Pemantauan Obat I - · PDF fileIsnaini, S.Si, M.Si, Apt. Tujuan Instruksional: Mahasiswa...
Transcript of Pemantauan Obat I - · PDF fileIsnaini, S.Si, M.Si, Apt. Tujuan Instruksional: Mahasiswa...
Isnaini, S.Si, M.Si, Apt.
Tujuan Instruksional:
Mahasiswa setelah mengikuti kuliah ini
dapat:
•Menjelaskan secara benar tujuanpemantauan obat dalam terapi
•Menjelaskan secara benar cara-cara
pemantauan obat
•Menjelaskan secara benar analisis hasil
pemantauan
Keberhasilan Terapi
Rancangan Aturan Pemberian Obat
Pemberian Obat Yang Rasional
Suatu aturan dosis yang dirancang tepat,
merupakan usaha untuk (Shargel, 1988):
•Mencapai konsentrasi obat optimum pada reseptor
•Menghasilkan respons terapetik optimum
•Menghasilkan efek merugikan yang
minimum
Perbedaan Individu
Perbedaan efek farmakokinetik &
Farmakodinamik Obat
Sulit menentukan rancangan aturan dosisyang tepat
Respon obat tiap individu
Konsentrasi obat yg mencapai reseptor
1.Dosis
2.Absorbsi dan distribusi ke tempat tersebut
3.Laju serta besarnya eliminasi obat
TDM
(Terapeutik Drug Monitoring)
Fungsi TDM:
• Memilih obat
• Merancang aturan dosis
• Menilai respon penderita
• Menentukan perlunya pengukuran
konsentrasi obat dalam serum
Lanjutan Fungsi TDM:
• Menentukan kadar obat
• Melakukan penilaian secarafarmakokinetik kadar obat
• Menyesuaikan kembali aturan dosis
• Memantau konsentrasi obat dalam serum
• Menganjurkan adanya persyaratan khusus
Memilih Obat:
Diagnosis fisik penderita
Patofisiologik penderita
Riwayat pengobatan
Terapi obat yang bersamaan
Alergi atau kepekaan yang diketahui
Aksi farmakodinamik obat
Merancang Aturan Dosis
– Pertimbangan farmakokinetika
– Pertimbangan fisiologi penderita
– Pertimbangan patofisiologik penderita
– Pertimbangan faktor “exposure” penderita terhadap pengobatan lain atau faktor-faktor lingkungan (seperti merokok) yang dapat mengubah farmakokinetika normal obat.
– Pertimbangan sasaran konsentrasi obat pada
reseptor penderita yang meliputi kepekaan reseptor terhadap obat.
Menilai Respon Penderita:
- Jika penderita tidak memberikan reaksi
terhadap terapi obat seperti yang diharapkan,
maka obat dan aturan dosis hendaknya
ditinjau kembali dari segi kecukupan,
ketelitian, dan kepatuhan penderita
- Dokter hendaknya menentukan perlu atau
tidak konsentrasi obat dalam serum penderita
diukur karena tidak semua respon penderita
dikaitkan dengan konsentrasi obat dalam
serum. Contoh alergi dan rasa mual ringan
Menentukan perlunya pengukuran
konsentrasi obat dalam serum
Pada pengukuran konsentrasi obat dalam serum, tidak dapat dilakukan hanya satu kali karena tidak memberikan data yang berguna, kecuali faktor-faktor lain diketahui seperti:
– Aturan dosis obat yang meliputi besaran dan jarak pemberian dosis
– Rute pemberian obat
– Waktu pengambilan cuplikan (puncak, palung atau keadaan tunak)
Selain itu dokter perlu
mempertimbangkan beberapa hal dalam
melakukan pengukuran kadar obat
dalam serum seperti:
•Pertimbangan biaya penetapan kadar
•Resiko
•Ketidaksenangan penderita
•Kegunaan informasi yang diperoleh
Menentukan kadar obat
Metode yang digunakan oleh laboratorium
analitik tergantung pada beberapa faktor
seperti:
– Sifat fisiko kimia obat
– Konsentrasi yang diukur
– Jumlah dan sifat contoh biologik (serum dan urin)
– Instrumen yang tersedia
– Biaya untuk tiap penetapan kadar
