Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

34
Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa HOME CARE PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat tahun 2010. Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care. Di dalam makalah yang sederhana ini, saya akan memberikan deskripsi/gambaran tentang konsep dasar Home Care dalam keperawatan yang meliputi : pengertian,

Transcript of Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

Page 1: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa

HOME CARE

PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang

diberikan kepada individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat

etis) dan benar (berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang

mengatur praktik keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk

undang-undang kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik

keperawatan. Dengan demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di

Indonesia adalah merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi

Indonesia sehat tahun 2010.

Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak

harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat

juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah pasien. Pelayanan keperawatan

yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.

Di dalam makalah yang sederhana ini, saya akan memberikan deskripsi/gambaran

tentang konsep dasar Home Care dalam keperawatan yang meliputi : pengertian,

sejarah perkembangan Home Care di luar dan dalam negeri, alasan mengapa Home

Care perlu dikembangkan, dan bagaimana penyelenggaraan Home Care yang baik.

A.PENGERTIAN

Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan

kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga

home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien

yang telah melalui sejarah yang panjang.

BSEJARAH PERKEMBANGAN HOME CARE

1. DI LUAR NEGERI

Page 2: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun

1880- an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka

kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit

modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan

masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara

professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di seluruh

USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan dirumah pada

keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi

untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang

melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D.

& Eric B.L, 1993).

Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Care terus

meningkat sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh

organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan

pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi profit (Proprietary

Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi ini terjadi seiring

dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat dibayar

melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai layanan

kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan

spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001)

Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19,

dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh

para Biarawati yang merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek

mulai melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang

miskin yang sakit, dibawah pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996

dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga

pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah :

Page 3: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri

b. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan

damai

c. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar

dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.

Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang

berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :

a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat

luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

2. DI DALAM NEGERI

Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru,

karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang

dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara

perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat

dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta

yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai

sekitar tahun 1975 telah melakukan program Home Care (HC) yang disebut dengan

“Partus Luar”. Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS Budi

Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian

diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat)

sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang

melaksanakan tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan

tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan.

Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan

organisasi pendidikan dengan pelayanan.

Page 4: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

C. MENGAPA HOME CARE (HC) DIPERLUKAN ?

Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat perhatian karena berbagai alasan, antara

lain yaitu :

1. Bagi Klien dan Keluarga

aProgram Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang

makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan

konsumsi keluarga

b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggota

keluarga ada yang sakit

c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri

d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat

orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran

perawat untuk menggantikannya

2. Bagi Perawat

aMemberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan

yang tetap sama

b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan

kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan

begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.

Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC) mulai

diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak rumah

sakit.

D. JENIS INSTITUSI PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC),

antara lain:

1. Institusi Pemerintah

Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan

Page 5: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita

maupun lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas

(digaji oleh pemerintah). Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah

kalangan menengah ke bawah. Di Amerika hal ini dilacxxxx//c/;/kukan oleh Visiting Nurse (VN)

2. Institusi Sosial

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak

memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan

penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan

kunjungan rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian

kepadan Tuhan.

3Institusi Swasta

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri

baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan

menerima imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran

melalui pihak ke tiga (asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta,

tentu tidak berorientasi “not for profit service”

4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)

Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena

masih memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah.

Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam

alasan Home Care (HC) diatas, adalah :

a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan

untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum

normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara

menyusui yang baik, cara merawat tali pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka

perineum ibu, senam post partum, dll) belum dilaksanakan secara optimum

sehingga kemandirian ibu masih kurang.

Page 6: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang dirawat

dirumah sakit.

c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan

biaya yang besar

d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga

akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil penelitian dari

“Suharyati” staf dosen keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di

RSHS Bandung menunjukkan bahwa konsumen RSHS cenderung menerima

program HHC (Hospital Home Care) dengan alasan ; lebih nyaman, tidak

merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat tali kekeluargaan

(Suharyati, 1998)

E. POPULASI, JENIS DAN PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)

1. Populasi layanan

Populasi layanan Home Care (HC) di Amerika didominasi oleh wanita (66,8%).

Meskipun program Home Care (HC) diperuntukkan untuk semua umur, tetapi

mayoritas klien berusia 65 tahun atau lebih (Allender & Spradley, 2001).

