Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia
-
Upload
marifatul-fajriyah -
Category
Documents
-
view
184 -
download
1
Transcript of Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
MAKALAH
Peluang dan kendala pengembang ekonoml lslam di indonesia
FILSAFAT ILMU
Anita Rahmawati
10423019
Ekonomi Islam
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2011
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
Peluang dan kendala pengembang ekonoml lslam di indonesia
A.Pendahuluan
1. Latar belakang
Dewasa ini masih banyak kalangan yang melihat Islam secara parsial dimana Islam hanyadiwujudkan dalam bentuk ritualisme ibadah semata dan menganggap bahwa Islam tidak ada
kaitannya dengan dunia perbankan, pasar modal, asuransi, transaksi eksport import. Bahkan
mereka beranggapan bahwa Islam dengan sistem nilai dan tatanan normatifnya sebagaipenghambat perekonomian suatu bangsa, sebaliknya kegiatan ekonomi dan keuangan akansemakin meningkat dan berkembang bila dibebaskan dari nilai-nilai normatif dan ketentuan Ilahi.
Cara pandang di atas bisa dikatakan sempit dan belum melihat Islam secara “kaffah.Islam adalah
agama yang universal, bagi mereka yang dapat memahami dan melaksanakan ajaran Islam secarautuh dan total akan sadar bahwa sistem perekonomian akan tumbuh dan berkembang dengan
baik bila didasari oleh nilai-nilai dan prinsip syari’ah Islam, dalam penerapannya pada segenap
aspek kehidupan bisnis dan transaksi ummat.
Sistem Perekonomian Islam bersifat universal artinya dapat digunakan oleh siapapun tidak
terbatas pada umat Islam saja,dalam bidang apapun serta tidak dibatasi oleh waktu ataupun
zaman sehingga cocok untuk diterapkan dalam kondisi apapun asalkan tetap berpegang padakerangka kerja atau acuan norma-norma islami. Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan landasan
hukum yang lengkap dalam mengatur segala aspek kehidupan ummat, khususnya di bidang
ekonomi antara lain:
- Islam dirancang sebagai rahmat untuk seluruh ummat, menjadikan kehidupan lebih sejahtera
dan bernilai, tidak miskin dan tidak menderita (Q.S. Al-Anbiya: 107).
- Harta adalah amanat Allah, untuk mendapatkan dan memanfaatkannya harus sesuai denganajaranIslam(Q.Q.Al-Anfal:28).
- larangan menjalankan usaha yang haram(Q.S.Al-Baqarah:273-281).
- Larangan merugikan orang lain (Q.S.Asy-Syuara:183).- Kesaksian dalam mu’amalah (Q.S.Al-Baqarah:282-283),dll.
Anggapan tersebut telah terbukti dengan adanya krisis ekonomi dan moneter yang melandaIndonesia dan Asia beberapa waktu yang lalu bahwa sistem yang kita anut dan dibanggakan
selama ini khususnya di bidang perbankan kiranya tidak mampu untuk menanggulangi dan
mengatasi kondisi yangada, bahkan terkesan sistem yang ada saat ini dengan tidak adanya nilai-
nilai Ilahi yang melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan lainnya sebagai
penyebab tumbuh dan berkembangnya “perampok berdasi” yang telah menghancurkan sendi-
sendi perekonomian bangsa Indonesia sendiri. Sebaliknya bagi dunia perbankan dan lembaga
keuangan Islam yang dalam operasionalnya bersendi pada Syari’ah Islam, krisis ekonomi dan
moneter yang terjadi merupakan moment positif dimana bisa menunjukkan dan memberikanbukti secara nyata dan jelas kepada dunia perbankan khususnya bahwa Bank yang berlandaskan
Syari’ah Islam tetap dapat hidup dan berkembang dalam kondisi ekonomi yang tidak
menguntungkan.
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
Dengan bukti di atas, sudah saatnya bagi para penguasa negara, alim ulama dan cendekiawan
muslim Indonesia untuk membuka mata dan merubah cara pandang yang ada bahwa Sistem
Perbankan Syari’ah merupakan alternatif yang cocok untuk ditumbuh kembangkan dalam dunia
perbankan Indonesia dewasa ini. Namun disayangkan perkembangan Perbankan Syari’ah di
Indonesia terkesan lambat dan kurang dikelola secara serius, terbukti dari data yang diperoleh
dari BI Surabaya per Maret 2000 jumlah BPR Konvensional yang ada di Jawa Timur mencapai427 sedangkan BPR Syari’ah baru mencapai 6 (1,4%), dimana 5 diantaranya tergolong sehat dan1 kurang sehat.
