PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan...

107
PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TEKNOLOGI BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM) MODUL 2 PROSES BISNIS PUPR DAN MANAJEMEN PERUBAHAN YANG TERKAIT IMPLEMENTASI BIM TAHUN 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Transcript of PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan...

Page 1: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TEKNOLOGI

BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)

MODUL 2

PROSES BISNIS PUPR DAN MANAJEMEN PERUBAHAN YANG TERKAIT

IMPLEMENTASI BIM

TAHUN 2018

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI

Page 2: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan
Page 3: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI i

KATA PENGANTAR

Modul 2 Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan yang terkait Implementasi BIM merupakan salah satu dari tujuh Modul dalam pelatihan Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi Building Information Modeling (BIM). Building Information Modeling (BIM) merupakan salah satu teknologi di bidang AEC (Arsitektur, Engineering dan Konstruksi) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi. Teknologi ini sudah tidak asing lagi bagi industri AEC di dunia, termasuk di Indonesia. Karena dengan menerapkan metode BIM, baik developer, konsultan maupun kontraktor mampu menghemat waktu pengerjaan, biaya yang dikeluarkan serta tenaga kerja yang dibutuhkan. Saat ini Kementerian PUPR telah memiliki roadmap implementasi BIM di lingkungan Kementerian PUPR, dan telah terbentuk Tim BIM PUPR yang menginisiasi kehadiran BIM di kementerian. Selain itu, tim juga mulai menggandeng berbagai pihak untuk bersama-sama berjuang mengembangkan teknologi yang bisa sangat membantu kinerja kementerian secara keseluruhan. Sembilan modul dalam pelatihan ini menginformasikan hal-hal mengenai Kajian dan Peraturan Perundang -undangan dan Kebijakan terkait Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi BIM, Teknologi Digital yang terkait dengan BIM, Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan yang terkait Implementasi BIM, Prinsip Dasar Sistem Teknologi BIM dan Implementasinya di Indonesia, BIM Execution Plan (BEP) serta menerapkannya sebagai bagian dari proses penyajian informasi berbasis BIM, Pemodelan 3D, 4D, 5D, 6D dan 7D serta simulasinya dan Level of Development (LOD), dan Workflow dan Implementasi BIM pada level Kolaborasi dalam proses Monitoring Proyek, tidak hanya secara teori, namun juga secara praktis membahas studi kasus.

Dalam tujuan meningkatkan kemampuan keterampilan teknis ASN bidang ke-PU-an (bidang Konstruksi), maka Pusdiklat SDA dan Konstruksi melaksanakan penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi Building Information Modeling (BIM) untuk menghasilkan SDM bidang Konstruksi yang kompeten dan berintegritas dalam rangka mendukung pembangunan infrastruktur bidang konstruksi yang

handal.

Rasa terima kasih kami sampaikan kepada para narasumber, praktisi di lapangan, PT Mektan Babakan Tujuh Konsultan dengan Team Leader Drs. Komarudin, M.Pd, serta pihak-pihak terkait yang telah membantu terwujudnya modul ini. Akhirnya mudah mudahan paket modul yang kami susun ini dapat bermanfaat dan dapat membantu para praktisi Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi Building Information Modeling (BIM) di pusat maupun di daerah dimana sedang mengembangkan infrastruktur.

Bandung, September 2018

Kepala Pusdiklat SDA dan Konstruksi

Page 4: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI ii

Page 5: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI iii

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii

DAFTAR INFORMASI VISUAL ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... vi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Deskripsi Singkat ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................... 2

1.3.1 Kompetensi Dasar ................................................................................................. 2

1.3.2 Indikator Keberhasilan ........................................................................................... 2

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi ........................................................................................ 2

1.4.1 Proses Bisnis PUPR ................................................................................................. 2

1.4.2 Komunikasi antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa ........................................ 2

1.4.3 Manajemen Perubahan yang terkait Implementasi BIM ......................................... 3

1.4.4 Etika dan Perilaku (Code of Conduct) ...................................................................... 3

BAB II. PROSES BISNIS PUPR ............................................................................................... 5

2.1. Proses Bisnis Pengguna Jasa (Owner) .......................................................................... 5

2.1.1. Survei, Investigasi dan Disain (SID) ........................................................................ 6

2.1.2. LAND ACQUISITION (LA) ....................................................................................... 8

2.1.3. CONSTRUCTION (C) ............................................................................................ 13

2.1.4. OPERATION & MAINTENANCE (OM) ................................................................. 26

2.2. Proses Bisnis Penyedia Jasa ................................................................................... 30

2.2.1. Proses Bisnis Konsultan Arsitektural ................................................................... 30

2.2.2. Proses Bisnis Konsultan Sipil dan Struktural ...................................................... 37

2.2.3. Proses Bisnis Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP) .................................. 43

2.2.4. Proses Bisnis Kontraktor ..................................................................................... 49

2.3. Soal Latihan ................................................................................................................. 56

Page 6: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI iv

2.4. Rangkuman .................................................................................................................. 56

2.5. Evaluasi ........................................................................................................................ 57

BAB III. KOMUNIKASI ANTARA PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA ................... 61

3.1. Komunikasi dalam Pelaksanaan Proyek ..................................................................... 61

3.2. Klaim Konstruksi .......................................................................................................... 66

3.3. Soal Latihan ................................................................................................................. 72

3.4. Rangkuman .................................................................................................................. 73

3.5. Evaluasi ........................................................................................................................ 73

3.6. Jawaban Soal Evaluasi ................................................................................................ 74

BAB IV. MANAJEMEN PERUBAHAN YANG TERKAIT IMPLEMENTASI BIM .................. 79

4.1. Konsep Perubahan ....................................................................................................... 79

4.2. Strategi Manajemen Perubahan dalam Implementasi BIM ........................................ 82

4.2.1. Menciptakan Iklim Perubahan ............................................................................... 82

4.2.2. Membangun Momentum Perubahan ..................................................................... 82

4.2.3. Implementasi dan Keberlanjutan Program Migrasi ............................................... 82

4.3. Rangkuman .................................................................................................................. 83

4.4. Evaluasi ........................................................................................................................ 83

4.5. Evaluasi ........................................................................................................................ 83

4.6. Jawaban Soal Essay .................................................................................................... 84

BAB V. ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT) ..................................................... 87

5.1. Etika Bisnis dalam Jasa Konstruksi............................................................................. 87

5.1.1. Etika ........................................................................................................................ 87

5.1.2. Perilaku Profesional (Profesionalisme) ................................................................. 88

5.2. Code of Conduct dalam Bisnis Konstruksi ................................................................... 90

5.3. Soal Latihan ................................................................................................................. 91

5.4. Rangkuman .................................................................................................................. 91

5.5. Evaluasi ........................................................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 95

GLOSARIUM ........................................................................................................................... 96

KUNCI JAWABAN ............................................................................................................... 97

Page 7: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI v

DAFTAR INFORMASI VISUAL

Hal Gambar 2. 1 Skema Umum Proyek Konstruksi ....................................................... 14

Gambar 2. 2 Skema dokumen kontrak .................................................................... 20

Gambar 2. 3 Kedudukan Kontrak dalam Tahapan Kegiatan Pengadaan

Barang dan Jasa ................................................................................ 21

Gambar 2. 4 Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak ........................................... 21

Gambar 2. 5 Skema PCM ....................................................................................... 22

Gambar 2. 6 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) ............................ 25

Gambar 2. 7. Proses Bisnis Konsultan Arsitektrual. ................................................ 31

Gambar 2. 8. Workflow tahap persiapan dan desain konseptual ............................. 31

Gambar 2. 9. Contoh Metode BIM, nonBIM atau Metode Hibrid dalam suatu

Proyek BIM. ....................................................................................... 32

Gambar 2. 10. Model Skematik ............................................................................... 33

Gambar 2. 11. Desain Detil ..................................................................................... 34

Gambar 2. 12. Contoh Kombinasi Model Arsitektural dan MEP. ............................. 36

Gambar 2. 13. Proses Bisnis Konsultan Sipil dan Struktural ................................... 38

Gambar 2. 14. Proses Bisnis Konsultan MEP ......................................................... 43

Gambar 2. 15. Workflow Penyiapan Proyek. ........................................................... 44

Gambar 2. 16. Workflow dari Worksharing Proyek BIM. ......................................... 46

Gambar 2. 17. Workflow Linking Model Proyek BIM. .............................................. 47

Gambar 2. 18. Proses Bisnis Kontraktor. ................................................................ 50

Gambar 2. 19. Workflow Tahap Tender untuk Kontraktor. ...................................... 50

Gambar 2. 20. Workflow Tahap Pra Konstruksi untuk Kontraktor............................ 52

Gambar 2. 21. Workflow Tahap Konstruksi untuk Kontraktor. ................................. 53

Gambar 3.1 Proses komunikasi dalam suatu proyek. .............................................. 62

Gambar 3.2 Faktor-faktor penyebab rework, Andi (2005)........................................ 64

Gambar 3.3 Proses terjadinya rework (Fayek et al, 2002). .................................... 65

Gambar 3.4. Tahapan rework (Fayek et al, 2002). .................................................. 65

Page 8: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan Antara Kontrak Lump Sum dan Kontrak Unit Price............... 14

Tabel 2. 2. Keluaran/Deliverables ........................................................................... 32

Tabel 2. 3. Keluaran/Deliverables ........................................................................... 33

Tabel 2. 4. Keluaran/Deliverables ........................................................................... 35

Tabel 2. 5. Output yang diharapkan dari ST dan CD ............................................... 41

Tabel 2. 6. Contoh Kolaborasi dengan Disiplin Arsitektur ........................................ 41

Tabel 2. 7. Contoh Kolaborasi dengan Kontraktor/Fabrikator/Precaster .................. 42

Tabel 2. 8. Contoh Kolaborasi dengan Quantity Surveyor ....................................... 42

Tabel 2. 9. Daftar Informasi yang dibutuhkan Tim O & M ........................................ 55

Page 9: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI vii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Deskripsi

Petunjuk penggunaan modul ini digunakan untuk membantu peserta pelatihan terkait materi

pada Modul 2 ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk mengenai persyaratan,

metoda, alat bantu/media, dan Tujuan Kurikuler Khusus (TKK) dari Modul 2 yaitu Proses

Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan yang terkait Implementasi BIM.

2. Persyaratan

Sebelum mempelajari Modul 2, Anda diminta memperhatikan persyaratan berikut ini:

a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda memahami

secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.

b. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari kata-kata yang

dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus

yang anda miliki.

3. Metoda

Dalam mempelajari Modul 2 ini, Metoda yang dapat Anda gunakan adalah sebagai berikut:

a. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri

dan tukar pikiran dengan peserta diklat yang lain atau dengan tutor anda .

b. Guna memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan.

Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet.

c. Mantapkan pemahaman anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan melalui

kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan peserta diklat lainnya.

d. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap

akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah anda sudah

memahami dengan benar kandungan modul ini.

4. Alat Bantu/Media

Untuk menyempurnakan proses pembelajaran Anda dalam memahami Modul 2, Anda dapat

menggunakan Alat Bantu/Media sebagai berikut:

a. Modul

b. Bahan Tayang

c. Alat Tulis

5. Tujuan Kurikuler Khusus (TKK)

Setelah pembelajaran mata pelatihan ini peserta diharapkan dapat memahami:

a. Proses Bisnis PUPR

b. Komunikasi antara Pengguna jasa dan Penyedia Jasa

c. Manajemen Perubahan yang terkait Implementasi BIM

d. Etika dan Perilaku (Code of Conduct)

Selamat belajar !

Page 10: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI viii

Page 11: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses bisnis PUPR adalah sekumpulan kegiatan dalam lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan proses bisnis ini

dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan bantuan sistem informasi. Dalam sebuah

proses bisnis harus mempunyai tujuan yang jelas, adanya masukan, adanya keluaran,

menggunakan sumber daya, mempunyai sejumlah kegiatan dalam beberapa tahapan, dapat

mempengaruhi lebih dari satu unit dalam dan luar organisasi, dan dapat menciptakan value (nilai)

bagi pelanggan, yang dalam hal ini adalah stakeholder (pemangku kepentingan) Kementerian

PUPR.

Manajemen perubahan diperlukan karena di dunia ini hanya ada sesuatu yang pasti

yaitu perubahan. If you learn you will change, but if you don’t change you will die (jika Anda

belajar Anda akan berubah, jika tidak berubah Anda akan mati). Perubahan perlu dikelola

dengan baik melalui manajemen perubahan. Terkait dengan implementasi BIM, manajemen

perubahan diperlukan untuk membantu organisasi bermigrasi dari kondisi eksisting ke

kondisi masa akan datang dengan diwarnai disrupsi dan kadang muncul resistensi dari

anggota organisasi.

Oleh karena itu, guna menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan ahli pada

bidang konstruksi, salah satunya perlu dilaksanakannya suatu program pelatihan, yaitu :

PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TEKNOLOGI

BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)

Dengan demikian diharapkan SDM yang bernaung di bawah Kementerian PUPR terutama

pada sektor konstruksi, mampu memberikan pelayanan yang prima terkait perencanaan

konstruksi dengan sistem teknologi BIM.

Guna mendukung berjalannya program pelatihan, perlu ditunjang dengan adanya bahan

ajar salah satunya yaitu modul. Diharapkan dengan adanya modul, mampu menciptakan

proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Maka dibuatlah modul terkait pembiayaan

infrastruktur.

Modul 2 yang membahas mengenai “Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan

yang terkait Implementasi BIM” diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan peserta

pelatihan Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi BIM mengenai keterkaitan

proses bisnis PUPR dan manajemen perubahan yang terkait implementasi BIM dalam

perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi BIM. Selain itu diharapkan peserta pelatihan

dapat menggali keluasan dan kedalaman substansinya bersama sesama peserta dan para

Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama pelatihan berlangsung.

1.2 Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini memaparkan mengenai proses bisnis PUPR dan manajemen

perubahan yang terkait implementasi BIM. Secara umum proses bisnis PUPR dan

manajemen perubahan yang terkait implementasi BIM terkait perencanaan konstruksi

Page 12: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 2

dengan sistem teknologi BIM adalah proses bisnis pengguna jasa (owner), proses bisnis

penyedia jasa (kontraktor, konsultan, pemasok), komunikasi antara pengguna jasa dan

penyedia jasa, langkah-langkah dan strategi manajemen perubahan yang terkait

implementasi BIM, serta etika dan perilaku (code of conduct) dalam implementasi BIM.

Dengan memahami proses bisnis PUPR dan manajemen perubahan yang terkait

implementasi BIM ini para peserta akan mampu memahami bagaimana mengelola kegiatan

konstruksi mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang melibatkan

pengguna jasa dan penyedia jasa dalam kaitan implementasi BIM serta manajemen

perubahan yang perlu dilakukan organisasi dalam rangka adopsi BIM serta etika dan perilaku

(code of conduct) para pengguna BIM.

1.3 Tujuan Pembelajaran

1.3.1 Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta pelatihan diharapkan mampu memahami

proses bisnis PUPR dan manajemen perubahan yang terkait implementasi BIM terkait

perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi BIM adalah proses bisnis pengguna jasa

(owner), proses bisnis penyedia jasa (kontraktor, konsultan, pemasok), komunikasi antara

pengguna jasa dan penyedia jasa, langkah-langkah dan strategi manajemen perubahan yang

terkait implementasi BIM, serta etika dan perilaku (code of conduct) dalam implementasi BIM.

1.3.2 Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pelatihan ini maka peserta didik diharapkan mampu :

a. Memahami proses bisnis PUPR

b. Memahami komunikasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa

c. Memahami langkah-langkah dan strategi manajemen perubahan yang terkait

implementasi BIM

d. Memahami etika dan perilaku (code of conduct) dalam implementasi BIM

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi

1.4.1 Proses Bisnis PUPR

a. Proses Bisnis Pengguna Jasa

b. Proses Bisnis Penyedia Jasa

c. Latihan

d. Rangkuman

e. Evaluasi

1.4.2 Komunikasi antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

a. Komunikasi dalam hubungan kontrak konstruksi

b. Klaim Konstruksi

c. Latihan

d. Rangkuman

e. Evaluasi

Page 13: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 3

1.4.3 Manajemen Perubahan yang terkait Implementasi BIM

a. Menciptakan iklim perubahan

b. Membangun momentum perubahan

c. Implementasi dan Keberlanjutan Program Migrasi

d. Latihan

e. Rangkuman

f. Evaluasi

1.4.4 Etika dan Perilaku (Code of Conduct)

a. Etika Bisnis

b. Keterbukaan Informasi

c. Mekanisme Penegakan Kepatuhan terhadap Code of Conduct

d. Latihan

e. Rangkuman

f. Evaluasi

Page 14: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 4

Page 15: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 5

\

BAB II. PROSES BISNIS PUPR

2.1. Proses Bisnis Pengguna Jasa (Owner)

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 603/PRT/M/2005 ditetapkan

dengan maksud agar para penyelenggara proyek/satuan kerja di lingkungan

Departemen Pekerjaan Umum dapat melaksanakan tugasnya secara profesional

dengan tidak menyimpang dari peraturan dan ketentuan yang berlaku, sehingga

diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tepat manfaat.

Pelatihan ini menguraikan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan

Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan), yang

disusun sesuai kaidah penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana

dalam lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, dengan urutan tahapan kegiatan

SIDLACOM.

Tata cara pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan kontrak jasa pelaksanaan

konstruksi (pemborongan), yang disusun sesuai kaidah penyelenggaraan

Page 16: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 6

pembangunan prasarana dan sarana dalam lingkungan departemen pekerjaan

umum, dengan urutan tahapan kegiatan SIDLACOM (Survey, Investigation,

Design, Land Acquisition, Construction, Operation and Maintenance). Tahapan

pembangunan proyek dari tahap awal hingga ke tahap proyek dapat beroperasi

dan menghasilkan manfaat yang menguntungkan, secara singkat akan diuraikan

dengan diawali timbulnya gagasan yang muncul dari “pemilik proyek” yang dalam hal

ini bisa pihak pemerintah yang disebabkan karena tugas dan kewajibannya menjadi

agen pembangunan, maupun investor/swasta yang tertarik untuk membangun

suatu proyek karena melihat sisi prospektif ekonomis akan sangat menguntungkan

secara finansial.

2.1.1. Survei, Investigasi dan Disain (SID)

2.1.1.1. Survei dan Investigasi

1. Survei Teknis

Sebelum dilakukan penyusunan desain bangunan maka terlebih dahulu harus dilakukan

survei teknis. Sasaran survei teknis ini adalah untuk mendapatkan data-data/informasi

kondisi/situasi awal lokasi pembangunan infrastruktur yang sebenarnya. Jenis data/informasi

yang diperlukan tergantung pada jenis infrastruktur yang akan dibangun. Seperti: Kondisi fisik

lokasi (luasan, batas-batas, topografi), kondisi tanah (keras/lunak), keadaan air tanah,

peruntukan lahan, rincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.

Data-data atau informasi tersebut selanjutnya akan dipergunakan dalam menentukan desain

atau rancangan dan gambar rencana bangunan yang akan dibangun. Pelaksanaan survei ini

dilakukan surveyor yang harus memahami teknik survei mencakup: Jadwal, urutan kegiatan,

cara pelaksanaan dan hasil survei yang akan diperoleh; cara penggunaan formulir survei dan

cara penggunaan alat survei yang akan digunakan; kebutuhan dan penyediaan peralatan dan

instrument yang dibutuhkan, seperti : patok-patok, meteran, formulir suirvey, peta, dll.

Pada kegiatan survei teknis ini, juga sekaligus membuat dokumentasi/photo awal (0%) pada

lokasi yang akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret disesuaikan

dengan kondisi lapangan dan jenis infrastruktur yang akan dibangun, misalnya untuk

Jalan/drainase/saluran irigasi/air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi

(awal, tengah dan ujung akhir atau tempat lain yang dianggap penting). Penting untuk

diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0% ini, nantinya akan

menjadi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan konstruksi, yaitu kondisi 50% dan

100%.

2. Survei Harga Satuan Upah/Bahan/Alat

Sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas pemanfaatan dana kegiatan

maka harga-harga satuan upah/bahan/alat yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan

kegiatan harus merupakan hasil survei sekurang-kurangnya dari 3 toko/pemasok

setempat/terdekat sebagai referensi data/informasi harga satuan upah/bahan/alat bagi

Page 17: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 7

pelaksana untuk menyusun RAB proposal pelaksanaan kegiatan atau menggunakan dasar

harga yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Apabila seluruh harga satuan upah/bahan/alat terendah hasil survei pelaksana adalah sama

dengan harga satuan terendah yang telah ditentukan maka pelaksana dapat langsung

menggunakan harga hasil ketetapan.

3. Survei Calon Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan diprioritaskan dan diharapkan

sebanyak mungkin dari masyarakat setempat. Informasi ketersediaan tenaga kerja proyek

sangat penting diketahui dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan pembangunan

infrastruktur. Hal ini terutama karena akan menjadi dasar pemilihan teknologi/metode kerja

pelaksanaan pembangunan fisik.

Selain jumlah, kualifikasi tenaga kerja juga sangat penting diketahui dari hasil survei, terutama

untuk memperoleh kepastian apakah kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan oleh tenaga

kerja yang ada dan dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan program.

Pengalaman/keterampilan yang dimiliki calon tenaga kerja (seperti Mandor/Ketua regu kerja,

Tukang dan Pekerja) terutama guna menjamin cara pelaksanaan pekerjaan dapat

dilaksanakan secara benar sehingga dapat memenuhi kualitas fisik yang baik.

Selain ketiga survey diatas juga terdapat survey sosial yang harus diperhatikan, secara

umumnya dapat dibagi menjadi tiga macam survey sosial, yaitu;

• Budaya dan ekonomi setempat;

• Mata pencaharian; dan

• Kepemilikan tanah secara umum.

2.1.1.2. Disain

Persyaratan utama suatu infrastruktur yang dibangun adalah terpenuhinya mutu/manfaat

bangunan tersebut sebagaimana yang dikehendaki. Oleh karena itu siapapun yang

menginginkan suatu bangunan, perlu menentukan syarat penggunaan seperti apa yang

diinginkannya dari bangunan tersebut.

Membuat Desain, Spesifikasi & Gambar-gambar perencanaan teknik, secara sederhana

dapat dikatakan sebagai upaya untuk menentukan persyaratan bangunan yang diinginkan

agar bangunan dapat berfungsi baik, menjamin keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk

kenyamanan) dan kesehatan masyarakat penggunanya.

Dalam praktek pengelolaan proyek infrastruktur, lazimnya pernyataan-pernyataan tentang

mutu bangunan dituangkan secara tertulis dan dalam proses penyusunannya diawali dari

proses Desain/perancangan, Gambar-gambar & Spesifikasi Teknis, kemudian diuraikan juga

secara terbatas dalam Daftar Kuantitas (jenis pekerjaan dan volumenya), RAB (jenis

pekerjaan dan volume yang diperhitungkan/dibiayai) dan Surat Perjanjian Pelaksanaan

Pekerjaan seperti SPPD-L/SPPB. Kemudian pada tahap pelaksanaan pembangunannya,

Page 18: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 8

semua dokumen tersebut menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan sebagai pedoman

mewujudkan mutu bangunan.

1. Desain

Berdasarkan hasil Survei kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan

persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif- alternatif

desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam pemilihan desain ini juga harus telah

mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang muncul akibat dari pelaksanaan

pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki cukup kompleks atau kondisi tanah jelek

maka seringkali dibuat perhitungan konstruksi untuk memperoleh ukuran/komposisi suatu

konstruksi guna menjamin keamanan bangunan. Hasil Desain ini kemudian dituangkan dalam

Gambar- Gambar teknik/gambar perencanaan.

2. Spesifikasi Teknis

Dibuat untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai persyaratan- persyaratan teknis

dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan/bangunan yang ingin diwujudkan tersebut.

Spesifikasi Teknis merupakan dokumen persyaratan teknis/standar bangunan yang secara

garis besarnya berisi : uraian penjelasan dari tiap jenis pekerjaan (lingkup kegiatan),

komposisi campuran, persyaratan material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang harus

diikuti, Metode Pelaksanaan, Cara pengukuran pekerjaan, dll).

3. Gambar-Gambar

Berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis ini, lalu dibuat gambar-

gambar teknis bangunan dimana sering gambar-gambar tersebut dicantumkan juga hal-hal

penting yang berkenaan dengan mutu prasarana tersebut. Semua Desain/Gambar-Gambar

Teknik dan spesifikasi teknis dibuat oleh konsultan perencana dan Disetujui oleh Tim

Teknis/Dinas PU setempat. Hasil desain ini sekurang-kurangnya harus memberikan jaminan

bahwa rencana bangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat, rencana teknis bangunan

sesuai standar teknis (bangunan dapat berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan

dan keamanan) dan kesehatan warga pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas

lingkungan dan sosial-budaya setempat serta mudah dan aman diakses oleh warga pengguna

bangunan). Kriteria desain untuk setiap jenis infrastruktur yang direncanakan harus mengacu

pada kriteria desain standar yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat atau instansi teknis terkait lainnya.

