Pelestarian arsitektur

55
Pelestarian Arsitektur Semester 6 (2014-2015) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro RUMAH TUA DI JALAN MT. HARYONO VINISORA SOFRANIA DINI 21020112130004 SAGITA HANAN BARA’AH 21020112130079 RIA ARIYANTI OKTORA 21020112130080

Transcript of Pelestarian arsitektur

PelestarianArsitektur

Semester 6 (2014-2015)Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas DiponegoroUniversitas Diponegoro

RUMAH TUA DI JALAN MT. HARYONO

VINISORA SOFRANIA DINI

21020112130004

SAGITA HANAN BARA’AH

21020112130079

RIA ARIYANTI OKTORA

21020112130080

[1]

INTRODUKSI OBJEKINTRODUKSI OBJEK

Objek

Lokasi

Berada Di Jl. Djomblang (Dulu) – Jl. Mt. Haryono (Sekarang)

Pemilik

Pemilik awal: OEI TAN GOEI

Pemilik Sekarang: SAUDARA PROPERTY

Sumber: semarang lokanesia

Luas tanah : 2817m2(42x90)

Luas bangunan : 600m2

Orientasi bangunan : Timur

Usia

Penarikan usia objek didasarkan atas:

1. Peta .2. Dokumentasi objek pelestarian dan objek lain di

sekitarnya yang memiliki keterkaitan dengan lokasi.3. Penuturan Narasumber Bp. Wibowo Hadi (Ketua RW 3. Penuturan Narasumber Bp. Wibowo Hadi (Ketua RW

III kelurahan Jomblang, kecamatan Candisari, Kota Semarang).

Usia

Peta Tahun 1909Belum terlihat masa bangunan objekpda peta, masih berupa lahan kosong

Peta Tahun 1917Belum terlihat masa bangunan objek

pada peta, masih berupa lahan kosong

Sumber: KITLV Sumber: KITLV

Sumber: KITLV

Peta Tahun 1921Sudah nampakperwujudan masabangunan objek,Objek terletak antaraStasiun tremDjomblang dan SD Djomblang

Stasiun Djomblang (1915)Terletak di sebelah utara bangunan, yang sekarang sudah tidak

ada dan posisi nya menjadi bangunan Sinus

Sumber: KITLV

Sumber: KITLV Sumber: Oliver Johannes

Gedung NILLMIJ (dulu)SD JOMBLANG 01 - 04 (sekarang)Sekarang berganti namamenjadi SD Candisari 01-04

Peta Tahun1922/1923Sudah terlihat massabangunan objek

Kesimpulan:Peta 1909 - belum adaPeta 1917 - belum adaPeta 1921 - sudah adaPeta 1922 - sudah ada

Sumber: KITLV

Peta 1922 - sudah ada

Bangunan ini mulaidibangun sejak awal tahun1920-an.

Dapat dikatakan bahwa usia bangunan ± 90 tahun (sudah lebih dari 50 tahun) memenuhi kriteria usia objek cagar budaya

[2]

IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI

KRITERIA OBJEK

Eksterior

11

23

1. KEPALA

2. BADAN3. KAKI

Eksterior (Kepala)

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Bentuk atapLimasan

Bentuk atapyang sesuaiyang sesuaiuntuk daerahtropis lembab, karenamelindungi daripanas danhujan.

Hotel Selabintana –Sukabumi – Jabar(1918)

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Bentuk TritisanLebar

Penggunaantritisan yang

Eksterior (Kepala)

tritisan yang lebar untukmencegah“tempiyas” saathujan

Bangunan rumah dikawasan Menteng tahun1920-2940

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Menara/tower

Terdapatmenara/tower

Eksterior (Kepala)

menara/tower pada bangunanini yang menjadidaya tariktersendiri. Adanya menaraini membuatfasad bangunanasimetris

Dakken Coffee and Restorant, De Risol, RestoranRumah Nenek – BANDUNG (1930)

Huis Zuur aan de Sumatrastraat te Bandoeng , 1920

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Balkon

Penggunaanbalkon untuktempat bersantai

Eksterior (Badan)

tempat bersantai

Bangunan di Solo tahun 1920

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Bentuk ruanglengkung(setengahlingkaran)

Eksterior (Badan)

Bentuk ruanglengkungmemberikankesan bangunanterlihat “luwes” dan terkesan“unik”

Rumah Piet A. Ravelli diPadang, tahun 1923

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Bentuk Pintudan Jendela

Bentuk Pintu danJendela

Eksterior (Badan)

Jendelacenderungseragam danberulang. BentukJendela besarmemberi kesan“dingin” padabangunan.

