Peluang Potensi Jagung

download Peluang Potensi Jagung

of 4

Transcript of Peluang Potensi Jagung

Peluang Potensi Jagung 1. MENINGKATNYA PERMINTAAN KEBUTUHAN JAGUNG : o Jagung merupakan komoditi multiguna sebagai bahan pangan dan bahan baku industri pangan, pakan ternak (50%-60% dari total kebutuhan) dan bioenergi. o Kebutuhan jagung terus meningkat tiap tahun (10%-15% per tahun), sedangkan produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. o Jagung adalah salah satu bahan makanan pokok masyarakat NTT dengan kebutuhan untuk pangan sekitar 190.000 ton pada tahun 2007. o Pengusaha ternak ayam di Kupang (CV. Unggas Nusa Timor) membutuhkan jagung untuk pakan >1000 ton. Tahun 2008 mendatangkan jagung dari Sulawesi >600ton dan hanya semi komersial / komersial

Kebijakan Pemerintah Daerah 1. Komitmen pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten melalui kesepakatan (MoU) di Maumere dan Waingapu. 2. Alokasi anggaran public lebih besar untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan, spirit : ANGGUR MERAH Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera. 3. RPJM NTT yang dijabarkan pada Renstra SKPD untuk pengembangan jagung di NTT

Strategi Pemerintah Daerah 1. Keterpaduan program : Lingkup provinsi, Provinsi dengan kabupaten, Antar Kabupaten 2. Pengembangan sistem penyediaan sarana produksi (benih, pupuk/ pestisida dan alat mesin pertanian). 3. Peningkatan Produktivitas 4. Perluasan Areal Tanam 5. Pengamanan Produksi 6. Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing 7. Penguatan kelembagaan Petani sebagai Cikal bakal koperasi (Pendampingan petani /kelembagaannya) 8. Fasilitasi Pemasaran : Pengumpul Hasil, Koperasi, Perusahaan Swasta, Perusahaan Daerah 9. Dukungan Pembiayaan /permodalan untuk Produksi dan Pemasaran Hasil

10. Sebagai upaya dalam peningkatan bahan pangan, ada 4 pandangan yang setidaknya harus kita perhatikan bersama terkait dengan keadaan alam maupun kondisi tanah yang digarap sebagai lahan pertanian dan kondisi sosial masyarakat dengan prospek pemberdayaan disektor pertanian, dimana pertama diharapkan bagi pemerintah daerah hendaknya juga diimbangi dengan proses pemantauan terhadap harga di pasaran sehingga dari output pertanian selain kualitas dari bahan makanan yang dihasilkan, juga adanya motifasi tersendiri bagi petani dengan harga yang relatif mampu mengimbangi besar biaya input yang dikeluarkan petani (input< output). Artinya pemantauan terhadap harga hendaknya juga menjadi perhatian penting, sehingga upaya oknum oknum yang tidak bertanggung jawab dapat dikurangi. Upaya kedua yakni harus adanya kejelasan terhadap kebijakan pemerintah daerah (pemda) terhadap alokasi sumberdaya potensi dalam hubungannya dengan ketersediaan bahan pangan, sehingga harapan akan daerah yang benar-benar memiliki potensi penyedia bahan pangan menjadi salah satu prioritas disamping prioritas sektor-sektor lainnya. Ketiga proses penyuluhan yang terpadu sampai dengan tingkat penerapan yang lebih detail dalam hal ini yang menjadi tugas kita bersama tidak hanya pada tanggung jawab instansi teknis pertanian namun masyarakat yang peduli terhadap upaya tersebut. Keempat pengimbangan dalam sektor pertanian hendaknya juga dengan pengoptimalan bantuan atau subsidi berupa bibit unggul, pupuk, dan sarana prasarana lainya yang menunjang sehingga kejelasan terhadap pemasaran output yang dihasilkan dapat dimaksimalkan dengan adanya berbagai kemudahan dalam mengakses sarana prasarana.

Jagung merupakan salah satu sumber kebutuhan strategis bagi manusia, baik kebutuhan pangan, pakan dan industri lainnya. Beberapa tahun terakhir ini dan di masa mendatang, penggunaan komoditi jagung tidak hanya menjadi sebagai bahan pangan dan pakan, namun akan diimbangi oleh penggunaan untuk bahan energi (bio-energy). Populer disebut sebegai food, feed dan fuel.. Hal ini menegaskan bahwa komoditi jagung merupakan salah satu komoditas strategis dan prioritas dalam pembangunan pertanian Indonesia. Bahkan diperkirakan jagung di masa depan, menurut pandangan global akan menjadi komoditas emas. Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yahg terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utamadi Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Bahkan di Thailand, salah satu usaha agar jagung manis mempunyai nilai tambah adalah diolah menjadi corn milk (susu jagung). Susu nabati seperti susu jagung, dibutuhkan terutama bagi seseorang yang alergi terhadap susu sapi. Sebagai minuman, susu jagung diharapkan dapat menyegarkan dan rnenyehatkan tubuh karena tidak mengandung kolesterol. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga

ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bijil, dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya).Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Untuk itu, pengembangan jagung harus dilihat dari perkiraan struktur kebutuhan secara komprehensif. Saat ini, penggunaan komoditi jagung lebih didominasi untuk bahan baku utama dalam industri pakan ternak (+ 51%). Diikuti penggunaan komoditi jagung untuk bahan pangan antara lain pangan langsung (pangan pokok maupun saturan), bahan baku minyak nabati non kolesterol (com oil), gula rendah kalori, tepung jagung (maizena); makanan kecil (popcorn), brondong jagung, campuran kopi, dan mie. Sebagai bahan baku energi, komoditi jagung belum berkembang di Indonesia.

Latar Belakang 1. Jagung merupakan komoditi multiguna : sebagai bahan pangan dan bahan baku industri 2. Kebutuhan jagung terus meningkat sedangkan produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. 3. Secara nasional, NTT adalah provinsi terbesar ke-enam penghasil jagung dan ditetapkan sebagai salah satu dari 8 (delapan) provinsi sentra produksi jagung di Indonesia. 4. Tanaman jagung sudah lama diusahakan dan bahkan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat NTT (diperkirakan tanaman jagung masuk ke NTT menjelang abad 16 17). 5. Secara agroklimat wilayah NTT cocok untuk budidaya jagung dan terdapat cukup banyak varietas jagung yang beradaptasi baik. 6. Petani jagung di NTT yang sebelumnya berorientasi hanya untuk kecukupan pangan rumah tangga (subsisten) yang berdampak pada rendahnya pendapatan dan kesejahteraan 7. Untuk merubah orientasinya dari subsisten menjadi semi komersial atau komersial, petani NTT perlu terus menerus digerakan agar lebih intensif meningkatkan produksi jagung dalam rangka kecukupan pangan dan peningkatan pendapatan. 8. Untuk mewujudkan maksud tersebut diperlukan Gerakan upaya pengembangan dan peningkatan produksi jagung melalui aksi nyata yang terkoordinasi, terarah dan terkendali. Gerakan tersebut, dinamakan:GERAKAN MASYARAKAT AGRIBISNIS JAGUNG (GEMA AGUNG)