PELATIHAN BKKBN
-
Upload
mira-sukardi -
Category
Documents
-
view
217 -
download
3
description
Transcript of PELATIHAN BKKBN
RUMAH SAKIT ISLAM ARAFAH JAMBI
Jln. Mpu Gandring No. 1 Kebun Jeruk Jambi Telp.0741- 667966,62711/ Fax. 63444
E-Mail rsi. [email protected]
PELATIHAN INSERSI IUD DAN IMPLANT
DI BKKBN
JAMBI,11-15 OKTOBER 2015I. LATAR BELAKANG
Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam
kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban,
hingga angka kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun dan pada tahun 2010 berdasarkan
sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. Ledakan penduduk disadari akan
berpengaruh pada ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya manusia. Untuk
menghindari dampak tersebut, pemerintah berusaha keras menekan angka kelahiran
hingga di bawah 237,6 juta jiwa per tahun (BKKBN, 2011). Salah satu program untuk
menekan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui program KB. Program KB
memiliki peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan
kehamilan, penundaan usia kehamilan serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran
utama adalah pasangan usia subur (PUS). Program pemerintah dalam upaya
mengendalikan jumlah kelahiran dan mewujudkan keluarga kecil yang sehat dan
sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak kelahiran dengan program KB. Program
ini diharapkan bisa mengubah minat mayoritas pengguna alat kontrasepsi jangka
pendek menjadi kontrasepsi jangka panjang, dimana dinilai lebih praktis karena bisa
bertahan dalam hitungan tahun.
II. TUJUAN PELATIHAN
Pelatihan ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah dan juga meningkatkan skill
dokter umum untuk memasang alat kontrasepsi implat dan IUD.
III. NAMA PESERTA
dr.Mira Sukardi
IV. MATERI LATIHAN
KONSELING DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Sebelum melakukan tindakan pemasangan kontrasepsi pada pasien, petugas kesehatan terlebih
dahulu harus memberikan konseling kepada pasien. Konseling dalam hal ini maksudnya adalah
proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien
mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan
kondisi yang sedang dihadapi.
Keuntungan konseling :
1. Klien dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya
2. Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan
3. Cara dan lama penggunaan yang sesuai
4. Membangun rasa saling percaya
5. Menghormati hak klien dan petugas.
Ciri konselor efektif :
1. Memperlakukan klien dengan baik
2. Berinteraksi positif dalam posisi seimbang
3. Memberikan informasi obyektif, mudah dimengerti dan diingat serta tidak berlebihan
4. Mampu menjelaskan berbagai mekanisme dan ketersediaan metode kontrasepsi
5. Membantu klien mengenali kebutuhannya dan membuat pilihan yang sesuai dengan
kondisinya
Teknik konseling :
Teknik konseling yang baik diadaptasi dari Gallen & Leitenmaier tahun 1987, yang disingkat sebagai
“SaTU TuJU”, yaitu salam, Tanya, uraikan, bantu jelaskan, dan kunjungan ulang atau rujuk.
Setelah pasien melakuan konseling dan yakin akan pilihan kontrasepsi yang akan dilakukannya dan
mengerti segala resiko yang mungkin bias terjadi, tahap selanjutnya petugas kesehatan harus
melakukan informed consent. Informed consent merupakan bukti tertulis tentang persetujuan
terhadap prosedur klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan klien. Informed consent ini
harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi tertentu klien tidak dapat
melakukan hal ersebut. Persetujuan ini diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap
keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).
