PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS...

130
87 PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) “TARUNA JAYA” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: ZULFAHMI 105054102090 KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M

Transcript of PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS...

Page 1: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

87

PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS

SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) “TARUNA

JAYA” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

ZULFAHMI

105054102090

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 2: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

88

PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI

PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) “TARUNA JAYA” SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

ZULFAHMI

NIM. 105054102090

Di Bawah Bimbingan

Lisma Dyawati Fuaida, M.Si

KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 3: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

89

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Jakarta, 10 November 2009

ZULFAHMI

Page 4: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

90

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skiripsi yang berjudul “PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI

REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR)

“TARUNA JAYA” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA” telah diujikan dalam sidang munaqosyah

Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada tanggal 04 Desember 2009. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Program Strata 1 (S-1) pada Konsentrasi Kesejahteraan Sosial Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 04 Desember 2009

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs. H. Mahmud Jalal, MA Ismet Firdaus, M.Si NIP. 19520422 198103 1 002 NIP. 150411196

Anggota:

Penguji I Penguji II

Drs. Helmi Rustandi, M.Ag Wati Nilamsari, M.Si

NIP. 19601208 198803 1 005 NIP. 19710520 199903 2 002

Pembimbing

Lisma Dyawati Fuaida, M.Si

Page 5: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

91

SSeebbuuaahh bbaannkk mmeemmbbeerrii ppiinnjjaammaann sseettiiaapp ppaaggii sseejjuummllaahh RRpp.. 8866..440000,,--

ddaann aakkaann mmeennggaammbbiillnnyyaa kkeemmbbaallii ssiissaa ddaarrii ppiinnjjaammaann tteerrsseebbuutt ppaaddaa ssaaaatt mmaallaamm

hhaarrii.. KKiittaa mmuunnggkkiinn aakkaann mmeenngghhaabbiisskkaann ppiinnjjaammaann iittuu sseettiiaapp hhaarrii..

DDaann sseettiiaapp kkiittaa mmeemmiilliikkii ppiinnjjaammaann tteerrsseebbuutt sseettiiaapp hhaarrii

yyaanngg ddiibbeerrii nnaammaa WWAAKKTTUU..

SSeettiiaapp hhaarrii DDiiaa mmeemmbbeerrii kkiittaa ppiinnaajjaammaann sseebbaannyyaakk 8866..440000 ddeettiikk

ddaann aakkaann mmeenngghhaappuuss ssiissaa wwaakkuu yyaanngg ttiiddaakk ddiigguunnaakkaann sseettiiaapp mmaallaamm..

KKeemmuuddiiaann ddiibbeerriikkaann kkeemmbbaallii eessookk hhaarrii ddeennggaann jjuummllaahh yyaanngg ssaammaa..

GGuunnaakkaann wwaakkttuu sseebbaaiikk--bbaaiikknnyyaa ddaann wwaakkttuu ttiiddaakk aakkaann mmeennuunngggguu ssiiaappaa--ssiiaappaa..

~~ZZUULLFFAAHHMMII~~

Page 6: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

92

KATA PENGANTAR

������ �� �� �������

��������

Tiada yang pantas penulis ucapkan selain puja dan puji syukur bagi Allah

SWT. Tuhan pencipta langit dan bumi beserta isinya. Karena telah memberikan

segala curahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang telah membawa umatnya

dari alam kebodohan menuju alam ilmu pengetahuan.

Dengan selesainya skripsi yang berjudul “Pelatihan Keterampilan Bagi

Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Taruna Jaya”

Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Konsentrasi

Kesejahteraan Sosial, maka penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

Besar harapan penulis kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan

sarannya kepada penulis yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan penelitian

ini. Dan penulis juga sangat berharap penelitian ini berguna bagi semua pihak

yang menggeluti pemberian pelatihan program keterampilan pada umumnya dan

kepada penulis pada khususnya.

Setelah melalui proses yang amat panjang dan godaaan serta hambatan

yang sangat banyak yang penulis alami dalam melakukan penelitian ini, penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang

telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut terutama kepada:

Page 7: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

93

1. Yang terhormat dan tercinta kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda

H. Zailani dan Ibunda Hj. Djunaidah semoga Allah SWT selalu

mencurahkan karunia nikmat dan kemuliaan sebagai balasan atas

cinta kasih dan pengorbanan yang telah diberikan secara tulus dan

ikhlas kepada penulis.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi beserta para pembantu Dekan, yang telah membimbing

penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Dakwah dan

Komunikasi.

3. Bapak Drs.Helmi Rustandi, MAg dan Bapak Ismet Firdaus, M.Si

selaku Ketua dan Sekretaris Konsentrasi Kesejahteraan Sosial, dan

juga seluruh Staf Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang

telah membantu penulis dalam memperlancar penulisan skripsi ini.

4. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk

memberikan perhatian, bimbingan, arahan, kritik dan saran yang

bermanfaat serta motivasi yang besar kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan dedikasi dan

ilmunya selama penulis kuliah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

6. Kepala Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) ”Taruna Jaya” Tebet

beserta staf, khususnya Ibu Wiwik selaku Kepala Seksi Bimbingan

dan Pelatihan, Bapak Saebun selaku Kepala Tata Usaha serta Bapak

Wahyudi, Bapak Uke, Bapak Taufik, Bapak Kodir, Bapak Cecep,

Page 8: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

94

Bapak Jananto, kak Dede, Bapak Toyo dan Ibu Nurima selaku

instruktur pelatihan keterampilan yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, juga tidak ketinggalan angkatan 79

tahun 2009, semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan yang

telah diberikan.

7. Kakak-kakak tercinta; Kak Zulkarnain, BA dan Mbak Desy

Herawati, Kak Eny Nurrita dan Mas Haryo Wicaksono, SE, Kak Leni

Herawati, S.Sos I, serta keponakanku Maulana Rizky Al Fatih dan

Michelia Putri, yang menjadi penyemangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat Kessos tempat berbagai macam inspirasi dan warna-

warni kehidupan. Dony, Neo, Akmal, Kejo, Iman, Riza, Sahri,

Izmoel dan Rsyad. Semoga persahabatan tetap abadi. Tidak

ketinggalan juga “genk cewek” thanks for all. Juga teman-teman

Kessos angkatan 2005 tanpa terkecuali, semoga persaudaraan tetap

terjalin selama nafas masih berhembus. Serta Kessos angkatan 2006,

2007 dan 2008 semoga sukses.

9. Sahabat susah senang bersama “the coconut boys”. David “Ucok”

Abdul Jabar. A.Md, Chandra “Boegil” Prayoga. S.Sos (calon), Ari

“Teple” S.IP. Tidak ketinggalan Dr. Kocak’s. SH.

10. Spesial untuk “cahaya penyemangat hidupku” yang selalu hadir

memberi semangat di saat penulis mulai hilang dari fokus mencapai

tujuan.

11. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

Page 9: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

95

namanya namun telah ikut berpartisipasi membantu dan mendo’akan

penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan tidak

mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan banyak-banyak

terima kasih.

Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis pada khususnya dan kepada para pembaca pada umunya. Dan juga

semoga semua perhatian, motivasi dan bantuan yang telah mereka berikan kepada

penulis mendapat imbalan dan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Semoga

Allah menuntun ke jalan yang lurus yaitu jalan yang Engkau ridhoi dan bukan

jalan yang Engkau murkai. Amin yaa Robbal’alamin.

Jakarta, 10 November 2009

ZULFAHMI

Page 10: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

96

ABSTRAK

ZULFAHMI

Pelatihan Keterampilan Bagi Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial

Bina Remaja (PSBR) “Taruna Jaya” Sebagai Upaya Meningkatkan

Kualitas Sumber Daya Manusia.

Tingginya angka pengangguran dan angka putus sekolah di Jakarta

disebabkan oleh berbagai hal yang melatar bekanginya. Hal tersebut mulai dari kehidupan ekonomi masyarakat yang kurang mampu dan juga kehidupan pribadi

masyarakat itu sendiri yang terkadang malas untuk bekerja serta menganggap pendidikan tidak begitu penting untuk dilaksanakan. Hal-hal di atas seperti itu

mengakibatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya di Jakarta sangat rendah. Karena menurut survey yang dilakukan United Nations

Development Program (UNDP) untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bahwa peringkat Indonesia pada tahun 2007/2008 berada pada posisi 107 dari 177

negara. Hal ini berbanding terbalik dengan kuantitas manusianya yang sangat

tinggi.

Pelatihan keterampilan bagi remaja putus sekolah, yang diakibatkan oleh

keterbatasan ekonomi namun mereka masih memiliki kemauan untuk maju,

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

agar menjadi lebih baik. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Taruna Jaya” Tebet

yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Pemerintah DKI Jakarta, merupakan

lembaga yang memberikan pelatihan keterampilan selama enam bulan kepada

remaja putus sekolah. Di dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan

bagaimana proses penelitian yang dilakukan oleh PSBR dan apa yang menjadi

dasar PSBR dalam memberikan penilaian kepada para peserta pelatihan.

Dalam penelian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dimana

peneliti sendiri menjadi instrument penelitiannya dengan merasakan bagaimana tinggal di asrama bersama dengan para peserta pelatihan yaitu angkatan 79 tahun

2009. Kemudian peneliti juga melakukan observasi serta wawancara kepada peserta angkatan 79 yang sekarang telah menjadi alumni dalam pelatihan tersebut,

juga wawancara kepada instruktur dan penyelenggara pelatihan. Peneliti membatasi penelitian ini pada angkatan 79 tahun 2009. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah peneliti dalam mendeskripsikan hasil penelitian ini menjadi suatu karya ilmiah.

Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif, las, ac,

salon dan menjahit, tidak ketinggalan para pesertanya juga diberikan bimbingan

sosial dan bimbingan mental dan spiritual. Hal ini sejalan dengan tujuan pelatihan

yang diungkapkan oleh Dr. Oemar Hamalik bahwa ada beberapa aspek yang perlu

dikembangkan dalam pelatihan selain dari keterampilannya itu sendiri antara lain

semangat kerja, pembinaan budi pekerti, peningkatan keimanan dan ketaqwaan,

dan peningkatan taraf hidup. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan

bahwa pelatihan yang dilakukan di PSBR sangat baik karena melakukan pelatihan

keterampilan dengan memberikan juga bimbingan spiritual dan mental, namun

dengan waktu pelatihan yang singkat yaitu enam bulan sangat dirasakan kurang

oleh para peserta.

Page 11: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

97

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR …………………………………………………. i

ABSTRAK …………………………..………………………………….. v

DAFTAR ISI ……………………..……………………………………… vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. ix

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah …………………………… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………… 6

D. Metode Penelitian ……………………………………………… 7

E. Sistematika Penulisan ………………………………………….. 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS ………………………………………... 15

A. Pelatihan ……………………………………………………….. 15

1. Pengertian Pelatihan ……………………………………….. 15

2. Peran Pelatih atau Instruktur ……………………………….. 21

3. Manfaat Pelatihan ………………………………………….. 23

B. Pengertian Keterampilan ………………………………………. 24

C. Pengertian Remaja …………………………………………….. 25

1. Remaja Putus Sekolah ……………………………………… 27

2. Ciri-ciri Masa Remaja ……………………………………… 30

3. Tantangan dan Masalah Remaja …………………………… 31

Page 12: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

98

D. Pengertian Kualitas ……………………………………………. 33

E. Pengertian Sumber Daya Manusia …………………………….. 33

1. Tujuan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia ……… 36

F. Nilai …………………………………………………………….. 37

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ……………. 39

A. Identitas Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya” …………… 39

B. Sejarah Singkat dan Perkembangan …………………………… 39

C. Letak Geografis ………………………………………………... 42

D. Visi …………………………………………………………….. 42

E. Misi …………………………………………………………….. 42

F. Struktur Organisasi …………………………………………….. 43

G. Landasan Hukum ……………………………………………… 44

H. Kondisi Fasilitas Lembaga ……………………………………. 44

I. Tugas Pokok dan Fungsi ………………………………………. 46

J. Sasaran Garapan dan Persyaratan menjadi Warga Binaan Sosial

di PSBR “Taruna Jaya” Tebet ………………………………….. 47

K. Jumlah Peserta Pelatihan ……………………………………… 48

L. Proses Pelayanan ……………………………………………… 49

M. Sumber Dana …………………………………………………. 52

BAB IV GAMBARAN PELATIHAN DI PANTI SOSIAL BINA

REMAJA “TARUNA JAYA” DALAM MENINGKATAN

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA ………………….. 53

A. Tahapan dan Analisis Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan

untuk Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas .. 53

Page 13: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

99

1. Tahapan Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan …………...... 53

a. Masa Penerimaan dan Seleksi Calon Peserta …………... 54

b. Masa Pelatihan …………………………………………. 55

c. Masa Terminasi ………………………………………… 60

2. Analisis Terhadap Pemberian Pelatihan Keterampilam di PSBR

untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia ……. 58

a. Peserta …………………………………………………. 61

b. Instruktur atau Pelatih ………………………………… 64

c. Lamanya Waktu Pelatihan ……………………………. 67

d. Meode Pelatihan ……………………………………… 69

B. Proses Pemberian Penilaian dan Dasar Penilaian bagi PSBR serta

Analisis Terhadap Penilaian yang Diberikan ………………… 72

1. Proses Pemberian Penilaian ………………………………. 72

2. Dasar pemberian Penilaian kepada Peserta ……………….. 73

3. Analisis tentang Penilaian ………………………………… 77

BAB V PENUTUP ……………………………………………………… 79

A. Kesimpulan …………………………………………………… 79

B. Saran ………………………………………………………….. 82

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 84

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 87

Page 14: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

100

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1 : Jumlah WBS di PSBR ……………………………….. 48

Tabel 2 : Jumlah WBS di PSBR ………………………………… 62

Tabel 3 : Jumlah Ketersaluran WBS …………………………… 63

DAFTAR BAGAN

hal

BAGAN 1 : Bagan Alur Penelitian ……………………………..... 12

BAGAN 2 : Struktur Organisasi PSBR …………………………… 43

BAGAN 3 : Proses Pemberian Pelayanan bagi WBS di PSBR …… 90

Page 15: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

101

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi ini tidak saja memberikan dampak positif tetapi juga

dampak negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positif yang kita rasakan adalah

berkembangnya sains dan teknologi yang sangat pesat namun sekaligus

mengakibatkan berkembang dan meningkatnya kebutuhan-kebutuhan manusia.

Salah satu konsekuensi dari pengaruh globalisasi ini adalah meningkatnya

kebutuhan pendidikan agar manusia dapat menguasai dan mengendalikan

teknologi. Dan pendidikan merupakan salah satu modal dasar bagi manusia untuk

dapat memenuhi kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, pendidikan secara formal

diberikan kepada manusia sejak masih anak-anak yaitu usia enam atau tujuh tahun

dan tidak pernah dibatasi sampai kapan seseorang harus berhenti dalam

menempuh pendidikan.

Hasil survei mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun

2007/2008 dari United Nations Development Programme (UNDP) melaporkan

bahwa peringkat IPM Indonesia tahun 2007 berada di urutan 107 dari 177 negara.

Selain semakin jauh tertinggal oleh Singapura (peringkat 25), Brunei Darussalam

(30), Malaysia (63), Thailand (78), dan Filipina (90), peringkat Indonesia juga

sudah terkejar oleh Vietnam (105) yang pada tahun 2006 berada di peringkat

109.1

1 United Nations Development Program, Human Development Report 2007/2008:

Fighting Climate Change, Human Solidarity in a Divided World (New York: Palgrave Mcmillan,

2007).

Page 16: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

102

Mengacu pada data UNDP tersebut, jika setiap anak di Indonesia tidak

mendapat pendidikan yang baik maka bisa dipastikan tingkat kualitas sumber

daya manusia Indonesia akan semakin jauh tertinggal oleh bangsa lain. Dampak

dari krisis global yang melanda dunia tak terkecuali Indonesia akan dirasakan

bertambah parah jika dalam era perdagangan bebas nanti kualitas sumberdaya

manusia di Indonesia masih rendah.

Jika pendidikan semakin intensif diberikan kepada manusia sejak usia

remaja, dengan asumsi bahwa remaja adalah generasi penerus yang diberikan

tanggung jawab untuk melanjutkan pembangunan bangsa dan negara, maka masa

depan bangsa ini akan lebih terjamin. Tetapi menyiapkan remaja sebagai generasi

yang tangguh dan handal dalam melanjutkan pembangunan tidaklah mudah.

Berbagai hambatan baik yang berasal dari faktor internal misalnya kemiskinan

atau kelemahan intelektual remaja itu sendiri, maupun eksternal yaitu terbatasnya

akses pendidikan yang sesuai atau rendahnya kualitas pendidikan yang

diselenggarakan menjadi tantangan dalam mewujudkan generasi muda yang sehat,

tangguh dan cerdas.

Hal ini juga berkaitan erat dengan keberfungsian keluarga. Untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut keluarga mempunyai keterbatasan

sehingga memerlukan pelayanan dari lembaga formal yakni sekolah. Tetapi tidak

semua keluarga di Indonesia dapat menyekolahkan anak-anaknya untuk

menempuh pendidikan formal, apakah itu sampai pendidikan tingkat atas atau

pendidikan tingkat dasar sekalipun. Dengan alasan keterbatasan ekonomi banyak

akhirnya anak yang menjadi korban sebagai anak putus sekolah.

Page 17: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

103

Berdasarkan penelitian Organisasi Buruh Internasional (ILO) tahun 2005,

4,18 juta anak usia sekolah di Indonesia ternyata putus sekolah dan menjadi

pekerja anak.2 Sedangkan menurut data Komnas Anak di tahun 2006 terdapat 9,7

juta anak putus sekolah, dan dalam waktu satu tahun (2007) jumlahnya meningkat

20 persen menjadi 11,7 juta jiwa.3 Kemudian menurut data Departemen

Pendidikan Nasional, dari 25.982.000 siswa tingkat SD pada tahun ajaran

2005/2006, jumlah siswa yang putus sekolah mencapai 824.684 anak. Sedangkan

untuk tingkat SMP, dari 8.073.086 siswa, jumlah anak yang putus sekolah

sebanyak 148.890. Begitu banyaknya anak Indonesia yang putus sekolah dan

setiap tahun semakin meningkat seharusnya menambah keprihatinan terhadap

bangsa ini dan sistem pendidikannya.

Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, kasus

putus sekolah yang paling menonjol tahun ini terjadi di tingkat SMP, yaitu 48 %.

Adapun di tingkat SD tercatat 23 %. Sedangkan prosentase jumlah putus sekolah

di tingkat SMA adalah 29 %. Kalau digabungkan kelompok usia pubertas, yaitu

anak usia SMP dan SMA, jumlahnya mencapai 77 %.4 Dapat dibayangkan

bagaimana remaja yang masih labil dan mencari identitas diri terpaksa putus

sekolah dan terpaksa meninggalkan teman-temannya yang masih terus bersekolah.

Khusus untuk wilayah DKI Jakarta sendiri data Dinas Pendidikan Provinsi

DKI Jakarta menyebutkan, hingga kini setidaknya terdapat 6.959 anak yang

2 Yudi Setiawan, “19 Persen Anak Usia Sekolah Putus Sekolah,” artikel diakses pada

tangal 1 Agustus 2009 dari http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/06/13/brk,

20050613-62414,id.html 3 Republika Newsroom, “LAZ Portal Infaq Bantu Anak Putus Sekolah,” artikel diakses

pada tangal 1 Agustus 2009 dari http://www.republika.co.id/berita/9552/LAZ_Portal_Infaq_Bantu

_ Anak_Putus_Sekolah 4 “Sedikit Kepedulian Untuk Kesempatan Besar,” artikel diakses pada tangal 1 Agustus

2009 dari http://www.serunifoundation. org/journal_read.php?sxEntryID=5&comments=5

Page 18: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

104

mengalami putus sekolah.5 Jumlah itu terdiri dari Murid SMA, SMK, SMP,

maupun SD, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudhi Mulyatno

mengatakan, jumlah anak putus sekolah tingkat SMA tahun 2008 mencapai 1.253

orang atau meningkat 0,04 % dibanding tahun 2007 yang hanya mencapai 1.229

orang. Tingkat SMK 3.188 orang atau 1,65 %, dari total jumlah SMA dan SMK

377.198 orang.

Banyak lembaga pendidikan formal di Indonesia yang dinyatakan

berkualitas atau memiliki kualifikasi akreditasi “A” (amat baik). Indikator

kualifikasi lembaga pendidikan formal berkualitas ini ditandai dengan banyaknya

kelulusan murid dan banyaknya murid yang melanjutkan jenjang pendidikan

formal di lembaga pendidikan tinggi (PT) terkemuka atau siap dalam menghadapi

dunia kerja.

Di satu sisi indikator kualifikasi ini tidak bisa disanggah kebenarannya

namun semakin sekolah tersebut mendapat kualifikasi yang bagus maka semakin

mahal biaya pendidikan di sekolah tersebut dan hal ini merupakan beban bagi

masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas baik. Hal ini

mempertegas bahwa komersialisasi pendidikan telah terjadi dalam sistem

pendidikan di Indonesia. Banyak masyarakat yang memiliki paradigma bahwa

“kalau miskin tidak usah sekolah”, lalu bagaimana mereka akan meningkatkan

taraf hidupnya jika terus menjadi orang yang selalu “di bawah” dengan tidak

memiliki pengetahuan dan keahlian.

5 Jurnal Nasional edisi 29 Januari 2009, “Ribuan Anak DKI Putus

Sekolah,” artikel diakses pada tanggal 03 November 2009 dari http://www.forumsdm.org/index.php?option=com_ content&task=view&id=424&Itemid=182

Page 19: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

105

Sedangkan dalam Pasal 9 ayat 1 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002

tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa, “Setiap anak berhak

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya

dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.” Dan dalam Pasal

48 juga dalam Undang-undang yang sama mengatakan bahwa, “Pemerintah wajib

menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua

anak.” Kemudian dalam pasal 49 juga mengakatakan bahwa, “Negara,

pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.”

Begitu banyak ayat dan pasal di dalam undang-undang yang menyatakan

bahwa setiap orang berhak memperoleh pendidikan. Namun dengan biaya

pendidikan yang sangat mahal membuat banyak anak di Jakarta pada khususnya

tidak bisa memperoleh pendidikan.

Oleh karena itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menaungi panti bagi

anak yang putus sekolah dengan memberikan keterampilan bagi mereka yang

mempunyai keinginan dengan cuma-cuma. Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)

“Taruna Jaya” Tebet, Jakarta Selatan ini menjaring anak putus sekolah dan

memberikan pelatihan keahlian untuk bekal menghadapi persaingan dalam dunia

kerja. Karena itulah penulis tertarik kepada pelaksanaan pemberian keterampilan

di PSBR apakah dapat membuat para remaja putus sekolah lulusan PSBR

bersaing di dunia kerja dengan lulusan pendidikan formal lain sebagai usaha

untuk meningkatkan sumber daya manusia. Kemudian hasil penelitian ini peneliti

tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “PELATIHAN KETERAMPILAN

BAGI REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

Page 20: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

106

(PSBR) “TARUNA JAYA” SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Panti Sosial Bina Remaja Jakarta Selatan merupakan salah satu panti

di bawah naungan Departemen Sosial melalui Dinas Provinsi DKI Jakarta

yang memberikan pelatihan keterampilan bagi para remaja putus sekolah.

Persoalan kualitas sumber daya manusia yang akan diciptakan oleh panti ini

dapat dilihat dari beberapa segi, misalnya dari para alumni yang telah

dihasilkan oleh panti ini dapatkah bersaing dengan alumni pendidikan formal.

Berdasarkan hal di atas, peneliti membatasi penelitian ini pada persoalan

bagaimana cara pemberian pelatihan keterampilan dilakukan sebagai upaya

alternatif pendidikan formal di sekolah bagi anak putus sekolah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dirumuskan pertanyan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan bagi remaja putus sekolah

dilakukan di Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya” Jakarta Selatan?

2. Apa saja yang menjadi dasar penilaian pelatihan bagi Panti Sosial Bina

Remaja “Taruna Jaya” dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya

manusia para peserta yang merupakan anak putus sekolah?

Page 21: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

107

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang pemberian keterampilan bagi remaja di

Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya” Jakarta Selatan.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang penilaian apa saja yang dilakukan oleh

Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya” Jakarta Selatan di dalam pelatihan

untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Peneliti mengharapkan penelitian ini berguna untuk :

1. Manfaat teoritis: Dapat memperkaya khazanah bagaimana pemberian

keterampilan bagi remaja dilakukan.

2. Manfaat praktis: Dapat menjadi acuan apakah pemberian keterampilan dapat

menjadi alternatif pendidikan bagi anak putus sekolah dalam upaya

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

D. Metode Penelitian

1. Unit analisis

Satuan kajian biasanya ditetapkan dalam rancangan penelitian.6

Pencatatan datanya menggunakan sampel yang bertujuan menjaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini yang menjadi

unit analisis adalah keterwakilan unsur dari pelatihan, yaitu tiga orang alumni

dari pelatihan tersebut sebagai wakil dari unsur peserta, satu orang instruktur,

6 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2004), Cet. Ke-20 edisi revisi, h. 225.