Kurang berkembangnya Sistem Perekonomian Islam, khususnya Perbankan Syari’ah di
Indonesia terletak pada umat Islam sendiri. Masih banyak umat Islam di Indonesia yang belum
paham akan ekonomi Islam ataupun tidak menjalankan sebagaimana mestinya, banyak diantaranya yang merasa takut menjadi miskin karenanya, padahal dalam Q.S Al-Baqarah : 268
dikatakan:
"Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui".Apabila perekonomian di Indonesia telah didasari oleh norma-norma Islam tentunya tidak akan
ditemukan kemiskinan ataupun penurunan taraf hidup dan perekonomian ummat seperti yangterjadi saat ini.
Dalam makalah ini penulis lebih memfokuskan pada perkembangan Perbankan Syari’ah sebagaisub unit financial yang merupakan bagian dari sub sistem ekonomi ditinjau dari mitos dan
kenyataan yang terjadi dalam prakteknya, serta peranan Perguruan Tinggi sebagai sub sistem
pendidikan dalam kaitannya dengan sub sistem ekonomi.
2. Rumusan masalah
a. Pengembangan ekonomi dan prospek kedepanya?
b. Kendala perbangkan syariah?
c. Keterkaitan Institusi Pendidikan dalam Pengembangan Perbankan Syariah?
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
B. PEMBAHASAN
1. Pengembangan ekonomi dan prospek kedepanya
Sistem ekonomi Islam atatu sering pula disebut ekonomi (yang berdasarkan) Syariah saat ini
telah mengalami perkembangan yang kian pesat dan cukup menarik, terutama sangat dirasakan
pada sektor keuangan dan perbankan.Berbagai forum untuk merespons perkembangan baik
pemikiran maupun prakteknya telah dilaksanakan di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia,
response serupa juga terjadi secara substansial. Baru saja kita menjadi saksi sebuah konferensi
internasional yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia, pada tanggal 30 September-2 Oktober
dengan cukup sukses. Serangkaian events berskala internasional lainnya adalah di Surabaya,
menyambut berdirinya Masyarakat Ekonomi Syariah Jawa Timur, tanggal 3 Oktober, disusul
oleh Pelatihan Internasional pada tanggal 6-10 di Muamalat Institute Jakarta, kemudian tanggal
8-10 Oktober Seminar, di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Selanjutnya disusul dengan
Pelatihan Lanjutan dan Lokakarya Nasional Sistem Perbankan dan Keuangan Syariah (Advanced
Training and National Workshop I on Shariah Banking and Finance), pada tanggal 13-19
Oktober dengan pembicara dan desain forum secara internasional. Antara momentum besar pada
awal tahun ini adalah Simposium Nasional Ekonomi Islami di Malang yang baru saja selesai (28
dan 29 April 2004)
Persoalan kita adalah, cukupkah seminar-seminar itu dilaksanakan tanpa ada sembarang upaya
tindak lanjut yang memadai untuk pengembangan sebuah sistem perekenomian yang berdasarSyariah? Rasanya tidak. Upaya pembumian sistem ekonomi Syariah harus tetap dilakukan secara
serius, melalui berbagai diskursus, pelatihan, perkuliahan dan bahkan di sekolah-sekolah rendah
hingga menengah juga perlu di kembangkan. Pengembangan berikutnya juga menuntut
keseriusan masyarakat dalam melaksanakan praktek-praktek ekonomi Islam secara lebih serius.
Hanya dengan inilah kita akan mampu menegakkannya.
Tulisan ringkas ini sekedar memberikan gambaran tentang perkembangan pemikiran, pengajaran
maupun pengembangan sistem ekonomi berdasar Syariah, tanpa harus mengkonsentrasikan pada
sektor tertentu, atau dalam hal ini keuangan danperbankan.