PENCEGAHAN INFEKSI
Sebelum dilakukan pemasangan alat kontrasepsi harus dilakukan usaha pencegahan infeksi, antara
lain : cuci tangan, menggunakan APD (alat perlindungan diri), dan menjaga sterilitas alat-alat
konrasepsi. Alat yang digunakan setelah pemasangan IUD harus disterilkan. Bisa dengan autoclave
atau cara sederhananya dengan DTT (desinfeksi tingkat tinggi). Alat yang bekas pakai direndam
dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit. Cara membuat larutan tersebut adalah dengan larutan
bayclin (mengandung 5,25% clorin), diencerkan 1 bagian bayclin ditambah dengan 9 bagian air
bersih. Misalnya 1 liter bayclin dicampur dengan 9 liter air bersih. DTT dengan merebus yaitu dengan
merebus selama 20 menit dalam air mendidih ( semua bagian alat harus terendam).
IMPLANT
Mekanisme kerja implant :
1. Menekan proses ovulasi
2. Menurunkan motilitas tuba
3. Mengganggu pertumbuhan endometrium
4. Mengentalkan mucus serviks
Keuntungan memakai implant :
1. Sangat efektif
2. Bekerja dalam 24 jam
3. Metode jangka panjang (sampai 5 tahun)
4. Tidak mempengaruhi produksi ASI
5. Kesuburan segera pulih setelah implant dilepaskan
6. Tidak mengandung estrogen
7. Mengurangi insiden KET
8. Mengurangi kram dan perdarahan mens
9. Memperbaiki anemia
Kelemahan implant :
1. Mengubah pola haid (tidak teratur, spotting)
2. Efektivitas menurun jika digunakan bersamaan dengan antikonvulsan (fenitoin/barbiturate),
rifampisin dan griseovulfin.
Implant sesuai untuk :
1. Wanita usia subur (multi/nulipara)
2. Pasca nifas 6 minggu
3. Sejarah KET
4. Hipertensi <180/110 mmHg tanpa gejala, masalah pembekuan darah,, anemia bulan sabit.
Kontraindikasi pemakaian implant :
1. Hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Carcinoma mamae
Implant dipertimbangkan jika tidak ada kontrasepsi lain yang sesuai pada kasus :
1. Ikterus
2. Penyakit jantung iskemik
Implant bisa digunakan pada :
1. Diabetes mellitus
2. Hepatitis
3. Hipertensi <180/100 mmHg
4. Penyakit katup jantung
Waktu pemasangan implant :
1. Dalam 7 hari mens
2. Pasca persalinan
Setelah pemasangan implant, lengan tempat pemasangan implant dibebat selama 48 jam, pasien
dilarang mengangkat beban berat. Efek kontrasepsi setelah 48 jam.
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) / INTRA UTERINE DEVICE (IUD)
Jenis AKDR :
1. Copper-releasing
a. Copper T 380A
b. Nova T
c. Multiload 375
2. Progestein-releasing
a. Progestasert
b. LevoNova (LNG-20)
c. Mirena
Cara kerja IUD tembaga :
