PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

74
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH (STUDI KASUS PERAN BANK SAMPAH BUKIT HIJAU BERLIAN DI KECAMATAN TAMPAN) SKRIPSI OLEH: MARGARETA H NIM.11527201138 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2019

Transcript of PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

Page 1: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU

NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

(STUDI KASUS PERAN BANK SAMPAH BUKIT HIJAU

BERLIAN DI KECAMATAN TAMPAN)

SKRIPSI

OLEH:

MARGARETA H

NIM.11527201138

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2019

Page 2: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU

NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

(STUDI KASUS PERAN BANK SAMPAH BUKIT HIJAU

BERLIAN DI KECAMATAN TAMPAN)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

(SH) Di Jurusan Ilmu Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Oleh:

MARGARETA H

NIM.11527201138

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2019

Page 3: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 4: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 5: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

i

ABSTRAK

Margareta H, (2019) : Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah

(Studi Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di

Kecamatan Tampan)”.

Permasalahan sampah masih belum mendapatkan perhatian dalam hal

kebijakan dibandingkan dengan permasalahan lain dalam perkembangan dan

pembangunan kota. Selain itu, sebagian besar masyarakat belum memahami

pengelolaan sampah yang baik, padahal peran serta masyarakat dibutuhkan dalam

sistem pengelolaan sampah, sehingga jika dapat berjalan dengan apa yang

diharapkan maka Bank Sampah akan menjadi suatu solusi nyata dalam

pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru.

Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah (Studi Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan)

serta apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

(Studi Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan)”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis. Populasi dalam

penelitian ini adalah Kasi Pengurangan dan Pemanfataan Sampah/PPTK

Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan, Ketua dan anggota Bank

Sampah Bukit Hijau Berlian, Unit-unit Bank Sampah Bukit Hijau Berlian serta

Nasabah Bank Sampah Bukit Hijau Berlian serta jumlah sampel adalah 17

responden dengan menggunakan teknik Puposive Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota

Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus

Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan) kurang

terlaksana dengan baik, karena belum belum maksimalnya kinerja yang dilakukan

oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru dan Bank

Sampah Bukit Hijau Berlian dalam mengelola sampah rumah tangga di

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru kemudian faktor penghambat dalam

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di

Kecamatan Tampan) yaitu kurangnya niat masyarakat sebagai yang memproduksi

sampah dalam pengelolaan sampah, sarana dan prasarana pengelolaan sampah

masih kurang menunjang kinerja pengelolaan sampah, serta belum kuatnya

payung hukum penindakan dalam perda ini.

Page 6: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segenap puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT yang telah mencurahkan kasih dan sayang-Nya kepada penulis berupa

kesehatan, kesabaran, dan nikmatnya yang luar biasa serta ilmu sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan judul “Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

di Kecamatan Tampan)”.

Kepada junjungan alam baginda Nabi kita Muhammad SAW, sebagai

revolusioner islam, penyebar risalah-risalah Allah SWT dan sebagai pilar penegak

panji-panji islam dipermukaan bumi ini, dengan mengucapkan Allahumma

sholli’ala sayyidina Muhammad wa’ ala ali sayyidina Muhammad, sholawat

merupakan salah satu do’a kita kepada Allah SWT yang diperuntukkan bagi

baginda Rasulullah SAW, sebagai bentuk wujud rasa kecintaan kita kepada Nabi,

mudah-mudahan kita sebagai umatnya akan mendapatkan syafaatnya Allahumma

Aamin.

Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang

berkontribusi dalam bentuk tenaga, pikiran serta materi demi terciptanya tugas

penulisan dan penelitian skripsi ini sesuai dengan apa yang pnulis harapkan.

Kiranya dengan terciptanya penelitian ilmiah ini, diharapkan mampu

berkontribusi dalam menambah khasanah keilmuwan penulis khususnya, maupun

kepada pihak yang membaca penelitian ini pada umumnya.

Page 7: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

iii

Kemudian dari pada itu penulis tidak lupa pula menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Teristimewa untuk Ayahanda Aris Suwanto dan Ibunda Helmida tercinta yang

telah membesarkan dan mendidik ananda selama ini sehingga dapat

menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi ini, serta do’a yang tulus dan

ikhlas kepada ananda, Yona Anggraini, Woro Anggini, Galih Pambudi, dan

Gibran Fatian. Terimakasih untuk motivasi dan do’a yang telah diberikan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahahidin, S.Ag., M.Ag selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta jajarannya yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ulmu di

kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau ini.

3. Bapak Dr. Drs. H. Hajar, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari;ah dan Hukum

beserta Wakil Dekan I Bapak Dr. Drs. Heri Sunandar M.C.L., Wakil Dekan II

Bapak Dr. Wahidin S. Ag. M. Ag, Wakil Dekan III Bapak Dr. H. Maghfirah,

M.A beserta jajaran yang telah mempermudah proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Firdaus SH. MH selaku ketua jurusan Ilmu Hukum dan Bapak Muslim

SH, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum yang telah memberikan

bantuan kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di jurusan Ilmu Hukum.

5. Bapak Ilham Akbar, S.HI, SH, MH selaku Pembimbing Akademik Penulis

yang telah banyak memberikan arahan dan masukan selama menempuh

perkuliahan di Fakultas Syariah dan Hukum.

6. Bapak Basir, S.HI, MH selaku Pembimbing Skripsi yang senantiasa

memberikan dorongan, pengarahan, dan saran-saran yang penulis peukan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

iv

7. Bapak Ibu dosen serta seluruh staf dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum

yang telah memberikan sesuatu yang sangat bermanfaat kepada penulis.

8. Ibu Rima Septisia ST,MT selaku Kepala Seksi Pengurangan dan Pemanfaatan

Sampah/PPTK Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan di Dinas

Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru dan Ibu Elmawati selaku

Kepala Bank Sampah Bukit Hijau Berlian yang telah membantu memberikan

kesempatan dan bantuan kepada penulis selama penulis melakukan penelitian.

9. Pimpinan Pustaka Al-Jamiah dan Fakultas Syariah dan Hukum beserta

segenap karyawan yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk

mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

10. Kemudian kepada sahabat-sahabat penulis Junila S.H, Nurul Fauza, Puji

Astuti S.H, Jihan Fuziah, Laila Luthfiah Pohan, Tika Amelia, Nopis Priyanti,

Madinah Pandiangan, Nurliani Aprila, Nurul Nabila, Mizda Pooja Delson,

Nurhasanah, dan Mitra Fadhnauli yang berjasa meluangkan waktu untuk

memberikan masukan dan memotivasi selama penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya selaku penulis, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan

kesalahan dalam kata pengantar yang penulis persembahkan baik dari segi tata

bahasa maupun secara etimologis. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat dan

memperkaya ilmu bagi kalangan pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 09 September 2019

Penulis

MARGARETA H

NIM.11527201138

Page 9: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL...................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Batasan Masalah................................................................ 6

C. Rumusan Masalah ............................................................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 7

E. Metode Penelitian.............................................................. 7

F. Sistematika Penulisan........................................................ 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................. 15

A. Gambaran Umum Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru .. 15

B. Bank Sampah Bukit Hijau Berlian .................................... 21

C. Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan (DLHK) Kota

Pekanbaru .......................................................................... 25

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 30

A. Pelaksanaan Kebijakan Publik .......................................... 30

B. Pemerintah Daerah ............................................................ 33

C. Otonomi Daerah ................................................................ 34

D. Kinerja ............................................................................... 35

E. Bank Sampah .................................................................... 39

F. Sampah .............................................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 49

A. Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8

Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus

Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan

Tampan) ............................................................................ 46

Page 10: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

vi

B. Faktor penghambat Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota

Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau

Berlian di Kecamatan Tampan) ........................................ 55

BAB V PENUTUP .................................................................................... 58

A. Kesimpulan ....................................................................... 58

B. Saran .................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Populasi dan Sampel .............................................................. 10

Tabel II.1 Status Pemerintahan, Jumlah Rukun Tetangga (RT) dan

Rukun Warga (RW) menurut Kelurahan di Kecamatan

Tampan .................................................................................. 17

Tabel II.2 Jumlah Penduduk menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di

Kecamatan Tampan, 2018 ..................................................... 18

TabelnII.3 Jumlah Industri menurut Kelurahan dan Jenis di Kecamatan

Tampan .................................................................................. 20

Tabel II.4 Bank Sampah Unit Bukit Hijau Berlian ................................ 24