Rumah Piet A. Ravelli diPadang, tahun 1923

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Kaca Patri padajendela

Penggunaankaca patri pada

Eksterior (Badan)

kaca patri padajendela denganmotif-motif lengkung dangeometris, mencirikan gayaArt Deco

Art Deco

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Pondasi

Penggunaanpelapisan padapondasi dengan

Eksterior (Kaki)

pondasi denganbentuk berulang

Rumah di Kopeng, Salatiga, tahun 1923

Interior

POLA RUANG

LANTAI

PLAFOND

DINDING

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Pola RuangSimetris

Bentuk pola tataruang simetris

Interior (Pola Ruang)

ruang simetris(grid) denganlengkungsebagai aksen. Interior Rumah George

Blossom, Chicago, Illinois 1882

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Lantai Marmer

Penggunaanlantai marmermembuat

Interior (Lantai)

membuatruangan menjadilebih dingin. Kesan mewahdan mahal jugaakan terlihat.

Lantai marmer padainterior bangunankolonial

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Plafond

PenggunaanPlafond dengan

Interior (Lantai)

Plafond denganmotif. Bahanplafond darimetal

Klasik

NO. BAGIAN BANGUNAN ELEMEN GAYA/CONTOH

1. - Keranik padadinding

Penggunaan

Interior (Lantai)

Penggunaankeramik bermotifpada dinding. Terdapat 2 jenismotif, yaknimotif sulur (Art Nouveau) danmotif geometris(Art Deco)

Art Nouveau padakeramik

Kesimpulan

Fasad Asimetris

Adanya Respon Terhadap Iklim Tropis

Terdapat Menara/Tower

Pola Tata Ruang Simetris

Terdapat Lengkung Pada RuangTerdapat Lengkung Pada Ruang

Bentuk Jendela Dan Pintu Seragam Dan Berulang

Banyaknya Bukaan Lebar

Penggunaan Material Pabrikan

Terdapat Ornamen-ornamen Pada Lantai, Dinding Serta Plafond

Kesimpulan

Kesimpulan

Bila dilihat dari periodesasi langgam arsitektur menurut Helen Jesseup, bangunan ini berada pada periode 1902-1920 dan 1920-1940.

Dapat dikatakan bahwa bangunan ini berada dimasatransisi/perpindahan sehingga terdapat percampuran langgam di

dalamnya atau disebut dengan eklektisisme (gaya campuran)dalamnya atau disebut dengan eklektisisme (gaya campuran)

Dapat disimpulkan bahwa bangunan ini termasuk dalambangunan yang memiliki nilai-nilai arsitektur tersendiri dan dapatdijadikan sebagai bukti maupun contoh lokal di Semarang secarakhusus dan Indonesia secara umum akan adanya perkembangan

langgam arsitektur selama masa Kolonial Belanda

Kesimpulan

Bangunan Rumah tua di Jalan MT Haryono ini layak dijadikan objekcagar budaya, karena memiliki karakter istikobjek cagar budaya. Dilihat dari:

1. Usia

Usia bangunan+ 90 tahun ( usia > 50 tahun)

2. Nilai Sejarah

Bangunan ini satu satunya bangunan tua berupa rumah hunianBangunan ini satu satunya bangunan tua berupa rumah hunianyang tersisa pada kawasan Djomblang. Terdapat satu lagi bangunantua yang tersisa yaitu bangunan SD Djomblang. Bangunan ini terletakdi dekat stasiun trem Djomblang (dahulu). Dimana trem disinimerupakan pemberhentian akhir dari rute

3. Nilai Arsitektur

Dari periodesasi langgam arsitektur menurut Helen Jesseup,bangunan ini berada pada periode 1902-1920 dan 1920-1940.Bangunan ini berada dimasa transisi/perpindahan sehingga terdapatpercampuran langgam di dalamnya atau disebut denganeklektisisme (gaya campuran). Merupakan pelopor (percontohan)bagi gaya arsitektur di periodisasi tahun selanjutnya.