1. Menurunkan motilitas sperma melalui kavum uteri.
2. Mengentalkan lender atau mucus serviks.
3. Merubah garis/jalur endometrial.
4. Mengganggu proses reproduksi sebelum sel telur mencapai kavum uteri.
Keuntungan IUD
A.Keuntungan kontrasepif
1. Efektivitas tinggi : 0,6-0,8 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama penggunaan
(copper T 380 A)
2. Segera efektif fan efek sampingnya sedikit
3. Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika menggunakan tembaga T 380 A)
4. Tidak mengganggu proses sanggama
5. Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas
6. Tidak mengganggu produksi ASI
7. Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu lagi kembali ke klinik jika tad
ada masalah
8. Dapat disediakan oleh petugas kesehatan terlatih
9. Tidak mahal (CuT380A)
B.Keuntungan non kontraseptif
1. Mengurangi kram akibat menstruasi (hanya yang mengandung progestin)
2. Mengurangi darah menstruasi (hanya yang mengandung progestin)
3. Mengurangi insidensi kehamilan ektopik (kecuali progestasert)
Keterbatasan AKDR :
Perlu pemeriksaan ginekologi dan penapisan penyakit menular seksual (PMS) sebelum
menggunakan AKDR
Membutuhkan petugas terlatih untuk memasukkan dan mengeluarkan AKDR
Perlu deteksi benang AKDR (setelah menstruasi) jika terjadi kram, perdarahan bercak atau
nyeri
Tidak dapat dihentikan sendiri (harus dilepas petugas)
Meningkatkan jumlah perdarahan dan kram menstruasi dalam beberapa bulan pertama
(hanya pelepas tembaga)
Kemungkinan terjadi ekspulsi spontan
Walaupun jarang (< 1/1000 kasus), dapat terjadi perforasi saat insersi AKDR
Tidak mencegah semua kehamilan ektopik (khususnya Progestasert)
Dapat meningkatkan risiko PRP/PID dan yang berlanjut dengan infertilitas bila pasangannya
risiko tinggi PMS (misalnya: HBV, HIV/ AIDS)
AKDR sesuai untuk wanita usia reproduksi yang :
Ingin kontrasepsi dengan efektifitas tinggi dan jangka panjang
Sedang memberikan ASI
Pascapersalinan dan tidak memberikan ASI
Pascakeguguran
Risiko rendah terhadap PMS
Pelupa atau sulit mengingat untuk minum pil setiap hari
Tidak suka atau tidak sesuai atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
Membutuhkan kontrasepsi darurat
AKDR tidak sesuai untuk wanita dengan kondisi sebagai berikut :
Hamil (diketahui atau dicurigai)
Dengan perdarahan per vaginam yang sebabnya belum diketahui atau diduga mempunyai
masalah ginekologis yang serius
Mengidap PID (riwayat atau sedang)
Mengeluarkan cairan seperti pus (nanah) dan akut
Mengalami gangguan bentuk atau anomali kavum uteri
Mengidap penyakit trophoblast yang berbahaya
Mengidap Tuberkulosis Pelvik
Mengidap kanker ginekologik
Dengan infeksi saluran genital yang aktif (mis: vaginitis, servisitis)
AKDR tidak direkomendasikan pada wanita dengan kondisi dibawah ini, kecuali jika tak tersedia atau
tidak sesuai dengan metode lain:
Penyakit trofoblas yang tidak berbahaya
Mempunyai pasangan seksual lebih dari satu
Pasangannya risiko tinggi PMS atau punya pasangan seksual lainnya
Waktu pemasangan AKDR :
Setiap saat selama 7 hari pertama menstruasi atau dalam siklus berjalan bila diyakini klien
tidak hamil
Pascapersalinan (segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 sampai 6
minggu atau setelah 6 bulan menggunakan MLA)
Pascakeguguran (segera atau selama 7 hari pertama) selama tidak ada komplikasi
infeksi/radang panggul
Tindakan pencegahan infeksi pada pemasangan AKDR :
Sebelum memasukkan:
Cuci tangan sebelum memeriksa pasien.
Cuci area genitalia sebelum periksa atau pemasangan
Pada saat insersi:
Pakai sarung tangan baru atau DTT
Keluarkan AKDR dari kemasan steril.
Usapkan antiseptik (2 kali) pada serviks (dan vagina)
Gunakan teknik “tanpa sentuh” saat insersi
Pasca-insersi:
Dekontaminasi semua bahan/peralatan bekas pakai
Buanglah bahan/limbah yang terkontaminasi dengan aman.
Cucilah tangan setelah melepaskan sarung tangan.
Efek samping AKDR :
IUD dengan tembaga:
Darah haid lebih banyak
Perdarahan tidak teratur atau hebat
Spasme menstruasi
Dismenore/kram haid yang lebih dari biasanya
IUD dengan progestin:
Amenore atau perdarahan bercak (spotting)
Kontrol ulang setelah pemasangan AKDR :
Kembali lagi untuk periksa ulang setelah menstruasi pertama pasca pemasangan atau 4
hingga 6 minggu setelah pemasangan.
Selama bulan pertama setelah pemasangan, periksa keadaan benang beberapa kali,
khususnya setelah menstruasi selesai.
