PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari...

40
PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT KASEPUHAN DI KAMPUNG CIPTARASA DAN CIPTAGELAR SUKABUMI ILHAM PRATAMA NOVIANDI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari...

Page 1: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT

KASEPUHAN DI KAMPUNG CIPTARASA DAN

CIPTAGELAR SUKABUMI

ILHAM PRATAMA NOVIANDI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan
Page 3: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan

Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan

Ciptagelar Sukabumi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Ilham Pratama Noviandi

NIM E34100055

Page 4: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

ABSTRAK

ILHAM PRATAMA NOVIANDI. Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada

Masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar Sukabumi.

Dibimbing oleh SISWOYO dan AGUS HIKMAT.

Masyarakat Kasepuhan Ciptarasa dan Ciptagelar adalah kelompok

masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung

Halimun-Salak. Tumbuhan obat masih digunakan oleh masyarakat Kasepuhan

untuk pengobatan sehari-hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi

jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan, cara pengolahan dan penggunaan oleh

masyarakat di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar Sukabumi. Metode yang

digunakan adalah metode snowball sampling dengan total 60 responden. Total

jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Ciptarasa

sebanyak 54 jenis dari 30 famili dan di Kampung Ciptagelar sebanyak 51 jenis

dari 28 famili. Tumbuhan obat berdasarkan habitus dapat dikelompokkan kedalam

4 kelompok yaitu, perdu, herba, pohon, dan liana, sedangkan berdasarkan bagian

yang digunakannya dapat dikelompokkan menjadi 8 yaitu, akar, daun, buah,

pucuk, batang, jantung, umbi dan seluruh bagian. Kelompok kegunaan tumbuhan

obat yang sering digunakan yaitu penyakit saluran pencernaan, serta penyakit otot

dan persendian. Cara pengolahan yang sering digunakan yaitu direbus, dan cara

penggunaan yang sering digunakan yaitu diminum. Jenis tumbuhan obat unggulan

di Kampung Ciptagelar sebanyak 8 jenis dan di Kampung Ciptarasa sebanyak 6

jenis.

Kata kunci: habitus, kasepuhan, responden, tumbuhan obat

ABSTRACT

ILHAM PRATAMA NOVIANDI. Utilization of Medicinal Plants of Kasepuhan

Community at Ciptarasa and Ciptagelar Village Sukabumi. Supervised by

SISWOYO and AGUS HIKMAT.

The community of Kasepuhan Ciptarasa and Ciptagelar settled in the area

of Gunung Halimun Salak National Park. Medicinal plants were still used daily by

the community of Kasepuhan for the disease treatment. The purpose of this

research was to identified the species of medicinal plants were utilized, the way of

processing and the utilization in Ciptarasa and Ciptagelar village Sukabumi. The

method used was the snowball method with 60 respondents of the village. The

type of medicinal plants which using by the community in Ciptarasa village was

54 species from 30 families and 51 species from 28 family in Ciptagelar village.

Medicinal plants based on habitus was 4 groups, there were shrubs, herbaceous,

trees and liana. Based on the sections grouped into 8, there were roots, leaves,

fruits, shoots, stem, heart, bulbs and the entire plant section. The usability group

of medicinal plants that were frequently used for the muscle pain. The way of

processing that was boiled, consumed araly. Superior plant species that used was

8 types in Ciptagelar village and 6 types in Ciptarasa village.

Keywords: habitus, kasepuhan, medicinal plants, respondents

Page 5: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT

KASEPUHAN DI KAMPUNG CIPTARASA DAN

CIPTAGELAR SUKABUMI

ILHAM PRATAMA NOVIANDI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan
Page 7: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

Judul Skripsi : Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kasepuhan di

Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar Sukabumi

Nama : Ilham Pratama Noviandi

NIM : E34100055

Disetujui oleh

Ir Siswoyo, MSi Dr Ir Agus Hikmat, MScFTrop

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 8: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kasepuhan

di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar Sukabumi. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Mei 2014 yang berlokasi di Kampung Ciptarasa, Desa Sirnarasa dan

Kampung Ciptagelar, Desa Sirnaresmi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Siswoyo, MSi dan

Bapak Dr Ir Agus Hikmat, MScFTrop yang telah membimbing selama penulis

melakukan penelitian dan penulisan skripsi. Kepada pihak Taman Nasional

Gunung Halimun-Salak, Kepala Resort Gunung Koneng, Masyarakat Kampung

Ciptarasa dan Ciptagelar yang telah memberikan izin untuk menggunakan lokasi

penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak dan ibu, serta

seluruh keluarga dan teman-teman atas segala bantuan, doa, dan kasih sayangnya.

Semoga karya ini bermanfaat.

Bogor, November 2014

Ilham Pratama Noviandi

Page 9: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Penelitian 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 7

Karakteristik Responden 7

Potensi Tumbuhan Obat 10

Pemanfaatan Tumbuhan Obat 12

Tumbuhan Obat Unggulan 26

SIMPULAN DAN SARAN 27

Simpulan 27

Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

Page 10: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

DAFTAR TABEL

1 Jenis data primer yang dikumpulkan 3

2 Pengelompokkan tumbuhan obat 5

3 Klasifikasi kelompok penyakit atau penggunaan dan macam penyakit

atau penggunaannya 5

4 Jumlah responden berdasarkan umur 8

5 Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin 8

6 Tingkat pendidikan responden 9

7 Mata pencaharian 9

8 Bagian tumbuhan obat yang digunakan 12

9 Rekapitulasi khasiat tumbuhan obat berdasarkan kelompok kegunaan 13

10 Jenis-jenis tumbuhan obat untuk perawatan sesudah melahirkan 14

11 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit otot dan

persendian 15

12 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati demam 16

13 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati luka 17

14 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran

pencernaan 18

15 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran

pernapasan 19

16 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit mata 20

17 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung 21

18 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit ginjal 21

19 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kulit 22

20 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit kulit 22

21 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit kuning 23

22 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit khusus wanita 24

23 Cara pengolahan tumbuhan obat 25

24 Cara penggunaan tumbuhan obat 25

25 Jenis-jenis tumbuhan obat unggulan 26

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi penelitian 2

2 Persentasi famili tumbuhan obat 11

3 Persentasi habitus tumbuhan obat 11

4 Persentasi tipe habitat tumbuhan obat 12

5 Jawer kotok (Plectranthus scutellaroides) 14

6 Antanan (Centella asiatica) 16

7 Walang (Eryngium foetidum) 17

8 Jukut bau (Ageratum conyzoides) 18

9 Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) 19

10 Panglay (Zingiber purpureum) 24

Page 11: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat Kasepuhan Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar adalah

kelompok masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan Taman Nasional

Gunung Halimun-Salak yang keberadaanya selalu berpindah-pindah disebabkan

oleh perintah wangsit yang diberikan kepada suku adat Kasepuhan. Pola perilaku

sosial budaya masyarakat adat Kasepuhan hingga ini masih menunjukkan

karakteristik budaya Sunda leluhur yang memiliki kepercayaan terhadap kekuatan

alam yang dikuasai oleh roh-roh nenek moyang. Menurut Rachmawati (2000),

masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan

yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya.

Pemanfaatan hutan secara tradisional oleh masyarakat kasepuhan sudah

berlangsung lama. Menurut Adimihardja et al. (1994), pengetahuan masyarakat

kasepuhan tentang sistem perladangan dan sistem pemanfaatan hutan sejak masa

lampau sangat baik, karena selain mampu membuat konsep, juga dapat

mempraktikkan sistem pembagian tata ruang untuk kepentingan konservasi alam.

Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di Kampung Ciptarasa dan

Ciptagelar sudah berlangsung lama dan masyarakat kasepuhan di Kampung

Ciptarasa dan Ciptagelar sudah mengetahui cara memanfaatkan tumbuhan obat

untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut dalam skala kecil untuk pengobatan

sehari-hari yang diwarisi secara turun-temurun.

Menurut Soewito (1989), pemanfaatan tumbuhan obat ialah memanfaatkan

berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita, dan mempunyai

khasiat untuk bahan pengobatan secara tradisional. Pemanfaatan tumbuhan obat

sendiri lebih aman dari penggunaan obat modern karena obat modern memiliki

efek samping lebih banyak. Kehidupan masyarakat pedesaan jauh lebih sehat dari

cara kehidupan masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan lebih banyak

memanfaatkan alam untuk kehidupan, sedangkan masyarakat perkotaan lebih

memanfaatkan yang bersifat modern. Maka dari segi kesehatan, masyarakat

pedesaan mempunyai tingkat kesehatan yang lebih baik dari masyarakat

perkotaan.

Oleh karena itu penelitian pemanfaatan tumbuhan obat perlu dilakukan

agar informasi yang diperoleh dapat memberi kesadaran bahwa pentingnya

tumbuhan obat bagi kesehatan, karena tumbuhan obat tidak memiliki efek

samping yang besar, baik itu dari ketepatan cara penggunaan, ketepatan dosis dan

lainnya, seperti obat modern. Tumbuhan obat dapat menjadi suatu pencapaian

kemandirian bangsa, khususnya masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa

dan Ciptagelar yang tidak terlalu bergantung pada obat modern.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat

Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar

2. Mengidentifikasi cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan obat oleh

masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar.

