PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika...

219
i PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNEAR) KELAS II SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Witrias Swestika Nugrahayati NIM 12108241006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRI 2016

Transcript of PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika...

Page 1: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

i

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN BELAJAR (SLOW

LEARNEAR) KELAS II SD NEGERI JLABAN KECAMATAN SENTOLO

KABUPATEN KULON PROGO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Witrias Swestika Nugrahayati

NIM 12108241006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APRI 2016

Page 2: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

ii

Page 3: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

iii

Page 4: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

iv

Page 5: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

v

MOTTO

Seorang guru adalah sebuah busur. Anak adalah panah yang siap meluncur. Tanpa

sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur.

(Shinziro Hero)

Anak-anak yang belajar bersama akan belajar untuk hidup bersama.

(Filosofi Pendidikan)

Page 6: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

vi

PERSEMBAHAN

Tugas akhir skripsi ini dengan mengharap ridho Allah SWT peneliti

persembahkan untuk:

1) Ayah dan Ibu tercinta.

2) Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

3) Agama, nusa, dan bangsa Indonesia.

Page 7: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

vii

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN BELAJAR (SLOW

LEARNER) KELAS II SD N JLABAN KECAMATAN SENTOLO

KABUPATEN KULON PROGO

Oleh

Witrias Swestika Nugrahayati

NIM 12108241006

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran siswa

lamban belajar (slow learner) kelas II SD N Jlaban, Kecamatan Sentolo, Kabupaten

Kulon Progo. Pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud meliputi kegiatan

perencanaan, proses pembelajaran, serta evaluasi/tindak lanjut dalam pembelajaran

siswa lamban belajar.

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskripstif. Subjek

penelitiannya adalah guru kelas II SD N Jlaban. Teknik pengumpulan data

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data

meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Keabsahan data diuji dengan

triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas II melaksanakan pembelajaran

yang sama untuk siswa reguler dan siswa lamban belajar. Hal tersebut dapat dilihat

sejak proses perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi/tindak lanjut. Guru

melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang keadaan sekitar siswa. Guru

melakukan motivasi dengan cara mengajak siswa bernyanyi atau melakukan berbagai

macam tepuk. Tidak terdapat RPP khusus untuk siswa lamban belajar. Metode

pembelajaran yang digunakan guru adalah ceramah dan tanya jawab. Salah satu

perlakukan khusus untuk siswa lamban belajar adalah diadakannya tambahan waktu

menyelesaikan tugas setelah pulang sekolah. Guru kunjung hanya mendampingi

siswa mengerjakan tugas ketika pembelajaran berlangsung. Guru kunjung masuk ke

kelas II setiap hari Selasa dan Jumat.

Kata Kunci: Pelaksanaan pembelajaran, Siswa lamban belajar (slow learner)

Page 8: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar (Slow Learner) Kelas II SD N

Jlaban Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Yogyakarta. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak, yaitu sebagai berikut.

1) Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan

kesempatan dalam menempuh program studi PGSD di Universitas

Negeri Yogyakarta.

2) Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang

telah memberikan perizinan penelitian demi kelancaran skripsi ini.

3) Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar yang telah memberikan

dukungan dan pengarahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4) Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar membimbing dan

mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

5) Bapak dan ibu dosen program studi PGSD Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga

selama proses perkuliahan.

Page 9: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

ix

Page 10: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

x

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

b. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7

c. Fokus Penelitian ......................................................................................... 7

d. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

e. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

f. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

g. Batasan Istilah ............................................................................................ 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

1) Siswa Lamban Belajar (Slow Learner) ...................................................... 10

a. Pengertian Siswa Lamban Belajar (Slow Learner) .............................. 10

b. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Lamban Belajar (Slow Learner) ........ 12

c. Karakteristik Anak Lamban Belajar (Slow Learner) ........................... 15

2) Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Slow Learner ........................................ 18

Page 11: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

xi

a. Pengertian Pembelajaran ...................................................................... 18

b. Komponen-Komponen Pembelajaran .................................................. 19

c. Prinsip Pembelajaran Siswa Lamban Belajar (Slow Learner) ............. 23

d. Pendekatan PembelajaranSiswa Lamban Belajar (Slow Learner) ....... 28

e. Pelaksanaan PembelajaranSiswa Lamban Belajar ............................... 33

f. Pendidikan Inklusif .............................................................................. 46

3) Kerangka Berpikir ...................................................................................... 51

4) Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 52

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 53

B. Tempat Penelitian ........................................................................................ 54

C. Waktu Penelitian ......................................................................................... 54

D. Subjek Penelitian ......................................................................................... 54

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 55

F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 56

G. Teknik Analisis Data ................................................................................... 58

H. Pengujian Keabsahan Data .......................................................................... 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................................... 62

B. Deskripsi Subjek Penelitian ......................................................................... 63

C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 63

1. Perencanaan Pembelajaran SiswaLamban Belajar .................................. 63

2. Pelaksanaan Pembelajaran SiswaLamban Belajar .................................. 64

3. Evaluas dan Tindak Lanjut Siswa Lamban Belajar ................................. 70

D. Pembahasan ................................................................................................. 73

1. Perencanaan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar ................................. 73

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar ................................. 74

3. EvaluasidanTindak Lanjut Siswa Lamban Belajar .................................. 80

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 84

B. Saran ............................................................................................................ 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 87

LAMPIRAN ................................................................................................................ 89

Page 12: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

xii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman Observasi ............................................................ 57

Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ......................................................... 58

Page 13: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

xiii

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Display Data Hasil Penelitian ........................................................ 72

Page 14: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 90

Lampiran 2. Pedoman Observasi ................................................................... 92

Lampiran3. Pedoman Wawancara ................................................................ 95

Lampiran 4. Catatan Lapangan ...................................................................... 101

Lampiran 5. Hasil Observasi .......................................................................... 125

Lampiran 6. Reduksi Hasil Observasi ............................................................ 135

Lampiran 7. Transkip Wawancara ................................................................. 147

Lampiran 8. ReduksiHasilWawancara ........................................................... 159

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian ............................................................. 174

Lampiran 10. Triangulasi Data ........................................................................ 178

Lampiran 11. Hasil Assesmen Siswa Lamban Belajar .................................... 186

Lampiran 12. Rapor Siswa Lamban Belajar .................................................... 192

Lampiran 13. SK Inklusi SD N Jlaban ............................................................. 203

Lampiran 14. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................... 205

Page 15: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsep pendidikan untuk semua (education is for all) merupakan salah satu dasar

pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Hal tersebut juga telah termaktub dalam

UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan”. Landasan yuridis yang lain adalah UU No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1 yang berbunyi, “Setiap

warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperloeh pendidikan yang

bermutu”.

Dunia pendidikan khususnya bangku persekolahan merupakan salah satu

wahana untuk memproses sebuah input pendidikan (peserta didik) agar nantinya

menjadi output pendidikan yang berintelek dan berkarakter. Realitas

menunjukkan bahwa peserta didik yang ada adalah heterogen. Misalnya saja, ada

peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata; ada peserta didik yang

berbakat; ada peserta didik yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata;

gangguan konsentrasi belajar; gangguan emosional; lamban belajar; hambatan

fisik; autis; dan lain sebagainya. Kesemua karakteristik peserta didik di atas juga

memiliki hak untuk menimba ilmu di bangku persekolahan secara formal.

Sekolah luar biasa merupakan institusi pendidikan untuk memfasilitasi anak-

anak yang berkebutuhan khusus. Selain itu, di dalam kerangka sistem pendidikan

Page 16: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

2

Indonesia juga terdapat sekolah inklusi, sekolah reguler yang memiliki tanggung

jawab untuk menyediakan kesempatan bagi ABK untuk mengenyam pendidikan.

Menurut Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi

Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau

Bakat Istimewa, Pasal 1 bahwa: Pendidikan inklusif adalah sistem

penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta

didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat

istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan

pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada dasarnya

diarahkan agar setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, mampu

menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, dan berakhlak mulia, sehingga

kelak mampu menjalani kehidupan yang mulia dan bermartabat baik sebagai

makhluk individu maupun sosial. Menurut Safrudin Aziz (2015:117), tujuan

penyelenggaraan pendidikan anak berkebutuhan khusus mustahil tercapai jika

sejak awal anak diisolasikan dari teman sebayanya di sekolah-sekolah khusus.

Pendapat tersebut sejalan dengan Pemerdiknas No. 70 tahun 2009 pasal 1 yang

berbunyi bahwa pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan

yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki

kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk

Page 17: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

3

mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan secara bersama-sama

dengan peserta didik pada umumnya.

Pada tahun ajaran 2015/2016, di SD Negeri Jlaban terdapat dua belas anak

berkebutuhan khusus. Berdasarkan hasil assesmen 10 anak teridentifikasi

mengalami lamban belajar (slow learner), 1 anak termasuk tunagrahita, dan 1

anak termasuk dalam kategori retardasi mental. Berdasarkan observasi proses

pembelajaran di SD N Jlaban yang dilakukan peneliti pada tanggal 10 Juli – 12

Agustus, ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran,

khususnya untuk anak lamban belajar (slow learner) di kelas II. Di kelas II,

terdapat tiga anak lamban belajar, yakni CM, ICP, dan OHR.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak lamban belajar di SD N

Jlaban, khususnya kelas II diantaranya adalah sebagai berikut. Di SD N Jlaban,

yang termasuk dalam sekolah inklusi ini, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dan pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas semuanya sama. Tidak

terdapat RPP khusus untuk ABK. Tidak terdapat kurikulum khusus untuk siswa

ABK sehingga siswa slow learner masih sulit untuk mengikuti proses

pembelajaran. Siswa yang bersangkutan sering tertinggal dalam memahami suatu

materi pembelajaran ketika siswa lainnya telah paham dan mulai mempelajari

materi yang lainnya. Bila ditanya tentang materi yang telah dipelajari, siswa akan

merasa kebingungan dalam menjelaskan atau menjawab pertanyaan mengenai

materi tersebut. Hal tersebut terjadi pada ketiga anak lamban belajar yang

Page 18: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

4

diobservasi. OHR cenderung akan diam bila ditanya tentang materi pelajaran.

Sedangkan CM dan ICP cukup antusias dalam menjawab pertanyaan namun

seringkali jawabannya tidak sesuai dengan materi.

Guru tidak memberikan perhatian khusus ketika siswa slow learner memiliki

semangat yang rendah untuk mengikuti pembelajaran. Ketika mengerjakan suatu

tugas, siswa tersebut akan mengerjakan dengan cepat namun tidak tepat serta

siswa tidak menghiraukan apakah jawabannya tersebut benar atau salah. Ketika

diskusi berlangsung dalma proses pembelajaran, siswa terlihat pasif. Ketiga anak

tersebut terlihat jarang menulis di buku tulis masing-masing. ICP seringkali

bermain sendiri ketika diskusi berlangsung. OHR akan selalu diam sepanjang

proses pembelajaran. CM seringkali terlihat ramai ketika berdiskusi berlangsung.

Guru kelas II akan tetap melanjutkan materi pelajaran meskipun ketiga anak

lamban belajar mengalami masalah tersebut.

Siswa slow learner seringkali ramai di dalam kelas dan mengganggu teman-

teman lainnya. Dua orang yang terkenal paling ramai dan seringkali mengganggu

teman-temannya yang lain di kelas II ini adalah ICP dan CM. Selama proses

pembelajaran, siswa tersebut akan sering mengajak teman-temannya berbicara,

mengganggu teman lain (usil), atau jalan-jalan ke sana ke mari hingga ditegur

oleh guru.Siswa slow learnerjuga seringkali diejek teman-temannya karena selalu

mendapat nilai yang jelek. Beberapa siswa kelas II mengatakan bahwa ketiga

anak lamban belajar tersebut tidak lancar membaca, tidak dapat menghitung, dan

Page 19: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

5

hanya dapat mengganggu teman-temannya di kelas. Ketika peneliti melakukan

observasi, ICP sempat beberapa kali menangis dikarenakan tidak bisa menjawab

pertanyaan dan di buku ICP ditulis kata “bodoh” oleh teman-teman lain.

Meskipun terdapat guru kunjung, pelaksanaan pembelajaran untuk anak lamban

belajar belum optimal. Berdasarkan hasil observasi, siswa lamban belajar belum

diperlakukan secara khusus dalam hal mengejar ketertinggalan. Guru kunjung

datang setiap hari Selasa dan Jumat. Pada hari itu, Guru kunjung selalu masuk ke

kelas 1-6 dan menemani belajar siswa lamban belajar namun hanya dalam waktu

sebentar-sebentar saja. Akan tetapi, di kelas II, terkadang guru memberikan jam

tambahan khusus untuk ketiga anak yang bersangkutan. Siswaakan diberikan jam

tambahan setelah pulang sekolah namun hal tersebut tidak rutin dan hanya

beberapa menit saja. Dikarenakan keseluruhan siswa kelas II SD masih

membutuhkan bimbingan dari guru dalam belajar, maka terlihat siswa lamban

belajar kurang mendapatkan perlakukan khusus selama proses pembelajaran.

Hasil observasi pembelajaran anak slow learner tersebut hampir sesuai

dengan penjelasan permasalahan yang dihadapi oleh anak lamban belajar (slow

learner) menurut Nani Triani dan Amir (2013: 13), yang antara lain adalah sebagai

berikut.

1. Anak mengalami perasaan minder terhadap teman-temannya karena

kemampuan belajarnya lebih lamban daripada teman-temannya.

2. Anak cenderung bersifat pemalu.

Page 20: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

6

3. Lamban menerima informasi karena keterbatasan dalam bahasa reseptif dan

ekspresif.

4. Hasil prestasi belajar yang kurang optimal.

5. Anak dapat tinggal kelas.

6. Mendapatkan label yang kurang baik dari teman-temannya.

Berdasarkan keseluruhan masalah yang ditemukan peneliti tersebut, sebagian

besar masalah berkaitan dengan proses pembelajaran. Jika berbicara mengenai

proses pembelajaran, maka hal ini tidak lepas dari peran seorang guru. Menurut

Hamruni (2012: 11), guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga guru merupakan

faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan

pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh

komponen lain, tapi guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain

menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa pembelajaran oleh guru adalah untuk

membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai dengan lingkungan yang

diharapkan. Pada akhirnya, peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai

dengan yang diharapkan pula. Ketika merekayasa pembelajaran, guru harus

berdasar pada kurikulum yang berlaku.

Menurut Mohammad Efendi (2009: 23-24), mengajar anak dengan kebutuhan

khusus tidak sama seperti mengajar anak normal. Hal ini semata-mata karena

bersandar pada kondisi yang dialami anak yang bersangkutan. ABK yang

bersangkutan masuk dalam sebuah kelas inklusi bukan kelas khusus, sehingga

Page 21: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

7

perlu adanya identifikasi khusus mengenai bagaiamana pelaksanaan pembelajaran

yang digunakan guru dalam mengelola sebuah kelas inklusi.Berdasrkan uraian di

atas, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan pembelajaran

siswa lamban belajar (slow learner) di kelas II SD N Jlaban, Sentolo, Kulon Progo.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi

adalah sebagai berikut.

1. Belum adanya kurikulum khusus untuk siswa lamban belajar sehingga siswa

lamban belajar masih sulit untuk mengikuti pelajaran.

2. Guru tidak memberikan perhatian khusus ketika siswa slow learner memiliki

semangat yang rendah untuk mengikuti pembelajaran.

3. Pelaksanaan pembelajaran untuk memfasilitasisiswa lamban belajar belum

teridentifikasi.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian difokuskan pada belum

teridentifikasinya pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar (slow

learner)kelas II SD Negeri Jlaban Kulon Progo.

Page 22: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran siswa lamban

belajar(slow learner) kelas IIdi SD Negeri Jlaban?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan

pembelajaran anak lamban belajar kelas II dan V di SD Negeri Jlaban secara

lebih mendalam.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan keilmuan dan wawasan

dalam kegiatan ilmiah tentangpelaksanaan pembelajaran untuk anak lamban

belajar di sekolah inklusi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Guru

Memberikan informasi kepada guru mengenai pelaksanaan

pembelajaran yang ideal untuk anak slow learner di sekolah dasar,

sehingga dapat menjadi masukan guru dalam mengoptimalkan layanan

pendidikan secara optimal bagi anak slow learner.

Page 23: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

9

b. Manfaat bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan

pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk anak slow learner di

sekolah inklusi.

G. Batasan Istilah

a. Siswa lamban belajar (slow learner)adalah anak yang memiliki IQ di bawah

rata-rata, yakni antara 70-90, sehingga siswa lamban belajar akan

mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran terlebih dengan materi

yang berkaitan dengan simbol, hal abstrak, dan konsep.

b. Pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar dalam sekolah inklusi dapat

ditinjau dari kegiatan perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi serta

tindak lanjut. Ketiga kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan oleh guru

kelas yang bersangkutan untuk mengajar siswa lamban belajar yang terdapat

dalam kelas reguler.

Page 24: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)

Siswa lamban belajar (slow learner) merupakan salah satu tipe siswa

berkebutuhan khusus (ABK) yang seringkali ditemukan dalam sebuah sekolah

inklusi. Anak yang bersangkutan memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan

siswa normal lainnya. Namun, hasil assesmen menunjukkan bahwa siswa

bersangkutan menunjukkan tipe anak lamban belajar (slow learner).

1. Pengertian Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)

Menurut Cooter dan Cooter Jr; Willey (Nani Triani dan Amir, 2013:

3), anak lamban belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki

prestasi belajar rendah atau sedikit di bawah rata-rata dari anak pada

umumnya, pada salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan

pengetesan IQ(Intelegence Question), skor tes IQsiswa lamban belajar

menunjukkan skor antara 70 dan 90. Siswa tersebut lebih lambat dalam

menangkap materi pelajaran yang berhubungan dengan simbol, abstrak,

atau materi konseptual. Biasanya anak lamban belajar kesulitan dalam

membaca dan berhitung. Pendapat tersebut sejalan dengan Sangeeta Malik

(2009: 61), anak-anak lamban belajar sulit menangkap apa pun yang

diajarkan jika melibatkan simbol, abstrak, dan konseptual materi

pelajaran.

Page 25: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

11

Menurut Sangeeta Chauhan (2011: 279) pengertian anak lamban

belajar dijelaskan sebagai berikut.

The experience of educators confirms that there are many children

who are so backward in basic subjects that they need special help.

These pupils have limited scope for achievement. They have

intelligence quotients between 76 and 89 and they constitute about 8

percent of the total school population. These students do not stand out

as very different from their classmates expect that they are always

slow on the uptake and are often teased by the other students because

of their slowness.

Berdasarkan pendapat Sangeeta Chauhan di atas dapat dijelaskan bahwa

terdapat beberapa anak yang membutuhkan bantuan khusus untuk

memahami mata pelajaran-mata pelajaran dasar. Siswa lamban belajar

memiliki IQ antara 76 dan 89 dan merupakan sekitar 8 persen dari total

populasi sekolah. Siswa-siswa ini tidak menonjol dan sangat berbeda dari

teman sekelas. Anak tersebut selalu lamban dan sering diejek oleh siswa

lain karena kelambatannya.

Menurut Dedy Kustawan (2013: 88-89), peserta didik lamban belajar

(slow learnear) adalah peserta didik yang memiliki potensi intelektual

sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk dalam kategori

tunagrahita. Anak lamban belajar juga mengalami hambatan atau

keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi

masih jauh lebih baik dengan penyandang tunagrahita, lebih lamban pada

peserta didik pada umumnya. Siswa lamban belajar membutuhkan waktu

yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-

Page 26: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

12

tugas akademik maupun nonakademik. Sedangkan menurut Lay Kekeh

Marthan (2007: 50), taraf kecerdasan anak lamban belajar IQ-nya adalah

di antara 70-85.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak lamban

belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki IQ di antara 70-90,

sehingga siswa lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran terlebih dengan materi yang berkaitan dengan simbol, hal

abstrak, dan konsep.

2. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)

Nani Triani dan Amir (2013: 4-10) menjelaskan tentang beberapa hal

mengenai faktor penyebab anak lamban belajar (slow learner) yang antara

lain adalah sebagai berikut.

a. Faktor Prenatal (sebelum lahir) dan Genetik

Perkembangan seorang anak dimulai sejak masa konsepsi atau

pembuahan. Seluruh bawaan biololgis seorang anak berasal dari kedua

orang tuanya. Terjadinya kelainan kromosom dapat menyebabkan

terjadinya pula kelainan yang berhubungan dengan fisik maupun

fungsi-fungsi kecerdasan. Selain itu, anak lamban belajar juga dapat

disebabkan adanya gangguan biokimia dalam tubuh (Nani Triani dan

Amir, 2013: 4-5).

Page 27: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

13

b. Faktor Biologis Non Keturunan

Beberapa penyebab non genetik anak lamban belajar (slow

learner) antara lain adalah sebagai berikut.

1) Obat-Obatan

Pada saat ibu hamil, ada beberapa jenis obat yang apabila

diminum berakibat merusak atau merugikan janin. Begitu juga

dengan ibu alkoholis serta pengguna narkotik dan zat aditif

lainnya. Pengonsumsian barang tersebut dalam dosis yang berlebih

akan berpengaruh pada kemampuan short term memory atau

memori jangka pendek anak (Nani Triani dan Amir, 2013: 6-7).

2) Keadaan Gizi Ibu yang Buruk saat Hamil

Kekurangan gizi pada ibu hamil akan berdampak gangguan

pada pembentukan sel-sel otak bayi. Seperti karena kekurangan

asam folat atau zat besi akan berpengaruh pada pembentukan sel-

sel syaraf (Nani Triani dan Amir, 2013: 7).

3) Radiasi Sinar X

Radiasi dapat mengakibatkan bermacam-macam gangguan

pada otak dan system tubuh lainnya. Radiasi sinar X rawan terjadi

pada saat usia kehamilan muda kemudian berkurang resikonya

pada hamil tua (Nani Triani dan Amir, 2013: 8).

Page 28: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

14

4) Faktor Rhesus

Rini Hidayani (dalam Nani Triani dan Amir, 2013: 8)

menjelaskan bahwa bila orang tua anak memiliki darah dengan

Rh-positif dan Rh-negatif maka mengakibatkan keadaan yang

kurang baik bagi keturunannya. Bila anak memiliki Rh-positif,

maka selama kehamilan antibody darah ibu dapat menyerang darah

bayi dalam kandungan. Hal tersebut dapat mengakibatkan

terjadinya anemia, cerebral palsy, ketulian, keterbelakangan

mental, bahkan kematian.

c. Faktor Natal (saat Proses Kelahiran)

Kondisi kekurangan oksigen saat proses kelahiran karena proses

persalinan yang lama atau bermasalah dapat menyebabkan transfer

oksigen ke otak bayi menjadi terhambat (Nani Triani dan Amir, 2013:

9).

d. Faktor Pranatal dan Lingkungan

Malnutrisi dan trauma fisik akibat jatuh atau kecelakaan, trauma

pada otak atau beberapa penyakit seperti meningitis dan encephalis

dapat berakibat pada kelambanan belajar pada anak. Begitu juga

dengan lingkungan. Karena stimulasi yang salah, anak tidak dapat

berkembang secara optimal. Lingkungan yang dimaksud dapat

Page 29: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

15

lingkungan sekolah dapat pula lingkungan rumah (Nani Triani dan

Amir, 2013: 9-10).

Menurut Safrudin Aziz (2015: 53-55) penyebab lahirnya anak

berkebutuhan khusus adalah faktor sebelum kelahiran (gangguan genetik,

infeksi kehamilan, atau usia ibu hamil); faktor selama proses kehamilan

(proses kehamilan lama, prematur, kekurangan oksigen, atau kelahiran

dengan bantuan vacuum); dan faktor setelah kelahiran (infeksi bakteri,

virus, kekurangan gizi, atau kecelakaan).

Berdasakan penjelasan di atas dapat diuraikan bahwa faktor-faktor

penyebab anak lamban belajar adalah faktor prenatal dan genetik, faktor

biologis non-keturunan, faktor natal, dan faktor lingkungan.

3. Karakteristik Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)

Siswa lamban belajar (slow learner) menurut Nani Triani dan Amir

(2013: 10-12) memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Inteligensi

Anak lamban belajar berinteligensi pada kisaran di bawah rata-

rata yaitu 70-90 berdasarkan skala WISC. Anak ini biasanya

mengalami masalah hampir pada semua pelajaran, terutama pada mata

pelajaran yang berkenaan dengan hafalan dan pemahaman. Siswa

Page 30: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

16

lamban belajar juga sulit untuk memahami hal-hal yang abstrak. Nilai

hasil belajarnya rendah dibandingkan dengan teman-temannya.

b. Bahasa

Anak-anak lamban belajar mengalami masalah dalam

berkomunikasi. Anak-anak ini menagalami kesulitan baik dalam

bahasa ekspresif (menyampaikan idea tau gagasan) atau reseptif

(memahami percakapan orang lain).

c. Emosi

Anak-anak lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil.

Siswa lamban belajar cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif.

Jika ada hal yang membuatnya tertekan atau melakukan kesalahan,

biasanya anak-anak lamban belajar cepat patah semangat.

d. Sosial

Anak-anak lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya

kurang baik. Siswa lamban belajar sering memilih jadi pemain pasif

atau penonton saat bermain atau bahkan menarik diri. Walau pada

beberapa anak ada yang menunjukkan sifat humoris. Saat bermain,

anak-anak lamban belajar lebih senang bermain dengan anak-anak di

bawah usianya. Siswa lamban belajar merasa lebih aman, karena saat

berkomunikasi dapat menggunakan bahasa yang sederhana.

Page 31: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

17

e. Moral

Moral seseorang akan berkembang seiring dengan kematangan

kognitifnya. Anak-anak lamban belajar tahu aturan yang berlaku tetapi

tidak paham untuk apa aturan tersebut dibuat.

Secara umun, karakteristik anak lamban belajar menurut Rashmi

Rekha Borah (2013: 140) adalah sebagai berikut.

1. Anak lamban belajar biasanya termasuk anak yang belum dewasa

dalam hubungannya dengan orang lain dan berperilaku buruk di

sekolah.

2. Anak lamban belajar tidak dapat mengerjakan soal yang rumit dan

bekerja sangat lambat.

3. Anak lamban belajar tidak dapat menyampaikanapa yang telah

dipelajari sebelumnya dengan baik.

4. Anak lamban belajar tidak mudah menguasai keterampilan akademik,

misalnya dalam hal waktu, tabel, atau aturan ejaan.

5. Anak lamban belajar tidak memiliki tujuan jangka panjang. Anak ini

hidup di masa sekarang dan memiliki masalah dalam pengelolaan

waktu dikarenakan perhatian dan konsentrasi yang buruk. Hal tersebut

sejalan dengan Dedy Kustawan (2013: 151) yang menyatakan bahwa

peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan tambahan waktu

dalam mengerjakan ulangan, ujian, tes, dan tugas lain.

Page 32: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

18

Berdasarkan penjelasan dua ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa

karakteristik anak lamban belajar dapat dilihat dari sisi intelegensi, bahasa,

emosi, sosial, dan moral.

B. Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Slow Learner

Menurut Mohammad Efendi (2009: 23-24), mengajar anak dengan

kebutuhan khusus tidak sama seperti mengajar anak normal, sebab selain

memerlukan suatu pendekatan yang khusus juga memerlukan strategi yang

khusus. Hal ini semata-mata karena bersandar pada kondisi yang dialami anak

yang bersangkutan. Safrudin Aziz (2015: 116) menegaskan bahwa proses

pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus , termasuk lamban belajar harus

disesuaikan dengan kondisi siswa. Berbagai metode, strategi, kurikulum, dan

evaluasi harus dipersiapkan dan diberikan secara fleksibel dan sesuai dengan

tingkat kemampuan anak. Selain itu, pendidik harus sudah memiliki data

perkembangan peserta didiknya, terkait dengan karakteristik spesifikasi

kemampuan dan kelemahannya serta kompetensi yang dimiliki.

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan salah satu proses yang sangat menentukan

dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Efektivitas dan efisiensi

terlaksananya pembelajaran ditentukan oleh bagaimana cara guru dalam

mengelola proses pembelajaran tersebut. Menurut Suryosubroto (2002:

Page 33: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

19

19), proses pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai

dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program

tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu yaitu pengajaran. Sedangkan menurut Alben Ambarita

(2006: 62), pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek

didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara

efektif dan efisien. Pendapat tersebut sejalan dengan Syaiful Sagala (2010:

62) yang menyatakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan guru

secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar

secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari

perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak

lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu

2. Komponen-Komponen Pembelajaran

Menurut Hamruni (2012: 11-13), komponen pembelajaran dijelaskan

sebagai berikut.

Page 34: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

20

a. Guru

Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru

merupakan faktor yang terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak

keberhasilan pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi

atau direkayasa oleh komponen lain, tapi guru mampu memanipulasi

atau meraekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa

pembelajaran oleh gurua dalah untuk membentuk lingkungan peserta

didik supaya sesuai dengan lingkungan yang diharapkan. Pada

akahirnya, peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan

yang diharapkan pula. Ketika merekayasa pembelajaran, guru harus

berdasar pada kurikulum yang berlaku.

b. Peserta Didik

Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan

belajar untuk mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata

guna mencapai tujuan belajar. Komponen peserta didik ini dapat

dimodifikasi oleh guru.

c. Tujuan

Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk

menentukan strategi, materi, media, dan evaluasi pembelajaran.

Penentuan tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus

Page 35: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

21

dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran merupakan

target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.

d. Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan

dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan ilmu

pengetahuan dan tuntutan masyarakat.

e. Kegiatan Pembelajaran

Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam

menentukan startegi pembelajaran perlu dirumuskan komponen

kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar proses

pembelajaran.

f. Metode

Metode adalah acara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat

menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang betlangsung.

g. Alat

Alat yang digunakan dalam pembelajaran merupakan segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Alat memiliki fungsi sebagai pelengkap dalam proses pembelajaran.

Page 36: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

22

h. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai tempat atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa

diperoleh. Sumber belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan,

dan kebudayaannya, misalnya, manusia, buku, media masa,

lingkungan, museum, dan lain-lain.

i. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk

mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan telah

tercapai atau belum. Evaluasi juga bisa berfungsi sebagai umpan balik

untuk perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi

berfungsi sebagai sumatif dan formatif.

j. Situasi dan Lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan

pembelajaran. Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan

fisik, dan hubungan antarinsani, misalnya antarpeserta didik atau guru

dengan peserta didik.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan komponen-

komponen pembelajaran, antara lain adalah guru, peserta didik, tujuan,

bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat, sumber belajar,

evaluasi, dan lingkungan.

Page 37: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

23

3. Prinsip PembelajaranSiswa Lamban Belajar (Slow Lerner)

Menurut Mohammad Efendi (2009: 24-26) prinsip-prinsip yang dapat

diimplementasikan dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus, seperti

slow learner adalah sebagai berikut.

a. Prinsip Kasih Sayang

Prinsip kasih sayang pada dasarnya adalah menerima semua siswa

sebagaiamana adanya, dan mengupayakan agar siswa-siswa dapat

menjalani hidup secara wajar. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

(1) tidak bersikap memanjakan, (2) tidak bersikap acuh tak acuh

terhadap kebutuhannya, dan (3) memberikan tugas yang sesuai dengan

kemampuan anak.

b. Prinsip Layanan Individual

Pelayanan individual dalam rangka mendidik anak berkelainan

perlu mendapatkan porsi yang lebih besar, sebab setiap anak

berkelainan dalam jenis dan derajat yang sama seringkali memiliki

keunikan masalah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Upaya yang perlu dilakukan antara lain: (1) jumlah siswa yang

dilayani guru tidak lebih dari 4-6 anak dalam setiap kelasnya, (2)

pengaturan kurikulum dan jadwal pelajaran dapat bersifat fleksibel, (3)

penataan kelas harus dirancang sedemikian rupa sehingga guru dapat

Page 38: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

24

menjangkau seluruh anak dengan mudah, dan (4) modifikasi alat bantu

pengajaran.

c. Prinsip Kesiapan

Kesiapan anak untuk mendapatkan pelajaran yang akan diajarkan,

terutama pengetahuan prasyarat, baik prasyarat pengetahuan, mental,

dan atau pun fisik diperlukan untuk menunjang pelajaran berikutnya.

d. Prinsip Keperagaan

Kelancaran pembelajaran pada anak berkelainan sangat didukung

oleh penggunaan alat peraga sebagai medianya. Selain mempermudah

guru dalam mengajar, fungsi lain dari penggunaan alat peraga adalah

sebagai media pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam

memahami materi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Lay Kekeh

Marthan (2007: 152), idealisasi pendidikan inklusi adalah metode

pembelajaran dilakukan secara bervariasi sehingga anak merasa

termotivasi untuk belajar. Materi pelajaran disampaikan dengan cara

yang lebih menarik dengan menggunakan media variatif sehingga

siswa dapat menyerap materi pelajaran yang diberikan.

e. Prinsip Motivasi

Prinsip motivasi ini menitikberatkan pada cara mengajar dan

pemberian evaluasi yang disesuaikan dengan kondisi anak

berkelaianan.

Page 39: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

25

f. Prinsip Belajar dan Bekerja Kelompok

Arah penekanan prinsip belajar dan bekerja kelompok sebagai

salah satu dasar mendidik ABK agar siswa yang bersangkutan sebagai

anggota masyarakat dapat bergaul dengan masyarakat lingkungannya,

tanpa harus merasa rendah diri atau minder dengan orang normal.

Sedangkan menurut Tarmansyah (2007: 150), aktivitas pembelajaran

yang menandakan salah satu karakteristik inklusi adalah munculnya

sikap tolong menolong dan berbagi pengalaman. Hal tersebut

dilaksanakan salah satunya dengan belajar kelompok. Guru juga harus

mampu mendorong terjadinya interaksi di antara para siswa.

g. Prinsip Ketrampilan

Pendidikan ketrampilan yang diberikan kepada ABK, selain

berfungsi selektif, edukatif, rekreatif, dan terapi, juga dapat dijadikan

sebagai bekal dalam kehidupannya kelak.

h. Prinsip Penanaman dan Penyempurnaan Sikap

Secara fisik dan psikis, sikap ABK memang kurang baik sehingga

perlu diupayakan agar anak mempunyai sikap yang baik serta tidak

selalu menjadi perhatian orang lain.

Pendapat tersebut sejalan dengan Aqila Smart (dalam Safrudin Aziz,

2015: 132-133) tentang berbagai prinsip pembelajaran untuk anak

Page 40: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

26

berkebutuhan khusus, misalnya slow learner yang diuraikan sebagai

berikut.

a. Prinsip Motivasi

Guru seharusnya senantiasa memberikan motivasi kepada anak

didiknya agar tetap memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam

mengikuti proses pembelajaran.

b. Prinsip Latar atau Konteks

Guru harus mengenal peserta didiknya secara mendalam dan juga

sebaliknya. Melalui saling mengenal ini guru akan memahami dan

mengerti segala kondisi peserta didiknya.

c. Prinsip Keterarahan

Guru harus merumuskan tujuan kegiatan pembelajaran secara

matang agar anak mampu mengikuti kegiatan secara mendalam.

d. Prinsip Hubungan Sosial

Seorang guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang

mampu mengoptimalkaninteraksi antarmurid dengan gurunya, serta

interaksi yang berasal dari berbagai arah.

e. Prinsip Belajar sambil Bekerja

Guru harus banyak memberi kesempatan kepada anak untuk

melakukan sendiri praktik atau percobaan atau menemukan sesuatu

melalui pengamatan, penelitian, dan sebagainya.

Page 41: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

27

f. Prinsip Individualisasi

Guru mengetahui kemampuan awal dan karakteristik setiap anak

secara mendalam, baik dari segi kemampuan atau ketidakmampuannya

dalam mencapai materi pelajaran.

g. Prinsip Menemukan

Guru perlu mengembangkan pembelajaran yang mampu

memancing anak untuk terlihat aktif, baik fisik, mental, sosial, atau

emosionalnya.

h. Prinsip Pemecahan Masalah

Guru hendaknya sering mengajukan berbagai persoalan yang ada di

lingkungan sekitar dan anak dilatih untuk mencari data, menganalisis,

dan memecahkan masalah tersebut sesuai dengan kemampuannya.

Selain itu, (Nandiyah Abdullah (Safrudin Aziz, 2015: 133-134)

menambahkan beberapa prinsip, anatara lain adalah sebagai berikut.

a. Prinsip Kasih Sayang

Guru harus menerima semua siswa sebagaimana adanya dengan

cara tidak bersikap memanjakan, tidak bersikap acuh tak acuh terhadap

kebutuhannya, dan memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan

anak.

Page 42: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

28

b. Prinsip Kesiapan Anak

Anak haruslah memiliki sebuah persiapan, misalnya pengetahuan

prasyarat untuk menerima suatu pelajaran,

c. Prinsip Keperagaan

Alat peraga yang digunakan untuk media sebaiknya diupayakan

menggunakan benda atau situasi aslinya. Namun, apabila hal tersebut

sulit dilakukan, dapat menggunakan benda tiruan atau minimal gambar.

d. Prinsip Penanaman dan Penyempurnaan Sikap

Perlu diupayakan agar anak-anak berkebutuhan khusus memiliki

sikap yang baik serta tidak selalu menjadi perhatian orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip

pembelajaran anak lamban belajar diantaranya adalah prinsip kasih sayang,

layanan individual, kesiapan, keterarahan,pemecahan masalah keperagaan,

motivasi, belajar dan bekerja kelompok, ketrampilan, serta penanaman dan

penyempurnaan sikap.

4. Pendekatan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)

Guru yang memandang anak didik sebagi pribadi yang berbeda dengan

anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik

sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal.

Idealnya, guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala

Page 43: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

29

perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam penagjaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 62-81), ada

beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam

memecahkan berbagai masalah dalam kegaiatan belajar mengajar.

a. Pendekatan Individual

Perbedaan individual anak didik memberikan wawasan kepada

guru bahwa pembelajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik

pada aspek individual. Misalnya, untuk menghentikan anak didik yang

suka bicara, adalah dengan cara memisahkan anak tersebut pada

tempat kelompok anak didik yang pendiam. Selain itu, persoalan

kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan

pendekatah individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok

diperlukan.

b. Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok suatu waktu diperlukan untuk membina dan

mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak

didik juga termasuk dalam makhluk homo socius, yakni makhluk yang

berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan

kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang

tinggi pada diri setiap anak didik.

Page 44: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

30

c. Pendekatan Bervariasi

Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang

bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak

didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik

tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan. Pendekatan bervariasi

bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap

anak didik dalam belajar adalah bermacam-macam. Kasus dalam

pembelajaran biasanya muncul dengan berbagai motif, sehingga

diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus.

d. Pendekatan Edukatif

Apa pun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran

adalah dengan tujuan mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti

karena balas dendam, gengsi, ingin ditakuti, atau lainnya. Anak yang

telah melakukan kesalahan sebaiknya diberikan sanksi edukatif yang

bermanfaat bukan sanksi fisik yang merugikan.

e. Pendekatan Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Belajar dari pengalaman

adalah lebih baik daripada sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat

sama sekali. Belajar adalah kenyataan yang ditunjukkan dengan

kegiatan fisik. Ciri-ciri pengalaman yan edukatif adalah berpusat pada

suatu tujuan yang berarti bagi anak (meaningful), kontinu dengan

Page 45: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

31

kehidupan anak, interaktif dengan lingkungan, dan menambah

integrasi anak.

f. Pendekatan Pembiasaan

Pembiasaan adalah alat pendidikan. Pembiasaan yang baik akan

membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik. Begitu pula

sebaliknya. Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah

dan kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama. Namun, sesuatu

yang sudah menjadi kebiasaan sukar pula untuk mengubahnya.

g. Pendekatan Emosional

Emosi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan

pembentukan kepribadian seseorang. Pendekatan emosional yang

dimaksudkan di sini adalah suatu usaha untuk menggugah perasaan

dan emosi siswa dalam meyakini, memahami, dan menghayati suatu

materi.

h. Pendekatan Rasional

Manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana

perbuatan yang buruk, serta mana kebenaran dan mana kedustaan dari

suatu ajaran atau perbuatan melalui kekuatan akalnya. Karena

kemampuan akal (rasio) itulah akhirnya dijadikan pendekatan rasional

guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Metode

mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode

Page 46: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

32

ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan, dan pemberian

tugas.

i. Pendekatan Fungsional

Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh anak di sekolah diharapkan

berguna bagi kehidupan anak, baik sebagai individu maupun sebagai

makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan

sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bahkan lebih

penting adalah ilmu pengetahuan dapat membentuk kepribadian anak.

Anak dapat merasakan mandaat dari ilmu yang didapatnya di sekolah.

Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu ilmu untuk kepentingan

hidupnya.

j. Pendekatan Keagamaan

Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil

kredilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya nilai-

nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini,

dipahami, dihayati, dan diamalkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

pendekatan dalam pembelajaran siswa lamban belajar diantaranya adalah

pendekatan individual, kelompok, bervariasi, edukatif, pengalaman,

pembiasaan, emosional, rasional, fungsional, dan keagamaan.

Page 47: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

33

5. Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar

Menurut Suryosubroto (2002: 19), proses belajar mengajar meliputi

kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

hingga evaluasi, dan program tindak lanjut yang berlaku dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran.

1) Kemampuan dalam mempersiapkan pembelajaran

Menurut Suryosubroto (2002: 27), pada hakikatnya, bila suatu

kegiatan direncanakan dahulu, maka tujuan dari kegiatan tersebut akan

lebih terarah dan lebih berhasil. Kemampuan merencanakan

pengajaran, meliputi:

a) Menyusun analisis materi.

b) Menyusun program semester.

c) Menyusun pengajaran, dengan memperhatikan.

d) Karakteristik dan kemampuan awal siswa.

e) Perumusan tujuan pembelajaran.

f) Pemilihan bahan dan urutan bahan.

g) Pemilihan metode mengajar.

h) Pemilihan sarana/alat pendidikan.

i) Pemilihanh strtategi evaluasi.

Page 48: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

34

2) Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar

Menurut Suryosubroto (2002: 36), pelaksanaan proses belajar mengajar

dapat disimpulkan sebagai terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam

rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

pengajaran. Kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar, meliputi:

a) Membuka pelajaran.

b) Melaksanakan inti proses belajar mengajar, terdiri:

(1) Menyampaikan materi pelajaran.

(2) Menggunakan metode mengajar.

(3) Menggunakan media/alat pelajaran.

(4) Mengajukan pertanyaan.

(5) Memberikan penguatan.

(6) Interaksi belajar mengajar.

c) Menutup pelajaran.

3) Kemampuan mengevaluasi/penilaian pengajaran

Menurut Suryosubroto (2002: 53), untuk dapat menentukan tercapai tidaknya

tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau

kegiatan untuk menilai hasil belajar. Kemampuan mengevaluasi/penilaian

pengajaran, meliputi:

a) Melakukan tes.

b) Mengolah hasil penilaian.

Page 49: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

35

c) Melaporkan hasil penilaian.

d) Melakukan program remedial/perbaikan pengajaran.

Menurut Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari (2012: 51) secara umum ada tiga

pokok tahapan mengajar, yakni tahap permulaan (prainstruksional) tahap pengajaran

(instruksional), dan tahap penilaian serta tindak lanjut.

1) Tahap praintruksional

Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia

memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan

oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini menurut Isriani Hardini dan Dewi

Puspitasari (2012: 52-53) adalah sebagai berikut.

a) Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.

Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolak ukur

kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa disebabkan

kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, atau lainnya), tetapi bisa

juga terjadi karena pengajaran dari guru tidak menyenangkan , sikapnya tidak

disukai siswa, atau karena tindakan guru pada waktu mengajar sebelumnya

dianggap merugikan siswa.

b) Bertanya kepada siswa, sampai di mana pembahasan pelajaran sebelumnya.

Hal ini bukan karena guruh sudah lupa, akan tetapi guru menguji dan

mengecek kembali ingatan siswa terhadap bahan yang telah dipelajarinya.

Page 50: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

36

c) Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas atau siswa tertentu tentang

bahan pelajaran sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di

mana pemahaman materi siswa.

d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang bahan pelajaran

yang belum dikuasainya dari pelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

e) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya

secara singkat namun mencakup seluruh aspek. Hal ini dilakukan sebagai dasar

untuk pelajaran selanjutnya dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi

belajar siswa.

Tujuan tahapan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali

tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan

kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap

prainstruksional dalam pembelajaran mirip dengan kegiatan pemanasan dalam

olah raga. Kegiatan ini akan mempengaruhi keberhasilan siswa.

2) Tahap Intruksional

Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau inti, yakni tahapan memberikan

bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Menurut Isriani Hardini

dan Dewi Puspitasari (2012: 54-55), secara umum tahap ini dapat

diidentifikasi dalam beberapa kegiatan sebagai berikut.

a) Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.

Informasi tujuan penting diberikan kepada siswa. Sebaiknya tujuan

Page 51: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

37

tersebut ditulis secara ringkas di papan tulis sehingga siswa dapat

memahaminya dengan baik.

b) Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari

berbagai sumber. Materi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

c) Membahas pokok materi yang telah dituliskan. Terdapat dua caradalam

pembahasan materi, yakni pembahasan dapat dimulai dari gambaran

umum materi menuju topik yang lebih khusus. Sedangkan cara kedua

adalah sebaliknya, dari khusus ke umum.

d) Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh

konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas,

untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap materi yang telah

dibahas. Dengan demikian, proses penilaian tidak hanya pada akhir

pelajaran saja, tetapi juga pada saat proses pembelajaran berlangsung. Jika

ternyata siswa belum memahaminya, guru mengulang kembali pokok

materi sebelum melanjutkan pokok materi berikutnya.

e) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk mempejelas pembahasan setiap

pokok materi. Alat ini digunakan dalam empat fase kegiatan, yakni a)

pada waktu guru menjelaskan kepada siswa; b) pada waktu guru

menjawab pertanyaan siswa agar lebih jelas; c) pada waktu guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa; dan d) digunakan siswa ketika ia

mengerjakan tugas dan pada saat siswa melakukan kegiatan belajar.

Page 52: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

38

Dengan demikian alat peraga tersebut dapat digunakan oleh guru dan oleh

siswa.

f) Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Pokok-pokok

kesimpulan sebaiknya ditulis di papan tulis. Kesimpulan dibuat oleh guru

bersama-sama dengan siswa.

3) Tahap Evaluasi Dan Tindak Lanjut

Tahap ketiga atau tahap terakhir adalah evaluasi atau penilaian dan tindak

lanjut. Tujuan tahapan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari

tahapan sebeluumnya. Menurut Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari (2012:

56-57), kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.

a) Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa siswa

mengenai pokok materi yang telah dibahas. Pertanyaan yang diajukan

bersumber dari bahan yang telah dipelajari. Pertanyaan dapat diajukan

secara lisan atau tertulis. Pertanyaan ini dapat disebut sebagai post test.

b) Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang

dari 70%, maka guru harus mengulang kembali materi tersebut. Teknik

untuk memperjelas materi tersebut anatara lain, a) dilakukannya dalam

kegiatan terjadwal; b) diadakan diskusi kelompok untuk membahas pokok

materi yang belum dikuasai; c) memberikan pekerjaan rumah.

Page 53: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

39

c) Guru dapat memberikan tugas/pekerjaan rumah yang ada hubungannya

dengan topik atau pokok materi. Misalnya tugas memecahkan masalah,

menulis karanagan/makalah, membuat kliping, atau lainnya.

d) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberikan informasi tentang

pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Informasi ini

perlu agar siswa dapat mempelajarui bahan tersebut dari berbagai sumber.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menurut Marno dan M. Idris

dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

1) Komponen-komponen yang harus dilakukan oleh guru dalam tahap

pendahuluan/awal/membuka pelajaran menurut Marno dan M. Idrus (2010:

83-89) adalah sebagai berikut.

a) Membangkitkan perhatian/minat siswa, yang dapat dilakukan dengan

cara:

(1) Variasi gaya mengajar guru.

(2) Penggunaan alat bantu mengajar.

(3) Variasi dalam pola interaksi.

b) Menimbulkan motivasi, yang dapat dilakukan dengan cara:

(1) Bersemangat dan antusias.

(2) Menimbulkan rasa ingin tahu.

(3) Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan.

Page 54: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

40

(4) Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian

siswa.

c) Memberi acuan atau sumber, yang dapat dilakukan dengan cara:

(1) Mengemukakan kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan batas-

batas tugas.

(2) Member petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan.

(3) Mengajukan pertanyaan pengarahan.

d) Menunjukkan kaitan, yang dapat dilakukan dengan cara:

(1) Mencari batu loncatan.

(2) Mengusahakan kesinambungan.

(3) Membandingkan atau mempetentangkan.

2) Komponen-komponen yang harus dilakukan guru pada tahap inti pelajaran

(2010: 72) adalah sebagai berikut.

a) Penggunaan metode.

b) Penggunaan peralatan/media.

c) Kemampuan menjelaskan.

d) Kemampuan menanggapi respon dan pertanyaan siswa.

e) Penguasaan bahan pelajaran.

f) Penggunaan waktu secara efisien.

g) Kemampuan memberikan penguatan.

Page 55: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

41

3) Komponen-komponen yang harus dilakukan guru pada tahap kegiatan

akhir/menutup pembelajaran menurut Marno dan M. Idrus (2010: 90-93)

adalah sebagai berikut.

a) Meninjau kembali, yang dapat dilakukan dengan cara;

(1) Merangkum inti pelajaran.

(2) Membuat ringkasan.

b) Mengevaluasi, yang dapat dilakukan dengan cara;

(1) Mendemonstrasikan ketrampilan.

(2) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain.

(3) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.

(4) Soal-soal tertulis atau lisan.

c) Memberi dorongan psikologis atau sosial, yang dapat dilakukan dengan

cara:

(1) Memuji siswa atau member hadiah.

(2) Memberikan harapan-haraoan positif.

(3) Meyakinkan akan potensi siswa.

Menurut Nani Triani dan Amir (2013: 28-30), pembelajaran yang dapat

membantu anak lamban belajar atau slow learner antara lain adalah sebagai

berkut.

a. Selalu dimulai dengan review atau mengulang materi sebelumnya untuk

mengaitkan materi pelajaran yang akan disampaikan.

Page 56: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

42

b. Menggunakan bahasa yang sederhana namun jelas dengan cara perlahan.

c. Melakukan task analysis atau analisis tugas jika akan memberikan tugas atau

pekerjaan rumah (PR).

d. Memberi tugas yang lebih sederhana atau lebih sedikit dibanding teman-

temannya untuk menghindari frustasi.

e. Pembelajaran dilakukan secara kooperatif karena anak lamban belajar atau

slow learner tidak menyenangi kompetitif.

f. Memberikan pemahaman konsep walau membutuhkan waktu cukup lama

dibandingkan dengan menghafal konsep karena akan membuat anak lamban

belajar atau slow learner putus asa.

g. Menggunakan multi pendekatan dan motivasi belajar.

h. Mengajak orang tua sebagai mitra kerja guru dalam membantu anak lamban

belajar atau slow learner, seperti mengadakan pembimbingan belajar di

rumah, case conference, atau pertemuan-pertemuan lainnya.

i. Desain pembelajaran yang menempatkan siswa dalam konteks pembelajran

yang “tidak pernah gagal” untuk menghindari perasaan tidak berdaya.

Menurut Ranjana Ruhela (2014: 197-198) beberapa hal yang dapat dilakukan

untuk membantu siswa lamban belajar adalah sebagai berikut.

1. Membangun kepercayaan diri siswa.

Siswa lamban belajar sangat menyadari akan kelemahan diri dibandingkan

dengan siswa lainnya sehingga tanggung jawab utama guru adalah

Page 57: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

43

membangun kepercayaan diri siswa tersebut. Kata-kata penyemangat dan

penguatan positif dapat membawa dampak yang positif bagi siswa lamban

belajar dan akan mendorong anak untuk menunjukkan performansi terbaiknya.

Guru juga harus dapat menemukan faktor-faktor penyebab kelambanannya

misalnya melalui sebuah studi kasus. Sehingga guru akan mengetahui apakah

siswa tersebut memang murni lamban belajar atau ada duatu kondisi tertentu

yang menyebabkan ia lamban belajar.

2. Mendorong untuk berkembang.

Mengajar adalah sebuah profesi yang menantang yang membutuhkan

kesabaran, inovasi, dan motivasi dari seorang pendidik untuk mendorong

seluruh siswanya untuk tumbuh dan berkembang.

3. Membangun lingkungan tanpa diskriminasi.

Guru jangan pernah membuat siswa lamban belajar merasa terabaikan atau

merasa tidak diinginkan karena hal tersebut akan mempengaruhi suasana

pembelajaran di kelas dan akan menciptakan suatu diskriminasi. Guru harus

memberikan perhatian yang sama kepada seluruh peserta didik.

4. Pandangan tentang teknik mengajar.

Berbagai teknik dan metode yang dapat menimbulkan motivasi belajar

siswa lamban belajar diantaranya adalah: perbaikan kesalahan, tes lisan atau

tulis, pengulangan kata, dan lainnya.

Page 58: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

44

Menurut Safrudin Aziz (2015: 131-132 yang bisa digunakan dalam proses

pembelajaran anak berkebutuhan khusus, misalnya lamban belajar antara lain

adalah sebagai berikut.

1) Pendidikan remedial dan pendidikan tambahan atau kompensasi.

2) Pengajaran langsung, yakni pengukuran langsung performansi siswa atas

suatu tugas belajar dan pengetahuan. Adapun komponen dalam pengajaran

langsung adalah asesmen, sistemik, pengajaran, dan evaluasi.

3) Analisis tugas, yakni memecah-mecah tugas belajar ke dalam bagian-bagian

komponennya sehingga kecakapan-kecakapan yang tercakup dalam tugas bisa

teridentifikasi.

