PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

download PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

of 12

Transcript of PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    1/12

    PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM

    HEMODIALISA: PERBANDINGAAN TIGA PROGRAM REHABILITASI

    Kapasitas fungsional stadium akhir dari penyakit ginjal secacra drastis menjadi

    terganggu. Meskipun program pelatihan olahraga tampaknya memiliki morfologi, fungsional,

    dan psikososial efek pada pasien stadium tahap akhir penyakit ginjal dengan hemodialisa,

    namun dengan tingkat kepatuhan yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 

    membandingkan efek dari tiga mode pelatihan olahraga pada kapasitas aerobik dan untuk 

    mengidentifikasi mana yang lebih menguntungkan, efesiensi yang lebih baik untuk pasien

    hemodialisa yang berkaitan dengan perbaikan fungsional dan tingkat partisipasi dalam

     program tersebut. Lima puluh delapan pasien relawan disaring untuk yang memiliki status

    risiko rendah dan dipilih dari populasi hemodialisis. 48 pasien yang telah menyelesaikan

     protokol penelitian secara acak satu dari tiga kelompok pelatihan olahraga atau untuk 

    kelompok kontrol. nam belas dari mereka !grup " rata#rata usia 4$,4 % &',() menyelesaikan

    olahraga dan rehabilitasi dalam $ bulan dari tiga sesi aerobik mingguan dan memperkuat

     pelatihan pada setiap harinya pada saat non dialisis dan diawasi* &+ !kelompok dengan

    rata#rata umur 48,' % &-,&) menyelesaikan $ bulan program olahraga selama hemodialisa* &+

    !kelompok dengan rata#rata umur /&,4 % &-,/) mengikuti program olehraga yang moderat

    dirumah tanpa pengawasan, dan &- pasien !kelompok 0 rata#rata usia /+,-%1,() digunakan

    sebagai pasien kontrol. Tingkat anemia dengan obat dan hemodialisa dipastikan stabil. Lima

     belas jenis kelamin dan umur cocok pada setiap indi2idu yang menetap !usia kelompok

    rata#rata 4$,( % $,4 tahun) terdiri dari kelompok kontrol yang sehat untuk data dasar. 3emua

    subjek diberikan pengetahuan pada awal dan akhir pemeriksaan klinis, pemeriksaan

    laboratorium dan latihan treadmill dilakukan utnuk mengukur tingkat kelelahan dari kapasitas

    aerobik. Kelompok " memiliki tingkat putus sekolah lebih tinggi !-4) dibandingkan

    kelompok !&1) dan !&1). Konsumsi oksigen puncak !56-) meningkat sebesar !4')

    !p7+,+/) dan dengan waktu olehraga '' !p7+,+/) setelah pelatihan di kelompok "* -4

    !p7+,+/), &8 !p7+,+/), dan -- !p7+,+/), masing#masing di kelompok * dan sebesar &1

    !p7+,+/), 8 !p7+,+/), dan &4 !p7+,+/), masing#masing di * sedangkan tidak ada

     perubahan untuk kelompok 0. asil ini menunjukan bahwa latihan olahraga yang intens

    setiap harinya pada saat tidak sedang dialisis adalah cara yang paling efektif untuk olahraga,

    sedangkan olahraga saat hemodialisa juga efektif dan lebih baik.

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    2/12

    9endahuluan

    9asien dengan penyakit ginjal stadium akhir ditandai dengan keterbatasan fungsional

    yang berat. Meskipun, pilihan pengobatan pengganti ginjal, seperti hemodialisa atau dialisis

     peritoneal, mengurangi mortalitas dan morbiditas, penyakit ginjal stadium akhir mengalami

     penurunan kebugaran fisik, masalah psikososial dan kualitas hidup yang buruk. Kemampuan

    kardiorespirasi mereka dilaporkan lemah. Konsumsi oksigen maksimal !56- ma:) pada

     penyakit ginjal stadium akhir dengan hemodialisa dilaporkan &/,+#-&,+ ml;kg;min, nilai#nilai

    setengah dari mereka masih dikatakan sehat., berkisar '/,+#4+,+ ml;kg;min. Kapasitas

    fungsional bahkan lebih rendah pada pasien hemodialisa dengan masalah pada kesehatan lain,

    seperti anemia berat, diabetes melitus, penyakit jantung, dan lain#lain, yang mayoritas

    merupakan populasi dialisis.

