PELATIHAN ANALISIS GAMBAR ANAK-ANAK UNTUK GURU...
Transcript of PELATIHAN ANALISIS GAMBAR ANAK-ANAK UNTUK GURU...
i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
PELATIHAN ANALISIS GAMBAR ANAK-ANAK UNTUK GURU TKSE KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG
Oleh:Dra. Luh Suartini, M.Pd.NIP: 196410031990032001
Drs. Hardiman, M.Si.NIP:195705071985031002
Drs. MursalNIP:195306171985031001
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha
Dengan SPK No: 204/UN48.15/LPM/2015Tanggal 9 Oktober 2015
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPAFAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA
2015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya program
Pengabdian Pada Masyarakat dengan judul Pelatihan Analisis Gambar Anak-Anak Untuk
Guru TK Se Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Pengabdian ini mengemban tujuan:
(1) Memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik
gambar anak-anak; (2) Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng
tentang kriteria analisis gambar anak-anak; dan (3) Memberikan pelatihan kepada guru TK
se-Kecamatan Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak.
Kegiatan ini bisa terselenggara dengan baik berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasi dan penghargaan yang setinggi -
tingginya kepada pimpinan dan staf Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Undiksha yang
telah membantu berbagai keperluan administrasi dalam pengabdian ini. Ucapan terimakasih
juga kami sampaikan kepada Dekan FBS Undiksha bersama staf dan ketua Jurusan
Pendidikan Seni Rupa bersama staf yang telah memberi kemudahan administrasi selama
proses pengabdian ini berlangsung. Terimakasih juga kami sampaikan kepada K3S TK dan
guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng yang telah berperan aktif dalam kegiatan ini.
Pengabdian Pada Masyarakat ini menyisakan hal lain yang bisa dikembangkan secara
menerus, baik perkara analisis gambar maupun metodelogi pengajarannya. Dilain
kesempatan hal ini bisa dilakukan kembali oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat
Undiksha.
Singaraja, Oktober 2015
Tim P2M Seni Rupa
iv
ABSTRAK
Pengabdian Pada Masyarakat dengan judul Pelatihan Analisis Gambar Anak-Anak Untuk
Guru TK Se Kecamatan Buleleng Kabupaten Bulelenng ini bertujuan (1) Memberikan
wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-
anak; (2) Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang kriteria
analisis gambar anak-anak; dan (3) Memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan
Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak. Sasaran P2M ini adalah guru TK
sekecamatan Buleleng. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua
bagian. Pertama, tentang wawasan dan pengetahuan perihal karakteristik gambar anak-anak
dan kriteria penilaiannya yang dimiliki oleh guru-guru TK sudah menunjukan peningkatan ke
dua, perihal tehnik menganalisis gambar anak-anak berdasarkan karakteritik gambar anak-
anak dan kriteria penilainnya menunjukan keterbukaan yang baik.
Kata kunci : analisis, gambar anak-anak TK.
v
ABSTRACT
In Community Service with the title Image Analysis Training Children For KindergartenTeacher District of Buleleng, aims (1) Provides insight to the kindergarten teachersthroughout the District Buleleng on image characteristics of children; (2) Provide an insightinto the kindergarten teachers throughout the District Buleleng on criteria for the analysis ofimages children; and (3) Provide training for kindergarten teachers throughout the DistrictBuleleng on methods about analysis of images children. P2M target is a kindergarten teacherBuleleng.
The results of these activities can be divided into two parts. First, on the insight andknowledge about the characteristics of children's drawings and assessment criteria are ownedby kindergarten teachers has shown an increase to two, about techniques to analyze images ofchildren by the characteristic images of children and assessment criteria showed goodtransparency.
