Pelatihan Kecerdasan Emosional Pada Skizofrenia

9
Pelatihan Kecerdasan Emosional Pada Skizofrenia Roland Vauth Poliklinik Psikiatri, Universitas Basel, Basel, Switzerland Abstrak Pelatihan kecerdasan emosional dapat menjadi kesempatan yang menjanjikan untuk meningkatkan proses pemulihan fungsional pada pasien skizofrenia. Bab ini menjelaskan perbedaan komponen dari kecerdasan emosional dan mendiskusikan hubungannya dengan terapi skizofrenia. Modul- modul mengenai program pelatihan yang telah dipublikasikan ini dikarakteristikan dengan beberapa penjelasan klinis. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional: Menjembatani Gap antara Remisi dengan Pemulihan Fungsional? Oleh karena jarangnya pemulihan fungsional pada pasien skizofrenia selain berhasilnya pengendalian gejala positif, maka perlu dieksplorasi adanya hambatan tertentu dalam pengobatan dan rehabilitasinya. Defisit kognitif dan gejala negatif telah jelas terbukti membatasi proses pengobatan dan rehabilitasi, oleh karena itu terdapat keuntungan untuk melakukan beberapa intervensi. Namun, disfungsi kognitif, yaitu defisit pengolahan informasi non-sosial, tampaknya memiliki nilai perkiraan terbatas untuk fungsi sosial. Sebaliknya, pengolahan informasi sosioemosional yang tepat 1

description

book reading psikiatri

Transcript of Pelatihan Kecerdasan Emosional Pada Skizofrenia

Pelatihan Kecerdasan Emosional Pada SkizofreniaRoland VauthPoliklinik Psikiatri, Universitas Basel, Basel, Switzerland

AbstrakPelatihan kecerdasan emosional dapat menjadi kesempatan yang menjanjikan untuk meningkatkan proses pemulihan fungsional pada pasien skizofrenia. Bab ini menjelaskan perbedaan komponen dari kecerdasan emosional dan mendiskusikan hubungannya dengan terapi skizofrenia. Modul- modul mengenai program pelatihan yang telah dipublikasikan ini dikarakteristikan dengan beberapa penjelasan klinis.

Aspek-aspek Kecerdasan Emosional: Menjembatani Gap antara Remisi dengan Pemulihan Fungsional?Oleh karena jarangnya pemulihan fungsional pada pasien skizofrenia selain berhasilnya pengendalian gejala positif, maka perlu dieksplorasi adanya hambatan tertentu dalam pengobatan dan rehabilitasinya. Defisit kognitif dan gejala negatif telah jelas terbukti membatasi proses pengobatan dan rehabilitasi, oleh karena itu terdapat keuntungan untuk melakukan beberapa intervensi. Namun, disfungsi kognitif, yaitu defisit pengolahan informasi non-sosial, tampaknya memiliki nilai perkiraan terbatas untuk fungsi sosial. Sebaliknya, pengolahan informasi sosioemosional yang tepat memiliki validitas eksternal yang lebih baik dan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kompetensi sosial pasien dan masalah di kehidupan sehari-hari.Oleh karena pada masa Eugen Bleuler defisit pengolahan emosional telah dianggap sebagai fitur inti dari disfungsi pada skizofrenia terbebas dari latar belakang budaya setiap individu. Defisit pada facial affect recognition tidak bisa dupungkiri. Keterkaitan emotion recognition sebagai prediktor outcome fungsional telah dibuktikan. Selanjutnya, kami mengilustrasikan keterkaitan dan dampak kompetensi sosioemosial khusus untuk skizofrenia dan mendiskusikanya dalam kerangka kecerdasan emosional untuk memperoleh strategi intervensi yang sesuai.Terdapat dua alasan utama untuk menunjukkan defisit pengolahan informasi sosioemosional pada pasien dengan skizofrenia. Pertama, defisit pengolahan emosional dapat menggambarkan rate-limiting factors untuk fungsi psikososial dan tingkat respon intervensi psikososial. Intervensi perilaku kognitif dapat meningkatkan kesiapan pasien untuk rehabilitasi dan berfungsi sosial di dalam komunitas. Kedua, oleh karena defisit pengolahan informasi emosional memerankan bagian penting dalam kerentanan stress, pengurangan defisit tersebut merupakan strategi yang tepat untuk pencegahan relaps.Terlepas dari pentingnya kognisi sosial dan pengolahan emosional pada pasien skizofrenia, peningkatan keterampilan sosioemosional kurang ditekankan. Bagaimanapun baru-baru ini, program pelatihan telah dikembangkan untuk mengatasi keterampilan dan perilaku sosioemosional. The Integrated Psychological Therapy of Schizophrenia menekankan kemampuan kognitif secara umum dan juga pelatihan keterampilan sosial serta persepsi sosial. Cognitive Enhancement Therapy merupakan salah satu upaya untuk mengatasi pengolahan informasi sosial dan defisit kognitif.

