GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

116
i GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, KECENDERUNGAN KECERDASAN VISUAL, DAN PROSES PEMBELAJARAN PADA KOMUNITAS PSGGC DI YOGYAKARTA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Oleh : Ardiyawan 0204515016 PROGRAM STUDI PEDIDIKAN SENI PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Transcript of GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

Page 1: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

i

GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI,

KECENDERUNGAN KECERDASAN VISUAL, DAN PROSES

PEMBELAJARAN PADA KOMUNITAS PSGGC DI

YOGYAKARTA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan

Oleh :

Ardiyawan

0204515016

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN SENI

PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

ii

Page 3: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya

nama : Ardiyawan

nim : 0204515016

program studi : Pendidikan seni (S2)

menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis yang berjudul “Gambar Anak Gifted :

Kajian Bentuk Ekspresi, Kecenderungan Kecerdasan Visual, dan Proses

Pembelajaran pada Komunitas PSGGC di Yogyakarta” ini benar-benar karya saya

sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya secara pribadi siap

menanggung resiko/sanksi hukum yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 01 Mei 2019

Yang membuat pernyataan,

Ardiyawan

ditempeli

meterai

Rp. 6.000

Page 4: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

iv

MOTTO

“Keindahan yang paling indah dalam hidup adalah sabar, syukur, dan ikhlasmu”

(Ardiyawan)

PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan untuk :

1. Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang,

2. Program Studi Pendidikan Seni (S2).

Page 5: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

v

ABSTRACT

Ardiyawan, 2016. “The Gifted Children in drawing: Expression verses, willingness

of visual astuteness, and Learning process of PSGGC community in

Yogyakarta”. Thesis. S2 Art Department. Postgraduate Program. Semarang

State University. The 1st adviser Dr. Muh. Ibnan Syarif, S.Pd.M.Sn., The 2nd

adviser Dr. Triyanto, M.A., i-590 pages

Key words: gifted children in drawing, expression verses, willingness of visual

astuteness, PSGGC community

Gifted children in drawing is the form of children’s visual astuteness which appears

because of their mind and feeling influenced by their environment. The purpose of

this research is examining the form of gifted children’s astuteness of PSGGC

community through the result of drawing works which they have. This research

uses Qualitative Approach by centralising to Field Research Method that

comprehend and describe the form of gifted children’s astuteness of PSGGC

community in Yogyakarta. The data which appears on this research takes from

observation, interview, and documentation. The research of expression of gifted

children in drawing of PSGGC community indicates some result as follows, first

the form of gifted children’s work of PSGGC community produce picture of white

and black sketch, coloured sketch, black and white hatching in sketching, coloured

hatching in sketching with figure object of cartoon, robot, animal, and some objects

in their daily life and abstract form related to their imagination. The form in

drawing of gifted children of PSGGC community is as visualization of an idea or

concept from their selves which is influenced by their mind, feeling and

surroundings. Second, the work of gifted children in drawing of PSGGC

community indicates the form of their visual astuteness expressions as children’s

sensitivity toward some unsure of visual principle, ability of knowing object, and

ability of measuring the distance and measurement. Third, PSGGC community take

place their selves as informal community with free learning system without using

certain curriculum, ongoing everywhere, and delivered by gifted children parents

or resource person from many realms.

Page 6: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

vi

ABSTRAK

Ardiyawan. 2016. ‘’Gambar Anak Gifted : Kajian Bentuk Ekspresi, Kecenderungan

Kecerdasan Visual, dan Proses Pembelajaran pada Komunitas PSGGC di

Yogyakarta’’. Tesis. Program Studi Pendidikan Seni S2. Program

Pascsarjana. Universitas Negeri semarang. Pembimbing I Dr. Muh. Ibnan

Syarif S.Pd., M. Sn., Pembimbing II Dr. Triyanto, M.A., i-590 hal.

Kata Kunci: gambar anak gifted, bentuk ekspresi, kecenderungan kecerdasan

visual, komunitas PSGGC di Yogyakarta

Gambar anak gifted merupakan wujud kecerdasan visual anak yang muncul dari

pikiran dan perasaan anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar anak. Penelitian ini

bertujuan mengkaji wujud kecerdasan anak gifted komunitas PSGGC melalui hail

karya gambar yang dimiliki anak.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan memusatkan pada metode field reseach (riset lapangan) yaitu memahami

dan mendiskripsikan wujud kecerdasan visual gambar anak gifted komunitas

PSGGC di Yogyakarta. Data yang disajikan dalam penelitian ini berasal dari

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian mengenai ekspresi gambar

anak gifted komunitas PSGGC menunjukan hasil sebagai berikut, pertama wujud

karya anak gifted komunitas PSGGC menghasilkan gambar berupa sketsa hitam

putih, sketsa berwarna, gambar arsir hitam putih, dan gambar arsir berwarna dengan

objek gambar tokoh kartun, robot, hewan, dan benda-benda dalam kehidupan

sehari-hari serta wujud abstrak sesuai imajinasi anak. Wujud karya gambar anak

gifted komunitas PSGGC tersebut merupakan Visualisasi ide atau gagasan dari

dalam diri anak yang dipengaruhi oleh pikiran, perasaan dan lingkungan sekitar

anak . Kedua, karya gambar anak gifted komunitas PSGGC menunjukan bentuk

ekspresi kecerdasan visual yang dimiliki anak berupa kepekaan anak terhadap

unsur-unsur dan prinsip visual, kemampuan dalam mengenali objek, serta

kemampuan dalam mengukur jarak dan ukuran. Ketiga, komunitas PSGGC

menempatkan diri mereka sebagai sebuah komunitas non formal dengan system

pembelajaran yang bebas tanpa menggunakan kurikulum tertentu, berlangsung

dimanapun, dan disampaikan oleh orang tua anak-anak gifted maupun

mendatangkan narasuber dari berbagai kalangan.

Page 7: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

vii

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas ridha dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Gambar Anak Gifted

: Kajian Bentuk Ekspresi, Kecenderungan Kecerdasan Visual, dan Proses

Pembelajaran pada Komunitas PSGGC di Yogyakarta”. Tesis ini disusun sebagai

salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Seni Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam

disampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita

semua mendapatkan safaatNya di yaumil akhir nanti, Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak

terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini. Ucapan

terima kasih peneliti sampaikan petama kali kepada para pembimbing: Dr. Muh.

Ibnan Syarif S.Pd., M.Sn (Pembimbing I) dan Dr. Triyanto MA (Pembimbing II)

yang selalu memberi bimbingan dan ilmu kepada penulis, sehingga penulis lebih

paham dan mengerti dalam menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

telah mebantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Rektor Program Pascasarjana Unnes Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si, yang telah

memberikan kesempatan dalam menempuh pendidikan.

Page 8: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

viii

2. Dr. Triyanto MA, Koordinator Program Studi Pendidikan Seni Program

Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam

penulisan tesis ini.

3. Tim Penguji Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang, sebagai penguji dari

tahap seminar proposal tesis, sampai pada tahap ujian tesis yang senantiasa

memberikan kritik dan arahan pada penulisan tesis ini.

4. Teman-teman Komunitas PSGGC Yogyakarta atas dukungan dan fasilitas

dalam penelitian.

5. Teman-teman mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Seni Pascasarjana

Unnes angkatan 2015, sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka atas

segala bantuan dan kerja samanya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian

penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Teman-teman guru SMK Negeri 1 Girisubo Gunung Kidul yang telah memberi

dukungan dalam penelitian.

7. Teman-teman guru MI Muhammadiyah Karanggan Manisrenggo Klaten yang

telah memberi dukungan dalam penelitian.

8. Ayahanda Sukardiyana dan Ibunda Suwarti tercinta, yang tak henti-hentinya

memberi dorongan do’a, pengertian, dan kesabarannya dalam mendampingi

dan menunggu sejak awal studi hingga selesainya tesis ini.

9. Istriku Emi Nur Arbiyanti yang selalu memberi dukungan semangat untuk

segera menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.

10. Adik Ardyatama, yang selalu memberi dukungan semangat untuk segera

menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.

Page 9: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

ix

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,

baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat dan

merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, 24 Januari 2019

Ardiyawan

Page 10: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iii

LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. iv

ABSTRACT ..................................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xxxi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 11

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 12

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 12

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS

2.1. Kajian Pustaka ............................................................................ 14

2.2. Kerangka Teoretis ....................................................................... 30

2.2.1. Bentuk Visual Ekspresi Gambar Anak .................................... 30

2.2.2. Kecerdasan ............................................................................... 49

2.2.3. Anak Gifted dan Kecenderungan Perilakunya ......................... 54

2.2.4. Pembelajaran Seni Rupa .......................................................... 58

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................. 70

3.2. Sasaran dan Lokasi Penelitian .................................................... 71

3.2.1. Lokasi Penelitian ...................................................................... 71

3.3. Data dan Sumber Data ................................................................ 71

Page 11: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xi

3.4. Teknik Pembumpulan Data......................................................... 72

3.4.1. Teknik Observasi ..................................................................... 72

3.4.2. Wawancara ............................................................................... 73

3.4.3. Teknik Dokumentasi ................................................................ 74

3.5. Pengabsahan Data ....................................................................... 74

3.6. Teknik Analisis Data ................................................................... 76

3.6.1. Reduksi Data ............................................................................ 77

3.6.2. Penyajian Data ......................................................................... 78

3.6.3 Verifikasi Data .......................................................................... 78

BAB 4 PROFIL KOMUNITAS PSGGC DI YOGYAKARTA

4.1. Aspek Historis Komunitas PSGGC ............................................ 80

4.2. Visi dan Misi ............................................................................... 85

4.3. Tujuan ......................................................................................... 86

4.4. Program Kegiatan ....................................................................... 88

4.5. Keanggotaan Komunitas PSGGC ............................................... 92

4.6. Peran Komunitas PSGGC Yogyakarta ....................................... 94

BAB 5 ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR EKSPRESI VISUAL GAMAR

ANAK KOMUNITAS PSGGC DI YOGYAKARTA

5.1. Gagasan Berkarya ....................................................................... 99

5.2. Media Berkarya ........................................................................... 101

5.3. Teknik Pembuatan Karya Gambar Anak .................................... 114

5.4. Karya Gambar Anak-anak Komunitas PSGGC .......................... 126

5.4.1. Analisis Estetik Karya Gambar Avris Anak Komunitas PSGGC

di Yogyakarta ........................................................................... 127

5.4.2. Analisis Estetik Karya Gambar Lala Anak Komunitas PSGGC

di Yogyakarta ........................................................................... 160

5.4.3. Analisis Estetik Karya Gambar Dio Anak Komunitas PSGGC

di Yogyakarta ........................................................................... 190

Page 12: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xii

5.4.4. Analisis Estetik Karya Gambar Wilang Anak Komunitas

PSGGC di Yogyakarta ............................................................. 223

5.4.5. Analisis Estetik Karya Gambar Felis Anak Komunitas PSGGC

di Yogyakarta ........................................................................... 253

5.4.6. Analisis Estetik Karya Gambar Amas Anak Komunitas PSGGC

di Yogyakarta ........................................................................... 284

5.4.7. Analisis Estetik Karya Gambar David Anak Komunitas PSGGC

di Yogyakarta ........................................................................... 313

5.4.8. Analisis Estetik Karya Gambar Cedrik Anak Komunitas PSGGC

di Yogyakarta ........................................................................... 347

5.5. Kreatif dan Detail : Ekspresi Visual Gambar Anak Gifted

komunitas PSGGC di Yogyakarta .............................................. 395

BAB 6 KECENDERUNGAN KECERDASAN GAMBAR ANAK GIFTED

KOMUNITAS PSGGC DI YOGYAKARTA

6.1. Kecerdasan Visual Gambar Anak ............................................... 399

6.1.1. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

Avris ......................................................................................... 400

6.1.2. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

Lala .......................................................................................... 416

6.1.3. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

Dio............................................................................................ 432

6.1.4. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

Wilang ...................................................................................... 448

6.1.5. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

Felis .......................................................................................... 464

6.1.6. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

Amas ........................................................................................ 480

Page 13: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xiii

6.1.7. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

David ........................................................................................ 496

6.1.8. Kepekaan Unsur Visual (Garis, Warna, Bentuk, dan Ruang)

Cedrik ....................................................................................... 512

6.2. Kemampuan Mengenali Identitas Objek .................................... 528

6.2.1. Kemampuan Mengenali Identitas Objek Avris........................ 529

6.2.2. Kemampuan Mengenali Identitas Objek Lala ......................... 533

6.2.3. Kemampuan Mengenali Identitas Objek Dio .......................... 537

6.2.4. Kemampuan Mengenali Identitas Objek Wilang ..................... 541

6.2.5. Kemampuan Mengenali Identitas Objek Felis ......................... 545

6.2.6. Kemampuan Mengenali Identitas Objek Amas ....................... 549

6.2.7. Kemampuan Mengenali Identitas Objek David ....................... 553

6.2.8. Kemampuan Mengenali Identitas Objek Cedrik ...................... 557

6.3. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran ................................. 561

6.3.1. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Avris .................... 562

6.3.2. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Lala ...................... 566

6.3.3. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Dio ....................... 570

6.3.4. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Wilang ................. 574

6.3.5. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Felis ..................... 578

6.3.6. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Amas .................... 582

6.3.7. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran David ................... 586

6.3.8. Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Cedrik .................. 590

BAB 7 PROSES PEMBELAJARAN SENI PADA KOMUNITAS PSGGC DI

YOGYAKARTA

7.1. Sistem Pembelajaran ................................................................... 610

7.2. Tujuan dan Sasaran Pmbelajaran ................................................ 614

7.3. Metode Pembelajaran.................................................................. 617

7.4. Evaluasi Pembelajaran ................................................................ 619

Page 14: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xiv

BAB 8 PENUTUP

8.1. Kesimpulan ............................................................................... 623

8.2. Implikasi ................................................................................... 624

8.3 Saran ......................................................................................... 625

8.4 Saran Untuk Orang Tua dan Guru ............................................. 625

8.5 Saran Untuk Pemerintah ............................................................ 626

8.6 Saran Untuk Peneliti Lain.......................................................... 626

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 627

LAMPIRAN ..................................................................................................... 634

Page 15: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1. Kertas HVS dan Sketch Book sebagai Media Utama Kegiatan

Menggambar ............................................................................... 107

Gambar 5.2. Pensil sebagai Alat Utama Kegitan Menggambar ....................... 108

Gambar 5.3. Pena sebagai Alat Utama Kegiatan Menggambar ....................... 109

Gambar 5.4. Spidol sebagai Alat Utama Kegiatan Menggambar .................... 110

Gambar 5.5. Pensil Warna sebagai Media Warna Utama Kegiatan Menggambar

.................................................................................................... 111

Gambar 5.6.Crayon sebagai Media Warna Utama Kegiatan Menggambar ..... 112

Gambar 5.7. Penghapus sebagai Alat pendukung Kegiatan Menggambar ...... 113

Gambar 5.8. Peraut Pensil sebagai Alat Pendukung Kegiatan Menggambar .. 113

Gambar 5.9. Penggaris sebagai Alat Pendukung Kegiatan Menggambar ....... 114

Gambar 5.10. Foto Anak sedang Bermain dan Mengamati Lingkungan Sekitar

.................................................................................................... 115

Gambar 5.11. Foto Anak sedang Menyiapkan Media dan Alat Gambar ......... 116

Gambar 5.12. Foto Anak sedang Asyik Menggambar ..................................... 117

Gambar 5.13. Foto Anak Mewarna Gambar .................................................... 118

Gambar 5.14. Karya Gambar Sketsa Hitam Putih ........................................... 119

Gambar 5.15. Karya Gambar Sketsa Berwarna ............................................... 120

Gambar 5.16. Karya Gambar Arsir Hitam Putih.............................................. 121

Gambar 5.17. Karya Gambar Berwarna ........................................................... 122

Gambar 5.18. Analisis Estetik Gambar 1 Avris ............................................... 128

Gambar 5.19. Analisis Unsur Garis Gambar 1 Avris....................................... 129

Gambar 5.20. Analisis Unsur Raut Gambar 1 Avris ........................................ 130

Gambar 5.21. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 Avris ...................... 133

Gambar 5.22. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 Avris ................................ 134

Gambar 5.23. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 Avris ................................ 136

Gambar 5.24. Analisis Estetik Gambar 2 Avris ............................................... 137

Page 16: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xvi

Gambar 5.25. Analisis Unsur Garis Gambar 2 Avris....................................... 138

Gambar 5.26. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 2 Avris ...................... 141

Gambar 5.27. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 2 Avris ................................ 142

Gambar 5.28. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 Avris ................................ 143

Gambar 5.29. Analisis Estetik Gambar 3 Avris ............................................... 144

Gambar 5.30. Analisis Unsur Garis Gambar 3 Avris....................................... 145

Gambar 5.31. Analisis Unsur Raut Gambar 3 Avris ........................................ 146

Gambar 5.32. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 Avris ...................... 149

Gambar 5.33. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 3 Avris ................................ 150

Gambar 5.34. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 Avris ................................ 151

Gambar 5.35. Analisis Estetik Gambar 4 Avris ............................................... 152

Gambar 5.36. Analisis Unsur Garis Gambar 4 Avris....................................... 153

Gambar 5.37. Analisis Unsur Raut Gambar 4 Avris ........................................ 154

Gambar 5.38. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 4 Avris ...................... 157

Gambar 5.39. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 Avris ................................ 158

Gambar 5.40. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 4 Avris ................................ 159

Gambar 5.41. Analisis Estetik Gambar 1 Lala ................................................. 161

Gambar 5.42. Analisis Unsur Garis Gambar 1 Lala ........................................ 162

Gambar 5.43. Analisis Unsur Raut Gambar 1 Lala ......................................... 163

Gambar 5.44. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 Lala ........................ 166

Gambar 5.45. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 Lala .................................. 167

Gambar 5.46. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 Lala .................................. 168

Gambar 5.47. Analisis Estetik Gambar 2 Lala ................................................. 169

Gambar 5.48. Analisis Unsur Garis Gambar 2 Lala ........................................ 170

Gambar 5.49. Analisis Unsur Raut Gambar 2 Lala ......................................... 171

Gambar 5.50. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 2 Lala ........................ 174

Gambar 5.51. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 Lala .................................. 175

Gambar 5.52. Analisis Estetik Gambar 3 Lala ................................................. 176

Page 17: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xvii

Gambar 5.53. Analisis Unsur Garis Gambar 3 Lala ........................................ 177

Gambar 5.54. Analisis Unsur Raut Gambar 3 Lala ......................................... 178

Gambar 5.55. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 Lala ........................ 180

Gambar 5.56. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 3 Lala .................................. 181

Gambar 5.57. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 Lala .................................. 182

Gambar 5.58. Analisis Estetik Gambar 4 Lala ................................................. 183

Gambar 5.59. Analisis Unsur Garis Gambar 4 Lala ........................................ 184

Gambar 5.60. Analisis Unsur Raut Gambar 4 Lala ......................................... 185

Gambar 5.61. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 14Lala ....................... 187

Gambar 5.62. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 Lala .................................. 188

Gambar 5.63. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 4 Lala .................................. 189

Gambar 5.64. Analisis Estetik Gambar 1 Dio .................................................. 191

Gambar 5.65. Analisis Unsur Garis Gambar 1 Dio ......................................... 192

Gambar 5.66. Analisis Unsur Raut Gambar 1 Dio........................................... 193

Gambar 5.67. Analisis Unsur Warna Gambar 1 Dio ....................................... 194

Gambar 5.68. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 Dio ......................... 196

Gambar 5.69. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 Dio ................................... 197

Gambar 5.70. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 Dio ................................... 198

Gambar 5.71. Analisis Estetik Gambar 2 Dio .................................................. 199

Gambar 5.72. Analisis Unsur Garis Gambar 2 Dio ......................................... 200

Gambar 5.73. Analisis Unsur Raut Gambar 2 Dio........................................... 201

Gambar 5.74. Analisis Unsur Warna Gambar 2 Dio ....................................... 202

Gambar 5.75. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 2 Dio ......................... 204

Gambar 5.76. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 2 Dio ................................... 205

Gambar 5.77. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 Dio ................................... 206

Gambar 5.78. Analisis Estetik Gambar 3 Dio .................................................. 207

Gambar 5.79. Analisis Unsur Garis Gambar 3 Dio ......................................... 208

Gambar 5.80. Analisis Unsur Raut Gambar 3 Dio........................................... 209

Page 18: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xviii

Gambar 5.81. Analisis Unsur Warna Gambar 3 Dio ....................................... 210

Gambar 5.82. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 Dio ......................... 212

Gambar 5.83. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 3 Dio ................................... 213

Gambar 5.84. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 Dio ................................... 214

Gambar 5.85. Analisis Estetik Gambar 4 Dio .................................................. 215

Gambar 5.86. Analisis Unsur Garis Gambar 4 Dio ......................................... 216

Gambar 5.87. Analisis Unsur Raut Gambar 4 Dio........................................... 217

Gambar 5.88. Analisis Unsur Warna Gambar 4 Dio ....................................... 218

Gambar 5.89. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 4 Dio ......................... 220

Gambar 5.90. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 Dio ................................... 221

Gambar 5.91. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 4 Dio ................................... 222

Gambar 5.92. Analisis Estetik Gambar 1 Wilang ............................................ 224

Gambar 5.93. Analisis Unsur Garis Gambar 1 Wilang .................................... 225

Gambar 5.94. Analisis Unsur Raut Gambar 1 Wilang ..................................... 226

Gambar 5.95. Analisis Unsur Warna Gambar 1 Wilang .................................. 227

Gambar 5.96. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 Wilang ................... 229

Gambar 5.97. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 Wilang ............................. 230

Gambar 5.98. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 Wilang ............................. 231

Gambar 5.99. Analisis Estetik Gambar 2 Wilang ............................................ 232

Gambar 5.100. Analisis Unsur Garis Gambar 2 Wilang .................................. 233

Gambar 5.101. Analisis Unsur Raut Gambar 2 Wilang ................................... 234

Gambar 5.102. Analisis Unsur Warna Gambar 2 Wilang ................................ 235

Gambar 5.103. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 2 Wilang ................. 237

Gambar 5.104. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 Wilang ........................... 238

Gambar 5.105. Analisis Estetik Gambar 3 Wilang .......................................... 239

Gambar 5.106. Analisis Unsur Garis Gambar 3 Wilang .................................. 240

Gambar 5.107. Analisis Unsur Raut Gambar 3 Wilang ................................... 241

Gambar 5.108. Analisis Unsur Warna Gambar 3 Wilang ................................ 242

Page 19: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xix

Gambar 5.109. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 Wilang ................. 244

Gambar 5.110. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 Wilang ........................... 245

Gambar 5.111. Analisis Estetik Gambar 4 Wilang .......................................... 246

Gambar 5.112. Analisis Unsur Garis Gambar 4 Wilang .................................. 247

Gambar 5.113. Analisis Unsur Raut Gambar 4 Wilang ................................... 248

Gambar 5.114. Analisis Unsur Warna Gambar 4 Wilang ................................ 249

Gambar 5.115. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 4 Wilang ................. 251

Gambar 5.116. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 Wilang ........................... 252

Gambar 5.117. Analisis Estetik Gambar 1 Felis .............................................. 254

Gambar 5.118. Analisis Unsur Garis Gambar 1 Felis ...................................... 255

Gambar 5.119. Analisis Unsur Raut Gambar 1 Felis ....................................... 256

Gambar 5.120. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 Felis ..................... 258

Gambar 5.121. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 Felis ............................... 259

