PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) …repository.fisip-untirta.ac.id/1041/1/revi selvia...
Transcript of PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) …repository.fisip-untirta.ac.id/1041/1/revi selvia...
PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIRMINUM (PDAM) KABUPATEN BEKASI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial padaKonsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Disusun oleh:
REVI SELVIA SEPTIANI
NIM: 6661110998
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2018
ABSTRAK
Revi Selvia Septiani, NIM.6661110998,2018. Skripsi. Pelayanan PerusahaanDaerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi. Program Studi IlmuAdministrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas SultanAgeng Tirtayasa. Dosen Pembimbimn I Drs. Hasuri Waseh, M.Si. DosenPembimbing II Titi Stiawati, M.Si.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi merupakan perusahaanBUMN yang memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakaratwilayah Kabupaten Bekasi. Permasalahan penelitian ini adalah 1) Saluran Pipa Airyang bermasalah mengakibatkan minimnya debit air yang mengalir keluar dankualitas air yang buruk karena berwarna coklat dan berpasir, 2) Kurang tanggapnyaPDAM dalam mengatasi keluhan, 3) PDAM kurang mensosialisasikan web yang danmedia sosial yang mengakibatkan kurangnya informasi yang didapat pelanggan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Penelitian ini menggunakan teori pelayanan publik menurut fitzimmons danfitzsimmons dalam Sinambela (2008:7-8) Indikator-indikator dalam pelayanan publikadalah Tangibles, Reability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.. Hasilpenelitian ini bahwa Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) KabupatenBekasi masih perlu ditingkatkan dalam hal menanggapi dan menangani masalahpelayanan, sarana dan prasarana yang tersedia masih kurang memadai dan pelayananyang dirasakan pelanggan masih kurang sepenuh hati dalam melayani. Kesimpulanpenelitian ini menunjukan pelayanan Peusahaan Daerah Air Minum (PDAM)kabupaten Bekasi kurang optimal dalam pelayanan. Saran dari peneliti adalah dalammelakukan pelayanan Perusahaan Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasidiupayakan maksimal dalam hal melayani untuk memudahkan pelanggan dalammenyampaikan keluhan atau menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan pelayanandan sarana prasarana perlu diperhatikan lagi untuk kenyamanan para pelanggan.
Kata kunci : Pelayanan, PDAM
ABSTRACT
Revi Selvia Septiani, NIM.6661110998,2018. Final Paper. Services RegionalWater Company (PDAM) Bekasi Regency, Public Administration ScienceProgram. Faculty of Social Science and Political Science. University of SultanAgeng Tirtayasa. 1st Advisor, Drs. Hasuri Waseh, M.Si. And 2nd Advisor, TitiStiawati, M.Si.
Tirta Bhagasasi Regional Water Company (PDAM) is a state-owned company thatfacilitates and meets the needs of clean water for Bekasi regency community. Theproblems of this research are 1) Air Pipe Channels that minimize air flow outflowand poor air quality due to brown and sandy, 2) lack of responsiveness of PDAM inovercoming problems, 3) PDAM lack social networking and social media that matchthe lack of information that customers get. This research uses qualitative method withdescriptive approach. This research uses public service theory according tofitzimmons and fitzsimmons in Sinambela (2008: 7-8) Indicators in public service areTangibles, Reability, Responsiveness, Assurance, and Emphaty.. The result of thisresearch is that Regional Water Company (PDAM) Bekasi Regency still needs to beimproved in terms of things and services, facilities and infrastructure that are stillavailable and services that are still less satisfactory in the service. The conclusion ofthis research shows the service of Regional Water Company (PDAM) of BekasiRegency is not optimal in service. Suggestion from the researcher is in doing theservice of Regional Water Company (PDAM) of Bekasi Regency is maximized inserving to facilitate the customer in delivering the complaint or ask something relatedto service and infrastructure need to be considered again for the convenience of thecustomer.
Keywords: service, PDAM
“ Cara termudah untuk bahagia adalah denganmensyukuri apa yang engkau punya dan tidak
membandingkannya dengan orang lain”(B.J.Habibie)
“Kau mungkin kecewa jika percobaanmu gagal, tetapikau pasti takkan berhail jika tidak mencoba”
(Beverly sills)
Sebagai bentuk terimakasih, skripsi ini kupersembahkan untuk Mama,Ayah, dan adikku Reza yang tidak pernah lelah menyemangati
menyelesaikan skripsi ini
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat, berkat, karunia, petunjuk, dan pertolongan-Nyalah peneliti dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “ Pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum ( PDAM ) Kabupaten Bekasi”. Adapun penyusunan skripsi ini diajukan
untuk memenuhi syarat melakukan penelitian dalam meraih gelar sarjana (S-1)
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan kedua orang tua, keluarga serta sahabat yang membimbing penulis agar
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Kiranya penelitian ini dapat memberi
manfaat kepada para pembaca. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari para
pembaca. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh
pihak yang telah memberi pengajaran, dorongan serta bantuan sebagai motivasi
bagi penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ibu Dr. Arenwati, , M.Si selaku Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
sekaligus sebagai ketua penguji skripsi peneliti.
8. Yeni Widyastuti, M.Si., dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai dosen penguji peneliti.
9. Bapak Drs. Hasuri Waseh, M.Si., selaku Pembimbing I Skripsi.
Terimakasih atas ilmu yang diberikan serta membimbing peneliti dalam
proses penyusunan skripsi.
10. Ibu Titi Stiawati , S.Sos, M.Si , selaku pembimbing II skripsi. Terimakasih
atas arahan serta pembelajaran bagi peneliti melalui bimbingan dengan
saran dan kritik yang diberikan selama proses penyusunan skripsi.
11. Bapak Anis Fuad, S.Sos, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
baik dan memberikan arahan serta dukungan dari awal masa perkuliahan
hingga akhir masa perkuliahan.
12. Kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
13. Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan ageng Tirtayasa
atas segala bantuan informasi selama perkuliahan.
14. Para Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten
Bekasi yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bimbingan dan
kerjasamanya dalam pengambilan data sehingga proposal skripsi ini dapat
terselesaikan.
15. Kedua orang tuaku tersayang dan Adikku tersayang Reza Zulkarnaen ,
terimakasih atas segala doa dan restunya serta dukungan baik moril
maupun materil kepada peneliti dalam melakukan penelitian, dan
terimakasih untuk kasih sayang dan dukungannya.
16. Teman-teman seperjuanganku Veronica Pupsningtyas, Melinda Paula
Tumbol , Rahmat Ikbal, Veronica Torro Datu, Muhammad Adriansyah,
Aulia Rahim serta Ika Dewi Safitri yang saling mendoakan dan memberi
semangat serta masukan.
17. Teman-teman Administrasi Negara 2011 yang memberi kesan, kenangan
dan solidaritas selama masa kuliah terkhusus untuk kelas A (Ganso).
18. Kakak- kakakku Dilla Azizah . Akmal Alamsyah, Steptian Akbar, yang
selalu mendukung dan memberi semangat.
19. Adik - adikku Cikal Aulia Rahma, Ega Muthia Ariza dan Reinhard
Bonnke, Riris Retnaning Dini, Dinda Destivita, yang selalu mendukung
dan memberi semangat.
20. Sahabat terbaikku Jordhian Prakoso , Cantika Puteri , Haryati Apriani ,
Titiek Fauziah , terimakasih untuk kasih sayang dan dukungannya
21. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini
karena keterbatasan penulis, oleh karena itu penulis memohon maaf atas segala
kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Akhir kata penulis berharap Tuhan Yang
Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-Nya bagi kita semua, amin.
Serang, Juli 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................10
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................10
1.4 Rumusan Masalah ...............................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................11
1.6 Manfaat Penelitian ..............................................................................11
1.7 Sistematika Penulisan .........................................................................12
vi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI
DASAR
2.1 Tinjauan Pustaka ...............................................................................19
2.1.1 Pengertian Pelayanan...............................................................19
2.1.1.1 Asas – asas Pelayanan Publik……………………………29
2.1.1.2 Prinsip Penyelenggara Layanan………………………….30
2.1.2 Standar Pelayanan Publik ........................................................31
2.1.3 Pola Pelayanan Publik ……………………………………….33
2.1.3 Kepuasan Pelanggan ...............................................................34
2.1.4 Definisi Pengelolaan ...............................................................35
2.1.5 Definisi Air Bersih...................................................................36
2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................................38
2.3 Kerangka Berfikir .............................................................................40
2.4 Asumsi Dasar ....................................................................................44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................................45
3.2 Fokus Penelitian ................................................................................46
3.3 Lokasi Penelitian................................................................................46
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................46
vii
3.4.1 Definisi Konsep ......................................................................46
3.4.2 Definisi Operasional ...............................................................47
3.5 Instrumen Penelitian .........................................................................47
3.5.1 Sumber Data Primer ................................................................47
3.5.2 Sumber Data Sekunder ...........................................................54
3.6 Informan Penelitian ...........................................................................55
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..............................................56
3.8 Jadwal Penelitian ..............................................................................60
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………………………...62
4.1.1 Gambar Umum Kabupaten Bekasi…………………………62
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Bhagasasi…………………………………………...65
4.1.3 Visi, Misi dan Motto PDAM Tirta Bhagasasi……………...67
4.1.4 Struktur Organisasi PDAM Tirta Bhagasasi……………….68
4.2 Deskripsi Data………………………………………………………..69
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian…………………………………..69
4.2.2 Deskripsi Informan Penelitian……………………………...71
4.2.3 Analisis Data……………………………………………….72
viii
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………76
4.3.1 Tangibles…………………………………………………...76
4.3.2 Realibility…………………………………………………..80
4.3.2 Responsiveness…………………………………………….82
4.3.3 Assurance………………………………………………….84
4.3.4 Emphaty……………………………………………………86
4.4 Pembahasan dan Temuan Lapangan…………………………………88
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………..95
5.2 Saran………………………………………………………………….96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................x
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GRAFIK
Halaman
GRAFIK 1.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi
dari Tahun 2007 sampai 2017……………………………………..6
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penyebaran Pengembangan IPA PDAM Tirta Bhagasasi Yang Meliputi
Wilayah Kabupaten Bekasi…………………………………………….4
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ……………………………………….51
Tabel 3.2 Tabel Informan……………………………………………….………..56
Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian………………………………………...61
Tabel 4.1 Daftar Informan………………………………..………………………71
Tabel 4.2 Temuan Rekapitulasi Temuan Lapangan……………………………...92
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berfikir …………………………………………….43
Gambar 3.1 Proses Analisis Data Menurut Irawan ……………………………...59
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bekasi………...……………………………………63
Gambar 4.2 Struktur Organisasi……….…………………………………………68
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan satu dari 10 negara yang hampir duapertiga
populasinya tidak punya akses ke sumber air minum bersih. Air yang tidak
bersih tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan namun juga keselamatan
dan kualitas hidup. Saat ini penyediaan air bersih untuk masyarakat
Indonesia masih dihadapkan pada beberapa permasalahan yang cukup
kompleks.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomer 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, Air bersih adalah air yang dipergunakan
untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak. Namun, yang mejadi kendala sekarang
adalah pengelolaan sumber daya air yang buruk mengakibatkan tidak
meratanya penyebaran air.
Seiring waktu, pertumbuhan masyarakat yang tinggi diikuti dengan
pertumbuhan ekonomi serta perkembangan industri, banyak yang
menggunakan lahan dan air menyebabkan kelangkaan air semakin
meningkat. Sumber-sumber air tercemar karena limbah yang dihasilkan oleh
2
kegiatan ekonomi dan industri, menyebabkan kualitas air yang biasa
langsung dicerna dan dikonsumsi semakin sedikit. Dibutuhkan suatu badan
dan sistem pengelolaan dan penyediaan air baku untuk di kelola menjadi air
bersih yang dapat di distribusikan kepada penduduk. Terbitnya UU 5/1962
tentang Peusahaan Daerah merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam
pengelolaan air.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1987 tentang
desentralisasi tanggung jawab pemerintah pusat disebutkan bahwa tanggung
jawab untuk menyediakan suplai air bersih adalah pemerintah daerah.
Sebagai perwujudannya, penyediaan sebagian besar kebutuhan air bersih di
Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang
terdapat disetiap provinsi, kabupaten dan kotamadya di seluruh Indonesia.
PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai saran penyedia air bersih
yang di awasi dan di monitor oleh aparat - aparat eksekutif maupun
legislatif daerah.
Pertumbuhan penduduk, perkembangan pembangunan, dan
meningkatnya standar kehidupan menyebabkan kebutuhan akan air bersih
terus meningkat. Hal ini menjadikan kualitas layanan perusahaan penyedia
dan pengelola air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk
mendapatkan air yang berkualitas dan sesuai dengan standar kualitas air
minum, diperlukan suatu pengolahan air yang bisa menjamin terpenuhinya
kualitas yang dinginkan. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
merupakan suatu badan usaha yang mengolah dan melayani kebutuhan air
3
minum masyarakat. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengemban
tugas pokok melaksanakan pengelolaan dan pelayanan air bersih untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang No.
23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah. Sebagai salah satu perusahaan
milik daerah, harus mengupayakan untuk dapat menunjang terwujudnya
misi dan fungsi yang diemban maka pengelolaan sistem air minum harus
dilakukan dengan baik dan benar serta harus memenuhi kaidah-kaidah
teknis dan ekonomis sesuai dengan standar kriteria yang telah ditentukan.
PDAM Tirta Bhagasasi merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang
menjalani dan memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Kabupaten
Bekasi. PDAM Tirta Bhagasasi salah satu dari 398 PDAM yang tersebar di
seluruh wilayah Nusantara. PDAM Tirta Bhagasasi melayani kebutuhan air
untuk wilayah Kabupaten Bekasi. Dari total jumlah 216.863 pelanggan
pelanggan , hanya 86,3% yang merupakan pelangga aktif. PDAM Titrta
Bhagasasi berperan dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat Bekasi
untuk mendapatkan air bersih.
Pemerintah Kabupaten Bekasi mulai mengimplementasikan
Peraturan Pemerintah mengenai pengelolaan air untuk mendistribusikan air
bersih ke masyarakat. PDAM Tirta Bhagasasi telah membangun Instalasi
Pengelolaan Air (IPA) yang tersebar diwilayah pelayanan untuk menjamin
tercukupinya kebutuhan air bersih kepada masyarakat. Dibawah ini
merupakan penyebaran pengembangan IPA PDAM Tirta Bhagasasi yang
meliputi wilayah Kabupaten Bekasi, di antaranya :
4
Tabel 1.1Penyebaran Pengembangan IPA PDAM Tirta Bhagasasi Yang
Meliputi Wilayah Kabupaten Bekasi
Wilayah pembangunanIPA
Tahun Total Kapasistas
Sukatani 1985-2009 60 l/dt
Tambun 1990- 2001 110 l/dt
Babelan 1991-2001 220 l/dt
Tegal Gede 1995-2003 420 l/dt
Cabang Bungin 2002- 2002 20 l/dt
Kedung Waringin 2007-2008 40 l/dt
Tambelang 2012-2013 20 l/dt
Tambun Utara 2013- 2013 50 l/dt
Cikarang Barat 2013-2013 50 l/dt
Cikarang Utara 2014-2014 50 l/dt
Tarumajaya 2015-2015 50 l/dt
(Sumber Website Resmi PDAM Tirta Bhagasasi)
Wilayah Pelayan Kabupaten Bekasi. Pembangunan IPA Sukatani
dari Tahun 1985–2009 dengan Total Kapasistas 60 liter perdetik.