Page 22: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

108

satu orang pendamping jurusan dan satu orang kepala bimbingan dan

pelatihan sebagai unsur dari pelaksana pelatihan.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, karena penelitinya bermaksud meneliti secara mendalam. Dan

Bogdan dan Taylor dalam Syamsir Salam menjelaskan bahwa metodologi

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7

Sedangkan menurut Nawawi pendekatan kualitatif dapat diartikan

sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi dari kondisi

sewajarnya dalam kehidupan suatu objek dihubungkan dengan pemecahan

suatu masalah baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Penelitian

kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi

sewajarnya untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima

oleh akal sehat manusia.8

Oleh karena itu, pendekatan kualitatif ini dipilih oleh penulis

berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran tentang cara

pemberian pelatihan keterampilan bagi remaja putus sekolah untuk

meningkatkan sumber daya manusia di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)

“Taruna Jaya” Tebet.

7 Syamsir Salam, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.30.

8 Hadari Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1992), h. 209.

Page 23: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

109

3. Sumber data

a. Data primer yaitu berupa data yang diperoleh dari partisipan atau

sasaran penelitian. Data primer yang penulis gunakan adalah

observasi berperan serta dengan penulis merasakan sendiri dan

terlibat langsung tinggal bersama para perserta. Dan interview atau

wawancara kepada setiap unsur pelatihan.

b. Data sekunder yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil

dari berbagai literatur, buku-buku, internet atau tulisan-tulisan

yang berhubungan dengan masalah pada penelitian ini. Seperti

brosur tentang profil PSBR dan buku panduan penyelenggaraan

panti yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi atau pengamatan adalah pengamatan langsung pada suatu

objek yang diteliti, dalam hal ini penulis melakukan pengamatan

secara langsung terhadap bagaimana pemberian pelatihan

keterampilan bagi remaja putus sekolah untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia.

b. Interview atau wawancara, merupakan suatu alat pengumpulan

informasi secara langsung tentang beberapa jenis data.9 Dan alat

yang digunakan dalam pencatatan data berupa alat tulis dan tape

recorder. Pada waktu pencatatan data keberadaan peneliti diketahui

9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset. 1989), h.49.

Page 24: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

110

oleh pihak panti dan peneliti menamakan teknik tersebut dengan

wawancara dan pengamatan berperan serta. Dalam hal ini penulis

akan melakukan wawancara atau pendekatan dari berbagai

narasumber, selain itu wawancara dalam penelitian ini lebih

diarahkan kepada bagaimana cara pemberian pelatihan

keterampilan.

c. Dokumentasi, hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak

diperoleh dengan observasi dan interview, tetapi hanya diperoleh

dengan cara melakukan penelusuran data dengan menelaah buku,

majalah, surat kabar, jurnal, internet dan sumber lain yang berkaitan

dengan apa yang sedang diteliti oleh penulis.

5. Analisis Data

Pada saat menganalis data hasil observasi dan wawancara, peneliti

menginterpretasikan data yang ada kemudian menyimpulkannya. Dimana

peneliti menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu cara melaporkan data

dengan menerangkan, memberi gambaran dan mengklasifikasikan serta

menginterpreasikan data yang terkumpul secara apa adanya kemudian

disimpulkan.10

Nasir mengemukakan analisa data merupakan bagian yang

sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisa data tersebut

dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam masalah penelitian.11

Analisis data melibatkan upaya mengidentifikasi ciri-ciri suatu objek

dan kejadian. Kategori dari analisa ini diperoleh berdasarkan fenomena yang

10 UI, Materi Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial, h. 34. 11

Mohammad Nasir. D, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993), h. 405.

Page 25: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

111

tampak pada pemberian pelatihan keteranpilan di Panti Sosial Bina Remaja

“Taruna Jaya” Tebet Jakarta Selatan.

6. Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki

kriteria, yaitu :

a. Kredibilitas dengan teknik triangulasi yaitu memeriksa keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain.12

Misalnya, membandingkan

keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan

orang lain. Kemudian juga membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen yang berkaitan. Dalam hal ini penulis melakukan perbandingan

wawancara dari informan satu ke informan lain dan juga melakukan

wawancara terhadap hasil dari obsevasi yang penulis lakukan.

b. Ketekunan/keajegan pengamatan dengan maksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang dicari, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci,13

atau dengan kata lain peneliti hanya memusatkan jawaban

sesuai dengan rumusan masalah saja. Dalam teknik keabsahan ketekunan

ini penulis melakukan pengamatan hanya kepada masalah yang sedang

diteliti yaitu proses pelatihan keterampilan dan dasar penilaain terhadap

para peserta pelatihan yang dilakukan oleh PSBR.

12 Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330. 13

Ibid., h. 329.

Page 26: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

112

Pelatihan

Keterampilan

bagi Remaja

Putus Sekolah

Sumber Daya Manusia

yang Berkualitas

Unsur Pelatihan :

� Peserta Pelatihan

� Instruktur atau

pelatih

� Lamanya waktu

pelatihan

� Metode pelatihan

7. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi, maka peneliti

menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku ”Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah” yang ditertbitkan oleh CeQda UIN Jakarta 2007.

8. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka pada skripsi

yang berjudul “Upaya Balai Latihan Kerja Daerah Jakarta Selatan Dalam

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Mannusia”, yang disusun oleh Dini

Apriani mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Penulis melakukan tinjauan pustaka kepada skripsi tersebut, karena

penulis tertarik kepada upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya

manusia di Indonesia yang dilakukan oleh barbagai macam lembaga, agar

bangsa Indonesia tidak tertinggal oleh bangsa lain.

9. Bagan Alur Penelitian

Penilaian yang dilakukan PSBR:

1. Kelompok dasar:

1. Pendidikan Moral Pancasila

2. Pembinaan Keagamaan

3. Sistem Usaha

Kesejahteraan Sosial

4. Etika Sosial

5. Manajemen Kewirausahaan

2. Kelompok inti. (sesuai jurusan)

3. Karya tulis.

4. Praktek belajar kerja.

5. Kelompok penunjang:

1. Tanggung jawab kerja

Untuk Meningkatkan

Kualitas

Page 27: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

113

2. Disiplin

3. Kerajinan

4. Kejujuran

5. Kerjasama

Bagan 1. Bagan Alur Penelitian

Dalam bagan alur penelitian di atas, penulis dapat menjelaskan dengan

singkat bahwa yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana proses

pemberian keterampilan dilakukan di PSBR untuk menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas. Kemudian dalam proses ini diberikan penilaian kepada

para peserta dengan berbagai indikator agar mengetahui bagaimana para peserta

setelah mengikuti pelatihan tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis, yang terdiri dari:

Pertama, pelatihan, yang di dalamnya menguraikan tentang

pengertian pelatihan, peran pelatih atau instruktur dan manfaat

pelatihan.

Kedua, keterampilan, yang menguraikan tentang pengertian

keterampilan dan macam-macam keterampilan.

Ketiga, merupakan pengertian tentang remaja, yang menguraikan

tentang ciri-ciri masa remaja dan tantangan serta masalah remaja.

Keempat, merupakan pengertian dari kualitas.

Page 28: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

114

Kelima, merupakan pengertian sumber daya manusia dari beberapa

segi serta menguraikan hakekat manusia sebagai individu. Dan

menguraikan juga tujuan peningkatan kualitas sumber daya

manusia.

Keenam, menjelaskan mengenai nilai.

Ketujuh, menggambarkan tentang bagan alur penelitian dari

penelitian pelatihan keterampilan bagi remaja putus sekolah di

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Taruna Jaya” sebagai upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB III Gambaran umum Panti Sosial Bina Remaja Jakarta Selatan,

menguraikan tentang identitas, sejarah singkat dan

perkembangannya, letak geografis, visi dan misi, strukrur

organisasi, tugas pokok dan fungsi, sasaran garapan dan

persyaratan menjadi warga binaan sosial di PSBR “Taruna Jaya”

Tebet, proses pelayanan, dan sumber dana.

BAB IV Hasil penelitian, menguraikan tentang cara pemberian pelatihan

keterampilan di Panti Sosial Remaja “Taruna Jaya” Jakarta

Selatan. Dan analisis dari pelatihan dan keterampilan yang

diadakan oleh PSBR “Taruna Jaya” sebagai upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia.

BAB V Penutup, menguraikan kesimpulan dan saran.

Page 29: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

115

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan memiliki kata dasar “latih” yang mendapatkan awalan pe-

yang berarti pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan.14

Pelatihan ialah merupakan bagian dari suatu proses yang tujuannya

untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik meskipun didasari

pengetahuan dan sikap.15

Dalam pelatihan peserta pelatihan dituntut untuk

dapat meningkatkan kemampuannya setelah mengikuti suatu pelatihan.

Ife, di dalam Isbandi Rukminto Adi16

, menyatakan bahwa pelatihan

merupakan peran edukasional yang paling spesifik, karena secara mendasar

memfokuskan pada upaya mengajarkan pada komunitas sasara bagaimana

untuk melakukan sesuatu.

Pelatihan adalah usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada

suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, supaya

efektif biasanya pelatihan harus mencakup pengalaman belajar, aktivitas-

aktivitas yang terencana dan didasari sebagai jawaban atas kebutuhan yang

berhasil diindetifikasi secara ideal.17

14

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 502. 15

Soekidjo Notoadmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Rineka

Cipta. 2003), h. 28. 16

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial (Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002), h. 213. 17 Gomes Faustino Cordoso, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi

Offset, 1995), h. 197.

Page 30: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

116

Sejatinya, pelatihan merupakan bagian dari proses pendidikan. Dalam

pendidikan terdapat sejumlah filosofi diantaranya filosofi Islam yaitu konsep

ayat:

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya.” (QS. Asy Syams : 8)

Falsafah ini mempunyai implikasi dalam pendidikan bahwa manusia

pada dasarnya disamping memiliki fitrah yang baik juga mempunyai fitrah

yang buruk. Agar yang buruk tersebut tidak berkembang, maka dibutuhkan

proses pendidikan juga agar fitrah yang baik dapat berkembang dengan baik.

Dengan demikian proses pendidikan tersebut harus benar-benar berlandaskan

pada tujuan pendidikan yang paling mendasar yaitu pendidikan untuk

memanusiakan manusia.18

Dalam melakukan pelatihan terdapat beberapa unsur yang diperlukan,

antara lain sebagai berikut19 :

1. Peserta pelatihan

Penetapan calon peserta pelatihan erat kaitannya dengan keberhasilan

pelatihan yang pada gilirannya menentukan efektivitas pelatihan. Karena

itu perlu dilakukan seleksi yang teliti untuk memperoleh peserta yang

baik berdasarkan kriteria antara lain :

a. Akademik, yaitu jenjang dan keahlian.

18

Ibnu Anshori, Modul Pelatihan Guru Lintas Agama Berbasis HAM (Jakarta: Komisi

Perlindungan Anak Indonesia, 2007), h. 2. 19 Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu:

Pengembangan SDM (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 35.

���������� !�"�#�$�%�&' ���☺)*+,"- +

Page 31: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

117

b. Jabatan, yang bersangkutan telah menempati pekerjaan tertentu

atau akan ditempatkan pada pekerjaan tertentu.

c. Pengalaman kerja, pengalaman yang diperoleh dalam pekerjaan.

d. Motivasi dan minat yang bersangkutan terhadap pekerjaannya.

e. Pribadi yaitu aspek moral, moril dan sifat-sifat untuk pekerjaan

tertentu.

f. Intelektual, tingkat berpikir dan pengetahuan yang dapat diketahui

melalui tes seleksi.

2. Pelatih atau instruktur

Pelatih memegang peranan penting dalam setiap pelatihan keterampilan.

Karena itu ada beberapa persyaratan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan pelatih atau instruktur, yaitu :

a. Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatih yang ahli dalam

bidang spesialisasi tertentu.

b. Memiliki kepribadian yang baik yang menunjang pekerjaannya

sebagai pelatih.

c. Pelatih berasal dalam organisasi atau lembaga sendiri lebih baik

dibandingkan dengan yang dari luar.

3. Lamanya pelatihan

Lama tidaknya pelatihan harus didasari pada:

a. Jumlah banyaknya suatu kemampuan yang hendak dipelajari dalam

pelatihan tersebut lebih baik dan bermutu, kemampuan yang ingin

diperoleh mengakibatkan lebih lama waktu yang diperlukan.

Page 32: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

118

b. Kemampuan belajar peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan.

Kelompok peserta yang ternyata kurang mampu belajar

memerlukan waktu lebih lama.

c. Media pengajaran yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pelatih.

Media pengajaran yang serasi dan canggih akan membantu

kegiatan pelatihan dan ikut mengurangi lamanya pelatihan tersebut.

Dalam strategi pemberian pelatihan, dikenal adanya trilogi latihan

kerja, yaitu sebagai berikut20

:

a. Latihan kerja harus sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan kesempatan

kerja.

b. Latihan kerja harus senantiasa mutakhir sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

c. Latihan kerja merupakan kegiatan yang bersifat terpadu dalam arti proses,

kaitan dengan pendidikan, latihan dan pengembangan satu dengan yang

lain.

Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan pada saat melakukan

pelatihan. Metode tersebut adalah sebagai berikut:

a. Metode ceramah, adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru

terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya,

guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar-gambar. Metode

ini pada dasarnya berhubungan dengan interaksi berbicara antara

narasumber dan peserta.

20Basir Barthos, Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan Makro (Jakarta:

Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke 7, h. 98-99.

Page 33: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

119

b. Metode tanya jawab, dalam metode ini narasumber umumnya berusaha

menanyakan apakah peserta mengetahui fakta tertentu yang sudah

diajarkan, dapat juga dilakukan dengan cara apersepsi, tanya jawab

selingan dan tanya jawab di akhir sesi. Hal ini diharapkan terjadi interaksi

di dalam kelas yang aktif sehingga peserta mempunyai peran di dalam

kelas.

c. Metode demonstrasi, adalah mempraktekkan hal-hal yang terkait dengan

materi. Tujuan dari metode ini adalah membuat suasana kelas aktif dan

dinamis karena proses pelatihan akan menjemukan apabila hanya dilakukan

dengan cara ceramah. Demonstrasi merupakan kegiatan yang melibatkan

peserta aktif sehingga partisipasi peserta akan berjalan secara maksimal.

d. Metode sosiodrama, adalah bermain peran. Dalam hal ini peserta

memainkan sebuah kasus bersama, kemudian peserta diharapkan dapat

mendiskusikan apa saja yang harus dimunculkan, setelah selesai peserta

diharapkan dapat merefleksikan permainan drama tersebut dalam materi

yang akan disampaikan atau telah disampaikan.

e. Metode diskusi, adalah memusyawarahkan masalah-masalah yang ada di

lapangan untuk dicarikan solusinya. Format dari diskusi ini dapat dilakukan

secara kelompok maupun individual.21

Dalam melakukan pelatihan terdapat prinsip-prinsip yang harus

diketahui, yaitu sebagai berikut22

:

a. Latihan hanya dilakukan dengan maksud untuk menguasai bahan pelajaran

tertentu, melatih keterampilan dan penguasaan simbol-simbol rumus.

21 Ibnu Anshori, Modul Pelatihan, h. 10-12. 22

Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan, h. 31.

Page 34: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

120

Latihan tidak dilakukan terhadap pengertian atau pemahaman, sikap dan

penghargaan.

b. Peserta menyadari bahwa latihan itu bermakna bagi kehidupannya.

c. Latihan harus dilakukan terhadap hal-hal yang telah diperoleh peserta,

misalnya fakta-fakta hafalan dan keterampilan yang baru dipelajari.

d. Latihan berfungsi sebagai diagnosis melalui reproduksi usaha membaca

berkali-kali, mengadakan koreksi atas kesalahan-kesalahan yang timbul,

latihan juga merupakan self-guidance dan mengembangkan pemahaman

dan kontrol.

e. Latihan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: latihan dilakukan untuk

mendapatkan ketepatan, selanjutnya keduanya dicari keseimbangan antara

pelatihan dan ketepatan.

f. Latihan dibagi-bagi menjadi sejumlah kurun waktu latihan yang singkat,

misalnya: latihan untuk penguasaan dan latihan untuk mengulang hasil

belajar.

g. Kegiatan latihan harus hidup, menarik dan menyenangkan.

h. Latihan juga dianggap sebagai upaya sambilan untuk dilakukan seenaknya

secara insidental. Maksudnya latihan dapat dilakukan dengan semaunya

dan kapan saja dalam kapasitas lebih kecil untuk mengulang suatu materi.

i. Latihan dapat mencapai kemajuan berkat ketekunan dan kedisiplinan yang

tinggi.

j. Latihan yang dilaksanakan lebih berhasil, bila unsur emosi sedapat

mungkin dikurangi.

Page 35: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

121

Pemahaman mengenai pelatihan dan keterampilan dapat disimak dari

penjelasan Henry Minamora yang mengatakan bahwa program pelatihan dan

pengembangan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk

meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan kinerja individu dan

seluruh organisasi.23

2. Peran Pelatih atau Instruktur

Dalam setiap pelatihan, unsur dari setiap pelatih sangat berperan dalam

menciptakan baik buruknya hasil dari pelatihan tersebut. Pelatih bukan hanya

sebagai pemberi materi bagi peserta tetapi juga harus dapat melakukan

bimbingan dengan baik. Dr. Oemar Hamalik menjelaskan peran pelatih adalah

sebagai berikut:24

1. Peranan sebagai pengajar, menyampaikan pengetahuan dengan cara

menyajikan berbagai informasinya. Diperlukan berupa konsep-konsep,

fakta-fakta dan informasi lainnya yang memperkaya wawasan

pengetahuan para peserta.

2. Peranan sebagai pemimpin kelas, maka setiap pelatih perlu menyusun

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian selama

berlangsungnya proses pembelajaran.

3. Peranan sebagai pembimbing, pelatih perlu memberikan bantuan kepada

peserta yang mengalami kesulitan atau masalah khususnya dalam kegiatan

belajar, yang pada gilirannya diharapkan peserta lebih aktif membimbing

dirinya sendiri.

23

Henry Sinamora, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1994),

h. 49. 24

Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan, h. 145.

Page 36: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

122

4. Peranan sebagai fasilitator, berperan menciptakan kondisi lingkungan yang

memungkinkan peserta belajar aktif.

5. Peranan sebagai peserta aktif, pelatih sering melaksanakan diskusi

kelompok dan kerja kelompok dalam rangka memecahkan masalah,

misalnya: merumuskan masalah, mencari data dan membuat kesimpulan.

6. Peranan sebagai ekpeditor, melakukan pencarian, penjelajahan dan

penyedian mengenai sumber-sumber yang diperlukan oleh kelas atau

kelompok peserta.

7. Peranan sebagai pembelajaran, berperan menyusun perencanaan

pembelajaran, mulai dari rencana materi pelatihan disusun berdasarkan

garis besar pedoman pendidikan pelatihan, perencanaan harian dan

perencanaan satuan acara pertemuan.

8. Perananan sebagai pengawas, pelatih harus mengawasi kelas secara terus

menerus supaya pembelajaran senantiasa terarah.

9. Peranan sebagai motivator, pelatih perlu terus menggerakkan motivasi

beajar para peserta, baik selama berlangsungnya proses pembelajaran

maupun di luar kelas pada setiap kesempatan yang ada.

10. Peranan sebagai evaluator, pelatih berkewajiban melakukan penilaian pada

awal pelatihan dan selama berlangsungnya proses pelatihan.

11. Peranan sebagai konselor, jika diperlukan dan memungkinkan maka

pelatih dapat juga memberikan penyuluhan tentang kesulitan pribadi dan

sosial.

12. Peranan sebagai penyidik sikap dan nilai, sistem nilai yang dijadikan

panutan hidup dan sikap para peserta pelatihan perlu diselidiki.

Page 37: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

123

3. Manfaat Pelatihan

Banyak hal yang bisa didapat dalam melakukan pelatihan. Baik untuk

peserta pelatihan maupun penyelenggara pelatihan. Ada sedikitnya tujuh

manfaat yang dipetik melalui penyelenggaraan program pelatihan dan

pengembangan, yaitu 25:

1. Peningkatan produktifitas kerja organisasi.

2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.

3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dan organisasi.

5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui paparan gaya

manajerial yang partisipatif.

6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif.

7. Menyelesaikan konflik secara fungsional.

Sedangkan menurut Dr. Oemar Hamalik, kegiatan pelatihan

mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta yang

menimbulkan perubahan aspek-aspek kognitif, keterampilan-keterampilan dan

sikap.26

Contoh kemampuan tersebut antara lain:

1. Kemampuan membentuk dan membina hubungan antar perorangan dan

organisasi.

2. Kemampuan menyesuaikan diri dengan keseluruhan lingkungan kerja.

3. Pengetahuan dan kecakapan untuk melakukan suatu pekerjaan.

4. Kebiasaan, pikiran, dan tindakan serta sikap dalam pekerjaan.

25

Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

1997), h. 183-184. 26

Oemar Hamilik, Manajemen Pelatihan, h. 12.

Page 38: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

124

Dalam hal ini, tujuan pelatihan secara umum adalah pengembangan

kualitas sumber daya manusia yang bersumber dari kualitas manusia seperti

yang diharapkan antara lain dari aspek-aspek sebagai berikut:27

1. Meningkatan semangat kerja.

2. Pembinaan budi pekerti.

3. Meningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4. Meningkatan taraf hidup.

5. Meningkatkan kecerdasan.

6. Meningkatkan keterampilan.

7. Meningkatkan derajat kesejahteraan.

8. Meningkatkan lapangan pekerjaan.

9. Meningkatkan pembangunan dan pendapatan.

B. Pengertian Keterampilan

Keterampilan memiliki kata dasar “terampil” yang berarti cakap dalam

menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sedangkan keterampilan mempunyai

arti kecakapan untuk menyelesaikan tugas.28

Menurut W. Gulo, keterampilan tidak mungkin berkembang kalau tidak

didukung oleh sikap, kemauan dan pengetahuan. Manusia merupakan pribadi

yang unik, dimana aspek rohaniah, mental intelektual dan fisik merupakan suatu

ketautan yang utuh.29

Sudirman A. M. menjelaskan bahwa keterampilan ada 2 macam, yaitu

sebagai berikut:

27

Ibid., h.14. 28 Tim Penyusun, Kamus Besar, h. 935. 29

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 51.

Page 39: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

125

a. Keterampilan jasmani.

Yaitu keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan

menitikberatkan pada keterampilan gerak atau keterampilan dari anggota

tubuh seseorang yang sedang belajar.

b. Keterampilan rohani.

Yaitu keterampilan yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan.

Keterampilan berfikir serta kreatif untuk menyelesaikan dan merumuskan

masalah.

C. Pengertian Remaja

Istilah remaja dalam Islam tidak ada. Di dalam Al Qur’an ada kata

alfityatu, fityatun yang artinya orang muda. Ada pula kata baligh yang

menunjukkan seseorang tidak kanak- kanak lagi atau juga bisa berarti penentuan

umur awal kewajiban melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Golinko yang dikutip oleh Rice, kata “remaja” berasal dari bahasa latin

yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity. Banyak tokoh yang

memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun dalam Rice yang

mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak

dengan masa dewasa. Sedangkan Papalia dan Olds tidak memberikan pengertian

remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian

masa remaja (adolescence).30

Menurut Hurlock, 1992, istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas

30 “Remaja,” artikel diakses tanggal 29 Agustus 2009 dari http://rumahbelajarpsikologi

.com/ index.php/remaja.html.

Page 40: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

126

lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik.31

Remaja

sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan

anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh

Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas

sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan

tidak lagi memiliki status anak.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia remaja memiliki arti mulai

dewasa.32 Masa remaja ialah suatu periode dari masa anak-anak menjadi dewasa

ketika manusia menguji berbagai peran yang mereka mainkan dan

mengintegrasikan peran-peran itu ke dalam suatu persepsi diri, suatu identitas.33

Secara psikologis usia remaja merupakan umur yang dianggap “gawat”, oleh

karena yang bersangkutan sedang mencari identitasnya.34

Remaja lebih banyak

memerlukan pengertian daripada sekedar pengetahuan saja.35

Karena remaja

masih bersifat labil dalam keadaan apapun dan memerlukan pendampingan dalam

setiap kesempatan.

Menurut Papalia dan Olds sebagaimana dikutip O’Donnell, masa remaja

adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia

akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Erikson yang dikutip oleh

Papalia, Olds & Feldman, mengatakan bahwa tugas utama remaja adalah

31

Fitri, “Psikologi Remaja,” artikel diakses tanggal 29 Agustus 2009 dari http://

duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/27/pengertian-remaja/ 32

Tim Penyusun, Kamus Besar, h. 739. 33

Tim Penyusun, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional), (Jakarta: Departemen Sosial Direktoral Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, 2006), h.13.

34 Soerjono Sekanto, Sosiologi suatu pengantar (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2001), Cet. Ke-32 h. 495. 35

Ibid., h.496

Page 41: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

127

menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis ke-5 dalam

tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Menurut Adams & Gullota

yang dikutip oleh Aaro, masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun.

Sedangkan Hurlock membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga

16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun).

Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja

akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa

dewasa.36

1. Remaja Putus Sekolah

Pengertian putus sekolah adalah seseorang yang telah masuk dalam

sebuah lembaga pendidikan baik itu pada tingkat SD, SMP, maupun SMA

untuk belajar dan menerina pelajaran tetapi tidak sampai tamat atau lulus

kemudian mereka berhenti atau keluar dari sekolah.37

Kemudian seseoramg juga bisa dikatakan putus sekolah dan dapat pula

diartikan sebagai Drop-Out (DO) yang artinya bahwa seorang anak didik yang

karena sesuatu hal, biasa disebabkan karena malu, malas, takut, sekedar ikut-

ikutan dengan temannya atau karena alasan lain sehingga mereka putus

sekolah di tengah jalan atau keluar dan tidak lagi masuk untuk selama-

lamanya.38

Sedangkan menurut penulis, yang dikatakan remaja putus sekolah

adalah seorang yang berusia di bawah 18 tahun tidak mampu menyelesaikan

36

“Remaja,” artikel diakses tanggal 29 Agustus 2009 http://rumahbelajarpsikologi. com/index.php/remaja.html

37 Abied, “Faktor Penyebab Putus Sekolah,” artikel diakses tanggal 01 November 2009

dari http://meetabied.wordpress.com/2009/10/30/faktor-penyebab-putus-sekolah/ 38

Ibid.,

Page 42: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

128

suatu jenjang pendidikan, dengan kata lain meninggalkan sekolah sebelum

menyelesaikan keseluruhan masa belajar yang telah ditetapkan. Karena dalam

Pasal 1 ayat 1 Undang-undang nomer 23 tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak dikatakan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang

belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan. Dan masa remaja adalah sebuah fase dimana seorang anak akan

menuju masa dewasa, artinya seorang remaja dipastikan belum berumur 18

tahun.

Banyak remaja yang putus sekolah disebabkan oleh tidak mampu

memenuhi tuntutan sistem sekolah karena keharusan bekerja. Anak-anak

lainnya menjadi pekerja anak karena tidak tersedianya sekolah, karena mereka

tidak mampu membayar biaya sekolah, karena pendidikan yang ditawarkan

berkualitas rendah atau dipandang tidak relevan atau karena lingkungan

sekolah tidak bersahabat.39 Sementara sebagian anak terampas hak atas

pendidikannya karena mereka mulai masuk ke pasar kerja terlalu dini,

sementara yang lain masuk ke lapangan kerja secara prematur karena hak

mereka untuk memperoleh pendidikan tidak secara efektif dijamin.

Sangatlah mungkin bagi seorang anak untuk bekerja dan tetap

bersekolah, namun hanya sedikit yang dapat melakukan keduanya itu. Hanya

tujuh persen anak yang berusia 5-9 tahun, 10% anak yang berusia 10-14 tahun

dan 11 % anak yang berusia 15-17 tahun yang tetap bersekolah sambil

bekerja.40

39

Mr. Dan O’Donnell, Perlindungn Anak, Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat (UNICEF, 2006), h.128. 40

Ibid., h. 128.

Page 43: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

129

Penyebab utama pekerjaan di bawah umur bersifat struktural, dan

berkaitan dengan kelemahan dalam sistem pendidikan, sistem sosial dan

sistem ekonomi. Program-program penyesuaian sosial, privatisasi dan transisi

ke ekonomi pasar telah memberi dampak yang sangat signifikan pada tingkat

bersekolah dan pekerjaaan anak di beberapa negara.41 Meskipun demikian,

faktor budaya dan hukum juga ikut memainkan peran. Di banyak negara,

minimum usia untuk bekerja lebih rendah dibanding usia wajib masuk bangku

sekolah, yang menyebabkan keadaan paradoks dimana anak memiliki hak

untuk mendapatkan pekerjaan sementara pada saat yang sama secara hukum

diwajibkan sekolah.42

Konvensi ILO no. 138 menetapkan tiga batas usia anak dan

pekerjaannya43 :

1. 18 tahun untuk pekerjaan berbahaya,

2. 15 tahun untuk pekerjaan penuh-waktu di lingkungan pekerjaan yang tidak

berbahaya,

3. 13 tahun untuk pekerjaan yang tidak menganggu pendidikan anak.

Masing-masing negara harus menetapkan daftar jenis-jenis pekerjaan

yang dianggap berbahaya. Negara-negara yang keadaan ekonomi dan sistem

pendidikannya kurang baik akan membuat pembagian usia di atas tidak

realistis dan mungkin akan menurunkan usia minimum untuk pekerjaan

“ringan” ke 12 tahun dan untuk pekerjaan yang tidak berbahaya lainnya ke 14

tahun.44 Konvensi ILO No. 182 tentang Penghapusan Pekerjaan-pekerjaan

41

Ibid., h. 128. 42

Ibid., h. 128 43 Ibid., h. 130 44

Ibid., h. 130

Page 44: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

130

yang Terburuk untuk Anak juga melarang mempekerjakan seseorang yang

berusia di bawah 18 tahun di jenis pekerjaan yang berbahaya. Konvensi ini

tidak membolehkan adanya pengecualian dalam bentuk apapun.45

2. Ciri-ciri Masa Remaja46

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi

perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa

perubahan yang terjadi selama masa remaja.

1. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal

yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan

emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon

yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan

emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru

yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan

tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk

tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan

bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk

seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir

yang duduk di awal-awal masa kuliah.

2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan

seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin

akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi

secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,

45 Ibid., h. 130 46

Ibid.,

Page 45: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

131

pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti

tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh

terhadap konsep diri remaja.

3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan

orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi

dirinya yang dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal

menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya

tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja

diharapkan dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang

lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain.

Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin

yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

5. Kebanyakkan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan

yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi

lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan

tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul

tanggung jawab tersebut.

3. Tantangan dan Masalah Remaja47

Masalah penting yang dihadapi oleh remaja cukup banyak, diantaranya

adalah dengan timbulnya berbagai konflik dalam diri remaja.

47 Sri Wahyuni, “Remaja Tantangan dan Harapan,” artikel diakses pada tanggal 29

Agustus 2009 dari http://smp1wonosari.wordpress.com/2007/12/01/remaja-harapan-dantantangan/

Page 46: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

132

1. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dengan kebutuhan

untuk bebas dan merdeka. Remaja membutuhkan penerimaan sosial

dan penghargaan serta kepercayaan orang lain kepadanya. Di lain

pihak dia membutuhkan rasa bebas, karena dia merasa telah besar,

dewasa dan tidak kecil lagi. Konflik antar kebutuhan tersebut

menyebabkan rusaknya keseimbangan emosi remaja.

2. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan ketergantungan

terhadap orangtua. Di lain pihak remaja ingin bebas dan mandiri, yang

diperlukannya dalam mencapai kematangan fisik, tetapi membutuhkan

orangtua untuk memberikan materi guna menunjang studi dan

penyesuaian sosialnya. Konflik tersebut menimbulkan kegoncangan

kejiwaan pada remaja sehingga mendorongnya mencari pengganti

selain orangtuanya biasanya teman, guru ataupun orang dewasa

lainnya dari lingkungannya.

3. Konflik antara kebutuhan seks dan ketentuan agama serta nilai sosial.

Kematangan seks yang terjadi pada remaja menyebabkan terjadinya

kebutuhan seks yang mendesak tetapi ajaran agama dan nilai-nilai

sosial menghalangi pemuasan kebutuhan tersebut. Konflik tersebut

bertambah tajam apabila remaja dihadapkan pada cara ataupun

perilaku yang menumbuhkan rangsangan seks seperti film, sandiwara

dan gambar.

4. Konflik nilai-nilai, yaitu konflik antara prinsip-prinsip yang dipelajari

oleh remaja dengan prinsip dan nilai yang dilakukan orang dewasa di

lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 47: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

133

5. Konflik menghadapi masa depan. Konflik ini disebabkan oleh

kebutuhan untuk menentukan masa depan. Banyak remaja yang tidak

tahu tentang hari depan dan tidak tahu gambarannya. Biasanya pilihan

remaja didasarkan atas pilihan orangtua atau pekerjaan yang populer di

masyarakat.

D. Pengertian Kualitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kualitas” berarti tingkat

baik buruknya sesuatu, sedangkan berkualitas adalah mempunyai kualitas,

bermutu baik.48

Davis dalam Yamit membuat definisi kualitas yang lebih luas

cakupannya yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan. Pendekatan yang dikemukakan Davis menegaskan bahwa

kualitas bukan hanya menekankan pada aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi

juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan.

Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui

manusia dan produk yang berkualitas.49

E. Pengertian Sumber Daya Manusia

Manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang kompleks dan unik,

dan dicipakan dalam integrasi dua substansi yang tidak dapat berdiri sendiri.

48

Tim Penyusun, Kamus Besar, h. 502. 49 Arianto, artikel diakses tanggal 30 Agusutus 2009 dari http://smileboys.blogspot.com/

2008/ 07/pengertian-kualitas.html

Page 48: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

134

Substansi pertama disebut tubuh (fisik atau jasmani) sebagai unsur materi, sedang

substansi kedua adalah jiwa (rohani atau psikis) yang bersifat non materi.50

Sumber daya manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

potensi manusia yang dapat dikembangakan untuk proses produksi.51 Sedangkan

Ahmad S. Ruky mengatakan bila kualitas yang dimaksud adalah sumber daya

manusia, maka pada dasarnya pengertian sumber daya manusia adalah tingkat

pengetahuan, kemampuan dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber daya

manusia.52

Sumber daya manusia dapat dilihat dari dua aspek yaitu dari segi kualitas

dan kuantitas. Di Indonesia sendiri sumber daya manusia sangatlah besar dari segi

kuantitas namun masih sangat kurang dari segi kualitas.

Hakekat manusia sebagai individu secara garis besar telah coba dipahami

oleh para ahli psikologi. Kelompok psikoanalisis menganggap bahwa manusia

pada dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang

bersifat instinktif.53 Pandangan dari kelompok Behavioris yang melihat bahwa

manusia sebagai makhluk yang reaktif dan berusaha menyesuaikan dengan

lingkungan, sehingga banyak tingkah laku manusia dikontrol oleh faktor-faktor

yang datang dari luar.54

Sedangkan pandangan yang ketiga adalah dari kelompok

Humanistik, yang melihat manusia sebagai makhluk yang rasional dan memiiki

dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif.55

50Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis kompetitif

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), Cet. ke 6, h. 3. 51

Tim Penyusun, Kamus Besar. h. 95. 52

Ahmad S. Ruky, Sumber Daya Manusia Berkualitas: Menakar Visi Menjadi Realitas

(Jakarta: Gramedia, 2003), h. 56. 53

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2003), h. 30. 54 Ibid., h. 32 55

Ibid., h. 33

Page 49: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

135

Menurut Sasongko, dkk, dari ketiga pandangan di atas dapat dilihat bahwa

hakekat manusia sangat kompleks dan luas. Tetapi ada beberapa unsur yang dapat

dipahami untuk mendapatkan wawasan yang sedikit lebih terpadu mengenai

manusia, antara lain56:

a. Manusia pada dasarnya memiliki inner force yang menggerakkan hidupnya

untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Lingkungan merupakan unsur yang dapat menentukan tingkah laku

manusia, dan tingkah laku banyak diperoleh berdasarkan hasil belajar.

c. Di dalam diri manusia terdapat potensi, namun potensi itu terbatas.

d. Manusia merupakan makhluk yang bersifat rasional (mencoba

menggunakan rasionya), dan mencoba bertanggung jawab atas tingkah laku

sosialnya.

e. Manusia mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu

mengatur dan mengontrol dirinya, dan mampu menentukan nasibnya

sendiri.

f. Manusia pada hakekatnya adalah individu yang selalu berkembang terus,

dan dalam proses pencarian kea rah “kesempurnaan”.

g. Dalam usaha-usaha untuk mewujudkan dirinya, manusia berusaha

membantu orang lain dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih

“baik” untuk ditempati.

56

Ibid., h. 34-35

Page 50: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

136

1. Tujuan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Setiap pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat

diperlukan pada semua hal. Menurut Sedarmayanti peningkatan kualitas

sumber daya manusia untuk berbagai keperluan antara lain57:

1. Menyiapkan seseorang agar pada saatnya mampu diserahi tugas yang

sesuai.

2. Memperbaiki kondisi seseorang yang sudah diberi tugas dan sedang

menghadapi tugas tertentu, sedangkan yang merasa ada kekurangan pada

dirinya diharapkan mampu mengemban tugas sebagai mana mestinya.

3. Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang sudah pasti

syaratnya lebih berat dari tugas yang dikerjakan.

4. Melengkapi seseorang dengan hal-hal yang mungkin timbul di sekitar

tugasnya, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berpengaruh

terhadap pelaksanaan tugasnya.

5. Menyesuaikan seseorang kepada tugas yang mengalami perubahan karena

berubahnya syarat untuk mengerjakan tugas untuk pekerjaan secara

sebagian atau seluruhnya.

6. Menambah keyakinan dan percaya diri kepada seseorang bahwa dia adalah

orang yang sesuai dengan tugas yang sedang diembannya.

7. Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang

lain baik teman sejawat maupun para relasinya.

57 Sedarmayanti, Sumber Daya dan Produktifitas Kerja (Bandung: CV Mandar Maju,

2001), h.18.

Page 51: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

137

Kualitas sumber daya manusia menyangkut dua aspek, yaitu kualitas

fisik dan non fisik yang menyangkut kemampuan bekerja, berpikir dan

keterampilan-keterampilan lain.

Tujuan dari peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak luput dari

proses pemberdayaan manusia itu sendiri. Menurut Payne yang dikutip oleh

Isbandi dalam Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas mengungkapkan bahwa proses pemberdayaan pada intinya

membantu klien untuk memperoleh daya dalam mengambil keputusan dan

mementukan tindakan yang akan dia lakukan antara lain dengan transfer daya

dari limgkungannya.58

F. Nilai

Nilai menurut Schwartz dalam artikel nilai pada situs

rumahbelajarpsikologi.com adalah suatu keyakinan, berkaitan dengan cara

bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu, melampaui situasi spesifik,

mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-

kejadian, serta tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.59

Sedangkan nilai menurut Rokeach dalam artikel nilai pada situs

rumahbelajarpsikologi.com dikatakan bahwa nilai sebagai keyakinan karena nilai

memiliki aspek kognitif, afektif dan tingkah laku dengan penjelasan sebagai

berikut:60

58

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, h. 54. 59

“Nilai,” artikel diakses pada tanggal 29 Oktober 2009 http://rumahbelajarpsikologi.com

/index.php/nilai.html. 60

Ibid.,

Page 52: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

138

1. Nilai meliputi kognitif tentang apa yang diinginkan, menjelaskan

pengetahuan, opini dan pemikiran individu tentang apa yang

diinginkan.

2. Nilai meliputi afektif, di mana individu atau kelompok memiliki

emosi terhadap apa yang diinginkan, sehingga nilai menjelaskan

perasaan individu atau kelompok terhadap apa yang diinginkan itu.

3. Nilai memiliki komponen tingkah laku, artinya nilai merupakan

variabel yang berpengaruh dalam mengarahkan tingkah laku yang

ditampilkan.

Nilai menurut Kahle dalam Homer & Kahle di dalam artikel nilai pada

situs rumahbelajarpsikologi.com mengatakan bahwa di dalam kehidupan manusia,

nilai berperan sebagai standar yang mengarahkan tingkah laku. Nilai membimbing

individu untuk memasuki suatu situasi dan bagaimana individu bertingkah laku

dalam situasi tersebut. 61

Jadi, nilai merupakan suatu yang sangat penting bagi setiap individu. Di

dalam pelatihan nilai mutlak diberikan kepada setiap peserta karena untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan perserta tersebut setelah mengikuti

pelatihan.

61

Ibid.,

Page 53: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

139

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Identitas Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya”

Nama lembaga tempat penelitian ini adalah Panti Sosial Bina Remaja

“Taruna Jaya” yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta.

Bertempat di Jalan Tebet Barat Raya nomer 100 Tebet - Jakarta Selatan, PSBR

yang didirikan sejak tahun 1962 ini telah menghasilkan 80 angkatan sampai

sekarang.

B. Sejarah Singkat dan Perkembangan62

Pada tahun 1960, berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI : HUK-7-5-57

tanggal 2 November 1959 Departemen Sosial bersama-sama dengan UNICEF

mengadakan penelitian yang disebut dengan nama “Accesment Planning

Community of Indonesian Children Needs Survey” yang disingkat “APS”, ke

daerah lokasi, Tebet Jakarta Selatan, yang pada waktu itu merupakan daerah yang

padat penduduknya dan tingkat perekonomiannya termasuk rendah.

Dari masyarakat tersebut ditemukan banyak sekali remaja yang tidak dapat

melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi (putus sekolah). Dari hasil

penelitian tersebut pada tahun 1962 di daerah Tebet Jakarta Selatan, didirikanlah

pusat kursus dengan nama “Pusat Keterampilan Serba Guna” yang memberikan

berbagai macam keterampilan seperti montir, menjahit, mengetik, bahasa inggris,

62 Brosur Sasana Penyantunan Anak Tebet 1998/1999 dan Brosur PSBR “Taruna Jaya”

Tebet 2004.

Page 54: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

140

dan sebagainya. Karena banyaknya peserta kursus maka dilaksanakan pagi dan

sore hari dan bersifat umum tidak terbatas pada remaja putus sekolah saja.

Pada tanggal 20 Mei 1970, Pusat Keterampilan Serba Guna yang disingkat

PKS diganti namanya menjadi Karang Taruna dan merupakan Proyek

Laboratorium Karang Taruna Departemen Sosial Republik Indonesia. Pada tahun

1974, nama Karang Taruna Tebet diubah menjadi Panti Karya Taruna, yang

disingkat PKT, dan merupakan wadah Pelayanan Kesejahteraan Sosial serta

memusatkan kegiatan untuk remaja putus sekolah.

Pada tahun 1979, bersama dengan terbitnya Keputusan Menteri Sosial

Republik Indonesia Nomor: 41/HUK/KEP/XI/1979, tentang Struktur Organisasi

dan tata kerja Panti dan Sasana, maka nama Panti Karya Taruna mengalami

perubahan menjadi Sasana Penyantunan Anak Tebet. Pada tahun 1980 panti-panti

yang pengelolaannya semula berada di bawah Ditjen RPS Departemen Sosial

dilimpahkan kepada Kantor Wilayah Departemen Sosial DKI Jakarta bersama-

sama dengan 10 panti dan sasana lainnya dan merupakan Unit Pelaksana Teknis

dari Kantor Wilayah Departemen Sosial DKI Jakarta.

Pada tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor: 14 tahun 1994, tanggal 23 April 1994, tentang Perubahan

Penamaan Unit Pelaksana Teknis Pusat/Sasana di lingkungan Departemen Sosial

Republik Indonesia, nama Sasana Penyantunan Anak Tebet diubah menjadi Panti

Sosial Bina Remaja Tebet.

Pada tahun 1995, berdasarkan surat Keputusan Menteri Sosial Nomor:

22/HUK/95 tanggal 24 April 1995, tentang Organisasi dan Tata Kerja, Panti

Sosial Bina Remaja Tebet mengalami perubahan dari yang ditetapkan berdasarkan

Page 55: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

141

Surat Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia sebelumnya yaitu adanaya

perampingan Jabatan Struktural dan adanya kelompok Fungsional Jabatan Pekerja

Sosial.

Namun sejak tanggal 28 Maret 2000 Panti Sosial Bina Remaja “Taruna

Jaya” Tebet, menjadi salah satu lembaga atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari

Dinas Sosial Propinsi DKI Jakarta dan bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Dinas Sosial Propinsi DKI Jakarta.

PSBR merupakan satu-satunya Lembaga Pemerintah di Propinsi DKI

Jakarta yang memberikan pelayanan langsung kepada remaja bermasalah sosial

(putus sekolah, terlantar dan anak jalanan) untuk dibina dan dilatih dengan model

sistem panti selama 6 bulan, sehingga menjadi remaja yang berkualitas mandiri,

bermoral dan dapat berfungsi sosial secara normatif. Di PSBR terdapat lima

keterampilan yang bisa dipilih oleh WBS sesuai dengan minat dan kemampuan

yang dimiliki oleh WBS. Kelima keterampilan itu adalah :

a. Otomotif (bengkel mobil dan motor)

b. Las (listrik dan karbit)

c. Menjahit (pakaian pria dan wanita)

d. Salon (tata rias dan kecantikan)

e. AC (air conditioner)

Kemudian sejak keluarnya Perda nomor 3 tahun 2001, tanggal 21 Agustus

2001, tentang Bentuk Susunan Organisasi Dewan Perwakilan Daerah Propinsi

DKI Jakarta dan Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 41 tahun 2002 tanggal 7 Maret 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Propinsi DKI Jakarta, maka

Page 56: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

142

nama Dinas Sosial berubah menjadi Dinas Bintal dan Kesos Propinsi DKI Jakarta.

selanjutnya dengan keluarnya kep. Gubernur No. 163 Tahun 2002, tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan

Dinas Bintal dan Kessos Propinsi DKI Jakarta. maka sejak tanggal 13 November

2002 PSBR “Taruna Jaya” Tebet menjadi UPT dari Dinas Bintal dan Kesos

Propinsi DKI Jakarta.

C. Letak Geografis

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya beralamat di jalan Tebet

Barat Raya No. 100 Tebet - Jakarta Selatan. Letak PSBR ini cukup strategis dan

mudah dijangkau. Hal ini dikarenakan PSBR berada dalam kawasan rumah susun

Tebet.

D. Visi

PSBR “Taruna Jaya” Tebet memiliki visi yaitu “Menyelamatkan remaja

dari ketelantaran agar dapat tumbuh kembang secara wajar dan mampu hidup

mandiri.”63

E. Misi

Sedangkan misi PSBR “Taruna Jaya” Tebet yaitu64

:

1. Membentuk remaja berkepribadian, berdedikasi, percaya diri dan

mempunyai keterampilan kerja yang mampu untuk mendukung hidup

mandiri.

63 Wawancara dengan Kepala Bimbingan dan Pelatihan pada tanggal 05 Oktober 2009. 64

Ibid.,

Page 57: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

143

2. Melakukan pembinaan fisik, mental dan sosial serta keerampilan kerja.

3. Melakukan resosialisasi bagi remaja bermasalah menuju perilaku hidup

normatif.

F. Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Gubernur No. 163 Tahun 2002 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

Dinas Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta, maka sturuktur organisasi di PSBR

sebagai berikut.

Bagan 2. : Struktur Organisasi PSBR

KEPALA PANTI

Drs. H. Acep Bunyamin

SUBBAGIAN TATA USAHA

Drs. Saebun

Seksi Bimbingan dan Latihan

Dra. Wiwik Widyati, M.Si

Seksi Penyaluran dan Bimbingan Lanjut

Achmad Cherid

Sub Kelompok Jabatan Fungsional

Page 58: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

144

G. Landasan Hukum65

Landasan hukum dalam pembentukan PSBR adalah:

1. Undang-Undang Dasar 1945.

2. Konvensi Hak Anak.

3. Undang-undang No. 6/1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kesejahteraan Sosial.

4. Undang-undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

5. Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

6. Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jo Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun

2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai

Daerah Otonomi.

H. Kondisi Fasilitas Lembaga

Kondisi fasilitas di PSBR untuk melakukan pelatihan keterampilan sudah

menunjang namun masih kekurangan alat-alat dengan jumlah daya tampung yang

mencapai 120 orang WBS. Fasilitas dan alat-alat kantor cukup memadai dan juga

tersedianya ruang untuk konseling, ruang kantor, ruang bimbingan sosial, ruang

asrama, ruang aula dan ruang mushola serta ruang dapur. Sedangkan untuk

fasilitas olahraga bagi para WBS sangat kurang walaupun terdapat dua lapangan

yang berada di samping dan belakang gedung PSBR.

65 Pedoman Penyelenggaraan Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Departemen Sosial

Republik Indonesia. 2002.h.2.

Page 59: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

145

Di dalam buku pedoman penyelenggaran PSBR yang diterbitkan oleh

Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak Departeman Sosial Republik Indonesia

tahun 2002, setiap PSBR seyogyanya memiliki:66

1. ruangan untuk kantor

2. ruangan untuk registrasi

3. ruangan untuk olah data

4. ruangan untuk fasilitas olahraga dan rekreasi

5. ruangan untuk identifikasi dan assesmen

6. ruangan untuk pembahasan kasus

7. ruangan untuk konseling/konsultasi

8. ruangan untuk sheltered work shop

9. ruangan untuk studio dan pendidik

10. ruangan untuk vocational

11. ruangan untuk bimbingan social

12. ruangan untuk penelitian dan pengkajian

13. ruangan untuk asrama

14. ruangan untuk poliklinik

15. ruangan untuk tempat ibadah

16. ruangan untuk pelayanan advokasi

17. ruangan untuk perpustakaan

18. ruangan untuk makan

19. ruangan untuk dapur/masak

20. ruangan untuk gudang

66

Ibid., h. 12

Page 60: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

146

21. ruangan untuk pengelolaan sistem informasi

22. ruangan untuk aula

I. Tugas Pokok dan Fungsi67

Tugas pokok PSBR “Taruna Jaya” Tebet adalah:

Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial remaja

bermasalah sosial, putus sekolah, yang meliputi identifikasi dan asesmen,

bimbingan dan penyaluran serta bina lanjut.