Page 12: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 di bidang

ketatanegaraan pemerintah Republik Indonesia melaksanakan pembagian

daerah-daerah. Merupakan salah satu tuntutan reformasi yang saat ini

merupakan hal yang telah dilaksanakan oleh setiap daerah untuk dapat

memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat serta menuntut

kepada setiap daerah yang ada untuk dapat mandiri dalam segala bidang

termasuk yang paling diharapkan adalah meningkatkan dalam sektor

pengelolaan sampah.1

Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 diganti dengan

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 kemudian diganti dengan Undang-

Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah telah banyak

memberikan kewenangan kepada daerah dalam menjalankan fungsi

pemerintahan. Undang-Undang tersebut merupakan landasan yuridis bagi

pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Pemberian otonomi kepada

daerah bertujuan memberi kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri, guna meningkatkan efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat.2

1 Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2003), h. 127 2 J. Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007), h. 79

1

Page 13: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

2

Meningkatnya kebutuhan akan ketersediaan sarana dan prasarana serta

tingkat pelayanan perkotaan merupakan kenyataan yang ada, dimana

implikasinya adalah kebutuhan dalam pengelolaan sampah. Pertumbuhan dan

perkembangan kota yang pesat tanpa diikuti oleh kesadaran masyarakat dapat

menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya adalah menurunnya kualitas

lingkungan perkotaan, dan timbulnya pemukiman yang kumuh.3

Kecamatan Tampan adalah salah satu dari 12 Kecamatan yang ada di

Kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari Kabupaten

Kampar. Kemudian pada tahun 1987 status wilayah ini berubah, masuk

kedalam wilayah Kota Pekanbaru. Pada tahun 2018, menurut data dari Badan

Pusat Statistik (BPS) luas wilayah Kecamatan Tampan adalah 59,81 km2

dan

jumlah penduduk Kecamatan Tampan adalah 287.801 jiwa.4 Jumlah

penduduk yang cukup besar tentunya sangat bepengaruh pada perekonomian

dan perkembangan penduduk yang mengakibatkan sampah semakin banyak.

Pengelolaan sampah merupakan pelayanan publik dimana pemerintah

bertanggung jawab dalam penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan

sampah yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan pihak ketiga dan

partisipasi masyarakat. Pengelolaan sampah ini diharapkan dapat memperkecil

masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sampah terhadap lingkungan hidup

dan kesehatan masyarakat serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.5

3 Suparno Sastra, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, (Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada, 2006), h. 56 4iihttps://pekanbarukota.bps.go.id/publication/2018/09/26/3f14a7d63db61cc3d458ce2a/kec

amatan-tampan-dalam-angka-2018.html. Diakses tanggal 28 Januari 2019 5 Hardjosoemantri, Kusnadi, Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2014), h. 3

Page 14: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

3

Dengan adanya permasalahan ini maka pemerintah melalui Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

dalam Pasal 22 ayat (1) menjelaskan tentang kegiatan penanganan sampah

meliputi :6

1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai

dengan jenis, jumlah, dan sifat sampah.

2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu.

3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber atau dari

tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan

sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.

4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah

sampah.

5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah atau residu

hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81

Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah

Sejenis Sampah Rumah Tangga serta didukung melalui Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Reduce, Reuse dan Recycle melalui Bank Sampah, maka aparat pemerintah

dan masyarakat dapat bekerja sama dalam melaksanakan pengelolaan sampah

6 Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah

Page 15: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

4

untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Oleh karena itu seluruh

lapisan masyarakat diharapkan mengubah paradigmanya terhadap sampah,

yaitu memandang sampah sebagai sesuatu yang memiliki nilai guna dan

manfaat, sehingga dapat memperlakukan sampah sebagai sumber daya

alternatif yang dapat dimanfaatkan kembali, baik secara langsung, proses daur

ulang, maupun proses lainnya.7

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2012

tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah

Rumah Tangga dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun

2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui Bank

Sampah, maka Pemerintah Kota Pekanbaru juga akan melaksanakan program

3R terhadap sampah. Hal ini dibuktikan dengan telah dikeluarkannya

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah, diamanatkan bahwa pengelolaan kebersihan merupakan tanggung

jawab Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah diharapkan dapat menumbuhkembangkan,

meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

sampah. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun

2014 Pasal 3 menyatakan pengelolaan sampah diselenggarakan dengan tujuan

yaitu :8

7 Jery Nov Pratama, Tata Kelola Sampah Di Kota Pekanbaru, Jom Fisip Vol. 5 No. 1 April

2019, h.3 8 Pasal 3, Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Sampah

Page 16: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

5

1. Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih.

2. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan pelaku usaha dalam pengelolaan

sampah didaerah.

4. Menjadikan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai tambah.

Permasalahan sampah masih belum mendapatkan perhatian dalam hal

kebijakan dibandingkan dengan permasalahan lain dalam perkembangan dan

pembangunan kota. Selain itu, sebagian besar masyarakat belum memahami

pengelolaan sampah yang baik, padahal peran serta masyarakat dibutuhkan

dalam sistem pengelolaan sampah, sehingga jika dapat berjalan dengan apa

yang diharapkan maka Bank Sampah akan menjadi suatu solusi nyata dalam

pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru.

Bank sampah merupakan suatu strategi penerapan 3R dalam

pengelolaan sampah di tingkat masyarakat. Pemerintah Kota Pekanbaru

memliki 2 buah Bank Sampah salah satunya bank Sampah Bukit Hijau Berlian

yang mana, dimana sampah yang dikelola oleh Bank Sampah tersebut

mencapai 4 sampai 5 ton/bulan dan sampah yang diangkut pun tidak semua

sampah yang ada tetapi hanya sampah-sampah yang bersih saja sedangkan

sampah yang kotor tidak diangkut. Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

memiliki cabang sebanyak 15 unit Bank Sampah Bukit Hijau Berlian belum

mampu mengajak masyarakat Kota Pekanbaru untuk berpartisipasi dalam

kegiatan 3R dalam pengelolaan sampah di Kota Pekanbaru. Hal itu dibuktikan

dengan jumlah nasabah masih sedikit.

Page 17: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

6

Berdasarkan masalah diatas, maka penelitian ini berjudul

“Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit

Hijau Berlian di Kecamatan Tampan)”.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

(Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan

Tampan)”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis tertarik untuk

meneliti masalah:

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8

Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Peran Bank

Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan)?

2. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di

Kecamatan Tampan?

Page 18: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus

Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan).

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di

Kecamatan Tampan).

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S1) pada

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau.

b. Untuk menambah wawasan penulis dan pengalaman bagi penulis

dalam pengembangan ilmu pengetahuan Hukum Tata Negara.

c. Untuk pihak lain hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai sumber

informasi atau referensi bagi penelitian berikutnya.

E. Metode Penelitan

Metode penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian dan penyusunan suatu karya ilmiah. Dengan metode

penelitian akan terlihat jelas bagaimana suatu penelitian itu dilakukan. Dalam

Page 19: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

8

garis besarnya uraian metode penelitian pada setiap usulan penelitian terutama

penelitian hukum, berisi hal-hal sebagai berikut9:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum

sosiologis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

identifikasi hukum dan bagaimana efektifitas hukum ini berlaku dalam

masyarakat.10

Penelitian ini juga bertitik tolak dari data primer yaitu data

yang diperoleh langsung yang dilakukan baik melalui observasi maupun

wawancara.

Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang

bertujuan menggambarkan secara tepat sifat suatu individu, keadaan

gejala, kelompok tertentu untuk menemukan penyebaran suatu gejala

dengan gejala lainnya dalam masyarakat.11

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Simpang Baru

Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Alasan penulis memilih tempat

tersebut karena lokasi tersebut memenuhi kriteria syarat permasalahan

penelitian.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kasi Pengurangan dan

Pemanfataan Sampah/PPTK Pengembangan Teknologi Pengolahan

9 Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.

106. 10

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (UII Press, Jakarta , 1982), h. 51 11

Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Rajawali Pers, Jakarta,

2010), h. 25

Page 20: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

9

Persampahan, Ketua dan anggota Bank Sampah Bukit Hijau Berlian, Unit-

unit Bank Sampah Bukit Hijau Berlian serta Nasabah Bank Sampah Bukit

Hijau Berlian. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah Bagaimanakah

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit

Hijau Berlian di Kecamatan Tampan) dan faktor penghambat dalam

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit

Hijau Berlian di Kecamatan Tampan).