    3tudi dalam bidang rehabilitasi ginjal yang didukung dengan latihan olahraga pada

     pasien hemodialisamenurunkan gangguan morfologi dan fungsional yang menyertai penyakit

    ginjal stadium akhir dan meningkatkan kebugaran fisik, karakteristik perilaku, serta kualitas

    hidup mereka. 9asien hemodialisa biasanya berolahraga saat tidak dilakukan hemodialisa

    setiap harinyadi sebuah pusat rehabilitasi dibawah instruksi guru pendidikan jasmani khusus

    atau fisioterapi dan pengawasan seorang dokter. Meskipun membantu dan memberikan efek 

    dari latihan olahraga pada pasien hemodialisa, kepatuhan olahraga dan keteraturan harus

    diawasi saat tidak dialkukan hemodialisa dan latihan olehraga saat hemodialisa dan latihan

    dirumah. Metode ini memberikan uggulan tertentu, tidak ada transportasi yaang diperlukan,

    dan lebih banyak waktu luang, dan lain#lain, semetara mereka tampaknya meningkatkan

    kepatuhan terhadap olahraga yang teratur.

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    3/12

     berpartisipasi dalam penelitian ini. >sia berkiar anatar -$/ tahun. Mereka menjalani

    hemodialisa selama minimal $ bulan, ' sesi dalam seminggu, 4 jam tiap sesi. 3etelah

    melakukan screening awal pasien diacak ke dalam 4 kelompok? di kelompok ", -& pasien

    hemodialisa yang berpartisipasi dalam pelatihan olahraga yang diawasi selama enam bulan

    saat tidak dilakukan dialisa. 9ada kelompok , &- pasien mengikuti program pelatihan yang

    diawasi selama $ bulan saat dilakukan hemodialisa. 9ada kelompok , &- pasien mengikuti

     program latihan olahraga tanpa pengawasan selama $ bulan dirumah. 9roporsi antara latihan

    kelompok tidak sama karena suatu alasan !jumlah peralatan, pelatih dan lain#lain). 9ada

    kelompok 0, &' pasien dilibatkan dengan gaya hidup biasa mereka !pasien kontro). @uga

    termasuk &/ jenis kelamin dan usia yang cocok menjadi relawan kontrol sehat untuk data

    dasar yang normal !kelompok ) dengan gaya hidup dan tidak terlibat dalam pekerjaan atau

    waktu akti2itas olahraga yang teratur. 9enjelasan dan persetujuan diperoleh dari semua pasien

    sesuai dengan pedoman yang telah disetujui oleh Komite tik >ni2ersitas "ristoteles.

    3tudi desain

    3ebuah penilaian fisik dasar, KA, ekokardiogram, spirometri dan studi

    spiroergonometrik dinilai selama pengujian latihan treadmill, serta test darah dilakukan pada

     pasien, -4 jam setalahnya tidak rumit dan efektif saat sesi hemodialisi, serta pada kontrol

    sehat. 3etalah $ bulan pengukuran yang sama diulang hanya pada 4 kelompok. >ntuk 

    dampak pada status anemia pada kapasitas aerobik pasien, kami mencoba untuk menjaga

    tingkat hemoglobin; hematokrit tetap stabil untuk semua pasien penyakit ginjal !tingkat

    optimal b;t rasio dianggap &&;'') selama penelitian dengan meningkatkan atau

    menurunkan eritropoietin, bila diperlukan. 4& pasien menerima eritropoietin secara teratur.

    3emua pasien juga dalam terapi medis yang stabila selama penelitian. 3elain itu prosedur 

    dialisis dijaga tetap stabil selama $ bulan !dengan menggunakan model filtrasindan

    komposisi yang konstan dari dialisis, dan menjaga waktu hemodialisa konstan selama periode

    ini).

    Menguji latihan kardiorespirasi

    =espon kardiorespirasi untuk menilai dan mengukur latihan selama test treadmill

    yaitu puncak atau gejala pada awal dan akhir peneltian. 3ebuah modifikasi ruce merupakan

     protokol yang digunakan untuk treadmill. Bni dimulai dengan ' menit berjalan di &,/ mph

     pada + grade. 3etelah itu, bertambah ',' setiap ' menit dan kecepatan tetap tidak berubah

    selama treadmill mencapai &+ grade. 3etelah itu, kecepatan dan peningkatan progresif 