Gambar 5.122. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 Felis ............................... 260

Gambar 5.123. Analisis Estetik Gambar 2 Felis .............................................. 261

Gambar 5.124. Analisis Unsur Garis Gambar 2 Felis ...................................... 262

Gambar 5.125. Analisis Unsur Raut Gambar 2 Felis ....................................... 263

Gambar 5.126. Analisis Unsur Warna Gambar 2 Felis .................................... 264

Gambar 5.127. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 2 Felis ..................... 266

Gambar 5.128. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 2 Felis ............................... 267

Gambar 5.129. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 Felis ............................... 268

Gambar 5.130. Analisis Estetik Gambar 3 Felis .............................................. 269

Gambar 5.131. Analisis Unsur Garis Gambar 3 Felis ...................................... 270

Gambar 5.132. Analisis Unsur Raut Gambar 3 Felis ....................................... 271

Gambar 5.133. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 Felis ..................... 273

Gambar 5.134. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 3 Felis ............................... 274

Gambar 5.135. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 Felis ............................... 275

Gambar 5.136. Analisis Estetik Gambar 4 Felis .............................................. 276

Page 20: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xx

Gambar 5.137. Analisis Unsur Garis Gambar 4 Felis ...................................... 277

Gambar 5.138. Analisis Unsur Raut Gambar 4 Felis ....................................... 278

Gambar 5.139. Analisis Unsur Warna Gambar 4 Felis .................................... 279

Gambar 5.140. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 4 Felis ..................... 281

Gambar 5.141. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 Felis ............................... 282

Gambar 5.142. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 4 Felis ............................... 283

Gambar 5.143. Analisis Estetik Gambar 1 Amas ............................................ 285

Gambar 5.144. Analisis Unsur Garis Gambar 1 Amas .................................... 286

Gambar 5.145. Analisis Unsur Raut Gambar 1 Amas ..................................... 287

Gambar 5.146. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 Amas ................... 289

Gambar 5.147. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 Amas .............................. 290

Gambar 5.148. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 Amas .............................. 291

Gambar 5.149. Analisis Estetik Gambar 2 Amas ............................................ 292

Gambar 5.150. Analisis Unsur Garis Gambar 2 Amas .................................... 293

Gambar 5.151. Analisis Unsur Raut Gambar 2 Amas ..................................... 294

Gambar 5.152. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 2 Amas ................... 296

Gambar 5.153. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 2 Amas .............................. 297

Gambar 5.154. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 Amas .............................. 298

Gambar 5.155. Analisis Estetik Gambar 3 Amas ............................................ 299

Gambar 5.156. Analisis Unsur Garis Gambar 3 Amas .................................... 300

Gambar 5.157. Analisis Unsur Raut Gambar 3 Amas ..................................... 301

Gambar 5.158. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 Amas ................... 303

Gambar 5.159. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 3 Amas .............................. 304

Gambar 5.160. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 Amas .............................. 305

Gambar 5.161. Analisis Estetik Gambar 4 Amas ............................................ 306

Gambar 5.162. Analisis Unsur Garis Gambar 4 Amas .................................... 307

Gambar 5.163. Analisis Unsur Raut Gambar 4 Amas ..................................... 308

Gambar 5.164. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 4 Amas ................... 310

Page 21: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxi

Gambar 5.165. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 Amas .............................. 311

Gambar 5.166. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 4 Amas .............................. 312

Gambar 5.167. Analisis Estetik Gambar 1 David ............................................ 314

Gambar 5.168. Analisis Unsur Garis Gambar 1 David .................................... 315

Gambar 5.169. Analisis Unsur Raut Gambar 1 David ..................................... 316

Gambar 5.170. Analisis Unsur Warna Gambar 1 David .................................. 317

Gambar 5.171. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 David ................... 319

Gambar 5.172. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 David ............................. 320

Gambar 5.173. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 David ............................. 321

Gambar 5.174. Analisis Estetik Gambar 2 David ............................................ 322

Gambar 5.175. Analisis Unsur Garis Gambar 2 David .................................... 323

Gambar 5.176. Analisis Unsur Raut Gambar 2 David ..................................... 324

Gambar 5.177. Analisis Unsur Warna Gambar 2 David .................................. 325

Gambar 5.178. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 8 David ................... 327

Gambar 5.179. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 2 David ............................. 328

Gambar 5.180. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 David ............................. 329

Gambar 5.181. Analisis Estetik Gambar 3 David ............................................ 330

Gambar 5.182. Analisis Unsur Garis Gambar 3 David .................................... 331

Gambar 5.183. Analisis Unsur Raut Gambar 3 David ..................................... 332

Gambar 5.184. Analisis Unsur Warna Gambar 3 David .................................. 334

Gambar 5.185. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 David ................... 335

Gambar 5.186. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 3 David ............................. 336

Gambar 5.187. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 David ............................. 337

Gambar 5.188. Analisis Estetik Gambar 4 David ............................................ 338

Gambar 5.189. Analisis Unsur Garis Gambar 4 David .................................... 339

Gambar 5.190. Analisis Unsur Raut Gambar 4 David ..................................... 340

Gambar 5.191. Analisis Unsur Warna Gambar 4 David .................................. 342

Gambar 5.192. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 4 David ................... 344

Page 22: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxii

Gambar 5.193. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 David ............................. 345

Gambar 5.194. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 4 David ............................. 346

Gambar 5.195. Analisis Estetik Gambar 1 Cedrik ........................................... 348

Gambar 5.196. Analisis Unsur Garis Gambar 1 Cedrik................................... 349

Gambar 5.197. Analisis Unsur Raut Gambar 1 Cedrik .................................... 350

Gambar 5.198. Analisis Unsur Warna Gambar 1 Cedrik................................. 351

Gambar 5.199. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 1 Cedrik .................. 353

Gambar 5.200. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 1 Cedrik ............................ 354

Gambar 5.201. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 1 Cedrik ............................ 355

Gambar 5.202. Analisis Estetik Gambar 2 Cedrik ........................................... 356

Gambar 5.203. Analisis Unsur Garis Gambar 2 Cedrik................................... 357

Gambar 5.204. Analisis Unsur Raut Gambar 2 Cedrik .................................... 358

Gambar 5.205. Analisis Unsur Warna Gambar 2 Cedrik................................. 359

Gambar 5.206. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 2 Cedrik .................. 361

Gambar 5.207. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 2 Cedrik ............................ 362

Gambar 5.208. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 2 Cedrik ............................ 363

Gambar 5.209. Analisis Estetik Gambar 3 Cedrik ........................................... 364

Gambar 5.210. Analisis Unsur Garis Gambar 3 Cedrik................................... 365

Gambar 5.211. Analisis Unsur Raut Gambar 3 Cedrik .................................... 366

Gambar 5.212. Analisis Unsur Warna Gambar 3 Cedrik................................. 367

Gambar 5.213. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 3 Cedrik .................. 369

Gambar 5.214. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 3 Cedrik ............................ 370

Gambar 5.215. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 3 Cedrik ............................ 371

Gambar 5.216. Analisis Estetik Gambar 4 Cedrik ........................................... 372

Gambar 5.217. Analisis Unsur Garis Gambar 4 Cedrik................................... 373

Gambar 5.218. Analisis Unsur Raut Gambar 4 Cedrik .................................... 374

Gambar 5.219. Analisis Unsur Warna Gambar 4 Cedrik................................. 375

Gambar 5.220. Analisis Prinsip Keseimbangan Gambar 4 Cedrik .................. 377

Page 23: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxiii

Gambar 5.221. Analisis Prinsip Proporsi Gambar 4 Cedrik ............................ 378

Gambar 5.222. Analisis Prinsip Gerakan Gambar 4 Cedrik ............................ 379

Gambar 6.1. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 Avris .................................. 400

Gambar 6.2. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 Avris ................................ 401

Gambar 6.3. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1 Avris ............................... 402

Gambar 6.4. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 Avris................................. 403

Gambar 6.5. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 Avris .................................. 404

Gambar 6.6. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 Avris ................................ 405

Gambar 6.7. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 Avris ............................... 406

Gambar 6.8. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 Avris................................. 407

Gambar 6.9. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 Avris .................................. 408

Gambar 6.10. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 Avris .............................. 409

Gambar 6.11. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 Avris ............................. 410

Gambar 6.12. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3 Avris............................... 411

Gambar 6.13. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 Avris ................................ 412

Gambar 6.14. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 Avris .............................. 413

Gambar 6.15. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 Avris4 ........................... 414

Gambar 6.16. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 Avris............................... 415

Gambar 6.17. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 Lala .................................. 416

Gambar 6.18. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 Lala ................................ 417

Gambar 6.19. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1 Lala ............................... 418

Gambar 6.20. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 Lala ................................ 419

Gambar 6.21. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 Lala .................................. 420

Gambar 6.22. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 Lala ................................ 421

Gambar 6.23. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 Lala ............................... 422

Gambar 6.24. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 Lala ................................ 423

Gambar 6.25. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 Lala .................................. 424

Gambar 6.26. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 Lala ................................ 425

Page 24: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxiv

Gambar 6.27. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 Lala ............................... 426

Gambar 6.28. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3 Lala ................................ 427

Gambar 6.29. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 Lala .................................. 428

Gambar 6.30. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 Lala ................................ 429

Gambar 6.31. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 Lala ............................... 430

Gambar 6.32. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 Lala ................................ 431

Gambar 6.33. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 Dio ................................... 432

Gambar 6.34. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 Dio ................................. 433

Gambar 6.35. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1 Dio ................................ 434

Gambar 6.36. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 Dio ................................. 435

Gambar 6.37. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 Dio ................................... 436

Gambar 6.38. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 Dio ................................. 437

Gambar 6.39. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 Dio ................................ 438

Gambar 6.40. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 Dio ................................. 439

Gambar 6.41. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 Dio ................................... 440

Gambar 6.42. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 Dio ................................. 441

Gambar 6.43. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 Dio ................................ 442

Gambar 6.44. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3 Dio ................................. 443

Gambar 6.45. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 Dio ................................... 444

Gambar 6.46. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 Dio ................................. 445

Gambar 6.47. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 Dio ................................ 446

Gambar 6.48. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 Dio ................................. 447

Gambar 6.49. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 Wilang ............................. 448

Gambar 6.50. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 Wilang ........................... 449

Gambar 6.51. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1 Wilang........................... 450

Gambar 6.52. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 Wilang ............................ 451

Gambar 6.53. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 Wilang ............................. 452

Gambar 6.54. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 Wilang ........................... 453

Page 25: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxv

Gambar 6.55. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 Wilang........................... 454

Gambar 6.56. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 Wilang ............................ 455

Gambar 6.57. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 Wilang ............................. 456

Gambar 6.58. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 Wilang ........................... 457

Gambar 6.59. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 Wilang........................... 458

Gambar 6.60. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3 Wilang ............................ 459

Gambar 6.61. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 Wilang ............................. 460

Gambar 6.62. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 Wilang ........................... 461

Gambar 6.63. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 Wilang........................... 462

Gambar 6.64. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 Wilang ............................ 463

Gambar 6.65. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 Felis ................................. 464

Gambar 6.66. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 Felis ............................... 465

Gambar 6.67. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1 Felis .............................. 466

Gambar 6.68. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 Felis ................................ 467

Gambar 6.69. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 Felis ................................. 468

Gambar 6.70. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 Felis ............................... 469

Gambar 6.71. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 Felis .............................. 470

Gambar 6.72. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 Felis ................................ 471

Gambar 6.73. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 Felis ................................. 472

Gambar 6.74. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 Felis ............................... 473

Gambar 6.75. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 Felis .............................. 474

Gambar 6.76. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3 Felis ................................ 475

Gambar 6.77. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 Felis ................................. 476

Gambar 6.78. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 Felis ............................... 477

Gambar 6.79. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 Felis .............................. 478

Gambar 6.80. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 Felis ................................ 479

Gambar 6.81. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 Amas ................................ 480

Gambar 6.82. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 Amas .............................. 481

Page 26: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxvi

Gambar 6.83. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1 Amas ............................. 482

Gambar 6.84. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 Amas .............................. 483

Gambar 6.85. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 Amas ................................ 484

Gambar 6.86. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 Amas .............................. 485

Gambar 6.87. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 Amas ............................. 486

Gambar 6.88. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 Amas .............................. 487

Gambar 6.89. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 Amas ................................ 488

Gambar 6.90. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 Amas .............................. 489

Gambar 6.91. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 Amas ............................. 490

Gambar 6.92. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3 Amas .............................. 491

Gambar 6.93. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 Amas ................................ 492

Gambar 6.94. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 Amas .............................. 493

Gambar 6.95. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 Amas ............................. 494

Gambar 6.96. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 Amas .............................. 495

Gambar 6.97. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 David ............................... 496

Gambar 6.98. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 David ............................. 497

Gambar 6.99. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1 David............................. 498

Gambar 6.100. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 David ............................ 499

Gambar 6.101. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 David ............................. 500

Gambar 6.102. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 David ........................... 501

Gambar 6.103. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 David........................... 502

Gambar 6.104. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 David ............................ 503

Gambar 6.105. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 David ............................. 504

Gambar 6.106. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 David ........................... 505

Gambar 6.17. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 David............................. 506

Gambar 6.108. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3 David ............................ 507

Gambar 6.109. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 David ............................. 508

Gambar 6.110. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 David ........................... 509

Page 27: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxvii

Gambar 6.111. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 David........................... 510

Gambar 6.112. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 David ............................ 511

Gambar 6.113. Analisis Kepekaan Garis Gambar 1 Cedrik ............................ 512

Gambar 6.114. Analisis Kepekaan Warna Gambar 1 Cedrik .......................... 513

Gambar 6.115. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 1Cedrik .......................... 514

Gambar 6.116. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 1 Cedrik .......................... 515

Gambar 6.117. Analisis Kepekaan Garis Gambar 2 Cedrik ............................ 516

Gambar 6.118. Analisis Kepekaan Warna Gambar 2 Cedrik .......................... 517

Gambar 6.119. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 2 Cedrik ......................... 518

Gambar 6.120. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 2 Cedrik .......................... 519

Gambar 6.121. Analisis Kepekaan Garis Gambar 3 Cedrik ............................ 520

Gambar 6.122. Analisis Kepekaan Warna Gambar 3 Cedrik .......................... 521

Gambar 6.123. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 3 Cedrik ......................... 522

Gambar 6.124. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 3Cedrik............................ 523

Gambar 6.125. Analisis Kepekaan Garis Gambar 4 Cedrik ............................ 524

Gambar 6.126. Analisis Kepekaan Warna Gambar 4 Cedrik .......................... 525

Gambar 6.127. Analisis Kepekaan Bentuk Gambar 4 Cedrik ......................... 526

Gambar 6.128. Analisis Kepekaan Ruang Gambar 4 Cedrik .......................... 527

Gambar 6.129. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 Avris ..................... 529

Gambar 6.130. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 Avris ..................... 530

Gambar 6.131. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 Avris ..................... 531

Gambar 6.132. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 Avris ..................... 532

Gambar 6.133. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 Lala....................... 533

Gambar 6.134. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 Lala....................... 534

Gambar 6.135. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 Lala....................... 535

Gambar 6.136. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 Lala....................... 536

Gambar 6.137. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 Dio ........................ 537

Gambar 6.138. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 Dio ........................ 538

Page 28: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxviii

Gambar 6.139. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 Dio ........................ 539

Gambar 6.140. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 Dio ........................ 540

Gambar 6.141. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 Wilang .................. 541

Gambar 6.142. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 Wilang .................. 542

Gambar 6.143. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 Wilang .................. 543

Gambar 6.144. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 Wilang .................. 544

Gambar 6.145. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 Felis ...................... 545

Gambar 6.146. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 Felis ...................... 546

Gambar 6.147. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 Felis ...................... 547

Gambar 6.148. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 Felis ...................... 548

Gambar 6.149. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 Amas .................... 549

Gambar 6.150. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 Amas .................... 550

Gambar 6.151. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 Amas .................... 551

Gambar 6.152. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 Amas .................... 552

Gambar 6.153. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 David .................... 553

Gambar 6.154. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 David .................... 554

Gambar 6.155. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 David .................... 555

Gambar 6.156. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 David .................... 556

Gambar 6.157. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 1 Cedrik ................... 557

Gambar 6.158. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 2 Cedrik ................... 558

Gambar 6.159. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 3 Cedrik ................... 559

Gambar 6.160. Kemampuan Mengenali Objek Gambar 4 Cedrik ................... 560

Gambar 6.161. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

Avris ......................................................................................... 562

Gambar 6.162. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

Avris ......................................................................................... 563

Gambar 6.163. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

Avris ......................................................................................... 564

Page 29: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxix

Gambar 6.164. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

Avris ......................................................................................... 565

Gambar 6.165. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

Lala ........................................................................................... 566

Gambar 6.166. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

Lala ........................................................................................... 567

Gambar 6.167. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

Lala ........................................................................................... 568

Gambar 6.168. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

Lala ........................................................................................... 569

Gambar 6.169. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

Dio ............................................................................................ 570

Gambar 6.170. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

Dio ............................................................................................ 571

Gambar 6.171. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

Dio ............................................................................................ 572

Gambar 6.172. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

Dio ............................................................................................ 573

Gambar 6.173. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

Wilang ...................................................................................... 574

Gambar 6.174. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

Wilang ...................................................................................... 575

Gambar 6.175. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

Wilang ...................................................................................... 576

Gambar 6.176. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

Wilang ...................................................................................... 577

Gambar 6.177. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

Felis .......................................................................................... 578

Gambar 6.178. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

Felis .......................................................................................... 579

Gambar 6.179. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

Felis .......................................................................................... 580

Gambar 6.180. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

Felis .......................................................................................... 581

Page 30: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxx

Gambar 6.181. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

Amas ......................................................................................... 582

Gambar 6.182. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

Amas ......................................................................................... 583

Gambar 6.183. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

Amas ......................................................................................... 584

Gambar 6.184. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

Amas ......................................................................................... 585

Gambar 6.185. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

David ........................................................................................ 586

Gambar 6.186. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

David ........................................................................................ 587

Gambar 6.187. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

David ........................................................................................ 588

Gambar 6.188. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

David ........................................................................................ 589

Gambar 6.189. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 1

Cedrik ....................................................................................... 590

Gambar 6.190. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 2

Cedrik ....................................................................................... 591

Gambar 6.191. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 3

Cedrik ....................................................................................... 592

Gambar 6.192. Analisis Kemampuan Mengukur Jarak dan Ukuran Gambar 4

Cedrik ....................................................................................... 593

Gambar 7.1. Proses Pembelajaran .................................................................... 611

Gambar 7.2. Proses Pembeajaran ..................................................................... 612

Gambar 7.3. Proses Pembelajaran .................................................................... 613

Gambar 7.4. Proses Pembelajaran .................................................................... 618

Gambar 7.5. Evaluasi Pembelajaran ................................................................ 621

Page 31: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

xxxi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Matrik Media dan Alat untuk membuat karya seni gambar Anak-anak

gifted pada komunitas PSGGC di Yogyakarta ................................ 102

Tabel 5.2. Matrik Karya Gambar Anak PSGGC.............................................. 123

Tabel 5.3. Matrik Rekap Analisis Estetik Karya Gambar Anak PSGGC ........ 380

Tabel 6.1. Matrik Rekap Kecenderungan Kecerdasan Karya Gambar Anak

PSGGC ............................................................................................ 594

Page 32: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut Rohidi (2016 : 70-71) kebudayaan merupakan pedoman yang berfungsi

operasional bagi manusia untuk beradaptasi dengan/dan menghadapi lingkungan

tertentu (alam-fisik dan sosial-budaya) agar mereka dapat melangsungkan

kehidupannya dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya (primer,

sekunder, dan integrative). Kebudayaan dalam pengertiannya senantiasa

terkandung tiga aspek penting, yaitu bahwa: (1) kebudayaan dialihkan dari satu

generasi ke generasi lainnya, (2) kebudayaan dipelajari, bahkan dialihkan dari

keadaan jasmaniah menusia yang bersifat genetik, dan (3) kebudayaan dihayati dan

dimiliki bersama oleh para warga masyarakat pendukungnya. Dalam pengertian ini

tersirat bahwa pengalihan kebudayaan senantiasa melalui pendidikan. Kebudayaan

diperoleh manusia melalui pendidikan formal, nonformal, maupun informal,

berlangsung di sekolah, masyarakat, atau keluarga dengan melakuakan peniruan-

peniruan dan mengabsorbsikannya ke dalam pengetahuan, baik secara sadar

maupun tidak sadar.

Triyanto (2017 : 83-84) mengatakan sementara itu, seni sebagai salah satu

unsur kebudayaan memiliki kontribusi dalam membentuk peradaban bangsa.

Bahkan, dalam banyak kasus, ketika orang bicara peradaban, perbincangan itu akan

mengarah pada produk-produk karya seni yang memiliki keunggulan kualitas yang

tinggi. Fakta ini menunjukan bahwa peran seni tidak dapat diabaikan dalam

Page 33: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

2

kehidupan budaya atau peradaban bangsa. Lebih lanjut Triyanto (2017 : 86-87)

menyatakan ketika seni dijadikan instrumen (pranata) pendidikan, maka perilaku

ekspresif artistik dan estetik dalam bentuk aktivitas kreatif dan apresiatif dengan

segala perwujudannya harus dihadirkan dalam prosesnya. Dengan kata lain subjek

didik, siapapun orangnya harus dikondisikan melalui dua kegiatan itu oleh

pendidiknya. Hal ini, memang sejalan dengan spirit dan orientasi pendidikan seni

itu sendiri, yakni membentuk pribadi manusia yang kreatif dan apresiatif. Sebagai

instrumen, pendidikan seni dapat dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu

pendekatan melalui seni (education through art) dan pendekatan dalam seni

(education in art). Pendekatan pendidikan melalui seni diselenggarakan di sekolah-

sekolah umum. Sementara itu, pendekatan pendidikan dalam seni diselenggarakan

di sekolah-sekolah khusus kejuruan (vokasi).

Menurut Li ( 2018: 13) Seni menjadi saluran bagi anak untuk

mengekspresikan ide-ide mereka secara visual. Pendidikan seni berbasis isu

didasarkan pada kerangka besar pendidikan seni budaya visual kritis dan

memperluas diskusi kelas yang melampaui seni rupa dan menggabungkan berbagai

karya seni kontemporer layaknya aktivis seni. Menurut McMahon (2015 : 16)

Implementasi program berbasis seni yang berkualitas membutuhkan perhatian

khusus terhadap masalah-masalah seperti sumber daya fisik, fungsionalitas (dalam

hal ini terkait seni) dari ruang yang disediakan dan waktu yang dialokasikan untuk

kegiatan seni dalam jam 'blok' dan panjang program yang disediakan untuk

memastikan kemampuan siswa untuk terlibat dalam karya artistik otentik.

Page 34: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

3

Menurut Punzalan (2018 : 121) seni sebagai Metode Pembelajaran bagi anak

mengajak mereka belajar melalui permainan dan eksperimen. Menggunakan seni

visual di bidang pembelajaran yang berbeda membantu siswa untuk berpartisipasi

dan mengembangkan kepercayaan diri mereka. Anak-anak dalam proses membuat

karya seni namun tanpa sadar pengetahuan dan kemampuan mereka juga

meningkat. Seni dapat digunakan untuk kegiatan belajar seperti kegiatan

menggambar, belajar konsep sains melalui seni (cahaya, warna dan pencampuran

warna, dll), belajar konsep matematika melalui seni (ruang, perspektif, sudut,

bentuk, dll), belajar tentang masyarakat dan konsep lingkungan melalui seni dan

kerajinan (pakaian, gaya hidup, perumahan, dll).

