PELAKSANAAN TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA TEMPAT HIBURAN KARAOKE YANG DIKELUARKAN OLEH PEMERINTAH...

22
Header halaman gasal: Penggalan Judul Artikel Jurnal PELAKSANAAN TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA TEMPAT HIBURAN KARAOKE YANG DIKELUARKAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH Ratna Sari Program Studi S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, [email protected] Abstrak Tuntutan masyarakat Kabupaten Pati untuk menutup usaha tempat hiburan karaoke menjadi dasar dari penelitian ini. Ketertarikan untuk meneliti mengenai pelaksanaan dari Tanda Daftar Usaha Pariwisata atau yang lebih dikenal sebagai izin usaha dilapangan terhadap peraturan khusus yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 8 Tahun 2013 tetang Penyelenggaraan Pariwisata, Peraturan Mentri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.91/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi dan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Agar mendapatkan informasi yang seimbang dan akurat, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil dari observasi langsung dan wawancara dengan narasumber seperti masyarakat disekitar tempat usaha karaoke, termasuk pihak berwenang yang terkait yaitu Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati; Dinas Perizinan Terpadu Kabupaten Pati; Kepolisian Resor Kabupaten Pati; Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pati. Berdasarkan observasi dan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Tanda Daftar Usaha Pariwisata tidak sepenuhnya mengacu pada peraturan yang ada. Timbulnya tuntutan masyarakat mengindikasikan bahwa telah terjadi penyalahgunaan fungsi tempat hiburan karaoke sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Upaya preventif yang terus dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan inspeksi langsung ke tempat hiburan karaoke yang disinyalir melakukan penyalahgunaan. Kata Kunci : Tanda Daftar Usaha Pariwisata Tempat Hiburan Karaoke, Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah Abstract The occurs of public demands of Pati to shut the operation of karaoke business have become the root of this observation. Concerned to observe the real implementation of tourism business registered mark or known as business license of karaoke entertainment against specific regulation such as District Regulations of Pati regency No.8/2013 concerning Tourism, Ministerial of Culture and Tourism Regulations No. PM.91/HK.501/MKP/2010 concerning entertainment and recreation activities registration and Law of Tourism No.10/2009. To have balance and accurate information, observation method used is descriptive qualitative. The data is taken from on the spot observation and direct interview with the impacted source such as communities near the karaoke business include the authorities related such as Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten 1

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RATNA SARI

Transcript of PELAKSANAAN TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA TEMPAT HIBURAN KARAOKE YANG DIKELUARKAN OLEH PEMERINTAH...

PELAKSANAAN TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA TEMPAT HIBURAN KARAOKE YANG DIKELUARKAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH

Ratna SariProgram Studi S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, [email protected]

AbstrakTuntutan masyarakat Kabupaten Pati untuk menutup usaha tempat hiburan karaoke menjadi dasar dari penelitian ini. Ketertarikan untuk meneliti mengenai pelaksanaan dari Tanda Daftar Usaha Pariwisata atau yang lebih dikenal sebagai izin usaha dilapangan terhadap peraturan khusus yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 8 Tahun 2013 tetang Penyelenggaraan Pariwisata, Peraturan Mentri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.91/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.Agar mendapatkan informasi yang seimbang dan akurat, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil dari observasi langsung dan wawancara dengan narasumber seperti masyarakat disekitar tempat usaha karaoke, termasuk pihak berwenang yang terkait yaitu Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati; Dinas Perizinan Terpadu Kabupaten Pati; Kepolisian Resor Kabupaten Pati; Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pati.Berdasarkan observasi dan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Tanda Daftar Usaha Pariwisata tidak sepenuhnya mengacu pada peraturan yang ada. Timbulnya tuntutan masyarakat mengindikasikan bahwa telah terjadi penyalahgunaan fungsi tempat hiburan karaoke sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Upaya preventif yang terus dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan inspeksi langsung ke tempat hiburan karaoke yang disinyalir melakukan penyalahgunaan.

Kata Kunci : Tanda Daftar Usaha Pariwisata Tempat Hiburan Karaoke, Kabupaten Pati Provinsi Jawa TengahAbstract

Header halaman genap: Nama Jurnal. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2012, 0 - 216Header halaman gasal: Penggalan Judul Artikel Jurnal

1The occurs of public demands of Pati to shut the operation of karaoke business have become the root of this observation. Concerned to observe the real implementation of tourism business registered mark or known as business license of karaoke entertainment against specific regulation such as District Regulations of Pati regency No.8/2013 concerning Tourism, Ministerial of Culture and Tourism Regulations No. PM.91/HK.501/MKP/2010 concerning entertainment and recreation activities registration and Law of Tourism No.10/2009.To have balance and accurate information, observation method used is descriptive qualitative. The data is taken from on the spot observation and direct interview with the impacted source such as communities near the karaoke business include the authorities related such as Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati; Dinas Perizinan Terpadu Kabupaten Pati; Kepolisian Resor Kabupaten Pati; Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pati.Based on observation and research, it can be summarized that the implementation of Tourism business registered mark were not fully adhered to the regulations. The occurs of public demands to shut the karaoke entertainment indicated that there were violations of karaoke entertainment business function resulted restlessness in the communities. Sustainable preventive action has been taken by local authorities by doing direct inspection to the suspected karaoke business.

Keywords : Tourism Business Registered Mark of Karaoke Entertainment, Regency of Pati Province of Central Java

