pemancarfm
Transcript of pemancarfm
Laporan Pemancar FM 12 Watt
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini, menuntut kami
untuk membuat segala sesuatu secara sistematis dan efisien, karena waktu sangat berharga bagi
kami, maka beberapa kemajuan teknologi telah diterapkan diberbagai bidang, diantaranya dunia
pendidikan, sebab dari sinilah semua kemajuan teknologi itu dikembangkan.
Banyak sekali teknologi yang cepat berkembang di negara kita saat ini. Dengan teknologi
yang semakin berkembang dengan pesat inilah yang akan mempermudah dalam pekerjaan yang
sistematis dan lebih efisien.
Berdasarkan hal tersebut perlu ada suatu sistem yang dapat menghasilkan sebuah karya
berupa alat dari mahasiswa. Oleh karena itu, sesuai dengan mata kuliah Fabrikasi, kita mendapat
tugas kedua di semester empat, yaitu membuat Pemancar FM 12 Watt. Berangkat dari hobi
merakit benda-benda elektronika, kami mencoba merangkai pemancar mini berdaya pendek yang
bisa memancarkan sinyal kurang lebih 100 meter dengan power (daya) 5 watt. Ini sebuah rintisan
yang kemudian menjadi 12 watt . Dengan daya 12 watt, siaran radio bisa menjangkau satu desa.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang ditangani dari tugas praktikum ini adalah membuat dan menganalisa kualitas
suatu pemancar fm untuk mendapatkan data pada test point 1, test point 2, test point 3 dan
frekuensi yang tepat seperti yang di inginkan.
Pemasalahan dari tugas praktikum ini dibatasi hanya untuk menganalisa kualitas sebuah
pemancar dan mengambil data dari test point yang ada.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan yang harus diselesaikan pada tugas praktikum ini dibatasi pada beberapa hal
sebagai berikut :
• Mengambil data dari frekuensi dan menghitung TP 1 sampai TP 3.
Politeknik Negeri Malang 2007 1
Laporan Pemancar FM 12 Watt
• Menganalisa sebuah pemancar di dalam ruangan, berdasarkan data pengukuran serta membuat
kesimpulan.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas ini adalah :
1. Mahasiswa dapat merancang dan membuat rangkaian pada pemancar fm.
2. Pemancar FM 12 Watt yang dibuat dapat menjadi alat yang tepat guna dan dapat
dipasarkan.
1.5 Metodologi
Dalam menyelesaikan tugas praktikum ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
• Mempelajari konsep tentang elektronika dasar.
• Mempelajari konsep tentang mekanisme modulasi FM.
• Menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan, serta memberi saran bila tugas praktikum ini
diaplikasikan ke sistem yang nyata.
• Menyusun laporan tugas praktikum pada semester genap.
1.6 Sistematika Pembahasan
Buku laporan tugas praktikum ini terdiri dari 5 (lima) bab, pada masing-masing bab berkaitan
satu sama lain, yaitu :
BAB 1 : memberikan latar belakang tentang permasalahan, tujuan, masalah dan batasan
masalah yang dibahas dalam tugas praktium ini.
BAB 2 : memberikan dasar teori untuk menunjang penyelesaian masalah dalam tugas
praktikum ini. Teori dasar yang diberikan meliputi : mekanisme alat yang di
gunakan dalam membuat pemancar FM 12 Watt
BAB 3 : perencanaan dan pembuatan alat serta cara kerja setiap blog diagram yang ada
dalam pemancar FM 12 Watt
BAB 4: berisi tentang hasil perhitungan dan pengolahan data, serta analisa hasil
perhitungan.
BAB 5 : memberi kesimpulan tentang hasil yang telah diperoleh dan saran.
Politeknik Negeri Malang 2007 2
Laporan Pemancar FM 12 Watt
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Koker
(a).Bentuk Fisik (b).Simbol Elektronika
Gambar 1
Koker berfungsi untuk mengatur atau menentukan frekuensi pada pemancar radio.
Didalam koker juga terdapat ferite yang berfungsi sebagai inti induktor selain itu juga
terdapat lilitan induktor yang terdiri dari lilitan primer dan skunder. Cara kerja dari koker
adalah memudahkan pencarian gelombang yang kosong. Apabila inti koker di putar ke kanan
sampai maksimal maka frekuensi yang di hasilkan osilator makin rendah. Jika pemancar FM
menyala, putar inti koker ke kiri sampai desis pada radio FM hilang maka akan didapatkan
sinyal yang kuat dan stabil.