4) Pengajaran bertahap, yaitu pengajaran diurutkan dari tingkatan yang termudah

ke tingkat kecakapan yang lebih tinggi.

5) Modelling, pembelajaran dengan mengikuti kelakuan orang lain sebagai

model. Dalam hal ini orang tua dan guru adalah model bagi anak didiknya.

6) Pengajaran terprogram, yaitu kegiatan yang memungkinkan siswa untuk

mempelajari materi-materi tertentu yang telah terbagi atas bagian-bagian kecil

yang dimungkinkan secara berurutan, demi mencapai suatu tujuan tertentu.

7) Permainan edukatif. Permainan edukatif dengan prinsip bermain sambil

belajar sangatlah cocok dengan dunia anak-anak.

8) Pengajaran dan pengaturan dengan computer. Computer dapat digunakan

untuk menampilkan grafik, slide, rekaman suara, film, atau video.

Page 59: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

45

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan

pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Perencanaan Pembelajaran

a) Analisis karakteristik dan kemampuan awal siswa lamban belajar.

b) Perumusan tujuan khusus pengajaran siswa lamban belajar.

c) Pemilihan bahan dan sumber belajar siswa lamban belajar.

d) Pemilihan metode pembelajaran siswa lamban belajar.

e) Pemilihan media pembelajaran siswa lamban belajar.

f) Pemilihan teknik evaluasi siswa lamban belajar.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

a) Membuka pelajaran;

(1) Melakukan apersepsi.

(2) Menimbulkan motivasi siswa lamban belajar.

(3) Menyampaikan tujuan kepada siswa.

b) Melaksanakan inti pelajaran;

(1) Kegiatan pembelajaran.

(2) Menggunakan metode pembelajaran yang efektif.

(3) Menggunakan media.

(4) Teknik mengajukan pertanyaan.

(5) Memberikan penguatan siswa lamban belajar.

(6) Layanan guru kunjung untuk siswa lamban belajar.

Page 60: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

46

c) Menutup pelajaran;

(1) Menyimpulkan materi dengan siswa lamban belajar.

(2) Melakukan proses evaluasi akhir pelajaran.

(3) Memberikan tindak lanjut kepada siswa lamban belajar (memberikan

PR, melanjutkan belajar di rumah, atau lainnya).

3) Evaluasi dan Tindak Lanjut

a) Menganalisis evaluasi siswa lamban belajar.

b) Menetapkan dan melaksanakan remedial dan pengayaan untuk siswa

lamban belajar.

c) Melaksanakan program bimbingan atau layanan khusus kepada siswa

lamban belajar.

5. Pendidikan Inklusif

a. Pengertian Pendidikan Inklusif

Menurut Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan

Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi

Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa, Pasal 1 bahwa: Pendidikan inklusif

adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan

kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau

Page 61: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

47

pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan

peserta didik lainnya.

Pengertian pendidikan inklusif yang masih senada dengan pemerdiknas di

atas yaitu Pemerdiknas Nomor 32 tahun 2008 tentang Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus, yang menyatakan bahwa

pendidikan inklusif adalah pendidikan yang memberikan kesempatan bagi

peserta didik berkebutuhan khusus karena kelainan fisik, emosional, mental,

intelektual, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa

untuk belajar bersama-sama dengan peserta didik lain pada satuan pendidikan

umum dan satuan pendidikan kejuruan, dengan cara menyediakan sarana dan

prasarana, pendidik, tenaga kependidikan dan kurikulum yang disesuaikan

dengan kebutuhan individual peserta didik.

Menurut Mudjito, Harizal, dan Elfindri (2013: 18) pendidikan inklusi

sebagai sistem layanan pendidikan mempersyaratkan agar semua anak yang

berkebutuhan khusus dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler

bersama-sama teman seusianya. Oleh karena itu, ditekankan adanya

restrukturisasi sekolah sehingga menjadi komunitas yang mendukung untuk

pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak. Pendapat tersebut sejalan dengan

Lay Kekeh Marthan (2007: 141) yang menyatakan bahwa pendidikan inklusif

adalah sebuah sitem pendidikan di mana semua murid dengan kebutuhan

khusus diterima di kelas reguler di sekolah yang berlokasi di daerah terdekat

Page 62: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

48

dengan siswa dan mendapatkan berbagai pelayanan pendidikan berdasarkan

kebutuhan.

Menurut Dedy Kustawan (2013: 100), ruang lingkup kurikulum sekolah

umum penyelenggara pendidikan inklusif adalah kurikulum sekolah umum

yang dalam hal-hal tertentu dilakukan penyesuaian dan modifikasi sesuai

dengan hambatan dan kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus.

Penyesuaian dan modifikasi tersebut meliputi penyesuaian dan modifikasi

cara, media, materi, dan penilaian pembelajaran.

Mayoritas sekolah inklusi masih memberlakukan komponen-komponen

pembelajaran yang sama bagi seluruh siswanya. Menurut Safrudin Aziz

(2015: 114), tipe sekolah inklusi tersebut disebut sebagai sekolah reguler dan

kelas reguler tanpa dukungan. Penjelasan tipe tersebut adalah bahwa dalam

sekolah ini, anak berkebutuhan khusus secara penuh berada di kelas reguler.

Layanan pendidikan yang diperoleh oleh anak yang bersangkutan sama seperti

yang diperoleh anak lainnya pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus,

yang pada hal ini adalah anak lamban belajar harus mengikuti standar yang

berlaku bagi anak bukan berkebutuhan khusus dalam hal kurikulum, evaluasi,

dan dalam penggunaan fasilitas.

Sedangkan menurut istilah Lay Kekeh Marthen (2007: 118), tipe tersebut

di atas disebut sebagai bentuk keterpaduan penuh. Bentuk ini member

kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar di kelas biasa

Page 63: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

49

secara penuh dengan menggunakan kurikulum yang sama. Metode dan

penilaian pembelajaran yang digunakan pada umumnya tidak berbeda dengan

yang digunakan di kelas reguler pada umumnya. Menurut Lay Kekeh Marthan

(2007: 122), kelemahan pendidikan inklusi memang akan mengharuskan anak

berkebutuhan khusus memenuhi kurikulum yang sama dengan anak reguler

lainnya. Hal ini akan membuat anak harus belajar keras dengan anak pada

umumnya karena harus menerima pelajaran yang sama.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jadi yang dimaksud dengan

pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan di mana anak berkebutuhan

khusus dapat belajar bersama-sama dengan teman yang lain di kelas reguler

dan mendapatkan berbagai layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya

termasuk diadakannya penyesuaian atau modifikasi kurikulum.

b. Tujuan Pendidikan Inklusif

Pasal 2 Pemerdiknas No. 70 tahun 2009 menjelaskan bahwa tujuan

pendidikan inklusif adalah

1) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik

yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki

potensi kecaerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya;

Page 64: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

50

2) Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai

keankaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik

sebagaimana yang dimaksud pada huruf a.

Sedangkan menurut Gargiulo (Mudjito, dkk., 15-16) tujuan pendidikan

inklusif adalah memberikan intervensi bagi anak berkebutuhan khusus sedini

mungkin agar;

1) Untuk meminimalkan keterbatasan kondisi pertumbuhan dan

perkembangan anak dan untuk memaksimalkan kesempatan anak

terlibat dalam aktivitas yang normal.

2) Jika memungkinkan untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih

parah dalam ketidakteraturan perkembangan sehingga menjadi anak

yang tidak berkemampuan.

3) Untuk mencegah berkembangnya keterbatasan kemampuan lainnya

sebagai hasil yang diakibatkan oleh ketidakmampuan utamanya.

Pendapat di atas sejalan dengan tujuan pendidikan inklusif menurut

Mohammad Takdir Ilahi (2013:39-40), yakni sebagai berikut.

1) Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang

memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki

potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan

yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Page 65: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

51

2) Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai

keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik.

Dilhat dari berbagai pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan

pendidikan inklusif adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan

seluas-luasnya bagi seluruh peserta didik dengan menghargai

keanekaragaman dan tanpa adanya perlakuan diskriminatif.

C. Kerangka Berpikir

Anak lamban belajar (slow learner) adalah anakyang memiliki prestasi

belajar rendah atau sedikit di bawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada

salah satu atau seluruh area akademik. Jika dilakukan pengetesan

IQ(Intelegence Question), skor tes IQ menunjukkan skor antara 70 dan 90.

Biasanya, anak lamban belajar (slow learner) mengalami beberapa

permasalahan di dunia pendidikan. Permasalahan tersebut antara lain sebagai

berikut.

1. Anak mengalami perasaan minder terhadap teman-temannya karena

kemampuan belajarnya lebih lamban daripada teman-temannya.

2. Anak cenderung bersifat pemalu.

3. Lamban menerima informasi karena keterbatasan dalam bahasa reseptif

dan ekspresif.

4. Hasil prestasi belajar yang kurang optimal.

5. Anak dapat tinggal kelas.

6. Mendapatkan label yang kurang baik dari teman-temannya.

Siswa lamban belajar (slow learner) pada sekolah inklusi merupakan

suatu masalah yang menarik untuk dilakukan sebuah penelitian yang

mendalam khususnya mengenai bagaimana guru melaksanakan pembelajaran

Page 66: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

52

dalam sebuah kelas yang reguler. Menerapkan pembelajaran di kelas reguler

murni dan di kelas inklusi tentu terdapat perbedaan. Kehadiran anak

berkebutuhan khusus, khususnya lamban belajar (slow learner)akan

menjadikan pertimbangan guru dalam memilih dan menerapkan pembelajaran

di dalam kelas.

D. Pertanyaan Penilitian

Pertanyaan penelitian ini dikembangkan dari rumusan masalah yang antara

lain adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana tahap perencanaan pembelajaran siswa lamban belajar?

2. Bagaimana tahap pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar?

3. Bagaimana tahap evaluasi dan tindak lanjut bagi siswa lamban belajar?

Page 67: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan peneilitian kualitatif dengan jenis

penelitian deskriptif. Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 25),

penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi

sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh

kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang

diperoleh dari situasi yang alamiah.

Penelitian kualitatif juga disebut sebagai penelitian naturalistik. Menurut

Sugiyono (2011: 8), karakteristik penelitian kualitatif atau naturalistik adalah

dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Hal itu sejalan dengan

pendapat Muhammad Idrus (2009: 24), bahwa peneliti kualitatif sedapat mungkin

harus berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia

kehidupan siswa, mengamati, dan mengikuti alur kehidupan informan secara apa

adanya (wajar).

Penelitian kualitatif ini digunakan dengan maksud mendapatkan data yang

mendalam dan bermakna. Peneliti bermaksud mencermati dan mendeskripsikan

pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar (slow learner) kelas II di SD N

Jlaban, Sentolo secara mendalam.

Page 68: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

54

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Jlaban, Sentolo, Kulon Progo. SD ini

merupakan salah satu sekolah inklusi. Peneliti memilih lokasi penelitian ini

karena peneliti menemukan masalah yang dihadapi oleh anak-anak berkebutuhan

khusus, khususnya lamban belajar, yakni belum teridentifikasinya pelaksanaan

pembelajaran siswa lamban belajar di kelas II.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2016, setelah peneliti

melakukan berbagai tahap pra penelitian sejak bulan Juni 2015. Penelitian dengan

teknik observasi dan dokumentasi dilakukan setiap hari Senin, Selasa, Rabu ,

Kamis, dan Sabtu. Jumat tidak dilakukan observasi karena kelas II pelajaran

Olahraga dari jam pertama hingga pulang sekolah. Sedangkan wawancara

dilakukan pada hari Jumat, 19 Februari 2016 dan Sabtu, 27 Februari 2016.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif jumlahnya kecil dan ditentukan

dengan teknik purposive. Menurut Sugiyono (2011: 216), teknik purposive

merupakan suatu teknik dalam memilih sumber data dengan pertimbangan dan

tujuan tertentu.Tujuan pemilihan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar kelas II

Page 69: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

55

SD N Jlaban. Hasil penelitan tidak dapat digeneralisasikan dan hanya berlaku

untuk kasus sosial sosial tersebut. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah

guru kelas II sebagai subjek utama penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 225), dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data

dilakukan pada kondisi yang alamiah dan teknik pengumpulan data lebih banyak

dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Peneliti mengikuti dan mengamati kegiatan pembelajaran siswa lamban

belajar di kelas namun tidak terlibat dalam proses pembelajaran tersebut.

Observasi yang dilakukan peneniliti termasuk dalam jenis observasi

partisipasi pasif. Menurut Sugiyono (2011: 227), pada observasi partisipasi

pasif, peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut

terlibat dalam kegiatan pembelajaran siswa lamban belajar di kelas II SD N

Jlaban.

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur karena

peneliti melakukan wawancara tidak terpaku pada instrument yang ada namun

dapat berkembang secara lebih mendalam ketika pelaksanaan wawancara.

Menurut Sugiyono (2011: 233), tujuan dariwawancara jenis ini adalah untuk

Page 70: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

56

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya tentang pelaksanaan

pembelajaran siswa lamban belajar di kelas II SD N Jlaban.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2011: 240), dokumen yang dapat digunakan dalam

pengumpulan data kualitatif dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Studi dokumen dalam penelitian ini meliputi, dokumen SK inklusi SD Jlaban,

RPP, rapot siswa lamban belajar, dan hasil assesmen siswa lamban belajar.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 222) dalam penelitian kualitatif, yang menjadi

instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif

sebagai human instrument, berfungsi melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas

penemuannya. Peneliti mengembangkan beberapa instrumen seperti pedoman

observasi dan pedomanwawancara untuk menjalankan fungsinya sebagai

instrumen utama penelitian kualitatif,

Page 71: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

57

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang

tiga komponen pelaksanaan pembelajaran anak lamban belajar, dengan

masing-masing aspeknya, yaitu sebagai berikut.

a. Perencanaan pembelajaran, meliputi bagaiamana guru melakukan

analisis karakter siswa lamban belajar dan persiapan komponen

pembelajaran.

b. Pelaksanaan pembelajaran, meliputi bagaimana guru melakukan

kegiatan awal, inti, dan akhir pembelajaran siswa lamban belajar.

c. Evaluasi dan tindak lanjut, meliputi bagaimana penilaian, program

khusus dan komunikasi individual untuk siswa lamban belajar.

Tabel 1. Kisi-Kisi Pedoman Observasi

Indikator Sub Indikator Nomor Item

Perencanaan Analisis karakteristik dan

kemampuan awal siswa.

1 -2

Komponen Pembelajaran 3-11

Pelaksanaan Pembukaan 12-14

Inti Pembelajaran 15-20

Penutup 21-23

Evaluasi dan

Tindak Lanjut

Evaluasi/Penilaian 24

Program Khusus 25-27

Komunikasi Individual 28-30

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara menjadi panduan peneliti selama proses

wawancara yang dilakukan terhadap narasumber. Narasumber dalam

Page 72: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

58

penelitian ini meliputi guru kelas II, guru kunjung, kepala sekolah, dan tiga

siswa lamban belajar kelas II.

Tabel 2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Indikator

Sub Indikator

Nomor Item

Guru

Kelas

GPK Siswa

Lamban

Belajar

Kepala

Sekolah

Perencanaan Analisis karakteristik dan

kemampuan awal siswa.

1 -2 1-2 1

Komponen Pembelajaran 3-11

Pelaksanaan Pembukaan 12-14 2-4

Inti Pembelajaran 15-18 3-6 5-6

Penutup 19-21 7 7-8 1

Evaluasi dan

Tindak

Lanjut

Evaluasi/Penilaian 25 2

Program Khusus 23-24 8 9 3

Komunikasi Individual 26-27 9 10-12 4

G. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2011: 245) mengatakan bahwa analisis data dalam penelitian

kualitatif dimulai sejak peneliti merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil

penelitian.namun, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data. Aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan seara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga mendapatkan data yang jenuh.

Aktivitas dalam analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Page 73: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

59

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya semakin lama semakin banyak,

rumit, dan kompleks. Oleh Karena itu, data perlu direduksi. Reduksi data

merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal penting, serta mencari pola dan temanya. Dalam reduksi data, peneliti

dipandu oleh tujuan yang akan dicapai (Sugiyono, 2011: 247-249).

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data diperlukan untuk mengorganisasikan data dan

menyusun data dalam pola hubungan, sehingga data akan lebih mudah

dipahami. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam

bentuk teks naratif, grafik, matriks, jaringan kerja, dan chart (Miles dan

Huberman dalam Sugiyono, 2011: 249).

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan baru tersebut dapat berupa deskripsi

suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal, hipotesis, atau teori (Sugiyono,

2011: 252-253).

Page 74: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

60

H. Pengujian Keabsahan Data

Sugiyono (2011: 270) mengemukakan bahwa pengujian keabsahan data

dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), uji

transferability (validitas eksternal), uji dependability (reliabilitas), dan

ujiconfirmability (objektivitas).

Keabsahan data dalam penelitian ini diuji dengan pengujian credibility.

Pengujian credibility dilakukan dengan peningkatan ketekunan dalam

penelitian, triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan member check.

Peneliti mengunakan teknik triangulasi untuk melakukan uji keabsahan data

dalam penelitian ini.

Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2011: 273). Teknik

triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data dari sumber yang sama

dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Bila data yang

dihasilkan dari ketiga teknik tersebut berbeda-beda, peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan atau sumber lain untuk

memastikan data yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena

sudut pandangnya berbeda-beda. Triangulasi sumber adalah pengujian

kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh dari berbagai

sumber. Data yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dideskripsikan,

Page 75: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

61

dikategorisasikan mana pandangan yang sama, yang berbeda berbeda, dan yang

spesifik dari berbagai sumber tersebut. Data yang telah dianalisis peneliti

menghasilkan kesimpulan, selanjutnya dimintakan kesepakatan dari berbagai

sumber tersebut.

Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah

ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi dalam penelitian ini di antaranya:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas reguler; 2) rapor anak

lamban belajar; 3) hasil asesmen anak lamban belajar.

Page 76: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SD Negeri Jlaban, Kecamatan Sentolo, Kabupaten

Kulon Progo. SD N Jlaban termasuk dalam daftar sekolah inklusi berdasarkan

Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Nomor:

400/300/KPTS/2012. Visi SD N Jlaban adalah “Terdepan dalam prestasi, trampil

berbudaya, teladan dalam budi pekerti, dan berakhlak mulia”. Sedangkan misinya

sebagai berikut.

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan intensif untuk mencapai

ketuntasan dan daya serap yang tinggi.

2. Menumbuhkembangkan rasa cinta seni, terampil sehingga mampu berkarya

dan berkreasi.

3. Menumbuhkann penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang

dianut, sehingga tercipta sekolah yang kondusif.

Tenaga kependidikan dan non-kependidikan berjumlah 18, dengan latar belakang

pendidikan S1 sebanyak 11 orang dan SMA 7 orang. Untuk tahun ajaran

2015/2016, jumlah siswa dari kelas 1-6 adalah 148 anak.

Page 77: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

63

B. Deskripsi Subjek Peneilitian

Subjek peneilitian utama pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar

kelas II ini adalah guru kelas II yang bernama Ibu Jeminem S. Pd. Beliau lahir pada

tanggal 24 Oktober 1966 dan beralamat di Malangan, Sentolo, Kulon Progo. Ibu

Jeminem merupakan lulusan Sarjana Pendidikan Universitas Terbuka tahun 2013.

Beliau diangkat PNS sejak tahun 2008.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Perencanaan PembelajaranSiswa Lamban Belajar

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dapat dilihat dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selama penelitian, guru menyerahkan RPP

sebelum pembelajaran dimulai kepada peneliti. Menurut hasil wawancara, RPP

dibuat bersama dengan teman-teman guru dari sekolah lain dalam satu gugus.

Berdasarkan pengamatan dan komparasi dokumen RPP dan buku guru tematik

kelas II kurikulum 2013, RPP dibuat identik dengan langakah-langkah

pembelajaran yang ada di buku guru, termasuk format penelaiannya juga sama.

Tidak ada sumber yang lain yang tercantum dalam RPP.

Selama penelitian berlangsung, tidak terlihat adanya pretes atau tes

prasyarat dan angket yang diberikan kepada siswa lamban belajar untuk

menganalisis karakteristik siswa. Menurut guru, memang beliau belum pernah

menyebar angket. Namun, guru mengatakan bahwa terkadang memberikan tes

Page 78: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

64

prasyarat kepada siswa lamban belajar. Untuk menganalisis karakteristik siswa

lamban belajar, guru melakukan komunikasi individual secara intensif dan

berdasar pada evaluasi proses pembelajaran.

Ditinjau dari aspek perencanaan, peneliti menyimpulkan bahwa guru

senantiasa mempersiapkan RPP pada setiap pembelajaran. RPP mengacu pada

buku guru tematik kurikulum 2013 yang dibuat berkelompok dengan guru lain

dalam satu gugus. Seluruh komponen pembelajaran yang tercantum dalam RPP

(media, metode, penilaian, sumber, materi, strategi) untuk siswa lamban belajar

adalah sama dengan siswa lainnya. Sedangkan untuk menganalisis karakteristik

siswa lamban belajar, guru melakukan komunikasi individual secara intensif

dan berdasar pada evaluasi proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan PembelajaranSiswa Lamban Belajar

Peneliti meninjau indikator pelaksanaan pembelajaran dari tiga kegiatan, yakni

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan awal

Kegiatan awal pembelajaran ini dibagi menjadi tiga aspek, yakni adanya

kegiatan apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan atau pokok-pokok

materi ajar. Selama proses observasi, peneliti hanya menemukan dua kali

pembelajaran guru tidak melakukan kegiatan apersepsi, yakni pada tanggal

10 dan 13 Februari 2016. Pada tanggal 13 tersebut dilaksanakan

pembelajaran Bahasa Jawa. Peneliti menyimpulkan guru melaksanakan

Page 79: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

65

kegiatan apersepsi di awal pembelajaran dengan cara tanya jawab tentang

kegiatan sehari-hari siswa atau lingkungan sekitar siswa. Meskipun

terkadang ramai sendiri, ketiga siswa lamban belajar cukup antusias ketika

terjadi kegiatan tanya jawab. Berikut ini adalah contoh kegiatan apersepsi

selama proses penelitian.

Guru melakukan kegiatan awal materi”kegunaan air sehari-hari” dengan

cara melakukan kegiatan estafet air dan bertanya kepada siswa “apakah

ada anak yang selama sehari tidak menyentuh air sama sekali?”

(Tanggal 4)

Guru bertanya tentang apa saja yang siswa lihat di halaman ketika

senam. (di halaman banyak genangan air) kemudian guru menuntun

siswa menyimpulkan bahwa genangan air di halaman yang kotor tidak

dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci.

(Tanggal 6)

Guru bertanya jawab tentang gunung berapi yang berada di sekitar siswa

atau yang diketahui oleh siswa. (Tanggal 9)

CM mengatakan bahwa guru seringkali melakukan tanya jawab tentang keadaan

sekitar siswa di awal pembelajaran.

Peneliti Apakah ibu guru sering melakukan tanya jawab tentang

keadaan sekitarmu di awal pembelajaran?

Informan Iya

Peneliti Gimana contohnya?

Informan Tadi kamu di jalan ke sekolah lihat apa saja?

Aspek kedua dalam kegiatan awal adalah guru menimbulkan motivasi siswa di

awal pembelajaran. Dari rangkaian kegiatan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa

guru menimbulkan motivasi siswa di awal pembelajaran dengan cara bernyayi atau

melakukan beragam tepuk. Hasil observasi aspek motivasi di awal pembelajaran

adalah sebagai berikut.

Page 80: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

66

Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “Lingguh sedhakep”sebelum

pembelajaran.(Tanggal 4)

Guru mengajak siswa melakukan tepuk anak cerdas untuk membangkitkan

semangat siswa di awal pembelajaran. (Tanggal 11,16,24)

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan OHR saat wawancara 19 Februari 2016.

Peneliti Apakah di awal pembelajaran ibu guru melakukan permainan atau

sesuatu yang membuat kamu merasa senang?

Informan Biasanya Cuma tepuk-tepuk.

Ketiga siswa lamban belajar cukup senang dengan kegiatan bernyanyi atau tepuk di

awal pembelajaran ini. Berikut ini adalah transkip wawancara dengan ICP pada

tanggal 27 Februari 2016.

Peneliti Apakah di awal pembelajaran ibu guru melakukan permainan atau

sesuatu yang membuat kamu merasa senang?

Informan Iya.

Peneliti Apa contohnya?

Informan Paling seneng nyanyi.

Aspek ketiga dalam kegiatan awal adalah guru menyampaikan tujuan atau pokok-

pokok materi kepada siswa. Peneliti menyimpulkan bahwa guru terkadang

menyampaikan tujuan atau pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan terkadang

tidak melakukannya. Penyampaian tujuan terkadang dilakukan secara lisan atau

ditulis di papan tulis.

Dilihat dari hasil data aspek kegiatan awal, peneliti menyimpulkan bahwa guru

melakukan apersepsi di awal pembelajaran dengan cara tanya jawab tentang keadaan

sekitar siswa. Guru menimbulkan motivasi siswa di awal pembelajaran dengan cara

bernyayi atau melakukan berbagai macam tepuk. Sedangkan untuk aspek

Page 81: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

67

penyampaian tujuan atau pokok-pokok pembelajaran, guru terkadang melakukan

kegiatan tersebut.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti ini terbagi menjadi enam aspek, antara lain kegiatan

pembelajaran, layanan guru kunjung untuk siswa lamban belajar, penggunaan

metode pembelajaran, penggunaan media, melakukan tanya jawab, dan pemberian

penguatan atau motivasi. Selama kegiatan penelitian, peneliti menemukan pola

bagaimana cara guru menyampaikan materi di kelas atau kegiatan inti

pembelajaran, yakni melalui rangkaian kegiatan pengamatan, tanya jawab,

membaca teks (secara klasikal, kelompok, berpasangan), tanya jawab, menjawab

soal, kemudian diteliti satu per satu pekerjaan siswa berikut tanda bacanya. Selain

itu, guru juga seringkali mengadakan kegiatan berkelompok.Berdasarkan hasil

obserbasi, ketiga anak lamban belajar cukup antusias dengan kvgiatan

pembelajaran meski sering ramai dan merasa kesulitan saat mengerjakan soal atau

tugas. Ketika terjadi kegiatan berkelompok, maka terlihat terjadi interaksi yang

positif antaranggota kelompok. Guru seringkali mengatakan bahwa jika ada

anggota kelompok yang belum selesai mengerjakan tugas, maka satu kelompok

tersebut tidak boleh pulang hingga selesai semua. Akhirnya, seluruh siswa saling

bekerja sama agar semua anggota kelompok dapat menyelesaikan tugasnya tepat

waktu. Ketiga siswa lamban belajar terlihat kooperatif ketika terjadi pembelajaran

kelompok.

Page 82: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

68

Ketika mengajar, guru terlihat senantiasa menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab. Terkadang guru juga menggunakan metode permainan. Bila

dilakukan kegiatan permainan, siswa lamban belajar sering kalah dalam

permainan tersebut. Ketiga siswa lamban belajar terkadang lupa aturan bermain.

