pemanis-buatan

29
PEMANIS BUATAN Oleh : KELOMPOK II

description

macam macam pemanis buatan yang digunakan pada makanan

Transcript of pemanis-buatan

Page 1: pemanis-buatan

PEMANIS BUATANOleh :

KELOMPOK II

Page 2: pemanis-buatan

PENGERTIAN PEMANIS BUATAN

Pemanis buatan (synthetic sweeteners) merupakan senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai dengan ribuan kali lebih manis dibandingkan sukrosa.

Pemanis buatan dapat diperoleh secara sintetis melalui reaksi-reaksi kimia di laboratorium maupun skala industri. Sehingga dapat dipastikan bahan tersebut mengandung senyawa senyawa sintetis.

Page 3: pemanis-buatan

KELEBIHAN DARI PEMANIS BUATAN

• Tingkat kemanisan pada pemanis buatan lebih tinggi dari pemanis alami.

• Rendah kalori (sedikit mengandung kalori), karena penggunaan pemanis buatan dalam produk pangan hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil.

• Penggunaan pemanis buatan untuk memproduksi makanan jauh lebih murah dibanding penggunaan sukrosa (pemanis alami).

• Tidak dapat menaikkan kadar darah di dalam tubuh manusia.

Page 4: pemanis-buatan

KEKURANGAN DARI PEMANIS BUATAN

• Kurang aman bagi kesehatan manusia, karena penggunaan pemanis buatan dalam takaran yang berlebih dapat menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan manusia. Seperti : Overdosis, migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi, asma, hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi dan gangguan seksual, kebotakan, dan kanker otak.

Page 5: pemanis-buatan

CIRI-CIRI DARI MAKANAN/ MINUMAN YANG MENGANDUNG PEMANIS BUATAN

• Mempunyai rasa pahit ikutan (after taste).

• Lebih encer dibandingkan dengan minuman yang menggunakan pemanis alami.

Page 6: pemanis-buatan

JENIS-JENIS DARI PEMANIS BUATAN

• aspartam• acesulfam kalium• alitam• neotam• siklamat• sakarin• sukralosa

• isomalat• xilitol• maltitol• manitol• sorbitol• laktitol

Page 7: pemanis-buatan

ASPARTAM

Struktur dari Aspartam

Rumus Kimia : C14H18N2O5

Page 8: pemanis-buatan

ACESULFAM KALIUM

• Rumus kimia : C4H4KNO4S

Struktur

Page 9: pemanis-buatan

ALITAM

• Rumus kimia : C14H25N3O4S• • Struktur

Page 10: pemanis-buatan

NEOTAM

• Rumus kimia : C20H30N2O5

• • Struktur

Page 11: pemanis-buatan

SIKLAMAT Rumus Kimia :C6H13NO3S

Struktur

Page 12: pemanis-buatan

SUKRALOSA

Rumus Kimia :C12H19Cl3O8

Struktur

Page 13: pemanis-buatan

MALTITOL

Maltitol dengan rumus kimia C12H14O11 atau α-D-Glucopyranosyl-1,4-D-glucitol

Struktur

Page 14: pemanis-buatan

SORBITOL Sorbitol atau D-Sorbitol atau D-Glucitol atau D-

Sorbite adalah monosakarida poliol (1,2,3,4,5,6–Hexanehexol) dengan rumus kimia C6H14O6.

Struktur

Page 15: pemanis-buatan

SAKARIN Rumus kimia (C14H8CaN2O6S2.3H2O),

(C7H4KNO3S.2H2O), dan (C7H4NaNO3S.2H2O). Struktur

Page 16: pemanis-buatan

XYLITOL Silitol dengan rumus kimia C5H12O5 adalah

monosakarida poliol (1, 2, 3, 4, 5–Pentahydroxipentane) yang secara alami terdapat dalam beberapa buah dan sayur

Struktur

Page 17: pemanis-buatan

ISOMALT

Struktur

Page 18: pemanis-buatan

MANITOL Manitol dengan rumus kimia C6H14O6 atau D-

mannitol; 1,2,3,4,5,6-hexane hexol . Struktur

Page 19: pemanis-buatan

LAKTITOL rumus kimia C12H24O11 atau 4-O-ß-D

Galactopyranosil-D-glucitol Struktur

Page 20: pemanis-buatan

DULSIN(SUKROL / VALSIN)

NHCONH2

OC2H5

Rumus kimia C9H12O2

Page 21: pemanis-buatan

DAFTAR PEMANIS BUATAN YANG DIIZINKAN

No.