Permbangunan IPA Tambun dari Tahun 1990–dengan Total Kapasitas 110
liter perdetik. Pembangunan IPA Babelan dari Tahun 1991-2001 dengan
Total Kapasistas 220 liter perdetik. Pembangunan IPA Tegal Gede dari
Tahun 1995-2003 dengan Total Kapasitas 420 liter perdetik. Pembangunan
IPA Cabang Bungin dari Tahun 2002-2002 dengan Total Kapasistas 20 liter
perdetik. Pembangunan IPA Kedungwaringin dari Tahun 2007-2008 dengan
Total Kapasitas 40 liter perdetik. Pembangunan IPA Tambelangan dari
Tahun 2012-2013 dengan Total Kapasitas 20 liter perdetik. Pembangunan
5
IPA Tambun Utara dari Tahun 2013-2013 dengan Total Kapasitas 50
literperdetik. Pembangunan IPA Cikarang Barat dari Tahun 2013-2013
dengan Total Kapasitas 50 liter perdetik. Pembangunan IPA Tarumajaya
dari Tahun 2015-2015 dengan Total Kapasitas 50 liter perdetik.
PDAM Tirta Bhagasasi memiliki Wilayah Pelayanan di beberapa
Kecamatan yaitu : Cabang Rawa Tembaga, Cabang Kota, Cabang Rawa
Lumbu, Cabang Wisma Asri, Cabang Babelan, Cabang Tarumajaya,
Cabang Tambun, Cabang Cikarang Utara, Cabang Cikarang Selatan,
Cabang Lemah Abang, KCP Sukatani, KCP Cabangbungin, KCP Pondok
Gede, KCP Cibarusah, KCP Bojongmangu, KCP Setia Mekar, KCP
Harapan Baru, KCP Kedung Waringin, KCP Tambelang, KCP Tambun
Utara, KCP Cikarang Barat, KCP Tanah Mera. Setiap Cabang memiliki 2
loket yang salah satu untuk pembayaran dan satunya untuk pendaftaran dan
keluhan.
Pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi dari tahun ketahun terjadi
peningkatan dengan baik seiring dengan penambahan Instalasi Pengelolaan
Air diberbagai cabang pelayanan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
jumlah pelanggan baru yang seiring berjalannya perusahaan menjadi
banyak. Berikut Grafik perkembangan jumlah pelanggan dari tahun 2007
sampai 2017 :
6
Grafik 1.1Perkembangan Jumlah Pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi
dari Tahun 2007 sampai 2017
Seiring dengan bertambahnya penduduk Kabupaten Bekasi, jumlah
Pelanggan PDAM Kabupaten Bekasi pun kian meningkat. Seperti yang
dapat dilihat dari Grafik di atas sejak Tahun 2007-2017 jumlah pelanggan
selalu bertambah dari Tahun 2007 yang jumlah pelanggan 128.292 ke
Tahun 2008 yang berjumlah 134.275 terdapat kenaikan sebesar 5.983.
Masuk ke Tahun 2009 jumlah kian meningkat ke angka 140.495 dengan
kenaikan 6.220, meningkat dari Tahun sebelumnya. Tahun 2010 yang
berjumlah 147.761 mengalami peningkatan 7.266 dan kembali mengalami
peningkatan jumlah di Tahun 2011 yang berjumlah 153.636 sebesar 5.965
atau menurun jumlah pendaftarnya dari Tahun lalu. Pada tahun 2012 jumlah
pendaftarnya kembali melonjak sebesar 12.249 menjadi 165.885. Pada
Tahun 2013 Jumlahnya bertambah menjadi 177.211. Tahnun 2014 PDAM
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
Jumlah Pelanggan
Jumlah Pelanggan
7
Kabupaten Bekasi memiliki pelanggan berjumlah 188.365, mengalami
peningkatan 11.145. memasuki Tahun 2015, PDAM Tirta Bhagasasi
berhasil menembus angka 200.000 atau tepatnya 201.467. Pada tahun 2016
yang berjumlah 211.020 sebesar 9.553 atau menurun jumlah pendaftarnya
dari tahun lalu. Dan data terakhir menunjukkan angka 216.863 jumlah
pelanggan pada tahun 2017 menurun jumlah pendaftarnya dari tahun lalu
sebesar 5.843.
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa kepercayaan pelanggan
terhadap PDAM Tirta Bhagasasi meningkat dari tahun ke tahun dilihat dari
jumlah grafik yang terus meningkat.
Seiring dengan Meningkatnya jumlah Pelanggan PDAM Tirta
Bhagasasi dan juga berkembangnya teknologi. Maka sistem pembayaran
pun ikut ditingkatkan dan disesuaikan. Hal ini bertujuan untuk memberi
kenyamanan pelanggan saat membayar.
Sistem Pembayaran pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Bekasi yang berlaku saat ini adalah pelanggna mengantri sesuai
dengan kedatangan tanpa mengambil nomer urut antrian. Sehingga
pelanggan tidak harus datang lebih awal untuk melakukan pengambilan
nomor antrian. Setelah melakukakn pembayaran pelanggan akan
mendapatkan struk sebagai bukti pembayaran. Selain itu pembayaran juga
bisa dilakukakn di Alfamart, Indomaret, Alfamidi, Dan-dan, Lawson, Bank
BNI, Bank BTN, Bank BJB Syariah dan Pos Indonesia. Untuk pembayaran
di Indomaret dikenakan biaya admin sebesar Rp.2500.
8
PDAM Tirta Bhagasasi menyediakan layanan call center untuk
pelanggan sebagai sebuah ruang lingkup kerja yang terbuka luas, guna
memperlancar komunikasi dengan pelanggan. Sistem baru ini diterapkan
PDAM guna memberikan pelayanan yang memuaskan untuk pelanggan.
Namun meski adanya layanan call center terkadang masyarakat masih susah
menyampaikan keluhannya dan terkadang call center yang dituju tidak
merespon.
Berdasarkan observasi awal peneliti menemukan berbagai masalah
yang terjadi dalam pengelolaan air bersih di masyarakat. Di beberapa daerah
Kabupaten Bekasi sempat dilanda krisis air bersih seperti yang terjadi di
Desa Segarajaya, air mati 2 sampai 3 hari terkadang air yang keluar
berwarna coklat hinga kehitaman hasil wawancara dengan Ibu Haryati
Andika pada tanggal 12 September 2017. Tentu saja itu sangat
mengkhawatirkan warga desa Segarajaya karena air yang keruh tidak bisa
digunakan untuk mandi karena takut berakibat pada kulit serta tidak bisa
digunakan untuk memasak. Tidak jarang masyarakat akhirnya membeli air
eceran .
Berdasarkan hal ini membuat peneliti merasa tertarik untuk lebih
mengetahui bagaimana proses Pelayanan perusahaan daerah air minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi.
Adapun yang menjadi masalah yang melatar belakangi penelitian
ini, yaitu : pertama mengenai pipa saluran air yang bermasalah
menyebabkan minimnya debit air yang keluar, air yang tidak selalu
9
menyala, air menjadi berwarna coklat terkadang hitam dan berpasir. Hal ini
menyebabkan kekhawatiran masyarakat karena air yang tidak bersih, tidak
bisa digunakan untuk memasak. Air yang tidak menyala dapat merepotkan
masyarakat dan dapat menggangu aktivitas masyarakat setiap harinya.
Kebutuhan masyarakat akan air semakin meningkat dan semaking tinggi
pula tingkat pengunaan air bersih . Seperti yang pernah disampaikan oleh
Jacques Diouf, Direktur Jendral Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia
(FAO), saat ini penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih namun
ketersediaan air justru menurun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.173/Men.Kes/VII/1997, penyediaan air harus
memenuhi kuantitas dan kualitas yaitu tersedia dalam jumlah yang cukup
dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Kedua mengenai pelayanan yang diberikan oleh Perusahaan Daerah
Air Minum. Masyarakat banyak yang mengeluhkan kurang tanggapnya
pelayananan yang diberikan oleh PDAM dan kurangnya respon terhadap
keluhan yang masyarakat berikan. PDAM mempunyai call center untuk
menyampaikan keluhan namun masih kurang digunakan dengan baik. Saat
menyampaikan keluhan terkadang call centernya sibuk atau tidak ada yang
menjawab. Hal ini sampaikan oleh Ibu Zurharnis dalam hasil wawancara
pada tanggal 15 September 2017.
Ketiga mengenai PDAM kurang mensosialisasikan web yang
menyebabkan kurang informasi yang didapat oleh pelanggan. Saat ada
perbaikan saluran air hanya di informasikan melalui halaman web atau
10
social media. Padahal masih ada beberapa pelanggan yang tidak mempunyai
social media atau sulit mengakses web.
Karena itu peneliti merasa perlu adanya pengkajian lebih lanjut
terkait bagimana Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Bekasi. Sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan
permasalahan mengenai air bersih di Kabupaten Bekasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, dapat
ditemukan beberapa identifikasi masalah yaitu:
1. Saluran pipa yang bermasalah
2. Kurang tanggapnya PDAM dalam mengatasi keluhan
3. Kurangnya sosialiasi PDAM dalam menyampaikan informasi
1.3 Batasan Masalah
Dari latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya, diperlukan pembatasan masalah dalam penelitian ini guna
lebih mempersempit masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini,
peneliti membatasi masalah pada sejauh mana Pelayanan Perusahaan
Daerah Air Minum ( PDAM ) Kabupaten Bekasi
11
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui masalah yang
ditemukan pada observasi awal yang terkait dengan Pelayanan yaitu yamg
sudah dituliskan dalam identifikasi masalah maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut : Bagaimana Pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi sudah optimal ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sudah dipaparkan
maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian dilakukan untuk dapat digeneralisasikan dan
diharapkan memberikan feedback atau manfaat yang baik bagi bidang yang
berhubungan dengan penelitian ini. Maka, manfaat yang ingin diperoleh
dalam penelitian ini yang berjudul Pelayanan perusahaan daerah air minum
( PDAM ) Kabupaten Bekasi adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan dan pengetahuan, dapat menambah pengetahuan, pengalaman
12
dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian,
khususnya mengenai pelayanan perusahaan daerah air minum (PDAM)
Kabupaten Bekasi, serta dapat dijadikan bahan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Secara Praktis
Manfaat penelitian untuk kepentingan praktis yaitu untuk
membantu pemberian informasi mengenai pelayanan air bersih di
Kabupaten Bekasi. Selain itu penelitian ini di harapkan sebagai bahan
pertimbangan para aparatur negara , dalam hal ini Perusahaan Daerah
Air Minum Kabupaten Bekasi diharapkan juga dapat mengembangkan
kemampuannya dan penguasaan ilmu - ilmu yang pernah di peroleh
peneliti selama mengikuti pendidikan di program studi Imu Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Univesitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Serta karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan
referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan menjelaskan tentang isi satu per satu
dari bab 1 (satu) sampai dengan bab 5 (lima) secara singkat, padat dan
jelas.
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian
secara induktif, dari ruang lingkup yang paling spesifik hingga
kemasalah yang lebih umum, yang relevan dengan judul skripsi.
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang
muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.
Identifikasi masalah dapat diajukan dan bentuk pertanyaan atau
penyataan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan
diteliti. Sehingga objek penelitian, subjek penelitian, lokus
penelitian, hingga periode penelitian secara jelas termuat.
1.4 Rumusan Masalah
Bagian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah secara implisit
dan tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam
latar belakang masalah dan pembatasan masalah.
14
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang
ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap
permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis
dari diadakannya penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Menjelaskan secara singkat mengenai isi dari masing-masing sub
judul dalam penelitian ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat kajian terhadap sejumlah teori yang
relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan
memperoleh konsep penelitian yang jelas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sub bab ini berisi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh peneliti lain sebagai perbandingan.
15
2.3 Kerangka Berfikir Penelitian
Sub bab ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai
kelanjutan dari landasan teori.
2.4 Asumsi Dasar
Sub bab ini menggambarkan anggapan dasar peneliti sebagai
kelanjutan dari kerangka berfikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam
penelitian.
3.2 Instrumen Penelitian
Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
3.3 Informan Penelitian
Dalam sub bab ini menjelaskan informan penelitian yang mana
yang akan memberikan berbagai macam informasi yang
dibutuhkan.
16
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai
dengan sifat data yang diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Menjelaskan mengenai cara menganalisa data yang dilakukan
dalam penelitian.
3.6 Uji Keabsahan Data
Menjelaskan mengenai keabsahan data dalam penelitian.
3.7 Jadwal Penelitian
Memberikan informasi mengenai waktu pelaksanaan penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi
penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau
sampel (dalam penelitian ini menggunakan istilah informan)
yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan
objek penelitian.
17
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang
sesuai dengan kondisi di lapangan.
4.3 Temuan Lapangan
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap
hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas,
singkat dan mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan
permasalahan serta asumsi dasar penelitian.
5.2 Saran
Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap
bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran
praktis biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis
lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.
18
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi.
LAMPIRAN
Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang
mendukung masalah dalam penelitian ini, yang berfungsi untuk
menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Pengertian tinjauan
pustaka menurut Black dan Champion (2009:296) merupakan gambaran
yang menyeluruh dari setiap proyek penelitian. Tinjauan pustaka digunakan
sebagai peninjauan kembali pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya)
mengenai masalah yang berkaitan dengan penelitian. Teori yang akan
digunakan adalah beberapa teori yang mendukung masalah penelitian ini
mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi di antaranya adalah teori mengenai Pelayanan dan definisi Air bersih
2.1.1 Pengertian Pelayanan
Era desentralisasi seperti sekarang ini, instansi pemerintah dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan publik/umum yang berkualitas.
Pelayanan umum/publik dilakukan oleh instansi pemerintah dalam rangka
melaksanakan peraturan perundangan yang berlaku. Berkaitan dengan
pelayanan, maka terdapat dua istilah yang perlu diketahui, yaitu melayani
20
dan pelayanan. Kata pelayanan itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah
asing, yaitu service.
Menurut Kotler dalam Lukman (2000), pelayanan adalah setiapkegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, danmenawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produksecara fisik. Selanjutnya Lukman berpendapat, pelayanan adalah suatukegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antaraseseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakankepuasan pelanggan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanansebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalahmenyuguhi (orang) dengan makanan atau minuman, menyediakan keperluanorang, mengiayakan, menerima, menggunakan.
Hardiyansyah (2011:11) mendefinisikan pelayanan sebagai aktifitas
yang diberikan untuk membantu, menyiapkan, dan mengurus baik itu
berupa barang atau jasa dari satu pihak ke pihak lain. Pada hakikatnya
pelayanan merupakan serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan
berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat. Jadi dapat dikatakan pelayanan
adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau
mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain atau masyarakat.
Pendapat lainnya menurut Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih
2006:2) pengertian pelayanan adalah sebagai berikut:
Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yangbersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagaiakibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yangdimaksudkan untuk pemberi pelayanan yang dimaksudkan untukmemecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.
21
Moenir (2006:17) mendefinisikan pelayanan sebagai proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.
Pelayanan yang diperlukan manusia pada dasarnya ada dua jenis, yaitu
layanan fisik yang sifatnya pribadi sebagai manusia dan layanan
administratif yang diberikan oleh orang lain selaku anggota organisasi, baik
itu organisasi massa atau organisasi negara.
