Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

16
pemanfaatn serat dari limbah pertanian BABA II TELAAH PUSTAKA A. Komposit Serat (Fibrous Composites) Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat atau fiber. Fiber yang digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman. Gambar 1. Komposit Serat (Fibrous Composites) Fungsi utama serat penguat dalam matrik adalah sebagai penahan dari beban yang diberikan pada komposit, selain itu serat penguat ini berfungsi untuk menjaga kekakuan dari komposit. Karena alasan inilah serat penguat yang digunakan untuk membuat komposit harus mempunyai kekuatan tarik dan modulus elastisitas yang tinggi [Bolton, 1998]. Serat merupakan unsur yang sangat penting pada komposit berpenguat serat yang fungsinya adalah sebagai pembawa beban. Komposit berpenguat serat banyak dipakai untuk produk yang memerlukan kekuatan tinggi dengan bobot yang rendah, sebagai bahan pengganti logam. Pada komposit serat, serat tersebut dapat dibagi dalam dua jenis yaitu [Esti, 2004]: 1. Komposit serat pendek, gambar 2 (b) dan 2. Komposit serat panjang. gambar 2 (a) Berikut ini gambar dari komposit serat pendek dan komposit serat panjang. (a)

Transcript of Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

Page 1: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

pemanfaatn serat dari limbah pertanian

BABA IITELAAH PUSTAKA

A. Komposit Serat (Fibrous Composites)Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat atau fiber. Fiber yang digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.

Gambar 1. Komposit Serat (Fibrous Composites)Fungsi utama serat penguat dalam matrik adalah sebagai penahan dari beban yang diberikan pada komposit, selain itu serat penguat ini berfungsi untuk menjaga kekakuan dari komposit. Karena alasan inilah serat penguat yang digunakan untuk membuat komposit harus mempunyai kekuatan tarik dan modulus elastisitas yang tinggi [Bolton, 1998].Serat merupakan unsur yang sangat penting pada komposit berpenguat serat yang fungsinya adalah sebagai pembawa beban. Komposit berpenguat serat banyak dipakai untuk produk yang memerlukan kekuatan tinggi dengan bobot yang rendah, sebagai bahan pengganti logam. Pada komposit serat, serat tersebut dapat dibagi dalam dua jenis yaitu [Esti, 2004]:1. Komposit serat pendek, gambar 2 (b) dan2. Komposit serat panjang. gambar 2 (a)Berikut ini gambar dari komposit serat pendek dan komposit serat panjang.

(a)

(b)Gambar 2. (a) dan (b) Gambar Komposit Serat Pendek dan Komposit Serat Panjang.Arah serat juga menentukan kekuatan dari komposit yang diperkuat dengan serat (komposit serat pendek maupun komposit serat panjang), Secara umum arah serat pada komposit berpenguat serat dapat dibagi menjadi 3, yaitu [Bolton, 1998]:1. Serat panjang dengan arah yang sama, gambar 3 (a)2. Serat pendek dengan arah yang sama, gambar 3 (b)3. Serat pendek dengan arah acak, gambar 3 (c)

Page 2: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

Gambar 3. Jenis – jenis orientasi serat pada komposit berpenguat serat.Pada komposit serat pendek, pemakaian serat pendek ini mempunyai tujuan untuk memungkinkan pengolahan yang lebih mudah, lebih cepat, produksi lebih murah dan lebih beraneka ragam rancangannya. Sedangkan pada komposit serat panjang, dapat dikategorikan berpenguat serat panjang jika panjang serat sama dengan panjang komposit. Komposit serat panjang ini mempunyai tujuan agar lebih efisien untuk diorientasikan daripada serat pendek [Esti, 2004].Pada penelitian ini serat yang digunakan sebagai bahan penguat (Reinforcement) pada komposit ini adalah serat dari pohon ruyung (Oncosperma Filamentosum) yang disusun panjang dengan arah yang sama (satu arah), yaitu arah serat ruyung disusun horizontal/sepanjang arah cetakan. Sedangkan untuk bentuk dari serat dibuat seragam yaitu dengan dimensi dari ketebalan 0,75mm dan lebar 1,5mm