Dalam menghadapi perkembangan dunia modern, pengajaran ekonomi Islam baik dalam arti
ilmu maupun sistemnya tampak mengalami kemajuan yang cukup berarti. Adalah kewajiban
ummat Islam untuk lebih memperkembangkannya menjadi suatu kenyataan yang menanjikan
solusi alternatif sehingga dapat berfungsi sebagai mana janji Islam, yaitu sebagai rahmatan
lilalamin.
Oleh karenanya secara sistemik, baik pemerintah maupun masyarakat haruslah berupaya untuk
menegakkan tiang pancang sistem perekonomian melalui aktifitas-aktifitas ekonomi yang
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
mengacu pada kebenaran Syariah. Prinsip-prinsip aturannya secara garis besar telah tersusun
dalam kaidah-kaidah metodologis usul-fiqh. Sedangkan rumusan-rumusan aplikasinya tertuang
dalam fiqh muamalat yang didukung oleh fakta sejarah sejak zaman Rasulullah beserta para
sahabat hingga sekarang.
Perilaku ekonomi setiap Muslim harus mencerminkan sikap ajarannya yang penuh dengan
keluhuran nilai-nilai moral atau etika. Perbaikan etika atau yang dalam bahasa al-Qurannya
disebut sebagai akhlaq merupakan wasiat utama Rasulullah yang menjadi target utama diutusnya
Beliau menjadi Nabi. Maka amatlah relevan pada saat-saat sekarang ini, utamanya dalam kasus
pemberantasan KKN di negeri ini, upaya penegakan ekonomi berdasarkan moral atau akhlaq
menjadi prioritas bagi setiap anak bangsa khususnya ummat Islam. Bila para pemimpin bangsa
masih memiliki perilaku ekonomi yang tidak lepas dari unsur KKN tersebut, tidaklah kita perlu
berharap bahwa sistem ekonomi Islam akan dapat ditegakkan di negeri ini dengan baik.
Penegakan nilai-nilai moral menjadi pilar utama sekaligus untuk menguji kesungguhan bangsaIndonesia bagi penerapan sistem ekonomi Syariah. Bila pilar ini secara berangsur-angsur dapat
ditegakkan, maka keyakinan akan tegaknya ekonomi Islam memerlukan keseriusan lanjut
tentang pengembangan wilayah berikutnya yaitu wilayah keilmuan. Hal ini selain memberikan
pendidikan kepada anak bangsa, ia juga berfungsi sebagai wahana pengujian atau validasi yang
bersifat saintifik bagi penemuan-penemuan empiris berupa perilaku-perilaku ekonomi yang
memerlukan justifikasi ilmiah untuk dikaji lebih jauh.
Dalam tataran keilmuan, sekalipun prinsip-prinsip metodologi ekonomi Islam yang bermuara
pada usul fiqh dapat dikatakan tidak memerlukan perubahan yang fundamental, namun kaidah-
kaidah derivatifnya berupa fiqh muamalat haruslah senantiasa berubah seirama dengan
pengembangan gagasan saintifik dan pembuktian empirik di lapangan. Ini demi menjaga
kesegaran dan dinamika fiqh itu sendiri, sehingga sebagai ajaran Syariah, ekonomi Islam tidak
kaku dan tidak ketinggalan zaman.
Dengan demikian, penguasaan khazanah sejarah pengembangan pemikiran usul fiqh maupun
fiqh serta penguasan teori ekonomi modern menjadi keharusan bagi para akademisi yang terlibat
dalam pengembangan ekonomi Islam. Hal ini merupakan sebuah kemestian yang harus terpenuhi
sebagai fardhu kifayah untuk keseluruhan anggota masyarakat dan bangsa, sebagai the first best
choice
Andai prakondisi tersebut susah untuk dipenuhi, setidaknya saat ini, kita memerlukan pembagiantugas antara penguasaan major dan minor untuk salah satunya dalam rangka memenuhi the
second best. Para akademisi dari kalangan PT Agama Islam yang relatif menguasai Syariah,
mereka diharapkan segera membekali diri dengan teori ekonomi konvensional, agar argumentasi
ilmiahnya tidak terlalu tertinggal dengan para ekonom; sementara di sisi lain, para ekonom
Muslim mulai membekali diri dengan pengetahuan Syariah dan fiqh, untuk menopang
argumentasi yang dibangunnya. Disinilah esensi bekerjanya proses Islamisasi ilmu ekonomi
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
yang akan berujung pada Islamisasi perekonomian.