Page 12: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

2

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi

tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kasepuhan di Kampung

Ciptarasa dan Ciptagelar kepada pihak pengelola TNGHS guna pengelolaan,

pelestarian dan pemanfaatannya secara berkelanjutan.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Pemanfaatan Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kasepuhan

dilakukan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar Sukabumi (Gambar 1). Waktu

penelitian mulai dari bulan Januari hingga bulan Oktober 2014.

Gambar 1 Peta lokasi Penelitian

Alat dan Bahan

Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara lain: alat tulis, alat

perekam suara, dan kamera untuk alat dokumentasi. Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian, antara lain: laporan/dokumen yang terkait dengan kondisi umum

lokasi dan sumberdaya hutan di TNGHS, kantong plastik, label, alkohol 70%, dan

kuesioner.

Page 13: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

3

Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: orientasi lapang,

pengumpulan data, serta pengolahan dan analisis data.

Orientasi Lapang

Orientasi Lapang dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi

masyarakat kasepuhan yang memanfaatkan tumbuhan obat di Kampung

Ciptagelar dan Ciptarasa.

Pengumpulan Data

Jenis data dan informasi yang dikumpulkan yaitu data primer dan data

sekunder yaitu :

a. Data primer

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara

yang dilakukan pada beberapa kelompok masyarakat tertentu, yaitu dukun bayi,

kelompok pengguna, dan herbarium untuk jenis tumbuhan obat yang belum

diketahui jenisnya atau belum teridentifikasi (Tabel 1).

Tabel 1 Jenis data primer yang dikumpulkan

b. Data sekunder

Data sekunder yang diambil melalui kajian literatur yang mengkaji

beberapa laporan, meliputi data keadaan umum masyarakat dan letak Kampung

Ciptarasa dan Ciptagelar.

a.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara.Wawancara dilakukan

untuk memperoleh data dan informasi mengenai tumbuhan obat yang

dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Ciptagelar dan Ciptarasa. Penentuan

Jenis data Aspek yang dikaji Sumber data Metode

Karakteristik

Responden

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan

masyarakat

4. Mata pencaharian

Lapangan (masyarakat di

Kampung Ciptagelar dan

Ciptarasa).

Wawancara

Pemanfaatan

tumbuhan

obat

1. Nama lokal

2. Nama ilmiah

3. Famili

4. Habitus

5. Tipe habitat

6. Manfaat

7. Bagian yang

digunakan

8. Cara pengolahan

9. Cara penggunaan

Lapangan (masyarakat di

Kampung Ciptagelar dan

Ciptarasa).

Wawancara

Page 14: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

4

responden dilakukan dengan teknik snowball sampling yaitu dengan menentukan

responden kunci (key person). Responden kunci adalah orang atau responden

yang memiliki pengetahuan luas mengenai pemanfaatan yang dilakukan

masyarakat sekitar serta memiliki intensitas pemanfaatan yang tinggi terhadap

kawasan. Wawancara berhenti apabila data yang diperoleh jenuh atau tidak ada

lagi penambahan informasi. Total responden yang diwawancarai sebanyak 60

orang. Kelompok masyarakat yang diwawancarai yaitu dukun bayi, dan kelompok

pengguna.

b. Pembuatan Herbarium

Pembuatan herbarium dilakukan untuk membantu kegiatan identifikasi

spesies tumbuhan. Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium adalah

sebagai berikut.

1. Mengambil contoh herbarium, yaitu contoh ranting lengkap dengan daun serta

bunga dan buah jika ada.

2. Memotong bahan herbarium dengan panjang ±40 cm, kemudian diberi label

gantung berukuran 3 cm x 5 cm yang berisi nomor koleksi, nama lokal, tanggal

pengumpulan, lokasi pengumpulan dan nama kolektor.

3. Bahan herbarium disemprot alkohol 70%. Masing-masing herbarium

dibungkus dengan menggunakan koran yang sudah disemprot dengan alkohol.

4. Herbarium disusun dalam sasak dan dioven selama 2 hari dengan suhu 80ºC.

5. Setelah itu herbarium yang sudah kering dan dilengkap data yang diperlukan

diidentifikasi nama ilmiahnya di Herbarium Bogoriensis.

Pengolahan dan Analisis Data

Hasil identifikasi jenis tumbuhan obat disusun berdasarkan nama ataupun

spesies yang dimanfaatkan masyarakat untuk dianalisa kegunaan dan manfaatnya.

Selanjutnya digabungkan dengan hasil survey, pengamatan di lapang dan hasil

studi pustaka yang sesuai untuk ditabulasikan secara sistematis dan dianalisa

secara deskriptif.

a. Identifikasi Sub-Kelompok dalam Suatu Kampung

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan ke

Kampung Ciptagelar dan Ciptarasa, kemudian dikelompokan lagi ke dalam

beberapa kelompok masyarakat yaitu dukun bayi dan kelompok pengguna

tumbuhan obat.

b. Pengelompokkan Tumbuhan Obat

Data tumbuhan obat yang telah diperoleh selanjutnya dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok untuk mendapatkan titik temu dalam pengambilan

hasil data tentang pemanfaatan tumbuhan obat yang tercakup pada kebutuhan

dasar tersebut (Tabel 2).

Page 15: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

5

Tabel 2 Pengelompokkan tumbuhan obat

Kelompok Sub Kelompok

Potensi tumbuhan obat

Jumlah jenis berdasarkan lokasi, persentasi

famili, persentasi habitat dan persentasi

habitus.

Pemanfaatan tumbuhan obat

Bagian tumbuhan dimanfaatkan, kelompok

kegunaan, cara pengolahan dan cara

penggunaan

Tumbuhan obat unggulan Jumlah jenis tumbuhan obat unggulan dan

kegunaan jenis tumbuhan obat unggulan

Pengklasifikasian data dilakukan terhadap khasiat masing-masing jenis

tumbuhan obat berdasarkan kelompok kegunaan tumbuhan obat (Tabel 3).

Tabel 3 Klasifikasi kelompok penyakit/penggunaan dan macam

penyakit/penggunaannya

No. Kelompok

Penyakit/Penggunaan Macam Penyakit/Penggunaan

1 Penawar Racun Penawar racun ular, dan penggunaan lainnya

2 Pengobatan Luka Luka bakar, luka memar dan penggunaan lainnya

3 Penyakit Gigi Saki gigi, dan penggunaan lainnya

4 Penyakit Ginjal Ginjal, kencing batu, dan penggunaan lainnya

5 Penyakit Jantung Sakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi dan

penggunaan lainnya

6 Penyakit Khusus

Wanita

Terlambat haid, haid terlalu banyak, dan

penggunaan lainnya

7 Penyakit Kulit Bisul, kurap, gatal, kudis, dan penggunaan lainnya

8 Penyakit Kuning Sakit kuning, penyakit hati, dan penggunaan

lainnya

9 Penyakit Mata Sakit mata, rabun senja, dan penggunaan lainnya

10 Penyakit Mulut Gusi bengkak, sariawan, dan penggunaan lainnya

11 Penyakit Otot dan

Persendian

Asam urat, rematik, sakit otot, sakit persendian,

sakit pinggang, dan penggunaan lainnya

12 Tonikum Obat kuat, tonikum, penambah nafsu makan, dan

penggunaan lainnya

13 Penyakit Saluran

Pencernaan

Maag, kembung, masuk angin, diare, dan

penggunaan lainnya

14 Penyakit Saluran

Pernafasan/THT

Batuk, flu, influenza, pilek, sesak nafas, dan

penggunaan lainnya

15 Perawatan

Kehamilan dan

Persalinan

Perawatan sesudah melahirkan/persalinan, dan

penggunaan lainnya

16 Perawatan Kulit Penghalus kulit, perawatan muka, dan penggunaan

lainnya

17 Demam Demam, penurun panas, dan penggunaan lainnya

18 Lain-lain Penggunaan lainnya yang tidak tercantum di atas Sumber: Zuhud et al. (2000)

Page 16: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

6

Berikut rumusan perhitungan persentasi famili, bagian yang digunakan dan

habitus pada tumbuhan obat:

c. Persentasi Famili

Persentasi famili digunakan untuk mengetahui persentasi dari masing-

masing famili jenis tumbuhan obat yang ditemukan. Persentasi famili ini

menggunakan rumus (Hasanah 2011):

Persentasi famili =

x100%

d. Persentasi Bagian yang digunakan

Persentasi bagian yang digunakan untuk mengetahui persentasi bagian dari

tumbuhan obat tersebut yang dapat digunakan untuk obat. Persentasi bagian yang

digunakan ini menggunakan rumus (Hasanah 2011) :

Persentasi bagian yang digunakan = ∑

∑ x100%

e. Persentasi Habitus

Habitus adalah perawakan suatu tumbuhan. Menurut Tjitrosoepomo (1988)

diacu dalam Damayanti (1999), habitus berbagai jenis tumbuhan adalah sebagai

berikut:

1. Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tinggi besar, memiliki satu batang yang

jelas dan bercabang jauh dari permukaan tanah.

2. Perdu adalah tumbuhan berkayu yang tidak seberapa besar dan bercabang

dekat dengan permukaan tanah

3. Herba adalah tumbuhan tidak berkayu dengan batang lunak dan berair

4. Liana adalah tumbuhan berkayu dengan batang menjalar atau memanjat pada

tumbuhan lain.