PENDAHULUAN

Kabupaten Pati adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan jalur pantura sebagai akses yang menyambungkan Jawa Timur dan Jawa Barat. Kabupaten Pati merupakan Kabupaten yang berdekatan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Juwana. Sebagai Kabupaten yang tepat ada diantara Kabupaten Kudus dan Kabupaten Juwana tersebut, Kabupaten ini termasuk Kabupaten yang berkembang dengan baik. Secara administratif Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 ha yang terdiri dalam 21 Kecamatan, 401 desa, 5 Kelurahan, 1.106dukuh serta 1.474 RW dan 7.524 RT. Dari segi letaknya Kabupaten Pati bisa menjadi salah satu sumber perekonomian bagi wilayah Jawa Tengah, dilihat dari segi pertanian, perindustrian, pertambangan dan juga pariwisata. Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah Kabupaten/Kota di JawaTengah bagian timur, terletak diantara 1100, 50- 1110, 15 Bujur Timur dan 60, 25 70,00 Lintang Selatan.Kabupaten Pati memiliki beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi antara lain Kebun Kopi Njolong, Waduk Gunung Rowo Indah, Pintu Gerbang Maja Pahit, Sendang Tirta Marta Sani dan lain sebagainya. Tempat-tempat wisata yang bersejarah dan memiliki panorama alam yang indah ini kini tak terlalu mendapat perhatian dari masyarakat. Bergesernya kehidupan masyarakat yang menjadi semakin modern mengakibatkan minat yang berkurang untuk berkunjung ketempat wisata alam tersebut dan lebih memilih tempat wisata seperti tempat perbelanjaan dan tempat hiburan lainnya. Salah satu wisata yang menjadi unggulan Kabupaten Pati akhir tahun ini berupa maraknya pembukaan usaha tempat hiburan karaoke. Usaha tempat hiburan karaoke menjadikan Kabupaten Pati sedikit dikenal oleh masyarakat luas dibandingkan saat adanya tempat wisata alam yang dimiliki Kabupaten Pati sebelumnya.Awalnya hanya ada beberapa usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaten Pati, namun seiring berjalannya waktu para pengusaha banyak yang mengembangkan bisnis tersebut karena dirasa lebih menguntungkan. Dikenalnya Kabupaten Pati oleh masyarakat kini bukan dari segi positifnya, namun justru dikenal dari sisi negatif. Nama Kabupaten Pati menjadi rusak dengan banyaknya pembangunan usaha tempat hiburan karaoke sejak tahun 2008, dengan beberapa tempat wisata hiburan yang banyak dibangun baik di tengah kota maupun dipinggiran atau perbatasan, Kabupaten Pati kini memiliki nama lain yaitu kota karaoke. Sebutan kota karaoke yang disisipkan pada Kabupaten Pati ini terbukti dengan adanya jurnal dari Badan Penelitian, Pengembangan dan Iptek pada tahun 2010 yang menunjukan perbandingan tempat usaha hiburan karaoke yang dimiliki Kabupaten Pati, Kabupaten Tuban, Denpasar, dan Badung, dimana Kabupaten Pati dengan luas wilayah 150.368 memiliki karaoke yang berjumlah 16 usaha tempat hiburan karaoke. Kabupaten Tuban dengan luas 120.000 berjumlah 11 karaoke, Denpasar dengan luas 12.778 berjumlah 12 karaoke, Badung dengan luas 41.800 berjumlah 13 karaoke. Usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaen Pati ini yang terhitung kota kecil ternyata memiliki jumlah hiburan karaoke lebih banyak bila dibanding 3 kota besar yang masing-masing memiliki sumberdaya alam yang lebih menarik. Kota karaoke yang kini dikenal sebagai identitas Kabupaten Pati menghilangkan pandangan orang mengenai Kabupaten Pati yang juga dikenal sebagai Kota Santri, Kota Bumi Mina Tani. Banyaknya usaha tempat hiburan karaoke membuat resah warga Kabupaten Pati terutama beberapa ormas Islam yang ada disana. Ketidaknyamanan tersebut menyebabkan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, para pelajar dan pesantren setempat mengadakan protes. Kenyataannya Pemerintah Kabupaten Pati dirasa kurang tegas dalam menghadapi permasalahan ini. Banyaknya usaha tempat hiburan karaoke yang ada di Kabupaten Pati paling mudah dijumpai dibandingkan wilayah Kabupaten Kudus dan Kabupaten Juwana. Para pengusaha di Kabupaten ini memiliki kesempatan mencari keuntung yang besar karena sebagian besar usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Juwana telah dilarang, oleh karena itu para pengunjung yang ingin menikmati hiburan karaoke akan datang ke Kabupaten Pati. Pada intinya tempat hiburan karaoke adalah tempat dimana tersedianya fasilitas dimana para pengunjung dapat bernyanyi dan duduk santai dibeberapa ruangan yang disediakan beserta peralatan menyanyi.Usaha tempat hiburan karaoke yang bertujuan awal untuk menghibur warga Kabupaten Pati dengan musik, pada kenyataannya malah membuat resah warga Kabupaten Pati. Para pengusaha di Kabupaten tersebut merasa tertarik dengan keuntungan yang bisa didapatkannya dari membuka usaha tempat hiburan karaoke, sehingga menimbulkan banyak pengusaha yang saling bergantian untuk membangun usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaten Pati.Usaha yang dikelola oleh masyarakat pasti tidak lepas dari campur tangan Pemerintah Pusat maupun Daerah. Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai pengawas berjalanya suatu usaha masyarakat agar usaha tersebut tidak keluar dari tujuan berdirinya dan tidak melanggar peraturan dan norma yang ada. Terciptanya hubungan antara pemerintah dengan masyarakat karena setiap perilaku masyarakat tidak lepas dari pengawasan dan peraturan yang diciptakan untuk mengontrol semua hubungan tersebut. Hubungan antara Pemerintah dengan masyarakat bila dilihat dari topik yang akan diteliti sebenarnya telah diatur dalam Hukum Administrasi Negara (selanjutnya disingkat HAN).Hubungan HAN dengan masalah yang akan diteliti adalah HAN merupakan hukum yang menghubungkan hukum yang satu dengan hukum yang lain, seperti Hukum Perdata dan Hukum Pidana kedua hukum tersebut dihubungkan oleh HAN. HAN merupakan aturan hukum yang tidak dapat dikodifikasi karena perkembangannya yang sangat cepat, hubungan HAN dengan Hukum lainya adalah HAN merupakan bagian kecil dari Hukum Tata Negara, acara peradilan yang dilakukan juga sebagian pelaksananya sama dengan Hukum Perdata. Bila dikaitkan dengan Hukum Pidana yaitu setiap pelaksanaan dari HAN sendiri pasti menimbulkan sanksi pidana didalamnya.Suatu usaha terutama usaha tempat hiburan karaoke yang memungkinkan banyak problematik yang timbul maka pemerintah juga telah membuat peraturan secara tertulis untuk mengatur usaha masyarakat ini. Peraturan yang dibuat pemerintah tersebutlah yang merupakan salah satu dari peraturan HAN. HAN memberikan wewenang kepada pejabat administrai negara untuk melakukan tindakan oprasional yang mengatur masyarakat.Bentuk dari peraturan yang diciptakan untuk mengatur adanya usaha tersebut salah satunya adalah beberapa izin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk berjalannya suatu usaha. Wewenang untuk mengatur, mengawasi dan menyelenggarakan suatu peraturan yang dibuat tidak semata dilakukan oleh Pemerintah Pusat melainkan Pemerintah Daerahpun memiliki andil didalam pelaksanaan wewenang tersebut. Pemerintah Daerah sendirilah yang mengatur mengawasi dan menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah.Wewenang-wewenang dari pelayanan Pemerintah Daerah itu sendiri, untuk memberikan peraturan dan memberikan rasa aman pada masyarakat, baik dalam menjalankan kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Selanjutnya pemerintah daerah yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Pati yang memiliki wewenang dalam mengatur, mengawasi dan menyelenggarakan pemerintahan dengan baik dan benar di Kabupaten Pati.Sebelum memulai usahanya pengusaha karaoke memiliki kewajiban untuk meminta izin kepada Pemerintah Daerah yang berwenang sebelum membuka usaha tempat hiburan karaoke, izin rekomendasi berupa rekomendasi Tanda Daftar Usaha Pariwisata (yang selanjutnya disingkat TDUP) yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (yang selanjutnya disingkat Disbudparpora) sedangkan beberapa izin terkait dikeluarkan oleh Dinas Perizinan Kabupaten Pati setelah adannya izin rekomendasi TDUP dari Disbudparpora. Setelah segala persyaratan telah dipenuhi oleh pemilik usaha tersebut, keluarlah izin sebagai instrument untuk melindungi suatu kepentingan. Setelah dikeluarkanya izin maka para pengusaha sudah bisa melaksanakan kegiatan usaha tersebut sesuai izin yang dimiliki. Masa berlaku izin yang dimiliki oleh pengusaha tempat hiburan karaoke selama beberapa tahun sesuai ketentuan, yang kemudian harus diperpanjang agar dapat melaksanakan kegiatannya kembali.Pemerintah Kabupaten Pati dirasa kurang tegas dengan adanya pembangunan karaoke dalam jumlah yang terhitung banyak yang ada di wilayah Kabupaten tersebut. Beberapa penjelasan dari narasumber:Setelah keluarnya izin yang diberikan oleh Dinas Perizinan Kabupaten Pati pengawasan dan pengendalian yang sepenuhnya diberikan kepada dinas teknis seperti Badan Pendapatan Daerah (BAPEDA) dan Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOLPP). Izin yang harus dilengkapi oleh pengusaha yang ingin mendirikan suatu usaha tempat hiburan di Kabupaten Pati harus memiliki beberapa izin yang dikeluarkan Dinas Perizinan yaitu Izin Gangguan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Hingga saat ini belum adanya batasan jumlah untuk pembangunan usaha tempat hiburan karaoke sendiri, yang ada hanyalah peraturan dimana batasan jarak yang jauh dari pemukiman warga, diatur dalam Perda Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bangunan Gedung mengingat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Bila izin-izin yang disyaratkan sudah terpenuhi pemilik usaha tempat hiburan tersebut mengajukan izinnya untuk penyelenggaraan kepariwisataan ke dinas kepariwisataan.Setelah dikeluarkannya izin oleh pemerintah setempat untuk menjalankan usaha tempat hiburan karaoke tersebut pada kenyataannya pengusaha hiburan melakukan atau menjalankan usahanya tidak sesuai dengan tujuan dari suatu hiburan itu. Dengan adanya desakan masyarakat terutama ormas-ormas Islam yang ada di Kabupaten Pati maka Bupati selaku Kepala Kabupaten melakukan tindakan lebih lanjut dengan mengeluarkan Surat Kepurusan. Bupati Pati Tasiman dengan masa jabatan tahun 2001-2006 dan masa jabatan 2006-2011, telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 556.4/1212/2010 (yang selanjutnya disingkat SK Bupati) tentang Penutupan, Penghentian, serta Pencabutan Izin Usaha Karaoke di Kabupaten Pati.Bupati Pati dalam mengambil keputusan berdasarkan protes dari beberapa masyarakat yang sudah tidak bisa menahan amarahnya dengan makin banyaknya usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaten Pati, dan disisi lain bupati mengeluarkan SK pada tanggal 17 Juli 2010 dengan memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan makin banyaknya pembangunan usaha tempat hiburan karaoke tersebut. SK Bupati digugat oleh pemilik usaha tempat hiburan karaoke karena dirasa tidak adil, dengan diwakili oleh beberapa pengacara Gugatan Sumarni dan kawan-kawan terdaftar dengan Nomor 46/G/TUN/2010/PTUN.SMG dan untuk penggugat Harmijan terdaftar dengan Nomor 45/G/2010/PTUN.SMG.Keputusan PTUN Semarang yang memutuskan mencabut SK Bupati Pati tersebut membuat para pengusaha tempat hiburan karaoke tersebut bisa menjalankan usahanya kembali hingga saat ini. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (yang selanjutnya disingkat UU Kepariwisataan) yang mana pada pasal 5 kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip: a. menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia dan hubungan antara manusia dan lingkungan; b. menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman, budaya, dan kearifan lokal; c. memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan,dan proporsionalitas; d. memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup; e. memberdayakan masyarakat setempat; f. menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antar pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku kepentingan; g. mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata; dan h. memperkukuh keuntuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kenyataannya bila suatu usaha yang melanggar izin secara faktanya, usaha tersebut dapat dibekukan izin usahanya berdasarkan pasal 63 UU Kepariwisataan , (1) setiap pengusaha pariwisata yang tidak memenuhi keterangan sebagai dimaksud dalam pasal 15 dan/ atau pasal 26 dikenai sanksi administrastif; (2) sanksi administratif sebagai dimaksud pada ayat (1) a. teguran tertulis; b. pembatasan kegiatan usaha; dan c. pembekuan sementara kegiatan usaha; (3) teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dikenakan kepada pengusaha paling banyak 3 (tiga) kali; (4) sanksi pembatasan kegiatan usaha dikenakan kepada pengusaha yang tidak mematuhi teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (3); (5) sanksi pembekuan sementara kegiatan usaha dikenakan kepada pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).Hingga saat ini masih banyak tempat usaha karaoke yang di indikasikan melakukan pelanggaran pada saat menjalankan usahanya. Adanya penjualan minuman keras dan Pemandu Karaoke (yang selanjutnya disingkat PK) yang dijadikan daya tarik pengunjung karaoke makin membuat karaoke tersebut meresahkan masyarakat Kabupaten Pati. Sebutan PK tersebut diberikan pada para wanita berpakaian kurang sopan dan menarik para pelanggan untuk datang ke usaha tempat hiburan karaoke tersebut. Para wanita yang dijadikan modal utama pengusaha untuk menarik minat masyarakat terutama kaum laki-laki. Adanya usaha tempat hiburan karaoke yang banyak di Kabupaten Pati juga pasti menimbulkan dampak negatif tersendiri bagi masyarakat sekitar didirikannya usaha tempat hiburan tersebut. Kabupaten Pati merupakan daerah yang paling bebas dalam melakukan pembangunan tempat hiburan semacam itu. Dibuktikan belum adanya peraturan mengenai jumlah maksimal pembangunan usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaten Pati.Adapun dampak negatif yang sering ditimbulkan di usaha tempat hiburan karaoke menurut wawancara dengan salah satu petugas Kepolisian Resor Kabupaten Pati menyatakan:Menurut data yang diperoleh dari awal dibangunnya usaha tempat hiburan karaoke hingga tahun 2013 ini kebanyakan perkelahian antar pelanggan karena dibawah pengaruh minuman keras yang mereka beli atau mereka bawa sendiri dari luar, selain kejadian perkelahian ada juga tindak pidana pencurian namun pencurian lebih sedikit dibandingkan perkelahian antar pelanggan. Kejadian yang lebih tragis lagi terjadi pada tahun 2013 ini adalah pembunuhan seorang wanita yang berprofesi sebagai karyawan sebuah salon. Kejadian tersebut terjadi disalah satu karaoke yang ada diKabupaten Pati, yang tepatnya berada didesa Winong. Kejadian pembunuhan tersebut terjadi dikarenakan salah satu pelaku mengalami kebangkrutan sehingga membutuhkan dana untuk melanjutkan usahanya. Menurut data yang diperoleh melalui wawancara dengan salah satu anggota banit reskrim bahwa korban dibunuh dengan cara dicekik dan ditendang, karena sipelaku tidak sabar menunggu reaksi obat tidur yang dicampurkan dalam minumannya kemudian pelaku mencekik korban dan memukulinya. Pelaku memiliki niat untuk mencuri sepeda motor milik korban yang kemudian akan dijual kembali untuk dijadikan modal usahanya. Pelaku memilih ruang karaoke paling dalam yang paling sepi sehingga bisa dengan leluasa membunuh korbannya.Tempat karaoke yang hingga kini masih beraktifitas bisa saja disebut illegal karena pada tahun 2010 Dinas Perizinan tidak mengeluarkan izin lagi untuk memperpanjang tempat hiburan tersebut karena masih banyaknya pro dan kontra dengan adanya tempat karaoke tersebut.