Keywords: analysis, image kindergarten children.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………iLEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………………….iiKATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………iiiABSTRAK……………………………………………………………………………………………..ivABSTRACT………………………………………………………………………………………….vDAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………...vi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..11.1 Pendahuluan ...………………………………………………………………………………….11.2 Analisis Situasi ………………………………………………………………………………...21.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………………………………………………..31.4 Tinjauan Pustaka …………………………………………………………………………….…31.5 Tujuan Kegiatan ……………………………………………………………………………….51.6 Manfaat Kegiatan ……………………………………………………………………………...61.7 Kerangka Pemecahan Masalah ………………………………………………………………...71.8 Khalayak Sasaran ……………………………………………………………………………...71.9 Keterkaitan………………………………………………………………………………….….71.10 Metode Kegiatan ………………………………………………………………………………71.11 Rencana Evaluasi ……………………………………………………………………………...8
BAB II METODE PELAKSANAAN ………………………………………………………………...92.1 Realisasi Pemecahan Masalah …………………………………………………………………92.2 Peserta ………………………………………………………………………………………….9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………………………103.1 Hasil …………………………………………………………………………………………..103.2 Pembahasan …………………………………………………………………………………..10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………………114.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………...114.2 Saran …………………………………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………….12LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Kegiatan menggambar bagi anak-anak sesungguhnya adalah kegiatan berekspresi. Oleh
karena itu, setiap gambar yang dihasilkan oleh anak-anak selalu menggambarkan kondisi
psikologis tertentu yang ada pada diri si anak. Entah itu bertalian dengan perasaan senang,
sedih, gembira, marah, dan lain-lain.Gambar bagi anak-anak adalah juga catatan tentang
segala sesuatu yang bertalian dengan daya ingat, memori, atau segala sesuatu yang melekat
dalam benaknya. Dapat disimpulkan bahwa gambar anak-anak adalah representasi dan
pencerminan perasaan dan daya ingat anak-anak tentang sesuatu yang tersimpan di hati dan
ingatannya.
Namun demikian, di lingkungan awam gambar anak-anak sering dinilai sebagai karya seni
sebagaimana ciptaan orang dewasa. Gambar anak-anak misalnya dianggap bagus jika
memenuhi kriteria estetik tertentu dan atau selera tertentu. Di persekolahan, termasuk di
tingkat Taman Kanak-Kanak, pengajaran kesenirupaan (menggambar, mewarnai, dan
membentuk) sering beroperasi sebagaimana pengajaran bagi orang dewasa. Artinya, kriteria
estetik yang berlaku bagi orang dewasa diberlakukan juga kepada anak-anak.
Di sisi lain, minat sekolah khususnya Taman Kanak-Kanak terhadap dunia kesenirupaan,
terutama menggambar dan mewarnai sungguh tinggi. Di Buleleng misalnya, dunia
pendidikan seni rupa, khususnya di tingkat Taman Kanak-Kanak sedang mendapat perhatian
yang menggembirakan. Ada kesan bahwa kegiatan kesenirupaan di TK adalah kegitan inti
yang harus mendapat perhatian khusus. Sejumlah TK memperlihatkan perhatiannya memalui
berbagai cara. Baik penyertaan siswa dalam lomba kesenirupaan, fasilitas kesenirupaan,
maupun keterlibatan guru khusus bidang seni rupa.
Namun demikian pengajaran kesenirupaan di sejumlah TK di Buleleng belum
memperlihatkan tanda-tanda yang sejalan dengan tujuan pendidikan seni. Kegiatan
menggambar dan mewarnai misalnya dikelola sebagaimana kegitan bagi orang dewasa.
Artinya, metode pengajaran dan teknik evaluasinya sama persis dengan yang diberikan
2
kepada orang dewasa. Tentu saja, aktivitas ini bukan hanya keliru, tetapi merusak
pertumbuhan kejiwaan anak-anak.
Bertimbang pada realitas di atas, maka kini dibutuhkan suatu tindakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Tindakan yang dimaksud adalah bentuk pengabdian pada masyarakat.
Kegitan ini bertajuk “Pelatihan Analisis Gambar Anak-Anak bagi Guru TK se-
Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng” dengan tujuan: (1) memberikan wawasan
kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak; (2)
memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang kriteria analisis
gambar anak-anak; dan (3)memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng
tentang metode analisis gambar anak-anak.
1.2 Analisis Situasi
Di Buleleng, har-hari ini sejumal TK memperlihatkan perhatiaannya terhadap dunia
kesenirupaan. Sejumlah TK misalnya menyediakan fasilitas kesenirupaan lengkap dengan
guru pendampingnya yang secara khusus menangani pendidikan kesenirupaan. Ada kesan
bahwa dunia kesenirupaan bagi sejumlah TK di Buleleng adalah dunia kemestian
sebagaimana kegiata inti lainnya.
Perhatian ini ditandai misalnya dengan sejumlah lomba menggambar dan lomba mewarnai
kesertaannya selalu membludak. Minat siswa, sekolah dan orang tua siswa terhadap lomba
menggambar dan mewarnai sungguh tinggi. Sejumlah sekolah menyediakan fasilitas
kesenirupaan secara lengkap dan memadai. Mulai dari peralatan menggambar hingga
peralatan berkreasi dua dan tiga dimensi. Sejumlah TK lain bahkan secara khusus
menyediakan guru pembimbing kesenirupaan di sekolahnya. Guru-guru khusus ini umumnya
adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Undiksha.