Sekalipun pada tahap awal muncul kecurigaan bahwa bukannya Islamisasi ekonomi malahan
sebaliknya justifikasi terhadap praktek-praktek ekonomi konvensioanl, sebagaimana kritik
Ziauddin Sardar terhadap proses Islamisasi pengetahuan yang dilancarkan oleh Ismail al-Faruqi
maupun Syed Muhammad Naquib al-Attas.
Pada tahap awal tampaknya memang demikian, namun ketika proses ilmiah yang dilakukan telah
berlangsung cukup lama, ditambah dengan penemuan-penemuan empirik yang mendukung
terbangunnya sebuah sistem keilmuan Islam yang bergerak dalam bidang ekonomi semakin
mendapatkan momentum yang menguntungkan, maka akan terjadi sebuah transisi dari situasi the
second best menuju ke the fisrt best.
Perkembangan terbaru di dunia ilmu menunjukkan bahwa ekonomi Islam telah semakin
mendapat pengukuhannya. Serangkaian seminar, simposium, lokakarya dan sebagainya telah
berkembang pesat sejak hampir tiga puluhan tahun terakhir di peringkat internasional,
berlangsung baik di negara-negara barat seperti Amerika dan Eropa, maupun di negara-negaraMuslim seperti di Timur Tengah dan di anak benua India dan Pakistan, sementara kita di
Indonesia terlambat sekitar sepuluh atau bahkan dua puluh tahun.
Seminar internasional ekonomi Islam secara monumental dilaksanakan pertama kali di Jeddah
tahun 1976 yang merekomendasikan dibentuknya Center for Research in Islamic Economics
(CREI) yang menginduk pada Universitas King Abdul Aziz di Jeddah. CREI kemudian
menerbitkan jurnal berkala yang diberi nama Journal of Research in Islamic Economics (JRIE)
dan sejumlah penerbitan lainnya. Beberapa tahun kemudian sejumlah lembaga-lembaga sejenis
juga didirikan bagai jamur di musim hujan.
Di Indonesia sendiri, sebenarnya telah dirintis oleh Departemen Agama suatu kajian tentang
Islam dalam Disiplin Ilmu. Akan tetapi kajian ini sekalipun menjadi materi wajib dalam kuliah
Agama Islam, tidak memperoleh sambutan yang memadai, mungkin disebabkan kurangnya
rujukan-rujukan yang bersifat teoretik.
Fase berikutnya, ekonomi Islam bukan saja menjadi bahan diskursus lepas di negara-negara
tersebut, melainkan telah menjadi bagian dari kurikulum pendidikan ekonomi dan keuangan atau
perbankan. Keuangan dan perbankan merupakan sektor paling pesat kemajuannya berikutan
dengan pendirian bank-bank Syariah sejak tahun tujuh-puluhan. Diantara momentum sejarah
paling bermanfaat bagi pengembangan ekonomi Islam adalah didirikannya Bank Pembangunan
Islam (IDB) yang disepakati oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada pertengahan tahundelapan puluhan.
Dalam perspektif ilmiah serta kaitannya setidaknya terdapat tiga alasan mengapa ekonomi Islam
selama beberapa dekade mendatang masih berada dibawah pengaruh ekonomi konvensional..
Pertama, sesuai dengan definisi yang banyak dianut oleh para ekonom sebagai kajian ekonomi
yang berbicara tentang Islam, maka ia akan terus menjadi subordinat atau bagian dari ilmu
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
ekonomi konvensional. Timur Kuran, seorang pemikir ekonomi Islam dari Turki berpendapat,
ekonomi Islam merupakan sub-divisi dari ilmu atau kajian ekonomi, sehingga akan tetap
dibawah bayang-bayang perkebangan ilmu (dan juga sistem) ekonomi konvensional.
Kedua, lahirnya ekonomi Islam adalah berkembang sebagai sebuah respon atau reaksi dari
ketidak-adilan penerapan ekonomi konvensional yang telah mapan, maka kehandalan ekonomi
Islam dalam memberikan solusi alternatif terhadap masalah sosial-ekonomi masih dipertanyakan.