Persentasi habitus digunakan untuk mengetahui persentasi habitus

tumbuhan obat yang ditemukan. Persentasi habitus ini menggunakan rumus

(Hasanah 2011) :

Persentasi habitus = i h i

i h h i x 100%

f. Persentasi Habitat

Persentasi habitat digunakan untuk mengetahui persentasi habitat

tumbuhan obat yang ditemukan. Persentasi habitat ini menggunakan rumus

(Hasanah 2011) :

Persentasi habitat =

x 100%

Penentuan Jenis-jenis Tumbuhan Obat Unggulan

Kriteria jenis tumbuhan obat unggulan yang dipilih dengan

mempertimbangkan berbagai aspek, meliputi : (1) prioritas pengobatan penyakit

Page 17: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

7

penting, (2) jenis dengan potensi produksi tinggi, (3) punya pasar lokal maupun

ekspor, (4) mudah dibudidayakan, (5) dikenal masyarakat, (6) sudah banyak

diteliti, baik aspek kimia khasiat maupun budidayanya, (7) terancam langka

karena banyak dipanen masyarakat, dan, (8) pengembangannya melibatkan

masyarakat sekitar hutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Secara administratif, Kampung Ciptagelar berada di wilayah Desa

Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Letaknya dikelilingi

Gunung Surandil, Gunung Karancang, dan Gunung Kendeng. Jarak Kampung

Ciptagelar dari Desa Sirnaresmi 14 km, dari kota kecamatan 27 km, dari pusat

pemerintahan Kabupaten Sukabumi 103 km. Letak geografis Kampung Ciptagelar

berada di atas ketinggian tempat 1 050 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, Kampung Ciptarasa berada di wilayah desa

Sirnarasa, Kecamatan Cikakak. Letaknya di kaki Gunung Halimun selatan, pada

punggung Gunung Sangiang dan Gunung Bodas. Jarak Kampung Ciptarasa dari

wilayah Pantai Pelabuhan Ratu adalah 30 km. Letak geografis Kampung

Ciptarasa berada pada ketinggian tempat 756 meter di atas permukaan laut.

Karakterisktik Responden

Menurut Purbasari (2011) interaksi masyarakat dan kawasan dibutuhkan

agar masyarakat mengetahui dan merasakan secara langsung manfaat dari

kawasan. Masyarakat sekitar hutan sangat bergantung dan memiliki interaksi yang

kuat pada hutan, dikarenakan untuk mencukupi kebutuhan hidup dalam

kesehariannya. Akan tetapi masyarakat sekitar hutan memiliki peraturan tersendiri

dalam memanfaatkan hutan dengan adanya pembagian zonasi hutan. Masyarakat

Kasepuhan sendiri mengetahui jika aturan tersebut dilanggar maka akan terkena

bencana dari leluhurnya, selain itu untuk menjaga keberlangsungan hidup

masyarakat agar dapat diwarisi terhadap anak cucu mereka secara turun temurun.

Karakteristik masyarakat di Kampung Ciptarasa dan Kampung Ciptagelar

disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan mata pencaharian.

Umur

Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Kasepuhan di Kampung

Ciptarasa dan Ciptagelar sudah berlangsung lama, dan pengetahuan yang

didapatkan tentang tumbuhan obat berlangsung secara turun temurun. Adapun

beberapa dari instansi pendidikan seperti perguruan tinggi yang memberikan

penyuluhan tentang pemanfaatan tumbuhan obat terhadap masyarakat di kedua

kampung tersebut dengan objek tumbuhan obat yang berada atau tumbuh di kedua

kampung tersebut, namun penyuluhan pemanfaatan tumbuhan obat tersebut tidak

jauh berbeda dengan pemanfaatan tumbuhan obat yang biasa dimanfaatkan oleh

Page 18: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

8

masyarakat kampung dalam kesehariannya. Sebagaimana yang telah dilakukan

pengambilan data bahwa penggunaan tumbuhan obat dimanfaatkan oleh berbagai

kalangan umur dari umur 18 tahun hingga umur 72 tahun (Tabel 4).

Tabel 4 Jumlah responden berdasarkan tingkat umur

No. Umur

(tahun)

Jumlah responden tiap kampung

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Jumlah (org) Persentasi (%) Jumlah (org) Persentasi (%)

1 15-19 2 6.67 2 20.00

2 20-29 6 20.00 3 10.00

3 30-39 6 20.00 4 13.33

4 40-49 8 26.67 9 30.00

5 50-59 5 16.67 7 23.33

6 >60 3 10.00 5 16.67

Berdasarkan kelompok umur yang disajikan pada Tabel 4 bahwa umur

responden pada kampung Ciptarasa dan Ciptagelar yang lebih tinggi

memanfaatkan tumbuhan obat adalah umur yang berkisar antara 40 hingga 49

tahun sebesar 26.67% untuk kampung Ciptarasa dan 30.00% untuk kampung

Ciptagelar. Kelompok umur yang berkisar antara 40 hingga 49, karena lebih

banyak memanfaatkan tumbuhan obat dikarenakan dalam kesehariannya mereka

selalu berinteraksi langsung dengan hutan atau lingkungan lainnya, selain itu

mereka lebih memahami cara pemanfaatannya yang didapatkan oleh nenek

moyangnya secara turun temurun.

Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil yang didapat melalui wawancara tentang pemanfaatan

tumbuhan obat, jenis kelamin laki-laki lebih banyak menggunakan tumbuhan obat

dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Jenis kelamin laki-laki yang

memanfaatkan tumbuhan obat di Kampung Ciptarasa sebesar 60.00% dan di

Kampung Ciptagelar sebesar 53.33% (Tabel 5).

Tabel 5 Jenis berdasarkan jenis kelamin responden

No.

Jenis

Kelamin

Jumlah responden tiap kampong

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Jumlah (org) Persentasi (%) Jumlah (org) Persentasi (%)

1 Laki-laki 18 60.00 16 53.33

2 Perempuan 12 40.00 14 46.67

Hal ini dikarenakan laki-laki sering berinteraksi dengan lingkungan

sekitar, seperti sawah kebun dan hutan dalam kesehariannya, maka secara tidak

langsung lebih banyak memanfaatkan tumbuhan obat.

Page 19: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

9

Tingkat Pendidikan

Responden masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar

lebih banyak yang berlatar belakang tingkat pendidikan hingga Sekolah Dasar

(SD), dan lebih sedikit yang berlatar belakang pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA) (Tabel 6).

Tabel 6 Tingkat pendidikan responden

No. Pendidikan

Jumlah responden tiap kampung

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Jumlah (org) Persentasi (%) Jumlah (org) Persentasi (%)

1 Tidak tamat SD 4 13.33 5 16.67

2 SD 23 76.67 18 60.00

3 SMP 3 10.00 5 16.67

4 SMA - - 2 6.67

Tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kampung Ciptarasa sebesar

76.67% sedangkan di Kampung Ciptagelar sebesar 60.00%. Rendahnya

pendidikan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu karena keterbatasan biaya yang berpendapat bahwa pendidikan itu

membutuhkan biaya yang besar, jarak yang ditempuh dari rumah tempat tinggal

cukup jauh jika ingin mengemban pendidikan lebih tinggi, sehingga mereka

menyimpulkan bahwa dengan cukup dapat membaca dan menulis saja sudah

cukup dalam mengemban pendidikan. Karena itu banyak orang tua yang

mengarahkan anaknya bermata pencaharian bertani maupun beternak.

Mata Pencaharian

Hasil wawancara yang telah dilakukan pada masyarakat Kasepuhan di

Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar, diperoleh beberapa responden yang bermata

pencaharian bertani, beternak, dukun bayi, dan PNS. Mata pencaharian petani

lebih banyak dari mata pencaharian lainnya. Petani di Kampung Ciptarasa sebesar

76.67% sedangkan di Kampung Ciptagelar sebesar 80.00% (Tabel 7).

Tabel 7 Mata pencaharian responden

No. Mata

pencaharian

Jumlah responden tiap kampong

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Jumlah (org) Persentasi (%) Jumlah (org) Persentasi (%)

1 Peternak 3 10.00 5 16.67

2 PNS 1 3.33 - -

3 Dukun bayi 3 10.00 1 3.33

4 Petani 23 76.67 24 80.00

Hal ini dikarenakan mata pencaharian petani merupakan mata pencaharian

pokok. Petani khusunya bertani padi merupakan faktor utama ketahanan pangan

bagi masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar, yang nantinya

padi tersebut dikumpulkan di tempat yang disebut leuit. Disini terlihat jika padi

didalam leuit sudah mulai berkurang maka ketahanan pangan bagi masyarakat pun

Page 20: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

10

mulai tidak membaik. Beberapa masyarakat yang memiliki mata pencaharian

bertenak. seperti beternak kambing, kerbau, dan bebek.

Hal ini dilakukan oleh beberapa masyarakat sebagai mata pencaharian

tambahan, karena mereka menganggap bahwa beternak dapat menambah

pemasukkan pendapatan dan tidak begitu sulit dalam melakukannya. Masyarakat

bermata pencaharian dukun bayi, dikarenakan kampung tersebut memiliki jarak

yang ditempuh cukup jauh dari rumah sakit sehingga masyarakat yang memiliki

kemampuan dan keterampilan dibidang persalinan berprofesi sebagai dukun bayi.