Agus Dwiyanto (2005:182) menyebutkan beberapa karakteristik yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan apa yang dapat dikategorikan
sebagai pelayanan publik secara lebih terperinci, yaitu sebagai berikut:
a. Dalam kegiatan penyediaan barang dan jasa dibutuhkanmasyarakat. Pelayanan publik dicirikan oleh adanyapertimbangan untuk mencapai pertimbangan yang lebih besardisbanding dengan upaya untuk mewujudkan tujuan ekonomis.Jika pelayanan yang diberikan oleh swasta pada umumnya lebihbanyak didasarkan pada pertimbangan ekonomi (memperolehkeuntungan), maka penyedia pelayanan publik yang dilakukanpemerintah tidak didasarkan untuk memperoleh keuntungansemata melainkan lebih banyak didasarkan pada pertimbanganuntuk mewujudkan keadilan social (social justice) bagimasyarakat;
b. Pelayanan publik juga dicirikan oleh adanya asumsi bahwapengguna layanan lebih dilihat posisinya sebagai warga negaradaripada hanya dilihat sebagai pengguna layanan semata.Hubungan antara pemerintah dengan warga negara yang dilayanimemiliki landasan fundamental yang ditandai oleh adanyakomitmen bersama antara pihak yang memerintah dan pihak yangdiperintah untuk membangun suatu negara. Salah satu hal pentingyang menjadi indikator untuk mengukur keberhasilan pelayananpublik adalah equality (persamaan). Ini berarti setiap warganegara harus mempunyai akses yang sama untuk memperolehpelayanan publik yang mereka butuhkan;
c. Pelayanan publik dicirikan oleh karakter pengguna pelayanan(customers) yang kompleks dan multidimensional.Multidimensional tersebut tercermin dari level pemanfaat layananyang bisa bersifat individu, keluarga maupun komunitas.
22
Mahmudi (2005:229) mengklasifikasikan pelayanan publik, yaitu:a. Pelayanan kebutuhan dasar, terdiri dari kesehatan, pendidikan
dasar, dan bahan kebutuhan pokok masyarakat;b. Pelayanan umum, terdiri dari pelayanan administrasi dan
pelayanan barang.
Ratminto dan Winarsih (2006:4) mendefinisikan pelayanan publik
atau pelayanan umum sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam
bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi
tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di
daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Definisi yang sangat sederhana dikemukakan oleh Ivancevich,
Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997 : 448) dalam Ratminto dan Atik Septi
Winarsih (2007:2) pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata
(tidak dapat dilihat) yang melibatkan usaha-usaha manusia menggunakan
peralatan.
Kottler (2000) menyebutkan bahwa:
“Pelayanan/jasa adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau suatu
kelompok/orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak terwujud dan
produksinya berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk”.
23
Dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu proses memberikan
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan
kepekaan dan hubungan interpersonal demi terciptanya suatu kepuasan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
menghasilkan produk berupa barang maupun jasa. Pengertian yang lebih
rinci dikemukakan oleh Gronroos (1990 : 27) dalam Ratminto dan Atik
Septi Winarsih (2007 : 2) sebagaimana kutipan dibawah ini :
“ Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yangbersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagaiakibat adanya interaksi antara konsumen dan karyawan atau hal-hallain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yangdimaksudkan untuk memecahkan pemecahan konsumen/pelanggan”.
Pelayanan publik Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, pelayanan publik didefinisikan sebagai kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Instansi pemerintah
sebagai sebuah organisasi dalam tugasnya sebagai pelayan masyarakat
(public server) dituntut untuk selalu memberikan pelayanan
terbaik/pelayanan yang bernyali tinggi kepada masyarakat sebagai pengguna
jasa/pelanggan. Tan Sri Victor SL dari Malaysia dalam Boediono (2003: 42)
menulis bahwa hasil pengalamannya menekankan adanya 7 (tujuh)
keharusan yang perlu diciptakan untuk dapat menjadi organisasi yang andal
24
dalam perannya sebagai pelayan masyarakat (public server) atau pelayanan
pelanggan (customer server), yaitu:
1. Membuat suatu Strategi Pelayanan Pelanggan Pelayanan kepadapelanggan yang memuaskan tidak mungkin dapat dicapai denganmendelegasikan tanggung jawab seenaknya. Agar setiap programpelayanan pelanggan dapat berhasil memuaskan memerlukankomitmen penuh dari pimpinan puncak organisasi.
2. Membangun Tim yang Berorientasi pada Pelanggan yang efektifmemilih orang yang tepat dengan kemampuan yang sesuai danmemiliki temperamen yang cocok untuk melayani orang banyak dibarisan pelayanan terdepan menentukan sukses tidaknya programpelayanan kepada pelanggan.
3. Unit Pelayanan Pengiriman yang Efisien Pelayanan pelanggan yangprima tidak dapat dicapai sekedar mengendalikan dedikasi staf,walaupun pelayanan yang sopan dan bersahabat dilakukan. Semuasenyuman dari staf tidak akan menghasilkan kepuasan pelangganselama teknologi yang dipakai ketinggalan zaman yang efisien.
4. Membangun Budaya Cinta Pelanggan agar dapat menghasilkanpelayanan pelanggan yang prima, pimpinan puncak organisasi harusmenanamkan budaya cinta melayani di seluruh kehidupanorganisasi. Atau dapat juga disebut dengan pimpinan yangberorientasi pada pelanggan.
5. Memonitor Kebutuhan Pelanggan untuk mendapatkan pelayananpelanggan secara prima harus dengan cermat mengetahui secarapasti kebutuhan dan tuntunan pelanggan yang berubah dan bergeraksecara dinamis.
6. Mengukur Kepuasan Pelanggan agar terhindarkan dari situasiketidakpastian dalam menetapkan mutu pelayanan kepadapelanggan, secara berencana harus mengukur tingkat kepuasanpelanggan. Upaya untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelangganini dapat dilakukan melalui survey atau pengkajian cepat.
7. Mengembangkan Sistem Penghargaan terutama di instansipemerintah (birokrasi) masih berlaku penggajian yang sama padagolongan yang sama, tanpa memandang apakah pegawai tersebutmelakukan pelayanan secara prima kepada pelanggan atau tidak.Sistem penggajian tersebut tidak merangsang pegawai untukmelaksanakan tugas secara professional, disiplin, dan penuhdedikasi. Berbuat menguntungkan organisasi atau tidak diperlakukansama. Tidak mengenal penghargaan (reward). Instansi pemerintahsebagai sebuah organisasi dalam tugasnya sebagai pelayanmasyarakat (public server) dituntut untuk selalu memberikanpelayanan terbaik atau pelayanan yang bernyali tinggi kepadamasyarakat sebagai pengguna jasa/pelanggan. Pelayanan primaadalah pelayanan yang memiliki suatu ukuran yang pada akhirnya
25
terkait dengan mutu pelayanan. Maka pelayanan prima menunjukpada peningkatan keprimaan dalam pemberian pelayanan.
Pelayanan publik jika ditinjau dari keluaran yang dihasilkan,
dikelompokkan menjadi:
1. Kelompok pelayanan adminsitratif, yaitu pelayanan yang
menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh
publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat kompetensi.
Kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya.
2. Kelompok pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik.
3. Kelompok pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai benuk jasa yang dibutuhkan oleh publik.
Pelayanan Publik dalam pelaksanaannya pola-pola penyelenggaraan
diwujudkan dalam bentuk:
1. Fungsional, pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggaraan
pelayanan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya.
2. Terpusat, pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh
penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari
penyelenggara terkait lainnya yang bersangkutan.
3. Terpadu, terpadu dibedakan menjadi:
26
a. Terpadu satu atap, pola pelayanan terpadu satu atap
diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputi berbagai
jenis pelayanan yang tidak melalui beberapa pintu.
b. Terpadu satu pintu, pola pelayanan terpadu satu pintu
diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai
jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan
dilayani memalui satu pintu.
Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan
penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila
penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan
dan diharapkan. Oleh karena itu layanan secara berkala wajib melakukan
survei indeks kepuasan masyarakat. Indikator – indikator pelayanan publik
menurut Fitzimmons dan Fitzsimmons dalam Sinambela (2008:7-8) adalah :
1. TangiblesPenyediaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yangmemadai.
2. ReliabilityPemberian pelayanan yang tepat dan benar.
3. ResponsivenessAdanya keinginan untuk melayani konsumen dengan cepat.
4. AssuranceAdanya perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikanpelayanan.
5. EmphatyAdanya kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhankonsumen.
27
Menurut Atik Septi Winarsih & Ratminto (2005:245) Terdapat beberapa
asas dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintahan dan perizinan yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Empati dengan customers.Pegawai yang melayani urusan perizinan dari instansi penyelenggarajasa perizinan harus dapat berempati dengan masyarakat penggunajasa pelayanan.
2. Pembatasan prosedur.Prosedur harus dirancang sependek mungkin, dengan demikiankonsep one stop shop benar-benar diterapkan.
3. Kejelasan tata cara pelayanan.Tatacara pelayanan harus didesain sesederhana mungkin dandikomunikasikan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan.
4. Minimalisasi persyaratan pelayanan.Persyaratan dalam mengurus pelayanan harus dibatasi sesedikitmungkin dan sebanyak yang benar-benar diperlukan.
5. Kejelasan kewenangan.Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat pengguna jasapelayanan harus dirumuskan sejelas mungkin dengan membuatbagan tugas dan distribusi kewenangan.
6. Transparansi biaya.Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal mungkin dansetransparan mungkin.
7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan.Jadwal dan durasi pelayanan juga harus pasti, sehingga masyarakatmemiliki gambaran yang jelas dan tidak resah.
8. Minimalisasi formulir.Formulir-formulir harus dirancang secara efisien, sehingga akandihasilkan formulir komposit (satu formulir yang dapat dipakaiuntuk berbagai keperluan).
9. Maksimalisasi masa berlakunya izin.Untuk menghindarkan terlalu seringnya masyarakat mengurus izin,maka masa berlakunya izin harus ditetapkan selama mungkin.
10. Kejelasan hak dan kewajiban providers dan curtomers.Hak-hak dan kewajiban-kewajiban baik bagi providers maupun bagicustomers harus dirumuskan secara jelas, dan dilengkapi dengansanksi serta ketentuan ganti rugi.
11. Efektivitas penanganan keluhan.Pelayanan yang baik sedapat mungkin harus menghindarkanterjadinya keluhan. Akan tetapi jika muncul keluhan, maka harus
28
dirancang suatu mekanisme yang dapat memastikan bahwa keluhantersebut akan ditangani secara efektif sehingga permasalahan yangada dapat segera diselesaikan dengan baik.
Terdapat empat unsur penting menurut Barata (2004:11) dalam proses
pelayanan publik, yaitu :
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanantertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentukpenyediaan dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).
2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen(costomer) atau customer yang menerima berbagai layanan daripenyedia layanan.
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedialayanan kepada pihak yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layananharus mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasanpelanggan. Hal ini sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasanyang diperoleh para pelanggan itu biasanyasangat berkaitan eratdengan standar kualitas barang dan atau jasa yang mereka nikmati.
Suatu pelayanan akan dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan apabila
didukung oleh beberapa faktor :
1. Kesadaran para pejabat pimpinan dan pelaksana2. Adanya aturan yang memadai3. Organisasi dengan mekanisme yang dinamis4. Pendapatan pegawai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum.5. Kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugas/pekerjaan
yang dipertanggungjawabkan
Tersedianya cara pelayanan sesuai dengan jenis dan bentuk
tugas/pekerjaan pelayanan (Moenir, 2003:123-124) Dapat disimpulkan
bahwa pelayanan publik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok orang atau instansi tersebut untuk memberikan
29
bantuan dan kemudahan kepada masyarakat atau kelompok yang
dilayani dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan ini diberikan
kepada seluruh masyarakat atau yang berhak mendapatkan pelayanan
tanpa terkecuali dengan tidak membedakan satu dengan yang lainnya.
2.1.1.1 Asas – asas Pelayanan Publik
Berdasarkan Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2004 untuk dapat
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa,
penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai
berikut:
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yangmembutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudahdimengerti;
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerimapelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi danefektivitas;
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraanpelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan danharapan masyarakat;
e. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras,agama, golongan, gender, dan status ekonomi;
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dankewajiban masing-masing pihak.
Asas-asas penyelenggaaan pelayanan publik juga diatur dalam pasal
4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yakni:
30
a. Asas kepentingan umum;b. Asas kepastian hukum;c. Asas kesamaan hak;d. Asas keseimbangan hak dan kewajiban;e. Asas keprofesionalan;f. Asas partisipatif;g. Asas persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif;h. Asas keterbukaan;i. Asas akuntabilitas;j. Asas fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;k. Asas ketepatan waktu;l. Asas kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
2.1.1.2 Prinsip Penyelenggara Layanan
Berdasarkan Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003 menyebutkan
bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahamidan mudah dilaksanakan;
b. Kejelasan
Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal:i. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;ii. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan ataupersoalan atau sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik;
iii.Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurunwaktu yang telah ditentukan;
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah;e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dankepastian hukum;
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yangditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
31
penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaanpelayanan publik;
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja danpendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan saranateknologi telekomunikasi dan informatika (telematika);
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudahdijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologitelematika;
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun,ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas;
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruangtunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dansehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan,seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.
2.1.2 Standar Pelayanan Publik
Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi
penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi
dan atau penerima pelayanan. Menurut Keputusan MENPAN Nomor 36
Tahun 2012 standar pelayanan meliputi :
a. Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar penyelenggaraan
pelayanan.
32
b. Persyaratan
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan dan merupakan suatu tuntutan yang diperlukan (harus
dipenuhi/dilakukan) dalam proses penyelenggaraan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Sistem, Mekanisme dan Prosedur Tata cara pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk
pengaduan, yang mengandung tahapan kegiatan yang harus
dilakukan dalam proses penyelenggaraan pelayanan
d. Jangka waktu penyelesaian Jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
e. Biaya/Tarif Ongkos yang dikenakan kepada penerima pelayanan
dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dan ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
f. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
g. Sarana, Prasarana, dan/atau Fasilitas Peralatan dan fasilitas yang
diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan, termasuke peralatan
dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.
h. Kompetensi Pelaksana Kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman
33
i. Pengawasan Internal Sistem pengendalian intern dan pengawasan
langsung yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan
langsung pelaksana.
j. Penanganan, Pengaduan, Saran, dan Masukan
Tata cara pelaksanaan pengelolaan pengaduan dan tindak lanjut.
2.1.3 Pola Pelayanan Publik
KEPMENPAN Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan adanya empat
pola pelayanan, yaitu:
a. Fungsional
Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan,sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya;
b. Terpusat
Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal olehpenyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang daripenyelenggara pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan;
c. Terpadu
Pola penyelenggaraan pelayanan publik terpadu dibedakanmenjadi dua, yaitu:i. Terpadu satu atap
Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satutempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidakmempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapapintu;
ii. Terpadu satu pintu
Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satutempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memilikiketerkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.
d. Gugus tugas
Petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentukgugus tugas ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan danlokasi pemberian pelayanan tertentu.
34
Timbulnya pelayanan publik dikarenakan adanya kepentingan yang
bermacam-macam bentuknya sehingga pelayanan publik yang dilakukan
terdapat beberapa jenisnya. Berdasarkan KEPMENPAN Nomor 63 Tahun
2003 kegiatan pelayanan publik antara lain:
a. Pelayanan administratifPelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmiyang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan,sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadapsuatu barang, sebagai contoh ialah Kartu Tanda Penduduk (KTP),akte kelahiran, akte kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor(BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda KendaraanBermotor (STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), paspor,sertifikat kepemilikan atau penguasaan tanah dan lain sebagainya.
b. Pelayanan barangPelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barangyang digunakan oleh piblik, misalnya jaringan telepon (Telkom),penyediaan tenaga listrik (PLN), penyediaan air bersih (PDAM);
c. Pelayanan jasaPelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yangdibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, kesehatan,transportasi, dan lain sebagainya.
2.1.4 Kepuasan Pelanggan
Menurut Lukman(2000:19), menyatakan bahwa kepuasan
sebagaimana tingkat persamaan seseorang setelah membandingkan kinerja
atau hasil yang dihasakan dengan harapannya. Sejalan pandangan Gibson
dkk.(1987), Wexley dan Yulk (1988) dijelaskan bahwa kepuasaan pada
hakikatnya berkaitan dengan faktor kebutuhan seseorang
(pelanggan).Artinya, jika kebutuhan seseorang terpenuhi, maka orang
tersebut merasa puas, demikian pula sebaliknya. Kemudian Tjiptono
(1996:54), menambahkan bahwa kepuasan pelanggan dapat menciptakan
kesetiaan dan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Pendapat diatas,
35
dipertegas oleh Schnaars dalam Tjiptono menyebut bahwa pada dasarnya
tujuan dari suatu bisnis atau usaha adalah menciptaan rasa puas kepada
pelanggan.Schnaars menyebut bahwa : “terciptanya kepuasan pelanggan
dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya : hubungan antara
pelanggan dengan instalasi menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik
bagi pembeli (pemakaian) ulang, terciptanya loyalitas dari pelanggan serta
terbentuknya rekomendasi dari mulut ke mulut yang semunya
menguntungkan perusahaan”.
