Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

10

Click here to load reader

description

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung Bandung, 12-14 September 2006

Transcript of Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Page 1: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

LAPORAN KEGIATAN

Hari I: Selasa, 12 September 2006

Kelas LSM Kelas PKM

Diawali dengan sambutan pembukaan oleh Ka Subdin P2PL Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ibu Rita Verita dan National Technical Officer IHPCP-AusAID, Bapak Inang. Ibu Rita menerangkan bahwa pelatihan ini ditujukan untuk membangun respon yang lebih luas terhadap permasalahan HIV di kalangan penasun di Kota Bandung setelah dilaksanakan program serupa di tiga puskesmas sejak tahun lalu. Beliau juga mendorong semangat seluruh peserta dalam mengikuti pelatihan ini dan agar juga berpartisipasi secara aktif dalam merencanakan strategi dan kegiatan-kegiatan.

Sementara Bapak Inang memberikan penjelasan singkat mengenai teknis pelatihan yang akan berlangsung selama tiga hari ini.

Perkenalan sambil mulai merefleksikan keadaan dan upaya-upaya yang telah dilaksanakan sebagai respon dari keadaan. Peserta diajak untuk menggunakan daya kritisnya terhadap masalah-masalah yang terus berkembang, kematian-kematian yang meningkat, siapa saja yang sudah dan belum terlibat dalam penanggulangan keadaan.

Masalah-masalah dalam masyarakat yang dapat dijadikan isu dalam upaya penanggulangan HIV ditelusuri sebagaimana dengan isu yang memperparah keadaan. Arry Lesmana sebagai pembicara tamu menjelaskan mengenai kisah sukses penanggulangan HIV di Uganda yang menggunakan isu peningkatan tanggung jawab orang dewasa terhadap perlindungan perempuan.

Kewajiban negara dalam melindungi kesehatan warga negaranya, termasuk untuk melaksanakan program-program penanggulangan HIV menjadi diskusi selanjutnya di hari pertama ini. Bagaimana kemudian proyek-proyek yang sudah berjalan selama ini dapat berjalan terus ketika diintegrasikan ke dalam sistem kesehatan masyarakat di bawah tanggung jawab negara.

Perkenalan sambil mengumpulkan bahan berupa pemahaman peserta tentang napza. Masing-masing peserta diberikan selembar kertas yang berwarna sama dengan seseorang lain dalam kelas, kemudian saling berkenalan, dan mempresentasikan apa yang dipahami teman barunya tentang napza.

Kebanyakan peserta menjelaskan bahwa napza adalah sebuah singkatan, sebagian menjawab dengan mengkategorikan legal dan ilegal, sebagian lagi menjelaskan bahwa napza memiliki potensi yang membahayakan.

Pengguna napza dijelaskan oleh peserta sebagai dengan kisaran sebagai berikut: kriminal, masyarakat umum, anak muda, pergaulan bebas, korban, dan pasien.

Di hari pertama ini disepakati pula aturan-aturan dalam kelas beserta jadwal yang disepakati bersama. Pembahasan mengenai masalah, khususnya napza, dikupas secara mendalam mulai dari khasiat, perluasan konsumsi dan pasar, pelarangan, pasar gelap, dampak dari kebijakan-kebijakan napza, dan masalah-masalah kesehatan pengguna dan masyarakat di Kota Bandung.

Rata-rata peserta tidak mendapat kesulitan dalam mencerna materi yang didiskusikan di kelas. Hal tersebut sangat dimungkinkan mengingat para peserta adalah petugas-petugas kesehatan masyarakat dan sangat memahami masalah pengobatan (napza medis)

Page 2: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

LAPORAN KEGIATAN

Hari II: Rabu, 13 September 2006

Kelas LSM Kelas PKM

Bahasan di hari kedua ini lebih banyak bertemakan “cara mengatasi” permasalahan-permasalahan yang menjadi fokus pembahasan di hari pertama. Yang menjadi titik penekanan dalam pelatihan ini adalah bahwa sebenarnya negara memiliki fasilitas yang tersebar di seluruh pelosok negeri untuk menanggulangi masalah napza dan HIV. Tinggal kemudian fasilitas-fasilitas tersebut didorong agar lebih percaya diri dan memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah tersebut.

