pelaksanaan tax compliance

7
Pelaksanaan Tax Compliance Dalam Upaya Optimalisasi Penerimaan Pajak Di Kota Yogyakarta 1. Kejelasan masalah a. Masalah berdasarkan data – Iya Dalam suatu artikel dinyatakan bahwa pajak di Indonesia masih di anggap sebagai momok meskipun telah dilakukan reformasi perpajakan sejak tahun 1983. b. Masalah dinyatakan secara eksplisit – Iya (Jelas) Ada 3 (tiga) sistem pemungutan pajak yang pernah dilaksanakan di Indonesia, yaitu official assessment system, self assessment system dan with holding system. Reformasi perpajakan yang dilakukan sejak tahun 1983 menjadikan self assessment system salah satu sistem yang dianut di Indonesia untuk semua jenis pajak kecuali pajak bumi dan bangunan. Sistem ini menghendaki partisipasi dari wajib pajak untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Dalam sistem yang menekankan keaktifan wajib pajak ini memerlukan tax compliance (kepatuhan perpajakan). Tax compliance tersebut sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak di Indonesia. Tax compliance merupakan tulang punggung self assessment system dimana dibutuhkan suatu kerelaan dari wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Masalah kepatuhan dalam perpajakan terutama dalam sistem self assessment ini sangatlah penting. Karena sistem tersebut membuka peluang dilakukannya kecurangan oleh wajib pajak

description

Pelaksanaan Tax Compliance Dalam Upaya Optimalisasi Penerimaan Pajak Di Kota Yogyakarta

Transcript of pelaksanaan tax compliance

Pelaksanaan Tax Compliance Dalam Upaya Optimalisasi Penerimaan Pajak Di Kota Yogyakarta1. Kejelasan masalaha. Masalah berdasarkan data Iya

Dalam suatu artikel dinyatakan bahwa pajak di Indonesia masih di anggap sebagai momok meskipun telah dilakukan reformasi perpajakan sejak tahun 1983.

b. Masalah dinyatakan secara eksplisit Iya (Jelas)Ada 3 (tiga) sistem pemungutan pajak yang pernah dilaksanakan di Indonesia, yaitu official assessment system, self assessment system dan with holding system. Reformasi perpajakan yang dilakukan sejak tahun 1983 menjadikan self assessment system salah satu sistem yang dianut di Indonesia untuk semua jenis pajak kecuali pajak bumi dan bangunan. Sistem ini menghendaki partisipasi dari wajib pajak untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Dalam sistem yang menekankan keaktifan wajib pajak ini memerlukan tax compliance (kepatuhan perpajakan). Tax compliance tersebut sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak di Indonesia. Tax compliance merupakan tulang punggung self assessment system dimana dibutuhkan suatu kerelaan dari wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Masalah kepatuhan dalam perpajakan terutama dalam sistem self assessment ini sangatlah penting. Karena sistem tersebut membuka peluang dilakukannya kecurangan oleh wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kecurangan tersebut dikategorikan menjadi perlawanan aktif dan perlawanan pasif. Perlawanan tersebut timbul karena pada dasarnya tidak ada orang yang rela membayar pajak.Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota di Indonesia juga menerapkan self assessment system, dalam hal ini sangat diperlukan voluntary tax compliance dari wajib pajak di kota Yogyakarta. Namun, apakah voluntary tax compliance sudah terinternalisasi secara baik dalam diri wajib pajak di kota Yogyakarta menjadi suatu permasalahan yang sangat menarik untuk diteliti.c. Keterbaruan GAK JELAS

2. Pertanyaan penelitian

a. Dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang benar ( iyaPerumusan masalah yang dinyatakan dalam penelitian ini telah dinyatakan dengan kalimat perntanyaan yang benar dan jelas.

b. Relevansi dengan masalah ( relevan

Perumusan masalah yang dinyatakan dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang terjadi, yaitu terkait Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota di Indonesia juga menerapkan self assessment system. Sistem yang menekankan keaktifan wajib pajak ini memerlukan tax compliance (kepatuhan perpajakan). Tax compliance tersebut sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak di Indonesia yang merupakan tulang punggung self assessment system dimana dibutuhkan suatu kerelaan dari wajib pajak, sehingga peneliti mengajukan pertanyaan tentang realisasi pelaksanaan tax compliance dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak dan faktor-faktor penghambat serta pendukung pelaksanaan tax compliance di kota Yogyakarta.

