAAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH TERHADAP PEGAWAI
NEGERI BUKAN BENDAHARA DITETAPKAN OLEH MENTERI/PIMPINAN
LEMBAGA/ GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA (PASAL 63 UU 1/2004) JO PP
NO.38/2016
PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA YANG DIAKIBATKAN OLEH PERBUATAN
MELAWAN HUKUM PIHAK KETIGA DILAKSANAKAN MELALUI PROSES PERADILAN
(PENJELASAN PASAL 10 AYAT (3) HURUF C UU 15/2006) JO KUHPERDATA
PENGENAAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH TERHADAP BENDAHARA
DITETAPKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (PASAL 62 AYAT (1) UU
1/2004 JO. PASAL 10 AYAT (1) UU 15/2006) JO PERATURAN BPK NO.3/2007
KEWENANGAN PENILAIAN DAN/ATAU PENETAPAN
KERUGIAN NEGARA/DAERAH
BPK TERHADAP BENDAHARA,
PENGELOLA BUMN/BUMD, PENGELOLA
BADAN KEUANGAN LAIN
PEMERINTAH TERHADAP PEGAWAI
NEGERI BUKAN BENDAHARA/PEJABAT
LAIN
PERADILAN TERHADAP PIHAK KETIGA
TUJUAN PEMANTAUAN
UNTUK MENJAMIN PELAKSANAAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN
PEMANTAUAN PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA
Sumber: Pasal 10 ayat (3) UU 15/2006
PELAKSANAAN PEMANTAUAN PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA
1. KEPATUHAN ATAS PEMBENTUKAN TIM PENYELESAIAN KERUGIANNEGARA (TPKN), PENATAUSAHAAN DOKUMEN, PELAPORAN, DANPENGHAPUSAN/PEMBEBASAN.
2. KEPATUHAN ATAS BATAS WAKTU PENYELESAIAN GANTI KERUGIANNEGARA.
3. PELAKSANAAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH TERHADAPBENDAHARA, PENGELOLA BUMN/BUMD, DAN LEMBAGA ATAUBADAN LAINYANG MENGELOLA KEUANGAN NEGARA.
4. PENETAPAN DAN PELAKSANAAN GANTI KERUGIAN NEGARATERHADAP PEGAWAI NEGERI BUKAN BENDAHARA DAN PEJABATLAIN.
5. PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA OLEH PIHAK III.
6. KERUGIAN NEGARA/DAERAH YANG BELUM ATAU SEDANG DALAMPROSES PENETAPAN PEMBEBANANNYA.
SASARAN SEBAGAIMANA
DISEBUT DALAM PASAL 10 AYAT (3) UU 15/2006
SASARAN TERKAIT KINERJA TPKN DALAM
MELAKSANAKAN PENYELESAIAN KN
SASARAN UNTUK MENDUKUNG REKOMENDASI DALAM TLRHP THD TEMUAN
YANG BERINDIKASI KN
MENINGKATKAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
OBJEKPEMANTAUAN
BIROKEUANGAN
INSPEKTORAT
TPKN KEBERADAAN DAN KINERJA TPKN; DATA DAN PROGRESS
PENYELESAIAN KN; INFORMASI KN YANG DIPROSES
PENCATATAN DAN LAPORANKEUANGAN BERKAITAN DENGANKN;
PENYETORAN KN
INFORMASI KN DARI BPK ATAUAPIP;
LAPORAN DAN EVALUASIPENYELESAIAN KN.
SATKER YANG MENJADI OBJEK PEMANTAUAN
KLASIFIKASI DALAM
PEMANTAUAN PENYELESAIAN
GANTI KERUGIAN NEGARA
INFORMASI
DALAM PROSES
PENETAPAN
DITETAPKAN
30
Informasi, yaitu kasus Kerugian Negara/Daerah yang masih berada pada sumber
informasi yaitu dalam LHP BPK, laporan pengawasan APIP, perhitungan ex officio,
dan Kerugian Negara/Daerah yang telah dilaporkan oleh atasan langsung/kepala
satuan kerja kepada pimpinan instansi.