Berdasarkan berbagai pandangan, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya kepuasan pelanggan adalah mencakup perbedaan antara harapan
dan kenyataan, atau hasil yang dirasakan, pandangan ini didasarkan pada
disconfirmation paradigm, oleh oliver dalam pawitra (1993).
Berdasarkan definisi para ahli peneliti menyimpulkan kepuasan pelanggan
dapat dikatakan berhasil apabila pelanggan dapat merasakan puas dalan hal
pemberian pelayanan.
2.1.5 Definisi Pengelolaan
Pengelolaan di artikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau
usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan
serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan
oleh para ahli terdapat perbedaan-perbedaan , hal ini disebabkan karena
ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbeda-beda. Ada yang
meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang
36
meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari
pada prinsipnya definisi- definisi tersebut mengandung pengertian dan
tujuan yang sama ( Sari,2014:41)
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Pengelolaan adalah : 1)
proses, cara , perbuatan, mengelola, 2) proses melakukan kegiatan
tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain, 3) proses yang
membantu merumuskan kebijaksaan dan tujua organisasi, 4) proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan daln pencapaian tujuan.
Definisi dan pengertian pengelolaan menggunakan beberapa
pemahaman yaitu proses pertimbangan hubungan timbal balik antara
kegiatan pembangunan yang secara potensial terkena dampak kegiatan-
kegiatan tersebut. Dapat juga di artikan sebagai suatu proses penyusunan
dan pengambilan keputusan secara nasional tentang pemanfaaatan
segenap sumber daya alam yang terkandung di dalamnya secara
berkelanjutan.
2.1.6 Definisi Air Bersih
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun
makhluk hidup yang berada di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan mendasar makhluk hidup
terutama manusia. Manusia membutuhkan air bersih untuk bertahan
hidup. Kita bisa melihat betapa air sangat melekat dengan kehidupan
37
manusia dengan melihat unsur utama di dalam tubuh manusia itu sendiri
adalah air. Tidak hanya itu, air juga berguna menunjang berbagai aktivitas
kehidupan manusia, terlebih di era seperti sekarang ini dimana aktivitas
kegiatan manusia sudah semakin kompleks. Air menjadi salah satu faktor
penunjang keberhasilan dari berbagai aktivitas manusia. Air yang
dibutuhkan oleh manusia pastinya adalah air bersih yang berkualitas. Air
bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia
membutuhkan air bersih untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik
untuk pemenuhan kebutuhan air minum, pemenuhan MCK (Mandi, Cuci,
Kakus), pemenuhan kebutuhan industri, dan pemenuhan kebutuhan lainnya.
Air di katakan bersih bila memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Jernih atau tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Tidak berasa
Pengertian Air Bersih :
1. Secara Umum : Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi
manusia.
2. Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau , tidak berasa.
3. Secara Kimia :
a. PH netral (bukan asam atau basa)
b. Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya
38
c. Parameter-parameter seperti BOD , COD, DO , TS , TSS , dan
konductiviti memenuhi
d. Aturan pemerintah setempat
2.2 Penelitian Terdahulu
Untuk menghasilkan sebuah penelitian yang komprehensif dan
berkorelasi, dalam melakukan penelitian yang berjudul “ Pelayanan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi” ini, peneliti
melakukan peninjauan terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
sebagai rujukan bahasan didalam penelitian ini. Diharapkan dengan rujukan
tersebut dapat membentuk kerangka dasar berpikir dalam melakukan kajian.
Dalam hal ini, peneliti mengambil dua penelitian sebelumnya
sebagai pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan, penelitian
pertama diambil dari skripsi berjudul “Pelayanan Balai Pelayanan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Serang
dalam Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Asal
Kabupaten Serang ” yang dilakukan oleh Veronica Torro Datu mahasiswa
studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada
tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelayanan BP3TKI dalam penempatan dan perlindungan TKI asal
Kabupaten Serang. Penelitian ini menggunakan teori dari Fitzimmons dan
Fitzimmons dalam Sinambel (2008: 7-8) : tangibles, reliability,
responsiveness, assurance, emphaty.
39
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, sedangkan
penjelasannya yaitu dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa pelayanan BP3TKI dalam pelayanan dan
penempatan TKI asal Kabupaten Serang belum baik. Persamaan peneliti
dengan penelitian terdahulu yakni membahas mengenai teori pelayanan.
Perbedaannya yaitu penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif, sedangkan peneliti meneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif. Lokus peneliti dengan penelitian terdahulu ini pun berbeda.
Penelitian terdahulu kedua berasal dari skripsi berjudul “Pelayanan
Pemberian Paten Oleh Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusi Republik Indonesia ” yang
dilakukan oleh Sri Wahananing Dyah tahun 2014 di Universita Sultane
Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Administrasi
Negara. Fokus penelitian ini mengenai Kualitas Pelayanan Pembuatan Paten
di Direktorat Jendral Hak Atas Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan HAM RI dengan menggunakan teori kualitas pelayanan prima menurut
Sinambela, dkk (2006:6)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan pemberian Paten
oleh Direktorat Jendreral Hak Atas Kekayaan Intelektual Kementeriaan
Hukum dan HAM RI belum baik. Persamaan penelitian ini yaitu
menggunakan metode penelitian yang sama yaitu kualitatif dengan
penjelasannya yaitu menggunakan metode desktiptif . Perbedaaanya yaitu
penelitidahulu meneliti mengenai pelayanan pemberian Paten oleh
40
Direktorat Jendreral Hak Atas Kekayaan Intelektual Kementeriaan Hukum
dan HAM RI , sedangkan peneliti meneliti mengenai Pelayanan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi. Lokus peneliti dengan
penelitian terdahulu ini pun berbeda. Lokus peneliti dengan penelitian
terdahulu ini pun berbeda.
Dengan demikian, persamaan penelitian ini dengan kedua penelitian
terdahulu di atas dapat di jadikan konsep bagi peneliti dalam menyusun
penelitian ini dan dalam membuat analisi. Penelitian terdahulu juga dapat di
jadikan bahan bacaan bagi peneliti, agar penelitian ini dapat disusun lebih
baik dari penelitian terdahulu.
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam dalam
penelitian dan sebagai kelanjutan dari teori memnerikan penjelasan dari
Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi,
maka dalam penelitian ini dibuatkan kerangka berfikir. Sehingga dengan
adanya kerangka berfikir ini baik peneliti maupun pembaca mudah
memahami dan mengetahui tujuan yang ingin di capai dari penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konsepsual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
bebagai factor yang telah di identifikasikan sebagai masalah yang penting.
Dalam penelitian ini penulis meneliti mengenai Pelayanan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi. Berdasarkan identifikasi
41
masalah yang telah diuraikan maka teori yang dipilih untuk penelitian ini
indikator Pelayanan Publik menurut Fitzimmons dan Fitzsimmons dalam
sinambela (2008:7-9) yang meliputi:
1. Tangibles
Penyediaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang
memadai. Penampilan fisik, seperti gedung dan ruang front office,
kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan, kelengkapan
peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan.
2. Realibility
Pemberian pelayanan yang tepat dan benar . kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan,
seperti informasi yang akurat, penanganan konsumen kemudahan
pemesanan tiket, penyediaan pelayanan tepat, penanganan masalah
konsumen, dan penyediaan pelayanan tepat waktu.
3. Responsiveness
Adanya keinginan untuk melayani konsumen dengan cepat.
Respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan
member pelayanan yang cepat dan tanggap .
4. Assurance
Adanya perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikan
pelayanan. Kemauan karyawan atas pengetahuan terhadap produk
secara tepat, palayanan yang adil pada konsumen, kualitas
42
keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan
pelayanan, dan menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan.
5. Emphaty
Adanya kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
konsumen. Perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan
pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan
kebutuhanpelanggannya
43
Gambar 2.1Kerangka Berfikir Penelitian
Masalah :
1. Saluran pipa yang bermasalah
2. Kurang tanggapnya PDAM dalam mengatasi keluhan
3. Kurnag sosialiasi PDAM dalam menyampaikan informasi
Pelayanan Publik menurut Fitzimmons dan Fitzsimmons dalam
Sinambela (2008:7-8)
a. Tangibles
b. Realibility
c. Responsiveness
d. Assurance
e. Emphaty
OUTPUT
Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dapat berjalan dengan baik
(sumber: Peneliti, 2018)
44
2.4 Asumsi Dasar
Asumsi dasar merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan tinjauan
pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Pada
penelitian ini yang membahas mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi
Terdapat beberapa masalah dalam pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupateb Bekasi hal ini dikatakan belum baik, dikarenakan
masih kurang optimalnya pelayanan yang diberikan PDAM di Kabupaten Bekasi.
Selain itu masih minimnya sosialisasi mengenai air bersih di daerah yang
warganya kurang mampu.
Dari berbagai permasalahan yang dipaparkan diatas, sehingga peneliti
berasumsi bahwa Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi belum dilakukan dengan maksimal
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berupaya memahami pelayanan perusahaan
daerah air minum ( PDAM ) Kabupaten Bekasi. Adapun metode yang digunakan
peneliti dalam peneitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitataif, metode
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang di selidiki
dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saatsekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, setelah peneliti melakukan
observasi dan wawancara yang berkaian dengan manajemen pengelolaan air
bersih pada sumber yang terkait dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara,
observasi, studi dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan untuk analisis data
menggunakan teknik analisis data menurut Prasetya Irawan dalam Metode
Penelitian Administrasi, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Metodelogi kualitatif menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2006),
yakni metodelogi kualitatif adalah sebegai produser penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang orang dan prilaku
yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
tersebut secara holisstik (utuh). Jadi, dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu
memandang sebagai bagian dari suatu keutuhan.
46
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian
naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini
lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut
sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat
kualitatif (Sugiyono, 2012:8).
3.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini berjudul Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Bekasi. Fokus dalam penelitian ini adalah pada pelayanan yang
dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum di Kabupaten Bekasi.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bekasi yang melibatkan Perusahaan
Derah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi yang sesuai dengan judul
penelitian yaitu Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi .
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel
yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang
47
digunakan. Adapun definisi konsep dalam penelitian tentang Pelayanan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi ini adalah :
1) PelayananPelayanan adalah kegiatan yang bertujuan membantu menyiapkanatau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Pelayanan adadasarnya didefinisikan sebagai aktivitas seseorang , sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung untukmemenuhi kebutuhan.
2) Air BersihAir bersih merupakan salah satu kebutuhan mendasar makhluk hidupterutama manusia. Air adalah materi esensial didalam kehidupan.
3.4.2 Definisi Operasional
Berdasarkan definisi konsep penelitian, makan peneliti menggunakan teori
Pelayanan Publik menurut Fitzimmons dan Fitzsimmons dalam
Sinambela (2008:7-8) yaitu Tangibles, Realibility, Responsiveness,
Assurance, Emphaty. Adapum indicator penilaian tersebut meliputi:
1) TangiblesPenyediaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yangmemadai.
2) ReliabilityPemberian pelayanan yang tepat dan benar.
3) ResponsivenessAdanya keinginan untuk melayani konsumen dengan cepat.
4) AssuranceAdanya perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikanpelayanan.
5) EmphatyAdanya kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhankonsumen.
3.5 Instrumen Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan pada kondisi dan konteks masalah yang
48
dikaji, yaitu mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Bekasi. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen
juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian
yang selanjutnya terjun kelapangan (Sugiyono, 2012:59). Selanjutnya menurut
Nasution (Sugiyono, 2012: 60) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikanmanusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segalasesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, Fokus penelitian,Prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkanitu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segalasesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaanyang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanyapeneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.
Berdasarkan dua pernyataan dari para ahli tersebut, peneliti menarik
pengertian bahwa instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Menurut
Nasution (Sugiyono, 2012:61) peneliti sebagai instrumen penelitian memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali
manusia.
49
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau pelaksana.
Dalam hal ini peneliti merupakan instrumen penelitian yang akan
berinteraksi secara langsung dengan responden penelitian, bahkan untuk
penggalian data yang menuntut partisipasi peneliti secara terbatas, keterlibatan
peneliti menjadi suatu keharusan. Oleh karena itu peneliti dituntut harus mampu
dan siap melakukan penelitian yang tertuju langsung ke lapangan. Sehingga untuk
dapan melakukan uji di lapangan dan mengevaluasinya peneliti bisa mendapatkan
data dengan menggunakan dua jenis sumber data, yaitu :
3.5.1 Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dan
masih bersifat mentah karena belum diolah. Data ini diperoleh melalui:
50
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan
diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2012:72).
Wawancara mendalam adalah teknik pengolahan data yang
pengumpulan data didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu
tujuan tertentu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Wawancara
dilakukan dengan cara mendapatkan berbagai informasi menyangkut masalah
yang diajukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan pada informan yang
dianggap menguasai masalah penelitian. Adapun wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti.
Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu
berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu sampel informan, kriteria informan
dan pedoman wawancara yang disusun dengan rapih dan terlebih dahulu
dipahami peneliti, sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian
b. Menjelaskan alasan mengapa informan terpilih untuk diwawancarai
c. Menentukan strategi dan teknik wawancara
51
d. Mempersiapkan catatan untuk wawancara
Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada
informan untuk melakukan wawancara dengan menghindari keasingan serta
rasa curiga informan untuk memberikan keterangan dengan jujur.
Selanjutnya, peneliti mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh dengan
cara pendekatan kata-kata dan merangkainya kembali dalam bentuk kalimat.
Dalam penelitian mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi sebagai berikut :
Tabel 3.1Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Dimensi Sub Dimensi Deskripsi Pertanyaan Informan
Pelayanan
Perusahaan
Daerah Air
Minum
(PDAM)
Kabupaten
Bekasi
Tangibles a. Bagaimana
ketersediaan saran
dan prasarana
b. Berapa jumlah
pegawai
11, 12,1
Reliability a. Bagaiamana
kemampuan
pegawai dalam
memenuhi
kebutuhan
pengguna layanan
b. Bagaimana
11,12,15
52
kepuasan
pelanggan
Responsiveness a. Bagaimama
ketanggapan
pegawai dalam
memberikan
pelayanan
b. Bagaimana
kemampuan
PDAM dalam
menangani
masalah
12, 15
Assurance a. Bagaimana
kesopanan yang
diberikan ke pada
pelanggan
13
Emphaty a. Apakah
pegawai
berkomunikasi
baik dengan
pelanggan
b. Apakah
pegawai
memenuhi
kebutuhan
pelanggan
11, 12, 13
53
2. Pengamatan/Observasi
Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini
peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian dan melakukan pengamatan
langsung terhadap objek-objek yang diteliti, kemudian dari pengamatan
tersebut melakukan pencatatan data-data yang diperoleh yang berkaitan
dengan aktivitas penelitian.
Selain itu observasi merupakan kegiatan yang meliputi pencatatan
secara sistematik kejadian-kejadian perilaku, objek-objek yang dilihat dan
hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang
dilakukan. Konsep yang dikemukakan oleh Faisal dalam Sugiyono
(2012:226) yang mengklasifikasikan observasi sebagai berikut:
a. Observasi berpartisipasi (participant observation)b. Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt
observation and convert observation), danc. Observasi yang tidak terstruktur (unstructured observation)
Jadi berdasarkan pengklasifikasian observasi diatas, observasi yang
dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah observasi terang-terangan,
dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Sehingga
pihak-pihak yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang
aktivitas peneliti. Selain itu peneliti juga melakukan observasi secara tersamar
dimana pihak-pihak yang diteliti belum mengetahui bahwa peneliti sedang
melakukan aktivitas penelitian.