2.1.2. LAND ACQUISITION (LA)

Dokumen perencanaan pengadaan tanah ini mencakup ketentuan administratif, ketentuan

teknis, dan tahapan penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah yang

diperuntukkan bagi tim yang dibentuk/ditunjuk oleh instansi yang memerlukan tanah untuk

keperluan infrastruktur PUPR. Sebagai acuan bagi pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan

pengadaan tanah dan merupakan prasyarat untuk mengajukan permohonan penetapan lokasi

pada tahap persiapan pengadaan tanah oleh Gubernur.

Page 19: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 9

Mekanisme pembiayaan dapat dilakukan secara swakelola (pejabat pimpinan tinggi pratama

atau kepala upt, membentuk tim penyusun dengan surat keputusan), dan kontraktual (ditunjuk

konsultan sesuai ketentuan peraturan pengadaan barang/jasa).

1. Peta Rencana Lokasi Pembangunan dan Skala Peta a. Peta; suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan/atau buatan manusia, yang berada

di atas /di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu.

b. Peta lokasi rencana pembangunan; dibuat pada peta rupa bumi yang minimal memuat batas wilayah administrasi dari provinsi, kab/kota, & desa/kelurahan.

c. Skala suatu peta; angka perbandingan antara jarak dua titik diatas peta dengan jarak tersebut diatas permukaan bumi. skala peta lokasi rencana pembangunan minimal menggunakan skala 1 : 50.000 (sni 6502.3:2010).

2. Feasibility Studi a. Bendungan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

27/PRT/M/2015 tentang Bendungan. b. Saluran Irigasi; Aturan teknis yang mengatur tentang Saluran Irigasi. c. Bendungan Air; Aturan teknis yang mengatur tentang Bangunan Air. d. Jalan, Jembatan, dan Terowongan; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang

Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011.

e. Instalasi Air Minum dan Tempat Pembuangan Akhir; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

f. Tempat Pembuangan Akhir; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

g. Rumah Susun Umum Sewa; Aturan teknis yang mengatur tentang Rumah Susun Umum Sewa.

h. Perkantoran dan Fasilitas Umum PUPR Lainnya; Aturan Teknis Yang Mengatur Tentang Perkantoran Dan Fasilitas Umum PUPR.

3. Dokumen AMDAL

AMDAL merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan

tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Ketentuan dokumen amdal terdapat pada

Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup dan Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2012 Tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup.

4. Izin Lingkungan

Izin Lingkungan merupakan izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha

dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau ukl-upl dalam rangka perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan atau kegiatan.

Ketentuan izin lingkungan terdapat pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang

Izin Lingkungan.

Page 20: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 10

Persiapan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan jalan apabila penyelenggaraannya

berlangsung tanpa ada keberatan dan penolakan Pihak yang Berhak, mencakup 11 kegiatan,

yaitu:

1. Membentuk Tim Persiapan

Tim Persiapan Pengadaan Tanah, beranggotakan:

a. Bupati/Walikota; b. SKPD Provinsi terkait; c. Instansi yang memerlukan tanah; dan d. Instansi terkait lainnya.

Tugas Tim Persiapan meliputi:

1. Melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan. 2. Melakukan pendataan awal lokasi rencana pembangunan. 3. Melaksanakan Konsultasi Publik rencana pembangunan. 4. Menyiapkanpenetapanlokasipembangunan.

5. Mengumumkan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum.

6. Melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan Pengadaan Tanah bagi

pembangunan untuk kepentingan umum yang ditugaskan Gubernur.

2. Membentuk Sekretariat Tim Persiapan

Untuk kelancaran tugas Tim Persiapan, Gubernur membentuk Sekretariat Persiapan

Pengadaan Tanah, yang berkedudukan di Sekretariat Daerah Provinsi.

Tugas Sekretariat adalah menyiapkan:

a. Pemberitahuan awal. b. Sosialisasi rencana pembangunan kepada masyarakat pada lokasi rencana

pembangunan. c. Menyiapkan penandatangan Berita Acara Pelaksanaan Sosialisasi.

3. Menyiapkan Pemberitahuan Awal

Pemberitahuan rencana pembangunan ditandatangani Ketua Tim Persiapan dan

diberitahukan kepada masyarakat pada lokasi rencana pembangunan paling lama 20

hari kerja setelah Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah diterima Gubernur.

4. Melaksanakan Pemberitahuan Rencana Pembangunan

Pemberitahuan dapat dilakukan secara langsung, melalui sosialisasi, tatap muka,

surat pemberitahuan atau secara tidak langsung melalui media cetak maupun media

elektronik.Pemberitahuan memuat informasi mengenai:

• Maksud dan tujuan rencana pembangunan;

• Letak tanah dan luas yang dibutuhkan;

Page 21: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 11

• Tahapan rencana Pengadaan Tanah;

• Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah;

• Perkiraan jangka waktu pelaksanaan, dan

• Informasi lain yang dianggap perlu.

Hasil pelaksanaan sosialisasi atau tatap muka dituangkan dalam bentuk “notulen”

pertemuan yang ditandatangani Ketua Tim Persiapan atau pejabat yang ditunjuk.

5. Melakukan Pendataan Awal Lokasi Rencana Pembangunan

Pendataan awal lokasi rencana pengadaan tanah meliputi kegiatan pengumpulan data

awal Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah bersama aparat

kelurahan/desa dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak pemberitahuan rencana

pembangunan.

Hasil pendataan dituangkan dalam bentuk daftar sementara lokasi rencana

pembangunan yang ditandatangani Ketua Tim Persiapan sebagai bahan untuk

pelaksanaan Konsultasi Publik rencana Pembangunan.

6. Menyiapkan Rencana Konsultasi Publik

Hal-hal yang disiapkan dalam rencana Konsultasi Publik adalah:

a. Pemahaman bersama Tim Persiapan bahwa maksud Konsultasi Publik yaitu memperoleh kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dari Pihak Yang Berhak, yang

diadakan di KantorKelurahan/Desa setempat.

b. Menyiapkan pelaksana Konsultasi Publik adalah Tim Persiapan yang dibentuk

Gubernur dengan melibatkan Camat dan Lurah/Kepala Desa setempat. Apabila pembangunan yang direncanakan akan mempunyai dampak khusus, Konsultasi Publik dapat melibatkan masyarakat yang akan terkena dampak secara langsung

dari pembangunan.

7. Melaksanakan Konsultasi Publik Rencana Publik

Konsultasi Publik rencana pembangunan dilaksanakan untuk mendapatkan

kesepakatan lokasi rencana pembangunan dari Pihak yang Berhak dan masyarakat

yang terkena dampak, yang dilaksanakan di tempat rencana pembangunan

Kepentingan Umum atau di tempat yang disepakati. Dilaksanakan paling lama 60 hari

kerja sejak tanggal ditandatangani daftar sementara lokasi rencana pembangunan.

Hasil kesepakatan dituangkan dalam bentuk berita acara kesepakatan.

Hal-hal yang disampaikan Tim Persiapan dalam Konsultasi Publik adalah:

• Maksud dan tujuan rencana pembangunan;

• Tahapan dan waktu proses penyelenggaraan pengadaan tanah;

• Peran Penilai dalam menentukan Ganti Kerugian;

• Insentif yang akan diberikan kepada pemegang hak;

• Obyek yang dinilai Ganti Kerugian;

• Bentuk Ganti Kerugian dan hak dan kewajiban Pihak yang Berhak.

Page 22: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 12

Proses Konsultasi Publik dilakukan secara dialogis antara Tim Persiapan dengan

Pihak yang Berhak dan Masyarakat terkena dampak. Pelaksanaan dapat dilakukan

melalui perwakilan dengan Surat Kuasa dari Pihak yang Berhak. Pihak yang Berhak

dan masyarakat terkena dampak atau Kuasanya diberi kesempatan untuk

memberikan pandangan/tanggapan terhadap lokasi rencana pembangunan tersebut.

Kehadiran Pihak yang Berhak dan masyarakat terkena dampak atau Kuasanya

dibuktikan dengan daftar hadir.

8. Menandatangani Berita Acara Kesepakatan Lokasi

Hasil kesepakatan atas lokasi rencana pembangunan dituangkan dalam Berita Acara

kesepakatan. Namun jika dalam Konsultasi Publik masih ada masyarakat terkena

dampak yang keberatan maka dilakukan Konsultasi Publik Ulang dalam waktu paling

lama 30 hari kerja.

9. Menetapkan Lokasi Pembangunan

Penetapam lokasi pembangunan dibuat berdasarkan kesepakatan yang telah

dituangkan dalam Berita Acara kesepakatan Tim Persiapanan dengan Pihak yang

Berhak Penetapan lokasi disiapkan Instansi yang memerlukan tanah, dilampiri peta

lokasi pembangunan. Penetapan lokasi pembangunan berlaku untuk jangka waktu

dua tahun dan dapat diajukan perpanjangan 1 kali dalam jangka waktu satu

tahun.Pengajuan perpanjangan kepada Gubernur paling lambat 2 bulan sebelum

berakhirnya jangka waktu Penetapan Lokasi Pembangunan. Pengajuan perpanjangan

dilampiri:

a. Keputusan Penetapan Lokasi; dan b. Alasan pengajuan perpanjangan dilampiri data sisa tanah yang belum

dilaksanakan Pengadaan Tanahnya.

Jika jangka waktu proses penetapan lokasi tidak terpenuhi, dilakukan proses ulang

terhadap sisa tanah yang belum selesai pengadaannya, mulai dari tahap

perencanaan.

10. Mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan

Pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum oleh

Gubernur bersama Instansi yang memerlukan tanah dengan maksud pemberitahuan

kepada masyarakat bahwa di lokasi tersebut akan dilaksanakan pembangunan untuk

Kepentingan Umum. Pengumuman memuat:

a. Nomor dan tanggal Penetapan Lokasi; b. Peta lokasi pembangunan; c. Maksud dan tujuan pembangunan; d. Letak dan luas tanah yang dibutuhkan; e. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah; dan

f. Perkiraan jangka waktu pembangunan.

Page 23: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 13

Jangka waktu pengumuman Penetapan Lokasi pembangunan untuk Kepentingan

Umum dilaksanakan paling lambat 3 hari sejak diterbitkan Penetapan Lokasi

pembangunan.Pengumuman dilaksanakan dengan cara:

a. Ditempelkan di kantor Kelurahan/Desa dan atau kantor Kabupaten/Kota dan di

lokasi pembangunan, berlangsung paling kurang 14 hari kerja berturut-turut. b. Diumumkan melalui media cetak/surat kabar local/nasional paling sedikit 1 (satu)

kali penerbitan pada hari kerja. c. Diumumkan melalui media elektronik, pada laman/website pemerintah provinsi

atau pemerintah kabupaten.

11. Melaksanakan Tugas Lain yang Terkait

Gubernur dapat mendelegasikan kewenangan pelaksanaan tahapan persiapan

Pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum kepada

Bupati/Walikota berdasarkan pertimbangan efisiensi, efektivitas, kondsi geografis,

sumberdaya manusia dan pertimbangan lain. Permohonan perpanjangan waktu

Penetapan Lokasi diajukan oleh Instansi yang memerlukan tanah kepada

Bupati/Walikota atas pertimbangan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya

waktu Penetapan Lokasi Pembangunan.

2.1.3. CONSTRUCTION (C)

2.1.3.1. Tahap Pra Kontrak

Mengelola pengadaan proyek adalah proses untuk membeli atau memperoleh produk, jasa,

atau hasil yang diperlukan dari luar proyek untuk melaksanakan pekerjaan Pengadaan

barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai dengan

APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/ pemimpin bagian

proyek/pengguna anggaran Daerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam ligkungan unit

kerja/proyek tertentu. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan

yang kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

a. Proses merencanakan pembelian dan cara memperolehnya. b. Memenuhi kebutuhan proyek dengan memelih cara yang terbaik. c. Dengan menyesuaikan Apa, bagaimana, berapa jumlahnya dan kapan harus dibeli

atau diadakan. d. Memperhitungkan potensi penyedia jasa. e. Schedule juga sangat mempengaruhinya. f. Risiko apa saja yang akan timbul didalam setiap pilihan keputusan untuk membuat

atau membeli. g. Juga jenis kontrak apa yang cocok dalam mengurangi atau memindahkan risiko

kepada penyedia jasa.

Page 24: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 14

Berikut merupakan skema secara umum penanganan kegiatan atau proyek konstruksi

Gambar 2. 1 Skema Umum Proyek Konstruksi

Tabel 2. 1 Perbedaan Antara Kontrak Lump Sum dan Kontrak Unit Price

No Kontrak Lump Sum Kontrak Unit Price

1. Nilai kontrak adalah pasti Nilai kontrak berdasarkan volume yang terpakai

dari masing2 item

2. Penyedia Jasa harus menentukan dan menghitung sendiri volume tiap item pekerjaan berdasarkan gambar dan spesifikasi dan persyaratan lainnya

Item pekerjaan dan volumenya ditetapkan oleh

Pengguna Jasa

3. Umumnya tidak perlu perubahan kontrak Umumnya dibutuhkan amandemen kontrak

4. Kesalahan perhitungan volume menjadi

tanggung jawab Penyedia Jasa Perhitungan volume adalah yang terpasang

5. Untuk lingkup pekerjaan yang sama tidak ada

pekerjaan tambah atau kurang

Untuk lingkup pekerjaan yang sama bisa terjadi

tambah kurang

6. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan termin

Pembayaran sesuai waktu yang disepakati/ditentukan

Page 25: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 15

Kualifikasi Pendaftaran dan Kualifikasi Peserta

Melalui penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE), maka:

1. Dengan mendaftar sebagai peserta melalui SPSE maka peserta telah menyetujui dan

menandatangani pakta integritas dan formulir isian kualifikasi.

2. Pakta integritas untuk Badan Usaha berbentuk Kemitraan/KSO HARUS diupload dan

ditandatangani oleh yang berwenang.

3. Surat penawaran memenuhi ketentuan: jangka waktu berlakunya surat penawaran dan

bertanggal

Klasifikasi dan Kualifikasi BU (Permen PU No. 8/2011)

a. Klasifikasi: adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha

di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan/keterampilan/keahlian;

b. Kualifikasi: adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha

di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan

usaha

Contoh:

Pemaketan Pekerjaan

a. Pekerjaan Konstruksi

< Rp. 2,5 Miliar BADAN USAHA KECIL

Diatas Rp. 2,5 – 50 Miliar BADAN USAHA MENENGAH

Diatas Rp. 50 Miliar BADAN USAHA BESAR

b. Pekerjaan Jasa Konsultansi

< Rp. 750 Juta BADAN USAHA KECIL

Diatas 750 Juta BADAN USAHA NON KECIL

Page 26: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 16

Pemaketan Pekerjaan Konstruksi ( Lebih dari Rp2,5 Milyar sampai dengan Rp50 Milyar)

1. Dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha Menengah

yang kemampuan dasarnya (KD) memenuhi syarat.

2. Dikecualikan, dapat dikerjakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi besar apabila:

‐ tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi menengah yang mendaftar; dan/atau

‐ peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan dilelangkan tidak dapat

dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi menengah.

Tata Cara Penetapan Persyaratan

Klasifikasi Bidang dan Kualifikasi Usaha

Pekerjaan Konstruksi

< Rp. 2,5 Miliar USAHA KECIL

Syarat SBU:

• klasifikasi Bidang pekerjaan yang diperlukan;

• kualifikasi Usaha Kecil (K)

Rp. 2,5 – 50 Miliar USAHA MENENGAH

Syarat SBU:

• Subklasifikasi Bidang Pekerjaan dan kode subklasifikasi

Bidang Pekerjaan yang diperlukan, contoh: paket pekerjaan

jalan dengan nilai Rp25 Miliar,syarat subklasifikasi bidang

Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (SI003)

• Subkualifikasi Usaha M (M1 maupun M2)

Diatas Rp. 50 Miliar USAHA BESAR

Syarat SBU:

• Subklasifikasi Bidang pekerjaan dan kode subklasifikasi

Bidang Pekerjaan yang diperlukan;

• Subkualifikasi Usaha B (B1 maupun B2)

Pekerjaan Jasa Konsultansi

< Rp. 750 Juta USAHA KECIL

Syarat SBU:

• Klasifikasi Bidang pekerjaan yang diperlukan;

• Kualifikasi Usaha Kecil

Diatas 750 Juta USAHA NON KECIL

Syarat SBU:

• Subklasifikasi Bidang pekerjaan dan kode subklasifikasi Bidang

pekerjaan yang diperlukan (Contoh Paket Pengawasan

Pekerjaan Jalan dengan Nilai Rp1 Miliar, syarat Subklasifikasi

Bidang Jasa Pengawas Pekerjaan Konstruksi Teknik Sipil

Transportasi (RE 202))

• Subkualifikasi Usaha Non Kecil (M1, M2, maupun B)

Page 27: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 17

Administrasi

Jaminan Pada Pekerjaan Konstruksi

a. Jaminan Penawaran

1. Sampai dengan Rp2.500.000.000

Tidak diperlukan surat jaminan penawaran

2. Di atas Rp2.500.000.000 – s.d. Rp50.000.000.000

Dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga

penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program

asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

3. Di atas Rp50.000.000.000

Dapat diterbitkan Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi

umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan

yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan

OJK

b. Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka, dan Jaminan Pemeliharaan

1. Sampai dengan Rp2.500.000.000

dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium lembaga

penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program

asuransi ke rugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

2. Diatas Rp2.500.000.000

dapat diterbitkan Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi

umum/konsorsium lembaga penjaminan/ konsorsium perusahaan penjaminan

yang mempu yai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan

OJK

Jaminan pada Pekerjaan Jasa Konsultansi

a. Jaminan Uang Muka

1. Sampai dengan Rp750.000.000

Dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/konsorsium Lembaga

penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan yang mempunyai program

asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan OJK

2. Di atas Rp750.000.000

Page 28: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 18

Diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi

umum/konsorsium lembaga penjaminan/konsorsium perusahaan penjaminan

yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yg direkomendasikan

OJK

Rekomendasi OJK:

1. Konsorsium Surety Bond Indonesia (KSBI), Rekomendasi OJK. Ijin Produk: S‐

4355/NB.111/2015

2. Konsorsium Penjaminan Proyek, Rekomendasi OJK. Ijin Produk Nomor : S –

3380/NB.111/2015

Jaminan yang diterbitkan harus ditandatangani oleh Leader Konsorsium, Nama Penjamin

adalah Perusahaan Konsorsium

Persyaratan Teknis

a. Peralatan

1. Dalam dokumen pemilihan/pengadaan cantumkan Peralatan utama yang

dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan utama (meliputi jenis, kapasitas,

komposisi dan jumlah alat), berdasarkan analisa kebutuhan alat dengan

memperhitungkan waktu penyelesaian dan volume pekerjaan.

2. Wajib menggunakan peralatan utama milik sendiri/sewa beli (alat telah tersedia)

untuk pekerjaan dengan nilai >Rp200.000.000.000,00, dikecualikan untuk

peralatan yang didesain khusus atau yang dilaksanakan penyedia jasa

spesialis;

Permasalahan umum:

‐ Mensyaratkan selain peralatan utama pada pekerjaan utama

‐ Mensyaratkan kepemilikan alat yang berlebihan

b. Kesamaan Peralatan

Ketentuan

• Jika menawarkan peralatan yang sama untuk beberapa paket pekerjaan

maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan

dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan tersebut akan

ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan

tidak ada dan dinyatakan gugur.

Pengecualian

• Dikecualikan: waktu penggunaan alat tidak tumpang tindih (overlap), ada

peralatan cadangan yang diusulkan dalam dokumen penawaran yang memenuhi

syarat, dan/atau kapasitas dan produktifitas peralatan secara teknis dapat

menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket pekerjaan

Page 29: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 19

c. Kesamaan Personil

Ketentuan

Jika menawarkan personil yang sama untuk beberapa paket pekerjaan, maka hanya

dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan cara

melakukan klarifikasi untuk menentukan personil tersebut akan ditempatkan,

sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada dan

dinyatakan gugur.

Pengecualian

• Untuk Pekerjaan Konstruksi: apabila personil yang diusulkan penugasannya

sebagai Kepala Proyek atau ada personil cadangan yang diusulkan dalam

dokumen penawaran yang memenuhi syarat.

• Untuk Jasa Konsultansi: menggunakan kontrak lump sum (paling banyak tiga

paket) atau bagian lump sum pada kontrak gabungan lump sum dan harga satuan

atau untuk kontrak harga satuan dengan personil yang diusulkan penugasannya

tidak tumpang tindih (overlap).

d. Sub Kontrak

Ketentuan

1. Pekerjaan utama tidak dapat disubkontrakkan kecuali kepada penyedia jasa

spesialis;

2. Penawaran Rp25.000.000.000,00 s.d Rp50.000.000.000,00 mensubkontrakkan

sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa

Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; dan/atau

3. Penawaran <Rp50.000.000.000,00 mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang

bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil

serta koperasi kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan sub

penyedia jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia

jasa yang dimaksud.

e. Alih Pengalaman

Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak

>Rp100.000.000.000, penyedia jasa pelaksana konstruksi diwajibkan memberikan

alih pengalaman/keahlian kepada peserta didik bidang konstruksi melalui system

kerja praktek/magang sesuai dengan jumlah peserta didik yang diusulkan dalam

dokumen penawaran.

f. Tanggung Jawab Konsultan Perencana

1. Konsultan perencana bertanggung jawab terhadap hasil desain sekurang‐

kurangnya sampai produk desain tersebut selesai dilaksanakan

pembangunannya, sepanjang lingkup dan/atau kondisi lingkungan masih sesuai

dengan kriteria desain awal.

Page 30: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 20

2. Konsultan perencana yang tidak cermat sehingga hasil desain tidak dapat

dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan menyusun kembali

perencanaan dengan beban biaya dari konsultan perencana yang bersangkutan,

apabila tidak bersedia dikenakan sanksi masuk dalam daftar hitam atau sesuai

peraturan perundang‐undangan yang berlaku.

3. Konsultan perencana wajib menghitung Engineering Estimate (EE), umur

rencana bangunan dan identifikasi risiko K3, serta metode pelaksanaan

pekerjaan.

Kontrak diberikan kepada penyedia barang/jasa terpilih, kontrak bisa kompleks atau

sederhana seperti PO (Purchase Order). Kontrak adalah suatu hubungan hukum antara dua

orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

pihak yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Perikatan

timbul akibat adanya perjanjian. Perjanjian yang tertulis disebut kontrak. Tidak selalu suatu

perjanjian dibuat secara tertulis.

Berikut bagan skema bagian dokumen kontrak

Gambar 2. 2 Skema dokumen kontrak

Secara garis besar, kedudukan kontrak dan pelaksanaan kontrak dalam tahapan kegiatan

pengadaan barang/jasa dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

DOK. LELANG PENAWARAN

PENYEDIA JASA

EVALUASI

PANITIA

ADDENDUM

DOKUMEN

KONTRAK

DOKUMEN

KONTRAK

Page 31: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 21

Gambar 2. 3 Kedudukan Kontrak dalam Tahapan Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa

PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK

Secara garis besar, tahapan kegiatan pelaksanaan kontrak dapat dilihat pada Gambar berikut

ini:

Gambar 2. 4 Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak

Page 32: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 22

Pelaksanaan kontrak konstruksi meliputi tahapan sebagai berikut:

1. Penyerahan Lapangan

Sebelum SPMK terbit, dilaksanakan pemeriksaan bersama (direksi teknis dan/atau konsultan

pengawas serta penyedia jasa) untuk inventarisasi barang milik PPK. Selanjutnya dibuat

berita acara penyerahan lapangan.

SPMK sendiri diterbitkan paling lambat 14 hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Apabila

penyedia jasa tidak segera mulai kerja setelah SPMK maka Pejabat Pembuat Komitmen

menerbitkan surat peringatan. Dan apabila penyedia jasa tidak dapat mulai pekerjaan karena

kesalahan Pejabat Pembuat Komitmen maka penyedia jasa berhak mendapatkan

kompensasi dari Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ( PCM )

Tujuan dari PCM yaitu mempersiapkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka

mencapai kesepakatan. PCM wajib diikuti para penanggungjawab ketiga unsur proyek.