Triyanto, (2016 : 7) pendidikan seni memiliki fungsi yang amat penting

sebagai sarana atau alat untuk mengembangkan kesadaran atau kepekaan estetik,

mengembangkan daya cipta atau kreativitas, serta menjadi sarana bagi anak

untuk mengungkapkan (ekspresi) diri dan lingkungannya. Dalam konteks ini,

sesungguhnya pendidikan seni mengarah kepada dua hal, yaitu sebagai media

pendidikan estetik (pengembangan daya apresiasi) dan sebagai media pendidikan

kreatif (pengembangan daya cipta dan ekspresi). Dengan demikian, pendidikan seni

memiliki fungsi ganda, yaitu pertama dalam pengertian pendidikan estetik

(apresiasi) ia berfungsi sebagai media pelestarian dan pewarisan nilai-nilai tradisi

sosial budaya dan dalam pengertian pendidikan kreatif, ia berfungsi sebagai media

untuk mengembangkan kreativitas budaya. Murtiningrum, dkk (2013:289)

menjelaskan reativitas merupakan kemampuan siswa untuk memunculkan ide-

ide baru dan berdaya cipta. Hal ini merupakan potensi yang perlu mendapatkan

Page 35: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

4

apresisasi oleh guru melalui penerapan metode dan penggunaan media

pembelajaran. Siswa yang kreatif memiliki ciri antara lain keingintahuan yang

berlebih, daya kreasi dan imajinasi yang tinggi pula. Sehingga siswa yang

kreatif mampu memahami hal-hal yang bersifat kongkret dan abstrak.

Sofyan (2012:2) mengatakan pendidikan seni budaya di sekolah seyogyanya

diperuntukkan dan diikuti oleh seluruh siswa, baik siswa perempuan maupun siswa

laki-laki, yang berminat maupun yang tidak berminat, yang berbakat maupun tidak

berbakat. Suherman (2014 :162 menjelaskan indikator layanan efektif bagai anak

berbakat adalah sukses akademik dan non-akademik. Artinya anak berbakat dapat

mengembangkan potensinya secara optimal. Hal ini tidak mungkin terjadi jika

proses pembelajarannya tidak bermutu. Oleh karena itu, meningkatkan mutu dan

relevansi pendidikan dasar adalah tantangan besar yang dihadapi banyak pihak saat

ini, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat.

Menurut Pamadi (2012 : 156) pendidikan seni memiliki peran terhadap

perkembangan mental dan pikiran anak. Pelajaran seni di beberapa Negara Eropa

seperti Perancis dan Belanda diajarkan filsafat dan psikologi. Dasar kedua ilmu ini

mengintregrasi ke dalam pembelajaran. Filsafat memberikan pandangan kritis

terhadap setiap penciptaan, dan psikologi memberikan kemampuan dan dorongan

mengungkapkan pendapat. Kemampuan dapat diartikan sebagai sebuah kecerdasan

yang dimiliki individu dan akan berbeda-beda antara manusia satu dengan manusia

lainnya. Sugihartono, dkk (2007 : 41) menjelaskan bahwa perbedaan kecerdasan

dapat dipahami dari perbedaan skor IQ yang dihasilkan dari tes kecerdasan.

Pengukuran kecerdasan manusia mengikuti suatu distribusi normal. Skor tes

Page 36: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

5

kecerdasan bergerak dari mendekati 0 sampai 200, dengan rata-rata 100. Sebagian

kecil populasi manusia mendapatkan anugerah kecerdasan yang cukup tinggi

sehingga bisa disebut very superior. Anak dengan tingkat kecerdasan very superior

juga sering disebut sebagai anak gifted.

Anak gifted memiliki perbedaan dengan anak normal karena mereka memiliki

intelegensi, kreativitas, dan komitmen yang sangat tinggi dalam dirinya. Kuswanti

(2015:7) menjelaskan bahwa anak gifted mengalami lompatan perkembangan yang

berakibat pada perbedaan kecerdasan dengan anak normal seusianya. Lompatan

perkembangan ini bisa berupa lompatan dalam keterampilan motorik kasar seperti

tidak melewati fase merangkak, ataupun jenis keterampilan yang lain seperti

berbicara, membaca ataupun menggambar. Beberapa anak gifted tidak mengalami

masalah yang berarti dengan adanya lompatan perkembangan ini, bila jarak

ketidaksinkronan lompatan tidak terlalu besar. Meskipun demikian, mereka tetap

mengalami masalah bila terpaksa berkembang dalam suatu sistem yang didesain

untuk anak-anak normal. Anak-anak ini kemudian dikategorikan ke dalam

kelompok gifted harmoni. Kelompok lainnya adalah kelompok anak yang

mengalami lompatan perkembangan dengan jarak lompatan yang cukup besar

sehingga masalah yang ditimbulkan semakin kompleks. Masalah bisa berwujud

dalam ketidakharmonisan perkembangan anak di beberapa area intelegensia,

namun bisa juga terjadi pada ketidakharmonisan perkembangan bicara, motorik,

sensoris dan emosi, serta berbagai aspek tumbuh kembang lainnya. Anak-anak

inilah yang dikategorikan ke dalam kelompok gifted disinkroni. Menurut

Sarouphim ( 2010: 78) Orang tua, guru, dan pejabat sekolah perlu disadarkan akan

Page 37: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

6

karakteristik bakat dan sifat anak karena akan berperan sebagai pendukung anak

mencari bakatnya, selalu waspada terhadap kemampuan-kemampuan yang belum

ditunjukan. Sebuah Pertimbangan penting dalam proses ini adalah untuk

mengadopsi pandangan luas tentang konsep pengetahuan dan bakat yang melebihi

kinerja akademik yang tinggi dan mencakup berbagai kemampuan. Yahya dan

kristika (2015:48) menyatakan kemampuan koping dan pemberdayaan Guru

Bimbingan dan Konsling secara efektif serta dukungan sosial yang kuat dari orang

tua anak, warga sekolah, lingkungan masyarakat, yang memberikan kekuatan

bagi Guru Bimbingan dan Konseling untuk mendapatkan makna yang

mendalam dan melukis harapan baru saat menangani Anak Berkebutuhan

Khusus.

Mendidik dan mengajar anak pada jenjang sekolah dasar merupakan hal

yang tidak mudah. Apalagi ketika anak tersebut masih berusia sangat muda

saat memasuki awal sekolah di sekolah dasar. Karena kebiasaan bermain masih

sangat kental pada diri anak-anak. Oleh karena itu sebagai seorang pendidik

harus mampu untuk mengkondisikan dan membuat suasana belajar mengajar

menjadi menyenangkan, Febrianto (2014:147). Kenyataannya, beberapa anak

gifted tidak menunjukkan prestasi yang gemilang dibidang akademik meskipun

memiliki skor yang tinggi di dalam tes IQ. Prestasinya justru berbanding terbalik

dengan stempel yang melekat pada dirinya sebagai sosok anak dengan kecerdasan

di atas rata-rata. Kuswanti (2015 : 14) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang

mempengaruhi hal ini, diantaranya adalah gaya berpikir. Sekitar dua per tiga anak

Page 38: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

7

gifted memiliki gaya berfikir Visual Spasial Learner (VSL) yaitu anak yang

cenderung belajar melalui gambar (visual).

Perkembangan kecerdasan visual spasial artinya perkembangan kemampuan

pandang ruang yang didukung oleh kemampuan melihat suatu dimensi atau ruang

melalui pencandraan melalui mata kemudian diintegrasi secara detail dan prespektif

di dalam otak dan disimpan dalam memori jangka panjang. Kemampuan pandang

ruang ini kelak akan mempunyai fungsi yang mengantarkan seorang anak

mempunyai kemampuan pemecahan masalah. Fungsi ini merupakan fungsi

terpenting dan akan menjadi karakteristik utama seorang anak cerdas istimewa (de

Groot & Pagman) dalam Van Tiel & Widyorini, (2014:60-61).

Kuswanti (2015 : 228-229) mengatakan belum banyak orang mengerti

tentang anak gifted (cerdas istimewa) dan mereka berfikir bahwa mereka adalah

anak yang akan selalu dapat mengatasi masalahnya sendiri. Masalah yang dihadapi

anak gifted sebenarnya sangat kompleks berkisar dengan persoalan akademik,

hambatan komunikasi, dan sosialisasi. Orang tua anak-anak gifted menyadari

bahwa anak mereka butuh dukungan dari banyak pihak agar dapat menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi anak mereka. Berdasarkan kesadaran akan kebutuhan

anak-anak mereka yang kompleks dan berbeda maka para orang tua anak gifted

sering mencari informasi menegnai penanganan yang baik bagi anaknya melalui

psikolog, instansi maupun komunitas yang dapat membantunya memecahkan

permasalahan. Komunitas PSGGC (Parents Support Group for Gifted Children)

adalah contoh komunitas yang mensuport anak-anak gifted di Yogyakarta. PSGGC

dibuat untuk bisa menyatukan orang tua dan anak-anak gifted di Yogyakarta

Page 39: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

8

terutama untuk saling berbagi dan belajar bersama-sama mengenai dunia anak

gifted. Kelompok ini juga terbuka bagi para pendidik, pemerhati masalah anak-

anak, dan siapa saja yang memang mempunyai perhatian akan keberadaan dan

permasalah anak-anak gifted.

Anak-anak selalu lekat dengan ekspresi visual (gambar anak) yang berfungsi

sebagai tempat mencurahkan pikiran dan perasaan mereka. Ekspresi gambar anak

memiliki keunikan tersendiri dan akan berbeda antara satu anak dengan yang lainya

tergantung pada pengaruh lingkungan atau faktor dalam diri anak itu sendiri.

Menurut Waridha, dkk (257 : 2017) Gambar bisa saja menjadi media yang dapat

membantu anak untuk melancarkan komunikasi verbalnya dengan meminta anak

untuk menceritakan gambar yang mereka buat sehingga pada akhirnya dapat

memahami ide dan perasaan mereka. Menurut Tobroni (2013:226-227)

menggambar dapat memengaruhi aspek motorik anak. Ketika melukis atau

menggambar dibutuhkan gerak seperti gerak tangan dengan memadukan indra

pendengaran serta emosi perasaan. Sehingga dengan gerak tersebut dapat melatih

motorik anak untuk tetap berkembang. Sehingga anakperlu dilatih sejak sedini

mungkin untuk belajar berekspresi lewat sebuah gambaran atau lukisan. Davido

menjelaskan (2:2016) Sebuah gambar tidak mampu mengungkapkan segalanya.

Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam menarik

kesimpulan sebuah gambar tanpa kita mengenal si pembuatnnya. Penafsiran

gambar memerlukan seorang ahli karena pekerjaan ini tidak hanya membutukan

intuisi dan kepekaan, tetapi juga memerlukan pengetahuan yang mendalam.

Page 40: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

9

Menurut Nurfatoni (2013 :14) Tipe dan gaya gambar pada masing-masing

anak bermacam-macam jenisnya dan memiliki karakter tersendiri. Namun hal

tersebut dapat diketahui dan diklasifikasikan berdasarkan tingkatan usia anak

dan kecenderungan perasaan atau logika yang digunakan. Pengaruh dari luar

yang meliputi pengalaman estetik yang diperoleh anak dalam interaksinya

dengan lingkungan membuahkan sesuatu yang baru berkaitan dengan ekspresi

kreatifnya. Anak akan mengungkapkan ide atau gagasan yang dipikirkannya

setelah proses mengamati secara langsung apa yang ada di alam. Kegiatan

bermain dengan teman - temannya dan rasa ingin tahu anak adalah faktor utama

dalam perkembangan mental dan kreativitasnya. Setiawan (2017:114) mengatakan

kreativitas dapat dibicarakan sebagai suatu bentuk kebaruan, inovasi, dan ragam

pemikiran anak-anak yang muncul pada karya gambar ekspresi. Kreativitas

merupakan wujud akhir dari hasil pengamatan yang telah dilakukan anak-anak,

karena tanpa pengamatan, kreativitas tersebut nyaris tidak ada.

Adapun salah satu penelitian yang berkaitan gambar anak adalah penelitian

yang dilakukan oleh Sugiarto (2012) berjudul “Ekspresi Gambar Anak:

Representasi Interaksi Anak Dengan Lingkungan ”. Penelitian ini berisi mengenai

ekspresi gambar anak yang dikaitkan dengan lingkungan anak itu sendiri.

Hubungan dengan lingkungan anak dapat mempengaruhi hasil gambar mereka baik

anak di pedesaan, pesisir, maupun perkotaaan. Dapat disimpulkan dalam penelitian

ini bahwa gambar anak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya yang

menciptakan ciri khas pada wujud gambar pada anak.

Page 41: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

10

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto diatas dapat digunakan sebagai

sebuah acuan bahwa gambar anak dipengaruhi beberapa factor baik dari dalam diri

anak maupun lingkungan disekitar mereka. Factor yang mungkin mempengaruhi

ekspresi gambar dapat berupa adanya perbedaan tingkat kecerdasan dalam diri

anak. Anak dengan tingkat kecerdasan diatas 130 atau sering disebut cerdas

istimewa (gifted) sebagai manusia pada dasarnya sama dengan anak normal

seusianya yang memiliki kebutuhan berekspresi visual (gambar anak) untuk

mencurahkan pikiran dan perasaan mereka. Berbagai penelitian mengenai gambar

anak banyak dilakukan oleh para ilmuwan mengingat pentingnya hal ini untuk

menjadi perhatian.Hal tersebut sesuai dengan venomena yang ditemukan peneliti

dilapangan dalam pengamatan praobservasi bahwa anak-anak gifted memiliki

karya gambar, khususnya anak gifted pada komunitas PSGGC di Yogyakarta.

Berdasarkan temuan venomena di lapangan ini peneliti tergerak untuk mengamati

lebih mendalam mengenai gambar anak gifted di komunitas PSGGC yang pada

dasarnya anak-anak ini memiliki tingkat kecerdasannya diatas rata-rata

dibandingkan dengan anak-anak normal seusianya sehingga memungkinkan

terdapat perbedaan bentuk ekspresi gambar dan kecenderungan ekspresi

gambarnya. Tingkat kecerdasan anak gifted yang cukup tinggi ditunjang stamina

mereka yang banyak menimbulkan perilaku berbeda dalam berbagai hal termasuk

cara belajar mereka yang membutuhkan perlakuan kusus, sehingga peneliti merasa

perlu membahas pula mengenai proses pembelajaran seni anak-anak gifted sebagai

sebuah masalah dalam satu rangkaian yang utuh dengan masalah sebelumnya.

Page 42: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

11

Dengan demikian perlu kiranya ekspresi gambar anak gifted (sebagai salah

satu konten pendidikan seni) dipahami melalui kacamata psikologi, dalam hal ini

kecerdasan yang dimiliki anak gifted mungkin dapat berpengruh pada ekspresi

gambar anak sehingga perlu dilakukan penelitian tentang gambar anak gifted

berkaitan dengan bentuk visual, struktur visual, kecenderungan ekspresi gambar

anak, dan proses pembelajaran seni anak gifted. Fokus penelitian ini adalah

“Gambar Anak Gifted Sebagai Kajian Bentuk Ekspresi, Kecenderungan

Kecerdasan Visual, Dan Proses Pembelajaran Pada Komunitas PSGGC Di

Yogyakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini secara umum

mempersoalkan “Bagaimana wujud ekspresi gambar anak gifted di Yogyakarta

sebagai bentuk ekspresi kecerdasan visualnya?” Berdasarkan permasalahan umum

tersebut, fokus masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana bentuk dan struktur ekspresi visual gambar anak gifted komunitas

PSGGC di Yogyakarta?

2. Bagaimana kecenderungan kecerdasan visual di balik wujud gambar anak

gifted komunitas PSGGC di Yogyakarta?

3. Bagaimana proses pembelajaran seni rupa anak gifted komunitas PSGGC di

Yogyakarta?

Page 43: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

12

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ingin menganalisis bentuk dan struktur ekspresi visual gambar anak gifted

komunitas PSGGC di Yogyakarta.

2. Ingin mengidentifikasi kecenderungan kecerdasan visual di balik wujud

gambar anak gifted komunitas PSGGC di Yogyakarta.

3. Ingin menjelaskan proses pembelajaran seni rupa anak gifted komunitas

PSGGC di Yogyakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis yaitu sebagai

berikut.

Manfaat Praktis :

1. Dunia akademik, menjadi sebuah sumbangan informasi mengenai anak gifted

berkaitan dengan bentuk ekspresi visual, kecenderungan kecerdasan visual dan

siatem pembelajaran seni pada komunitas PSGGC di Yogyakarta.

2. Pendidikan seni, penelitian ini menjadi sebuah sumber informasi atau sebuah

acuan untuk memahami ekspresi kecerdasan anak gifted melalui gambar

sehingga dapat menentukan model, metode, dan materi pembelajaran seni rupa

yang tepat bagi mereka.

3. Masyarakat, sebagai tambahan informasi mengenai bentuk ekspresi visual anak

gifted komunitas PSGGC di Yogyakarta.

Page 44: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

13

Manfaat Teoretis : Hasil penelitian ini adalah sebagai sumbangan dalam

pengembangan dunia pendidikan seni dan psikologi. Hasil penelitian ini dapat

memperkaya ilmu pengetahuan kasanah seni pada anak gifted sebagai modal untuk

membimbing anak-anak gifted.

Page 45: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

14

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan uraian-uraian tentang penelitian yang relevan dengan

rumusan masalah yang dikaji, yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Fungsinya

untuk menentukan letak posisi penulis dengan melihat dari sudut pandang lain.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Gunadi (2012) berjudul

“Kemampuan Memvisualisasikan Teks Verbal Dalam Bentuk Gambar”. Penelitian

ini berisi mengenai kemampuan anak mengungkapkan tema dalam bentuk teks

yang diwujudkan dalam bentuk gambar. Dalam hal ini guru harus mampu

memfasilitasi siswa dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya menjadi sebuah

ungkapan verbal berupa teks. Ungkapan perasaan dan pikiran anak berupa teks

verbal nantinya akan divisualisasikan dalam wujud gambar. Penelitian ini

dilakukan di SD Negeri 2 Banjarejo Grobogan dengan subjek penelitian siswa kelas

6 yang berjumlah 30 anak yang sasaran penelitiannya adalah tentang identifikasi

teks, dan kemampuan visualisasi gambar. Dalam penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan isi penelitian berupa analisis mengenai peran guru untuk memfasilitasi

pengungkapan teks verbal anak yang nantinya akan divisualisasikan melalui wujud

ekspresi berupa gambar.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Drake (2012) berjudul “Children

gifted in drawing: The incidence of precocious realism”. Penelitian ini berisi

mengenai gambar anak berbekat (realis prekoks). Penelitian ini secara umum

Page 46: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

15

berusaha menjabarkan pertama, kemampuan menggambar kurang dihargai dalam

budaya kita daripada kemampuan dalam domain lain semacam seperti matematika.

Kedua, anak-anak tidak diskrining secara rutin karena pemanfaatan kemampuan

mereka adalah untuk kemampuan akademis. Ketiga, bakat musik lebih cenderung

diperhatikan karena anak-anak Sering mengambil pelajaran musik, tapi jarang

mengambil pelajaran menggambar. Kesimpulan penelitian ini adalah kemampuan

anak dalam menggambar secara realisme pada usia dini merupakan sebuah

penyelidikan kejadian realisme dewasa sebelum waktunya dalam a populasi non-AS.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Sayekti (2013) berjudul

“Permasalahan Anak Berbakat Di Indonesia”. Penelitian ini berisi mengenai

permasalahan yang dihadapi anak cerdas istimewa berbakat (gifted) dalam

kehidupannya. Adapun factor yang mempengaruhi adalah factor dalam diri anak

dan factor lingkungan. Sekolah atau institusi pendidikan merupakan satu factor

yang sangat berpengaruh bagi perkembangan anak. Banyak sekolah di Indonesia

berusaha memberikan fasilitas untuk anak-anak berbakat ini seperti program

akselerasi di sekolah namun belum dapat makimal untuk mengatasi permasalahan

keberbakatan ini. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah keberbakatan anak gifted

merupakan sebuah potensi yang jika dimaksimalkan akan menghasilkan manusia

dengan kualitas tinggi. Penanganan keberbakatan ini harus menyeluruh serta

disesuaikan dengan kebutuhan anak dan budaya Indonesia agar anak dapat

mencapai kemampuan maksimalnya.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Idrus (2013) berjudul “Layanan

Pendidikan bagi Anak Gifted”. Penelitian ini berisi mengenai bagaimana

Page 47: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

16

seharusnya peran pendidikan dalam mengoptimalkan keberbakatan anak gifted.

Diagnosis dan pelayanan yang salah akan mengakibatkan frustasi pada diri anak

dan meruntuhkan keberbakatan mereka. Selain itu lingkungan juga harus

mendukung mereka agar mereka bisa menunjukan kemampuan mereka yang

maksimal. Kesimpulan penelitian ini adalah orang tua sebagai pendidik pertama

harus mengenali karakteristik anak mereka yang memiliki kecenderungan berbakat

sehingga dapat menentukan perlakuan, pendidikan, dan pola pengasuhan kepada

anak mereka. Selain orang tua guru sebagai pendidik di sekolah harus mampu

memberikan banyak kontribusi untuk memunculkan bakat anak. Selanjutnya teman

dan masyarakat juga harus memiliki peran terhadap upaya pemunculan bakat pada

anak gifted bukan malah menghakimi mereka yang akan membuat keberbakatanya

hilang atau tidak muncul.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Mitchell (2015 : 3) berjudul

“Examining Practice in Secondary Visual Arts Education”. Penelitian ini berisi

mengenai pembelajaran kelas seni visual sekunder. Dalam penelitian ini

menganalisis potensi penerapan kerangka berbasis praktik digunakan untuk

mempelajari ruang kelas seni visual sekunder dipertimbangkan dalam kaitannya

dengan penelitian empiris yang dilakukan dengan guru sebagai peneliti bersama.

Keenam, Penelitian Pranungsari (2010 : 50) yang berjudul “Kecerdasan dan

prefeksionisme pada anak gifted kelas akselerasi”. Penelitian ini membahas

hubungan antara kecerdasan dengan perfeksionis anak gifted di kelas akselerasi.

Hasil penelitian ini menjelaskan tidak ada hubungan antara kecerdasan dengan

perfeksionisme anak gifted di kelas akselerasi. Tingginya kecerdasan tidak diikuti

Page 48: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

17

dengan tingginya perfeksionisme, dan rendahnya kecerdasan tidak diikuti dengan

rendahnya perfeksionisme.

Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2016:30) yang berjudul

“Bimbingan Konseling Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat”. Penelitian ini membahas

mengenai bimbingan konseling terhadap anak cerdas dan berbakat (gifted) dalam

menghadapi rintangan pribadi dan sosialnya. Siswa cerdas dan berbakat individu

(pembelajar) yang tergolong sebagai klasifikasi atas memiliki tingkat kecerdasan

diatas rata-rata. Kemampuan mereka diatas rata-rata membuat mereka memiliki

kebutuhan khusus dan karakteristik. Penting untuk menangani konseling untuk

menyediakan solusi menghindari rintangan pada siswa sendiri atau melawan teman

mereka. Dengan bantuan konseling, para siswa diberikan bantuan melalui program

dan teknik yang sesuai untuk berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.