Ketiga, dalam kenyataan sekarang, para ekonom Muslim memperoleh training dan pendidikan
dari Barat. Mereka memperoleh status sosial yang lebih tinggi dibanding para ilmuan agama
yang mencoba memberikan solusi soial-ekonomi dalam masyarakat. Ini antara lain juga
disebabkan ketiadaan alat analisis matematika, statistika, dan sebagainya yang dimilikioleh para
pemikir agama tersebut
Bila ketiga kecenderungan ini dibiarkan, maka keberadaan ekonomi Islam bukan saja tidak akan
mampu memimpin, bahkan tidak akan dapat mengimbangi laju perkembangan ekonomi
konvensional. Namun kita tidak perlu pessimis. Tampaknya penerapan teori Solow yangdiperkuat dengan Mankew, Romer dan Weil tentang konvergensi dalam pertumbuhan dapat
berlaku, dengan sejumlah catatan.
Bila dalam teori pertumbuhan konvergensi dapat berlangsung antara pertumbuhan negara-negar
miskin yang mampu mengejar ketertinggalannya dari pertumbuhan di negara maju, maka teori
konvergensi disini dapat dimengerti sebagai pengejaran ekonomi Islam terhadap ekonomi
konvensional. Seperti diketahui bahwa laju perkembangan ekonomi Islam yang masih muda ini
tampak relatif lebih dari pertumbuhan ekonomi konvensional, bila diukur berdasarkan
pencapaian-pencapain teoretiknya. Ini dimungkinkan karena peminjaman berbagai alat analisa
konvensional, utamanya neoklasik, sehingga keberadaannya dapat dikatakan sebagaimembonceng perjalanan perkembangan ekonomi konvensional
Sementara negara-negara miskin mampu menunjukkan kapabilitas sosia untuk menyerap
transformasi teknologi sebagai prasyarat utama menuju pada posisi catch-up dalam teori
konvergensi pertumbuhan, maka dalam hal ini pula, ekonomi Islam dapat menunjukkan
kapabilitas ilmiah-nya untuk menyerap alat analisa dari ekonomi konvensional.
Sebagai kesimpulan, terlepas dari kontroversi teori konvergensi dalam pertumbuhan ekonomi itu
sendiri, perkembangan ekonomi Islam tampaknya kian menunjukkan arah yang memberi
gambaran optimis kepada kita. Terutama setelah tampak tanda-tanda bahwa kemampuan dan
kehandalan ekonomi konvensional mulai dipertanyakan dalam memberikan solusi atas berbagai
krisis perekonomian dunia seperti yang terjadi khususnya di Indonesia dan Argentina. Sementara
upaya pengembangan ekonomi Islam kian mendapatkan tempat di hati ummatnya. Wallahu
alam.
2. Kendala Perbankan Syariah
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
Banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan Bank Syari’ah,
terutama berkaitan dengan penerapan suatu sistem perbankan yang baru yang mempunyai
sejumlah perbedaan prinsip dari sistem keuntungan yang dominan dan telah berkembang pesat di
Indonesia. Permasalahan ini dapat berupa permasalahan yang bersifat operasional perbankan
maupun aspek dari lingkungan makro. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan
Bank Syari’ah antara lain :
1.Permodalan
Permasalahan pokok yang senantiasa dihadapi dalam pendirian suatu usaha adalah permodalan.
Setiap ide ataupun rencana untuk mendirikan Bank Syari’ah sering tidak dapat terwujud sebagai
akibat tidak adanya modal yang cukup untuk pendirian Bank Syari’ah tersebut, walaupun dari
sisi niat ataupun “ghiroh” para pendiri relatif sangat kuat. Kesulitan dalam pemenuhan
permodalan ini antara lain disebabkan karena :
a. Belum adanya keyakinan yang kuat pada pihak pemilik dana akan prospek dan masa depankeberhasilan Bank Syari’ah, sehingga ditakutkan dana yang ditempatkan akan hilang.
b. Masih kuatnya perhitungan bisnis keduniawian pada pemilik dana sehingga ada rasa keberatan
jika harus menempatkan sebagian dananya pada Bank Syari’ah sebagai modal.
c. Ketentuan terbaru tentang Permodalan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia relatif cukup
tinggi.