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    4/12

    sesuai dengan protokol ruce. 3elama test KA setiap indi2idu dipantau dan dicatat setiap '

    menit. 9ada waktu yang sama, tekanan darah diukur dengan menggunakan

    spigmomanometri. 3ubjek olahraga sampai merasa lelah. Titik akhir untuk ujian adalah

    gelaja, target denyut jantung, hipertensi berat atau hipotensi, .-,/ mm pergeseran segmen 3T

     pada KA atau aritmia berat. 3elama uji latihan, gas dianalisis dengan nafas per nafas dengan

    menggunakan spiroergonometry !osmed b-) dikaliberasi untuk spesifikasi manufaktur 

    sbelum tets. 3istem b- memiliki analisa cepat !analisis 6-? waktu respon 7&-+ ms, 6-

    analisis? waktu respon 7&/+ ms) yang mendapatakan hasil yang akurat bahkan ketika

    frekuensi pernafasan yang tinggi dapat diacapai. 9uncak 56- dianggap sebagai 56-

    tertinggi yang diperoleh, ditandai dengan tinggi penyerapan oksigen meski kenaikan tingkat

    kerja. "mbang batas 2entilasi anaerobik ditentukan sebagai dua grafik 56- 2s 56- yang

    disebut dengan test tambahan yang dipilih oleh perangkat lunak yang mendefinisikan 56-

    atas 56- yang meningkat lebih cepat dari 56- tanpa hiper2entilasi.

    "nalisis data? untuk mengakses performa olahraga kita memilih studi spiroergometrik 

    untuk analisis? laju nadi pada puncak olahraga !rma:), total waktu olahraga, dan 4 menit

    sebelum dan setelah olahraga. 5entilasi pulmonari !5), puncak pengambilan oksigen

    !puncak 56-), ambang anaerobik !56-"T) dan rasio olahraga paru !==).

    >ntuk pengukuran asam laktat, sampel darah diambil dari telinga kanan 4 menit

    sebelum dan setelah olahraga. "sam laktat diukur menggunakan fotometer. 3ebelum

     pengukuran fotometer dikaliberasi sesuai dengan petunjuk operasi.

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    5/12

    9rogram olahraga rehabilitas

    9asien termasuk kelompok " yang rawat jalan yang mengikuti $ bulan olahraga

    rehabillitasi di 3port Medicine Laboratori dibawah pengawasan dokter dan dengan tangguang

     jawab guru pendidikan jasmani yang khusus dalam bidang ini. 9elatihan tersebut ' kali dalam

    seminggu, masing#masing $+ menit, setiap harinya saat tidak dilakukan dialisa. 9asien

    diabagi menjadi subkelompok, masing#masing terdiri dari ' atau 4 orang, untuk menjaga

     pasien oleh terapis. Mereka diabgi menurut jadwal dialisis, usia dan jenis kelamin dalam

    rangka menjaga tingkat kebugara yang sama dan kepentingan sosial. 3etiap sesi pelatihan

    terdiri dari &+ menit pemanasan pada siklus ergometer atau treadmill. 9rogram latihan

    aerobik selama '+ menit, termasuk senam, berjalan, dan latihan fleksibilitas dab pendinginan

    selama &+ menit. 3etelah - bulan pelatihan, &+ menit peregangan dan program resistensi

    ringan#berat ditambahkan pada program. Bntensitas latihan diresepkan secara indi2idual,

    sehingga selama - bulan pertama denyut jantung tetap dalam $+#1+ dari rma: dapat

    diacapai selama awal uji latih maksimal. 6leh karena itu ada pemantauan terus#menerus dari

    irama jantung dari setiap pasien harus selalu dipantau terus#menerus selama latihan. Tekanan

    darah juga diukur dalam wakttu &/ menit. 3ebelum ' bulan pasien yang lebih muda bermain

     bola basket dan bermain sepak bola sminggu sekali, pada pasien tua berenang dikolam

    renang.

    9asie yang termasuk dalam kelompok mengikuti program latihan selama $ bulan

    selama pengobatan hemodialisa di >nit =enal dibawah pengawasan dokter dan tanggung

     jawab dua guru pendidikan jasmani khusus dalam bidang ini. 9elatihan dilakukan ' kalidalam seminggu, $+ menit tiap kali selama - jam sesi hemodialisa. 9asien diresepkan target

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    6/12

    = untuk sesi pelatihan sebanyak 1+ dari =maks dicapai selama uji latihan maksimal.