Dalam setiap perayaan ulang tahun sejumlah TK di Buleleng hampir selalu berlangsung
lomba menggambar dan mewarnai antar anak TK. Namun demikian penilaian atau penjurian
hampir selalu meminta kepada lembaga lain. Penyebabnya tentu saja lantaran para guru TK
tidak cukup memahami karakteristik gambar anak-anak juga tidak cukup memahami kreteria
3
penilaian gambar anak-anak. Itu sebabnya kegiatan lomba menggambar dan mewarnai ini
sering kali tidak mudah dipahami aspek penilaiaannya. Sejumlah guru TK sering merasa
tidak puas terhadap hasil penilaian karena guru tersebut berpedoman pada pengetahuan dan
seleranya yang terbatas, yang sering kali justru memperlihatkan ketidaktahuannya.
Di kecamantan Buleleng Kabupaten Buleleng terdapat 64 TK. Bisa dipastikan sebagian besar
guru-guru TK di sekolah tersebut tidak memiliki pengetahuan yang memadai perihal
karakteristik gambar anak-anak dan perihal kriteria penilaian gambar anak-anak. Hal ini
terlihat dari sejumlah lomba antar anak TK yang selalu menyediakan kegelisahan karena
ketidaktahuan para guru TK terhadap karaktristik dan kriteria gambar anak-anak tersebut.
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisis situasi di atas, maka dapat diidentifikasi dan
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang
karakteristik gambar anak-anak; dan
2. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang
kriteria penilaian gambar anak-anak.
Berdasarkan dua rumusan tersebut, maka tindakan yang dipandang tepat adalah pelatihan
analisis gambar anak-anak bagi guru TK se-Kecamatan Buleleng.
1.4 Tinjauan pustaka
Secara umum dunia pendidikan adalah bagian penting dari dunia psikologi. Soemanto
(1983: 15-38) memilah aktivitas kejiwaan menjadi : 1 pengamatan, 2 pendengaran, 3
perabaan, 4 pembauan, dan 5 pencecapan. Pencecapan ini meliputi tanggapan, fantasi,
pikiran, perasaan dan kemauan.
Lebih jauh Soemato (1983, 54-55) menjelaskan bahwa fungsi – fungsi kepribadian manusia
berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang
jasmaniah misalnya:
1) Fungsi motorik pada bagian – bagian tubuh.
4
2) Fungsi sensoris pada alat-alat indera.
3) Fungsi neurotik pada system syaraf.
4) Fungsi seksual pada bagian- bagian tubuh yang erotis.
5) Fungsi pernafasan pada alat pernafasan.
6) Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi.
7) Fungsi pencernaan makanan pada alat percernaan.
Sedangkan fungsi – fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaaan misalnya :
1) Fungsi perhatian.
2) Fungsi pengamatan.
3) Fungsi tanggapan.
4) Fungsi ingatan.
5) Fungsi fantasi.
6) Fungsi pikiran.
7) Fungsi perasaan.
8) Fungsi kemauan.
Para ahli mengklasifikasikan pekembangan anak-anak berdasarkan golongan usia. Pertama
masa 0-3 tahun. Kedua masa 3-5 tahun adalah masa pemain kecil. Ketiga masa 6-12 tahun
adalah masa sekolah, keempat masa 13-19 tahum masa pubertas. Soemanto menjelaskan
bahwa masa 3-5 tahun yang adalah masa pemain kecil ditandai dengan (a) jasmani yakni
anak secara menerus aktif bergerak, terutama dengan alat motoriknya, (b) jiwani anak-anak
ingin belajar tentang segala sesuatu, memiliki fantasi yang kuat dan senang meniru sesuatu
(1983, 67-68).
Anak – anak usia TK sesuai dengan tingkat usianya ia berada pada masa pemain kecil dan
masa sekolah awal yang memiliki karakteristik jasmani dan jiwani yang khas. Dalam dunia
pendidikan seni rupa perkembangan kesenirupaan adalah juga tahapan psikilogi
perkembangan. Teori tikus pendidikan seni rupa yang terkemuka yang banyak diacu oleh
pendidik seni rupa di berbagai belahan dunia, Viktor Lowenfeld / W. Lambert Brittain dalam
bukunya yang telah menjadi klasik (1964 89-287), mengklasifikasikan perkembangan seni
5
rupa anak-anak menjadi: masa mencoreng pada usia 2-4 tahun, masa prabagan pada usia 4-7
tahun, masa bagan 7-9 tahun, masa realisme 9-12 tahun, masa naturalisme semu 12-14 tahun,
dan masa pubertas 14-17 tahun.