Satu-satunya media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah papan tulis.

Guru seringkali menjelaskan materi dengan menuliskannya di papan tulis

kemudian siswa mencatat di buku tulis masing-masing. Materi yang dituliskan

guru di papan tulis didapatnya melalui kegiatan tanya jawab dengan siswa. Guru

seringkali melakukan teknik tanya jawab lisan secara klasikal. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru, beliau memilih teknik tanya jawab secara klasikal untuk

menumbuhkan rasa percaya diri dan keberanian pada diri siswa.

Peneliti Bagaimana teknik Ibu dalam mengajukan pertanyaan? Apakah

untuk anak tertentu saja, bergantian, atau secara klasikal?

Informan Saya sukanya sistem menanya untuk mengetes keberanian dan

percaya diri itu dengan pertanyaan siapa yang dapat. Tidak

ditunjuk, secara klasikal. (9 Februari 2016)

Untuk membangkitkan motivasi atau semangat di tengah-tengah jam

pembelajaran, guru seringkali mengajak siswa untuk bernyanyi atau melakukan

beragam tepuk. Selama pembelajaran, guru melakukan kontak pandang ke seluruh

kelas. Hanya saja ketika ada siswa yang ramai maka terkadang guru meliriknya

kemudian siswa yang bersangkutan akan tenang. Alokasi waktu yang diberikan

guru selalu tepat. Satu kegiatan pembelajaran yang telah tertulis di RPP dengan

kegiatan pembelajaran yang bersumber di buku guru atau buku siswa akan

Page 83: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

69

terlaksana semuanya. Hanya saja terkadang guru mengadakan jam tambahan

setelah pulang sekolah untuk anak lamban belajar yang seringkali belum selesai

mengerjakan tugas.

Layanan guru kunjung untuk siswa lamban belajar sangat minim sekali. Guru

kunjungyang hadir seminggu dua kali (Selasa dan Jumat) harus masuk ke kelas 1-

6. Sehingga, guru kunjung pada hari tersebut tidak selalu dapat masuk ke semua

kelas, termasuk kelas II. Apalagi pada hari Jumat, kelas II pelajaran olahraga dari

jam pertama hingga pulang sekolah. Selama kegiatan penelitian (4 minggu), guru

kunjung terlihat masuk kelas II hanya satu kali pada tanggal 9 Februari 2016.

Pada hari itu, guru kunjung masuk di tengah-tengah jam pelajaran hanya sekitar

satu jam untuk membantu ketiga anak lamban belajar mengerjakan soal (membuat

kalimat tanya).

Peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat perlakuan khusus untuk siswa

lamban belajar di kelas II, kecuali jika guru kunjung masuk ke kelas. Guru

memperlakukan siswa lamban belajar sama dengan siswa lainnya.

c) Kegiatan Penutup

Terdapat tiga aspek yang diteliti dalam kegiatan penutup, yakni penyampaian

kesimpulan, evaluasi, dan tindak lanjut. Untuk penyampaian kesimpulan di akhir

pembelajaran, guru menggunakan teknik tanya jawab secara klasikal dengan

siswa. Hal tersebut terlihat ketika pelaksanaan observasi.

Guru melakukan kegiatan penyimpulan dengan cara tanya jawab dengan

siswa tentang pokok-pokok materi yang telah dipelajari hari ini. Ketiga

Page 84: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

70

anak lamban belajar terlihat aktif menjawab pertanyaan guru di akhir

pembelajaran. (Tanggal 10,11,15,16,20,23)

Guru tidak melakukan evaluasi khusus kepada siswa di akhir pembelajaran.

Selama satu kali pembelajaran, siswa biasanya mengerjakan soal lebih dari

satu kali. Soal-soal tersebutlah yang dijadikan evaluasi. Evaluasi siswa lamban

belajar dengan siswa lainnya adalah sama. Siswa lamban belajar terkadang

tidak dapat menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan, sehingga

anak harus menyelesaikannya di jam setelah pulang sekolah dengan ditunggui

ibu guru. Sedangkan untuk tindak lanjut siswa lamban belajar juga sama

dengan siswa lainnya, yakni diberikannya pekerjaan rumah (PR) berdasarkan

materi pembelajaran saat itu.

Peneliti menyimpulkan ketiga aspek tersebut (penyampaian kesimpulan,

evaluasi, dan tindak lanjut) telah terpenuhi. Tiga aspek pembelajaran siswa

lamban belajar dan siswa lainnya adalah sama.

3. Evaluasi dan Tindak LanjutSiswa Lamban Belajar

Ditinjau dari indikator evaluasi tindak lanjut, terdapat 3 aspek yang diteliti

yakni evaluasi, program remedial, dan program khusus siswa lamban belajar.

Berdasarkan hasil observasi selama rangkaian kegiatan penelitian, terlihat bahwa

guru belum pernah melakukan program remedial. Sedangkan untuk program

khusus siswa lamban belajar, dapat disimpulkan bahwa program tersebut

diantaranya adalah dilakukannya assesmen, tambahan waktu mengerjakan tugas

saat pulang sekolah, dan pertemuan rutin siswa berkebutuhan khusus.

Page 85: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

71

Peneliti Apakah terdapat program khusus bagi siswa lamban belajar di luar

jam pembelajaran?

Guru

Kelas

Ya paling tambahan waktu untuk lebih penguatan materi pada

anak. Kemudian koordinasi dengan orang tua siswa. Kan kadang

anaknya pulang terlambat, jadi orang tua diberikan pengertian

bahwa anaknya sedang mengikuti jam tambahan pulang sekolah.

Peneliti Apakah terdapat program khusus untuk anak lamban belajar?

GPK Nggak ada. Cuma ketika assesmen saja.

Selama rangkaian kegiatan penelitian, GPK tidak turut serta mendampingi

siswa lamban belajar ketika terjadi tambahan waktu mengerjakan soal sepulang

sekolah. Berdasarkan wawancara dengan GPK, sebenarnya dalam perencanaan

terdapat kunjungan rutin ke rumah siswa lamban belajar untuk diadakan

komunikasi dengan wali murid. Namun, beliau mengatakan belum pernah

melakukannya.

Dilihat dari aspek komunikasi individual, guru seringkali terlihat terlibat

komunikasi secara individual dengan siswa lamban belajar selama proses

pembelajaran. Guru akan menasihati siswa dan tanya jawab tentang kegiatan

belajar siswa. sedangkan untuk komunikasi guru dengan orang tua siswa tidak

terlihat selama penelitian. Sedangkan untuk analisis evaluasi, guru selalu

memasukkan data nilai siswa langsung setelah siswa mengerjakan tugas selama

proses pembelajaran. Teknik evaluasi siswa lamban belajar dengan siswa lainnya

adalah sama.

Ditinjau dari indikator tindak lanjut ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua

bentuk tindak lanjut guru untuk siswa lamban belajar, yakni tambahan waktu

menyelesaikan soal ketika pulang sekolah dan terjadinya komunikasi individual

Page 86: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

72

dengan siswa lamban belajar. GPK tidak turut serta dalam kegiatan tindak lanjut

ini. Di bawah ini ditampilkan penyajian data hasil penelitian pelaksanaan

pembelajaran siswa lamban belajar kelas II SD N Jlaban.

Gambar 1. Display Data Hasil Penelitian

Perencanaan

Pelaksanaan

Tindak Lanjut

Analisis Karakter

Siswa Lamban

Belajar

Komponen

Pembelajaran

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Akhir

Program Khusus

Komunikasi

Individual

Guru menganalisis karakteristik siswa lamban belajar, guru melakukan komunikasi individual secara intensif dan berdasar pada evaluasi proses pembelajaran.

Seluruh komponen pembelajaran yang tercantum dalam RPP

(media, metode, penilaian, sumber, materi, strategi) untuk

siswa lamban belajar adalah sama dengan siswa lainnya.

Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang kegiatan siswa atau keadaan lingkungan sekitar siswa. Guru menimbulkan motivasi awal dengan cara bernyanyi atau tepuk. Guru terkadang menyampaikan pokok-pokok materi secara lisan atau ditulis di papan tulis.

Tidak terdapat perlakuan khusus untuk siswa lamban belajar

di kelas II, kecuali jika GPK masuk ke kelas. Guru

memperlakukan siswa lamban belajar sama dengan siswa

lainnya.

Guru menyimpulkan pembelajaran dengan cara tanya jawab

secara klasikal. Tidak ada evaluasi khusus di akhir

pembelajaran. Evaluasi dilakukan selama proses

pembelajaran. Guru selalu memberikan PR kepada seluruh

siswa dengan soal yang sama.

Dilakukannya tambahan waktu mengerjakan soal untuk siswa

lamban belajar sepulang sekolah.

Guru melakukan komunikasi individual dengan siswa selama

proses pembelajaran.

Page 87: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

73

D. Pembahasan

1. Perencaan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar

Guru senantiasa mempersiapkan RPP pada setiap pembelajaran. RPP

mengacu pada buku guru tematik kurikulum 2013 yang dibuat berkelompok

dengan guru lain dalam satu gugus. Seluruh komponen pembelajaran yang

tercantum dalam RPP (media, metode, penilaian, sumber, materi, strategi)

untuk siswa lamban belajar adalah sama dengan siswa lainnya. Sedangkan

untuk menganalisis karakteristik siswa lamban belajar, guru melakukan

komunikasi individual secara intensif dan berdasar pada evaluasi proses

pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran yang meliputi aspek analisis karakter siswa

lamban belajar dan persiapan komponen pembelajaran siswa lamban belajar

sangat penting untuk dipersipakan dengan baik. Safrudin Aziz (2015: 116)

menegaskan bahwa proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus ,

termasuk lamban belajar harus disesuaikan dengan kondisinya. Berbagai

metode, strategi, kurikulum, dan evaluasi harus dipersiapkan dan diberikan

secara fleksibel dan sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Selain itu,

pendidik harus sudah memiliki data perkembangan peserta didiknya, terkait

dengan karakteristik spesifikasi kemampuan dan kelemahannya serta

kompetensi yang dimiliki. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Dedy

Kustawan (2013: 76) yang menyatakan bahwa dalam settting pendidikan

Page 88: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

74

inklusif, merancang sebuah pembelajaran yang efektif bagi semua peserta

didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus merupakan sebuah tuntutan

yang harus dilakukan oleh seorang guru. Lebih lanjut, Dedy Kustawan

menyatakan bahwa identifikasi karakteristik siswa bertujuan untuk membantu

pemecahan permasalahan peserta didik berkebutuhan khusus supaya

perkembangan yang dicapai sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Cara

identifikasi dapat dilakukan dengan cara observasi, komunikasi individual,

atau pun analisis angket karakteristik siswa.

Di SD N Jlaban memang tidak terdapat program pembelajaran individu

untuk anak berkebutuhan khusus, termasuk siswa lamban belajar. Menurut

kepala sekolah, siswa-siswa berkebutuhan khusus di SD N Jlaban masih

tergolong mampu untuk mengikuti pembelajaran yang sama dengan siswa

lainnya.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Lamban Belajar

Terdapat 3 subindikator dalam pelaksanaan pembelajaran siswa lamban

belajar, yakni tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dalam

kegiatan awal pembelajaran terbagi menjadi tiga aspek pengamatan, yakni

adanya apersepsi, motivasi, dan penyampaian pokok-pokok materi. Menurut

Nani Triani dan Amir (2013: 27-28), cara memulai pembelajaran pada anak

lamban belajar salah satunya selalu didahului dengan apersepsi atau

Page 89: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

75

mengkaitkan dengan konsep yang sudah dipahami anak sebelumnya. Guru

biasanya melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab secara lisan tentang

lingkungan sekitar siswa atau kegiatan keseharian siswa. Sedangkan untuk

menimbulkan motivasi di awal pembelajaran, guru melakukan kegiatan

bernyanyi bersama atau melakukan berbagai tepuk. Guru tidak selalu

menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari.

Kegiatan inti pembelajaran dalam kelas inklusi ini sekilas tidak berbeda

dengan kelas reguler pada umumnya. Guru melakukan pembelajaran secara

klasikal dan tidak memberikan perilaku spesial kepada ketiga siswa lamban

belajar. Selama kegiatan penelitian, peneliti menemukan pola bagaimana cara

guru menyampaikan materi di kelas, yakni melalui rangkaian kegiatan

pengamatan, tanya jawab, menjawab soal, kemudian diteliti satu per satu

pekerjaan siswa berikut tanda bacanya. Siswa lamban belajar dan siswa

lainnya melakukan kegiatan pembelajaran yang sama seperti pola

pembelajaran di atas. Guru juga seringkali membentuk kelompok-kelompok

diskusi untuk menyelesaikan tugas. Prinsip belajar dan bekerja kelompok

memang akan sangat membantu bagi anak lamban belajar untuk membaur

dengan teman lainnya dalam proses pembelajaran sehingga akan

meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut. Bilamana ia tidak mampu

mengerjakan tugas, dalam kelompok akan terjadi prinsip tolong menolong

antaranggotanya. Menurut Mohammad Efendi (2009: 25), prinsip belajar dan

Page 90: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

76

bekerja secara kelompok merupakan salah satu prinsip pendidikan anak

berkebutuhan khusus (terutama untuk anak lamban belajar). Arah pendekatan

pada prinsip ini adalah sebagai salah satu dasar mendidik anak berkebutuhan

khusus agar anak sebagai anggota masyarakat dapat bergaul dengan

masyarakat lingkungannya tanpa harus merasa minder atau rendah diri.

Sedangkan menurut Tarmansyah (2007: 150), aktivitas pembelajaran yang

menandakan salah satu karakteristik inklusi adalah munculnya sikap tolong

menolong dan berbagi pengalaman. Hal tersebut dilaksanakan salah satunya

dengan belajar kelompok. Guru juga harus mampu mendorong terjadinya

interaksi di antara para siswa.

Keberadaan guru kunjung yang datang ke SD Jlaban seminggu dua kali,

yakni hari Selasa dan Jumat untuk menangani siswa ABK kelas 1-6 belumlah

optimal peranannya. Bahkan, di hari yang telah terjadwal tersebut, guru

kunjung tidak selalu masuk ke kelas II. Layanan guru kunjung yang diberikan

ini tidak sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 39

tahun 2009 yang menyatakan bahwa beban mengajar guru pembimbing

khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusif

paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Sehingga,

guru pendamping ABK ini tidak termasuk GPK namun hanya termasuk dalam

kategori guru kunjung.

Page 91: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

77

Siswa kelas II memang masih tergolong siswa kelas rendah yang masih

sangat senang untuk bermain. Sehingga, jika anak terlalu jenuh mengikuti

pelajaran, maka akan banyak siswa yang ramai. Apalagi ketiga anak lamban

belajar, ICP, CM, dan OHP. Biasanya guru melakukan kegiatan berbagai

macam tepuk yang merupakan kegiatan favorit siswa untuk memfokuskan

perhatian. Selain itu, sebagai ice breaking, guru juga seringkali mengajak

siswa untuk menyanyi bersama-sama.

Metode pembelajaran yang digunakan guru adalah ceramah dan tanya

jawab. Metode tersebut adalah sama dengan metode yang telah direncanakan

dalam RPP. Metode pembelajaran siswa lamban belajar adalah sama dengan

siswa lainnya. Menurut Nani Triani dan Amir (2013: 22) metode ceramah

termasuk metide yang dapat digunakan pada semua anak dan termasuk pada

metode yang paling ekonomis. Walau demikian, bagi anak lamban belajar

atau slow learner sebaiknya tidak dijadikan metode yang utama karena

keterbatasan dalam bahasa reseptif tidak jarang menjadi salah konsep. Guru

tidak pernah menggunakan media pembelajaran selain papan tulis.

Berdasarkan prinsip pembelajaran siswa berkebutuhan khusus (termasuk

lamban belajar) menurut Mohammad Efendi (2009: 25), yakni adanya prinisp

keperagaan. Kelancaran pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus sangat

didukung oleh penggunaan alat peraga sebagai medianya. Selain

mempermudah guru dalam mengajar, fungsi lain dari penggunaan alat peraga

Page 92: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

78

sebagai media pembelajaran adalah mempermudah pemahaman siswa

terhadap materi yang disajikan guru.

Meskipun tidak terdapat program pembelajaran individual atau pun

modifikasi komponen pembelajaran, inovasi pembelajaran sangat diperlukan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Menurut Lay Kekeh Marthan (2007:

152), idealisasi pendidikan inklusi adalah metode pembelajaran dilakukan

secara bervariasi sehingga anak merasa termotivasi untuk belajar. Materi

pelajaran disampaikan dengan cara yang lebih menarik dengan menggunakan

media variatif sehingga siswa dapat menyerap materi pelajaran yang

diberikan.

Kegaiatan tanya jawab secara klasikal merupakan salah satu metode yang

digunakan guru setiap hari. Dengan metode ini, siswa terpancing untuk aktif

menjawab berbagai pertanyaan guru. Begitu pula untuk siswa lamban belajar.

Metode ini juga membangkitkan sikap percaya diri dan berani pada siswa.

Seluruh kegiatan pembelajaran beserta segala komponennya (media,

metode, materi) di kelas II ini memang masih diseragamkan. Tidak ada

modifikasi khusus untuk siswa lamban belajar. Menurut Dedy Kustawan

(2013: 100), ruang lingkup kurikulum sekolah umum penyelenggara

pendidikan inklusif adalah kurikulum sekolah umum yang dalam hal-hal

tertentu dilakukan penyesuaian dan modifikasi sesuai dengan hambatan dan

kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Penyesuaian dan modifikasi

Page 93: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

79

tersebut meliputi penyesuaian dan modifikasi cara, media, materi, dan

penilaian pembelajaran. Ketiga siswa lamban belajar dinilai memang masih

dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan siswa lainnya sehingga pihak

sekolah tidak memberlakukan program pembelajaran individual atau pun

modifikasi komponen pembelajaran.

Terdapat tiga aspek yang diamati dalam kegiatan akhir, yakni

penyampaian kesimpulan, evaluasi, dan tindak lanjut. Guru biasanya

melakukan tanya jawab dengan siswa secara klasikal untuk menyimpulkan

materi yang telah dipelajarinya. Di akhir pembelajaran pun, teknik tanya

jawab ini terlihat masih menjadi andalan untuk meningkatkan keaktifan dan

keterlibatan siswa dalam pembelajaran, begitu pula untuk siswa lamban

belajar.

Guru tidak melakukan evaluasi khusus di akhiir pembelajaran. Evaluasi

dilakukan selama proses pembelajaran. Soal evaluasi untuk siswa lamban

belajar dengan siswa lainnya adalah sama. Sedangkan untuk tindak lanjut

siswa, guru akan memberikan pekerjaan rumah (PR) atau tugas yang sesuai

dengan materi pembelajaran pada pertemuan tersebut.tindak lanjut siswa

lamban belajar dengan siswa lainnya adalah sama.

Page 94: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

80

3. Evaluasi dan Tindak Lanjut Pembelajaran Siswa Lamban Belajar

Guru melakukan sistem penilaian yang sama pada ketiga anak lamban

belajar di kelas II ini. Menurut Nani Triani dan Amir (2013: 54-55), sistem

penilaian dalam setting pendidikan inklusif memang mengacu pada model

pengembangan kurikulum yang dipergunakan yang salah satunya, yaitu

apabila anak berkebutuhan khusus mengikuti kurikulum umum yang berlaku

untuk peserta didik pada umumnya di sekolah, maka penilaiannya

menggunakan sistem penilaian yang berlaku di sekolah tersebut. Begitu pula

dengan sistem laporan hasil belajar (raport) pada peserta didik yang

menggunakan kurikulum umum, maka model raportnya menggunakan model

umum yang berlaku. Namun, menurut Lay Kekeh Marthan (2007: 152),

dalam pendidikan inklusif, evaluasi dilakukan berdasarkan secara berbeda

sesuai dengan perkembangan kemampuan masing-masing anak sebagai

peserta didik.

Program khusus untuk siswa lamban belajar yang terdapat di kelas II SD

N Jlaban ini adalah tambahan waktu menyelesaikan tugas sepulang sekolah

dan pertemuan wali murid ABK yang diselenggarakan dua kali dalam satu

semester. Selain itu, guru juga melakukan komunikasi individual baik dengan

siswa maupun wali siswa. untuk GPK sendiri tidak ikut serta mendampingi

siswa dalam program tambahan waktu sepulang sekolah. Anak lamban belajar

selain memiliki masalah tentang tingkat kepahaman dengan sebuah materi,

Page 95: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

81

anak tersebut juga memiliki masalah yang berkenaan dengan konsentrasi.

Sehingga anakakan membutuhkan waktu yang semakin lama dalam

mengerjakan suatu tugas. Hal terebut sejalan dengan pendapat Rashmi Rekha

Borah (2013: 140), yakni anak lamban belajar memiliki masalah dalam

pengelolaan waktu dikarenakan perhatian dan konsentrasi yang buruk. Dedy

Kustawan (2013: 151) juga menyatakan bahwa peserta didik berkebutuhan

khusus memerlukan tambahan waktu dalam mengerjakan ulangan, ujian, tes,

dan tugas lain.

Komunikasi individual dengan siswa lamban belajar sangatlah penting

dilakukan. Hal tersebut dilakukan selain untuk menganalisis karakteristik

siswa lamban belajar beserta segala permasalahannya juga akan membantu

siswa dalam meningkatkan motivasi belajarnya. Selain itu, komunikasi

dengan wali siswa lamban belajar juga akan sangat efektif dilakukan untuk

mendukung progresivitas belajar siswa yang bersangkutan. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Dedy Kustawan (2013: 19) yang menyatakan bahwa

komunikasi dengan orang tua siswa perlu untuk dilakukan secara intensif. Hal

tersebut akan membantu orang tua memahami cara memotivasi peningkatan

belajar anaknya yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya. Pendapat

tersebut sejalan dengan Lay Kekeh Marthan (2007: 196-197) yang

menyatakan bahwa kerja sama antara guru dan orang tua sangat dibutuhkan

Page 96: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

82

dalam memantau kemajuan belajar anak berkebutuhan khusus. Pihak sekolah

hendaknya memfasilitasi hubungan komunikasi antara guru dan orang tua.

Di kelas II ini, tidak terjadi program remedial untuk siswa lamban belajar.

Padahal kegiatan remedial akan membantu siswa lamban belajar untuk lebih

memahami materi pembelajaran dan ketuntasan belajar. Lay Kekeh Marthan

(2007: 104) menyatakan bahwa program perbaikan atau remedial

dimaksudkan agar anak mencapai ketuntasan belajar atau menguasai 75%

tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Safrudin Aziz (2015: 131) salah

satu strategi efektif yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran anak

berkebutuhan khusus (termasuk lamban belajar) salah satunya adalah program

remedial.

Dilihat dari berbagai aspek pelaksanaan pembelajaran siswa lamban

belajar, peneliti menyimpulkan bahwa SD N Jlaban menggunakan kerangka

sistem pendidikan inklusi tipe sekolah reguler dan kelas reguler tanpa

dukungan. Menurut Safrudin Aziz (2015: 114), penjelasandari tipe sekolah

tersebut adalah bahwa dalam sekolah ini, anak berkebutuhan khusus secara

penuh berada di kelas reguler. Layanan pendidikan yang diperoleh oleh anak

yang bersangkutan sama seperti yang diperoleh anak lainnya pada umumnya.

Anak berkebutuhan khusus, yang pada hal ini adalah anak lamban belajar

harus mengikuti standar yang berlaku bagi anak bukan berkebutuhan khusus

dalam hal kurikulum, evaluasi, dan dalam penggunaan fasilitas. Pada

Page 97: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

83

kenyataannya, ketiga anak lamban belajar masih sulit untuk mengikuti standar

pembelajaran yang sama dengan siswa lainnya.

Sedangkan menurut istilah Lay Kekeh Marthen (2007: 118), tipe tersebut

di atas disebut sebagai bentuk keterpaduan penuh. Bentuk ini memberi

kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar di kelas biasa

secara penuh dengan menggunakan kurikulum yang sama. Metode dan

penilaian pembelajaran yang digunakan pada umumnya tidak berbeda dengan

yang digunakan di kelas reguler pada umumnya. Menurut Lay Kekeh Marthan

(2007: 122), kelemahan pendidikan inklusi memang akan mengharuskan anak

berkebutuhan khusus memenuhi kurikulum yang sama dengan anak reguler

lainnya. Hal ini akan membuat anak harus belajar keras dengan anak pada

umumnya karena harus menerima pelajaran yang sama.

Page 98: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

tentang pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar kelas II SD N Jlaban

sebagai berikut. Ditinjau dari indikator perencanaan pembelajaran, guru

menganalisis karakteristik siswa lamban belajar dengan cara melakukan

komunikasi individual secara intensif dan berdasar pada evaluasi proses

pembelajaran. Seluruh komponen pembelajaran yang tercantum dalam RPP

(media, metode, penilaian, sumber, materi, strategi) untuk siswa lamban belajar

adalah sama dengan siswa lainnya.

Ditinjau dari indikator pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan apersepsi

dengan cara tanya jawab tentang kegiatan siswa atau keadaan lingkungan sekitar

siswa. Guru menimbulkan motivasi awal dengan cara bernyanyi atau tepuk. Guru

terkadang menyampaikan pokok-pokok materi secara lisan atau ditulis di papan

tulis. Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab tentang kegiatan siswa

atau keadaan lingkungan sekitar siswa. Guru menimbulkan motivasi awal dengan

cara bernyanyi atau tepuk. Guru terkadang menyampaikan pokok-pokok materi

secara lisan atau ditulis di papan tulis. Guru menyimpulkan pembelajaran dengan

cara tanya jawab secara klasikal. Tidak ada evaluasi khusus di akhir

Page 99: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

85

pembelajaran. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran. Guru selalu

memberikan PR kepada seluruh siswa dengan soal yang sama.

Ditinjau dari tindak lanjut siswa lamban belajar, dilakukannya tambahan

waktu mengerjakan soal untuk siswa lamban belajar sepulang sekolah. Selain itu,

guru melakukan komunikasi individual dengan siswa selama proses

pembelajaran.Dilihat dari berbagai aspek di atas, maka peneliti menyimpulkan

pelaksanaan pembelajaran siswa lamban belajar kelas II SD N Jlaban adalah

sama dengan siswa lainnya.SD N Jlaban menggunakan kerangka sistem

pendidikan inklusi tipe sekolah reguler dan kelas reguler tanpa dukungan atau

bentuk keterpaduan penuh dalam melaksanakan pembelajaran siswa lamban

belajar di kelas II.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka beberapa saran yang diajukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut.

1. Guru kelas sebaiknya lebih memperhatikan siswa lamban belajar secara

khusus dalam hal meningkatkan motivasi belajar, modifikasi evaluasi dan

penilaian, serta ditingkatkannya program khusus untuk siswa lamban belajar.

2. Guru kelas sebaiknya meningkatkan koordinasi lebih intensif dengan berbagai

pihak, yakni GPK dan orang tua siswa.

Page 100: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

86

3. Pihak sekolah perlu mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran di kelas inklusif

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kelas inklusi di SD N

Jlaban.