54
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan dokumen resmi
melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang
menjadi objek penelitian. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan-catatan, peraturan, kebijakan, dan laporan-laporan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Studi
dokumentasi merupakan peengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009:240). Studi dokumentasi
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
penelitian dengan pendekatan kualitatif.
3.5.2 Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi literatur atau kepustakaan, dimana pengumpulan data
penelitian yang diperoleh dari berbagai referensi buku yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan.
2. Studi dokumentasi, dimana pengumpulan data penelitian diperoleh
dari peraturan perundang-undangan, laporan-laporan, dokumen-
dokumen, dan catatan-catatan dihimpun dan dianalisis yang
relevan dengan masalah yang diteliti.
55
3.6 Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, informan merupakan sumber data
penelitian tersebut. Untuk mempersempit fokus penelitian maka peneliti
melakukan batasan penelitian dan menggunakan sampel penelitian. Menurut
Sugiyono (2009:215) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti
menggunakan sampel dari yang diambil dari populasi itu. Penelitian mengenai
manajemen pengelolaan Air Bersih Oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupateb Bekasi, penentuan informan bersifat purposive, yaitu
ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian atau tujuan tertentu.
Jadi, penentuan informan dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti
mulai memasuki lapangan dan selama penelitian, peneliti memilih orang
tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan.
Dalam penelitian kualitatif, penentuan informan yang terpenting adalah
bagaimana menentukan key informan (informan kunci) atau situasi sosial
tertentu yang sarat dengan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian.
Informan penelitian sebagai sumber data bagi peneliti, adapun yang menjadi
informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
56
Tabel 3.2Informan dalam Penelitian
No. Kode Informan Status / Jabatan
Informan
Keterangan
1 11 Kepala Bagian
Sumber Daya
Manusi
Key Informan
2 13(1.4) Pelaggan PDAM Secondary
Informan
(Sumber : Peneliti 2018)
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengikuti teknik analisis data kualitatif yaitu mengikuti konsep yang
dikemukakan oleh Prasetya Irawan dalam bukunya Metodologi Penelitian
Administrasi (2006:27) yang terdiri dari langkah-langkah yang sistematis dimulai
dari pengumpulan data mentah, transkip data, membuat koding, kategorisasi data,
penyimpulan sementara, triangulasi, dan yang terakhir yaitu penyimpulan akhir.
Dalam analisis data pada penelitian kualitatif bersifat induktif (grounded)
dapat diartikan bahwa kesimpulannya penelitian adalah dengan cara
mengabstraksikan data-data empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan mencari
pola-pola yang terdapat didalam data-data tersebut. Oleh karena itu analisis data
dalam penelitian kualitatif tidak perlu menunggu sampai seluruh proses
pengumpulan data selesai dilaksanakan. Analisis itu dilaksanakan secara paralel
pada saat pengumpulan data dan dianggap selesai apabila peneliti merasa telah
57
memiliki data sampai tingkat “titik jenuh” atau reliable (data yang didapat telah
seragam dan telah menemukan pola aturan yang peneliti cari). Maka tidak heran
dalam penelitian kualitatif dapat berlangsung berbulan-bulan.
Menganalisis data adalah untuk menyederhanakan data kedalam formula
yang sederhana dan mudah dibaca serta mudah diinterpretasikan. Analisis data
tidak hanya memberikan kemudahan interpretasi, tetapi mampu memberikan
kejelasan makna dari setiap fenomena yang diamati. Sehingga implikasi yang
lebih luas dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan kesimpulan akhir
dari penelitian.
Adapun langkah dalam melakukan teknik analisis data yang digunakan
menurut Irawan (2006:5) adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Mentah
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan mengumpulkan data dengan
teknik pengumpulan data seperti wawancara terhadap informan yang telah
ditetapkan (purposive) dan informan sekunder, melakukan observasi di lokasi
penelitian serta studi dokumentasi guna memperkuat data yang didapat, yang
peneliti catat hanya data apa adanya (verbatim). Jangan dicampurkan dengan
pemikiran peneliti, komentar peneliti maupun sikap peneliti.
2. Transkrip Data
Pada tahap ini, peneliti mencoba catatan kedalam bentuk tertulis dengan kata-
kata apa adanya.
58
3. Pembuatan Koding
Pada tahap ini, peneliti membaca ulang seluruh data yang sudah ditranskrip.
Perlu ketelitian dalam membaca transkrip, pada bagian-bagian tertentu dari
transkrip itu peneliti akan menemukan hal-hal penting yang perlu peneliti
catat untuk proses berikutnya. Dari hal-hal penting ini dapat diambil kata
kuncinya dan diberikan kode.
4. Kategorisasi Data
Pada tahap ini, peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara mengikat
kata-kata kunci dalam suatu kategorisasi.
5. Penyimpulan Sementara
Pada tahap ini, peneliti mengambil kesimpulan yang bersifat sementara dan
harus berdasarkan data sehingga kesimpulan ini tidak dapat dicampur adukan
dengan pemikiran dan penafsiran peneliti. Adapun jika peneliti ingin
memberikan penafsiran dari pemikiran peneliti sendiri (observers comment),
maka peneliti dapat menuliskannya pada bagian akhir kesimpulan sementara.
6. Triangulasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan proses check and recheck antara satu
sumber data dengan sumber data lainnya.
7. Penyimpulan Akhir
Pada tahap ini, setelah data dianggap cukup dan dianggap telah sampai pada
titik jenuh atau telah memperoleh kesesuaian, maka kegiatan selanjutnya
adalah peneliti membuat kesimpulan akhir dan mengakhiri penelitian.
59
Langkah-langkah teknik analisis data menurut Irawan tersebut dapat
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Proses Analisis Data Menurut Irawan
(Sumber: Irawan. 2006:5)
Analisis data dimulai sejak pengumpulan data dan dilakukan lebih intensif
lagi setelah kembali dari lapangan. Seluruh data yang tersedia, ditelaah dan
direduksi sehingga terbentuk suatu informasi. Satuan informasi inilah yang
ditafsirkan dan diolah dalam bentuk hasil penelitian sampai pada tahap
kesimpulan akhir. Adapun untuk pengujian keabsahan data, maka peneliti
menggunakan triangulasi yaitu:
1. Triangulasi data (sumber)
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi, atau juga dengan mewawancarai lebih dari
satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Dan
Transkrip
Data
Pembuatan
Koding
Kategorisasi
Data
Pengumpulan
Data Mentah
Penyimpulan
AkhirTriangulasi Penyimpulan
Sementara
60
untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi metode (teknik)
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara yang ditunjang dengan metode observasi saat
wawancara dilakukan.
3.8 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan
dilakukan proses penelitian (Sugiyono. 2012:286). Jadwal penelitian ini
merupakan tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian tentang Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupateb
Bekasi.
61
Tabel 3.3Waktu Pelaksanaan Penelitian
No 2017 2018
WaktuKegiatan
Aug Sep Okt -Des
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 PengajuanJudul
2 PerizinandanObservasiawal
3 BimbinganI,II,III
4 SeminarProposal
5 Prosespencariandatadilapangan
6 Pengolahandata
7 ProsesbimbinganIV dan V
8 SidangLaporanSkripsi
(Sumber: Peneliti 2018)
62
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian merupakan gambaran atau deskripsi hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian, baik lokasi dilakukannya penelitian hingga dinas
yang terkait dengan penelitian. Dalam deskripsi objek penelitian ini, peneliti
akan memberikan gambaran umum mengenai Kabupaten Bekasi hingga dinas
yang terkait dalam penelitian ini yaitu Perusahan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Bekasi . Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi
Kabupaten Bekasi secara geografis termasuk dalam Propinsi Jawa
Barat yang dalam pertumbuhannya memiliki sejarah yang panjang dan
penuh dinamika dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari sejarah
Kota Bekasi. Kabupaten Bekasi sebagai penyangga Ibukota Negara
mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan peningkatan
dan pengembangan sarana dan prasarana yang ada, maka bermunculanlah
kawasan-kawasan industri sehingga Kabupaten Bekasi dapat dikatakan
sebagai salah satu sentra industri terbesar yang ada di wilayah Jawa Barat
bahkan se-Asia Tenggara.
Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten
di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.
63
Mempunyai luas 127.388 Ha, yang terbagi menjadi 23 kecamatan dan 187
desa dengan batas-batas wilayah, sebelah barat berbatasan dengan Kota
Bekasi dan DKI Jakarta, sebelah timur dengan Kabupaten Karawang,
sebelah utara dengan laut Jawa, sebelah selatan dengan Kabupaten Bogor.
Letak geografis Kabupaten Bekasi berada di bagian utara Jawa Barat,
terletak 1060 48’ 28” BT 1070 27’ 29” dan 6 0 10’ 6“ LS.
4.1 Peta Kabupaten Bekasi
64
Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2004 mencapai
1.950.209 jiwa. Bila dilihat dari rasio penduduk berdasarkan kelamin
adalah 1,04 banding 1,00, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak
996.150 jiwa dan perempuan 954.054 jiwa. Adapun laju pertumbuhan
penduduk hasil perhitungan sensus tahun 2000 sebesar 4,23 % terdiri dari
migrasi 2,33 % dan alamiah 1,90 %. Pada tahun 2005 jumlah penduduk
Kabupaten Bekasi bertambah menjadi 2.027.902 jiwa atau mengalami
pertumbuhan sebesar 3,98 % dari tahun sebelumnya.
Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 sampai 13.
Kecamatan dengan jumlah desa yang paling sedikit yaitu kecamatan
Cikarang Pusat, Bojongmangu dan Muaragembong, sedangkan kecamatan
yang memiliki jumlah desa terbanyak adalah Kecamatan Pebayuran.
Kecamatan terluas adalah Muaragembong (14.009 Ha) atau 11,00 % dari
luas kabupaten.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 33 Tahun
2001, dengan memperhatikan Visi Pembangunan Nasional dan Visi
Provinsi Jawa Barat, Visi Kabupaten Bekasi adalah:
“Manusia Unggul yang Agamis berbasis Agribisnis dan Industri
berkelanjutan.”
Visi Kabupaten Bekasi tersebut terdiri atas 7 (tujuh) misi yaitu :
1. Meningkatkan kualitas manusia yang sehat, pinter dan bener;
65
2. Meningkatkan profesionalisme institusi Pemerintah Daerah, DPRD dan
masyarakat;
3. Mendorong terciptanya masyarakat berbudaya, demokratis dan agamis;
4. Memberdayakan usaha kecil, menengah dan besar yang berbasis pada
ekonomi kerakyatan;
5. Menegakkan supremasi hukum dan ketertiban;
6. Mengembangkan prasarana dan sarana publik secara terpadu;
7. Mengharmoniskan tata ruang yang berbasis kepedulian terhadap
lingkungan.
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Bhagasasi
PDAM Tirta Bhagasasi merupakan Badan Usaha Milik Daerah
yang menjalani dan memenuhi kebutuhan air minum masyarakat
Kabupaten Bekasi. PDAM Tirta Bhagasasi senantiasa berupaya untuk
memenuhi standard kualitas, kuantitas dan kontinuitas Pelayanan agar
tercapai pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Kabupaten Bekasi.
Tirta Bhagasasi (PDAM Bekasi) lama dikenal sebagai penyedia
jasa air bersih bagi area industri, area bisnis maupun pemukiman
penduduk di wilayah operasional Tirta Bhagasasi, meliputi Kabupaten
Bekasi dan sebagian Kota Bekasi. Tirta Bhagasasi senantiasa berupaya
memberikan pelayanan terbaik berupa jasa penyedia kebutuhan akan
air yang terjamin kualitas dan kuantitasnya. Hal ini adalah bagian
66
langkah kecil Tirta Bhagasasi untuk menyehatkan masyarakat Bangsa
Indonesia. Semua usaha ini dilakukan oleh Tirta Bhagasasi untuk
memenuhi kepuasan pelanggan. Tirta Bhagasasi menyadari pula
bahwa pelanggan setia adalah urat nadi dari majunya bisnis yang telah
dirintis selama ini.
Sejak tahun 1979 Tirta Bhagasasi mendapat konsesi untuk
melakukan usaha dari Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
dengan Nomor: 036/KPTS/CK/VI/1979, dengan bentuk lembaga
Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM) Kabupaten Bekasi dibawah
pengawasan Proyek Air Bersih Jawa Barat.
Setelah berjalan 2 tahun kemudian terjadi penggabungan BPAM
dan PDAM berdasarkan Perda No.: 04/HK-D/PU.013.1/VIII/81, yang
kemudian mengalami dua kali perubahan Perda yaitu Nomor 8 Tahun
1988 dan Nomor 2 Tahun 1992.
Kemudian tahun 1998 terjadi penggabungan dua(2) wilayah
pelayanan Kabupaten & Kota Bekasi berdasarkan Kesepakatan
bersama PEMDA Kota dan Kabupaten Bekasi tentang Pengembangan
dan Pengelolaan Sistim Penyediaan Air Bersih Wilayah Kotamadya
Bekasi oleh PDAM Kabupaten DT. II Bekasi Nomor :
690/244A/PDAM 690/191/PDAM 690/Kep.457-HOR/XII/2002
Tahun 2002 dengan nama PDAM Bekasi berdasarkan Keputusan
bersama PEMDA Kota dan Kabupaten Bekasi tentang kepemilikan
67
dan pengelolaan PDAM Bekasi Nomor : 503/Kep.389.B-PDAM/2002
690/Kep.457-HOR/XII/2002.
Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 29 September 2009 pada
logo dan nama perusahaan dari sebelumnya PDAM Bekasi menjadi
PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi sampai saat ini. Jumlah karyawan
sampai dengan saat ini adalah sebanyak 704 orang.
Persyaratan untuk pemasangan baru, pelanggan harus melampirkan
Foto copy KTP yang berlaku, Foto copy Kartu Keluarga, Foto copy
Rekening tetangga terdekat, Foto copy Rekening Listrik Terakhir
4.1.3 Visi , Misi dan Motto Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Visi
Mewujudkan PDAM bekasi yang Profesional, Sehat dan Siap
Melayani
Misi
1. Mewujudkan entitas bisnis yang professional berdasarkan tata nilai
unggulan
2. Mewujudkan perusahaan yang memberikan nilai bagipemilik,
karyawan dan masyarakat Bekasi
3. Menjalankan bisnis air yang berorientasi pada kepuasan
stakeholder
68
Motto
Kami melayani Kebutuhan Air Bersih Masyarakat Bekasi.
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Bhagasasi
4.2 Struktur Organisasi
69
4.3 Deskripsi Data
4.3.1 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapatkan
dari hasil penelitian di lapangan. Data ini didapat dari hasil penelitian
dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Dalam penelitian ini,
mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi. Peneliti menggunakan teori menggunakan teori Indikator –
indicator pelayanan public menurut Fitzimmons dan Fitzsimmons dalam
Sinambela (2008:7-8). Teori tersebut memberikan penjelasan mengenai
beberapa hal yang dapat mempengaruhi pelayanan. Dalam pemaparannya
yaitu bagaimana Tangibles (bukti fisik), Realibility (kehandalan),
Responsiveness (ketanggapan), Assurance (jaminan dan kepastian),
Emphaty (empati). Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait antara lain
Pegawai perusahaan Daerah Air Minum dan Pelanggan Perusahaan
Daerah Air Minum.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif, sehingga data yang peneliti dapatkan lebih banyak
berupa kata-kata dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses
wawancara dan observasi di lapangan. Kata-kata dari hasil wawancara dan
observasi di lapangan merupakan sumber utama dalam penelitian. Sumber
data ini kemudian oleh peneliti dicatat dengan menggunakan catatan
tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti gunakan dalam penelitian.
Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan
70
adalah catatan yang berupa catatan lapangan peneliti, seperti dokumen-
dokumen yang peneliti dapatkan baik dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) maupun dari Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum yang
merupakan data mentah yang harus diolah dan dianalisis kembali untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan. Selain itu bentuk data lainnya berupa
foto-foto dilapangan yang dimana foto-foto tersebut merupakan foto
kegiatan-kegiatan yang menggambarkan situasi pemberian pelayanan
perusahaan daerah air minum kabupaten bekasi.
Data- data tersebut merupakan data-data yang berkaitan mengenai
pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, obsevasi lapangan,
dan kajian pustaka kemudian dilakukan kebentuk tertulis untuk
mendapatkan pola serta diberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu
berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan
pembahasan permasalahan penelitian sera dilakukan kategorisasi.
Dalam menyusun jawaban penelitian, penulis memberikan kode-kode
sebagain berikut yaitu:
1. Kode Q untuk menunjukan item pertanyaan
2. Kode A menunjukkan item jawaban
3. Kode I1 menunjukkan data informan dari Staff Bagian Sumber
Daya Manusia
4. Kode I2 menunjukkan data informan dari Pelanggan
Perusahaan Daerah Air Minum
71
Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka
dilakukan kategorisasi berdasarkan jawaban- jawaban yang ditemukan
dari penelitian dilapangan dengan membaca dan menelaah jawaban-
jawaban tersebut, analisa data yang akan dilakukan dalam penelitian
ini menggunakan beberapa kategori dengan beberapa indicator yang di
anggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangkan teori
yang telat di uraikan sebelumnya. Dimana indicator tersebut mengacu
pada 5(lima) cermin pelayanan public menurut Fitzimmons dan
Fitzsimmons dalam sinambela (2008:7-8).
4.3.2 Deskripsi Informan Penelitian
Pada penelitian mengenai Pelayan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi, peneliti menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik purposive sampling merupakan metode penentuan
informan dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu
disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan. Adapun informan-
informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang
menurut peneliti memeiliki informasi yang di butuhkan dalam
penelitian ini, karena mereka (informan) dalam kesehariannya
senantiasa berurusan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Adapun informan yang bersedia diwawancarai adalah:
72
Tabel 4.1
Daftar Infoman
No. Kode
Informan
Nama Informan Keterangan
1. I1 Fakhrurojie Staff Bagian Sumber Daya Manusia
2. I2.1 Hariyati Andika Pelanggan Cabang Tarumajaya
3. I2.2 Huseni Pelanggan Cabang Tarumajaya
4. I2.3 Erliyanti Pelanggan Cabang Cikarang
5. I2.4 Zuharnis S.pd Pelanggan Cabang Pondok Ungu
Sumber peneliti 2017
4.3.3 Analisis Data
4.2.3.1 Pengumpulan Data Mentah
Penelitian mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi. Pada tahap ini pengumpulan data
dilakukan dengan melalakukan wawancara, observasi, review
dokumentasi atau pengumpulan data melalui kajian kepustakaan dan
studi dokumentasi. Hal ini dilakukan agar data yang didapat valid dan
dapat dipertanggung jawabkan.
4.2.3.2 Transkrip Data
Penelitian mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi. Pada tahap ini peneliti menyerdahakan
73
data dalam kategori. Pada tahap ini peneliti merubah catata dalm
bentuk tulisan (apakah itu berasal dari tap recorder atau catatan tulisan
tangan) adapun transkrip data dalam penelitian ini, peneliti sajikan
dalam daftar lampiran penelitian.
4.2.3.3 Koding Data
Penelitian mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi. Pada tahap ini, peneliti membaca ulang
seluruh data yang sudah di transkrip. Pada bagian-bagian tertentu dari
data transkrip tersebut akan menemukan hal-hal penting yang perlu
peneliti catat untuk proses selanjutnya. Dari hal-hal penting tersebut
nanti akan diberi kode. Adapun proses pengkodingan data dalam
penelitian ini, peneliti sajikan dalam daftar lampiran penelitian
4.2.3.4 Kategorisasi Data
Penelitian mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi. Pada tahap ini peneliti mulai
menyederhanakan data dengan cara “mengikat” konsep-konsep (kata-
kata) kunci dalam satu besaran yang dinamakan “kategori“.
74
4.2.3.5 Penyimpulan Sementara
Penelitian ini mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi. Pada tahap ini peneliti mengambil
kesimpulan meskipun masih bersikap sementara. Kesimpulan 100%
berdasarkan data yang didapatkan tidak dicampu adukan dengan
pikiran dan penafsiran peneliti. Pada penyimpulan sementara ini
dimaksudkan untuk mrngetahui sah atau valid tidaknya suatu data dan
sebagai tolak ukur sejauh mana data didapat untuk menjawab rumusan
masalah yang nantinya data tersebut akan di uji kembali atau
triangulasi data.
Pada penelitian ini peneliti membuat identifikasi masalah
berdasarkan obervasi awal dilapangan yaitu pertama mengenai pipa
saluran air yang bermasalah menyebabkan minimnya debit air yang
keluar, air yang tidak selalu menyala, air menjadi berwarna coklat
terkadang hitam dan berpasir. Hal ini menyebabkan kekhawatiran
masyarakat karena air yang tidak bersih, tidak bisa digunakan untuk
memasak. Air yang tidak menyala dapat merepotkan masyarakat dan
dapat menggangu aktivitas masyarakat setiap harinya. Kebutuhan
masyarakat akan air semakin meningkat dan semaking tinggi pula
tingkat pengunaan air bersih . Seperti yang pernah disampaikan oleh
Jacques Diouf, Direktur Jendral Organisasi Pangan dan Pertanian
Dunia (FAO), saat ini penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih
namun ketersediaan air justru menurun. Menurut Peraturan Menteri
75
Kesehatan Republik Indonesia No.173/Men.Kes/VII/1997, penyediaan
air harus memenuhi kuantitas dan kualitas yaitu tersedia dalam jumlah
yang cukup dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Kedua mengenai pelayanan yang diberikan oleh Perusahaan
Daerah Air Minum. Masyarakat banyak yang mengeluhkan kurang
tanggapnya pelayananan yang diberikan oleh PDAM dan kurangnya
respon terhadap keluhan yang masyarakat berikan. PDAM mempunyai
call center untuk menyampaikan keluhan namun masih kurang
digunakan dengan baik. Saat menyampaikan keluhan terkadang call
centernya sibuk atau tidak ada yang menjawab. Hal ini sampaikan oleh
Ibu Zurharnis dalam hasil wawancara pada tanggal 15 September
2017.
Ketiga mengenai PDAM kurang mensosialisasikan web yang
menyebabkan kurang informasi yang didapat oleh pelanggan. Saat ada
perbaikan saluran air hanya di informasikan melalui halaman web atau
social media. Padahal masih ada beberapa pelanggan yang tidak
mempunyai social media atau sulit mengakses web.
4.2.3.6 Triangulasi
Penelitian mengenai Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi. Hal penting adalah mejawab rumusan
yang telah di buat oleh peneliti pada awal penelitian. Adapun rumusan
76
masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Pelayan Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi?
Dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dapat
dilihat dari hasil wawancara serta proses pelayanan perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi. Untuk menjawab rumusan
masalah penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data dengan
teknik triangulasi.
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan data dan fakta yang peneliti
dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti
gunakan. Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi
Dalam menganalisis data dan temuan lapangan, peneliti menganalisis data
dengan menggunakan teori Pelayanan public menurut Fitzimmons dan
Fitzsimmons dalam Sinambela (2008:7-8). Dalam deskripsi hasil penelitian ini
akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang a kan disesuaikan
dengan masing-masing infikator-indikator Pelayanan Publik menurut
Fitzimmons dan Fitzsimmons.
4.4.1 Tangibles
Trangibles atau bukti langsung dalam penelitian ini mencakup beberapa
sub indicator seperti penampilan fisik seperti pelayanan yang diberikan
oleh pemberi layanan yang dalam hal ini adalah Perusahaan Dearah Air
Minum (PDAM), ketersediaan saran dan prasarana yang diberikan oleh
77
pihak pemberi layanan, pegawai yang bertugas memberi pelayanan serta
sarana komunikasi yang disediakan pemberi layanan kepada pengguna
layanan. Penampilan Fisik dan Ketersediaan Saran Prasarana dalam
pelayan perusahan daerah air minum Kabupaten Bekasi.
Aspek penampilan fisik yang dimaksud adalah bentuk fisik yang
diberikan oleh pemberi layanan ke penerima layanan. Yang termasuk
kedalam aspek ini adalah kondisi ruangan yaitu ruang tunggu & pendingin
ruangan, loket pelayanan dan penampilan pegawai, yang ada di Loket
Pembayaran Perusahaan Daerah Air Minum. Ruangan yang nyaman
terdapat ruang tunggu yang bersih dan pendingin ruangan.
Sarana dan prasarana yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menunjang kegiatan dalam proses pelayanan. Sarana dan
prasarana ini mencakup ketersediaan tempat area parkir di Loket
pembayaran dan sambungan saluran air di Perusahaan Daerah Air minum.
Seperti yang disampaikan informan I1 kepada peneliti yaitu :
“cabang loket pembayaran sudah ada beberapa yang kami sediakanruangan ber-ac dan ruang tunggu yang bersih demi kenyamanan parapelanggan kami. Saran dan prasarana untuk kondisi saat ini sudahcukup memadai. Namum bukan berarti kami akan berhenti sampaisaat ini. Kami memiliki target-target yang berusaha kami capai dalambeberapa tahun kedepannya. Secara bertahap kami akan terusmengembangkan saran dan prasarana di cabang kami demipelayanan dan kenyamanan yang lebih untuk pelanggan”. ( Hasilwawancara dengan staff bagian sumber daya manusia pada tanggal 4juni 2018 pukul 09.40)
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten (PDAM) Bekasi berusaha semaksimal
78
mungkin untuk memberikan kenyamanan kepada pelanggan dengan
menyediakan tempat yang nyama. Namun fakta di lapangan berbeda
dengan yang disampaikan informan I1. Peneliti menemukan ada beberapa
cabang yang kurang baik dalam segi sarana dan prasarana. Seperti yang
disampaikan oleh Informan I2.3, kepada peneliti yaitu :
“ kalau menurut saya masih kurang karena tempat menunggunyadiluar, khawatir tiba-tiba hujan saat menunggu. Lahan parkirnya jugakurang luas untung rata-rata pada bawa motor jadi tidak kelihatansempit parkirannya.” (Hasil wawancara dengan Pelanggan CabangCikarang Ibu Erliyanti pada tanggal 9 Mei 2018 pukul 10.04)
Hal yang sama juga disampaikan oleh informan I2.2, kepada peneliti
yaitu :
“ saran dan prasarana masih kurang menurut saya, mungkin karenaukuran kantornya yang kecil sehngga kita harus mengatri di luar danitu untuk saya agak kurang nyaman. Lahan parker tidak muat untukmobil kadang sampe ada yang parker disebrang kalau ada yang bawamobil (Hasil wawancara dengan Pelanggan cabang TarumajayaBapak Huseni pada tanggal 4 Mei 2018 Pukul 09.00)
Dari hasil wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa ada beberapa
loket yang membuat pelanggan kurang nyaman dalam melakukan
pembayaran. Seharusnya cabang perusahaan daerah air minum
menyediakan ruangan yang ber-AC dan ruangan yang bersih untuk
kenyamanan pelanggan serta menyediakan lahan parkir yang luas untuk
para pelanggan memarkirkan kendaraannya.
79
Ada beberapa pelanggan yang merasa pelayanan di loket pembayaran
cukup baik. Seperti yang disampaikan oleh informan I2.1 kepada peneliti
yaitu :
“ sarana dan prasarana sudah cukup baik. Walaupun saat mengantri
untuk bayar, kita harus menunggu di luar ruangan bukan di dalam
ruagan ber-ac dan lahan parker hanya cukup untuk motor saja.”
(Hasil wawancara dengan pelanggan cabang Tarumajaya Ibu Hariyati
Andika pada tanggal 3 Mei 2018 pukul 10.09)
Hal yang serupa juga disampaikan oleh informan I2.4, kepada peneliti
yaitu :
“sarana dan prasarana dicabang ini cukup bagus walaupunukurannya kantornya terbilang memang kecil tapi itu mungkin karenasehari-hari tidak banyak yang mengantri. Menurut saya nyaman-nyaman saja.” (Hasil wawancara dengan Pelanggan Cabang PondokUngu Ibu Zuharnis S.Pd pada tanggal 4 Juni 2018 Pukul 13. 50)
Selain Sarana prasarana adanya pengawai juga termasuk dalam
penampilan fisik. Pegawai merupakan hal penting dalam pemberian
pelayanan terhadap pengguna layanan. Seperti yang disampaikan
informan I1 kepada peneliti yaitu:
“disetiap cabang disediakan loket yang dijaga 2 pegawai. Satu loketdifungsikan khusus untuk pendaftaran pelanggan baru. Sedangkansatu loket lainnya untul pembayaran. Loket diketegorikan aarmemudahkan pelangga melakukan kegiatan sesuai kebutuhan.”(Hasil wawancara dengan Staff bagian sumber daya manusia padatanggal 4 juni 2018 pada pukul 09.45)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulakan penampilan fisik
dan saran prasarana cabang perusahaan daerah air minum kabupaten
80
Bekasi kurang memadai seperti lahan parkir yang kurang luas dan kurang
nyaman karena loketnya berada di luar ruangan.
4.4.2 Reability
Indikaor Reability yang dimaksud adalah kemampuan pihak
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam memberikan layanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Kemampuan pihak
Perusahaan Daerah Air Minum dalam memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan sangat akurat dan memuaskan diharapkan oleh
pengguna layanan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga pengguna
layanan dapat merasakan kepuasan. Kemampuan pegawai dalam hal
memenuhi kebutuha pelanggan.
Kemampuan disini diartikan sebagai kapasitas pegawai untuk
melakukan tugas dalam memberikan pelayanan kepada pengguna layanan
atau penumpang agar mampu memenuhi kebutuhan pengguna layanan
secara efektif, ketelitian pegawai, pelayanan tanpa memandang status
social. sehingga pengguna layanan merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Bekasi. Seperti yang disampaikan informan I1, kepada peneliti :
“kemampuan pegawai pelayanan sudah sesuai dengan standarPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mereka melayanipelanggan dengan baik. Karena sebelum diterima bekerja di PDAMselain diperiksa riwayat hidup dan pengalamannya saat melamar,pihak PDAM juga memberikan pelatihan baik verbal maupun non-verbal bagi para calon pegawai. Bahkan tetap ada yang bekerja saatcuti lebaran nanti.” (Hasil wawancara dengan Staff bagian sumberdaya manusia pada tanggal 4 juni 2018 pada pukul 09.45)
81
Hasil dari wawancara tersebut dapet diketahu bahwa Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Bekasi sebagai perusahaan yang melayani
air minum di kabupaten Bekasi berusaha memberikan pelayanan yang
maksimal kepada pelanggan dengan memilih pegawai yang sesuai standar
dan memberikan para calon pegawai pelatihan terlebih dahulu. Seperti
yang disampaikan oleh informan I2.3 kepada peneliti yaitu :
“Secara keseluruhan pelayanannya sudah bagus mungkin ada waktu
tertentu yang pegawainya agak jutek tapi maklum lah mungkin
karena lelah bekerja seharian. (Hasil wawancara dengan Pelanggan
Cabang Cikarang Ibu Erliyanti pada tanggal 9 Mei 2018 pukul
09.45)
Hal yang sama disampaaikan juga oleh informan I2.4, kepada Peneliti
yaitu :
“ kinerja pegawainya menurut saya bagus. Mereka melayani denganbaik. Walaupun kadang terlihat kurang sepenuh hati karena merekajarang tersenyum tapi sejauh ini tidak mengecewakan. (HasilWawancara degan Pelnanggan Cabang Pondok Ungu Ibu ZuharnisS.Pd pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 13.42)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Meskipun
Pelayanan yang diberikan pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabuaten Bekasi yang dirasakan pelanggan saat ini sudah baik namun masih
ada pegawai yang kurang sepenuh hati dalam melayani pelanggan.