Dokumen informasi, antara lain dokumen yang menunjukkan informasi
adanya Kerugian Negara/Daerah antara lain: LHP BPK, laporan pengawasan APIP,
perhitungan ex officio, dan Kerugian Negara/Daerah yang telah dilaporkan oleh
atasan langsung/kepala satuan kerja kepada pimpinan instansi.
KLASIFIKASI INFORMASI
31
Proses penetapan, yaitu Kasus kerugian negara/daerah yang telah diproses oleh
pimpinan instansi dengan menugaskan TPKN/D/Unit Terkait untuk melakukan
verifikasi/pemeriksaan.
Dokumen proses penetapan, antara lain berupa surat pimpinan instansi kepada
TPKN/D/Unit Terkait untuk melakukan verifikasi/pemeriksaan dan dokumen lain
untuk memperoleh penetapan antara lain surat pimpinan instansi kepada TPKN/D/Unit Terkait
untuk melakukan verifikasi/pemeriksaan kerugian, Laporan Hasil Verifikasi/Laporan Hasil
Pemeriksaan TPKN/D, dokumen Penilaian dan/atau Penetapan Kerugian Negara/Daerah, Surat
Keputusan Pembebanan Sementara/Surat Keputusan Pembebanan Penggantian Kerugian
Sementara (SKPS/SKP2KS), Surat Keputusan Penetapan Batas Waktu (SKPBW), surat keberatan
bendahara, Surat Keputusan Pencatatan (SK Pencatatan).
KLASIFIKASI DALAM PROSES PENETAPAN
32
Ditetapkan, yaitu Kerugian Negara/Daerah yang telah memperoleh penetapan dari
BPK, pimpinan Instansi, putusan pengadilan, atau pihak lainnya yang berwenang
menetapkan.
Dokumen penetapan, berupa Dokumen kasus Kerugian Negara/Daerah yang telah
memperoleh penetapan dari BPK/pimpinan Instansi/putusan
pengadilan atau surat penetapan lainnya yang setara dan bersifat final antara
lain surat keterangan tanggung jawab mutlak (SKTJM), surat keputusan
pembebanan, surat keputusan pembebasan, surat keputusan penghapusan, atau
surat penetapan lainnya.
KLASIFIKASI DITETAPKAN
PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA TERHADAP BENDAHARA
Penyelesaian Ganti Kerugian
terhadap Bendahara
Penilaian dan/atau
penetapan oleh BPK
Upaya Damai SKTJMHarus
dilaksanakan dalam 40 hari
Jika tidak dilaksanakan, maka dilakukan upaya
paksa (BPK menerbitkan SKP)
Upaya paksa
SKPS (ditetapkan oleh Kepala
daerah)
Dilaksanakan dalam 7 hari
Jika tidak dilaksanakan, BPK menerbitkan
SKPBW
SKP (ditetapkan oleh BPK )
Dilaksanakan dalam 7 hari
Jika tidak dilaksanakan, maka dilakukan sita dan
lelang harta jaminan
ALUR PROSES PENETAPAN TP
01• Kementerian Kesehatan telah menyusun dan
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyelesaian KerugianNegara Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara dilingkungan Kementerian Kesehatan sesuai ketentuandalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016pada Pasal 54 ayat (3) yang menyatakan bahwaMenteri/Pimpinan Lembaga menetapkan ketentuanlebih lanjut mengenai penyelesaian kerugian negaradi lingkungan Kementerian Negara/Lembaga yangdipimpinnya sesuai ketentuan.