2.2 Induktor
(a).Bentuk Fisik (b). Simbol ElektronikaGambar 2
Lilitan dari kawat yang dililit dengan hitungan tertentu, dalam hal ini untuk
menentukan nilai dari induktor biasanya digunakan Q meter. Induktor berfungsi sebagai
Politeknik Negeri Malang 2007 3
Laporan Pemancar FM 12 Watt
penyesuai impedansi, sehingga keluaran dari impedansi dapat di rubah dan sesuai dengan
yang di inginkan (match).
2.3 Transistor
Gambar 3
Transistor mempunyai 2 sambungan, satu diantaranya adalah emitor dan lainnya basis dan
kolektor. Karena inilah sebuah transistor sama seperti dua dioda. Transistor type C1970
biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan 0.8 sampai 1 watt.
Politeknik Negeri Malang 2007 4
Laporan Pemancar FM 12 Watt
Karakteristik elektrik
Tabel 1
2.4 ExciterRangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga.
Osilator
Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun sistem komunikasi
yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan sempurna. Pada sistem
komunikasi, osilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa.
Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi.
Penyangga (Buffer)
Semua jenis osilator membutuhkan penyangga. Penyangga berfungsi untuk menstabilkan
frekuensi dan/atau amplitudo osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya. Biasanya
penyangga terdiri dari 1 atau 2 tingkat penguat transistor yang dibias sebagai kelas A.
Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah
untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih input
(mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang telah dimodulasi
kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.
Politeknik Negeri Malang 2007 5
Laporan Pemancar FM 12 Watt
2.5 Booster
Penguat daya lebih populer disebut Booster. Booster adalah alat yang dipasang melekat
pada pemancar radio dan dipergunakan untuk memperkuat daya pancar frekuensi radio ke segala
arah yang ingin dituju. Misalnya, untuk pemancar berkekuatan 25 watt yang hanya melingkupi
satu desa, Booster dipergunakan agar daya pancar menjadi 50 hingga 100 watt sehingga bisa
melingkupi satu kecamatan. Booster umumnya berbentuk kotak kecil yang terkoneksi dengan
kabel ke pemancar yang diperkuatnya.
Penguat daya terbagi dua. Pertama, penguat daya yang memperkuat sinyal dalam satu
siklus penuh, kualitas sinyal paling baik dan harmonis. Kedua, penguat daya yang hanya
memperkuat sinyal input kurang dari setengah siklusnya dan menghasilkan gelombang yang
rusak dengan frekuensi sama.
2.6 Antena
Antena berfungsi meradiasi dan sekaligus menangkap sinyal radiasi gelombang radio.
Antena dibedakan menjadi dua berdasarkan arah pancaran, yaitu :
• Omnidirectional (segala arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat ke
segala arah.
• Bidirectional (dua arah). Antena ini meradiasikan gelombang radio yang sama kuat ke hanya
dua arah. Dua parameter yang perlu diperhatikan pada antena adalah polarisasi dan
penguatannya. Secara sederhana, sebuah antena mempunyai polarisasi vertikal jika antena
tersebut diletakan pada posisi tegak lurus terhadap bumi. Antena dengan polarisasi vertikal akan
menghasilkan gelombang radio dengan polarisasi vertikal juga. Selain vertikal, ada pula antena
berpolarisasi horizontal, bila bidang antena berposisi sejajar dengan bumi.
2.7 Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah bagian pengantar daya yang dihasilkan pemancar ke antena.
Sebagai pengantar daya, saluran transmisi yang baik tidak akan mengurangi daya yang
diantarnya dan juga tidak meradiasi, karena meradiasi adalah tugas antena. Agar transfer daya
terjadi secara maksimal, maka saluran transmisi juga harus mempunyai karakteristik impendansi
yang sama dangan sumber daya beban. Karakteristik impendansi saluran transmisi yang umum
Politeknik Negeri Malang 2007 6
Laporan Pemancar FM 12 Watt
adalah 300 W (kabel pita pada TV hitam putih), 75 W (kabel coaxial pada TV berwarna) dan
50W(kabel coaxial pada peralatan radio amatir).
Alat-alat tambahan yang di perlukan dalam merakit sebuah pemancar FM 12 watt,di
antaranya adalah :
Power Meter
Power Meter adalah alat untuk mengukur daya gelombang. Pada saluran transmisi yang
tidak sepadan, selain gelombang datang mengalir pula gelombang pantul. Gelombang datang
arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah
yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu
untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul. Skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala
untuk daya datang.