Pemanis Buatan Kadar (mg/ kgBB)

1. Acesulfame-K 15

2. Alitam 0,34

3. Aspartam 50

4. Siklamat 11

5. Neotam 2

6. Sakarin 5

7. Sukralosa 10-15

8. Isomalt Tidak spesifik

9. Laktitol Tidak spesifik

10. Maltitol Tidak spesifik

11. Manitol Tidak spesifik

12. Sorbitol Tidak spesifik

13. Xilitol Tidak spesifik

Page 22: pemanis-buatan

EFEK PEMANIS BUATAN :

Dapat merusak proses pencernaan yang ada di dalam tubuh kita. Merusak metabolisme dan tingkat energi.Bila dikonsumsi dalam jangka panjang

dapat menyebabkan berbagai macam penyakit diantaranya Kanker.

Page 23: pemanis-buatan

ANALISIS SIKLAMATAnalisis Kualitatif Sampel sebanyak 100ml ditambah 2 gr BaCl2 lalu diamkan.Setelah terjadi

endapan lalu disaring,asamkan dengan 10 ml HCl dan tambahkan 0,2 gr NaNO2 10 %.Adanya endapan berwarna putih menunjukkan adanya siklamat.

Analisis Kuantitatif :1.Metode Nitrimetri

preparasi:

Tambahkan 10 ml HCl,10 ml larutan BaCl2.Aduk dan diamkan selama 30menit,jika terbentuk endapan disaring dan dicuci dengan air.Tambahkan 10 ml NaNO2 10% ke dalam filtrat,aduk dan panaskan di atas penangas air selama 2 jam.Untuk menghindari penguapan,Selama pemanasan harus ditutup.Simpan di atas tempat yang hangat selama semalam.Endapan yang terjadi disaring,dicuci,dan dikeringkan di atas asbes.Panaskan di atas api selama 10 menit.Pijarkan dan dinginkan dalam eksikator,lalu timbang.

Prosedur:

Lebih kurang 400 mg kalsium siklamat yang ditimbang seksama,larutkan dalam campuran 50 ml air dan 5 ml asam klorida.Titrasi pada suhu kamar dengan natrium nitrit 0,1 M menggunakan indikator kertas kanji iodida.Lakukan percobaan blangko.Tiap ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan 19,83 mg kalsium siklamat.

Page 24: pemanis-buatan

HCl

Siklamat NH2 + H2SO4

H2O

2.Metode Gravimetri

Pipet sejumlah larutan yang setara dengan 100 mg siklamat,tambahkan 50 ml air ,10 ml asam klorida 10 % dan tambahkan 10 ml Barium klorida 10 %,aduk dan biarkan selama 30 menit.Jika terjadi endapan,saring dan cuci endapan dengan air.Ke dalam filtrat tambahkan 10 ml Natrium Nitrit 10 %,panaskan di atas penangas air sampai larutannya jernih.Kumpulkan endapan Barium sulfat pada krus Gooch,hingga bebas klorida.Keringkan,pijarkan dan timbang.

Kalsium siklamat = bobot barium sulfat x 0,9266

Natrium siklamat = bobot barium sulfat x 0,8621

Page 25: pemanis-buatan

ANALISIS SAKARINProsedur Preparasi Analisis Kualitatif

50 ml sampel diasamkan dengan asam fosfat 25 % kemudian di ekstraksi dengan campuran eter dan petroleum eter(1:1).Tambahkan 5-10 gr serbuk tragacanth,lakukan pengocokan lalu pisahkan.Distilasi bagian pelarut organik terhadap residunya tambahkan larutan encer Natrium Bicarbonat kemudian saring.

Analisis Kualitatif Untuk Uji HCl 10%.Larutkan residu dengan sedikit fenol dan diujikan pada

fosfor pentoksida dalam cawan porselen,kemudian larutkan dalam air.Jika larutan berwarna kuning dan pada penambahan alkali ada perubahan warna menjadi merah – ungu maka O-sulfobenzoat positif.Warna tidak menghilang dengan penambahan beberapa penguji amonium sulfida.

Untuk Uji pereaksi dengan pereaksi nessler.Didihkan dengan beberapa penguji H2SO4 70% kemudian encerkan dengan air.Setelah larutan di alkalikan,tambahkan pereaksi nessler.

Page 26: pemanis-buatan

Analisis Kuantitatif Metode Asidi – Alkalimetri

Sakarin bersifat asam dan dapat dititrasi langsung dengan NaOH 0,1 N,menggunakan indikator fenolftalein.Lebih kurang 500 mg kalsium sakarin yang ditimbang seksama,pindahkan ke dalam corong pisah dengan penambahan 10 ml air,tambahkan 2 ml HCl encer dan sari endapan sakarin dengan 30,20,20,20,dan 20 ml campuran dari 9 volume kloroform dan 1 volume etanol 95%,saring setiap sari kloroform dengan kertas saring kecil yang sebelumnya telah dibasahi dengan penyari.Uapkan filtrat pada penangas air sampai kering.Larutkan residu dalam 70 ml air panas.Dinginkan dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator fenolftalein.