82
4.4.3 Responsiveness
Daya tanggap (Responsiveness) dalam penelitian ini deskripsikan
sikap kesediaan dan kemampuan penyedia layanan dalam hal ini pihak
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk membantu para pengguna
layanan dan merespon permintaan mereka dengan cepat dan segera.
Kecepatan sikap dari petugas dalam memberikan pelayanan merupakan
sikap tanggap pegawai.
Tanggap dalam penelitian ini adalah sikap cepat merespon dan
melayani pengguna layanan. Tanggap disini difokuskan pada sikap cepat
pegawai Perusahaan Daerah Aim Minum Kabupaten Bekasi dalam
menanggapi kebutuhan serta keluhan pengguna layanan. Seperti yang
disampaikan informan I1 kepada peneliti yaitu :
“kami selalu berusaha yang terbaik dalam menangani masalahseperti keluhan pelaggan. Seperti saat ada kasusu kekurangan airbersih disuat daerah. Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) akan berusaha berkomunikasi dengan warga setempatdan meminta mereka bekerjasama agar masalah cepat teratasi.Karena sebenarnya yang bisa membuat masalah cepatterselasaikan adalah komunikasi yang baik antara pegawai danpelanggan.” (Hasil wawancara demgan Staff Bagian SumberDaya Manusia pada tanggal 4 Juni 2018 Pukul 09.47)
Dari hasi wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Bekasi dapat menyelesaikan keluhan yang
disampaikan pelanggan. Dapat berkomunikasi dengan baik dalam
menyelesaikan masalah dan berusaha memperbaiki masalah-masalah yang
dihadapi pelanggan. Namun hal tersebut bertentangan dengan tanggapan
83
pelanggan yang merasakan langsung masalah yang dihadapi. Seperti yang
disampaikan informan I2.1 kepada peneliti yaitu :
“ dalam pelayanan di loket ada yang melayaninya dengan cepatada juga yang lama. Dalam pelayanan keluhan kadang merekakurang merespon misalnya ada yang mengeluhkan tentang airyang mengalir kecil dan terkadang kotor. Mereka hanya bilangiya tapi tidak diperbaiki. Jadi kadang saya suka kesal sendirikarena saya butuh air sehari-hari untuk masak kalau airnya kotorterpaksa saya membeli air mineral untuk masak.” (Hasilwawancara dengan Pelanggan Cabang Tumajaya Ibu HariyatiAndika pada tanggal 3 Mei 2018 pukul 10.12)
Hal serupa disampaikan juga oleh informan I2.2 kepada peneliti
yaitu:
“menurut saya pelayanan diloket cukup lama untuk saya yangsibuk jadi apa-apa saya pengennya cepet aja gitu. Kalaupelayanan dalam hal keluhan kurang direspon dengan baik.Waktu itu saya pernah mengeluhkan tentang air yang matiberhari-hari namun kurang direspon dengan baik. Air matabeberapa menit tidak masalah buat saya namun kalau lebih darisehari saya bisa repot apalagi punya anak dan jualan jadi sayabutuh air lebih banyak dari rumah rumah yang lain.” ( Hasilwawancara dengan Pelanggan Cabang Trumajaya Bapak Husenipada tanggal 4 Mei 2018 pukul 09.05)
Sama halnya dengan yang disampaikan informan I2.3 kepada
peneliti yaitu :
“ Menurut saya pelayanan diloket masih terhitung lama mungkinkadang karena sistemnya yang eror. Kalau dalam pelayanankeluhanan respon mereka kurang baik. Tetanggan saya pernahlaporan web PDAM tentang air di daerah sini mati lebih dari 2hari tapi tidak ada tanggapan apa-apa jadi kita hanya diam sajadan bingung menyempaikan keluhannya kemana lagi. Padahaltetangga saya mengeluhkan difacebook,twitter dan instagramresmi tapi tidaka ada balasan.” (Hasil wawancara dengan
84
Pelanggan Cikarang Ibu Erliyanti Pada tanggal 9 Mei 2018 padapukul 09.47)
Beda halnya dengan yang disampaikan informan I2.4 kepada
peneliti yaitu :
“menurut saya pelayanan loketnya sudah cukup cepat dantanggap. Jadi tidak ada yang dipermasalahkan. Namun untukpelayanan dalam keluhan menurut saya masih kurang tanggapkarena PDAM menyediaka call center yang fumgsinya untukmenyampaikan keluahan tetapi call centernya kadang tidakberfungsi. Tidak ada yang merespon kalau nelpon call centernya.(Hasil wawancara dengan Pelanggan Cabang Pondok Ungu IbuZuharnis Pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 13,45)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketanggapan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam mengatasi
keluhan yang disampaikan tidak direspon dengan baik atau kurang
maksimal.
5. Assurance
Assurance atau jaminan dalam penelitian ini adalah berkenaan
dengan pengetahuan, kesopanan dan kemampuan pegawai dalam
menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan.
Pengetahuan dalam penelitian ini maksudnya adalah segala sesuatu
yang dimiliki oleh pegawai mulai dari keterampilan, informasi,
pemikiran-pemikiran dan lain-lain yang diterapkan dalam pekerjaannya
masing-masing sesuai dengan tupoksi sehingga dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada pengguna layanan.
85
Kesopanan dalam penelitian ini adalah sikap sopan dan dipercaya
dari pegawai dalam menjalankan tugas serta memberikan pelayanan
sehingga pengguna layanan dapat merasa nyaman dan merasa puas saat
berada menerima pelayanan dari pegawai Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Bekasi. Seperti yang di sampaikan informan I1
kepada peneliti yaitu :
“pegawai yang ditempatakan di bagian pelayan sebelumnya telahmelakukan pelatihan. Kami ingin pegawai yang ditempatkandibagian pelayanan memiliki pegetahaun lebih sehinggamemudahkan pelangga saat bertanya dan dapat memahami apayang dibutuhkan pelanggan. Dalam hal berpakaian kamimenetepkan aturan memakai seragam di hari tertentu ataupakaian rapi. Karena bagian pelayanan sama saja dengancerminan perusahaan daerah air minum jika mereka rapi makapara pelanggan akan beranggapan mereka memiliki sopan santudan baik” (Hasil wawacara dengan Staff Bagian Sumber DayaManusia pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 09.50)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa
pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi harus
memiliki sopan santu dan ramah terhadap pelanggan. Sebelum di
tempatkan di bagian pelayanan sebelumnya mereka mengikuti pelatihan
untuk melatih melayani pelanggan dengan baik. Sepeti yang disampaikan
oleh informan I2.1 Kepada Peneliti yaitu :
“setau saya pegawainya sopan-sopan terutama yang laki-laki
karena saya biasanya dilayani sama yang laki-laki.” (Hasi
wawancara dengan Pelanggan Cabang Tarumajaya Ibu Hariyati
Andika pada tanggal 3 Mei 2018 pukul 10.14)
86
Hal serupa disampaikan oleh informan I2.3 kepada peneliti yaitu :
“ sopan menrut saya, dilihat dari pakaian pegawai pun rapi rapi
jadi pelanggan jga nyaman melihatnya.” (Hasil wawancara dengan
Pelanggan Cabang Cikarang Ibu Erliyanti Pada tanggal 9 Mei 2018
pukul 09.50)
Berdasarkan hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa Pegawai
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi memiliki
kesopanan dan dalam hal berpakaian dan mematuhi aturan yang dibuat
perusahaan. Sehingga pelanggan nyaman melihatnya.
6. Emphaty
Emphaty dalam penelitian ini adalah perhatian yang diberikan
secara pribadi atau individu terhadap pengguna layanan. Emphaty tersebut
meliputi komunikasi yang baik, dalam melakukan hubungan, perhatian
dan memahami kebutuhan pelanggan.
Komunikasi yang baik dalam penelitian ini maksudnya adalah
dimana pegawai mampu berkomunikasi secara efektif dengan pengguna
layanan sehingga tersampaikan dengan baik dan dapat dimengerti dan
dipahami dengan mudah oleh pengguna layanan. Komunikasi sangat
penting dalam suatu proses pelayanan agar segala informasi yang tidak
dipahami oleh pengguna.
Kemudahan dalam melakukan hubungan yang dimaksudkan di sini
adalah tidak adanya hambatan yang terjadi pada saat pengguna layanan
87
akan berinteraksii dengan pihak penyedia layanan yang dalam hal ini
adalah pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi. Seperti yang disampaikan informan I2.1 kepada peneliti yaitu :
“ dalam hal komunikasi tergatung pegawainya, kadang saat saya
ada yang jawabannya asik jadi enak mau tanya-tanya. Tapi
kadang ada juga yang jawab seadanya saja. Saya jadi sungkan
mau tanya-tanya lebih jauh.” (Hasil wawancara dengan
Pelanggan Cabang Tarumajaya Ibu Hariyati Pada tanggal 3 Mei
2018 pukul 10.17)
Sama halnya dengan yang disampaikan informan I2.4 kepada peneliti yaitu:
“menurut saya itu tergantung standar individu. Tapi memang
sudah seharusnya mereka memiliki kemampuan komunikasi yang
baik.” (Hasil wawancara dengan Pelanggan Cabang Pondok
Ungu Ibu Zuharnis Pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 13.50)
Beda hal dengan yang disampaikan informan I2.3 kepada peneliti yaitu :
“ sudah cukup bagus. Kalau waktunya lenggang mereka pasti
menanggapi pertanyaan dengan baik. Tapi kalau sibuk biasanya
sussah di ajak bicara.(Hasil wawancara dengan Pelanggan
Cabang Cikarang Ibu Erliyanti pada tanggal 9 Mei 09. 52)
Berbeda dengan hal yang disampaikan informan I2.2 kepada peneliti yaitu :
“ saya sebenarnya jarang tanya-tanya. Kesana sesuai keperluan
saja. Jadi kurang tau bagaimana pegawai dalam berkomunikasi
88
lebih jauh.” (Hasil wawancara dengan Pelanggan Cabang
Tarumajaya Bapak Huseni pada tanggal 4 Mei 2018 pukul 09.07)
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan pegawai dalam berkomunikasi belum
optimal hal ini karena ada pegawai yang belum bersikap ramah terhadap
pelanggan yang ingin bertanya. Seharusnya sudah menjadi hal wajib bagi
pegawai pelayanan publik untuk dapat berkomunikasi dengan baik agar
memudahkan pelanggan dalam mengetahui hal yang kurang dimengerti.
4.4 Pembahasan dan Temuan Lapangan
Pembahasan dan temuan lapangan merupakan isi yang berasal dari analisis
data yang dikaitkan dengan fakta-fakta yang peneliti dapatkan di lapangan dengan
menyesuaikan teori-teori yang ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teori-teori yang dari berbagai ilmuwan mengenai indikator pelayanan publik.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan BUMN
yang berperan dalam memfasilitasi dan melayani kebutuhan air bersih untuk wilayah
Kabupaten Bekasi. Untuk mengetahui bagaimana Pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Bekasi ini, peneliti menggunakan teori Indikator
Pelayanan Publik menurut Fitzimmons dan Fitzsimmons dalam Sinambela (2008:7-
8) yang meliputi Tangible, Realibility, Responsiveness, Assurance dan Emphaty.
89
1) Tangibles
Tangibles atau bukti langsung dalam penelitian ini mencakup beberapa
sub indikator seperti penampilan fisik dari pelayanan yang diberi oleh pemberi
layanan yang dalam hal ini adalah pegawai perusahaan daerah air minum,
ketersediaan sarana dan prasarana yang diberikan oleh pihak pemberi layanan,
pegawai yang bertugas memberi pelayanan serta sarana komunikasi yang
disediakan pemberi pelayanan kepada pengguna layanan.
Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum yang terkait dengan tangibles
(bukti langsung) dalam proses pelayanan dapat masih kurang baik Hal ini
dikarenakan penampilan fisik seperti ketersediaan sarana dan prasarana yang tidak
memadai sehingga pengguna layanan merasa kurang nyaman. Dari pengamatan
yang dilakukan saat peneliti berada di tempat penelian melihat bahwa dalam
indikator tangibels yang mencakup sarana prasarana yang kurang memadai
terutama area parkir dan loket antrian pelanggan dimana luas area parkir yang
tersedia saat ini belum cukup luas. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
saat berada di tempat penelitian dan berdasarkan jawaban dari para informan
tentang indikator tangibles menunjukan kurang memadai.
2) Realibility
Indikator Reliability yang dimaksudkan disini adalah kemampuan pegawai
PDAM dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan. Kemampuan pegawai PDAM dalam memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan sangat akurat dan memuaskan diharapkan oleh pengguna
layanan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga pengguna layanan dapat
90
merasakan kepuasaan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak PDAM
Kabupaten Bekasi.
Pelayanan kepada pengguna layanan Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Bekasi dapat dikatakan kurang sepenuh hati dalam melayani. Dalam
hal ini kemampuan pegawai dalam memenuhi kebutuhan pengguna layanan dan
ketepatan dalam pemberian pelayanan masih kurang sepenuh hati sehingga
membuat pengguna layanan merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh pegawai PDAM. Dalam hasil pengamatan yang dilakukan peneliti saat
berada di tempat penelitian, melihat bahwa dalam indikator reliability berjalan
dengan baik, hal ini dilihat dari pegawainya yang melayani dengan baik meskipun
ada beberapa pegawai yang masih melayani dengan tidak sepenuh hati.
3) Responsiveness
Daya tanggap (Responsiveness) dalam penelitian ini dideskripsikan sikap
kesediaan dan kemampuan penyedia layanan yang dalam hal ini pegawai PDAM
Kabupaten Bekasi umtuk membantu para pengguna layanan dan merespon
permintaan mereka dengan cepat dan segera. Kecepatan sikap dari petugas
dalam memberikan pelayanan merupakan sikap tangap dari pegawai.
Daya tanggap pegawai PDAM Kabupaten Bekasi dalam pemberian
pelayanan kepada Pelanggan serta kemauan pegawai dalam menangani masalah
pengguna layanan kurang ditanggapi dengan naksimal. Hal ini disebabkan respon
pegawai terhadap pengguna layanan kurang cepat. Dalam pengamatan peneliti
91
saat berada di tempat penelitian melihat bahwa memang indikator responsiveness
kurang berjalan maksimal karena dalam hal ketanggapan pegawai dalam
memberikan pelayanan terkadang masih berjalan lamban yang seharus nya dalam
mengatasi keluhan PDAM harus merespon dengan baik.
4) Assurance
Assurance atau jaminan dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan
pengetahuan, kesopanan dan kemampuan pegawai dalam menumbuhkan rasa
percaya (trust) dan keyakinan (confidence). Dalam penelitian ini, jaminan
(Assurance) dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan, kesopanan dan kemampuan.