Gambar 2. 5 Skema PCM

Page 33: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 23

Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/ Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai

Rencana Kerja

• Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan kegiatan utama yang membentuk pekerjaan

• Rencana Mobilisasi

• Rencana Relokasi

• Rencana Keselamatan dan Kesehatan

• Kerja Konstruksi (RK3K)

• Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK)

• Rencana Manajemen dan Keselamatan Kerja

• Rencana Inspeksi dan Pengujian

• Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada),Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut

• Komunikasi dan Korespondensi

• Rapat Pelaksanaan dan Jadwal

• Pelaksanaan Pekerjaan

• Pelaporan dan Pemantauan Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah SPMK, diikuti oleh direksi pekerjaan,

direksi teknis, unsur perencanaan dan penyedia jasa. Rapat ini bertujuan untuk menghasilkan

kesepakatan-kesepakatan beberapa materi yang dapat menimbulkan masalah dalam

pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam berita

acara. PCM antara lain membahas:

1) Pasal-pasal dalam dokumen kontrak, perihal: (a) Pekerjaan tambah kurang; (b) Penyelesaian perselisihan; (c) Pemeliharaan pekerjaan; (d) Kompensasi; (e) Denda; (f) Pemutusan kontrak; (g) Dan lain-lain yang dinilai perlu.

2) Tata cara penyelenggaraan pekerjaan, perihal: (a) Organisasi kerja; (b) Tata cara pengaturan pekerjaan (PCM,SCM,FC); (c) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;

• Menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan

• Mengenali kegiatan utama

• Mengatur dan melaporkan perkembangan

• Menyediakan tenaga, peralatan dan bahan untuk memonitor

• Memperkirakan tenaga kerja, peralatan dan bahan, serta pengawasan/pengendalian keuangan, sesuai waktu yang ditetapkan (Kurva “S”)

Suatu jadwal kerja penting untuk hal – hal sebagai berikut:

• Memberikan rencana pelaksanaan dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan;

• Identifikasi kegiatan – kegiatan utama;

• Sebagai alat komunikasi mengenai rencana pekerjaan;

Page 34: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 24

• Mengukur dan melaporkan kemajuan;

• Sebagai alat untuk pemantauan dan;

• Sebagai dasar untuk memberikan kebutuhan pekerjaan, alat dan bahan, serta pengendalian keuangan.

Keuntungan pemutakhiran jadwal terhadap kontraktor, yaitu :

• merupakan rencana tindakan tertulis

• dasar periode waktu untuk penyelesaian

• dasar penentuan periode kontrak yang efektif

• dasar untuk efisiensi

• dasar pengendalian pekerjaan

• dasar pengendalian biaya

(d) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil; (e) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan dan pembuatan shop drawing; (f) Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai

rencana kerja; (g) Penyusunan program mutu; (h) Buku Harian, Laporan dan lain-lain yang dinilai perlu.

3) Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3 4) SPMK 5) Mobilisasi 6) Pemeriksaan Bersama (MC 0%) 7) Pembayaran Uang Muka 8) Pembayaran Prestasi Pekerjaan

9) Perubahan Kegiatan Pekerjaan

Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada

saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen

Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang

meliputi antara lain:

(a) menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak; (b) menambah atau mengurangi jenis pekerjaan; (c) mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan

lokasi pekerjaan; dan/atau (d) melaksanakan pekerjaan tambah yg belum tercantum dalam kontrak yg

diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal. (e) Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan paling

tinggi 10% dari nilai kontrak awal. (f) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada penyedia

kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.

Prinisp-Prinsip Perubahan Jadwal Pelaksanaan :

• Kurva S awal tetap dipertahankan

• Revisi Skedul tidak betujuan untuk memperkecil deviasi

• Proses Revisi skedul dimulai pada tanggal terjadinya perubahan.

Page 35: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 25

Gambar 2. 6 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar)

Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;

(a) Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut: (1) pekerjaan tambah; (2) perubahan disain; (3) keterlambatan yang disebabkan oleh PPK; (4) masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau (5) keadaan kahar

(b) Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau waktu yang diperlukan utk menyelesaikan pekerjaan.

10) Denda & Ganti Rugi 11) Keadaan Kahar (Force Majeur) 12) Pemberlakuan Kontrak Kritis (SCM) 13) Penghentian dan Pemutusan Kontrak 14) Laporan Hasil Pekerjaan 15) Perpanjangan Waktu Pelaksanaan 16) Kerjasama Antara Penyedia B/J dengdn Subkontraktor 17) Serah terima Pekerjaan

Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis

kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan,

PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan

keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu

pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. PPK akan mengambil

Page 36: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 26

alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat

keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

18) Kompensasi Peristiwa Kompensasi yg dapat diberikan kepada penyedia yaitu:

(a) PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; (b) keterlambatan pembayaran kepada penyedia; (c) PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai

jadwal yang dibutuhkan; (d) penyedia blm bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dlm kontrak; (e) PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia utk melakukan pengujian

tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tdk ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;

(f) PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; (g) PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga

sebelumnya dan disebabkan oleh PPK; (h) ketentuan lain dalam SSKK.

(1) Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.

(2) Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa

Kompensasi.

Penyelesaian Sengketa dalam Kontrak dapat dilakukan melalui pengadilan dan di luar

pengadilan. Pemilihan jenis penyelesaian sengketa ini ditetapkan daam Dokumen

Pemilihan/Kontrak. Timbulnya sengketa biasanya bermula dari situasi dimana ada pihak yang

merasa dirugikan oleh pihak lain. Atau diawali dengan perasaan tidak puas yang bersifat

subyektif dan tertutup. Dapat juga Proses sengketa terjadi karena tidak adanya titik temu

antara pihak-pihak yang bersengketa. Dengan demikian diperlukan adanya dasar/alasan

dalam penetapan/pemilihan jenis penyelesaian sengketa.

2.1.4. OPERATION & MAINTENANCE (OM)

Perencanaan Pemeliharaan

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh pihak Dinas/pengelola bersama dengan pihak-pihak

terkait dan terlibat berdasarkan rencana prioritas hasil inventarisasi. Dalam rencana

pemeliharaan terdapat pembagian tugas, antara para pihak yang terlibat dengan pemerintah

diantaranya bagian mana bisa ditangani pengguna dan bagian mana yang ditangani

pemerintah melalui Nota Kesepakatan kerjasama O&P. Penyusunan rencana pemeliharaan

meliputi:

1. Inspeksi Rutin.

Dalam melaksanakan tugasnya, pemelihara atau yang mengoperasikan harus selalu

mengadakan inspeksi/pemeriksaan secara rutin di wilayah kerjanya tergantung dari

ketentuan yang sudah dibuat, untuk memastikan bahwa infrastruktur dapat berfungsi

Page 37: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 27

dengan baik sesuai dengan ketentuan. Kerusakan ringan yang dijumpai dalam

inspeksi rutin harus segera dilaksanakan perbaikannya sebagai pemeliharaan rutin.

Selanjutnya Pengamat akan menghimpun semua berkas usulan dan

menyampaikannya ke dinas pada periode waktu yang telah ditentukan.

2. Penelusuran infrastruktur Berdasarkan usulan kerusakan yang dikirim oleh juru secara rutin, dilakukan penelusuran untuk mengetahui tingkat kerusakan dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan periode yang akan datang.

3. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan. Berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan survai identifikasi permasalahan dan

kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan dibuat suatu rangkaian rencana aksi

yang tersusun dengan skala prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan. Dalam

menentukan kriteria pemeliharaan dilihat dari kondisi kerusakan phisik. Pada

hakekatnya pemeliharaan infrastruktur yang tertunda akan mengakibatkan kerusakan

yang lebih parah dan memerlukan rehabilitasi lebih dini. Hasil identifikasi dan analisa

kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan detail desain pemeliharaan.

4. Pengukuran Dan Pembuatan Detail Desain Perbaikan Infrastruktur. a) Survai Dan Pengukuran Perbaikan Jaringan Irigasi

Survai dan pengukuran untuk pemeliharaan infrastruktur dapat dilaksanakan

secara sederhana oleh petugas Dinas/pengelola bersama-sama dengan pihak

yang terlibat dan terkait infrastruktur. Hasil survai yang dituangkan dalam gambar

skets atau diatas gambar as built drawing. Sedangkan untuk pekerjaan perbaikan,

perbaikan berat maupun penggantian harus menggunakan alat-alat tertentu untuk

mendapatkan hasil yang akurat. Hasil survai dan pengukuran ini selanjutnya

digunakan oleh petugas Dinas/pengelola infrastruktur dalam penyusunan detail

desain.

b) Pembuatan Detail Desain. Berdasarkan hasil survai dan pengukuran disusun rancangan detail desain dan

penggambaran. Hasil rancangan detail desain ini didiskusikan kembali dengan

para pihak terkait dan terlibat sebagai dasar pembuatan desain akhir.

5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan perhitungan volume dan harga satuan

yang sesuai dengan standar yang berlaku di wilayah setempat. Sumber-sumber

pembiayaan pemeliharaan infrastruktur berasal dari :

• Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN, APBD, atau DAK

• Kontribusi biaya pemeliharaan oleh para pihak terkait dan terlibat

• Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya 6. Penyusunan Program/Rencana Kerja.

Rencana Program/Rencana kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola infrastruktur bersama

pihak yang terkait dan terlibat. Untuk lebih teratur dan terarah dalam mencapai tujuan

kegiatan pemeliharaan infrastruktur perlu adanya suatu program atau rencana kerja

sebagai berikut :

a) Pekerjaan Yang Dilaksanakan Secara Swakelola Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara swakelola antara lain adalah

berupa pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan, dan

penanggulangan

1) Pemeliharaan Rutin :

• Pekerjaan pemeliharaan rutin dilaksanakan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan/hasil inspeksi rutin juru.

Page 38: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 28

• Pelaksanaan oleh dinas/pengelola infrastruktur atau oleh pihak yang terlibat dan terkait secara gotong royong dengan bimbingan teknis dari dinas/pengelola infrastruktur.

2) Pemeliharaan Berkala :

• Pekerjaan dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan tersedianya anggaran.

• Pelaksanaan secara swakelola oleh dinas/pengelola infrastruktur atau dapat melibatkan pihak terlibat atau terkait.

• Pekerjaan berupa perawatan 3) Penanggulangan

• Pekerjaan bersifat darurat agar bangunan dan saluran segera berfungsi.

• Pelaksanaan oleh dinas bersama masyarakat dengan cara gotong royong.

b) Pekerjaan Yang Dapat Dikontrakkan

• Pekerjaan bersifat perbaikan, perbaikan berat, dan penggantian.

• Pelaksanaan melalui pihak ketiga (kontraktor).

Pelaksanaan Pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan detail desain dan rencana kerja yang telah

disusun oleh Dinas/Pengelola infrastruktur bersama dengan pihak yang terlibat atau terkait.

Adapun waktu pelaksanaannya menyesuaikan dengan jadwal yang telah disepakati bersama

dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya. Pelaksanaan

pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan Pelaksanaan Pemeliharaan

Sebelum kegiatan pemeliharaan dilaksanakan perlu dilakukan sosialisasi kepada para

pihak yang terkait dan terlibat, tentang waktu, jenis kegiatan, jumlah tenaga, bahan,

peralatan yang harus disediakan dan disesuaikan dengan jenis, sifat pemeliharaan dan

tingkat kesulitannya.

a) Pekerjaan pemeliharaan yang akan dilaksanakan oleh pihak ketiga perlu dilakukan persiapan yang menyangkut Pengusulan kebutuhan bahan, penyediaan tenaga, pengaturan regu kerja, pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi dan jaminan mutu agar tercapainya kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

b) Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor. Disusun dalam paket-paket pekerjaan yang menggambarkan lokasi, jenis pekerjaan, rencana biaya dan waktu pelaksanaannya. Dalam perjanjian kontrak kerja antara Dinas/Pengelola infrastruktur dengan kontraktor perlu dicantumkan ketentuan yang mengikat antara lain :

• Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja setempat kecuali tenaga kerja tersebut tidak tersedia.

• Adanya kesepakatan bersama antara kontraktor dengan semua pihak mengenai jam kerja, upah kerja dan hal-hal lainnya.

2. Pelaksanaan Pemeliharaan

• Pihak-pihak yang terlibat dan/atau kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan wajib memahami dan menerapkan persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Dinas/Pengelola infrastruktur.

Page 39: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 29

• Pelaksanaan pemeliharaan tidak mengganggu atau disesuaikan dengan kelancaran kegiatan lingkungan sekitar

• Dinas/Pengelola infrastruktur wajib menyampaikan kepada masyarakat mengenai periode waktu pelaksanaan pemeliharaan.

• Untuk pekerjaaan yang dilaksanakan oleh pihak terlibat agar sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu adanya bimbingan dari tenaga pendamping lapangan.

• Untuk pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor, sebagai kontrol sosial pihak terlibat dapat berperan serta secara swadaya mengawasi pekerjaan.

• Setelah pekerjaan perbaikan selesai dikerjakan harus dibuat berita acara bahwa pekerjaan perbaikan telah selesai dilaksanakan dan berfungsi baik.

Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi pada pemeliharaan infrastruktur dilakukan untuk kegiatan

pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara swakelola ataupun dikontrakkan, baik untuk

jenis pengamanan infrastruktur, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan

penanggulangan/perbaikan darurat.

a) Pemeliharaan Infrastruktur Yang Dilaksanakan Secara Swakelola.

Pemantauan untuk pekerjaan pemeliharaan infrastruktur yang dilakukan secara swakelola

baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala dilakukan oleh Dinas/Pengelola

infrastruktur bersama engan pihak terkait. Pemantauan dilakukan terhadap realisasi

penggunaan sumberdaya yang meliputi : tenaga kerja, bahan materil, peralatan secara

berkala dipantau dan dibandingkan dengan program pemeliharaan rutin atau rencana yang

telah ditetapkan. Waktu pemantauannya dapat ditetapkan sesuai kesepakatan oleh

Dinas/Pengelola infrastruktur.

Setiap akhir periode dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses pemeliharaan yang

sedang dijalankan di lapangan. Setiap akhir pekerjaan dilakukan juga evaluasi untuk

penyempurnaan kegiatan pemeliharaan yang akan datang. Hasil evaluasi tersebut dikirimkan

kepada penanggungjawab pekerjaan. Juru/Pengamat infrastruktur mencatat hasil kegiatan

pemeliharaan didalam buku catatan pemeliharaan (BCP). Didalam BCP dapat diketahui

bagian phisik mana yang sudah dan yang belum dilaksanakan pemeliharaannya.

b) Pemeliharaan Infrastruktur Yang Dilaksanakan Secara Kontraktual

Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan infrastruktur yang dilakukan secara

kontraktual baik pemeliharaan berkala maupun perbaikan/penggantian dilakukan oleh

Dinas/Pengelola infrastruktur dengan melibatkan peran serta ihak yang terkait dan terlibat.

1) Pemantauan Dan Evaluasi Mingguan Pemantauan dan evaluasi kemajuan pekerjaan dilakukan secara mingguan. Hal-hal

yang dipantau dan dievaluasi secara mingguan antara lain meliputi:

• jenis dan volume pekerjaan;

• rencana dan realisasi fisik dan keuangan;

Page 40: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 30

• nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah dilaksanakan;

• kemajuan hasil pekerjaan;

• nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan dibandingkan dengan nilai bobot seluruh kegiatan.

2) Pemantauan Dan Evaluasi Bulanan Pada setiap akhir bulan, dilakukan pemantauan dan evaluasi bulanan yang mencakup

:

• jenis dan volume pekerjaan;

• rencana dan realisasi fisik dan keuangan;

• nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah dilaksanakan;

• kemajuan pekerjaan fisik (volume v.s. waktu);

• nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya serta kinerja fisik.

Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk keperluan perbaikan

pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan

perencanaan program pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap

akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan tersebut, dapat dipelajari masalah dan

kekurangan yang pernah terjadi, sehingga dapat dilakukan perbaikan rencana tahun

berikutnya. Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan terhadap

kuantitas dan kualitas pekerjaan. Juga evaluasi dilakukan terhadap fungsi atau kinerja

infrastruktur melalui penelusuran dan pengujian lapangan (trial-run).

Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara berkala meliputi:

• Laporan bulanan o Penggunaan bahan swakelola o Realisasi pekerjaan yang diborongkan

• Laporan Tahunan Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan

disampaikan kepada Dinas/pengelola infrastruktur.

2.2. Proses Bisnis Penyedia Jasa

2.2.1. Proses Bisnis Konsultan Arsitektural

Keluaran yang dihasilkan/BIM Deliverables untuk disiplin Arsitektur adalah sebagai berikut:

Page 41: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 31

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 7. Proses Bisnis Konsultan Arsitektrual.

A. Persiapan dan Desain Konseptual

Workflow dalam tahap persiapan dan desain konseptual adalah sebagai berikut

Gambar 2. 8. Workflow tahap persiapan dan desain konseptual

Pemahaman terhadap

kebutuhan dan persyaratan klien

BIM Execution Plan

Site ModelModel massa

konseptual

Data surveyor untuk

arsitek

Page 42: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 32

Tabel 2. 2. Keluaran/Deliverables

Elemen Kegunaan

Topografi (model eksisting tapak)

Topografi (model rencana tapak)

Properti/batas lahan

• Menetapkan/memastikan kondisi

tapak eksisting

• Studi tapak dan analisis tapak

Massing (model bangunan) • Kalkulasi area dan volume

• Alternatif desain

• Energi analisis awal

• Masukan terhadap aspek sustainability

3D Image/Visualisasi • Visualisasi konsep

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

Pemahaman terhadap Persyaratan dari Klien

Tahapan ini mencakup bagaimana mengidentifikasi sasaran yang hendak dicapai melalui

BIM, serta bagaimana langkah-langkahnya untuk mencapai sasaran tersebut. Pemahaman

terhadap persyaratan dan kebutuan klien dapat diwujudkan melalui metode BIM, non BIM

atau metode hibrid tergantung sasaran dan tantangan proyek, selain juga praktek kebiasaaan

dan sumber daya yang dipakai masing-masing konsultan.

Sumber: RDC Architects Pte Ltd, for a HDB project, 2011 dalam BIM Essential Guide for Architectural

Consultant, BCA Singapore, 2013.

Gambar 2. 9. Contoh Metode BIM, nonBIM atau Metode Hibrid dalam suatu Proyek BIM.

Page 43: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 33

Skematik Desain

Gambar 2. 10. Model Skematik

Tabel 2. 3. Keluaran/Deliverables

Elemen Kegunaan

Model Generik Bangunan:

• Dinding

• Kolom

• Lantai

• Jendela

• Atap

• Tangga

• Langit-langit

• Fixtures

• Furniture

• Lainnya

• Persiapan untuk persyaratan perizinan

• Pengukuran ceiling plenum servis oleh

MEP

• Sisa kalkulasi area lantai

• Furniture spesifik (contoh untuk

pelayanan rumah sakit)

• Rendering dan visualisasi untuk

analisis

Building Quantity Schedule • Estimasi biaya awal

Space Group (Zona/Ruang) • Kalkulasi area

Individual Space • Kalkulasi ruangan

*Preliminary Structural Model • Koordinasi awal antara ARS dan STR

**Preliminary MEP Model • Koordinasi awal antar ARS-MEP

Keterangan:

* Dihasilkan oleh Konsultan Struktur

**Dihasilkan oleh Konsultan MEP

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

Model Skematik

Model skematik terdiri dari penggambaran komponen bangunan dengan perkiraan dimensi,

bentuk, lokasi, orientasi dan kuantitas yang masih bersifat umum. Adapun keluaran yang

dihasilkan adalah sebagai berikut:

• Dapat menggunakan model massa konseptual untuk memvalidasi aspek sustainability

• Menghasilkan layout rencana design skematik berskala 1:200 dengan komponen

Model Skematik

Kolaborasi dengan

Developer

Kolaborasi dengan Ahli

Sipil dan Konstruksi

Page 44: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 34

dinding/jendela/pintu generik

• Menghasilkan outline/garis besar rancangan mekanikal dan struktural

Kolaborasi antara Arsitek dan Ahli Struktural

Pada tahap ini dimungkinkan bagi para arsitek untuk berkolaborasi dengan:

• Developer (khusus desain), dimana dengan melihat model arsitektural dari berbagai

perspektif, pengembang akan membantu untuk menganalisis, memprediksi dan

memutuskan keluaran yang biasanya dilakukan pada tahap konstruksi.

• Ahli Struktural dalam berkolaborasi dan mengkoordinasikan desain struktur.

Model akan terus dikembangkan selama tahap desain berlangsung. Clash detection awal

diterapkan untuk meminmalisir konflik sebelum tahap konstruksi.

Pada tahap ini clash detection yang mungkin terjadi adalah antara:

• Sistem arsitektural dengan sistem struktural

• Sistem arsitektural dengan sistem mekanikal

• Sistem arsitektural dengan sistem elektrikal/kelistrikan

• Sistem struktural dengan sistem mekanikal

• Sistem struktural dengan sistem elektrikal

• Sistem mekanikal dengan sistem elektrikal

Desain Detail

Gambar 2. 11. Desain Detil

Detailed Design Model Dokumentasi untuk Tender

Kolaborasi dengan Ahli

Sipil dan Konstruksi

Kolaborasi dengan Ahli

Mekanikal-Elektrikal

Page 45: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 35

Tabel 2. 4. Keluaran/Deliverables

Elemen Kegunaan

Detil Komponen Bangunan

• Dinding

• Kolom

• Lantai

• Jendela

• Atap

• Tangga

• Langit-langit

• Fixtures

• Furniture

• Lainnya (fasad, railing)

• Persetujuan rencana pembangunan

• Dokumentasi tender/lelang

Material take-off dan scheduling dari

komponen bangunan

• Quantitiy calculation dan biaya

*Preliminary Structural Model • Koordinasi antara ARS dan STR

**Preliminary MEP Model • Koordinasi antara ARS-MEP

Keterangan:

* Dihasilkan oleh Konsultan Struktur

**Dihasilkan oleh Konsultan MEP

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

Model Detail Desain

Merupakan versi detail dari komponen bangunan pada umumnya atau sistem generik dengan

dimensi, bentuk, lokasi, orientasi, dan kuantitas yang akurat.

Keluaran dari detail desain adalah:

• rencana layout detil yang memperlihatkan konstruksi per layer pada skala 1:100 - 1:50

• Detail drawing pada skala 1:20 sampai 1:5

Model detail memperlihatkan informasi berupa dinding, slab/lantai, pintu dan bukaan, jendela,

curtain wall, kolom, balok, tangga/ramp, langit-langit, atap, furniture, dan lainnya.

Setelah model arsitektural dikoordinasikan dengan model dari disiplin lainnya (model

struktural) yang menghasilkan desain final, maka selanjutnya dapat dihitung material take off

dan penjadwalan.

Kolaborasi dengan Ahli MEP dan Perpipaan

Pada tahap detail design dikembangkan kolaborasi antara arsitek dan ahli MEP, dimana

pertukaran model dikembangkan secara menerus sejalan dengan perkembangan proyek.

Clash detection awal diterapkan untuk meminimalisir konflik antar elemen sebelum masa

konstruksi.

Clash yang mungkin terjadi antara:

• Sistem arsitektural dengan sistem struktural

Page 46: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 36

• Sistem arsitektural dengan sistem HVAC

• Sistem arsitektural dengan sistem perpipaan

• Sistem arsitektural dengan sistem proteksi kebakaran

• Sistem arsitektural dengan sistem elektrikal/kelistrikan

• Sistem arsitektural dengan sistem elektronik

• Sistem struktural dengan sistem HVAC

• Sistem struktural dengan sistem perpipaan

• Sistem struktural dengan sistem proyeksi kebakaran

• Sistem struktural dengan sistem elektrikal/listrik

• Sistem struktural dengan sistem elektronik

• Sistem HVAC dengan sistem perpipaan

• Sistem HVAC sistem proyeksi kebakaran

• Sistem HVAC dengan sistem elektrikal/listrik

• Sistem HVAC dengan sistem elektronik

• Sistem perpipaan dengan sistem proteksi kebakaran

• Sistem perpipaan dengan sistem elektrikal/listrik

• Sistem perpipaan dengan sistem elektronik

• Sistem proteksi kebakaran dengan sistem elektrikal/kelistrikan

• Sistem proteksi kebakaran dengan sistem elektronik

Sumber: BIM Essential Guide for Architectural Consultant, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 12. Contoh Kombinasi Model Arsitektural dan MEP.

Page 47: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 37

Kolaborasi dengan Konsultan Spesialis dan Fabrikator

Pada tahap ini dimungkinkan pula kolaborasi antara arsitek dan konsultan spesialis/sub

kontraktor/fabrikator untuk mengkaji dan memvalidasi model arsitektural sebagai berikut:

• Lokasi dari rencana elemen terkait

• Quantitiy schedule

• Ukuran

• Spesifikasi berbagai elemen terkait

Dokumentasi Tender

Tahapan ini menghasilkan dokumen untuk proses tender/lelang yang berfungsi sebagai dasar

bagi pengembangan kolaborasi yang terus berlanjut antara arsitek dengan kontraktor. Tahap

ini juga menghasilkan simulasi dan rendering untuk tujuan marketing.