Untuk masyarakat yang bermata pencaharian PNS dikarenakan salah satu dari

masyarakat tersebut memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari masyarakat pada

umumnya dan memiliki keahlian tersendiri untuk bekerja di kantor desa.

Potensi Tumbuhan Obat

Suku-suku bangsa di Indonesia telah banyak memanfaatkan tumbuhan

obat untuk kepentingan pengobatan tradisional, mereka mempunyai kemampuan

yang berbeda-beda tentang pengobatan tradisional termasuk pengetahuan tentang

tumbuhan obat (Aliadi dan Roemantyo 1994). Pemanfaatan tumbuhan obat di

Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar sudah lama dilakukan secara turun temurun.

Ada beberapa tumbuhan obat yang biasa dimanfaatkan, ada yang selalu

dimanfaatkan atau unggulan sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan untuk

keperluan tertentu.

Jumlah Jenis Berdasarkan Lokasi

Data yang didapatkan dari tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh

masyarakat di Kampung Ciptarasa sebanyak 54 jenis tumbuhan obat, sedangkan

di Kampung Ciptagelar sebanyak 51 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang

lebih banyak dimanfaatkan oleh responden adalah tumbuhan obat yang berada di

Kampung Ciptarasa, sedangkan tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh

responden Kampung Ciptagelar lebih sedikit.

Hal ini dikarenakan pada responden di Kampung Ciptagelar banyak

didatangi para wisatawan dari berbagai mancanegara sehingga interaksi responden

dengan lingkungannya sedikit berkurang, selain adanya pegawai kesehatan yang

ditugaskan pemerintah untuk menangani warga yang sakit dengan menggunakan

obat modern yang dalam mendapatkan dan pemakaiannya jauh lebih mudah dan

proses penyembuhan dari obat modern tersebut jauh lebih cepat jika dibandingkan

dengan menggunakan tumbuhan obat yang dalam proses penyembuhannya relatif

lebih lama.

Persentasi Famili Tumbuhan Obat

Data yang didapatkan pada Kampung Ciptarasa terdapat 54 jenis dari 30

famili tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan Kampung Ciptagelar terdapat 51

jenis dari 28 famili tumbuhan obat yang digunakan. Berdasarkan familinya,

jumlah jenis famili yang terbanyak digunakan oleh masyarakat di Kampung

Ciptarasa adalah famili Asteraceae dan Zingiberaceae, sedangkan di Kampung

Ciptagelar yaitu famili Zingiberaceae dan Poaceae. Famili Zingiberaceae

merupakan famili yang memiliki persentasi jenis paling tinggi sebanyak 48.00%

di Kampung Ciptarasa dan 43.48% di Kampung Ciptagelar (Gambar 2). Jenis

Page 21: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

11

tumbuhan obat dari famili Zingeberaceae dimanfaatkan juga sebagai bahan

makanan seperti penyedap, pewarna atau sebagai bumbu masakan. Salah satu

tumbuhan obat dari famili Zingiberaceae, yaitu kunyit yang sering dimanfaatkan

untuk pewarna makanan. Rifai dan Waluyo(1992) mengatakan kunyit (Curcuma

domestica) merupakan tumbuhan yang digunakan untuk pewarna kuning.

Gambar 2 Persentasi famili tumbuhan obat

Persentasi Habitus Tumbuhan Obat

Data yang didapatkan pada Kampung Ciptarasa dikelompokkan menjadi 3

kelompok yaitu perdu, herba, dan pohon. Pada Kampung Ciptagelar berdasarkan

habitusnya dikelompokkan menjadi 4 yaitu perdu, herba, pohon dan liana

(Gambar 3).

Gambar 3 Persentasi habitus tumbuhan obat

Data pada kedua Kampung tersebut menunjukkan, bahwa habitus herba

lebih banyak ditemukan, karena jenis tumbuhan yang berhabitus herba lebih

mudah diolah, lebih mudah untuk tumbuh dan berada ditempat yang mudah untuk

dijangkau. Menurut Hutasuhut (2011) habitus herba memiliki daya saing yang

kuat dan adaptasi yang tinggi terhadap habitus lain di sekitarnya sehingga mampu

tumbuh di tempat yang kosong.

Persentasi Habitat Tumbuhan Obat

Berdasarkan habitatnya, tumbuhan obat yang dimanfaatkan pada kampung

Ciptarasa dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu hutan, pekarangan, kebun

20.00

12.00 8.00 12.00

48.00

13.04 8.69 8.70

26.09

43.48

0

10

20

30

40

50

60

Asteraceae Lamiacea Lauraceae Poaceae Zingiberaceae

Per

sen

tasi

fam

ili(

%)

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

36.36

47.28

16.37

0

19.61

49.02

29.41

1.96 0

10

20

30

40

50

Perdu Herba Pohon liana

Per

sen

tasi

hab

itu

s (%

)

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Page 22: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

12

dan sawah. Pada kampung Ciptagelar dikelompokkan menjadi 4 yaitu hutan,

kebun, pekarangan dan sawah (Gambar 4).

Gambar 4 Persentasi tipe habitat tumbuhan obat

Tipe habitat yang paling banyak adalah hutan yaitu sebanyak 54.54% di

Kampung Ciptarasa dan 47.17% di Kampung Ciptagelar. Hal ini dikarenakan

tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh responden adalah tumbuhan liar, karena

masyarakat belum dapat membudidayakannya, baik itu tumbuhan obat yang

tumbuh di hutan, kebun, sawah dan pekarangan. Pernah dilakukan budidaya

tumbuhan obat akan tetapi selalu tidak baik dalam pertumbuhan dan

perkembangannya dan pada habitat ini masyarakat lebih sering berinteraksi dan

lebih banyak jenis tumbuhan obat yang tumbuh sehingga habitat ini lebih banyak

dimanfaatkan masyarakat dalam pemanfaatan tumbuhan obat dalam

menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Bagian Tumbuhan Obat yang Digunakan

Data yang didapatkan pada kedua Kampung tersebut, terdapat 8 macam

bagian tumbuhan obat yang digunakan yaitu daun, akar, buah, pucuk, batang,

jantung, umbi dan seluruh bagian (Tabel 8).

Tabel 8 Bagian tumbuhan yang digunakan

No. Bagian yang

digunakan

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Jumlah (jenis) Persentasi (%) Jumlah (jenis) Persentasi (%)

1 Akar 6 9.84 6 9.37

2 Daun 22 36.06 21 32.81

3 Buah 3 4.92 3 4.69

4 Pucuk - - 2 3.12

5 Batang 7 11.47 9 14.06

6 Jantung - - 1 1.56

7 Umbi 10 16.39 11 17.19

8 Seluruh bagian 13 21.31 11 17.19

Tabel 8 terlihat, bahwa bagian dari tumbuhan obat yang paling banyak

digunakan di Kampung Ciptarasa adalah daun sebesar 36.06%, dan di Kampung

54.54

25.45

9.10 10.91

47.17

26.41 25.53

1.89 0

20

40

60

Hutan Pekarangan Kebun Sawah

Per

sen

tasi

hab

itat

(%

)

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Page 23: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

13

Ciptagelar yang lebih banyak digunakan yaitu daun sebesar 32.81%. Kedua

Kampung tersebut memiliki kesamaan bagian tumbuhan obat yang sering

digunakan yaitu daun. Hal ini dikarenakan daun mengandung berbagai macam zat

sehingga khasiat yang terdapat dari daun lebih banyak, baik itu cara

pengolahannya yang mudah dan cara mendapatkannya yang tidak begitu sulit.

Kelompok Kegunaan

Data yang didapatkan pada kedua kampung tersebut, terdapat 18

kelompok kegunaan tumbuhan obat (Tabel 9). Kelompok kegunaan tumbuhan

obat di Kampung Ciptarasa terbanyak adalah kelompok penyakit otot dan

persendian, sedangkan di Kampung Ciptagelar jumlah kegunaan tumbuhan obat

yang sering digunakan yaitu kelompok penyakit saluran pencernaan. Hal ini

dikarenakan masyarakat Kampung selalu berinteraksi dengan lingkungannya

seperti bertani, mencari kayu bakar, menyadap pohon aren dan mencari pakan

ternak yang dilakukan saat pagi hari hingga sore hari, sehingga keluhan yang

banyak dirasakan masyarakat Kampung yaitu kelompok penyakit saluran

pencernaan serta kelompok penyakit otot dan persendian. Hasil yang didapat,

diuraikan jenis-jenis tumbuhan obat berdasarkan macam penggunaan dan bagian

yang digunakan pada Kampung Ciptarasa dan Kampung Ciptagelar.

Tabel 9 Rekapitulasi khasiat tumbuhan obat berdasarkan kelompok kegunaan

No. Kelompok Kegunaan Jumlah jenis di

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

1 Perawatan sesudah melahirkan 4 6

2 Penyakit otot dan persendian 9 17

3 Demam 4 5

4 Pengobatan luka 8 3

5 Penyakit saluran pencernaan 12 6

6 Penyakit saluran pernafasan 6 7

7 Penyakit jantung 1 1

8 Penyakit mata 8 5

9 Penawar racun 1 1

10 Penyakit ginjal 1 1

11 Perawatan kulit 1 1

12 Penyakit kulit 3 2

13 Tonikum - 2

14 Penyakit kuning - 2

15 Penyakit gigi - 1

16 Penyakit khusus wanita - 2

17 Penyakit mulut - 1

18 Lain-lain 2 -

Jenis Tumbuhan Obat untuk Perawatan Sesudah Melahirkan

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk perawatan sesudah melahirkan pada

Kampung Ciptarasa sebanyak 4 jenis dan Ciptagelar sebanyak 6 jenis tumbuhan

obat dengan macam penggunaan yaitu perawatan sesudah melahirkan. Bagian

yang digunakan untuk perawatan kehamilan dan persalinan adalah bagian daun,

akar, umbi dan seluruh bagian (Tabel 10). Kelompok tumbuhan obat tersebut

Page 24: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

14

dimanfaatkan oleh responden yang berprofesi sebagai dukun bayi atau parazi

untuk keperluan perawatan sesudah melahirkan.