Kedelapan, Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Trisnawati (2017 :1)

yang berjudul “Identifikasi Anak Underachievement (Underachiever Dan Gifted

Underachiever). Penelitian ini membahas mengenani kesenjangan pada anak

underachievement yang memiliki kecerdasan yang tinggi namun prestasinya

cenderung rendah. Underachiever dan Gifted Underachiever merupakan istilah

yang sama bagi anak yang mengalami pencapaian prestasi dibawah kadar

(Underachievement) dan pembedanya adalah skor dan kategori dalam pontensi

inteligensinya. Anak berbakat memiliki beberapa kerentanan yang menyebabkan

munculnya hambatan dan bahkan kegagalan anak dalam menjalani proses

belajar serta meraih prestasi belajar yang maksimal. Terdapat dua set utama

yang mempengaruhi performa underachievement, yaitu (a) faktor emosi dan

Page 49: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

18

motivasi, dan (b) faktor yang berhubungan dengan strategi belajar. McClelland dan

rekannya percaya bahwa ketika faktorfaktor pada kedua set tersebut

berkombinasi dan saling berinteraksi, bisa menjadi konsekuensi yang paling

kuat untuk mencegah anak menjadi underachievement.

Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2011:276) berjudul

“Peran Pemahaman Karakteristik Siswa Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa

(Cibi) Dalam Merencanakan Proses belajar Yang Efektif Dan Sesuai Kebutuhan

Siswa”. Penelitian ini membahas mengenai kemampuan anak dalam memahami

perencanaan proses pembelajaran di sekolah. pemahaman dan penghayatan

karakteristik siswa CIBI dengan kebutuhan khusus, merupakan hal utama yang

menjadi kualifikasi guru yang akan memfasilitasi proses belajar siswa CIBI. Hal ini

terkait dengan perencanaan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan yang sesuai

dengan kebutuhan dan mampu memberikan proses belajar yang efektif dan tepat

bagi siswa CIBI, sehingga tujuan pendidikan untuk dapat memberikan proses

belajar yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki individu dapat terlaksana.

Kesepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Hastiani, dkk (2014 : 4-5) berjudul

“Guidance And Counseling Teacher And Subject Teacher Collaboration Model

Increasing The Interpersonal Communication Skill Of Special Intelligent Students”.

Penelitian ini membahas mengenai kolaborasi guru bk dengan guru mata pelajaran

untuk memberikan pembelajaran khusus bagi anak cerdas istimewa SMA Negeri 3

Pontianak. Kondisi siswa Cerdas Istimewa dari sisi waktu berbeda dengan siswa

reguler, siswa reguler menempuh proses belajar dari pagi hingga siang hari namun

siswa Cerdas Istimewa dari pagi ditambah dengan kegiatan enrichment hingga sore

Page 50: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

19

hari. Ditemukan model kolaborasi guru BK dengan guru mata pelajaran untuk

meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal siswa Cerdas Istimewa.

Model final kolaborasi guru BK dengan guru mata pelajaran untuk meningkatkan

keterampilan komunikasi interpersonal siswa Cerdas Istimewa meliputi : Model

final kolaborasi guru BK dengan guru mata pelajaran untuk keterampilan

komunikasi interpersonal siswa Cerdas Istimewa SMA Negeri 3 Pontianak,

meliputi : (a) Rasional, (b) Visi dan Misi, (c) Pengertian, (d) Tujuan, (e) Asumsi,

(f) Prinsip kolaborasi, (g) Mekanisme kolaborasi, (h) Target Pengembangan, (i)

Materi Kolaborasi, (j) Kegiatan kolaborasi.

Kesebelas, penelitian yang dilakukan oleh van Tiel (2009 :128-146) berjudul

“Permasalahan Deteksi dan Penanganan Anak Cerdas Istimewa Dengan

Gangguan Perkembangan Bicara dan Bahasa Ekspresif (Gifted Visual-spatial

Learner)”. Penelitian ini membahas mengenai cara mendeteksi anak berbakat

istimewa atau sering disebut gifted dengan berbagai gangguan perkembangan.

Gangguan perkembangannya bisa berupa gangguan perkembangan berbicara atau

bahasa ekspresi yang dimiliki anak. Anak-anak ini di Indonesia belum banyak

diperhatikan atau dibahas sehingga banyak salah diaknosa mengenai kategori anak

cerdas isstimewa (gifted) sehingga salah dalam penanganan. Kesalahan penangan

karena adanya salah diaknosis dapat membuat perkembangan anak terganggu dan

potensi yang dimilikinya tidak muncul bahkan bisa mengakibatkan anak frustasi.

Keduabelas, penelitian yang dilakukan oleh Diana (2006 :123-131) berjudul

“Setiap Anak Cerdas! Setiap Anak Kreatif! Menghidupkan Keberbakatan dan

Kreativitas Anak”. Penelitian ini membahas mengenai kecerdasan ganda anak-anak

Page 51: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

20

serta respon yang semestinya dilakukan guru dan orang tua. Dalam penelitian ini

dijelaskan bahwa setiap anak itu cerdas dan kreatif. Guru dan orang tua harus dapat

memahami kecerdasan dan kreativitas anak lalu memberikan respon yang tepat agar

tidak membuat fisik atau psikis mereka terlukai sehingga potensi optimal anak akan

dapat dimunculkan.

Ketigabelas, penelitian yang dilakukan oleh Yumnah (2016 :22-34) berjudul

“Kecerdasan Anak Dalam Pengenalan Potensi Diri”. Penelitian ini membahas

mengenai anak berbakat dengan potensi yang perlu diberikan pelayanan pendidikan

yang tepat. Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan - kemampuan

yang tinggi, mereka memiliki potensi dan kemampuan kognitif jauh lebih tinggi

dari anak-anak pada umumnya. Bakat ada yang diwariskan dari orangtuanya,

tetapi ada bakat yang muncul karena sering dilatih, para orangtua, guru dapat

mengenali dan menggali potensi kecerdasan anak.Tujuan paling utama dari

pendidikan anak bernakat adalah mengembangkan dan mematangkan seluruh

potensinya,sehinggapotensinya dapat dijadikan alat atau sarana meraih prestasi dan

masa depan yang cerah kedepannya.Anak berbakat perlu perlakuan istimewa,

tetapi bukan suatu perlakuan yang berlebihan, tetapi khusus. Apabila tidak

diistimewakan seperti mutiara dalam lumpur. Seharusnya mutiara diangkat dan

digosok, agar sinarnya bisa memancar dan terlihat oleh semua orang, mereka

memang berbeda dari anak lain, dan justru keistimewaannya akan tampak.

Keempatbelas, penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum (2017 : 42-55)

berjudul “Ekspresifitas Pembelajaran Seni Lukis Dengan Media Cat Air Pada

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pekuncen 01”. Penelitian ini membahas

Page 52: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

21

mengenai pembelajaran seni lukis menggunakan media cat air pada siswa kelas V

SD N Pekuncen 01. Pembelajaran seni lukis pada siswa kelas VSD N Pekuncen

01 bejalan lancar dan terbukti dapat menumbuhkan kreativitas sekaligus sebagai

sarana pendidikan karakter anak seperti tertib, berbagi, dan kerjasama.

Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang mulai

berfikir realis, menyadari warna background, menyadari prespektif . Melalui

kegiatan melukis anak akan bebas mengekspresikan pikiran dan perasaanya.

Kelimabelas, penelitian yang dilakukan oleh Awwad (2015 : 46-64) berjudul

“Urgensi Layanan Bimbingan Dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus”.

Penelitian ini membahas dan mendeskripsikan karakter dan jenis anak

berkebutuhan khusus disertai problem-probem psikologis yang dapat dialaminya.

Selain itu, penelitian ini juga mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya

cacat fisik dan psikis pada anak berkebutuhan khusus dan bentuk-bentuk layanan

bimbingan dan konseling yang dapat diberikan bagi anak berkebutuhan khsusus.

Keenambelas, penelitian yang dilakukan oleh Hidayatulloh (2014 : 140-153)

berjudul “Lingkungan Menyenangkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini:

Pemikiran Montessori”. Penelitian ini membahas mengenai lingkungan

menyenangkan bagi anak usia dini menurut metode Montessori. Lingkungan yang

baik bagi anak menurut montesori adalah sebuah lingkungan PAUD sebaiknya

menyediakan perlengkapan yang mudah terjangkau oleh anak ketika dibutuhkan.

Anak juga tidak seharusnya dibiarkan merasa terkungkung dalam ruangan yang

serba terbatas. Luangkan waktu bagi anak untuk bersinggungan dengan dunia

nyata dan alami, bukan bentukan manusia yang terlempar dari kesan natural,

Page 53: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

22

apalagi abstrak. Biarkan anak melatih kemandirian dan tanggung jawabnya, yaitu

jauh dari intervensi yang tidak perlu dari orang dewasa. Tempat belajar yang

sederhana, indah, dan selaras lebih baik bagi anak, daripada tempat yang glamour

atau dipenuhi dengan gemerlapnya hiasan.

Ketujuhbelas, penelitian yang dilakukan oleh Nurlailla,dkk (2017 : 52-58)

berjudul “Peran Guru dalam Menstimulasi Kemampuan Menggambar pada Anak

Usia Dini di Raudhatul Athfal Kuningan Jawa Barat”. Penelitian ini membahas

mengenai meningkatkan kreatifitas dalam pengembangan seni dan motorik halus

anak. Penelitian ini menunjukan bahwa peran guru dalam menstimulasi

kemampuan menggambar pada anak yaitu sebagai sumber belajar, pengelola,

fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, evaluator, mediator.

Terbukti dari hasil penilaian guru dari pengawas dengan keterangan baik, penilaian

tersebut diperoleh dari proses pembelajaran sehari-hari guru yang telah diamati

oleh pengawas madrasah. Proses kegiatan menggambar pada anak mendapatkan

hasil dengan baik dalam bidang kompetensi seni. Dapat disimpulkan bahwa dengan

adanya peran guru yang sesuai maka akan tercapainya tingkat capaian

perkembangan anak khususnya dalam proses kegiatan menggambar pada aspek

perkembangan seni, motorik terhadap apa yang dilihat dan diketahui yang akan

diekspresikan melalui seni gambar pada anak usia dini

Kedelapanbelas, penelitian yang dilakukan oleh Suhaya (2016 : 1-15)

berjudul “Pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreatifitas”. Penelitian ini

membahas mengenai konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar diarahkan pada

pembentukan sikap, sehingga terjadi keseimbangan intelektual dan sensibilitas,

Page 54: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

23

rasional dan irasional, akal pikiran dan kepekaan emosi. Belajar tidak lepas

dari faktor yang bersal dari dalam siswa itu sendiri berupa kemampuan yang

dimilikinya, seperti minat perhatian, motivasi belajar, sosial ekonomi, fisik dan

psikis Hasil belajar dipengeruhi lingkungan belajar anak baik efektifitas

pembelajaran atau kemampuan guru dalam mengajar.

Kesembilanbelas, penelitian yang dilakukan oleh Manizar HM (2016 : 1-15)

berjudul “Mengelola Kecerdasan Emosi”. Penelitian ini membahas mengenai

pengelolaan kecerdasan emosi anak usia dini. Kecerdasan emosional perlu didikan

semenjak anak masih usia dini melalui naskah pengelolah emosi yang sehat, oleh

karena itu pembelajaran yang berhasil haruslah menciptakan emosi yang positif

pada diri anak. Untuk menciptakan emosi yang positif, diantaranya,

mengajarkan nilai-nilai budaya dimana anak itu berada, mengembangkan dan

mengasah emosi anak yang menonjol, memperkenalkan kepada anak tentang emosi

dengan cara verbal dan non verbal, disiplin yang konsisten, ajarkan apa anak

ekspresi emosi yang dapat diterima oleh lingkungan, menunjukkan prilaku yang

baik dapat ditiru secara langsung dan memupuk rasa empati tehadap orang lain.

Keduapuluh, penelitian yang dilakukan oleh Fatwikiningsih (2014 : 239-240)

berjudul “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Berkomunikasi

Dengan Gambar Pada Anak Dengan Ciri Gangguan Pemusatan Perhatian Dan

Hiperaktivitas”. Penelitian ini membahas mengenai metode berkomunikasi dengan

gambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berbahasa ekspresif dan

reseptif anak usia pra sekolah yang mempunyai ciri GPPH sub tipe kurang

konsentrasi. Subjek yang mendapatkan intervensi metode berkomunikasi dengan

Page 55: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

24

gambar menunjukkan peningkatan skor kemampuan berbahasa reseptif dan

ekspresif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol meskipun

kelompok kontrol juga mengalami sedikit peningkatan dalam kemampuan

berbahasa reseptif dan ekspresif. Peningkatan rata-rata jumlah kosakata yang

mampu anak ucapkan (ekspresif) dan anak pahami (reseptif) yang paling banyak

pada sampel mainan.

Keduapuluh satu, penelitian yang dilakukan oleh Jatmika (2005 : 98) berjudul

“Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani

di Sekolah Dasar”. Penelitian ini membahas mengenai metode pembelajaran

pendidikan jasmani di sekolah dasar dengan menggunkan bantuan media visual

akan memudahkan penyampaian materi atau pesan dari guru kepada peserta didik.

Media visual yang dipilih atau diciptakan sebaiknya lebih memperhatikan tingkat

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, keterbatasan sarana prasarana

sekolah, dan tingkat kesulitan materi. Media visual yang telah dipilih atau

diciptakan dapat ditampilkan dalam bentuk yang menarik, sederhana,

jelas,ekonomis, dan inovatif untuk menghindari kesalahan persepsi oleh peserta

didik terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru.

Keduapuluh dua, penelitian yang dilakukan oleh Indira (2015 : 165 ) berjudul

“Asesmen Psiko-Edukasional Sebagai Dasar Penanganan Anak Berkebutuhan

Khusus”. Penelitian ini membahas mengenai penanganan anak berkebutuhan

khusus yang ada di Indonesia. Kebijakan di Indonesia telah berupaya

mengakomodasinya, tetapi sistematika penanganan di lapangan masih

membutuhkan banyak perbaikan. Tulisan ini mengusulkan tahapan asesmen

Page 56: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

25

psiko-edukasional sebagai dasar penanganan bagi anak berkebutuhan khusus,

berikut dipaparkan tantangan aplikasinya.

Keduapuluh tiga, penelitian yang dilakukan oleh Fatmala,dkk (2015 :53)

berjudul “Efektivitas Social Skill Training (Sst) Dalam Meningkatkan Kemampuan

Penyesuaian Sosial Siswa Sd Kelas Akselerasi”. Penelitian ini membahas mengenai

peningkatan kemempuan penyesuaian dengan stimulus Social Skill Training (Sst).

Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat perbedaan tingkat kemampuan

penyesuaian sosial antara kelompok eksperimen dan kontrol sebelum SST

diberikan. Berikutnya terdapat perbedaan tingkat penyesuaian sosial antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan SST.

Keduapuluh empat, penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2014 :83)

berjudul “Karya Visual Anak Usia Dini”. Penelitian ini membahas mengenai

gambar dapat dijadikan sebagai media yang membantu mengembangkan

keterampilan berbahasa pada anak. Agar dapat menghasilkan karya visual yang

kaya dengan cerita asli khas anak-anak, banyak langkah yang perlu dilakukan untuk

memberi stimulus. Menciptakan karya visual adalah salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk mengembangkan berbagai komponen kecerdasan pada anak usia

dini. Selain untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak,

menciptakan karya visual dapat dilakukan sebagai salah satu cara pengembangan

kreativitas berbahasa. Menggunakan karya visual membuat anak–anak lebih

terbantu dalam bercerita mengenai suatu hal. Menggambarkan hal yang dialami

oleh anak kemudian menceritakannya adalah merupakan salah satu jalan bagi

mereka mengekspresikan perasaannya terhadap sesuatu. Dengan demikian, melalui

Page 57: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

26

pengembangan karya visual, guru dapat meningkatkan kemampuan anak dalam

berkomunikasi serta peningkatan kemampuan berpikirnya.

Keduapuluh lima, penelitian yang dilakukan oleh Ma’sum,dkk (2018 :83)

berjudul “Arts Education in Pesantren (Islamic Boarding School) : an Aesthetic

Expression of Students’ Drawing in MTs Al Asror Semarang”. Penelitian ini

membahas mengenai wujud karya gambar anak-anak pesantren di MTS Al Asror

Semarang. Wujud karya gambar anak-anak dimungkinkan dipengeruhi oleh

lingkungan sekitar anak yang dalam hal ini adalah pesantren MTS Al Asror

Semarang. Dalam penelitian ini menjelaskan mangenai unsur-unsur visual dan

prinsip - prinsip visual, serta pengeruh lingkungan sekolah pesantren terhadap

karya gambar anak-anak di Semarang.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan di atas, kiranya ada

kesinambungan sebagai bahan acuan dalam penalitian ini. Pengkajian yang

mengkususkan pembahasan tentang gambar anak gifted dalam konteks kecerdasan

visual, nampaknya memberi posisi tersendiri bagi pengkajian penelitian ini. Lebih

jelas lagi bahwa, pembahasan kecerdasan visual gambar anak gifted mencoba

mengupas tentang bentuk dan struktur ekspresi visual, kecenderungan kecerdasan

ekspresi visual, dan sistem pembelajaran seni rupa pada komunitas PSGGC di

Yogyakarta.

Page 58: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

27

Tabel 2.1

Tabel Kajian Pustaka

No

Nama

Penulis/Tahu

n

Judul Artikel Nama

Jurnal Substansi Isi Redaksi

1 Gunadi (2012) Kemampuan

Memvisualisasik

an Teks Verbal

Dalam Bentuk

Gambar

Chatarsis

Jurnal of arts

education

Visualisasi teks

menjadi sebuah

karya gambar

Universitas

Negeri

Semarang

2 Drake (2012) Children Gifted

in Drawing: The

Incidence of

Precocious

Realism

Jurnal Gifted

Education

International

Analisa Lompatan

Perkembangan

Gambar Anak

Gifted

Gifted

Education

International

3 Sayekti (2013) Permasalahan

Anak Berbakat

Di Indonesia

Majalah

Ilmiah

Pawiyawan

Permsalahan yang

dhadapi anak

gifted

FIP IKIP

Veteran

Semarang

4 Idrus (2013 Layanan

Pendidikan bagi

Anak Gifted

Jurnal

Bimbingan

dan

konseling

Psikopedago

gia

Pengobtimalan

keberbakatan

anak gifted

Program Studi

Bimbingan

dan Konseling

FKIP UAD

5. Mitchell

(2015)

Examining

Practice in

Secondary

Visual Arts

Education

International

Journal of

Education &

the Arts

Pembelajaran seni

di kelas sekunder

Charles Sturt

University,

Australia

6. Pranungsari

(2010)

Kecerdasan dan

prefeksionisme

pada anak

gifted kelas

akselerasi

Humanitas Hubungan

kecerdasan

dengan

perfeksionisme

anak

Universitas

Ahmad

Dahlan

Yogyakarta

7. Wicaksono

(2016)

Bimbingan

Konseling Bagi

Siswa Cerdas

dan Berbakat

Jurnal

Pembelajara

n Prospektif

Konseling

terhadap anak

cerdas berbakat

Universitas

Tanjungpura

Pontianak

8. Dewi dan

Trisnawati

(2017)

Identifikasi

Anak

Underachievem

ent

(Underachiever

Dan Gifted

Underachiever)

Jurnal

Pendidikan :

Early

Childhood

Analisa mengenai

anak dengan

kategori

Underachiever

Universitas

Muhammadiy

ah

Tasikmalaya

9. Wulan (2011) Peran

Pemahaman

Karakteristik

Siswa Cerdas

Istimewa

Berbakat

Istimewa (Cibi)

Humaniora Pemahaman

tentang

karakteristik anak

cibi sebagai

modal guru

merencanakan

pembelajaran

Universitas

Bina

Nusantara

Page 59: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

28

Dalam

Merencanakan

Proses belajar

Yang Efektif

Dan Sesuai

Kebutuhan

Siswa

10. Hastiani,dkk

(2014)

Guidance And

Counseling

Teacher And

Subject Teacher

Collaboration

Model

Increasing The

Interpersonal

Communication

Skill Of Special

Intelligent

Students

Jurnal

Bimbingan

Konseling

kolaborasi guru

bk dengan guru

mata pelajaran

untuk

memberikan

pembelajaran

khusus bagi anak

cerdas istimewa

SMA Negeri 3

Pontia

Universitas

Negeri

Semarang

11. van Tiel

(2009)

Permasalahan

Deteksi dan

Penanganan

Anak Cerdas

Istimewa

Dengan

Gangguan

Perkembangan

Bicara dan

Bahasa

Ekspresif

(Gifted Visual-

spatial Learner

Psikobuana Cara mendeteksi

anak berbakat

istimewa atau

sering disebut

gifted dengan

berbagai

gangguan

perkembangan

Pharos

Nederland

12. Diana (2006) Setiap Anak

Cerdas! Setiap

Anak Kreatif!

Menghidupkan

Keberbakatan

dan Kreativitas

Anak

Jurnal

Psikologi

kecerdasan ganda

anak-anak serta

respon yang

semestinya

dilakukan guru

dan orang tua

Universitas

Diponegoro

13 Yumnah

(2016)

Kecerdasan

Anak Dalam

Pengenalan

Potensi Diri

Jurnal Studi

Islam

Mengenali

kecerdasan anak

untuk menentukan

pengelolaan

potensi anak

Sekolah

Tinggi Agama

Islam

Pancawahana

Bangil

14. Setyaningrum

(2017)

Ekspresifitas

Pembelajaran

Seni Lukis

Dengan Media

Cat Air Pada

Siswa Kelas V

Sekolah Dasar

Negeri

Pekuncen

Jurnal

Dialektika

Pembelajaran seni

lukis

menggunakan

media cat air pada

siswa kelas V SD

N Pekuncen 01

Universitas

Ahmad

Dahlan

Yogyakarta

Page 60: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

29

15. Awwad

(2015)

Urgensi

Layanan

Bimbingan Dan

Konseling Bagi

Anak

Berkebutuhan

Khusus

Al-Tazkiah Karakter dan

jenis anak

berkebutuhan

khusus disertai

problem-probem

psikologis yang

dapat dialaminya

Institut Agama

Islam Negeri

Mataram

16. Hidayatulloh

(2014)

Lingkungan

Menyenangkan

dalam

Pendidikan

Anak Usia Dini:

Pemikiran

Montessori

Nadwa :

Jurnal

Pendidikan

ISlam

Lingkungan

menyenangkan

bagi anak usia

dini menurut

metode

Montessori.

IAIN

Walisongo

17. Nurlailla,dkk

(2017)

Peran Guru

dalam

Menstimulasi

Kemampuan

Menggambar

pada Anak Usia

Dini di

Raudhatul

Athfal Kuningan

Jawa Barat

Journal Of

SECE

(Studies in

Early

Childhood

Education)

Penmeningkatkan

kreatifitas dalam

pengembangan

seni dan motorik

halus anak

IAIN Syekh

Nurjatri

Cirebon

18. Suhaya (2016) Pendidikan Seni

Sebagai

Penunjang

Kreatifitas

Jurnal

pendidikan

dan kajian

seni

Konsep

pendidikan seni di

Sekolah Dasar

pada

pembentukan

sikap, sehingga

terjadi

keseimbangan

intelektual dan

sensibilitas,

rasional dan

irasional, akal

pikiran dan

kepekaan emosi

Universitas

Sultan Ageng

Tirtayasa

19. Manizar HM

(2016)

Mengelola

Kecerdasan

Emosi

Tadrib pengelolaan

kecerdasan emosi

anak usia dini

UIN Raden

Fatah

Palembang

20. Fatwikiningsih

(2014)

Peningkatan

Kemampuan

Berbahasa

Melalui Metode

Berkomunikasi

Dengan

Gambar Pada

Anak Dengan

Ciri Gangguan

Pemusatan

Perhatian Dan

Hiperaktivitas

Jurnal Sains

dan Praktik

Psikologi

Metode

berkomunikasi

dengan gambar

berpengaruh

terhadap

peningkatan

kemampuan

berbahasa

ekspresif dan

reseptif anak usia

pra sekolah yang

mempunyai ciri

GPPH sub tipe

Universitas

Muhammadiy

ah Malang

Page 61: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

30

kurang

konsentrasi

21. Jatmika

(2005)

Pemanfaatan

Media Visual

dalam

Menunjang

Pembelajaran

Pendidikan

Jasmani di

Sekolah Dasar

Jurnal

Pendidikan

Jasmani

Indonesia

Metode

pembelajaran

pendidikan

jasmani di

sekolah dasar

dengan

menggunkanbantu

an media visual

akan

memudahkan

penyampaian

materi atau pesan

dari guru kepada

peserta didik.