Page 101: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

87

DAFTAR PUSTAKA

Alben Ambarita. (2006). Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional Diretorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Chauhan, Sangeeta. (2011). “Slow Learners: Their Psychology and Educational

Programmes”. International Journal of Multidisiplinary Research (Vol. 1 Issue

8). Hlm. 279.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus. (2010). Pedoman

Umum Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Jakarta: kemendiknas.

Dedy Kustawan. (2013). Manajemen Pendidikan Inklusi. Jakarta: Luxia Metro

Media.

Dian Nafi. (2012). Pantang Menyerah Mengasuh Asih Anak Berkebutuhan Khusus.

Yogyakarta: Familia.

Djam’an Satori dan Aan Komariah. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Hadari Nawawi dan Mimi Martini. (2005). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Hujair AH Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara.

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu.

Yogyakarta: Familia.

Lay Kekeh Marthan. (2007). Manajemen Pendidikan Inklusif. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat

ketenagaan.

Malik ,Sangeeta. (2009). “Effect of Intervention Training on Mental Abilities of Slow

Learner”. International Journal Educational Science (Volume 1). Hlm. 61-64.

Marno dan M. Idris. (2010). Strategi dan Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz

Media.

Mohammad Efendi. (2009). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkeklainan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Page 102: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

88

Mudjito, Harizal, dan Elfindri. 2013. Pendidikan Inklusif. Jakarta: Baduose Media.

Muhammad Idrus. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.

Munif Chatib dan Alamsyah Said. (2012). Sekolah Anak-Anak Juara: Berbasis

Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Mizan Pustaka.

Nani Triani dan Amir. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban

Belajar Slow Learner. Jakarta: Luxima Metro Media.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan

Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi

Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

Rekha Borah, Rashmi. (2013). “Slow Learner: Role of Teacher and Guardians in

Honing Their Hidden Skills”. International Journal of educational planning &

Administration (Volume 3, Number 2). Hlm. 139-143.

Ruhela,Ranjana. (2014). “The Pain of the Slow Learners”. Online International

Interdiciplinary Research Journal( Volume IV Issue IV). Hlm 193-200.

Safrudin Aziz. (2015). Pendidikan Seks Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:

Gava Media.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suprihadi Saputro, dkk. (2000). Strategi Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Suryosubroto. (2002). Proses belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tarmansyah. (2007). Inklusi Pendidikan untuk Semua. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat

ketenagaan.

Page 103: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

89

LAMPIRAN

Page 104: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

90

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Page 105: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

91

Page 106: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

92

Lampiran 2. Pedoman Observasi

Hari, Tanggal :

Tempat :

Waktu :

No Aspek yang Diamati Deskripsi

1. Apakah guru mempersiapkan tes

prasyarat atau tes awal pada siswa

lamban belajar?

2. Apakah guru menyampaikan angket

untuk menganalisis karakteristik

siswa lamban belajar?

3. Apakah guru mempersiapkan tujuan

pembelajaran khusus untuk siswa

lamban belajar?

4. Apakah guru merumuskan tujuan

pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar dan kompetensi

Inti?

5. Bagaimana cara guru memilih bahan

dan sumber belajar?

6. Apakah guru mempersiapkan bahan

dan sumber belajar khusus untuk

siswa lamban belajar?

7. Bagaimana metode yang

dipersiapkan guru?

8. Apakah guru mempersiapkan metode

pembelajaran khusus untuk siswa

lamban belajar?

9. Bagaimana guru mempersiapakan

media pembelajaran?

10. Apakah guru mempersiapkan media

pembelajaran khusus bagi anak

lamban belajar?

11. Bagaimana format penilaian untuk

siswa lamban belajar?

Page 107: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

93

12. Bagaimana cara guru melakukan

apersepsi?

13. Bagaimana cara guru menimbulkan

motivasi siswa di awal pembelajaran?

14. Bagaimana cara guru menyampaikan

tujuan atau pokok-pokok materi di

awal pembelajaran?

15. Bagaimana kegiatan pembelajaran

pada anak lamban belajar?

16. Bagaimana layanan GPK untuk siswa

lamban belajar?

17. Bagaimana cara guru menimbulkan

motivasi siswa lamban belajar pada

inti pembelajaran?

18. Bagaimana penggunaan metode

dalam proses pembelajaran?

19. Bagaimana penggunaan media dalam

proses pembelajaran?

20. Bagaimana teknik guru dalam

mengajukan pertanyaan? Apakah

untuk anak tertentu saja, bergantian,

atau secara klasikal?

21. Bagaimana cara guru menyimpulkan

materi?

22. Bagaimana guru melakukan evaluasi

di akhir pembelajaran?

Apakah bentuk evaluasi siswa

lamban belajar dengan yang lainnya

berbeda atau sama?

23. Bagaimana bentuk tindak lanjut

siswa di akhir pembelajaran?

24. Bagaimana cara guru melakukan

penilaian terhadap siswa lamban

belajar?

25. Apakah terdapat program remedial

bagi siswa lamban belajar?

26. Apakah terdapat tambahan waktu

belajar untuk siswa lamban belajar?

27. Bagaimana peranaan GPK dalam

program khusus untuk siswa lamban

belajar?

Page 108: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

94

28. Apakah guru melakukan komunikasi

individual dengan siswa lamban

belajar?

29. Apakah guru melakukan komunikasi

individual dengan orang tua siswa

lamban belajar?

30. Bagaimana peranan GPK dalam

melakukan komunikasi individual

dengan siswa lamban belajar?

Page 109: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

88

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

(Pedoman Wawancara Guru)

Hari, Tanggal :

Tempat :

Waktu :

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah Ibu mempersiapkan tes prasyarat

atau tes awal pada siswa lamban belajar?

2 Bagaimana cara Ibu melakukan

komunikasi individual pada siswa lamban

belajar?

3 Apakah Ibu menyampaikan angket untuk

menganalisis karakteristik siswa lamban

belajar?

4 Apakah Ibu mempersiapkan tujuan

pembelajaran khusus untuk siswa lamban

belajar?

5 Bagaimana cara Ibu merumuskan tujuan

pembelajaran?

6 Bagaimana cara Ibu memilih bahan dan

sumber belajar?

7 Apakah bahan dan sumber belajar siswa

lamban belajar sama ataukah berbeda

dengan siswa yang lainnya?

8 Bagaimana cara Ibu memilih metode

pembelajaran?

9 Apakah metode pembelajaran siswa

lamban belajar sama ataukah berbeda

dengan siswa yang lainnya?

10 Bagaimana cara Ibu memilih media

pembelajaran?

11 Apakah media pembelajaran siswa lamban

belajar sama ataukah berbeda dengan siswa

yang lainnya?

12 Bagaimana format penilaian untuk siswa

95

Page 110: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

89

lamban belajar?

13 Bagaimana cara Ibu mengaitkan materi

pembelajaran yang akan dipelajari dengan

pengetahuan awal siswa atau lingkungan

sekitar siswa?

14 Bagaimana cara Ibu menimbulkan motivasi

siswa lamban belajar di awal

pembelajaran?

15 Apakah Ibu selalu menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa?

16 Bagaimana cara Ibu menyampaikan materi

pelajaran pada anak lamban belajar?

17 Bagaimana cara Ibu menjelaskan materi

yang abstrak untuk anak lamban belajar?

18 Bagaimana Ibu melakukan kontak pandang

selama proses pembelajaran?

19 Bagaimana teknik Ibu dalam mengajukan

pertanyaan? Apakah untuk anak tertentu

saja, bergantian, atau secara klasikal?

20 Bagaimana cara Ibu memberikan

penguatan atau motivasi pada siswa

lamban belajar?

21 Bagaimana cara Ibu menyimpulkan

materi?

22 Bagaimana guru melakukan evaluasi di

akhir pembelajaran?

23 Apakah bentuk evaluasi siswa lamban

belajar dengan yang lainnya berbeda atau

sama?

24 Bagaimana bentuk tindak lanjut siswa di

akhir pembelajaran?

25 Bagaimana teknik penilaian siswa lamban

belajar?

26 Apakah tindak lanjut siswa lamban belajar

dengan siswa yang lain berbeda atau sama?

27 Apakah KKM untuk siswa lamban belajar

dengan siswa yang lainnya berbeda atau

sama?

28 Apakah terdapat program remedial bagi

siswa lamban belajar?

96

Page 111: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

90

29 Apakah terdapat program khusus bagi

siswa lamban belajar di luar jam

pembelajaran?

97

Page 112: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

91

Pedoman Wawancara GPK

Hari, Tanggal :

Tempat :

Waktu :

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana cara Bapak menganalisis

karakter siswa lamban belajar?

2 Bagaimana cara Bapak memfasilitasi

belajar siswa lamban belajar?

3 Apakah terdapat program khusus untuk

anak lamban belajar?

4 Bagaimana cara Bapak memantau

perkembangan siswa lamban belajar?

5 Bagaimana cara Bapak memaksimalkan

waktu 2 hari dalam seminggu untuk

mendampingi siswa lamban belajar?

6 Apakah terdapat jadwal pembelajaran

tersendiri untuk siswa lamban belajar

dari GPK?

7 Bagaimana cara melakukan koordinasi

mengenai siswa lamban belajar dengan

guru kelas?

8 Bagaimana cara Bapak memotivasi siswa

lamban belajar?

9 Bagaimana strategi Bapak dalam

mendampingi siswa lamban belajar

dalam mengejar ketertinggalam materi?

10 Apakah Bapak memberikan tugas

tersendiri untuk siswa lamban belajar?

11 Bagaimana Bapak melakukan penilaian

terhadap anak lamban belajar?

12 Apakah terdapat jadwal bimbingan

individual rutin untuk siswa lamban

belajar?

98

Page 113: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

92

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

Hari, Tanggal :

Tempat :

Waktu :

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana program khusus untuk

anak lamban belajar dari pihak

sekolah?

2 Bagaimana kebijakan penilaian untuk

siswa lamban belajar?

3 Bagaimana cara pihak sekolah

memantau perkembangan belajar siswa

lamban belajar?

4 Bagaimana cara pihak sekolah

membantu mengatasi masalah siswa

lamban belajar?

99

Page 114: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

93

Pedoman Wawancara Siswa Lamban Belajar

Hari, Tanggal :

Tempat :

Waktu :

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah sebelum pelajaran dimulai ibu

guru pernah memberikanmu soal

khusus yang beda dari teman yang

lainnya?

2 Apakah ibu guru sering melakukan

tanya jawab tentang keadaan sekitarmu

di awal pembelajaran?

3 Apakah sebelum menjelaskan

pelajaran, ibu guru kamu memberitahu

apa yang akan kamu pelajari?

4 Apakah di awal pembelajaran ibu guru

melakukan permainan atau sesuatu

yang membuat kamu merasa senang?

5 Bagaimana menurutmu cara ibu guru

mengajar di kelas?

6 Bagaimana menurutmu cara Pak Fuad

mengajari kamu ketika di kelas?

7 Apa ibu guru kamu setiap hari

memberikan PR?

8 Apa yang kamu lakukan ketika tidak

bisa mengerjakan soal?

9 Apakah kamu pernah mendapatkan

pelajaran tambahan dari ibu guru?

10 Apakah ibu guru sering berbicara

dengan orang tuamu?

11 Apakah kamu pernah ditanya tentang

masalah sekolah atau cara kamu belajar

di rumah oleh ibu guru?

12 Apakah Pak Fuad sering berbicara

dengan orang tuamu?

100

Page 115: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

94

Lampiran 4. Catatan Lapangan

A. Catatan Lapangan I

Hari, Tanggal : Kamis, 4 Februari 2016

Waktu : Pukul 09.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II, halaman SD N Jlaban

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Peneliti mulai melakukan pengambilan data setelah jam

istirahat dikarenakan jam pertama dan kedua sedang dilakukan ulangan

pelajaran agama dan pelajaran ke tiga adalah praktik musik. Pada hari ini,

guru melanjutkan materi sebelumnya tentang manfaat air bagi kehidupan.

Untuk mengkondisikan siswa usai istirahat, guru mengajak anak-anak untuk

bernyanyi. Anak-anak terlihat telah membawa berbagai peralatan yang

ditugaskan untuk per-individu. Ada anak yang membawa gayung, ember, dan

galon. Namun, ketiga siswa lamban belajar tidak membawa apa yang

ditugaskan oleh Ibu guru. Mereka melakukan kegiatan estafet air, yang dibagi

menjadi tiga kelompok besar di halaman sekolah. Selama kegiatan, hampir

seluruh siswa dapat mengikuti arahan Ibu guru dengan baik, sehingga estafet

air dapat dilakukan dengan kondusif. Namun, ketiga siswa lamban belajar

cenderung diam dan menepi. Mereka tidak mengikuti irama permainan. Di

101

Page 116: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

95

akhir kegiatan, Ibu guru melakukan refleksi permainan. Beliau mengatakan di

depan barisan siswa lamban belajar bahwa kerja sama itu penting dan setiap

anak harus berkontribusi untuk timnya masing-masing.

Setelah melakukan kegiatan di lapangan, pelajaran dilanjutkan di

kelas. Ibu guru terlihat mencubit telinga tiga anak, termasuk ICP karena

mereka ramai dan tidak membuka buku. OHR duduk sendiri di barisan paling

belakang. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan membca teks bacaan

secara klasikal, kemudian kelompok, dan berpasangan. Setelah membaca

secara kelompok, CM ditegur teman-temannya karena ia terlihat tidak ikut

membaca. Namun, Ibu guru tetap diam dan tidak memberi respon. Ketika

mengerjakan soal latihan, OHR terlihat kebingungan dan sempat terlihat

mencontek pekerjaan teman lain. Sedangkan ICP mengerjakan soal dengan

cepat, dan CM diberikan waktu hingga sepulang sekolah untuk menyelesaikan

tugasnya. CM ketika itu pekerjaannya salah semua namun Ibu guru

memberinya nilai 50 dan menyuruhnya untuk belajar lebih giat lagi.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

B. Catatan Lapangan II

Hari, Tanggal : Sabtu, 6 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

102

Page 117: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

96

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Sebelum pelajaran dimulai, peneliti mengikuti senam angguk bersama

seluruh warga sekolah. Pembelajaran pada hari ini masih membahas tema Air,

Bumi, dan Matahari (pembelajaran 6). Setelah berdoa dan dilakukan

pengecekan kehadiran, guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan

dipelajari untuk hari ini. Kemudian siswa membaca secara klasikal teks

bacaan singkat tentang air untuk memulai pembelajaran.

“Air sangat bermanfaat bagi kita. Air ada di sekitar kita. Kita harus menjaga

air tetap bersih. Kita juga harus menghemat air”. Setelah membaca teks

singkat tersebut, guru bertanya kepada siswa, “ketika senam tadi di halaman

kalian melihat apa saja?” Dari sekian banyak jawaban siswa, “genangan air”

adalah yang dimaksudkan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan

materi. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan bahwa air kotor seperti

genangan air di halaman tidak dapat dimanfaatkan untuk mencuci piring atau

pakaian.

Setelah itu, guru mencontohkan cara membaca puisi dan anak-anak

mengikutinya per baris. Intonasi dan mimik yang digunakan Ibu guru sangat

baik. Dilanjutkan membaca secara kelompok. OHR dan ICP terlihat diam saja

tidak mengikuti. Begitupula dengan CM. Akhirnya, CM didekati Ibu guru dan

103

Page 118: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

97

mengikuti teman-temannya membaca puisi. Setelah itu, dilanjutkan membaca

tiga-tiga di depan kelas secara acak. Siswa yang lain diberikan tugas

menghafalkan dalam hati. Ibu guru mengevaluasi cara membaca puisi siswa

yang hanya seperti membaca teks biasa dan kurang penekanan. Ketika itu CM

ramai dan Ibu guru melirikinya dan akhirnya CM tenang. Kemudian Ibu guru

menulis tentang isi puisi di papan tulis secara lengkap. Isi puisi yang ditulis

didapat dari hasil tanya jawab dengan siswa. Ketika tanya jawab ketiga anak

lamban belajar terlihat ikut aktif menjawab pertanyaan dari guru. Namun,

tiba-tiba ICP ramai dan diselentik oleh guru. Setelah itu, siswa mencatat.

Kemudian siswa membuat puisi tentang menghemat air dengan bahasanya

sendiri (3 bait, setiap bait 4 baris). OHR terlihat kesulitan untuk membuat

puisi, akhirnya ia menulis ulang puisi yang ada di buku namun susunannya

diacak. Kemudian Ibu guru menyuruhnya untuk membuat puisi kembali

dikarenakan temanya kurang sesuai. Sedangkan CM membuat puisi dengan

baik dan sesuai tema, namun waktu yang diperlukan sangatlah lama melebihi

waktu yang disediakan. ICP membuat puisi sederhana namun hanya sebaris.

Puisi yang dibuat oleh siswa diteliti satu per satu oleh guru termasuk

penulisan kata dan penggunaan tanda bacanya. Kemudian Ibu guru menyuruh

siswa meneruskan puisinya di rumah.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

104

Page 119: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

98

C. Catatan Lapangan III

Hari, Tanggal : Selasa, 9 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Pembelajaran dilanjutkan subtema 2 Bumi. Di awal pembelajaran guru

menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari untuk hari ini. Siswa

mengamati gambar gunung meletus di buku siswa. Guru dan siswa bertanya

jawab tentang gunung berapi yang diketahui oleh siswa. Dilanjutkan dengan

kegiatan membaca teks bacaan tentang gunung meletus di buku siswa secara

klasikal. Kemudian dilanjutkan membaca secara kelompok. Setelah itu,

dilanjutkan tanya jawab. ICP turut aktif menjawab. CM terlihat ramai. OHR

hanya diam saja. Kemudian, siswa membuat pertanyaan dan jawaban

berdasarkan teks bacaan. ICP mengerjakan tugas dengan cepat. CM seringkali

ramai sendiri dan mengganggu teman-temannya. Ketika yang lainnya sudah

sampai soal ke 7, CM baru sampai nomor 2. Ibu guru mendekatinya dengan

mengatakan “yang tekun ya kalau belajar”. OHR mengerjakan tugas dengan

serius dan tenang. Pada hari ini, GPK masuk ke kelas II. Beliau menemani

belajar ketiga anak lamban belajar. Mereka didekati dan diajari satu per satu

oleh GPK. Ibu guru meneliti satu per satu pekerjaan siswa beserta struktur

105

Page 120: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

99

kalimat dan penggunaan tanda bacanya. Kemudian dilanjutkan dengan

membaca secara klasikal dan kelompok. CM masih ramai. Dilanjutkan dengan

tanya jawab tentang teks bacaan. CM terlihat sibuk sendiri. Kemudian tiba-

tiba CM menjawab pertanyaan bu guru namun jawabannya salah. Ia dituntun

dan dipancing hingga menemukan jawaban yang tepat. Pelajaran selanjutnya

adalah menggambar. ICP termasuk siswa yang pandai menggambar. Ibu guru

menuliskan PR di papan tulis.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

D. Catatan Lapangan IV

Hari, Tanggal : Rabu, 10 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II, halaman SD N Jlaban

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Pembelajaran hari ini adalah pembelajaran 2, subtema 2, tema Air,

Bumi, dan Matahari. Setelah berdoa dan mengecek kehadiran siswa, guru

menyuruh ICP untuk pindah duduk di barisan paling depan. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan mengamati gambar yang ada di buku siswa.

106

Page 121: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

100

Kemudian siswa menyampaikan apa saja yang telah diamatinya dari gambar

tersebut. ICP, CM, dan OHR terlihat antusias untuk menyampaikan hasil

pengamatannya. Setelah itu, siswa memberikan pendapatnya tentang gambar

sesuai dengan petunjuk yang ada di buku siswa. Ketiga anak lamban belajar

tersebut juga terlihat antusias. Ibu guru mengaitkan peristiwa gunung meletus

dengan keadaan sekitar siswa, yakni peristiwa gunung meletus yang berada di

sekitar siswa, antara lain letusan gunung Kelud dan gunung Merapi. Selain

itu, Ibu guru juga memancing siswa untuk menjelaskan bahaya letusan

gunung berapi. Dicontohkannya dengan kematian Mbah Maridjan juru kunci

gunung Merapi yang juga merupakan aktor iklan kukubima. Setelah itu

diadakan tanya jawab tentang gambar. ICP dan CM terlihat ikut antusias

menjawab. OHR terlihat memperhatikan namun tetap diam. Sehingga Ibu

guru mengajukan pertanyaan kepada OHR. OHR pun menjawab pertanyaan

Ibu guru dengan benar.

Kegiatan dilanjutkan dengan membaca teks secara klasikal. Guru

menulis kata-kata sukar dan pentng di papan tulis (lahar, magma, hara).

107

Page 122: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

101

Setelah itu, dilakukan tanya jawab secara lisan. Seringkali CM ramai sendiri

sehingga guru melakukan kontak pandang dengannya, sehingga CM dapat

tenang. Jikalau ada siswa yang menjawab salah maka guru akan

memancingnya menuju jawaban yang benar. Hal tersebut seringkali terjadi

pada CM dan ICP. Kegiatan dilanjutkan membaca dua-dua secara acak.

Setelah itu, siswa mengisi tabel (hal yang membahayakan dan

menguntungkan dari gunung berapi). OHR terlihat tidak paham dengan apa

perintah soal. Ia mengisi tabel dengan cepat namun jawabannya sangat jauh

dari jawaban yang tepat. Sedangkan CM mencontek OHR. Namun, kemudian

ia mengerjakan sendiri setelah ditegur. Jawabannya tepat namun dibutuhkan

waktu yang amat lama untuk ia menjawab semua soal. Sedangkan ICP sama

seperti halnya CM. Ibu guru memeriksa satu per satu jawaban dari siswa

sehingga siswa mengerti di mana letak kesalahan masing-masing.

Kegiatan dilanjutkan dengan menghitung panjang lompatan masing-

masing siswa yang dilakukan secara beregu (5 anak per kelompok).

Kelompok ditentukan dengan cara berhitung. Kegiatan dilakukan di halaman

sekolah. Ketiga anak lamban belajar terlihat mengikuti aktivitas tersebut

dengan semangat. Kemudian mereka membandingkan lompatan masing-

masing anak di dalam kelas. OHR, CM, dan ICP hanya mencontek pekerjaan

teman sekelompoknya. Ibu guru berkeliling untuk membantu siswa

memahami tugasnya. Siswa yang belum selesai harus dibantu siswa

108

Page 123: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

102

sekelompoknya. Kegiatan akhir pembelajaran adalah siswa per kelompok

melakukan gerakan pendinginan di depan kelas. Kemudian guru dan siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini. Hingga usai pembelajaran, ICP

belum juga selesai mengerjakan tugasnya. Sehingga ia belum boleh pulang

hingga tugasnya selesai.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

E. Catatan Lapangan V

Hari, Tanggal : Kamis, 11 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II, halaman SD N Jlaban

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Hari ini masih melanjutkan tema 6 subtema 2 dan pembelajaran 3.

Setelah membuka pelajaran dan melakukan presensi, guru mengecek PR

siswa satu per satu. CM megerjakan PR sedangkan ICP dan OHR tidak

mengerjakan PR nya. Setelah itu, guru membangkitkan motivasi siswa

melalui tepuk anak cerdas. Guru kemudian menuliskan pokok-pokok materi di

papan tulis. Setelah itu, guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab. Salah

satu pertanyaannya adalah, “Dimana kita tinggal?”. Siswa pun serentak

109

Page 124: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

103

menjawab, “Bumi”. Setelah mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan

materi yang akan dipelajari, siswa membaca teks yang berjudul “Indonesia

Subur” yang ada di buku siswa secara klasikal. Kemudian guru dan siswa

melakukan tanya jawab lisan berdasarkan bacaan tersebut. Guru juga

menuliskan pokok-pokok bacaan di papan tulis. Ketika itu, OHR dan CM

terlihat ramai bersama. Ibu guru pun melakukan kontak pandang dengan

mereka, akhirnya mereka diam sebentar namun kemudian ramai kembali.

Sedangkan ICP merespon pertanyaan guru dengan baik. Kemudian siswa

mengisi tabel yang tersedia di buku siswa. Untuk membantu pemahaman

siswa, guru menjelaskan materi di papan tulis. Guru juga mengaitkan materi

dengan keadaan lingkungan siswa. Misalnya ada pertanyaan, “Siapa yang

pernah ke Sumatera? Di sana ada tanamana apa saja?”.

Pembelajaran dilanjutkan dengan ice breaking menyanyikan lagu

“Kemarin Paman Datang” secara klasikal dan dilanjut secara kelompok. Guru

mengatur kombinasi suara siswa dengan lagu, senandung, dan tepuk berirama.

Siswa terlihat antusias dan bersemangat. Setelah itu, guru dan siswa

melanjutkan materi. Setelah setengah jam melanjutkan materi, guru mengajak

siswa menyanyi kembali, yakni lagu “Kulihat Ibu Pertiwi”. Kemudian guru

menjelaskan alat ukur tidak baku di papan tulis. Ketiga anak lamban belajar

menulis penjelasan guru. Siswa melakukan pengukuran tidak baku dengan

satuan langkah di halaman sekolah secara berkelompok. Kelompok siswa

110

Page 125: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

104

sama dengan kelompok di hari sebelumnya. Kemudian mereka memasukkan

data yang didapat ke dalam sebuah tabel. Pembelajaran diakhiri dengan

menyimpulkan pokok materi yang telah dipelajari secara bersama-sama.

Siswa mendapatkan tugas rumah mengukur benda-benda yang ada di rumah

dengan satuan tidak baku. Kemudian, pembelajaran diakhiri dengan doa

selesai belajar.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

F. Catatan Lapangan VI

Hari, Tanggal : Sabtu, 13 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 09.00

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Pembelajaran hari ini adalah pembelajaran Bahasa Jawa. Hari ini

siswa belajar hanya sampai pukul 09.00 dikarenakan ada rapat guru kelas

rendah di UPTD Sentolo. Kegiatan pembelajaran diawalai dengan berdoa

bersama dan prsensi siswa. Kemudian, guru memberikan contoh cara

membaca teks bacaan per baris dan diikuti siswa secara klasikal. Dilanjutkan

membaca keseluruhan langsung tanpa contoh dari guru secara klasikal.

111

Page 126: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

105

Kemudian guru menuliskan pokok-pokok materi bacaan di papan tulis.

Setelah itu, masing-masing siswa mencatat di bukunya. OHR terlihat fokus

mencatat. Sedangkan ICP ramai. Kemudian ia didekati guru dan ditunggui

hingga selesai mencatat. Hari ini CM tidak masuk sekolah tanpa alasan.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

G. Catatan Lapangan VII

Hari, Tanggal : Senin, 15 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Tema hari ini adalah tema 2 sub tema 2 pembelajaran 4. Kegaiatan

diawali dengan doa bersama dan mengecek kehadiran siswa. Guru bertanya

alasan CM tidak masuk sekolah hari Sabtu lalu. Ada salah satu siswa yang

mengatakan bahwa CM tidak masuk sekolah dikarenakan terlambat bangun.