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri

yang sama. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, kejadian,

kasus-kasus, waktu atau tempat, dengan sifat atau ciri yang sama. Sampel

adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi. Dalam suatu

penelitian, pada umumnya observasi dilakukan tidak terhadap populasi,

akan tetapi dilaksanakan pada sampel.12

Populasi dalam penelitian ini

adalah Kasi Pengurangan dan Pemanfataan Sampah/PPTK Pengembangan

Teknologi Pengolahan Persampahan, Ketua dan anggota Bank Sampah

Bukit Hijau Berlian, Unit-unit Bank Sampah Bukit Hijau Berlian serta

Nasabah Bank Sampah Bukit Hijau Berlian. Total populasi adalah 32

orang dan total jumlah sampel adalah 17 orang.

12

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2007), h. 118

Page 21: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

10

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah pemilihan

sekelompok subjek atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumnya.13

Tabel I.1

Populasi Dan Sampel

No. Responden Populasi Sampel Persentase

1. Kasi Pengurangan dan

Pemanfaatan

Sampah/PPTK

Pengembangan

Teknologi Pengolahan

Persampahan

1 1 100%

3. Ketua Bank Sampah

Bukit Hijau Berlian 1 1 100%

4. Unit-unit Bank Sampah

Bukit Hijau Berlian 15 8 50%

5. Nasabah Bank Sampah

Bukit Hijau Berlian 15 7 50%

Jumlah 32 17

Sumber: Olahan Penulis 2019

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang digunakan oleh

peneliti, antara lain :

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik

melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen

tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti.14

Baik dengan metode

observasi ataupun wawancara dengan Kasi Penguranagan dan

13

Amiruddin dan Zainal Asikin, op. cit, h. 106 14

Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), h. 30.

Page 22: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

11

Pemanfaatan Sampah/PPTK Pengembangan Teknologi Pengolahan

Sampah, Ketua dan anggota Bank Sampah Bukit Hijau Berlian,

Nasabah Per Unit Bank Sampah Bukit Hijau Berlian.

b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil

penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi, dan peraturan

perundang-undangan.15

c. Data Tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum

primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus Bahasa

Indonesia, kamus Bahasa Inggris, kamus Hukum, ensiklopedia,

majalah, surat kabar.16

6. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,

metode yang peneliti gunakan adalah :

a. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data

penelitian dengan cara melihat langsung objek penelitian yang menjadi

fokus penelitian.17

b. Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya

langsung pada yang diwawancarai.18

Dalam penelitian ini, yaitu

dengan cara mempertanyakan secara langsung kepada Kasi

Pengurangan dan Pemanfaatan Sampah/PPTK Pengembangan

15

Ibid, h. 106. 16

Ibid, h. 106 17

Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2007), h. 114. 18

Ibid, h. 108

Page 23: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

12

Teknologi Pengolahan Sampah, Ketua dan anggota Bank Sampah

Bukit Hijau Berlian, serta Nasabah Per Unit Bank Sampah Bukit

Hijau Berlian.

c. Studi Kepustakaan adalah kegiatan mengumpulkan dan memeriksa

atau menelusuri dokumen-dokumen atau kepustakaan yang dapat

memberikan informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti

dengan mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan dan buku-

buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.19

7. Analisa Data

Analisa data adalah proses pengolahan data dalm bentuk yang

lebih mudah dimengerti dan diinterprestasikan. Dalam penelitian ini,

analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu hasil penelitian

diuraikan dalam bentuk kalimat dan selanjutnya penulis menerangkan data

secara jelas dan rinci melalui interprestasi data dengan keterkaitan data

yang satu dengan data yang lainnya dan dianalisa secara teori hukum yang

berlaku.20

Penarikan kesimpulan digunakan metode deduktif yang mana cara

penarikan kesimpulan dilakukan dari yang bersifat umum kepada yang

bersifat khusus.21

19

Ibid, h. 101 20

Buku Panduan Penyusunan Skripsi Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum 21

Suratman, Philips Dillah, Op.Cit, h. 252

Page 24: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

13

F. Sistematika Penulisan

Untuk dapat memperoleh gambaran secara umum mengenai bagian-

bagian yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan

secara singkat isi masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat uraian tentang latar belakang, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, selanjutnya akan diakhiri dengan sistematika

penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Bab ini memuat uraian tentang gambaran umum lokasi

penelitian Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota

Pekanbaru.

BAB III : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini memuat uraian teori-teori sebagai dasar hukum yang

melandasi permasalahan meliputi Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

di Kecamatan Tampan). Teori-teori dalam penelitian ini adalah

teori pelaksanaan, kebijakan publik serta Hukum Administrasi

Negara.

Page 25: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

14

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat uraian tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah

Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

di Kecamatan Tampan) serta faktor penghambat Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Peran Bank Sampah

Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan).

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat uraian tentang kesimpulan sekaligus saran dari

hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 26: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

15

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kecamatan Tampan Pekanbaru

1. Letak dan Geografis Kecamatan Tampan Pekanbaru

Kecamatan Tampan merupakan salah satu kecamatan di wilayah

Kota Pekanbaru, terdiri atas 131 RW dan 574 RT. Luas wilayah

Kecamatan Tampan adalah 59,81 km2 dengan Jumlah Kelurahan

kelurahan sebanyak 9 Kelurahan yaitu:22

a. Kelurahan Simpang Baru

b. Kelurahan Sidomulyo Barat

c. Kelurahan Tuah Karya

d. Kelurahan Delima

e. Kelurahan Tuah Madani

f. Kelurahan Sialang Munggu

g. Kelurahan Tobek Godang

h. Kelurahan Bina Widya

i. Kelurahan Air Putih

Batas-batas wilayah Kecamatan Tampan adalah:

1. Sebelah timur: berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai

2. Sebelah barat: berbatasan dengan Kabupaten Kampar

3. Sebelah utara: berbatasan dengan Kecamatan Payung Sekaki

4. Sebelah selatan: berbatasan dengan Kabupaten Kampar

22 https:// www. google. com/ search? q=kecamatan+ tampan+ dalam+ angka+ 2017& oq

=keca &aqs= chrome di akses pada tanggal 27 Juni 2019 Pukul 00.10 WIB

15

Page 27: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

16

PENJELASAN TEKNIS

a. Letak dan Luas

Kecamatan Tampan merupakan daerah bertopografi datar

dengan letak geografis antara 0042’ - 0

050’ Lintang Utara dan Antara

101035’- 101

043’ Bujur Timur.

b. Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru adalah merupakan salah satu

Kecamatan yang terbentuk berdasarkan PP.NO.19 Tahun 1987,

tentang perubahan batas antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten

Kampar pada tanggal 14 Mei 1988 dengan luas wilayah ± 199.792

km2.

c. Kecamatan Tampan terbentuk dari beberapa Desa dan Kecamatan dari

Kabupaten kampar yaitu, Desa Simpang Baru dari Kecamatan

Kampar, Desa Sidomulyo Barat , Desa Labuh Baru dan Desa Tampan

dari Kecamatan Siak Hulu.

d. Pada tahun 2003 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No.

03 Tahun 2003, wilayah Kecamatan Tampan di mekarkan menjadi 2

Kecamatan dengan batas-batas sebagai berikut, sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai, sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Kampar, sebelah utara bebatasan dengan

Kecamatan Payung Sekaki dan sebelah selatan bebatasan dengan

Kabupaten Kampar. Dengan meningkatnya kegiatan pembangunan

menyebabkan meningkatnya kegiatan penduduk di segala bidang yang

pada akhirnya meningkatkan pula tuntutan dan kebutuhan masyarakat

terhadap penyediaan fasilitas dan utilitas perkotaan serta kebutuhan

lainnya. Untuk lebih terciptanya tertib pemerintahan dan pembinaan

Page 28: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

17

wilayah yang cukup luas, maka di bentuklah Kelurahan baru dengan

Perda Kota Pekanbaru No.4 Tahun 2016 menjadi 9 Kelurahan.

e. Geologi

Kecamatan Tampan keadaannya relatif daerah datar dengan:

1) Struktur tanah pada umumnya terdiri dari jenis Aluvial dengan

pasir;

2) Jenis tanah Organosol dan Humus yang merupakan rawa-rawa

yang bersifat asam, sangat kerosif untuk besi.

2. Pemerintahan Kecamatan Tampan

Kecamatan Tampan terdiri dari 9 kelurahan, 131 RW dan 574 RT.