Konstruksi

Keluaran dari tahap ini adalah Tanggapan terhadap RFI (RFI Resolution). Adapun kolaborasi

antara arsitek dan kontraktor diadakan pada tahap konstruksi berlangsung. Ketika

melanjutkan dan mengembangkan dari model arsitektur ke model kontraktor, elemen dasar

yang diperlukan dan perlu divalidasi (architectural model validation) adalah: koordinat X,Y,Z;

topografi (baik eksisting dan rencana); grid; level; komponen bangunan (dinding, kolom, pintu,

jendela, lantai, langit-langit, fixture, furniture, fasad, railing, dll).

2.2.2. Proses Bisnis Konsultan Sipil dan Struktural

Keluaran yang dihasilkan/BIM Deliverables untuk disiplin Sipil dan Struktural adalah sebagai

berikut:

Page 48: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 38

Sumber: BIM Essential Guide for C&S Consultant, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 13. Proses Bisnis Konsultan Sipil dan Struktural

A. Tahap Desain Konsep

Pada tahap pendahuluan ini, sangat penting untuk mencapai kesepahaman antara klien dan

konsultan mengenai apa yang hendak diraih dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut

melalui proyek BIM. Pada tahapan ini tidak dikeluarkan model BIM.

Keluaran pada tahapan ini antara lain adalah:

• penyusunan kriteria desain dan project brief

• studi mengenai tanah dan opsi pemilihan pondasi

• identifikasi mengenai material yang akan dipakai (beton, baja, kayu, alumunium, kaca)

beserta grade-nya;

• identifikasi mengenai metode konstruksi (in-situ, precast, prefab);

• identifikasi kode praktek untuk desain struktural;

• identifikasi batasan pekerjaan sipil.

Page 49: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 39

B. Tahap Desain Skematik

Desain skematik mengeluarkan Preliminary Structural Model (PSM) yang berbasis dari model

arsitektural BIM dan berfungsi sebagai referensi untuk tahapan selanjutnya (detail design).

PSM terdiri dari objek sebagai berikut:

• Elemen load bearing dengan dimensi indikatif

• Elemen pondasi (Bored Piles, Spread/Isolated Footing, Retaining & Diaphragm Walls,

Continuous Bored Piles Walls, Mat Slabs atau Raft Foundation, Soil Stabilization seperti

Jet Grouting Columns dan Micro Piles)

• Digital Terrain Model (DTM) yang menampilkan kondisi eksisting tanah, kontur dan profil

• Design Object Library (DOL) atau elemen-elemen yang sering digunakan

• Pemodelan dari elemen load bearing utama meliputi: struktur kolom, struktur girder,

struktur lantai, struktur dinding, struktur pondasi, struktur terowongan, struktur rangka

batang, struktur crane dan hoisting, dan lainnya.

Semua objek harus diklasifikasikan menurut kategori dan material konstruksi secara tepat,

merujuk pada sistem klasifikasi yang dipakai oleh BIM authoring tool. Perhitungan quantity

take off dan penjadwalan akan sangat tergantung pada kategorisasi berbagai objek tersebut.

C. Analisis Struktural

C1. Model Analisis untuk Perancangan Pondasi

Gambar struktural dihasilkan dari perhitungan desain yang menggunakan code of practice

dan standar menurut regulasi di Singapura, contohnya dengan menggunakan British Standard

(BS) dan Euro (EN). "Boundary condition" yang terdapat dalam BIM authoring tool harus

didefinisikan secara tepat, melalui keberadaan spring yang berbentuk point untuk kolom, line

untuk wall footing, dan area untuk mat foundation dan slab. Adapun soil spring untuk piles dan

earth retaining structure harus dimodelkan secara tepat berbasis kondisi eksisting tanah.

C2. Model Analisis untuk Perancangan Superstructure

Perlunya sinkronisasi antara model fisik yang dihasilkan oleh BIM authoring software dengan

model analisis struktural yang diciptakan secara simultan oleh anggota tim perancangan. Hal

yang menjadi perhatian dalam model analisis adalah:

• Semua balok dimodelkan dari satu rentang ke rentang lainnya untuk memenuhi kriteria

kolom tak tertumpu

• Semua kolom dimodelkan ke dalam level untuk memenuhi kriteria rasio kelangsingan

kolom

• Pelat lantai harus dimodelkan untuk setiap panel yang terkait dengan balok untuk

mentransfer beban secara semestinya.

• Model analisis yang diciptakan secara paralel dengan model fisik dalam BIM authoring

software harus terkoneksi sebelum diekspor pada software 3rd party.

Page 50: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 40

D. Tahap Detailed Design

D.1 Panduan Pemodelan Substruktur

Struktur yang biasanya tidak perlu dimodelkan kecuali struktur tersebut ditujukan untuk

dipasang secara permanen dan tidak dicabut setelah tahap konstruksi termasuk temporary

works atau earth retaining and stabilizing structures (ERSS) sebagai berikut:

• Diaphragm & Earth Retaining Structure

• Walers

• Cofferdam

• Piling Platform

• Parit dan galian dengan kedalaman kurang dari 6 meter

• Temporary slopes dan stockpiles

D.2 Panduan Pemodelan Superstruktur

• Keterkaitan/hubungan struktur dapat dimodelkan melalui baik 2D maupun 3D, melalui

model rebar. Koneksi ini dapat berupa keberadaan rebar untuk beton, serta baut dan

pengelasan untuk baja. Pemodelan koneksi 3D rebar dapat menggunakan Tekla

Structures, Graitec Advance Concrete, dan Bentley ProConcrete.

• Pekerjaan temporer seperti formwork, false work, propping, facade retention, needing,

edge protection, temporary bridges, site hoarding & signage, site fencing, scaffolding,

tower cranes, dan lainnya tidak perlu dimodelkan kecuali jika dipasang secara

permanen.

• Pekerjaan khusus seperti curtain wall, CD shelters, tensile fabric roof dll dapat dibuat

melalui 2D CAD yang disisipkan sebagai detailed view.

• Bukaan untuk penetrasi elektrikal, mekanikal dan perpipaan tidak diperlukan

dimodelkan, kecuali penetrasi yang bersifat mayor (misal mencapai 1/3 kedalaman

balok), begitu pula dengan peralatan mekanikal dan elektrikal (FCU, antennas,

eskalator, lift dll). Namun beban dari peralatan tersebut harus dipertimbangkan untuk

loading and equipment pad.

• Atribut analisis struktural seperti koefisien spring, grade material, beban dan kombinasi

beban dipertimbangkan jika model BIM disinkronisasikan untuk menciptakan analisis

dan desain struktur.

E. Panduan Modeling untuk Struktur Civil Defense

• Elemen model untuk bangunan dengan struktur civil defense harus disediakan

(misalnya trellis, kanopi, ledge, down hang beams, tie beams, shielding walls etc.)

• Household shelter, storey shelter dan staircase storey shelter serta public/transit

shelters seperti MRT harus dimodelkan.

• Struktur transfer seperti balok, pelat lantai dan dinding yang mendukung household

shelter dimodelkan, termasuk juga bukaan ventilasi

Page 51: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 41

F. Output

Output yang diharapkan dari pekerjaan Struktur (ST) dan Civil Defense (CD) adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. 5. Output yang diharapkan dari ST dan CD

Struktural Keterangan

Gambar Arsitektural (sebagai referensi dari Konsultan

Arsitektur)

Gambar Struktural • General Assemblies (Floor Plan,

Elevation, Section, dll)

• Schedules (Beam, Column, Slab dll)

• Detail Drawings (connections & rebars)

Calculation Report • Desain Pondasi

• Global Frame Analysis

• Element Design & Sizing-

Connections Design (rebars & steel

joints)

• Kalkulasi manual

Shelter Civil Defense Keterangan

Storey Shelter Drawings

• Floor Plan

• Elevation Views

• Section Views

Typical Connection Rebar Details

Typical Structural

Penetrations/Openings

• Detail of Embedment

• Detail of Construction Joints

Sumber: BIM Essential Guide for C & S Consultant, BCA Singapore, 2013

G. Kolaborasi Antar Disiplin

• Contoh Kolaborasi dengan Disiplin Arsitektur

Tabel 2. 6. Contoh Kolaborasi dengan Disiplin Arsitektur

Input dari Arsitektur Keluaran Model CS

1. Grids

2. Structure Floor Levels (SFL)

3. Posisi kolom

4. Ketinggian langit-langit

1. Grids

2. Structure Floor Levels (SFL)

3. Struktur Columns

4. Struktur Balok dan Struktur Pelat lantai

Page 52: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 42

5. Posisi dinding

6. Posisi lift

7. Cladding

8. Room size usage

9. Landscaping (dengan kedalaman

tanah, ukuran planter, lokasi)

10. Drainase permukaan

11. Floor openings

12. Sloped floors / ramps

13. Precast / GRC facades

14. Large hanging lighting features

15. Building maintenance system (mis.

Gondola)

Beams

5. Struktur dinding

6. Struktur dinding

7. Structural Connections

8. Load CaseLad Combinations

9. Struktur balok, pelat

10. Structural beams / slabs with drops

11. Structural slabs dengan bukaan

12. Structural slabs

13. Structural columns / walls /

connections

14. Structural slab

15. Structural supports for BMS system

Sumber: BIM Essential Guide for C & S Consultant, BCA Singapore, 2013

• Contoh kolaborasi dengan Kontraktor/Fabrikator/Precaster

Tabel 2. 7. Contoh Kolaborasi dengan Kontraktor/Fabrikator/Precaster

Input dari Kontraktor Keluaran Model CS

1. 4D Time Structural Model

2. 5D Cost Structural Model

3. Existing Underground Utilities

4. Existing Soil Conditions

5. Formworks

1. tidak ada

2. tidak ada

3. Revisi struktur pondasi

4. Revisi struktur pondasi

5. Structural BIM Model

Input dari Kontraktor Keluaran Model CS

Steel Shop Drawings

1. Centreline of elements

2. Member Forces

3. Member SizesSupport

4. Conditions Bolt Connections

5. Weld Connections

Input dari Precaster Keluaran Model CS

Precast / Post Tension Shop Drawings

1. Centreline of elements

2. Member Forces

3. Member Sizes

4. Support Conditions

5. Tendon Profile

6. Detil Rebar

7. Detil Corbel

Sumber: BIM Essential Guide for C & S Consultant, BCA Singapore, 2013

• Contoh Kolaborasi dengan Quantity Surveyor

Tabel 2. 8. Contoh Kolaborasi dengan Quantity Surveyor

Input dari Quantity Surveyor Keluaran Model CS

1. Bill of Materials (BOM)

2. Unit Cost Analysis

3. Project Costing

Klasifikasi Elemen

Page 53: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 43

Input dari Fabricator Keluaran Model CS

Link BMS

1. Material Test Result

2. Material Specifications

3. As Built Drawings

Sumber: BIM Essential Guide for C & S Consultant, BCA Singapore, 2013

2.2.3. Proses Bisnis Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP)

Sumber: BIM Essential Guide for MEP Consultant, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 14. Proses Bisnis Konsultan MEP

Keluaran yang dihasilkan/BIM Deliverables untuk disiplin Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing

adalah sebagai berikut:

Page 54: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 44

A, Tahap Persiapan dan Konsep Desain

A1. Memahami Kebutuhan Klien

Seperti tahapan pendahuluan pada disiplin lainnya, sangat penting untuk mencapai

kesepahaman antara klien dan tim konsultan mengenai tujuan umum dan tujuan spesifik yang

hendak diraih dan bagaimana cara mencapai tujuan proyek BIM tersebut. Model pendahuluan

MEP dapat diperoleh dari model BIM arsitektur dan berfungsi sebagai persiapan bagi tahap

detailed design.

A2. Penyiapan Proyek

Sebelum memulai proyek BIM, hal penting yang harus diperhatikan adalah permintaan klien

sebagaimana yang disebutkan dalam BIM Execution Plan (BEP) serta platform software dan

versi yang disetujui bersama untuk proyek tersebut.

Sumber: BIM Essential Guide for MEP Consultant, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 15. Workflow Penyiapan Proyek.

Page 55: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 45

Secara lebih detail, langkah-langkah penyiapan proyek BIM adalah sebagai berikut:

• Load Template

Langkah pertama adalah memuat template BIM MEP sebelum memulai proyek baru.

Template ini harus menyertakan standar dari 4 sub disiplin MEP, yaitu:

− Air-Conditioning and Mechanical Ventilation ACMV (Services)

− Plumbing and Sanitary Services

− Fire Protection Services

− Electrical Services

Setiap file proyek juga harus mengikutsertakan informasi proyek yang meliputi: status proyek,

nama klien, alamat proyek, nama proyek, lokasi proyek, serta informasi opsional lainnya

(misal nama design engineer, dll).

Contoh template MEP dapat dilihat pada http://bimsg.wordpress.com/singapore- guide/e-

submission/.

• Mempersiapkan Model MEP

− Memastikan bahwa level MEP dan Arsitektur telah selaras, melalui langkah-

langkah bagi pengguna Revit MEP yaitu membuka elevation view dan mengklik

"Go to Elevation View" , serta membuka Modify tab dan menseleksi Align tool

dengan memilih model arsitektur yang disusul oleh pemilihan MEP level.

− Mengunci MEP level terhadap AR level dengan mengklik icon Lock yang muncul.

• Menyiapkan lembar/kertas kerja baru

Lembar baru dapat dibuat dengan melihat View Tab dan memilih Sheet serta memilih

Title Block.

• Modelling Plan

Sebuah model dibagi ke dalam berbagai ukuran tergantung kompleksitas atau ukuran

sebuah proyek, dapat dilakukan melalui Worksharing dan Linking Models, khususnya

bagi pengguna Revit. Keterangan mengenai worksharing dan linking model dapat dilihat

berikut ini.

Validasi Model Arsitektur

Hal penting yang harus dilakukan adalah mengecek koordinat model arsitektur sehingga

model MEP dan model arsitektur mempunyai koordinat yang sama sebelum dihubungkan.

Elemen basic yang dibutuhkan dari rencana arsitektural sehingga menjadi masukan bagi

model MEP yang baik adalah: raised floor, false Ceiling, grids, levels, plumbing Fixtures,

slab, dinding, dan servis.

Page 56: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 46

Sumber: BIM Essential Guide for MEP Consultant, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 16. Workflow dari Worksharing Proyek BIM.

Worksharing

Worksharing digunakan untuk proyek besar yang harus dikerjakan oleh lebih dari satu BIM

modeller. Para anggota tim yang terlibat dapat menamakan file dengan ketentuan sebagai

berikut.

ES Electrical sub-discipline elements SN Sanitary sub-discipline elements

FP Fire sub-discipline elements PL Plumbing sub-discipline elements

ACMV Mechanical sub-discipline elements

PF Plumbing Fixture sub-discipline elements

GAS Gas sub-discipline elements

Page 57: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 47

Sumber: BIM Essential Guide for MEP Consultant, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 17. Workflow Linking Model Proyek BIM.

A2. Memulai Model

Setelah persiapan proyek selesai, file akan dikopi untuk setiap sub disiplin. Hal-hal yang patut

menjadi perhatian adalah sebagai berikut:

• Mengkoordinasikan Elemen MEP melalui Link

Linking Model

Merupakan metode umum untuk proyek yang lebih kecil yang menghasilkan model-model

individual bagi setiap sub disiplin. Berbagai elemen akan dituangkan ke dalam suatu model

dan dikoordinasikan dengan masing-masing sub disiplin itu sendiri. Setelah itu, model akan

dihubungkan dengan sub disiplin lain dalam file sentral.

Page 58: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 48

Setiap model individual dalam tiap sub disiplin akan dihubungkan satu demi satu dengan

central file. Pengeditan tidak dapat dilakukan di dalam central file, melainkan pada masing-

masing authoring tool. Untuk memperlihatkan update terakhir, maka diperlukan Mange Link.

B. Tahap Desain Skematik

Tahapan ini membutuhkan suatu diagram skematik, sebaliknya pemodelan BIM tidak

diperlukan. Penciptaan suatu diagram skematik dapat menggunakan metode tradisional 2D

dari CAD atau menggunakan diagram skematik dari BIM authoring tool.

C. Tahap Analisis

C1. Mempersiapkan Model BIM untuk Analisis Energi

Dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

• Membuat visualisasi untuk memutuskan metode terbaik dalam memasang sistem MEP

melalui walkthrough dan potongan bangunan (2D atau 3D).

• Menyiapkan informasi proyek, termasuk penyiapan data dan informasi secara umum

melingkupi jenis bangunan, lokasi, iklim, jenis konstruksi bangunan, dan data jenis

jendela/bukaan.

• Mendefinisikan ruangan dengan peruntukan ruangan yang sesuai (termasuk ruang

untuk meletakkan saluran pipa utilitas baik plenum maupun shaft) dan terhubung

dengan model arsitektur

• Membentuk zona ACMV yang terkait dengan pembagian/peruntukan fungsi ruangan

sebelumnya dengan menggunakan palet properti. Informasi terkait dimasukkan secara

mendetail (misal data jenis ruangan, tahapan konstruksi, kapasitas orang, beban listrik,

heating dan cooling information, dll) . Semua kesalahan dan peringatan sebaiknya

diselesaikan sebelum masuk ke tahap berikutnya karena dapat mempengaruhi akurasi

analisis.

• Kalkulasi beban pendingin dapat dihasilkan melalui 3 jenis, yaitu tipe sederhana,

standar, dan detail. Tiap-tiap fungsi ruang kemudian dapat dianalisis dengan melihat

masing-masing luas area, volume, peak cooling load/beban pendingin puncak, cooling

airflow, peak heating load, dan heating airflow. Untuk menganalisis energi secara lebih

lanjut dapat menggunakan software analisis energi lain, dengan mengekspor file gbXML

dari BIM modelling authoring tool.

C2. Mengukur Elemen MEP

Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

• Memilih dan meletakkan diffuser serta peralatan mekanikal berdasarkan kebutuhan

desain ke dalam model.

• Menyusun layout ducting, melalui pemasangan duct pada sistem ACMV di atas,

menyeleksi sistem yang akan diukur, menetapkan friction loss rate, menetapkan

batasan ketinggian duct (misalnya batas langit-langit).

• Menjalankan pengukuran duct yang akan menghasilkan duct pressure lost report.

Warna duct dalam model dapat diatur sesuai kebutuhan.

Page 59: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 49

D. Tahap Detailed Design

Dalam tahap ini, model prarancangan akan dikembangkan dengan elemen BIM yang lebih

akurat. Ketepatan informasi terkait dengan dimensi, bentuk, dan lokasi yang lebih presisi.

D1. Pemodelan MEP Service

Copy Monitoring dari Model Arsitektur

Copy monitor dipakai untuk memastikan perubahan model dalam berbagai disiplin

terkomunikasikan secara baik. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai

berikut:

− Klik CollaborateTab dan memilih Copy/Monitoring tool yang dilanjutkan dengan Select

Link

− Mengalihkan kursor dan mengaktivasi link model arsitektur, dilanjutkan dengan memilih

Copy dan Finish dari ribbon. Elemen MEP akan mempunyai posisi yang sama dengan

salinan dari model arsitektur.

− Elemen yang dapat disalin atau dimonitor dari model arsitektur ke dalam model MEP

adalah grid, Level, kolom, lantai termasuk bukaannya, dinding termasuk bukaannya, air

terminal, pencahayaan, dan perpipaan.

D2. Rujukan Model dalam Dokumen Konstruksi

Merupakan langkah untuk penyiapan tender atau BIM e-submission melalui penambahan

informasi seperti detail 2D dan atribut.

Dalam mempersiapkan model BIM tersebut, rencana tiap lantai, potongan dan gambar lainnya

dapat dihasilkan secara langsung dari model BIM.

D3. Publikasi/Pencetakan Model untuk Tender/E-Submission

Langkah terakhir adalah mempublikasikan atau mencetak model MEP BIM untuk keperluan

tender atau e-submission dengan menghubungkan Reference Model dan MEP Model pada

Production Template. Setelah meng-create matchline, dependant view dan scopebox, maka

hubungkan view ke dalam sheet/kertas kerja sehingga siap dicetak.

2.2.4. Proses Bisnis Kontraktor

Hasil yang diharapkan dari pekerjaan Kontraktor terbagi ke dalam tahapan tender, pra

konstruksi dan konstruksi yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 60: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 50

Sumber: BIM Essential Guide for Contractor, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 18. Proses Bisnis Kontraktor.

A. Tahap Tender

Bagi kontraktor, model BIM yang digunakan dalam tahap tender atau lelang ditujukan untuk

menghasilkan estimasi biaya/cost estimation. Pada prakteknya, kontraktor dapat menerima

model BIM (dalam format DWF/3D PDF/IFC/native format) selain gambar 2D. Model BIM

dipergunakan sebagai referensi sedangkan gambar 2D digunakan dalam dokumen

kontraktual.

Kontraktor juga mempunyai kebebasan untuk mengembangkan model BIM mereka sendiri

berdasarkan gambar 2D dari konsultan dengan menggunakan model BIM dari konsultan

sebagai referensi. Beberapa diantaranya memilih menggunakan model BIM bagi keperluan

site planning dan perencanaan logistik.

Sumber: BIM Essential Guide for Contractor, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 19. Workflow Tahap Tender untuk Kontraktor.

Menerima Gambar 2D dari Konsultan

(dan ditambah BIM Model)

Pengembangan Model BIM

Estimasi Biaya

Site Planning/Logistic

Planning

Page 61: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 51

A1. Pengembangan Model BIM

Hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan model BIM yang dilakukan kontraktor

selain mengembangkan model seringan dan seefisien mungkin dengan detailing pada studi

konstruksi atau visualisasi. Adapun informasi-informasi tambahan dapat dikembangkan

melalui downstream models user. Kontraktor yang menggunakan model BIM dari konsultan

harus mengkaji model tersebut (apa saja yang harus dikaji mengacu pada Singapore BIM

Guide Quality Assurance).

A2. Estimasi Biaya

Setelah kontraktor mengembangkan atau menerima model BIM, maka software BIM dapat

menghasilkan daftar objek yang terkait dengan external cost data base untuk mendapatkan

estimasi biaya. Sebagai basis estimasi biaya, sangat penting untuk menjaga konsistensi

dalam pengerjaan quantity take off, khususnya terkait dengan pengukuran elemen atau

komponen bangunan.

A3. Site Planning/Logistic Planning

Penggunaan BIM untuk site planning diperlukan untuk memahami tantangan pekerjaan

lapangan serta untuk berkomunikasi secara visual dengan klien. Pada kerangka yang lebih

luas, BIM-based site planning dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya

serta mengkomunikasikan rencana pengelolaan keselamatan pekerja. Pekerjaan site

planning terdiri dari:

− pemodelan topografi tapak

− penambahan batas-batas tapak beserta pintu masuk

− penempatan dan pemodelan jalan internal dan akses pedestrian

− pemodelan site office, area gudang dan utilitas

− perencanaan pergerakan kendaraan dan mobil crane.

− perencanaan lokasi menara crane dan batasan pergerakan ayunan crane.

Kontraktor harus mengkomunikasikan model site plan tersebut pada sub kontraktor dan

pekerja dengan mempergunakan 3D walk-through/rendering, atau simulasi 4D/ video animasi.

Hal ini bertujuan agar sub kontraktor dan para pekerja mempunyai pemahaman yang lebih

baik terhadap apa yang harus dihindari, serta penjadwalan dan zona apa yang harus

dikerjakan terlebih dahulu.

B. Tahap Pra Konstruksi

Tahap pra konstruksi dapat dilihat pada workflow sebagai berikut:

Page 62: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 52

Sumber: BIM Essential Guide for Contractor, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 20. Workflow Tahap Pra Konstruksi untuk Kontraktor.

B1. Mengkaji Model yang Dihasilkan Konsultan

Kontraktor harus mengkaji model dari berbagai disiplin (baik model Arsitektur, Struktur, dan

MEP) yang dihasilkan konsultan sebelum dipakai bagi keperluan koordinasi lapangan. Hal-

hal yang patut menjadi perhatian selama pengecekan model adalah sebagai berikut:

− Langkah pertama adalah mengimpor model arsitektur, struktur, dan MEP ke dalam

project review software. Pastikan bahwa model mempunyai sistem koordinat yang

sama.

− Langkah ke-dua adalah menetapkan atau mengubah warna yang berbeda bagi tiap

model dari berbagai disiplin. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi sumber disiplin

jika terjadi permasalahan. Anggota proyek harus sepakat dalam menentukan

pewarnaan tersebut.

− Langkah ke-tiga adalah mengecek secara visual melalui tool navigasi (zoom, pan, orbit,

walkthrough, section). Rujukan bagi elemen-elemen yang harus dikoordinasikan dapat

dilihat pada Singapore BIM Guide: Appendix B (ii) Quality Assurance.