Setelah itu, siswa membaca teks bacaan tentang Edo yang bangun terlambat

secara klasikal, dilanjut secara kelompok, dan klasikal kembali. ICP ditunjuk

guru untuk membaca sendiri karena ia ramai. Guru menuliskan kata sukar di

papan tulis dan satu per satu siswa yang ditunjuk membacanya dengan keras.

112

Page 127: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

106

ICP masih ramai dan membuat suara dengan penggaris besinya, svhingga ia

ditegur guru. Begitu pula dengan CM yang ramai kemudian ditegur guru.

Sedangkan OHR terlihat tenang. Akhirnya, ICP dipindah tempat duduknya di

barisan paling depan. Kemudian guru melanjutkan materi dan tanya jawab

dengan siswa secara lisan. Siswa menuliskan tata tertib di lingkungan rumah

dan sekolah di bukunya masing-masing. Dikarenakan para siswa ramai, guru

mengajak siswa tepuk anak cerdas. ICP ditegur kembali karena duduknya

tidak baik. Ketika mengerjakan tugas, ketiga siswa lamban belajar terlihat

kurang paham. Mereka belum menuliskan satu tata tertib pun ketika banyak

siswa lain yang sudah selesai. Siswa yang sudah selesai diperikasa

jawabannya satu per satu oleh guru termasuk tanda baca dan ejaan

kalimatnya. Kemudian, mereka melanjutkan tugas kedua yakni menuliskan

cerita diri. Yang belum selesai masihmelanjutkan tugasnya. Tugas ke dua juga

diteliti satu per satu oleh guru. Tugas ketiga adalah membuat kalimat tanya

dan jawaban berdasarkan gambar yang ada di buku siswa. Ketika banyak

siswa yang telah mengerjakan tugas kedua dan tiga, ketiga anak lamban

belajar masih mengerjakan tugas pertamanya. Ketika peneliti melihat

pekerjaan mereka, terlihat bahwa mereka masih belum paham tentang tugas

yang diberikan oleh guru. Namun, akhirnya kegiatan pembelajaran pun

dilanjutkan dengan mengamati gambar yang ada di buku siswa dan terjadilah

tanya jawab antara guru dan siswa. Tanya jawab dikaitkan dengan tata tertib

113

Page 128: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

107

yang ada di lingkungan sekolah siswa. “Kalau di SD Jlaban siswa terlambat

bagaimana? Siapa yang pulang sekolah langsung bermain sepeda tanpa ganti

pakaian dahulu?”. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan

materi secara bersama dan guru memberikan tugas rumah untuk siswa. Pada

hari ini, ketiga anak lamban belajar pulang akhir karena harus melanjutkan

tugasnya sampai selesai.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

H. Catatan Lapangan VIII

Hari, Tanggal : Selasa, 16 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Tema hari ini adalah tema 2 sub tema 2 pembelajaran 5. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan doa bersama dan mengecek kehadiran siswa.

Kemudian guru mengecek pekerjaan rumah siswa satu per satu. CM

mengerjakan PR sedangkan OHR dan ICP tidak megerjakan. Kemudian guru

melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi tata tertib pada

kegiatan apel pagi yang dilakukan oleh guru olahraga. Guru mengajak siswa

114

Page 129: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

108

melakukan tepuk anak cerdas. Guru menjelaskan tentang tata tertib di sekolah.

Kemudian siswa mengamati gambar yang ada di buku siswa. Kemudian siswa

dan guru melakukan tanya jawab tentang gambar tersebut.

OHR dan CM ramai bersama. Kemudian guru mengamati mereka dan mereka

pun diam. ICP terlihat mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa membuat

kalimat tanya tentang gambar tersebut. Guru mendekati ICP karena belum

mengerjakan satu nomor pun. Dengan keras guru bertanya kepadanya, “Kalau

di awal kalimat pakai huruf apa Gel?”. ICP tidak menjawab, yang menjawab

teman semejanya. Tugas siswa diteliti satu per satu. Dikarenakan banyak

siswa yang ramai, guru mengajak siswa melakukan berbagai macam tepuk.

Guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan materi

tentang cara menulis buku harian di papan tulis. Guru memberikan contoh

bentuk buku harian. Guru menegur CM dan OHR yang ramai. ICP terlihat

diam. Para siswa menyalin materi yang diberikan guru di bukunya masing-

masing. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengamati gambar yang ada di

buku siswa dan tanya jawab tentang gambar tersebut.

115

Page 130: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

109

Kemudian siswa membaca klasikal teks bacaan. Guru menulis kata sukar di

papan tulis. Guru juga menuliskan pokok-pokok materi dari teks bacaan di

papan tulis kemudian siswa menyalinnya di buku masing-masing. Siswa yang

sudah selesai menulis, membaca tulisannya masing-masing. Kegiatan

pembelajaran diakhiri denagan menyimpulkan materi secara bersama dan

guru memberikan siswa PR.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

I. Catatan Lapangan IX

Hari, Tanggal : Rabu, 17 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 09.00

Tempat : Ruang kelas II dan halaman SD Jlaban

Kegiatan : Observasi dan dokumentasi

Deskripsi :

Tema hari ini adalah tema 2 sub tema 2 pembelajaran 6. Setelah

berdoa dan mengecek kehadiran siswa, guru mengecek PR siswa satu per satu.

116

Page 131: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

110

CM mengerjakan PR. Sedangkan ICP dan OHR tidak mengerjakan. Hari ini,

siswa bermain sebuah permainan di halaman sekolah. Sebelum permainan

dimulai, guru membacakan aturannya dan memberikan contoh tata cara

permainan. Anak yang tidak fokus atau tidak menaati aturan dihukum dengan

bernyanyi lagu wajib. ICP, CM, dan OHR juga terkena hukuman karena tidak

paham cara bermainnya. Setelah itu, siswa masuk kelas dan tanya jawab

tentang permainan dan aturannya. Kemudian siswa mengamati gambar dan

tanya jawab tentang gambar.

Siswa membuat pertanyaan dan dijawab teman sebangkunya. Kemudian hasil

pekerjaan diteliti guru satu per satu. Setelah itu siswa mengerjakan soal yang

ada di buku siswa dan diteliti satu per satu. Kegiatan pembelajaran dengan

guru kelas hanya sampai jam 09.00 karena setelah istirahat diisi dengan

pelajaran musik.

Untuk dokumentasi, selain mengambil foto-foto kegiatan, peneliti juga

melakukan dokumentasi RPP untuk kegiatan pembelajaran hari ini.

117

Page 132: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

111

J. Catatan Lapangan X

Hari, Tanggal : Kamis, 18 Februari 2016

Waktu : Pukul 09.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan Dokumentasi

Deskripsi :

RPP sub tema 3 pembelajaran 1 digunakan untuk dua kali pertemuan,

yakni hari ini dan pada hari Sabtu. Pembelajaran dengan guru kelas di hari

Kamis dilakukan setelah jam istirahat. Di awal pembelajaran, guru memindah

tempat duduk ICP di barisan nomor dua dari depan karena ramai. Kemudian

siswa membaca teks bacaan secara klasikal dan kelompok. Ketiga anak

lamban belajar terlihat aktif membaca dengan lantang dan lancar. Setelah itu,

dilakukannya tanya jawab tentang teks bacaan. CM terlihat ramai. Sehingga

guru menunjuknya untuk menjawab pertanyaan. “Dari mana matahari terbut

Cindi? Kalau terbenam?” CM menunjuk arah dengan tepat namun tidak dapat

menyebutkan nama arahnya. Kemudian guru mengajak siswa bernyanyi

Matahari Terbenam.

Setelah itu, siswa mengamati gambar yang ada di buku siswa. Mereka

mendapat tugas membuat kalimat sesuai dengan gambar. OHP sepertinya

belum bisa membuat kalimat dengan baik. CM membuat kalimat dengan baik

namun satu kalimat dibutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan ICP

118

Page 133: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

112

masih ramai. Guru pun memeriksa pekerjaan siswa satu per satu. ICP masih

belum selesai hingga bel pulang sekolah berbunyi. Akhirnya ia melanjutkan

mengerjakan tugas setelah pulang sekolah ditemani dan diajari oleh Mutiara

temannya.

K. Catatan Lapangan XI

Hari, Tanggal : Jumat, 19 Februari 2016

Waktu : Pukul 08.00 – 10.00

Tempat : Ruang kelas II, Ruang Guru, Ruang TU

Kegiatan : Wawancara Guru Kelas, GPK, OHR CM

serta Dokumentasi

Deskripsi :

Pada hari Jumat biasanya peneliti tidak melakukan observasi

pembelajaran di kelas II, karena kelas II pelajaran olahraga dari pukul 07.00

hingga pulang sekolah. Hari ini, peneliti melakukan wawancara terhadap

subjek utama guru kelas. Rencananya peneliti akan melakukan wawancara di

akhir proses observasi (minggu depan), namun guru kelas meminta

diwawancarai hari Jumat ini. Kemudian peneliti hari ini juga sekalian

wawancara GPK yang kebetulana ada jam kunjungan di hari Jumat. Untuk

siswa, peneliti baru melakukan wawancara dengan OHR dan CM karena ICP

119

Page 134: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

113

masih sibuk bermain dan terlihat kurang fokus jika hari ini dilakukan

wawancara.

L. Catatan Lapangan XII

Hari, Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan Dokumentasi

Deskripsi :

Pembelajaran melanjutkan pertemuan pada hari Kamis, yakni sub tema

3 Matahari pembelajaran 1. Pembelajaran diawali dengan berdoa dan guru

mengecek kehadiran siswa. Kemudian siswa membaca teks yang ada di buku

siswa secara klasikal, kelompok, serta berpasangan. Dilakukannya tanya

jawab tentang teks bacaan. Setelah itu, dilanjutkan dengan tanya jawab

tentang kegiatan sehari-hari siswa dengan cara ditunjuk. ICP, CM, dan OHP

mendapat giliran ditunjuk untuk menjawab soal. Kemudian guru memberikan

contoh di papan tulis menulis cerita kegiatan atau kejadian dari bangun tidur

hingga tiba di sekolah. Siswa pun membuat cerita tersebut masing-masing di

buku tulis. CM dan OHP ramai sehingga ditegur. Pekerjaan siswa diteliti satu

per satu. Bagi yang sudah selesai melanjutkan tugas menulis aturan yang ada

di rumah. Bagi yang belum selesai, masih melanjutkan tugas sebelumnya.

120

Page 135: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

114

CM, ICP, dan OHP masih mengerjakan tugas pertama. Mereka tidak sempat

mengerjakan tugas ke dua. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan

menyanyikan lagu Bangun Tidur Ku Terus Mandi secara klasikal sambil

bertepuk.

Setelah itu, siswa mempersiapkan benda-benda yang telah disuruh

untuk membawanya, yakni jas hujan, topi, buku, tas, dan kotak pensil. CM

dan OHP tidak membawa jas hujan dan topi. Sedangkan ICP membawa

seluruh benda yang dibutuhkan tersebut. Siswa membandingkan berat

antarbenda. Pekerjaan siswa diteliti satu per satu. Kemudian siswa

mengerjakan tugas yang ada di buku siswa. Tugas tersebut juga diteliti satu

per satu. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi

pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab. Ketiga anak lamban belajar

terlihat aktif menjawab pertanyaan guru. Siswa diberikan PR membandingkan

berat 10 benda yang ada di rumah. Pada hari ini GPK tidak masuk kelas II.

M. Catatan Lapangan XIII

Hari, Tanggal : Selasa, 23 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II, halaman

Kegiatan : Observasi dan Dokumentasi

Deskripsi :

121

Page 136: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

115

Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari hari

ini. Kemudian, guru melakukan tanya jawab sebagai apersepsi. “Siapa yang

membangunkan kalian tadi pagi? Siapa yang menyiapkan sarapan kalian?”

Kemudian guru mengajak siswa bernyanyi Kasih Ibu secara kelompok,

klasikal, dan maju 5-5. Yang berani maju sendiri hanya 3 anak. Kemudian

diadakan tanya jawab tentang lagu tersebut. Setelah itu siswa mengamati

gambar yang ada di buku siswa. Siswa membuat kalimat tanya beserta

jawabannya di buku tulis masing-masing. Ketika proses mengerjakan tugas,

CM ramai, sehingga ditegur guru. Guru meneliti pekerjaan siswa satu per

satu. Siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas satu melanjutkan tugas dua.

Sedangkan siswa yang belum selesai, masih melanjutkan tugas satu. Guru

menjelaskan materi di papan tulis melalui kegiatan tanya jawab. Kemudian

siswa mencatat di buku masing-masing. Siswa mengerjakan soal yang ada di

buku siswa. kemudian diteliti satu per satu. Guru mencontohkan cara

membaca puisi dengan baik. Siswa mengikutinya per baris secara klasikal

kemudian secara berkelompok. Siswa yang berani maju sendiri membaca

puisi dipersilakan ke depan. CM tunjuk jari dan maju membaca puisi dengan

baik. Guru memuji CM. Guru memberikan tugas rumah membuat puisi

dengan tema Ibu. Kemudian siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran

dengan cara tanya jawab.

122

Page 137: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

116

N. Catatan Lapangan XIV

Hari, Tanggal : Rabu, 24 Februari 2016

Waktu : Pukul 07.00 – 10.45

Tempat : Ruang kelas II

Kegiatan : Observasi dan Dokumentasi

Deskripsi :

Hari ini melanjutkan pembelajaran 5. Guru menyampaikan materi

pokok yang akan dipelajarinya hari ini. Guru mengajak siswa melakukan

tepuk anak cerdas. Dilanjutkan siswa membaca teks bacaan secara klasikal,

kelompok, dan berpasangan. ICP ramai, sehingga ia disuruh membaca sendiri

di depan kelas. Kemudian diadakan tanya jawab tentang teks bacaan. Lalu

siswa mengamati gambar dan tanya jawab tentang gambar. Siswa membuat

kalimat tentang gambar. Pekerjaannya diteliti satu per satu. Siswa membaca

secara klasikal. Guru menjelaskan materi di papan tulis. Siswa mencatat di

buku masing-masing. Siswa kemudian mengerjakan soal yang ada di buku

siswa lalu diteliti satu per satu oleh guru.

Siswa berkelompok dan melakukan permainan di halaman sekolah.

Sebelumnya, guru menjelaskan aturan permainan dan memberi contoh. ICP,

CM, dan OHP seringkali salah dalam mengikuti aturan permainan. Kemudian

siswa masuk kelas dan tanya jawab tentang permainan tadi.

123

Page 138: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

117

O. Catatan Lapangan XV

Hari, Tanggal : Sabtu, 27 Februari 2016

Waktu : Pukul 08.45 – 10.50

Tempat : Ruang Guru dan Depan Ruang Kelas II

Kegiatan : Wawancara Kepala Sekolah dan ICP serta

Dokumentasi

Deskripsi :

Hari terakhir rangkaian penelitian ini, peneliti melakukan wawancara

dengan kepala sekolah. Selain itu, peneliti juga melakukan dokumentasi surat-

surat terkait, yakni SK sekolah inkluasi, hasil assesmen siswa ICP, OHR, dan

CM, serta rapot siswa terkait. Sepulang bel pulang sekolah, peneliti

melakukan wawancara dengan ICP.

124

Page 139: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

118

Lampiran 5. Hasil Observasi

No Aspek yang Diamati Deskripsi

1. Apakah guru mempersiapkan tes

prasyarat atau tes awal pada siswa

lamban belajar?

Tidak ada tes prasyarat atau tes awal pada siswa lamban belajar .

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

2. Apakah guru menyampaikan angket

untuk menganalisis karakteristik

siswa lamban belajar?

Guru tidak menyiapkan angket untuk menganalisis karakteristik

siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

3. Apakah guru mempersiapkan tujuan

pembelajaran khusus untuk siswa

lamban belajar?

Tidak ada tujuan pembelajaran khusus untuk anak lamban belajar.

Tujuan yang terangkum dalam RPP sama dengan siswa lainnya.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

4. Apakah guru merumuskan tujuan

pembelajaran sesuai dengan

kompetensi dasar dan kompetensi

Inti?

Guru merumuskan tujuan pembelajaran atau indikator sesuai

dengan KI dan KD. (Tanggal 4,6,9,10)

Guru merumuskan tujuan pembelajaran atau indikator hanya

sesuai dengan KI 3 dan 4 saja. Sedangkan KI 1 dan 2 tidak dibuat

KD dan indikatornya.

(Tanggal11,13,15,16,17,18,20,23,24)

5. Bagaimana cara guru memilih bahan

dan sumber belajar?

Bahan dan sumber belajar mengacu pada buku guru dan buku

siswa tematik kurikulum 2013.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

6. Apakah guru mempersiapkan bahan

dan sumber belajar khusus untuk

siswa lamban belajar?

Guru tidak mempersiapkan bahan dan sumber belajar khusus

untuk siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

7. Bagaimana metode yang

dipersiapkan guru?

Di dalam RPP dituliskan rencana metode pembelajaran adalah

ceramah dan tanya jawab. (Tanggal

4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

125

Page 140: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

119

8. Apakah guru mempersiapkan metode

pembelajaran khusus untuk siswa

lamban belajar?

Guru tidak mempersiapkan metode pembelajaran khusus untuk

siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

9. Bagaimana guru mempersiapakan

media pembelajaran?

Di dalam RPP tidak dituliskan rencana penggunaan media

pembealajaran. (Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

10. Apakah guru mempersiapkan media

pembelajaran khusus bagi anak

lamban belajar?

Guru tidak mempersiapkan media pembelajaran khusus untuk

siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

11. Bagaimana format penilaian untuk

siswa lamban belajar?

Format penilain siswa lamban belajar dengan siswa lainnya

adalah sama. Sumer format penilaian adalah diambil dari buku

guru.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

12. Bagaimana cara guru melakukan

apersepsi?

Guru melakukan kegiatan awal materi”kegunaan air sehari-hari”

dengan cara melakukan kegiatan estafet air dan bertanya kepada

siswa “apakah ada anak yang selama sehari tidak menyentuh air

sama sekali?” (Tanggal 4)

Guru bertanya tentang apa saja yang siswa lihat di halaman ketika

senam. (di halaman banyak genangan air) kemudian guru

menuntun siswa menyimpulkan bahwa genangan air di halaman

yang kotor tidak dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari,

seperti mencuci. (Tanggal 6)

Guru bertanya jawab tentang gunung berapi yang berada di

sekitar siswa atau yang diketahui oleh siswa. (Tanggal 9)

Guru tidak melakukan apersepsi di awal pembelajaran. (Tanggal

10, 13)

Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab. Salah satu

pertanyaannya adalah, “Di manakah kita tinggal?” Siswa serentak

menjawab, “Bumi”. (Tanggal 11)

Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang materi

126

Page 141: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

120

tata tertib pada kegiatan apel pagi oleh guru olahraga. (Tanggal

16)

Guru melakukan tanya jawab sebagai apersepsi. “Siapa yang

membangunkan kalian tadi pagi? Siapa yang menyiapkan sarapan

kalian?” (Tanggal 23)

13. Bagaimana cara guru menimbulkan

motivasi siswa di awal pembelajaran?

Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “Lingguh

sedhakep”sebelum pembelajaran. (Tanggal 4)

Guru tidak memberikan motivasi di awal pembelajaran. (Tanggal

6,9,10,13,15,17,18,20)

Guru mengajak siswa melakukan tepuk anak cerdas untuk

membangkitkan semangat siswa di awal pembelajaran. (Tanggal

11,16,24)

Siswa bernyanyi lagu Kasih Ibu. (Tanggal 23)

14. Bagaimana cara guru menyampaikan

tujuan atau pokok-pokok materi di

awal pembelajaran?

Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. (Tanggal

4,6,10,13,1,16,17,18,20)

Guru hanya menyampaikan tujuan secara lisan. (Tanggal 9,23,24)

Guru menuliskan tujuan di papan tulis. (Tanggal 11)

15. Bagaimana kegiatan pembelajaran

pada anak lamban belajar?

Guru menjelaskan aturan permaianan air di lapangan secara

khusus kepada anak lamban belajar – di dalam kelas dimulai

dengan kegiatan membaca secara klasikal, kelompok, dan

berpasangan – mengerjakan soal. (Tanggal 4)

Guru mencontohkan cara membaca puisi dan siswa mengikutinya

per baris secara klasikal, dilanjutkan secara kelompok, dan

berpasangan tiga-tiga, ketika menunggu giliran maju, siswa yang

lain ditugaskan untuk menghafalkan puisi – Guru menuliskan isi

puisi di papan tulis dari hasil tanya jawab – siswa membuat puisi

tentang menghmat air dengan bahasanya sendiri – guru meneliti

125 127

Page 142: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

121

puisi siswa satu per satu berserta tanda bacanya – Siswa

memperbaiki puisinya sebagai pekerjaan rumah. (Tanggal 5)

Siswa membaca teks bacaab secara klasikal dan kelompok –

tanya jawab tentang bacaan tersebut – siswa membuat pertanyaan

beserta jawaban berdasarkan teks bacaan tersebut – Guru meneliti

pekerjaan siswa satu per satu – membaca teks bacaan secara

kelompok dan klasikal – tanya jawab tentang bacaan tersebut –

menggambar. (Tanggal 9)

Mengamati gambar – siswa menyampaikan hasil pengamatannya

– siswa menyatakan pendapat sesuai dengan petunjuk buku siswa

– tanya jawab tentang gambar – siswa membaca teks secara

klasikal – guru menulis kata sukar di papan tulis - tanya jawab –

membaca berpasangan secara acak - mengisi tabel hal yang

membahayakan dan menguntungkan dari gunung berapi –

menghitung lompatan masing-masing siswa secara berkelompok.

(Tanggal 10)

Siswa membaca teks bacaan secara klasikal – tanya jawab – guru

menuliskan pokok-pokok bacaan di papan tulis – siswa mengisi

tabel – guru menjelaskan materi di papan tulis – menyanyi –

pengukuran satuan tidak baku secara berkelompok. (Tanggal 11)

Guru memberikan contoh cara membaca per baris dan diikuti

siswa secara klasikal – membaca klasikal tanpa contoh dari guru

– guru menuliskan pokok-pokok materi bacaan di papan tulis –

siswa mencatat. (Tanggal 13)

Siswa membacasecara klasikal dilanjtkan secara kelompok dan

128

Page 143: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

122

klasikal kembali – guru menuliskan kata sukar di papan tulis dan

siswa yang ditunjuk membacanya – tanya jawab – siswa

menuliskan tata tertib di lingkungan rumah dan sekolah di buku

tulis masing-masing – guru memeriksa pekerjaan siswa satu per

satu – siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas kedua dan

ketiga – siswa mengamati gambar – tanya jawab.(Tanggal 15)

Siswa mengamati gambar – tanya jawab tentang gambar – siswa

membuat kalimat tanya tentang gambar – menjelaskan materi

menulis buku harian beserta contohnya di papan tulis – siswa

menyalin materi di buku tulis – mengamati gambar lagi – tanya

jawab tentang gambar – membaca klasikal – guru menuliskan

kata sukar di papan tulis – guru menuliskan pokok bacaan di

papan tulis melalui hasil tanya jawab – siswa menyalin di buku

tulis – siswa yang sudah selesai menulis membaca tulisannya

masing-masing dalam hati. (Tanggal 16)

Permaianan gerak bersyarat di halaman – guru menjelaskan

aturan permainan sebelum melakukan permainan – tanya jawab

tentang permainan tersebut – siswa mengamati gambar – tanya

jawab tentang gambar – siswa membuat pertanyaan dan dijawab

teman seangkunya – guru meneliti pekerjaan siswa satu per satu –

mengerjakan soal yang ada di buku siswa – diteliti satu per satu.

(Tanggal 17)

Siswa membaca teks bacaan secara klasikal dan kelompok –

tanya jawab tentang bacaan – bernyanyi matahari terbenam –

mengamati gambar – siswa membuat kalimat tentang gambar.

129

Page 144: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

123

(Tanggal 18)

Siswa membaca teks secara klasikal, kelompok, dan berpasangan

– tanya jawab tentang bacaan – guru memberikan contoh di papan

tulis tentang kegiatan dari bangun pagi hingga sampai sekolah –

siswa membuat cerita di buku masing-masing – diteliti satu per

satu – yang sudah selesai melanjutkan tugas menulis aturan yang

ada di rumah – diteliti satu per satu – menyanyi lagu bangun tidur

secara klasikal sambil bertepuk – membandingkan berat benda

yang telah dipersiapkan – tugas diteliti satu per satu – siswa

mengerjakan soal yang ada di buku siswa – dteliti satu per satu.

(Tanggal 20)

Bernyanyi lagu kasih ibu – tanya jawab tentang lagu – mengamati

gambar – membuat kalimat tanya beserta jawaban di buku

masing-masing tentang gambar – diteliti satu per satu – lanjut

tugas dua – diteliti satu per satu – guru menjelaskan materi di

papan tulis – siswa mencatat di buku masing-masing – siswa

mengerjakan soal yang ada di buku siswa – diteliti satu per satu –

guru mencontohkan cara membaca puisi – siswa menirukannya

per baris secara klasikal – CM maju membaca puisi sendiri.

(Tanggal 23)

Siswa membaca teks bacaan secara klasikal, kelompok, dan

berpasangan – tanya jawab tentang teks bacaan – mengamati

gambar – siswa membuat kalimat tentang gambar – diteliti satu

per satu – siswa membaca secara klasikal – guru menjelaskan

materi di papan tulis – siswa mencatat di buku masing-masing –

siswa mengerjakan soal – diteliti satu per satu – siswa

130

Page 145: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

124

berkelompok melakukan permainan di halaman. (Tanggal 24)

16. Bagaimana layanan GPK untuk siswa

lamban belajar?

GPK mendampingi CM, ICP, OHP hanya sekitar satu jam dengan

cara mengajarinya mengerjakan soal ketika jam pelajaran

berlangsung.(Tanggal 9)

GPK tidak masuk kelas II

(Tanggal 4,6,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

17. Bagaimana cara guru menimbulkan

motivasi siswa lamban belajar pada

inti pembelajaran?

Ice breaking menyanyikan lagu “Kemarin Paman Datang” secara

klasikal dan dilanjut secara kelompok. Guru mengatur kombinasi

suara siswa dengan lagu, senandung, dan tepuk

berirama.(Tanggal 11)

Dikarenakan para siswa ramai, guru mengajak siswa tepuk anak

cerdas. (Tanggal 15)

Dikarenakan banyak siswa yang ramai, guru mengajak siswa

melakukan berbagai macam tepuk. (Tanggal 16)

bernyanyi matahari terbenam. (Tanggal 18)

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan menyanyikan lagu

Bangun Tidur Ku Terus Mandi secara klasikal sambil bertepuk.

(Tanggal 20)

Guru memuji CM karena membaca puisi dengan baik di depan

kelas. (Tanggal 23)

131

Page 146: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

125

18. Bagaimana penggunaan metode

dalam proses pembelajaran?

Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.

(Tanggal 6,9,10,11,13,15,16,18,20,23)

Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, dan

permaianan.(Tanggal 4, 17, 24)

19. Bagaimana penggunaan media dalam

proses pembelajaran?

