Pemantauan Kualitas Udara Ambien Dan Kebisingan Dan Emisi
-
Upload
puteri-siti-salmiati -
Category
Documents
-
view
111 -
download
12
description
Transcript of Pemantauan Kualitas Udara Ambien Dan Kebisingan Dan Emisi
Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan
a. Pengumpulan Data
Sampel kualitas udara diambil dengan menggunakan alat Impinger, dan High Volume
Sampler selama 1-3 jam.
Sampel yang diperoleh disimpan dalam ice box untuk selanjutnya dilakukan analisis
kandungan parameter di laboratorium terakreditasi KAN. Parameter yang diambil dapat
dilihat pada Tabel.
Sampel kebisingan diambil dengan menggunakan alat Sound Level Meter, kisaran
bising 35-125 dBA dengan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit dengan pembacaan
setiap 5 (lima) detik (metode sederhana). Hasil pembacaan sound level meter
menunjukkan tingkat kebisingan pada saat pengukuran.
b. Analisis Data
Sampel gas dianalisis di laboratorium dengan alat spektrofotometer, sampel debu
dianalisis dengan menggunakan timbangan dan Hidrokarbon dianalisis dengan
menggunakan gas chromatograph. Parameter, alat dan metode sampling serta analisis
yang digunakan untuk kualitas udara dan kebisingan dapat dilihat pada Tabel.
Alat dan Metode Sampling serta Analisis Kualitas Udara dan Kebisingan
No ParameterMetode
SamplingAlat Sampling
Metode Analisis dan Alat Analisis
Baku Mutu (µg/Nm3)*
Waktu Pengukuran
1 Debu (TSP) FilterPompa debu (Hi-Volume Sampler)
Gravimetric (Timbangan analitik)
23090
24 jam1 tahun
2Karbon Monoksida (CO)
Absorben Pelarut kimia
Impinger dan pompa udara kecepatan rendah
NDIR-Analyzer, (Spektrofotometer)
30.00010.000
1 jam24 jam
3Nitrogen Dioksida (NO2)
Absorben Pelarut kimia
Impinger dan pompa udara kec. rendah
Saltzman (Spektrofotometer)
400150100
1 jam24 jam1 tahun
4Sulfur Dioksida (SO2)
Absorben Pelarut kimia
Impinger dan pompa udara kec. rendah
Parasosanitin (Spektrofotometer)
90036560
1 jam24 jam1 tahun
5 Oksidan (O3)Absorben Pelarut kimia
Impinger dan pompa udara kec. rendah
Mercurytiosianat (Spektrofotometer)
23550
1 jam1 tahun
6 Partikel (PM10) FilterPompa debu (Hi-Volume Sampler)
Gravimetric, (Timbangan analitik)
150 24 jam
7 Partikel (PM2,5) FilterPompa debu (Hi-Volume Sampler)
Gravimetric, (Timbangan analitik)
6515
24 jam1 tahun
8Hidrokarbon (HC)
Filter karbonPompa udara kecepatan rendah
Flame ionisasi (Gas Chromatografi)
160 3 jam
9 Pb (timah hitam) FilterPompa debu (Hi-Volume Sampler)
Gravimetric, (Timbangan analitik)
AAS (ekstraktif pengabuan)
21
24 jam1 hari
10Dustfall (Debu Jatuh)
Filter CannisterGravimetric, (Timbangan analitik)
10** 30 hari
11Total Flourides (sebagai F)
Absorben Pelarut kimia
Impinger dan pompa udara kecepatan rendah
Spesifik Ion Elektrode
30,5
24 jam90 hari
12 Kebisingan Sederhana Sound Level Meter Perhitungan sesuai peruntukan kawasan :1. Perumahan dan
pemukiman2. Perdagangan
dan jasa3. Perkantoran
dan perdagangan
55 ***
70
65
No ParameterMetode
SamplingAlat Sampling
Metode Analisis dan Alat Analisis
Baku Mutu (µg/Nm3)*
Waktu Pengukuran
4. Pemerintahan dan fasilitas umum
5. Rumah sakit, sekolah, tempat ibadah atau sejenisnya
60
55
Keterangan : *) = membandingkan dengan Baku Mutu Kualitas Udara dalam PP 41 Tahun
1999 **) = satuan dalam ton/km2/bulan baik untuk kawasan pemukiman maupun
kawasan industri ***) = membandingkan dengan Baku Tingkat Kebisingan dalam KepMenLH
No. 48 Tahun 1996
Tahapan Pemantauan EmisiMetode Sampling
