pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

13
ZAQIYYAH NOOR SHOLIHAH Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi 1 Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

Transcript of pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Page 1: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

1

ZAQIYYAH NOOR SHOLIHAH

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

acer
Page 2: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

2

Pendahuluan

Pada abad ke-18 hak-hak dasar tidak hanya dipandang sebagai kewajiban yang harus dihormati penguasa. Tetapi, juga hak yang mutlak dimiliki oleh rakyat. Bahkan pada abad18 muncul kredo (pernyataan kepercayaan) tiap manusia dikaruniakan hak-hak yang kekal.Hak yang tidak dapat dicabut dan yang tidak pernah ditinggalkan ketika umat manusia beralih untuk memasuki era baru dari kehidupan pramodern ke kehidupan modern. Serta tidak pernah berkurang karena tuntutan hak memerintah penguasa. Betapa HAM telahmendapatkan tempat khusus di tengah-tengah perkembangan kehidupan manusia mulai abad 18 sampai sekarang

Page 3: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

3

Penyebab Tragedi Semanggi

Pergantian pemerintahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi memberikan harapan bahwa demokratisasi telah dimulai. Namun patut disayangkan bahwa krisis ekonomi sejak tahun 1997 belum membaik. Begitu juga permasalahan penegakan hukum, keadilan, dan kepastian hukum yang masih jauh dari yang diharapkan masyarakat. Akibatnya, terjadi beberapa kali kesalahpahaman / bentrokan antara mahasiswa dan masyarakat dengan aparat pemerintah baik TNI maupun Polri serta terjadi peristiwa-peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Kesalahpahaman dan bentrokan yang terjadi telahmengakibatkan jatuhnya korban dari pihak mahasiswa serta masyarakat maupun TNI /Polri.

Peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran hak asasi manusia berat antara lain peristiwa Trisakti dan Semanggi I & II.

Page 4: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

4

Peristiwa Semanggi

Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998, masa pemerintah transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta serta menyebabkan 217 korban luka-luka. Pada tanggal 11 November 1998, mahasiswa dan masyarakat yang bergerak dari Jalan Salemba, bentrok dengan Pamswakarsa di kompleks Tugu Proklamasi.

Page 5: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

5

Peristiwa Semanggi

Pada tanggal 12 November 1998 ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok di daerah Slipi dan Jl. Sudirman, puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Ribuan mahasiswa dievakuasi ke Atma Jaya. Satu orang pelajar, yaitu Lukman Firdaus, terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.

Page 6: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

6

Korban dalam Peristiwa Semanggi

Jumlah korban yang didata oleh Tim Relawan untuk Kemanusiaan berjumlah 17 orang korban, yang terdiri dari 6 orang mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Jakarta, 2 orang pelajar SMA, 2 orang anggota aparat keamanan dari POLRI, seorang anggota Satpam Hero Swalayan, 4 orang anggota Pam Swakarsa dan 3 orang warga masyarakat. Sementara 456 korban mengalami luka-luka, sebagian besar akibat tembakan senjata api dan pukulan benda keras, tajam/tumpul. Mereka ini terdiri dari mahasiswa, pelajar, wartawan, aparat keamanan dan anggota masyarakat lainnya dari berbagai latar belakang dan usia, termasuk Ayu Ratna Sari, seorang anak kecil berusia 6 tahun, terkena peluru nyasar di kepala.

Page 7: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

7

Tragedi Semanggi II

Pada 24 September 1999, untuk yang kesekian kalinya tentara melakukan tindak kekerasan kepada aksi-aksi mahasiswa. Kala itu adanya pendesakan oleh pemerintahan transisi untuk mengeluarkanUndang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (UU PKB) yang materinya menurut banyak kalangan sangat memberikan keleluasaan kepada militer untuk melakukan keadaan negara sesuai kepentingan militer. Oleh karena itulah mahasiswa bergerak dalam jumlah besar untuk bersama-sama menentang diberlakukannya UU PKB.

