Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber,...

download Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kalimantan Timur

of 88

Transcript of Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber,...

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    1/88

    PEMANFAATAN SIG DALAM PEMETAAN PENYEBARAN

    POTENSI HUTAN BERBASIS IHMB DI IUPHHK-HA

    PT. RATAH TIMBER, KALIMANTAN TIMUR

    PUTRI RAHAYU N.

    DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

    FAKULTAS KEHUTANAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2011

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    2/88

    PEMANFAATAN SIG DALAM PEMETAAN PENYEBARAN

    POTENSI HUTAN BERBASIS IHMB DI IUPHHK-HA

    PT. RATAH TIMBER, KALIMANTAN TIMUR

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

    Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

    Institut Pertanian Bogor

    PUTRI RAHAYU N.

    DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

    FAKULTAS KEHUTANAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2011

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    3/88

    RINGKASAN

    PUTRI RAHAYU N. E14054122. 2010. Pemanfaatan SIG dalam PemetaanPenyebaran Potensi Hutan Berbasis IHMB di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber,

    Kalimantan Timur. Skripsi. Manajemen Hutan, Institut Pertanian Bogor. Dibimbingoleh Dra. NINING PUSPANINGSIH, MSi.

    Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) merupakan inventarisasi

    hutan berkala sepuluh tahunan untuk menyusun rencana kerja usaha pemanfaatanhasil hutan sepuluh tahunan, yang wajib dilakukan oleh para pemegang Izin Usaha

    Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Hutan

    Tanaman (IUPHHK-HT) berdasarkan PP No. 6 Tahun 2007. PT. Ratah Timber

    sebagai salah satu pemegang IUPHHK-HA diwajibkan melaksanakan IHMB untukmenyusun Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Sepuluh Tahunan.

    Pelaksanaan IHMB dengan konsep sampling mengakibatkan pengukuran

    hanya dilakukan pada sebagian kecil dari total luas areal yang disurvei. Melaluiinterpolasi spasial pada SIG, potensi volume pohon pada petak-petak (compartments)yang tidak terwakili oleh plot contoh secara praktis dapat diestimasi sehingga akandiperoleh gambaran distribusi spasial potensi pohon hasil IHMB keseluruhan.

    Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kondisi sediaan tegakan hutan;

    (2) membuat peta distribusi spasial potensi volume pohon dan peta profil pohondengan Sistem Informasi Geografis (SIG); dan (3) menganalisis potensi hutan di

    IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kalimantan Timur.

    Hasil pengolahan data tabular IHMB menunjukkan sediaan tegakan di arealPT. Ratah Timber sebanyak > 60 % termasuk kelompok jenis Kayu Meranti (KM)

    pada semua tingkat pertumbuhan pohon (tiang, pohon kecil dan pohon besar).

    Kerapatan pohon terbesar dimiliki oleh tingkat tiang yaitu 206 tiang/ha, sedangkanvolume terbesar diperoleh dari pohon besar yaitu 146,73 m/ha dan kualitas tegakanhutan keseluruhan tergolong baik berdasarkan kualitas pohonnya.

    Distribusi spasial data IHMB menunjukkan areal PT. Ratah Timber memiliki

    luasan atau petak terbanyak pada kelas potensi terendah. Peta distribusi spasial pohonbesar menunjukkan jumlah petak terbanyak terdapat pada kelas kerapatan dan

    volume 0 - 24 N/ha dan 0 - 146,6 m/ha. Hasil analisis potensi dan overlay distribusispasial pohon diameter 50 cm jenis komersial memperlihatkan kondisi strukturtegakan normal, meskipun kondisi potensinya tidak begitu tinggi yaitu sebanyak 79,8

    % areal PT. Ratah Timber hanya memiliki kerapatan 0 - 28 pohon/ha dengan volume

    0 - 279,6 m/ha.

    Kata Kunci: IHMB, PT. Ratah Timber, potensi, interpolasi spasial.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    4/88

    SUMMARY

    PUTRI RAHAYU N. E14054122. 2010. Utilization of GIS Mapping ForestDissemination Based on IHMB in IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, East Kalimantan.

    Essay. Forest Management, Bogor Agricultural University. Under Supervision ofDra. NINING PUSPANINGSIH, MSi.

    Comprehensive Periodic Forest Inventory (IHMB) is a ten-year periodic forest

    inventory for establishing business plan of forest utilization, which had to be done byBusiness Utilization Timber Forest Product in Natural Forest (IUPHHK-HA) and

    Plantation Forest (IUPHHK-HT) permit holders based on Government Regulation

    No. 6 of 2007. PT. Ratah Timber as a business license holder of Business UtilizationTimber Forest Product in Natural Forest (IUPHHK-HA) requires preceding IHMB

    for establishing Ten-Years Natural Forest Business Plan for Timber Forest Product

    Utilization.IHMB with sampling concept reducing data measurement area to small certainsurveyed area. Spatial distribution of timber potential from overall IHMB area, which

    in some compartment is not represented, may be estimated using spatial interpolation

    using GIS from data that obtained in survey plots.This research intend to estimate forest standing stock, establishing map of

    timber volume and tree profile, and analyzing forest timber potential in PT. Ratah

    Timber, East Kalimantan.IHMB tabular data processing shows that more that 60% of standing stock in

    PT. Ratah Timber belongs to Kayu Meranti (KM) class in all trees growing class

    (pole, small trees and large trees). Largest tree density is available at pole class by206 poles/ha, meanwhile largest volume is available at large tree class by 146,73

    m3/ha and overall standing quality is considered good based on its tree quality.IHMB spatial data distribution shows that PT. Ratah Timber has the largest

    area or compartments in lowest class potential. Spatial distribution map for large trees

    inform that largest compartment aggregated at 0-24 N/ha and 0-146.6 m3/ha in

    density and volume distribution classes. Potential analysis and tree spatial distributionoverlay for 50 cm up commercial tree diameter shows normal standing structure

    condition, in spite of its potential condition was not too high, about 79,8% of PT.

    Ratah Timber area only having 0-28 trees/ha tree density with 0-279,6 m3/ha standing

    volume.

    Keywords: IHMB, PT. Ratah Timber, potential, spatial interpolation.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    5/88

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemanfaatan SIG dalam

    Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis IHMB di IUPHHK-HA PT. RatahTimber, Kalimantan Timur adalah benar-benar hasil karya Saya sendiri dengan

    bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

    pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau

    dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

    disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi

    ini.

    Bogor, Januari 2011

    Putri Rahayu N.

    NRP E14054122

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    6/88

    Judul Skripsi : Pemanfaatan SIG dalam Pemetaan Potensi Hutan Berbasis

    IHMB di IUPHHK PT. Ratah Timber, Kalimantan Timur

    Nama : Putri Rahayu N.

    NIM : E14054122

    Menyetujui:

    Pembimbing Skripsi

    Dra. Nining Puspaningsih, MSi

    NIP. 19630612 199003 2 014

    Mengetahui:

    Ketua Departemen Manajemen Hutan

    Dr. Ir. Didik Suhardjito, MS

    NIP.19530401 199403 1 001

    Tanggal :

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    7/88

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

    Pemanfaatan SIG dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis

    IHMB di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber, Kalimantan Timber dibawah

    bimbingan Dra. Nining Puspaningsih, M.Si.

    Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini

    berisi gambaran mengenai pemanfaatan SIG dalam pemetaan potensi hasil

    pelaksanaan IHMB.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh

    karena itu penulis mengharapkan saran, kritik, dan masukan demi perbaikan.

    Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan informasi

    yang berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

    Bogor, Januari 2011

    Penulis

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    8/88

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Dra. Nining Puspaningsih, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, atassegala bimbingan pengarahan, motivasi, kesabaran, dan waktu yang telah

    diberikan dalam penyusunan skripsi ini.

    2. Bapak Wahyul, Bapak Kurnia, Kak Adit, dan seluruh karyawan PT. RatahTimber.

    3. Edwine Setia P, S.Hut, Bapak Uus Saepul M., M. Fatah Noor selakuasisten dan staf Bagian Perencanaan Kehutanan atas segala kesabaran,

    bantuan dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.

    4. Dr. Ir. M. Buce Saleh, MS dan Prof. Dr. I Nengah Surati Jaya, M.Agrselaku dosen Lab. Remote Sensing dan GIS atas segala bantuan dan

    dukungannya.

    5. Bapak, Ibu dan adik-adikku atas segenap doa dan kasih sayangnya.6. Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS, Ir. Andi Sukendro, MSi, dan Eva

    Rachmawati, S.Hut, Msi selaku dosen penguji wakil dari Departemen

    Hasil Hutan, Departemen Silvikultur dan Departemen Konservasi dan

    Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, atas kebijaksanaan dan sarannya dalam

    perbaikan skripsi ini.

    7. Ir. Ahmad Hadjib selaku dosen komisi pendidikan atas pengarahan dankesabarannya sehingga penulisan penelitian ini dapat berjalan dengan

    lancar.

    8. Seluruh dosen dan staf Departemen Manajemen Hutan, FakultasKehutanan IPB.

    9. Sahabat-sahabat terdekat (Diah Baki Rany, Pipit Amelia, Mamah Dian,Ratih Noi, Hangga Prihatmaja, Pipeh Bainnaura, Aya Eka P., Galih bejo,

    Poche Salman, Trias Eventi, Icha Syarif, Dian Udin Nurhadiatin, Ahsana

    Chika, Nurindah Ade, Ratih Solichia, Wulan, dan Khaeruzaman)

    10. Muhammad Tigana Umamit atas bantuan dan semangatnya.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    9/88

    11. Sahabat seperjuangan PKL dan penelitian (Hefrina Sitanggang, MeiArista, Paskha Panjaitan dan Rivan Lestarian)

    12. Teman-teman FAHUTAN IPB 42 (terutama manajemen hutan), 41 dan 40updan R atas kebersamaan dan pemberian supportnya kepada penulis.

    13. Teman-teman B27 (adiz, ira, risty) dan silvi atas doa dan dukungannya12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan ini yang tidak

    dapat penulis sebutkan satu persatu.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    10/88

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan pada tanggal 14 November 1987 di

    Depok sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan

    Bapak Rasmani dan Ibu Jamilah. Tahun 2005 lulus dari

    SMA Negeri 5 Bogor, penulis diterima di Institut Pertanian

    Bogor melalui jalur SPMB (Saringan Penerimaan

    Mahasiswa Baru) dan tahun 2006 penulis diterima di

    Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.

    Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di sejumlah organisasi

    kemahasiswaan yakni sebagai staf Departemen Media Informasi dan Komunikasi

    Forest Management Student Club (FMSC) tahun 2007-2008, staf Divisi

    Kesekretariatan International Forest Student Association (IFSA) tahun 2007-

    2008.Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan di

    Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

    Penulis melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutam

    (PPEH) di Cilacap dan Baturraden, Jawa Tengah pada tahun 2007, Praktek

    Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW)

    Sukabumi, Jawa Barat pada tahun 2008, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT.