SWR Meter
SWR Meter atau pengukur perbandingan gelombang tegak digunakan untuk mengukur
perbandingan gelombang datang dan gelombang pantul. Sehingga diketahui seberapa sepadan
sebuah sumber dengan beban. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu
pengukuran hanya terdapat Power Meter, maka SWR dapat dihitung dari daya datang (Pf ) dan
daya pantul (Pr) dengan rumus:
SWR = ( ÖPf + ÖPr ) (ÖPf - ÖPr ).
• Dari rumus tersebut, pada keadaan sepadan ( Pr = O) akan didapat SWR = 1.
• Untuk keadaan yang tidak sepadan akan didapatkan SWR > 1.
• Untuk keadaan yang paling buruk di mana semua daya yang datang dipantulkan kembali ( Pf =
Pr ) akan didapatkan SWR = tak terhingga.
Dummy Load
Agar daya pancar siaran bisa maksimal tetapi efisien, diperlukan suatu beban yang sudah
diketahui impendansinya dengan pasti sebagai acuan yang disebut Dummy Load. Dummy Load
bebas dari pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya pancar yang terlalu besar.
Impendansi Dummy Load biasanya 50 atau 75 Ohm. DummyLoad dapat dibuat sendiri dengan
memasang secara paralel beberapa resistor sehingga diperoleh resistansi dan daya yang
diinginkan. Memparalelkan beberapa resistor memperkecil induktansi liar dari resistor tersebut.
Politeknik Negeri Malang 2007 7
Laporan Pemancar FM 12 Watt
Sebagai contoh, dapat dipakai resistor karbon 300 Ohm/2 watt sebanyak 6 biji yang dihubungkan
secara paralel untuk mendapatkan Dummy Load dengan daya 12 watt dan impendansi 50 Ohm.
Politeknik Negeri Malang 2007 8
Laporan Pemancar FM 12 Watt
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1. Pendahuluan
Untuk merencanakan dan membuat alat pemancar FM 12 Watt, perlu diketahui
terlebih dahulu mengenai blok diagram sistem, sistem kerja dari rangkaian secara
keseluruhan, perhitungan-perhitunan dan perencanaan.
3.2. Blok Diagram Sistem dan Gambar Rangkaian Keseluruhan
Gambar di bawah ini memperlihatkan blok diagram sistem dan gambar
rangkaian keseluruhan yang dibuat secara lengkap.
Gambar 4
Gambar Diagram Blok Sistem Pemancar secara keseluruhan
Politeknik Negeri Malang 2007 9
Laporan Pemancar FM 12 Watt
Gambar 5
Gambar Diagram Blok Pemancar FM
Gambar 6
Gambar Rangkaian Exciter
Politeknik Negeri Malang 2007 10
Laporan Pemancar FM 12 Watt
3.2.1 Rangkaian Exciter
Rangkaian exciter terdiri dari osilator dan penyangga.
Pada Rangkaian Exciter ini menggunakan komponen-komponen dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Koker
Induktor : L2 = 0.12 mikro Henry
L3 = 0.12 mikro Henry
L4 = 0.2 mikro Henry
Transistor C930
Resistor : 5,6 K
47 K
33 K
Capasitor : 2.2 nF
100 nF
18 pF
20 pF
5 pF
Trimer : 5 – 60 pF
Exciter adalah rangkaian yang menghasilkan osilasi, karena pada exciter terdapat osilator
yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang sinus yang nantinya akan dimodulasikan.
Didalam sistem osilator juga terdapat buffer (penyangga) yang berfungsi untuk menstabilkan
frekuensi/ modulasi osilator akibat proses pembebanan oleh penguat tingkat selanjutnya.
Politeknik Negeri Malang 2007 11
Laporan Pemancar FM 12 Watt
3.2.2 Rangkaian Booster (Penguat Daya)
Gambar 7
Gambar Rangkaian Booster
Pada Rangkaian Booster ini menggunakan komponen-komponen dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Induktor : L1 = 0.2 mikro Henry
L2 = 0.2 mikro Henry
L3 = 0.085 mikro Henry
L4 = 0.04 mikro Henry
L5 = 0.1 mikro Henry
L6 = 0.2 mikro Henry
L7 = 0.2 mikro Henry
Politeknik Negeri Malang 2007 12
Laporan Pemancar FM 12 Watt
Transistor 1970 : Vce 10 V
Ic 0.1 A
β 10 – 180
Trimer : 5 – 30 pF
Rangkaian booster terdiri dari dua tingkat penguat transistor yang masing-masing bekerja
pada kelas C, masing-masing input dan output penguat transistor ini diberi rangkaian penyesuai
impedansi.