Universitas

Negeri

Yogyakarta

22. Indira (2015) Asesmen Psiko-

Edukasional

Sebagai Dasar

Penanganan

Anak

Berkebutuhan

Khusus

Jurnal

Noetic

Psikology

Penanganan anak

berkebutuhan

khusus yang ada

di Indonesia

Universitas

Kristen

Kridawacana

23. Fatmala,dkk

(2015)

Efektivitas

Social Skill

Training (Sst)

Dalam

Meningkatkan

Kemampuan

Penyesuaian

Sosial Siswa Sd

Kelas Akselerasi

Jurnal

Pemikiran &

Penelitian

Psikologia

Peningkatan

kemempuan

penyesuaian

dengan stimulus

Social Skill

Training (Sst)

Universitas

Sumatera

Utara

24. Aisyah (2014) Karya Visual

Anak Usia Dini

Jurnal

Pendidikan

gambar sebagai

media membantu

mengembangkan

keterampilan

berbahasa pada

anak

Universitas

Terbuka

25. Ma’sum,dkk

(2018)

Arts Education

in Pesantren

(Islamic

Boarding

School) : an

Aesthetic

Expression of

Students’

Drawing in MTs

Al Asror

Semarang

Catharsis wujud karya

gambar anak-anak

pesantren di MTS

Al Asror

semarang

Universitas

Negeri

Semarang

Page 62: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

31

2.2 Kerangka Teoretis

2.2.1 Bentuk Visual Ekspresi Gambar Anak

Seni sering kali dihubungkan dengan ekspresi jiwa dan perwujudan keindahan. Ki

Hadjar Dewantara memaknai seni sebagai hasil keindahan yang dapat

menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Sedangkan seni rupa suatu

cabang seni yang berkaitan dengan rangsangan visual baik berupa garis, bidang,

warna, ruang, dan gelap terang. Seni rupa terbagi menjadi dua kategori menurut

media karyanya. Seni rupa dua dimensi (lukisan, gambar, foto, batik, dsb). Seni

rupa tiga dimensi (patung, relief, prabot interior, dsb), lihat Purwanto (2016: 1921).

Menurut Jenson Kim (2018 :78-79) melalui pengamatan seorang anak dapat

merenungkan apa yang mereka anggap menyenangkan dan estetis lalu

merefleksikannya sehingga berpengaruh positif dalam perjalanan artistic mereka

sendiri melalui suatu inspirasi. Dalam mendukung pengembangan estetika mereka

diperlukan apresiasi dan keterbukaan terhadap ide-ide baru yang akan menjadikan

manfaat saat mereka mulai mengenali apa yang menyenangkan bagi mereka secara

estetis sehingga mereka akan merenungkanya pikiran mereka secara kritis.

Menurut Ocvirk, dkk (2002 : 11-12) Subjek, bentuk, dan isi (konten) selalu

menjadi tiga komponen dasar sebuah karya seni. Namun, dalam beberapa tahun

terakhir, komponen ini seringkali sulit untuk diidentifikasi, dibedakan, dan

didefinisikan dalam karya-karya tertentu. Secara tradisional subjek sebuah karya

seni bisa diartikan sebagai seseorang, objek atau tema, tetapi subjek juga bisa

diartikan sebagai sebuah konfigurasi elemen seni tertentu dan terkadang memberi

catatan energi dan pergerakan seorang seniman. Subyek pada waktu tertentu dapat

Page 63: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

32

bebenturan dengan bentuk karya seni yang umumnya dipahami sebagai wujud atau

organisasi kerja. Definisi konten telah kilang atau dirubah dari makna aslinya.

Secara konvensional, konten mengacu pada keseluruhan tekanan kerja yang

dikembangkan oleh seniman dan ditafsirkan oleh penikmat seni. Konten biasanya

berasal dari pengalaman pribadi seorang seniman.

Ocvirk,dkk (2002:29) menyatakan seniman menggunakan berbagai media

untuk menerapkan unsur-unsur seni : garis, bentuk, nilai, teksture, dan warna.

Unsur-unsur ini adalah konstituen mendasar dan esensial dari setiap karya seni.

Unsur-unsur dasar ini dianggap sangat diperlukan untuk mendasari seni yang

masing-masing akan diperiksa secara individual.

Adapun unsur-unsur visual pada sebuah karya seni rupa (gambar) adalah

sebagai berikut.

1. Garis

Kalau kita menyentuhkan alat gambar atau penggores yang lain dan

berusaha menggerakkannya pada tafril/bidang maka akan meninggalkan bekas.

Bekas itu disebut goresan atau garis. Disebut demikian karena bentuknya yang kecil

memanjang. Akan tetapi, sekali lagi perlu dipahami bahwa arti kecil dalam hal ini

tetaplah nisbi. Dengan demikian, tidak peduli apakah alat penggoresnya kecil

runcing, tumpul besar, gepeng lebar seperti kuas gepeng lebar, semua hasil

goresannya digolongkan sebagai garis. Garis dapat kita artikan sebagai suatu

goresan nyata, batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas warna, bentuk

massa, dan lain-lain yang disebut garis atau maya, Sanyoto (2009 : 85-87).

Page 64: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

33

Menurut Ocvirk, dkk (2002 : 90-93) garis menciptakan representasi pada

tingkat abstrak dan realistis. Dalam perannya sebagai symbol gagasan dan

ungkapan perasaan gerakan garis dan kehidupan berdenyut dengan emosi yang

signifikan. Pada seni visual, garis menjadi sarana untuk menuliskan bahasa

ekspresif gagasan dan emosi. Garis disini menggambarkan tepi atau kontur bentuk,

diagram siluet, mencakup ruang dan semua area sedemikian rupa untuk menutupi

makna. Garis tidak digunakan secara ekslusif untuk mengekspresikan emosi dan

pengalaman mendalam dengan cara ini melainkan hanya menggabarkan fakta saja,

seperti garis pada gambar arsitektur atau peta untuk menggambarkan bangunan,

sungai, dan jalan. Selain kemampuannya menggambarkan fakta dengan presisi,

garis dapat mngekspresikan tindakan dalam arti “gestural”. Sikap dalam karya

grafis menyiratkan gerak masa lalu, sekarang, dan masa depan subjek yang ditarik

serta menciptakan kesan yang unik. Apa pun expresi penekanan emosi manusia,

penggambaran tindakan atau komunikasi factual informasi garis akan menjadi

eleman yang penting bagi seniman untuk digunakan.

2. Raut

Raut menurut Ocvirk, dkk (2002 : 99) adalah garis yang melingkupi suatu

daerah atau area atau area nilai, teksture, warna, serta garis visual. Dalam seni

bergambar, bentuknya datar atau dua dimensi. Dalam bentuk tiga dimensi, bentuk

lebih sering digambarkan sebagai padatan atau massa. Bentuk dalam seni gambar

biasanya berupa batas pasti atau betas semu yang sangat samar sehingga ujungnya

tidak bisa ditentukan dengan tingkat ketepatan. Bentuk dapat bervareasi mulai dari

yang objektif sampai subjektif, dari tersirat samapai hayal, berbeda ukuran, posisi,

Page 65: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

34

keseimbangan, warna, nilai, dan teksture, dan nampaknya berkontraksi atau meluas

tergantung bagaimana penggunaannya oleh seniman.

3. Tekstur

Teksture menurut, Ocvirk (2002 : 134-135) merupakan permukaan material

yang bisa dirasakan melalui sentuahn langsung dengan tangan atau sebuah ilusi

kesan permukaan suatu benda. Teksture dihasilkan oleh kekuatan alam atau melalui

manipulasi yang dilakukan seniman terhadap unsur-unsur seni. Teksture ini unik

diantara unsur seni karena mengaktifkan duap proses sensorik. Teksture lebih akrab

dan dramatis diketahui melalui sentuhan, tapi kita bisa melihat teksture secara tidak

langsung dan meramalkan nuansanya. Dlam sebuah gambar kita bisa mengamati

benda-benda dengan reaksi terhadap kesan yang dibuat seniman dari karakter

benda-benda itu.

4. Warna

Warna dapat didefinisikan secara objektif/fisik sebagai sifat cahaya yang

dipancarkan, atau secara subjektif/Psikologi sebagai bagian dari pengalaman indra

pengelihatan. Warna menurut kejadiannya dapat diartikan sebagai warna additive

dan subtractive. Warna additive adalah warna-warna dari cahaya atau yang disebut

spectrum. Warna subtractive adalah warna-warna yang berasal dari pigmen. Warna

pokok cahaya terdiri atas merah (red), hijau (green), dan biru (blue) atau RGB,

yang juga disebut sebagai additive color system. Percampuran ketiga warna tersebut

akan menghasilkan berbagai warna lain. Warna pokok pigmen/bahan terdiri dari

sian (cyan), magenta, dan kuning (yellow), atau disebut CMY. Dengan cara

mencampur warna-warna pokok ini dalam pelbagai kemungkinan kombinasi, kita

Page 66: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

35

dapat memperoleh warna-warna lain diluar ketiganya. Warna bahan dibagi menjadi

empet, yaitu warna primer, sekunder dan tersier, kuarter, Ocvirk (2002 : 148-149).

Menurut Kapti, dkk (2013 :169) bermain dengan mewarnai merupakan suatu

kegiatan yang bertujuanuntuk menghilangkan ketegangan dan memperoleh

kesenangan pada anakyang mengalami hospitalisasi dengan cara

memberikanintervensi berupa coertan warna pada gambar. pemberian intervensi ini

akan memberika efek relaksasi pada tubuh serta dapat memberikan rangsangan

emosi di system ;limbic, sehingga terjadi pengontrolan perilaku maladaptif di

hipotamalus.

5. Ruang

Ruang merupakan suatu tempat dimana bentuk-bentuk berada. Dikarenakan

suatu bentuk dapat dua dimensi atau tiga dimensi, maka ruang pun meliputi ruang

dua dimensi (dwimatra) dan tiga dimensi (trimatra). Ruang dwimatra dapat berupa

tafril/bidang datar, yang hanya berdimensi memanjang dan melebar. Ruang

trimatra berupa alam semesta/awing-awung/ruang rongga yang mempunyai tiga

dimensi, yaitu panjang, lebar, dan dalam. Diantara ruang dwimatra dan trimatra

terdapat ruang semu, yaitu merupakan ruang datar tetapi secara imajinatif

mengesankan dimensi ketiga, yaitu kedalaman atau ilusi ruang, Sanyoto

(2009:127).

Lebih lanjut Ocvirk (2002 : 34) menyatakan elemen visual pada sebuah

karya seni perlu dikontrol dan integrasikan. Seniman mengelola ini melalui prinsip

penyatuan : harmoni, variasi, keseimbangan, proporsi, dominasi, dan pergerakan.

Prinsip-prinsip komposisi ini menciptakan ruang dan total cahaya, dengan asumsi

Page 67: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

36

rencana sang seniman berhasil, sama dengan kesatuan. Persatuan dalam hal ini

berarti kesatuan, sebuah organisasi bagian yang sesuai dengan urutan keseluruhan

dan menjadi penting.

1. Harmoni

Harmoni dapat dianggap sebagai factor kohesi berkaitan dengan berbagai

bagian gambar. Ini menarik kekuatan kontras pada bagian gambar dengan

memberi semua elemen umum : warna, tekstur,nilai dan sebagainya.

Pengulangan dari elemen yang sama menjadikan kesesuaian pada kontra antar

elemen. Rhythm juga tercipta ketika elemen visual diatur berulang. Entah

tercipta dengan pengulangan atau irama, keharmonisan bisa menciptakan rasa

bosan atau monoton saat penggunaanya ekstrem. Tapi jika diterapkan dengan

benar, harmoni adal unsur penting suatu kesatuan, Ocvirk (2002 : 35).

2. Variasi

Pemisahan (variasi) dapat dicapai dengan menggunakan kontras dan elaborasi.

Kontras terjadi ketika elemen diulang dengan cara membuat mereka tampak

tidak terkait seperti beberapa garis lebar di tempat yang sempit. Kontras

dilebih-lebihkan ketika elemen berlawanan atau bagiannya disandingkan,

seperti warna merah dan hijau. Karena kontrasnya meningkat, daerah ini

menjadi krang harmonis namun meningkat secara proporsional dalam

visualnya. Melalui pengenalan kontras yang meningkat, daerah, citra, atau

bentuk dapat dibuat untuk menjadi dominan. Sedangkan elaborasi adalah

keragaman sebagai kontras di letakkan pada tempat yang kurang menonjol atau

kurang diminati. Ini bisa dilakuan dengan penambahan detail atau ornament

Page 68: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

37

pada daerah tertentu. Peningkatak permukaan dengan informasi yang halus

atau kontradiktif meningkatkan daya Tarik. Elaborasi dan kontras mungkin

terdengar seperti pengulangan, maksudnya bukan untuk meningkatkan

ketrekaitan namun untuk secara bertahap memperkenalkan perbedaan visual

atau oposisi, Ocvirk (2002 : 52-53).

3. Keseimbangan

Kita berurusan dengan keseimbangan setiap hari seperti yang kita ketahui atau

harapkan berfungsi dengan gaya grafitasi. Grafitasi adalah pengalaman yang

dirasakan secara universal dan intuitif. Berjalan, berdiri dengan satu kaki, atau

kembali kebelakang. Bila kita tidak seimbang, kita memiliki antisipasi bahwa

grafitasi akan menyelesaikan dilema (yaitu kita akan jatuh). Demikian pula,

dalam karya seni kita berhadapan dengan harapan menangkal gaya grafitasi.

Sebagian karya senu dilihat dalam orientasi vertical dalam hal bagian atas,

samping dan bawah. Gravitasi kemudian bisa mempengaruhi komponen visual,

Ocvirk (2002 : 53).

4. Proporsi

Proporsi berhubungan dengan rasio masing-masing bagian satu dan yang lain.

Dalam karya seni, hubungan elemen sulit dibandingkan dengan akurasi karena

proporsi sering menjadi masalah pertimbangan pribadi. Bagian proporsioanal

dipertimbangkan dalam kaitanya dengan keseluruhan, dan bila terkait, bagian

menciptakan harmoni dan keseimbangan, Orvic (2002 : 61).

Page 69: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

38

5. Dominasi

Setiap karya berusaha mendapatkan daya Tarik harus menunjukan perbedaan

yang menekankan pada tingkat kepentingan berbagai bagiannya. Perbedaan ini

diakibatkan oleh prtimbangan medium dan komposisi. Jika kita mengamati

istilah kontras untuk perbedaan, kita dapat melihat bahwa hal-hal berikut ini

antara lain dapat digunakan untuk mencapai dominasi : (1) isolasi atau

pemisahan bagian satu dengan bagian lain ; (2) penempatan “ceter stage”

paling sering digunakan, namun posisi lain dpat dominan, tergantung pada

lingkungannya ; (3) arah-gerakan yang kontras dengan yang lain menarik

perhatian ; (4) sekala ukuran yang lebih besar biasnya mendominasi ; (5)

karakter perbedaan signifikan pada penampilan umum sangat mencolok.

Kontras dalam warna, nilai, dan tekstur juga membantu dalam menghasilkan

daya Tarik, Orvic (2002 : 68).

6. Gerakan

Banyak pengamat tidak menyadari bahwa, dalam melihat sebuah karya seni,

mereka sedang “diajak naik” atau tur. Sang seniaman membua perjalanan mata

nyaman dan informative dengan menyediakan jalan raya dan pemberhentian

istirahat. Jalan raya menuju pemberhentian memiliki batas kecepatan tertentu

yang ditetapkan dan sisanya berhenti pada durasi yang telah ditentukan. Jalan

raya seniman sebenarnya adalah transisi antara berhenti atau unit optic.

Gerakan mata yang didektekan oleh transisi ini dihasilkan oleh garis, bentuk

tepi, dan motif yang dalam kesamaanya menyebabkan kita menghubungkan

satu sama lain, Orvic (2002:69).

Page 70: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

39

Menurut Chauchan Bijender Singh (2015 : 37-40) pengalaman kreatif

melalui seni visual menawarkan kepuasan dan dipenuhinya estetika persepsi.

Proses kreatif tidak dapat dialami hanya dengan membuat sesuatu dengan materi

seni, juga tidak dapat dicapai hanya dengan mengetahui informasi tentang seni

visual. Kreativitas adalah fokus pada proses bukan pada produk. Itu adalah

perjalanan dan mempertahankan rasa petualangan saat kita terus berjalan. Orang

yang menciptakan gambar visual bermakna dalam karyanya melakukan karena

kemampuan dalam menghubungkan dirinya dengan hal-hal yang dilihatnya,

gagasan-gagasan yang telah dia dengar, dan bahan yang ia gunakan untuk

memberikan bentuk estetika pada idenya sendiri. Menurut Majid ( 2016:2)

Berkarya seni merupakan salah satu perwujudan proses kreatif manusia. Proses

dalam berkarya seni memiliki beberapa tahapan. Tahapan yang pertama kali

dilakukan oleh penulis adalah memunculkan ide, gagasan atau inspirasi

menggunakan perasaannya dan melihat dokumentasi dari kejadian-kejadian yang

telah lalu.

Menurut Handayani (:92) hal yang perlu diperhatikan dalam

mengembangkan kreatifitas keberbakatan anak, yakni pendidik dapat

menerimanya sebagaimana adanya, tanpa sayarat, dengan segala ketentuan dan

kelemahanya serta memberi kepercayaan kepadanya bahwa pada dasarnya ia

baik dan mampu, mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa dinilai oleh

orang lain, memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan,

dan prilaku anak yang dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari

sudut pandang anak.

Page 71: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

40

Purwanto (2016:75-77) menyatakan bahwa perkembangan ilmu

pengetahuan tidak lepas dari gambar. Salah satu indikasi menunjukan sejarah

perkembangan huruf pada awalnya berupa symbol-simbol visual semacam gambar-

gambar sederhana hingga ditemukan huruf seperti sekarang ini. Hal tersebut

menunjukan gambar sejak mulanya telah digunakan manusia untuk berbagai

keperluan. Bukan sekerdar kegiatan iseng pengisi waktu senggang, namun

merupakan pemenuhan kebutuhan ekspresi mendasar, dorongan berkomunikasi,

pengembangan pengetahuan, dan berbagai keperluan ritual lain. Konon, maestro

seni sekaligus genius kreatif Leonardo da Vinci, memiliki jurnal kreatif yang berisi

ide-ide dan gagasan ilmiahnya dalam bentuk gambar. Dari desain prabot rumah

tangga sederhana hingga mesin-mesin modern dan canggih yang saat itu tentu saja

belum ada.

Drawing/ gambar pada garis besarnya memiliki tiga kegunaan. Tingkat

pertama, gambar merupakan notasi(catatan) tentang benda atau situasi pada saat

tertentu yang dianggap menarik oleh si penggambar. Catatan, notasi maupun sketsa

sebagai hasil gambar umumnya bermuatan garis yang sekaligus gambaran sekilas

dan dikerjakan dalam tempo cepat, acapkali dilanjutkan pada tahap berikutnya.

Kedua, gambar hadir dan membuktikan dirinya sebagai karya seni yang utuh dan

berdiri sendiri. Pada fungsi ini gambar telah memperlihatkan kelengkapan

pernyataan seniman, relative tak butuh tahapan berikutnya. Perlakuan gambar

dalam fungsi ini kadang kerap pula dipadu dengan inovasi teknik lainnya, ketika

gambar berpadu dengan cerita/ sastra menjadi komik, drawing dengan sastra dan

teknologi menjadi animasi, maupun menjadi ilustrasi (baik sebagai gambaran cerita

Page 72: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

41

sampai”pengganjal” tulisan) serta berfungsi meramaikan demonstrasi-demonstrasi

di jalan. Ketiga, gambar berfungsi sebagai media studi yang melandasi pekerjaan

berikutnya seperti melukis, patung, arsitektur, ilmu pengetahuan atau lainnya.

Pengaruh gambar pada fungsi ini sampai pula sebagai pembuka cakrawala ilmu

pengetahuan.

Berkaitan dengan seni rupa anak Pamadhi dan Sukardi (2008:117)

menjelaskan bahwa seni rupa anak adalah karya rupa yang mengandung hasil

pemikiran dan perasaan anak tentang diri dan lingkungannya. Anak dalam berkarya

rupa baik menggambar maupun membuat benda-benda sebagai sebuah kegiatan

bermain. Kegiatan bermain sangat berarti penting bagi anak karena didalam

bermain anak dapat membayangkan atau berimajinasi dengan bebas bahkan hingga

ke masa depan. Seni rupa anak merupakan alat untuk memainkan ide serta pikiran

yang penuh dengan gagasan. Menurut Sunarto (2018:110) dalam pelaksanaan

pembelajaran diasumsikan setiap peserta didik memiliki perilaku yang mampu

berkembang berdasarkan potensi alami dan sentuhan emosional artistik oleh

guru. Hal ini dilandasi sebuah pameo bahwa berkesenian merupakan industri

kreatif . Pengertian ini mendasarkan setiap penciptaan karya seni berisikan

pelatihan, pengembangan dan mengeksplorasi kreativitas siswa. Untuk itu selalu

diperhatikan model-model pembelajaran yang cocok untuk siswa karena setiap

siswa mempunyai pikiran, gaya belajar dan tangkapan estetika yang berbeda-beda.

Ariyanti (2016:58) menyatakan usia keemasan merupakan masa di mana

anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dan berbagai upaya

pendidikan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada

Page 73: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

42

masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga siap

merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas perkembangan yang diharapkan

muncul pada pola perilakunya sehari-hari. Menurut Elyana (2018:90) masa usia

dini menjadi tolok ukur keberhasilan penanaman konsep diri pada anak. Anak

mengenal dan memahami dirinya sendiri diawali dengan hal-hal yang sederhana

dan berada pada lingkungan sekitarnya. Begitupun dalam proses pembelajaran

di sekolah harus diperhatikan gaya belajar anak. Saurina (2016:95) menyatakan

media pembelajaran untuk anak usia dini merupakan alat bantu yang digunakan

untuk mengenalkan tema-tema sebagai bahan ajaran atau yang sering disebut

dengan kurikulum untuk anak usia dini. Semakin banyak alat indra yang terlibat

dalam proses belajar maka semakin besar kemungkinan anak paham pada materi

yang disampaikan oleh pengajar atau guru.