2. Peraturan Perbankan
Peraturan Perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodir operasional Bank Syari’ah
mengingat adanya sejumlah perbedaan dalam pelaksanaan operasional Bank Syari’ah dengan
Bank Konvensional. Ketentuan-ketentuan perbankan yang ada kiranya masih perlu disesuaikan
agar memenuhi ketentuan syari’ah agar Bank Syari’ah dapat beroperasi secara relatif dan efisien.
Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain adalah hal-hal yang mengatur mengenai :
a. Instrument yang diperlukan untuk mengatasi masalah likwiditas.
b. Instrument moneter yang sesuai dengan prinsip syari’ah untuk keperluan pelaksanaan tugas
Bank Sentral.
c. Standar akuntansi, audit dan pelaporan.
d. Ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian, dll.
Ketentuan-ketentuan di atas sangat diperlukan agar Bank Syari’ah dapat menjadi elemen dari
sistem moneter yang dapat menjalankan fungsinya secara baik dan mampu berkembang danbersaing dengan Bank Konvensional.
3. Sumber Daya Manusia
Kendala dibidang SDM dalam pengembangan Perbankan Syari’ah disesabkan karena sistem
perbankan syari'ah masih belum lama dikenal di Indonesia. Disamping itu lembaga akademik
dan pelatihan ini masih terbatas, sehingga tenaga terdidik dan berpengalaman dibidang
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
perbankan syari’ah baik dari sisi bank pelaksana maupun bank sentral (pengawas dan peneliti
bank).
Pengembangan SDM dibidang Perbankan Syari’ah sangat diperlukan karena keberhasilan
pengembangan bank syari’ah pada level mikro sangat ditentukan oleh kualitas manajemen dan
tingkat pengetahuan serta ketrampilan pengelola bank. SDM dalam perbankan syari’ah
memerlukan persyaratan pengetahuan yang luas dibidang perbankan, memahami implementasi
prinsip- prinsip syari’ah dalam praktek perbankan serta mempunyai komitmen kuat untuk
menerapkannya secara konsisten.
4. Pemahaman Ummat
Pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai sistem dan prinsip Perbankan Syari’ah belum
tepat, bahkan diantara ulama dan cendekiawan muslim sendiri masih belum ada kata sepakat
yang mendukung keberadaan Bank Syari’ah, terbukti dari hasil pretest terhadap 37 Dosen
Fakultas Syari’ah dalam acara Orientasi Perbankan yang telah dilakukan oleh Asbisindo Wilayah
Jatim beberapa waktu yang lalu memberikan jawaban yang tidak konsekwen dan cenderungragu-ragu. Dan masih adanya masyarakat yang mengaku paham akan Syari’ah Islam tetapi tidak
mau menjalankannya seperti yang dialami oleh PT. BPR Syari’ah Baktimakmur Indah Sidoarjo
dalam memberikan pembiayaan mudharabah dengan salah satu mitranya yang dikenal sebagai
ulama yang mana sang ulama mau berbagi kerugian namun setelah untung tidak bersedia
membagi keuntungannya dengan pihak Bank, yang tentunya bertentangan dengan akad yang
telah disepakati di awal. Atau seorang ulama yang datang ke Bank dan menanyakan besarnya
bunga atas simpanannya. Hal-hal seperti di atas merupakan kejadian nyata yang selalu dan kerap
kali dialami dalam operasional bank Syari’ah sehari-harinya, bahkan mungkin lebih parah dari
contoh-contoh di atas.
Dari kalangan ulama sendiri sampai saat ini belum ada ketegasan pendapat terhadap keberadaan
Bank Syari’ah, kekurangtegasan tersebut antara lain disebabkan karena :
a. Kurang komprehensifnya informasi yang sampai kepada para ulama dan cendekiawan tentang
bahaya dan dampak destruktif sistem bunga terutama pada saat krisis moneter dan ekonomi
dilanda kelesuan.
b. Belum berkembangluasnya lembaga keuangan syari’ah sehingga ulama dalam posisi sulit
untuk melarang transaksi keuangan konvensional yang selama ini berjalan dan berkembang luas.
c. Belum dipahaminya operasional Bank Syari’ah secara mendalam dan keseluruhan.
d. Adanya kemalasan intelektual yang cenderung pragmatis sehingga muncul anggapan bahwasistem bunga yang berlaku saat ini sudah berjalan atau tidak bertentangan dengan ketentuan
agama.