[3]PEMETAAN

KONDISI FISIK OBJEKKONDISI FISIK OBJEK

Eksterior

Terdapatkerusakan pada :1. Atap – gentenglepas

Eksterior

Terdapatkerusakan pada :1. Tritisan – lapuk, hilang

Eksterior

Terdapatkerusakan pada :Dinding –plesteranterkelupas, lumut, bata pecah

Eksterior

Terdapatkerusakan pada :Kusen Jendeladan Pintu –Hilang, rusak

Eksterior

Terdapatkerusakan pada :Bagian atapbangunan hilang,Dinding menglamipelapukan,

Interior

Terdapatkerusakan pada :Lantai –hilang, lepas, rusak

Interior

Terdapatkerusakan pada :Railing tanggahilang

Interior

Terdapatkerusakan pada :Keramik Dinding –Hilang, rusak

Kesimpulan

Bagian Kerusakan

Eksterior - Plesteran pada dinding- Bahan penutup atap(genteng dan tritisan)- Kusen pintu dan jendelahilang- Kaca di jendela dan pintu- Kaca di jendela dan pintuhilang/pecah- Atap hilang

Interior - Hilangnya bidang penutuplantai- Hialngnya keramik dinding- Hilangnya railing tangga

[4]REKOMENDASI

TINDAKAN PELESTARIANTINDAKAN PELESTARIAN

VINISORA SOFRANIA DINI

2102011213000421020112130004

1. Rumah Tua di Jl. MT. Haryono, Semarang layak untuk dilestarikan karena memilikiSignifikansi Budaya yang berkaitan dengan fakta usia, nilai-nilai estetika(kearsitekturan) dan nilai kesejarahan bagi lingkungan di sekitarnya. (UU No. 11 Tahun 2010)

2. Tindakan pelestarian yang dipilih berdasarkan kondisi objek saat ini berupa:A. Restorasi : returning, recoveringB. Rekonstruksi : rebuild, recreate, repairC. Demolisi: destroy

3. Bagian objek yang dikenakan tindakan terdapat pada:A: Bagian Kepala Bangunan:

bidang penutup atap, dan menaraB: Bagian Badan Bangunan:

selubung bangunan, bukaan-bukaan pada bangunan serta elemen lain yang terdapat pada bagian badan bangunan

C: Bagian Kaki Bangunan: bidang penutup lantai serta pondasi sebagai struktur bangunan.Keilmuanatau Sosial dari masa lampau.

Restorasi

Kegiaan Restorasi dilakukan pada seluruhbangunan berupa pelepasan elemen-elemen

tambahan/baru. Objek bangunan harusdikembalikan pada bentuk seperti awal.

Rekonstruksi

Kegiatan Rekonstruksi paling utama adalahpemasangan bahan baru yang sama atau

serupa (replika) pada bagian bangunan sepertiperbaikan pada bidang penutup atap, elemen

eksterior dan interior, serta perbaikan padabagian bangunan dengan kondisi yang paling

parah yakni bagian belakang bangunan

Demolisi

Kegiatan Demolisi dilakukan padabangunan lain yang berada padalahan yang sama dengan objek yang akan dilestarikan. Demolisi inidilakukan karena bangunan yang dimaksudkan “menganggu” keberadaan dari objek yang akandilestarikan

SAGITA HANAN BARA’AH

2102011213007921020112130079

Jenis Tindakan Sumber Arti Kegiatan

REKONSTRUKSI Burra Charter 1981 Kegiatan untukmengembalikan kondisisebagaimana keadaanawalnya pada sebuahbangunan cagar budayayang telah sangat rusakatau bahkan yang telahhampir punah samasekali.