Pengalaman Home Health Care (HHC) oleh “Suharyati” staf dosen keperawatan

komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RS Al-Islam Bandung (yang dimulai

sejak 1995) juga menunjukkan kondisi yang sama, dimana pada triwulan I tahun

2002 klien wanita lebih banyak dari pria dan kelompok usia lanjut juga

mendominasi layanan HHC di RS Al-Islam Bandung (Maya H, 2002). Hal ini mungkin

disebabkan karena populasi wanita lebih banyak dan umur harapan hidup wanita

lebih panjang dari pria serta para lansia yang cenderung untuk lebih mudah

terserang penyakit.

2Jenis layanan

Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari keperawatan

komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan

Page 7: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi

masalah kesehatan baik potensial maupun actual dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan

tersier). Di Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley

2001 adalah :

a. Penyakit jantung

b. Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan jaringan pengikat

c. Penyakit Diabetes Mellitus

d. Penyakit system pernafasan

e. -->Luka

f. -->Keracunan

g. Kanker (hanya sebagian kecil), karena kebanyakan kasus palliative dirawat di

Hospice

Sedangkan jenis kasus yang dirawat di unit HHC RS Al-Islam Bandung dalam triwuln

I tahun 2002 (Maya H, 2002) adalah :

a. Pasca stroke

b. ->Pasca bedah

c. Diabetes Mellitus

d. Terminal ill

3Pemberi layanan

Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :

a. Tenaga informal

Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan

kepada klien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh

jenis tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)

b. Tenaga formal

Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk

Page 8: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek

kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu

berfikir kritis dan menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan

demikian diharapkan perawat dapat memberikan layanan sesuai dengan standard

yang telah ditetapkan.

FSTANDAR PRAKTIK HOME HEALTH NURSING (HHN)

Asosiasi perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkungan dan standar Home

Health Nursing yang meliputi standar asuhan keperawatan dan standar kinerja

professional (Allender & Spradley, 2001)

1. Standard Asuhan Keperawatan

Standard - I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien

Standard – II, Dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan

analisa terhadap data yang telah terkumpul

Standard – III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien

maupun lingkungannya

Standard – IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan

menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan

<!--[Standard – V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan

dalam perencanaan

Standard – VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang

mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.

2. Standard Kinerja Profesional (professional performance)

Standard – I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap

kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis

Standard – II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri sendiri

terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya dihubungkan dengan standar

praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang berlaku

Page 9: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

Standard – III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan

pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan

Standard – IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam

pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat

Standard – V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada

landasan etika profesi

Standar VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat

berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.

Standar VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian

Standard – VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga untuk

memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan

keperawatan .

Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan disepakati oleh

pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan dari Depkes RI.

G. BAGAIMANA MERENCANAKAN INSTITUSI HOME CARE (HC) SWASTA ?

Institusi HC swasta dapat didirikan baik secara individu maupun kelompok, baik

untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Untuk itu diperlukan

perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan

kebutuhan pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan

internal.

Analisa eksternal, memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis

maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya

kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar

membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan persoalan reproduksi, bayi

serta balita. Analisa eksternal juga melihat pesaing yang ada disekitar daerah

tersebut, baik dalam jumlah, jenis maupun kondisinya.

Analisa internal, melihat pada ketersediaan sumber (alam, manusia dan dana) baik

Page 10: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

yang actual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu dianalisa

komitmen personil yang ada terhadap rencana pembentukan institusi HC.

Komitmen personil merupakan persyaratan mutlak yang harus di mililki untuk

mengawali suatu bisnis yang baru .

Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi HC, maka HC harus memperhatikan

hal-hal berikut :

Kemudahan (untuk dihubungi , untuk mendapatkan informasi, untuk membuat janji)

Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada institusi

HC

Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri professional

Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien

Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk

memperbaiki kualitas layanan

Untuk keseragaman dokumentasi HC di Amerika telah dirumuskan Home Health

Care Classification (HHCC) toksonomi (Saba, August, 2002) yang merupakan hasil

penelitian berdasarkan diagnosa dan intervensi keperawatan. Untuk masa yang

akan dating dapat digunakan untuk dokumentasi, pelacakan elektronik, evaluasi

hasil dan analisa HHC setiap saat baik yang berhubungan dengan setting, kelompok

populasi maupun letak geografi

Taksonomi tersebut terdiri dari 20 komponen asuhan keperawatan antara lain :