Anak – anak TK umumnya berusia sekitar 4-6 tahun maka berdasarkan klasifikasi di atas
dapat digolongkan pada masa mencoreng dan masa prabagan. Anak-anak TK pada masa
mencoreng ditandai dengan antara lain anak-anak suka membuat garis coreng moreng dalam
struktur vertikal, horizontal, dan melingkar. Penggunaan tiga jenis garis ini pada masa
tertentu pemakaiannya sendiri-sendiri, tapi pada masa yang lain ketiga jenis garis ini
digabung menjadi satu kesatuan gambar. Gambar ini adalah representasi ingatan sesaat yang
terlintas pada benak anak-anak. Artinya jika ada sebuah gambar yang dibangun dengan garis
vertikal, horizontal atau melingkar, dan ditanyakan kepada anak yang bersangkutan: apakah
gambar tersebut? Anak akan menjawab sesuai dengan apa yang terlintas di benaknya saat itu.
Jika ia sedang ingat kepada ibunya, anak akan menjawab itu adalah gambar ibunya. Jika anak
sedang ingat pada mainanya, maka gambar itu disebutnya sebagai mainannya. Dengan
demikian setiap kali ditanyakan “gambar apakah ini?” kepada gambar yang sama pada waktu
yang berbeda, maka jawabannyapun akan berbeda-beda sesuai dengan apa yang terlintas
dalam pikiran si anak pada saat itu.
Masa prabagan ditandai dengan antara lain gambar sudah menunjukkan bakal bagan tentang
sesuatu yang dekat dengan daya ingat anak-anak. Umumnya pada masa ini yang pertama
dibuat oleh anak-anak adalah gambar manusia. Ada alasan yang mudah diterima, mengapa
anak-anak pertama kali menggambar adalah menggambar manusia. Pertama, secara psikologi
yang paling melekat dalam ingatan anak adalah manusia dan bukan mahluk lain atau benda
lain. Ini penyebabnya adalah ketika anak lahir ke muka bumi; dan ketika pertama membuka
matanya ia melihat ibunya, perawat, atau dokter. Realitas visual yang pertama terlihat itulah
yang tersimpan dalam memori anak. Oleh karena itulah dikemudian hari, ketik ia telah
melewati masa mencoreng, gambar pertama yang dibuatnya adalah realitas visual yang
tersimpan dalam memorinya. Itulah gambar manusia. Kedua secara kebentukan gambar
manusia adalah gambar yang paling mudah dibuat dibandigkan dengan gambar-gambar lain.
Gambar manusia cukup diwakili oleh sebuah lingkaran dua buah garis vertikal dan dua buah
6
garis horizontal. Itulah wakil dari kepala, kaki, dan tangan yang adalah bagian inti bagian
tubuh manusia menurut versi ingatan visual anak-anak. Oleh karena alasan itu pula, maka
gambar pertama yang dibuat anak – anak adalah gambar manusia.
Sementata itu, Muharam E (1992:39-46) yang mengacu pada teori Viktor Lowenfeld dan W.
Lambert Brittain menguraikan bahwa pada masa prabagan (4-7 tahun) mulai memperlihatkan
hubungan emosional dengan obyek yang digambarnya. Bentuk-bentuk tersebut misalnya
manusia, binatang, rumah, pohon, dll. Bentuk manusia digambarkan dengan lingkaran untuk
kepala, garis vertikal untuk kaki dan garis horizontal untuk tangan. Warna yang dipilih tidak
mempunyai hubungan tertentu dengan obyak. Sedangkan untuk penggambaran ruang
tidaklah berpatokan pada satu konsep pun tentang ruang. Anak-anak bisa menggambar apa
saja di permukaan kertas dan satu obyek dengan obyek lainnya tidak mempunyai hubungan.
Berdasarkan teori Viktor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain inilah P2M ini bekerja.
Khususnya tentang ciri-ciri atau karakteristik gambar anak-anak. Di sisi lain penelitian ini
akan bekerja juga dalam lingkup budaya Buleleng yang multi kultur. Dengan demikian
pelatihan analisis gambar anak-anak untuk guru TK se-Kecamatan buleleng akan bertolak
dari rangkaian teori di atas.