Izin-izin yang telah diperoleh dari Dinas Perizinan dan Disbudparpora kemudian pengusaha mendapatkan izin keramaian yang dikeluarkan oleh polres Kabupaten Pati. Usaha tempat hiburan karaoke yang ada di Kabupaten Pati sekarang menutup dirinya menjadi rumah makan meskipun didalamnya masih ada kegiatan hiburan karaoke tersebut. Tempat hiburan karaoke menyediakan minuman dengan kadar alkohol diatas 50% namun minuman tersebut dikeluarkan bila ada pengunjung yang memesannya, praktek peredaran minuman keras secara sembunyi-sembunyi ini terbukti dengan si pemilik tempat hiburan hanya menampilkan minuman-minuman yang tidak beralkohol dibagian ruang tamu. Salah satu tempat hiburan karaoke yang menyediakan minuman keras adalah karaoke yang terletak di jalan Pati Kudus. Efek dari minuman keras yang dikonsumsi para pengunjung pastinya membuat kesadaran mereka hilang yang mudah tersulut emosi, menurut hasil pengamatan di lapangan yang sering menjadi korban kekerasan adalah wanita penghibur atau PK di tempat karaoke tersebut. Prostitusi secara terselubung ini memang sengaja menyediakan wanita untuk menghibur mereka bahkanlebih dari itu, ada yang melakukan praktek ditempat ataupun freeline. Para perempuan yang bekerja sebagai pemandukaraoke tersebut diantaranya juga ada yang berusia 16 dan 17 tahun. Beberapa tempat karaoke yang telah ditutup karena lokasinya dekat dengan pemukiman warga dan tempat peribadatan adalah tempat karaoke yang tepatnya berada di depan Gedung Olah Raga di Kabupaten Pati yang tidak sesuai dengan peraturan yang sudah penulis jelaskan diatas.Pengusaha yang melakukan pelanggaran atau tidak menjalankan usahanya sesuai dengan izin semestinya sesuai dengan penjelasan diatas maka izin dapat dibekukan. Pencabutan izin juga dapat dilakukan oleh pejabat yang menerbitkan izin tersebut. Beberapa protes yang dilakukan masyarakat dan hasil wawancara diindikasikan bahwa ada beberapa usaha tempat hiburan karaoke yang melakukan penyimpangan dari peraturan yang semestinya.