3. Tinjauan pustaka

a. Kemutakhiran hasil penelitian (

b. Peneliti memeiliki rekam jejak yang jelas/linierc. Jurnal yang dirujuk kredibeli. Diterbitkan oleh perusahaan penerbit ternama (misal Thompson Publishing, Elsevier, dll)

ii. Terakreditasi

iii. Ranking/quotation

d. Kecukupan dan relevansi teori dengan permasalahan

i. Teknik kutipanTeknik kutipan yang digunakan oleh peneliti adalah teknik Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan dengan mengambil pendapat/ uraian dari buku/ sumber lain yang penyajiannya dengan bahasan sendiri. Pencantuman sumber kutipan (referensi) menggunakan catatan kaki (footnote), yaitu penulis mencantumkan nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.ii. Teknik mengutip definisi/konsep

Teknik kutipan yang digunakan oleh peneliti adalah teknik Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan dengan mengambil pendapat/ uraiandari buku/ sumber lain yang penyajiannya dengan bahasan sendiri. Pencantuman sumber kutipan (referensi) menggunakan catatan kaki (footnote), yaitu penulis mencantumkan nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.

iii. Teknik mengutip hasil/temuan penelitian

4. Metode Penelitiana. Kesesuaian metode dan penyelesaian masalah ( sesuaiPenelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu sesuai dengan kualitas kebenarannya kemudian dituangkan dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan realisasi pelaksanaan tax compliance dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak di Kota Yogyakarta.b. Kejelasan metodei. Pengumpulan dataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari penelitian lapangan. Penelitian lapangan dengan cara observasi dan wawancara dengan para narasumber yang berkompeten dan terkait dengan masalah yang diteliti serta membagikan kuisioner kepada responden sejumlah 40 responden wajib pajak orang pribadi maupun badan yang ada di Yogyakarta dengan pembatasan pada jenis pajak yang diteliti. Selain itu, dilakukan juga penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mengumpulkan dan membaca berbagai peraturan perundangan, buku, artikel, dan bahan-bahan teori yang berkaitan dengan obyek penelitian.ii. Prosedur analisisData yang didapat dianalisis secara kualitatif yaitu sesuai dengan kualitas kebenarannya kemudian dituangkan dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan realisasi pelaksanaan tax compliance dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak di Kota Yogyakarta. Selain itu, data yang diperoleh akan dihubungkan dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga mendapat jawaban atas permasalahan yang dikemukakan.iii. Alat ujiiv. Kecukupan informan/data/sampel ( kurangKecukupan sampel yang digunakan oleh peniliti masih kurang karena jika dibandingkan dengan wajib pajak yang ada di Kota Yogyakarta 40 responden masih tidak dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.5. Penyajian data penelitian memadai ( Iya (memadai)

Dalam penelitian ini hasil dari data penelitian telah disajikan secara jelas.

6. Pembahasan Jelas

a. Mengarah pada jawaban atas pertanyaan penelitianPembahasan penelitian ini telah disusun dan mengarah pada jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu untuk menjawab pertanyaan Bagaimanakah realisasi pelaksanaan tax compliance (kepatuhan perpajakan) dalam upaya optimalisasi penerimaan pajak di Kota Yogyakarta? Peneliti menggunakan beberapa criteria tax compliance baik menurut Norman D Nowak, Chaizi Nasucha, Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 yang tidak terpenuhi secara kumulatif. Sehingga dapat diketahui bahwa realisasi pelaksanaan tax compliance di Kota Yogyakarta masih belum maksimal. Hal ini tentunya berimbas pada tidak optimalnya penerimaan pajak di Kota Yogyakarta.Pertanyaan Faktor-faktor apakah yang menghambat dan mendukung pelaksanaan tax compliance di Kota Yogyakarta? telah dijawab ketidakmaksimalan pelaksanaan tax compliance tersebut disebabkan beberapa faktor penghambat baik yang berasal dari wajib pajak maupun fiskus. Faktor penghambat yang berasal dari fiskus yaitu: pelayanann terhadap wajib pajak dirasa masih sangat kurang, citra petugas pajak, penyederhanaan prosedur pemenuhan kewajiban perpajakan, keinginan wajib pajak untuk adanya modernisasi administrasi perpajakan. Faktor penghambat yang berasal dari wajib pajak, yaitu: wajib pajak baru belum mengetahui kewajibannya, wajib pajak lupa untuk menyampaikan SPT tepat waktu atau lupa membayar pajak, wajib pajak sengaja dan mendesain sedemikian rupa langkah-langkah untuk menghindari pajak.b. Terdapat analisis yang mendalam

i. Analisis bersifat unik dalam arti pembahasan mengarah pada seting penelitian

ii. Terdapat rasionalisasi atas penolakan Ha (jika ada)

7. Kontribusi penelitian

a. Hasil temuan penting (bermanfaat dan dapat diterapkan) (b. Adanya unsur keterbaruan (