Sembilan Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Simpang Baru, Kelurahan

Sidomulyo Barat, Kelurahan Tuah Karya, Kelurahan Delima Kelurahan

Tuah Madani, Kelurahan Sialang Munggu, Kelurahan Tobek Godang,

Kelurahan Bina Widya dan Kelurahan Air Putih dengan jumlah rumah

tangga pada tahun 2017 sebanyak 55.296.23

Tabel II.1

Status Pemerintahan, Jumlah Rukun Tetangga (RT), dan Rukun

Warga (RW) Menurut Kelurahan di Kecamatan Tampan, 2017

No Kelurahan Status

Pemerintahan Jumlah RT Jumlah RT

1. Simpang Baru Kelurahan 37 10

2. Sidomulyo Barat Kelurahan 111 25

3. Tuah Karya Kelurahan 84 19

4. Delima Kelurahan 38 8

5. Tuah Madani Kelurahan 31 7

6. Sialang Munggu Kelurahan 117 29

7. Tobek Godang Kelurahan 68 15

8. Bina Widya Kelurahan 30 9

9. Air Putih Kelurahan 58 9

JUMLAH 574 131

23

Ibid

Page 29: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

18

3. Kependudukan Kecamatan Tampan

Jumlah penduduk Kecamatan Tampan mencapai 287.801 jiwa pada

tahun 2017. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 6,96 persen dari

tahun 2016. Kepadatan penduduknya mencapai 4.811 jiwa/km2.

Tabel II.2

Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan dan Jenis Kelamin di

Kecamatan Tampan, 2017

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Simpang Baru 16.193 15.2013 31.396

2. Sidomulyo Barat 23.828 22.963 46.791

3. Tuah Karya 23.376 22.252 45.628

4. Delima 14.434 13.700 28.134

5. Tuah Madani 9.638 8.148 17.786

6. Sialang Munggu 22.473 23.428 45.901

7. Tobek Godang 16.260 14.936 31.196

8. Bina Widya 9.948 8.690 18.638

9. Air Putih 11.754 10.577 22.331

Jumlah 139.897 287.801

4. Sosial Kecamatan Tampan

1. Pendidikan

Untuk melihat gambaran secara umum perkembangan

pendidikan di Kecamatan Tampan dalam publikasi ini disajikan

mengenai data pendidikan meliputi data TK, SD, SLTP dan SLTA

baik yang dikelola oleh pemerintah maupun yang dikelola oleh swasta.

2. Agama

Data yang dikumpulkan dari Kementerian Agama

menunjukkan bahwa pada tahun 2017 di Kecamatan Tampan terdapat

326 tempat ibadah, baik itu masjid, surau/mushalla, gereja, dan

vihara/kelenteng.

Page 30: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

19

3. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan

masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah,

murah dan merata. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai

derajat kesehatan masyarakat yang baik.

4. Sosial Lainnya

Usaha kesejahteraan sosial dilaksanakan oleh pemerintah

bersama dengan masyarakat untuk mewujudkan tata kehidupan dan

penghidupan sosial material dan spiritual. Informasi yang dimuat

dalam sub bab ini antara lain data, sarana rekreasi dan jumlah

pencurian.

5. Pertanian

Hasil pertanian di Kecamatan Tampan terdiri dari tanaman bahan

makanan berupa jagung, kacang tanah dan ubi kayu, kemudian tanaman

sayur– sayuran dan pemeliharaan ternak.

6. Industri

Yang dimaksud industri sedang adalah industri yang mempunyai

tenaga kerja 20 s.d 99 orang, sedangkan industri besar yang mempunyai

tenaga kerja 100 orang atau lebih. Sementara itu industri kecil adalah

perusahaan dengan tenaga kerja 5 s.d. 19 orang.

Page 31: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

20

Tabel II.3

Jumlah Industri Menurut Kelurahan dan Jenis di Kecamatan

Tampan, 2017

No Kelurahan Industri

Mikro/Kecil

Industri

Sedang Jumlah

1. Simpang Baru 12 1 13

2. Sidomulyo Barat 22 2 24

3. Tuah Karya 14 - 14

4. Delima 6 - 6

5. Tuah Madani 9 - 9

6. Sialang Munggu 16 - 16

7. Tobek Godang 22 - 22

8. Bina Widya 11 - 11

9. Air Putih 7 - 7

Jumlah 119 3 127

7. Perhubungan, Komunikasi Dan Perhotelan

Prasarana jalan sangat penting bagi kelancaran arus lalu lintas

dalam menunjang perekonomian suatu daerah. Pada tahun 2015 panjang

jalan aspal di Kecamatan Tampan 178,83 km. Salah satu sarana penunjang

pariwisata suatu daerah dapat dilihat dari jumlah akomodasi yang dimiliki,

diantaranya penginapan atau hotel.

8. Perekonomian

Salah satu unsur peningkatan perekonomian suatu daerah adalah

sarana perekonomian daerah tersebut, yang mana pada tahun 2016 jumlah

sarana perekonomian di Kecamatan Tampan mengalami penambahan dari

tahun sebelumnya. Dapat dilihat contohnya dari jumlah pasar rakyat, pada

tahun 2015 terdapat 3 pasar rakyat di Kecamatan Tampan, pada tahun

2016 jumlahnya meningkat cukup pesat menjadi 11 pasar. Begitu pula

dengan sarana perekonomian jenis Bank/Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Page 32: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

21

yang pada tahun 2015 berjumlah sebanyak 28 meningkat menjadi 29 bank

di tahun 2016.

B. Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

1. Gambaran Umum Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

Bank sampah Bukit Hijau Berlian merupakan suatu organisasi

masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian dan pemanfaatan

lingkungan rumah tangga. Bank Sampah Bukit Hijau Berlian terbentuk

atas kepedulian masyarakat di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Bank

Sampah Bukit Hijau Berlian ini merupakan wujud dari kepedulian akan

banyaknya jenis dan jumlah sampah rumah tangga yang terbuang begitu

saja dan tidak termanfaatkan secara maksimal. Bank Sampah Bukit Hijau

Berlian memiliki sebanyak 15 Nasabah Bank Sampah yang disebut Unit

Bank Sampah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel II.4

Bank Sampah Unit Bukit Hijau Berlian

No Unit Alamat

1. Purwodadi Hijau Berlian Jl. Cipta Karya Gang Lumba-Lumba

Kel. Sialang Munggu Kec. Tampan

2. Bougenvilla Jl. Purwodadi Pekanbaru Kel.

Sidomulyo Barat Kec. Tampan RW.

022

3. Putri Lima Jl. Villa Sentosa Garuda Sakti Kel. Air

Putih Kec. Tampan RT.01/RW.07

4. Kenanga Jl. Villa Sentosa Garuda Sakti Kel. Air

Putih Kec. Tampan RT.02/RW.07

5. Tabek Gadang Jl. Villa Sentosa Garuda Sakti Kel. Air

Putih Kec. Tampan RT.04/RW.07

6. Perumahan Unri Jl. Villa Sentosa Garuda Sakti Kel. Air

Putih Kec. Tampan RT.03/RW.07

7. Berkah Jl. Villa Sentosa Garuda Sakti Kel. Air

Putih Kec. Tampan RT.01/RW.10

Page 33: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

22

No Unit Alamat

8. Melati Jl. Villa Sentosa Garuda Sakti Kel. Air

Putih Kec. Tampan RT.06/RW.10

9. SMP Negeri 12

Pekanbaru

Jl. Guru Sulaiman No.37, Padang

Bulan Kec. Senapelan

10. Nusa Indah Jl. Abdurahman-Melati Kelurahan

Bina Widya, Kecamatan Tampan

11. Kayu Putih Jl. Tabek Gadang No56, Kecamatan

Tampan

12. Mawar Fortuna Jl. Payung Sekaki, Kecamatan Payung

Sekaki

13. Teratai Putih Jl. Abdurahman-Melati Kelurahan

Bina Widya, Kecamatan Tampan

14. Bidadari Jl. Abdurahman-Melati Kelurahan

Bina Widya, Kecamatan Tampan

15. RW 07 Kel. Sialang

Munggu

Jl. Cipta Karya Gang Lumba-Lumba

Kel. Sialang Munggu Kec. Tampan

Sumber data : DLHK 2019

Bank Sampah Bukit Hijau Berlian berupaya untuk menghasilkan

produk yang berasal dari limbah rumah tangga menjadi produk bernilai

ekonomi. Selain mengurangi dampak pencemaran lingkungan, juga

mengembangkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan limbah

rumah tangga. Tujuan berkelanjutan Bank Sampah adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungannya. Adanya tujuan

berkelanjutan ini membuat organisasi berupaya untuk mengembangkan

kreativitas dan inovasi produknya dengan mengikuti trend dan jenis

limbah yang semakin berkembang hingga saat ini.24

2. Profil Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

Bank sampah ini didirikan pada tahun 2017. Bank sampah Bukit

Hijau Berlia pada awalnya Bank Sampah ini memiliki penggerak yang

sama yaitu ibu-ibu Koperasi. Pada awalnya Bank Sampah ini dipimpin

24

Panduan Bank Sampah h. 5

Page 34: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

23

oleh Pak Slamet, namun setelah itu terjadi penggantian dalam

kepengurusan, yaitu ibu Elmawati yang menggantikan posisi sebagai

direktur Bank Sampah Bukit Hijau Berlian yang baru pada tahun.25

3. Visi dan Misi Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

Adapun visi dan misi Bank Sampah Bukit Hijau Berlian dapat

diuraikan sebagai berikut:26

a. Visi

Terwujudnya lingkungan Kecamatan Tampan dan sekitarnya

yang bersih, hijau, indah dan nyaman.