Guru menggunakan papan tulis untuk menjelaskan materi.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

20. Bagaimana teknik guru dalam

mengajukan pertanyaan? Apakah

untuk anak tertentu saja, bergantian,

atau secara klasikal?

Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

21. Bagaimana cara guru menyimpulkan

materi?

Guru tidak melakukan penyimpulan materi. (Tanggal

4,6,9,13,17,18,24)

Guru melakukan kegiatan penyimpulan dengan cara tanya jawab

dengan siswa tentang pokok-pokok materi yang telah dipelajari

hari ini. Ketiga anak lamban belajar terlihat aktif menjawab

pertanyaan guru di akhir pembelajaran. (Tanggal

10,11,15,16,20,23)

22. Bagaimana guru melakukan evaluasi

di akhir pembelajaran?

Apakah bentuk evaluasi siswa

lamban belajar dengan yang lainnya

berbeda atau sama?

Tidak ada evaluasi khusus di akhir pembelajaran. Siswa selalu

mengerjakan soal setelah guru menyampaikan sebuah pokok

materi. Soal yang dikerjakan siswa bersumber dari buku siswa.

Evaluasi siswa lamban belajar dengan yang lainnya adalah sama.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24,25)

132

Page 147: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

126

23. Bagaimana bentuk tindak lanjut

siswa di akhir pembelajaran?

Tidak ada tindak lanjut siswa di akhir pembelajaran. (Tanggal 4,

10,13, 17,18,24)

Siswa meneruskan membuat puisi di rumah. (Tanggal 6 )

Siswa diberikan PR dari buku siswa. (Tanggal 9,15,16)

PR-nya adalah siswa mengukur benda-benda di rumahnya dengan

satuan tidak baku. (Tanggal 11)

Siswa diberikan PR membandingkan berat 10 benda yang ada di

rumah.(Tanggal 20)

Membuat puisi bertema Ibu. (Tanggal 23)

24. Apakah terdapat program remedial

bagi siswa lamban belajar?

Tidak terdapat program remedial bagi siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

25. Apakah terdapat tambahan waktu

belajar untuk siswa lamban belajar?

Tambahan waktu mengerjakan tugas sepulang sekolah untuk CM.

(Tanggal 4)

Tambahan waktu mengerjakan tugas sepulang sekolah untuk ICP.

(Tanggal 10,18)

Ketiga anak lamban belajar pulang akhir karena harus

melanjutkan tugasnya sampai selesai. (Tanggal 15)

Tidak terdapat tambahan waktu. (Tanggal 6,9,11,13,16,17,23,24)

26. Bagaimana peranaan GPK dalam

program khusus untuk siswa lamban

belajar?

GPK tidak mendampingi siswa di luar jam pelajaran.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

27. Apakah guru melakukan komunikasi

individual dengan siswa lamban

belajar?

Guru berbincang-bincang dengan ketiga anak lamban belajar

selama proses pembelajaran.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

28. Apakah guru melakukan komunikasi

individual dengan orang tua siswa

lamban belajar?

Tidak terlihat guru melakukan komunikasi individual dengan

orang tua siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

29. Bagaimana peranan GPK dalam Tidak terlihat GPK melakukan komunikasi individual dengan

133

Page 148: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

127

melakukan komunikasi individual

dengan siswa lamban belajar?

orang tua siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

134

Page 149: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

128

Lampiran 6. Reduksi Hasil Observasi

No Aspek yang Diamati Deskripsi Kesimpulan

1. Apakah guru mempersiapkan

tes prasyarat atau tes awal

pada siswa lamban belajar?

Tidak ada tes prasyarat atau tes awal pada siswa

lamban belajar .

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Tidak ada tes prasyarat atau

tes awal pada siswa lamban

belajar .

2. Apakah guru menyampaikan

angket untuk menganalisis

karakteristik siswa lamban

belajar?

Guru tidak menyiapkan angket untuk

menganalisis karakteristik siswa lamban

belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru tidak menyiapkan

angket untuk menganalisis

karakteristik siswa lamban

belajar.

3. Apakah guru mempersiapkan

tujuan pembelajaran khusus

untuk siswa lamban belajar?

Tidak ada tujuan pembelajaran khusus untuk

anak lamban belajar. Tujuan yang terangkum

dalam RPP sama dengan siswa lainnya.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Tidak ada tujuan

pembelajaran khusus untuk

anak lamban belajar. Tujuan

yang terangkum dalam RPP

sama dengan siswa lainnya.

4. Apakah guru merumuskan

tujuan pembelajaran sesuai

dengan kompetensi dasar dan

kompetensi Inti?

Guru merumuskan tujuan pembelajaran atau

indikator sesuai dengan KI dan KD. (Tanggal

4,6,9,10)

Guru merumuskan tujuan pembelajaran atau

indikator hanya sesuai dengan KI 3 dan 4 saja.

Sedangkan KI 1 dan 2 tidak dibuat KD dan

indikatornya.

(Tanggal11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru merumuskan tujuan

pembelajaran atau indikator

sesuai dengan KI (3 dan 4)

dan KD.

5. Bagaimana cara guru

memilih bahan dan sumber

Bahan dan sumber belajar mengacu pada buku

guru dan buku siswa tematik kurikulum 2013.

Guru melakukan

pembelajarn mengacu pada

135

Page 150: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

129

belajar? (Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24) buku guru dan buku siswa.

6. Apakah guru mempersiapkan

bahan dan sumber belajar

khusus untuk siswa lamban

belajar?

Guru tidak mempersiapkan bahan dan sumber

belajar khusus untuk siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru tidak mempersiapkan

bahan dan sumber belajar

khusus untuk siswa lamban

belajar.

7. Bagaimana metode yang

dipersiapkan guru?

Di dalam RPP dituliskan rencana metode

pembelajaran adalah ceramah dan tanya jawab.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Di dalam RPP dituliskan

rencana metode

pembelajaran adalah

ceramah dan tanya jawab.

8. Apakah guru mempersiapkan

metode pembelajaran khusus

untuk siswa lamban belajar?

Guru tidak mempersiapkan metode

pembelajaran khusus untuk siswa lamban

belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru tidak mempersiapkan

metode pembelajaran khusus

untuk siswa lamban belajar.

9. Bagaimana guru

mempersiapakan media

pembelajaran?

Di dalam RPP tidak dituliskan rencana

penggunaan media pembealajaran. (Tanggal

4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Di dalam RPP tidak

dituliskan rencana

penggunaan media

pembealajaran.

10. Apakah guru mempersiapkan

media pembelajaran khusus

bagi anak lamban belajar?

Guru tidak mempersiapkan media pembelajaran

khusus untuk siswa lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru tidak mempersiapkan

media pembelajaran khusus

untuk siswa lamban belajar.

11. Bagaimana format penilaian

untuk siswa lamban belajar?

Format penilain siswa lamban belajar dengan

siswa lainnya adalah sama. Sumer format

penilaian adalah diambil dari buku guru.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Format penilain siswa

lamban belajar dengan siswa

lainnya adalah sama. Sumber

format penilaian adalah

diambil dari buku guru.

12. Bagaimana cara guru Guru melakukan kegiatan awal Guru melakukan apersepsi

136

Page 151: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

130

melakukan apersepsi?

materi”kegunaan air sehari-hari” dengan cara

melakukan kegiatan estafet air dan bertanya

kepada siswa “apakah ada anak yang selama

sehari tidak menyentuh air sama sekali?”

(Tanggal 4)

Guru bertanya tentang apa saja yang siswa lihat

di halaman ketika senam. (di halaman banyak

genangan air) kemudian guru menuntun siswa

menyimpulkan bahwa genangan air di halaman

yang kotor tidak dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci.

(Tanggal 6)

Guru bertanya jawab tentang gunung berapi

yang berada di sekitar siswa atau yang

diketahui oleh siswa. (Tanggal 9,15,17,

18,20,24 )

Guru tidak melakukan apersepsi di awal

pembelajaran. (Tanggal 10, 13)

Guru melakukan apersepsi dengan cara tanya

jawab. Salah satu pertanyaannya adalah, “Di

manakah kita tinggal?” Siswa serentak

menjawab, “Bumi”. (Tanggal 11)

Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab

tentang materi tata tertib pada kegiatan apel

pagi oleh guru olahraga. (Tanggal 16)

Guru melakukan tanya jawab sebagai apersepsi.

“Siapa yang membangunkan kalian tadi pagi?

Siapa yang menyiapkan sarapan kalian?”

dengan cara tanya jawab

tentang keadaan sekitar

siswa atau kegiatan siswa.

137

Page 152: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

131

(Tanggal 23)

13. Bagaimana cara guru

menimbulkan motivasi siswa

di awal pembelajaran?

Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “Lingguh

sedhakep”sebelum pembelajaran. (Tanggal 4)

Guru tidak memberikan motivasi di awal

pembelajaran. (Tanggal 6,9,10,13,15,17,18,20)

Guru mengajak siswa melakukan tepuk anak

cerdas untuk membangkitkan semangat siswa di

awal pembelajaran. (Tanggal 11,16,24)

Siswa bernyanyi lagu Kasih Ibu. (Tanggal 23)

Guru menimbulkan motivasi

di awal pembelajaran dengan

cara bernyanyi atau

melakukan berbagai tepuk.

14. Bagaimana cara guru

menyampaikan tujuan atau

pokok-pokok materi di awal

pembelajaran?

Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.

(Tanggal 4,6,10,13,1,16,17,18,20)

Guru hanya menyampaikan tujuan secara lisan.

(Tanggal 9,23,24)

Guru menuliskan tujuan di papan tulis.

(Tanggal 11)

Guru kadang-kadang

menyampaikan tujuan

pembelajaran.

15. Bagaimana kegiatan

pembelajaran pada anak

lamban belajar?

Guru menjelaskan aturan permaianan air di

lapangan secara khusus kepada anak lamban

belajar – di dalam kelas dimulai dengan

kegiatan membaca secara klasikal, kelompok,

dan berpasangan – mengerjakan soal. (Tanggal

4)

Guru mencontohkan cara membaca puisi dan

siswa mengikutinya per baris secara klasikal,

dilanjutkan secara kelompok, dan berpasangan

tiga-tiga, ketika menunggu giliran maju, siswa

yang lain ditugaskan untuk menghafalkan puisi

– Guru menuliskan isi puisi di papan tulis dari

hasil tanya jawab – siswa membuat puisi

Kegiatan pembelajaran

bersumber dari buku guru.

Secara umum, kegiatan

pembelajarannya adalah

mengamati gambar, tannya

jawab tentang gambar,

membaca teks secara

klasikal, kelompok, dan

individual, tanya jawab

tentang teks bacaan,

mengerjakan soal, dan diteliti

satu per satu.

138

Page 153: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

132

tentang menghmat air dengan bahasanya sendiri

– guru meneliti puisi siswa satu per satu

berserta tanda bacanya – Siswa memperbaiki

puisinya sebagai pekerjaan rumah. (Tanggal 5)

Siswa membaca teks bacaab secara klasikal dan

kelompok – tanya jawab tentang bacaan

tersebut – siswa membuat pertanyaan beserta

jawaban berdasarkan teks bacaan tersebut –

Guru meneliti pekerjaan siswa satu per satu –

membaca teks bacaan secara kelompok dan

klasikal – tanya jawab tentang bacaan tersebut –

menggambar. (Tanggal 9)

Mengamati gambar – siswa menyampaikan

hasil pengamatannya – siswa menyatakan

pendapat sesuai dengan petunjuk buku siswa –

tanya jawab tentang gambar – siswa membaca

teks secara klasikal – guru menulis kata sukar di

papan tulis - tanya jawab – membaca

berpasangan secara acak - mengisi tabel hal

yang membahayakan dan menguntungkan dari

gunung berapi – menghitung lompatan masing-

masing siswa secara berkelompok. (Tanggal

10)

Siswa membaca teks bacaan secara klasikal –

tanya jawab – guru menuliskan pokok-pokok

bacaan di papan tulis – siswa mengisi tabel –

guru menjelaskan materi di papan tulis –

139

Page 154: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

133

menyanyi – pengukuran satuan tidak baku

secara berkelompok. (Tanggal 11)

Guru memberikan contoh cara membaca per

baris dan diikuti siswa secara klasikal –

membaca klasikal tanpa contoh dari guru – guru

menuliskan pokok-pokok materi bacaan di

papan tulis – siswa mencatat. (Tanggal 13)

Siswa membaca secara klasikal dilanjtkan

secara kelompok dan klasikal kembali – guru

menuliskan kata sukar di papan tulis dan siswa

yang ditunjuk membacanya – tanya jawab –

siswa menuliskan tata tertib di lingkungan

rumah dan sekolah di buku tulis masing-masing

– guru memeriksa pekerjaan siswa satu per satu

– siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas

kedua dan ketiga – siswa mengamati gambar –

tanya jawab.(Tanggal 15)

Siswa mengamati gambar – tanya jawab tentang

gambar – siswa membuat kalimat tanya tentang

gambar – menjelaskan materi menulis buku

harian beserta contohnya di papan tulis – siswa

menyalin materi di buku tulis – mengamati

gambar lagi – tanya jawab tentang gambar –

membaca klasikal – guru menuliskan kata sukar

di papan tulis – guru menuliskan pokok bacaan

di papan tulis melalui hasil tanya jawab – siswa

menyalin di buku tulis – siswa yang sudah

140

Page 155: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

134

selesai menulis membaca tulisannya masing-

masing dalam hati. (Tanggal 16)

Permaianan gerak bersyarat di halaman – guru

menjelaskan aturan permainan sebelum

melakukan permainan – tanya jawab tentang

permainan tersebut – siswa mengamati gambar

– tanya jawab tentang gambar – siswa membuat

pertanyaan dan dijawab teman seangkunya –

guru meneliti pekerjaan siswa satu per satu –

mengerjakan soal yang ada di buku siswa –

diteliti satu per satu. (Tanggal 17)

Siswa membaca teks bacaan secara klasikal dan

kelompok – tanya jawab tentang bacaan –

bernyanyi matahari terbenam – mengamati

gambar – siswa membuat kalimat tentang

gambar. (Tanggal 18)

Siswa membaca teks secara klasikal, kelompok,

dan berpasangan – tanya jawab tentang bacaan

– guru memberikan contoh di papan tulis

tentang kegiatan dari bangun pagi hingga

sampai sekolah – siswa membuat cerita di buku

masing-masing – diteliti satu per satu – yang

sudah selesai melanjutkan tugas menulis aturan

yang ada di rumah – diteliti satu per satu –

menyanyi lagu bangun tidur secara klasikal

141

Page 156: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

135

sambil bertepuk – membandingkan berat benda

yang telah dipersiapkan – tugas diteliti satu per

satu – siswa mengerjakan soal yang ada di buku

siswa – dteliti satu per satu. (Tanggal 20)

Bernyanyi lagu kasih ibu – tanya jawab tentang

lagu – mengamati gambar – membuat kalimat

tanya beserta jawaban di buku masing-masing

tentang gambar – diteliti satu per satu – lanjut

tugas dua – diteliti satu per satu – guru

menjelaskan materi di papan tulis – siswa

mencatat di buku masing-masing – siswa

mengerjakan soal yang ada di buku siswa –

diteliti satu per satu – guru mencontohkan cara

membaca puisi – siswa menirukannya per baris

secara klasikal – CM maju membaca puisi

sendiri. (Tanggal 23)

Siswa membaca teks bacaan secara klasikal,

kelompok, dan berpasangan – tanya jawab

tentang teks bacaan – mengamati gambar –

siswa membuat kalimat tentang gambar –

diteliti satu per satu – siswa membaca secara

klasikal – guru menjelaskan materi di papan

tulis – siswa mencatat di buku masing-masing –

siswa mengerjakan soal – diteliti satu per satu –

siswa berkelompok melakukan permainan di

halaman. (Tanggal 24)

142

Page 157: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

136

16. Bagaimana layanan GPK

untuk siswa lamban belajar?

GPK mendampingi CM, ICP, OHP hanya

sekitar satu jam dengan cara mengajarinya

mengerjakan soal ketika jam pelajaran

berlangsung.(Tanggal 9)

GPK tidak masuk kelas II

(Tanggal 4,6,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Jika masuk kelas, GPK

mendampingi CM, ICP,

OHP hanya sekitar satu jam

dengan cara mengajarinya

mengerjakan soal ketika jam

pelajaran berlangsung

17. Bagaimana cara guru

menimbulkan motivasi siswa

lamban belajar pada inti

pembelajaran?

18. Bagaimana penggunaan

metode dalam proses

pembelajaran?

Metode yang digunakan adalah ceramah dan

tanya jawab. (Tanggal

6,9,10,11,13,15,16,18,20,23)

Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya

jawab, dan permaianan.(Tanggal 4, 17, 24)

Metode yang digunakan

adalah ceramah, tanya jawab,

dan permaianan.

19. Bagaimana penggunaan

media dalam proses

pembelajaran?

Guru menggunakan papan tulis untuk

menjelaskan materi.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru menggunakan papan

tulis untuk menjelaskan

materi.

20. Bagaimana teknik guru

dalam mengajukan

pertanyaan? Apakah untuk

anak tertentu saja,

bergantian, atau secara

klasikal?

Guru mengajukan pertanyaan secara klasikal.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru mengajukan pertanyaan

secara klasikal.

143

Page 158: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

137

21. Bagaimana cara guru

menyimpulkan materi?

Guru tidak melakukan penyimpulan materi.

(Tanggal 4,6,9,13,17,18,24)

Guru melakukan kegiatan penyimpulan dengan

cara tanya jawab dengan siswa tentang pokok-

pokok materi yang telah dipelajari hari ini.

Ketiga anak lamban belajar terlihat aktif

menjawab pertanyaan guru di akhir

pembelajaran. (Tanggal 10,11,15,16,20,23)

Guru menyimpulkan materi

dengan cara tanya jawab

dengan siswa.

22. Bagaimana guru melakukan

evaluasi di akhir

pembelajaran?

Apakah bentuk evaluasi

siswa lamban belajar dengan

yang lainnya berbeda atau

sama?

Tidak ada evaluasi khusus di akhir

pembelajaran. Siswa selalu mengerjakan soal

setelah guru menyampaikan sebuah pokok

materi. Soal yang dikerjakan siswa bersumber

dari buku siswa. Evaluasi siswa lamban belajar

dengan yang lainnya adalah sama.

(Tanggal

4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24,25)

Tidak ada evaluasi khusus di

akhir pembelajaran. Siswa

selalu mengerjakan soal

setelah guru menyampaikan

sebuah pokok materi. Soal

yang dikerjakan siswa

bersumber dari buku siswa.

23. Bagaimana bentuk tindak

lanjut siswa di akhir

pembelajaran?

Tidak ada tindak lanjut siswa di akhir

pembelajaran. (Tanggal 4, 10,13, 17,18,24)

Siswa meneruskan membuat puisi di rumah.

(Tanggal 6 )

Siswa diberikan PR dari buku siswa. (Tanggal

9,15,16)

PR-nya adalah siswa mengukur benda-benda di

rumahnya dengan satuan tidak baku. (Tanggal

11)

Siswa diberikan PR membandingkan berat 10

benda yang ada di rumah.(Tanggal 20)

Membuat puisi bertema Ibu. (Tanggal 23)

Tindak lanjut siswa di akhir

pembelajaran adalah PR

tentang materi pembelajaran

saat itu.

144

Page 159: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

138

24. Bagaimana cara guru

melakukan penilaian

terhadap siswa lamban

belajar?

Guru langsung mencatat nilai siswa yang

bersangkutan pada setiap tugas yang dilakukan.

Tidak terlihat penilaian tentang aspek

afektifnya.

(Tanggal

4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24,25)

Guru melakukan penilaian

dari hasil tugas-tugas yang

dikerjakan oleh siswa.

25. Apakah terdapat program

remedial bagi siswa lamban

belajar?

Tidak terdapat program remedial bagi siswa

lamban belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Tidak terdapat program

remedial bagi siswa lamban

belajar.

26. Apakah terdapat tambahan

waktu belajar untuk siswa

lamban belajar?

Tambahan waktu mengerjakan tugas sepulang

sekolah untuk CM. (Tanggal 4)

Tambahan waktu mengerjakan tugas sepulang

sekolah untuk ICP. (Tanggal 10,18)

Ketiga anak lamban belajar pulang akhir karena

harus melanjutkan tugasnya sampai selesai.

(Tanggal 15)

Tidak terdapat tambahan waktu. (Tanggal

6,9,11,13,16,17,23,24)

Tambahan waktu sepulang

sekolah dilakukan jika ada

siswa yang belum selesai

mengerjakan tugasnya.

27. Bagaimana peranaan GPK

dalam program khusus untuk

siswa lamban belajar?

GPK tidak mendampingi siswa di luar jam

pelajaran.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

GPK tidak mendampingi

siswa di luar jam pelajaran.

28. Apakah guru melakukan

komunikasi individual

dengan siswa lamban

belajar?

Guru berbincang-bincang dengan ketiga anak

lamban belajar selama proses pembelajaran.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Guru melakukan proses

komunikasi individual

selama proses pembelajaran.

145

Page 160: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

139

29. Apakah guru melakukan

komunikasi individual

dengan orang tua siswa

lamban belajar?

Tidak terlihat guru melakukan komunikasi

individual dengan orang tua siswa lamban

belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

Tidak terlihat guru

melakukan komunikasi

individual dengan orang tua

siswa lamban belajar.

30. Bagaimana peranan GPK

dalam melakukan

komunikasi individual

dengan siswa lamban

belajar?

Tidak terlihat GPK melakukan komunikasi

individual dengan orang tua siswa lamban

belajar.

(Tanggal 4,6,9,10,11,13,15,16,17,18,20,23,24)

GPK tidak melakukan

komunikasi individual

dengan orang tua siswa

lamban belajar.

146

Page 161: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

140

Lampiran 7. Transkip Wawancara

(Transkip Wawancara Guru)

Hari, Tanggal : Jumat, 19 Februari 2016

Tempat : Ruang Guru

Waktu : 08.00 – 08.30

Peneliti Apakah Ibu mempersiapkan tes prasyarat atau tes awal pada siswa lamban belajar?

Informan Biasanya kadang-kadang ada. Kalau pretest itu soalnya sama

Peneliti Apakah Ibu menyampaikan angket untuk menganalisis karakteristik siswa lamban

belajar?

Informan Angket belum pernah.

Peneliti Apakah Ibu mempersiapkan tujuan pembelajaran khusus untuk siswa lamban

belajar?

Informan Tujuan sama secara klaskikal.

Peneliti Bagaimana cara Ibu merumuskan tujuan pembelajaran?

Informan Berdasar KD KI.

Peneliti Bagaimana cara Ibu memilih bahan dan sumber belajar?

Informan Selain dari buku tematik juga dari bahan lain yang relevan.

Peneliti Apakah bahan dan sumber belajar siswa lamban belajar sama ataukah berbeda

dengan siswa yang lainnya?

Informan Masih sama.

Peneliti Bagaimana cara Ibu memilih metode pembelajaran?

Informan Disesuaikan dengan RPP dengan materi.

Peneliti Apakah metode pembelajaran siswa lamban belajar sama ataukah berbeda dengan

siswa yang lainnya?

Informan Sama metodenya.

Peneliti Bagaimana cara Ibu memilih media pembelajaran?

Informan Melihat materi ya mbak. Tergantung nanti materinya apa perlu media enggak ada

medianya tidak.

Peneliti Apakah media pembelajaran siswa lamban belajar sama ataukah berbeda dengan

siswa yang lainnya?

147

Page 162: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

141

Informan Ya sama.

Peneliti Bagaimana format penilaian untuk siswa lamban belajar?

Informan Kalau hal-hal yang itu semua sama.

Peneliti Bagaimana cara Ibu mengaitkan materi pembelajaran yang akan dipelajari dengan

pengetahuan awal siswa atau lingkungan sekitar siswa?

Informan Biasanya saya tanya jawab tentang kegiatan apa yang dilakukan siswa atau yang

ada di lingkungan siswa.

Peneliti Bagaimana cara Ibu menimbulkan motivasi siswa lamban belajar di awal

pembelajaran?

Informan Anak diberi arahan yang menyenangkan. Diberikan motivasi yang menyenangkan

supaya anak bangkit motivasinya untuk belajar.

Peneliti Apakah Ibu selalu menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa? Bagaimana

cara ibu menyampaikan tujuan atau pokok-pokok materi di awal pembelajaran?

Informan Ya . Terkadang juga saya tulis di papan tulis pokok-pokok materi yang akan

dipelajari.

Peneliti Bagaimana kegiatan pembelajaran untuk siswa lamban belajar?

Informan Cara menyampaikan materi secara klasikal tetap. Namun, nanti kadang saya deketi

kalau saat mengerjakan soal. Atau saya tanya ketika ada tanya jawab.

Peneliti Bagaimana cara Ibu menjelaskan materi yang abstrak untuk anak lamban belajar?

Informan Biasanya menggunakan media.

Peneliti Bagaimana teknik Ibu dalam mengajukan pertanyaan? Apakah untuk anak tertentu

saja, bergantian, atau secara klasikal?

Informan Saya sukanya sistem menanya untuk mengetes keberanian dan percaya diri itu

dengan pertanyaan siapa yang dapat. Tidak ditunjuk, secara klasikal.

Peneliti Bagaimana cara Ibu memberikan penguatan atau motivasi pada siswa lamban

belajar?

Informan Ya tadi, diberikan kegiatan-kegitan yang mengasyikkan.

Peneliti Bagaimana layanan GPK untuk siswa lamban belajar?

Informan Biasanya GPK masuk kelas setiap hari Selasa dan Jumat. Beliau mendampingi

siswa mengerjakan soal.

Peneliti Bagaimana cara Ibu menyimpulkan materi?

Informan Biasanya tanya jawab dengan siswa.

Peneliti Bagaimana guru melakukan evaluasi di akhir pembelajaran?

Informan Dengan soal-soal.

Peneliti Apakah bentuk evaluasi siswa lamban belajar dengan yang lainnya berbeda atau

sama?

Informan Evaluasi sama. Tapi biasanya tambah pulang sekolah.

Peneliti Bagaimana bentuk tindak lanjut siswa di akhir pembelajaran?

148

Page 163: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

142

Informan Ya paling diberikan PR.

Peneliti Apakah tindak lanjut siswa lamban belajar dengan siswa yang lain berbeda atau

sama?

Informan Sama. PR-PRnya sama semua.

Peneliti Apakah KKM untuk siswa lamban belajar dengan siswa yang lainnya berbeda atau

sama?

Informan KKM berbeda. Meskipun harusnya sama. Namun, untuk anak lamban belajar

terkadang disesuaikan dengan batas kemampuannya. Di sini tidak ada anak yang

tinggal kelas karena menurut kurtilas sendiri, tidak ada siswa yang tinggal kelas,

semuanya naik kelas atau istilahnya pindah kelas.

Peneliti Apakah terdapat program remedial bagi siswa lamban belajar?

Informan Ada juga. Setiap evaluasi harian.

Peneliti Apakah terdapat program khusus bagi siswa lamban belajar di luar jam

pembelajaran?