    Ratah Timber, Kalimantan Timur pada tahun 2009.

    Dalam rangka menyelesaikan pendidikan dan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,

    penulis melakukan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul Pemanfaatan

    SIG dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis IHMB di IUPHHK-HAPT. Ratah Timber, Kalimantan Timur di bawah bimbingan Dra. Nining

    Puspaningsih, MSi.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    11/88

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI..................................................................................................... i

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

    DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2 Tujuan................................................................................................ 3

    1.3 Manfaat.............................................................................................. 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4

    2.1 Potensi Hutan..................................................................................... 4

    2.2 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)............................ 4

    2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG)..................................................... 5

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 8

    3.1 Tempat dan Waktu ............................................................................ 8

    3.2 Bahan dan Alat ................................................................................. 8

    3.3 Metode Penelitian .............................................................................. 9

    3.3.1 Persiapan .................................................................................... 10

    3.3.2 Perencanaan Lapangan............................................................... 10

    3.3.3 Pengambilan Data ...................................................................... 12

    3.3.4 Pengolahan Data ........................................................................ 13

    3.3.5 Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) ............................... 14

    BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH ..................................................... 16

    4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA PT. Ratah Timber ............................. 16

    4.2 Geologi dan Tanah ............................................................................ 17

    4.3 Iklim dan Hidrologi ........................................................................... 18

    4.3.1 Tipe Iklim................................................................................... 18

    4.3.2 Suhu dan Kelembaban Udara..................................................... 19

    4.3.3 Hidrologi .................................................................................... 19

    4.4 Kondisi Hutan.................................................................................... 20

    4.4.1 Topografi Lapangan................................................................... 20

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    12/88

    ii

    4.4.2 Kondisi Penutupan Lahan .......................................................... 21

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................... ............................... 23

    5.1 Kondisi Sediaan Tegakan Hutan ....................................................... 23

    5.1.1 Komposisi Jenis Sediaan Tegakan Hutan .................................. 23

    5.1.2 Penyebaran Ukuran Diameter .................................................... 24

    5.1.3 Volume Tegakan Hutan ............................................................. 25

    5.1.4 Kualitas Tegakan Pada Tingkat Pohon ...................................... 27

    5.1.5 Keadaan Permudaan Alam/Tumbuhan Bawah .......................... 30

    5.2 Distribusi Spasial Potensi Tegakan dan Profil Pohon ....................... 30

    5.2.1 Distribusi Spasial Pohon Diameter 10 cm - 20 cm

    (Tiang)........................................................................................ 31

    5.2.2 Distribusi Spasial Potensi Pohon Diameter 20 cm - 35

    cm (Pohon Kecil) ....................................................................... 31

    5.2.3 Distribusi Spasial Pohon Diameter 35 cm up (Pohon

    Besar) ........................................................................................ 36

    5.2.4 Peta Profil Pohon ....................................................................... 41

    5.3 Analisis Potensi Hutan ...................................................................... 41

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 45

    6.1 Kesimpulan........................................................................................ 45

    6.2 Saran .................................................................................................. 45

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 46

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    13/88

    DAFTAR TABEL

    No. Halaman

    1. Jumlah plot yang perlu dibuat untuk kelas luasan efektif tertentu ............. 11

    2. Luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan peta

    kawasan hutan dan perairan provnisi Kalimantan Timur........................... 17

    3. Luas areal IUPHHK PT.Ratah Timber berdasarkan jenis tanah ................ 17

    4. Formasi geologi di areal IUPHHK PT. Ratah Timber ............................... 18

    5. Data curah hujan bulanan dan hari hujan bulanan rata-rata ....................... 18

    6. Data suhu udara dan kelembaban udara bulanan rata-rata ......................... 19

    7. Debit sungai dan kandungan sedimen dari beberapa titik sungai

    di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber ................................................. 20

    8. Prediksi laju erosi dan sedimentasi dari masing-masing sub

    DAS di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber ........................................ 20

    9. Kondisi topografi areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber ........................ 21

    10. Penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber pada

    setiap fungsi hutan...................................................................................... 22

    11. Komposisi jumlah sediaan tegakan per hektar (N/ha)

    berdasarkan kelompok jenis ...................................................................... 24

    12. Sebaran jumlah sediaan pohon per hektar (N/ha) berdasarkan

    kelas diameter (cm) .................................................................................... 25

    13. Sediaan volume tegakan hutan per hektar (m/ha) berdasarkan

    kelompok jenis pohon................................................................................. 25

    14. Sediaan volume tegakan hutan per hektar (m/ha) per kelas

    diameter ...................................................................................................... 27

    15. Komposisi kualitas tegakan tingkat tiang................................................... 27

    16. Komposisi kualitas tegakan tingkat pohon kecil ....................................... 28

    17. Komposisi pohon besar berdasarkan kualitas batang................................. 29

    18. Komposisi pohon besar berdasarkan ketergunaan batang (log)................. 29

    19. Komposisi keberadaan pancang ................................................................. 30

    20. Sebaran kerapatan pohon diameter 10 cm - 20 cm (tiang) ......................... 31

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    14/88

    iv

    21. Sebaran kelas kerapatan pohon diameter 20 cm - 35 cm (pohon

    kecil) jenis komersial ................................................................................ 33

    22. Sebaran kelas kerapatan pohon diameter 20 cm - 35 cm (pohon

    kecil) semua jenis ....................................................................................... 33

    23. Sebaran kelas kerapatan pohon diameter 35 cm up semua jenis ............... 36

    24. Sebaran kelas volume pohon diameter 35 cm up (m/ha) semua

    jenis ............................................................................................................ 39

    25. Sebaran kelas volume pohon diameter 50 cm jenis komersial ............... 39

    26. Sebaran spasial hasil overlay kerapatan dan volume pohon

    diameter 50 cm jenis komersial .............................................................. 44

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    15/88

    DAFTAR GAMBAR

    No. Halaman

    1. Peta lokasi penelitian .................................................................................. 8

    2. Bagan alir tahapan penelitian ..................................................................... 9

    3. Disain plot contoh dengan 4 sub-plot (I IV)............................................ 10

    4. Sebaran jumlah sediaan pohon per hektar (N/ha) berdasarkan

    kelas diameter ............................................................................................. 24

    5. Volume tegakan hutan per hektar (m/ha) berdasarkan kelas

    diameter ...................................................................................................... 26

    6. Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 10 cm 20 cm ..................... 32

    7. Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 20 - 35 cm jenis

    komersial .................................................................................................... 34

    8. Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 20 - 35 cm semua

    jenis............................................................................................................. 35

    9. Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 35 cm up semua

    jenis............................................................................................................. 37

    10. Distribusi spasial volume pohon (m/ha) diameter 35 cm upsemua jenis ................................................................................................. 38

    11. Distribusi spasial volume pohon diameter 50 cm up jenis

    komersial .................................................................................................... 40

    12. Profil pohon pada tipe-tipe hutan sekunder................................................ 41

    13. Potensi volume per hektar (m3/ha) berdasarkan kelas diameter

    (cm) dalam kelompok pemanfaatan kayu (dapat-tidak dapat) ................... 42

    14. Distribusi spasial hasil overlay kerapatan dan volume pohon

    diameter50 cm jenis komersial................................................................ 43

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    16/88

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Halaman

    1. Contoh daftar isian data pancang ............................................................... 49

    2. Contoh daftar isian data tiang..................................................................... 50

    3. Contoh daftar isian data pohon kecil .......................................................... 51

    4. Contoh daftar isian data pohon besar ......................................................... 52

    5. Rekap data IHMB PT. Ratah Timber ......................................................... 53

    6. Daftar istilah ............................................................................................... 71

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    17/88

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangInventarisasi sumberdaya hutan merupakan cara untuk mengetahui dan

    memperoleh data dan informasi tentang sumberdaya, potensi kekayaan alam hutan

    serta lingkungannya secara lengkap. Melalui kegiatan inventarisasi dapat diperoleh

    pula gambaran tentang keadaan hutan meliputi keragaman jenis, potensi, tempat

    tumbuh, aksesibilitas, sosial ekonomi masyarakat serta kemungkinan tindakan

    pengelolaan hutan.

    Pelaksanaan inventarisasi hutan yang selama ini dilakukan oleh para

    pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam

    (IUPHHK-HA) dan Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) yaitu Inventarisasi Tegakan

    Sebelum Penebangan (ITSP) yang dilakukan 2 tahun sebelum kegiatan penebangan

    dan Inventarisasi Tegakan Tinggal (ITT) yang dilakukan 1 atau 2 tahun sesudah

    penebangan. Kedua jenis inventarisasi tegakan ini memang dilaksanakan setiap

    tahun kerja perusahaan, namun diterapkan hanya untuk petak atau blok yang akan

    dan yang sudah ditebang saja. Ini berarti, meskipun diterapkan untuk setiap tahun

    kerja berjalan, bukanlah merupakan kontrol yang berkala tahunan atas petak atau

    blok yang sama, melainkan kontrol berkala dalam periode rotasi yang digunakan.

    Apabila rotasi tegakan adalah 35 tahun, setiap petak hutan akan berulang

    diinventarisasi atau terkontrol (termonitor dan terevaluasi) selama 35 tahun sekali.

    Periode waktu selama itu (35 tahun) untuk kepentingan monitoring dan evaluasi

    tegakan hutan relatif terlalu lama.

    Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) adalah inventarisasi hutan

    berkala sepuluh tahunan, yang wajib dilakukan oleh para pemegang IUPHHK-HA

    dan IUPHHK-HT berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang

    Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan

    Hutan. Pemanfaatan hasil pelaksanaan IHMB dapat digunakan antara lain untuk

    penyesuaian Jatah Penebangan Tahunan (JPT) Rencana Kerja Usaha (RKU) yang

    telah disusun, penataan areal atau blok Rencana Kerja Tahunan (RKT), manajemen

    standing stock, bahan pemantauan dan evaluasi kelestarian tegakan, serta sebagai

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    18/88

    2

    dasar penyusunan perencanaan pemanfaatan hutan produksi sesuai prinsip

    kelestarian.

    Pengolahan data hasil IHMB dapat dilakukan secara tabular dan spasial.

    Dari hasil pengolahan secara tabular diperoleh data sediaan, potensi dan kerapatan

    tegakan, sedangkan pengolahan secara spasial dapat memberikan gambaran sebaran

    atau distribusi dari sediaan dan potensi tegakannya. Proses pengolahan data secara

    spasial dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

    Aronoff (1989) dalam Prahasta (2002) menyatakan Sistem Informasi

    Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang mampu melakukan berbagai proses

    yang dapat mengubah data menjadi suatu informasi yang siap digunakan untuk

    mengambil suatu keputusan. Secara garis besarnya, SIG dibagi menjadi empat

    sub-sistem, yaitu (a) sub-sistem pemasukan data (data input), (b) sub-sistem

    pengelolaan data (data management) yang mencakup perbaikan (editing),

    pembaharuan data (updating), pemanggilan (retrieval) dan atau penyimpanan

    kembali (storage), (c) sub-sistem manipulasi dan analisis data, serta (d) sub-

    sistem keluaran (output).