METODEJenis penelitian penelitian yang digunakan untuk meneliti permasalahan ini adalah yuridis empiris/ non doctrinal, penelitian hukum yuridis empiris ataupun non doctrinal merupakan studi terhadap hukum sebagai suatu skin out system ini karena menyangkut permasalahan interrelasi antara hukum dengan lembaga-lembaga social yang lain. Di satu sisi, hukum dapat dipelajari dan diteliti sebagai suatu skin in system (studi mengenai law in book), sedangkan di sisin lain, hukum dapat dipelajari dan diteliti sebagai skin out system (studi mengenai law in action). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami selama melakukan penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini berjudul Pelaksanaan Tanda Daftar Usaha Pariwisata Tempat Hiburan Karaoke yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini berawal dari pengamatan kondisi beberapa usaha tempat huburan karaoke yang ada di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Menurut beberapa pihak yaitu Satpol PP dan Badan Penelitian dan Pengembangan (selanjutnya disingkat Balitbang) karaoke di Kabupaten Pati ini terhitung banyak, hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian pada tahun 2010 seperti yang dijelaskan pada jurnal litbang bahwa jumlah karaoke yang memiliki izin gangguan (selanjutnya disingkat HO) berjumlah 16 karaoke, sedangkan menurut petugas Satpol PP Kabupaten ini memiliki karaoke yang tak berizin juga. Menurut data dari Dinas Perizinan ada 13 Karaoke yang memiliki izin sah dan beberapa karaoke yang tidak memiliki izin.Selain pengamatan yang dilakukan ditempat usaha hiburan karaoke itu sendiri, pertama penelitian berupa wawancara dilakukan pada beberapa penduduk di sekitar pembangunan usaha tempat hiburan karaoke, selain itu yang kedua wawancara dilakukan di Disbudparpora, yang ketiga wawancara dilakukan di Dinas Perizinan Terpadu, yang keempat di Polres Pati, yang kelima di Satpol PP. Masing masing usaha tempat hiburan karaoke yang akan diamati secara langsung yaitu tempat usaha karaoke yang mendapatkan izin yang beberapa ada di gambar 1:1. The Boss Karaoke yang terletak di Jalan Diponegoro, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.2. Citra Baru Karaoke yang terletak di JL. Panglima Sudirman Komplek PJKA, Kecamatan Pati.3. Permata caf dan karaoke yang terletak di Jalan Panglima Sudirman, Desa Ngarus, Kecamatan Pati.4. New Karaoke Milenium yang terletak di Desa Winong Kecamatan Pati.Penelitian pada beberapa usaha tempat hiburan karaoke diatas diambil sebab menurut beberapa informasi di media cetak maupun elektronik usaha hiburan karaoke di Kabupaten Pati banyak meresahkan warga . Polisi dalam razia pada bulan Ramadhan yang terjadi pada tahun 2013 lalu mengamankan, tiga orang mami (germo/ pengawas PK ditempat karaoke) dan 19 PK di Karaoke Permata, tiga PK Karaoke Citra, dan tiga pengunjung. Selanjutnya Polisi memberikan pembinaan, dengan membuat surat pernyataan tidak melanggar kesepakatan jam buka tempat hiburan malam razia dilakukan karena kedua tempat usaha karaoke tersebut melanggar perjanjian untuk tidak membuka usahanya di saat Bulan Ramadhan, ketiga usaha tempat hiburan karaoke sering terjadi pertengkaran antara pengunjung maupun antar pengunjung dengan PK. Salah satu usaha tempat hiburan karaoke yang akan diamati yaitu karaoke New Millenium yang pada tahun 2013 kemarin terdapat kejadian pembunuhan, sesuai penjelasan yang dijelaskan pada latar belakang. Sebenarnya bukan hanya ke empat usaha karaoke tersebut yang bermasalah di Kabupaten Pati, namun menurut petugas Satpol PP sebenarnya hampir semua dari 13 karaoke yang terdaftar maupun tidak terdaftar di Kabupaten Pati ini bermasalah baik yang berizin maupun tidak berizin.Indikator pengamatan di tempat karaoke:1. Pasal 26 huruf j. UU Kepariwisataan, setiap pengusaha berkewajiban turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya.2. Pasal 24 ayat (2) Perda Kepariwisataan, tempat penyelenggaraan usaha karaoke harus dipasangi papan nama dan/ atau papan petunjuk usaha dibagian depan bangunan yang jelas dan mudah dibaca oleh umum dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang baik dan benar dengan ukuran paling besar 40 (empat puluh) centimeter x 100 (seratus) centimeter.3. Pasal 25 ayat (1) Perda Kepariwisataan, lokasi jenis usaha karaoke seperti dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) berjarak paling sedikit 1000 meter dari tempat ibadah, sekolah, pemukiman, perkantoran dan/atau rumah sakit, kecuali karaoke sebagai fasilitas hotel berbintang.4. Pasal 26 ayat (1) huruf e Perda Kepariwisataan, bangunan gedung jenis usaha karaoke wajib menyediakan paling sedikit: toilet untuk pria dan wanita yang terpisah, ayat (2) di dalam bangunan gedung jenis usaha karaoke wajib dilengkapi dengan: b. sistem pengaturan tata udara (Air Conditioner) dan pembersih udara yang menjamin kesehatan; c. alat pemadan kebakaran.5. Pasal 27 ayat (1) Perda Kepariwisataan, ruang atau aula karaoke sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf a harus memenuhi syarat: a. kedap suara; b. ruang karaoke terbuat dari kaca bening tembus pandang; c. pintu masuk tidak boleh dikunci pada saat jam oprasi; c. tersedia lampu penerang ruangan yang terang/ putih yang tidak bisa dimatikan pada saat operasional; dan e. dilarang membuat ruangan tertutup di dalam ruangan karaoke.6. Pasal 29 ayat (1) Perda Kepariwisataan, usaha karaoke sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf e, waktu oprasional usahanya pukul 14.00 (empat belas) WIB sampai dengan pukul 23.00 (dua puluh tiga )WIB. 7. Pasal 1 Perkepdin Kepariwisataan, 6. Berpakaian seragam rapi dan sopan sesuai dengan norma agama dengan ketentuan bagian bawah celana panjang tidak ketat atau bawahan rok panjang sampai dengan tumit dan bagian atas minimal lengan pendek tidak tembus pandang.Hasil observasi menunjukan keempat usaha hiburan karaoke ini melanggar peraturan perundang.-undanga yang berlaku baik itu Undang-undang, Permen muapun Perda dan Peraturan Kepala Dinas Kepariwisataan.Indikator pada saat wawancara warga sekitar usaha karaoke:1. Pasal 5 ayat (1) Permen Budpar, Pendaftaran usaha pariwisata dilakukan terhadap penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi pada setiap lokasi.2. Pasal 25 ayat (1) Perda Kepariwisataan lokasi jenis usaha karaoke sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1) berjarak paling sedikit 1000 (seribu) meter dari tempat ibadah, sekolah pemukiman, perkantoran dan/ atau rumah sakit, kecuali karaoke sebagai fasilitas holet berbintang.3. Pasal 29 ayat (1) Perda Kepariwisataan, usaha karaoke sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf e, waktu oprasional usahanya pukul 14.00 (empat belas) WIB sampai dengan pukul 23.00 (dua puluh tiga) WIB. Ayat (2) pada hari besar keagamaan penyelenggaraan usaha karaoke sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf e dilarang operasional.4. Pasal 60 huruf d Perda Kepariwisataan, pemerintah daerah wajib mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas.5. Pasal 61 huruf b Perda Kepariwisataan, setiap orang berkewajiban membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata.Hasil wawancara menunjukkan dimana warga memang banyak yang mengetahui adanya pelanggaran namun tidak ada tindakan tegas dari Pemerintah Daerah. Indikator wawancara yang dilakukan di beberapa instansi terkait usaha karaoke:1. Pasal 23 ayat (1) huruf d UU Kepariwisataan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas. Pasal 28 huruf m pemerintah berwenang mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan kepariwisataan.2. Pasal 30 huruf d UU Kepariwisataan, pemerintah kabupaten/ kota berwenang melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata; Huruf e mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya.3. Pasal 22 Permen Budpar, (1) Bupati, Walikota, dan/ atau Gubernur melakukan pengawasan dalam rangka pendaftaran usaha pariwisata, (2) pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi pemeriksaan sewaktu-waktu ke lapangan untuk memastikan kesesuaian kegiatan usaha dengan Daftar Usaha Pariwisata.4. Pasal 45 Perda Kepariwisataan, (1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berdasarkan Daftar Usaha Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, menerbitkan TDUP untuk diserahkan kepada pengusaha paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah pencantuman ke dalam Daftar Usaha Pariwisata, (2) TDUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bukti bahwa pengusaha telah dapat menyelenggarakan usaha pariwisata.Hasil wawancara di instansi terkait, dari keempat instansi tersebut memang memiliki kewenangan pengawasan maupun pembinaan. Disbudparporan, Dinas Perizinan dan Polres adalah instansi yang mengeluarkan izin terkait usaha karaoke. Pembahasan yang akan dipaparkan yaitu mengenai hasil penelitian yang telah didapat akan dibahas sesuai rumusan masalah yang telah diambil. Pembahasan ini memuat mengenai pelaksanaan perizinan atas izin usaha tempat hiburan karaoke berupa TDUP yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah, upaya yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait untuk menegakkan peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar dalam menjalankan usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. 