1. Komponen perilaku kesehatan

1) medication

2) safety

3) health behavior

2. Komponen fungsional

4) activity

5) fluid volume

Page 11: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

6) nutritional

7) self-care

3. Komponen fisiologis

9) cardiac

10) respiratory

11) metabolic

12) physical regulation

13) skin integrity

14tissue perfusion

15) bowel elimination

16) urinary elimination

4. Komponen psikologis

17) cognitive

18) coping

19) role relationship

20) self concept

Dengan telah jelasnya konsep dan peraturan praktik keperawatan, termasuk di

dalamnya adalah HC, maka perawat telah dapat melakukan praktik keperawatan

professional dengan optimum, demi terwujudnya masyarakat dan Indonesia sehat

2010.

HOME CARE

Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep yang

baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan

perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati

klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah:

1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah

Page 12: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning ) dan dapat dilaksanakan oleh perawat

dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan

khusus yang menangani perawatan di rumah.

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak

lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan

kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di

tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan

kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit

termasuk penyakit terminal.

4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,

dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi

pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak)

(warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan dirumah yang disusun

oleh PPNI dan Depkes).

Keperawatan di rumah berkembang dengan pesat didukung oleh factor ekonomi yaitu semakin

Tingginya biaya pelayanan di rumah sakit, keberhasilan sistem DRG (diagnosis related group)

dapat menekan lamanya waktu rawat, dan kemajuan teknologi kesehatan dimana peralatan –

peralatan yang semula dengan ukuran besar yang biasa dugunakan dirumah sakit sudah

dikembangkan dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah digunakan dirumah. Beberapa

alasan mengapa keperawatan kesehatan dirumah merupakan alternative yang banyak diminati

oleh masyarakat antara lain: keperawatan dirumah dipersepsikan lebih hemat biaya, lingkungan

memberikan efek yang terapeutik, pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih optimal,

mengurangi lamanya waktu dirawat dirumah sakit, memberikan kesempatan bagi kasus tertentu

yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis atau kasus terminal.

HOME CARE

Pelayanan keperawatan dirumah (Home health Care) adalah merupakan bentuk praktik

Page 13: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

keperawatan mandiri yang dapat diberikan oleh seseorang perawat professional sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan mandiri ini merupakan sumber yang

paling memungkinkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk

membantu pemerintah mewujudkan “Indonesia Sehat 2010” karena tenaga keperawatan adalah

tenaga kesehatan professional yang paling banyak tersebar sampai kepelosok sesuai dengan letak

demografi, dan sosial ekonomi masyarakat, karena praktik keperawatan dirumah banyak

memberikan banyak manfaat seperti terpenuhinya berbagai kebutuhan keperawatan, biaya

kesehatan lebih terkendali atau lebih hemat, dan peran keluarga dapat dioptimalkan. Praktik

keperawatan mandiri ini merupakan salah satu peluang, tetapi harus dicermati dengan

diundangkannya undang-undang perlindungan konsumen dan undang-undang praktik

keperawatan, pelaksana praktik keperawatan harus melaksanakan praktiknya dengan

bertanggung jawab dan berkualitas, sehingga dapat melindungi keselamatan klien, dan akan

terhindar dari tuntutan.

UNSUR-UNSUR INTI PRAKTIK KEPERAWATAN

Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu merespon terhadap

perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-kebutuhan perubahan sistem pelayanan

kesehatan. Menurut WHO(1996), unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-

kegiatan berikut :

1. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatanya meliputi pengkajian,

monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu,

Keluarga, maupun masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit yang

akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya, memilih dan memonitor

interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini dalam hubungan yang suportif dan

carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan klien dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke

profesi lain.

2. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung jawab terhadap

Page 14: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor kemampuan sendiri, memonitor efek-

efek intervensi medis, mensupervisi pekerjaan – pekerjaan personil yang kurang terampil dan

berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan kompleksitas praktik

keperawatan maka diperlukan ketrampilan- ketrampilan dan pemecahan masalah, berfikir kritis

serta bertindak etis dan legal terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dan tidak disriminatif.

3. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting dalam praktik

keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana penyembuhan, memberikan kenyamanan

membangun hubungan dengan klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya

menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan treatmen dan

asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi penting mengenai proses penyakit,

gejala- gejalanya, dan efek samping pengobatan.

4. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat mengenai masalah-

masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam keperawatan.

5. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat berpartisipasi dalam

membentuk dan mengelolasistem pelayanan kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhan klien

terpenuhi, mengatasi kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara tim

terapeutik, dan Mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat bekerja intersektoral dengan

rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lain, dan sekolah. Profesi keperawatan

harus mempengaruhi srategi kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat local, regional maupun

internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian dana, mengumpulkan,

menganalisis dan memberikan informasi kepada semua level.

Melihat kepada kegiatan –kegiatan yang tergambar di atas maka praktik keperawatan dapat

dilakukan oleh perawat professional yang mempunyai ketrampilan intelektual, ketrampilan

teknikkal, dan ketrampilan interpersonal.

LINGKUP PRAKTIK KEPERAW ATAN DI RUMAH

Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan

keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan

Page 15: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup

wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko-

sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan

wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan

melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan

keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan

penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.

2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,

dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk

perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.

3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara

berkelompok.

4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan

keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan

memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap

klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.

5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,

mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

JENIS PELAYANAN KEPERW ATAN DI RUMAH

Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :

1. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak di

laksanakan

pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di

rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan

Page 16: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.

2. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi dan prevensi.

Pelayanannya mencankup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat bayinya setelah

melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi

terhadap proses menua, serta tentang diit mereka.

3. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit- penyakit

terminal misalnya kanker, penyakit –penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi, masalah-

masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.

MEKANISME PERAWATAN KESEHATAN DI RUMAH

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan kepewrawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari

klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas . namun pasien/ klien dapat

langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per

orangan untuk memperoleh pelayanan.

Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:

Page 17: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter

untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di

lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi

perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan

masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai

pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis

peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah

baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola

perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap

kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator

kasus.

4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap

pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah

1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi pendamping bagi

klien dalam berinteraksi dengan pengelola

2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent)

3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk

memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

Harapan utama keperawatan di Indonesia :

1. Harapan Pelayanan/Praktik; Reformasi sistem pelayanan kesehatan secara

global yang mengedepankan kepentingan masyarakat terpinggirkan dan

rawan menuju MDG 2015, Pelayanan keperawatan berkualitas dalam

lingkungan kerja positif yang mengkontribusi optimal dalam sistem

Page 18: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

pelayanan kesehatan.

2. Harapan SDM Perawat; memadai dalam jumlah dan kualifikasi yang

didayagunakan secara rasional dalam tim kesehatan pada tempat dan waktu

yang tepat dengan sistem jenjang karir professional dan penghargaan yang

tertata

3. Harapan Pendidikan; Sistem pendidikan keperawatan yang memenuhi standar

yang berorientasi pada kompetensi nasional dan global dan sesuai ketentuan

regulasi/akreditasi, Menghasilkan berbagai jenis tenaga perawat dengan

berbagai jenjang kompetensi dan bidang kekhususan / spesialisasi

keperawatan, Menyiapkan perawat menguasai ilmu keperawatan (scientific

nursing) sebagai landasan praktik ilmiah keperawatan (scientific nursing

practice).

4. Harapan Kebijakan & Regulasi; Tertatanya sistem pelayanan - pendidikan dan

praktik profesi yang bermutu, Undang - Undang Keperawatan yang

memfungsikan Konsil Keperawatan Indonesia, diakui secara global dalam

pengaturan sistem registrasi, lisensi, sertifikasi perawat dan akreditasi

pendidikan untuk menjamin perlindungan masyarakat, Kebijakan yang

memberdayakan perawat & keperawatan, mengkontribusi maksimal dalam

sistem pelayanan kesehatan, Memposisikan OP PPNI sebagai focal point

untuk kesatuan suara; kesejahteraan; jenjang karir; PBP; citra keperawatan;

representasi Komunitas Keperawatan di forum nasional dan internasional

dalam sistem manajemen dan kepemimpinan yang mantap, Menghasilkan

karya ilmiah untuk pengembangan keilmuan dan pengabdian masyarakat.

5. Harapan Globalisasi; Profil Perawat Indonesia yang kompeten dengan standar

global, Citra Sosial; pendidikan/ekonomi, Lingkungan dan perilaku sehat,

Angka Kematian Bayi, Akses terhadap pelayanan kesehatan, Umur Harapan

Hidup.