    = pasien selama pelatihan dipantau terus#menerus. Tekanan darah juga diukur setiap &/

    menit. Latihan rutin terdiri dari kombinasi olahraga, '+ menit dengan ergometer sepeda dan

    '+ menit latihan kekuatan dan fleksibilitas. 3esi latihan bersepeda dibagi menjadi ' bagian. /

    menit terdiri dari pemanasan, periode kedua adalah pelatihan beban kerja yang diinginkan

    !bersepeda aktif), dan / menit terakhir adalah pendinginan. 3esi latihan terdiri dari set

     pengulangan menggunakan therabands dan bobot hanya untuk melatih yang ekstremitas

     bawah. 9eningkatan pengulangan, set, perlawanan theraband dan kemudian menerapkan

     peningkatan bobot pada tungkai.

    &+ pasien yang termasuk dalam kelompok mengikuti program latihan moderat

    tanpa pengawasan dirumah. 9saien telah bersedia dengan menggunakan ponsel yaitu siklus

    ergometer dan diberi instruksi mengenai kinerja latihan sederhana. Menurut progrram latihan

    ini pasien setidaknya / kali dalam seminggu, '+ menit setiap kali, dengan tingkat jantung /+#

    $+ dari denyut jantung maksimal masing#masing telah dicapai selama awal treadmill.

    3etelah itu melakukan latihan fleksibilitas dan latihan ekstensi otot. Kami terus mengontak 

     pasien dan mnegunjungi mereka setiap bulannya dirumah. >ntuk menjadi lebih akrab pasien

    diberikan pertanyaan mengenai program tersebut dan modifikasi latihan jika diperlukan.

    Metode statistik 

    3emua data yang dinyatakan dengan nilai rata#rata % 30. 9erubahan 2ariabel dalam

    kelompok awal dan akhir penelitian die2aluasi dengan menggunakan uji Cilco:on. Mann#

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    7/12

    Chitney > test digunakan untuk membandingkan hasil antar kelompok. >tnuk analisis

    statistik, menggunakan 3933 1.+ dan menggunakan Cindows !untuk statistik ilmu sosial

    hicago, Bllinois, >3"). 3ebuah p 2alue 7+,+/ dianggap signifikan.

    asil

    Tidak ditemukan komplikasi muskuloskeletal, kardio2askular atau lainnya yang

     berhubungan dengan program latihan. 3elama studi yang dilakukan / pasien dari group ", &

     pasien dari group , - pasien dari group mengundurkan diri. 3edangkan & pasien dari

    group dan & pasien dari group 0 meninggal bukan karena latihan yang dilakukan. Tersisa

    48 pasien hemodialisa yang menyelesaikan seluruh studi, &$ pasien dari group " !&& pria dan

    / perempuan), &+ pasien group !8 pria dan - perempuan), &+ pasien dari group !8 pria

    dan - perempuan) dan &- pasien dari group 0 !4 pria dan 8 perempuan). 9asien dropout 

     paling banyak dari group " !-',8) dengan alasan kurangnya waktu, kesulitan transportasi

    dan masalah medis yang tidak ada kaitannya dengan latihan. "ngka dropout  group dan

    keduanya sebesar &$,1 dengan alasan penyakit akut.

    Aejala klinis dari kelima group yang telah menyelesaikan studi terlihat pada tabel BB.

    0alam 48 pasien yang mengikuti studi, 4- pasien mengalami hipertensi terkontrol obat, &'

     pasien menderita "0 stabil tanpa manifestasi klinik dan / pasien mengalami gagal jantungD

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    8/12

     =erata durasi treadmill, 5, puncak 56-, 56-"T, == dan asam laktat pada saat

    awal dan akhir studi tercatat pada tabel BBB. Caktu latihan pada treadmill meningkat ''

    !p7+,+/) pada group ". -- !p7+,+/) pada group dan &4 !7+,+/) pada group . 3etelah

    $ bulan latihan, 5ema: meningkat 4& !p7+,+/) pada group " dan &- !p7+,+/) pada group

    . 9uncak 56- 4' !p7+,+/) pada group ", -4 !p7+,+/) pada group dan &1 !p7+,+/)

     pada group dan 56-"T '1 !p7+,+/) pada group ", &8 !p7+,+/) pada group dan 8

    !p7+,+/) pada group . 9eniliaian pada group 0 tidak begitu berubah secara signifikan

    setelah $ bulan latihan. Arafik bar menggambarkan rerata perubahan setelah latihan treadmill

    dan puncak 56- pada masing#masing group tergambarkan pada gambar &.