Gambar 4. Serat ruyung berlapis atau bertingkat dengan 4% serat tiap lapisanB. Jenis-jenis Serat TumbuanSerat memepunyai bentuk dan karakteristi yang berbeda-beda, berikut ini adalah contoh dari jenis serat tumbuan diantaranya adalaha. Serat tebub. Serat daun nanasc. Serat eceng gondokd. Serat bambue. Serat Kelapaa. Serat Tebuserat tebu adalah kualitas unggul yang membuat penggunaan Szechwan tamu cina yang tepat untuk memproduksi secara ekstensif untuk menjadi dewasa bambu sebagai bahan baku, ia mendapatkan oleh teknologi tinggi khusus kerajinan sistem pengolahan serat selulosa dilahirkan kembali. Untuk tebu dalam proses tumbuh, tidak memiliki sumber polusi, berasal dari alam sepenuhnya, dan serat tebu dapat menolak solusi, karena tidak ada pencemaran terhadap lingkungan hidup setelah penurunan sebuah solusi, dapat kembali ke alam benar-benar kembali lagi, sehingga serat tebu disebut perlindungan lingkungan serat. Serat tebu potongan horisontal mi bentuk dan lem dekat, tetapi berbeda dari mie dipotong hadir dalam banyak menanggung formses, sehingga menyerap serat tebu untuk menempatkan fungsi basah terbaik. Serat tebu untuk menerapkan seks warna lumayan, warna segar dan cantik, gantung menggantung seks yang baik, kembali ke fleksibilitas dan tahan lem mengasah rasio jenis kelamin baik. Serat tebu karakteristik terbesar adalah memiliki serat mempunyai alam dan fungsi anti-virus. Melalui monitor, serat tebu mempunyai fungsi anti-virus kepada fungis, seperti E. Coli, staphylococcus warna keemasan dan batang kuncup besar bakteri . Dll, 24 jam anti-virus mencapai tingkat 75%. Serat tebu dapat dan kapas, hari sutra, poliester, dan sebagainya yang arylic serat alami dan serat kimia campuran, dapat juga extile murni.

Page 3: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

b. Serat Daun NanasSerat daun nanas (pineapple–leaf fibres)adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tumbuhan (vegetable fibre) yang diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman nanas yang juga mempunyai nama lain, yaitu Ananas Cosmosus, (termasuk dalam family Bromeliaceae), pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Menurut sejarah, tanaman ini berasal dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599. Di Indonesia tanaman tersebut sudah banyak dibudidayakan, terutama di pulau Jawa dan umatera yang antara lain terdapat di daerah Subang, Majalengka, Purwakarta, Purbalingga, Bengkulu, Lampung dan Palembang, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup berpotensi [Anonim, 2006]. Tanaman nanas akandibongkar setelah dua atau tiga kali panen untuk diganti tanaman baru, oleh karena itu limbah daun nanas terus berkesinambungan sehingga cukup potensial untuk imanfaatkan sebagai produk tekstil yang dapat memberikan nilai tambah. Bentuk aun nanas menyerupai pedang yang meruncing diujungnya dengan warna hijau kehitaman dan pada tepi daun terdapat duri yang tajam. Tergantung dari species atau varietas tanaman, panjang daun nanas berkisar antara 55 sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun antara 0,18 sampai 0,27 cm. Di samping species atau varietas nanas, jarak tanam dan intensitas sinar matahari akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan panjang daun dan sifat atau characteristic dari serat yang dihasilkan. Intensitas sinar matahari yang tidak terlalu banyak (sebagian terlindung) pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus, dan mirip sutera (strong, fine and silky fibre) [Kirby, 1963, Doraiswarmy et al., 1993]. Terdapat lebih dari 50 varietas tanaman nanas didunia, beberapa varietas tanaman nanas yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain Cayenne, Spanish/Spanyol, Abacaxi dan Queen. Tabel 1 memperlihatkan sifat fisik beberapa jenis varietas lain tanaman nanas yang sudah banyak dikembangkan [Doraiswarmy et al., 1993].

Daun nanas mempunyai lapisan luar yang terdiri dari lapisan atas dan bawah. Diantara lapisan tersebut terdapat banyak ikatan atau helai-helai serat (bundles of fibre) yang terikat satu dengan yang lain oleh sejenis zat perekat (gummy substances) yang terdapat dalam daun. Karena daun nanas tidak mempunyai tulang daun, adanya serat-serat dalam daun nanas tersebut akan memperkuat daun nanas saat pertumbuhannya. Dari berat daun nanas hijau yang masih segar akan dihasilkan kurang lebih sebanyak 2,5 sampai 3,5% serat serat daun nanas. Pengambilan serat daun nanas pada umumnya dilakukan pada usia tanaman berkisar antara 1 sampai 1,5 tahun. Serat yang berasal dari daun nanas yang masih muda pada umumnya tidak panjang dan kurang kuat. Sedang serat yang dihasilkan dari tanaman nanas yang terlalu tua, terutama tanaman yang pertumbuhannya di alam terbuka dengan intensitas matahari cukup tinggi tanpa pelindung, akan menghasilkan serat yang pendek kasar dan getas atau rapuh (short, coarse and brittle fibre). Oleh sebab, itu untuk mendapatkan serat yang kuat, halus dan lembut perlu dilakukan pemilihan pada daun-daun nanas yang cukup dewasa yang pertumbuhannya sebagian terlindung dari sinar matahari.

