Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
-
Upload
moosq-shop -
Category
Documents
-
view
41 -
download
7
Transcript of Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
PELAKSANAAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA
Oleh:•Callista Irene•Nazla Sagita•Priskilla Esadianti•Zahrah Atirah
Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur pemerintahannya
Sistem pemerintahan terdiri dari sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945
Menurut UUD 1945, sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan (separation of power) melainkan sistem Pembagian kekuasaan (distribution of power).
Hal ini dikarenakan UUD 1945: Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan
itu harus dilakukan oleh organisasi Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian
dan 3 organ saja Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan
MPR, pasal 1 ayat 2, kepada lembaga lainnya.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Republik Indonesia
Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi
Bentuk pemerintahannya adalah republik, sedangkan sistem pemerintahannya adalah presidensial.
Pemegang kekuasaan eksekutif adalah Presiden (kepalan negara dan pemerintahan). Dipilih oleh rakyat melalui pemilu dengan masa jabatan 5 tahun.
Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden, serta bertanggung jawab terhadap presiden
Parlemen terdiri atas 2 bagian (bikameral) yaitu DPR dan DPD. Keduanya merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya
Sistem pemerintahan negara Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Namun sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlemen dan pembaruan untuk menghilankan kelemahan-kelemahan yang ada di sistem pemerintahan presidensial.
PERUBAHAN BARU YANG TERJADI:
Pemilihan secara langsung Sistem bikameral Mekanisme Checks and Balance Pemberian kekuasaan yang lebih besar
kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran
Variasi dari Sistem Pemerintahan Presidensial RI
Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden walau tak langsung.
Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan kesetujuan DPR
Presiden dalam mengangkat pejabat negara perlu mendapat pertimbangan dan persetujuan DPR.
Parlemen diberi kekuasaan besar dalam hal membentuk UU dan hak anggaran.
Struktur Ketatanegaraan Negara Republik Indonesia
Perubahan yang terjadi pada sistem pemerintahan negara juga berpengaruh pada struktur ketatanegaraan dan iklim politik.
Dalam struktur ketatanegaraan, terjadi penambahan nama lembaga negara sekaligus penghapusan lembaga negara.
a. Struktur ketatanegaraan sebelum amandemen UUD1945
JIWA DAN PANDANGAN HIDUP
BANGSA
PEMBUKAAN UUD 1945
UUD 1945
MPR
MA BPK DPR PRESIDEN DPA
b. Struktur ketatanegaraan setelah amandemen UUD 1945
UUD 1945
BPK MPR PRESIDEN KEHAKIMAN
DPR DPD WAPRES MK MA KY
Kelebihan dan Kekurangan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara RI
KELEBIHAN KEKURANGAN
Adanya pernyataan bahwa negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum dan konstitusional. Hal ini telah memberikan kepastian hukum dan supremasi hukum.
Produk hukum belum banyak yang memihak kepentingan rakyat, semikian juga beberapa aparat penegak hukum yang belum bekerja secara profesional.
MPR yang terdiri dari anggota DPR dan DPD berwenang mengubah UUD dan memberhentikan presidan/wakil presiden.
MPR yang terdiri dari anggota DPR & DPD merupakan lembaga negara yang sarat dengan muatan politis sehingga keputusannya bergantung politik rezim yang berkuasa.
Jabatan Presiden (eksekutif) tidak dapat dijatuhkan Presiden, dan sebaliknya. Presiden dan DPR bekerja sama dalam pembuatan UU
Pengawasan rakyat kepada pemerintah kurang berpengaruh, sehingga ada kecendurungan bersifat otoriter.
Jalannya pemerintahan lebih stabil karena program-programnya relatif lancar dan tidak terjadi krisis kabinet.
Para menteri harus terdiri dari orang-orang yang jujur, bersih, dan profesional agar programnya efektif. Jika tidak, akan terjadi arogansi kekuasaan, salah urus, dan KKN.