- Membuat tiruan- Pemasangan bahan

baru dengan material serupa dengan bahan lama

DEMOLISI UU NO. 11 TAHUN 2010 Bagian dari konservasiyang berupa

- Menghancurkan danmenghilangkanyang berupa

penghancuran atauperombakan suatubangunan atau tempatkarena tingkatkerusakannya dianggapmembahayakan ataukarena tingkatperubahannya dianggapsudah tidak sesuai lagi.

menghilangkanbangunan disekitarbangunan cagarbudaya.

Rekonstruksi Bagian yang direkonstruksi :

1. Penutup Atap

2. Daun pintu dan kusen jendela

3. Dinding plester dankeramik

4. Lantai marmer

Demolisi

Menghancurkan bangunan yang ada di sekitar bangunan cagar budaya.

RIA ARIYANTI OKTORA

2102011213007921020112130079

Melihatdarikondisibangunanyang mengalamicukupbanyak kerusakan, makaperludiambilbeberapatindakanberupa:

1. Rekonstruksi

Rekonstruksidisinidilkukandengancaramengembalikankeadaansuatuobjekyang mengalamikerusakanpadakeadaanawal. Menggantikanmaterial yang rusakatauhilangdenganmaterilalbaruyang sejenis.

2. Demolisi

Demolisi/ penghancurandilakukanpadabangunanlain disekitarobjekyang sudahtidakterpakai(bekaskamarmandipekerjabangunan)

3. Preservasi

Preservasimerupakantindakanperawatanmaupunpemeliharaan. Tindakaninidilakukanapabilamaterilapenggantiobjek yang sejenistidakdapatditemukanpadasaat ini. (sudahtidakdiproduksi). Melakukantindakanpemeliharaanberkalaagar terhindardarikerusakanyang lebihparah.

Jenis Tindakan Sumber Arti Kegiatan

REKONSTRUKSI Widjaja Martokusumo(2005)

Upaya untukmengembalikankeadaan sebuah obyekbangunan, fabric, kawasan, yang telahhilang atau hancurkepada kondisi awal.

- Membuat tiruan- Pemasangan bahan

baru dengan material serupa dengan bahan lama

DEMOLISI UU NO. 11 TAHUN 2010 Bagian dari konservasi yang berupa penghancuran atauperombakan suatubangunan atau tempatkarena tingkat

- Menghancurkan danmenghilangkanbangunan disekitar BCB

karena tingkatkerusakannya dianggapmembahayakan ataukarena tingkatperubahannya dianggapsudah tidak sesuai lagi.

PRESERVASI Burra Charter 1981 pelestarian suatutempat persis sepertikeadaan aslinya tanpaada perubahan, termasuk upayapencegahankehancuran.

-- Pemeliharaan berkala-Pengecatan bangunansecara rutin, biladiperlukan

Rekonstruksi

Bagian yang direkonstruksi:-Railing tangga - Atap dan teritisan - kusen jendela-Dinding bangunan - Pelapis lantai (marmer) dan pintu

Demolisi

- Terdapat bangunan bekas kamar mandi pekerja bangunan.- Karena bangunan yang dihancurkan tidak termasuk bangunan cagarbudaya, tidak memiliki signifiksi nilai cagar budaya. Maka perludilakukan penghancuran pada bangunan di sekitar bangunan cagarbudaya.

Preservasi

Apabila material penggantiunutk merekonstruksi tidak

Pemeliharaan keaslian keramik padadinding bangunan. Karena jenis keramiksudah tidak ditemukan lagi saat ini

unutk merekonstruksi tidakditemukan maka perlu dilakukantindakan perservasi.Dengan mempertahankankeaslian bangunan apa adanya, dan memberikan perawatanagar terhindar dari kerusakan.

Pemeliharaan dan perawatah keasliankeramik pada lantai bangunanbangunan. Kondisinya masih cuku baik.

Pemeliharaan berkala, pengecatanulang dengan warna serupa.