    Pelaksanaan IHMB dengan konsep sampling mengakibatkan

    pengukuran hanya dilakukan pada sebagian (kecil) dari total luas areal yang akan

    disurvei. Melalui interpolasi spasial pada SIG, potensi volume pohon pada petak-

    petak (compartments) yang tidak terwakili oleh plot contoh secara praktis dapat

    diestimasi sehingga akan diperoleh gambaran distribusi spasial potensi volume

    pohon hasil IHMB keseluruhan. Selain itu, SIG memberikan manfaat yaitu

    mampu menyimpan data hasil IHMB secara terorganisir dalam bentuk basis data

    spasial dan tabular dengan ketelitian yang tinggi, serta mampu mengolah struktur

    vertikal tegakan (profil) dan konfigurasi lahan yang diperlukan dalam IHMB.PT. Ratah Timber (RTC) sebagai salah satu pemegang izin usaha

    pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam di Kalimantan Timur, melakukan

    kegiatan IHMB yang mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

    P.34/Menhut-II/2007 tentang Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala

    (IHMB) pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi.

    Penelitian mengenai pemanfaatan SIG dalam pemetaan penyebaran potensi hasil

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    19/88

    3

    IHMB PT. Ratah Timber, diperlukan untuk mendapat gambaran potensi tegakan

    di areal efektif keseluruhan.

    1.2 Tujuan1. Mengetahui kondisi sediaan tegakan hutan di IUPHHK-HA PT. Ratah

    Timber, Kalimantan Timur

    2. Membuat peta distribusi spasial potensi volume pohon dan peta profil pohondengan Sistem Informasi Geografis (SIG).

    3. Melakukan analisis potensi hutan di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber,Kalimantan Timur.

    1.3 ManfaatPembuatan peta distribusi spasial potensi hutan diharapkan mampu digunakan

    untuk kepentingan perencanaan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL)

    dalam penyusunan RKUPHHK (Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

    Kayu) di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    20/88

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Potensi Hutan

    Potensi hutan adalah jumlah pohon jenis niagawi tiap hektar menurut kelas

    diameter pada suatu lokasi hutan tertentu yang dihitung berdasarkan rata-rata

    jumlah pohon pada suatu tegakan hutan alam. Jenis niagawi adalah jenis-jenis

    pohon yang laku untuk diperdagangkan (Dephut, 2002).

    Prodan (1965) menyatakan bahwa volume pohon berdiri dapat diperoleh

    melalui:

    1.Pengukuran seksi.2.Angka bentuk.3.Persamaan regresi yang menggunakan tinggi pohon, diameter setinggi dada

    dan tinggi tertentu.

    4.Persamaan regresi dengan faktor angka bentuk batang rata-rata atau merupakansuatu fungsi dari diameter dan tinggi pohon.

    5.Persamaan regresi yang menggunakan diameter setinggi dada.6.Pendugaan empiris.

    2.2 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)

    Sediaan tegakan hutan (standing stock) adalah kondisi tegakan hutan yang

    ada pada saat dilaksanakan inventarisasi hutan, yang dinyatakan dalam komposisi

    jenis, penyebaran ukuran diameter dan dugaan tinggi pohon penyusun tegakan,

    luas areal, volume tegakan hutan, keadaan permudaan alam/tumbuhan bawah

    serta bentang lahan dari areal yang diinventarisasi. Inventarisasi Hutan

    Menyeluruh Berkala yang selanjutnya disebut IHMB adalah kegiatan

    pengumpulan data dan informasi tentang kondisi sediaan tegakan hutan (timber

    standing stock), yang dilaksanakan secara berkala 1 (satu) kali dalam 10 (sepuluh)

    tahun pada seluruh petak didalam kawasan hutan produksi setiap wilayah unit

    pengelolaan/unit manajemen (Dephut, 2007).

    Warsito (2008) menyatakan bahwa IHMB diberlakukan pada setiap

    Perusahaan Pemegang Hak Pengusahaan Hutan (PPHPH) namun dilaksanakan

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    21/88

    5

    untuk kepentingan penyusunan Rencana Kerja Pengusahaan Hutan (RKPH) yang

    berlaku selama jangka waktu pengusahaan 20 tahun (masa berlakunya HPH bagi

    perusahaan yang bersangkutan). Menyeluruh memiliki pengertian setiap petak

    kerja di seluruh areal harus disurvei (cruising) atau dirisalah dengan metode

    sampling. Sedangkan berkala yaitu harus dilakukan secara periodik setiap sekian

    tahun sekali yang dianggap optimal (5 tahun sekali).

    2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG)

    ESRI (1990) dalam Prahasta (2002) menyatakan bahwa, SIG adalah

    kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data

    geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,

    menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua

    bentuk informasi yang bereferensi geografi.

    SIG dapat didefinisikan sebagai perangkat lunak untuk penyimpanan,

    pemanggilan kembali, transformasi dan displai data keruangan permukaan bumi

    yang terdiri dari:

    1. Spasial, yaitu data yang berkaitan dengan koordinat geografis (lintang, bujurdan ketinggian).

    2. Atribut, yaitu data yang tidak berkaitan dengan posisi geografis.3. Hubungan antara data spasial, atribut dan waktu.

    Jaya (2002) menyebutkan pada bidang kehutanan, SIG sangat diperlukan

    guna mendukung pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah keruangan

    (spasial) mulai dari tahap perencanaan, pengelolaan sampai dengan pengawasan.

    SIG sangat membantu memecahkan permasalahan yang menyangkut luasan

    (polygon), batas (lineatau Arc) dan lokasi (point). Data spasial (peta) yang umumdigunakan di bidang kehutanan antara lain adalah:

    Peta Rencana Tata Ruang, Peta Tata Guna Hutan, Peta Rupa Bumi (kontur), Peta Jaringan Jalan, Peta Jaringan Sungai, Peta Tata Batas,

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    22/88

    6

    Peta Batas Unit Pengelolaan Hutan, Peta Batas Administrasi Kehutanan, Peta Tanah, Peta Iklim, Peta Geologi, Peta Vegetasi (turunan dari foto udara atau citra satelit), Peta Potensi Sumberdaya Hutan (volume kayu, jenis, kelas umur dan

    seterusnya).

    Konsep IHMB adalah konsep sampling dimana pengukuran dilakukan

    hanya pada sebagian (kecil) dari total area yang akan disurvei. Kegiatan sensus

    dengan mengunjungi setiap unit contoh populasi untuk melakukan pengukuran

    tinggi, diameter dan atau konsentrasi suatu kondisi hutan tertentu merupakan hal

    yang sangat sulit, mahal, membutuhkan waktu yang lama serta tidak praktis.

    Sebagai gantinya adalah dengan menggunakan data dari lokasi-lokasi titik-titik

    sample input dari data yang telah diukur secara tersebar areal kerja. Dalam

    ilmu, analisis spasial, selanjutnya kondisi titik-titik lainnya yang terletak di antara

    titik-titik sampel tersebut diestimasi menggunakan metode interpolasi

    permukaan (surface interpolation).

    Interpolasi spasial adalah suatu tehnik untuk menghitung nilai antara

    diantara dua atau lebih titik yang secara spasial berdekatan. Metode interpolasi

    permukaan umumnya dilakukan dengan 2 metode: IDW dan spline.

    1. Metode IDWMetode Inverse Distance Weighted (IDW) interpolator ini mengasumsikan

    bahwa masing-masing input point mempunyai pengaruh lokal, dimana

    pengaruh lokalnya akan berkurang dengan bertambahnya jarak.2. Metode Spline

    Metode atau interpolator spline adalah metode dengan tujuan umum untuk

    meminimumkan lekukan-lekukan (patahan) permukaan yang melewati titik-

    titik input. Metode ini sangat cocok untuk permukaan yang topografinya

    bergelombang seperti permukaan air tanah, ketinggian dan atau konsentrasi

    polusi yang perubahan spasialnya sangat halus. Ini sangat tidak cocok untuk

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    23/88

    7

    ada perubahan yang besar dalam suatu permukaan untuk jarak yang pendek,

    karena hasilnya akan dapat melampaui nilai estimasi (Jaya, 2008).

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    24/88

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu

    Lokasi penelitian yaitu di wilayah PT Ratah Timber Kabupaten Kutai Barat,

    Provinsi Kalimantan Timur (Gambar 1). Kegiatan untuk pengolahan data dimulai

    pada bulan Mei 2009 sampai bulan September 2009. Pengolahan data dilakukan di

    Laboratorium Remote Sensing dan GIS, Departemen Manajemen Hutan Fakultas

    Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

    Gambar 1 Peta lokasi penelitian.

    3.2 Bahan dan AlatData yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

    primer yaitu data hasil pengukuran pohon yang diperoleh dengan melakukan

    pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran terhadap diameter setinggi

    dada (Dbh), diameter tajuk (Dt), tinggi total pohon (Tt), tinggi bebas cabang

    (Tbc), koordinat titik pusar plot, slope (kemiringan lereng), dan jarak lapang serta

    sudut arah (azimuth) dari suatu pohon terhadap titik pusat plot.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    25/88

    9

    Data sekunder yaitu antara lain data mengenai keadaan umum lokasi

    penelitian, data IHMB PT. Ratah Timber, dan Peta areal IUPHHK-HA.

    Alat yang digunakan antara lain GPS (Global Positioning System),

    Kompas, Clinometer, tali tambang sepanjang 25 meter, 10 meter, dan 2,85 meter,

    Phi band (pita diameter), kamera dijital, seperangkat komputer dengan

    kelengkapan Microsoft Office (Word dan Excel) dan ArcView GIS 3.2.,

    kalkulator dan tally sheet.

    3.3 Metode PenelitianTahapan dalam Pemanfaatan SIG dalam Pemetaan Penyebaran Potensi

    Hutan Berbasis IHMB di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur antara

    lain yaitu persiapan, perencanaan lapangan, pengambilan data, pengolahan data,

    dan analisis SIG (Gambar 2).

    SELESAI

    PERSIAPAN

    PENGOLAHAN DATA- Volume- Koordinat

    Peta sebaran potensi Peta profil pohon

    ANALISIS SIG

    PERENCANAAN

    LAPANGAN

    PENGAMBILAN DATA- Koordinat- Jarak lapang dan sudut arah (azimuth- Parameter tegakan

    Gambar 2 Bagan alir tahapan penelitian.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    26/88

    10

    3.3.1 PersiapanPada tahap ini, dilakukan studi pustaka tentang penelitian ini dan

    kegiatan IHMB. Selain itu dilakukan pula pengumpulan data sekunder mengenai

    IUPHHK-HA PT. Ratah Timber Kalimantan Timur.