b. Misi

1) Meningkatkan kesadaran warga/masyarakat untuk tetap menjaga

lingkungan agar selalu bersih dengan memilih dan mengolah

sampah sejak dari rumah tangga.

2) Memberik an pemahaman kepada warga bahwa apabila sampah

dikelola dengan baik dan benar akan mendapatkan manfaat

kebersihan lingkungan, kesehatan keluarga, dan mempunyai nilai

ekonomi

3) Membina masyarakat kecamatan Tampan dalam upaya

menerapkan teknik-teknik pengelolaan sampah organik maupun

non organik

4) Meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta keterampilan

anggota tim dalam penanganan sampah organik maupun anorganik

melalui seminar, pelatihan, dan penyuluhan yang diikuti.

25

Ibid h, 16 26

Ibid h, 7

Page 35: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

24

5) Mengadopsi dan memodifikasi produk daur ulang limbah kemasan

menjadi produk yang menarik.

4. Pelaksanaan/Operasional Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

Pelaksanaan/Operasional Bank Sampah meliputi:27

1. Penetapan jam kerja

Jam kerja Bank Sampah sepenuhnya tergantung kepada

kesepakatan pelaksana/pengurus Bank Sampah dan masyarakat

sebagai penabung/nasabah. Jumlah hari kerja Bank Sampah dalam

seminggu bisa 6 hari buka mulai pukul 08.00 – 17.00.

2. Penarikan Tabungan

Semua dapat menabung sampah di Bank Sampah. Setiap

sampah yang ditabung akan ditimbang dan dihargai sesuai harga

pasaran.

3. Peminjaman Uang

Dalam prakteknya Bank Sampah juga dapat meminjamkna

uang kepada penabung dengan sistem bagi hasil dan harus

dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.

4. Buku Tabungan

Dalam setiap buku rekening tercantum kolom kredit, debit, dan

balans yang mencatat setiap transaksi yang pernah dilakukan. Untuk

memudahkan sistem administrasi, buku rekening setiap RT atau RW

dapat dibedakan warnanya.

27

Ibid h, 18

Page 36: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

25

5. Jasa Penjemputan Sampah

Bank sampah dapat menyediakan angkutan untuk menjemput

sampah dari rumah ke rumah di seluruh daerah layanan. Penabung

cukup menelpon Bank Sampah dan meletakkan sampahnya di depan

rumah, petugas Bank sampah akan menimbang, mencatat, dan

mengangkut sampah tersebut.

6. Jenis Sampah

Jenis sampah yang dapat ditabung di Bank Sampah

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) : kertas (koran, majalah, kardus, dan

dupleks), plastik (plastik bening, botol pastik, danplastik keras

lainnya), dan logam (besi, aluminium, dan timah)

7. Pemberian upah/gaji karyawan

Tidak semua Bank Sampah dapat membayar upah

karyawannya karena sebagian Bank Sampah dijalankan pengurus

secara sukarela. Namun, jika pengelolaan Bank Sampah bisa

mendapatkan upah yang layak.

C. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2001

tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja di Dinas-dinas lingkungan

Pemerintah Kota Pekanbaru, maka dibentuklah Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru pada tahun 2001. Tugasnya adalah

membantu Walikota Pekanbaru dalam melaksanakan kewenangan otonomi di

bidang persampahan, pertamanan, penghijauan, lampu penerangan jalan

Page 37: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

26

umum dan lampu hias. Tugas utama Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru adalah mengelola persampahan yang ada

di Kota Pekanbaru. Susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, membawahi :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program

3. Bidang Tata Lingkungan, membawahi :

4. Bidang Pengelolaan Sampah, membawahi :

a. Seksi Pengurangan dan Pemanfaatan Sampah

b. Seksi Penanganan dan Pemrosesan Akhir Sampah

c. Seksi Sarana dan Prasarana

5. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbah Bhan Berbahaya dan Beracun,

membawahi :

a. Seksi Pemantauan Lingkungan

b. Seksi Pengendalian Pencemaran Lingkungan

c. Seksi Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbah n

IBahan Berbahaya dan Beracun.

Page 38: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

27

6. Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Kingkungan Hidup,

membawahi :

a. Seksi Penegakan Hukum Lingkungan

b. Seksi Peningkatan Kapasitas, Informasi dan Komunikasi Lingkungan

c. Seksi Retribusi dan Penagihan

7. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Visi dan Misi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota

Pekanbaru

a. Visi

“Terwujudnya Kota Pekanbaru Berwawasan Longkungan Yang

Madani”

b. Misi

1) Menjadikan Kota Pekanbaru sebagai Kota Terbersih

2) Menjadikan Kota Pekanbaru sebagai Kota Hijau

3) Kota Pekanbarusebagai kota yang indah

4) Kota Pekanbaru sebagai kota gemerlap

5) Kota Pekanbaru sebagai kota madani

6) Kota Pekanbaru sebagai kota metropolitan

2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan

Kota Pekanbaru (DLHK) Pemerintah Kota Pekanbaru

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru (DLHK)

Pemerintah Kota Pekanbaru mempunyai tugas pokok melaksanakan

Page 39: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

28

sebagian urusan pemerintah daerah dibidang kebersihan dan lingkungan.

Untuk melaksanakan tugas pokok diatas Dinas Lingkungan Hidup dan

Kebersihan Kota Pekanbaru (DLHK) Pemerintah Kota Pekanbaru

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 17 Tahun 2008

Pasal 594 dan 595 mempunyai rincian tugas pokok dan fungsi sebagai

berikut :

Tugas :

a. Perumusan kebijakan dan penyusunan rencana pembinaan masyarakat

b. Perumusan rencana kerja dan kegiatan pembinaan kebersihan dan

lingkungan, pengawasan dan pengendalian pembinaan masyarakat

dibidang kebersihandan lingkungan.

c. Perumusan penyajian dan informasi pembinaan masyarakat dibidang

kebersihan dan lingkungan

d. Perumusan koordinasi dengan unit kerja lain dan instansi lain terkait

tentang program pengawasan dan pengendalian pembinaan masyarakat

dibidang kebersihan dan lingkungan

e. Merumuskan penyusunan laporan hasil yang dicapai dalam

pelaksanaan program pembinaan, pengembanganm pengawasan dan

pengendalian dibidang kebersihan dan lingkungan

f. Merumuskan pemberian petunjuk teknis pelaksanaan tugas kepada

bawahan

g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan

tugas dan fungsinya

Page 40: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

29

Fungsi :

a. Perumusan kebijakan dan penyusunan rencana pembinaan masyarakat

b. Perumusan rencana kerja dan kegiatan pembinaan kebersihan

lingkungan

c. Perumusan penyajian data informasi pembinaan masyarakat dibidang

kebersihan dan lingkungan

d. Perumusan program pengawasan dan pengendalian pembinaan

masyarakat.28

28

Dokumen Dinas Lingkunga Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru

Page 41: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

30

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelaksanaan Kebijakan Publik

1. Pengertian Pelaksanaan Kebijakan

Studi pelaksanaan merupakan suatu kebiakan mengenai studi

kebiajkan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan.