c. Serat Eceng GondokSerat enceng gondok merupakan salah satu material natural fibre alternatif dalam pembuatan komposit secara ilmiah pemanfaatannya masih dikembangkan, karena belum ditemukan material komposit yang menggunakan serat enceng gondok. Serat enceng gondok sekarang banyak digunakan dalam industri-industri mebel dan kerajinan rumah tangga karena selain mudah didapat, murah, dapat mengurangi polusi lingkungan (biodegradability) sehingga komposit ini

Page 4: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

mampu mengatasi permasalahan lingkungan, serta tidak membahayakan kesehatan. Pengembangan serat enceng gondok sebagai material komposit ini sangat dimaklumi mengingat dari segi ketersediaan bahan baku serat alam, Indonesia memiliki bahan baku yang cukup melimpah. Dari pertimbangan-pertimbangan diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data kemampuan mekanis dan fisis berupa kekuatan tarik, kekuatan bending, dan kekuatan impack dari komposit serat enceng gondok dengan matrik resin polyester. Agar permasalahan yang dibahas tidak melebar maka perlu diadakan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Bentuk spesimen Bentuk spesimen komposit adalah plat dengan fraksi volume serat enceng.2. gondok 20% ( tetap ) dengan panjang serat 25mm, 50mm, dan 100m. Karena cara memperoleh serat enceng gondok menggunakan cara manual (tanpa permesinan ) tidak semua serat memiliki kualitas dan panjang yang sama. 3. 2. Bahan benda uji 4. Benda uji dibuat menggunakan serat enceng gondok dengan kadar air 20% menggunakan matrik resin polyester. 5. 3. Cara pembuatan benda uji 6. 4. Benda uji dibuat dengan cara hand lay up dan dengan penekanan secara manual menggunakan kaca sebagai cetakan dan penekan.Pengujian komposit 7. Pengujian komposit berupa uji kekuatan impack, struktur

d. Serat BambuPenelitian mengenai penggunaan serat alam dalam bahan dasar komposit makin berkembang dewasa ini. Hal ini didasarkan pada jumlah dan jenis serat alam yang sangat melimpah dan isu lingkungan yang menjadi pembahasan hangat belakangan ini. Pada penelitian kali ini, jenis serat alam yang dipakai adalah serat alam dari batang pohon bambu.Penelitian ini menjelaskan tentang karakteristik komposit berbahan serat bambu saat diberikan beban lentur dengan metode pengujian three point bending. Bambu yang digunakan adalah bambu berjenis bambu tali (Gigantochloa apus Kurz.) berbentuk pelat dengan panjang 25 cm, lebar 0.5 cm dan tebal 0.05 cm. Matriks yang digunakan adalah resin epoxy dengan katalis berupa epoxy hardener. Pengujian dilakukan pada spesimen yang arah seratnya mendatar (lengthwise) dan spesimen yang arah seratnya tegak (crosswise). Melalui penelitian ini akan diperoleh karakteristik bending komposit berbahan serat bambu. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa flexural strength dan modulus of flexural komposit serat bambu arah lengthwise bernilai 85.5 MPa dan 3.8 GPa. Lalu untuk komposit serat bambu arah crosswise bernilai 115.9 MPa dan 5.9 GPa.e. Serat KelapaSerat kelapa adalah material natural fibre alternatif dalam pembuatan komposit, secara ilmiah pemanfaatannya pun terus dikembangkan agar dihasilkan komposit yang lebih sempurna dikemudian hari. Serat kelapa ini mulai dilirik penggunannya karena selain mudah didapat, murah, dapat mengurangi polusi lingkungan (biodegradability) sehingga komposit ini mampu mengatasi permasalahan lingkungan yang mungkin timbul dari banyaknya serat kelapa yang tidak dimanfaatkan, serta tidak membahayakan kesehatan. Pengembangan serat kelapa sebagai material komposit ini sangat dimaklumi mengingat dari segi ketersediaan bahan baku serat alam khususnya serat kelapa, Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah. Dengan Pertimbangan diatas maka penelitian ini dilakukan agar diketahui sifat–sifat mekanis dari komposit serat kelapa dengan matriks polyester yang meliputi : Kekuatan tarik, kekuatan

Page 5: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

bending,dan kekuatan impack. Serta tidak lupa disertakan foto struktur mikro agar sifat lebih diketahui.