3.2.1 Pelaksanaan Tanda Daftar Usaha Pariwisata Temat Hiburan Karaoke yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.Pemerintah Kabupaten Pati disini merupakan penanggung jawab atas dikeluarkanya izin usaha tempat hiburan karaoke yang dimiliki oleh para pengusaha hiburan tersebut. Pemerintah Kabupaten Pati yang diwakili oleh Disbudparpora dan Dinas Perizinan Kabupaten Pati kemudian Polres Pati sebagai instansi yang mengeluarkan izin-izin terkait pelaksanaan usaha hiburan karaoke, pelaksanaan yang dimaksud disini merupakan pelaksanaan atas izin berupa TDUP yang tidak melanggar pasal-pasal dalam beberapa peraturan perundangan yang dimiliki seperti UU Kepariwisataan; Permen Budpar; Perda Kepariwisataan; Perkepdin Kepwriwisataan. Disbudparpora sebagai dinas pertama yang mengeluarkan izin rekomendasi TDUP yang kemudian diserahkan pada Dinas Perizinan untuk dikeluarkanya izin terkait yang dibutuhkan oleh pengusaha karaoke, dilengkapi dengan izin keramaian yang dikeluarkan oleh Polres Pati. Diatur dalam Peraturan Bupati Pati Nomor 66 Tahun 2009 tentang Perubahan Peraturan Bupati Pati Nomor 32 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Rincian Tugas Jabatan Struktural Dinas Daerah mengenai bidang kepariwisataan dalam pasal 335. Disbudparpora terutama bagian kepariwisataan merupakan dinas awal yang mengluarkan izin berupa izin rekomendasi TDUP yang kemudian di serahkan pada Dinas perizinan yang akan melengkapi izin terkait. Sebelum mendapatkan izin pengusaha mengisi formulir permohonan rekomendasi dari Disbudparpora kemudian tim dari dinas terjun ke lapangan untuk melihat lokasi dimana akan dibangunya usaha karaoke. Saat tim dari Disbudparporan terjun kelapangan untuk memastikan lokasi yang akan digunakan sebagai usaha karaoke beberapa indikator dalam meneliti lokasi tertulis dalam Instrumen Verivikasi Lapangan di Lokasi Usaha Pariwisata (karaoke). Proses pemberian izin rekomendasi TDUP berlanjut, setelah tim terjun kelapangan melihat situasi pembangunan usaha karaoke kemudian dibuatlah Berita Acara Verivikasi Lapangan oleh tim dari Disbudparpora. Surat rekomendasi diperoleh pengusaha setelah Disbudparpora melakukan pengamatan terhadap tempat usaha yang diajukan oleh pendaftar usaha karaoke. Dari dinas kemudian memproses izin rekomendasi TDUP yang selanjutnya dilengkapi dengan izin lainya yang akan diperoleh dari Dinas Perizinan. Sampai saat ini Disbudparpora baru mengadakan verifikasi lapangan sebanyak 13 usaha karaoke.Izin terkait lain yang wajib dimiliki pengusaha yaitu:1. Izin Gangguan (HO) 2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)3. Pendaftaran Perusahaan Perorangan 4. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)HO yang wajib dimiliki oleh pengusaha yaitu antara lain diajukan dengan syarat formulir yang berisi letak perusahaan, luas dan batas-batasnya, surat pernyataan tidak keberatan yang ditanda tangani oleh 10 (sepuluh) tetangga yang berdekatan dengan tempat usaha dan menyatakan persetujuan dibangunya tempat usaha karaoke sepanjang pemilik sanggup taat kepada segala peraturan dan petunjuk dari yang berwenang. HO diajukan juga disertai dengan Izin mendirikan Bangunan (yang selanjutnya disingkta IMB), bukti kepemilikan tanah, Surat Pernyataan Pelimpahan yang diketahui Kepala Desa, Dok. UKL-UPL, Foto copy akte pendirian/akta notaries. IMB diajukan dengan menyertakan formulir yang berisi mengenai kondisi bangunan yang akan diajukan untuk dibuatkan izin, batas-batas bangunan dengan bangunan lain, disertakan bukti kepemilikan tanah, HO dan izin lokasi. Pendaftaran perusahaan perorangan juga harus dimiliki oleh pengusaha karaoke sebelum menjalankan usahanya. TDUP merupakan permohonan izin yang wajib dimiliki oleh pengusaha, TDUP yang mencantumkan usaha pariwisata apa yang dimiliki dan akan diajukan izin oleh pengusaha disertai dengan HO. Mengenai TDUP sendiri diatur dalam Permen Budpar pada pasal 7 hingga pasal 21 yang mengatur mengenai TDUP, TDUP harus dimiliki oleh pengelola usaha pariwisata. Pada Permen Budpar pasal 7 tahapan pendaftaran usaha pariwisata mencangkup: a. permohonan pendaftaran usaha pariwisata; b. pemeriksaan berkas permohonan pendaftaran usaha pariwisata; c. pencantuman ke dalam Daftar Usaha Pariwisata; d. penerbitan Tanda Daftar Usaha Pariwisata; dan e. pemuktahiran Daftar Usaha Pariwisata. Setelah semua izin dimiliki oleh pengusaha karaoke, pengusaha menjalankan usahanya yang harus sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada kenyataannya masih juga banyak tempat usaha karaoke yang melakukan pelanggaran, seperti pelanggaran jam buka pada saat Ramadhan, pelanggaran atas ruang karaoke yang harusnya sesuai dengan Perda Kepariwisataan. Pengusaha juga wajib mengawasi usahanya sendiri, sesuai dengan UU Kepariwisatan pasal 26 huruf j bahwa pemilik usaha pariwisata memiliki kewajiban turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum di lingkungan tempat usahanya. Sejak dibatalkanya SK Bupati tentang penutupan karaoke oleh Putusan PTUN makin banyak juga pembangunan usaha karaoke baik yang memiliki izin maupun yang tidak memiliki izin bahkan selama 2 (dua) tahun pengusaha karaoke tidak membayarkan pajaknya.Menurut pantauan Satpol PP hampir semua usaha karaoke melakukan pelanggaran, hanya sedikit saja dari beberapa usaha karaoke yang memang benar-benar karaoke keluarga. Pelanggaran yang dilakukan berdasarkan peraturan dari Perda Kepariwisataan pada pasal 24 sampai dengan pasal 31, karena pelanggaran hampir dilakukan oleh semua pemilik karaoke di Kabupaten Pati.1. Perda Karaoke pada pasal 25 (1) Lokasi jenis usaha karaoke sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) berjarak paling sedikit 1.000 (seribu) meter dari tempat ibadah, sekolah, pemukiman, perkantoran dan/atau rumah sakit, kecuali karaoke sebagai fasilitas hotel. Pelanggaran atas jarak yang dari pemukiman, tempat ibadah dan sekolah, bisa dilihat pada gambar yang diberi kotak merah itu merupakan tempat karaoke yaitu New Millenium, dimana pada tempat karaoke tersebut tidak terdapat papan nama yang cukup jelas yang menerangkan bahwa ditempat itu ada usaha karaoke. Sebelah kanan dan kiri dari tempat karaoke merupakan pemukiman warga yang jaraknya sangat dekat, bisa dilihat adanya panah hitam, itu sudah merupakan pemukiman penduduk. Karaoke millenium ini pada bagian depan terdapat restoran namun tidak terpampang secara jelas bahwa dibelakang restoran ini terdapat usaha karaoke Lokasi karaoke Permata ini tidak terlalu jauh dari pemukiman penududuk, karaoke permata ini terdapat di gang masuk yang dimungkinkan tidak banyak orang yang mengetahui bila tidak masuk di gang tersebut. Tempat karaoke ini tidak terlihat jelas bila malam hari, kurangnya penerangan dan tempat karaoke ini berdekatan dengan gudang-gudang dari sebuah pabrik kayu. Karaoke permata terletak berdekatan dengan karaoke citra dan kedua karaoke ini memang sering didapati melakukan pelanggaran baik jam buka maupun PK yang bekerja disana.Karaoke The Boss memang letaknya jauh dari pemukiman namun karaoke ini dekat dengan terminal, pertokoan dan perkantoran, karaoke ini juga tidak memiliki papan nama yang diatur dalam Perda Kepariwisataan pasal 24 ayat (2) tempat penyelenggaraan usaha karaoke harus dipasangi papan nama dan/atau papan petunjuk usaha dibagian depan bangunan yang jelas dan mudah dibaca oleh umum dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang baik dan benar dengan ukuran paling besar 40 (empat puluh) centimeter X 100 (seratus) centimeter. Menurut wawancara dengan salah satu pekerja dari karaoke The Boss ini alasan mengapa tidak ada papan nama yang jelas dikarenakan sedang dalam perbaikan, namun menurut warga lain memang karaoke ini tidak ada papan nama yang menjelaskan bahwa disitu letak karaoke The Boss.Kenyataanya karaoke Citra, Millenium dan The Boss sendiri tidak memiliki papan nama yang jelas yang tercantum didepannya. Tempat karaoke Citra bisa digambarkan karaoke ini tertutup, tidak tampak dari jalan raya. Karaoke citra memiliki beberapa ruangan didalamnya, menurut hasil wawancara dengan seorang wanita yang mengkoordinir PK yang disebut dengan mami mengaku bahwa tidak mengetahui tentang izin-izin terkait usaha karaoke tersebut, yang dia ketahui hanya bekerja dan bagaimana karaoke tersebut bisa mendapatkan banyak pengunjung.2. Mengenai ruangan dalam usaha karaoke diatur dalam Perda Kepariwisataan pada pasal 27 ayat (1) Ruang aula karaoke sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat1 harus memenuhi syarat: a. kedap suara; b. ruang karaoke terbuat dari kaca bening tembus pandang; c. pintu masuk tidak boleh dikunci pada saat jam oprasional; d. tersedia lampu penerangan ruang yang terang/ putih yang tidak bisa dimatikan pada saat oprasional; dan dilarang membuat ruangan tertutup di dalam ruangan.Ruangan karaoke yang terang dengan lampu putih, pada kenyataannya ruang masih remang-remang dan kaca hanya terdapat pada pintu saja selain itu ruang tertutup. Tidak terdapat kaca bening bahkan tertutup rapat. Setiap sabtu malam minggu karaoke Permata mengadakan pertunjukan musik yang bisa dilihat oleh pengunjung tanpa menyewa ruang karaoke.