Page 19: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

Solusi Yang Diharapkan ke Depan :

1.Solusi Pelayanan Keperawatan; Menata lingkungan kerja yang positif dan sistem

rekrutmen dan retensi perawat yang rasional, Merekonstruksi lingkungan praktik dan

menata model praktik keperawatan professional yang positif; bebas dari tindak kekerasan

dan terlindungi dari risiko kerja, Mengintegrasikan model praktik keperawatan mandiri

sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan untuk meningkatkan asksibelitas dan

memenuhi kebutuhan masyarakat atas pelayanan keperawatan yang komprehensif dan

berkesinambungan (continuity of care), Memberikan kewenangan untuk mengelola

secara penuh pelayanan dan asuhan keperawatan termasuk sumber daya, Membangun

komunitas perawat professional dalam sistem manajemen keperawatan yang professional,

Memfasilitasi praktik berdasarkane v id e n c e dengan menggalakkan riset dan

pemanfaatannya, Meningkatkan hubungan intra dan inter-profesi dalam iklim kerja tim

yang sehat dan setara, Mengimplementasikan sistem jenjang karir professional dan

memfasilitasi PBP bagi perawat, Mendukung jejaring dan kerjasama efektif untuk

meningkatkan pelayanan, Menetapkan kebijakan RS sebagai lahan praktik mahasiswa

keperawatan.

2.

Solusi SDM Perawat; Menetapkan kesesuaian tanggung jawab;

kompetensi, pengalaman kerja dan kompensasi penghargaan untuk

tiap jenjang dan kategori (AMK, ners, ners spesialis dan ners

konsultan), Memberikan peluang bagi perawat untuk berkembang

menggunakan sistem jenjang karir professional & PBP, Melakukan

rekrutmen dan program retensi berdasarkan staffing level yang

rasional dalam jumlah dan kualifikasi, Menjamin kesehatan dan

keselamatan kerja, Mendukung penataan SDM yang peka dengan

kesetaraan dan keadilan gender, Menjadi role model dan mentor

professional bagi mahasiswa dan perawat muda, Memfasilitasi

Page 20: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

perawat untuk berorganisasi dalam Organisasi Profesi dan

meningkatkan citra keperawatan menggunakan berbagai media dan

forum.

Perlunya Kompetensi Pada SDM Perawat

Tiga Ranah Kompetensi Perawat Generalis:

a. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya (4 unit

kompetensi: 21 elemen kompetensi)

b. Pemberian asuhan dan manajemen asuhan keperawatan (11 unit

kompetensi:129 elemen kompetensi )

c. Pengembangan professional (3 unit Kompetensi: 14 elemen

kompetensi)

3.Solusi Pendidikan; Manajemen perubahan jangka panjang dan pendek

yang terkelola baik, termasuk mengubah budaya organisasi dan staf

pendidikan, Menyiapkan perawat yang tanggap terhadap tuntutan

masyarakat dan profesi keperawatan; perkembangan IPTEK &

globalisasi, Menata pendidikan profesi berbasis kompetensi dans k ill

mix melalui program pendidikan akademik dan profesi (UU

No.20/2003: Sisdiknas) dan sistem akreditasi sesuai standar

pendidikan dan kompetensi nasional dan global, Menerapkan

kurikulum berbasis kompetensi (inti: interpersonal, klinik dan

komunitas, manajemen, legal & etika, edukasi dan riset), Mengkawal

pengembangan sistem dikti keperawatan dalam sistem dikti nasional

sejalan dengan pendidikan tinggi profesi kesehatan lain, Memastikan

bahwa pengelolaan organisasi/ institusi dan keilmuan dilakukan oleh

yang menguasai substansi keilmuan untuk membangun komunitas

perawat professional dan ilmuan pengembang disiplin ilmu

Page 21: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

keperawatan, Memfasilitasi sistem dikti keperawatan menghasilkan

pengembangan body of knowledge dan temuan ilmiah, Bekerjasama

optimal antara Institusi Pendidikan dan Pelayanan dalam koordinasi

yang kondusif.

4.