C. Proses PengekstrakanProses pengekstraka adalah proses dimana bahan yang akan di olah dan di proses menjadi produk setengah jadi nanatinya, adapun bahan-bahan tersebut diantaranya adalah :

a. Proses Pengekstrakan Serat TebuPenelitian ini dilakukan dalam empat (4) tahap. Tahap pertama adalah ekstraksi dan karakterisasi karagenan E.cottonii dengan menggunakan dua metode ekstraksi yaitu isopropil alkohol dan KCl, tahap kedua adalah mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi karagenan (0,6%,0,8%,1,0%,1,2% b/v) dan tahap ketiga mengetahui pengaruh penambahan asam palmitat (10%,20%,30% b/b polimer) serta tahap keempat aplikasi edible film karagenan pada buah salak pondoh terolah minimal.Hasil penelitian menunjukkan metode ekstraksi karagenan yang paling baik adalah metode ekstraksi dengan isopropil alkohol dengan karakteristik kadar air 17,05% ; kadar abu 26,39% ; kadar protein 2,68% ; kadar lemak 0,94% ; kadar karbohidrat 69,99% ; rendemen 41,06% ; kadar sulfat 21,05% ; viskositas 28,5-175 cps ; dan kekuatan gel 20-50 g/cm2. Pada penelitian sifat fisik dan mekanik edible film didapatkan hasil edible film dengan konsentrasi karagenan 1,2% (b/v) dan asam palmitat 30% mempunyai sifat fisik dan mekanik terbaik yaitu nilai WVTR terkecil 19,22 g/m2.jam dan tensile strength tertinggi 6,19 KPa. Penelitian aplikasi edible filmpada salak pondoh terolah minimal didapat hasil edible film dan pengemas komersial

b. Pengekstrakan Serat Daun NanasPemisahan atau pengambilan serat nanas dari daunnya (fiber extraction) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan tangan (manual) ataupun dengan peralatan decorticator [Kirby, 1963]. Cara yang paling umum dan praktis adalah dengan proses water retting dan scraping atau secara manual. Water retting adalah proses yang dilakukan oleh micro-organism (bacterial action) untuk memisahkan atau membuat busuk zat-zat perekat (gummy substances) yang berada disekitar serat daun nanas, sehingga serat akan mudah terpisah dan terurai satu dengan lainnya. Proses retting dilakukan dengan cara memasukkan daun-daun nanas kedalam air dalam waktu tertentu. Karena water retting pada dasarnya adalah proses micro-organism, maka beberapa faktor sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses ini, antara lain kondisi dari retting water, pH air, temperatur, cahaya, perubahan kondisi lingkungan, aeration, macro-nutrients, jenis bacteri yang ada dalam air, dan lamanya waktu proses. Daun-daun nanas yang telah mengalami proses water retting kemudian dilakukan proses pengikisan atau pengerokan (scraping) dengan menggunakan plat atau pisau yang tidak tajam untuk menghilangkan zat-zat yang masih menempel atau tersisa pada serat, sehingga serat-serat daun nanas akan lebih terurai satu dengan lainnya. Serat-serat tersebut kemudian dicuci dan dikeringkan. Karena dilakukan dengan tangan (manual), proses water retting dan terutama pada proses scraping diperlukan keahlian dan kesabaran seseorang untuk mengerjakannya. Penelitian menunjukkan kadang proses water retting ini akan menghasilkan warna serat daun nanas yang kecoklat-coklatan akibat adanya proses micro-organism yang tumbuh pada serat tersebut, yang pada umumnya dikenal dengan istilah rust atau karat [Kirby, 1963]. Cara extraction serat daun nanas dapat juga dilakukan dengan peralatan yang disebut mesin Decorticator, prosesnya disebut dengan dekortikasi. Mesin decorticator terdiri dari suatu cylinder atau drum yang dapat berputar pada porosnya. Pada permukaan