Purwanto (2016 : 79) mengatakan anak-anak tidak bisa dipisahkan dengan

gambar. Gambar memberi energi untuk berimajinasi, gambar memberi keberanian

untuk berekspresi, gambar mengajarkan berbagai macam emosi, dan gambar

memberi ide untuk menyelesaikan banyak permasalahan hidup anak. Gambar yang

dibuat dengan warna-warna yang memikat selalu mengajak anak-anak bertamasya

kedunia imajiner. Dunia yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan

kecerdasannya pada masa mendatang dan dunia yang memberi gambaran konkrit

setiap informasi verbal yang diterimanya.

Lowenfeld & Britain (1964 : 260-262) membagi ekspresi gambar anak

menjadi 2 tipe kreativitas yaitu tipe visual dan tipe haptik. Keberadaan dua jenis

kreatifitas yang berbeda tersebut, berdasarkan dua reaksi yang berbeda terhadap

Page 74: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

43

dunia pengalaman , dilaporkan dalam The Nature of Creative Activity. Dalam

program studi ini ditemukan bahwa aktivitas imajinatif, termasuk kemampuan

untuk memberikan referensi tujuan untuk kreasi dari imajinasi, tidak berarti

tergantung pada kapasitas untuk observasi perseptif. Selanjutnya, ketidakmampuan

inspectively untuk melihat objek visual bukan merupakan faktor penghambat dalam

kegiatan kreatif. Sebaliknya, fakta tidak memperhatikan tayangan visual dapat

menjadi dasar dari kreativitas spesifik jenis haptik. Gejala ini penting dipahami bagi

pendidik seni, terutama bagi mereka yang masih peduli dengan rangsangan visual

saja. Seorang individu visual berpikiran akan terganggu dan terhambat jika ia hanya

dirangsang dengan cara tayangan haptic, yaitu, jika ia diminta untuk tidak

menggunakan mata tapi untuk mengorientasikan dirinya hanya dengan cara

sentuhan, perasaan tubuh, sensasi otot, dan fusi kinestetik.

1. Tipe Visual

Tipe visual (pengamat) biasanya mendekati sesuatu berdasarkan

penampilan mereka dan merasa sebagai penonton. Faktor penting dalam

pengamatan visual adalah kemampuan pertama untuk melihat kesan secara

keseluruhan tanpa kesadaran rincian, kemudian menganalisis kesan

keseluruhan ini menjadi tayangan rinci atau parsial, dan akhirnya untuk

mensintesis bagian tersebut baru ke seluruh. Orang tipe visual pertama akan

melihat bentuk umum dari pohon, kemudian daun tunggal, ranting, cabang,

batang, dan akhirnya semuanya tergabung dalam sintesis seluruh pohon.

Tipe visual memulai pengamatan dengan garis besar umum lalu melihatnya

secara rinci baru menginterpretasikan secara utuh dan menyeluruh. Dengan

Page 75: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

44

demikian, kita akan melihat bahwa jenis visual yang biasanya dimulai

dengan garis besar objek dan memperkaya bentuk dengan rincian sebagai

analisis visual mampu menembus lebih dalam ke sifat objek. penetrasi

visual berhubungan terutama dengan dua faktor: pertama, dengan analisis

karakteristik bentuk dan struktur dari objek itu sendiri; dan kedua, dengan

efek perubahan bentuk dan struktur ditentukan oleh cahaya, bayangan,

warna, suasana, dan jarak.

2. Tipe Haptic

Perantara utama untuk jenis haptic individu adalah sensasi tubuh diri otot,

pengalaman kinestetik, menyentuh tayangan, dan semua pengalaman yang

menempatkan diri dalam hubungan nilai ke dunia luar. Dalam seni diri

haptic diproyeksikan sebagai aktor sejati gambar yang karakteristik

formalnya adalah hasil dari sintesis tubuh, emosi, dan pemahaman

intelektual dari bentuk. Jenis haptic terutama jenis subjektif. Tipe Haptic

tidak mengubah pengalaman kinestetik dan sentuhan menjadi lebih visual

tetapi benar-benar puas dengan sentuhan atau kegiatan kinestetik itu sendiri.

Jika seseorang tipe haptic ditempatkan pada keadaan gelap gulita untuk

mempersepsikan objek yang ada ia tetap puas dengan sentuhan atau

pengalaman kinestetik dari struktur permukaan atau dengan tayangan

parsial bagian-bagian yang telah disentuh. Sejak melakukan sentuhan

individu haptic akan tiba di sebuah sintesis dari kesan-kesan parsial hanya

bila ia menjadi emosional tertarik pada obyek itu sendiri. Tipe haptic

biasanya tidak akan membangun sintesis tersebut dan akan tetap puas

Page 76: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

45

dengan pengalaman haptic nya. Karena jenis haptic menggunakan diri

sebagai proyektor sejati pengalamannya, representasi gambar nya sangat

subjektif, proporsinya adalah proporsi dari nilai.

Lowenfeld dan Britain (1964 : 93-217) membagi masa perkembangan gambar

anak sebagai berikut.

Tabel 2.2

Perkembangan Gambar Anak

No. Masa Perkembangan Usia

1. Masa coreng-moreng 2-4 Tahun

2. Masa pra bagan 4-7 Tahun

3. Masa bagan 7-9 Tahun

4. Masa awal realism 9-12 Tahun

5. Masa naturalisme semu

12-14 Tahun

(pseudo naturalistic)

6. Masa Dewasa

14-17 Tahun

(adaleccent art,the periode of

decision)

1. Periode Coreng Moreng (Scribbling stage)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 2 sampai 4 tahun (masa prasekolah).

Gambar yang dibuat anak pada masa coreng moreng ini dibuat tanpa makna,

hanya sebauah aktifitas meniru orang lain tetapi merupkan latihan gerak

Page 77: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

46

motoric dari koordinasi gerakan tangan dan mata. Gambar yang dihasilkan

berupa goresan tebal tipis dengan arah yang belum terkendali. Periode ini

terdiri dari tiga fase singkat sehingga dianggap sebagai satu fase.

a. Goresan tak beraturan

Gambar yang dihasilkan adalah goresan tanpa makna karena anak hanya

meniru orang lain. Anak belum dapat membuat coretan berupa lingkaran

atau bentuk lain dan aktifitas ini merupakan latihan gerak motorik antara

mata dengan gerak tangan. Bentuk garis yang dihasilkan anak cenderung

sembarangan dan bersemangat dilakukan tanpa melihat ke arah kertas.

Fase ini merupakan yang paling awal dalam tahap perkembangan

menggambar anak.

b. Goresan terkendali

Goresan terkendali berbeda dengan fase pertama yang tidak beraturan,

pada tahap ini menghasilkan goresan-goresan tegak, mendatar, lengkung

bahkan lingkaran yang dilakukan anak secara berulang-ulang. anak mulai

memerlukan kendali visual terhadap coretan yang dibuatnya, disini

koordinasi antara perkembangan visual (gerak mata) dengan gerak motoric

(tangan).

c. Goresan bermakna

Fase ke tiga anak mulai melakukan goresan yang memiliki makna.

Pengalaman anak dalam membuat goresan semakin lengkap, gambar anak

mulai terwujud menjadi satu kesatuan dengan semakin banyak variasi

bentuk. Anak mulai memberi nama pada hasil coretannya dan mulai

Page 78: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

47

menggunakan warna. Dalam menggambar, anak belum mempunyai tujuan

untuk menggambar sesuatu, karena fase ini lebih didasari oleh

perkembangan fisik dan jiwa anak.

2. Periode Pra Bagan (Pre Scematic Stage)

Periode pra bagan berlaku bagi anak berusia 4-7 tahun (taman kanak-kanak).

Peningkatan perkembangan anak sejalan dengan bertambahnya pengalaman

dan ruang lingkup sosial yang makin luas. Periode ini memungkinkan anak

berkesempatan mencipta, bereksperimen, menjelajah, dan melakukan berbagai

hal baru yang erat dengan perkembangan jiwa, rasa maupun emosinya. Anak

mulai mengenal dunia baru, mengenal sekolah, teman sebaya, guru, dan

lingkungan baru. Anak mulai menggambar bentuk-bentuk yang berhubungan

dengan dunia sekitar mereka. Rumah, manusia pohon dan lingkungan

sekitarnya menjadi obyek yang menarik perhatian anak. Unsur warna kurang

diperhatikan pada masa ini, anak lebih tertuju pada hubungan antara gambar

dan obyek gambar. Warna menjadi subyektif karena tidak mempunyai

hubungan dengan obyek.

3. Periode Bagan ( Schematic Stage)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 7 sampai 9 tahun. Tahap ini anak sudah

mulai menggambar obyek dalam suatu hubungan yang logis dengan gambar

lain. Konsep ruang mulai nampak dengan adanya pengaturan antara hubungan

obyek dengan ruang, gambar mulai realistis, mulai mengarah ke bentuk-bentuk

yang mendekati kenyataan. Ciri utama gambar anak pada fase ini adalah

adanya garis dasar tempat obyek atau benda-benda berdiri. Muncul gejala yang

Page 79: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

48

disebut “folding over”, yaitu cara menggambar obyek tegak lurus pada garis

dasar meskipun obyek akan nampak terbalik. Ciri lain pada periode ini adalah

gambar yang disebut X-ray, yaitu gambar yang berisi benda atau obyek lain

dalam suatu ruang yang sebenarnya tidak kelihatan sehingga menimbulkan

effek transparan. Anak mulai menyadari hubungan antara warna dengan objek.

4. Periode Awal Relaisme (Early Realism Stage)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 9 sampai 12 tahun (kelas IV SD-VI SD).

Bentuk-bentuk gambar anak mulai mengarah ke bentuk realistis tetapi nampak

kaku dikarenakan perkembangan sosialnya yang meningkat. Anak lebih

memikirkan bentuk gambar yang dapat diterima oleh lingkungannya sehingga

spontanitas goresan mereka berkurang. Ekspresi gambar anak mulai mengarah

pada objek gambar dengan karakter lelaki atau wanita secara jelas..

Karakteristik warna mulai diperhatian, walaupun belum adanya penampilan

dalam hal perubahan efek warna dalam terang dan bayangan. Dalam gambar

adanya penemuan penggambaran bidang dasar sebagi tempat pijakan (ground)

benda dan obyek gambar. Adanya garis horizon, walaupun fungsinya belum

dimengerti, sehingga kesan perspektif akan kelihatan janggal. Terlihat adanya

menghias (mendekorasi) obyek gambar.

5. Periode Naturalistik Semu (Peseudo Naturalistic Stage)

Periode ini berlaku bagi anak berusia 12 sampai 14 tahun. Periode ini gambar

yang dibuat anak sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat

terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak menjadi

kritis terhadap karyanya sendiri dan mulai memperhitungkan kualitas tiga

Page 80: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

49

dimensi (perspektif). Mereka mampu menyerap apa yang mereka lihat, baik

secara langsung maupun tidak langsung, seperti dari buku-buku komik,

kalender, bahkan dari media visual lainnya (televisi, majalah, Koran dan lain-

lain). Masa ini orang tua sebaiknya mau mengambil langkah pertama, membuat

suatu perubahan dalam membebaskan kreatifitas anak. Membebaskan anak

menggambar sama dengan membebaskan anak dalam menuangkan imajinasi

dan mengungkapkan dirinya melalui gambar. Melalui menggambar anak tanpa

sadar dapat belajar memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan

menggambar anak dapat bermain dan berekspresi dengan sepuas-puasnya.

Tugas guru dan orang tua di masa ini sebaiknya tidak mengajarkan konsep

pendidikan seperti di masa lalu ketika anak dianggap lemah dan serba tidak

tau. tugas orang dewasa hanyalah mengembangkannya secara alami.

2.2.2 Kecerdasan

Menurut Sugihartono, dkk (2007 : 40) kemampuan sering diartikan secara

sederhana sebagai kecerdasan. Para peneliti tentang perbedaan individual dalam

belajar mengasumsikan bahwa kecerdasan adalah kemampuan dalam belajar.

Kemampuan/kecerdasan umum di definisikan sebagai prestasi koparatif individu

dalam berbagai tugas, termasuk memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas.

Lebih lanjut dari itu kemampuan/kecerdasan juga meliputi kapasitas individu untuk

memahami tugas, dan untuk menemukan strategi pemecahan masalah yang cocok,

serta prestasi individu dalam sebagian tugas-tugas belajar.

Page 81: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

50

Baru-baru ini saja para peneliti mulai benar-benar memahami bahwa kita

masing-masing adalah individu yang unik dengan kecenderungan bawaan dan cara

unik untuk memahami dan berinteraksi dengan dunia. Peneliti pendidikan yang

tertarik pada reformasi pendidikan telah berfokus pada pelajar atau siswa, menjadi

anak kecil di prasekolah atau orang dewasa yang bertekad memperoleh

keterampilan baru. Ini mengklarifikasi untuk memiliki fokus seperti itu dan,

memang, segala upaya reformasi pasti akan gagal kecuali mereka berkonsentrasi

pada sifat dan potensi masing-masing peserta didik. Multiple Intelligence telah

mengambil bagian dari fokus umum ini; untuk menumbuhkan berbagai kekuatan

intelektual pada siswa, V Amitha dan Vijayalaxmi (2017:325).

Gardner (2003 :33) memandang sebuah usaha besar manusia sebagai

kecerdasan majemuk (Multiple Intelegences atau MI). Seperti yang dicerminkan

dalam namanya, kami yakin bahwa kompetensi kognitif (belajar, memahami)

manusia lebih baik diuraikan dalam arti kumpulan kemampuan, bakat, atau

keterampilan mental, yang kita sebut “kecerdasan”. Semua individu normal

mempunyai masing-masing keterampilan ini sampai jumlah tertentu ; individual

berbeda dalam derajat keterampilan dan dalam sifat kombinasinya. Kami percaya

teori kecerdasan ini mungkin lebih manusiawi dan lebih dapat dipercaya ketimbang

pandangan alternative mengenai keerdasan dan bahwa teori ini lebih mencerminkan

secara memadai data mengenai tingkah laku “kecerdasan” manusia.

Gardner dalam Sugihartono, dkk (2007 : 59-60) mengemukakan delapan

macam kecerdasan jamak (multiple intelegences), yaitu : kecerdasan verbal-

Page 82: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

51

linguistik, logis-matematik, berirama-musik ,visual-spasial, jasmaniah-kinestetik,

interpersonal, intrapersonal, dan naturalistic.

1. Kecerdasan linguistic verbal (sensitive terhadap kata-kata). Mnggunakan

aktivitas yang meliputi mendengarkan, berbicara, bersilat lidah, humor,

membaca keras maupun membaca dalam hati, dokumentasi, menulis kreatif,

mengeja, menulis puisi, jurnal.

2. Kecerdasan logika matematika (mampu memberikan penjelasan-penjelasan

dan mengenali pola atau cara yang digunakan ilmuwan). Menggunakan

aktivitas-aktivitas yang meliputi symbol atau formula abstrak, bagan, grafik,

urutan angka, menghitung, menguraikan kode-kode, dan memecahkan

masalah.

3. Kecerdasan musikal (sensitive terhadap titi nada, melodi, irama, dan nada

dalam suatu komposisi music/lagu). Menggunakan aktivitas-aktivitas yang

meliputi tape audio, resitalmusik, menyanyi, bersiul, bersenandung, suara-

suara lingkungan, vibrasi perkusi, pola irama, komposisi music, serta pola

nada.

4. Kecerdasan visual-spasial (memahami dunia dengan tepat dan mencoba untuk

mengubah aspek-aspek dunia seperti seorang pemahat atau pilot pesawat).

Menggunakan aktivitas-aktivitas seperti seni, gambar, patung, lukisan, peta

pikiran, pola/desain, skema warna, imajinasi aktif, tamsil.

5. Kecerdasan body-kinestetik (dapat menggunakan anggota tubuh dengan cakap

dan dapat menangani objek dengan tangkas, seperti seorang atlet atau penari).

Menggunakan aktivitas-aktivitas seperti bermain peran, bahasa tubuh, drama,

Page 83: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

52

berpura-pura, menangkap bola, permainan olah raga, latihan fisik, gerak tubuh,

dan menari. Orang dengan tipe ini memilih belajar dengan melakukan dan

sering bergerak, mengetuk, atau melenkah ketika belajar.

6. Kecerdasan interpersonal (memahami orang dengan hubungan seperti penjual

atau guru). Menggunakan aktivitas-aktivitas seperti proyek kelompok,

merasakan kebutuhan orang lain, menerima atau memberikan umpan balik,

serta keterampilan-keterampilan bekerjasama.

7. Kecerdasan intrapersonal (memiliki akses terhadap kehidupan emosional

seeorang sebagai cara untuk memehami diri sendiri dan orang lain dengan

pandangan-pandangan yang akurat terhadap diri mereka sendiri).

Menggunakan aktivitas yang meliputi pemrosesan emosi, refleksi diri, strstegi

berpikir, keterampilan konsentrasi, praktek pemusatan, teknik-teknik meta

kognitif.

8. Kecerdasan naturalis (berhubungan dengan seluk beluk alam, seperti Charles

Darwin, Meriwether Lewis, dan Clark Flame). Menggunakan Aktivitas-

aktivitas seperti keluar dari kelas, berhubungan dengan dunia alam, dan

mengamati kehidupan hutan.

Amstrong (2014:14) menyatakan kecerdasan spasial adalah

untukmemahami dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan

modifikasi terhadap persepsi awal seseorang, dan dapat menciptakan kembali aspek

pengalaman visual seseorang (bahkan tanpa adanya stimulus fisik yang relevan).

Contohnya mencakup arsitek, pembuat peta, surveyor, penemu, dan seniman grafis.

Page 84: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

53

Kemampuan navigasi mengelilingi pulau tanpa instrument merupakan

sebuah kecerdasan visual-spasial. Orang dengan kecerdasan visual-spasial hanya

melihat posisi bintang, ketika dilihat diberbagai pulau, pola cuaca, dan warna air

sebagai petunjuk navigasi. Dalam perjalanan navigasi sesungguhnya navigator

harus membayangkan dalam hati pulau rujukan saat dia melewatinya di bawah

bintang tertentu dan dari situ dia menghitung jumlah segmen yang sudah

diselesaikan, proporsi perjalanan yang masih harus dilalui, dan koreksi apa pun

yang diperlukan, Gardner(2003 : 42).

Sholeh,dkk (2016 : 27) anak yang cerdas dalam visual-spasial (1) memiliki

kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang, dan bangunan ;

memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual dan

spasial (2) memiliki kemampuan mengenali identitas objek tersebut ada dari sudut

pandang yang berbeda (3) mampu memikirkan jarak dan ukuran keberadaan dirinya

dengan sebuah objek.

Yaumi dan Ibrahim (2013 : 84) menyatakan bahwa kecerdasan visual-

spasial biasanya dikaji secara bersama-sama dalam hubungannya dengan

pandangan, meskipun penentuan kemampuan spasial dan ketajaman visual sangat

berbeda-beda. Misalnya, orang buta masih dapat mengidentifikasi bentuk,

meskipun ketidakmampuan untuk melihat. Walaupun terdapat hubungan antara

kecerdasan visual dan spasial, tetapi masing-masing komponen tersebut berbeda

dari setiap kecerdasan seseorang.

Adapun karakteristik kecerdasan visual Spasial dapat dijabarkan sebagai

berikut.

Page 85: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

54

1. Selalu menggambarkan ide-ide menarik

2. Senang mengatur dan menata ruang

3. Senang menciptakan seni dengan menggunakan media yang bermacam-macam

4. Menggunakan grapic organizer sangat membantu dalam belajar dan

mengingat sesuatu

5. Merasa puas ketika mampu memperlihatkan kemampuan seni

6. Senang menggunakan spreadsheet ketika membuat grafik, diagram, dan table

7. Menyukai teka-teki tiga dimensi

8. Music video memberikan motivasi dan inspirasi dalam belajar dan bekerja

9. Dapat mengingat kembali berbagai peristiwa melalui gambar-gambar

10. Sangat mahir membaca peta dan denah

Menurut Permana (2015:113) Salah satu aspek dalam kecerdasan yang

harus dikembangkan oleh anak usia dini adalah warna. Mereka harus

mengenal berbagai jenis warna yang ada. Hal ini harus dilatih untuk

mempersiapkan anak usia dini masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Selain

itu, pen genalan warna untuk anak usia dini juga dapat mendeteksi dan

mengidentifikasi buta warna pada anak. Hal ini sangatlah penting untuk

kelanjutan kehidupan anak dan pendidikan yang akan orang tua berikan kepada

anak.

2.2.3 Anak Gifted dan Kecenderungan Perilakunya

Menurut Van Tiel & Widyorini ( 2014 : 2) kata “cerdas istimewa “ baru kita kenal

di tahun-tahun terakhir. Cerdas istimewa adalah kata yang digunakan bagi

Page 86: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

55

seseorang yang mempunyai kecerdasan luar biasa. Maksudnya, kecerdasannya

berada diatas rata-rata. Dalam bahasa inggris cerdas istimewa menggunakan istilah

gifted sebagai istilah yang lebih menyeluruh berhubungan dengan bahasan lain

yaitu anak berbakat.

Rezzuli dalam Sugihartono dkk, (2007 :41) mengatakan bahwa, giftedness

(kecerdasan istimewa) terdiri dari tiga dimensi yang saling berkaitan, yaitu

kecerdasan kognitif diatas rata-rata, kreativitas, komitmen pada tugas.

Jadi, untuk disebut gifted, seseorang harus memenuhi ketiga ketentuan

tersebut, yaitu kecerdasan kognitif di atas rata-rata (ditandai dengan IQ>130 bila

diukur dengan alat tes yang dikembangkan oleh wechler, atau >140 bila diukur

dengan menggunakan alat tes yang dikembangkan oleh stanford-binet), memiliki

kreativitsa yang tinggi, serta berkomitmen pada tugas. Kuswanti dkk (2015 : 4).

Menurut Van tiel & Widyorini (2014 : 76) kita perlu mengenali anak-anak

cerdas istimewa bukan hanya dari pengukuran intelegensi melalui IQ-nya saja,

bukan dariprestasinya saja, namun dapat dengan memahami gaya belajarnya

(cognitive style), perilaku dan kepribadiannya.

Menurut Sugiharto dkk dalam buku psikologi pendidikan (2007 :44), anak-

anak gifted perlu mendapatkan perhatian. Pendidikan yang direncanakan harus

sesuai dengan kebutuhan mereka. Yaitu memusatkan pada kekuatan, minat, dan

kapasitas intelektual mereka yang superior. Bagi mereka yang mengalami kesulitan

belajar perlu untuk menggunakan strategi – strategi kompensasi. Strategi ini dapat

meliputi teknologi dan komunikasi yang bervareasi. Siswa yang kesulitan dalam

ingatan jangka pendek dapat menggunakan strategi belajar untuk mengingat.

Page 87: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

56

Beberapa jenis pengayaan dapat dirancang untuk mengembangkan kekuatan dan

minat serta untuk memberikan tantangan bagi siswa. Selain itu juga dibutuhkan

program-program yang dapat menjaga jangan sampai kekurangan mereka

menghambat pengembangan dan ekspresi bakat mereka. Ishartiwi (2009 :1)

menjelaskan pengembangan potensi peserta didik melalui pendidikan secara

optimal merupakan langkah nyata layanan pendidikan yang mengedepankan

perbedaan individual. Salah satu bentuknya berupa layanan khususbagi siswa

cerdas istimewa/berbakat istimewa (gifted).