− Langka ke-empat adalah menggunakan automatic clash checking tools untuk melihat

bentrokan. Selanjutnya screenshot bentrokan disimpan sebagai bukti dan disertai

komentar serta menambahkannya sebagai bagian dari dokumen RFI.

− Langkah terakhir adalah memprioritaskan permasalahan dan menyelesaikannya satu

per satu dengan masing-masing tim yang terlibat.

B2. Model-Based Project Planning dan Scheduling

Kontraktor dapat menggunakan model-based project planning dan scheduling untuk melihat

bagaimana suatu proyek dieksekusi dari awal sampai akhir. Manfaat lain adalah:

− Untuk tujuan marketing, publikasi, dan public hearing

− Berkomunikasi pada owner, subkontraktor mengenai pentahapan jadwal

− Mengidentifikasi konflik ruang

− Mengevaluasi berbagai alternatif sumberdaya dan scope pekerjaan dalam periode

tertentu untuk mengoptimalkan sumberdaya dan tenaga kerja

C. Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi dapat dilihat pada workflow sebagai berikut:

Mendapatkan model disiplin- spesifik (AR,

STR, ME)

Mengkombinasikan model disiplin-

spesifik

Pengecekan secara visual dan clash

detection Mengeluarkan RFI jika ditemukan

permasalahan

Membekukan model disiplin-spesifik disertai tanggapan terhadap RFI

Page 63: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 53

Sumber: BIM Essential Guide for Contractor, BCA Singapore, 2013

Gambar 2. 21. Workflow Tahap Konstruksi untuk Kontraktor.

C1. Koordinasi dalam Tahap Konstruksi

Kontraktor dapat mengkoordinasi model MEP berbagai disiplin secara berpasangan untuk

membandingkan permasalahan yang ditemui pada masing-masing disiplin model.

Beberapa aspek RFI yang kerap ditemui kontraktor pada tahap konstruksi adalah:

− hilangnya elemen/informasi tertentu (misal hilangnya elemen jendela)

− ketidaksamaan pada dua model yang seharusnya serupa

− Masalah konstruktabilitas bangunan

C2. Menyiapkan Shop Drawing

Kontraktor dapat menghasilkan shop drawing/gambar kerja (seperti combined shop drawing)

secara langsung dari model untuk mendapatkan hasil yang terkoordinasi dan konsisten. Untuk

menciptakan gambar yang lebih detail didapat dari pendekatan hibrid, yaitu perpaduan dari

model BIM dan 2D dengan langkah-langkah sebagai berikut:

− Menampilkan view dari model BIM

− Menambahkan detail dengan menggunakan garis 2D

− Menambahkan informasi lokasi, dimensi, dan anotasi

− Menempatkan pada drawing sheet dengan title block. Gambar siap untuk diprint.

Beberapa cara untuk mereview dan menyetujui shop drawing adalah melalui:

Page 64: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 54

− Review 2D : merupakan metode tradisional dimana review dan persetujuan didasari

oleh gambar kerja 2D. Model BIM tidak dipakai dalam review ini.

− Review 2D + 3D: proses review telah mengakomodir pengecekan visual pada model

BIM selain mengikutsertakan review shop drawing 2D. Persetujuan tetap didasari oleh

shop drawing 2D.

− Review 3D: Proses review dan persetujuannya berbasis pada model konstruksi atau

fabrikasi. Proses ini direkomendasikan apabila sebuah rancangan sangat kompleks.

C3. Membuat tahapan pembangunan yang kompleks

Tahapan pembangunan yang kompleks dihasilkan melalui:

− Mengidentifikasi bentrok (dalam penjadwalan) dan permasalahannya.

− Memetakan penjadwalan pembangunan

− Mengkomunikasikan tahapan yang kompleks pada staf lapangan

C4. Setting Out dan Verifikasi Lapangan

Model BIM dapat dipakai di lapangan untuk meningkatkan produktivitas dan akurasi dalam

tahap pengukuran dan pematokan (setting out). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

− Meminta informasi pengukuran dan pematokan untuk suatu area dari konsultan

− Mereview gambar kerja 2D

− Meminta adanya model BIM jika gambar 2D disetujui

− Mengidentifikasi titik-titik referensi dalam model BIM

− Menerjemahkan titik-titik referensi yang ada dalam model ke titik-titik patok di lapangan

− Melakukan pematokan di lapangan dan menyusun log report

− Jika ada deviasi maka dilaporkan pada konsultan

C5. Prefabrikasi

Melalui model BIM yang sudah terkoordinasi secara utuh, kontraktor dapat menganalisa

elemen-elemen apa saja yang dapat difabrikasi, serta apakah ada elemen non standar yang

dapat distandarisasi. Contoh elemen yang dapat diproduksi secara massal adalah dinding,

pelat lantai, kolom, balok, tangga, pintu, jendela, pelapis dinding bangunan bagian luar,

cladding, langit-langit, parapet, railing, speciality equipments, elemen transport, toilet,

insulated duct, serta rakitan MEP.

C6. Persiapan Model AS-Built

Kontraktor dapat menggunakan model dari konsultan serta mengupdate model berdasarkan

perubahan terkini sepanjang tahap konstruksi. Konfirmasi dari konsultan juga dapat saja

dibutuhkan untuk melihat apakah model as-built terbaru sudah sesuai dengan rencana yang

diajukan ke pemerintah.

C7. Persiapan Model BIM untuk Operasi dan Maintenance

Page 65: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 55

Dalam menyiapkan model BIM untuk Operasi dan Maintenance, kontraktor harus

menambahkan informasi O&M terhadap model as-built berdasarkan persyaratan dari klien

atau tim O&M.

Daftar informasi yang dibutuhkan oleh Tim O&M dapat dilihat pada tabel 2.13.

Tabel 2. 9. Daftar Informasi yang dibutuhkan Tim O & M

Elemen Kebutuhan informasi

O&M

Informasi dari elemen BIM

Fire extinguisher • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Expiry date

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

− Expiry Date – Tanggal

Breakout glass • Lokasi Objek dan lokasi

Fire sprinkler • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

Fire valves • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

Fire pumps • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Pompa

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

− Kapasitas pompa

Chiller • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Kapasitas pompa

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

− Kapasitas pompa

Pencahayaan • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Expiry date

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

− Expiry Date – Tanggal

Sensor gerak • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

Control meter • Lokasi

• Tipe

• Supplier

• Objek dan lokasi

• Atribut:

− Tipe - Model

− Supplier - Nama

Page 66: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 56

Sumber: BIM Essential Guide for Contractor, BCA Singapore, 2013

2.3. Soal Latihan

1. Gambarkan workflow proses bisnis penyedia jasa (kontraktor) pada tahap pelelangan!

2. Apa yang harus dilakukan Kontraktor ketika menerima model dari Konsultan, pada

tahap pra konstruksi?

3. Bagaimana model BIM digunakan untuk melakukan setting-out dan verifikasi lapangan?

2.4. Rangkuman

Proses bisnis adalah sekumpulan kegiatan dalam bisnis untuk menghasilkan produk dan

jasa. Kegiatan proses bisnis ini dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan

bantuan sistem informasi. Dalam sebuah proses bisnis, harus mempunyai (1) tujuan yang

jelas, (2) adanya masukan, (3) adanya keluaran, (4) menggunakan resource, (5) mempunyai

sejumlah kegiatan yang dalam beberapa tahapan, (6) dapat mempengaruhi lebih dari satu

unit dalam organisasi, dan (7) dapat menciptakan nilai atau value bagi konsumen.

Tata cara pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan kontrak jasa pelaksanaan konstruksi

(pemborongan), yang disusun sesuai kaidah penyelenggaraan pembangunan prasarana

dan sarana dalam lingkungan departemen pekerjaan umum, dengan urutan tahapan

kegiatan SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Acquisition, Construction,

Operation and Maintenance). Tahapan pembangunan proyek dari tahap awal hingga ke

tahap proyek dapat beroperasi dan menghasilkan manfaat yang menguntungkan, secara

singkat akan diuraikan dengan diawali timbulnya gagasan yang muncul dari “pemilik proyek”

yang dalam hal ini bisa pihak pemerintah yang disebabkan karena tugas dan kewajibannya

menjadi agen pembangunan, maupun investor/swasta yang tertarik untuk membangun

suatu proyek karena melihat sisi prospektif ekonomis akan sangat menguntungkan secara

finansial.

Proses bisnis Penyedia Jasa yang terkait implementasi BIM meliputi tahapan kegiatan yaitu

Tahap Pelelangan (tender stage), Tahap Pra Konstruksi (pre construction stage), dan Tahap

Konstruksi (construction stage). Pada tahap pelelangan meliputi: kegiatan pengembangan

model BIM, estimasi biaya dan perencanaan lokasi (termasuk perencanaan logistik).

Sedangkan, pada tahap pra konstruksi meliputi kegiatan melakukan kajian terhadap model-

model yang diajukan konsultan dan model berdasarkan perencanaan dan penjadwalan

proyek. Pada tahap konstruksi meliputi kegiatan koordinasi konstruksi, gambar kerja dan

model, penyusunan urutan pekerjaan yang kompleks, setting out dan verifikasi lapangan, pra

pabrikasi, model-model terpasang (as-built models) dan model untuk manajemen fasilitas.

Page 67: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 57

2.5. Evaluasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang Benar di

antara pilihan jawaban yang ada.

1. Proses penandatanganan Kontrak Pekerjaan adalah pada saat:

a. Proses Pengadaan

b. Periode Persiapan Pelaksanaan

c. Antara Periode Pengadaan dengan Periode Persiapan Pelaksanaan

d. Periode Konstruksi

e. Periode Pemeliharaan

2. Pengukuran jumlah material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang biasanya digunakan sebagai dasar untuk estimasi biaya selama tahap pelelangan disebut sebagai: a. Cost estimation b. Quantity-takeoff c. Quantity surveyor d. Quantity account e. Semua salah

3. Kegiatan pengembangan model BIM pada proses bisnis penyedia jasa, termasuk

dalam tahap: a. Tahap Perencanaan b. Tahap Pelaksanaan c. Tahap Pengendalian d. Tahap Pelelangan e. Semua salah

2.6. Jawaban Soal Latihan

1. Workflow proses bisnis penyedia jasa (kontraktor) pada tahap pelelangan

Kegunaan primer model BIM pada tahap pelelangan adalah Estimasi Biaya

Menerima Gambar 2D dari

Konsultan (dalam beberapa

kasus, juga menerima model

BIM)

Mengembangkan

Model BIM

Estimasi

Biaya

(Cost

Estimation)

Perencanaan Lokasi

(site planning) dan

Perencanaan Logistik

(logistic planning)

Page 68: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 58

Dalam kondisi ideal Kontraktor akan menerima model BIM (3D PDF) sebagai tambahan dari

yang gambar tender 2D dalam tahap pelelangan. Model BIM menjadi referensi, sementara

gambar 2D adalah dokumen kontrak. Beberapa Kontraktor akan memilih mengembangkan

model BIM nya sendiri berdasarkan gambar 2D dari Konsultan sementara menggunakan

model BIM dari Konsultan sebagai referensi. Kontraktor tersebut bisa jadi memilih

menggunakan model BIM dari Konsultan. Beberapa Kontraktor dapat juga memilih

menggunakan model BIM untuk perencanaan lokasi (site planning) pada tahap pelelangan

untuk alasan kendala lokasi dan untuk perencanaan logistik (logistic planning).

Pengukuran jumlah material dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan (Quantity Take-Off) biasanya digunakan sebagai dasar untuk estimasi biaya

selama tahap pelelangan. Setelah Kontraktor mengembangkan model BIM (atau menerima

model BIM dari Konsultan), software BIM mampu menghasilkan daftar yang diperlukan (list

of objects) yang dapat dihubungkan dengan database biaya dari eksternal untuk memperoleh

estimasi biaya.

2. Yang harus dilakukan Kontraktor ketika menerima model dari Konsultan, pada tahap

pra konstruksi adalah setelah menerima model dari Konsultan, Kontraktor dapat mulai

mengkaji model tersebut sebelum menggunakannya untuk keperluan koordinasi.

Dalam tahap pra konstruksi, Kontraktor dapat mengkaji model arstitektural, struktural,

mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP) dimulai dari elemen bangunan yang

dilaksanakan terlebih dahulu.

3. Model BIM digunakan untuk melakukan setting-out dan verifikasi lapangan untuk

meningkatkan produktivitas dan akurasi ketika melakukan setting out. Untuk

menggunakan model BIM di lapangan, beberapa peralatan diperlukan seperti Robotic

Total Station.

Menerima

model

khusus

disiplin

(seperti

Arsitektural,

Struktural,

Mekanikal &

Elektrikal)

Kombinasi/

Gabungan

Model-model

khusus

Disiplin

Melakukan

pemeriksaan kualitas

secara visual dan clash

detection untuk

mengidentifikasi

masalah potensial

dimulai dengan

elemen2 bangunan

yang akan dibangun

terlebih dahulu

Masalah RFI ditemukan

Bekukan

model2 khusus

Disiplin

bersama

dengan

jawaban

terhadap RFI

Page 69: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 59

Ilustrasi peralatan survey lapangan untuk setting out

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

• Meminta informasi set-out area khusus dari konsultan

• Meriviu gambar-gambar 2D

• Meminta model BIM jika gambar-gmabr 2D disetujui

• Identifikasi titik-titik set-out dalam model BIM

• Ekspor titik-titik set -out ke dalam peralatan survey lapangan untuk set-out

• Lakukan Set-out di lapangan dan hasilkan log report

• Isu deviasi yang dijumpai kepada konsultan

Page 70: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 60

Page 71: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 61

BAB III. KOMUNIKASI ANTARA PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA

JASA

3.1. Komunikasi dalam Pelaksanaan Proyek

Komunikasi adalah pentransferan dan pemahaman makna, hanya lewat pentransferan

makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan. Komunikasi

tidak hanya sekedar menanamkan makna namun juga harus dipahami. Suatu ide, tidak

peduli seberapa hebat ide tersebut akan sia-sia sampai ide tersebut dapat diteruskan dan

dipahami. Proses komunikasi dalam proyek merupakan proses komunikasi yang terjadi

antara tim dalam proyek itu sendiri (internal) maupun komunikasi yang terjadi dengan para

pihak-pihak yang terkait (eksternal).

Komunikasi dalam proyek konstruksi diperlukan tidak saja untuk kebutuhan interaksi,

kolaborasi dan kooperasi antar anggota tim proyek namun lebih jauh lagi membantu

meyakinkan para menajer proyek bahwa aktivitas proyek dari hari kehari sesuai dengan

rencana yang ada, komunikasi juga dilakukan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan

struktur organisasi baik bagi pihak eksternal (pemilik proyek, konsultan, kontraktor dan

sebagainya), maupun bagi pihak internal (pelaku proyek dan perusahaan). Selain itu

berkomunikasi yang efektif dapat menimbulkan banyak keuntungan lain seperti:

• Proyek menjadi lebih terkelola.

• Data proyek lebih dapat dilacak keberadaannya.

• Sumber daya yang ada dapat lebih dikelola dan dipantau ketersediaannya.

• Informasi/data pendukung yang relevan dengan proyek dapat lebih dipusatkan.

• Komunikasi yang efektif terjadi secara terus-menerus antara semua level organisasi.

Pada saat pelaksanaan proyek konstruksi berlangsung harus diperhatikan hambatan-

hambatan komunikasi yang mungkin terjadi antara kontraktor dan subkontraktor, seperti:

• Kesulitan untuk dapat saling berbagi informasi/data antar anggota tim proyek karena

kurang baiknya hubungan internal tim proyek.

• Kurangnya kesegeraan distribusi informasi atas perubahan-perubahan yang terjadi.

• Kesulitan mencari dan menyortir informasi/data yang relevan dengan proyek, dari sekian

banyak informasi/data yang ada sehingga kurangnya efisiensi dalam bekerja.

Proses komunikasi dilakukan disetiap tingkatan dalam suatu perusahaan, dari tingkat

terendah hingga tingkat tertingi, dimana semakin tinggi tingkatan seseorang maka tuntutan

akan kemampuan komunikasi semakin besar. Proses komunikasi dalam suatu proyek ialah

sebagai berikut:

• Komunikasi ke atas (upward) merupakan komunikasi yang mengalir ke tingkatan yang

lebih tinggi dalam suatu organisasi, seperti subkontraktor yang melaporkan kemajuan

serta hambatan pekerjaan yang mereka temui di lapangan, dengan maksud dari pihak

pimpinan dapat membuat suatu kebijakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

Page 72: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 62

• Komunikasi ke bawah (downward) merupakan komunikasi yang berlangsung dari tingkat

tertentu dalam suatu organisasi ke tingkat yang lebih rendah, seperti pemberian

instruksi atau penjelasan bagaimana kontraktor menginginkan suatu pekerjaan

yang akan diselesaikan oleh subkontraktor. Pola ini digunakan oleh pemimpin untuk

menetapkan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan

prosedur kepada bawahan.

• Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi diantara anggota dari

kelompok kerja yang sama, terjadi antara manager proyek dan orang yang

berkepentingan di dalam proyek seperti komunikasi antara quality control (QC)

dengan engineer. Adapun yang dibahas antara lain negosiasi sumber daya, schedule,

anggaran, aktifitas koordinasi antara kontraktor dan subkontraktor, perencanaan,

pengembangan untuk periode yang akan datang.

Gambar 3.1 Proses komunikasi dalam suatu proyek.

Manajemen komunikasi proyek adalah bidang ilmu pengetehuan yang diperlukan untuk

memastikan bahwa sumber pengumpulan, penyebaran, penyampaian, dan dispoisis terakhir

dari informasi proyek terlaksana tepat waktu dan benar. Manajemen komunikasi proyek

terbagi atas empat tahap, yaitu :

1. Tahap perencanaan komunikasi

Perencanaan komunikasi menyangkut penetapan kebutuhan-kebutuhan informasi dan

pengkomunikasiannya kepada setiap personil yang terlibat dalam sebuah proyek.

Kebutuhan informasi ini mencakup jenis informasi yang dibutuhkan, kapan informasi

diperlukan, dan bagaimana informasi tersebut dikomunikasikan.

2. Tahap distribusi informasi

Merupakan proses pendistribusian, agar informasi yang diperlukan semua pihak yang

berkaitan denagn proyek tersedia cukup lengkap dan tepat pada waktunya.

3. Tahap laporan kinerja

Merupakan tahap pengumpulan dan penyebaran informasi kemajuan yang telah

dicapai, termasuk pengukuran prestasi dan kapan pekerjaan tersebut akan selesai, serta

menyajikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang bagaimana sumberdaya

dipakai untuk mencapai sasaran proyek.

4. Tahap penutupan administrasi

Page 73: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 63

Suatu proyek, baik yang telah mencapai sasaran ataupun belum karena suatu alasan,

memerlukan penutupan. Kegiatan penutupan administrasi sebaiknya jangan ditunda

sampai penyelesaian proyek. Setiap fase proyek ditutup secara tepat untuk memastikan

bahwa informasi tentang laporan status proyek dan permasalahannya yang penting dan

bermanfaat tidaklah hilang.

Proyek konstruksi seiring berjalannya waktu semakin kompleks dan mengalami banyak

perubahan baik itu berhubungan dengan teknologi yang semakin canggih, standar baru

ataupun keinginan dari pihak owner yang melakukan perubahan dalam lingkup

pekerjaannya. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh baiknya kerjasama antara

owner dan penyedia jasa dengan menerapkan ketepatan teknis. Jika teknis yang digunakan

kurang baik maka akan berdampak buruk pada kinerja proyek dan dapat menimbulkan

kerugian biaya, waktu, tenaga kerja. Diantara kerugian yang ditimbulkan pada pelaksanaan

proyek konstruksi adalah karena adanya pengerjaan ulang (rework). Di Indonesia sendiri,

rework telah diidentifikasikan sebagai penyebab kedua terutama untuk hilangnya produktifitas

kerja dan merupakan masalah yang sering timbul baik pada pekerjaan desain maupun

konstruksi.

Josephson, et al (2002) mendefinisikan rework sebagai mengerjakan sesuatu paling tidak

satu kali lebih banyak, yang disebabkan oleh ketidakcocokan dengan permintaan. Love, et al

(2002) mendefinisikan rework adalah melakukan pekerjaan di lapangan lebih dari sekali

ataupun aktivitas yang memindahkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya sebagai

bagian dari proyek. Fayek, et al (2002) mendefinisikan rework adalah aktivitas di lapangan

yang harus dikerjakan lebih dari sekali, atau aktivitas yang menghilangkan pekerjaan yang

telah dilakukan sebelumnya sebagai bagian dari proyek luar sumber daya, dimana tidak

ada change order yang dikeluarkan dan change of scope yang diidentifikasi.

Untuk mengetahui item-item pekerjaan konstruksi termasuk rework atau tidak, Field Rework

Research Team (153:2001 dalam Andi 2005), menyebutkan bahwa hal-hal yang tidak

termasuk dalam rework pada suatu proyek konstruksi, diantaranya:

Perubahan scope pekerjaan mula–mula yang tidak berpengaruh pada pekerjaan yang

sudah dilakukan. Sebagai contoh perubahan besar beban yang ditanggung sebuah

bangunan, setelah ditentukan perhitungan struktur, spesifikasi item yang dikerjakan

aman untuk menanggung penambahan atau pengurangan besar beban tersebut

sehingga tidak perlu dilakukan perubahan.

Perubahan desain atau kesalahan yang tidak mempengaruhi pekerjaan di lapangan.

Sebagai contoh portal yang setelah dikerjakan di lapangan ternyata kurang kaku atau

tidak rigid, sehingga perlu ditambahi bracing dan untuk penambahan bracing, tidak

mengganggu pekerjaan lain sepanjang belum dilakukan pemlesteran pada dinding portal

yang ditambah bracing.

Kesalahan off-site modular fabrication yang dibetulkan off-site.

Kesalahan fabrikasi on-site tapi tidak mempengaruhi aktivitas di lapangan secara

langsung (diperbaiki tanpa mengganggu jalannya aktivitas konstruksi).

Page 74: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 64

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya rework, menurut Atkinson (1998) dalam Andi

(2005), menyebutkan ada tiga kelompok bagian penyebab rework, yaitu: faktor desain dan

dokumentasi, faktor manajerial, dan faktor sumber daya (resources). Gambar 1.

Gambar 3.2 Faktor-faktor penyebab rework, Andi (2005)

Suatu item pekerjaan dalam kegiatan konstruksi, dapat diputuskan termasuk kegiatan rework

setelah mengadakan pembicaraan terhadap unsur-unsur yang terlibat dan bertanggung

jawab terhadap jalannya proyek tersebut, kemudian menginstruksikan untuk mengadakan

rework baik secara lisan maupun tulisan. Gambar 2.

Kegiatan dan tahapan-tahapan rework pada pekerjaan proyek konstruksi secara

keseluruhan berdasarkan Fayek et al (2002) adalah sebagai berikut:

Original Activity merupakan kegiatan pekerjaan proyek mula-mula yang dikerjakan sebelum

rework diidentifikasi dan dilaksanakan. Setelah rework diidentifikasi maka tahapan

berikutnya rework duration yang dibagi dalam tiga tahap kegiatan, yaitu sebagai berikut:

1. Standby adalah tahap pertama yaitu situasi untuk menunggu instruksi untuk melakukan

rework setelah proses identifikasi di lapangan selesai dilakukan.

2. Rework adalah tahap selanjutnya yang dilakukan setelah seluruh instruksi untuk

melakukan pengerjaan ulang tersebut.

3. Gear up adalah tahap terakhir yaitu penyesuaian kembali dengan pekerjaan awal dan

selanjutnya berhenti untuk sementara waktu akibat adanya pekerjaan ulang tersebut.

Page 75: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 65

Continuation of original activity merupakan kegiatan pekerjaan selanjutnya setelah rework

diselesaiakan dan telah disesuaikan dengan pekerjaan mula-mula yang direncanakan

sebelum terjadinya rework.

Gambar 3.3 Proses terjadinya rework (Fayek et al, 2002).

Gambar 3.4. Tahapan rework (Fayek et al, 2002).