Page 6: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

cylinder terpasang beberapa plat atau jarum-jarum halus (blades) yang akan menimbulkan proses pemukulan (beating action) pada daun nanas, saat cylinder berputar [Doraiswarmy et al., 1993]. Gerakan perputaran cylinder dapat dilakukan secara manual (tenaga manusia) atau menggunakan motor listrik. Saat cylinder berputar, daun-daun nanas, sambil dipegang dengan tangan, disuapkan diantara cylinder dan pasangan rol dan plat penyuap. Karenadaun-daun nanas yang disuapkan mengalami proses pengelupasan, pemukulan dan penarikan (crushing, beating and pulling action) yang dilakukan oleh plat-plat atau jarum-jarum halus (blades) yang terpasang pada permukaan cylinder selama berputar, maka kulit daun ataupun zat-zat perekat (gummy substances) yang terdapat disekitar serat akan terpisah dengan seratnya. Padasetengah proses decorticasi dari daun nanas yang telah selesai, kemudian dengan pelan, daun nanas ditarik kembali. Dengan cara yang sama ujung daun nanas yang belum mengalami proses decorticasi disuapkan kembali ke cylinder dan pasangan rol penyuap. Kecepatan putaran cylinder, jarak setting antara blades dan rol penyuap, serta kecepatan penyuapan akan mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kualitas serat yang dihasilkan. Untuk memudahkan pemisahan zat-zat yang ada disekitar serat dan menghindari kerusakan pada serat, proses decorticasi sebaiknya dilakukan pada kondisi daun dalam keadaan segar dan basah (wet condition). Daun-daun nanas yang telah mengalami proses dekortikasi, kemudian dicuci dan dikeringkan melalui sinar matahari, atau dapat dilakukan dengan cara-cara yang lain.

c. Proses Pengekstrakan Serat Eceng GondokBerikut adalah proses pengekstraka serat eceng gondok ada beberapa tahapan yang harus di jalani di antaranya adalah :

1) Tanaman enceng gondok dicuci,lalu dikeringkan selama ± 10 hari.. 2) Pembuatan cetakan Untuk pengujiaan tarik menggunakan kaca dengan ketebalan 4 mm dengan ukuran 225 x 130 mm dan mempunyai daerah pencetakan 165 x 70 mm, untuk pengujian impak menggunakan kaca dengan ketebalan 10 mm dengan ukuran 130 x 100 mm dan mempunyai daerah pencetakan 70 x 40 mm, sedangkan untuk pengujian bending menggunakan kaca dengan ketebalan 4 mm dengan ukuran 210 x 110 mm dan mempunyai daerah pencetakan 10 x 50 mm.

3) Pengambilan serat dari tanaman enceng gondok dengan menggunakan bantuan sikat kawat, tanaman enceng gondok tersebut setelah kering disikat dengan cara membujur searah dengan sikat kawat tersebut, lalu serat tersebut akan memisah dari daging tanaman tersebut. Srat tersebut lalu dipotong 25mm, 50mm, 100mm.

4) Pengolesan wax mold release atau kit mobil pada cetakan untuk memudahkanpengambilan benda uji dari cetakan. 5) Serat ditaruh dalam cetakan secara acak, lalu resin polyester dituangkan ke dalam cetakan tersebut. 6) Penutupan dengan menggunakan kaca yang bertujuan agar void yang kelihatan dapat diminimalkan jumlahnya yang kemudian dilakukan pengepresan dengan menggunakan plat.

d. Proses Pengekstrakan Serat BambuDua jenis pemrosesan yang dilakukan untuk memperoleh bambu serat-Mechanical Pengolahan

Page 7: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

Pengolahan dan Kimia. Namun, baik dalam proses, bambu mentah harus dibagi untuk mendapatkan potongan bambu. Setelah itu, bambu serat diekstrak baik melalui proses kimia atau mekanis.Kimia Pengolahan : Hal ini pada dasarnya alkalization hidrolisis. Bambu yang hancur adalah "matang" dengan bantuan Sodium hidroksida (NaOH) yang juga dikenal dengan alkali kaustik soda atau menjadi suatu bentuk serat selulosa diregenerasi. Alkalization hidrolisis kemudian karbon disulfida dilakukan melalui multi fase dikombinasikan dengan bleaching. Meskipun pengolahan kimia tidak ramah lingkungan tetapi lebih disukai oleh banyak produsen karena merupakan proses memakan waktu kurang.Mechanical Pengolahan : Pada metode ini, bambu yang hancur biologis diperlakukan dengan enzim. Hal ini mematahkan bambu menjadi lembek serat massa dan individu kemudian disisir keluar. Meski mahal, ini adalah proses yang ramah lingkungan.e. Proses Pengekstrakan Serat KelapaProses produksi serat sabut kelapa secara garis besar dapat dilihat pada beberapa literatur yang tertera dibawah ini :