Sedangkan fungsi PSBR “Taruna Jaya” Tebet adalah:

a. Melaksanakan pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi,

identifikasi, motivasi dan seleksi.

b. Melaksanakan penerimaan meliputi registrasi, kelengkapan

administrasi dan penempatan dalam panti.

c. Melaksanakan asesmen meliputi penelaahan, pengungkapan, dan

pemahaman masalah dan potensi.

d. Melaksanakan pembinaan fisik, bimbingan mental, social, dan

pelatihan keterampilan kerja usaha kemandirian.

e. Melaksanakan resosialisasi meliputi praktek belajar kerja, reintegrasi

dengan kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, persiapan dan

pelaksanaan penyaluran ke lapangan kerja.

f. Melaksanakan pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi,

asistensi, pemantapan dan terminasi.

Sedangkan tujuan dari pelayanan yang dilakukan PSBR adalah:68

67

Brosur PSBR “Taruna Jaya” Tebet 2004.

Page 61: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

147

a. Terhindarnya remaja dari berbagai masalah sosial sebagai akibat putus

sekolah dan terlantar.

b. Terwujudnya kemandirian remaja atas dasar kekuatan dan kemampuan-

nya sendiri dalam memilih, menetapkan dan memutuskan cara terbaik

terhadap berbagai upaya pemecahan masalah yang dihadapinya.

c. Terwujudnya kemampuan dan kekuatan remaja dalam mengembangkan

berbagai potensi yang dimiliki, yang memungkinkan bersangkutan

dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara memadai.

J. Sasaran Garapan dan Persyaratan menjadi Warga Binaan Sosial di PSBR

“Taruna Jaya” Tebet69

Sasaran garapan dari PSBR “Taruna Jaya” Tebet adalah para remaja yang

putus sekolah, terlantar dan atau anak jalanan, baik yang datang langsung maupun

yang dikirim melalui Sudin Bintal dan Kesos lima wilayah Kotamadya, Kasie

Bintal dan Kesos Kecamatan, Lurah, LSM, PSM dan unsur masyarakat serta hasil

penertiban dari wilayah Propinsi DKI Jakarta.

Sedangkan untuk menjadi warga binaan PSBR bagi yang datang langsung

memiliki beberapa persyaratan, yaitu sebagai berikut :

a. Laki-laki ataupun perempuan berusia 15-21 tahun.

b. Sehat jasmani dan rohani.

c. Belum pernah menikah/fotocopy KTP.

d. Pas foto 4x6 = 2 lembar dan 2x3 = 2 lembar.

e. Putus sekolah (belum bekerja/menganggur).

68

Pedoman Penyelenggaraan Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Departemen Sosial

Republik Indonesia. 2002 h.15. 69

Brosur PSBR “Taruna Jaya” Tebet 2004.

Page 62: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

148

f. Bebas narkoba (keterangan dokter Puskemas).

g. Surat pengantar dari Rt/Rw, Lurah setempat (keterangan tidak mampu dan

tidak terlibat kriminal).

h. Surat rujukan dari institusi pelayanan kesejahteraan sosial

(pemerintah/swasta).

i. Bersedia mengikuti aturan dan tata tertib di PSBR “Taruna Jaya” Tebet.

K. Jumlah Peserta Pelatihan

Dalam setiap angkatan di PSBR terdapat 120 orang yang menjadi Warga

Binaan Sosial, dan setiap tahunnya terdapat dua angkatan. Berikut ini adalah

jumlah Warga Binaan Sosial setiap jurusan dari masing-masing angkatan mulai

angkatan 73 tahun 2006 sampai dengan angkatan 79 tahun 2009.

Tabel 1.

Jumlah WBS di PSBR

2006 2007 2008 2009

73 74 75 76 77 78 79

Otomotif 32 34 31 34 31 33 33

Las 22 31 34 30 30 25 28

Menjahit 16 24 25 16 11 21 12

Salon 27 18 16 13 20 20 15

AC 24 23 24 27 23 21 32

Sumber: Bagian data PSBR

Page 63: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

149

L. Proses Pelayanan

Prinsip dasar dari proses pelayanan sosial di PSBR adalah:70

1. Penerimaan artinya bahwa setiap pelayanan yang diberikan selalu didasarkan

pada kondisi objektif dalam memahami sasaran. Kondisi tersebut

bersangkutan dengan berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh

remaja.

2. Individualisasi artinya setiap pelayanan yang diberikan adalah unik, spesifik

yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh remaja,

bukan berorientasi pada kepentingan pelaksanaan. Oleh sebab itu,

penyediaan keanekaragaman pelayanan sosial adalah lebih memberikan

peluang kepada penerapan individualisasi daripada pelayanan yang bersifat

tunggal.

3. Partisipasi artinya bahwa setiap pelayanan haruslah melibatkan remaja

secara proaktif dalam setiap proses pelayanan yang dilakukan terhadapnya.

Termasuk di dalamnya adalah memberikan peluang seluas-luasnya kepda

remaja untuk menentukan berbagai pilihannya.

4. Kerahasian artinya setiap pelayanan sosial yang diberikan haruslah

didasarkan pada confidential sasaran.

5. Mawas diri artinya bahwa setiappelayanan yang dilakukan seharusnya

didasarkan pada kepentingan pribadi.

6. Kontabilitas artinya setiap pelayanan yang dilakukan harus dapat

dipertanggungjawabkan pada public.

70 Pedoman Penyelenggaraan Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Departemen Sosial

Republik Indonesia. 2002. h. 16.

Page 64: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

150

Sedangkan proses pelayanan yang diberikan oleh PSBR bagi para Warga

Binaan Sosial (WBS) merupakan sebuah proses yang mencakup:71

1. Tahap pendekatan awal

Pendekatan awal merupakan tahap awal untuk mengadakan kontak

dengan pihak yang akan dilibatkan dalam setiap pelayanan yang diberikan

PSBR :

a. Orientasi, yaitu proses pemberian informasi pelayanan yang terseda di

PSBR kepada sasaran potensial maupun masyarakat.

b. Identifikasi terhadap remaja yang memenuhi criteria sebagai sasaran.

Calon penerima pelayanan dapat diperoleh dari hasil penjangkauan

petugas PSBR maupun datang sendiri ke PSBR. Calon penerima

pelayanan yang tidak memenuhi kriteria PSBR dirujuk kepada lembaga

lain. Tahap penerimaan, meliputi:

1. Pendaftaran 3. Registrasi administrasi

2. Seleksi 4. Penempatan di asrama

c. Motivasi kepada remaja yang akan dijadikan sebagai calon penerima

pelayanan

d. Melakukan kesepakatan kerja anatara PSBR dengan calon penerima

pelayanan.

2. Tahap Assesmen

Penelaahan dan pengungkapan masalah (asessmen) entang kondisi

objektif, termasuk di dalamnya kemampuan, perasaan, pengetahuan, nilai

71 Pedoman Penyelenggaraan Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Departemen Sosial

Republik Indonesia. 2002 dan Brosur PSBR “Taruna Jaya” Tebet 2004.

Page 65: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

151

dan psikologis yang diuji melalui tes bakat dan kemampuan serta telaahan

kasus.

3. Tahap pelaksanaan kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan di PSBR antara lain:

a. Penyatuan visi dan misi peserta (out bond)

b. Bimbingan mental dan agama

c. Bimbingan sosial

d. Bimbingan fisik/olahraga

e. Bimbingan keterampilan kerja, sesuai dengan minat peserta antara lain:

1. Otomotif (bengkel mobil dan motor)

2. Las (listrik dan karbit)

3. Menjahit (pakaian pria dan wanita)

4. Salon (tata rias dan kecantikan)

5. AC (air conditioner)

f. Program PKL (praktek kerja lapangan)/magang

g. Bimbingan ekstrakurikuler

1. Vocal group

2. Olahraga

3. Wirausaha

4. Pertamanan, dll

4. Tahap terminasi, penyaluran/pembinaan lanjut

Terminasi merupakan kegiatan pengakhiran yang dilakukan

berdasarkan hasil evaluasi terhadap kemajuan penanganan masalah.

Terminasi perlu diikuti oleh bimbingan lanjut untuk memantau

Page 66: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

152

perkembangan penerima layanan setelah kembali ke keluarga dan

masyarakat. Sedangkan penyaluran dalam bina lanjut terbagi menjadi dua

yaitu:

a. Penyaluran meliputi kegiatan:

1. Pemberian pengarahan dan motivasi kerja

2. Merujuk ke lembaga lain yang lebih spesifik

3. Menghubungkan dengan sumber/lapangan pekerjaan (program

magang)

b. Pembinaan lanjut meliputi kegiatan:

1. Mengadakan kunjungan rumah (home visit) kepada ex WBS untuk

mengetahui perkembangannya secara langsung.

2. Menjalin hubungan dengan orangtua dan masyarakat atau lembaga

pengiriman WBS.

Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap kelangsungan usaha ex.

WBS, serta terminasi, jika ex. WBS sudah dapat hidup mandiri.

M. Sumber Dana

Dana operasional Panti Sosial Bina Remaja “Taruna Jaya” Tebet, berasal

dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

setiap tahunnya, karena PSBR merupakan panti di bawah naungan pemerintah

provinsi DKI Jakarta dan anggaran tersebut tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA).72

72

Wawancara dengan Kepala Tata Usaha PSBR pada tanggal 29 Oktober 2009

Page 67: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

153

BAB IV

GAMBARAN PELATIHAN DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA

“TARUNA JAYA” DALAM MENINGKATAN KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA

A. Tahapan dan Analisis Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan untuk

Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas

1. Tahapan Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan

Indonesia merupakan bangsa dengan kuantitas penduduk yang sangat

tinggi namun tidak diimbangi dengan kualitasnya. Kemudian akibat dari

rendahnya kualitas tersebut maka banyak angkatan kerja yang tidak terserap

oleh sektor formal, selain dari penyebab lain yaitu tingginya inflasi dan larinya

penanam modal asing dari Indonesia.

Pemerintah DKI Jakarta menyadari hal tersebut, maka didirikanlah

panti sosial remaja putus sekolah untuk melakukan pelatihan keterampilan

bagi remaja putus sekolah. Karena menurut kepala bimbingan dan pelatihan

Dra. Wiwik Widyawati, M.Si, hal ini sesuai dengan visi dari PSBR “Taruna

Jaya” sendiri yaitu menyelamatkan remaja dari ketelantaran agar dapat

tumbuh kembang secara wajar dan mampu hidup mandiri.73

Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan PSBR dalam usaha

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka penulis akan

mengutarakan tentang temuan hasil penelitian yang telah dilakukan.

73 Wawancara dengan Dra. Wiwik Widyati, M.Si kepala Bimbingan dan Pelatihan pada

tanggal 05 Oktober 2009.

Page 68: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

154

a. Masa Penerimaan dan Seleksi Calon Peserta

Dalam mencari atau menerima peserta, PSBR melakukan sosialisasi

kepada masyarakat melalui lembaga-lembaga terkait namun untuk sosialisasi

secara khusus tidak ada, seperti yang diungkapkan oleh Drs. Saebun kepala

Tata Usaha PSBR kepada penulis:

“Sosialisasi yang dilakukan PSBR itu sebetulnya diawali dengan penjangkauan. Penjangkauan itu artinya kita merekrut calon WBS ya. Itu

dilakukan dengan cara kita menyebarkan surat kepada seluruh instasi yang terkait kayak sudin di lima wilayah kota, BP3S kemudian ada lagi karang

taruna dan sebagainya tuh dikirimi surat dan termasuk dengan para PSM jadi kita namanya penjangkauan ya. Penjangkauan itu upaya mencari calon

klien untuk dididik di sini. Jadi sosialisasi secara khusus masyarakat dipanggil atau PSM dipanggil dan sebagainya itu tidak ada tetapi kalau

secara tidak langsung melalui penyebaran pamflet kemudian pada saat ada

pameran itu kan penyebaran informasi ya tapi itu timing nya hanya

tertentu aja. Juga khusus sosialisasi itu masyarakat DKI kan luas jadi

dipanggil semua itu gak jadi kita melalaui surat pemberitahuan bahwa

disini sudah saatnya ada penerimaan begitu. Itu juga salah satu cara untuk

menjangkau melalui karyawan bisa juga melalui anak dari mulut ke mulut

itu juga bisa kayak gitu. Jadi kalau sosialisasi khusus memanggil

masyarakat tidak ada ya.”74

Setelah melakukan penerimaan peserta, PSBR melakukan seleksi

dan wawancara pribadi kepada calon peserta. Seleksi sangat perlu dilakukan

untuk mengetahui kemampuan calon peserta dan dari mana peserta tersebut

berasal, juga untuk memenuhi kapasitas atau daya tampung PSBR sendiri.

Menurut Drs. Saebun kepada penulis:

“kalau saya lihat seleksi disini karena memang kita ada keterbatasan daya

tampung ya keterbatasan daya tampung seratus dua puluh orang.

Sesungguhnya kita lebih dari seratus dua puluh, karena di atas bisa

digunakan tapi dalam prakteknya sesuai dengan anggaran yang tersedia

kita terima setiap angkatan seratus dua puluh anak namun pada hasil

penjangkauan tadi itu ya, itu melebihi dari yang daya tampung disini jadi

diadakan seleksi. Seleksi yang dilakukan di sini yaitu seleksi fisik kita tes

fisiknya melalui squat jump kemudian lari, push up itu formulirnya udah

disiapin. Kemudian juga tes fisik dilakukan juga kemudian juga ada untuk

74 Wawancara dengan Drs, Saebun, kepala Tata Usaha PSBR pada tanggal 29 Oktober

2009.

Page 69: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

155

tes fisik administrasi juga, kelengkapan administrasi juga dipertim-

bangkan kelengkapannya di surat penjangkauan tadi itu kan ada

persyaratan-persyaratannya nah itu juga jadi seleksi.”75

Seleksi admistrasi tersebut merupakan seleksi dari kelengkapan surat-

surat yang terdiri dari:

j. Fotocopy KTP.

k. Pas foto 4x6 = 2 lembar dan 2x3 = 2 lembar.

l. Surat bebas narkoba (surat keterangan dokter/Puskemas).

m. Surat pengantar dari Rt/Rw, Lurah setempat (keterangan tidak mampu dan

tidak terlibat kriminal).

n. Surat rujukan dari institusi pelayanan kesejahteraan sosial

(pemerintah/swasta).

o. Ijazah terakhir.

Setelah diseleksi surat-surat tersebut, kemudian dilakukan wawancara

secara pribadi kepada calon peserta. Wawancara itu biasanya seputar tujuan

masuk PSBR dan wawancara tentang kehidupan calon peserta seperti pernah

sekolah sampai tingkat apa dan sudah pernah bekerja atau belum.76

b. Masa Pelatihan

Adapun yang dilakukan oleh PSBR saat ini adalah memberikan

pelatihan keterampilan yang di dalamnya juga diberikan bimbingan sosial dan

bimbingan mental kepada para peserta pelatihan atau yang biasa disebut

Warga Binaan Sosial (WBS). Pelatihan diadakan selama enam bulan setiap

75

Ibid., 76 Wawancara dengan Bambang alumni PSBR Jurusan Otomotif angkatan 79 pada

tanggal 30 Oktober 2009

Page 70: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

156

angkatannya dengan sistem institutional mothering atau pola pengasuhan di

dalam asrama. Dengan satu orang pembina asrama.

Adapun macam-macam pelatihan keterampilan yang diberikan di

PSBR tersebut adalah:

f. Otomotif (bengkel mobil dan motor)

g. Las (listrik dan karbit)

h. Menjahit (pakaian pria dan wanita)

i. Salon (tata rias dan kecantikan)

j. AC (air conditioner)

Selain itu para WBS juga diberikan bimbingan sosial dan bimbingan

mental serta spiritual setiap harinya. Waktu pelatihan keterampilan di PSBR

terbagi menjadi dua waktu yaitu pagi dan siang hari. Pada pagi hari jam

pelatihan dimulai pada pukul 10.00 wib sampai pukul 12.00 wib setiap hari

Senin sampai dengan hari Sabtu. Sedangkan untuk siang hari pelatihan

dimulai pada pukul 14.00 sampai dengan pukul 16.00 wib setiap hari Senin

sampai dengan hari Jum’at, karena pada hari Sabtu siang banyak para WBS

yang meminta izin untuk pulang ke rumah dan biasanya mereka baru kembali

ke PSBR pada Minggu sore.77

Sedangkan untuk bimbingan sosial para WBS mendapatkannya setiap

hari Senin sampai dengan Kamis pada pukul 08.30 wib sampai dengan pukul

10.00 wib dengan materi yang berbeda setiap harinya dari hari Senin sampai

dengan hari Kamis. Biasanya hari Senin itu diberikan materi sistem usaha

kesejahteraan sosial, hari Selasa materi tentang etika sosial, hari Rabu materi

77

Observasi peneliti.

Page 71: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

157

tentang pancasila dan kewarganegaraan, kemudian hari Kamisnya materi

tentang kewirausahaan. Sedangkan untuk pelaksanaan bimbingan mental dan

spiritual biasanya dilakukan setelah WBS melakukan shalat Maghrib

berjamaah sampai dengan shalat Isya setiap harinya kecuali hari Sabtu dan

Minggu karena banyak WBS yang pulang ke rumahnya masing-masing.78

Untuk pelatihannya sendiri masing-masing jurusan berbeda instruktur

dan jumlahnya. Untuk jurusan keahlian otomotif dan AC terdapat dua orang

instrukur, namun untuk jurusan keahlian las, salon dan menjahit hanya

terdapat satu orang instruktur. Tetapi untuk pendamping setiap jurusan

keahlian hanya terdapat satu orang pendamping di luar instruktur.

Di dalam memberikan materi kepada para peserta, para pelatih

biasanya lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan sesekali

memberikan tanya jawab di akhir jam pelatihan.79 Hal ini seperti yang

diugkapkan oleh Dede Supriadi kepada penulis bahwa, “…ya paling kita

metodenya metode seperti biasa kita text book untuk materi setelah itu kita

tanya jawab…”80

Namun ada juga jurusan yang menggunakan metode diskusi

sebagai bagian dari penyampaian materi. Jurusan salon merupakan jurusan

yang menggunakan metode tersebut, dan metode itu dilakukan setiap Senin

pagi yang disebut dengan briefing.81

Peraanan sebagai pelatih di PSBR sangat beragam, karena bukan

hanya sebagai penyusun dan pemberi materi, namun juga sebagai motivator

dan evaluator serta pengawas bagi para peserta pelatihan. Karena ada pelatih

78

Ibid., 79

Observasi peneliti 80 Wawancara dengan Dede Supriadi Instruktur AC pada tanggal 29 Oktober 2009. 81

Observasi peneliti.

Page 72: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

158

yang tinggal di lingkungan PSBR namun ada juga yang tinggal di luar

lingkungan PSBR. Menurut Dede Supriadi kepada penulis bahwa, “…tapi

selain di kelas kita pun sering berinisiatif untuk mendidik anak-anak di luar

sana jadi tanggung jawab kita, itu yang khususnya hanya empat jam tapi kalau

kita dua puluh empat jam karena kita di dalam.”82

Untuk jumlah materi yang diberikan kepada peserta sesuai dengan

jurusannya masing-masing. Menurut Drs. Saebun dan Bapak Taufik

pendamping untuk jurusan salon kepada penulis mengatakan bahwa

kurikulum pelatihan yang dipakai di PSBR dan pembagian waktu dalam

pelatihan sesuai dengan instruktur masing-masing setiap jurusan jadi tidak ada

kurikulum untuk pelatihan dari PSBR sendiri ataupun Dinas Sosial DKI

Jakata. Sedangkan menurut kepala bimbingan dan pelatihan Ibu Dra. Wiwik

Widyati M. Si, “Yang ada di PSBR hanya kurikulum untuk pembinaan Warga

Binaan Sosial yang diterbitkan oleh Dinas Sosial DKI Jakarta.”83

Sedangkan menurut Dede Supriadi instruktur dari jurusan AC kepada

penulis menerangkan untuk jurusan AC bahwa: “Satu bulan kita kan di teori.

Itu satu bulan lebih lah satu bulan setengahan kotornya ya. Kalau kotornya itu

dua bulan anak-anak harus menguasai materi dari mulai pengenalan sampai di

intinya kerusakan ataupun komponen nah setelah itu baru kita teruskan di

praktek. Biasanya praktek materi dua bulan itu semuanya kita representasikan

di praktek sampai anak-anak menjelang PKL.”84

82

Wawancara dengan Dede Supriadi Instruktur AC pada tanggal 29 Oktober 2009. 83

Wawancara dengan Dra. Wiwik Widyati, M.Si kepala Bimbingan dan Pelatihan pada

tanggal 04 November 2009. 84

Wawancara dengan Dede Supriadi Instruktur AC pada tanggal 29 Oktober 2009.

Page 73: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

159

Namun banyak dari alumni PSBR sendiri yang mengeluhkan bahwa

apa yang didapat selama mengikuti pelatihan di PSBR hanya merupakan dasar

dari jurusan tersebut, sehingga pada saat praktek di luar PSBR atau berada di

dunia kerja mereka tertinggal jauh. Penulis juga melihat sendiri bahwa materi

yang diberikan oleh PSBR cukup lengkap. Namun dengan waktu yang hanya

enam bulan dan banyak terpotong oleh libur serta kegiatan-kegiatan lain di

PSBR sehingga pemberian materi terkadang tidak selesai.85

Hal ini sesuai

dengan pernyataan salah seorang alumni PSBR angkatan 79 kepada penulis

dia mengatakan bahwa, “pembagian waktunya nggak jelas karena materi-

materinya kadang belum selesai sudah dilongkapin (beralih ke materi baru-

pen) terus juga kadang-kadang langsung praktek”86

Kemudian untuk kemampuan pesertanya sendiri, PSBR

memberlakukan hal yang sama kepada semua pesera. Artinya PSBR

menyamakan tingkat kemampuan semua peserta dalam mengikuti, padahal

setiap peserta di PSBR berasal dari tingkat pendidikan yang bebeda-beda.87

Hal ini akan membuat peserta yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah

akan tetinggal dalam memahami materi yang diberikan.

Di PSBR sendiri terdapat ruangan yang cukup untuk melakukan

pelatihan keterampilan yang masing-masing ruangan terpisah satu dengan

yang lainnya, untuk jurusan otomotif ruangan teori dan praktek berbeda,

sedangkan untuk jurusan yang lain teori dan praktek dilakukan di ruangan

yang sama. Sedangkan bimbingan sosial dilakukan di ruangan tersendiri

PSBR juga terdapat asrama tempat para WBS tinggal dengan asrama putra

85

Observasi peneliti. 86 Wawancara dengan alumni PSBR angkatan 79. 87

Observasi peneliti.

Page 74: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

160

dan putri yang dipisahkan oleh lorong kantor. Terdapat juga musholla yang

biasa digunakan shalat berjamaah dan bimbingan mental dan spiritual. Serta

terdapat juga lapangan dan aula.

c. Masa Terminasi

Para WBS juga mendapat program Praktek Belajar Kerja (PBK) atau

yang biasa dikenal dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di luar PSBR

selama satu bulan di setiap bulan terakhir menjelang dari pelatihan tersebut

berakhir. Dan untuk mencari tempat PKL tersebut, setiap WBS dibebaskan

untuk mencarinya dengan sebelumnya melakukan survey ke lembaga tersebut

dan kemudian setelah itu datang kembali dengan membawa surat dari PSBR

untuk lembaga tersebut. Untuk mencari tempat PKL para WBS diberikan

waktu selama dua minggu. Tetapi jika menjelang PKL ada WBS yang belum

mendapatkan tempat PKL dan berdasarkan pemantauan instruktur bahwa

WBS tersebut benar-benar mencari tempat PKL, tidak main-main, maka

instruktur memberikan alamat PKL untuk WBS tersebut.88

Pada saat melakukan PKL para instruktur melakukan monitoring

kepada para WBS. Monitoring ini biasanya dilakukan oleh instruktur masing-

masing jurusan. Menurut Dede Supriadi monitoring dilakukan kepada para

WBS ketika melakukan PKL dan melakukan perjanjian dengan pihak bengkel

mengenai hal-hal yang mungkin diperlukan.

88

Observasi peneliti

Page 75: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

161

2. Analisis Terhadap Pemberian Pelatihan Keterampilam di PSBR untuk

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Pelatihan yang dilakukan di PSBR sudah memenuhi semua unsur

untuk mengadakan suatu pelatihan seperti yang dikemukan oleh Oemar

Hamalik, yaitu:

a. Peserta pelatihan

b. Instruktur atau pelatih

c. Lamanya waktu pelatihan

d. Metode pelatihan

Dari keempat unsur di atas dapat kita lihat satu per satu apa yang

kurang dalam pelatihan yang dilakukan di PSBR. Misalnya dari segi para

pesertanya yang kurang peduli akan begitu pentingnya pelatihan tersebut

untuk dirinya agar mampu bersaing di masa yang akan datang. Juga adanya

keterbatasan sarana dan prasarana pelatihan seperti banyak yang diungkapkan

kepada penulis bahwa sarana dan prasaran sebagai penunjang pelatihan sangat

kurang. Karena menurut Bapak Saebun, PSBR sendiri sangat keterbatasan

dana karena dana tersebut merupakan alokasi dari Pemerintah DKI Jakarta.

a. Peserta

Peserta pelatihan di PSBR yang berjumlah 120 orang setiap angkatan,

sebenarnya sudah cukup dan tidak terlalu banyak bila dibagi dengan jumlah

jurusan yang ada. Numun setiap jurusan tidak merata jumlah pesertanya.