– Ketrampilan analitik dari personil laboratorium
• Metode analisis yang digunakan untuk
penetapan kadar hendaknya telah sahih
berkaitan dengan:
- Spesifitas
- Linearitas
- Kepekaan
- Ketepatan
- Ketelitian
- Stabilitas
Penilaian secara farmakokinetikkadar obat
– Konsentrasi serum lebih rendah :
• Kepatuhan penderita
• Kasalahan dalam aturan dosis
• Salah produk obat (pelepasan terkendali sebagai
pengganti pelepasan segera)
• Bioavailabilitas yang jelek
• Eliminasi cepat
• Peningkatan volume distribusi
• Keadaan tunak tidak tercapai
• Jadwal waktu pengambilan darah
– Konsentrasi serum lebih tinggi :
• Kepatuhan penderita
• Kesalahan dalam aturan dosis
• Salah produk obat (Pelepasan segera sebagai
pengganti pelepasan terkendali)
• Bioavailabilitas cepat
• Volume distribusi lebih kecil daripada yang
diharapkan
• Eliminasi lambat
– Konsentrasi serum benar tetapi penderitatidak memberi reaksi terhadap terapi:
• Kepekaan reseptor berubah (misal, toleransi)
• Interaksi obat pada reseptor
Menyesuaikan kembali aturan dosis
• Dari data yang didapat serta observasi
terhadap penderita maka dokter dapat
menganjurkan adanya penyesuaian dosis.
• Dosis dihitung berdasarkan parameter-
parameter farmakokinetik yang didapat
Memantau konsentrasi obat dalamserum
• Dalam beberapa kasus, patofisiologi
penderita mungkin tidak stabil,apakah
membaik atau memburuk.
• Contoh, terapi yang tepat untuk kegagalan
jantung kongestive akan memperbaiki
curah jantung dan perfusi ginjal sehingga
menaikkan klirens ginjal dari obat, karena
itu perlu pemantauan terhadap pemakaian
obat.
• Untuk beberapa obat respon farmakologik
akut dapat dipantau sebagai pengganti
konsentrasi obat dalam serum yang
sebenarnya.
• Contoh, waktu pembekuan protrombin
mungkin berguna untuk pemantauan
terapi anti koagulan dan pemantauan
tekanan darah untuk obat hipotensive.
Menganjurkan adanya persyaratankhusus
• Kadang-kadang penderita tidak
memberikan reaksi terhadap terapi yang
diberikan disebabkan karena beberapa
faktor seperti kepatuhan penderita.
• Contoh obat diminum sebelum makan,
ternyata oleh pasien diminum setelah
makan, atau ada intruksi khusus dalam
diet misalnya diet rendah garam
Ketidakberhasilan pengobatan inidapat disebabkan oleh:
1. Penulisan resep yang kurang tepat
a. Pengobatan yang kurang tepat
b. Pemberian obat yang tidak diperlukan
2. Penyerahan obat yang tidak tepat
a. Obat tidak tersedia pada saat dibutuhkan
b. Kesalahan dispensing
3. Perilaku pasien yang tidak mendukung
a. Berhubungan dengan cara pengobatan yang tidak tepat
b. Pelaksanaan/penggunaan yang tidak sesuaidengan perintah pengobatan (non compliance)
Lanjutan:
4. Idiosinkrasi pasien
a. Respon aneh individu terhadap obat
b. Terjadi kesalahan atau kecelakaan
5.Pemantauan yang tidak tepat
a. Gagal untuk mengenali dan
menyelesaikan adanya keputusan terapiyang tidak tepat
b. Gagal dalam memantau efek
pengobatan pada pasien
Kemungkinan masalah yang berkaitan
dengan obat, yang dapat dikategorikan
sebagai berikut :� Pasien tidak memperoleh pengobatan yang sesuai
dengan indikasinya
� Pasien tidak mendapat obat yang tepat
� Dosis obat subterapeutik
� Pasien gagal menerima obat
� Dosis obat terlalu tinggi
� Timbulnya reaksi obat yang tidak dikehendaki
� Pasien mengalami masalah karena terjadinya interaksiobat
� Pasien memperoleh obat yang tidak sesuai denganindikasinya