1. Persiapan BahanPada tahap persiapan, serat kelapa yang utuh dipotong membujur menjadi sekitar lima bagian, kemudian bagian ujungnya yang keras dipotong. Sabut tersebut kemudian direndam selama sekitar 3 hari sehingga bagian gabusnya membusuk dan mudah terpisah dari seratnya,dan kemudian ditiriskan. Praktek proses produksi yang dilakukan oleh pengusaha kecil di lokasi studi tidak melaksanakan tahap persiapan bahan, akan tetapi sabut kelapa langsung diproses.

2. Pelunakan seratPelunakan sabut secara tradisionil dilakukan manual, yaitu dengan cara memukul sabut dengan palu sehingga sabut kelapa menjadi lebih terurai. Pada tahap ini sudah dihasilkan hasil samping berupa butiran gabus. Secara modern, pelunakan sabut dilakukan dengan menggunakan mesinpemukul yang disebut mesin double cruiser atau hammer mill. Seperti halnya dengan tahap perendaman, usaha kecil di lokasi studi tidak melaksanakan tahap pelunakan sabut ini, akan tetapi sabut langsung dimasukkan ke dalam mesin pemisah serat (defifibring machine).

3. Pemisahan SeratPada tahap ini, sabut kelapa dimasukkan ke dalam mesin pemisah serat untuk memisahkan bagian serat dengan gabus. Komponen utama mesin pemisah serat atau defifibring machine adalah silinder yang permukaannya dipenuhi dengan gigi-gigi dari besi yang berputar untuk memukul dan "menggaruk" sabut sehingga bagian serat terpisah. Pada tahap ini dihasilkan butiran-butiran gabus sebagai hasil samping.

4. Sortasi/PengayakanPada tahap ini bagian serat yang telah terpisah dari gabus dimasukkan ke dalam mesin sortasi untuk memisahkan bagian serat halus dan kasar. Mesin sortasi atau pengayak (refaulting screen) adalah berupa saringan berbentuk cone yang berputar dengan tenaga penggerak motor. Sortasi dan pengayakan juga dilakukan pada butiran gabus dengan menggunakan ayakan atau saringan yang dilakukan secara manual, sehingga dihasilkan butiran-butiran halus gabus.5. Pembersihan dan Pengeringan.Tahap pembersihan dilakukan untuk memisahkan bagian gabus yang masih menempel pada

Page 8: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

bagian serat halus yang telah terpisah dari bagian serat kasar. Tahap ini dilakukan secara manual. Tergantung kepada tingkat kekeringan serat dan butiran gabus, proses pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran atau dengan menggunakan mesin pengering.

6. Serat sabut kelapa yang sudah bersih dan kering kemudian dipak dengan menggunakan alat press.Ukuran kemasan adalah sekitar 90 x 110 x 45 cm. Secara tradisional, pemadatan serat dilakukan secara manual dengan cara diinjak yang menghasilkan bobot setiap kemasan hanya sekitar 40 Kg. Dengan menggunakan mesin press bobot setiap kemasan mencapai sekitar 100 Kg. Khusus untuk bagian butiran gabus, wadah kemasan adalah karung, dan setiap kemasan menampung sekitar 100 lt. Pada tingkat usaha kecil pemadatan butiran gabus dengan menggunakan alat press tidak dilakukan.

D. Aplikasi Dari Masing-masing SeratDalam proses perkembangannya serat memepunyai peranana yang sangat penting bagi kalangan dumia, utntuk memebuat produk jadi serat memepunyai tahapan-tahapan yang nantinya alak di aplikasikan memnjadi produ jadi. Berikut adalah aplikasi-aplikasi dari masing-masing serat.