Metode Spektrofotometri

Larutan sakarin dalam air menunjukkan absorbansi maksimum pada 266 nm.Pipet larutan yang setara dengan 150 mg kalsium siklamat,masukkan kedalam corong pisah,tambahkan tiga kali masing-masing 50 ml kloroform,setiap kali buang lapisan kloroformnya.Saring sari air melalui sebuah kertas saring kecil yang sebelumnya telah di basahi dengan air.Cuci kertas saring beberapa kali,encerkan filtrat dengan air hingga 100 ml.ukur absorbansinya pada 266 nm menggunakan blanko air.

Page 27: pemanis-buatan

ANALISIS ASPARTAMAnalisis Kualitatif Metode KLT

Analisis aspartam dalam smpel pangan/minuman didasarkan pada pemisahan dengan KLT karena perbedaan afinitas aspartam dengan zat lain yang berada dalam sediaan terhadap fase diam dan fase geraknya.Harga Rf yang didapat dibandingkan dengan Rf dari noda pembanding(standar).Fase diam untuk penentuan aspartam ini adalah silika gel 60 GF 254,sedangkan fase geraknya adalah sistem pengembang n –butanol ,asam asetat glasial dan air dengan pembanding 2:1:1.Untuk menampakkan bercak (noda) dapat digunakan larutan ninhidrin 0,2% dalam air yang dipanaskan selama 30 menit dan larutan brom 1% dalam CCl4. Noda dilihat di bawah UV pada panjang gelombang 254 nm.

Analisis Kuantitatif Metode spektrofotometri

Mula-mula aspartam dilarutkan dengan HCL 2 N.Kemudian panaskan supaya terjadi hidrolisis menghasilkan fenil alanin.Analisis kuantitatif memerlukan tahap pemisahan zat aktif dengan zat pengotor lainnnya dengan cara ekstraksi. Ekstraksi yang dilakukan adalah ekstraksi cair-cair,yaitu zat yang telah dilarutkan di ekstraksi dengan kloroform sebanyak 2x masing-masing 10 menit,kemudian fase organik dipisahkan dari fase air.Fase air di ekstraksi kembali dengan petroleum eter selama 10 menit.Pemgukuran dilakukan terhadap fase air.

Page 28: pemanis-buatan

ANALISIS DULSINDulsin dapat dianalisis secara kolorimetri, kromatografi (HPLC) dan florometri Teknik preparasi

1. Perlakuan sampel padat

hancurkan 50-100 g sampel dalam 300-400 ml akuades. Buat larutan alkalis dengan NaOH 10%, biarkan 2 jam kemudian saring.

2. Perlakuan sampel cair

sejumlah 50-100 ml sampel dan buat larutan lkalis dengan NaOH 10% dan saring. Jika terlalu pekat, encerkan dengan akuades, buat alkalis dan saring.

Jika dulsin terkandung dalam makanan atau minuman bersama-sama dengan sakarin :

Dulsin dapat ditentukan bersama-sama dengan sakarin secara kualitatif dengan uji warna. Adanya warna merah dengan anisaldehid menunjukkan adanya dulsin, dan warna ungu dengan FeCl3 menunjukkan adanya sakarin.

Page 29: pemanis-buatan

PENENTUAN DULSIN DAN SAKARIN Masukkan 100 ml filtrat ke dalam corong pisah, kemudian asamkan

dengan HCl. Ekstraksi dengan 75-100 ml eter. Uapkan sampai kering, kemudian larutkan residu kering dengan air panas (80-85°C, 10 menit). Buat larutan bersifat alkalis dan ekstraksi kembali dengan eter. Pisahkan fase eter dengan fase air.

1. Bagian eter

keringkan larutan,kemudian lewatkan residu kering pada HCl selama 5 menit diujikan larutan anisaldehide.Warna ungu menunjukkan adanya dulsin.

2. Bagian air

Asamkan dengan HCl dan ekstraksi kembali dengan eter.Pisahkan fase eter dengan fase air.Keringkan bagian eter,kemudian residu kering dilarutkan dengan 15 ml aquades.Ambil 10ml tambahkan 2ml larutan H2SO4,kemudian panaskan sampai mendidih.Tambahkan larutan KMnO4 5% sampai warna merah tidak hilang.Dinginkan dan tambahkan 1gr NaOH.Saring dan keringkan filtrat.Panaskan residu pada temperatur 210-215°C selama 20 menit.Larutkan residu dalam air dan masukkan dalam corong pisah,asamkan dan ekstraksi kembali dengan eter.Setelah dipisahkan,keringkan bagian eter.Larutkan residu dengan air panas,kemudian tambahkan beberapa penguji larutan FeCl3 0,5%.Adanya warna ungu menunjukkan adanya sakarin.