1. Sampling Emisi untuk Partikulat dan Laju UdaraUntuk mendapatkan sampel yang mewakili dari aliran gas cerobong yang mengandung partikulat padat atau partikulat basah, gas dihisap dengan laju alir tertentu dari sumber emisi dimana arah dan laju alir gas masuk ke dalam mulut alat sampling (sampling nozzle) mempunyai laju alir yang sama dengan laju alir gas dalam cerobong (sampling isokinetik). Umumnya dilakukan sampling pada beberapa titik melintang pada titik sampling cerobong. Banyaknya titik tergantung besarnya area melintang cerobong dan jarak titik sampling dari posisi titik turbulen aliran cerobong. Pada cerobong yang berbentuk silinder, posisi titik sampling ditentukan dengan aturan paling sedikit 8 bagian panjang tegak lurus dari aliran bawah cerobong (hulu) dan 2 bagian panjang tegak lurus dari aliran atas cerobong (hilir), dihitung dari posisi aliran turbulensi dari cerobong seperti: lekukan, pelebaran, penyempitan, nyala api, hambatan atau keluaran cerobong. Untuk lokasi alternatif dapat dipilih pada posisi 2 kali diameter cerobong dari aliran bawah cerobong atau 0,5 kali diameter cerobong dari aliran atas cerobong. Untuk mendapatkan sampel yang representatif dari sampling partikulat tergantung pada beberapa faktor di bawah ini: Homogenitas laju alir gas dalam titik sampling (cerobong) Kecukupan dari banyaknya titik melintang yang di sampling (traversed point) dalam
cerobong serta penentuan awal diameter ekuivalenDiameter ekuivalen adalah diameter yang mewakili bentuk cerobong yang tidak bulat dalam penentuan titik sampling dan titik lintas. Titik lintas adalah jumlah titik minimum yang mewakili dalam suatu penampang lintang cerobong.Penentuan diameter ekuivalen dan titik lintas dibagi menjadi dua kondisi : Cerobong berpenampang empat persegi panjang dengen penyempitan atau
pelebaran luas penampangPenentuan diameter :
De = 2LW(L+W)
Dengan pengertian De = diameter ekuivalen (m); 2 = tetapan matematis untuk penentuan diameter ekuivalen; L = panjang penampang cerobong (m); dan W = lebar penampang cerobong (m).Penentuan titik lintas :
Dengan pengertian A= lubang pengambilan contoh uji; B= titik lintas; I = cerobong bentuk persegi panjang; II = cerobong bentuk bujur sangkar; l = panjang sisi pembagi (m).Pedoman penentuan titik lintas :
Luas irisan melintang cerobong A (m2)
Panjang sisi pembagi l (m)
⩽1 l ⩽ 0,5>1 s.d. 4 l ⩽ 0,667>4 s.d. 20 l ⩽ 1,0
Catatan : semakin banyak titik lintas pengukuran yang ditentukan maka semakin representatif untuk pengambilan contoh uji
Cerobong berpenampang lingkaran dengan adanya penyempitan atau pelebaran luas penampangPenentuan diameter :
De = 2dD (D+d)
Dengan pengertian De = diameter ekuivalen (m); 2 = tetapan matematis untuk penentuan diameter ekuivalen; D = diameter dalam cerobong bawah (m); dan d =diameter dalam cerobong atas (m).Penentuan titik lintas :
Dengan pengertian A = lubang pengambilan contoh uji; R= jari-jari cerobong; r1 = jarak lintas 1 dari pusat cerobong; r2 = jarak lintas 2 dari pusat cerobong; r3 = jarak lintas 3 dari pusat cerobong; 1 = titik lintas 1; 2 = titik lintas 2; dan 3 = titik lintas 3.Pedoman penentuan titik lintas :
Diameter
cerobong 2R (m)
Jumlah pembagian jari-jari
Jumlah titik lintas pengukura
n
Jarak dari pusat cerobong ke titik-titik lintas pengukuran (m)
r 1 r 2 r 3 r 4 r 5
⩽1 1 40,707
R- - - -
>1 s.d. 2 2 80,500
R0,866
R- - -
>2 s.d. 4 3 120,408
R0,707
R0,913
R- -
>4 s.d. 4,5
4 160,354
R0,612
R0,791
R0,935
R-
>4,5 5 200,316
R0,548
R0,707
R0,837
R0,949
R
Menjaga kondisi isokinetik dari sampling yang dilakukan Lubang uji minimal memiliki diameter 10 cm disertai tutup dengan sistem plat
flange yang dilengkapi dengan baut.
Dalam hal ini dijelaskan tentang penetapan total partikulat secara isokinetik dan gravimetri dalam sumber emisi tidak bergerak yang mengacu pada SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi gas buang sumber tidak bergerak. Partikulat didefinisikan sebagai partikulat yang tidak terurai atau stabil pada suhu 105 ± 5 oC selama 1 jam. Beberapa industri mempunyai pertimbangan yang mempersyaratkan untuk kondisi suhu 105 ± 5 oC dalam penetapan partikulat udara emisi.