Pelaksanaan Kebijakan dapat dilihat dengan cara membandingkan antara

sasaran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan penerima manfaat

kebijakan yang dalam hal ini adalah masyarakat. Artinya apabila isi

kebijak dikeluarkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat

maka kebijakan tersebut dianggap berhasil. Sebaliknya apabila masyarakat

menganggap bahwa program yang dikeluarkan pemerintah tidak cukup

efektif maka kebijakan tersebut dianggap gagal. Menurut Agustino studi

pelaksanaan merupakan suatu kajian mengenai studi kebiajakn yang

mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan.29

Menurut Nugroho dalam Leo Agustino, implementasi pada

prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.

Dalam praktiknya implementasi merupakan suatu proses yang begitu

kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan dengan adanya

intervensi berbagai kepentingan.30

29

Leo Agustino, Dasar-Dasar Kebiajkan Publik, (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2016) h. 23 30

Andi Cahyadi, Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah, 22 Agustus 2019, h. 3

30

Page 42: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

31

Pelaksanaan kebijakan merupakan tahapan pelaksanaan keputusan

diantara pembentukan sebuah kebijakan, seperti hanya pasal-pasal sebuah

Undang-undang legislatif, keluarnya sebuah peraturan eksekutif, dan

keluarnya keputusan pengadilan, atau keluarnya standar peraturan dan

konsekuensi dari kebijakan bagi masyarakat yang mempengaruhi beberapa

aspek kehidupan. Jika sebuah kebijakan diambil secara tepat, maka

kemungkinan kegagalan pun tidak akan terjadi, jika proses pelaksanaannya

secara tidak baik dan optimal, maka kebijakan tersebut gagal untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan para pembuatnya. Hal ini bahwa

pelaknsaan kebijakan pada substansinya adalah cara yang tepat untuk

melaksanakan agar sebuah kebijakan yang baik dapat mencapai tujuan

sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para pembuat kebijakan.31

Abdul Wahab mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah

pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanaya dalam bentuk undang-

undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-

keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan

lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasi masalah yang diatasi,

menyebutkan secara tegas tujuan/sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai

cara untuk mengatur proses pelaksanaannya.32

31

Arifin Tahir, Kebijakan Publik dan Transparasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, (Bandung : Alfabeta, 2015) h. 54 32

Ibid, h. 55

Page 43: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

32

2. Aspek-aspek yang mempengaruhi Pelaksanaan Kebijakan

Menurut Edwars III, pelaksanaan kebiajkan dapat diartikan sebagai

bagian dari athapan proses kebijaksanaan, yang posisinya berada diantara

tahapan penyususnan kebijaksanaan dan konsekuensi-konsekuensi yang

ditimbulkan oleh kebijaksanaan tersebut. Lebih lanjut, Edward III

mengidentifikasikan aspek-aspek yang diduga kuat berkontribusi pada

pelaksanaan kebijakan, yaitu : komunikasi, sumber daya, disposisi atau

sikap pelaksana, dan struktur birokrasi. Sedangkan Wahyudi

mengidentifikasikan aspek-aspek mempengaruhi pelaksanaan kebijakan,

baik secara langsung maupun tidak secara langsung, dan masing-masing

aspek saling berpengaruh terhadap aspek lainnya.

a. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan

dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana.

b. Sumber Daya, dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu

terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan

guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna

melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan.

c. Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap

program khususnya bagi mereka yang menjadi implementasi program

khususnya dari mereka yang menjadi implementer program

Page 44: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

33

d. Struktur Birokrasi, yang mengatur tata aliran dalam pelaksanaan

program. Jika hal ini tidak sulit dalam mencapai hasil yang

memuaskan, karena penyelesaian khusus tanpa pola yang baku.33

B. Pemerintah Daerah

Pemerintah dalam bahasa Indonesia berarti pengarahan dan

administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah negara,

negara bagian, atau kota dan sebagai nya. Bisa juga berarti lembaga atau

badan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, neagra bagian, atau

kota.34

C.F Strong dalam Fahmi Amsuri yang menyebutkan bahwa pemerintah

daerah adalah organisasi dimana diletakkan hak untuk melaksanakan

kekuasaan berdaulat atau tertinggi. Pemerintah dalam arti luas merupakan

ssesuatu yang lebih besar daripada suatu badan atau kelompok.35

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

tentang pemerintah daerah pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintahan

daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh DPRD menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan dalam

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah pasal 1 ayat

3, bahwa pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai unsur

33

Abdullah Ramdhani dan Muhammad Ali Ramdhani, Konsep Umum Pelaksanaan

Kebijakan Publik. Jurnal Publik Vo;. 11; No. 01.2017, h. 5 34

Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Jakarta : PT Refika Adiatama,

2010) h. 11 35

Fahmi Amrusi, Hukum Pemerintah Derah, (Nusamedia: Bandung, 2012) h. 28

Page 45: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

34

penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Sedangkan

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.36

C. Otonomi Daerah

Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas

desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi

daerah.37

Dalam menyelenggarakan otonomi daerah guna meningkatkan

kesejahteraan rakyat, pemerintah daerah menjalankan program pemberdayaan

masyarakat dimana program ini dipercaya dapat mengurangi kesenjangan

ekonomi antara masyarakat desa dengan kota di Indonesia. Menurut Bagir

Manan, desentralisasi adalah setiap bentuk atau tindakan memencarkan

kekuasaan atau kewenangan dari suatu organisasi, jabatan, atau pejabat.38

Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2014 Noor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah Pasal 1 ayat 5,

otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

36

Irawan Soejito, Hubungan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 1990) h. 25 37

Abu Samah, Hukum Pemerintahan Daerah dan Desa di Indonesia, (Pekanbaru: 2016), h.

1. 38

Sudi Fahmi, Konsistensi Hukum antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, (Yogyakarta:

Total Media, 2010), h. 42.

Page 46: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

35

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Widjaja dalam Sri Soemantri otonomi daerah menggunakan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan

mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang menjadi

urusan pemerintah yang ditetapkan dalam undnag-undang ini. Daerah

memiliki kewenangan membuat kebiajkan daerah untuk memberi pelayanan,

peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang

bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.39

D. Kinerja

Whitmore secara sederhana mengemukakan, kinerja adalah

pelaksanaan dari fungsi suatu tugas yang dituntut dari seseorang. Menurut

Whitmore, tugas yang dituntut dari seseorang harus ada hasil, meskipun dalam

ukuran yang paling minim. Oleh karena itu, Whitmore mengemukakan

pandangannya bahwa kinerja seseorang merupakan representasi dari gambaran

tanggung jawab tentang keberhasilan pekerjaan seseorang.40

Kinerja yang nyata jauh melampaui apa yang diharapkan adalah

kinerja yang menetapkan standar-standar tertinggi yang harus dicapai oleh

seseorang, dan standar-standar yang ditetapkan melampaui apa yang diminta

atau diharapkan orang lain. Dengan demikian, menurut Whitmore kinerja

39

Sri Soemantri, Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004) h. 29 40

Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2014), h. 85.

Page 47: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

36

adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, atau apa yang diperlihatkan seseorang

melalui keterampilan yang nyata.

King, ahli lain Galton dan Simon, memandang bahwa kinerja atau

“performance” merupakan hasil interaksi atau berfungsinya unsur-unsur

motivasi, kemampuan, dan persepsi pada diri seseorang.41

Istilah kinerja terjemahan dari performance. Karena itu, istilah kinerja

juga sama dengan istilah perfomansi. Selanjutnya, Simamora menyatakan,

kinerja adalah keadaan atau tingkat perilaku seseorang yang harus dicapai

dengan persyaratan tertentu. Sementara itu, dengan kalimat yang senada,

Bernandin dan Russel seperti yang dikutip oleh Gomes, menyatakan istilah

kinerja dengan perfomansi adalah sejumlah catatan yang dihasilkan dari fungsi

suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka kinerja dapat disimpulkan sebagai

perilaku seseorang yang membuahkan hasil kerja tertentu setelah memenuhi

sejumlah persyaratan.

1. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mathis dan Jackson tiga faktor utama yang

mempengaruhi kinerja adalah:42

a. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut.

b. Tingkat usaha yang dicurahkan.

c. Dukungan organisasi.

41

Ibid, h. 61. 42

Susi Hendriani & Yohanas Oemar, Kinerja dan Kepuasan Kerja, (Pekanbaru: Pusat

Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, 2011), h. 20.