Usaha meminimalisir rework adalah semua bentuk kegiatan yang melibatkan seluruh pihak

terkait dalam proyek konstruksi. Beberapa cara efektif untuk mengurangi rework menurut Andi

(2005) antara lain:

1. Meningkatkan komunikasi antar pihak terkait.

2. Pengawasan yang baik di lapangan.

Page 76: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 66

3. Mempelajari desain terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan konstruksi.

4. Identifikasi risiko yang mungkin terjadi.

5. Pemilihan pelaksana dan perencana konstruksi yang tepat.

6. Detail gambar harus memperhatikan kemudahan pelaksanaan ( constructability).

7. Membuat kebijakan terkait zero defect construction.

8. Meningkatkan komitmen terhadap perusahaan.

9. Memberikan sanksi (teguran / tertulis) terhadap kesalahan kerja.

10. Mengadakan pelatihan terhadap tenaga kerja

3.2. Klaim Konstruksi

Peristiwa Penyebab Klaim Konstruksi

Keunikan dan tingkat kompleksitas tinggi merupakan ciri yang membedakan industri

konstruksi dengan industri lainnya. Substansi-substansi yang sebelumnya telah disetujui oleh

para pihak dan telah dituangkan dalam kontrak acapkali berubah dalam lapangan.

Perubahan-perubahan yang terjadi dapat muncul baik dari pengguna jasa maupun penyedia

jasa. Perubahan tersebut merupakan salah satu penyebab timbulnya klaim.

Klaim merupakan hal yang lumrah atau biasa terjadi dalam indusri konstruksi, tetapi

pemahaman dari klaim itu sendiri membuat para pelaku usaha industri jasa konstruksi

ketakutan. Klaim seringkali diartikan sebagai tuntutan, ketika mendengar klaim maka pelaku

usaha industri kosntruksi akan mengaitkannya dengan kerumitan yang akan ditimbulkan

dari klaim tersebut. Pemahaman bahwa klaim merupakan suatu hal yang menakutkan,

tabu dan harus dihindari sebenarnya tidak tepat. Klaim dapat diartikan sebagai tindakan

sesorang untuk meminta, di mana hak sesorang tersebut telah hilang sebelumnya, karena

yang bersangkutan beranggapan mempunyai hak untuk mendapatkannya kembali.

Kontraktor dalam pelaksanaan kontrak pekerjaan konstruksi, tidak selalu mendapatkan

pembayaran atas pekerjan yang telah diselesaikannya dari pengguna jasa karena

- Perbedaan metode pengukuran untuk menghitung pekerjaan yang telah

dilaksanakan.

- Perbedaan interpretasi atas persyaratan yang tertera dalam kontrak

- Perbedaan kondisi lokasi proyek (perbedaan alam dan fisik) dari kondisi lokasi

proyek yang tertera dalam dokumen kontrak.

- Perbedaan kondisi social dari kondisi yang tertera dalam kontrak.

- Perbedaan desain dan mutu pekerjaan

- Kelalaian pengguna jasa memenuhi kewajiban-kewajiban kontraktualnya.

Kontraktor dalam melaksanakan proyek konstruksi berkewajiban untuk menginvestasikan

sumber daya baik dana maupun yang lain dalam jumlah yang tidak kecil dan kontraktor juga

selalu berusaha untuk mendapatkan kembali sumber daya untuk investasi tersebut sebelum

Page 77: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 67

atau sesudah penyelesaian pekerjaan. Tindakan kontraktor untuk melakukan klaim ialah hal

yang wajar karena berusaha untuk melindungi keuntungan dari kontraktor itu sendiri.

Penyebab timbulnya klaim dapat muncul dari berbagai factor dan biasanya baru bisa

diketahui apabila pekerjaan tersebut sudah dalam proses pelaksanaan. Nzarkahan Yasin

menyebutkan beberapa sebab timbulnya suatu klaim, antara lain:

a. Klaim yang timbul dari sebab-sebab umum:

- komunikasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa buruk

- administrasi kontrak yang tidak mencukupi

- sasaran waktu yang tidak terkendali

- kejadian eksternal yang tidak terkendali

- ambiguitas kontrak

b. Klaim yang timbul dari pengguna jasa

- Informasi tender yang tidak lengkap/sempurna mengenai desain, bahan dan

spesifikasi.

- Penyelidikan site yang tidak smepurna/perubahan site

- Reaksi/tanggapan yang lambat

- Alokasi resiko yang tidak jelas

- Kelambatan Pembayaran

- Larangan metode kerja tertentu

c. Klaim yang timbul dari penyedia jasa:

- Pekerjaan yang cacat mutu/mutu pekerjaan buruk

- Kelambatan penyelesaian

- Klaim tandingan/perlawanan klaim

- Pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi

- Bahan yang dipakai tidak memenuhi syarat garansi

Bentuk-Bentuk Klaim Konstruksi

Apabila kontraktor ingin mengajukan suatu klaim, maka secara kontraktual dapat

dikategorikan menjadi Contractual Claim dan Non-Contractual Claim. Contractual claim

adalah klaim konstruksi dimana kontraktor secara nyata berhak untuk dibayar dengan cara

reimbursement dan secara jelas mempunyai dasar legal. Non-contractual claim diartikan

sebagai klaim konstruksi yang cara penyelesaiannya secara spseifik tidak dapat ditetapkan

dalam kontrak seperti contohnya pekerjaan konstruksi yang disebabkan oleh perubahan

nilai tukar mata uang asing yang digunakan dalam proyek. Berdasarkan kategori klaim

secara kontraktual, klaim dapat dibedakan menjadi:

a. Klaim tambahan biaya dan waktu

Page 78: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 68

Klaim ini biasa timbul dari keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau biasa disebut

Delay Claim, sehingga salah satu pihak meminta kompensasi dengan penambahan

waktu maupun biaya. Delay claim dapat dibedakan kembali menjadi;

(i). Excusable Delays (kelambatan yang dapat diterima). Untuk hal ini penyedia jasa

hanya diberikan perpanjangan waktu tetapi tidak mendapat tambahan biaya atau

kompensasi lainnya.

(ii). Compensable Delays (kelambatan-kelambatan dengan kompensasi). Kontraktor

tidak hanya mendapat penambahan waktu juga mendapatkan penambahan biaya.

(iii). Concurrent Delays (kelambatan-kelambatan yang berbenturan).

Kelambatan ini diartikan apabila kelambatan muncul disebabkan sebagian karena

merupakan kesalahan pengguna jasa, sebagian lagi karena kesalahan penyedia jasa

serta masa kelambatannya terjadi secara bersamaan.

b. Klaim biaya tak langsung.

Klaim ini biasanya timbul karena adanya biaya tak laung (overhead). Penyedia jasa

terlambat menyelesaikan pekerjaan karena berbagai sebab dari pengguna jasa,

meminta tambahan biaya overhead dengan alasan biaya ini bertambah karena

pekerjaan belum selesai.

c. Klaim tambahan Waktu (tanpa tambahan biaya)

Klaim ini dapat terjadi, karena satu dan lain hal penyedia jasa belum dapat

menyelesaikan pekerjaannya. Maka pengguna jasa memberikan tambahan waktu

tetapi tidak menambahkan tambahan biaya.

d. Klaim kompensasi lain.

Klaim ini dapat berupa penambahan waktu disertai dengan penambahan kompensasi

yang lain sesuai persetujuan kedua belah pihak.

Proses Pengajuan Klaim Konstruksi

Klaim merupakan hal yang biasa dalam industri konstruksi. Apabila ditangani dengan tepat

maka klaim dapat menguntungkan kedua belah pihak. Proses pengajuan klaim dapat dirinci

sebagai berikut:

a) Pengajuan klaim biasanya diawali dengan terjadinya suatu perubahan pekerjaan.

Perubahan pekerjaan dapat diketahui sebelum pekerjaan dimulai atau baru diketahui

ketika pekerjaan telah atau sedang dilaksanakan.

b) Apabila perubahan pekerjaan tersebut telah diketahui sebelumnya maka penyedia

jasa dapat melakukan pemberitahuan kepada pengguna jasa. Pemberitahuan harus

dilakukan secara tertulis.

c) Dimana perubahan pekerjaan baru diketahui setelah pekerjaan sedang berjalan maka

perubahan pekerjaan tersebut dinamakan perubahan tidak resmi. Biasanya

Page 79: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 69

perubahan tidak resmi termasuk dalam kategori non-contractual rights.

Dalam hal ini penyedia jasa harus mengajukan permintaan perubahan kepada

pengguna jasa. FIDIC Conditions of Contract Construsction (The New Red Bok)

menyebutkan pemberitahuan harus dilakukan sesegera mungkin dalam jangka waktu

28 hari setelah kontraktor atau penyedia jasa menyadari atau seharusnya menyadari

akan kejadian atau keadaan tersebut. Apabila kontraktor gagal menyampaikan

pemberitahuan suatu klaim dalam jangka waktu 28 hari maka waktu penyelesaian

tidak akan diperpanjang dan kontraktor tidak berhak atas pembayaran tambahan

dan pengguna jasa akan dibebaskan dari semua kewajiban yang brekaitan dengan

klaim.

d) Begitu kontraktor telah memberitahukan keinginannya untuk mengajukan klaim secara

tertulis maka kontraktor harus menyiapkan dokumen-dokumen yang mendukung

untuk pengajuan klaim. Dokumen-dokumen tersebut dapat berbentuk dokumen

pokok, laporan saksi ahli, foto dokumentasi dan lain lain. Dalam FIDIC disebutkan

kontraktor harus menyimpan catatan lengkap (sesuai dengan waktunya) yang mungkin

diperlukan untuk mendukung klaim baik di lapangan maupun di lokasi lain.Tidak

dibatasi kewajiban, pengguna jasa, enjiner dapat, setelah menerima pemberitahuan

menurut sub-klausula ini, memantau penyimpanan catatan dan/atau memerintahkan

kontraktor untuk menyimpan catatan kontemporer lebih lanjut.

Kontraktor harus segera menyampaikan kepada pengguna jasa atau enjiner suatu

klaim yang secara detail disertai data pendukung mengenai dasar klaim dan

perpanjangan waktu dan /atau pembayaran tambahan yang diklaim. Kontraktor dapat

menyampaikan klaim sementara secara berkala setiap bulan dan harus

menyampaikan klaim finalnya dalam jangka waktu 28 hari setelah efek yang

diakibatkan oleh kejadian tersebut berakhir.

e) Pengguna jasa lalu mengevaluasi dokumen tersebut dengan menggunakan rate harga

yang tertera dalam kontrak.

f) Apabila klaim telah disetujui oleh pengguna jasa, maka pengguna jasa wajib

mengeluarkan perintah perubahan pekerjaan (variation order). Variation order dapat

direvisi setiap saat selama masa konstruksi apabila diperlukan. Dalam jangka waktu

42 hari setelah menerima suatu klaim atau data pendukung lebih lanjut untuk

mendukung klaim sebelumnya, pengguna jasa maupun enjiner harus menanggapi

dengan persetujuan atau penolakan dengan komentar secara rinci. Selama jangka

waktu 42 hari enjiner atau pengguna jasa harus menindaklanjuti untuk menyetujui

dan menetapkan perpanjangan waktu maupun pembayaran tambahan yang berhak

diterima oleh kontraktor.

g) Setelah terbit perintah perubahan, perintah perubahan harus diikuti denagn

penerbitan amandemen kontrak.

Change Order (Perubahan Pekerjaan)

Dalam pelaksanaan suatu kontrak konstruksi sering terjadi perubahan. Perubahan tersebut

sangat lumrah terjadi karena keinginan dari Pengguna Jasa yang timbul selama pelaksanaan

dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan antara lain karena diiginkannya perubahan

lingkup pekerjaan, perubahan spesifikasi teknik, perubahan jenis material, percepatan

Page 80: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 70

pelaksanaan, dan lain-lain. Secara umum hal-hal tersebut disebut perubahan atau dalam

bahasa Ingris secara lazim disebut “Changes”, dan perintah perubahan disebut Change

Order. Namun pengertian Change Order sering dikaburkan dengan pengertian Variation

Order karena arti perubahan atas Changes sangat luas, tidak sekedar perubahan yang

sedikit dalam kenyataannya. Changes dapat menimbulkan masalah bila tidak secara khusus

diantisipasi.

Jenis-jenis Perubahan

Selama proyek konstruksi berlangsung, suatu perubahan akan selalu timbul. Perubahan

yang dimaksud adalah perubahan desain, perubahan skedul, harga, serta biaya. Seringkali

perubahan yang terjadi menimbulkan sedikit hingga banyak masalah. Faktanya perubahan-

perubahan yang terjadi terkadang menimbulkan perubahan yang amat besar yang dapat

merubah hampir kseluruhan materi yang teah dituangkan dalam kontrak konstruksi. Para

praktisi atau pelaku usaha yang berkecimpung dalam dunia konstruksi mengkategorikan

perubahan secara kontraktual dalam dua kategori yaitu informal change (perubahan tidak

resmi) dan formal change (perubahan resmi).

Formal changes atau perubahan resmi merupakan perubahan yang dibuat oleh pengguna

jasa dimana hasil perubahannya dibuat secara tertulis kepada kontraktor untuk merubah

lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan, harga atau hal-hal yang telah diatur dalam kontrak

sebelumnya. Formal changes umumnya berisi alternative dari desain suatu fasilitas yang

kemudian dinyatakan untuk merevisi gambar konstruksi atau spesifikasi konstruksi. Sebagai

tambahan, owner atau pengguna jasa sering merubah jadwal pekerjaan untuk

mengakomodasi perubahan yang sebagai kebutuhan owner itu sendiri atau menyesuaikan

dengan kemampuan dari kontraktor yang telah ditunjuk. Formal changes digunakan untuk

merubah sebagian besar klausa yang telah tertuang dalam kontrak. Klausa ini biasanya

memberikan wewenang secara sepihak dari owner atau pengguna jasa untuk merubah

pekerjaan dan mengharuskan kontraktor untuk merubah sesuai ketentuan yang telah

ditetapkan oleh owner. Perintah perubahan secara tertulis inilah yang kemudian disebut

dengan Change Order. Walaupun jumlah formal change order terkadang amat sangat

banyak penangannya dapt dikatakan lebih mudah karena formal change biasanya dapat

diketahui sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Informal changes atau bisa disebut juga sebagai “constructive changes”, berisi perubahan-

perubahan dari lingkup pekerjaan kontraktor atau metode pelaksanaan dari merupak hasil

dari tindakan atau kelalaian dari owner, tindakan atau kelalaian dari pihak ketiga seperti

kontraktor lain, penyuplai material atau bahan serta peristiwa yang timbul diluar kuasa

kontraktor (keadaan kahar atau force majeure). Perubahan ini mengakibatkan kontraktor

melaksanakan pekerjaan yang benar-benar berbeda dari yang telah ditetapkan dalam kontrak

sebelumnya. Setelah informal change order telah dapat diidentifikasi dan solusi untuk

mengatasi perubahan-perubahan antara kontraktor dan owner telah tercapai maka informal

change order tersebut harus segera dirubah menjadi formal change orders. Informal change

biasanya lebih sulit untuk dipecahkan dan biasanya akan berlanjut menjadi suatu klaim

hingga menjadi sengketa karena timbul dari berbagai factor yang sering diidentifikasi

setelah pekerjaan berjalan. Masalah lain yang timbul adalah biaya dan jadual yang sulit untuk

ditentukan.

Page 81: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 71

Penyebab timbulnya Perubahan

Penyebab timbulnya perubahan pekerjaan seringkali menimbulkan masalah di pihak

penyedia jasa terlebih kedalam pekerjaan yang menjadi semakin rumit. Para praktisi

bidang konstruksi masalah-masalah yang sering menyebabkan perubahan, antara lain:

a. Informasi desain yang cacat atau tidak lengkap.

Ketidakpuasan pengguna jasa dari hasil pekerjaan departemen enjiner atau dari

konsultan desain merupakan penyebab utama masalah ini. Gejala yang timbul dari

masalah ini adanya revisi secara besar-besaran dalam desain dan spesifikasi

gambar. Revisi atau perubahan desain dibuat ketika kontraktor telah melaksanakan

pekerjaan dan seringkali menciptakan “lingkaran setan” dimana terjadi perubahan

dalam satu system, struktur dan lain sebagainya menyebabkan revisi system,

struktur dan lain sebagainya yang saling berhubungan satu sama lain. Hal ini juga

merupaka suatu gejala dari ketidaktahuan atau ketidakseriusan owner dalam

melaksanakan pekerjaan.

b. Perubahan Permintaan

Perubahan dalam pelaksanaan, keselamatan, lingkungan, pasar, berbagai

kemungkinan yang akan timbul atau perubahan kebijakan khususnya yang terjadi

dalam proyek akan membuat pekerjaan terhambat dalam jangka waktu yang lama.

c. Perubahan lapangan atau kondisi lapangan yang belum diketahui

Kondisi dibawah permukaan tanah menggambarkan contoh klasik dari kondisi

lapangan yang tidak diketahui atau dapat berubah dalam selama masa

pelaksanaan pekerjaan. Kondisi-kondisi yang telah disebutkan sebelumnya dapat

menganngu kinerja kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.

d. Bahasa dan Interpretasi yang ambigu.

Pengaturan kontrak yang konsisten dan teliti serta kelengkapan dokumen ditambah

dengan administrasi kontrak yang baik akan membantu mencegah timbulnya

perubahan yang disebabkan oleh hal ini.

e. Batasan dalam Metode bekerja

Terdapat contoh yang tak terhitung dimana penyedia jasa membatasi metode

bekerja dari kontraktor. Kecuali telah ditetapkan sebelumnya dalam dokumen

kontrak, kontraktor umumnya dibebaskan untuk mengaplikasikan suatu metode

f. Keterlambatan atau Percepatan.

Ketika pekerjaan kontraktor tertunda yang penyebabnya timbul dari penyedia jasa,

kontraktor lain maupun pihak ketiga. Hal ini akan menimbulkan kompensasi bagi

kontraktor itu sendiri. Kompensasi yang biasa terjadi ketika terjadi keterlambatan

adalah permintaa untuk penambahan waktu serta biaya. Begitu juga apabila terjadi

percepatan dalamelaksanakan proyek, kontraktor akan meminta kompensasi ke

penyedia jasa yang berupa tambahan waktu (giliran waktu bekerja atau menambah

jam kerja). Baik percepatan maupun kelambatan merupakan perubahan yang baru

dapat diketahui ketika pekerjaan telah berjalan (termasuk dalam informal changes).

Page 82: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 72

Proses Pengajuan Perubahan

Proses pengajuan perubahan dapat timbul baik dari sisi penguna jasa napun penyedia

jasa. Pengajuannya menurut penulis hampir sama dengan pengajuan suatu klaim> berikut

ini adalah tahapan-tahapan dalam pengajuan change order:

a. Identifikasi

Hal yang terpenting dan mendasar dalam pengajuan perubahan, adalah pihak yang

merasa harus merevisi kegiatannya menyadari bahwa perubahan itu wajib terjadi.

Faktanya, banyak sekali perubahan khusunya perubahan yang tidak resmi (informal change)

baru terdiidentifikasi ketika perubahan tersebut terlambat untuk ditangani. Perubahan harus

diidentifikasi sedini mungkin untuk menghindari adanya permasalahan yang akhirnya

berkahir dengan sengketa. Suatu perubahan yang timbul dari penyedia jasa harus

diberitahukan sesegera mungkin kepada pengguna jasa, dan harus dibuat secara tertulis

b. Evaluasi

Apabila perubahan sudah diketahui. Salah satu pihak baik dari pengguna jasa mupun

penyedia jasa harus memutuskan akan menyetujui perubahan tersebut atau tidak. Apabila

perubahan tersebut diketahui ketika pekerjaan telah berlangsung maka akibat dari

perubahan tersebut harus diperhitungkan. Evaluasi dari pengajuan perubahan salah

satunya memeriksa penentuan harga dari kontraktor atau klaim dari kontraktor.

c. Persetujuan

Seringkali dalam pengajuan change order, pengguna jasa menolak quotation yang telah

dikeluarkan penyedia jasa dan meminta quotation yang baru. Negosiasi adalah hal yang

dibuthkan dalam proses ini. Apabila kedua belah pihak setuju maka change order harus

segera dikeluarkan.

d. Penyesuaian

Apabila change order disetujui pengguna jasa, maka penyedia jasa harus merubah

ketentuan dalam kontrak. Perubahan dalam kontrak harus disesuaikan dengan perubahan

yang diajukan dalam klaim, atau sesuai dengan permintaan perubahan dari kontraktor.

e. Pembayaran

Pembayaran change order ini harus mengikuti prosedur yang sama yang tertera dalam

contract progress payment. Pengecualiannya bahwa change order harus diidentifikasi dan

dibuat secara terpisah dalam tagihan dan perkiraan kemajuan.

3.3. Soal Latihan

1. Jelaskan penyebab terjadinya re-work?

2. Bagaimana proses pengajuan claim?

3. Apa yang dimaksud dengan change order?

Page 83: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 73

3.4. Rangkuman

Komunikasi dalam proyek konstruksi diperlukan tidak saja untuk kebutuhan interaksi,

kolaborasi dan kooperasi antar anggota tim proyek namun lebih jauh lagi membantu

meyakinkan para menajer proyek bahwa aktivitas proyek dari hari kehari sesuai dengan

rencana yang ada. Komunikasi juga dilakukan untuk memberikan kemudahan dan kejelasan

struktur organisasi baik bagi pihak eksternal (pemilik proyek, konsultan, kontraktor dan

sebagainya), maupun bagi pihak internal (pelaku proyek dan perusahaan). Selain itu

berkomunikasi yang efektif dapat menimbulkan banyak keuntungan lain seperti: Proyek

menjadi lebih terkelola, Data proyek lebih dapat dilacak keberadaannya, Sumber daya yang

ada dapat lebih dikelola dan dipantau ketersediaannya, Informasi/data pendukung yang

relevan dengan proyek dapat lebih dipusatkan dan Komunikasi yang efektif terjadi secara

terus-menerus antara semua level organisasi.

Pada saat pelaksanaan proyek konstruksi berlangsung harus diperhatikan hambatan-

hambatan komunikasi yang mungkin terjadi antara kontraktor dan subkontraktor, seperti:

Kesulitan untuk dapat saling berbagi informasi/data antar anggota tim proyek karena kurang

baiknya hubungan internal tim proyek, Kurangnya kesegeraan distribusi informasi atas

perubahan-perubahan yang terjadi, dan Kesulitan mencari dan menyortir informasi/data yang

relevan dengan proyek, dari sekian banyak informasi/data yang ada sehingga kurangnya

efisiensi dalam bekerja.

Keunikan dan tingkat kompleksitas tinggi merupakan ciri yang membedakan industri

konstruksi dengan industri lainnya. Substansi-substansi yang sebelumnya telah disetujui oleh

para pihak dan telah dituangkan dalam kontrak acapkali berubah dalam lapangan.

Perubahan-perubahan yang terjadi dapat muncul baik dari pengguna jasa maupun penyedia

jasa. Perubahan tersebut merupakan salah satu penyebab mbulnya klaim.

Klaim merupakan hal yang lumrah atau biasa terjadi dalam indusri konstruksi, tetapi

pemahaman dari klaim itu sendiri membuat para pelaku usaha industri jasa konstruksi

ketakutan. Klaim seringkali diartikan sebagai tuntutan, ketika mendengar klaim maka pelaku

usaha industri kosntruksi akan mengaitkannya dengan kerumitan yang akan ditimbulkan

dari klaim tersebut. Pemahaman bahwa klaim merupakan suatu hal yang menakutkan,

tabu dan harus dihindari sebenarnya tidak tepat. Klaim dapat diartikan sebagai tindakan

seseorang untuk meminta, di mana hak sesorang tersebut telah hilang sebelumnya, karena

yang bersangkutan beranggapan mempunyai hak untuk mendapatkannya kembali.

Apabila kontraktor ingin mengajukan suatu klaim, maka secara kontraktual dapat

dikategorikan menjadi Contractual Claim dan Non-Contractual Claim. Contractual claim

adalah klaim konstruksi dimana kontraktor secara nyata berhak untuk dibayar dengan cara

reimbursement dan secara jelas mempunyai dasar legal. Non-contractual claim diartikan

sebagai klaim konstruksi yang cara penyelesaiannya secara spesifik tidak dapat ditetapkan

dalam kontrak seperti contohnya pekerjaan konstruksi yang disebabkan oleh perubahan

nilai tukar mata uang asing yang digunakan dalam proyek.

3.5. Evaluasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang Benar di antara pilihan jawaban yang ada.

Page 84: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 74

1. Berkomunikasi yang efektif dalam suatu proyek dapat menimbulkan banyak keuntungan lain seperti berikut ini, kecuali: a. Proyek pasti menjadi lebih menguntungkan b. Data proyek lebih dapat dilacak keberadaannya c. Sumber daya yang ada dapat lebih dikelola dan dipantau ketersediaannya d. Informasi/data pendukung yang relevan dengan proyek dapat lebih dipusatkan e. Komunikasi yang efektif terjadi secara terus-menerus antara semua level

organisasi.

