Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

10
Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an Wahyu adalah fenomena universal. Namun terlaksananya suatu wahyu dalam konteks sejarah agama tertentu membuat pengertian yang berbeda antara satu agama dengan agama yang lain. Konsep wahyu, disatu pihak, dipengaruhi oleh konsep teologi agama bersangkutan secara keseluruhan (bagaimana tuhan dipahami dan bagaimana pula hubungan antara tuhan dan manusia). Sementara dipihak lain, ia juga dipengaruhi oleh konteks sejarah yang spesifik. Wahyu berasal dari bahasa Arab, dari kata “Waha-Yahi-Wahyan” yang berarti : Suara, api, kecepatan, bisikan, isyarat, tulisan, kitab. Menurut Syech Muhammad Abduh, wahyu adalah kata masdar yang berarti berita, baik berita itu

description

Pemahaman Wahyu

Transcript of Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Page 1: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an

Wahyu adalah fenomena universal. Namun terlaksananya suatu wahyu dalam konteks sejarah agama tertentu membuat pengertian yang berbeda antara satu agama dengan agama yang lain.

Konsep wahyu, disatu pihak, dipengaruhi oleh konsep teologi agama bersangkutan secara keseluruhan (bagaimana tuhan dipahami dan bagaimana pula hubungan antara tuhan dan manusia). Sementara dipihak lain, ia juga dipengaruhi oleh konteks sejarah yang spesifik.

Wahyu berasal dari bahasa Arab, dari kata “Waha-Yahi-Wahyan” yang berarti : Suara, api, kecepatan, bisikan, isyarat, tulisan, kitab. Menurut Syech Muhammad Abduh, wahyu adalah kata masdar yang berarti berita, baik berita itu disampaikan secara tulisan atau lisan. Sedang menurut Fazlur Rahman, wahyu berdekatan artinya dengan inspirasi atau inspirasi ide-kata.

Page 2: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Deskripsi Wahyu Dalam Al-Qur’an

Syech Muhammad Abduh mengatakan, bahwa wahyu adalah pengetahuan yang didapat seseorang pada dirinya sendiri dengan keyakinan yang penuh, bahwa pengetahuan itu datang dari Allah SWT baik dengan suatu perantara ataupun tidak. Hal ini dibedakan dengan ilham. Menurutnya Ilham adalah perasaan (wijdan) yang meyakinkan hati, dan yang mendorongnya untuk mengikuti tanpa diketahui dari mana datangnya. Dan ilham itu hampir serupa dengan perasaan lapar, haus, duka dan suka.

Menurut Syara’ wahyu berarti pemberitahuan Allah kepada Nabi di antara Nabi-Nabinya tentang hukum syara’ yang disepakati. Pemberitahuan Allah tersebut disampaikan secara tersembunyi dan dengan cepat. Yang dalam bentuknya tertinggi merupakan firman (Kalam) Allah.

Page 3: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Adapun jenis-jenis wahyu Allah itu sebagai berikut : 1.Wahyu yang dianugerahkan kepada alam yang dikenal dengan Sunnatullah. Hukum-hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta, seperti gerak grafitasi.2.Wahyu yang dianugerahkan kepada binatang, seperti wahyu kepada lebah agar membuat sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon dan di tempat yang dibangun oleh manusia. Wahyu ini merupakan tabiat atau instink, naluri.3.Wahyu yang dianugerahkan kepada Malaikat, wahyu ini berfungsi untuk meneguhkan pendirian orang-orang yang beriman.4.Wahyu yang dianugerahkan kepada manusia, yang diturunkan dengan tiga cara :

a. wahyu dalam bentuk ide, gerak, atau petunjuk yang dibekaskan atau dibisikkan ke dalam kalbu

b. wahyu dari belakang tirai (Min wara’i hijab) seperti melalui rukyah (Impian) Kasysyaf (Vision atau pandangan yang goin di balik alam nyata dan ilham )

c. wahyu yang khusus dianugerahkan kepada Nabi atau Rasul Allah, yang disebut Wahy Matluw atau wahyu yang dibacakan.