    9ada akhir program rehabilitasi, group " memiliki waktu latihan yang lebih lama &+

    !p7+,+/) jika dibandingkan dengan group , &4 !p7+,+/) jika dibandingkan dengan group

    dan '- !p7+,+/) jika dibandingkan dengan group 0. 5ema: lebih tinggi -( !p7+,+/),

    '4 !p7+,+/), dan 1+ !p7+,+/). 9uncak 56- &1 !p7+,+/), -/ !p7+,+/), dan /+

    !p7+,+/). 56-"T -- !p7+,+/), -8 !p7+,+/) dan 4' !p7+,+/). 3elain itu group "

    memiliki konsentrasi laktat yang lebih rendah di dalam darah setelah latihan jika

    dibandingkan dengan group 0 -' !p7+,+/). Calaupun parameter performa latihan meingkat

     pada group " tetap lebih rendah di bandingkan dengan group sebagai kontrol group yang

    sehat. Aroup dan memiliki waktu latihan treadmill yang lebih panjang &( !p7+,+/) dan&$ !p7+,+/), 5 maksimal '& !p7+,+/) dan -1 !p7+,+/), puncak 56- -8 !p7+,+/)

    dan -+ !p7+,+/), dan 56-"T &1 !p7+,+/) dan && !p7+,+/), jika dibandingkan dengan

    group 0 yang tidak terlatih.

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    9/12

    0iskusi

     

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    10/12

    menurun baik sentral maupun perifer, termasuk disfungsi jantung, anemia, abnormalitas

    sistem saraf otonom jantung, gangguan metabolik, kelainan pada metabolisme oksidatif otot

    dan atrofi otot rangka, termasuk tidak aktifnya otot pada uremic miopati dan neuropati.

    =ata#rata performa latihan treadmill sangat rendah, dan 88 tes yang dilakukan pada

     pasien diberhentikan karena kelelahan tungkai, faktor perifer sangat penting pada limitasi

    latihan pasien hemodialisa. 0iesel et al melaporkan ada hubungan yang saling mendukung

    antara 56-ma: dengan kekuatan isokinetik otot. Kouidi et al juga mengatakan kapasitas

    latihan pasien hemodialisa terbatas karena adanya atrofi otot, mayoritas tipe BB dan

    menurunnya kekuatan otot dan kecepatan konduksi saraf perifer.

    asil studi ini mengindikasikan terdapat tiga pendekatan yang berbeda pada latihan

    untuk pasien hemodialisa dan memiliki keuntungan terhadap kapasitas kardiorespi. Kemajuan

    signifikan ditemukan pada 56-ma: dan durasi latian treadmill. 9eningkatan 56-ma: antara

    -+ dan 4+ dilaporkan setelah mejalani latihan selama ' F &- bulan. Calaupun hasil

     perubahan dari pendekatan latihan secara statistik signifikan, kapasitas aerobik secara klinis

    -+ F -' ml;kg;menit tetap rendah dibandingkan dengan le2el prediksi usia. Mengindikasikan

    tetap adanya limitasi terhadap latihan.

    fek latihan kardiorespiratori dikatakan lebih menguntungkan pada pasien rawat jalanyang latihan dengan super2isi mengikuti program rehabilitasi dibandingkan dengan dua

    group latihan lainnya. al ini disebabkan karena program rehabilitasi ber2ariatif, beberapa

    intensif dan beberapa sesi mungkin lebih sulit, sehingga super2isi dapat menentukan dosis

    latihan yang lebih besar. 9rogram latihan yang dijalankan termasuk kombinasi dari aerobik 

    dan latihan kekuatan dan juga akti2itas sport. Btu sebabnya mengapa pasien dapat mencapai

    nilai 56-ma: -4 ml;kg;menit setelah $ bulan latihan, sedangkan pasien Aoldberg mencapai

    nilai puncak 56- yang sama setelah latihan aerobik &- bulan.

    Calaupun terdapat peningkatan kapasitas kardiorespiratori, pasien rawat jalan yang

    mengikuti program latihan cukup terbatas. Kesulitan untuk mengajak pasien dengan

    gangguan ginjal terminal mengikuti program latihan. 9asien dropout  cukup tinggi, sekitar 

    -4, dengan alasan kesulitan transportasi, tidak adanya waktu atau karena status medis nya

     berubah. 3halom et al menunjukan 4+ populasi pasien hemodialisa tidak dapat

     berpartisipasi dalam program rehabilitasi renal lebih banyak karena jauhnya jarak ke tempat

    latihan. '& tidak dapat ikut program karena kesehatan yang buruk dan sisanya -& karena

    tidak mau mengikuti. Cilliams et al melaporkan faktor utama yang mempengaruhi

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    11/12

    keikutsertaan pasien adalah tidak adanya waktu '', kurangnya energi -/, terlalu banyak 

    masalah &1, depresi &1 dan tingginya morbiditas.