    3.3.2 Perencanaan Lapangan

    Perencanaan lapangan plot contoh (sampling unit) dilakukan berdasarkan

    peta areal kerja efektif IUPHHK-HA PT. Ratah Timber. Bentuk plot contoh untuk

    inventarisasi pohon pada hutan alam berbentuk empat persegi panjang (rectangular

    plot) berukuran 0,25 ha dengan ukuran lebar 20 m dan panjang 125 m. Di dalam

    plot tersebut dibuat empat buah sub-plot, yaitu sub-plot pancang berbentuk

    lingkaran dengan jari-jari 2,82 m, sub-plot tiang berbentuk bujur sangkar berukuran

    10 m x 10 m, sub-plot pohon kecil berbentuk bujur sangkar berukuran 20 m x 20 m

    dan sub-plot pohon besar berbentuk empat persegi panjang berukuran 20 m x

    125 m (Gambar 3).

    Gambar 3 Disain plot contoh dengan 4 sub-plot (I-IV).

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    27/88

    11

    Plot contoh diletakkan dan dipilih pada jalur ukur terpilih secara sistematik

    dengan jarak antar jalur telah ditetapkan sebesar 1.000 m (1 km). Penentuan

    jumlah plot contoh minimal IHMB di PT. Ratah Timber didasarkan pada

    ketentuan Permenhut No. 34 Tahun 2007, seperti yang terlihat pada Tabel 1.

    Tabel 1 Jumlah plot yang perlu dibuat untuk kelas luasan efektif tertentu

    Luas Efektif

    IUPHHK

    (ha)

    Perkiraan

    Jumlah

    Plot contoh

    (plot)

    JL

    (m)

    Lw

    (m2/plot)

    JP

    (m)

    IS

    (%)

    < 10.000 200 1000 500.000 500 0.50

    10.000 - < 20.000 300 1000 500.000 500 0.50

    20.000 - < 30.000 400 1000 625.000 625 0.40

    30.000 - < 40.000 500 1000 700.000 700 0.36

    40.000 - < 50.000 600 1000 750.000 750 0.33

    50.000 - < 60.000 650 1000 846.154 850 0.30

    60.000 - < 70.000 750 1000 866.667 870 0.29

    70.000 - < 80.000 850 1000 882.353 880 0.28

    80.000 - < 90.000 950 1000 894.737 895 0.28

    90.000 - < 100.000 1000 1000 1.000.000 1.000 0.28

    100.000 1200 1000 1.250.000 1.250 0.20Keterangan: Luas yang diwakili oleh satu plot (Lw), jarak antar plot dalam jalur (JP), dan intensitas

    sampling (IS) pada tabel ini dihitung berdasarkan luas dari nilai tengah kisaran.

    IUPHHK-HA PT. Ratah Timber memiliki areal efektif seluas 64.457 ha

    yang terdiri dari hutan primer (virgin forest) seluas 3.449 ha dan hutan bekas

    tebangan seluas 61.008 ha. Berdasarkan Tabel 1, jumlah plot contoh PT. Ratah

    Timber diperkirakan minimal sebanyak 750 buah plot dan direncanakan 754 plot

    contoh terealisasikan di lapangan. Sedangkan dalam penghitungan jarak antar plot

    menggunakan rumus sebagai berikut:

    Jarak antar Plot (JP) = Luas Efektif IUPHHK (m2) 1

    Jumlah plot contoh (n) 1000

    = 644.570.000 m2 1 = 854,87 meter

    754 1000

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    28/88

    12

    Untuk mempermudah pengukuran di lapangan dalam mengukur jarak plot,

    perhitungan jarak antar plot dari angka 854,87 meter dibulatkan menjadi 855

    meter.

    3.3.3 Pengambilan Data3.3.3.1 Pengukuran koordinat titik ikat

    Titik ikat yang ditentukan berupa bentuk-bentuk fisik permanen seperti

    simpang sungai, simpang jalan, jembatan atau landmark lainnya. Titik ini

    dimaksudkan untuk menentukan lokasi awal plot contoh dengan mengukur jarak

    dan sudut arah (azimuth) dari titik ikat. Pengukuran koordinat titik ikat dapat

    diukur dengan GPS atau menggunakan koordinat peta yang ada.

    3.3.3.2 Pengukuran jarak dan sudut arah (azimuth)

    Setiap pohon yang terdapat pada plot contoh berukuran 20 m x 20 m,

    diukur jarak dan sudut azimuthnya dari pusat plot contoh untuk penggambaran

    profil pohon.

    3.3.3.3 Pengukuran parameter tegakan

    Pengukuran parameter tegakan dilakukan dari tingkat pancang, tiang, pohon

    kecil (diameter 20-35 cm) hingga pohon besar (diameter 35 cm) sesuai dengan

    luasan atau sub-plot yang telah ditentukan sebelumnya.

    1). Pengukuran tingkat pancang

    Pada tingkat pancang, hanya dihitung jumlah keberadaannya (ada atau tidak

    ada) di sub-plot lingkaran dengan jari-jari 2,82 m sesuai dengan daftar isian

    pancang (Lampiran 1).2). Pengukuran tingkat tiang

    Pengukuran tingkat tiang dilakukan didalam sub-plot 10 m x 10 m

    meliputi semua pohon hidup yang berdiameter mulai dari 10 cm hingga kurang

    dari 20 cm dan dicatat di daftar isian tiang (Lampiran 2). Pengukuran diameter

    dilakukan dengan menggunakan pita diameter (phi band) dalam 2 digit dengan

    pembulatan terdekat.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    29/88

    13

    3). Pengukuran tingkat pohon kecil

    Pengukuran tingkat pohon kecil dilakukan di dalam sub-plot 20 m x 20 m

    pada semua pohon hidup dengan diameter mulai dari 20 cm sampai dengan 35

    cm.

    Data yang dikumpulkan antara lain keterangan nomor plot dan nomor jalur,

    nama jenis dan kelompok jenis pohon, diameter setinggi dada atau diatas banir,

    diameter tajuk terhadap empat arah mata angin, koordinat pohon atau posisi x dan

    y pohon terhadap titik pusat plot 20 m x 20 m, tinggi pohon meliputi tinggi total

    (Tt) dan tinggi bebas cabang (Tbc), dan kualitas pohon yang ditentukan

    berdasarkan kualitas tajuk dan cacat pada batang. Semua data tersebut dicatat di

    daftar isian pohon kecil (Lampiran 3).

    4). Pengukuran tingkat pohon besar

    Pengukuran tingkat pohon besar dilakukan di dalam sub-plot 20 m x 125 m,

    pada pohon hidup dengan diameter pohon diatas 35 cm. Pendataan tingkat pohon

    besar dicatat di daftar isian pohon besar (Lampiran 4). Data yang harus

    dikumpulkan antara lain keterangan nomor plot dan nomor jalur, nama jenis dan

    kelompok jenis pohon, diameter setinggi dada atau diatas banir, dan kualitas log

    berdasarkan kelurusan dan kerusakan batang.

    3.3.4 Pengolahan Data3.3.4.1 Perhitungan volume pohon

    Pada`penelitian ini volume pohon dihitung dengan menggunakan Tabel

    Volume Lokal hasil penyusunan alat bantu IHMB berupa Tabel Volume, yaitu:

    1. Dipterocarpaceae : V = 0,000199 D2,432.

    Rimba Campuran : V = 0,000199 D

    2,41

    dimana :

    V : Volume kayu bebas cabang dengan kulit (m3)

    D : Diameter seringgi dada (cm)

    3.3.4.2 Perhitungan volume pohon per plot

    Perhitungan volume dilakukan pada semua tingkat pertumbuhan pohon

    dari tingkat tiang, pohon kecil hingga pohon besar. Volume pohon per plot

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    30/88

    14

    merupakan jumlah volume semua pohon di satu plot yang dinyatakan dalam bentuk

    per hektar (m3/ha). Untuk perhitungan volume per hektar didapat dari perhitungan

    volume pohon yang dibagi oleh luasan plot dalam satuan hektar. Volume ini terbagi

    berdasarkan kelas diameter pohon dan kelompok jenis menurut SK Menhut

    No.163/Kpts-II/2003 tentang Pengelompokkan Jenis Kayu sebagai Dasar

    Pengenaan Iuran Kehutanan. Untuk memudahkan perhitungan volume pohon per

    plot berdasarkan kelas diameter pohon dan kelompok jenis, dapat menggunakan

    Pivot Table.

    3.3.4.3 Perhitungan koordinat pohon

    Koordinat pohon berdiameter 20 cm hingga kurang dari 35 cm dalam satu

    plot contoh, diperlukan dalam penggambaran peta profil pohon untuk menunjukkan

    tingkat suksesi dari suatu tegakan hutan. Koordinat pohon dapat diketahui

    berdasarkan data jarak lapang dan sudut arah pohon dari titik pusat plot contoh

    yang telah ditentukan. Koordinat titik pusat plot contoh diketahui dari penggunaan

    GPS atau koordinat suatu titik ikat pada peta yang sudah ada.

    Penentuan koordinat pohon dengan diketahui jarak lapang dan sudut

    azimuthnya dapat dihitung dengan rumus sederhana sebagai berikut:

    dx = d cos

    dy = d sin

    Jika diketahui koordinat X1,Y1 maka koordinat X2,Y2:

    X2 = X1 + dx

    Y2 = Y1 + dy

    dimana :

    : sudut azimuth

    d : jarak lapang (m)

    3.3.5 Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG)

    Analisis SIG yang dilakukan pada pembuatan peta penyebaran potensi yaitu

    analisis permukaan (surface analysis) dengan keluaran dari analisis berupa peta

    volume pohon, peta garis volume pohon, peta sebaran potensi tegakan areal

    IUPHHK-HA dan peta profil pohon.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    31/88

    15

    3.3.5.1 Peta volume pohon per plot

    Pembuatan peta volume pohon per plot dilakukan dengan menggunakan

    analisis pembuatan tema (theme) dari peta koordinat plot yang sudah mempunyai

    atribut volume.

    3.3.5.2 Peta garis volume pohon

    Peta garis volume pohon dapat dibuat berdasarkan peta volume pohon per

    plot yang telah dibuat sebelumnya menggunakan interpolasi spasial dengan metode

    IDW(Inverse Distance Weighted).

    3.3.5.3 Peta sebaran potensi tegakan areal IUPHHK-HA

    Pembuatan peta sebaran potensi tegakan dilakukan dengan data inputnya

    yaitu peta garis potensi. Dari peta garis potensi, dilakukan analisis TIN

    (Triangulated Irregular Network) untuk kemudian dikonversi menjadi grid dan

    diklasifikasi berdasarkan kelas potensi.