2. Kontraktor dalam pelaksanaan kontrak pekerjaan konstruksi, tidak selalu mendapatkan pembayaran atas pekerjan yang telah diselesaikannya dari pengguna jasa karena: a. Perbedaan metode pengukuran suku bunga proyek

b. Perbedaan interpretasi atas situasi ekonomi yang memengaruhi proyek

c. Perbedaan kuantitas peralatan yang digunakan

d. Kelalaian pengguna jasa memenuhi kewajiban-kewajiban kontraktualnya.

e. Semua salah

3. Pada Excusable Delays, penyedia jasa hanya diberikan: a. Perpanjangan waktu tetapi tidak mendapat tambahan biaya atau kompensasi

lainnya. b. Penambahan biaya tetapi tidak mendapat tambahan perpanjangan waktu c. Tidak hanya mendapat penambahan waktu juga mendapatkan penambahan

biaya. d. Semua benar e. Semua salah

3.6. Jawaban Soal Evaluasi

1. Faktor penyebab terjadinya re-work.

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya rework, menurut Atkinson (1998) dalam

Andi (2005), menyebutkan ada tiga kelompok bagian penyebab rework, yaitu: faktor

desain dan dokumentasi, faktor manajerial, dan faktor sumber daya (resources).

Page 85: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 75

Faktor-faktor penyebab rework, Andi (2005)

Suatu item pekerjaan dalam kegiatan konstruksi, dapat diputuskan termasuk kegiatan

rework setelah mengadakan pembicaraan terhadap unsur-unsur yang terlibat dan

bertanggung jawab terhadap jalannya proyek tersebut, kemudian menginstruksikan

untuk mengadakan rework baik secara lisan maupun tulisan.

2. Proses pengajuan claim

Klaim merupakan hal yang biasa dalam industri konstruksi. Apabila ditangani

dengan tepat maka klaim dapat menguntungkan kedua belah pihak. Proses

pengajuan klaim dapat dirinci sebagai berikut:

i. Pengajuan klaim biasanya diawali dengan terjadinya suatu perubahan pekerjaan.

Perubahan pekerjaan dapat diketahui sebelum pekerjaan dimulai atau baru

diketahui ketika pekerjaan telah atau sedang dilaksanakan.

ii. Apabila perubahan pekerjaan tersebut telah diketahui sebelumnya maka penyedia

jasa dapat melakukan pemberitahuan kepada pengguna jasa. Pemberitahuan

harus dilakukan secara tertulis.

iii. Dimana perubahan pekerjaan baru diketahui setelah pekerjaan sedang berjalan

maka perubahan pekerjaan tersebut dinamakan perubahan tidak resmi.

Biasanya perubahan tidak resmi termasuk dalam kategori non-contractual rights.

Page 86: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 76

Dalam hal ini penyedia jasa harus mengajukan permintaan perubahan kepada

pengguna jasa. FIDIC Conditions of Contract Construsction (The New Red Bok)

menyebutkan pemberitahuan harus dilakukan sesegera mungkin dalam jangka

waktu 28 hari setelah kontraktor atau penyedia jasa menyadari atau seharusnya

menyadari akan kejadian atau keadaan tersebut. Apabila kontraktor gagal

menyampaikan pemberitahuan suatu klaim dalam jangka waktu 28 hari maka

waktu penyelesaian tidak akan diperpanjang dan kontraktor tidak berhak atas

pembayaran tambahan dan pengguna jasa akan dibebaskan dari semua

kewajiban yang brekaitan dengan klaim.

iv. Begitu kontraktor telah memberitahukan keinginannya untuk mengajukan klaim

secara tertulis maka kontraktor harus menyiapkan dokumen-dokumen yang

mendukung untuk pengajuan klaim. Dokumen-dokumen tersebut dapat berbentuk

dokumen pokok, laporan saksi ahli, foto dokumentasi dan lain lain. Dalam FIDIC

disebutkan kontraktor harus menyimpan catatan lengkap (sesuai dengan

waktunya) yang mungkin diperlukan untuk mendukung klaim baik di lapangan

maupun di lokasi lain.Tidak dibatasi kewajiban, pengguna jasa, enjiner dapat,

setelah menerima pemberitahuan menurut sub-klausula ini, memantau

penyimpanan catatan dan/atau memerintahkan kontraktor untuk menyimpan

catatan kontemporer lebih lanjut.

Kontraktor harus segera menyampaikan kepada pengguna jasa atau enjiner suatu

klaim yang secara detail disertai data pendukung mengenai dasar klaim dan

perpanjangan waktu dan /atau pembayaran tambahan yang diklaim. Kontraktor

dapat menyampaikan klaim sementara secara berkala setiap bulan dan harus

menyampaikan klaim finalnya dalam jangka waktu 28 hari setelah efek yang

diakibatkan oleh kejadian tersebut berakhir.

v. Pengguna jasa lalu mengevaluasi dokumen tersebut dengan menggunakan rate

harga yang tertera dalam kontrak.

vi. Apabila klaim telah disetujui oleh pengguna jasa, maka pengguna jasa wajib

mengeluarkan perintah perubahan pekerjaan (variation order). Variation order

dapat direvisi setiap saat selama masa konstruksi apabila diperlukan. Dalam

jangka waktu 42 hari setelah menerima suatu klaim atau data pendukung lebih

lanjut untuk mendukung klaim sebelumnya, pengguna jasa maupun enjiner harus

menanggapi dengan persetujuan atau penolakan dengan komentar secara rinci.

Selama jangka waktu 42 hari enjiner atau pengguna jasa harus menindaklanjuti

untuk menyetujui dan menetapkan perpanjangan waktu maupun pembayaran

tambahan yang berhak diterima oleh kontraktor.

vii. Setelah terbit perintah perubahan, perintah perubahan harus diikuti denagn

penerbitan amandemen kontrak.

3. Yang dimaksud dengan change order

Dalam pelaksanaan suatu kontrak konstruksi sering terjadi perubahan. Perubahan

tersebut sangat lumrah terjadi karena keinginan dari Pengguna Jasa yang timbul

selama pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan antara lain karena

diiginkannya perubahan lingkup pekerjaan, perubahan spesifikasi teknik, perubahan

Page 87: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 77

jenis material, percepatan pelaksanaan, dan lain-lain. Secara umum hal-hal tersebut

disebut perubahan atau dalam bahasa Ingris secara lazim disebut “Changes”, dan

perintah perubahan disebut Change Order. Namun pengertian Change Order sering

dikaburkan dengan pengertian Variation Order karena arti perubahan atas Changes

sangat luas, tidak sekedar perubahan yang sedikit dalam kenyataannya. Changes

dapat menimbulkan masalah bila tidak secara khusus diantisipasi.

Selama proyek konstruksi berlangsung, suatu perubahan akan selalu timbul.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan desain, perubahan skedul, harga,

serta biaya. Seringkali perubahan yang terjadi menimbulkan sedikit hingga banyak

masalah. Faktanya perubahan-perubahan yang terjadi terkadang menimbulkan

perubahan yang amat besar yang dapat merubah hampir kseluruhan materi yang

teah dituangkan dalam kontrak konstruksi. Para praktisi atau pelaku usaha yang

berkecimpung dalam dunia konstruksi mengkategorikan perubahan secara kontraktual

dalam dua kategori yaitu informal change (perubahan tidak resmi) dan formal change

(perubahan resmi).

Page 88: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 78

Page 89: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 79

BAB IV. MANAJEMEN PERUBAHAN YANG TERKAIT

IMPLEMENTASI BIM

4.1. Konsep Perubahan

Perbedaan perubahan yang direncanakan dari perubahan rutin adalah cakupan dan

luasnya. Perubahan yang direncanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi,

atau sebagian besar, untuk menyesuaikan diri pada perubahan signifikan dalam sasaran

dan arah organisasi (Collin, 2002). Program perubahan diperlukan masa kini karena

pergeseran dalam waktu dan hubungan antar manusia sebagai akibat dari hilangnya

batasan diantara tiap negara dan menyatu dalam suatu hubungan jaringan yang kompleks,

penuh dengan ancaman dan peluang bisnis (McKeen & Smith, 2009).

Teknologi pemrosesan informasi yang canggih, bersama dengan bertambahnya globalisasi

organisasi, berarti bahwa manajer dibombardir dengan lebih banyak ide baru, produk baru,

tantangan baru daripada sebelumnya. Untuk menangani pertambahan informasi yang serupa

itu, ditambah dengan sempitnya waktu untuk membuat keputusan yang dapat diambil oleh

manajer, manajer harus memperbaiki kemampuannya untuk mengelola perubahan (Bridges,

2001). Banyak perusahaan besar mempunyai program manajemen perubahan eksplisit

untuk meningkatkan kemampuan karyawan di seluruh organisasi untuk mengantisipasi dan

belajar dari perubahan yang terjadi (Dave, 2001).

Untuk secara aktif mengelola perubahan organisasional saat diperkenalkannya sistem

informasi yang baru, harus dapat menelaah proses implementasinya (Parker, 1996).

Implementasi adalah semua aktivitas organisasional yang berhubungan dengan

penggunaan, manajemen, dan rutinisasi dari sebuah inovasi (Schilling, 2005). Dalam

proses implementasi sistem informasi, analis sistem adalah seorang agen perubahan

(Kendall & Kendall, 2008). Analis ini tidak hanya mengembangkan solusi teknis, tetapi juga

mendefinisikan ulang berbagai konfigurasi, interaksi, aktivitas pekerjaan, dan hubungan

kekuasaan dari berbagai kelompok organisasional. Analis menjadi katalis untuk

keseluruhan proses perubahan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua

kelompok yang terlibat menerima perubahan yang dibawa oleh sebuah sistem baru. Posisi

sebagai agen perubahan penting dalam melakukan komunikasi dengan pengguna,

menghubungkan berbagai pihak yang berkepentingan yang saling bersaing, dan

memastikan bahwa penyesuaian organisasional terhadap perubahan tersebut sempurna.

Forrester (2003) memberikan nasehat kepada sejumlah perusahaan yang sedang dalam

usahanya mengeksekusi perubahan untuk selalu menjaga keseimbangan antara orang-

orang, proses, dan teknologi agar implementasinya dapat berjalan dengan lancar. Memiliki

budaya inovasi yang kuat dan harus menjadi bagian sistem yang holistik agar dalam

melakukan manajemen perubahan dan implementasi dapat berkesinambungan dan diikuti

dengan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang dinamis.

Page 90: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 80

Tantangan Mengelola Perubahan

Adanya inovasi dan implementasi, bukan hal mengejutkan jika menjumpai tingkat

kegagalan yang sangat tinggi dalam banyak aplikasi perusahaan dan proyek rekayasa

ulang proses bisnis, yang secara khusus membutuhkan perubahan organisasional yang

ekstensif dan mungkin mengharuskan penggantian teknologi dan sistem warisan yang

lama, yang sudah sangat mengakar dalam banyak proses bisnis yang saling berhubungan.

Sejumlah penelitian mengindikasikan bahwa 70% persen proyek rekayasa ulang proses

bisnis gagal memberikan manfaat yang dijanjikan (Chan, et.al, 2004).

Banyak aplikasi perusahaan dan proyek rekayasa ulang diabaikan dengan implementasi

yang buruk dan praktek manajemen perubahan yang gagal menjawab perhatian karyawan

terkait dengan perubahan. Menghadapi rasa takut dan keresahan di seluruh organisasi;

mengatasi penolakan dari manajer yang berkepentingan; mengubah fungsi kerja, jalur

karier, dan praktek perekrutan; serta memberi pelatihan telah memberikan ancaman yang

lebih besar bagi proyek rekayasa ulang daripada kesulitan yang dialami perusahaan dalam

memvisualisasikan dan merancang perubahan terobosan pada proses bisnis (Baltzan &

Phillips, 2009). Semua aplikasi perusahaan membutuhkan koordinasi yang lebih ketat antara

berbagai kelompok fungsional yang berbeda (Motiwalla & Thompson, 2009).

Seperti yang ditegaskan Carr (2003) dalam tulisannya di Harvard Business Review

berjudul “IT does not matter”, manfaat signifikan dari sistem informasi bagi bisnis tidak

akan dapat diperoleh melalui pemanfaatan sistem teknologi informasi sebagai sebuah entiti

infrastruktur, melainkan baru akan dirasakan jika teknologi informasi dapat dikembangkan

sebagai sebuah perangkat unik berlandaskan kekayaan intelektual. Jadi manajemen

perubahan dan implementasi proyek sistem informasi akan sukses jika terjadi konvergensi

antara tujuan, sumberdaya manusia, dan manfaatnya jelas.

Proyek-proyek yang berhubungan dengan merger dan akuisisi mempunyai tingkat kegagalan

yang juga tinggi. Merger dan akuisisi sangat dipengaruhi oleh karakteristik organisasional

dari perusahaan yang melakukannya, dan juga infrastruktur teknologi informasinya.

Menggabungkan sistem informasi dari dua perusahaan berbeda biasanya membutuhkan

perubahan organisasional yang cukup banyak dan proyek sistem yang rumit

pengelolaannya (Collin 2002). Apabila integrasinya tidak dikelola dengan baik, perusahaan

akan memiliki sekumpulan sistem warisan yang berbeda-beda dan tidak memiliki sistem

kerja yang jelas dan terstruktur akibat penyatuan dua sistem dari perusahaan yang berbeda

(Motiwalla & Thompson, 2009). Tanpa kesuksesan dari integrasi sistem, manfaat yang

diantisipasi dari merger tidak dapat diwujudkan, atau bahkan lebih buruknya, perusahaan

yang terbentuk dari merger tidak dapat melaksanakan proses bisnisnya dan kehilangan

konsumennya.

Fase-Fase Manajemen Perubahan

Untuk menjamin pelaksanaan manajemen perubahan yang efektif, dibutuhkan aktivitas

manajemen perubahan yang sistematis, terencana, dan termonitor dengan baik. Manajemen

perubahan memiliki sejumlah fase yang harus menjadi perhatian penting. Pertama, fase

keberakhiran, merupakan fase untuk meninggalkan sistem lama. Fase ini memperlihatkan

suatu keadaan dimana terjadi suasana depresi atau hiperaktif di dalam organisasi dan

kondisi dimana para pimpinan harus mulai mencoba merencanakan dan

mengkomunikasikan perubahan keseluruh unit kerja dengan kesadaran yang tinggi.

Page 91: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 81

Kedua, fase netral, merupakan fase untuk memperoleh dukungan sebanyak mungkin

orang di dalam organisasi agar mau segera melakukan perubahan secara signifikan. Fase ini

merujuk pada keadaan dimana berbagai inisiatif perubahan dilakukan oleh sejumlah besar

orang-orang di dalam organisasi untuk berbagai level manajemen dengan sejumlah

tantangan berupa konflik, pertengkaran, kegagalan, dan keberhasilan yang tidak signifikan.

Terakhir, fase memulai dari awal, merupakan fase untuk menerapkan sistem baru yang

disertai dengan usaha untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas sistem tersebut

sehingga manfaat dari perubahan tersebut benar-benar dirasakan oleh pemakai sistem

(Kotter, 2002).

Pendekatan Manajemen Perubahan

Dalam usaha untuk menganalisa bermacam-macam implikasi operasional strategi pada

lingkungan yang berubah dengan cepat, CEO dan manajer sering terkekang oleh

banyaknya issue yang kelihatannya menekan pada tujuan mereka. Untuk menghadapi hal

ini, perusahaan-perusahaan yang dinamis harus melibatkan diri mereka pada implementasi

kerangka yang diformulasikan untuk menghasilkan perubahan (Stapleton, 2004). Tidak

mungkin menghasilkan perubahan secara efektif pada sebuah basis ad hoc (pada basis itu

sendiri). Untuk melakukan itu, adalah yang paling penting untuk beraksi terhadap perubahan

daripada mengantisipasi perubahan itu dan memilih suatu strategi untuk bereaksi

kepadanya (Kotter, 2002).

Untuk berhasil dan menjadi pemenang perubahan, organisasi memerlukan suatu kerangka

untuk menentukan garis faktor dan untuk menghadapi serta berhasil menghadapi

tantangan bisnis dihadapan mereka. Kerangka ini dapat dipakai oleh perusahaan-

perusahaan untuk menjadi modal pada kekuatan-kekuatan mereka menyesuaikan pada

tuntutan pasar dan mengembangkan posisi bersaing yang lebih baik untuk mengurus

perubahan menjadi lebih efektif. Adapun metodologi perubahan organisasi meliputi fase-

fase penentuan diagnostik, merancang kembali organisasi, transformasi organisasi, dan

perbaikan yang terus menerus (Collin, 2002). Penentuan diagnostik adalah penentuan

mengenai keadaan organisasi saat ini yang sedang dipelajari. Merancang kembali organisasi

adalah untuk membatasi kembali struktur organisasi, proses kritis, tugas operasional dan

kebudayaan untuk membuat perusahaan bisa mengurus perubahan-perubahan secara efektif

dan meningkatkan persaingannya.

Transformasi organisasi adalah fase implementasi dari proyek perubahan. Jadwal

implementasi dan indikator penampilan perubahan juga dikembangkan, program perubahan

dan strategi dilakukan, dilacak dan diperbaiki. Perbaikan yang terus menerus adalah

penilaian dari terjaminnya program perubahan yang dibiarkan lewat waktu. Ini membantu

untuk meningkatkan kemampuan dari organisasi untuk menyesuaikan perubahan-

perubahan sekarang dan masa depan pada lingkungan bisnis dengan menyediakan

infrastruktur untuk mengevaluasi dan memelihara strategi perubahan dan program

perubahan.

Teori Pendekatan Solusi Total

Manajemen proyek terpadu merupakan sebuah solusi total karena konsep tersebut tidak saja

dibangun dengan mempertimbangkan siklus eksekusi lengkap yaitu strategi, implementasi,

Page 92: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 82

dan operasi. Namun juga memperhatikan terciptanya sejumlah objektif dalam setiap fase

pelaksanaannya yang lebih dikenal sebagai 5A. Fase Awareness, seluruh stakeholder

benar-benar mengerti mengapa sebuah proyek harus ada/dilaksanakan. Fase Alignment,

seluruh stakeholder benar-benar memahami hasil atau output apa yang diinginkan dari

sebuah proyek, ruang lingkup dan batas proyek, sumber daya dan dukungan fasilitas yang

diperlukan, serta target dan durasi waktu yang telah ditetapkan. Fase Action, seluruh orang

yang terlibat dalam proyek dapat melaksanakan atau mengeksekusi aktivitas di dalam

proyek secara sistematis dan terintegrasi. Fase Adoption, seluruh stakeholder sepakat

untuk menggunakan manajemen proyek terpadu sebagai bahasa bersama dalam

melaksanakan proyek demi tercapainya proses yang efektif dan efisien. Fase Assurance,

seluruh orang yang terlibat akan meningkat kompetensi dan keahliannya di dalam

mengelola sebuah proyek dan akan menjadi bagian dari budaya perusahaan (Chan, et.al.,

2004).

4.2. Strategi Manajemen Perubahan dalam Implementasi BIM

4.2.1. Menciptakan Iklim Perubahan

BIM akan mengubah struktur, sistem, serta metode dalam internal/eksternal business process

di organisasi yang melibatkan semua pihak. Untuk itu, hal lain yang penting dari program

adopsi BIM adalah change management yang membantu organisasi bermigrasi dari kondisi

eksisting sekarang ke kondisi di masa datang dengan sedikit “disrupsi” dan “resistensi”.

• Definisikan urgensi perubahan

• Definisikan visi, tujuan dan program yang jelas

• Memahami resiko-resiko penting yang akan dihadapi dari perubahan ini serta faktor-

faktor suksesnya.

• Merumuskan strategi menuju perubahan tersebut

4.2.2. Membangun Momentum Perubahan

• Berkomunikasi secara aktif dengan stakeholder

• Menyediakan pelatihan-pelatihan dan sarana prasarana

• Menetapkan standar BIM dalam setiap tahapan proses

• Menetapkan quick wins untuk membangun momentum perubahan, antara lain dapat

dilakukan melalui: pilot project, memberi penghargaan (reward) kepada early adopters

dan early movers, serta tak kalah penting yaitu menetapkan target yang realistis

4.2.3. Implementasi dan Keberlanjutan Program Migrasi

• Propagation (penugasan dari proyek ke proyek, atau dari tim ke tim)

o Mengembangkan quick start template bagi setiap proyek baru atau tim baru

sehingga bisa segera menjalankan

o Mengembangkan jalur-jalur progress dari setiap tim agar dapat

Page 93: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 83

mengembangkan pengetahuan sendiri

• Making it stick (membangun sistem)

o Membangun sistem rewards and punishment

o Memasukkan praktik berbasis BIM sebagai bagian dari standar organisasi

4.3. Rangkuman

Untuk secara aktif mengelola perubahan organisasional saat diperkenalkannya sistem informasi yang baru, harus dapat menelaah proses implementasinya (Parker, 1996). Implementasi adalah semua aktivitas organisasional yang berhubungan dengan penggunaan, manajemen, dan rutinisasi dari sebuah inovasi (Schilling, 2005). Dalam proses implementasi sistem informasi, analis sistem adalah seorang agen perubahan (Kendall & Kendall, 2008). Analis ini tidak hanya mengembangkan solusi teknis, tetapi juga mendefinisikan ulang berbagai konfigurasi, interaksi, aktivitas pekerjaan, dan hubungan kekuasaan dari berbagai kelompok organisasional. Analis menjadi katalis untuk keseluruhan proses perubahan dan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kelompok yang terlibat menerima perubahan yang dibawa oleh sebuah sistem baru. Posisi sebagai agen perubahan penting dalam melakukan komunikasi dengan pengguna, menghubungkan berbagai pihak yang berkepentingan yang saling bersaing, dan memastikan bahwa penyesuaian organisasional terhadap perubahan tersebut sempurna.

Untuk menjamin pelaksanaan manajemen perubahan yang efektif, dibutuhkan aktivitas manajemen perubahan yang sistematis, terencana, dan termonitor dengan baik. Manajemen perubahan memiliki sejumlah fase yang harus menjadi perhatian penting. Pertama, fase keberakhiran, merupakan fase untuk meninggalkan sistem lama. Fase ini memperlihatkan suatu keadaan dimana terjadi suasana depresi atau hiperaktif di dalam organisasi dan kondisi dimana para pimpinan harus mulai mencoba merencanakan dan mengkomunikasikan perubahan keseluruh unit kerja dengan kesadaran yang tinggi. Kedua, fase netral, merupakan fase untuk memperoleh dukungan sebanyak mungkin orang di dalam organisasi agar mau segera melakukan perubahan secara signifikan.

BIM akan mengubah struktur, sistem, serta metode dalam internal/eksternal business process

di organisasi yang melibatkan semua pihak. Untuk itu, hal lain yang penting dari program

adopsi BIM adalah change management yang membantu organisasi bermigrasi dari kondisi

eksisting sekarang ke kondisi di masa datang dengan sedikit “disrupsi” dan “resistensi”.

4.4. Evaluasi

1. Jelaskan fase-fase dalam manajemen perubahan!

2. Bagaimana menciptakan iklim perubahan dalam implementasi BIM?

3. Jelaskan bagaimana langkah-langkah implementasi dan keberlanjutan program migrasi!

4.5. Evaluasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang Benar di antara pilihan jawaban yang ada.

Page 94: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 84

1. Untuk menjamin pelaksanaan manajemen perubahan yang efektif, dibutuhkan aktivitas manajemen perubahan yang: a. sistematis, b. terencana c. termonitor dengan baik d. semua salah e. semua benar

2. Metodologi perubahan organisasi meliputi fase-fase sebagai berikut, kecuali:

a. penentuan dogmatis b. merancang kembali organisasi c. transformasi organisasi d. perbaikan yang terus menerus e. semua salah

3. Strategi manajemen perubahan dalam implementasi BIM adalah:

a. Membangun momentum resistensi b. Membangun momentum kreativitas c. Membangun momentum perubahan d. Membangun momentum disrupsi e. semua benar

4.6. Jawaban Soal Essay

1. Fase-fase dalam manajemen perubahan

Manajemen perubahan memiliki sejumlah fase yang harus menjadi perhatian

penting. Pertama, fase keberakhiran, merupakan fase untuk meninggalkan sistem

lama. Fase ini memperlihatkan suatu keadaan dimana terjadi suasana depresi atau

hiperaktif di dalam organisasi dan kondisi dimana para pimpinan harus mulai

mencoba merencanakan dan mengkomunikasikan perubahan keseluruh unit kerja

dengan kesadaran yang tinggi.

Kedua, fase netral, merupakan fase untuk memperoleh dukungan sebanyak

mungkin orang di dalam organisasi agar mau segera melakukan perubahan secara

signifikan. Fase ini merujuk pada keadaan dimana berbagai inisiatif perubahan

dilakukan oleh sejumlah besar orang-orang di dalam organisasi untuk berbagai level

manajemen dengan sejumlah tantangan berupa konflik, pertengkaran, kegagalan,

dan keberhasilan yang tidak signifikan. Terakhir, fase memulai dari awal, merupakan

fase untuk menerapkan sistem baru yang disertai dengan usaha untuk mengukur

tingkat efisiensi dan efektivitas sistem tersebut sehingga manfaat dari perubahan

tersebut benar-benar dirasakan oleh pemakai sistem (Kotter, 2002).