Minimnya pemahaman masyarakat akan Sistem Perbankan Syari’ah antara lain disebabkan
karena :
a. Sistem dan prinsip operasional Perbankan Syari’ah relatif baru dikenal dibanding dengan
sistem bunga.
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
b. Pengembangan Perbankan Syari’ah baru dalam tahap awal jika dibandingkan dengan Bank
Konvensional yang telah ratusan tahun bahkan sudah mendarah daging dalam masyarakat.
c. Keengganan bagi pengguna jasa perbankan konvensional untuk berpindah ke Bank Syari’ah
disebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tetap dari bunga.
5. Sosialisasi
Sosialisasi yang telah dilakukan dalam rangka memberikan informasi yang lengkap dan besar
mengenai kegiatan usaha perbankan syari’ah kepada masyarakat luas belum dilakukan secara
maksimal. Tanggungjawab kegiatan sosialisasi ini tidak hanya dipundak para bankir syari’ah
sebagai pelaksana operasional bank sehari-hari, tetapi tanggungjawab semua pihak yang
mengaku Islam secara baik secara perorangan, kelompok maupun instansi yang meliputi unsur
alim ulama, penguasa negara/pemerintahan, cendekiawan, dll. Yang memiliki kemampuan dan
akses yang besar dalam penyebarluasan informasi terhadap masyarakat luas. Sosialisasi yang
dilakukan tidak hanya kepada masyarakat awam tetapi juga kepada ulama, pondok pesantren,
ormas-ormas, instansi, institusi, pengusaha, dll. Yang selama ini belum tahu ataupun belummemahami secara detail apa dan bagaimana keberadaan dan operasional Bank Syari’ah
walaupun dari sisi Fiqih dan Syari’ah mereka tahu benar.
6. Piranti Moneter
Piranti Moneter yang pada saat ini masih mengacu pada sistem bunga sehingga belum bisa
memenuhi dan mendukung kebijakan moneter dan kegiatan usaha bank syari’ah, seperti
kelebihan/kekurangan dana yang terjadi pada Bank Syari’ah ataupun pasar uang antar bank
syari’ah dengan tetap memperhatikan prinsip syari’ah. Bank Indonesia selaku penentu kebijakan
perbankan mencoba untuk menyiapkan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip syari’ah
seperti halnya SBI dan SBPU yang berlandaskan syari’ah Islam.
7. Jaringan Kantor
Pengembangan jaringan kantor Bank Syari’ah diperlukan dalam rangka perluasan jangkauan
pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu kurangnya jumlah Bank Syari’ah yanga ada juga
menghambat perkembangan kerjasama antar Bank Syari’ah. Jumlah jaringan kantor bank yang
luas juga akan meningkatkan efisiensi usaha serta meningkatkan kompetisi ke arah peningkatan
kulaitas pelayanan dan mendorong inovasi produk dan jasa perbankan syari’ah.
Pengembangan jaringan Perbankan Syari’ah dapat dilakukan dengan beberapa car a antara lain:
a. Peningkatan kualitas Bank Umum Syari’ah dan BPR Syari’ah yang telah beroperasi. b. Perubahan kegiatan usaha Bank Konvensional yang memiliki kondisi usaha yang baik dan
berminat untuk melakukan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip syari’ah.
c. Pembukaan kantor cabang syari’ah (full branch) bagi bank konvensional yang memiliki
kondisi usaha yang baik dan berminat untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syari’ah.
Pembukaan kantor cabang syari’ah dapat dilakukan dengan 3 cara antara lain :
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
- Pembukaan kantor cabang dengan mendirikan kamtor, perlengkapan dan SDM yang baru.
- Mengubah kantor cabang yang ada menjadi kantor cabang syari’ah.
- Meningkatkan status kantor cabang pembantu menjadi kantor cabang syari’ah.
8. Pelayanan
Dunia perbankan senantiasa tidak terlepas pada masalah persaingan, baik dari sisi rate/margin
yang diberikan maupun pelayanan. Dari hasil survei lapangan membuktikan bahwa kualitas
pelayanan merupakan peringkat pertama kenapa masyarakat memilih bergabung dengan suatu
bank.