Solusi Kebijakan/Regulasi; Menerbitkan Undang Undang Keperawatan

yang Mengatur tentang Fungsi Konsil Keperawatan dan

Perangkatnya (standar profesi, komite, dll) dalam Melindungi

Masyarakat dan Komunitas Keperawatan, Menetapkan kejelasan

kedudukan peran pelayanan/asuhan keperawatan dalam pelayanan

kesehatan di RS & Komunitas bagi masyarakat, Kebijakan

Pemerintah yang mengatur utilisasi dan mengoptimalkan kontribusi

keperawatan dalam sistem kesehatan, Menata Sistem Jenjang Karir

Professional

Perawat

menjadi

kebijakan

nasional

dan

diimplementasikan dalam tatanan pelayanan kesehatan dengan

lingkungan kerja yang positif dan staffing level yang rasional

5.

Solusi Globalisasi; Catatan ICN (2008) “Tidak ada satupun tindakan

yang akan dapat menyelesaikan krisis keperawatan, karena

masalah keperawatan amat kompleks dan solusi harus multi

dimensi dan komprehensif”, Globalisasi mempengaruhi tiap sistem,

oleh karena itu perlu reformasi sistem pelayanan kesehatan secara

Page 22: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

global, Berkolaborasi untuk berbagi visi, membangun jejaring

transnasional; membina hubungan professional yang sinergi;

menyusun kebijakan dan kesepakatan yang mengedepankan

kepentingan Perawat; Negara asal dan Negara yang dituju,

Bekerjasama dalam mengumpulkan data, mengkordinasikan

sumber

untuk

solusi

optimal

dan

menguatkan

serta

memberdayakan infrastruktur yang sudah untuk mengefektifkan

pengelolaan migrasi, Memerlukan upaya inter-professional untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan global, Praktisi kesehatan perlu

menyiapkan diri, proaktif dan berkolaborasi.

ICN memprioritaskan 5 area intervensi untuk mengatasi krisis global

tenaga perawat:

a. Kebijakan anggaran sektor kesehatan dan ekonomi makro

b. Kebijakan dan perencanaan SDM, termasuk regulasi

c. Lingkungan praktik yang positif dan kinerja organisasi

d. Rekrutmen dan retensi dalam mengatasi maldistribusi nasional

dan migrasi perawat ke LN

e.

Kepemimpinan

Keperawatan

Page 23: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

Peran Organisasi Profesi PPNI :

1. Menetapkan Position Statement PPNI tentang berbagai permasalahan

kesehatan dan keperawatan dalam perspektif profesi.

2. Mengintegrasikan Position statement dalam buku putih II tentang profesi

Keperawatan

3. Mensosialisasikan kepada focal point dan komunitas keperawatan

4. Mengusulkan dan mengkawal Position Statement dan Buku Putih II

terintegrasi dalam kebijakan pemerintah serta Peraturan dan Perundang

Undangan terkait dengan praktik keperawatan

5. Menetapkan sistem jenjang karir professional (sudah dikonvensikan secara

nasional)

6. Mendorong pengakuan terhadap struktur pengembangan karir (termasuk

jenjang klinik) melalui Pemerintah

7. Mengkawal sistem pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi

8. Mengkawal standar praktik profesi (Standar Praktik, Standar Kinerja

Professional, Standar Kompetensi, Standar Pendidikan dan Kode Etik perawat

disyahkan oleh Pemerintah) yang sudah diserahkan ke Depkes

9. Menetapkan standar PBP/CPD pengembangan karir bagi perawat

10. Memastikan PBP/CPD cukup fleksibel untuk mobilitas karir dan akses untuk

peluang kewirausahaan dan/atau praktik mandiri

11. Mengkawal Komite Nasional Uji Kompetensi Perawat (KNUKP) berfungsi

sampai terbentuknya Konsil Keperawatan Indonesia berdasarkan UU Praktik

Keperawatan, bekerjasama dengan Pemerintah

12. Menata praktik mandiri perawat (perorangan dan berkelompok) yang

sedang diujicobakan di beberapa daerah

13. Mendukung peran keperawatan dan menguatkan kapasitas riset

keperawatan

Page 24: Pelayanan Keperawatan Yang Berkualitas Mempunyai Arti Bahwa

14. Membangun media strategi untuk meningkatkan citra keperawatan

15. Membangun kerjasama lintas sektor, lintas profesi, pemerintah, dan

masyarakat,

LSM

dan

stakeholders

terkait

dengan

pelayanan

kesehatan/keperawatan yang berkualitas, merata dan terjangkau dan

sensitif gender.

16. Mendorong diterbitkannya UU Keperawatan yang telah dialihkan menjadi

inisiatif DPR dan dalam program prioritas BALEG 2009