Van Tiel (2011 : 244) menyatakan pola perkambangan seorang anak gifted

bisa kitapahami melalui penampilannya oleh berbagai ahli psikologi perkambangan

dan psikiater yang mempelajari perkembangan anak gifted. Pola Perkembangan itu

adalah sebagai berikut :

1. Perkembangan memiliki skala yang besar (dabrowski’s theory)

Perkembangan dengan skala besar ini dikemukakan oleh seorang psikiater

Polandia terkenal bernama Kazimierz Dabrowski yaitu The Theory of

Positive Disintegration tahun 1960. Dalam teorinya itu dabrowski

menjelaskan tentang perkembangan yang overexcitibility berbagai aspek

tumbuh kembang individu gifted, yangmeliputi aspek : psikomotor, sensual,

intelektual, imajinasi, dan emosi (Van Tiel, 2011 : 245).

a. Psikomotor

Anak gifted umumnya mempunyai perkembangan psikomotor yang

besar. Selalu banyak bergerak dan banyak energy, cepat dan banyak

bicara, serta membutuhkan jam tidur yang lebih sedikit daripada

Page 88: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

57

anak normal. Perkembangan psikomotor yang besar diikuti dengan

perkembangan rasa ingin tahu yang juga besar menyebabkan anak-

anak ini sangat tinggi aktivitasnya.

b. Sensual

Overexcibilities sensual ini sering ditandai dengan “cut the label out

of shirt”(menghendaki agarlabel baju digunting dan dibuang),

menyukai hal-hal yang sensoris seperti misalnya tekstur, bau-bauan,

dan rasa; tetapi juga bereaksi sangat kuat terhadap input yangnegatif

(bau tidak enak, suara gaduh, dsb). Ia sensitive terhadap cahaya dan

suarayang keras. Tetapi, ia juga mempunyai kesadaran yang kuat

terhadap estetika, kecantikan, keindahan, atau

menangismendengarkan lagu sendu. Perkembangan sensifitas yang

berlebihan ini akan mengenai berbagai indra, yaitu pengecapan,

pengelihatan, pendenganra, penciuman, dan perabaan sehingga pada

masa perkembangan inderanya akan menyulitkan guru maupun

orang tuanya.

c. Imajinasi

Perkembangan imajinasi yang besar ditandai dengan kemampuan

berpuisi yang dalam dengan bahasa yang indah, selalu memimpikan

sesuatu, kuat dalam berfikir visual, dan banyak menggunakan

bahasa yangbermetafora. Suka melamun, sangat ingat akan mimpi-

mimpinya saat malam hari dan bereaksi sangat kuat terhadap mipi-

mimpinya itu, serta sangat menyukai cerita-cerita dongeng.

Page 89: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

58

d. Intelektual

Perkembangan intelektual yang besar sering digunakan untuk

keperluan pendefinisian giftedness, anak dengan perkembanga

“logical imperative”, yaitu anak yang suka dengan latihan otak dan

puzzle, menyukai untuk mengikuti penjelasan yang kompleks serta

menyukai berbagai penjelaan.Kemampuan membaca dan

berhitungnya dikuasai sebelum anak-anak lain bisa melakukannya.

Perkembangan dimensinya sudah lengkap sebelum anak-anak llain

mampu mempelajari ruang, namun anak-anak ini sudah mengalami

lompatan perkembangan. Perkembangan ini ditandai dengan

lompatan pada perkembangan kemampuan menggambar pada

bentuk tiga dimensi.

e. Emosional

Anak gifted, selain ia mempunyai perkembangan emosi dengan

intensitas yang kuat, ia juga mempunyai perkembangan emosi

dengan range yang luas, dalam, sangat empeti dan mudahmerasa

iba. Anak-anak ini menjdi anak-anak yang sangat sensitive.

2. Mempunyai Lompatan Perkembangan

Anak gifted dengan kecerdasan yang di atas rata-rata dimungkinkan mengalami

lompatak kecerdasan dari satu fase ke fase yang lain. lompatan perkembangan

anak gifted ini agaknya memeng tidak dapat dikatakan sebagai perpindahan

perkembangan yang mulus dari satu fae ke fae yang lain. ia benar-benar

Page 90: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

59

mengalami lompatan, yang terkadang ada satu fase yang dilewatinya sangat

cepat. Sebagai contoh dalam menggambar. Apabila seorang anak normal

menggambar dimulai usia empat tahun, secara bertahap mencapai

perkembangan yang lengkap berupa kemampuan tiga dimensi sampai usianya

yang keenam. Anak gifted tidak melalui perkembangan itu. Ia lompat langsung

pada perkembangan tiga dimensi. Ia dapat langsung menggambar apa yang

dilihatnya secara tiga dimensional (Van tiel, 2011 :254-256).

2.2.4 Pembelajaran Seni Rupa

Menurut Soehardjo (2012 : 3) istilah pendidikan seni itu diadopsi dari istilah asing

art education yang berasal dari Amerika. Dengan makna tertentu, bukan upaya

untuk mengantarkan peserta didik yang terkait dengan kompetensi kesenimanwan,

tetapi dengan kompetensi individu. Yang pertama merupakan pemahaman umum

yang lazim dijumpai di masyarakat, sedangkan konsep yang kedua merupakan

pemahaman baru yang tidak lazim dikenali masyarakat. Setidaknya merupakan

pemahaman elit, karena sebelum kedatangan art education, konsep itu sudah

menjadi bagian dari pendidikan taman siswa.

Menurut Achdiyat (2017 : 235) Pendidikan yang baik akan menciptakan

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, cakap, dan terampil.

Di Indonesia pendidikan merupakan kegiatan utama yang dilakukan untuk

menciptakan generasi masa depan yang unggul dan bermutu. Hal tersebut sejalan

dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tercantum pada Pasal 3, UU

No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional:

Page 91: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

60

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Peraturan pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan

bahwa kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan,dan keterampilan yang

harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu

muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan

pendidikan tertentu, Machali (2014 : 37). Pendidikan seni atau pendidikan kesenian

dalam konteks pembangunan budaya Indonesia, sebenarnya sangat relevan untuk

diketengahkan. Karena, berangkat pada pandangan kesejarahan, kesenian Indonesia

diakuai sebagai local genious. Oleh karenanya, pendidikan kesenian senantiasa

dikaitkan dengan sejarah, Pamadi (2012 : 8).

Triyanto (2017 :79) menyatakan pendidikan seni dapat dimaknai sebagai

suatu proses untuk membudayakan manusia menuju kedewasaanya agar dapat

hidup mandiri dan berkontribusi dalam membangun kehidupan masyarakat secara

bertanggung jawab. Sebagai proses budaya, pendidikan memiliki misi, sekurang-

kurangnya dua sisi, yaitu menjaga kelestarisn kebudayan di satu sisi, dan di sisi

yang lain, pada saat yang sama memiliki mengembangkan kebudayaan sesuai

dengan dinamika perkembangan zamn.

Page 92: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

61

Rohidi (2016 : 146) menyatakan Pendidikan seni adalah pendidikan yang

menggunakan seni sebagai media dan metodenya (Art Education and Art-in-

education), baik dalam bentuk formal, informal maupun non formal, dan

berlangsung di berbagai tempat (sekolah, keluwarga, dan masyarakat). Perlu

ditegaskan bahwa kebudayaan dan kesenian sesungguhnya merupakan komponen

asasi dari suatu pendidikan untuk mengembangkan individu secara utuh dan

menyeluruh. Pendidikan seni memiliki posisi yang setrategis karena memberikan

pengalaman serta tumbuhnya apresiasi dan pengetahuan tentang seni yang

memungkinkan berkembangnya suatu cara pandang yang unik tentang sesuatu

dalam konteks yang luas; cara pandang yang tidak dapat ditempuh dengan cara-cara

dalam pendidikan lainya, yaitu kebenaran imaginasi, emosi, spiritual, dan instingtif

dari kebutuhan manusia yang mendasar.

Menurut Triyanto (2017 : 86-95) pendidikan seni sebagai instrument

(pranata) pendidikan harus menghadirkan perilaku ekspresif artistic dan estetik

dalam bentuk aktivitas kreatif dan apresiatif dengan segala perwujudannya.

Terdapat dua pendekatan dalam pendidikan seni yaitu pendidikan melalui seni

(education through art) dan pendidikan didalam seni (educatioan in art). Pertama,

pendidikan di sekolah umum dimaknai sebagai education through art (pendidikan

melelui seni) mengandung arti bahwa seni diajadikan sebagai media untuk

mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya bukan kepentingan seni

itu sendiri. Artinya pendidikan seni merupakan bagian dari pendidikan yang melelui

berbagai proses pengajaran dan pembelajarannya diharapkan memacu peserta didik

kearah kedewasaan sebagai manusia. Dengan pendidikan seni juga diharapkan

Page 93: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

62

tercapai martabat yang utuh dan luhur, yaitu dengan cara memberi perlakuan yang

merangsang potensi kreatif dan kepekaan estetik peserta didik agar tercipta

keseimbangan kehidupan. Kegiatan pendidikan melalui seni merupakan penciptaan

system lingkungan yang diorganisasi oleh guru dalam upaya membantu

perkembangan emosional anak agar mereka dapat mengekspresiakan pengalaman

sehingga mendorong munculnya perilaku (ekspresi-artistik) dan perilaku apresiatif

(ekspresif estetik) secara utuh dan bertanggung jawab. Pendidikan seni bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan personal, memelihara kesadaran social, dan

menyalurkan warisan budaya. Dalam pernyatan ini tersirat seni sebagai pendidikan

harus menjadi sarana pengajaran serta pembelajaran yang dapat memupuk,

menimba, dan mengembangkan secara menyeluruh potensi manusia sebagai

mahluk individu sehingga dapat mengembangkan kemampuan pikir maupun rasa

secara harmonis. Tujuan pendidikan seni disisni lebih menekankan pada proses

daripada hasil. Sasaran belajar pendidikan seni disekolah umum tidak untuk

menjadikan anak didik pandan sebagai perupa, pemusik, penari atau peteater,

melainkan sebagai penciptaan wahana bagi terjadinya situasi yang memunculkan

pengalaman sensasi untuk berimajinasi dan berekspresi berupa kegiatan berkreasi

dan berapresiasi. Kedua, pendidikan seni di sekolah kusus(kejuruan atau vokasi)

dimaknai sebagai pembentuk penyelenggaraan pendidikan dalam seni, makna ini

mengandung maksud pendidikan seni pelaksanannya dengan praktik melalui proses

kegiatan kreatif dan apresiatif, namun orientasi tujuannya berbeda dengan

pendidikan seni di sekolah umum, yaitu memberi pengajaran serta pembelajaran

sebagai bekal keterampilan dalam menciptakan karya seni.

Page 94: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

63

Robert Orstein dalam Baharuddin (2016 :182-183),menjelaskan bahawa ada

lima system pembelajaran primer, yaitu emosional, social, kognitif, fisik, dan

reflektif. Jika guru memahami bagaimana system primer itu berfungsi, mereka akan

mengajar dengan lebih efektif dan merasakan kegembiraan lebih besar dalam

mengajar. Menurut Raihana dan Wulandari (2016:69) variabel yang dapat

dikaitkan dengan perkembangan moral anak pra sekolah adalah: peran guru,

sekolah (kebijakan, kurikulum, metode pembelajaran anak), pengaruh teman

sebaya, interaksi sosial anak, dan variabel lainnya.

Menurut Tafsir (2015 : 51) ada tiga factor yang mempengaruhi belejar,

yaitu sebagai berikut. (1)factor individual adalah factor internal siswa, seperti

kondisi jasmani dan rohani, (2)factor social adalah factor eksternal siswa, seperti

kondisi lingkungan, (3)factor structural adalah pendekatan belajar meliputi strategi

dan metode yang digunakan siswa dan pengajar dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

Ketiga factor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

Pendidikan sebagai sebuah system terdiri atas berbagai komponen atau factor

pendidikan. Muhadjir mengajukan tiga hal untuk menyistemkan sebuah pendidikan

sebagai berikut. (1)bertolak dari lima unsur dasar pendidikan, meliputi yang

memberi, yang menerima, tujuan baik, cara atau jalan yang baik, dan konteks

positif. (2)bertolak dari empat komponen pokok pendidikan, yaitu kurikulum,

subjek didik, personifikasi pendidik, dan konteks belajar mengajar. (3)bertolak dari

tiga fungsi pendidikan, yaitu pendidikan kreativitas, pendidikan moralitas, dan

pendidikan produktivitas.

Page 95: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

64

Dalam Sugiharto, dkk (2007 :80-84) pemebelajaran menurut Sudjana

merupakan setiap upaya yang dilakuakan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat

menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo mendefinisikan

pembelajran sebagai usaha untuk menciptakan system lingkungan yang

mengoptimalkan kegiatan belajar. Nasution mendefinisikan pembelajran sebagai

suatu aktiviatas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan

dalam hal ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juag meliputi guru, alat peraga,

perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar

siswa. Diyanti, dkk (2014 : 67) menyatakan konsep sekolah ramah anak adalah

sebuah konsep terutama elemen fisik yang memperhatikan karakteristik dan

kebutuhan mendasar anak. kriteria konsep sekolah ramah anak didapat dari

komparasi teori adalah keamanan, kenyamanan, dan stimulasi.

Menurut Pamadi (2012 : 195) dalam pendidikan seni, sasaran pembelajaran

seni adalah memahami estetika (verstehen) dan mengungkapkan kembali estetika

dalam bentuk karya seni. Memahami merupakan peristiwa memasukkan estetika

melalui penginderaan rasa dan pikir untuk mengobjektivikasi. Sedangkan,

menjelaskan adalah peristiwa menuangkan gagasan tentang estetika. Didalam hal

ini peserta didik belajar seni dengan membuat pertanyaan sendiri tentang :

mengapa, bagaimana, seperti apa prinsip senitersebut. Proses belajar seni adalah

menjawab pertanyaan epistemology dan ontology tentang keberadaan estetika

dalam objek. Jadi karya seni merupakan jawaban atas pertanyaan yang dibuat oleh

peserta didik sendiri.

Page 96: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

65

Menurut Sugiharto, dkk (2007 :80-84) pembelajaran merupakan upaya yang

dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,

mengorganisasi, dan menciptakan system lingkungan dengan berbagai metode

sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta

dengan hasil optimal. Pendidik (guru) dalam pembelajaran dapat menggunakan

berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan konteks pembelajaran,

diantaranya sebagai berikut.

1. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan metode penyampaian materi dari guru kepada

siswa dengan cara guru menyampaikan materi melalui bahasa lisan baik verbal

maupu non verbal. Metode ceramah murni cenderung pada bentuk komunikasi satu

arah. Dalam hal ini kedudukan siswa adalah sebagai penerima materi pelajaran dan

guru sebagai sumber belajar. Metode ini banyak menuntut keaktifan guru. Guru

dituntut menyampaikan materi dengan kalimat yang mudah dipahami anak didik.

Keberhasilan metode ceramah ini tidak semata-mata karena kehebatan guru dalam

bermain kata-kata atau kalimat, tetapi didukung oleh alat-alat pembantu lain seperti

gambar-gambar, potret, benda, barang tiruan, film, peta, dan sebagainya.

2. Metode latihan

Metode latihan merupakan metode penyampaian materi melalui upaya

penenaman terhadap kebiasaan-kebiasaan tertentu. Melalui penenaman terhadap

kebiasaan-kebiasaan tertentu ini diharapkan siswa dapat menyerap materi secara

lebih optimal.

Page 97: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

66

3. Metode karyawisata

Metode karyawisata nerupakan metode penyampaian materi dengan cara

membawa langsung anak didik langsung ke objek diluar kelas atau dilingkungan

kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengelami langsung. Metode ini

menjadikan bahan yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dari

kebutuhan yang ada di masyarakat.

4. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran dengan cara

memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan

bahan pelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif daripada anak didik.

Dapat dilakukan dalam bentuk guru memperlihatkan suatu preoses dan kerja suatu

benda atau siswa melakukan demonstrasi baik secara individual atau kelompok

dengan bimbingan guru. Metode ini dapat membantu siswa memehami dengan jelas

jalannya suatu proses atau kerja suatu benda melalui pengamatan dan contoh

konkrit.

5. Metode eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dalam bentuk

pemberian kesempatak kepada siswa untuk melakukan seuatu proses atau

percobaan. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam

perencanaan eksperimen, pengumpulan fakta, pengendalian variable, dan upaya

dalam menghadapi masalah secara nyata.

Guru dalam pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dan

kompleks. Guru tidak sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepeda anak

Page 98: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

67

didiknya, akan tetapi guru juga dituntut memainkan berbagai peran yang bertujuan

untuk mengembangkan potensi anak didiknya sevara optimal. Adapun peran guru

dalam pembelajaran menurut Djamarah dalam Sugiharto, dkk (2007:85-87) yaitu

guru sebagai korektor, inspiratory, informatory, organisator, motivator, inisiator,

fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervesiaor,

hingga evaluator. Peran guru ini juga menyesuaikan pada konteks pmbelajaran

dengan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.

Dalam pendidikan terdapat satu proses untuk mengukur kemampuan siswa

setelah dilakukan proses pembelajaran, yaitu yang disebut dengan penilaian.

Menurut Khalifah dan Qusthub (2009 :129-141) penilaian/evaluasi adalah sebuah

proses metodologi yang tersusun rapi untuk mengumpulkan beberapa keterangan

dan menafsirkan bukti-bukti guna melahirkan suatu keputusan yang berhubungan

denhan para murid atau program pendidikan. Hal itu juga akan membantu dalam

menunjukan kinerja pengajaran dan pengambilan beberapa langkah yang sesuai

untuk proses pendidikan selanjutnya.

Sugihartono, dkk (2007 : 143-144) menyatakan banyak para ahli

mengemukakan fungsi evaluasi hasil belajar menurut klaifikasinya. Menurut

Suryabrata fungsi evaluasi hasil belajar dibedakan menjadi tiga yaitu fungsi

psikologis, fungsi didaktis dan fungsi administrative. Sedandkan menurut wuradji

fungsi evaluasi hasil belajar dibedakan untuk kepentingan murid, kepentingan

pendidik, dan kepentingan lembaga pendidikan. Lain halnya menurut thorndike dan

hagen, tujuan dan kegunaan evaluasi hasil belajar diarahkan untuk mengambil

keputusan yang menyangkut : pengajaran, hasil belajar, diagnosis, dan perbaikan,

Page 99: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

68

penempatan, seleksi, bimbingan dan konseling, kurikulum, dan penilaian

kelembangaan.

Banyak objek evaluasi dalam pendididkan itu sifatnya abstrak, misalnya

kemampuan, sikap, minat, dan sebagainya. Karena itu penilaian pendidikan bersifat

tak langsung, kuantitatif, relative, dan menggunakan unit-unit yang tetap. Penilaian

pendidikan akan mencapai sasaranya bila dalam mengevaluasi memperhatikan

prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Evaluasi harus kontinyu, artinya evaluasi harus dilaksanakan secara terus

menerus pada masa tertentu. Sesuai dengan tujuannya ada dua macam evaluasi

yaitu evaluasi fonnatif dan evaluasi surnatif.

2. Evaluasi harus komprehensif, artinya mampu memahami keseluruhan aspok

pola tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.

3. Evaluasi harus dilaksanakan secara objektif, artinya dalam menilai harus sesuai

dengan kenyataanya, atau hanya ada satu intepretasi.

4. Dalam mengadakan evalusai harus menggunakan alat yang baik, artinya alat

tersebut harus memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas dan daya pembeda.

Alat evaluasi disebut juga alat pengukur. Untuk dapat mengukur dengan tepat harus

menggunakan alat pengukur yang baik dalam arti memenuhi persyaratan. Alat

pengukur hasil belajar pada garis besarnya dibedakan menjadi dua yaitu alat

pengukur berupa tes dan non tes.Berdasarkan konsep-konsep sebagaimana yang

dikemukakan di atas, dibawah ini dapat digambarkan kerangka konseptual

penelitian sebagai berikut.

Page 100: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

69

Kerangka Teoretis diatas secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pola kehidupan sosial budaya masyarakat atau kebudayaan dalam konteks ini hadir

sebagai pendidikan yang dipengaruhi oleh kebutuhan berkesenian manusia dan

lingkungan. Tidak jarang langakah manusia dalam memenuhi kebutuhan

berkesenian mereka menggunakan fungsi lingkungan yang memunculkan wujud

ikatan sosial yang unik seperti terciptanya sebuah komunitas berdasarkan kesamaan

yang terdapat pada diri mereka. Komunitas PSGGC di Yogyakarta merupakan

sebuah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan anggotanya yang memilki

anak dengan kecerdasan istimewa atau anak gifted. Anak gifted komunitas PSGGC

Bentuk Visual

Gambar Anak

Gambar Anak

Kecenerungan

Eksperesi gambar

anak

Proses

Pembelajaran

Seni Rupa

Struktur Visual

Gambar Anak

Kebutuhan

Berkesenian

Lingkungan

Anak Gifted

Komunitas

PSGGC

Pendidikan dalam Perspektif

Kebudayaan

Page 101: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

70

sama dengan anak normal pada umumnya yang menyukai kegiatan menggambar

terlebih mereka yang memilki gaya berfikir visual spasial learner (VSL), sehingga

beberapa diantara mereka memiliki karya gambar. Karya gambar anak gifted

memuat informasi berkaitan dengan ekspresi gamabar anak sebagai bentuk

kecerdasan visual anak yang dapat dilihat melalui bentuk visual dan struktur visual

ekapresi gambar anak, kecenderungan kecerdasan ekspresi gambar anak serta pada

sistem pembelajaran seni rupa pada komunitas PSGGC di Yogyakarta.

Page 102: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

623

BAB 8

PENUTUP

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

wujud karya gambar anak gifted komunitas PSGGC di Yogyakarta adalah sebagai

berikut. Pertama, Anak-anak gifted komunitas PSGGC di Yogyakarta memiliki

karya gambar berbentuk skets hitam putih, skets berwarna, dan gambar berwarna

yang digambar menggunakan berbagai macam alat gambar. Gambar anak-anak

gifted komunitas PSGGC di Yogyakarta memiliki tema gambar yang bervareasi

mulai dari tokoh kartun, robot, kendaraan besar, serta konsep abstrak hasil dari

pemikiran anak. Karya gambar anak-anak gifted komunita PSGGC di Yogyakarta

menunjukan berbagai unsur-unsur visual dan prinsip-prinsip visual gambar yang

dikomposisikan dengan sangat baik dalam sebuah karya gambar. Anak-anak gifted

komunitas PSGGC di Yogyakarta mampu menggunakan unsur-unsur visual sesuai

dengan sifat dan karakteristik unsur sehingga dalam suatu karya gambar dapat

dimunculkan kesan atau nuansa yang sesuai.

Kedua, Gambar anak-anak gifted komunitas PSGGC adalah sebuah

representasi diri anak yang dipengaruhi kecerdasan dan lingkungan sekitar anak.

Komunitas PSGGC memiliki kecenderungan kecerdasan yang nampak pada karya

gambar yang mereka buat berupa kepekaan terhadap unsur-unsur visual karya

gambar, mampu mengenali identitas objek dengan baik, dan mampu mengukur

jarak serta ukuran. Anak-anak gifted komunitas PSGGC mampu mengenali objek

dengan sangat baik yang nempak pada cara menggambar objek dengan posisi

Page 103: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

624

tertentu, membedakan bagian-bagian objek, dan mengenali sifat karakter objek

yang digambar. Kemampuan mengukur jarak dan ukuran anak-anak gifted

komunitas PSGGC di Yogyakarta terlihat dari cara anak menggambarkan objek

yang sudah mempertimbangkan ukuran bidang gambar dengan objek gambar,

pertimbangan proporsi bagian-bagian objek gambar, dan cara penggunaan unsur-

unsur visual seperti garis, raut dan warna untuk menciptakan gambar memiliki

kesan 3 dimensi.