Periksa keadaan benang setelah bulan pertama, hanya jika Anda mengalami:
Kram di perut bawah,
Perdarahan bercak diantara haid atau pasca-sanggama
Sakit/ nyeri setelah hubungan seksual (atau jika pasangan mengalami rasa tidak
nyaman selama sanggama).
Pasien harus kembali kontrol jika tanda-tanda waspada jika terjadi hal-hal berikut :
Tidak dapat haid yang disertai dengan gejala-gejala kehamilan (mual, payudara
terasa kencang, dll.)
Nyeri perut bawah terus menerus atau spasme, khususnya jika diikuti dengan rasa
tidak enak badan, demam atau panas dingin (mirip gejala-gejala infeksi atau radang
panggul)
Hilangnya benang AKDR (dapat ekspulsi/ hilang/ lepas saat melakukan pemeriksaan
benang)
Klien atau pasangannya mempunyai lebih dari satu teman kencan seksual karena
AKDR tidak melindungi wanita dari PMS (misalnya: HBV, HIV/ AIDS)
Penanganan masalah yang timbul pada pasien yang sudah dipasang AKDR :
1. Masalah perdarahan
a. Yakinkan klien bahwa jumlah darah haid atau perdarahan diantara haid menjadi
lebih banyak pada pengguna AKDR terutama dalam beberapa bulan pertama
penggunaan.
b. Lakukan evaluasi penyebab-penyebab perdarahan lainnya dan lakukan penanganan
yang sesuai jika diperlukan.
c. Jika tak ditemukan penyebab lainnya, beri nonsteroidal anti-inflamatori (NSAID,
seperti ibuprofen) selama 5-7 hari.
d. Jika perdarahan masih terjadi dan klien merasa sangat terganggu, tawarkan metode
pengganti bila klien ingin menghentikan penggunaan AKDR
2. Kram dan nyeri
a. Jelaskan bahwa spasme dan dismenore dapat terjadi pada pengguna AKDR,
khususnya dalam beberapa bulan pertama.
b. Cari penyebab perdarahan dan beri penanganan yang sesuai jika diperlukan.
c. Jika tidak ditemukan penyebab-penyebab lainnya berikan asetaminofen atau
ibuprofen setiap hari pada beberapa hari pertama menstruasi.
d. Jika perdarahan masih terjadi dan klien merasa sangat terganggu, tawarkan metode
pengganti bila klien ingin menghentikan penggunaan AKDR
3. Masalah keluhan benang AKDR
a. Jelaskan bahwa keluhan ini umum terjadi dan bukan masalah yang serius. Petugas
akan mencoba untuk memeriksa kembali dan mencoba menghilangkan keluhan
yang ada
b. Pastikan AKDR terpasang baik dan tidak ada bagian-bagian yang terlepas sebagian
c. Jika AKDR terpasang baik di tempatnya, lakukan perbaikan dengan:
Menggunting benang hingga tidak menimbulkan gangguan, atau
Melepas AKDR kalau setelah perbaikan masih ada keluhan
d. Pada saat memotong benang:
Gunting benang sehingga tidak menonjol keluar dari mulut rahim (muara
serviks).
Jelaskan bahwa benang AKDR tidak lagi keluar dari mulut rahim dan
pasangannya tidak akan merasa juluran benang tersebut
Buat dalam catatan klien bahwa benang telah dipotong rata setinggi
permukaan serviks (penting untuk teknik melepas AKDR nantinya).
AKDR dilepas jika :
AKDR dilepas setiap saat jika klien menginginkannya
Dilepas pada akhir masa efektif AKDR
TCu 380A = 10 tahun
Jika ada perubahan perilaku seksual (risiko tinggi), pertimbangkan untuk menggunakan
metode perlindungan (kondom) atau melepas AKDR
Jika klien ternyata terkena PMS atau infeksi pelvik.
Menopause