Selain itu terdapat persyaratan sarana pendukung pemantauan yaitu : Ketersediaan tangga besi dan selubung pengaman plat besi Ketersediaan lantai kerja sebagai landasan sampling, dapat mendukung beban
minimal 500 kg, lebar lantai kerja 1-2 m melingkari cerobong, pagar pengaman setinggi 1m, katrol pengangkat alat sampling, dan stop kontak aliran listrik
Ketersediaan sumber listrik yang dekat dengan lubang sampling Ketersediaan sarana dan prasarana pengangkutan dan perlengkapan keselamatan
kerja
2. Sampling Emisi SO2 dan NO2 serta Faktor koreksi O2,Sampling pada banyak titik tidak dibutuhkan pada sampling emisi gas. Akan tetapi pada beberapa situasi dimana terjadi stratifikasi gas yang disebabkan oleh turbulensi dalam cerobong yang sering mungkin terjadi pada aliran bawah. Dalam kasus dimana stratifikasi tidak terjadi, satu titik sampling pada seperempat penampang cerobong sudah mewakili dari emisi gas dalam cerobong. Jika stratifikasi terjadi perlu dilakukan teknik sampling pada banyak titik sebagai alternatif.
Nitrogen Dioxide (NO2) dan Sulfur Dioxide (SO2)Sejumlah tertentu sampel gas dihisap dari dalam cerobong dan sejumlah bagian tertentu dilewatkan pada instrumen electrochemical analyzer (Gambar 2.1) untuk menetapkan konsentrasi parameter NO2 dan SO2. Keberterimaan dari uji kinerja dari sensor electrochemical tergantung pada reaksi dan kapasitas sensor dan pemilihan sensor yang tepat untuk sensitivitas rentang pengukuran yang diinginkan. Teknologi sensor electrochemical dapat menurunkan dari interferensi silang dan gangguan lain pada konsentrasi yang rendah. Prosedur uji unjuk kinerja perlu dilakukan secara benar untuk memperoleh data yang absah.
Faktor Koreksi OksigenUntuk perhitungan akhir, hasil pembacaan alat dikoreksi dengan kandungan oksigen dalam cerobong mengacu kepada peraturan lingkungan hidup sesuai bidang kegiatan. Koreksi juga dilakukan dengan menghitung pada keadaan gas normal standar (P=1 atm, T=25oC) sebagai hasil akhirnya.
% O2 Correction = 20,9 - %O2 regulation
20,9 - %O2reading
Gambar 2.1. Peralatan Sampling Emisi Bacharach PCA 3Menggunakan electrochemical sensor.
3. Penentuan Karbon Monoksida (CO)Penentuan CO dalam udara ambien menggunakan alat pembacaan langsung menggunakan sensor NDIR (nondispersive infrared) yang mendeteksi langsung kandungan gas CO dalam udara secara spektroskopi dengan sinar infra merah.
4. Penentuan Volatile Organic Compound (VOC)Penentuan Volatile Organic Compound dilakukan dengan membuat kolom penyerap senyawa organik yang mengandung arang aktif dan senyawa XAD-2, lalu kolom dipasang pada alat impinger dan dilakukan penyerapan udara ke dalam kolom selama dua jam untuk setiap lokasi. Kolom kemudian ditutup dengan menggunakan pemanasan. Kolom yang telah mengandung VOC kemudian ditambahkan larutan CC14 untuk mengekstrak volatile organic compound. Ekstrak VOC dalam CC14 kemudian di injeksikan ke dalam Gas Chromatography (GC).
5. Penentuan OpasitasOpasitas hitam yang keluar dari cerobong ditentukan dengan cara membandingkan warna asap yang palingsesuai dengan warna skala Ringelmann.
Metode Analisa DataData lapangan emisi kemudian dikoreksi di laboratorium untuk laju alir udara dilakukan perhitungan dari data lapangan dengan persamaan sebagai berikut
Laju alir () = 1096,2 √ p+ ¿❑A
¿; A = 1,325 (P− ¿T−¿¿
¿)
Selengkapnya metode analisa laboratorium disajikan pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Metode Analisa Laboratorium Kualitas EmisiPARAMETE
RSatuan
LIMIT DETEKSI
METODA ANALISIS
KETERANGAN
TSP µg/Nm3 10 HVASSNI-19-7117.12-2005
SO2 mg/Nm3 1 Sensor electrochemical
USEPA CTM 034-1999
NO2 mg/Nm3 10 Sensor electrochemical
USEPA CTM 034-1999
CO mg/Nm3 1 Sensor USEPA CTM
electrochemical 034-1999
Opasitas % 35 RingelmanSNI 19-7117.11-2005
VOC mg/Nm3 0.1Gas
Chromatography
EPA Method 8260 C
Metode Evaluasi DataSetelah mendapatkan nilai hasil analisa laboratorium kemudian dilakukan perbandingan baku mutu dengan peraturan lingkungan hidup yang berlaku sesuai bidang kegiatan yang dipantau.