1.5 Tujuan Kegiatan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pengabdian kepada masyarakat ini
adalah:
1. Memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang
karakteristik gambar anak-anak;
2. Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang kriteria
analisis gambar anak-anak; dan
3. Memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode
analisis gambar anak-anak.
1.6 Manfaat Kegiatan
Kegiatan P2M ini bernmanfaat bagi para guru TK se-Kecamatan Buleleng.
Manfaat yang segera dapat di petik oleh guru TK se-Kecamatan Buleleng adalah:
7
1. Terbukanya pengetahuan dan wawasan guru TK tentang karakteristik gambar anak-
anak; dan
2. Terbentuknya ketrampilan menganalisis gambar anak-anak bagi para guru TK se-
Kecamatan Buleleng.
1.7 Kerangka Pemecahan Masalah
Sejalan dengan permasalahan yang dihadapi mitra (guru TK se-Kecamatan Buleleng), solusi
yang ditawarkan pada program pengabdian kepada masyarakat ini diajukan melalui 3
langkah:
1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-anak;
2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang kriteria penilaian gambar anak-anak;
dan
3. Pelatihan menganalisis gambar anak-anak secara bertahap berdasarkan karakteristik
gambar anak-anak dan kriteria penilaiannya.
1.8 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada pengabdian pada masyarakat ini adalah guru TK se-Kecamatan
Buleleng. Pilihan ini berkembang pada masalah yang dihadapi serta kesediaan waktu dan
dana yang terbatas. Diharapkan setelah penanganan ditingkat Kecamatan Buleleng ini
program serupa pada waktu mendatang bisa dilaksanakan di tempat lain dengan sasaran yang
lebih luas serta waktu dan kesediaan dana juga labih luas.
1.9 Keterkaitan
Program kepadian kepada masyarakat ini berkaitan dengan dinas pendidikan Kecamatan
Buleleng Kabupaten Buleleng.
1.10 Metode Kegiatan
Pengabdian kepada msasyarakat ini sejalan dengan masalah dan pemecahannya, maka
metode yang dipilih adalah pelatihan.
8
1.11 Rencana Evaluasi
Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini ditetukan oleh respon dari para guru TK
yang terlibat dalam kegiatan ini. Respon ini adalah tanggapan para guru terhadap materi,
cara penyajian, metode,dan tehnik presentasinya. Semua tanggapan tentang hal ini akan
diklasifikasikan berdasarkan masalahnya. Seluruh klasifikasi akan dianalisis secara
kualitatif. Dan, hasilnya diharapkan bisa diguakan untuk penulisan proposal pada
program berikutnya.
9
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1 Realisasi Pemecahan Masalah
Sejalan dengan identifikasi dan perumusan masalah yang yakni (1) guru TK di Buleleng
belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang karakteristik gambar anak-anak; (2)
guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahun yang memadai tentang kriteria penilaian
gambar anak-anak, maka tujuan kegiatan P2M ini (1) memberikan wawasan kepada guru TK
sekecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak; (2) memberikan wawasan
kepada guru TK sekecamatan
Buleleng tentang kriteria analisis gambar anak-anak ; dan (3) memberikan pelatihan kepada
guru TK sekecamatan Buleleng tentang metode analisis gambar anak-anak.
Realisasi pemecahan masalah dalam P2M ini menyesuaikan dengan permasalahan yang
dihadapi mitra dengan solusi yang terbagi menjadi tiga langkah :
1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-
anak;
2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang kriteria penilaian gambar
anak-anak; dan
3. Pelatihan menganalisis gambar anak-anak secara bertahap berdasarkan
karakteristik gambar anak-anak dan kriteria penilaiannya.
Langkah pertama dan langkah ke dua disampaikan melalui metode ceramah dan metode
tanya jawab. Dalam proses ini penyampaian materi menggunakan media pembelajaran
berupa slide gambar anak-anak masa mencoreng, masa prabagan, dan masa bagan.
Sedangkan pelaksanaan langkah ke 3 yakni pelatihan analisis gambar anak-anak dilakukan
secara klasikal melalui metode tanya jawab dan diskusi.
2.2 Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh 30 guru TK dari …. TK sekecamatan Buleleng (daftar peserta
terlampir). Sebagian besar peserta ini secara aktif melakukan tanya jawab perihal gambar
anak-anak dan tehnik analisisnya.