Setiap peserta juga memiliki latar belakang pendidikan yang bebeda-beda, ada

yang hanya lulusan SD, SMP dan ada juga yang telah lulus dari SMA. Dari

Page 76: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

162

latar belakang pendidikan yang berbeda itu dapat mempengaruhi suasana

pelatihan, maksudnya peserta yang satu dengan yang lain akan berbeda dalam

menangkap materi yang diberikan. Hal ini harus diperhatikan benar oleh

instruktur pelatihan, karena jika peserta tidak mengerti apa yang disampaikan

instruktur maka akan membuat pelatihan itu gagal.

Jurusan otomotif menjadi jurusan favorit dan banyak dipilih oleh calon

peserta. Jurusan tersebut menurut data angkatan 73 sampai dengan angkatan

79 selalu memiliki peserta di atas 30 peserta. Berbeda dengan jurusan lain

yang tidak stabil kadang banyak kadang sedikit.

Tabel 2.

Jumlah WBS di PSBR

2006 2007 2008 2009

Jurusan

73 74 75 76 77 78 79

Otomotif 32 34 31 34 31 33 33

Las 22 31 34 30 30 25 28

Menjahit 16 24 25 16 11 21 12

Salon 27 18 16 13 20 20 15

AC 24 23 24 27 23 21 32

Sumber: Bagian Data PSBR

Menurut data tersebut di atas untuk angkatan 79 peserta yang

mempunyai minat di jurusan menjahit paling sedikit. Sedangkan yang

mempunyai peserta terbanyak kedua di angkatan 79 adalah jurusan AC.

Page 77: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

163

Tabel 3.

Jumlah Ketersaluran WBS

2006 2007 2008 2009

Jurusan

73 74 75 76 77 78 79

Otomotif 10 15 12 17 15 20 -

Las 13 14 14 15 15 12 -

Menjahit 12 12 17 11 10 16 -

Salon 15 11 10 10 9 14 11

AC 10 10 15 17 12 17 16

Jumlah 60 62 68 70 61 74 27

Keterangan:

Penyaluran ke lapangan kerja sektor informal/dunia kerja swasta.

Bengkel mobil, motor, las, konveksi, garmen, taylor, salon kecantikan bengkel AC split dan

wirasasta.

Sumber: Bagian Data PSBR.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata sekitar 50 % lebih

peserta pelatihan dapat tersalurkan. Alumni PSBR yang juga mantan Presiden

WBS angkatan 79 kepada penulis mengatakan bahwa, “...anak-anak yang

secara dengan kesadarannya akan masa depan akan mempergunakan pelatihan

itu dengan sebaik-baiknya.”89

Jika benar dilakukan monitoring setelah para peserta keluar PSBR atau

melakukan bimbingan lanjut atau bimjut, maka PSBR juga dapat mengetahui

para peserta yang telah menjadi alumni ke mana mereka selanjutnya kalau

tidak bekerja di sektor yang disebutkan di atas. Atau mungkin PSBR hanya

melakukan monitoring hanya kepada sebagian WBS saja dan tidak secara

89 Wawancara dengan Sugiharto Alumni PSBR Jurusan Las dan juga Presiden WBS

angkatan 79 pada tanggal 30 Otober 2009.

Page 78: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

164

keseluruhan. Karena menurut seorang alumni PSBR angkatan 79 dari jurusan

las kepada penulis bahwa: “…nggak ada monitoring sama sekali setelah

lulus.”90

Ketika di dalam pelatihan ada saja para peserta yang seringkali berulah

dengan tidak mengikuti aturan. Hal ini menjadi tantangan PSBR agar dapat

mengubah perilaku para peserta tersebut.

b. Instruktur atau Pelatih

Dalam melakukan pelatihan unsur pelatih merupakan unsur yang

sangat penting. Karena merupakan ujung tombak suatu pelatihan, hal ini

disebabkan pelatihlah yang berhubungan langsung dengan para peserta untuk

mengubah pengetahuan dan pola pikir peserta tersebut bukan penyelenggara

pelatihan. Pelatih atau juga bisa disebut guru mempunyai berbagai peranan

dalam suatu pelatihan seperti yang diungkapkan Dr.Oemar Hamalik (dalam

bab dua) adalah sebagai berikut91:

13. Peranan sebagai pengajar. Para pelatih di PSBR sudah menjalankan

peranan ini dengan baik, karena sama di PSBR pelatih sama saja dengan

guru yang mengajar di kelas seperti sekolah formal.92

14. Peranan sebagai pemimpin kelas. Para pelatih di PSBR juga bisa disebut

sebagai pemimpin kelas karena telah melaksanakan perancanaan,

pelaksanaan dan penilaian. Namun dari segi pengawasan sebagai sisi

pemimpin kelas yang diungkapkan dalam teori ini kurang dilaksanakan,

90

Wawancara dengan Lucky Bayu Hidayat Alumni PSBR Jurusan Las angkatan 79 pada

tanggal 30 Otober 2009. 91 Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan, h. 145. 92

Observasi Peneliti.

Page 79: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

165

hal ini terlihat masih banyaknya peserta yang bercanda dan tidak serius

ketika pelatihan berlangsung sehingga menganggu suasana kelas.93

15. Peranan sebagai pembimbing. Peranan ini sudah dilakukan oleh pelatih di

PSBR, namun tidak semua pelatih menjalankannya dengan baik. Ada

pelatih yang hanya memberikan bimbingan kepada peserta yang benar-

benar aktif dan mau bertanya kepadanya sedangkan peserta yang acuh tak

acuh dibiarkan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Sugiarto

bahwa, “…sebenarnya kalau disana kita lebih efektif kesadaran..”94

16. Peranan sebagai fasilitator. Peranan ini kurang dijalankan dengan baik

karena banyak peserta yang terlihat pasif dan hanya menerima materi yang

diberikan. Untuk peranan ini sama dengan perananan di atas.95

17. Peranan sebagai peserta aktif. Peranan ini hanya dilakukan oleh beberapa

pelatih.96

18. Peranan sebagai ekpeditor. Peranan ini sudah dilakukan oleh para

pelatih.97

19. Peranan sebagai pembelajaran. Peranan ini sudah dilakukan oleh setiap

pelatih. Karena materi yang diberikan untuk peserta di PSBR disusun oleh

pelatih sendiri. Namun, untuk waktu pemberian materi kadang tidak

tepat.98

20. Perananan sebagai pengawas. Peranan ini sangat kurang dilaksanakan

karena dapat dilihat dari banyaknya peserta yang tidur di asrama pada saat

93

Ibid., 94

Wawancara dengan Sugiharto 95

Ibid., 96

Observasi Peneliti. 97 Ibid., 98

Wawancara dengan instruktur dan pendamping jurusan.

Page 80: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

166

jam pelatihan berlangsung. Tetapi pelatih juga mengandalkan petugas

piket dalam hal pengawasan ini.99

21. Peranan sebagai motivator. Untuk di dalam kelas pelatih sudah melakukan

peranannya sebagai motivator, namun untuk di luar kelas hanya peserta

yang dekat dengan pelatih yang kadang diberikan motivasi oleh pelatih.100

22. Peranan sebagai evaluator. Peranan ini sudah dilakukan oleh setiap pelatih

karena para pelatih sendiri yang melakukan evaluasi terhadap

pesertanya.101

23. Peranan sebagai konselor. Untuk peranan ini, ada pelatih yang

melakukannya namun ada juga pelatih yang tidak melakukannya.102

24. Peranan sebagai penyidik sikap dan nilai. Untuk peranan ini pelatih hanya

melakukan penyelidikan terhadap sikap para peserta tanpa melakukan

penyelidikan terhadap sistem nilai yang dijadikan panutan hidup seorang

peserta.103

Begitu banyaknya peranan tersebut yang dapat menciptakan kondisi

pelatihan menjadi kondisi yang baik. Jika pelatihan itu baik pasti akan

menghasilkan para alumni yang berkualitas. Secara keseluruuhan di PSBR,

pelatih selain sebagai pemberi materi kepada para WBS, pelatih juga

menyusun materi yang akan diberikan serta sebagai pembimbing dan

motivator di dalam kelas.

Tetapi jika dilihat dari beberapa jurusan seperti jurusan otomotif dan

las untuk angkatan 79, seakan peran pelatih tersebut sangat kurang dalam segi

99

Observasi Peneliti. 100

Wawancara dengan Sugiarto. 101

Observasi Peneliti. 102 Ibid., 103

Ibid.,

Page 81: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

167

bimbingan dan pengawasan karena pada jam pelatihan siang hari masih

banyak para WBS dari jurusan tersebut yang tidur di asrama dan tidak

mengikuti pelatihan.104

Hal demikian tersebut mengakibatkan WBS yang tidur tersebut tidak

akan mengerti tentang materi yang disampaikan pada saat itu. Kemudian efek

dari hal itu akan mengganggu kegiatan pelatihan tersebut, dengan misalnya

mereka yang tidur tidak akan bisa mengerjakan tugas untuk praktek yang

diberikan oleh instruktur.

Namun, tanggung jawab seakan tidak berimbang antara pelatih yang

tinggal di lingkungan PSBR dengan pelatih yang tinggal di PSBR karena

pelatih yang tinggal di lingkungan PSBR harus menerima “resiko” tugas

tambahan yaitu sebagai pengawas peserta pelatihan setelah jam pelatihan

selesai.

c. Lamanya Waktu Pelatihan

Pelatihan yang dilakukan di PSBR selama enam bulan setiap angkatan

seharusnya bisa menghasilkan lulusan yang benar-benar siap menghadapi

pekerjaan yang sesuai dengan jurusannya. Karena di dalam lembaga-lembaga

pelatihan swasta atau kursus, biasanya hanya diberikan waktu sangat singkat

yaitu antara satu sampai dengan tiga bulan setiap angkatannya. Jadi, dengan

kata lain waktu yang diberikan PSBR kepada peserta pelatihan lebih panjang

dari lembaga pelatihan swasta atau kursus singkat yang sedang marak akhir-

akhir ini.

104

Observasi Peneliti.

Page 82: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

168

Untuk lamanya waktu pelatihan Dr. Oemar Hamalik (dalam bab dua)

menjelaskan bahwa lama tidaknya waktu pelatihan didasarkan pada pertama

jumlah banyaknya suatu kemampuan yang hendak dipelajari karena semakin

banyak pengetahuan yang dipelajari semakin lama pula pelatihan tersebut.

Untuk di PSBR materi yang diberikan untuk pelatihan keterampilan sudah

cukup lengkap. Namun, karena waktu yang diberikan banyak terpotong

dengan kegiatan lain maka seakan kurang cukup untuk mendapatkan materi

tersebut secara menyeluruh.

Kedua, kemampuan belajar peserta artinya setiap peserta pasti

memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Namun di PSBR semua

peserta disamaratakan kemampuannya, sehingga peserta yang memiliki

tingkat pendidikan rendah seakan kesulitan untuk mengikuti materi yang

diberikan. Hal ini bisa menjadi baik jika peserta tersebut menjadi lebih aktif

untuk mengetahui tentang materi yang tidak diketahuinya itu. Kemudian hal

tersebut bisa menjadi buruk apabila peseta tersebut menjadi tidak percaya diri

karena dengan tingkat pendidikannya.

Ketiga, media pengajaran yang menjadi alat bantu artinya sarana dan

prasarana penunjang pelatihan. Untuk hal yang ketiga ini, di PSBR sangat

kurang.

Dari waktu enam bulan tersebut, waktu yang efektif untuk

mendapatkan teori dan praktek di PSBR adalah sekitar empat bulan. Hal ini

dikarenakan para peserta melakukan program PKL selama satu bulan di bulan

terakhir dari pelatihan tersebut. Dalam kurun waktu empat bulan tersebut

setiap pelatih akan membaginya ke dalam beberapa bagian. Dede Supriadi

Page 83: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

169

instruktur AC mengatakan kepada penulis bahwa, “Satu sampai dua bulan

untuk jurusan AC adalah pengenalan dan pengusaan teori dan setelah itu baru

praktek.”

Dengan waktu 6 bulan tersebut, beberapa alumni mengatakan bahwa

mereka di PSBR hanya mendapatkan dasar dari jurusan mereka. Kemudian

pengembangnya mereka lakukan di tempat PKL maupun tempat kerja mereka

selanjutnya. Hal senada juga diungkapkan oleh instruktur salon, beliau

mengatakan bahwa, “Apa yang didapat di PSBR merupakan dasar sehingga

untuk mendapatkan gaya atau style yang cocok bagi mereka, mereka akan

dapatkan sendiri di lapangan kerja yang akan mereka geluti nanti.”

d. Metode Pelatihan

Ada berbagai macam metode yang terdapat dalam melakukan

pelatihan. Semua metode tersebut dapat dilakukan di PSBR agar para peserta

tidak merasa bosan dengan hanya satu metode saja yang dilakuakn yaitu

metode ceramah. Hampir semua jurusan melakukan metode tersebut.

Namun ada juga jurusan yang melakukan metode lain agar suasana

kelas tidak bosan. Seperti yang dilakukan oleh jurusan salon yaitu melakukan

metode diskusi atau yang mereka sebut dengan briefing setiap Senin pagi

sebelum pelatihan dimulai dengan melibatkan semua WBS jurusan salon.105

Selanjutnya menurut Bapak Uke Agustian bahwa, “…hal ini dilakukan agar

para WBS terbiasa dengan briefing yang dilakukan di dunia kerja sebelum

105

Observasi peneliti.

Page 84: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

170

mereka melakukan pekerjaan dan juga untuk mempererat rasa kepercayaan di

dalam diri mereka.”

Sedangkan metode lain menurut Ibnu Anshori dalam modul

pelatihan106 (dalam bab dua) adalah sebagai berikut:

f. Metode ceramah. Metode ini sudah dilakukan di PSBR oleh setiap pelatih

maupun guru dalam bimbingan sosial serta bimbingan mental dan spiritual.

g. Metode tanya jawab. Untuk metode ini sudah digunakan, namun tidak

secara maksimal. Metode ini biasanya dilakukan di akhir sesi dengan

pelatih atau guru menanyakan apakah ada pertanyaan dari peserta, jika

tidak ada pertanyaan dari peserta maka pelatih tidak mamancingnya dan

hanya mengakhiri pertemuan tersebut.

h. Metode demonstrasi. Metode ini bisa juga disebut metode praktek. Di

PSBR sendiri metode praktek sudah dilakukan tetapi tidak secara

maksimal, karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana untuk

melakukan praktek terhadap semua peserta.

i. Metode sosiodrama. Metode belum dilakukan sama sekali oleh setiap

jurusan. Apabila metode ini akan digunakan, bisa saja para peserta

mempraktekkan keadaan di kelas seakan berada di lingkungan kerja.

j. Metode diskusi. Metode ini sudah dilakukan oleh jurusan salon pada setiap

Senin pagi. Diskusinya bukan hanya seputar materi yang diberikan, tetapi

juga terhadap permasalahan pribadi yang sedang dihadapi setiap peserta.

Kemudian hal tersebut diungkapkan di dalam forum yang nantinya untuk

dipecahkan secara bersama-sama. Dalam diskusi tersebut juga dilakukan

106

Ibnu Anshori, Modul Pelatihan, h. 10-12

Page 85: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

171

penilaian satu sama lain sesama peserta dan juga kepada instruktur. Hal ini

sangat baik dilakukan untuk memperkuat rasa kebersamaan di kalangan

peserta.

Jika metode di atas digunakan secara bergantian, kemungkinan setiap

peserta dapat mengetahui secara jelas apa yang diberikan instruktur di kelas.

Karena terkadang ada peserta yang bosan dengan metode ceramah dan

mengajak teman lain berbicara saat penyampaian materi berlangsung dan hal

ini akan mengganggu proses pemberian materi tersebut.

Menurut kepala bimbingan dan pelatihan, “PSBR melakukan sistem 75

% praktek dan 25 % teori.” Jadi, seharusnya dengan porsi yang lebih besar

untuk praktek, para peserta seharusnya juga lebih cepat memahami dan

mengerti dari materi tersebut. Artinya peserta pelatihan seharusnya lebih

cakap dalam melakukan praktek.

Namun beberapa alumni PSBR juga berkata kepada penulis bahwa

yang mereka dapatkan di PSBR hanya merupakan dasar-dasar dari jurusan-

jurusan tersebut sedangkan untuk pengembangannya dilakukan di tempat kerja

seperti PKL dan saat bekerja itu sendiri. Oleh karena itu saat keluar dari PSBR

mereka sangat merasakan bahwa apa yang didapat di PSBR masih sangat jauh

tertinggal bila dibandingkan dengan yang terjadi di lapangan kerja sebenarnya.

Sebenarnya hal ini sudah sering diperingatkan kepada para WBS oleh

instruktur bahwa apa yang akan ditemukan di lapangan pekerjaan sangat

berbeda yang terjadi di dalam pelatihan.

Tetapi untuk materi bimbingan sosial serta bimbingan spiritual dan

mental sangat baik karena dapat membentuk peserta menjadi lebih saling

Page 86: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

172

menghargai antara peserta satu dengan yang lainnya. Materi tersebut bukan

hanya memberikan motivasi untuk menjadi peserta lebih baik namun juga

dapat mengubah pandangan dan pola pikir di kalangan para WBS. Hal ini

diungkapkan oleh alumni PSBR angkatan 79 kepada penulis bahwa, “…jadi

gue bisa ngerasain mereka mereka yang butuh. Yang apa lah orang kayak gitu

pasti ada pelariannya. Jadi gue gak nganggep orang itu gini-gini nih. nah gitu,

kalau itu dapet di sosialnya bang, bagus gue seneng sama ceramahnya

bang…”107

Dengan kata lain, selain membangun sumber daya manusia yang

berkualitas dari segi keterampilannya juga dibutuhkan membangun sumber

daya manusia dari segi emosional dan spritualnya, begitulah yang PSBR

lakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini

sejalan dengan tujuan pelatihan yang dijelaskan oleh Dr. Oemar Hamalik

(dalam bab dua).

Para alumni angkatan 79 sendiri yang setelah mengikuti pelatihan

merasa bahwa rasa kebersamaan dalam kehidupan bersosial di PSBR sangat

tinggi sehingga mereka terbawa sampai dengan mereka keluar dari PSBR.

B. Proses Pemberian Penilaian dan Dasar Penilaian bagi PSBR serta Analisis

Terhadap Penilaian yang Diberikan

1. Proses Pemberian Penilaian

Setelah selesai mengikuti pelatihan selama enam bulan, para peserta

mendapatkan sertifikat dan daftar nilai dari PSBR. Di dalam daftar nilai ini

107

Wawancara pribadi dengan alumni PSBR angkatan 79.

Page 87: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

173

peserta mengetahui berapa nilai yang mereka peroleh selama mengikuti

pelatihan tersebut.

Penilaian yang didapatkan oleh para peserta adalah penilaian setelah

mereka melakukan semua kegiatan yang diberikan oleh PSBR. Mulai dari

teori, praktek sampai dengan praktek kerja lapangan yang dilakukan di

lembaga di luar PSBR. Setelah melakukan PKL biasanya para peserta

menuliskan laporannya kepada pihak PSBR yang disebut karya tulis dan

setelah itu baru kemudian para peserta melakukan ujian atau tes secara tertulis

mengenai materi-materi yang bukan merupakan materi jurusan.

2. Dasar pemberian Penilaian kepada Peserta

Yang menjadi kriteria PSBR dalam melakukan penilaian terbagi

menjadi lima kelompok materi. yaitu sebagai berikut108:

6. Kelompok dasar yang terdiri dari:

1. Pendidikan Moral Pancasila

2. Pembinaan Keagamaan

3. Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial

4. Etika Sosial

5. Manajemen Kewirausahaan

7. Kelompok inti. Dalam kelompok ini materi diberikan oleh jurusannya

masing-masing.

8. Karya tulis. Karya tulis dibuat setelah para peserta melakukan PBK atau

PKL dan bersifat individu.

108

Bagian data PSBR.

Page 88: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

174

9. Praktek belajar kerja. Nilai dari materi ini diberikan oleh lembaga yang

menerima para peserta untuk melakukan PBK ini.

10. Kelompok penunjang, yang terdiri dari:

1. Tanggung jawab kerja

2. Disiplin

3. Kerajinan

4. Kejujuran

5. Kerjasama

Sedangkan untuk kelompok inti dari penilaian setiap jurusan berbeda-

beda. Untuk kelompok otomotif penilaian inti tersebut meliputi penilaian

materi:

I. Teori Otomotif II. Praktek Otomotif

1. Roda Dua 1. Roda Dua

a. Engine a. Engine

b. Rangka/chasis b. Rangka/chasis

c. Kelistrikan c. Kelistrikan

2. Mobil 2. Mobil

a. Engine a. Engine

b. Rangka/chasis b. Rangka/chasis

c. Kelistrikan c. Kelistrikan

Untuk jurusan las penilaian inti tersebut meliputi penilaian materi:

I. Teori II. Praktek

1. Teori las listrik 1. Praktek dasar las listrik

2. Teori las otogen 2. Praktek dasar las otogen

Page 89: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

175

3. Praktek membuat tralis, pagar,

jemuran dll.

Untuk jurusan AC penilaian inti t terbagi menjadi penilaian materi:

I. Teori Pendingin/AC

1. Teori dasar pendingin/AC

2. Teori jenis dan fungsi bahan pendingin

3. Teori penggunaan peralatan

4. Teori pemvakuman sistem & pengisian bahan pendingin

5. Teori analisa gangguan

6. Teori pengenalan komponen dasar elektronika

II. Praktek Pendingin/AC

1. Praktek pengenalan komponen dasar elektronika

2. Praktek kelistrikan

3. Praktek penggunaan peralatan

4. Praktek pemvakuman sistem & pengisian bahan pendingin

5. Praktek analisa gangguan.

Kemudian untuk jurusan salon penilaian inti terdiri dari materi:

I. Teori Tata Rias II. Praktek Tata Rias

1. Teori keramas 1. Praktek keramas

2. Teori pengeritingan 2. Praktek pengeritingan

3. Teori creambath 3. Praktek creambath

4. Teori pewarnaan 4. Praktek pewarnaan

5. Teori penataan rambut 5. Praktek penataan rambut

6. Teori blowdry 6. Praktek blowdry

Page 90: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

176

Sedangkan untuk jurusan menjahit yang menjadi penilaian inti adalah

materi:

I. Teori Menjahit II. Praktek Menjahit

1. Teori dasar menjahit 1. Praktek memotong bahan

2. Teori membuat pola 2. Praktek menjahit pakaian

3. Teori menggunakan mesin 3. Praktek mengobras

4. Teori mengobras 4. Praktek mengesom dan

membuat lubang kancing

Dari materi-materi penilaian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

menjadi bahan penilain setiap jurusan adalah penilain teori dan praktek. Jadi,

tidak hanya penilaian terhadap praktek saja namun teori juga diperlukan. Baik

buruknya nilai yang diterima oleh peserta adalah akibat dari hasil evaluasi

yang dilakukan oleh PSBR kepada peserta tersebut. Jika peserta tersebut

jarang mengikuti pelatihan tetap diberi nilai namun dengan nilai yang kecil.109

Setelah keluar dari PSBR untuk para alumni masih dilakukan

monitoring menurut bapak Taufik kepada penulis, “Kita pantau bisa melalui

by phone bisa juga melalui kita dapet informasi dari perusahaan. Yang paling

telat ya tiga bulan ya. Setelah mereka selesai satu bulan paling cepet karena

begitu selesai mereka kan ada yang bekerja ada juga yang tidak mendapat

pekerjaan sedang berusaha dan menunggu panggilan nah kita bisa nelihat

siapa saja yang sudah bekerja siapa saja yang belum siapa saja yang saat ini

sedang menunggu panggilan kerja.”110

109

Observasi peneliti. 110 Wawancara dengan Bpk. Taufik Hidayat pendamping jurusan Salon di PSBR pada

tanggal 29 Oktober 2009.

Page 91: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

177

3. Analisis tentang Penilaian

Setiap pelatihan yang dilaksanakan oleh berbagai lembaga pelatihan,

pasti akan memberikan sertifikat kepada para pesertanya di akhir masa

pelatihan tersebut. Begitu juga dengan PSBR yang memberikan sertifikat dan

daftar nilai kepada para pesertanya. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya

pada bab empat ini, untuk materi yang menjadi dasar pemberian penilain di

PSBR terbagi menjadi lima kelompok materi.

Dalam memberikan nilai kepada peserta haruslah memiliki tiga aspek

seperti yang dikemukan oleh Rokeach (dalam bab dua), yaitu:

1. Aspek kognitif. Yang menjadi aspek kognitif dalam pemberian nilai di

PSBR adalah kelompok materi praktek belajar kerja dan karya tulis.

Karena dalam dua kelompok ini, para peserta dapat dapat menjelaskan

pengetahuannya melalui materi praktek belajar kerja dan kemudian dapat

memberikan opini serta pemikirannya yang dituangkan dalam bentuk

karya tulis.

2. Aspek afektif. Yang menjadi aspek afektif dalam pemberian nilai di PSBR

adalah kelompok materi inti atau kelompok materi dari jurusan masing-

masing. Karena dalam kelompok materi ini dapat mewakilkan perasaan

peserta pelatihan apa yang diinginkannya terhadap pelatihan tersebut.

3. Aspek tingkah laku Yang menjadi aspek tingkah laku dalam pemberian

nilai di PSBR adalah kelompok materi dasar dan kelompok materi

penunjang. Karena dalam dua materi ini dapat berpengaruh dan

mengarahkan tingkah laku para peserta pelatihan.