Penguatan tingkat pertama memakai transistor C1970. Rangkaian Penguatan ini mempunyai
penguatan daya 9,2dB (8 kali), sehingga dari exciter berdaya 0,25 W seharusnya bisa dihasilkan
daya 2 W. Pada kenyataannya dari keluaran penguatan tingkat pertama ini hanya menghasilkan
daya 1,75 Watt, hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network.
Penguatan tingkat kedua memakai transistor C1971. Rangkaian Penguat ini mempunyai
penguatan daya 10dB (10 kali). Sehingga daya dari tingkat pertama yang 1,75 W bisa diperkuat
menjadi 17,5 W. Pada kenyataannya daya dari penguatan tingkat kedua hanya mencapai 12,5
Watt. Hal ini disebabkan adanya kerugian dari rangkaian matching network dan keterbatasan
dari transistor C1971. Karena harga dari transistor C1971 relatif mahal maka yang digunakan
hanya transistor C1970. Oleh karena itu daya yang dihasilkan oleh pemancar ini tidak mencapai
12 Watt. Karena panas yang dihasilkan kedua transistor cukup besar maka kita memasang
pendinginan yang cukup.
Politeknik Negeri Malang 2007 13
Laporan Pemancar FM 12 Watt
BAB IV
PENGUJIAN ALAT
4.1 Umum
Bab ini membahas tentang pengujian dan analisis sistem yang telah dibuat. Secara
umum, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perangkat yang telah direalisasikan
dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan pengujian yang dilakukan terhadap sistem adalah sebagai berikut:
Mengetahui cara kerja rangkaian exciter
Mengetahui cara kerja rangkaian booster
4.2 Pengujian RangkaianExciter
Tujuan
Untuk mengetahui apakah osilator dapat bekerja dengan baik dan mencapai frekuensi
yang di inginkan. Dan juga untuk mengetahui apakah buffer sudah berjalan dengan
semestinya.
Peralatan yang digunakan
1. Koker
2. Induktor
3. Transistor
4. Resistor
5. Trimer
6. Dummy Load
7. Catu daya 5 volt
Politeknik Negeri Malang 2007 14
Laporan Pemancar FM 12 Watt
8. Multimeter
9. Frekuensi Counter
10. PCB
Prosedur Pengujian
Gambar 8
Diagram Blok Pengujian
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Memberikan catu daya 12 volt pada rangkaian exciter
3. Mengaktifkan rangkaian exciter sampai di dapatkan daya yang paling besar
4. Menghitung tegangan pada TP 1, TP 2 dan, TP 3
5. Mengamati keluaran (pada V output)
Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel. berikut ini :
Hasil Pengujian Rangkaian Exciter
Test Point Hasil
1 0.6V
2 0.6V
3 11,75V
Tabel 2
Politeknik Negeri Malang 2007 15
Exciter 0,25 Watt
Multimeter
Laporan Pemancar FM 12 Watt
4.3 Pengujian rangkaian booster
Tujuan
Untuk mendapatkan daya yang lebih besar lagi dan juga meningkatkan jarak jangkauan
pancaran yang lebih jauh lagi hingga mencapai 7 kali lipat.
Peralatan yang digunakan
1. Induktor
2. Transistor
3. Trimer
4. Dummy Load
5. Catu Daya 12 Volt
Prosedur Pengujian
Gambar 9
Gambar Diagram Blok Pengetesan Booster :
1. Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar
2. Menguji besar tegangan yang mampu diterima rangkaian
3. Mengamati keluaran
Politeknik Negeri Malang 2007 16
MultimeterBoosterExciter 0,25 Watt
Laporan Pemancar FM 12 Watt
Hasil Pengujian
Hasil pengujian ditunjukkan dalam Tabel. berikut ini :
Hasil Pengujian Rangkaian Booster
Test Point Hasil
4 11,75
5 11,75
Tabel 3
Politeknik Negeri Malang 2007 17
Laporan Pemancar FM 12 Watt
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat disimpulkan:
Pada rangkaian pemancar FM yang kami buat, daya yang dikeluarkan hanya 2 Watt
karena transistor yang dipakai adalah C1970 yang hanya bisa menaikkan daya 1 Watt
Pemancar FM yang dibuat hanya bisa mencapai frekuensi 93 MHz
Jarak yang dicapai tergantung dari daya yang dipancarkan oleh pemancar FM
5.2 Saran
Jika ingin membuat rangkaian FM dengan daya yang lebih besar maka gunakan
transistor C1971, C1972.
Agar keluaran seimbang maka pada pemancar FM dipasang rangkaian PLL (Phase
Local Loop).
Politeknik Negeri Malang 2007 18