Tabel 10 Jenis tumbuhan obat untuk perawatan sesudah melahirkan

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung yang

memanfaatkan

1 Capeu Manihot

utilissima

Daun Perawatan

sesudah

melahirkan

1

2 Jawer kotok Plectranthus

scutellaroides

Daun Perawatan

sesudah

melahirkan

1, 2

3 Sereh lalap Seluruh

bagian

Perawatan

sesudah

melahirkan

1

4 Seureuh Piper betle Daun Perawatan

sesudah

melahirkan

1,2

5 Sembung Blumea

balsamifera

Daun Perawatan

sesudah

melahirkan

1

6 Kunyit Curcuma

domestica

Umbi Perawatan

sesudah

melahirkan

1

7 Antanan Centella

asiatica

Akar dan

daun

Perawatan

sesudah

melahirkan

2

8 Rane Selaginella

plana

Seluruh

bagian

Perawatan

sesudah

melahirkan

2

Keterangan : 1 = Kampung Ciptagelar 2 = Kampung Ciptarasa

Tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan sesudah melahirkan

salah satunya adalah jawer kotok (Plectranthus scutellaroides) (Gambar 5).

Menurut Dalimartha (2008) tumbuhan jawer kotok (Plectranthus scutellaroides)

berkhasiat untuk menghambat pertumbuhan bakteri (antiseptik), pembunuh

cacing (vermisida), wasir, peluruh haid (emenagog), membuyarkan gumpalan

darah, gangguan pencernaan makanan (despepsi), dan radang paru.

Gambar 5 Jawer kotok (Plectranthus scutellaroides)

Page 25: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

15

Cara pengolahan dan penggunaan tumbuhan obat jawer kotok yang

dimanfaatkan oleh responden di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar yaitu daunnya

direbus selama lima menit, setelah itu diminum atau dimakan yang digunakan

untuk perawatan setelah melahirkan.

Jenis Tumbuhan Obat untuk Mengobati Penyakit Otot dan Persendian

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit otot dan persendian

pada di Kampung Ciptarasa sebanyak 5 jenis dan Ciptagelar sebanyak 13 jenis

tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu pegal di persendian, pegal di

seluruh badan, sakit pinggang, rematik dan asam urat. Bagian yang digunakan

adalah bagian daun, buah, akar, umbi dan seluruh bagian (Tabel 11). Kelompok

tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan karena responden selalu berinteraksi dengan

lingkungannya seperti bertani, mencari kayu bakar, menyadap pohon aren dan

mencari pakan ternak yang dilakukan saat pagi hingga sore hari.

Tabel 11 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit otot dan

persendian

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Antanan Centella asiatica Seluruh

bagian

Pegal di seluruh

badan

1, 2

2 Aren Arenga pinnata Akar Sakit pinggang 1

3 Eurih Imperata

cylindrical

Akar Pegal di seluruh

badan

1

4 Jahe Zingiber officinale Umbi Pegal di persendian 1

5 Jukut bau Ageratum

conyzoides

Akar Pegal di seluruh

badan

1

6 Koneng gede Curcuma

xanthorrhiza

Umbi Pegal di persendian 1

7 Koneng

lalap

Curcuma manga Umbi Pegal di persendian 1

8 Seureuh Piper betle Umbi Pegal di persendian 1

9 Koneng

pinggang

Curcuma

purpurescens

Umbi Pegal di persendian 1

10 Cecendet Physalis minima Akar,

seluruh

bagian

Pegal di seluruh

badan

1,2

11 Karas tulang Turpinia montana Daun Pegal di seluruh

badan

1

12 Sembung Blumea

balsamifera

Daun Rematik 2

13 Lempuyang Zingiber zerumbet Umbi Pegal di persendian 2

14 Huru

meuhmal

Actinodaphne

glomerata

Daun Pegal di seluruh

badan

2

15 Ki tulang Chionanthus nitens Daun Rematik 1

16 Mahoni Swietenia mahagoni Buah Asam urat 1 Keterangan : 1= Kampung Ciptagelar 2 = Kampung Ciptarasa

Tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit otot dan persendian salah

satunya adalah antanan (Centella asiatica). Cara pengolahan dan penggunaan

Page 26: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

16

yaitu daun atau seluruh bagiannya direbus selama beberapa menit setelah itu

diminum. Dalimartha (2003) mengatakan antanan (Centella asiatica) merupakan

tumbuhan obat yang memiliki khasiat meremajakan, seperti memperkuat fungsi

saraf. Fungsi syaraf tersebut berguna untuk mengobati pegal di seluruh badan,

mencegah terbentuknya varises, penenang, memberikan energi bagi otak,

meningkatkan konsentrasi, dan daya ingat (Gambar 6).

Gambar 6 Antanan (Centella asiatica)

Jenis Tumbuhan Obat untuk Mengobati Demam

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati demam pada Kampung

Ciptarasa sebanyak 4 jenis dan Ciptagelar sebanyak 5 jenis tumbuhan obat dengan

macam penggunaan demam dan penurun panas. Bagian yang digunakan dalam

mengobati demam adalah bagian daun, batang dan seluruh bagian (Tabel 12).

Kelompok tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan jika mengalami demam dan

panas yang tinggi, yang dalam penyembuhannya membutuhkan perawatan.

Tabel 12 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati demam

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Ki kunteh Fagraea zeylanica Batang Penurun panas 1

2 Pulus Laportea stimulans Batang Penurun panas 1

3 Daun sirsak Annona muricata Daun Penurun panas 1

4 Ketan hitam Oryza sativa

gloutinosa

Seluruh

bagian

Penurun panas 1

5 Walang

Eryngium foetidum Daun Demam,

Penurun panas

1

6 Honje Etlingera elatior Seluruh

bagian

Demam 2

7 Kukuk Lagenaria leucantha Daun Demam 2

8 Sembung Blumea balsamifera Daun Demam 2

9 Kaca piring Gardenia augusta Daun Penurun panas 2 Keterangan : 1= Kampung Ciptagelar 2 = Kampung Ciptarasa

Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati demam salah satunya

adalah Walang (Eryngium foetidum) (Gambar 7). Walang (Eryngium foetidum)

merupakan tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh responden di Kampung

Ciptagelar untuk mengobati demam dan penurun panas, yaitu bagian daunnya,

Page 27: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

17

dengan cara pengolahan dan penggunaan, daunnya diremas kedalam air yang

sudah disediakan pada mangkuk setelah itu ditempelkan pada bagian kepala.

Gambar 7 Walang (Eryngium foetidum)

Jenis Tumbuhan Obat untuk Mengobati Luka

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati luka pada Kampung

Ciptarasa sebanyak 7 jenis dan Ciptagelar sebanyak 3 jenis tumbuhan obat.

Bagian yang digunakan dalam mengobati luka adalah bagian daun, batang dan

seluruh bagian (Tabel 13). Kelompok tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh

responden jika terjadi luka seperti goresan atau luka luar, luka dalam dan bekas

luka.

Tabel 13 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati luka

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Sembung Blumea

balsamifera

Daun Luka luar 1

2 Ki urat Plantago major Daun,

seluruh

bagian

Luka luar

1, 2

3 Ki ajag Ardisia crispa Daun,

batang

Luka dalam 1, 2

4 Reundeu

badak

Cyrtandra picta Daun Bekas luka 1

5 Babanjaran Eupatorium

inulifolium

Daun Luka luar 1

6 Jukut bau Ageratum

conyzoides

Daun Luka luar 1, 2

7 Ki manila Cassia alata Daun Luka luar 1 Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati luka salah satunya

adalah jukut bau (Ageratum conyzoides) (Gambar 8). Tumbuhan obat jukut bau

(Ageratum conyzoides) tumbuh liar di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar.

Responden di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar sering memanfaatkan tumbuhan

tersebut untuk luka luar. Cara pengolahan dan penggunaan yaitu daunnya diremas

setelah itu daun tersebut ditempelkan pada bagian yang terluka. Menurut Ibrahim

et al. (1996) daun Ageratum conyzoides memiliki khasiat untuk obat luka.

Page 28: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

18

Gambar 8 Jukut bau (Ageratum conyzoides)

Penyakit Saluran Pencernaan

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit saluran pencernaan

pada Kampung Ciptarasa sebanyak 12 jenis dan Ciptagelar sebanyak 5 jenis

tumbuhan obat dengan macam penggunaan yaitu, masuk angin, maag dan diare.

Bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit saluran pencernaan adalah

bagian daun, akar, umbi, pucuk dan buah (Tabel 14).