Pelatihan Kecerdasan Emosional: Tatalaksana yang RasionalOleh karena semakin banyak kejadian yang menunjukkan adanya pengaruh kognisi sosial dan kemampuan pengolahan emosi dengan fungsi sosial seseorang, maka beberapa pendekatan secara langsung difokuskan pada set fungsi ini. Sebelumnya kami telah membuat program pelatihan kecerdasan emosional pada skizofrenia. Pendekatan ini telah diperkenalkan pada kerangka kerja kecerdasan emosional oleh Salovey et al. Tiga faktor utama (persepsi emosional, pemahaman emosional, dan manajemen emosional) merupakan dasar dari program pelatihan ini karena persepsi emosional terhadap diri sendiri, persepsi terhadap orang lain, dan beralih ke perspektif lainnya dapat mengkompromikan pemecahan masalah sosial dan empati pada skizofrenia. Kemampuan untuk memahami informasi emosional umumnya menjadi buruk pada skizofrenia. Masalah pada perspektif emosional terjadi bersamaan dengan pemahaman emosional dan defisit penalaran. Manajemen emosional juga bertujuan untuk memperbaiki defisit pengaturan mood pada skizofrenia. Faktanya, orang dengan skizofrenia cenderung mengatasi emosi negatif dan stress dengan cara menghindar dan cara inefektif seperti strategi menghindar pasif bukan dengan cara penyelesaian masalah secara aktif dan lemah dalam mencari dukungan sosial.Reaktivitas emosional dan ketanggapan stress yang lebih tinggi telah didemonstrasikan agar lebih dipertegas pada skizofrenia. Oleh karena reaktifitas pada stress emosional berkaitan dengan sifat untuk mengalami kondisi emosional yang aversif dan menurunkan kecenderungan untuk mengalami kondisi positif dan bermanfaat, maka program kami fokus untuk mengatasi emosi negatif dan tetap mempertahankan kondisi emosi positifnya.

Modul dan Komponen Pelatihan Kecerdasarn Emosional pada SkizofreniaJadwal pelatihan termasuk 12 sesi selama 6 minggu. Dua kali 80 menit sesi perminggu diberikan pada kelompok pasien terdiri dari 6-8 orang. Pada setiap sesi dibahas mengenai 3 komponen utama (persepsi emosional, pemahaman emosional, dan manajemen emosional). Pelatihan ini biasanya dilakukan secara beriringan dengan penekanan yang berbeda. Buku catatan pasien dan terapis akan berkembang disetiap sesinya dan panduan terapi baru-baru ini diterbitkan. Pada sesi pertama pelatihan, kemampuan yang berhubungan dengan persepsi dan interpretasi emosi yang dilatih. Sesi kedua pelatihan fokus pada manajemen emosional untuk memperluas kapasitas regulasi diri.

Komponen 1: Persepsi dan Interpretasi EmosiTugas DiskriminasiPasien diminta untuk membedakan berbagai macam emosi (seri ekspresi afek wajah oleh Ekman dan Friesen). Biasanya diperlihatkan 2 gambar untuk menunjukkan perbedaan kondisi emosional sebagai stimulus.Tugas MenyamakanPertama, pasien diminta untuk membandingkan ekspresi wajah dari gambar, dan menuliskan kesimpulannya dalam sebuah cerita pendek (contohnya: perasaan kehilangan, ketakutan, dan kebahagiaan). Kedua, untuk meningkatkan persepsi emosional terhadap diri sendiri, pengenalan afek dan perasaan ditunjukkan dengan cara pasien diminta untuk memilih 1 atau 2 gambar atau objek (contoh: beberapa postcard yang berbeda, selendang, atau batu kecil) diletakkan di meja, yang mana yang mewakili moodnya saat ini. Pasien diminta untuk menjelaskan gambar tersebut kepada grup (pelatihan ekspresi emosional). Peserta kemudian dirangsang untuk mengeksplor apakah anggota grup lain waspada dan mengetahui perasaannya masing-masing dan mau berbagi perasaannya dengan orang lain (pelatihan perspektif emosional). Tugas-tugas persepsi ini juga dapat dianggap sebagai latihan aktivasi (motivasi dan promosi keterbukaan kognisi).Pelatihan Kesimpulan Sosial dan Alasan dalam Afek Situasi Sosial Bagian ini memfokuskan pada pemahaman emosional. Pasien diminta untuk menulis cerita pendek mengenai keadaan saat kehilangan, ketakutan, dan kebahagiaan kemudian diberi pertanyaan seperti Deskripskikan apa saja yang terjadi. Mengapa anda berfikir demikian..? Apa kejadian yang mendukung situasi yang anda gambarkan..? bagaimana menurut anda konsekuensinya..?Analisa Tingkah LakuAnalisa tingkah laku bertujuan untuk mengembangkan dan mengkonsolidasi proses penalaran emosional. Dua pasien diminta untuk saling mewawancarai (pelatihan sebagai reporter) mengenai stimulus internal dan eksternal yang dapat menggambarkan penalaran emosional yang spesifik.