Kesopanan serta kemampuan pegawai PDAM Kabupaten Bekasi dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan sudah baik. Dalam hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti saat berada di tempat penelitian melihat bahwa indikator
assurance di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bekasi sudah sesuai
dengan aturan,
5) Emphaty
Empati (Emphaty) dalam penelitian ini adalah perhatian yang diberikan
secara pribadi atau individu terhadap pengguna layanan dengan menempatkan
dirinya pada situasi pengguna layanan. Empati tersebut meliputi komunikasi
yang baik, kemudahan dalam melakukan hubungan, perhatian pribadi dan
memahami kebutuhan pengguna layanan
92
Komunikasi, kemudahan serta perhatian yang diberikan pegawai PDAM
Kabupaten Bekasi dalam memberikan pelayanan kurang ramah. Hal ini dilihat
dari hasil wawancara dengan informan. Padahal dalam pelayanan hal yang
paling penting adalah komunikasi yang baik guna menciptakan kepuasan
pengguna layanan. Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti saat berada
dilapangan, melihat bahwa dalam indikator emphaty tidak diberikan secara
maksimal kepada pengguna layananan misalnya sulitnya menghubungi pegawai
saat jam kerja masih ada saja pegawai yang lebih mementingkan kepentingannya
daripada pengguna layanan. Dari hasil pengamatan peneliti serta jawaban
informan tentang indikator emphaty bahwa kemampuan berkomunikasi pegawai
PDAM dalam melayani pelanggan belum bersikap ramah.
Tabel 4.4
Tabel Rekapitulasi Temuan Lapangan
No. Dimesi Temuan Lapangan Hasil
1. Tangibles penampilan fisik dan saran
prasarana loket pembayaran di
cabang perusahaan daerah air
minum kabupaten bekasi kurang
memadai seperti lahan parkir
yang kurang luas dan kurang
nyaman karena loketnya berada
Belum Optimal
93
di luar ruangan.
2. Realibility Pelayanan yang diberikan
pegawai Perusahaan Daerah Air
Minum Kabuaten Bekasi yang
dirasakan pelanggan saat ini
sudah baik namun masih ada
pegawai yang kurang sepenuh
hati dalam melayani pelanggan.
Belum Optimal
3. Responsiveness Ketanggapan Pegawai
Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) dalam mengatasi
keluhan yang disampaikan tidak
direspon dengan baik atau
kurang maksimal.
Belum Optimal
4. Assurance Pegawai Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten
Bekasi memiliki kesopanan dan
dalam hal berpakaian dan
mematuhi aturan yang dibuat
perusahaan. Sehingga pelanggan
nyaman melihatnya.
Sudah Optimal
5. Emphaty kemampuan pegawai dalam Belum Optimal
94
berkomunikasi belum bersikap
ramah terhadap pelanggan yang
ingin bertanya. Seharusnya sudah
hal wajib bagi pelayanan public
untul dapat bekomunikasi dengan
baik agar memudahkan
pelanggan dalam mengetahui hal
yang kurang dimengerti.
95
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan lapangan yamg telah peneliti paparkan diatas,
maka peneliti menyimpulkan bahwa Pelayanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupeten Bekasi kurang optimal. Hal ini dapat dilihat
dari:
1. Sarana dan prasarana yang tersedia masih kurang memadai.
Contohnya adalah kurang luasnya tempat parkir untuk tamu atau
pelanggan yang hendak melakukan transaksi. Selain itu yang harus
diperhatikan adalah di beberapa cabang proses untuk melakukan
transaksi pembayaran masih dirasa kurang nyaman karena loketnya
berada di luar ruangan.
2. Meskipun pelayanan yang diberikan pihak PDAM yang di rasakan
oleh pelanggan saat ini sudah baik. Namun, masih ada pegawai yang
kurang sepenuh hati dalam melayani pelanggan.
3. Respon PDAM menanggapi pelanggan atas keluhan tidak ditanggapi
dengan maksimal.
4. Kemampuan berkomunikasi pegawai PDAM dalam melayani
pelanggan belum bersikap ramah terhadap pelanggan yang
menyampikan keluhan tentang air bersih.
96
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas,
maka peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan
masukan dalam Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),
yakni:
1. Diperlukan saran dan prasarana yang memadai untuk kenyamanan
para pelanggan , di upayakan pembayaran dilakukan di dalam
ruangan dan ber-ac agar pelanggan yang menunggu merasa
nyaman dan parkir agar diluaskan sedikit.
2. Diupayakan para pegawai bisa melayani pelanggan dengan
maksimal dan mengerti apa yang dibutuhkan pelanggan
3. Diupayakan para pegawai dapat melayani pelanggan dengan cepat
dan tepat
4. Diupayalam dapat berkomunikasi baik dengan pelanggan sehingga
memudahkan pelanggan dalam menyampaikan keluhan atau hal ya
tidak dapat dimengerti dan tidak segan untuk bertanya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arinkunto, Suharsimi. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Barata, Atep. 2004. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT.Elex. Media
Komputindo
Black, James A dan Champion, Dean J. 2009. Metode & Masalah PenelitianSosial.Bandung: PT Refika Aditama.
Basuki, Johanes. 2013. Budaya Pelayanan Publik. Jakarta : Hartomo Media Pustaka
Burhan, Bungin. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayan Publik. Yogyakarta : Gava Media
Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial.Jakarta: Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia.
Lukman, Sampara.2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Yogyakarta: Nur Cahaya
Moleong, Lexy J.2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik.Yogjakarta: Unit Penerbit danPercetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Moenir, H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umun di Indonesia. Jakarta : PT.BumiAksara
Makarom, Zaenal dan Laksana, Muhibudin Wijaya. 2015. Bandung : CV. Pustaka
Setia
Ratminto dan Winarsih,S.A. 2006. Manajemen Pelayanan, disertai denganPengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter danStandar Pelayanan Minimal. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.
Siagian, P Sondang. 2005. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: CV
Alfabeta.
_______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.Wilson, Bangun. 2008. Intisari Manajemen. Bandung : PT. Refika Aditama.
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung: PT. Revika
Aditama
_______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.Wilson, Bangun. 2008. Intisari Manajemen. Bandung : PT. Refika Aditama.
B. Dokumen
Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Keputusan Menpan No. 36 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
tentang Pelayanan Publik
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang
Syarat-syarat dan Pegawasan Air.
C. Sumber LainVeronica Torro Datu . 2015 Pelayanan Balai Pelayanan Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Serang dalamPenempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia AsalKabupaten Serang.. Tidak Diterbitkan.
Sri Wahananing Dyah . 2014.. Pelayanan Pemberian Paten Oleh DirektoratJendral Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HakAsasi Manusi Republik Indonesia Tidak Diterbitkan.
Rahmat Ikbal. 2016. Pelayanan Pelabuhan PT. Angkutan Sungai Danau danPenyebrangan (Persero) Merak Bakauheni
D. Internet
http://www.tirtabhagasasi.co.id . Diakses pada tanggal 20 Desember 2017pukul 21.08 WIB.
https:// bekasi.go.id . Diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 22. 10WIB.
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Ibu Hariyati Andika
Wawancara dengan Bapak Huseni
Wawancara dengan Ibu Zuharnis S,Pd
Wawancara dengan Ibu Erliyanti
Wawancara dengan Staff Bagian Sumber Daya Manusi
Gedung PDAM Tirta Bhagasasi
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
Tangibles
Q Bagaimana Keteresediaan saran dan prasarana ? Kode
I1 Cabang loket pembayaran sudah ada beberapa yang kami sediakan
ruangan ber-ac dan ruang tunggu yang bersih demi kenyamanan para
pelanggan kami. Saran dan prasarana untuk kondisi saat ini sudah
cukup memadai. Namum bukan berarti kami akan berhenti sampai saat
ini. Kami memiliki target-target yang berusaha kami capai dalam
beberapa tahun kedepannya. Secara bertahap kami akan terus
mengembangkan saran dan prasarana di cabang kami demi pelayanan
dan kenyamanan yang lebih untuk pelanggan
1
I2.1 Sarana dan prasarana sudah cukup baik. Walaupun saat mengantri
untuk bayar, kita harus menunggu di luar ruangan bukan di dalam
ruagan ber-ac dan lahan parker hanya cukup untuk motor saja.
2
I2.2 Saran dan prasarana masih kurang menurut saya, mungkin karena
ukuran kantornya yang kecil sehngga kita harus mengatri di luar dan
itu untuk saya agak kurang nyaman. Lahan parker tidak muat untuk
mobil kadang sampe ada yang parker disebrang kalau ada yang bawa
mobil
3
I2.3 Kalau menurut saya masih kurang karena tempat menunggunya diluar,
khawatir tiba-tiba hujan saat menunggu. Lahan parkirnya juga kurang
luas untung rata-rata pada bawa motor jadi tidak kelihatan sempit
4
parkirannya
I2.4 sarana dan prasarana dicabang ini cukup bagus walaupun ukurannya
kantornya terbilang memang kecil tapi itu mungkin karena sehari-hari
tidak banyak yang mengantri. Menurut saya nyaman-nyaman saja
5
Realibility
Q
I
Begaimana Kemampuan Pegawai dalam memenuhi kebutuhan
pengguna layanan?
Kode
I1 kemampuan pegawai pelayanan sudah sesuai dengan standar Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) mereka melayani pelanggan dengan baik.
Karena sebelum diterima bekerja di PDAM selain diperiksa riwayat hidup
dan pengalamannya saat melamar, pihak PDAM juga memberikan
pelatihan baik verbal maupun non-verbal bagi para calon pegawai. Bahkan
tetap ada yang bekerja saat cuti lebaran nanti.
6
I2.1 Kinerja pegawai sudah bagus dan baik-baik 7
I2.2 Pelayanan sudah baik dan sejauh ini pelayanannya tidak mengecewakan 8
I2.3 Secara keseluruhan pelayanannya sudah bagus mungkin ada waktu tertentu
yang pegawainya agak jutek tapi maklum lah mungkin karena lelah bekerja
seharian.
9
I2.4 kinerja pegawainya menurut saya bagus. Mereka melayani dengan baik.
Walaupun kadang terlihat kurang sepenuh hati karena mereka jarang
tersenyum tapi sejauh ini tidak mengecewakan
10
Responsiveness
Q
I
Bagaimana Ketanggapan Pegawai dalam memberikan Pelayanan? Kode
I1 kami selalu berusaha yang terbaik dalam menangani masalah seperti
keluhan pelaggan. Seperti saat ada kasusu kekurangan air bersih disuat
daerah. Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) akan berusaha
berkomunikasi dengan warga setempat dan meminta mereka bekerjasama
agar masalah cepat teratasi. Karena sebenarnya yang bisa membuat
masalah cepat terselasaikan adalah komunikasi yang baik antara pegawai
dan pelanggan
11
I2.1 dalam pelayanan di loket ada yang melayaninya dengan cepat ada juga
yang lama. Dalam pelayanan keluhan kadang mereka kurang merespon
misalnya ada yang mengeluhkan tentang air yang mengalir kecil dan
terkadang kotor. Mereka hanya bilang iya tapi tidak diperbaiki. Jadi
kadang saya suka kesal sendiri karena saya butuh air sehari-hari untuk
masak kalau airnya kotor terpaksa saya membeli air mineral untuk masak
12
I2.2 menurut saya pelayanan diloket cukup lama untuk saya yang sibuk jadi
apa-apa saya pengennya cepet aja gitu. Kalau pelayanan dalam hal
keluhan kurang direspon dengan baik. Waktu itu saya pernah
mengeluhkan tentang air yang mati berhari-hari namun kurang direspon
dengan baik. Air mata beberapa menit tidak masalah buat saya namun
13
kalau lebih dari sehari saya bisa repot apalagi punya anak dan jualan jadi
saya butuh air lebih banyak dari rumah rumah yang lain
I2.3 Menurut saya pelayanan diloket masih terhitung lama mungkin kadang
karena sistemnya yang eror. Kalau dalam pelayanan keluhanan respon
mereka kurang baik. Tetanggan saya pernah laporan web PDAM tentang
air di daerah sini mati lebih dari 2 hari tapi tidak ada tanggapan apa-apa
jadi kita hanya diam saja dan bingung menyempaikan keluhannya
kemana lagi. Padahal tetangga saya mengeluhkan difacebook,twitter dan
instagram resmi tapi tidaka ada balasan
14
I2.4 menurut saya pelayanan loketnya sudah cukup cepat dan tanggap. Jadi
tidak ada yang dipermasalahkan. Namun untuk pelayanan dalam keluhan
menurut saya masih kurang tanggap karena PDAM menyediaka call
center yang fumgsinya untuk menyampaikan keluahan tetapi call
centernya kadanag tidak berfungsi. Tidak ada yang merespon kalau
nelpon call centernya.
15
Assurance
Q
I
Bagaimana Kesopanan pegawai terhadap pelanggan? Kode
I1 pegawai yang ditempatakan di bagian pelayan sebelumnya telah
melakukan pelatihan. Kami ingin pegawai yang ditempatkan dibagian
pelayanan memiliki pegetahaun lebih sehingga memudahkan pelangga
saat bertanya dan dapat memahami apa yang dibutuhkan pelanggan.
Dalam hal berpakaian kami menetepkan aturan memakai seragam di hari
tertentu atau pakaian rapi. Karena bagian pelayanan sama saja dengan
cerminan perusahaan daerah air minum jika mereka rapi maka para
pelanggan akan beranggapan mereka memiliki sopan santu dan baik
16
I2.1 setau saya pegawainya sopan-sopan terutama yang laki-laki karena saya
biasanya dilayani sama yang laki-laki. 17
I2.2 Setau saya pegawainya sopan-sopan 18
I2.3 sopan menrut saya, dilihat dari pakaian pegawai pun rapi rapi jadi
pelanggan jga nyaman melihatnya 19
I2.4 Pegawainya sopan-sopan dalam melayani 20
Emphaty
Q
I
Apakah Pegawau berkomunikasi dengan baik ? Kode
I1 dalam hal komunikasi tergatung pegawainya, kadang saat saya ada yang
jawabannya asik jadi enak mau tanya-tanya. Tapi kadang ada juga yang
jawab seadanya saja. Saya jadi sungkan mau tanya-tanya lebih jauh
21
I2.1 Tergantung pegawainya, kadang saat saya bertanya ada yang jawabanyya
asik dan enak tetapi kadang ada juga yang jawab seadany saja 22
I2.2 saya sebenarnya jarang tanya-tanya. Kesana sesuai keperluan saja. Jadi
kurang tau bagaimana pegawai dalam berkomunikasi lebih jauh 23
I2.3 sudah cukup bagus. Kalau waktunya lenggang mereka pasti menanggapi
pertanyaan dengan baik. Tapi kalau sibuk biasanya sussah di ajak bicara 24
I2.4 menurut saya itu tergantung standar individu. Tapi memang sudah
seharusnya mereka memiliki kemampuan komunikasi yang baik.” 25
KODING DATA
Kode Kata Kunci
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Sarana dan Prasarana dari Perusahaan Daerah Air Minum
Lahan Parkir dan Ruangan
Ukuran Ruangan yang Kurang menadai
Kenyamanan
Kurangnya sarana prasarana
Kemampuan Pegawai
Kinerja Pegawai
Pelayanan
Pegawai yang kurang ramah
Pengaruh kondisi
Berkomunikasi dengan baik
Komunikasi yang kurang baik
Respon yang kurang ditanggapi
Tidak berfungsinya call center
Disediakan tempat pelatihan
Penilaian Pegawai
Kesopanan
Kesopanan
Kerapihan
20
21
22
23
24
25
Kesopanan
Kemampuan berkomunikasi
Pengaruh situasi
Kurangnya komunikasi
Profesionalitas kerja
Komunikasi yang baik
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Revi Selvia Septiani
NIM : 6661110998
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 14 September 1993
Alamat : Jalan Ps. Bojong Lama Taruma Rt.01 Rw.15, Desa.
Sagarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat 17216
II. Identitas Orang Tua
Ayah
Nama : Afdian
Pekerjaan : Wiraswasta
Ibu
Nama : Marlias Astini
Pekerjaan : Wiraswasta
III. Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SD Sukapura 03 PT (1999-2005)
Sekolah Menengah Pertama : SMP N 121 Jakarta Utara (2005-2008)
Sekolah Menengah Atas : SMA N 110 Jakarta Utara (2008-2011)
Perguruan Tinggi : Ilmu Administrassi Publik UNTIRTA (S1)