2. Menciptakan iklim perubahan dalam implementasi BIM

BIM akan mengubah struktur, sistem, serta metode dalam internal/eksternal business

process di organisasi yang melibatkan semua pihak. Untuk itu, hal lain yang penting

dari program adopsi BIM adalah change management yang membantu organisasi

Page 95: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 85

bermigrasi dari kondisi eksisting sekarang ke kondisi di masa datang dengan sedikit

“disrupsi” dan “resistensi”.

• Definisikan urgensi perubahan

• Definisikan visi, tujuan dan program yang jelas

• Memahami resiko-resiko penting yang akan dihadapi dari perubahan ini serta

faktor-faktor suksesnya.

• Merumuskan strategi menuju perubahan tersebut

3. Langkah-langkah implementasi dan keberlanjutan program migrasi adalah sebagai

berikut:

• Propagation (penugasan dari proyek ke proyek, atau dari tim ke tim)

o Mengembangkan quick start template bagi setiap proyek baru atau tim baru

sehingga bisa segera menjalankan

o Mengembangkan jalur-jalur progress dari setiap tim agar dapat mengembangkan

pengetahuan sendiri

• Making it stick (membangun sistem)

o Membangun sistem rewards and punishment

o Memasukkan praktik berbasis BIM sebagai bagian dari standar organisasi

Page 96: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 86

Page 97: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 87

BAB V. ETIKA DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)

5.1. Etika Bisnis dalam Jasa Konstruksi

Dunia bisnis konstruksi berkembang dengan pesat dan meluas menjadi bisnis yang

mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembangunan nasional. Berbagai fasilitas

umum maupun sosial di berbagai daerah seluruh Indonesia tengah dibangun, guna

memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana dalam konteks ingin

menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Namun ada ironi di tengah maraknya

pembangunan terkait dengan dunia konstruksi, yang seharusnya mengutamakan kualitas,

keamanan dan kenyamanan, masih ada kerjasama antara birokrasi pemilik (owner) dengan

stakeholder (kontraktor) yang mengakibatkan produk konstruksi tidak sesuai dengan

spesifikasi teknis sehingga tidak memenuhi standar dan tidak berkualitas.

Indikasi umum yang terlihat adalah adanya konflik kepentingan dari masing-masing pihak.

Disatu sisi, penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan kegiatan konstruksinya berusaha

untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, disisi lain pemilik modal juga

berusaha untuk mendapatkan kualitas dan mutu yang lebih baik dari apa yang telah mereka

bayar. Selain itu, kurangnya penerapan etika dan profesionalisme serta transparansi dalam

proses dan biaya tender, lemahnya kualitas dokumen tender dan hal terkait lainnya juga

berdampak langsung terhadap pelanggaran etika bisnis konstruksi.

Dengan kurangnya perhatian dan penerapan etika dan profesionalisme dalam bisnis

konstruksi di Indonesia oleh penyedia jasa konstruksi, pemilik modal, pemerintah sebagai

regulator serta seluruh pihak yang terkait didalamnya, maka secara langsung mendorong

berkembangnya pelanggaran-pelanggaran terhadap etika dan profesionalisme dalam bisnis

konstruksi di Indonesia. Profesionalisme dalam bisnis konstruksi sangat menentukan

keberhasilan dalam dunia konstruksi karena menyangkut banyak hal didalamnya, yang

paling terpenting adalah skill dan kemampuan. Penerapan-penerapan dari semua aspek-

aspek ini adalah salah satu kunci untuk meraih yang namanya kesuksesan dalam bisnis

konstruksi.

Dari uraian diatas maka sangatlah penting untuk mengetahui pengertian tentang etika dan

profesionalisme dalam bisnis konstruksi. Disamping itu sasaran, kondisi dan hambatan-

hambatan dalam penerapan etika dan profesionalisme dalam bisnis konstruksi di Indonesia

sangatlah penting untuk dikaji lebih lanjut yang dapat bermanfaat untuk mengetahui

perkembangan bisnis konstruksi dan memperoleh pemahaman tentang bentuk-bentuk

penyimpangan perilaku dalam industri konstruksi di Indonesia. Sehingga dapat menambah

ilmu tentang pentingnya beretika dalam bekerja untuk mencapai profesionalisme dalam

bisnis konstruksi.

5.1.1. Etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu etos yang dalam bentuk tunggal

mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan,

adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, atau cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha

Page 98: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 88

mempunyai arti „‟adat kebiasaan‟‟. Arti terakhir ini menjadi latar belakang terbentuknya istilah

etika yang oleh Aristoteles (384-322 SM) sudah dipakai untuk menunjuk filsafat moral

(Bertens, 1993:4).

Etika dibagi menjadi dua yaitu, etika umum dan etika khusus. Etika umum membahas prinsip-

prinsip moral dasar, yaitu bagaimana manusia bertindak secara etis dan bagaimana

manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, dan prinsip-prinsip yang menjadi tolak

ukur untuk menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika khusus menerapkan prinsip-

prinsip moral dasar itu dalam bidang kehidupan yang khusus. Etika khusus dibagi lagi

menjadi dua, yaitu etika individual dan etika sosial. Etika individual memuat kewajiban dan

sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika sosial membicarakan kewajiban, sikap dan

pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia.

5.1.2. Perilaku Profesional (Profesionalisme)

Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu

(2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan

ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri

berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan,

memperoleh bayaran karena keahliannya itu.

Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-

lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.

Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion

dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi,

profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualitas dari seseorang yang

profesional (Longman, 1987).

Pengertian profesionalisme secara konseptual hanya dapat diterapkan pada jabatan tertentu

misalnya rekayasawan, yang memenuhi sejumlah kriteria. Menurut Martin dan Schinzinger

(dalam Dipohusodo1996) yang memberikan pandangan tentang profesionalisme, bahwa

kriteria umum rekayasawan yang profesional adalah:

1. Mencapai standar prestasi dalam pendidikan, kemampuan atau kreativitas bekerja,

dalam bidang rekayasa.

2. Bersedia menerima tanggung jawab moral terhadap masyarakat, konsumen pelanggan,

sejawat, atasan maupun bawahan sebagai kewajiban profesionalnya.

Definisi profesionalisme menurut Morris (Sudarto 2001) adalah memiliki hal-hal sebagai

berikut:

1. Metoda profesional

Pada dasarnya metoda melibatkan kompetensi seseorang di suatu bidang yang diperoleh

melalui proses pendidikan formal dan pengalaman kerja. Menurut Clark V. Baker (Sudarto

2001), bahwa tindakan profesional harus kompeten, dan orang yang professional bekerja

atau menerapkan sesuai denganapa yang diketahuinya sesuai dengan lingkup Pendidikan

atau pengalamannya. Aspek tanggung jawab profesionalisme adalah dedikasi dan

keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik Biasanya profesional memiliki

Page 99: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 89

Pendidikan Teknik di bidang pengetahuan tertentu dan menerapkan pengetahuan ini dalam

jasanya kepada masyarakat.

2. Status profesional

Status professional diartikan bahwa seseorang memperoleh penghargaan atau pengakuan

tertentu di bidang yang digelutinya, atau orang tersebut telah memenuhi persyaratan profesi.

3. Standar profesional

Standar melibatkan legal dan ethical restraints dan bersumber dari hukum negara, dan

peraturan- peraturan pemerintah yang berkaitan dengan profesionalisasi. Mengenai

tanggung jawab profesi, bahwa rekayasawan professional harus mengikuti peraturan dan

standar yang berlaku sesuai dengan hokum negara dan peraturan lokal.

4. Karakter profesional

Karakter seseorang merupakan aspek profesionalisme yang terakhir. Dengan melalui

berbagai situasi seseorang akan teruji apakah orang tersebut benar-benar profesional.

Persepektif dalam Mengukur Profesionalisme

Menurut Gilley dan Enggland ada 4 pendekatan yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan berorientasi filosofis

Pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap Individu dan electic.

2. Pendekatan perkembangan bertahap

Individu (dengan minat bersama) berkumpul, kemudian mengidentifikasian dan

mengadopsi ilmu, untuk membentuk organisasi profesi, dan membuat kesepakatan

persyaratan profesi, serta menentukan kode etik untuk merevisi persyaratan.

3. Pendekatan berorientasi karakteristik

Etika sebagai aturan langkah-langkah, pengetahuan yang terorganisasi, keahlian

dan kopentensi khusus, tinggkat pendidikan minimal, setifikasi keahlian.

4. Pendekatan berorientasi non- tradisional

Mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah profesi.

(Arisandi, 2012)

Syarat profesionalisme

Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadi seorang yang profesionalisme adalah

1. Dasar ilmu yang dimiliki kuat dalam bidangnya.

2. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praktis.

3. Pengembangan kemampuan professional yang berkesinambungan.

Page 100: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 90

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk

mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Pendapat lain mengatakan Kualitas

profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut:

1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.

2. Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan

dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan mengidentifikasi dirinya

kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut. Yang dimaksud dengan

“piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna dan

dijadikan sebagai rujukan.

3. Meningkatkan dan memelihara citra profesional.

4. Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu

meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku profesional.

Perwujudannya dilakukan melalui berbagai cara misalnya penampilan, cara percakapan,

penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup harian, hubungan dengan individu

lainnya.

5. Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat

meningkatkan dan meperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampiannya.

6. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesinya

Profesionalisme ditandai dengan kualitas derajat rasa bangga akan profesi yang

dipegangnya. Dalam hal ini diharapkan agar seseorang itu memiliki rasa bangga dan percaya

diri akan profesinya.

Untuk meningkatkan rasa profesionalisme dalam dunia konstruksi, dengan ini diadakan

sertifikasi dan saat ini sertifikasi di dunia konstruksi sangatlah diperlukan oleh para pekerja

kontruksi khususnya yang bekerja di bidang konsruksi. Sertifikasi adalah suatu penetapan

yang diberikan oleh suatu organisasi profesional terhadap seseorang untuk menunjukkan

bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik.

5.2. Code of Conduct dalam Bisnis Konstruksi

Penerapan Code of Conduct atau etika dan perilaku dalam penyelenggaraan konstruksi akan

berdampak besar dalam implementasi BIM di Indonesia. Substansi code of conduct baik untuk

pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi terutama berkaitan dengan implementasi

BIM adalah sebagai berikut:

a) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus menggunakan etika bisnis dalam

melakukan kegiatannya agar terjadi hubungan yang langgeng

b) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus menggunakan etika moral dalam

hubungan dengan masyarakat

c) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus menggunakan norma moral dalam

kaitan dengan persaingan

d) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus dapat memenuhi kebutuhan dan

harapan masyarakat

Page 101: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 91

e) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus mengingat keterbatasan sumber daya

dalam kaitan dengan sustainability

f) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus memiliki tanggung jawab moral dan

tanggung jawab sosial terhadap masyarakat

5.3. Soal Latihan

1. Jelaskan tentang pentingnya etika dan profesionalisme dalam penyelenggaraan konstruksi!

2. Keterbukaan informasi sangat penting dalam implementasi BIM. Ketika ada satu pihak yang tidak mau terbuka dalam hal informasi berkaitan dengan data-data konstruksi, apa yang sebaiknya Saudara lakukan?

3. Penerapan Code of Conduct atau etika dan perilaku dalam penyelenggaraan konstruksi akan berdampak besar dalam implementasi BIM di Indonesia. Saudara diminta menyusun substansi code of conduct baik untuk pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi terutama berkaitan dengan implementasi BIM!

5.4. Rangkuman

Dengan kurangnya perhatian dan penerapan etika dan profesionalisme dalam bisnis

konstruksi di Indonesia oleh penyedia jasa konstruksi, pemilik modal, pemerintah sebagai

regulator serta seluruh pihak yang terkait didalamnya, maka secara langsung mendorong

berkembangnya pelanggaran-pelanggaran terhadap etika dan profesionalisme dalam bisnis

konstruksi di Indonesia. Profesionalisme dalam bisnis konstruksi sangat menentukan

keberhasilan dalam dunia konstruksi karena menyangkut banyak hal didalamnya, yang paling

terpenting adalah skill dan kemampuan. Penerapan- penerapan dari semua aspek-aspek ini

adalah salah satu kunci untuk meraih yang namanya kesuksesan dalam bisnis konstruksi.

Syarat profesionalisme

Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadi seorang yang profesional adalah

dasar ilmu yang dimiliki kuat dalam bidangnya, penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset

dan praktek serta pengembangan kemampuan professional yang berkesinambungan.

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk

mewujudkan kerja-kerja yang profesional. Pendapat lain mengatakan Kualitas

profesionalisme didokong oleh ciri-ciri sebagai berikut:

a) Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati piawai ideal.

b) Seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha

mewujudkan dirinya sesuai dengan piawai yang telah ditetapkan. Ia akan

mengidentifikasi dirinya kepada sesorang yang dipandang memiliki piawaian tersebut.

Yang dimaksud dengan “piawai ideal” ialah suatu perangkat perilaku yang dipandang

paling sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.

c) Meningkatkan dan memelihara citra profesional.

Page 102: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 92

d) Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu

meningkatkan dan memelihara imej profesion melalui perwujudan perilaku

profesional. Perwujudannya dilakukan melalui berbagai-bagai cara misalnya

penampilan, cara percakapan, penggunaan bahasa, sikap tubuh badan, sikap hidup

harian, hubungan dengan individu lainnya.

e) Keinginan untuk sentiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang

dapat meningkatkan dan meperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampiannya.

f) Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesinya

Di era globalisasi akses terhadap segala informasi sangat terbuka. Masyarakat dengan mudah

mengakses informasi yang dibutuhkan khususnya tentang dunia usaha (swasta). Selama ini

kecenderungan dunia usaha yang justru lebih memanfaatkan teknologi informasi dan lebih

terbuka terhadap kinerja usahanya kepada publik. Namun seiring waktu dengan berkembangnya

pemahaman tentang Negara Hukum Demokrasi dan Negara Kesejahteraan, akses terhadap

kinerja dan informasi pemerintahan kini menjadi suatu fenomena global. Pemerintah suatu

negara yang ada di dunia kini mulai membuka diri terhadap informasi-informasi tentang

penyelenggaraan negara atau pemerintahannya kepada publik.

5.5. Evaluasi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang Benar di antara pilihan jawaban yang ada.

1. Kurangnya penerapan etika dan profesionalisme serta transparansi dalam proses dan biaya tender berdampak langsung pada: a. Pelanggaran etika bisnis konstruksi b. Penyedia jasa menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya c. Pengguna jasa menginginkan mutu yang lebih baik dari biaya kontrak d. Semua benar e. Semua salah

2. Pada dasarnya informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna

informasi, kecuali untuk: a. Informasi yang dirahasiakan sebagaimana diatur oleh undang-undang, b. Kepatutan dan kepentingan umum yang didasarkan pada pengujian tentang

konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat c. Pertimbangan untuk melindungi kepentingan yang lebih besar. d. Semua benar e. Semua salah

3. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadi seorang yang profesional

adalah berikut ini, kecuali: a. Dasar ilmu yang dimiliki kuat dalam bidangnya b. Penguasaan kiat-kiat profesi, c. Berdasarkan rujukan orang lain d. Pengembangan kemampuan profesional yang berkesinambungan. e. Semua benar

5.6. Jawaban Soal Latihan

Page 103: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 93

1. Pentingnya etika dan profesionalisme dalam penyelenggaraan konstruksi

Dunia bisnis konstruksi berkembang dengan pesat dan meluas menjadi bisnis yang

mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembangunan nasional. Berbagai

fasilitas umum maupun sosial di berbagai daerah seluruh Indonesia tengah

dibangun, guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana dalam

konteks ingin menumbuhkembangkan perekonomian nasional. Namun ada ironi di

tengah maraknya pembangunan terkait dengan dunia konstruksi, yang seharusnya

mengutamakan kualitas, keamanan dan kenyamanan, masih ada kerjasama antara

birokrasi pemilik (owner) dengan stakeholder (kontraktor) yang mengakibatkan produk

konstruksi tidak sesuai dengan spesifikasi teknis sehingga tidak memenuhi standar

dan tidak berkualitas.

Indikasi umum yang terlihat adalah adanya konflik kepentingan dari masing-masing

pihak. Disatu sisi, penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan kegiatan

konstruksinya berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya,

disisi lain pemilik modal juga berusaha untuk mendapatkan kualitas dan mutu yang

lebih baik dari apa yang telah mereka bayar. Selain itu, kurangnya penerapan etika

dan profesionalisme serta transparansi dalam proses dan biaya tender, lemahnya

kualitas dokumen tender dan hal terkait lainnya juga berdampak langsung terhadap

pelanggaran etika bisnis konstruksi.

Dengan kurangnya perhatian dan penerapan etika dan profesionalisme dalam bisnis

konstruksi di Indonesia oleh penyedia jasa konstruksi, pemilik modal, pemerintah

sebagai regulator serta seluruh pihak yang terkait didalamnya, maka secara langsung

mendorong berkembangnya pelanggaran-pelanggaran terhadap etika dan

profesionalisme dalam bisnis konstruksi di Indonesia. Profesionalisme dalam bisnis

konstruksi sangat menentukan keberhasilan dalam dunia konstruksi karena

menyangkut banyak hal didalamnya, yang paling terpenting adalah skill dan

kemampuan. Penerapan-penerapan dari semua aspek-aspek ini adalah salah satu

kunci untuk meraih yang namanya kesuksesan dalam bisnis konstruksi.

2. Keterbukaan informasi sangat penting dalam implementasi BIM. Ketika ada satu pihak yang tidak mau terbuka dalam hal informasi berkaitan dengan data-data konstruksi, maka berikut ini adalah penjelasan tentang keterbukaan informasi publik. Oleh karena penyelenggaraan konstruksi oleh pemerintah termasuk dalam informasi publik maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Dalam pengaturan pada Pasal 2 UU KIP diatur tentang penyelenggaraan informasi

publik yakni: Pada dasarnya informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh

setiap pengguna informasi, kecuali untuk informasi yang dirahasiakan sebagaimana

diatur oleh undang-undang, kepatutan dan kepentingan umum yang didasarkan

pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan

kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan pertimbangan untuk

melindungi kepentingan yang lebih besar. Setiap informasi publik harus dapat

diperoleh oleh setiap pemohon informasi publik dengan cepat, tepat waktu,

biaya ringan dan cara sederhana.

Page 104: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 94

b. Adapun yang dimaksud informasi publik adalah berdasarkan Pasal 1 angka 2 UU

KIP, yaitu informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima

oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan

penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan

publik lainnya yang sesuai dengan undang-undang ini, serta informasi lain yang

juga berkaitan dengan kepentingan publik. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU KIP:

yang dimaksud dengan informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan

tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta, maupun

penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam

berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.

c. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 tersebut di atas maka sifat informasi yang wajib disediakan dan diumumkan adalah Maximum Acces Limited Exemption, yakni akses seluas-luasnya terhadap informasi publik dengan pengecualian yang ketat dan terbatas.

3. Penerapan Code of Conduct atau etika dan perilaku dalam penyelenggaraan konstruksi akan berdampak besar dalam implementasi BIM di Indonesia. Substansi code of conduct baik untuk pengguna jasa maupun penyedia jasa konstruksi terutama berkaitan dengan implementasi BIM adalah sebagai berikut: a) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus menggunakan etika bisnis

dalam melakukan kegiatannya agar terjadi hubungan yang langgeng

b) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus menggunakan etika moral

dalam hubungan dengan masyarakat

c) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus menggunakan norma moral

dalam kaitan dengan persaingan

d) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus dapat memenuhi kebutuhan dan

harapan masyarakat

e) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus mengingat keterbatasan sumber

daya dalam kaitan dengan sustainability

f) Penyedia jasa dan pengguna jasa konstruksi harus memiliki tanggung jawab moral

dan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat

Page 105: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 95

DAFTAR PUSTAKA

Andi, 2005. Studi Mengenai Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Proyek-Proyek di

Surabaya, Skripsi, Universitas Kristen Petra, Indonesia.

Atkinson, A., Human Error in the Management of Building Projects, Construction

Management and Economics, 16, 1998, pp. 39-349.

Bulding Construction Authority (2013). "Singapore BIM Guide Version 2.0".

http://www.corenet.gov.sg

Building Construction Authority (2013). "BIM Essential Guide for Contractors".

http://www.corenet.gov.sg

CII (Construction Industry Institute).2000. Cause and effect of field Rewoork Research

Team 153.Amerika

Costs in Swedish Construction Industry, Journal of Management in Engineering, 18(2), 2002,

pp. 76-83.

Fayek, A.R., Dissanayake, M., Campero, O., Wolf, H., & Van Tol, A., Measuring and

Classifying Construction Filed Rework: A Pilot Study, 2004

Field Rework Reasearch Team RT-153, An investigation of field rework in industrial

construction, 2001

Love, P.E.D., Influence of Project Type and Procurement Method on Rework Cost in

Building Construction Projects, Journal of Construction Engineering and Management. 128

(1), 2002, pp. 18-29.

Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia (2018). "Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi".

Pusat Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi Kementerian PUPR.

Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa

Konstruksi

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12/PRT/M/2017 Tentang Standar dan Pedoman

Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design And Build)

Page 106: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 96

GLOSARIUM

Change Order adalah perubahan yang terjadi karena keinginan dari Pengguna Jasa yang

timbul selama pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan antara lain karena

diiginkannya perubahan lingkup pekerjaan, perubahan spesifikasi teknik, perubahan jenis

material, percepatan pelaksanaan, dan lain-lain.

Contractual claim adalah klaim konstruksi yang mana kontraktor secara nyata berhak untuk

dibayar dengan cara reimbursement dan secara jelas mempunyai dasar legal.

Compensable Delays adalah kelambatan-kelambatan dengan kompensasi yang mana

kontraktor tidak hanya mendapat penambahan waktu juga mendapatkan penambahan biaya.

Concurrent Delays adalah kelambatan-kelambatan yang berbenturan yang mana kelambatan

muncul disebabkan sebagian karena merupakan kesalahan pengguna jasa, sebagian lagi

karena kesalahan penyedia jasa serta masa kelambatannya terjadi secara bersamaan.

Excusable Delays adalah kelambatan yang dapat diterima yang mana penyedia jasa hanya

diberikan perpanjangan waktu tetapi tidak mendapat tambahan biaya atau kompensasi

lainnya.

Komunikasi adalah pentransferan dan pemahaman makna, hanya lewat pentransferan

makna dari satu orang ke orang lain informasi dan gagasan dapat dihantarkan.

Non-contractual claim adalah klaim konstruksi yang cara penyelesaiannya secara spseifik

tidak dapat ditetapkan dalam kontrak seperti contohnya pekerjaan konstruksi yang

disebabkan oleh perubahan nilai tukar mata uang asing yang digunakan dalam proyek.

Proses bisnis adalah sekumpulan kegiatan dalam bisnis untuk menghasilkan produk dan jasa

Public Private Dialogue adalah wadah komunikasi antara pihak pemerintah dengan swasta

dalam rangka menjaring aspirasi, tantangan, dan pengalaman serta bersama-sama

menghasilkan solusi dan ide yang dapat diterapkan.

Project delivery method adalah sistem/terminologi yang dirancang untuk merepresentasikan

hubungan kontrak serta peran dan tanggung jawab dari semua entitas yang terlibat untuk

mencapai tujuan proyek konstruksi.

Quantity Take-Off) adalah Pengukuran jumlah material dan tenaga kerja yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan pekerjaan biasanya digunakan sebagai dasar untuk estimasi biaya

selama tahap pelelangan.

Rantai nilai adalah yang terbentuk dari suatu hubungan organisasi, sumber dan proses

yang menciptakan serta mengirimkan barang dan jasa kepada pelanggan.

Rework adalah aktivitas di lapangan yang harus dikerjakan lebih dari sekali, atau aktivitas

yang menghilangkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bagian dari

proyek luar sumber daya, dimana tidak ada change order yang dikeluarkan dan change of

scope yang diidentifikasi.

Page 107: PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM … filepelatihan perencanaan konstruksi dengan sistem teknologi building information modelling (bim) modul 2 proses bisnis pupr dan

Proses Bisnis PUPR dan Manajemen Perubahan Yang Terkait Implementasi BIM

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDA DAN KONSTRUKSI 97

KUNCI JAWABAN

JAWABAN EVALUASI

SOAL BAB II

1. C

2. B

3. D

SOAL BAB III

1. A

2. D

3. A

SOAL IV

1. E

2. A

3. C

SOAL BAB V

1. D

2. D

3. C