Komponen 2: Regulasi terhadap Emosi Diri SendiriTujuan dari setiap sesi pelatihan pada komponen kedua ini salah satunya mengatasi kondisi afek negatif seperti depresi (sesi 1-3) dan kecemasan (sesi 4-6). Pada sesi berikutnya, tujuan khususnya adalah untuk mempertahankan kondisi afek positif (sesi 7-9) dan juga untuk membangun ketertarikan dan inisiatif (sesi 10-12). Sesi manajemen emosional dimulai dengan fase psikoedukasi yang mengajarkan cara rasional untuk meningkatkan kemampuan untuk mengatasi beberapa emosi dengan tujuan mencegah relaps dan berfungsi secara baik setiap harinya. Pentingnya target khusus emosi diurakan secara interaktif kepada seluruh peserta (seperti terapi pelepasan atau rehabilitasi depresi). Disini akan didiskusikan peran emosi negatif sebagai faktor yang mengganggu stabilisasi atau sebagai gejala prodromal dari kekambuhan (relaps) dan emosi positif sebagai faktor protektif. Model situasional dari lingkaran setan individu (emosi-persepsi-interpretasi-aksi) akan diuraikan dan strategi exit juga akan didiskusikan. Selain itu juga diperlukan terapi farmakologi neurobiologi yang rasional untuk emosi negatif seperti depresi dan cemas.Dua sesi selanjutnya disetiap target emosi, pengetahuan ini akan diterapkan. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan mengatasi emosi negatif dalam situasi sosial dan pekerjaan. Triger personal dari emosi negatif juga akan diuraikan. Self-recording mengenai skema ABC (misalnya pencatatan activating event, kepercayaan, dan keyakinan dan konsekuensinya) diterapkan pada situasi yang membuat individu tersebut stress. Mengeksplor gejala eksternal dan internal dari target emosi masing-masing dan mengidentifikasikan cara mengatasinya dengan menggunakan pelatihan wawancara: Anda bilang anda merasa depresi setelah... Bagaimana menurut anda? Bagaimana cara anda mengatasinya untuk merasa lebih baik? Hasilnya dipresentasikan pada grup, dan peserta lain diminta untuk memberi pendapat bagaimana cara-cara yang dirasa lebih efisien untuk mengatasi situasi seperti ini. Bagian ini bertujuan untuk mengalihkan cara mengatasi emosi negatif yang salah seperti konsumsi alkohol dan obat-obatan atau penarikan diri secara sosial dengan teknik yang lebih efektif. Metode manajemen diri ini merupakan perbaikan dari metode modeling and rehearsal of addictional coping strategies (seperti teknik relaksasi, indetifikasi dan penolakan pikiran-pikiran kacau, strategi pengalihan dan memfokuskan). Dibantu oleh terapisnya masing-masing, setiap pasien memilih maksimum 3 cara untuk mengatasi masalahnya dan mencatatnya pada coping cards yang disimpan dikantung atau diletakkan di tempat lain yang aman. Pasien diminta untuk membacanya secara berkala (3 kali sehari). Kartu-kartu ini dapat terdiri dari beberapa bentuk seperti tulisan pusat pemikiran otomatis atau kepercayaan pada satu sisi dan respons adaptif pada sisi lainnya, penyusunan strategi perilaku untuk masalah tertentu atau penyusunan instruksi self-activating. Sesi ini bertujuan untuk promotion of positive feelings termasuk penguraian strategi diri untuk mengontrol emosi. Pasien belajar untuk mengaplikasikan berbagai macam teknik untuk mengembangkan perasaan positif, secara sistematis membuat perencanaan aktivitas positif (teknik kesenangan), untuk menguatkan diri atau merencanakan waktu-waktu yang menyenangkan. Pada sesi 10-12 dibuat perencanaan waktu berekreasi (bersantai) pada setiap individu. Strategi dan perilaku yang sudah ada seperti identifikasi reinforcers dan kontingennya juga dikembangkan. Efek dari terapi pengembangan emosi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengkontrolan emosi diri dan orang lain.

6