Pada lokasi ruang karaoke di karaoke citra ini lampu bisa dimatikan dari dalam ruangan bisa dilihat pada gambar bahwa saklar lampu berada didalam ruangan dan ruangan tertutup rapat tanpa ada sedikitpun kaca yang seharusnya pada pintu terdapat kaca dan ruangan yang diberi kaca bening sehingga bisa terlihat dari luar, ruangan yang sama sekali tidak bisa dilihat dari luar ini membuat pengunjung bebas melakukan apapun di dalam ruang karaoke.Ruang karaoke dengan lampu yang redup dan setiap ruang karaoke diberi kamar mandi di dalam ruangan tersebut. Dilarang membuat ruangan didalam ruangan, pada oprasi rutin yang dilakukan oleh Satpol PP, menurut narasumber pada beberapa tempat usaha karaoke di Kabupaten Pati ini nyatanya masih ada juga tempat karaoke yang membuat ruangan khusus didalam ruangan.Pada karaoke ini sebenarnya bukan merupakan salah satu karaoke yang diteliti, namun dokumen pribadi dari Satpol PP ini menjadi salah satu bukti bahwa tidak hanya ke empat karaoke yang diteliti itu saja yang masih juga melakukan pelanggaran. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hampir semua karaoke di Kabupaten Pati melakukan pelanggran.3. Mengenai penampilan pemandu karaokenya diatur secara khusus dalam Peraturan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati Nomor: 556/029/2014 tentang Tata Tertib Pemandu Karaoke dan Batasan Usia Pengunjung Karaoke Kabupaten Pati pada pasal 1 tetang tata tertib pemandu karaoke Kabupaten Pati Pelaksanaan usaha karaoke di Kabupaten Pati ini sebelum adanya Perda Kepariwisataan terlaksana dengan bebas tanpa aturan mengenai jarak yang harus dipatuhi oleh pengusaha dan pemerintah daerah dalam memberikan izinnya, bahkan adanya Perda mengenai jarak diberlakukan pada tahun 2015 khusus jarak yang harus dipenuhi pengusaha. Makin banyaknya usaha karaoke yang kemudian menimbulkan protes warga yang memunculkan SK Bupati yang akhirnya dibatalkan dengan Putusan PTUN yang dimenangkan oleh pengusaha. Sejak saat itu masyarakat menuntut adanya peraturan yang menyangkut usaha karaoke di Kabupaten Pati, karena bisa dilihat bahwa karaoke di Kabupaten Juwana dan Kabupaten Kudus sudah tidak ada lagi. Munculnya Perda Kepariwisataan yang mengatur usaha hiburan karaoke menjadi salah satu peraturan perundangan yang harus diataati oleh pemilik usaha dan sebagai acuan pemerintah daerah dalam menjalankan tugasnya, namun pada kenyataannya Perda Kerapriwisataan tersebut belum terlalu diperdulikan oleh pemilik usaha hiburan karaoke. Menjadi suatu permasalahan khusus mengapa Pemerintah Kabupaten Pati masih belum bisa menertipkan secara tegas karaoke yang beroprasi di Kabupaten Pati. 3.2.2 Upaya yang Dilakukan oleh Dinas-Dinas Terkait untuk Menegakkan Peraturan Perundangan yang Dijadikan Dasar dalam Menjalankan Usaha Tempat Hiburan Karaoke di Kabupaten Pati Jawa Tengah.Pariwisata merupakan salah satu daya tarik dan sumber perekonomian bagi suatu daerah maka dari itu pemerintah daerah memiliki hak dan kewajiban dalam pengelolaan wisata didaerahnya. Pada UU Kepariwisataan pasal 23 mengenai kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah:a. Menyediakan infomasi kepariwisataan perlindungan hukum, serta keamanan dan keselamatan kepada wisatawan;b. Menciptakan iklim yang kondusif untuk perkembangan usaha pariwisata yang meliputi terbukanya kesempatan yang sama dalam berusaha, memfasilitasi dan memberikan kepastian hukum;c. Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik wisatawan dan aset potensional yang belum tergali; dan d. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas.Dinas-dinas yang terkait dengan adanya hiburan karaoke yaitu adanya Disbudparpora, Dinas Perizinan, Polres Pati dan Satpol PP. Disbudparpora memiliki wewenang dalam mengeluarkan izin rekomendasi TDUP, Dinas Parizinan merupakan dinas yang terkait dalam mengeluarkan izin-izin pelengkap pendirian usaha karaoke, Polres Pati diberi wewenang untuk melakukan pengawasan selama proses berjalanya izin keramaian yang diberikan kepada pengusaha itu, SatpolPP adalah sebagai satuan penegakan Perda apakah sudah dipatuhi atau belum oleh pengusaha karaoke. Menurut Arifin Rachman maksud dari pengawasan adalah:a. Untuk mengetahui apakah segala sesuatau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.b. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan intruksi serta prinsip-prinsip yang telah diterapkanc. Untuk mengetahui apakah kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan dan kegagalan-kegagalan, sehingga dapat diadakan perubahan-perubahan untuk memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan-kegiatan yang salah.d. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah tidak dapat diadakan perbaikan-perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapatkan efisiensi yang lebih baik.Penegakan peraturan perundang-undangan tidak lepas dari hambatan yang mungkin akan dihadapi oleh pemerintah daerah dalam menjalankan atau penerapkan peraturan tersebut. Baik hambatan yang ada di instansi terkait maupun dari masyarakat itu sendiri.3.2.2.1 DisbudparoraUpaya penegakkan peraturan perundang-undangan dilakukan semaksimal mungkin oleh dinas berupa sosialisasi, pengawasan dan penegakkan pelanggaran:1. Dinsbudparpora melakukan upaya sosialisasi yang dilakukan pada PK dan pendataan PK sebelum bekerja disuatu tempat usaha hiburan karaoke. Semua PK diwajibkan mentaati Perkepdin Kepariwisataan Nomor: 556/029/2014 tentang Tata Tertib Pemandu Karaoke dan Batasan Usia Pengunjung Karaoke Kabupaten Pati.2. Pengawasan yang diupayakan lebih diperpadat yang akan dilakukan. Pengawasan yang dilakukan Disbudparpora akan diadakan dalam 1 tahun diperkirakan ada 6 kali pengawasan. Selain tugas pengawasan dinas juga melakukan pembinaan atas PK yang melanggar ataupun pemilik usaha karaoke. Disbudparpora juga melakukan peneguran pada usaha karaoke yang sama sekali tidak memiliki izin maupun belum memperpanjang izinnya, bila diketahui Disbudparpora saat mengadakan pengawasan.3. Tindakan hukum yang dilakukan saat melakukan proses pengawasan yang dilakukan dinas. Meskipun sudah diperingatkan PK ataupun pemilik usaha karaoke yang tak berizin tetap saja menjalankan usahanya, adanya teguran memang sempat membuat pengusaha maupun pemandu memperbaiki usaha mereka namun beberapa hari kemudian tetap kembali melakukan pelanggaran. Sifat pengusaha ataupun pemandu yang tetap kembali pada keadaan yang sebenarnya dilarang membuat proses pengawasan itu dirasa sia-sia. Sampai sekarang masih belum adanya pembekuan ataupun pencabutan izin yang dimiliki pengusaha karaoke.Hambatan yang dihadapi seperti kurangnya informasi atau adanya salinan dari Dinas Perizinan terkait tempat usaha karaoke mana yang telah melengkapi izin-izin untuk menjalankan usahanya. Kurang kompaknya kerjasama antar dinas membuat laporan yang berbeda-beda tiap karaoke yang telah berizin maupun tidak berizin.3.2.2.2 Dinas PerizinanDinas Perizinan dalam melaksanakan upaya penegakan peraturan perundang-undangan melakukan sosialisasi, pengawasan dan penegakan pelanggaran karena dinas ini berwenang mengeluarkan izin.1. Pada saat terjun kelapangan Dinas juga memberikan informasi pada warga sekitar usaha tempat hiburan karaoke bahwa akan dibangun usaha karaoke di dekat pemukimanya, untuk melengkapi HO. Informasi juga diberikan pada pengusaha agar memenuhi syarat-syarat pengajuan izin sebelum menjalankan usahanya. 2. Pengawasan pengendalian di bidang perizinan atas izin yang dikeluarkan oleh dinas. Bila ada laporan dari Satpol PP terkait adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha karaoke Dinas beserta tim Kasus yang terbentuk bersama dengan Disbudparpora sebagai salah satu anggotanya terjun langsung untuk memastikan apa benar di tempat usaha tersebut melakukan pelanggaran. 3. Setelah terjun langsung kelapangan untuk memastikan adanya pelanggaran, bila diketemukan memang terjadi pelanggaran dari pengusaha karaoke kemudian dinas akan melakukan teguran, bila tidak diperdulikan oleh pemilik usaha dinas juga bisa melakukan pembekuan HO karena menurut narasumber izin inilah sebagai izin dasar. Izin yang dibekukan membuat pengusaha tidak dapat menjalankan usahanya untuk sementara waktu sampai pengusaha mau meperbaiki tempat usahanya. Hingga saat ini masih belum ada usaha karaoke yang ditutup oleh pemerintah Kabupaten.3.2.2.3 Polres PatiPolres Pati selaku pihak yang mengeluarkan izin keramaian bertangguang jawab atas izin yang telah dikeluarkanya tersebut. Polres Pati berwenang mengeluarkan izin berupa izin keramaian yang berdasarkan Petunjuk-Pelaksanaan No.Pol: Juklak/ 28/ II/1991 tentang Penyelenggaraan Perizinan (selanjutnya disingkat PetPel Polres) dan Petunjuk-Lapangan No. Pol: Juklap/ 02/ XII/ 1995 tentang Perizinan dan Pemberitahuan Kegiatan Mayarakat (selanjutnya disingkat PetLap Polres). Keramaian yang dimaksud dalam PetPel Polres adalah pertemuan yang diperuntukkan bagi khalayak ramai disertai dengan hiburan. Persyaratan surat permohonan izin yaitu: a) Tertulis;b) Memuat secara jelas mengenai tujuan, sifat, tempat, waktu pertemuan, penanggung jawab, pembicara dan perkiraan jumlah peserta/ undangan yang hadir dalam pertemuan;c) Ditandatangani oleh pucuk pimpinan organisasi/ badan Hukum yang berhak sesuai AD/ART organisasi yang bersangkutan;d) Bila permohonan dari suatu organisasi ditandatangani oleh Ketua suatu kepanitiaan, maka harus dilampiri dengan surat keputusan pembentukan panitia yang ditanda tangani oleh pucuk pimpinan organisasi dimaksud.e) Surat permohonan izin tersebut ditujukan kepada pejabat yang berwenang memberikan izin sesuai ketentuan. f) Surat permohonan izin dilampiri dengan: jadwal acara, daftar susunan panitia penyelenggaraan, daftar susunan pengurus organisasi, nama-nama peserta/undangan, nama-nama pembicara dan judul makalahnya, AD/ART organisasi/ Badan Hukum, akta pendirian organisasi/ Badan Hukum, proposal, CV bila pembicara merupakan Warga Negara Asing, surat izin dari pemilik tempat kegiatan, rute yang dilalui bila kegiatan berbentuk pawai dan karnaval. Izin keramaian sejak tahun 2006-2007 untuk 16 karaoke memang telah dikeluarkan oleh polres namun izin tersebut berlaku hanya dalam jangka waktu 6 bulan saja.Setelah jangka waktu 6 bulan pengusaha harus melakukan perpanjangan izin, namun hingga saat ini pengusaha karaoke masih belum melakukan perpanjangan atas izin keraiam yang juga harus dimiliki. Upaya yang dilakukan Polres Pati dengan adanya sosialisasi dari tim pre emtif, pengawasan langsung dan penegakkan pelanggaran.1. Sebelum memberikan izin keramaian pihak Polres Pati melakukan pene;itian ke lapangan untuk memastikan lokasi usaha karaoke dan juga melihat izin lingkungan apakah warga sekitar pembangunan menyetujui ditempat tersebut akan dibangun usaha karaoke atau tidak. Baik pengusaha maupun PK diberikan arahan agar mengetaui bagaimana batas-batas kegiatan usahanya agar tidak melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan.2. Saat terlaksananya usaha karaoke pengawasan juga dilakukan oleh Polres Pati yang melihat bagaimana tempat usaha tersebut beroprasi, apakah sudah sesuai dengan peraturan atau tidak. Tindak kriminalitas yang sering terjadi di tempat usaha karaoke seperti perkelahian akibat minuman keras, pencurian sepeda motor dan yang terakhir pada tahun 2013 lalu adanya pembunuhan disalah satu tempat usaha karaoke di Kabupaten Pati. Kegiatan yang dilakukan oleh Polres Pati yaitu tiap 1 bulan sekali melakukan patroli/sambang yaitu oprasi biasa yang diadakan rutin oleh pihak Polres. Operasi pekat dilakukan oleh Polres sebelum adanya Pemilihan umum, terakhir dilakukan polres beberapa hari yang lalu untuk mengamankan situasi sebelum diadakan Pemilu. 3. Kegiatan pengambilan tindakan tegas atau penegakkan pelanggaran dilakukan Polres Pati apabila diketahui adanya pelanggaran. Operasi Pekat dan Patroli/sambang sebenarnya sama saja namun oprasi pekat benar-benar dilakukan tidakan hukum dari Polres, bila adanya pelanggaran Polres langsung mengambil tindakan hukum seperti contohnya penyitaan barang-barang yang ada didalam karaoke. Pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Polres Pati tetap didasarkan pada Perda Karaoke, dengan dinas terkait bekerja sama untuk melakukan pembinaan.3.2.2.4 Satpol PPSatpol PP selaku satuan penegakan Peraturan perundang-undangan daerah, dalam hal usaha karaoke Satpol PP memiliki peran yang sangat besar dalam terlaksanakanya usaha karaoke. Upaya dari kesatuan ini seperti pengawasan dan teguran (pendataan).1. Pengawasan rutin yang dilakukan oleh Satpol PP demi terciptanya situasi yang kondusif dan tidak menganggu warga Kabupaten Pati. Makin banyaknya usaha tempat hiburan karaoke di Kabupaten Pati, menambah panjang juga tugas satuan ini untuk terjun dilapangan melihat kondisi yang terjadi. Satpol PP merupakan satuan yang paling sering mendapatkan aduan dari masyarakat baik mengenai karaoke maupun pelanggaran Perda lainya. Kesulitan Satpol PP untuk menangani semua permasalahan yang tejadi dikarenakan anggota yang tidak memadai untuk mengadakan oprasi secara rutin yang harus dilakukan oleh SatpolPP, anggota yang hingga kini terdiri dari 65 orang ini makin dirasa berat untuk menertibkan dengan perilaku pengusaha maupun PK di tempat usaha hiburan karaoke.2. Operasi rutin dilakukan oleh Satpol PP tak jarang pula mendapati pengusaha maupun PK yang tetap melanggar peraturan yang sudah diberlakukan, upaya dari SatpolPP ini sendiri dengan menangkap dan mendata baik pengusaha, PK, maupun pengunjung karaoke yang didapati melanggar peraturan perundangan yang berlaku. Bila didapati melakukan pelanggaran pelaku harus melakukan pengisian pernyataan bahwa tidak akan melanggar peraturan perundang-undangan tersebut.3. Surat pernyataan yang diisi oleh pelanggar Perda yang kemudian akan didata oleh Satpol PP, dimana isi pernyataan surat itu bertuliskan saksi yang merupakan petugas Satpol PP itu sendiri yang kemudian akan ditanda tangani oleh pelanggaran. Surat pernyataan ini diharapkan memberikan rasa tanggung jawab bahwa tidak akan kembali melakukan pelanggaran selama melakukan aktifitas perdagangan, pekerjaan sebagai PK ataupun bagi pengunjung. Kewenangan penindakan yang dilakukan oleh Satpol PP hanya sebatas tidak pidana ringan yang selebihnya diserahkan pada kepolisian. Upaya kerja sama juga dilakukan oleh dinas-dinas terkait dalam pengawasan usaha karaoke yaitu Disbudparpora, Dinas Perizinan dan Polres Pati. Operasi dengan penindakan tegas yang dilakukan oleh Satpol PP terjadi pada bulan Ramadhan kemarin yang mana tempat karaoke ini melanggar jam buka tempat usahanya yang membuat petugas membuka paksa tempat hiburan karaoke yang berpura-pura tutup untuk mengelabui petugas pengawasan. Tidak hanya berpura-pura tutup saja ada juga tempat karaoke yang memang memiliki anggota khusus yang ditempatkan di halaman depan yang tugasnya mengawasi apabila ada tim pengawasan tiba-tiba datang melakukan operasi, sehingga pengusaha dapat begitu saja membuat tempat usahanya tersebut seolah-olah sedang tidak beroprasi.