Page 8: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

8

Prinsip Non-Retroaktif dalam Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Prinsip non retroaktif dalam hukum pidana tidak berlaku untuk kejahatan terhadapkemanusiaan karena alasan-alasan berikut ini:

1.Kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan kejahatan dalam hukum kebiasaaninternasional dan prinsip-prinsip hukum umum. Menurut kedua sumber hukum itu,orang yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan baik secacara commissionmaupun ommission dapat dihukum secara retroaktif.

2.Pasal 15 (2) kovenan internasional mengenai hak-hak sipil dan politik memungkinkan pengecualian asas non retroaktif untuk kejahatan-kejahatan yang telah diterima sebagaikejahatan menurut prinsip-prinsip hukum umum.

Page 9: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

9

Fakta dan Pola Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Berdasarkan fakta-fakta, dokumen, keterangan dan kesaksian berbagai pihak, KPPHAM menemukan berbagai kekerasan yang pada dasarnya melanggar hak asasi manusia seperti pembunuhan, penganiayaan, penghilangan paksa, perkosaan, perampasan kemerdekaan dan kebebasan fisik yang dilakukan secara sistematis serta meluas yangdilakukan oleh pelaku tertentu dengan sasaran masyarakat tertentu.

KPP HAM memusatkan perhatian pada tiga (3) rangkaian peristiwa ini tidak dapat dipisahkan dan dilepaskan dari kebijakan pemerintah dalam menghadapi gelombang demonstrasi mahasiswa dan masyarakat akan perlunya reformasi.

Page 10: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

10

Pemenuhan Unsur-unsur Kejahatan terhadap Kemanusiaan dan Tanggung Jawab Pidana

SeranganSerangan dalam pengertian “suatu

rangkaian perbuatan yang dilakukan terhadap penduduk sipilsebagai kelanjutan kebijakan penguasa atau kebijakan yang berhubungan denganorganisasi”, sebagaimana yang dimaksud dalam penjelasan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Penyerangan terhadap para demonstran pada ketiga peristiwa ini dan di daerah-daerah luar Jakarta tampak tidak terukur dan di luar batas-batas kewajaran (exesive use of force)

Page 11: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

11

Landasan Hukum

Pembentukan Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia peristiwaTrisakti, Semanggi I, dan Semanggi II didasarkan atas:

1.UU Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

2.UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

3.Keputusan Rapat Paripurna Komnas HAM tanggal 5 Juni 2001.

4.Keputusan Ketua Komnas HAM Nomor 034/KOMNAS HAM/VII/2001 tanggal 27Agustus 2001 tentang Pembentukan Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak AsasiManusia peristiwa Trisakti, Semanggi I& II

Page 12: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

12

Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang KPP HAM Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II adalah :

1.Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang terjadi dan kasus-kasus yang berkaitan

2.Meminta keterangan pihak-pihak korban3.Memanggil dan memeriksa saksi-saksi dan pihak-

pihak yang diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia

4.Mengumpulkan bukti-bukti tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia

5.Meninjau dan mengumpulkan keterangan di tempat kejadian dan tempat lainnya yang dianggap perlu

6.Kegiatan lain yang dianggap perlu

Page 13: pelanggaranhamdalamtragedisemanggi-150521053542-lva1-app6891.pptx

Pelanggaran HAM dalam Tragedi Semanggi

13

Masa Tugas

KPP HAM Trisakti, Semanggi I, dan Semanggi II melaksanakan tugas mulaitanggal 27 Agustus sampai dengan 27 November 2001 dan dapat diperpanjang selama 90 hari apabila dipandang perlu.Hasil penyelidikan KPP HAM Trisakti dan Semanggi I & II akan diserahkan kepada Sidang Paripurna Komnas HAM untuk disahkan sebelum diserahkan kepada penyidik untuk ditindak lanjuti sampai dengan Pengadilan HAM.

Pada saat ini KPP HAM Trisakti dan Semanggi I & II sedang menjalankan kegiatannya sesuai dengan prosedur dan mekanisme kerjanya yang memenuhi standar internasional maupun Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)