Di titik ini peran LSM dalam pengembangan program di puskesmas menjadi penting, karena di samping telah memiliki pengalaman dalam layanan HR, LSM juga memiliki lebih banyak waktu untuk menggalang partisipasi masyarakat di wilayah kerja puskesmas. Peran serta masyarakat juga menjadi penting dalam hal ini karena selama ini sangat sedikit masyarakat yang terlibat dalam program-program napza dan HIV, kedua program tersebut sangat eksklusif dan tertutup.

Cara-cara yang didiskusikan dalam kelas adalah bagaimana melibatkan warga di wilayah kerja puskesmas, melibatkan korban, menjadi konsultan dalam layanan HR, dan membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungannya.

Jika tema materi-materi yang dibahas pada hari pertama adalah “permasalahan,” maka tema di hari kedua ini adalah “upaya penanggulangan.” Peserta diajak untuk mengkaji ulang pembahasan hari pertama, kemudian memetakan masalah untuk kemudian membahas upaya-upaya yang menjadi pemecahannya.

Peserta diajak memasuki peta permasalahan yang telah dibahas kemarin dimana terdapat epidemi virus darah di masyarakat yang diakibatkan pemakaian peralatan suntik bekas di kalangan pengguna napza. Kemudian dipetakan juga mengenai pemakaian napza berlatar jalanan serta pengelolaannya di pasar gelap sebagai dampak dari penerapan kebijakan kriminalisasi napza beserta para penggunanya.

Setelah pemetaan hasil dari kajian ulang bahasan hari pertama, kemudian didiskusikan upaya-upaya yang dapat memecahkan permasalahan tersebut: perawatan dan pengobatan HIV, penyediaan peralatan suntik steril, dan perawatan substitusi napza.

Kemudian kegiatan-kegiatan tersebut dibahas satu per satu hingga ke penghujung hari kedua ini.

Peserta, dapat dibilang, sangat memahami kegiatan-kegiatan pengurangan dampak buruk napza yang kebanyakan bersifat medis untuk kesehatan masyarakat. Juga ditekankan kepada para peserta bahwa kegiatan-kegiatan ini akan sangat dapat diterapkan ketika menggunakan sistem layanan yang sudah ada.

Page 3: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

LAPORAN KEGIATAN

Hari III: Kamis, 14 September 2006

Kelas LSM Kelas PKM

Mengkaji ulang pembahasan di hari kedua dan menegaskan lagi cara-cara yang akan dilaksanakan dalam kaitannya dengan integrasi LSM ke dalam program HR puskesmas.

Tema materi-materi yang dibahas pada hari ketiga ini adalah “strategi dan perencanaan.” Setelah mengkaji ulang pembahasan di hari kedua, peserta diajak untuk secara virtual memasuki masing-masing wilayah kerja dimana terdapat beberapa variabel yang dapat mendukung layanan pengurangan dampak buruk napza di puskesmas.

Pelibatan masyarakat, sebagaimana dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat lainnya, adalah hal yang ditekankan sebelum puskesmas dipertemukan dengan LSM untuk menyusun strategi dan perencanaan bersama.

Penyusunan strategi dan perencanaan bersama puskesmas dan LSM untuk 9 bulan ke depan dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Sosialisasi permasalahan;

b. Pembentukan kader di masyarakat;

c. Pembentukan kelompok penasun;

d. Promosi layanan kepada penasun;

e. Pelaksanaan layanan dan dukungan teknis.

Page 4: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

STRATEGI DAN PERENCANAAN

PKM Antapani yang didukung oleh PKBI Jabar

Page 5: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

PKM Cikutra Baru, Cikutra Lama, dan Puter yang didukung oleh Yayasan Grapiks

Page 6: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

PKM Kiaracondong yang akan didukung PKBI Jabar

Page 7: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

PKM Kopo dan Lapas Banceuy yang akan didukung oleh Yayasan Bahtera

Page 8: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

PKM Pasir Kaliki yang akan didukung Rumah Cemara dan Female Plus

Page 9: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

PKM Pasundan yang akan didukung oleh Rumah Cemara

Page 10: Pelatihan Napza dan HIV bagi LSM dan Puskesman

Pelatihan Program Pengurangan Dampak Buruk Napza bagi Petugas Puskesmas dan LSM di Kota Bandung

Bandung, 12-14 September 2006

PKM Ujung Berung Indah yang akan didukung oleh Yayasan Bahtera