PENUTUPSimpulanPermasalahan yang ada di Kabupaten Pati mengenai pelaksanaan dari usaha tempat hiburan karaoke tersebut dirasa masih jauh dari fungsi tempat karaoke sebenarnya, hal ini dikarenakan pemilik usaha karaoke yang sengaja melakukan pelanggaran yang memberikan tempat bagi para pengunjung maupun PK untuk melakukan pelanggaran peraturan yang berlaku juga norma-norma kesusilaan yang berlaku dimasyarakat. Hal lain yang membuat karaoke di Kabupaten Pati ini tidak juga berhenti adalah dimana karaoke ini memberikan sumbangan daerah yang cukup banyak untuk membantu perekonomian Kabupaten Pati. Pajak yang tinggi membuat tempat karaoke ini menjadi sumber perekonomian yang menjanjikan, maka dari itu untuk melakukan penutupan dari usaha tempat hiburan karaoke ini dirasa sulit meskipun jelas pada kenyataanya melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama Perda Kepariwisataan yang telah dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pati.Upaya-upaya dari dinas terkait seperti Disbudparpora, Dinas Perizinan, Satpol PP dan, Polres Pati dalam upayanya menegakkan Peraturan Perundang-undangan dengan cara melakukan operasi rutin oleh masing-masing instansi dan oprasi yang dilakukan secara bersama-sama dari keempat inatansi tersebut selain itu dilakukan pula pendataan apabila ada pengusaha, pengunjung maupun PK yang melanggar. Operasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetaui bagaimana pelaksanaan usaha tempat hiburan karaoke dan melakukan penindakan bagi pelanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Kabupaten Pati. Upaya penengakkan dengan pengawasan yang dilakukan oleh para dinas juga mengalami hambatan seperti kurang adanya kerjasama dari dinas mengenai perizinan usaha tempat hiburan karaoke sehingga menyebabkan adanya data yang berbeda dri Disbudparpora maupun Dinas Perizinan. Selain kurangnya kerjasama antar dinas, kekurangan dana dan anggota dalam proses pengawasan juga menjadi kendala terlaksananya oprasi yang dilakukan oleh instansi-instansi terkait.SaranBerdasarkan data yang telah diperoleh melalui proses pengamatan dan wawancara, maka saran yang ingin diberikan adalah:Saran bagi beberapa dinas yang melakukan pengawasan, penindakan, maupun yang berwenang mengeluarkan izin supaya lebih tegas dalam melakukan tugas dan fungsinya. Melihat bagaimana akibat yang akan ditimbulkan dengan adanya usaha karaoke yang makin banyak di Kabupaten Pati. Menindak tegas bagi pelanggar Peraturan Perundangan yang berlaku agar menimbulkan efek jera bagi pelaku pelanggaran. Mengupayakan kerja sama bagi para dinas dan masyarakat di Kabupaten Pati, menindaklanjuti laporan masyarakat agar tercipta lingkungan yang aman.