Page 92: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

178

Jadi, dalam penilain yang diberikan oleh PSBR kepada para pesertanya

dapat dikatakan sudah memenuhi ketiga aspek nilai yang dikemukakan oleh

Rokeach tersebut.

Page 93: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

179

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Tentang Pelaksanaan Keterampilan Bagi Remaja Putus

Sekolah oleh Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) “Taruna Jaya” Jakarta

Selatan

Dari hasil temuan data melalui observasi dan wawancara dalam

penelitian ini, maka penulis dapat meyimpulkan bahwa pelatihan keterampilan

yang dilakukan di PSBR merupakan bentuk nyata dari upaya Pemerintah DKI

Jakarta dalam rangka menyelamatkan remaja putus sekolah dari ketelantaran

dan hidup yang tidak wajar. Selain itu pelatihan di PSBR dapat dikatakan baik

karena bukan hanya pelatihan keterampilannya saja yang diberikan namun

juga diberikan pembekalan mental dan spiritual serta bimbingan sosial kepada

para WBS untuk memandang ke arah masa depan yang lebih baik. Karena hal

ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Dr. Oemar Hamalik bahwa selain

dari aspek keterampilan yang perlu dikembangkam dari proses pelatihan

keterampilan, aspek semangat kerja, pembinaan budi pekerti, penigkata

keimanan dan ketaqwaan, dan peningkatan taraf hidup juga perlu

dikembangkan.

Pelaksanaan keterampilan yang diadakan di PSBR, menitikberatkan

pada praktek dengan porsi kurikulum 70 % untuk praktek dan 30 % untuk

teori. Hal ini bertujuan agar para peserta bisa lebih memahami apa yang

dijelaskan saat pelatihan berlangsung.

Page 94: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

180

Namun sayangnya pelatihan tersebut tidak dilengkapi dengan

pengawasan yang ketat bagi para peserta pelatihan pada saat jam pelatihan

berlangsung. Karena banyak sekali para peserta yang masih berada di asraa

pada saat jam pelatihan sudah berlangsung, terutama pada jam pelatihan siang

hari.

Kemudian di PSBR sendiri juga kurang dilengkapi dengan sarana dan

prasarana penunjang pelatihan. Misalnya untuk jurusan otomotif hanya

terdapat satu motor buatan China dan satu mesin mobil untuk praktek dan itu

pun model lama, untuk jurusan las para peserta kadang kekurangan elektroda

dan besi yang sebagai alat praktek. Dari dua jurusan ini yang bersebelahan

terkadang para peserta saling pinjam meminjam alat perkakas seperti tang dan

kunci pas. Untuk jurusan AC mendapatkan kendala untuk praktek, karena AC

yang dimiliki PSBR merupakan AC model lama. Sedangkan untuk jurusan

salon, mereka sering kehabisan shampoo untuk creambath. Kemudian untuk

jurusan menjahit banyak sekali kekurangannya mulai dari mesin jahit yang

rusak dan yang berfungsi hanya beberapa buah sampai dengan tidak adanya

bahan untuk dibuat menjadi baju atau celana.

Sedangkan untuk waktu pelatihan jika dilihat dari materi yang akan

disampaikan, waktu enam bulan yang diberikan PSBR cukup. Apabila waktu

tersebut tidak terpotong oleh berbagai macam kegiatan sehingga mengurangi

waktu untuk memberikan materi dan praktek kepada para peserta. Tetapi jika

banyak terpotong seperti sekarang sehingga efektif untuk pelatihan hanya

sekitar empat bulan sangat kurang jika dilihat dari materi yang akan diberikan.

Page 95: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

181

Dalam melakukan metode untuk penyampain materi di pelatihan

keterampilan sendiri, di PSBR sangat kurang karena kebanyakan jurusan

hanya melakukan metode yang sama yaitu metode ceramah yang bisa

membuat peserta bosan dengan metode tersebut. Akhirnya membuat pelatihan

tersebut menjadi hal yang kurang menarik karena waktu enam bulan bukan

waktu yang pendek untuk mengikuti pelatihan. Namun demikian salah satu

jurusan, yaitu jurusan salon memakai metode diskusi yang dilakukan satu

minggu satu kali, hal ini sangat menarik, karena dengan metode diskusi

tersebut para peserta akan lebih berani mengungkapkan pendapatnya.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan hanya dari

segi keterampilan saja tetapi juga harus diimbangi dengan kualitas mental dan

spiritualnya karena jika seseorang memiliki keterampilan yang baik dalam

suatu hal, tetapi tidak diimbangi dengan kualitas mental dan spritualnya yang

baik juga maka orang tersebut jika mengalami suatu kesulitan akan langsung

jatuh dan susah untuk bangkit kembali. Jadi, sangatlah baik apa yang telah

dilakukan PSBR memberikan pelatihan keterampilan yang disertai dengan

pembinaan mental dan spiritual para perserta pelatihannya.

2. Kesimpulan Tentang Pemberian Penilaian bagi Peserta Pelatihan Dalam

Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Dari data yang penulis peroleh, bahwa pemberian penilaian yang

dilakukan oleh PSBR kepada peserta pelatihan menitikbaratkan pada dua

aspek. Aspek yang pertama yaitu aspek kepintaran para peserta dalam

menerima setiap materi yang diberikan dan diujikan. Kedua yaitu aspek

Page 96: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

182

tingkah laku peserta tersebut, bagaimana tingkah laku peserta tersebut dan

apabila amak tersebut pintar, tetapi dalam bertingkah laku peserta tersebut

kurang baik maka akan menjadi pertimbangan tersendiri dalam memberikan

penilain. Begitu juga sebaliknya.

Dalam materi yang dinilai kepada para peserta untuk dicantumkan di

dalam sertifikat, telah menjangkau tiga aspek dasar dalam teori nilai. Yaitu

aspek kognitif, aspek afektif dan aspek tingkah laku.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, maka penulis dapat menyarankan

beberapa hal untuk kemajuan dalam segi pelatihan keterampilan di PSBR agar

dapat menghasikan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan seimbang

antara segi keterampilannya dan juga dari mental dan spritual

1. Saran Untuk Proses Pelatihan Keterampilan

Saran untuk proses pealtihan keterampilan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan yang benar-benar ketat kepada para peserta

pelatihan agar semua peserta benar-benar mengikuti pelatihan

dengan baik, dan PSBR akhirnya menghasilkan alumni yang baik.

b. Melakukan cara yang berbeda dalam metode penyampaian materi

agar suasana kelas tidak membosankan dan bisa lebih hidup.

c. Membagi pembagian waktu yang jelas untuk setiap materi yang akan

diberikan selama pelatihan, hal ini diperlukan agar tidak terjadi

Page 97: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

183

tumpang tindih antara materi satu dengan materi yang lainnya dan

juga agar tidak ada materi yang terlewat.

d. Menambah sarana dan prasarana penunjang pelatihan.

e. Setiap pelatih maupun petugas di PSBR harus dapat menjadi

motivator dan fasilitator bagi setiap peserta.

f. Menerima peserta yang hanya benar-benar ramaja putus sekolah dan

kurang mampu bukan remaja yang telah lulus sekolah menengah

atas.

2. Saran Untuk Dasar Penilaian

Sedangkan saran untuk pemberian penilaian kepada peserta adalah sebagai

berikut:

a. Tidak menyamaratakan kemampuan setiap peserta, karena banyak

para peserta yang hanya sampai di sekolah tingkat dasar atau

lanjutan pertama.

b. Penilaian harus juga dilihat dari tingkah laku peserta di luar jam

pelatihan.

c. Dalam memberikan penilaian harus memiliki standar yang jelas

untuk memudahkan para peserta mengetahui nilainya secara

objektif.

Page 98: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

184

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto, Pemikiran Pemikiran Dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002.

____________________, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2003.

Barthos, Basir, Drs., Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan

Makro, Jakarta: Bumi Aksara. 2004, Cet. Ke 7.

Cordoso, Gomes Faustino, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi

Offset, 1995

. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset. 1989.

Hamalik, Oemar, Dr., Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan, Pendekatan

Terpadu: Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Moleong, Lexy J, M.A., Prof., DR., Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke 20.

Mr. Dan O’Donnell, Perlindungn Anak, Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, UNICEF. 2006.

Nasir. D, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993.

Nawawi, Hadari, Prof., Dr., Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 1992.

Page 99: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

185

_________________________, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis

kompetitif, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2005, Cet.Ke 6

Notoadmojo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2003.

Ruky, Ahmad S, Sumber Daya Manusia Berkualitas: Menakar Visi Menjadi

Realitas, Jakarta: Gramedia, 2003.

Salam, Syamsir, Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. Sedarmayanti, Sumber Daya dan Produktifitas Kerja, Bandung: CV Mandar

Maju, 2001.

Sekanto, Soerjono, Prof., Dr., SH., MA., Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2001, Cet. Ke 32.

Sinamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1994.

Siagian, Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi

Aksara, 1997.

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahsa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

____________, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional).

Jakarta: Departemen Sosial Direktoral Kesejahteraan Anak, Keluarga dan

Lanjut Usia, 2006.

W. Gulo. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grafindo, 2002.

Internet dan Sumber Lainnya

Anshori, Ibnu. Drs., H., SH., MA., Modul Pelatihan Guru Lintas Agama Berbasis

HAM, Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 2007.

Arianto, http://smileboys.blogspot.com/2008/07/pengertian-kualitas.html artikel diakses tanggal 30 Agustus 2009.

Brosur PSBR “Taruna Jaya” Tebet 2004.

Brosur Sasana Penyantunan Anak Tebet 1998/1999.

Fitri, Psikologi Remaja. http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/27/

pengertian-remaja/ artikel diakses tanggal 29 Agustus 2009

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html artikel diakses tanggal

29 Agustus 2009.

Page 100: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

186

Jurnal Nasional edisi 29 Januari 2009, “Ribuan Anak DKI Putus Sekolah,”

http://www.forumsdm.org/index.php?option=com_content&task=view&id

=424&Itemid=182 artikel diakses pada tanggal 03 November 2009

Pedoman Penyelanggaraan Panti Sosial Bina Remaja (PSBR), Departemen Sosial

Republik Indonesia Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak. Tahun 2002.

Republika Newsroom, LAZ Portal Infaq Bantu Anak Putus Sekolah

http://www.republika.co.id/berita/9552/LAZ_Portal_Infaq_Bantu_Anak_P

utus_Sekolah artikel diakses tanggal 1 Agustus 2009.

Sedikit Kepedulian Untuk Kesempatan Besar http://www.serunifoundation.org/ journal_read.php?sxEntryID=5&comments=5 artikel diakses tanggal 1

Agsutus 2009. Sri Wahyuni, “Remaja Tantangan dan Harapan,” http://smp1wonosari.

wordpress.com/2007/12/01/remaja-harapan-dan-tantangan/ artikel diakses pada tanggal 29 Agustus 2009.

United Nations Development Program, Human Development Report 2007/2008:

Fighting Climate Change, Human Solidarity in a Divided World, New

York: Palgrave Mcmillan. 2007.

Wawancara Pribadi dengan Alumni PSBR angkatan 79 tahun 2009 pada tanggal

30 Oktober 2009.

Wawancara Pribadi dengan Instruktur Jurusan AC pada tanggal 29 Oktober 2009.

Wawancara Pribadi dengan Kepala Seksi Bimbingan dan Pelatihan pada tanggal

05 Oktober 2009.

Wawancara Pribadi dengan Kepala Tata Usaha PSBR pada tanggal 29 Oktober

2009.

Yudi Setiawan. 19 Persen Anak Usia Sekolah Putus Sekolah. http://www. tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/06/13/brk,2005061362414,id.html artikel diakses tanggal 1 Agustus 2009.

Page 101: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

187

Lampiran I : Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi

Page 102: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

188

Lampiran II : Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 103: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

189

Lampiran III : Surat Izin Melakukan Penelitan

Page 104: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

- 190 -

Bagan 3. Proses Pemberian Pelayanan bagi WBS di PSBR

Lampiran IV : Bagan Proses Pelayanan

PROSES PEMBERIAN PELAYANAN BAGI WARGA BINAAN SOSIAL

DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) TARUNA JAYA

PENJANGKAUAN

Pengiriman :

1. datang sendiri

2. rujukan dari panti

sosial & rumah

singgah 3. rujukan dari PSM,

Orsos, Karang

Taruna

Persyaratan :

1. usia 15-21 thn.

2. belum menikah.

3. belum bekerja.

4. pendidikan min.

SD max. SMA

5. bebas narkoba

Pendekatan Sosial :

1. perorangan

2. keluarga

3. masyarakat

.

Rekrutmen /

Penerimaan

Identifikasi

1. kelengkapan

administrasi

2. wawancara

3. tes fisik

Assessment

1. konsultasi

2. pengungkapan pemahaman masalah

dan potensi

3. penentuan jurusan

Penerimaan

Registrasi

Pengasramaan

MOS

Bimbingan

Pelatihan dan

Keterampilan

Bimbingan Mental &

Bimbingan Sosial 1. Bimbingan mental

spiritual / keagamaan 2. Bimbingan Sosial

3. Wawasan Kebangasaan

4. Kewirausahaan

5. PKK

6. Karang Taruna 7. Olah Raga / kesenian

Bimbingan

Pelatihan

1. Otomotif

2. Las

3. Jahit

4. Salon

5. AC

Penyaluran &

Bina Lanjut

PKL

Penyaluran : 1. Bekerja

2. Wirausaha 3. Kembali pada

keluarga

4. Menikah 5. Kembali ke

daerah asal

Terminasi Pemutusan hubungan karena

telah tercapai /

hidup mandiri

Bina Lanjut

Konsultasi

Monitoting

WBS menjadi warga

masyarakat yang

bertanggung jawab

dapat hidup secara

layak, normativ dan

mandiri serta

bertaqwa kepada

Tuhan YME

Page 105: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

191

Lampiran V: Pedoman wawancara

1. Sebelum adanya penerimaan peserta, apakah dilakukan sosialisasi untuk

mencari peserta pelatihan? 2. Apakah dilakukan seleksi dalam penerimaan peserta pada setiap angkatan?

3. Jika dilakukan seleksi, seleksi apakah yang dimaksud apakah hanya bersifat akademik saja seperti seleksi keahlian atau juga menyeleksi secara

pribadi calon peserta? 4. Berapa lama pelatihan dilakukan setiap angkatan? Dan berapa lama pula

pelatihan dilakukan setiap harinya?

5. Apakah ada waktu khusus yang diberikan bagi peserta pelatihan yang

kurang mampu dalam mengikuti materi pelatihan?

6. Apakah waktu pelatihan dibagi menjadi sejumlah kurun waktu misalnya

untuk penguasaan dan pengulangan materi?

7. Apakah pelatih berasal dari lingkungan PSBR sendiri yang telah disiapkan

secara khusus atau dari luar lingkungan PSBR?

8. Apa sajakah yang menjadi peran pelatih di program pelatihan ini?

9. Bagaimana cara atau metode penyampaian materi yang dilakukan pelatih

kepada peserta pelatihan?

10. Apakah ada kurikulum khusus yang diberikan kepada peserta pelatihan?

11. Setelah selesai melakukan pelatihan di PSBR, apakah pelatih atau pihak

PSBR melakukan monitoring terhadap para alumni PSBR? 12. Bagaimana sarana dan prasarana yang dimiliki PSBR dalam membantu

kegitan pelatihan?

Pedoman Wawancara tentang Kualitas SDM 1. Adakah penilaian khusus yang dilakukan pihak PSBR kepada setiap

peserta pelatihan? 2. Jika peserta pelatihan itu dikatakan baik, apakah PSBR akan memberikan

lembaga atau tempat PKL kepada peserta atau tetap mereka mencari

sendiri?

3. Apa yang menjadi standard PSBR dalam melakukan penilaian

keberhasilan pelatihan?

4. Adakah sanksi khusus bagi peserta yang tidak mentaati peraturan selama

mengikuti pelatihan?

5. Apakah PSBR bekerja sama dengan pihak luar dalam melaksanakan

pelatihan guna memberikan pengalaman bari bagi peserta pelatihan?

Page 106: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

192

Lampiran VI: Hasil Trnaskrip Wawancara

Subyek : Bpk. Taufik Hidayat (Pendamping Jurusan Salon) Topik : Pelatihan

Hari/Tanggal : Kamis/29 Oktober 2009 Tempat : Lobby PSBR

Informasi yang relevan : Setiap materi disusun oleh Instruktur masing-masing. Observasi : wawancara dilakukan di Lobby PSBR dengan santai

sambil duduk di kursi petugas piket yang pada waktu

wawancara tidak ada petugas yang jaga.

Kondisi khusus : Informan adalah seorang pendamping jurusan salon

yang sudah di PSBR sejak tahun 2000.

No Pertanyaan Jawaban

1 Sebelum dilakukan pelatihan pak ada

sosialisasi?

Maksudnya sebelum masuk sini anak-anak.. iya, sosialisasi ya kita kan sebelumnya anu apa namanya

memberikan informasi ke Sudin Sudin dengan menyebarkan pemberitahuan bahwa ini tahun ajaran ini

penerimaan WBS. Kan satu tahun ada dua angkatan. Contohnya sekarang nih kan sebentar lagi anak anak mau

PKL nih PBK. Bulan desember anak-anak PKL selama bulan desember itu kita menginformasikan eee surat-

surat pemberitahuan kepada sudin-sudin apa di

kecamatan bahwa kita penerimaan WBS baru untuk

periode berikutnya yang insya Allah januari 2010 seperti

itu.

2 Setelah penerimaan

ada seleksi juga gak

buat anak-anaknya?

Iya, ada ya ada setiap mereka me eee mendapatkan

informasi itu dari PSM yang ada di kelurahan atau

kecamatan dengan ee itu kan kita memberikan

selembaran formulir nah di perbanyak oleh pihak PSM,

mereka mengisi formulir dengan persyaratannya disitu

juga mereka lengkapi mereka datang kesini. Nah setelah

datang kesini kita seleksi kira-kira ee berkasnya lengkap

atau tidak setelah itu kita melakukan suatu identifikasi

atau wawancara dan hari itu juga kita tes fisik diseleksi

apakah dia bisa diterima atau tidak. Gitu.

3 Emm kalau seleksi

nya ada seleksi ada

akademik gitu gak pak?

Maksudnya?

4 Potensi dia misal dia masuk ke ini kayak

tes tulis dulu gitu pak

Eee yang kita lakukan ini yang ini aja ee berdasarkan kemampuan, apakah dia mampu di didik atau mampu

dilatih. Ya sepanjang mereka mampu dididik dan mampu dilatih dan dia memang berlatar belakang ekonomi lemah

atau tidak mampu. Itu yang kita terima. Gitu.

Page 107: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

193

5 Jadi nggak kalau

misalnya dia mau ke

las kemampuannya

nggak di las tapi te-tep dia bisa masuk?

Tapi nanti kalau dia sudah masuk ke jurusannya masing-

masing para instruktur mungkin punya kriteria lain ini

lebih pantas kemana nih kadang kadang ditawarin mau

pindah kemana yang lebih tepat buat dia. Oh kamu nggak cocok di jurusan ini pindah ke jurusan yang lain kan

begitu.

6 Berarti kalau misal

nya ada anak yang kurang gitu waktu

mengikuti pelatihan itu ada dikasih waktu

khusus nggak pak?

Maksudnya kurang bagaimana nih?

7 Kurang dalam artian

dia nilainya kurang baiklah terus dia ku-

rang mengikuti mate-ri ada waktu khusus

nggak buat dia yang

diberikan?

Tidak ada, yang jelas kita memberikan kepada mereka

kamu harus ada kesungguhan mau belajar, tapi kalau tidak ada kesungguhan yang rugi bukan siapa-siapa dia

sendiri. Iya kan karena disini kan boleh dikatakan belajar singkat hanya efektifnya kira-kira empat bulan ya

efektifnya ya, jadi kalau seandainya dia tidak itu ya yang

rugi diri sendiri lah. Kan gitu. Kan disini ada petugas eee

atau pendamping yang memberikan motivasi kepada dia

agar dia bisa mengikuti kegiatan. itu aja.

8 Kan waktu pelatihan

itu enam bulan efek-tifnya kata bapak itu

empat bulan, itu di-bagi bagi nggak mi-

salnya buat mengu-

asai materi berapa

buat evaluasi berapa

ada pembagian-pem-

bagian kayak gitu

gak?

Kalau buat itu sudah diatur oleh instrukturnya masing-

masing. Kan dia punya ini apa yang disebut apa namanya kurikulumnya jadi mungkin ada tahapan-tahapannya

yang jelas ee ada teori ada praktek kan gitu aja.

9 Kalau instruktur itu

dari kalangan sini

apa dari luar pak?

Yang jelas instrukir dari luar. Kalau kita yang di dalem

hanya sebagai pendampingnya aja.

10 Terus kalau peran

pelatih itu sendiri itu

selain buat ngasih

materi apa ada peran

lain buat anak-anak?

Nggak ada cuman tugasnya hanya ngajar aja di bidang

jurusannya masing-masing kan gitu. Jadi untuk itu udah

petugas yang lain. dia hanya tugasnya mengajar misalnya

jurusan las ya di bidang itulah yang dia kuasai. Jadi ada

teknisnya.

11 Jadi di dalam itu dia

hanya ngajar doang

nggak dampingin?

Nggak itu tugas pekerja sosial kalau itu kan.

12 Nah kalau buat meto-

de yang dilakukan

dalam penyampaian

oleh pelatih itu ada

metode-metode khu-

Ya masing-masing instruktur punya metodenya

sendirikan bagaimana dia ngajar gitu tapi emang lebih

efektifnya anda boleh tanyakan langsung kepada

instrukturnya,

Page 108: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

194

susnya nggak?

13 Iya pak. Tapi kalau

dari PSBR sendiri

ngasih cara-cara ku-

rikulum buat meng-

ajar gitu nggak pak? Misalnya kayak gini

kayak gini.

nggak dia bikin sendiri jadi instrukturnya itu masing-

masing punya punya kurikulum sendiri nah nanti kan

diketahui oleh kepala bimlat kalau ini berdasarkan eee

diatur sajalah kan gitu.

14 Berarti nggak ada

kurikulum khusus dari dinas gitu?

Nggak ada nggak ada gitu. Nggak ada.

15 Setelah pelatihan nih

pak, PSBR melaku-

kan monitoring gak

sih? Kalau udah sele-

sai pelatihan?

Kalau sudah selesai iya, iya, kita mereka setelah selesai

diberikan emm bimbingan keterampilan kan mereka ada

di luar kan. Tetep kita pantau bisa melalui by phone bisa

juga melalui kita dapet informasi dari perusahaan gitu

aja.

16 Nah monitoring nya

itu selama berapa

bulan pak?

Ya ya paling paling telat ya tiga bulan ya. Setelah mereka

selesai satu bulan paling cepet karena begitu selesai

mereka kan ada yang bekerja ada juga yang tidak

mendapat pekerjaan sedang berusaha dan menunggu

panggilan nah kita bisa nelihat siapa saja yang sudah

bekerja siapa saja yang belum siapa saja yang saat ini

sedang menunggu panggilan kerja kan begitu.

17 Iya, menurut bapak

saran dan prasarana

untuk pelatihan su-

dah menunjang be-lum sih pak?

Sarana dan prasarana saya rasa masih masih sangat

belum menunjang karena memang terbentur oleh

anggaran juga, UUD hahaha.

18 Terus setelah pelati-han nih pak anak-

anak kira-kira mere-ka mampu gak dika-

sih tugas yang lebih?

Tugas yang bagaimana tuh..?

19 Misalnya dia sebe-

lum masuk sini kan kerja begitu aja terus

setelah ikut pelatihan itu dia misalnya di

otomotif atau di las setelah pelatihan dia

mampu gak diserahin

bener-bener kayak

bidang las bidang

otomotif gitu?

Yang jelas mereka kalau iu merupakan bagian dari tugas

yang harus dilaksanakan oleh WBS dan itu harus dilaksanakan kan begitu. Misalnya dari pihak

instrukturnya emm memerintahkan untuk melaksanakan tugas ya memang harus dilaksanakan karena memang itu

bagian dari nilai dia. Kalau mereka tidak melaksanakan tugas itu berarti mereka tidak dapet nilai. Karena mereka

disini kan belajar untuk men-dapatan keterampilan dan

kalau udah selesai mereka akan mendapatkan apa yang

didapatkan hasil dari pada yang dia peroleh sertifikat

misalnya. Kan sertifikat itu memiliki nilai kan gitu.

20 Kalau menurut bapak

setelah dia mengikuti

pelatihan disini rata-

rata keyakinan atau

Kalau menurut saya kepercayaan diri ya eee awal dia

masuk ke sini mereka rata-rata banyak pendiam. Dia

belum bisa menyesuaikan diri setelah mereka masuk ke

PSBR ini setahap demi setahap mengikuti bimbingan apa

Page 109: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

195

percaya diri mereka

lebih tumbuh apa

nggak?

itu yang namanya bimbingan etika ya kemudian

bagaimana mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan

dengan sendirinya kepercayaannya itu tumbuh iya kan.

Karena kan dia di sini kan bersosialisasi disamping itu kan seringkali mereka mendapatkan bimbingan mental

bimbingan sosial ya disitulah yang tadinya diam udah mau bicara malah yang sudah bicara malah sekarang

over acting banyak omongnya hahaha..