    3.3.5.4 Peta profil pohon

    Peta profil pohon dapat dibuat dari data koordinat titik pusat plot dan koordinat

    pohon dari titik pusat plot dengan diketahui pula jari-jari tajuk pohon, tinggi dan

    kelerengan (slope). Dengan bantuan script avenue pada ArcView GIS maka peta

    profil pohon dapat digambarkan.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    32/88

    BAB IV

    KEADAAN UMUM WILAYAH

    4.1. Letak dan Luas IUPHHK-HA PT. Ratah Timber

    Areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber terletak di kelompok hutan Sungai

    Ratah, Kabupaten Dati II Kutai, Provinsi Dati I Kalimntan Timur. Secara geografis

    terletak pada 114 55 - 115 30 Bujur Timur dan 0 2 LS - 0 15 LU. Menurut

    pembagian wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), areal kerja termasuk ke

    dalam Kelompok Hutan Sungai Ratah, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan

    (BKPH) Mamahak Besar, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Mahakam Hulu, Dinas

    Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan menurut pembagian wilayah

    administratif pemerintahan termasuk dalam Kecamatan Long Hubung, Kabupaten

    Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

    Batas-batas areal kerja tersebut adalah:

    1. Sebelah Utara : KBNK, Areal Perkebunan KSU Dayakaltim Abadi danIUPHHK PT. INHUTANI I (eks. IUPHHK PT.

    Mulawarman Bhakti)

    2. Sebelah Timur : KBNK dan eks. IUPHHK PT. Haciendawood NusantaraIndustries

    3. Sebelah Selatan : Hutan Lindung Batu Buring Ayok (eks. IUPHHK PT.Budi Dharma Bhakti Djayaraya)

    4. Sebelah Barat : Hutan Lindung Batu Buring Ayok (eks. areal kerja PT.Gata Rota)

    Luas areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber mengalami beberapa

    perubahan dimulai sejak diterbitkan SK IUPHHK tahun 1970, dengan dasar sebagai

    berikut:

    a. SK HPH Tahun 1970 : 125.000 ha

    b. Hutan Lindung (dikeluarkan) : (10.000) ha

    c. Persetujuan Penggabungan Areal Eks IUPHHK PT. BDBD : 12.000 ha

    d. Ijin Perpanjangan IUPHHK sementara (Tahun 1993) : 127.000 ha

    e. SK Tata Batas Temu Gelang Tahun 1998 : 126.753 ha

    f. SK IUPHHK pembaharuan Tahun 2000 : 97.690 ha

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    33/88

    17

    Hasil Peta Paduserasi antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

    (RTRWP) dan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) Kalimantan Timur yaitu

    Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur skala 1 :

    125.000, areal IUPHHK terdiri dari Hutan Produksi tetap (HP) dan Hutan Produksi

    Terbatas (HPT). Rincian luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan fungsi

    hutan disajikan pada Tabel 2.

    Tabel 2 Luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan peta kawasan hutan

    dan perairan provinsi Kalimantan TimurJumlah

    No Fungsi Hutanha %

    1 Hutan Produksi Terbatas 29.620 30.32

    2 Hutan Produksi Tetap 68.070 69.68

    Jumlah 97.690 100

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

    4.2. Geologi dan Tanah

    Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Kalimantan Skala 1 : 250.000 tahun 1976,

    areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber memiliki tiga jenis tanah, yaitu podsolik

    merah kuning, latosol dan aluvial. Luas masing-masing jenis tanah menurut Badan

    Pertanahan Nasional unit Kalimantan Timur secara rinci disajikan pada Tabel 3

    berikut.

    Tabel 3 Luas areal IUPHHK PT. Ratah Timber berdasarkan jenis tanah

    JumlahNo Jenis Tanah

    ha %

    1 Podsolik Merah Kuning 81.527 83

    2 Latosol 13.904 14

    3 Aluvial 2.259 2

    Jumlah 97.690 100

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

    Tanah podsolik merah kuning terbentuk di atas wilayah berlereng datar,

    landai dan agak curam. Tanah latosol terbentuk di atas formasi Batu Ayau,

    sedangkan tanah aluvial terbentuk dari endapan aluvial yang terdapat pada

    kelerengan datar yaitu terdapat di sekitar tepi Sungai Mahakam.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    34/88

    18

    Formasi geologi yang terdapat di areal IUPHHK PT. Ratah Timber sebagian

    besar adalah formasi Ujoh Bilang, yaitu mencakup areal seluas 79.589 ha atau 81,0

    %. Formasi geologi lainnya adalah formasi Batu Pasir Lenmuring, formasi Batu

    Ayau dan Endapan Aluvial (Tabel 4).

    Tabel 4. Formasi geologi di areal IUPHHK PT. Ratah Timber

    JumlahSimbol Formasi Geologi

    ha %

    Tou Formasi Ujoh Bilang 79.589 81

    Toi Formasi Batu Pasir Lenmuring 1.938 2

    Tea Formasi Batu Ayau 13.904 14

    Qa Endapan Aluvial 2.259 2

    Jumlah 97.690 100

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

    4.3 Iklim dan Hidrologi

    4.3.1 Tipe Iklim

    Tipe iklim di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber menurut sistem

    klasifikasi Schmidt and Fergusson, termasuk iklim sangat basah atau tipe A dengan

    jumlah bulan basah adalah 12 bulan (nilai Q = 0 %). Sedangkan menurut Cabang

    Dinas Pertanian Kecamatan Long Iram (Tahun 1999), tahun 1999 curah hujan rata-

    rata bulanan adalah 312 mm dan jumlah hari hujan bulanan rata-rata 10 hari, data

    selengkapnya disajikan pada Tabel 5.

    Tabel 5 Data curah hujan bulanan dan hari hujan bulanan rata-rata

    Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan

    Januari 399 11

    Februari 147 4

    Maret 348 6

    April 372 11

    Mei 310 9

    Juni

    Juli

    Agustus

    159

    170

    80

    8

    9

    5

    September 404 17

    Oktober 407 12

    November 552 17

    Desember 400 14

    Jumlah 3748 123

    Rata - rata 312 10

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    35/88

    19

    4.3.2. Suhu dan Kelembaban Udara

    Gambaran secara lengkap mengenai suhu dan kelembaban udara di areal

    IUPHHK PT. Ratah Timber disajikan pada Tabel 6. Bentuk presipitasi yang terjadi

    sepanjang dua puluh tahun terakhir berupa embun dan hujan air. Selama musim

    penghujan, embun turun disertai kabut yang cukup pekat kira-kira sampai jam 8.00

    pagi.

    Tabel 6 Data suhu udara dan kelembaban udara bulanan rata-rata

    No B u l a n Suhu Udara (C) Kelembaban Udara (%)

    1 Januari 26,4 84,6

    2 Februari 26,5 84,3

    3 Maret 26,9 82,54 April 26,7 84,2

    5 Mei 26,5 85,5

    6 Juni 26,5 86,4

    7 Juli 25,8 85,8

    8 Agustus 26,1 85,1

    9 September 26,4 84,1

    10 Oktober 26,7 85,5

    11 November 26,6 85,7

    12 Desember 26,4 85,9

    R a t a - r a t a 26,4 85,1

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

    4.3.3. Hidrologi

    Areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber berada di dalam satu Daerah Aliran

    Sungai (DAS) dengan beberapa sub DAS, yaitu: sub DAS Mahakam Ulu, sub DAS

    Ratah, sub DAS Hubung, sub DAS Long Gelawang, sub DAS Benturak, sub DAS

    Nyerubung, sub DAS Pari dan sub DAS Jerumai.

    Hasil studi Semdal diperoleh data debit sungai dan kandungan sedimen dari

    beberapa titik sungai-sungai di areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber yang

    disajikan pada Tabel 7. Sedangkan prediksi laju erosi dan sedimentasi pada masing-

    masing sub DAS disajikan pada Tabel 8.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    36/88

    20

    Tabel 7 Debit sungai dan kandungan sedimen dari beberapa titik sungai di areal

    kerja IUPHHK PT. Ratah Timber

    Debit SedimenNo Stasiun Pengamatan

    (m/detik) (ton/thn)

    1 S. Mahakam *) -

    2 S. Benturak 1.290 0,89

    3 S. Benturak Ilir 5.435 11,27

    4 S. Nyerubung Hilir 19.210 19,82

    5 S. Ratah Hulu 26.540 17,20

    6 S. Ratah Hilir 30.784 319,17

    7 S. Pari 7.184 5,28

    *) Tidak diperoleh data

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

    Tabel 8 Prediksi laju erosi dan sedimentasi dari masing-masing sub DAS di areal

    kerja IUPHHK PT. Ratah Timber

    No Sub DAS Luas Laju Erosi Laju Sedimentasi

    (m2) Ton/ha/thn Ton/thn (ton/thn)

    1 Hubung 116,23 10,30 119.73 15.564

    2 Long Beliwan 91,45 29,13 226.39 34.631

    3 Benturak 84,00 19,06 160.13 22.417

    4 Nyerubungan 123,25 21,37 263.43 31.611

    5 Pari 215,14 14,79 381.21 35.0026 Jerumai 107,86 8,83 95.285 12.387

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

    4.4. Kondisi Hutan

    4.4.1. Topografi Lapangan

    Hasil analisis kelas lereng berdasarkan Peta Garis Bentuk dari Potret Udara

    Skala 1 : 25.000 menunjukkan bahwa sebagian besar areal kerja ( 68,50 %)

    tergolong datar hingga landai. Di samping itu juga terdapat areal dengan kelerengan

    > 40 % (sangat curam) seluas 705 ha. Kondisi topografi areal kerja selengkapnya

    disajikan pada Tabel 9.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    37/88

    21

    Tabel 9 Kondisi topografi areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber

    JumlahKlasifikasi Kelas Lereng

    ha %

    A : 0 - 8 % Datar 43.893 43,91

    B : 9 - 15 % Landai 24.020 24,59

    C : 16 - 25 % Agak Curam 16.569 16,96

    D : 26 - 40 % Curam 8.512 8,71

    E : > 40 % Sangat Curam 705 0,72

    Tidak ada data 4.992 5,11

    Jumlah 97.690 100

    Sumber : PT. Ratah Timber, 2008

    4.4.2. Kondisi Penutupan LahanHasil pengukuran planimetris terhadap peta penutupan lahan yang diperoleh

    dari hasil analisis antara peta interpretasi foto udara yang dikoreksi dengan data

    hasil penafsiran Citra Landsat skala 1 : 100.000 (mosaik dari liputan Mei 2006,

    April 2005, Juni 2005 yang dikoreksi Baplanhut sesuai surat No. S.564/VII/Pusin-

    1/2006) dan realisasi tebangan sampai dengan 2005 menunjukkan bahwa areal

    IUPHHK PT. Ratah Timber seluas 97.690 ha terdiri dari areal hutan primer seluas

    10.007 ha (10,24 %), bekas tebangan 78.072 ha (79,92 %) dan non hutan seluas

    9.611 ha (9,84 %).

    Hutan primer yang tersisa seluruhnya adalah hutan prenges/kerangas yang

    tidak produktif yang mana sampai saat ini tidak dapat dieksploitasi, sehingga dalam

    penataan dialokasikan untuk areal lindung, yang secara fisik memiliki topografi

    yang bervariasi dari agak curam sampai dengan curam.