Tabel 14 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit saluran pencernaan

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Ki kumat Polygala paniculata Akar Masuk angin 1

2 Jahe Zingiber officinale Umbi Masuk angin 2

3 Koneng Curcuma domestica Umbi Maag 1

4 Kumis

kucing

Orthosiphon

aristatus

Daun Maag 1

5 Koneng

gede

Curcuma

xanthorriza

Umbi Maag 1

6 Lempuyang Zingiber zerumbet Umbi Maag 1

7 Huru

meuhmal

Actinodaphne

glomerata

Daun Maag 1

8 Hantap Sterculia

rubiginosa

Daun Maag 1

9 Lame Alstonia scholaris Akar Maag 1

10 Jukut bau Ageratum

conyzoides

Daun Maag 2

11 Ki tulang Chionanthus nitens Daun Diare 1

12 Harendong Melastoma

malabathricum

Daun Diare 1, 2

13 Jambu batu Psidium guajava Pucuk,

daun

Diare 1, 2

14 Alpukat Persea gratissima Daun Diare 1

15 Cau kulutuk Musa brachycarpa Buah Diare 2 Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Kelompok tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden karena

responden melakukan aktifitas yang dilakukan dari pagi hingga sore hari sehingga

Page 29: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

19

banyak dari responden yang tidak teratur makan maka keluhan kelompok penyakit

saluran pencernaan sering dirasakan. Tumbuhan obat yang digunakan untuk

mengobati penyakit saluran pencernaan salah satunya adalah kumis kucing

(Orthosiphon aristatus) yang digunakan untuk penyakit maag (Gambar 9). Cara

pengolahan dan penggunaan pada kumis kucing untuk mengobati maag yaitu daun

kumis kucing tersebut direbus selama beberapa menit setelah itu diminum. Kumis

kucing tersebut digunakan saat penyakit maag tersebut mulai terasa.

Gambar 9 Kumis kucing (Orthosiphon aristatus)

Jenis Tumbuhan Obat untuk Mengobati Penyakit Saluran Pernapasan

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit saluran pernapasan

pada Kampung Ciptarasa sebanyak 6 jenis dan Ciptagelar sebanyak 7 jenis

tumbuhan obat dengan macam penggunaan batuk dan batuk kering. Bagian yang

digunakan dalam mengobati penyakit saluran pernapasan adalah bagian daun,

batang, umbi, jantung dan seluruh bagian (Tabel 15).

Tabel 15 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran

pernapasan

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Jahe Zingiber officinale Umbi Batuk 1

2 Jawer kotok Plectranthus

scutellaroides

Daun Batuk 1

3 Cangkore Dinochloa scandens Batang Batuk 1

4 Ki kunteh Fagraea zeylanica Batang Batuk 1, 2

5 Pulus Laportea stimulans Batang Batuk 1, 2

6 Bingbin

beureum

Pinanga coronate Jantung Batuk kering 1

7 Awi gede Gigantochloa

verticillata

Batang Batuk 1

8 Pacing Costus speciosus Batang Batuk 2

9 Seureuh Piper betle Daun Batuk 2

10 Taleus Colocasia esculenta Seluruh

bagian

Batuk 2

11 Awi tali Gigantochloa apus Batang Batuk 2 Keterangan : 1= Kampung Ciptagelar 2 = Kampung Ciptarasa

Page 30: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

20

Kelompok tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden karena

pada kedua kampung tersebut sering terjadi hujan dan memiliki suhu yang dingin

sehingga beberapa responden terkena kelompok penyakit saluran pernapasan.

Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit saluran pernapasan

salah satunya adalah seureuh (Piper betle) untuk mengobati batuk dengan cara

bagian daunnya direbus setelah itu diminum. Menurut Rudjiman et al. (2003)

daun P. betle bermanfaat untuk mengobati batuk kering.

Jenis Tumbuhan Obat untuk Penyakit Mata

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk penyakit mata pada Kampung Ciptarasa

sebanyak 8 jenis dan Ciptagelar sebanyak 5 jenis tumbuhan obat dengan macam

penggunaan sakit mata. Bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit mata

adalah bagian daun, batang, umbi dan seluruh bagian (Tabel 16). Kelompok

tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden jika responden mengalami

sakit mata. Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit mata yaitu

sakit mata salah satunya adalah Cangkore (Dinochloa scandens) dengan cara

batang atau seluruh bagiannya dipotong kemudian air yang berada di dalam

batang langsung diteteskan ke bagian mata yang sakit.

Tabel 16 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit mata

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Cangkore Dinochloa scandens Seluruh

bagian,

batang

Sakit mata 1, 2

2 Dadap Erythrina

subumbrans

Daun Sakit mata 1

3 Ki sereuh Cinnamomum

parthenoxylon

Seluruh

bagian

Sakit mata 1

4 Cariang

beureum

Schismatoglottis

rupestris

Batang Sakit mata 1

5 Ilat Alstonia villosa Batang Sakit mata 1

6 Hanggasa Amomum dealbatum Umbi Sakit mata 1

7 Harendong Melastoma

malabathricum

Seluruh

bagian,

batang

Sakit mata 1, 2

8 Ki korejat Laurentia longiflora Batang Sakit mata 1

9 Kumis

kucing

Orthosiphon

aristatus

Seluruh

bagian

Sakit mata 2

10 Seuseureuhan Piper audncum Seluruh

bagian

Sakit mata 2

11 Ki leho Sauraurdia pendula Batang Sakit mata 2 Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Jenis Tumbuhan Obat untuk Mengobati Penyakit Jantung

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit jantung pada

Kampung Ciptarasa sebanyak 1 jenis dan Ciptagelar sebanyak 1 jenis tumbuhan

Page 31: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

21

obat dengan macam penggunaan yaitu stroke dan darah tinggi. Bagian yang

digunakan dalam mengobati penyakit jantung adalah bagian daun dan buah

(Tabel 17). Kelompok tumbuhan obat tersebut hanya pengetahuan

pemanfaatannya bagi responden di Kampung Ciptarasa dan Ciptagelar.

Tumbuhan obat yang digunakan kelompok penyakit jantung yaitu honje beurem

(Etlingera elatior) dengan cara bagian daun direbus selama lima menit setelah itu

diminum untuk mengobati stroke dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dengan

cara bagian buah dimakan untuk mengobati darah tinggi.

Tabel 17 Jenis Tumbuhan Obat untuk Mengobati penyakit jantung

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Honje beurem Etlingera elatior Daun Stroke 2

2 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi Buah Darah tinggi 1

Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Jenis Tumbuhan Obat untuk Penawar Racun

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk penawar racun pada Kampung

Ciptarasa sebanyak 1 jenis dan Ciptagelar sebanyak 1 jenis tumbuhan obat dengan

macam penggunaan penawar racun gigitan ular. Bagian yang digunakan dalam

mengobati penawar racun adalah bagian batang dan seluruh bagian. Kelompok

tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden jika mengalami gigitan

racun ular. Tumbuhan obat yang digunakan sebagai penawar racun di kedua

kampung tersebut adalah pacing (Costus speciosus), dengan cara bagian batang

atau seluruh bagiannya ditumbuk setelah itu dilulur atau ditempelkan pada bagian

yang terkena gigitan racun ular.

Jenis Tumbuhan Obat untuk Mengobati Penyakit Ginjal

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit ginjal pada

Kampung Ciptarasa sebanyak 1 jenis dan Ciptagelar sebanyak 1 jenis tumbuhan

obat dengan macam penggunaan penyakit kencing batu. Bagian yang digunakan

dalam mengobati penyakit ginjal adalah akar dan daun (Tabel 18). Salah satu

tumbuhan obat tersebut adalah gedang karayunan (Carica papaya) yang

bermanfaat untuk penyakit kencing batu dengan cara bagian akar dari gedang

karayunan tersebut direbus selama beberapa menit setelah itu diminum.

Tabel 18 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ginjal

No. Nama Lokal Nama Latin Bagian yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Gedang

karayunan

Carica papaya Akar Kencing batu 1

2 Daun rendeu Staurogyne elongate Daun Kencing batu 2 Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Page 32: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

22

Jenis Tumbuhan Obat untuk Perawatan Kulit

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk perawatan kulit pada Kampung

Ciptarasa sebanyak 1 jenis dan Ciptagelar sebanyak 1 jenis tumbuhan obat dengan

macam penggunaan penghalus kulit dan kecantikan. Bagian yang digunakan

dalam perawatan kulit adalah bagian umbi (Tabel 19). Kelompok tumbuhan obat

tersebut dimanfaatkan oleh responden perempuan untuk kecantikan dan penghalus

kulit. Tumbuhan obat yang digunakan perawatan kulit salah satunya adalah cikur

(Kaempferia galanga) yang berkhasiat sebagai kecantikan dengan cara bagian

umbinya ditumbuk hingga halus kemudian dilumaskan.

Tabel 19 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kulit

No. Nama Lokal Nama Latin Bagian yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Bangkuang Pachyrizus erosus Umbi Penghalus

kulit

1

2 Cikur Kaempferia galanga Umbi Kecantikan 2

Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Jenis Tumbuhan Obat untuk Penyakit Kulit

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk penyakit kulit pada Kampung Ciptarasa

sebanyak 3 jenis dan Ciptagelar sebanyak 2 jenis tumbuhan obat dengan macam

penggunaan bisul, kudis, kurap, gatal-gatal dan bentol-bentol. Bagian yang

digunakan dalam penyakit kulit adalah bagian umbi, buah dan seluruh bagian

(Tabel 20). Kelompok tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden yang

mengalami penyakit kulit yang disebabkan berbagai macam faktor lingkungan

yang kurang bersih. Tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit kulit salah

satunya adalah sulangkar (Leea indica) yang bermanfaat mengobati bisul dengan

cara bagian buahnya digosok-gosokkan pada kulit yang terkenal bisul.