21 Terus ada nggak pak

pengaduan dari pihak lembaga mereka

selama ini, penga-duan yang baik mau-

pun yang buruk gitu. Kan dia udah lulus

nih ada gak penga-

duan-pengaduan ke

sini yang positif mau

pun negatif gitu?

Ya jelas kan kita ada programnya praktek belajar kerja.

dan mereka nanti setelah mereka diterima dipekerjaan. Ada laporan bahwa anak tersebut ternyata berhasil hasil

monitoring kita kan. Berhasil dengan baik dan mereka masih bekerja disana dan ternyata karena mereka sudah

berhasil dan mendapatkan kepercayaan kan. Mendapatkan kepercayaan dan mungkin masih ada lagi

nggak alumni PSBR yang bisa diterima di sana kan gitu.

Ya ada juga laporan yang nggak bagus misalkan oh anak

ini eee keluar dari pekerjaan gak ada laporannya ya

semacam itu lah kira-kira.

22 Setiap angkatan itu

rata-rata banyaknya

yang baiknya atau

yang buruknya?

Ya rata-rata setiap angkatan itu memiliki kriterianya

masing-masing ya. Setiap angkatan ada aja yang bandel.

Ada aja yang ya kan namanya dalam sesuatu ada aja

bahan baku yang tidak baik ya. Gagal produksi kan ada

gitu hahaha.. paling-paling yang gagal produksi kan

terbuang atau kalau mengikuti audisi itu tereliminasi. Ya

semacam itu lah. Mungkin tidak seratus persen satu dua

ada karena mungkin merasa di rumah lebih nyaman atau

lingkungan di rumahnya lebih baik karena merasa di

rumahnya lebih bebas iya kan. Disini ada aturan kalau di

rumah anak papa anak mama iya kan.

23 Kalau gitu ada sanksi

khususnya nggak pak buat yang..

Ya jelas ada setiap anak sudaj diikat oleh peraturan tata

tertib. Ada tata tertib asrama ada tata tertib untuk WBS ada janji WBS dan itu mereka harus mengikuti aturan

main barang siapa yang tidak dapat sesuai dengan peraturan maka akan mendapatkan sanksi. Sanksi ada

yang sedang ringan dan berat kan gitu.

24 Iya, kalau yang pa-

ling berat itu gima-

na?

Ya kalau yang paling berat misalnya diskors. Kalau

memang diskors itu mereka belum berubah juga ya sudah

kita kembalikan kepada orang tuanya itu yang paling

berat. Kita mau ngapain disini kan gratis bayarannya apa

dia belajar sungguh sungguh dan patuh sama peraturan

sepanjang dia punya niat belajar sungguh sungguh dan

patuh sama peraturan saya rasa dia bisa berhasil dengan

baik dan sukses setelah dari sini. Gitu.

Page 110: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

196

Subyek : Bapak Drs Sebun (Kepala Tata Usaha)

Topik : Sosialisasi dan Monitoring Hari/Tanggal : Kamis/29 Oktober 2009

Tempat : ruang kantor Informasi yang relevan : Sosialisasi yang dilakukan tidak secara langsung dan

monitoring dilakukan kepada para alumni. Observasi : wawancara dilakukan di ruang kantor informan

menjelang makan siang dan informan saat sebelum dilakukan wawancara sedang membaca buku. Di ruang

kantor tersebut ada dua meja kerja yang pertama milik

responden dan yang lainnya milik Bapak Imam seorang

pegawai tata usaha dan sekaligus pendamping jurusan

otomotif

Kondisi khusus : Informan merupakan kepala tata usaha yang baru

dimutasikan sejak maret 2009 ke PSBR namun sebelum

itu beliau juga pernah lama di PSBR menjabat sebagai

kepala TU.

No Pertanyaan Jawaban

1 Sebelum melakukan penerimaan PSBR

melakukan sosialisa-si nggak, bentuk so-

sialisasinya apaan aja

gitu pak?

Ya secara khusus sosialisasi yang dilakukan PSBR sih tidak ada, yang dilakukan PSBR itu sebetulnya diawali

dengan penjangkauan. Penjangkauan itu artinya kita merekrut calon WBS ya. Itu dilakukan dengan cara kita

menyebarkan surat kepada seluruh instasi yang terkait

kayak sudin di lima wilayah kota, BP3S kemudian ada

lagi karang taruna dan sebagainya tuh dikirimi surat dan

termasuk dengan para PSM jadi kita namanya

penjangkauan ya. Penjangkauan itu upaya mencari calon

klien untuk dididik disini. Jadi sosialisasi secara khusus

masyarakat dipanggil atau PSM dipanggil dan

sebagainya itu tidak ada tetapi kalau secara tidak

langsung melalui penyebaran famlet kemudian pada saat

ada pameran itu kan penyebaran informasi ya tapi itu

timing nya hanya tertentu aja. Juga khusus sosialisasi itu masyarakat DKI kan luas jadi dipanggil semua itu gak

jadi kita melalaui surat pemberitahuan bahwa disini sudah saatnya ada penerimaan begitu. Itu juga salah satu

cara untuk menjangkau melalui karyawan bisa juga melalui anak dari mulut ke mulut itu juga bisa kayak

gitu. Jadi kalau sosialisasi khusus memanggil masyarakat tidak ada ya. Karena masyarakat kita DKI kan sangat

luas disini ada kurang lebih 34 kecamatan kalau dulu belum pemekaran itu ada 256 kelurahan ya itu untuk

memanggil memanggil mereka cukup ini juga. Jadi ini

aja melalui surat penyebaran informasi kepada seluruh

masyarakat melalui PSM, SSK terus organisasi yang

kayak tadi saya sebutkan BP3S, sudin di lima wilayah

Page 111: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

197

kota terus juga dinas kita beritahukan semua instansi

yang terkait kayak karang taruna, FK PSM organisasi

PSM itu semua kita beritahu. Ya gitu.

2 Terus kalau udah

penerimaan ada se-

leksi gak pak?

Kita ya kalau saya lihat seleksi disini karena memang

kita ada keterbatasan daya tampung ya keterbatasan daya

tampung seratus dua puluh orang. Sesungguhnya kita lebih dari seratus dua puluh, karena di atas bisa

digunakan tapi dalam prakteknya sesuai dengan anggaran yang tersedia kita terima setiap angkatan seratus dua

puluh anak namun pada hasil penjangkauan tadi itu ya, itu melebihi dari yang daya tampung disini jadi diadakan

seleksi. Seleksi yang dilakukan disini yaitu seleksi fisik kita tes fisiknya melalui squat jump kemudian lari, push

up itu formulirnya udah disiapin. Kemudian juga tes fisik dilakukan juga kemudian juga ada untuk tes fisik

administrasi juga, kelengkapan administrasi juga

dipertim-bangkan kelengkapannya di surat penjangkauan

tadi itu kan ada persyaratan-persyaratannya nah itu juga

jadi seleksi.

3 Kalau seleksi secara

akademik terus se-

leksi secara pribadi

ada gak?

Seleksi akademis itu hanya untuk jurusan aja tes

kemapuan dasar. Jadi itu tertulis ada formu-lirnya ada

minta sama bu Wiwik semuanya ada. Formulir tes fisik

ada formulir tes kemampuan ada itu semua ada untuk

penerimaan itu semua administrasinya komplit. Itu ada

semua kalau itu bisa tanya pak Imam yang menyimpan.

Jadi tes administrasi itu hanya kelengkapan ada yang

lengkap ada yang tidak kita pisahkan itu untuk seleksi

kemudian yang fisik selain squat jump push up dan

sebagainya juga kita melihat badan anak apa ada tattoo

apa tidak sepanjang masih ada yang lain itulah yang kita terima gitu ya. Karena bertato melambangkan pergaulan

dia sampai sejauh mana di masyarakat, banyak yang bersih itu yang kita pertimbangkan.

4 Waktu pelatihan nih pak ada peserta ini

yang kurang mampu mengikuti materi

terus ada waktu khu-sus gak yang diberi-

kan untuk dia?

Ee saya kira kalau saya lihat karena saya tata usaha itu semua eee diplot sama untuk mengikuti namun

kendalanya karena latar belakang pendidikannya berbeda ada yang putus sekolah dari SMP kelas satu kelas dua

kelas tiga SMA kelas satu dua tiga jadi kalau melihat itu beragam heterogen itu WBS kita bermacam-macam

tingkat pendidikannya. Tingkat kelulusannya bermacam

macam SMP kelas satu putus jadi sudah itu kita sama

semua merata nggak ada yang khusus misalkan ini

misalkan ini nggak ada. Karena kita kan enam bulan

harus sudah selesai dan jadwal itu padet dari pagi sampai

dengan malam. Jadi secara singkatnya memang setau

saya belum ada.

5 Kalau dalam waktu

enam bulan ini kan

Efektifnya kalau saya lihat itu sekitar lima bulan.

Page 112: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

198

efektinya paling seki-

tar empat bulan pak

ya?

6 Terus itu waktunya

dibagi-bagi gak misal

untuk pemberian ma-teri berapa untuk

evaluasi berapa ada gak pembagian ka-

yak gitu pak?

Kalau di kita diketerampilan kita lihat per sektor nya ya.

Per jenis keterampilannya. Kalau keterampilan itu variasi

ada yang sepuluh pers dua puluh lima persen teori juluhpulh lima persen praktek ada yang tujuh puluh ada

yang tiga puluh. Jadi semua itu tergantung intrukturnya. Jadi bisa tanya ke instruktur tentang komposisi nya teori

dan praktek tapi kalau bimbingan sosial itu semuanya penyampaian materi klasikal semua saya lihat sih gitu.

7 Kalau pelatih sendiri berasal dari ling-

kungan PSBR atau dari luar?

Kalau pelatih sih pelatih keterampilan semua itu dari luar cuma ada asisten-asisten yang dari dalem. Kayak tata

rias rambut pak Uke itu dari luar kemudian pak Jananto dari luar tapi dia inggalnya di dalem panti kemudian eee

nurima menjahit juga dari luar kemudian eee otomotif juga dari luar, dari luar semua.

8 Peran pelatih disini

apa nih pak, apakah

hanya memberikan

materi terus menge-

valuasi apa ada peran

lain gak?

Setau saya instruktur disini perannya hanya sebagai

pengajar aja. Dan dia keterlibatannya pada saat PKL

sebagai petugas monitoring. Jadi selain itu instruktur

mendidik anak membimbing anak tugas lainnya sebagai

instruktur melakukan monitorin.

9 Kalau metode pe-

nyampaian pak ada cara khusus gak ke-

pada instruktur apa .?

Kalau lihat itu tadi praktek dan teorinya berbeda beda

setiap instruktur paling metode penyampaiannya yang ada ya praktek, peragaan yng ada di keterampilan ya

kemudian peragaan tanya jawab diskusi yang ada di keterampilan.

10 Jadi tergantung ins-truktur aja metode-

nya pak ya?

Iya tergantung instruktur.

11 Kalau kurikulum

khusus ada pak?

Jadi kita belum ada untuk kurikulum ya yang ada itu

terbitan dari departemen sosial pedoman untuk PSBR. Tapi prakteknya di sini para instruktur membuatnya

sendiri menenentukan sendiri. Gitu.

12 Sedangkan monitor-

ring PSBR kepada alumni itu berapa la-

ma pak?

Monitoring itu gini kalau secara idealnya itu dilakukan

eee setelah satu tahun anak di masyarakat berarti satu tahun angkatan lepas satu tahun ke depan kita monitoring

namanya pembinaan lanjut kita lihat sejauh mana keberadaannya di masyarakat keberhasilannya keku-

rangannya apa disitu ada bimbingan terhadap anak baik

yang sudah bekerja maupun belum.

14 Monitoring nya itu

gimana caranya?

Ya yang kami lakukan itu apa dengan datang ya misalnya

petugas datang tapi tidak bisa men-jangkau keseluruhan

karena tersebar dan keterbatasan tenaga jadi dari sekian

anak itu ya mungkin ibu Wiwik lebih tau itu ya dari 120

anak ada berapa, mungkin tidak semua mereka kejang-

kau itu disiapin surat yang isiya itu formulir kemudian

Page 113: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

199

mereka mengirim kesini dan yang tidak mengirim ini

yang kita akan bimjut.

20 Menurut bapak sara-

na dan prasarana di

sini sudah menun-

jang belum pak?

Sarana dan prasarana masih banyak yang kurang

peralatannya untuk nanti detailnya bisa tanya ke

istrukturnya tapi secara global emang kurang baik

peralatan yang inventaris maupun yang pake habis. Yang pake habis itu yang kecil-kecil kayak tang, geget yang

begitu itu masih banyak kurang disamping barang yang besar yang menjadi inventaris itu juga masih kurang.

Tapi buat detailnya bisa tanya ke instruktur.

21 Menurut bapak sete-

lah pelatihan nih kira-kira anak-anak

itu mampu gak dise-rahi tugas bener-

bener misalnya dia di otomotif dia diserahi

tugas yang langsung

otomotif. Mampu

gak pak?

Jadi kalau ee saya berdasarkan data angka ya data angka

itu anak kita prosentasinya itu mini-malnya 58 persen diterima. Dari 58 atau 60 persen lah itu. Saya lihat

angkanya itu yang diterima bekerja. Berarti dengan diterima bekerja kita bisa menyimpulkan bahwa dia

punya kemampuan untuk praktek dia punya kemampuan di masyarakat dipraktekkan apa yang dia peroleh di sini.

Jadi saya ngeliyat dari situ 58 sampai 60 itu anak

diterima di perusahaan-perusahan PKL nah 60 itu bisa

digambarkan berapa anak tuh. Yaa karena ini kemam-

puan tidak cukup bisa aja anak tidak diterima bekerja di

perusahaan karena perilaku lainnya misalnya disiplin,

tanggung jawab kemudian kerja sama dan sebagainya itu

bisa juga jadi kalau dibilang saya mampu tapi prilaku

anaknya jelek mungkin itu tidak bisa diterima kerja. Jadi

untuk mengukur kemampuan yaa kalau saya hanya dari

yang diterima kerja aja seperti itu.

22 Menurut bapak sete-

lah mereka mengiku-

ti pelatihan mereka

lebih tumbuh percaya

diri sama keyakinan-nya gak pak sebelum

mereka ikut pelati-han?

Ya saya yakin kalau mereka ada perubahan ini dari mulai

tidak mempunyai apa-apa selalu diberdayakan dalam

pemberdayaan nanti dia juga di motivasi dan digembleng

mentalnya dan sebagainya mereka setelah itu punya

keinginan mulai menatap ke depan. Bahwa dia harus berubah. Jadi ada perubahannya keyakinannya ada.

23 Kalau misalnya un-

tuk ini pengaduan-

pengaduan selama

PKL ada gak pak

mungkin pengaduan

dari lembaga baik itu

pengaduan yang baik

maupun yang buruk?

Setau saya tidak ada mohon konfrmasi sama bu Wiwik

karena saya kan baru pindah disini maret ya, maret baru

PKL sekali kemaren dan saya belum dapet laporan sih

yang buruk cuma datar-datar aja mereka PKL kemudian

yang diterima sekian kemudian itu yang tau persis itu

adalah intruturnya nanti coba tanya instrukturnya takut

saya salah gitu ya.

Page 114: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

200

Subyek : Dede Supriadi (Instrutur AC)

Topik : Bentuk metode pemberian pelatihan Hari/Tanggal : Kamis/29 Oktober 2009

Tempat : Mushola PSBR Informasi yang relevan : Instruktur dapat menjadi teman sharing bagi WBS.

Observasi : wawancara dilakukan di mushola PSBR setelah peneliti dan responden melakukan shalat dzuhur berjamaah. Di

dalam mushola ada beberapa WBS yang sedang tidur dan ada juga yang sedang mengaji Al Qur’an

Kondisi khusus : Informan adalah alumni PSBR tahun 2006 dan

kemudian diminta untuk menjadi instruktur untuk

jurusan AC mendampingi instruktur yang sudah ada.

No Pertanyaan Jawaban

1 Misalnya kalau di

AC ada anak yang kurang menguasai

materi, itu dikasih waktu khusus gak?

Itu kita paling kita arahkan kita berikan dua pilihan

pertama dengan kita atau alternatif ke dua dengan temannya. Soalnya kalau kita kembali lagi ke awal atau

pun menunggu dia kasihan yang lain. Soalnya disini terbatas sekali waktunya jadi solusinya ada dua pilihan

misalnya di luar jam pelatihan dia inisitif sendiri nanya ke kita ke instrutur ataupun konsultasi dengan temannya

yang sudah menguasai materi mungkin solusinya itu aja. Ada sekitar 30 persen anak yang kurang menguasai

materi, rata-rata yang basic pendidikannya yang minim

sekali itu biasanya yang kurang bisa mengikuti tapi ehm

tidak menutup kemungkinan dia yang pernah mengikuti

SMA pun banyak juga sampai di SMA motivasinya

kurang banyak juga yang seperti itu. Jadi solusinya dua

pertama dia inisiatif bertanya ke instruktur di luar jam

pelajaran kita on time di jam-jam istirahat kalau kita gak

terganggu misalnya gak ada kerjaan pas jam istirahat jadi

bisa nanya atau sama temennya dua tiga orang yang

sudah menguasai materi.

2 Selama kurun waktu

pelatihan itu, kan

efektif sekitar empat

atau lima bulan kan.

Nah waktu yang itu dibagi bagi gak

misalnya untuk mengusai materi be-

rapa untuk praktek berapa?

Ada kita kan satu bulan kita kan di teori. Itu satu bulan

lebih lah satu bulan setengahan kotornya ya. Kalau

kotornya itu dua bulan anak-anak harus menguasai

materi dari mulai pengenalan sampai di intinya keru-

sakan ataupun komponen nah setelah itu baru kita teruskan di praktek. Biasanya praktek materi dua bulan

itu semuanya kita representasikan di praktek sampai anak-anak menjelang PKL. Seperti itu aja.

3 Kak dede berasal dari lingkungan

PSBR atau dari luar?

Kalau saya dulu dari PSBR, tahun 2006 saya dari PSBR.

Page 115: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

201

4 Peran pelatih di sini

itu jadi apa aja?

Saya kira selain di ruang pelatihan tanggung jawab kita

hanya di ruang bimlat. Jadi kalau dihitung per hari, sehari

itu kita 4 jam. Selama 4 jam itu tanggung jawab kita di

kelas untuk mengurus tindak tanduk anak. tapi eee selain di kelas kita pun sering berinisiatif untuk mendidik anak-

anak di luar sana jadi tanggung jawab kita itu yang khususnya hanya empat jam tapi kalau untuk itu kita 24

jam karena kita di dalem.

5 Kalau menurut kak

dede peranan pelatih sendiri hanya sebagai

mengasih materi aja atau ada mendam-

pingi mereka?

Kalau untuk konsultasi ada kan ini kita sempet juga saya

tanya. Saya kan tiap hari sikap perubahan mereka terlihat sekali disitu kita apa bisa mencirikan anak kalau mereka

berubah nih dari hari A ke hari B dianya berubah kita tanya kenapa ada apa masalah apa. kita pun tidak

menutup hanya di materi saja karena untuk kedepannya biar mereka tidak ada kendala kalau dia ada masalah kita

diamkan repot. Jadi dia tidak bisa mengikuti materi jadi

mereka tidak fokus lagi. Jadi solusinya kita harus pro

aktif.

6 Kalau metode pe-

nyampaian materi,

metode apa sih yang

kak dede lakukan

kepada mereka?

Ehm ya paling kita metodenya metode seperti biasa kita

text book untuk materi ya kita text book setelah itu kita

tanya jawab. Mungkin solusi terakhir itu tadi di luar jam

pelajaran kita berikan kurang lebih karena di kelas itu

seperti formal. Ada ikatan ada tata tertib ada aturan

mungkin mereka kadang-kadang canggung dengan

instruktur. Kalau di luar kita menganggap sudah tidak

ada ya hanya sebatas Pembina dan pembimbing biasanya

mereka lebih santai mungkin metodenya seperti itu. Text

book kita tanya jawab di luar jam pelajaran kalau belum

mengerti kita ada waktu dengan catatan kita tidak ada

kesibukan bisa memberikan penjela-san-penjelasan materi yang belum dipahami.

7 Kalau kurikulum itu disiapin PSBR atau

instruktur sendiri yang menysusunnya?

Kalau bisa tanyakan ke pak Jananto untuk kurikulumnya dari mulai MOS sampai PKL atau magang itu aja sih

kayaknya.

8 Jadi nggak ada dari

dinas kayak gu gak

ada ya?

Nggak ada kita panduan dari apa yang kita dapet ya

mungkin disini lebih ini lagi maksudnya text book itu.

9 Setelah pelatihan nih

kan ada monitoring

itu mungkin kak

dede monitoring nya

kayak gimana?

Ya mungkin kita paling ke tiap-tiap bengkel pertama itu,

nanti mungkin kita mengkonfirmasi ataupun memberian

informasi kepada pihak-pihak bengkel anak datang ke

sini pun berdasarkan jadwal yang sudah kita tentukan.

Yang kedua aplikasi untuk nanti terjun di dunia kerja

terutama mereka enam bulan eh lima sampai enam bulan

di ruangan lalu mungkin yang dia dapat dia aplikasikan

di dunia kerja yang sebenarnya.

10 Kalau itu kan di PKL

kalau misalnya sete-

Itu kita jarang paling kalau ada anak yang kita PKL kan

kebetulan bertepatan dengan alumni yang ada disitu itu

Page 116: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

202

lah jadi alumni, ins-

truktur sendiri itu

suka monitoring gak?

baru kemudian kita ini kan karena biasanya alumni kalau

datang anak-anak datang biasanyatanya seputar PSBR

seputar PKL gitu. Biasanya disitu kita sering ketemu.

Hampir 90 persen kita ketemu di alumni saat monitoring

angkatan selanjutnya.

11 Jadi selama waktu pelatihan berjalan

nggak ada?

Mereka yang dateng menginformasikan kak kita kerja disini ini alamatnya.

12 Tentang sarana dan

prasarana penunjang pelatihan itu udah

cukup atau belum sih?

Sangat sangat belum cukup. Kalau kita mengikuti apa ya

kalau kita kan inginnya maju yaa mungkin untuk dasar cukup tapi untuk kita mengikuti perkembangan saya rasa

belum cukup karena masih banyak ee ini apa hal-hal yang belum.

13 Setelah mereka ke-

luar jadi alumni, me-

nurut kak dede mere-

ka mampu gak dise-

rahi misalnya yang

bener-bener jadi tek-

nisi AC menurut kak

dede mereka mampu

gak?

50 persen mampu ya mungkin sisanya tinggal mereka

kembangkan saja nah sebenarnya yang di AC itu emm

yang sulit itu hanya kelistrikan, sirkulasi itu saya rasa 90

persen anak-anak terutama yang serius ya itu mampu.

Nah dengan kelistrikan itu kreativitas mereka. Banyak

alumni yang disini mohon maaf ya kurang menguasai

kalau dirinya punya kemauan banyak yang udah jadi.

14 Menurut pandangan

kak dede nih, kan

mereka sebelum ikut pelatihan kayak gini

setelah ikut pelatihan kayak gini. Menurut

kak dede itu tumbuh gak keyakinan dan

keercayaan dirinya?

Kalau menurut saya tumbuh, motivasi mereka tumbuh

contohnya ya dari tingkah laku mereka yang biasanya

mereka malas, sedikit demi sedikit kita arahkan mungkin karena satu karena keterpaksaan ya, ya pda dasarnya

kalau anak yang malas itu mudah-mudahan dari unsur paksaan itu ya sedikit banyak tumbuh dalam diri dia

timbulah kebiasaan dari diri dia ya contohnya dari ya sering kalau konsultasi kalau di luar kan bicara sudah

tidak ada ikatan lagi struktur WBS sudah tidak ada ikatan lagi lah kalau di luar. Sudah banyak yang konsultasi kak

saya kalau di luar tidak pernah mengerjakan kewajiban

semacam shalat ya karena disini mereka terpaksa jadi

lambat laun jadi mau shalatnya. Kenapa kan disini kita

petugas terutama yang untuk ibadah ya biasanya ya yang

piket naik untuk mengajak nah dari situ kita sudah punya

penilaian salah satunya dari segi ibadah ada dari tidak

mau sekarang mau ya tinggal tergantung ya kemauannya

datang-nya dari mana. Mungkin karena terpaksa juga

pertamanya lambat laun mereka menyadari kalau sudah

kewajiban ya maulah maksudnya itu sebuah perubahan.

Saya pun sering piket, anak-anak kan di rumah bangun

mandi makan. Kalau disini kan bangun, shalat, mandi,

kita tekenin untuk piket dari segi waktu pun ya dengan

dengan keterpaksaan atau apapun saya kira sudah cukup

itu merupakan sebuah perubahan kalau mereka sedikit

banyak berubah meungkin tidak maksimal 100 persen

Page 117: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

203

lah.

14 Kalau disini butuh

sertifikat kalau mau

jad seorag pelatih

atau tidak?

Butuh.

15 Kalau kaka dede

sendiri ada sertifikat-nya?

Kalau saya dari sini aja berusaha mencari yang lain

kayak memperkuat apa. kalau pak jananto ada sertifikatnya.