    Kondisi hutan di areal kerja PT. Ratah Timber masih tergolong potensial

    untuk mendukung tercapainya kelestarian hutan pada periode rotasi berikutnya,

    sebab hasil analisis menunjukkan bahwa areal berhutan efektif seluas 64.457 ha

    yang dapat diproyeksikan untuk mendukung kelestarian hutan.

    Hasil analisa terhadap Peta Penafsiran Citra Landsat liputan tahun 2006

    skala 1 : 100.000 dan interpretasi foto udara tahun 1995 skala 1 : 50.000 serta

    realisasi tebangan RKT selengkapnya disajikan pada Tabel 10.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    38/88

    22

    Tabel 10 Penutupan lahan areal kerja IUPHHK PT. Ratah Timber pada setiap

    fungsi hutan

    Kawasan Budidaya Kehutanan JumlahPenutupan Lahan

    HP HPT ha %

    A. Hutan Primer 5.657 4.350 10.007 10,24

    B. Hutan Bekas Tebangan 53.066 25.006 78.072 79,92

    C. Non Hutan 9.347 264 9.611 9,84

    Jumlah 68.070 29.620 97.690 100

    Sumber: PT. Ratah Timber, 2008

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    39/88

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) merupakan kegiatan

    pengumpulan data dan informasi tentang kondisi sediaan tegakan hutan (timber

    standing stock) pada seluruh petak di dalam kawasan hutan produksi setiap

    wilayah unit pengelolaan. Pelaksanaan IHMB di IUPHHK-HA PT. Ratah Timber

    sepenuhnya mengacu pada Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.34/Menhut-

    II/2007 tentang Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada

    Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi.

    5.1 Kondisi Sediaan Tegakan Hutan

    Sediaan tegakan hutan yang diinventarisasi dalam pelaksanaan kegiatan

    IHMB, mencakup semua tingkat pertumbuhan pohon (pohon kecil dan pohon

    besar) dan tingkat permudaan (pancang dan tiang). Dalam pendataan tingkat

    pancang, data yang diambil hanya keberadaan pancang (ada atau tidak ada).

    Kondisi sediaan tegakan hutan dinyatakan dalam komposisi jenis, penyebaran

    ukuran diameter, volume tegakan hutan dan keadaan permudaan alam/tumbuhan

    bawah.

    5.1.1 Komposisi Jenis Sediaan Tegakan Hutan

    Hasil kegiatan IHMB seperti tercantum pada Tabel 11, diketahui sediaan

    tegakan areal PT. Ratah Timber didominasi (> 60 %) kelompok jenis kayu

    meranti (KM) pada semua tingkat pertumbuhan pohon, baik tingkat tiang

    (diameter 10 cm - < 20 cm), pohon kecil (diameter 20 cm - < 35 cm) ataupunpohon besar (diameter 35 cm).

    Kelompok jenis kayu meranti (KM) tingkat tiang memiliki jumlah

    kerapatan terbanyak dibandingkan kelompok jenis kayu lainnya yaitu sebanyak

    144 tiang/ha (70,1 %), diikuti oleh jenis rimba campuran (RC) sebanyak 41

    tiang/ha (19,7 %), kayu indah (KI) sebanyak 11 tiang/ha (5,2 %) dan kayu

    dilindungi (KL) sebanyak 10 tiang/ha (5 %).

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    40/88

    24

    Tabel 11 Komposisi jumlah sediaan tegakan per hektar (N/ha) berdasarkan

    kelompok jenis

    Tingkat pertumbuhanTiang Pohon Kecil Pohon BesarKelompok jenis

    N/ha % N/ha % N/ha %

    Kayu meranti (KM) 144 70,1 47 64,5 22 63,8

    Rimba campuran (RC) 41 19,7 18 24,8 8 23,5

    Kayu indah (KI) 11 5,2 4 5,6 2 6,8

    Kayu dilindungi (KL) 10 5,0 4 5,1 2 5,9

    Jumlah 206 100 73 100 33,8 100

    Urutan jumlah pohon terbesar hingga terkecil pada tingkat pohon kecil dan

    pohon besar sama seperti pada tingkat tiang yaitu KM, RC, KI dan KL. Pohon

    kecil (diameter 20-35 cm) terdiri dari 47 pohon/ha KM, 18 pohon/ha RC, 4 pohon

    /ha KI dan 4 pohon/ha KL. Sedangkan pohon besar (diameter 35 cm) terdiri dari

    22 pohon/ha KM, 8 pohon/ha RC, 2 pohon/ha KI dan 2 pohon/ha.

    5.1.2 Penyebaran Ukuran Diameter

    Sebaran jumlah sediaan tegakan berdasarkan kelas diameter didasarkan

    pada selang kelas diameter dari tiang (diameter 10 cm - 20 cm), pohon kecil

    (diameter 20 cm - 35 cm) hingga pohon besar (diameter 35 cm). Gambaran

    histogram sebaran jumlah pohon per hektar berdasarkan kelas diameter disajikan

    pada Gambar 4.

    Gambar 4 Sebaran jumlah sediaan pohon per hektar (N/ha) berdasarkan kelas

    diameter.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    41/88

    25

    Gambar 4 menunjukkan kelas diameter 10 - 20 cm (tiang) memiliki

    jumlah sediaan terbanyak dibandingkan jumlah sediaan kelas diameter lainnya

    dengan jumlah sebanyak 205,83 pohon/ha. Adapun rincian jumlah sediaan pohon

    berdasarkan kelas diameter disajikan pada Tabel 12.

    Tabel 12 Sebaran jumlah sediaan pohon per hektar (N/ha) berdasarkan kelas

    diameter (cm)Jumlah Pohon (N/ha)Kelas Diameter

    (cm) Tiang Pohon kecil Pohon besar

    10 - 20 205,83 - -

    20 - 30 - 49,53 -

    30 - 35 - 23,93 -

    35 - 40 - - 6,51

    40 - 50 - - 9,9150 up - - 17,38

    Jumlah 205,83 73,46 33,80

    5.1.3 Volume Tegakan Hutan

    Perhitungan volume tegakan hutan di areal PT. Ratah Timber

    menggunakan alat bantu IHMB berupa tabel volume lokal dengan diketahui

    diameter pohonnya terlebih dahulu. Volume tegakan hutan dikelompokkan

    berdasarkan kelompok jenis pohon dan kelas diameternya.Hasil perhitungan volume tegakan berdasarkan kelompok jenis pohon

    pada Tabel 13 menunjukkan bahwa volume tegakan terbesar pada masing-masing

    tingkat pohon diperoleh dari jenis kayu meranti (KM) dengan persentase rata-rata

    > 65 %.

    Tabel 13 Sediaan volume tegakan hutan per hektar (m/ha) berdasarkan

    kelompok jenis pohon

    Tiang Pohon kecil Pohon besarKelompok Jenism/ha % m/ha % m/ha %

    Kayu meranti (KM) 21,55 70,56 29,49 66,49 100,62 68,57

    Rimba campuran (RC) 6,00 19,65 10,57 23,83 25,82 17,60

    Kayu indah (KI) 1,38 4,52 2,00 4,51 10,43 7,11

    Kayu dilindungi (KL) 1,61 5,27 2,29 5,16 9,86 6,72

    Jumlah 30,54 100 44,35 100 146,73 100

    Pohon berdiameter 10 - 20 cm (tiang) terdiri dari 21,55 m3/ha (70,56 %)

    kayu meranti (KM), diikuti oleh jenis rimba campuran (RC) dengan volume

    sebesar 6 m3/ha (19,65 %), kayu indah (KI) sebesar 1,38 m3/ha (4,52 %) dan kayu

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    42/88

    26

    dilindungi (KL) sebesar 1,61 m3/ha (5,27 %). Sedangkan untuk pohon

    berdiameter 20 - 35 cm (pohon kecil), volume pohon keseluruhan sebesar 44,35

    m3/ha dengan jumlah volume pohon terbanyak diperoleh dari jenis KM yaitu

    29,49 m3/ha (66,49 %) dan volume pohon terkecil diperoleh dari jenis KI sebesar

    2 m3/ha (4,51 %).

    Volume terbesar diperoleh dari tingkat pohon besar (diameter 35 cm)

    yaitu sebanyak 146, 73 m3/ha yang terdiri dari 100,62 m3/ha (68,57 %) KM, 25,82

    m3/ha (17,6 %) RC, 10,43 m3/ha (7,11 %) KI dan 9,86 m3/ha (6,72 %) KL. Hal ini

    berbanding terbalik dengan kerapatan pohon, dimana tingkat pohon besar

    memiliki jumlah terkecil dibandingkan tingkat pertumbuhan pohon lainnya.

    Adapun sebaran volume berdasarkan kelas diameter, seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 5 dan Tabel 14, jumlah terbesar didapat dari kelas

    diameter 50 cm yaitu sebanyak 118,69 m3/ha. Sedangkan volume terkecil

    terdapat pada kelas diameter tiang (10 - 20 cm) dengan volume sebanyak 30,54

    m3/ha. Pada areal penelitian, meskipun jumlah sediaan tingkat tiang lebih besar

    dibandingkan tingkat pohon besar, volume pohon besar (terutama diameter > 50

    cm) lebih besar dibandingkan volume tiang. Hal ini dikarenakan pada pohon

    diameter > 50 cm terdapat pohon diameter > 100 cm yang mempengaruhi nilai

    volume.

    Gambar 5 Volume tegakan hutan per hektar (m/ha) berdasarkan kelas diameter.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    43/88

    27

    Tabel 14 Sediaan volume tegakan hutan per hektar (m/ha) per kelas diameter

    Volume per hektar (m/ha)Kelas Diameter (cm)

    Tiang Pohon kecil Pohon besar

    10 - 20 30,54 - -20 - 30 - 23,61 -

    30 - 35 - 20,74 -

    35 - 40 - - 8,24

    40 - 50 - - 19,81

    50 up - - 118,69

    Jumlah 30,54 44,35 136,74

    5.1.4 Kualitas Tegakan Pada Tingkat Pohon

    Pendataan kualitas tegakan pada tingkat pohon juga harus dilakukan selainpengukuran dimensi tegakan. Kualitas tegakan tingkat tiang dinilai berdasarkan

    kualitas tajuk pohon yang mempengaruhi pertumbuhan tiang kedepannya.

    Kualitas tajuk pohon merupakan suatu keadaan yang menjelaskan tingkat

    kerusakan tajuk dari suatu pohon dan menggambarkan pertumbuhan tegakan.

    Komposisi kualitas tegakan tingkat tiang disajikan pada Tabel 15.