a. Aplikasi Serat TebuTekstil, kain atau benang adalah bagian yang terpenting bagi manusia sejak zaman dahulu sampai sekarang. Tak hanya sesuatu yang menutupi tubuh, tekstil, kain dan benang pun menjadi penghubung berbagai pengalaman hidup manusia yang bersifat personal, sosial bahkan budaya. Sebagai negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia banyak menghasilkan tumbuhan-tumbuhan yang mengandung serat yang bisa dibuat menjadi bahan baku kerajinan. Salah satunya adalah serat tebu atau biasa disebut katun.Penggunaan simpul sangat erat kaitannya pada kehidupan manusia. Sejak dahulu kala simpul telah digunakan manusia untuk mengikat atau menarik suatu objek. Namun pengaplikasian simpul pada benda pakai masih jarang dibuat. Padahal jika dilakukan eksplorasi lebih lanjut, simpul dapat digunakan sebagai salah satu teknik baru dalam membuat produk tekstil. Produk kriya yang akan dibuat dengan teknik ini merupakan pelengkap busana. Seperti tas, syal dan ikat pinggang. Dengan sasaran pasar remaja wanita berusia 15 sampai 22 tahun.b. Aplikasi Serat Daun NanasDari beberapa sifat, terutama physical dan mechanical properties, yang dimiliki serat daun nanas, sangat memungkinkan serat tersebutuntuk dapat dipintal menjadi benang. Namun demikian, mengingat physical properties serat daun nanas, khususnya sifat elasticity, torsional dan flexural rigidity, yang sangat berbeda dengan serat cotton, maka diperlukan modifikasi peralatan pemintalan yang digunanakan, baik menggunakan sistem cotton, rotor ataupun dengan sistem spinning yang lain. Meski hanya mampu untuk pembuatan benang dengan nomor-nomor yang masih kasar, dari beberapa penelitian [Doraiswarmy et al., 1993] sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4, enunjukkan bahwa pemintalan dapat dilakukan dengan 100% terdiri dari serat daun nanas maupun dengan cara blending (campuran dengan serat lain), misal polyester, cotton, ataupun serat wool. Untuk mengurangi sifat flexural rigidty dan torsional rigidity pada serat daun nanas yang relatif cukup tinggi, penambahan bahanbahan softener, misal oil-water emulsion, pada serat sebelum diproses menjadi sangat diperlukan.

Page 9: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

Tabel 2. Properties Benang yang dibuat dari Serat Daun Nanas

c. Aplikasi Serat Eceng GondokSalah satu upaya yang cukup prospektif untuk menanggulangi gulma eceng gondok di kawasan perairan danau adalah dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok untuk kerajinan kertas seni. Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat/selulosa (Joedodibroto, 1983). Pulp eceng gondok yang dihasilkan berwarna coklat namun dapat diputihkan dengan proses pemutihan (bleaching). Pulp juga dapat menyerap zat pewarna yang diberikan dengan cukup baik, sehingga berbagai variasi warna kertas dapat dihasilkan elalui proses ini. Kertas seni yang dihasilkan selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan berbagai barang kerajinan seperti kartu undangan, figura, tempat tissue dan perhiasan. Pengusahaan kertas seni seperti halnya di kawasan wisata Danau Singkarak, Sumatera Barat memiliki beberapa keuntungan. Pertama, upaya tersebut merupakan alternatif yang sangat baik untuk mengontrol pertumbuhan gulma eceng gondok di kawasan perairan Danau Singkarak. Pengusahaan ini tentunya akan didukung oleh pemerintah daerah setempat karena berdampak positif terhadap upaya pelestarian kawasan perairan Danau Singkarak. Apabila industri kerajinan eceng gondok tersebut berkembang, maka masyarakat pengrajin akan memanen gulma tersebut dari kawasan perairan danau sebagai sumber bahan bakunya. Kedua, pengembangan industri kerajinan tersebut juga akan menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar sehingga akan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Terakhir, berkembangnya industri kerajinan di kawasan wisata Danau Singkarak akan memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat dengan penyediaan berbagai cenderamata yang berdampak positif terhadap pengembangan sektor wisata di wilayah tersebut. Sebenarnya bisnis kertas seni sudah lama digeluti orang-orang yang disebut dengan produk kertas daur ulang. Bisnis ini sudah mulai dikenal luas dan diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Produk ini sudah banyak ditemui di etalase-etalase toko berupa souvenir cantik dan bernilai seni tinggi. Di perkotaan bisnis ini banyak dilakukan oleh kaum muda, mahasiswa, dan kelompok pengrajin lainnya. Bisnis kertas seni berbahan eceng gondok dan kertas bekas ini sebenarnya suatu inovasi menggabungkan dua kepentingan. Di satu sisi produk berbahan eceng gondok ini menghasilkan kertas dengan nilai seni yang relatif lebih indah dan di sisi lain adalah upaya pengendalian gulma eceng gondok di perairan Danau Toba. Kata kunci dari bisnis ini adalah punya kemauan besar, kreatif, dan ingin maju. Kerajinan ini sebenarnya merupakan aktivitas sederhana, tapi hasilnya luar biasa dan bernilai positif. Dengan sedikit sentuhan seni, kegiatan tersebut bisa menjadi sebuah produk karya seni yang laku di pasaran dengan harga tinggi. Produk-produk ini sudah mulai diusahakan masyarakat dalam skala industri rumah tangga (home industry) sampai skala menengah. Sebagian besar dari produk kertas daur ulang ini adalah sebagai barang kerajinan atau cenderamata. Berbagai produk yang biasa diproduksi dari bahan ini antara lain kartu-kartu ucapan, hiasan dinding, tempat pensil, amplop, blocknote, figura foto, dan lain sebagainya. Eceng gondok jika diolah dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk, mulsa, media semai, pakan ternak, dan pulp/kertas. Di Jawa Tengah dan di Balige sendiri sudah dikembangkan sebagai bahan baku anyaman. Peluang bisnis ini relatif lebih potensial jika dikembangkan di perkotaan. Merupakan suatu tantangan berbagai stakeholder untuk mencarikan sasaran target-target pemasarannya (Muladi, 2001). Dalam rangka mendukung kelestarian danau dan