DAFTAR PUSTAKABruggink, alih bahasa oleh Arif Sidharta, 1999,Refleksi Tentang Hukum, Bandung, Citra Aditya Bakti.Dann Sugandha,1992, Pengantar Adminitrasi Negara, Jakarta, Intermedia.Fajar Mukti, Yulianto Acmad, 2007, Dualisme Penelitian Hukum, Yogyakarta, Pensil Komunika.Juhir Jusuf dan Victor M. Situmorang, Aspek Hukum Pengawasan Melekat , Jakarta, PT Rineka Cipta.Koentjoro Diana Halim, 2004, Hukum Administrasi Negara, Bogor Selatan, Ghalia Indonesia. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 1997, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta, PT Gunung Agung.Marbunet al, 2001, Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, UII Press Yogyakarta.Moleong Lexy J, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung,Remaja RosdakaryaMuhammad Abdulkadir,2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.Philipus M. Hadjonet al,2008, Pengantar Hukum Administrasi Indonsesia, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.Puryatmoko Y. Sri, 2009, Prizinan Problem dan Upaya Pembenahan , Jakarta, PT Grasindo.Ridwan, 2002, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, UII Press Yogyakarta.Soekanto Soerjono, 2012, Pengantar Peneitian Hukum, Jakarta, UI-Press.Sugiono, 2001, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, PT. Alfabeta, hal 141.Sunggono Bambang, 2013, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada..Suratman dan Philips Dillah, 2013 Metode Penelitian Hukum, Bandung, CV.AlfabetaSutedi Adrian, 2010, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik, Jakarta, Sinar grafika.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM. 91/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi.Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Pati Tahun2010-2030.Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 3 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Pati.Peraturan Bupati Pati Nomor 57 Tahun 2013 tentang Penunjukan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.Keputusan Bupati Pati Nomor 556.1/4775/2013 tentang Pembetukan Tim Pengawasan Penyelenggaraan Usaha Pariwisata Kabupaten Pati.Peraturan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati Nomor 556/020/2014 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan dan Nomor 556/029/2014 tentang Tata Tertib Pemandu Karaoke dan Batasan Usia Pengunjung Karaoke Kabupaten Pati.Petunjuk Pelaksanaan No.Pol. Juklat/ 28/II/1991 tentang Penyelenggaraan Perijinan.Petunjukkan Lapangan No. Pol. Juklap/02/XII/1995 tentang Perizinan dan Pemberitahuan Kegiatan Masyarakat, Jakarta 29 Desember 1995.Makalah

Philipus M. Hadjhon, Pengkajian Ilmu Hukum, Surabaya, Fakultas Hukum Universitas Airlangga.---------------------------, 1995, Aspek-Aspek Hukum Administrasi dari Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) Izin, Surabaya, Universitas Negeri Surabaya.Pidato

Philipus M. Hadjhon, dalam pidato peresmian jabatan Guru Besar tentang Fungsi Normatif Hukum Adminitrasi dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih di Fakultas Hukum Universitas Airlangga,10 Oktober 1994, ijin mengutip telah diberikan.

Internet

Sekilas Pati, www.patikab.go.id, diakses pada tanggal 4 November 2013 Cybernwes, SK Bupati Tidak Sah, 30 November 2010, http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/11/30/71888 diakses pada 22 Desember 2013.Profil Jateng, http://jatengprov.go.id/id/page/profil-jateng, diakes pada tanggal 17 Maret 2014http://www.kabarinvestigasi.com/2011/08/langgar-kesepakatan-dua-tempat-hiburan.html, diakses pada tanggal 1 April 2014.