Dewasa ini semua Bank Konvensional berlomba-lomba untuk senantiasa memperhatikan dan
meningkatkan pelayanan kepada nasabah, tidak telepas dalam hal ini Bank Syari’ah yang dalam
operasionalnya juga memberikan jasa tentunya unsur pelayanan yang baik dan islami hahrus
diperhatikan dan senantiasa ditingkatkan. Tentunya hal ini harus didukung oleh adanya SDM
yang cukup handal dibidangnya. Kesan kotor, miskin dan tampil ala kadarnya yang selama inimelekat pada “Islam” harus dihilangkan.
3. Keterkaitan Institusi Pendidikan dalam Pengembangan Perbankan Syariah
Seperti telah disebutkan di atas bahwa salah satu penghambat perkembangan Bank Syari’ah
adalah keberadaan SDM. Guna menciptakan SDM yang handal dan profesional dibidang
Perbankan Syari’ah tentunya tidak terlepas dari peranan Institusi Pendidikan yang dalam hal ini
memang berperan sebagai pencetak SDM.
Mengingat prospek Bank Syariah dalam dunia perbankan sangat bagus bahkan mendapat
tanggapan positif dari semua pihak, sebaliknya perkembangan Bank Syariah sendiri masih
berada pada phase “growth” justru sangat kritis/riskan. Pilihan kita hanya satu yakni bagaimana
mewujudkan keberhasilan atau sukses. Kiranya dalam pengembangan Bnak Syariah ini
dipersyaratkan dukungan SDM yang berkualitas, berintegritas dan bermoral islami. Dan
mengingat sampai saat ini masih belum ada lembaga/institusi pendidikan yang handal dan
berkualitas dalam menciptakan SDM Perbankan Syariah, maka sudah saatnya bagi para
cendekiawan muslim untuk turut serta memikirkan pengembangan Perbankan Syariah dengan
cara menyiapkan SDM yang handal dan profesional di bidang perbankan syariah melalui institusi
pendidikan yang dimilikinya.
Sebagai contoh apa yang telah dirintis oleh STIE Perbanas Surabaya dengan memberikan mata
kuliah pilihan Syariah Banking pada mahasiswanya mulai tahun ajaran 1999/2000 yang dalam
pelaksanaanya bekerjasama dengan PT. BPR Syariah Baktimakmur Indah sebagai tenaga
pengajar. Dengan keberhasilan yang dicapai dalam taraf uji coba ini, direncanakan pada tahun
ajaran berikutnya dapat ditingkatkan dengan membuka Program D-1 dan D-3 Perbankan Syariah.
5/12/2018 Peluang Dan Kendala Pen Gem Bang Ekonoml Lslam Di Indonesia - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/peluang-dan-kendala-pen-gem-bang-ekonoml-lslam-di-indones
C. Penutup
Pengembangan perbankan syariah pada dasarnya merupakan bagian penting yang tidak
terpisahkan dari Pengembangan Ekonomi Islam. Salah satu alternatif yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia dalam rangka memperbaiki keterpurukan ekonomi yang terjadi di
Indonesia dewasa ini adalah dengan cara mengembangbiakkan Perbankan Syariah yang
beroperasional secara syariah Islam secara lebih luas. Tentunya pengembangan Perbankan
Syariah ini tidak dapat berhasil dengan baik apabila tidak ada dukungan dari semua pihak baik
pemerintah, ulama, cendekiawan, pengusaha, pengelola Bank bahkan masyarakat sendiri serta
adanya satu kesatuan pola pikir tentang Bank Syariah dari semua pihak tersebut di atas, sehingga
dalam perjalanan/operasional Bank Syariah tidak lagi ditemukan adanya perbedaan pendapat
yang kontroversial. Karena kontroversi yang merebak hanya akan membingungkan umat, yang
berakibat kepada keraguan mereka untuk menyambut kehadiran “bayi ekonomi Islam” yang
untuk masa sekarang ini muncul sebagai pionir dalam bentuk/matra Perbankan Syariah.
Kekurang berhasilan Perbankan Syariah di Indonesia dikhawatirkan akan semakin menjauhkan
umat dari kepercayaan atas kemungkinan diterapkannya konsep ekonomi Islam didalam
kehidupan nyata.