Page 4: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Cara Pewahyuan Al-QuranYang dapat dipahami dari Al-Quran tentang cara

pewahyuannya ialah bahwa kitab suci ini diwahyukan melalui firman Allah kepada Rasulullah, dan beliau menerima firman itu dengan segenap keberadaannya. Allah berfirman:

"Tidak mungkin bagi seorang manusia Allah berkata-kata de ngannya kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat), lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguh nya Dia Mahatinggi lagi Mahabijaksana. Demikianlah, Kami me wahyukan kepadamu wahyu (Al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Quran itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu. Tetapi Kami menjadikan Al-Quran sebagai cahaya untuk memberi petunjuk kepada siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesung guhnya kamu benar-benar memberi petunjuk ke jalan yang lurus." (QS 42:51-52)

Page 5: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Tentang berfirmannya Allah, mereka menyebutkan ada tiga bagian, berdasarkan pengulangan yang terdapat dalam ayat pertama, dan bahwa wahyu dalam bagian pertama tidak dinisbatkan kepada tempat tertentu, dan dalam bagian ketiga dinisbatkan ke pada Rasulullah. Tiga macam itu adalah:1.Berfirman tanpa ada perantara antara Allah dan manusia.2.Berfirman dari balik tirai, seperti pohon Thur, dan Musa mendengar firman Allah dari arah pohon itu. 3.Firman yang dibawa oleh malaikat dan disampaikannya ke pada manusia, sehingga dia mendengar perkataan malaikat sebagai wahyu ketika malaikat itu menirukan firman Allah.

Page 6: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Hubungan Al Qur'an dengan kitab lain

Al-Quran dalam pandangan islam memiliki posisi yang sangat jelas berkaitan dengan keberadaan teks-teks keagamaan yang termasuk dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada kaum sebelum kaum Nabi Muhammad SAW (Taurat, Zabur, Injil, dan lembaran Adam, Idris, Ibrahim dan Musa). Berkaitan dengan hal ini dalam doktrin Islam, al-Qur'an dalam beberapa ayatnya menegaskan posisinya terhadap kitab-kitab tersebut.Dalam firman Allah :“ Sebelum (Al Quran), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (Al Imraan 3 : 4)” Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. ” (An Nissa 4:163)

Page 7: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Berikut adalah pernyataan Al Qur'an yang tentunya menjadi doktrin bagi ummat Islam mengenai hubungan al-Qur'an dengan kitab-kitab tersebut.Menegaskan eksistensi kitab terdahulu

Secara eksplisit dalam surah Al-Baqarah ayat ke 2-4 ditegaskan bahwa salah satu ciri orang yang bertaqwa (muttaqin) adalah mereka yang percaya pada al-Qur'an dan wahyu yang diturunkan sebelum al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah SAW. Berikut adalah petikan terjemahan bagian tersebut.“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”

Page 8: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Referensi utamaDalam Islam dipercayai bahwa setiap bangsa memiliki nabi

yang diutus kepada mereka sebagaimana terdapat dalam surat Yunus ayat 47 yang artinya :“Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.”

Dan bila tiap umat tersebut berselisih mengenai sesuatu hal maka Al Qur'an dapat menjadi hakim atau referensi untuk menerangkan hal-hal yang mereka perselisihkan tersebut. Dalam Al Qur'an mengenai hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam surat An Nahl ayat 63 dan 64 yang artinya:(63)”Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.”(64)“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

Page 9: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Pembenar & UjianAl Qur'an juga diposisikan sebagai pembenar (mushaddiq) dan

batu ujian/verifikator (muhaymin) terhadap kitab-kitab yang lain. Hal ini terdapat pada surah Al-Ma'idah ayat 48 yang artinya :“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”

Page 10: Pemahaman Wahyu Dalam Al-Qur’an.ppt

Sejarah yang benarMaksudnya ialah bahwa Al Qur'an meluruskan sejarah. Dalam

Al Qur'an terdapat cerita-cerita mengenai kaum dari rasul-rasul terdahulu, juga mengenai beberapa bagian mengenai kehidupan para rasul tersebut. Cerita tersebut pada beberapa aspek penting berbeda dengan versi yang terdapat pada teks-teks lain yang dimiliki baik oleh kaum Yahudi dan Kristen.

Semua muslim meyakini bahwa adanya wahyu progresif, bahwa wahyu Tuhan berkembang dengan seiring berjalannya waktu dan perbedaan kelompok dari masyarakat. Didalam Al Quran membenarkan tentang adanya larangan bekerja di hari Sabbath dalam Taurat, tetapi Al Quran membolehkan bekerja dan mengesampingkan hal tersebut.Pada awal tahun kenabian Muhammad, sebuah wahyu diberitakan kepadanya,“ Katakanlah: Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. ” —(Al Maidah 5:68)

Kalimat ini diyakini oleh pemeluk agama Islam bahwa konversi agama lama menjadi agama Islam akan dimulai dengan segala ketulusan hati mengikuti firman dari kita-kitab suci sebelum Al Quran.