    Tabel 15 Komposisi kualitas tegakan tingkat tiang

    Kualitas Tajuk Pohon Jumlah (N/ha) %

    1 = Tajuk bebas dari tumbuhan pemanjat, sehat, kerusakan < 20 % 142,44 69,20

    2 = Kerusakan tajuk 20 50 %, atau sebagian tajuk ditutupi rotan,

    tumbuhan pemanjat lain atau berdesakan dengan tajuk pohon

    lain

    60,21 29,25

    3 = Kerusakan tajuk > 50 %, atau sebagian besar tajuk ditutupi

    rotan atau tumbuhan pemanjat lain

    3,18 1,55

    Jumlah 205,84 100

    Dari Tabel 15 diketahui sebanyak 69,2 % tingkat tiang memiliki kualitas

    tajuk yang bebas dari tumbuhan pemanjat, sehat dan kerusakan dibawah 20 %,

    sedangkan kualitas tajuk yang tergolong sedang sebesar 29,25 % dan yang

    tergolong jelek hanya sebesar 1,55 %.

    Kualitas batang (log) suatu pohon menentukan dapat atau tidaknya log

    tersebut dimanfaatkan. Kualitas tegakan tingkat pohon kecil (20 - 35 cm)

    ditentukan berdasarkan kualitas tajuk dan cacat pada batang. Gambaran mengenai

    kualitas pohon kecil di areal PT. Ratah Timber disajikan dalam Tabel 16.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    44/88

    28

    Tabel 16 memperlihatkan sebagian besar pohon kecil memiliki kualitas

    tajuk pohon yang baik yaitu sebesar 62,86 %. Sedangkan pada kriteria cacat

    batang sebanyak 58,84 % pohon kecil termasuk sehat.

    Tabel 16 Komposisi kualitas tegakan tingkat pohon kecil

    Kualitas Pohon N/ha %

    A. Kualitas Tajuk Pohon1 = Tajuk bebas dari tumbuhan pemanjat, sehat, kerusakan < 20 % 46,19 62,86

    2 = Kerusakan tajuk 20 50 %, atau sebagian tajuk ditutupi rotan,

    tumbuhan pemanjat lain atau berdesakan dengan tajuk pohon

    lain 26,46 36,01

    3 = Kerusakan tajuk > 50 %, atau sebagian besar tajuk ditutupi

    rotan atau tumbuhan pemanjat lain 0,83 1,13

    Jumlah 73,47 100

    A. Cacat Batang1 = Batang sehat, tidak ada cabang mati, bengkok, retak atau

    kerusakan kulit lainnya juga tidak berlubang 43,24 58,84

    2 = Batang memiliki kerusakan pada kulit tetapi dapat pulih

    kembali dan masih dapat dimanfaatkan 29,28 39,85

    3 = Batang terbakar hingga gubal, growong, banyak mata buaya

    dan tidak dapat dimanfaatkan 0,96 1,31

    Jumlah 73,47 100

    Penentuan kualitas log untuk tingkat pohon besar dengan diameter 35

    cm didasarkan pada seluruh batang bebas cabang yang dapat dimanfaatkan untuk

    keperluan industri. Kualitas log dinilai berdasarkan kelurusan dan kerusakan

    batang sebagaimana tercantum dalam Tabel 17.

    Tabel 17 menjelaskan terdapat 70 % pohon besar yang tergolong lurus, 29,

    5 % melengkung dan 0,5 % bengkok. Sedangkan berdasarkan kerusakan batang,

    sebanyak 65,4 % tidak ada kerusakan/cacat, 32,5 % cacat kecil dan 2,1 %memiliki cacat besar.

    Kategori kualitas batang pada Tabel 17 menghasilkan 12 kombinasi

    kategori kualitas log yang dapat dikelompokkan berdasarkan ketergunaannya,

    yaitu log yang dapat dimanfaatkan dan log yang tidak dapat dimanfaatkan (Tabel

    18).

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    45/88

    29

    Tabel 17 Komposisi pohon besar berdasarkan kualitas batang

    Kualitasbatang Kode Keterangan N/ha %

    A. Kelurusan BatangLurus 1 Batang yang tidak melengkung, bengkok dan

    terpilin.

    23,66 70

    Melengkung 2 Lebar lengkungan terdalam dari sumbu garis

    lurus antara ujung dan pangkal batang lebih

    dari setengah diameter ujung.

    9,97 29,5

    Bengkok 3 Lebar antara sumbu garis batang lurus dengan

    sumbu garis batang yang bengkok lebih dari

    setengah diameter ujung.

    0,16 0,5

    Terpilin 4 Serat kayu terpilin dari pangkal hingga ujung. 0 0

    Jumlah 33,79 100

    B. Kerusakan BatangTidak ada 5 Batang sehat, tidak ada cabang mati,

    bengkak, retak atau kerusakan kulit lainnyajuga tidak berlubang.

    22,11 65,4

    Cacat kecil 6 Batang memiliki kerusakan kecil atau besar

    pada kulit tetapi dapat pulih kembali dan

    masih dapat dimanfaatkan.

    10,99 32,5

    Cacat besar 7 Batang terbakar hingga gubal, growong,

    banyak mata buaya dan tidak dapat

    dimanfaatkan

    0,69 2,1

    Jumlah 33,79 100

    Tabel 18 Komposisi pohon besar berdasarkan ketergunaan batang (log)Ketergunaan log N/ha %

    A. Dapat dimanfaatkan15 = Lurus dan sehat 20,72 61,30

    16 = Lurus dan cacat kecil 2,49 7,36

    25 = Melengkung dan sehat 1,31 3,88

    26 = Melengkung dan cacat kecil 8,42 24,93

    35 = Bengkok dan sehat 0,08 0,25

    36 = Bengkok dan cacat kecil 0,08 0,24

    Jumlah (A) 33,10 97,96

    B. Tidak dapat dimanfaatkan17 = Lurus dan cacat besar 0,45 1,3327 = Melengkung dan cacat besar 0,24 0,71

    37 = Bengkok dan cacat besar -

    45 = Terpilin dan sehat -

    46 = Terpilin dan cacat kecil -

    47 = Terpilin dan cacat besar -

    Jumlah (B) 0,69 2,04

    Jumlah keseluruhan (A + B) 33,79 100

    Tabel 18 menunjukkan PT. Ratah Timber memiliki tingkat kualitas yang

    baik dari segi ketergunaan log (batang) dengan 97,96 % pohon berdiameter 35

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    46/88

    30

    cm termasuk pohon yang dapat dimanfaatkan dengan jumlah terbesar merupakan

    jenis batang yang lurus dan tidak memiliki cacat/sehat sebanyak 61,30 %, dan

    sebanyak 24,93 % batang melengkung dan memiliki cacat kecil. Sedangkan

    persentase pohon yang tidak dapat dimanfaatkan hanya sebesar 2,04 % dari

    persentase sediaan pohon besar keseluruhan.

    5.1.5 Keadaan Permudaan Alam/Tumbuhan Bawah

    Pendataan tingkat pancang pada kegiatan IHMB dilakukan untuk

    mengetahui keadaan permudaan alam yang penting untuk menjaga kestabilan dan

    keberlanjutan tegakan hutan. Pada tingkat pancang hanya diambil informasi

    keberadaannya (ada/tidak) di sub-plot lingkaran berukuran 2,82 m. Jumlah absolut

    permudaan tingkat pancang tidak dibutuhkan mengingat bahwa dinamika

    mortalitasnya masih tinggi (Dephut, 2007) .

    Tabel 19 Komposisi keberadaan pancang

    Pancang Jumlah plot %

    Ada 562 74,5

    Tidak ada 192 25,5

    Jumlah 754 100

    Keberadaan pancang (Tabel 19) di areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber

    sangat besar yaitu terdapat pada 74,5 % plot keseluruhan sedangkan plot yang

    tidak terdapat pancang hanya sebesar 25,5 %. Hal ini berarti, keadaan permudaan

    alam/tumbuhan yang ada masih sangat baik.

    5.2 Distribusi Spasial Tegakan Hutan dan Profil Pohon

    Pemanfaatan SIG dalam pengolahan spasial hasil IHMB membantu dalam

    memahami data hasil pengukuran yang masih berbentuk data tabular. Pembuatan

    sebaran (distribusi) spasial potensi hutan secara praktis dapat dilakukan

    menggunakan interpolasi spasial dengan metode spline atau IDW pada SIG,

    sehingga potensi yang ada pada petak yang tidak terwakili oleh plot contoh dapat

    diketahui Adapun pembuatan profil pohon dilakukan untuk memberi gambaran

    tentang sitedi kawasan yang bersangkutan sesuai tipe hutannya.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    47/88

    31

    5.2.1 Distribusi Spasial Pohon Diameter 10 cm - 20 cm (Tiang)

    Distribusi spasial tingkat tiang menggambarkan sebaran jumlah tiang per

    hektar dengan menggunakan interpolasi SIG hasil IHMB. Gambaran distribusi

    spasial kerapatan pohon per hektar diameter 10 cm - 20 cm disajikan pada

    Gambar 6 dan Tabel 20.

    Kelas kerapatan hasil interpolasi spasial ditunjukkan oleh gradasi warna

    (tone), dimana semakin tinggi kelas maka semakin gelap tone. Berdasarkan

    Gambar 6 dan Tabel 20, dapat dilihat bahwa kelas kerapatan yang memiliki petak

    terbanyak terdapat pada tone yang paling muda yaitu kelas 0 - 127 N/ha. Kelas

    tersebut terdapat di 350 petak dan luasannya mencapai 28.956,84 ha. Kelas

    kerapatan 127 - 253 N/ha, yang menempati urutan kedua terbanyak, terdapat di

    230 petak dengan luas 20.582,23 ha. Sedangkan luas kerapatan 633 - 759 N/ha

    menempati urutan terendah dengan luasan sebesar 1.180,75 ha dari 13 petak.

    Tabel 20 Sebaran kerapatan pohon diameter 10 cm - 20 cm (tiang)Jumlah

    No. Kelas Kerapatan (N/ha)Petak Luas (ha)

    1 0 - 127 350 28.956,84

    2 127 - 253 230 20.582,23

    3 253 - 380 149 13.516,70

    4 380 - 506 81 7.603,01

    5 506 - 633 34 2.739,63

    6 633 - 759 13 1.180,75

    Jumlah 857 74.579,17

    5.2.2 Distribusi Spasial Pohon Diameter 20 cm 35 cm (Pohon Kecil)

    Pohon kecil (diameter 20 cm - 35 cm) merupakan potensi tegakan yang

    diharapkan akan menjadi sediaan tegakan pada periode daur berikutnya. Dengantersedianya sediaan tingkat pohon kecil yang cukup, maka pengelolaan hutan

    lestari akan tercapai dalam pengusahaan areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber.

    Pengolahan data spasial pada pohon kecil yang dilakukan adalah kerapatan

    pohon (N/ha) yang sebelumnya dikelompokkan menjadi 2 yaitu, jenis komersial

    dan semua jenis. Jenis komersial dipilih sesuai dengan lampiran SK. Menhut No.

    163/Kpts-II/2003 Tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan

    Iuran Kehutanan, antara lain kelompok jenis kayu meranti/kelompok komersial

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    48/88

    Gambar 6 Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 10 cm - 20 cm

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    49/88

    33

    satu, kelompok jenis kayu rimba campuran/kelompok komersial dua, dan

    kelompok jenis kayu indah.