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Kegiatan P2M ini secara garis besar dibagi menjadi 3 kegiatan utama yakni prakegiatan,
pelaksanaan kegiatan, dan penyusunan laporan.
Yang dimaksud dengan prakegiatan adalah menyusun segala persiapan pelaksanaan P2M
yang menyangkut penyiapan ruangan, administrasi, dan materi P2M. Pelaksanaan kegiatan
pada hari Kamis 20 Agustus 2015 terdiri dari pendaftaran peserta, pembukaan, dan
pelaksanaan kegiatan.
Bagian terakhir, penyusunan laporan terdiri dari evaluasi pelaksanaan kegiatan, pembuatan
draf laporan, dan penyusunan laporan.
3.2 Pembahasan
Sepanjang kegiatan ini berlangsung dapatlah ditarik kesimpulan bahwa para peserta pelatihan
ini yakni guru TK sekecamatan Buleleng menunjukan antusiasme yang besar. Dapat
dipahami mengingat pengetahuan yang mereka miliki perihal gambar anak-anak sungguh
sangat terbatas. Keterbatasan ini penyebabnya adalah latar belakang pendidikan formal guru
TK sekecamatan Buleleng ini sangat bervariasi yang tidak selalu berlatar pendidikan PGTK
atau PGPAUD.
Dari hasil diskusi dalam proses pelatihan ini tercetus keinginan para peserta untuk
memahami metode pengajaran menggambar di TK. Ini jelas adalah permintaan dari guru-
guru TK agar Undiksha, dalam hal ini Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS pada masa yang
akan datang diharapkan dapat melaksanakan kembali P2M dengan sasaran guru-guru TK
dengan materi metode pengajaran seni rupa untuk TK.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan P2M ini dapat ditarik kesimpulan:
1. Wawasan dan pengetahuan guru TK sekecamatan Buleleng tentang
karakteristik gambar anak-anak dan kriteria penilaiannya yang diketahui
melalui post test sungguh sangat terbatas. Setelah kegiatan berlangsung
pengetahuan perihal ini menjadi lebih terbuka, hal ini dapat diketahui melalui
proses kegiatan tanya jawab dan diskusi yang adalah bentuk dari post test.
2. Berdasarkan evaluasi sepanjang kegiatan ini berlangsung melalui pengamatan
terhadap materi tanya jawab dan diskusi dapatlah disimpulkan bahwa
sebagian besar peserta pelatihan ini wawasan mengenai karakteristik dan
kriteria penilaian gambar anak-anak serta proses menganalisisnya sudah
menunjukan keterbukaan. Keterbukaan ini adalah modal awal untuk bisa
memahami lebih lanjut tentang proses analisis gambar anak-anak yang sesuai
dengan teori pendidikan seni rupa dan bukan berdasarkan selera artistik si
penilai (guru).
4.2 Saran
Sejalan dengan pembahasan di atas dapat dikemukakan saran:
1. Saran kepada lembaga
Hendaknya Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Undiksha bisa melaksanakan
kembali kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan sasaran guru-guru TK
yang menyangkut materi pembelajaran seni rupa untuk TK, metodelogi
pengajarannya , dan teknik evaluasinya.
2. Saran kepada guru TK
Disarankan agar pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan P2M ini dapat
diaplikasikan di sekolah masing-masing.
12
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Garha, Oho,1983. Mari Berkarya Seni Rupa (Buku Penajaran Kesenian Sub Bidang
Studi Seni Rupa SD). Bandung: Angkasa
Soemanto, Wasty, 1984. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pinpinan
Pendidikan). Jakarta: Bina Aksara
Lowernfeld, Viktor dan W. Lambert Brittain, 1964. Creative and Mental Growth
edisi ke-5. Londen: the Macmillan Company
Harsono, Radno, 2005. Melatih Anak Berpikir Analisis, Kritis dan Kreatif. Jakarta:
Gramedia Wiasrana Indonesia.
Purwanto, Ngalim, 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rohidi, Tjetjep Rohendi, 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung:
STISI Pers.
Supriadi, 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung:
Alfabeta.
Semiawan, Conny R, 1979. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, 2002. Desain dan Analisi Eksperimen. Bandung: Tarsito.
Semiawan, Conny R, dkk. 1988. Dimensi Kreatif dan Filsafat Ilmu. Bandung:
Remadja Karya.
Utami Munandar, 1999. Pengembangan Kratifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rhinieka
Cipta.
13
Foto-foto kegiatan P2M
14