Ketiga, proses pembelajaran pada komunitas PSGGC di Yogyakarta guna

mendukung dan memfadilitasi anak-anak gifted di Yogyakarta sadalh sebagai

berikut. Pembelajaran pada komunitas PSGGC di Yogyakarta diselenggarakan oleh

para pengurus komunitas yang tidak lain adalah para orang tua anak-anak gfted.

Pengajar anak-anak gifted komunitas PSGGC bisa dilakukan oleh para pengurus

komunitas, mendatangkan nara sumber, atau partisipan yang sukarela berbagi

materi dengan anggota komunitas PSGGC. Tempet pembelajaran bisa berada

dimana saja baik dirumah salah satu anggota atau tempat umum seperti café dan

restaurant. Materi yang disampaikan tidak dibatasi menyesuaikan dengan

kebutuhan dan minat anak.

8.2 Implikasi

Pembahasan mengenai kajian bentuk ekspresi anak gifted sebagai kecenderungan

kecerdasan visual dan proses pembelajaran pada komunitas PSGGC di Yogyakarta

tentunya memberikan kontribusi bagi komunitas PSGGC sebagai sebuah referensi

mengenai kecerdasan visual yamg dimiliki anak sehingga orang tua dapat

Page 104: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

625

menentukan metode dan pola pengasuhan yang tepat untuk pembelajaran anak

mereka. Anggota komuniatas PSGGC pun mendapatkan tambahan pegertahuan

megenai kecerdasan visual yang dimiliki anak gifted melalui gambar yang mereka

buat. Bagi lembaga pendidikan mendapatkan tambahan informasi mengenai

keberadaan anak gifted dan bentuk ekspresi kecerdasan yang dimiliki sehingga

dapat menentukan metode pembelajaran disekolah khususnya dalam pembelajaran

pendidikan seni.

8.3 Saran

Belum banyak orang mengerti mengenai anak gifted dan banyak orang berfikir

mereka adalah anak yang akan mampu mengatasi masalahnya sendiri. Kenyataan

yang berbeda dilihat peneliti saat terjun langsung kelapangan dalam proses mencari

data penelitian ini. Anak-anak gifted kenyataanya mengalami berbagai maslah yang

sangat komplek mulai dari hambatan komunikasi, sosialisasi, serta persoalan

akademik. Berangkat dari keprihatinan yang dilihat peneliti di lapangan maka perlu

kirannya adaa kerjasama dari banyak pihak baik dari pemerintah, peneliti,

pemerhati, psikolog, orang tua dan pihk-pihak lain yang dapat membantu anak-anak

gifted untuk dapat mencapai potensi keberbakatan mereka secara optimal.

8.4 Saran Untuk Orang Tua dan Guru

Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam pendidikan anak yang

akan menentukan tumbuh kembang anak. Pendidikan dan perlakuan yang tepat

terhadap anak akan membantu anak menuju pada kemampuan yang optimal yang

Page 105: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

626

ia miliki sehingga anak dapat menentukan arah dan tujuan yang ingin dia capai

untuk nantinya menghadapi tantangan dalam kehidupan.

8.5 Saran untuk Pemerintah

Anak-anak gifted merupakan aset berharga bagi suatu bangsa dengan

anugerah kecerdasan dan kreativitas yang mereka miliki. Potensi yang dimiliki

anak-anak gifted sangat sayang untuk dilewatkan maka dari itu diharapkan adanya

perhatian khusus bagi anak-anak gifted dari pemerintah agar mereka dapat

mencapai potensi yang optimal. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan dinas terkait di Negara kita belum ada instansi pemerintah yang

mewadahi anak-anak gifted secara spesifik dengan berbagai masalah yang mereka

hadapi.

8.6 Saran untuk Peneliti lain

Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, kepada peneliti lain

diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengambil

sudut kajian yang berbeda.keberadaan zaman yang selalu berkembang akan

menimbulkan berbagai aspek permasalahan terkait ekspresi kecerdasan visual

anak-anak gifted. Pengkajian lebih spesifik tentu akan menghasilkan penelitian

yang lebih tajam dan akurat.

Page 106: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

627

627

DAFTAR PUSTAKA

Achdiyat, Maman dan Rido Utomo. 2017.’’Kecerdasan Visual Spasial, Kemampuan

Numerik, dan Prestasi Belajar Matematika.’’ Jurnal Formatif. 7(3):234-245.

Aisyah, Siti. 2014.’’ Karya Visual Anak Usia Dini Developing Art in Early

Childhood.’’ Jurnal Pendidikan. Volume 15, Nomor 2.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ariyanti, Tatik. 2016. ‘’Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini bagi Tumbuh

Kembang Anak.’’ Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar. Volume 8, No. 1,

hal:50-58.

Armstrong, T. 2014. Kecerdasan Jamak Dalam Membaca dan Menulis, Jakarta: PT

Indeks.

Awwad, Muhammad. 2015. ‘’Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Anak

Berkebutuhan Khusus.’’ Al-Tazkiah. Volume 7, No. 1.

Baharuddin, 2016. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : AR-RUZZ

Media

Barton, Georgina. 2015. ‘’Art-based Educational Research in the Early Years.

International Research in Early Childhood Education.’’ Vol. 6, No.1, page 62.

Chauchan, Bijender Singh. 2015. ‘’Creativity in Visual Art’’. Inernational Journal of

Research-Granthaalayah. Vol.3(Iss.1).

Davido, R. 2012. Mengenal Anak melalui Gambar, Jakarta: Salemba Humanika.

Dewi, Rikha Surtika dan Mery Trisnawati. 2017.’’ Identifikasi Anak

Underachievement.’’ Jurnal Pendidikan: Early Childhood. Vol. 1, No. 2.

Diana, R. Rachmy. 2006. ‘’Setiap Anak Cerdas! Setiap Anak Kreatif! Menghidupkan

Keberbakatan dan Kreativitas Anak.’’ Jurnal Psikologi.Vol. 3, No. 2.

Diyanti, Ayu Oktia, dkk. 2014. ‘’Lingkungan Ramah Anak pada Sekolah Taman

Kanak-Kanak.’’ Jurnal Ruas. Volume 12, No. 2.

Page 107: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

628

Drake, Jennifer. E. 2012.’’ Children Gifted in Drawing: The Incidence of Precocious

Realism’’. Jurnal Gifted Education International 29(2) 125-139.

Elyana, Luluk. 2018. ‘’Pengenalan Konsep Diri Anak Melalui Visual Learning di TK

Annida Ya Fatima Jepat Lor Tayu Pati, Jawa Tengah.’’ Journal of SECE

(Studies in Early Childhood Education). ISSN: 2615 – 5389.

Fatmala, Kiki, dkk. 2016. ‘’Efektivitas Social Skill Trainning (SST) dalam

Meningkatkan Kemampuan Penyesuaian Sosial Siswa SD Kelas Akselerasi.’’

Psikologia: Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi. Vol. 11, No. 1.

Fatwikiningsih, Nur. 2014. “Peningkatan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode

Berkomunikasi dengan Gambar pada Anak dengan Ciri Gangguan

Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.’’ Jurnal Sains dan Praktik

Psikologi. Volume 2, No. 3.

Febrianto, M. F. B. 2014. ‘’Penerapan Media dalam Bentuk Pop Up Book pada

Pembelajaran Unsur-Unsur Rupa Untuk Siswa Kelas 2 SDNU Kanjeng Sepuh

Sidayu Gresik.’’ Jurnal Pendidikan Seni Rupa. Volume 2, Nomor 3.

Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelegences (Kecerdasan Majemuk Teori Dalam

Praktek), Batam : Interaksara.

Gunadi. 2012.’’ Kemampuan Memvisualisasikan Teks Verbal dalam Bentuk Gambar’’.

Chatarsis Journal of arts education.

Handayani, Puri. 2017. ‘’Pengembangan Kreatifitas Keberbakatan di Paud Griya

Bermain Pangkalpinang Bangka.’’ Jurnal Pendidikan Anak. Vol. 3 (1).

Hastiani, dkk. 2014. ‘’Guidance and Conseling Teacher and Subject Teacher

Collaboration Model Increasing the Interpersonal Communication Skill of

Special Intelligent Students.’’ Jurnal Bimbingan Konseling. Vol. 3 (1).

Hidayatulloh, M. Agung. 2014. ‘’Lingkungan Menyenangkan dalam Pendidikan anak

Usia Dini: Pemikiran Montessori.’’ Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 8, Nomor

1.

Idrus, Muhammad. 2013. Layanan Pendidikan bagi Anak Gifted. Jurnal Bimbingan

dan Konseling ‘’PSIKOPEDAGOGIA’’. Voll II, No. 2.

Page 108: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

629

Indira, Pinkan. M. 2015. ‘’Assesmen Psiko-Edukasional sebagai Dasar Penanganan

Anak Berkebutuhan Khusus.’’ Jurnal NOETIC Psychology. Volume 5, Nomor

2.

Ishartiwi. 2009. ‘’Model Inklusif Layanan Khusus Pembinaan Siswa Cerdas Istimewa

Berbakat Istimewa Berbasis Sumber Daya Daerah.’’ Jurnal Pendidikan.

Vol.5, No. 2.

Jatmiko, Herka Maya. 2005. “Manfaat Media Visual dalam Penunjang Pembelajaran

Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.’’ Jurnal Pendidikan Jasmani

Indonesia. Volume 3, No. 1.

Jenson, Kim. 2018. “Early Childhood: Learning Through Visual Art.” He Kupu the

Word. International Kindergarten. Volume 5, Number 3.

Kapti, Rinik Eko, dkk. 2013.” Pengaruh Bermain dengan Mewarnai Terhadap

Penurunan skor Perilaku Maladaptif anak Usia Pra Sekolah (3-5 tahun) yang

Mengalami Hospitalisasi di Rumah Sakit Kabupaten Kediri.’’ Jurnal Ilmu

Keperawatan. Volume 1, No. 2.

Khalifah, Mahmud & Quthub, Usamah. 2009. Menjadi Guru yang Dirindu

(Bagaimana Menjadi Guru yang Memikat dan Profesional), Surakarta : Zizad

Visi Media.

Kurniawan, Andri dan Isnaini Saddi. 2014. Keistimewaan lingkungan Daerah

Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.

Kuswanti, Herlina Dyah,dkk. 2015. Menyiangi petang, Yogyakarta : Ladang Kata.

Li, Dan.2018. ‘’Using Issues-based Arts Education to Facilitate Middle School

Students Learning in Racial Issues.” International Journal of Education and

the Arts. Volume 19, Number 12.

Lowenfeld, Viktor & Lambert W. Brittain. (1964). Creative and Mental Growth.

New York: The MacMillan Publishing Company.

Ma’sum, Aziz, dkk. 2018. “Arts Education in Pesantren (islamic Boarding School):

an Aesthetic Expression of Students Drawing in MTS Al Asror Semarang.’’

Catharsis. Vol. 7, No. 2.

Machali, Imam. 2014. ‘’ Dimensi Kecerdasan Majemuk dalam Kurikulum 2013.’’

Insania. Vol. 19, Nomor 1.

Page 109: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

630

Majid, Bandung Ibnu. 2016. ‘’Refleksi Diri sebagai Inspirasi Karya Tulis.’’ Journal

of Visual Arts. Vo.5 (1).

Manizar, Ely. 2016. “Mengelola Kecerdasan Emosi.” Tadrib. Vol. 11, No. 2.

McMahon, Anne, dkk. 2015. ‘’Excellence in Arts Based Education-One School’s

Story.’’ International Journal of Education and the arts. Volume 16, Number

5.

Miles, H B. dan Heberman A M. 1992. Analisis Data Kualitatif (terj. Rohidi). Jakarta:

UI Press.

Mitchell, Donna Mathewson. 2015.’’Examining Practice in Secondary Visual Arts

Education.’’ International Journal of Education and the Arts. Volume 16,

Number 17.

Murtiningrum, Tri, dkk. 2013.’’Pembelajaran Kimia dengan Problem Solving

Menggunakan Media E-Learning dan Komik Ditinjau dari Kemampuan

Berfikir Abstrak dan Kreativitas Siswa.’’ Jurnal Inkuiri. Vol. 2, No. 3.

Nurfatoni, Septian, dkk. 2013. ‘’Kajian Gambar Ekspresi Karya Siswa Tingkat

Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Karya Siswa Kelas 3 SD N 01 Gandrungmangu Kabupaten Cilacap).’’ Jurnal

Edukasi. Volume 1, Nomor 3.

Nurlailla, dkk. 2017. ‘’Peran Guru dalam Menstimulasi Kemampuan Menggambar

pada Anak Usia dini di Raudhatul Athfal Kuningan Jawa Barat.’’ Jurnal of

SECE (Studies in Early Chillhood Education). ISSN: 2615-5397.

Ocvrirk, O. T, dkk. 2002. Art Fundamentals (Theory and Practice), New Jersey: Mc

Graw Hill.

Pamadi,hajar Evan Sukardi .S. 2008. Seni keterampilan anak. Jakarta: Universits

Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Pamadi,hajar.2012. Pendidikan Seni (Hakikat Kurikulum Pendidikan seni, Habitus

seni, dan Pengajaran Seni Anak. Yogyakarta : UNY Press.

Permana, Silvester. D. H. 2015. ‘’Pembangunan Aplikasi Game Android Pengenalan

Pola Warna pada Paud Posdaya.’’ Jurnal Infotoel. Vol. 7, No. 2.

Page 110: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

631

Pranungsari, Dessy. 2010. ‘’Kecerdasan dan Perfeksionisme pada Anak Gifted di

Kelas Akeselerasi.’’ Humanitas. Vol. VII, No. 1.

Punzalan, F. Jovita, dkk. 2018. ‘’The Impact of Visual Arts in Student’s Academic

Performance’’. International Journal of Education and Research.Vol. 6 No.7.

Purwanto, setyoadi. 2016. Pendidikan Karakter Melalui Seni, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Raihana, Permata. A dan Wiwik Wulandari. 2016. ‘’ Status Ibu dan Pengaruhnya

dalam Kecersadan Moral Anak Pra-Sekolah.’’ Jurnal Indigeneus. Vol. 1, No.

2.

Rohidi, Tjetjep Rohendi 2011. Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima

Nusantara.

Saifudin, A, F. 2005. Antropologi Kontemporer : Suatu Pengantar Kritis Mengenai

Paradigma. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanyoto, Sadjiman ebdi. 2009. Nirmana Elemen-Elemen Seni dan Desain, Yogyakarta

: Jalasutra.

Sarouphin, Ketty. M. 2010. ‘’A Model for the Education of Gifted Learners in

Lebanon.’’ International Journal of Special Education. Vol. 25, No.1.

Saurina, Nia. 2016. ‘’ Pengembangan Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini

Menggunakan Augmented Reality.’’ Jurnal IPTEK. Vol. 20, N0. 1.

Sayekti, Sri. 2013. Permasalahan Anak Berbakat di Indonesia. Vol. XX, No.3.

Setiawan, Deni. 2017. ‘’Tipologi Karya Gambar Ekspresi di SD N 02 Wonotirto

Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung.’’ Jurnal Kreatif.

Setyaningrum, Feri. 2017.’’ Ekepresifitas Pembelajaran Seni Lukis dengan Media

Cat Air pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pekuncen 01.’’ Jurnal

Dialektika. Vol. 7, No. 1.

Shokiyah, Nunuk Nur. 2014. ‘’Analisis Hubungan Antara Kegiatan Melukis dengan

Kebutuhan Psikologis pada Remaja.’’ Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya.

Volume 6, No. 2.

Sholeh. K, dkk. 2016. Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 111: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

632

Sofyan, Abu. 2012. ‘’Konsep Pembelajaran Seni Budaya Berpekspektif Gender (studi

Kasus Bidang Studi Seni Tari pada SMP di Kabupaten Kudus Propinsi Jawa

Tengah.’’ Journal of Arts Education. Vol. 1, No. 1.

Sugiarto, Eko. 2014. ‘’Ekspresi Visual Anak: Representasi Interaksi Anak dengan

Lingkungan dalam Konteks Ekologi Budaya’’. Chatarsis. Volume 1 Nomor 1

hal 1-6.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Majalah Ilmiah Pawiyatan. Yogyakarta

: UNY Press.

Suhardjo, A.J. 2012. Pendidikan Seni Dari Konsep Sampai Program, Malang :

Bayumedia publishing.

Suhaya. 2016. ‘’Pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreatifitas.’’ Jurnal Pendidikan

dan Kajian Seni. Vol. 1, No. 1.

Suherman, Yuyus. 2014. ‘’Akselerasi Inklusi Dalam Perspektif Layanan Efektif Anak

Berbakat.’’ Perspektif Ilmu Pendidikan. Vol. XII, No. 2.

Sunarto. 2018.’’ Pengembangan Kreativitas Inovatif dalam Pendidikan Seni Melalui

Pembelajaran Mukidi. ‘’ Jurnal Refleksi Edukatika. Vol. 8, No. 2.

Susanto, Mikke. 2012. Diksi Rupa. Yogyakarta: Kanisius.

Syarif, Ibnu M, dkk. 2018. “Fungsi Iluminasi pada Naskah Jawa Skriptorium

Keraton.” Jurnal Imajinasi. Vol XII, No.2.

Tabroni, Muhammad Imam. 2013. “Menggali Kreativitas Seni Pada Anak

Berkebutuhan Khusus.’’ Humaniora. Vol. 4, No. 1.

Tafsir. 2015. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Triyanto. 2016. ‘’Paradigma Humanistik dalam Pendidikan Seni.’’ Jurnal Imajinasi.

Vol. X. No.1.

Triyanto. 2016. “Paradigma Humanistik Dalam Pendidikan Seni.’’ Jurnal Imajinasi.

Vol. X, No. 1.

Triyanto. 2016. Pendidikan Seni Isu dan Paradigma. Semarang: Cipta Prima

Nusantara.

Triyanto. 2017. Spirit Ideologis Pendidikan Seni, Semarang : Prima Nusantara

Page 112: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

633

V, Amitha dan Vijayalaxmi.2017. ‘’Multiple Intellegence Approach in the School

Curriculum: A review Article’’.International Jurnal of Home Science. 3(3),

324-327.

Van Tiel, Julia Maria & Endang Widyorini. 2014. Deteksi dan Penanganan Anak

Cerdas Istimewa (Anak Gifted) Melelui Pola Alamiah Tumbuh Kembangnya,

Jakarta : Prenada Media Group.

Van Tiel, Julia Maria. 2009. ‘’Permasalhan Deteksi dan Penanganan Anak Cerdas

Istimewa dengan Gangguan Perkembangan Bicara dan Bahasa Ekspresif

(Gifted Visual-spatial Leaner).’’ Psikobuana. Vol. 1, No. 2.

Van Tiel, Julia Maria. 2011. Pendidikan Anakku Terlambat Bicara, Jakarta : Prenada

Media Group.

Waridha, I.R, dkk. 2017. “Kajian Jurnal Bergambar Sebagai Media Komunikasi Anak

Kepada Orang Dewasa Di Sekitarnya” Jurnal Sosioteknologi, Vol. 16, No. 13

Hal 257.

Wicaksosno, Luhur. 2016. “Bimbingan Konseling Bagi Siswa Cerdas dan Berbakat.”

Jurnal Pembelajaran Prospektif. Vol. 1, No. 1.

Wulan, Dwi Kencana. 2011. “Peran Pemahaman Karakteristik Siswa Cerdas

Istimewa Berbakat (CIBI) Dalam Merencanakan Proses Belajar yang Efektif

dan Sesuai Kebutuhan Siswa.” Humaniora. Vol. 2, No.1.

Yahya dan Siti Kristika. 2015. “Pengalaman Guru Bimbingan dan Konseling Dalam

Menangani Anak Kebutuhan Khusus.” Konseli: Jurnal Bmbingan dan

Konseling. Vol. 2, No. 2.

Yaumi, Muhammad. Ibrahim, Nurdin. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan

Jamak (Multiple Intelligences), Jakarta : Prenada Media Group.

Yumnah. 2016. “Kecerdasan Anak Dalam Pengenalan Potensi Diri.” Jurnal Studi

Islam.” Volume II, No. 2.

Page 113: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

GLOSARIUM

Additive : Warna yang di hasilkan dari cahaya

Apresiatif : Kemampuan mengamati dan menanggapi sebuah karya seni

Art Education : Pendidikan seni

Artistik : Indah atau berhubungan dengan wujud yang indah

Berkontraks : Adanya penegangan

CMY : Model Warna pigmen dalam komputer

Demonstrasi : memperagakan sesuatu

Dominasi : Bagian yang terdapat penekanan suatu komposisi

Eksklusif : Kusus

Ekstrem : Mengarah pad satu hal yang menantang

Elaborasi : Penggarapan secara cermat

Estetis : Hal yang terkait dengan keindahan

Experimen : Percobaan

Fase : Tahapan

Formal : Keadaan yang resmi

Gestural : Isyarat sikap

Gifted : Anak cerdas istimewa berbakat

Gifted Disinkroni : Anak cerdas istimewa berbakat dengan gangguan

perkembangan

Gifted Harmoni : Anak cerdas istimewa berbakat tanpa gangguan perkembangan

Page 114: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

Grafitasi : Daya Tarik Bumi

Grapic Organizer : Organisasi Gambar

Haptic : Rabaan

Harmoni : Tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki

keserasian

Ilustrasi : Seni gambar dengan maksud atau tujuan visual

Informal : Kekeluargaan

Integrative : Sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu

kesatuan yang utuh

Intelegensi : Tingkat kecerdasan

Intuitif : Berdasarkan perasaan

IQ : Tingkat kecerdasan

Kinestetik : Gerak Tubuh

Konten : Informasi yan tersedia dari berbagai media

Kontras : Bagian yang berlawanan dengan baigan lainnya

Kontribusi : sumbang sih

Konvensional : Sesuai dengan adat atau lazim digunakan

Linguistic : Ilmu mengenai kajian bahasa

Maestro : Orang yang ahli di bidang seni

Material : Bahan pembuatan karya seni

Motoric : Kemampuan Gerak Tubuh

Motorik : Kemempuan gerak tubuh

Page 115: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

Navigasi : Panduan

Nonformal : Keadaan Tidak Resmi

Objektif : Pandangan umum

Penetrasi : Memasukan dengan paksaan

Pigmen : Warna yang terbuat dari bahan

Potlot : Alat tulis

Prespektif : Sudut pandang

Proporsi : hubungan ukuran atar bagian dan bagian, serta bagian dan

kesatuan keseluruhannya

RGB : Model warna cahaya dalam computer

Rhythm : Menyangkut persoalan warna, komposisi, garis, maupun

lainnya

Spreadsheet : Program aplikasi tabulasi dan pengolahan data pada komputer

Subjektif : Pandangan individu

Substraktive : Warna yang di hasilkan dari pikmen

Surveyor : Orang yang melakukukan survei atau meninjau

Tafril : Bidang gambar

Teksture : Barik

Universal : Umum

Vareasi : Penganekaragaman atau serba beraneka macam sebagai usaha

untuk menawarkan alternative baru yang memiliki perbedaan

Verbal : Kemampuan bahasa

Page 116: GAMBAR ANAK GIFTED : KAJIAN BENTUK EKSPRESI, …

Vertical : Posisi tengak lurus keatas dan kebawah

Very Superior : Sangat unggul

Visual Spasial : Kecerdasan Gambar

Visual Spasial Learner : Anak dengan model belajar visual

Visualisasi : Pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan

menggunakan gambar

Warna Sekunder : Warnna purunan warna primer

Warna Primer : Warna dasar dari wana-warna lain

X-ray : Jenis gambar