Page 48: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

37

Menurut Mangkunegara, faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi

(motivation).43

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya yang

memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari,

maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh

karena itu, perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seseorang dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi

(tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang

mendorong diri untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara

maksimal.

Menurut Byar dan Rue mengemukakan adanya dua faktor yang

mempengaruhi kinerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan yang

antara lain:

43

Ibid, h. 21.

Page 49: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

38

a. Faktor Individu

1) Usaha (effort), yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan

mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

2) Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk

melaksanakan suatu tugas.

3) Role/Task Perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang

dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

b. Faktor Lingkungan, yaitu kondisi fisik, peralatan, waktu, material,

pendidikan, supervisi, desain organisasi, pelatihan, dan keberuntungan.

2. Tujuan Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan adalah tentang arah secara

umum, sifatnya luas tanpa batasan waktu dan tidak berkaitan dengan

prestasi tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah

aspirasi.

Perencanaan kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan

mengklarifikasi tujuan yang hendak dicapai organisasi terlebih dahulu.

Sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki, selanjutnya tujuan yang

sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan di tingkat

yang lebih rendah.

Apabila orang mengetahui dan memahami apa yang diharapkan

dari mereka dan mengambil bagian dalam membentuk harapan tersebut,

mereka akan memberikan usaha terbaiknya untuk mendapatkannya.

Page 50: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

39

Kapasitas untuk mendapatkan harapan tergantung pada tingkat kapasitas

yang dapat dicapai oleh individu dan tim, tingkat dukungan yang

diberikan, proses, sistem, dan sumber daya yang disediakan oleh

organisasi bagi mereka.

Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap

pekerjaan, membantu mendefenisikan harapan kinerja, mengusahakan

kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan

kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan

organisasi.44

Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan

tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik.

E. Bank Sampah

Bank sampah merupakan manajemen/alur pengelolaan sampah

khususnya anorganik, sejak dari sumbernya (rumah tangga), dikelola secara

kolektif dan sistematis, hingga manfaat kembali pada sumbernya dan bisa

tercatat hasilnya (Kg dan Rp).45

Menurut Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah, bank sampah sendiri di

atur dalam pasal 1 ayat 2 peraturan ini. Adapun bunyi dari pasal ini yaitu Bank

sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur

ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Menurut Peraturan

Derah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2104 pasal 1 ayat 4 Bank Sampah

44

Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 43-44. 45

Panduan Bank Sampah, h. 5

Page 51: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

40

adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang

dan/atau diguna ulang sehingga memiliki nilai ekonomi.

Landasan hukum dalam konsep penerapan Bank Sampah adalah

sebagai berikut:

Peraturan pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang

juga merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang No.18 Tahun

2008 tentang Pengelolaan Sampah sekaligus memperkuat landasan hukum

bagi penyelenggaraan pengelolaan sampah di Indonesia.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2008 tentang Pengelolaan sampah, kebijakan pengelolaan sampah dimulai.

Kebijakan sampah hanya mengandalkan keberadaan TPA, diubah dengan

pendekatan reduce at source dan resource recycle melalui 3R oleh karena itu

seluruh masyarakat diharapkan dapat mengubah pandangan dan pola pikir

bahwa sampah dapat dimanfaatkan kembali baik secara langsung maupun

dengan daur ulang.

Maka dari itu dikeluarkannya lah Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 3 menyatakan

pengelolaan sampah diselenggarakan dengan tujuan yaitu:

1. Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih

2. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan pelaku usaha dalam pengelolaan

sampah di daerah.

Page 52: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

41

4. Menjadikan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai tambah.46

Kemudian di dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun

2014 Tentang Pengelolaan Sampah Pasal 62 Tentang Bank Sampah

menyebutkan :

1. Dalam melaksanakan kegiatan 3R, Dinas dapat memfasilitasi

pembentukan Bank Sampah.

2. Kelembagaan pelaksanaan kegiatan 3R melalui Bank Sampah dapat

berbentuk:

a. Koperasi, atau

b. Yayasan

3. Pelaksanaan kegiatan 3R melalui Bank Sampah berpedoman kepada

ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kesempatan ini seharusnya di manfaatkan oleh masyarakat untuk

mendapat keuntungan dari sampah yang dihasilkan selama ini dan tidak lagi

memiliki kebiasaan buruk untuk membuang sampah disembarang tempat

seperti halnya disungai, karena sekarang pemerintah telah menyediakan

tempat untuk memilah sampah yang dapat didaur ulang kembali. Upaya

pemerintah tersebut seharusnya mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat

untuk bergotongroyong untuk mengelola sampah di Bank Sampah yang ada

disetiap daerah. Jika tidak ingin terlibat dalam memilah sampah yang

bertujuan untuk menanggulangi sampah, maka bisa ikut andil sebagai nasabah

yang menabungkan sampahnya di Bank Sampah, sehingga kebijakan

46

Melda Fitria, Peranan Bank Sampah Sekolah Kota Pekanbaru, Jom Fekon Vol. 2 No. 1

Februari 2015, h. 4

Page 53: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

42

pemerintah dalam menanggulangi dan mengurangi sampah dapat terlaksana

dengan baik. Kebijakan ini tidak hanya berlaku bagi masyarakat yang tinggal

dikota saja melainkan juga bagi masyarakat desa yang berada di wilayah

Indonesia.

“Bank sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan

terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah.

Penabung dalam hal ini adalah seluruh warga baik secara individu

maupun kelompok, menjadi anggota penabung sampah yang

dibuktikan dengan adanya buku tabungan sampah dan berhak atas

tabungan sampahnya”.47

Teller yang dimaksud adalah petugas bank sampah yang bertugas

melayani penabung sampah antara lain: menimbang berat sampah yang

dibawa penabung, membeli sampah, mencatat dalam buku induk, dan

berkomunikasi dengan pengepul. Sedangkan pengepul adalah perseorangan

dan/atau lembaga yang masuk dalam pengelolaan sampah.

Pengelolaan sampah permukiman yang menerapkan sistem penyetoran

sistem penyetoran sejumlah sampah ke badan yang di bentuk dan disepakati

bersama oleh masyarakat setempat (bank sampah) untuk menampung sampah

yang memiliki nilai ekonomi ditabung sampai pada jumlah dan waktu tertentu

ditukar sejumlah uang.48

Lingkup lokasi kerja Bank Sampah meliputi kawasan RT, RW,

kelurahan atau kecamatan dengan kelompok sasaran adalah lokasi sumber

sampah dari pemukiman, pasar, sekolah dan kantor. Kegiatan Bank Sampah

meliputi pemilihan sampah, pendaurulangan sampah anorganik dan organik.

47

Bambang Suwerda, 2010, Bank Sampah Buku I, Yogyakarta, Werda Press, hal. 33-34 48

Cecep Dani Sucipto, Pengelolaan Sampah, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), h. 152 hal.

204

Page 54: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

43

Penerapan Bank Sampah merupakan salah satu program dalam rangka

pengendalian pencemaran lingkungan dari sampah. Faktor-faktor kunci yang

paling menentukan keberhasilan penerapan Bank Sampah adalah :

1. Komitmen para pimpinan di jajaran pemerintah pusat dan daerah

2. Kapasitas kelembagaan dan pengorganisasian dalam jajaran pemerintah

3. Wawasan, apresiasi, aspirasi, dukungan dan partisipasi publik

4. Sistem pendanaan

5. Peraturan Perundang-undangan termasuk petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis

6. Pengelolaan data dan sistem informasi, termasuk pelaporan berkala.49

F. Sampah

Menurut Apriadi sampah diartikan sebagai zat-zat atau benda-benda

yang sudah tidak dapat digunakan lagi. Baik berupa bahan buangan yang

berasal dari rumah tangga sebagai sisa proses industri.50

Hadi Wiyoto yang mengartikan sampah sebagai : “Sisa-sisa bahan

yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah diambil bagian

utamanya, atau karena pengelolaan, atau karena telah diambil bagian

utamanya, atau karena pengelolaan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya,

yang ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya, dan dari segi

lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian.51

49 https://www.google.com/search?q-tinjauan+ teori+bank+ sampah= chrome. client= ms-

unknown &sourceid di akses pada tanggal 14 Agustus 2019 pukul 15.00 WIB 50

Apriadi, Menghindari, Mengolah dan menyingkirkan Sampah, (Jakarta : Abdi Tandur,

2009), h.89 51

Ibid, h. 93

Page 55: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

44

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa sampah adalah

sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Menurut Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan sampah pasal 1 ayat 17 menyebutkan bahwa sampah adalah sisa

kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah pasal 1 ayat 5 yaitu pengelolaan sampah adalah

kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi

pengurangan dan penanganan sampah.52

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle melalui Bank Sampah

Pasal 2 menyebutkan :

1. Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman kepada

pelaksana kegiatan 3R melalui Bank Sampah

Pasal 3 menyebutkan :

a. Ruang Lingkup Peraturan Menteri ini meliputi :

1) Persyaratan Bank Sampah

2) Mekanisme kerja Bank Sampah

3) Pelaksanaan Bank Sampah

4) Pelaksana Bank Sampah

Dalam kamus lingkungan dinyatakan bahwa pengertian sampah

adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk

52

https://www.google .com /search ?q=tinjauan +teori +sampah &oqaqs =chrome.. 69i7

j0l3 & client=ms-mobile&ie=UTF

Page 56: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

45

digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian,

barang rusak atau cacat selama manufaktur, atau materi berkelebihan atau

buangan. Sumber terbentuknya sampah adalah sebagai berikut :

a. Sampah dari pemukiman penduduk

b. Sampah dari tempat umum dan perdagangan

c. Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah

d. Sampah dari industri

e. Sampah pertanian

Ada faktor penting yang mempengaruhi sampah yakni jumlah

penduduk, keadaan sosial, kemajuan teknologi yang akan menambah

jumlah maupun kualitas sampah. Pengelolaan sampah yang berwawasan

lingkungan akan :

a. Mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sehingga dapat

memperpanjang umur TPA, meningkatkan efesiensi biaya

pengangkutan sampah, meningkatnya kondisi sanitasi di sekitar TPA.

b. Mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kebersihan

lingkungan

c. Membantu melestarikan sumber daya alam, terutama kompas yang

dipakai untuk pupuk tanaman

d. Menghasilkan sumber daya baru dari sampah misalnya pupuk tanaman

e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dan

meningkatkan pendapatan masyarakat. 53

53

Purodarminto, W S, Kamus Lingkungan, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), h. 152

Page 57: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan mengenai Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Sampah (Studi Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan

Tampan) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Peran Bank Sampah Bukit Hijau

Berlian di Kecamatan Tampan) belum terlaksana dengan baik, karena

belum maksimalnya kinerja yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup

dan Kebersihan Kota Pekanbaru dan Bank Sampah Bukit Hijau Berlian

dalam mengelola sampah rumah tangga di Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang terlaksananya Peraturan Daerah

Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah

(Studi Peran Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan)

penegakan hukum yang belum maksimal serta kurangnya kesadaran

masyarakat terhadap sampah rumah tangga.

B. Saran

1. Pemerintah meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat Kota Pekanbaru

pada umumnya dalam pengelolaan sampah rumah tangga, dan

58

Page 58: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

47

mensosialisasikan Bank Sampah untuk mengurangi sampah rumah tangga

disekitar lingkungan tempat tinggal.

2. Bank Sampah melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat serta

nilai tambah dari sampah rumah tangga yang dikelola dengan baik agar

masyarakat memperhatikan lingkungannya.

59

Page 59: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

48

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abu Samah, Hukum Pemerintahan Daerah dan Desa di Indonesia, Pekanbaru :

2016

Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta :

Rajawali Pers, 2010.

Apriadi, Menghindari, Mengolah, dan Menyingkirkan Sampah, Jakarta: Abdi

Tandur, 2009.

Arifin Tahir, Kebijakan Publik dan Transparasi Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, Bandung : Alfabeta, 2015

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Bambang Suwerda, Bank Sampah Buku I, Yogyakarta: Werda Press, 2010

Buku Panduan Penyusunan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum

Cecep Dani Sucipto, Pengelolaan Sampah, Jakarta: Balai Pustaka, 1994

Dokumen Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru

Fahmi Amrusi, Hukum Pemerintahan Daerah, Bandung: Nusamaedia, 2012

Hamzah B.Uno, Nina Lamatenggu, Teori Kinerja dan Pengukurannya, Jakarta :

Bumi Aksara, 2014.

Hardjosoemantri, Kusnadi, Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup, Yogyakarta : Gajah Mada University

Press, 2014.

Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta :

PT. Bumi Aksara, 2003.

Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerinahan, Jakarta : Refika Aditama,

2010

Irawan Soejito, Hubungan Pemerintah Dearah dan Pemerintah Pusat, Jakarta :

PT Rineka Cipta, 2004

J. Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007.

Page 60: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

49

Leo Agustino, Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta, 2014.

Purodarminto W S, Kamus Lingkungan, Jakarta : Balai Pustaka, 1994.

Soerjono Soekonto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UII Press, 1982.

Sri Soemantri, Otonomi Daerah, Jakarta : Sinar Grafika, 2004

Sudi Fahmi, Konsistensi Hukum Antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, Jakarta:

Total Media, 2010

Susi Hendriano, Yohanes Oemat, Kinerja dan Kepuasan Kerja, Pekanaru : Pusat

Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, 2011.

Supamo Sastra, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Jakarta : PT Raja

Grafindo, 2006.

Suratman, Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Bandung : Alfabet, 2015.

Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta : PT Raja Grafindo,

2007.

Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta : Rajawali Pers, 2016

Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2011.

Tesis :

Abdullah Ramdhani dan Muhammad Ali Ramdhani, Konsep Umum Pelaksanaan

Kebijakan Publik. Jurnal Publik Vol.11:No. 01.2017

Andi Cahyadi, Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah, Universitas

Sriwijaya, 2018

Jery Nov Pratama, Tata Kelola Sampah di Kota Pekanbaru, Universitas Riau,

2016.

Melda Fitria, Peranan Bank Sampah Sekolah Kota Pekanbaru, Jom Fekon Vol. 2

No. 1 Februari 2015

Internet :

https://pekanbarukota.bps.go.id/publication/2018/09/26/3f14a7d63db61cc3d458ce

2a/kecamatan-tampan-dalam angka -2018.html.

Page 61: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

50

https://www.google.com/search?q-tinjauan+teori+bank+sampah=chrome.client=

ms unknown &sourceid.

https://www.google.com/search?q=tinjauan+teori+sampah&oqaqs=chrome.69i7

j0l3 & client=ms-mobile&ie=UTF

Undang-Undang :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 tahun 2014 tentang Pengelolaan

Sampah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang

PedomanPelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle melalui Bank Sampah

Page 62: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 63: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 64: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 65: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 66: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 67: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 68: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 69: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 70: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 71: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 72: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 73: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …
Page 74: PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU …

RIWAYAT PENULIS

MARGARETA HELYARISTIANTI, lahir di Kota Pasir

Pangaraian pada tanggal 27 Maret 1997. Anak pertama dari lima

bersaudara, ini adalah putri dari Aris Suwanto dan Helmida. Saat

ini penulis tinggal di Kubu Patembang RT/RW 001/001 Desa

Suka Maju Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Penulis

menempuh pendidikan dimulai dari SD Negeri 005 Rambah dan

lulus pada tahun 2009, kemudian meanjutkan di MTs Negeri Rambah dan lulus

pada tahun 2012, setelah itu penulis melanjutkan di SMA Negeri 1 Rambah dan

lulus pada tahun 2015.

Pada tahun yang sama penulis diterima pada Perguruan Tinggi yang ada di

Kota Pekanbaru yaitu Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN

SUSKA RIAU) melalui jalur PBUD di Fakultas Syariah dan Hukum, dengan

jurusan Ilmu Hukum yang kemudian memilih konsentrasi Hukum Tata Negara.

Pada Februari-Maret 2018 penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di

Kejaksaan Negeri Pasir Pangaraian. Setelah itu, pada Juli-Agustus 2018 penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) DI Desa Marga Mulya Kecamatan

Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. Pada tahun 2019 penulis mulai melakukan

penelitian untuk skripsi dengan judul: Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota

Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah (Studi Peran

Bank Sampah Bukit Hijau Berlian di Kecamatan Tampan).

Pada rabu, 13 Februari 2019 penulis dijadwalkan melaksanakan Seminar

Proposal. Setelah itu pada rentang waktu 13 Maret-27 Maret 2019, penulis

dijadwalkan melaksanakan ujian Komprehensif. Terakhir, pada Selasa, 15

Oktober 2019 penulis dijadwalkan melaksanakan Ujian Munaqasyah (Skripsi) dan

dinyatakan “LULUS” dan berhak menerima gelar S. H (Sarjana Hukum).