16 Pertanyaan terakhir nih, ada nggak

pengaduan-pengadu-

an dari pihak peneri-

ma alumni PSBR itu

kepada PSBR baik

itu pengaduan yang

baik maupun penga-

duan yang buruk

khusus untuk AC?

Untuk segi negatif itu rata-rata mereka mengeluhkan fasilitas pelatihan. satu itu mungkin mayoritas itu aja

mungkin setelah dia keluar melihat seperti ini nah

mungkin kalau positifnya karena saya kurang ini silahkan

tanya ke alumni aja.

Page 118: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

204

Subyek : Sugiarto (alumni PSBR/Presiden WBS angkatan 79)

Topik : Pertanyaan tentang pemberian pelatihan Hari/Tanggal : Jumat/30 Oktober 2009

Tempat : Tempat Kerja Informasi yang relevan : Pelatihan sangat membuka pandangannya terhadap

masa depan Observasi : Wawancara dilakukan di tempat kerja Informan

bengkel las PT. Restu Umbul Makmur Kondisi khusus : Informan adalah alumni PSBR tahun 2009 angkatan 79

jurusan las dan juga sebagai Presiden WBS angkatan

tersebut. Informan menempuh pendidikan terakhir di

SMP dan telah mendapatkan ijazah Paket C. Informan

melakukan praktek kerja lapangan (PKL) yang menjadi

program PSBR di PT. Restu Umbul Makmur Jakarta

Timur, setelah selesai PKL informan diterima bekerja di

bengkel las tersebut sampai sekarang.

No Pertanyaan Jawaban

1 Taunya PSBR dari

mana gi?

Masuk PSBR dari temen.

2 Kan ada seleksinya,

seleksinya itu berupa apa aja?

Ee seleksinya berupa ini lari 25 kali puteran kemudian

tes fisik push up 25 kali sit up 25 kali terus squat jump 25 kali terus tes ininya ada juga tes tertulisnya semua

jurusan ada juga disitu persoalannya.

3 Ada tes wawancara

secara pribadi gak?

Itu ada. Itu ditanyain ini ee kenapa mau masuk sini asal

mulanya kita darimana darimana itu ditanyain disana. Disana sebelum masuk juga kan kita dikasih pengarahan.

4 Pada waktu pelatihan kan kadang ada anak

yang gak mengikuti

materi itu diberi

waktu khusus gak sa-

ma pelatih?

Itu dikasih waktu, sebenarnya kalau disana kita lebih efektif kesadaran. Jadi kalau bagi anak yang males-

malesan itu mengikuti pelatihan itu dari pembina sana

teguran yang pertama terus yang kedua tapi kalau udah

sering kali dilakukan hal seperti itu baru anak yang

bersangkutan dipanggil secara pribadi. Ngomongin

empat mata langsung sama instruktur masing-masing.

5 Dalam waktu pelati-

han itu dibagi-bagi

gak misalnya untuk

pemberian materi be-

rapa, praktek berapa

ada gak kayak gitu?

Yang jelas dibagi untuk teori yang jelas satu bulan dan

sisanya empat bulan untuk praktek latihan praktek yang

satu bulannya kita untuk PBK. Gitu kerja keluar

istilahnya kayak PKL gitu.

6 Kalau di jurusan lu

sendiri peran pelatih

itu sebagai apa sih

apa cuman sebagai

pemberi materi aja?

Nggak kalau disana jelas sekali kita diberi suatu keahlian

yang mana eee kalau menurut saya itu yang saya belum

ketahui dari enol sampai sekarang ya saya ketahui kayak

masang besi seperti apa seperti apa kan kita bener-bener

dikasih keahlian. Tapi disitu kita gak dikasih keahlian aja

kita juga dibimbing mental spiritual kita juga dikasih

Page 119: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

205

terus untuk memandang ke depannya ya untuk menilai

masa depan kita dibimbing terus sama Pembina sana.

7 Kalau khusus di da-

lam kelas sendiri nih

peran pelatiih kayak

gimana?

Ya itu standar itu kita di dalam kelas itu pemberian

materinya standar. Pertama kita diberikan dasar terus

yang keduanya kita diberikan teknik-tekniknya kita

dikasih tau teknik ngelas teknik pengukuran teknik finishing dikasih tau kita alat-alatnya juga dikasih tau

apa-apa namanya. Pembina langsung mengarahkan ke depan maksudnya langsung ke dunia pekerjaan.

8 Kalau metode pen-nyampaian materinya

sendiri kayak gimana gi?

Kalau disana yang saya rasain cukup baguslah karena kenapa sistemnya seperti ini pertama kita disuruh

mencatat terus kedua kita ee secara individu kita memperagakan materi apa yang telah dijelaskan oleh

instruktur tersebut. Dan secara otomatis kita hapal dan berani mengungkapkan kepada orang lain. itu dari segi

materi.

9 Itu dari materi kalau

dari pelatihnya sendi-

ri apakah dia cuma

ngasih materi doang

atau ada metode

lain?

Oh nggak jadi itu semua dari mulai mencatat terus

memberikan kelancaran kinerjanya seperti apa itu

semuanya diberi tau oleh instruktur sana. Seumpamanya

kita mau bikin teralis nah itu dikasih tau teralis seperti

ini, pengukurannya seperti ini terus alat-alat yang

digunakannya apa aja itu dikasih tau semua.

10 Menurut lu kuriku-

lum di jurusan lu

sendiri gimana? Ma-teri-materi di jurusan

lu sendiri gimana udah lengkap atau

sama dengan yang ditempat PKL atau

gak?

Yang jelas ini kalau dilihat dari waktu belum jelas belum

lengkap maksudnya secara keseluruhan kan di waktu

PKL kita sebenarnya disitulah ilmu tersebut disitu. Kita sebenarnya disana cuma dikasih dasar-dasarnya aja

pengenalan lah kayak gitu nah perluasannya nanti di luar itulah fungsinya PBK kita lebih tau lagi lebih jauh lagi.

Selain kita mencari kerja kita juga mencari ilmu. Seperti itu yang kita rasain.

11 Kalau monitoring

dilakukan gak terha-dap waktu PKL terus

setelah lulus ada gak

dari PSBR sendiri?

Ada. Waktu kita PKL masing-masing instruktur itu

mendatangani satu per satu tempat PKL. Sekaligus dia membuat laporan. Kalau waktu saya itu pas saya gak di

bengkelnya saya waktu itu di luar di daerah depok baru

instruktur dateng ke bengkel.

12 Kalau masalah sara-

na dan prasarana su-

dah menunjang apa

belum buat pelati-

han baik secara kese-

luruhan maupun ju-

rusan?

Kalau untuk jurusan kurang lebihnya mencuku-pi lah

kalau untuk dasar-dasarnya, tapi kalau untuk secara

keseluruhan itu dari sarana olah raga kemudian untuk

sarana agama ya kurang bukan berarti kurang banyak ya

berarti kurang ee dilengkapi gitu lah.

13 Setelah selesai pela-

tihan terus kan kerja.

kira-kira mampu gak

diserahin tugas yang

bener-bener keteram-

Ya sebenarnya kalau untuk mikir istilahnya itu bukan

bidang saya, saya itu jalani karena ingin mencoba sesuatu

yang baru yang menarik gitu kalau menurut saya. Tapi

walaupun berat ya itu merupakan suatu tantangan buat

saya menurut saya gitu. Sebenarnya las ini buka bidang

Page 120: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

206

pilan itu sendiri gitu? saya tapi saya merasa nyaman lah bekerja dibidang

tersebut.

14 Kalau secara umum

pemberian pelatihan

disana kayak gimana

sih?

Kalau menurut saya bagus ya karena kenapa selain

pelatihan disana itu dia lengkap dari segi istilahnya

penggemblengan mental terus fisik terus apalagi

pengarahan hidup masa depan ada semua disana. Jadi saya sendiri istilahnya yang dulunya bener-bener dalam

catatan hudup gak ada ya Alhamdulillah sekarang punya pan-dangan hidup ke depan semangat untuk kerja ya

Alhamdulillah dari situ ada gitu muncul.

12 Setelah mengikuti

pelatihan itu apakah rasa percaya diri lu

lebih tumbuh diban-ding dengan sebe-

lumnya?

Iya bener, buktinya gini saya ngejalanin ya apa

Alhamdulillah dengan istilahnya dengan niat saya yang bener mau sekolah lagi ya itu alhamdulillah satu per satu

itu tercapai. Udah jelas banget keyakinan saya lebih tumbuh lebih percaya diri gitu.

13 Yang menjadi faktor

pendukung dan peng-

hambat dalam pela-

tihan itu sendiri apa

sih?

Ya kalau secara pribadi sih itu instrukturnya yang mau

membantu masalah muridnya yang mau membangun rasa

percaya diri muridnya yang mau membantu

mengarahkan masa depan muridnya itu faktor ininya.

Tapi kalau faktor penghambatnya biasanya dari pribadi

itu biasanya dipengaruhi secara keseluuruhan ya istilah-

nya itu faktor terbesar yang mempengaruhi diri sendiri itu pasti lingkungan. Jadi temen-temen itu misalnya satu

kena kasus karena kita solidaritas kita ikut-ikutan kena terus kita kena nilai minus kan. Itu yang saya rasain

sedikit kok tapi kalau orang yang sadar dengan kemajuan

diri pasti dia tidak akan mau dengan yang menghambat

dirinya.

Page 121: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

207

Subyek : Lucky Bayu Hidayat (alumni PSBR)

Topik : Pertanyaan tentang pemberian pelatihan Hari/Tanggal : Jumat/30 Oktober 2009

Tempat : Rumah responden Informasi yang relevan : Pelatihan tidak diberikan dengan baik oleh instruktur

Observasi : Wawancara dilakukan di rumah Informan setelah informan pulang kerja. Rumah informan terletak di

rumah susun klender Jakarta Timur. Kondisi khusus : Informan adalah alumni PSBR tahun 2009 angkatan 79

jurusan las. Informan bukan merupakan anak putus

sekolah melainkan telah menamatkan SMK jurusan

otomotif. Informan melakukan praktek kerja lapangan

(PKL) yang menjadi program PSBR di PT. Dok Kapal

Jakarta Utara, setelah selesai PKL bekerja di bengkel

las. Sekarang informan bekerja di gerai Esia

Pulogadung Trade Center (PTC) sebagai tenaga tenaga

penjualan.

No Pertanyaan Jawaban

1 Kamu dapat sosiali-sai PSBR dari mana

bay?

Tau PSBR nya dari ini apa sih pak RT. Itu RT gue dapet dari kelurahan.

2 Kan ada seleksi, itu

seleksinya apa aja?

Pokoknya gitu ee pertama apa sih kayak kesehatan itu di

tes. Lari kuat apa nggak terus apa kayak disuruh ngumpulin ijazah terakhir lah pokoknya terus ini surat

keterangan bebas narkoba dari polsek terus eee pokoknya

surat-surat yang penting gitu terus push up, lari terus

squat jump itu aja. Sebenarnya sih bang gue kalau

menurut yang gue tau dari prosedur itu nggak boleh

soalnya itu kan buat orang yang putus sekolah kalau gue

kan tamat jadi sebetulnya gue nggak boleh. Tapi nggak

tau kenapa gue dibolehin apa nggak ada yang apa gimana

gak tau. Sebenarnya sih kalau pake prosedur yang bener-

bener gue itu nggak boleh bang.

3 Terus ada seleksi ini

gak bay misalnya po-

tensi lu di las bisa a-

pa gak ada gak?

Gak ada waktu itu sih cuma dikasih tau kalau las gini

terus orang-orang yang udah sukses gini-gini itu kan gak

jadi eee ngaruhin kita juga kan bang. Orang yang udah

sukses ah enak nih akhirnya tuh jadi yang paling banyak

soalnya kan ngomongnya kan bagus ya eee pas udah

mulai pada keluar.

4 Kalau wawancara se-

cara pribadi itu ada gak pada waktu pas

seleksi?

Ada ada. Tapi itu cuman prosedur jadi masuk ditanyain

pernah make barang apa gak kan pernah minum apa gak kan eh abis itu di langkah berikutnya kita diperiksa apa

yang dibawa setelah di depan kita diperiksa lagi badannya, rambutnya kalau panjang nggak boleh masuk

suruh potong rambut dulu. Tasnya ada handphone apa

Page 122: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

208

gak soalnya kan gak boleh bawa handphone katanya dulu

pernah ada kehilangan udah itu aja

5 Kalau metode waktu

pelatihan pas pe-

nyampaina materi.

Metode pelatihnya waktu penyampaian

materi itu kayak gimna?

Kalau menurut gue ya biasalah kayak guru nga-jarin

muridnya biasa banget. Menurut gue masih kurang lah

kurang banget. Kalau nerangin cuman nerangin dia gak

tau masuk apa nggak nya gak diiniin lagi. Lebih ke muridnya sendiri sih bisa gak nya kayaknya gurunya itu

kurang inilah kurang feedback lah. Terus ini juga catetan ya kalau lagi catetan menurut gue juga gak bagus ini

ngasih catetan tuh gak jelas satu kesini ini kesini ini dilongkap gitu nyatetnya gak pake bab satu bab dua gak

urut.

6 Terus kalau ada yang

ketinggalan atau gak mampu kan itu dika-

sih waktu khusus gak sama instruktur?

Gak ada, banyak kan yang catetannya kurang kayak gini

ya udah yang mau nyatet nyatet yang mau gak gak banyak kan gue juga waktu itu banyak yang kurang. Kan

murid boleh ngasih saran ke guru kan. Saran pak kenapa gak di fotocopy aja nyatet banyak banget waktu gak ada

waktunya kan ada cara ini ada cara ini tapi tetep aja

disuruh fotocopy gak mau.

7 Kalau peran pelatih

sendiri disitu buat

nyampein materi apa

ada peranan lain?

Penyampaian materi iya, terus di test satu satu satu ada

perannya juga tapi menuru gue masih kurang banget

bang masih kurang banget. Penayampaiannya masih

kurang. Gak komplitlah, jujur aja gue dapetnya malah pas lagi PKL malah PKL diajarin dulu kan. Diajarin

ngelas tangan tangannya tadinya nggak malah bagusan malah yang ngajarin di PKL waktu itu. Udah ngerasa

bisa baru diturunin gitu. Kalau gue ngerasain sih masih

kurang praktek apa lagi. Lihat aja kalau lagi di las kan

elektroda kurang ini apa namanya ini kurang itu kurang

8 Berarti menurut lu

sarana dan prasarana di PSBR gimana

bay?

Nah itu tuh kurang banget emang kurang banget sih

buktinya praktek kita masih dateng ke ruang otomotif minjem ini minjem ini itu kan mengganggu belajar

masing-masing jurusan kan. Minjem tang ntar lagi

dibutuhin mana-mana itu jadi kurang waktu lah kurang

konsen lah. Kalau yang AC, salon udah bagus tuh yang

kurang tuh las, jahit sama otomotif. Las tuh bener-bener

masih kurang sama jahit.

10 Waktu PKL ada mo-

nitoring gak?

Nggak, karena gue dua orang duang kalau udah PKL

ibaratnya kita dilepas aja udah kalau PKL.

11 Pas udah lulus ada

gak?

Nggak ada nggak ada monitoring sama sekali. Kalau

bengkel bengkel yang lain mungkin iya kali deket kalau

gue kan jauh apa namanya di pelabuhan. Monitoring tuh

di tempat gue gak ada bang.

12 Kurikulum yang di

dapet selama pelati-

han gimana tuh?

Kalau menurut gue sih disitu bener-bener masih kurang

bang. Apa yang gue dapet disitu sebenernya bukan

pengalaman praktek tapi penga-laman ee apa sih bener-

bener ke sosialnya langsung. Jadi gue kayak diajarin

sesuatu yang bener gitu lah soalnya dulu kan gue temen

Page 123: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

209

sama anak SMA sama anak kuliahan kalau disitu ya

bukan gue ngerendahin ya ada orang yang gak lulus ada

orang yang gak sekolah disitu bang mulai gue ngerasain,

jadi gue bisa ngerasain mereka mereka yang butuh. Yang apa lah orang kayak gitu pasti ada pelariannya. Jadi gue

gak nganggep orang itu gini-gini nih. nah gitu kalau itu dapet di sosialnya bang bagus gue seneng sama

ceramahnya bang soalnya di Jakarta udah jarang ada ceramah ibaratnya rutin lah. Kalau belajarnya ya bener-

bener masih kurang lah bang. Kalau sosialnya gue akuin gue masih bisa dapet gitu lah, bisa ngargain orang.

13 Setelah pelatihan itu kan lu masih di Dok

Kapal kan, itu lu mampu gak langsung

diserahin tugas be-

ner-bener sesuai

dengan keahlian lu?

Kita disana kan ada penyesuain juga bang. Kan tadi gue bilang malah yang ngajarin gue tuh di Dok Kapal gitu dia

ngajarin alur las gitu gitu kita masuk bengkel jadi bikin-bikin rangka jadi ada potongan besi diambil tapi itu

perkenalan dulu muter setelah itu kita dikasih tau

ruangan ini ruangan ini ruangan ini baru ke kantor

kenalan ibarat las dulu wah kurang bagus nih ya udah

besok belajar tapi pake tangan. Pake pulpen gitu habis itu

udah bagus nih bukan dilihat dari apanya tapi rajin apa

nggak nya soalnya kan namanya alur las itu berapa senti

itu ada yang kelar juga. Ada yang kelar tapi masih

kurang alurnya. Terus besoknya ikut sama tukang lasnya

cuman nggak langsung ngelas terus udah sebulan baru

pak ini udah bisa kerja. udah sebulan baru kita boleh

ngelas sendiri.

14 Oh iya tadi pas wak-

tu pelatihan ada pem-

bagian waktunya ng-

gak, jadi buat waktu ngasih teori berapa

bulan, praktek berapa bulan terus evaluasi

berapa bulan?

Kalau itu nggak ada pembaginya ya paling ini bang

namanya orang kan connect nya ada yang cepet ada yang

lama kan pasti beda-beda kan. Ya itu waktunya gak

ditentuin misalnya lang-sung aja besok ini besok ini jadi bener-bener pembagian waktunya gak jelas. Jadi bener-

bener kemampuan lu sampai lu inilah bisa gitu.

15 Sesudah masuk sama

sebelum masuk di PSBR bedanya apa

keyakinan lu lebih tumbuh apa keyaki-

nan lu lebih tumbuh

apa gak?

Eee intinya itu aja bang sosial, gue juga orang-nya

sensitif kan kayak misalnya sosial gue makin gede kayak apa ya gue bersyukur juga bisa sekolah masih ada yang

bener-bener apa gue bersyukur juga gue gak pernah minum gue gak pernah ngerokok maksudnya ya lu tau

kan bang disana ada apa sih udah orang gak punya malah

sering. Tapi gue disitu apa ya punya rasa pengen bantu

tapi karena anak-anak sebaya lah ya gue bisa bantunya

dengan doa. Kayak pas masuk disitu itu gue makin ini

teratur hidup dalam aturan.

16 Tapi kalau untuk rasa

percaya diri lu?

Kalau PD gue eee masih kurang bang tapi kalau PD

dipaksa-paksain itu udah ada bang. Waktu itu masuk

kantor ngobrol-ngobrol jadinya rasa PD bertambah kan

berani ngomong ama orang atasan ya gak mungkin kan

Page 124: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

210

kita. Tapi kalau disitu bener-bener nilai sosial siih kalau

disitu. Rasa kebersamaannya tapi kalau belajarnya masih

kurang tapi kalau motivasinya. Tapi yang gue gak

sukanya tuh guru-guru disitu menganggap sama rata semua WBS bang. Kayak pas nganter minta ijin pulang

temen gue bang si tiar dia malah diomelin alah nyusahin orang tua aja lu di rumah disini aja udah nyusahin

apalagi di rumah lu. Setau gue tuh si tiar disitu tuh gak pernah nyusahin. Jadi mungkin setau gue tuh bang disitu

tempat orang yang dipungutuin dari anak-anak jalan orang-orang gak sekolah jadi orang-orang disitu bosen

lah mungkin. Itu tambahan aja bang. Tapi kan mereka

berpang-kat emang sih kita kan ada orang yang gak

punya ada yang SD ada yang gak bisa ini gak bisa itu.

Jadi kalau mungkin kalau ngajarnya udah bagus oke kita

terima kalau sarana bagus oke kita terima tapi ini kita

udah coba baik cuma hasilnya apa an. Emang sih yang

jelek dikit tapi yang baik banyak lah. Tergantung

orangnya masing-masing sih bisa bergaul sama gurunya

apa nggak. Maaf bang muter-muter nih. Gue kan gak

nyangka aja bakal punya temen orang-orang kayak gitu

kan orang kayak gitu bang pelampiasannya kita gak

punya jangan sampe pelariannya tuh kayak berdoa

jangan sampe nggak deh bang. Itu aja sih bang.

Page 125: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

211

Subyek : Bambang (alumni PSBR)

Topik : Pertanyaan tentang pemberian pelatihan Hari/Tanggal : Sabtu/31 Oktober 2009

Tempat : Tempat Kerja Informasi yang relevan : pelatihan sangat baik untuk dirinya

Observasi : Wawancara dilakukan di tempat kerja informan di sebuah bengkel motor di daerah Cibubur, Jakarta

Timur. Kondisi khusus : Informan merupakan alumni PSBR angkatan 79 dari

jurusan otomotif. Informan merupakan lulusan SMP

dan saat ini bekerja di bengkel motor milik temannya

yang berada di daerah Cibubur. Informan melakukan

Praktek kerja lapangan di Bintang Mas Motor sebuah

bengkel motor yang berada di Cikoko, Jakarta Selatan

No Pertanyaan Jawaban

1 Dapet informasi ten-

tang PSBR dari ma-na?

Ohh dari itu dari Karang Taruna turus juga dari eee apa

tetangga kan ada yang kerja di bidang sosial juga gitu cuman di Cipayung jadi taunya dari situ.

2 Seleksinya itu kema-rin apa aja?

Cuman itu aja sih persyaratan-persyaratan aja kayak itu surat-surat itu terus fisik aja sih kayak lari kayak squat

jump kayak push up begitu.

3 Kalau wawancara se-

cara khusus?

Ohh pas interviewe masuk. Waktu itu pertanya-annya

apa namanya lulusan apa terus saya bilang SMP kan karena saya SMP. Terus pernah kerja dimana

sebelumnya saya bilang sudah di toko sembako. Saya bilang gitu doang.

4 Pada saat pelatihan ada peserta yang ku-

rang atau ketinggalan

gitu ya itu ada waktu

khusus gak buat na-

nya?

Misalnya kan jam masuk balajar nih siang ada yang ketiduran yaa dikasih waktu aja maksudnya untuk

ngikuin aja.

5 Menurut bambang

peranan pelatih di

PSR peranan pelatih

di otomotif gimana

sih?

Ya gimana sih belajarnya enak maksudnya cara dia

ngajarnya juga terus orangnya ramah gitu enak sih

ilmunya juga bisa dimengerti gitu.

6 Selain di dalam kelas

dia di luar kelas

gimana?

Misalkan kita sharing apa gitu bisa enak juga maksudnya

itu bisa saling berbagi lah bisa tau gini-gini karena

dikasih tau sama dia.

7 Kemarin ada monito-

ring gak dari PSBR waktu PKL?

Ohh ada kita didatengin tempat PKL nya kan gitu.

8 Terus pas habis PKL ada gak?

Masih setelah saya pada udah keluar kan kita ini kadang sama temen-temen janjian dulu main ke PSBR masih ada

Page 126: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

212

tanggapan udah kerja dimana gitu.

9 Terus kalau menurut

bambang sarana dan

prasarana penunjang

pelatihan udah cukup

belum sih bang?

Kalau sarana kurang menunjang sih bang cuman kan

maksudnya gini kita kan kalau dari kayak peralatan

praktek masih terbatas gitu loh misalnya kayak alat-alat

itu kurang lengkap.

10 Setelah ikut pelatihan rasa percaya diri lu

lebih ada apa nggak?

Ya tetep ada sih gimana ya walaupun peralatan seadanya ya pengen tetep bisa begitu aja. Setelah ini masih ingin

ngembangin sih mangkanya saya masih belajar ini nih

belajar di bidang otomotif.

11 Kalau didalem kelas

cara penyampaian

intruktur seperti apa

sih?

Yaa hampir ini sih hampir sama kayak guru-guru pengajr

di sekolah gitu.

Page 127: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

213

Lampiran VII : Foto-foto

Papan nama PSBR “Taruna Jaya” Tebet

Gedung PSBR tampak depan Ruang Makan

Proses penerimaan peserta Masa Orientasi Siswa

Pemungutan Suara Untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden WBS

Presiden dan Wakil Presiden WBS Angkatan 79

Page 128: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

214

Keluarga Besar PSBR “Taruna Jaya” Angkatan 79

Pengarahan di Asrama oleh Pembina Bimbingan Sosial (Bimsos)

Penulis berbincang dengan WBS Penulis bersama WBS di Acara

Maulid Nabi Muhammad saw.

Tim Marawis PSBR angkatan 79 Senam Pagi

Page 129: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

215

Jurusan Otomotif Jurusan Otomotif

Jurusan Las Jurusan Las

Jurusan AC Jurusan AC

Jurusan Salon Jurusan Salon

Jurusan Menjahit Jurusan Menjahit

Page 130: PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI REMAJA PUTUS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20945/1/... · Di dalam pelatihan yang terdiri dari lima jurusan ini yaitu otomotif,

216