    Latihan selama pasien melakukan hemodialisa memiliki keuntungan yang lebih dapat

    diterapkan, seiring dengan dropout   pasien yang rendah. Memberikan latihan yang lebih

    nyaman dan lebih efisien pada pasien hemodialisa. Tidak perlu waktu tambahan, karena

     pasien akan ke rumah sakit juga dalam ' hari dalam seminggu. 9ainter et al melaporkan

     pasien hemodialisa yang mengikuti latihan lebih baik 1/ selama ' bulan berikutnya.

    Latihan selama pasien melakukan hemodialisa merupakan pilihan yang paling

    mungkin dilakukan dan efektif, dengan adanya peningkatan kapasitas kardiorespiratori yang

    signifikan. 9enelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa latihan selama dialisis

    memberikan efek yang baik pada kapasitas aerobik. 9ainter et al menyampaikan bahwa

     pasien yang melakukan sepeda statis saat hemodialisa setelah $ bulan latihan 56-ma:nya

    mencapai -/ ml;kg;menit, dimana angka tersebut lebih tinggi dari nilai maksimal pasien dari

     penelitian ini, walaupun terdapat peningkatan kemampuan yang hampir sama. 9erbedaan nya

    adalah pada studi tersebut pasien dimulai dengan nilai kapasitas aerobik yang sudah tinggi

    sebelum latihan yaitu &(,$ ml;kg;menit dibandingkan dengan pasien yang mengikuti

     penelitian kami yaitu &$,' ml;kg;menit.

    "lternatif lainnya adalah latihan di rumah, karena tingkat dropout  nya yang rendah,

    latihannya sama dengan latihan selama hemodialisa. 3edangakan beberapa program yang

    tidak disuper2isi menyebabkan sulit untuk melihat kepatuhan latihan. 3ehingga peningkatan

    kapasitas kardiorespiratori tidak terlalu tinggi jika dibandikan dengan dua pilihan latihan

    yang lain. 9erbedaan respon nya disebabkan oleh latihan dengan super2isi lebih lama dan

     berat. 3elain itu latihan juga bergantung pada keinginan dan mood   pasien untuk latihan.

    9ainter et al pada penelitian sebelumnya mengatakan bahwa latihan dirumah sendiri lebih

    menguntukan dibandingkan dengan latihan sepeda statis selama hemodialisa. 9enelitian

    9ainter merupakan studi perbandingan dimana pasien diminta berpartisipasi secara berurutan

    setiap - bulan inter2ensi. "walnya pasien melakukan latihan mandiri di rumah dan perbaikan

    fungsi terjadi pada - bulan pertama latihan, lebih jelas terlihat daripada bersepeda statis

    selama hemodialisa, yang diikuti setelahnya.

    3elain kemajuan kapasitas kardiorespiratori, efek yang menguntungkan pada tiga

    model latihan secara signifikan ditemukan pada kekuatan otot, status psikologi dan kualitas

    hidup. asilnya lebih jelas terlihat pada pasien yang mengikuti program rawat jalan selain

  • 8/15/2019 PELATIHAN OLAHRAGA PADA GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DALAM HEMODIALISA.docx

    12/12

    hari dialisis dibandingkan dengan pasien yang mengikuti latihan selama dialisis atau di

    rumah.

    Kesimpulannya, kepatuhan program latihan memiliki kekuatan yang besar pada hasil

     perubahan kapasitas kardiorespiratori pasien selama hemodialisa. anyaknya latihan

    memiliki peranan penting dalam mencapai manfaatnya untuk kesehatan oleh karena itu

    latihan pada hari selain dialisis merupakan waktu yang efektif. 3edangkan latihan selama

    hemodialisis juga sangat aplikatif dan menjadi pilihan yang baik menurut sudut pandang

     pasien. Latihan selama hemodialisa sangat direkomendasikan bagi pasien yang tidak dapat

    mengikuti program latihan pada hari selain dialisis karena tidak adanya waktu atau masalah

    transportasi. 3elain itu latihan di rumah juga cukup efektif dan aman, walaupun sulit untuk di

    kontrol frekuensi dan intensitas latihannya. 0engan demikian setiap pasien hemodialisa yang

    tidak memiliki kontra indikasi untuk latihan harus didorong untuk mengikuti program latihan

    apapun.