    Distribusi spasial kerapatan pohon kecil untuk jenis komersial

    digambarkan pada Gambar 7 dan Tabel 21, sedangkan untuk seluruh jenis

    digambarkan pada Gambar 8 dan Tabel 22. Gambar 7 memperlihatkan kelas

    kerapatan pohon kecil jenis komersial terendah (0 - 43 N/ha) memiliki luasan

    yang besar yaitu 26.488,52 ha, dibandingkan kelas kerapatan tertinggi (213 - 256

    N/ha) yang hanya memiliki luas sebesar 821,11 ha.

    Tabel 21 Sebaran kelas kerapatan pohon diameter 20 cm - 35 cm (pohon kecil)

    jenis komersial

    JumlahNo. Kelas Kerapatan (N/ha)Petak Luas (ha)

    1 0 43 322 26.488,52

    2 43 85 250 22.473,04

    3 85 128 175 15.883,36

    4 128 171 70 6.454,29

    5 171 213 30 2.458,87

    6 213 256 10 821,11

    Jumlah 857 74.579,20

    Sama seperti pohon kecil jenis komersial, hasil distribusi spasial padapohon kecil semua jenis juga menunjukkan jumlah petak terbanyak hanya

    memiliki nilai kerapatan berkisar 0 - 46 pohon/ha yang diikuti oleh kelas

    kerapatan 46 - 93 ha. Selain itu pola distribusi kerapatan kelas diameter 10 cm -

    20 cm (tiang) dan 20 cm - 35 cm (pohon kecil) memiliki pola yang sama yaitu

    kelas kerapatan tertinggi (tone gelap) terdapat di daerah barat areal efektif PT.

    Ratah Timber dan kelas kerapatan sedang terdapat di daerah tengah.

    Tabel 22 Sebaran kelas kerapatan pohon diameter 20 cm - 35 cm (pohon kecil)

    semua jenisJumlah

    No. Kelas Kerapatan (N/ha)Petak Luas (ha)

    1 0 - 46 329 27.035,36

    2 46 - 93 266 23.984,86

    3 93 - 139 164 14.892,64

    4 139 - 185 62 5.762,79

    5 185 - 232 28 2.103,55

    6 232 - 278 9 799,99

    Jumlah 857 74.579,19

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    50/88

    Gambar 7 Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 20 - 35 cm jenis

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    51/88

    Gambar 8 Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 20 - 35 cm semu

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    52/88

    36

    5.2.3 Distribusi Spasial Pohon Diameter 35 cm up (Pohon Besar)

    Interpolasi spasial pada pohon diameter 35 cm up dilakukan untuk

    mengetahui distribusi/sebaran dari kerapatan pohon, dan volumenya dari semua

    jenis. Sedangkan untuk jenis komersial, interpolasi spasial dilakukan pada kelas

    diameter 50 cm. Hal ini untuk mengetahui sebaran kerapatan dan volume kelas

    diameter 50 cm yang terdapat di areal Hutan Produksi Terbatas (HPT) sesuai

    sistem silvikultur TPTI (Tebang Pilih Tanam Indonesia).

    Distribusi spasial pohon besar semua jenis untuk kerapatan pohon

    digambarkan pada Gambar 9 dan Tabel 23, sedangkan volume disajikan pada

    Gambar 10 dan Tabel 24.

    Tabel 23 Sebaran kelas kerapatan pohon diameter 35 cm up semua jenisJumlah

    No. Kelas Kerapatan (N/ha)Petak Luas (ha)

    1 0 - 24 450 39.782,09

    2 24 - 48 208 18.698,38

    3 48 - 73 76 6.515,41

    4 73 - 97 66 6.037,83

    5 97 - 121 20 1.507,24

    6 121 - 145 37 2.038,23

    Jumlah 857 74.579,19

    Gambar 9 menunjukkan kelas kerapatan tertinggi terdapat di daerah timur

    areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber dengan jumlah petak sedikit. Sedangkan

    petak terbanyak merupakan kelas kerapatan 0 - 24 N/ha dengan luasan mencapai

    39.782,09 ha (Tabel 23).

    Hasil pengolahan spasial volume pohon besar (Gambar 10 dan Tabel 24)

    menunjukkan volume pohon terbanyak yaitu kelas volume terendah (0 - 146,6

    m3/ha) dengan luas 50.779,54 ha dan terdapat di 587 petak. Sedangkan luasan

    terkecil dimiliki oleh kelas potensi 733,1 - 879,7 m3/ha yaitu 100 hektar atau

    hanya dijumpai di 1 petak.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    53/88

    Gambar 9 Distribusi spasial kerapatan pohon diameter 35 cm upsemua jen

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    54/88

    Gambar 10 Distribusi spasial volume pohon (m/ha) diameter 35 cm up semua jGambar 10 Distribusi spasial volume pohon (m/ha) diameter 35 cm up semua j

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    55/88

    39

    Tabel 24 Sebaran kelas volume pohon diameter 35 cm up (m3/ha) semua jenis

    JumlahNo. Kelas Volume (m3/ha)

    Petak Luas (ha)1 0 - 146,6 587 50.779,54

    2 146,6 - 293,2 143 12.461,20

    3 293,2 - 439,9 113 10.031,34

    4 439,9 - 586,5 10 907,13

    5 586,5 - 733,1 3 300

    6 733,1 - 879,7 1 100

    Jumlah 857 74.579,19

    Gambaran distribusi volume secara spasial untuk kelas diameter 50 cm

    (HPT) sama seperti pada pohon besar. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 11 dan

    Tabel 25, dimana petak dengan tone paling muda mendominasi yaitu sebanyak

    587 petak dari 857 petak keseluruhan.

    Tabel 25 Sebaran kelas volume pohon diameter 50 cm jenis komersial

    JumlahNo. Kelas Volume (m3/ha)

    Petak Luas (ha)

    1 0 - 139,8 603 52.074,10

    2 139,8 - 279,6 151 13.322,35

    3 279,6 - 419,4 92 8.175,61

    4 419,4 - 559,2 7 607,13

    5 559,2 699 3 299,99

    6 699 - 838,8 1 100

    Jumlah 857 74.579,20

    PT. Ratah Timber memiliki potensi yang tidak terlalu banyak, hal ini

    dilihat dari segi kerapatan pohon ataupun volumenya, sehingga dalam pengelolaan

    hutannya memerlukan perencanaan yang baik agar kesinambungan perusahaan

    tetap terjaga.

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    56/88

    Gambar 11 Distribusi spasial volume pohon diameter 50 cm up jenis kom

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    57/88

    41

    5.2.4 Peta Profil Pohon

    Struktur vertikal tegakan digunakan untuk memberi gambaran tentang site

    di kawasan areal yang diinventarisasi. Struktur vertikal ini dapat digambarkan

    melalui pembuatan peta profil pohon dengan data yang diperlukan yaitu kordinat

    pusat pohon, jari-jari tajuk pohon dan kelerengan. Pada areal PT. Ratah Timber

    sebagian besar arealnya merupakan hutan sekunder atau hutan bekas

    tebangan/LOA (Logged Over Area) dan berdasarkan hasil pengukuran di

    lapangan, diperoleh struktur tegakannya seperti pada Gambar 12 berikut.

    a. HSJ b. HSS c. HSR

    Gambar 12 Profil pohon pada tipe-tipe hutan sekunder

    Menurut kerapatan tegakannya, hutan sekunder terbagi atas hutan

    sekunder jarang (HSJ), hutan sekunder sedang (HSS), dan hutan sekunder rapat

    (HSR). Dari Gambar 10 dapat diketahui bahwa hutan sekunder memiliki jenis

    yang heterogen atau bermacam-macam dan kerapatan tegakan dari ketiga jenis

    hutan sekunder tersebut tidak berbeda jauh. Sedangkan untuk jari-jari tajuknya,

    hutan sekunder rapat memiliki diameter yang bervariasi dari kecil hingga besar

    dibandingkan kedua jenis hutan sekunder lainnya.

    5.3 Analisis Potensi Hutan

    Kondisi potensi hutan atau kayu keseluruhan menggambarkan kondisi

    potensi yang berasal dari data gabungan semua tingkat pertumbuhan berdasarkan

    kelas diameter. Setiap kelas diameter dibagi menjadi kelompok-kelompok

    berdasarkan kelompok jenis dan kelompok pemanfaatan. Potensi hutan

    berdasarkan kelompok jenis disajikan pada Gambar 4 (kerapatan pohon) dan

    Gambar 5 (volume pohon).

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    58/88

    42

    Kedua histogram tersebut memperlihatkan kerapatan pohon (N/ha)

    berbentuk J terbalik yaitu semakin sedikit mengikuti pertambahan kelas

    diameter yang berbanding lurus dengan volumenya. Sehingga dapat dikatakan

    kondisi struktur tegakan yang dikelola oleh PT. Ratah Timber termasuk normal.

    Jenis kayu meranti yang dominan di areal IUPHHK-HA PT. Ratah Timber

    didukung oleh jumlah volume dari pohon/kayu yang dapat dimanfaatkan. Hal ini

    dapat dilihat pada Gambar 13 yang menggambarkan keadaan potensi volume

    pohon sebagian besar termasuk jenis kayu yang dapat dimanfaatkan berdasarkan

    kategori ketergunaan log (Tabel 18).

    Gambar 13 Potensi volume per hektar (m3/ha) berdasarkan kelas diameter (cm)

    dalam kelompok pemanfaatan kayu (dapat-tidak dapat).

    PT. Ratah Timber meskipun memiliki struktur tegakan normal dan

    didominasi oleh kelompok jenis komersial satu bernilai jual tinggi (KM), potensi

    tegakan yang ada di arealnya tidak begitu tinggi. Hal ini terlihat dari hasil overlay

    distribusi spasial kerapatan dan volume pohon diameter 50 cm jenis komersial

    (Gambar 14).

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    59/88

    Gambar 14 Distribusi spasial hasil overlaykerapatan dan volume pohon diameter 50 cm

  • 7/23/2019 Pemanfaatan Sig Dalam Pemetaan Penyebaran Potensi Hutan Berbasis Ihmb Di Iuphhk-ha Pt. Ratah Timber, Kali

    60/88

    44

    Tabel 26 Sebaran spasial hasil overlaykerapatan dan volume pohon diameter50 cm jenis komersial

    Kelas Volume

    (m/ha)

    Kerapatan

    (N/ha)

    Petak Luas

    (ha)

    %

    1 0 - 279,6 0 - 28 664 59.491,34 79,82 0 - 279,6 28 - 57 21 1.929,24 2,6

    3 0 - 279,6 57 - 85 69 3.975,83 5,3

    4 279,6 - 559,2 0 - 28 35 3.144,93 4,2

    5 279,6 - 559,2 28 - 57 62 5.530,72 7,4

    6 279,6 - 559,