Page 10: Pemanfaatn Serat Dari Limbah Pertanian

meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya, Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sumatera telah melaksanakan kegiatan workshop pemanfaatan eceng gondok sebagaibahan baku kertas seni. Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Tobasa pada tahun 2004. Dari kegiatan ini telah terbentuk kelompokkelompok pengrajin pemanfaatan eceng gondok di sekitar Danau Toba.

d. Aplikasi Serat BambuPengolahan serat bambu menjadi pakaian, aplikasi ini adalah suatu gagasan yang sangat menarik untuk di jalankan dan yang pertama kali untuk di jalankan adalah terlebih dahulu serat di jadikan bahan setengah jadi yaitu drngan dilakukannya proses peleburan serat dan di jadikanya benang setelah itu serat atau benag tersebut diwarnai sesuwai pakaian yang aka di buat.Joanna Ketterer adalah seorang yang menjalani usaha pakaian dalam merek Luva Huva, mengatakan bahwa bahan yang dipakai begitu lembut dan sangat indah. "Orang-orang seringkali memiliki persepsi bahwa pakaian yang ramah lingkungan kurang bergaya dan tidak nyaman," tukas Joanna. "Bambu adalah bahan yang sangat lembut, memiliki serat untuk 'bernafas' namun kuat dan tahan lama. Bahan ini juga memiliki zat anti bakteri lho. Dan tentu saja, seksi." -Joana Ketterer- Pakaian dalam buatan tangan ini dijual seharga mulai 30 Poundsterling (sekitar 540 ribu Rupiah). e. Serat KelapaSalah satu serat alam yang memiliki prospek yang cukup baik adalah serat kelapa (cocofiber), dimana pengolahan dari serat kelapa masih belum banyak dilakukan atau ditangani dengan baik, sehingga hanya menjadi limbah yang tidak bermanfaat. Serat kelapa yang dikombinasikan dengan polyester sebagai matriks akan dapat menghasilkan komposit alternatif yang salah satunya berguna sebagai duduk bantal mobil, papan/meja. Dengan memvariasikan fraksi volume serat kelapa, diharapkan akan didapatkan kekuatan tarik, impact dan bending komposit yang maksimal untuk mendukung pemanfaatan komposit alternatif. Dalam penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah pemotongan serat kelapa sepanjang 1 cm, kemudian dilakukan pencampuran polyester dan serat kelapa dengan variasi fraksi volume serat kelapa 5%, 10%, 20% dan 30%. Kemudian komposit hasil campuran polyester dan serat kelapa ini dibentuk sesuai dengan spesimen standart uji tarik, impact dan bending serta dilakukan pengamatan struktur mikro. Dari hasil pengujian didapatkan kekuatan mekanik terbaik tensile strength 3,63 kg/mm² pada komposit dengan fraksi volume 30%, modulus elastisitas 40,33 kg/mm² pada fraksi volume 30%, elongation 0,19 pada fraksi volume 5%, flexural strength 3,18 kg/mm² pada fraksi volume 30%, flexural modulus 118,18 kh/mm² pada fraksi volume 30% dan impact strength 2,61J/m² pada komposit dengan fraksi volume 30%.