Tabel 20 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit kulit

No. Nama Lokal Nama Latin Bagian yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Sulangkar Leea indica Buah Bisul 1

2 Cikur Kaempferia galanga Seluruh

bagian

Kudis 2

3 Jahe Zingiber officinale Umbi Kurap 1

4 Panglay Zingiber cassumunar Umbi Gatal-gatal,

bentol 1, 2

Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Jenis Tumbuhan Obat untuk Tonikum

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk tonikum pada Kampung Ciptagelar

sebanyak 1 jenis tumbuhan obat dengan macam penggunaan penambah nafsu

makan. Bagian yang digunakan adalah pucuk. Kelompok tumbuhan obat tersebut

Page 33: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

23

dimanfaatkan oleh responden anak-anak yang kurang memiliki nafsu makan.

Tumbuhan obat yang digunakan untuk kelompok tonikum adalah huru meuhmal

(Actinodaphne glomerata) dengan cara pucuknya digoreng setelah itu dimakan

untuk penambah nafsu makan.

Jenis Tumbuhan Obat untuk Penyakit Kuning

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit kuning pada

Kampung Ciptarasa sebanyak 1 jenis dan Ciptagelar sebanyak 1 jenis tumbuhan

obat dengan macam penggunaan sakit kuning. Bagian yang digunakan dalam

mengobati penyakit kuning adalah bagian daun, akar, batang dan buah. Kelompok

tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden yang mengalami sakit

kuning. Tumbuhan obat yang digunakan penyakit kuning di kedua kampung

tersebut adalah ki barera (Tetrastigma dichotomum) dengan cara buahnya

dimakan untuk sakit kuning dan ki koneng (Fibraurea tinctoria) batang dan

daunnya direbus setelah itu diminum untuk sakit kuning (Tabel 21).

Tabel 21 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit kuning

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Ki barera Tetrastigma

dichotomum

Buah Sakit

kuning 2

2 Ki koneng Fibraurea tinctoria Batang

dan daun

Sakit

kuning 1

Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Jenis Tumbuhan Obat untuk Penyakit Gigi

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gigi pada

Kampung Ciptagelar sebanyak 1 jenis tumbuhan obat. Bagian yang digunakan

dalam mengobati penyakit gigi adalah bagian daun dan buah. Kelompok

tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan oleh responden yang mengalami sakit gigi.

Tumbuhan obat yang digunakan penyakit gigi adalah takokak (Solanum torvum)

dengan cara bagian buah dan daunnya dimakan untuk sakit gigi.

Jenis Tumbuhan Obat untuk Penyakit khusus wanita

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit khusus wanita pada

Ciptagelar sebanyak 2 jenis tumbuhan obat dengan macam penggunaan kesuburan

wanita dan penyembuhan haid. Bagian yang digunakan dalam mengobati penyakit

khusus wanita adalah bagian daun dan batang (Tabel 22). Kelompok tumbuhan

obat tersebut dimanfaatkan oleh responden perempuan yang mengalami gangguan

kesuburan dan penyembuhan haid. Tumbuhan obat yang digunakan penyakit

khusus wanita adalah darangdan (Ficus melinocarpa) dengan cara bagian daunnya

direbus setelah itu diminum untuk kesuburan wanita dan hoe simpang (Korthalsia

rigida) dengan cara batang bagian dalamnya dipanggang, ditumbuk setelah itu

dimakan untuk penyembuhan haid.

Page 34: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

24

Tabel 22 Jenis tumbuhan obat yang digunakan untuk penyakit khusus wanita

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Darangdan Ficus melinocarpa Daun Kesuburan

wanita 2

2 Hoe simpang Korthalsia rigida Batang Penyembuh

haid 2

Keterangan : 1= Kampung Ciptarasa 2 = Kampung Ciptagelar

Jenis Tumbuhan Obat untuk Penyakit mulut

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit mulut pada

Kampung Ciptagelar sebanyak 1 jenis tumbuhan obat dengan macam penggunaan

sariawan. Bagian yang digunakan adalah bagian daun. Kelompok tumbuhan obat

tersebut dimanfaatkan oleh responden yang mengalami sariawan. Tumbuhan obat

yang digunakan kelompok penyakit mulut adalah katuk (Sauropus androgynus)

dengan cara bagian daunnya dimakan untuk sariawan.

Jenis Tumbuhan Obat Lain-lain

Jumlah jenis tumbuhan obat untuk mengobati penyakit lain-lain pada

Kampung Ciptarasa sebanyak 2 jenis tumbuhan obat. Penyakit lain-lain tersebut

yaitu gangguan gaib dan lumpuh. Bagian yang digunakan dalam tumbuhan obat

lain-lain adalah daun dan umbi. Tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati

penyakit lain-lain salah satunya adalah tumbuhan obat panglay (Zingiber

purpureum) (Gambar 10).

Gambar 10 Panglay (Zingiber purpureum)

Panglay (Zingiber purpureum) digunakan sebagai pengobatan spiritual,

yaitu dengan cara umbinya diberi mantra jangjawokan setelah itu dikunyah

disemburkan pada bagian tertentu seperti kepala, pinggang dan jempol kaki.

Panglay (Zingiber purpureum) berguna menyembuhkan penyakit-penyakit yang

dikarenakan gangguan gaib seperti guna-guna dan tumal atau tolak bala.

Cara Pengolahan

Data yang didapatkan pada kedua Kampung tersebut, bahwa cara

pengolahan tumbuhan obat terbagi menjadi 9 macam, yaitu direbus, diremas,

ditumbuk, dijemur, dikukus, diparut, direndam, dipanggang dan digoreng (Tabel

23). Cara pengolahan tumbuhan obat lebih banyak dengan direbus.

Page 35: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

25

Tabel 23 Cara pengolahan tumbuhan obat

No. Cara

pengolahan

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Jumlah

(jenis)

Persentasi

(%)

Jumlah

(jenis)

Persentasi

(%)

1 Direbus 26 50.98 21 35.00

2 Diremas 7 13.72 3 5.00

3 Ditumbuk 8 15.69 17 28.33

4 Dijemur - - 5 8.33

5 Dikukus 2 3.92 2 3.33

6 Diparut 1 1.96 1 1.67

7 Direndam - - 1 1.67

8 Dipanggang - - 1 1.67

9 Digoreng 1 1.96 - -

Hal ini dikarenakan banyak jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dengan

cara direbus, disamping itu cara pengolahanya yang mudah, sebagai contoh

tumbuhan sembung (Blumea balsamifera) yang memiliki dua cara direbus dalam

pemanfaatannya yaitu daunnya direbus lalu diminum untuk mengobati demam

dan daunnya direbus setelah itu ditempel pada bagian yang terluka untuk

mengobati luka. Kemudian tumbuhan obat jukut bau (Ageratum conyzoides) yang

cara pengolahannya direbus akan tetapi bagian yang digunakan dalam

pemanfaatan berbeda, yaitu daunnya direbus lalu diminum untuk mengobati maag

dan akarnya direbus lalu diminum untuk mengobati pegal di seluruh badan.

Cara Penggunaan

Data yang didapatkan pada kedua Kampung tersebut, bahwa cara

penggunaan tumbuhan obat dikelompokkan menjadi 8 kelompok, yaitu dimakan,

dilumaskan, dibalurkan, diminum, dibasuhkan, ditempelkan, digosok-gosokkan

dan diteteskan (Tabel 24).

Tabel 24 Cara penggunaan tumbuhan obat

No. Cara

pemakaian

Kampung Ciptarasa Kampung Ciptagelar

Jumlah

(jenis)

Persentasi

(%)

Jumlah

(jenis)

Persentasi

(%)

1 Dimakan 9 15.00 13 20.63

2 Dilumaskan 1 1.67 4 6.35

3 Dibalurkan -

2 3.17

4 Diminum 28 46.67 32 50.79

5 Dibasuhkan 1 1.67 1 1.59

6 Ditempelkan 11 18.33 6 9.52

7 Diteteskan 7 11.67 5 7.94

8 Digosok-

gosokkan 2 3.33 - -

Data pada Tabel 24 menunjukkan, bahwa berdasarkan cara penggunaan

tumbuhan obat di Kampung Ciptarasa dan Kampung Ciptagelar yang lebih

banyak digunakan adalah dengan cara diminum. Pada Kampung Ciptarasa sebesar

Page 36: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

26

46.67% dan pada Kampung Ciptagelar 50.79%. Hal ini dikarenakan jenis

tumbuhan dengan cara penggunaan diminum lebih banyak mengandung khasiat

dan merupakan kombinasi dari beberapa cara pengolahan. Salah satunya

tumbuhan obat dengan cara penggunaan diminum yaitu tumbuhan eurih (Imperata

cylindrica) seperti seluruh bagiannya direbus untuk tonikum, atau akarnya

dikeringkan untuk pegal di seluruh badan.