• Tuntutan Perbendaharaan Total Ganti Kerugian Negaraterhadap Bendahara sebanyak 38 kasus senilaiRp2.715.420.648,00
• TGR Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara TotalGanti kerugian negara terhadap Pegawai Negeri BukanBendahara sebanyak 209 kasus senilaiRp11.685.835.781,79,
• Total ganti kerugian negara terhadap Pihak Ketiga yangmasih dalam tahap informasi sebanyak 126 kasussenilai Rp10.345.434.690,04. Sebanyak 84 kasussenilai Rp1.485.257.090,65 telah dilakukan pelunasandan sebanyak 3 (tiga) kasus telah diangsur senilaiRp429.327.500,00. Dengan demikian jumlah kerugiannegara yang belum diselesaikan sebanyak 42 kasussenilai Rp8.430.850.099,39.
02EVALUASI ATAS
PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA PADA KEMENDIKBUD
-HASIL PEMANTAUAN BPK-
• Belum optimalnya pelaksanaan tugas danfungsi TPKN Kementerian Kesehatan dalammengimplementasikan Peraturan BPKNomor 3 Tahun 2007 tentang Tata CaraPenyelesaian Ganti Kerugian NegaraTerhadap Bendahara dan Peraturan MenteriKesehatan Nomor 28 Tahun 2018 TentangTata Cara Tuntutan Ganti KerugianNegara/Daerah Terhadap Pegawai NegeriBukan Bendahara
03• Kerugian Negara yang masih
dalam tahap informasisebanyak 195 kasus senilaiRp9.175.515.995,79. 04
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
Rekomendasi BPK
Angsuran Pelunasan Penghapusan Sisa Kerugian
PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN
NEGARA/DAERAHIHPS I Tahun 2019 juga memuat hasil pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara/daerah tahun
2005-30 Juni 2019 dengan status yang telah ditetapkan sebesar Rp3,00 triliun.
TERDAPAT ANGSURAN
Rp260,04 miliar (8%)1
2 PELUNASAN
Rp954,56 miliar (32%)
4 SISA KERUGIAN
Rp1,71 triliun (57%)
3PENGHAPUSAN
Rp79,52 miliar (3%)
38
SIKAD
Progres penyelesaian ganti kerugian negara/daerah dapat diketahui secara
Input data KN/D:• Informasi• Proses• Penetapan• Pemulihan
1. INTERFACE SIKAD
INSTANSI
DATABASE SMP
2. INTERFACE SIKAD
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN
Input data KN/D:• Informasi• Proses• Penetapan
Input data KN/D:• LHP BPK temuan
kerugian matriks 3A• Setoran selama
pemeriksaan dan tindak lanjut
Ouput data KN/D:• Informasi• Proses
LHPt KN/D
MONITOR & VALIDASI DATA KN/D (VERIFIKASI/INPUT/UPDATE/DELETE):• Informasi• Proses• Penetapan• Pemulihan
LAPORAN HASIL PEMANTAUAN
(LHPt)
KONSEP PEMANTAUANPENYELESAIAN
GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH
DESK REVIU
PROSEDUR PEMANTAUAN
LAINNYA
: INPUT DATA: OUTPUT DATA
DATABASE SIKAD
3. INTERFACE SIKAD
TIM PEMANTAU
D I R E K T O R A T E V A L U A S I & P E L A P O R A N P E M E R I K S A A N
PERSIAPAN
40
• Instansi menyiapkan infrastruktur berupa jaringan internet,komputer dan scanner (apabila tidak memungkinkan alternativeyang bisa dilakukan dikantor BPK
• Instansi PERLU mengatur mekanisme dokumentasipenyelesaian ganti kerugian negara/daerah agar bisadisampaikan oleh Admin dan Inputer kepada BPK melaluiSIKAD.
• Instansi menunjuk Admin dan Inputer dari Sekretariat Majelis TGR/TPKN/TPKD.
INFRASTRUKTUR
SENTRALISASI DATA DAN DOKUMEN PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH
PENUNJUKAN ADMIN DAN INPUTER
TERIMA KASIH