Tumbuhan Obat Unggulan

Data yang didapat di Kampung Ciptarasa dan Kampung Ciptagelar,

terdapat jenis tumbuhan obat unggulan bagi masyarakat. Pada Kampung Ciptarasa

tumbuhan obat unggulan tersebut terdapat 6 jenis tumbuhan obat, sedangkan pada

Kampung Ciptagelar terdapat 8 jenis tumbuhan obat (Tabel 25). Kampung

Ciptagelar lebih banyak memiliki tumbuhan obat unggulan dibandingkan dengan

Kampung Ciptarasa.

Tabel 25 Jenis-jenis tumbuhan obat unggulan

No. Nama Lokal Nama Latin

Bagian

yang

digunakan

Macam

penggunaan

Kampung

yang

memanfaatkan

1 Jahe

Zingiber officinale

Umbi

Pegal di persendian,

batuk, masuk angina 1, 2

2 Karas tulang Turpinia montana Daun Pegal di seluruh

badan

1

3 Koneng

gede

Curcuma xanthorrhiza Umbi Pegal di persendian 1

4 Sembung

Blumea balsamifera

Daun

Perawatan setelah

melahirkan, rematik,

luka luar

1, 2

5 Lempuyang

Zingiber zerumbet

Umbi

Pegal dipersendian,

maag 2

6 Ki tulang

Chionanthus nitens

Daun

Rematik, diare 1

7 Jawer kotok Plectranthus

scutellaroides

Daun Batuk, melahirkan 1

8 Huru

meuhmal

Actinodaphne

glomerata

Daun

Pegal diseluruh

badan, penambah

nafsu makan, maag

1, 2

9 Antanan Centella asiatica Seluruh

bagian

Pegal diseluruh

badan, perawatan

setelah, melahirkan

1, 2

10 Ki koneng Fibraurea tinctoria Batang

dan

daun

Sakit kuning

2

Keterangan : 1= Kampung Ciptagelar 2 = Kampung Ciptarasa

Page 37: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

27

Sebagai contoh tumbuhan obat unggulan, yaitu jahe (Zingiber officinale)

yang umbinya memiliki khasiat obat, selain itu umbi jahe (Zingiber officinale)

adalah tumbuhan obat yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sebagai bumbu

masakan atau sebagai minuman penghangat. Tumbuhan obat unggulan memiliki

khasiat obat penyakit yang sering dirasakan responden, seperti pegal diseluruh

badan, pegal dipersendian, sakit pinggang, batuk, maag, rematik, sakit kuning

diare, masuk angin, penambah nafsu makan dan perawatan setelah melahirkan

yang biasa digunakan oleh dukun bayi. Faktor lainnya pun sehingga dikategorikan

unggul karena tumbuhan obat tersebut mudah untuk didapatkan dan cara

pengolahannya tidak begitu sulit.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kasepuhan di Kampung

Ciptarasa, teridentifikasi sebanyak 54 jenis, seperti contoh jukut bau

(Ageratum conyzoides), ki manila (Cassia alata) dan ki kumat (Polygala

paniculata). Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kasepuhan di

Kampung Ciptagelar sebanyak 51 jenis tumbuhan obat, seperti contoh koneng

gede (Curcuma xanthorrhiza) dan koneng lalap (Curcuma mangga).

Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah jenis tumbuhan

obat liar, dikarenakan masyarakat belum mampu membudidayakannya.

2. Cara pengolahan tumbuhan obat yang dilakukan di Kampung Ciptarasa dan

Ciptagelar yaitu direbus, diremas, ditumbuk, dijemur, dikukus, diparut,

direndam, dipanggang dan digoreng. Cara pengolahan yang banyak

dimanfaatkan dengan cara pengolahan direbus dikarenakan cara

pengolahannya yang mudah. Cara penggunaan tumbuhan obat yang dilakukan

pada kedua kampung yaitu dimakan, dilumaskan, dibalurkan, diminum,

dibasuhkan, ditempelkan, digosok-gosokkan dan diteteskan. Cara penggunaan

yang banyak digunakan, yaitu diminum karena tumbuhan obat dengan cara

diminum memiliki berbagai macam khasiat.

Saran

1. Pengembangan pembudidayaan pada beberapa tumbuhan obat yang menurut

masyarakat kampung keberadaanya sudah sulit untuk ditemukan dan

diperlukan karena memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam

penyakit seperti contoh ki koneng (Fibraurea tinctoria) dan ki barera

(Tetrastigma dichotomum).

2. Pihak TNGHS memberikan pelatihan pembudidayaan tumbuhan obat kepada

masyarakat pada tiap-tiap kampung, karena banyak masyarakat yang ingin

melakukan pembudidayaan tumbuhan obat akan tetapi selalu kurang baik

hasilnya dalam pembudidayaan tumbuhan obat tersebut.

Page 38: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

28

DAFTAR PUSTAKA

Adimihardja KM, Kramadibrata AM, Abdullah OS. 1994. Laporan Akhir

Penelitian Hubungan Timbal Balik Masyarakat Pedesaan dengan Hutan di

Kawasan Gunung Halimun Salak Jawa Barat. Bandung (ID): Universitas

Padjajaran Bandung.

Aliadi A, Roemantyo HS. 1994. Kaitan Pengobatan Tradisional dengan

Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat. Diacu dalam Zuhud EAM dan

Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan

Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor (ID): kerjasama IPB dan Lembaga

Alam Tropika Indonesia (LATIN).

Dalimartha S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta (ID). Pustaka

Pembangunan Swadaya Nusantara, Trubus Agriwidya, Anggota IKAPI.

Dalimartha S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Jakarta (ID). Pustaka

Bunda, Grup Puspa Swara, Anggota IKAPI.

Damayanti EK. 1999. Kajian Tumbuhan Obat Berdasarkan Kelompok Penyakit

Penting pada Berbagai Etnis di Indonesia [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Hasanah. 2011. Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa, Bogor-

Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia jilid 1-4. Jakarta (ID): Badan

Litbang Kehutanan. Yayasan Wana Jaya.

Hutasuhut MA. 2011. Studi Tumbuhan Herba di Hutan Sibayak 1 [tesis]. Medan

(ID): Universitas Sumatera Utara.

Ibrahim F, Juhaeni, Katring, Magdalena. 1996. Efek ekstrak daun babadotan

(Ageratum conyzoides Linn) terhadap luka terbuka pada tikus putih.

Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami XIII. Hal: 439-442.

Purbasari DDT. 2011. Keanekaragaman Tumbuhan di Taman Hutan Raya

Pancoran Mas, Depok [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rachmawati E. 2000. Pendidikan Konservasi di Taman Nasional Gunung

Halimun-Salak. [skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rifai, Waluyo EB. 1992. Etnobotani dan pengembangan Tumbuhan Pewarna

Indonesia: Ulasan Suatu Pengamatan di Madura. Prosiding Seminar dan

Lokakarya Nasional Etnobotani I. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan RI, Departmen Pertanian RI, LIPI, Perpustakaan Nasional RI.

Bogor. Hal: 119-126.

Rudjiman, Adriyati DT, Indriyatno, Wiyono, Fauzie L, Nuranida I, Saraswati R.

2003. Piper betle L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku

Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan

Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Saran Wana Jaya Jilid I.

Jakarta (ID): Yayasan Sarana Wana Jaya. Hlm: 242-243.

Soewito DS. 1989. Jaga Raga (Memanfaatkan Khasiat Flora). Jakarta (ID): Stella

Mars.

Zuhud EAM, Hikmat A, Siswoyo, Sandra E, Sumantri H. 2000. Inventarisasi,

identifikasi dan pemetaan potensi wanafarma Provinsi Jawa Timur: Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Meru Betiri, Taman

Page 39: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

29

Nasional Baluran, Taman Nasional Alas Purwo, Laporan Akhir. Bogor

(ID) IPB.

Zuhud EAM, Siswoyo, Sandra E, Hikmat A, Adhiyanto E. 2013. Buku Acuan

Umum Tumbuhan Obat Indonesia Jilid VII. Jakarta (ID): Dian Rakyat.

Page 40: PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT PADA MASYARAKAT … · masyarakat kasepuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang kuat aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. Pemanfaatan hutan

30

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 26 November 1992 sebagai anak

pertama dari pasangan Bapak Mahfud dan Ibu Tati Prihartati. Penulis memulai

pendidikan pada tahun 1996, di TK Anggraeni, Ciomas, Kabupaten Bogor dan

lulus pada tahun 1997, kemudian melanjutkan sekolah di SD Negeri Panaragan 01

pada tahun 1998. Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 6

Bogor dan SMA Negeri 2 Bogor pada tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis

diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI

(Undangan Seleksi Masuk IPB), Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata, Fakultas Kehutanan.

Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai pengurus

Himakova dan anggota Kelompok Pemerhati Flora pada periode 2011-2012.

Penulis pernah melaksanakan praktek dan kegiatan lapangan seperti Eksplorasi

Fauna, Flora dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Gunung

Tangkuban Parahu, Sukabumi Jawa Barat (2012). Praktek Pengenalan Ekosistem

Hutan (PPEH) di Cagar Alam Sancang dan Taman Wisata Gunung Papandayan

(2012). Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat

(2013), serta Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Gunung

Merapi (2014).

Dalam memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di

Fakultas Kehutanan IPB, penulis menyusun skripsi berjudul “P m f

Tumbuhan Obat pada Masyarakat Kasepuhan di Kampung Ciptarasa dan

Ciptagelar Sukabumi” di w h im i g Ir Siswoyo, MSi dan Dr Ir Agus

Hikmat, MScFTrop.