Informan Ya paling tambahan waktu untuk lebih penguatan materi pada anak. Kemudian

koordinasi dengan orang tua siswa. Kan kadang anaknya pulang terlambat, jadi

orang tua diberikan pengertian bahwa anaknya sedang mengikuti jam tambahan

pulang sekolah.

Peneliti Bagaimana peranaan GPK dalam program khusus untuk siswa lamban belajar?

Informan GPK tidak ikut program-program khusus. Hanya masuk ke kelas biasa saja.

Peneliti Apakah Ibu mengadakan komunikasi individual pada siswa lamban belajar?

Informan Ada nanti saa-saat tersendiri itu guru mendampingi. Guru memberikan motivasi

dan cara-cara pengerjaannya

Peneliti Bagaimana ibu melakukan komunikasi individual dengan orang tua siswa lamban

belajar?

Informan Kalau ada masalah biasanya sepulang sekolah itu berbicara sebentar dengan

walinya. Atau saat terima raport dan rapat.

Peneliti Bagaimana peranan GPK dalam melakukan komunikasi individual dengan siswa

lamban belajar?

Informan Ya itu tadi, hanya di kelas saja. Kalau masalah orang tua GPK tidak pernah

berhubungan.

149

Page 164: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

143

Transkip Wawancara GPK

Hari, Tanggal : Jumat, 19 Februari 2016

Tempat : Ruang TU

Waktu : 08.45 – 09.00

Peneliti Bagaimana cara Bapak menganalisis karakter siswa lamban belajar?

Informan Ya berdasarkan selama ini saya bisanya cuma tau dia nggak bisa bagian

mana ngerjain soalnya karena saya hanya sebatas mendampingi di kelas

mengikuti alur guru kelas.

Peneliti Bagaimana cara Bapak memfasilitasi belajar siswa lamban belajar?

Informan Kalau saya sistemnya mendampingi di kelas mbak. Anak mengikuti

pelajaran di kelas kemudian saya mendampingi mana yang nggak bisa.

Tapi sebelumnya saya melakukan observasi yang mana yang dia nggak

bisa di bahasanya atau di matematikanya. Biasanya kan kalau kelas

rendah kan calistung baca tulis hitung. Yang nggak bisa baca tulis ya

saya membantunya di baca tulis.

Peneliti Apakah terdapat program khusus untuk anak lamban belajar?

Informan Nggak ada. Cuma ketika assesmen saja.

Peneliti Bagaimana cara Bapak memantau perkembangan siswa lamban belajar?

Informan Kalau kedinasan itu memang seharusnya dilaporkan melalui catatan

tersendiri. Tapi ya selama ini saya melihatnya nggak secara detail.

Biasanya saya lihat saja sudah ketangkep itu perkembangannya

bagaimana. Kalau anak kelas rendah sendiri kadang sebatas belum bisa

membaca atau menulis, membedakan mana huruf-huruf yang hampir

sama, kebalik-balik antara b dan d gitu.

Peneliti Bagaimana cara Bapak memaksimalkan waktu 2 hari dalam seminggu

untuk mendampingi siswa lamban belajar?

Informan Memang jatahnya dari sana cuma 2 hari jadi itu untuk kelas 1-6

sebisanya dan seadanya.

Peneliti Apakah terdapat jadwal pembelajaran tersendiri untuk siswa lamban

belajar dari GPK?

Informan Tidak ada.

Peneliti Bagaimana cara melakukan koordinasi mengenai siswa lamban belajar

dengan guru kelas?

Informan Ya guru kelas sudah pada tau kalau saya masuk kelas berarti saya

mendampingi anak-anak khusus ini.

150

Page 165: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

144

Peneliti Bagaimana cara Bapak memotivasi siswa lamban belajar?

Informan Ya kan yang sulit itu mbak., Masalahnya kan Cuma dua hari. Cuma

dikasih apa, iming-iming apa, diberi rangsangan.

Peneliti Bagaimana strategi Bapak dalam mendampingi siswa lamban belajar

dalam mengejar ketertinggalam materi?

Informan Biasanya saya hanya mengajari ketika memahami menjawab soal saja

mbak.

Peneliti Apakah Bapak memberikan tugas tersendiri untuk siswa lamban

belajar?

Informan Tidak.

Peneliti Bagaimana Bapak melakukan penilaian terhadap anak lamban belajar?

Informan Tidak melakukan penilaian. Kan yang tau guru kelas Cuma guru kelas

yang membuat.

Peneliti Apakah terdapat jadwal bimbingan individual rutin untuk siswa lamban

belajar?

Informan Sebenarnya ada jadwal kunjungan rumah. Di perencanaannya ada tapi

belum pernah saya.

151

Page 166: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

145

Transkip Wawancara Kepala Sekolah

Hari, Tanggal : Sabtu, 27 Februari 2016

Tempat : Ruang Guru

Waktu : 08.45-09.00

Peneliti Bagaimana program khusus untuk anak lamban belajar dari pihak

sekolah?

Informan Kalau untuk anak lamban belajar sendiri tidak ada program khusus

atau pun special yang dilakukan secara rutin. Hanya saja terkadang

anak lamban belajar didampingi oleh GPK meskipun

pelaksanaannya tidak optimal karena GPK hanya datang 2 kali

dalm seminggu dan itu untuk kelas 1-6. Selain itu, secara berkala

akan diadakan pertemuan rutin untuk orang tua anak berkebutuhan

khusus dari kelas 1-6 untuk dilakukan koordinasi mengenai

masalah belajar anak dan lain sebagainya. Pertemuan tersebut

biasanya dilakukan dua kali dalam satu semester, yakni di awal

semester dan hari-hari mendekati UAS.

Peneliti Bagaimana kebijakan penilaian untuk siswa lamban belajar?

Informan Penilaian untuk anak lamban belajar sendiri masih sama dengan

siswa lainnya. Hal tersebut dikarenakan kami masih menganggap

bahwa anak-anak yang bersangkutan saat ini masih dalam taraf

mampu mengikuti pembelajaran reguler.

Peneliti Bagaimana cara pihak sekolah memantau perkembangan belajar

siswa lamban belajar?

Informan Untuk memantau perkembangan belajar siswa lamban belajar

sendiri kami selalu menerima laporan dari guru kelasnya masing-

masing. Selain itu, kami juga sangat dekat dengan orang tua wali

murid. Sehingga kami dapat memahami keadaan dan kemampuan

hampir seluruh siswa kami, baik dalam lingkungan belajar di

sekolah maupun bagaimana keadaannya di rumah.

Peneliti Bagaimana cara pihak sekolah membantu mengatasi masalah siswa

lamban belajar?

Informan Tidak ada cara khusus kami untuk mengatasi masalah anak lamban

belajar. Semua siswa kami anggap sama dan diberikan perlakuan

sama. Untuk siswa lamban belajar sendiri kami masih

menganggapnya bisa dan mampu mengikuti pembelajaran biasa.

152

Page 167: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

146

Transkip Wawancara OHR

Hari, Tanggal : Jumat, 19 Februri 2016

Tempat : Ruang Kelas II

Waktu : 08.45 – 09.05

Peneliti Apakah sebelum pelajaran dimulai ibu guru pernah memberikanmu soal

khusus yang beda dari teman yang lainnya?

Informan Tidak

Peneliti Apakah kamu pernah ditanya tentang masalah sekolah atau cara kamu

belajar di rumah oleh ibu guru?

Informan Pernah

Peneliti Kapan?

Informan Lupa

Peneliti Apakah sebelum menjelaskan pelajaran, ibu guru kamu memberitahu

apa yang akan kamu pelajari?

Informan Nggak tahu

Peneliti Apakah di awal pembelajaran ibu guru melakukan permainan atau

sesuatu yang membuat kamu merasa senang?

Informan Biasanya Cuma tepuk-tepuk.

Peneliti Apakah ibu guru sering melakukan tanya jawab tentang keadaan

sekitarmu di awal pembelajaran?

Informan Sering tanya sudah mengerjakan PR apa belum.

Peneliti Bagaimana menurutmu cara ibu guru mengajar di kelas?

Informan Kadang tidak paham. Eh paham ding.

Peneliti Paham atau tidak?

Informan He..he.. enggak paham.

Peneliti Apa ibu guru mengulangi penjelasan materi yang belum kamu pahami?

Informan Bu guru sering nulis di papan tulis.

Peneliti Ketika kamu belum paham tentang materi pelajaran, apa yang kamu

lakukan?

Informan Diam saja.

Peneliti Apa kamu mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas atau soal-soal

latihan di kelas?

Informan Iya.

Peneliti Kalau kamu belum menyelesaikan tugas atau soal latihan, apa ibu guru

memberikan waktu tambahan?

153

Page 168: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

147

Informan Pulangnya lama.

Peneliti Apa kamu sering belajar kelompok di kelas?

Informan Iya.

Peneliti Apa ibu pernah meminta teman kamu membantu kamu dalam belajar

atau mengerjakan soal?

Informan Iya.

Peneliti Apa ibu guru membantu kamu mengerjakan atau memperbaiki tugas

atau soal latihan?

Informan Iya.

Peneliti

Kalau kamu tidak bisa mengerjakan soal atau salah, biasanya apa yang

ibu guru lakukan?

Informan Dicoret.

Peneliti Terus dikasih tau jawaban yang benar enggak?

Informan Iya.

Peneliti Bagaimana menurutmu cara Pak Fuad mengajari kamu ketika di kelas?

Informan Ya kayak gitu Bu. Ngajarin ngerjain soal.

Peneliti Selain itu, biasanya Pak Fuad berbicara apa saja dengan kamu?

Informan Nggak ada Bu.

Peneliti Apakah kamu pernah mendapatkan pelajaran tambahan dari ibu guru?

Informan Lupa

Peneliti Bagaimana menurutmu pelajaran tambahan yang diberikan oleh ibu

guru?

Informan Lupa.

Peneliti Apa ibu guru kamu setiap hari memberikan PR?

Informan Iya.

Peneliti Apakah ibu guru sering berbicara dengan orang tuamu?

Informan Iya.

Peneliti Apakah Pak Fuad sering berbicara dengan orang tuamu?

Informan Enggak pernah Bu.

154

Page 169: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

148

Transkip Wawancara CM

Hari, Tanggal : Jumat, 19 Februari 2016

Tempat : Ruang Kelas II

Waktu : 09.15-09.30

Peneliti Apakah sebelum pelajaran dimulai ibu guru pernah memberikanmu soal

khusus yang beda dari teman yang lainnya?

Informan Iya.

Peneliti Kapan?

Informan Setiap hari

Peneliti Sebelum berdoa bukan setelah berdoa?

Informan Enggak tau. Aku sering terlambat bu.

Peneliti Apakah kamu pernah ditanya tentang masalah sekolah atau cara kamu

belajar di rumah oleh ibu guru?

Informan Pernah

Peneliti Kapan saja?

Informan Tadi, kemarin.

Peneliti Apakah sebelum menjelaskan pelajaran, ibu guru kamu memberitahu

apa yang akan kamu pelajari?

Informan Iya

Peneliti Apakah di awal pembelajaran ibu guru melakukan permainan atau

sesuatu yang membuat kamu merasa senang?

Informan Iya.

Peneliti Apa contohnya?

Informan Bermain di halaman, nyanyi

Peneliti Apakah ibu guru sering melakukan tanya jawab tentang keadaan

sekitarmu di awal pembelajaran?

Informan Iya

Peneliti Gimana contohnya?

Informan Tadi kamu di jalan ke sekolah lihat apa saja?

Peneliti Bagaimana menurutmu cara ibu guru mengajar di kelas?

Informan Asyik.

Peneliti Paham atau tidak?

Informan Paham.

Peneliti Yakin?

Informan Iya bu.

155

Page 170: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

149

Peneliti Apa ibu guru mengulangi penjelasan materi yang belum kamu pahami?

Informan Iya. Disuruh baca yang ada di buku.

Peneliti Ketika kamu belum paham tentang materi pelajaran, apa yang kamu

lakukan?

Informan Bertanya

Peneliti Tanya siapa?

Informan Tanya Ovi

Peneliti Selain Ovi? Tanya bu guru nggak?

Informan Tanya Bu guru.

Peneliti Apa kamu mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas atau soal-soal

latihan di kelas?

Informan Iya.

Peneliti Kalau kamu belum menyelesaikan tugas atau soal latihan, apa ibu guru

memberikan waktu tambahan?

Informan Diselesaikan setelah pulang sekolah.

Peneliti Apa kamu sering belajar kelompok di kelas?

Informan Iya.

Peneliti Apa ibu pernah meminta teman kamu membantu kamu dalam belajar

atau mengerjakan soal?

Informan Iya.

Peneliti Apa ibu guru membantu kamu mengerjakan atau memperbaiki tugas

atau soal latihan?

Informan Iya.

Peneliti

Kalau kamu tidak bisa mengerjakan soal atau salah, biasanya apa yang

ibu guru lakukan?

Informan Diberitahu jawaban yang benar.

Peneliti Apakah kamu pernah mendapatkan pelajaran tambahan dari ibu guru?

Informan Iya

Peneliti Kapan?

Informan Setelah pulang sekolah.

Peneliti Itu kan kalau belum selesai mengerjakan tugas. Kalau selain itu?

Informan Kayaknya cuma itu.

Peneliti Apa ibu guru kamu setiap hari memberikan PR?

Informan Iya.

Peneliti Apakah ibu guru sering berbicara dengan orang tuamu?

Informan Iya sering kalau pulang sekolah.

Peneliti Bagaimana menurutmu cara Pak Fuad mengajari kamu ketika di kelas?

Informan Bantu ngerjain soal aja nggak tiap hari.

Peneliti Apakah Pak Fuad sering berbicara dengan orang tuamu?

156

Page 171: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

150

Transkip Wawancara ICP

Hari, Tanggal : 27 Februari 2016

Tempat : Depan Ruang Kelas II

Waktu : 10.50 – 11.00

Peneliti Apakah sebelum pelajaran dimulai ibu guru pernah memberikanmu soal

khusus yang beda dari teman yang lainnya?

Informan Enggak.

Peneliti Apakah kamu pernah ditanya tentang masalah sekolah atau cara kamu

belajar di rumah oleh ibu guru?

Informan Iya.

Peneliti Kapan saja?

Informan Setiap hari.

Peneliti Apakah sebelum menjelaskan pelajaran, ibu guru kamu memberitahu

apa yang akan kamu pelajari?

Informan Ditulis di papan tulis.

Peneliti Apakah di awal pembelajaran ibu guru melakukan permainan atau

sesuatu yang membuat kamu merasa senang?

Informan Iya.

Peneliti Apa contohnya?

Informan Paling seneng nyanyi.

Peneliti Apakah ibu guru sering melakukan tanya jawab tentang keadaan

sekitarmu di awal pembelajaran?

Informan Iya

Peneliti Gimana contohnya?

Informan Nggak tau.

Peneliti Bagaimana menurutmu cara ibu guru mengajar di kelas?

Informan Gimana ya Bu?

Peneliti Paham atau tidak?

Informan Nggak tau Bu.

Peneliti Apa ibu guru mengulangi penjelasan materi yang belum kamu pahami?

Informan Enggak.

Peneliti Ketika kamu belum paham tentang materi pelajaran, apa yang kamu

lakukan?

Informan Bertanya

157

Page 172: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

151

Peneliti Tanya siapa?

Informan Tanya bu guru

Peneliti Apa kamu mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas atau soal-soal

latihan di kelas?

Informan Iya.

Peneliti Kalau kamu belum menyelesaikan tugas atau soal latihan, apa ibu guru

memberikan waktu tambahan?

Informan Diselesaikan setelah pulang sekolah.

Peneliti Apa kamu sering belajar kelompok di kelas?

Informan Iya.

Peneliti Apa ibu pernah meminta teman kamu membantu kamu dalam belajar

atau mengerjakan soal?

Informan Iya.

Peneliti Apa ibu guru membantu kamu mengerjakan atau memperbaiki tugas

atau soal latihan?

Informan Iya.

Peneliti

Kalau kamu tidak bisa mengerjakan soal atau salah, biasanya apa yang

ibu guru lakukan?

Informan Nilainya kurang.

Peneliti Apakah kamu pernah mendapatkan pelajaran tambahan dari ibu guru?

Informan Tidak.

Peneliti Apa ibu guru kamu setiap hari memberikan PR?

Informan Iya.

Peneliti Apakah ibu guru sering berbicara dengan orang tuamu?

Informan Enggak.

Peneliti Bagaimana menurutmu cara Pak Fuad mengajari kamu ketika di kelas?

Informan Bantu jawab soal.

Peneliti Apakah Pak Fuad sering berbicara dengan orang tuamu?

Informan Enggak.

158

Page 173: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

152

Lampiran 8. Reduksi Hasil Wawancara

(Reduksi Hasil Wawancara Guru)

No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1 Apakah Ibu mempersiapkan tes prasyarat

atau tes awal pada siswa lamban belajar?

Biasanya kadang-kadang ada. Kalau

pretest itu soalnya sama.

Guru terkadang melakukan pretest,

soal pretest satu kelas adalah sama.

2 Bagaimana cara Ibu melakukan

komunikasi individual pada siswa lamban

belajar?

Ada nanti saa-saat tersendiri itu guru

mendampingi. Guru memberikan

motivasi dan cara-cara pengerjaannya.

Guru melakukan komunikasi

individual kepada siswa lamban

belajar untuk mendampingi belajar

dan memberikan motivasi.

3 Apakah Ibu menyampaikan angket untuk

menganalisis karakteristik siswa lamban

belajar?

Angket belum pernah. Guru belum pernah memberikan

angket untuk menaganalisis karakter

siswa lamban belajar.

4 Apakah Ibu mempersiapkan tujuan

pembelajaran khusus untuk siswa lamban

belajar?

Tujuan sama secara klaskikal. Guru tidak membuat tujuan

pembelajaran khusus untuk siswa

lamban belajar.

5 Bagaimana cara Ibu merumuskan tujuan

pembelajaran?

Berdasar KD KI. Guru membuat tujuan berdasarkan

KI KD.

6 Bagaimana cara Ibu memilih bahan dan

sumber belajar?

Selain dari buku tematik juga dari

bahan lain yang relevan.

Bahan dan sumber belajar adalah

dari buku tematik dan sumber

relevan lainnya.

7 Apakah bahan dan sumber belajar siswa

lamban belajar sama ataukah berbeda

dengan siswa yang lainnya?

Masih sama. Bahan dan sumber belajar siswa

lamban belajar adalah sama dengan

siswa lainnya.

8 Bagaimana cara Ibu memilih metode

pembelajaran?

Disesuaikan dengan RPP dengan

materi.

Guru memilih metode pembelajaran

berdasar RPP dan materi.

9 Apakah metode pembelajaran siswa Sama metodenya. Metode pembelajaran siswa lamban

159

Page 174: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

153

lamban belajar sama ataukah berbeda

dengan siswa yang lainnya?

belajar adalah sama dengan siswa

lainnya.

10 Bagaimana cara Ibu memilih media

pembelajaran?

Melihat materi ya mbak. Tergantung

nanti materinya apa perlu media

enggak ada medianya tidak.

Guru memilih media pembelajaran

berdasarkan materi.

11 Apakah media pembelajaran siswa lamban

belajar sama ataukah berbeda dengan siswa

yang lainnya?

Ya sama. Media pembelajaran siswa lamban

belajar dengan siswa lainnya adalah

sama.

12 Bagaimana format penilaian untuk siswa

lamban belajar?

Kalau hal-hal yang itu semua sama. Format penilaian siswa lamban

belajar dengan siswa lainnya adalah

sama.

13 Bagaimana cara Ibu mengaitkan materi

pembelajaran yang akan dipelajari dengan

pengetahuan awal siswa atau lingkungan

sekitar siswa?

Biasanya saya tanya jawab tentang

kegiatan apa yang dilakukan siswa

atau yang ada di lingkungan siswa.

Guru melakukan apersepsi dengan

cara tanya jawab tentang kegiatan

siswa atau lingkungan sekitar siswa.

14 Bagaimana cara Ibu menimbulkan motivasi

siswa lamban belajar di awal

pembelajaran?

Anak diberi arahan yang

menyenangkan. Diberikan motivasi

yang menyenangkan supaya anak

bangkit motivasinya untuk belajar.

Guru menimbulkan motivasi siswa

lamban belajar di awal pembelajarn

dengan cara menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan.

15 Apakah Ibu selalu menyampaikan tujuan

pembelajaran kepada siswa?

Ya . Terkadang juga saya tulis di

papan tulis pokok-pokok materi yang

akan dipelajari.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan terkadang

menuliskannya di papan tulis.

16 Bagaimana cara Ibu menyampaikan materi

pelajaran pada anak lamban belajar?

Cara menyampaikannya secara

klasikal tetap. Namun, nanti kadang

saya deketi kalau saat mengerjakan

soal. Atau saya tanya ketika ada tanya

jawab.

Guru menyampaikan materi secara

klasikal serta memancing siswa

untuk menjawab pertanyaan. Guru

akan mendekati siswa lamban

belajar ketika ia sedang mengerjakan

soal.

17 Bagaimana cara Ibu menjelaskan materi Biasanya menggunakan media. Guru menggunakan media untuk

160

Page 175: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

154

yang abstrak untuk anak lamban belajar? menjelaskan materi yang abstrak.

18 Bagaimana Ibu melakukan kontak pandang

selama proses pembelajaran?

Ke seluruh siswa. Nanti kalau ada

yang ramai baru saya perhatikan terus

nanti anaknya diam.

Guru melakukan kontak pandang ke

seluruh siswa dan akan

memperhatikan siswa yang ramai.

19 Bagaimana teknik Ibu dalam mengajukan

pertanyaan? Apakah untuk anak tertentu

saja, bergantian, atau secara klasikal?

Saya sukanya sistem menanya untuk

mengetes keberanian dan percaya diri

itu dengan pertanyaan siapa yang

dapat. Tidak ditunjuk, secara klasikal.

Guru mengajukan pertanyaan untuk

tanya jawab pembelajaran secara

klasikal.

20 Bagaimana cara Ibu memberikan

penguatan atau motivasi pada siswa

lamban belajar?

Ya tadi, diberikan kegiatan-kegitan

yang mengasyikkan.

Guru memberikan kegiatan-kegiatan

yang mengasyikkan untuk

menimbulkan motivasi siswa

lamban belajar.

21 Bagaimana cara Ibu menyimpulkan

materi?

Biasanya tanya jawab dengan siswa. Guru menyimpulkan materi dengan

cara tanya jawab secara klasikal.

22 Bagaimana guru melakukan evaluasi di

akhir pembelajaran?

Dengan soal-soal. Guru melakukan evaluasi di akhir

pembelajaran dengan soal latihan.

23 Apakah bentuk evaluasi siswa lamban

belajar dengan yang lainnya berbeda atau

sama?

Evaluasi sama. Tapi biasanya tambah

pulang sekolah.

Evaluasi siswa lamban belajar

dengan siswa lainnya adalah sama

namun waktunya biasanya ditambah

hingga setelah pulang sekolah.

24 Bagaimana bentuk tindak lanjut siswa di

akhir pembelajaran?

Ya paling diberikan PR. Guru memberikan PR sebagai tindak

lanjut siswa.

25 Apakah tindak lanjut siswa lamban belajar

dengan siswa yang lain berbeda atau sama?

Sama. PR-PRnya sama semua. Tindak lanjut siswa lamban belajar

dengan siswa lainnya adalah sama.

26 Apakah KKM untuk siswa lamban belajar

dengan siswa yang lainnya berbeda atau

sama?

KKM berbeda. Meskipun harusnya

sama. Namun, untuk anak lamban

belajar terkadang disesuaikan dengan

batas kemampuannya. Di sini tidak

ada anak yang tinggal kelas karena

KKM untuk anak lamban belajar

dengan siswa lainnya adalah

berbeda.

161

Page 176: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

155

menurut kurtilas sendiri, tidak ada

siswa yang tinggal kelas, semuanya

naik kelas atau istilahnya pindah

kelas.

27 Bagaimana teknik penilaian siswa lamban

belajar?

Penilaiannya dari tugas-tugas siswa Guru melakukan penilaian dari

tugas-tugas yang dikerjakan siswa.

28 Kalau penilaian afektif? Penilaian afektif saya buatnya ketika

akan terima raport.

29 Apakah terdapat program remedial bagi

siswa lamban belajar?

Saya jarang melakukannya. Guru jarang program remedial bagi

siswa lamban belajar.

30 Apakah terdapat program khusus bagi

siswa lamban belajar di luar jam

pembelajaran?

Ya paling tambahan waktu untuk lebih

penguatan materi pada anak.

Kemudian koordinasi dengan orang

tua siswa. Kan kadang anaknya pulang

terlambat, jadi orang tua diberikan

pengertian bahwa anaknya sedang

mengikuti jam tambahan pulang

sekolah.

Tidak ada program khusus untuk

siswa lamban belajar, kecuali

tambahan waktu mengerjakan soal

sepulang sekolah.

162

Page 177: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

156

Reduksi Hasil Wawancara GPK

No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1 Bagaimana cara Bapak menganalisis

karakter siswa lamban belajar?

Ya berdasarkan selama ini saya bisanya

cuma tau dia nggak bisa bagian mana

ngerjain soalnya karena saya hanya

sebatas mendampingi di kelas mengikuti

alur guru kelas.

GPK tidak melakukan analisis

karakter siswa lamban belajar.

2 Bagaimana cara Bapak memfasilitasi

belajar siswa lamban belajar?

Kalau saya sistemnya mendampingi di

kelas mbak. Anak mengikuti pelajaran di

kelas kemudian saya mendampingi mana

yang nggak bisa. Tapi sebelumnya saya

melakukan observasi yang mana yang

dia nggak bisa di bahasanya atau di

matematikanya. Biasanya kan kalau

kelas rendah kan calistung baca tulis

hitung. Yang nggak bisa baca tulis ya

saya membantunya di baca tulis.

GPK hanya mendampingi siswa

lamban belajar mengerjakan soal

dalm pembelajaran.

3 Apakah terdapat program khusus untuk

anak lamban belajar?

Nggak ada. Cuma ketika assesmen saja. Tidak ada program khusus untuk

anak lamban belajar.

4 Bagaimana cara Bapak memantau

perkembangan siswa lamban belajar?

Kalau kedinasan itu memang seharusnya

dilaporkan melalui catatan tersendiri.

Tapi ya selama ini saya melihatnya

nggak secara detail. Biasanya saya lihat

saja sudah ketangkep itu

perkembangannya bagaimana. Kalau

anak kelas rendah sendiri kadang sebatas

belum bisa membaca atau menulis,

GPK tidak membuat catatan

perkembangan anak lamban belajar

hanya sampai mengamati

kesehariannya saja.

163

Page 178: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

157

5membedakan mana huruf-huruf yang

hampir sama, kebalik-balik antara b dan

d gitu.

5 Bagaimana cara Bapak memaksimalkan

waktu 2 hari dalam seminggu untuk

mendampingi siswa lamban belajar?

Memang jatahnya dari sana cuma 2 hari

jadi itu untuk kelas 1-6 sebisanya dan

seadanya.

GPK membagi waktu selama dua

hari seminggu untuk anak

berkebutuhan khusus dari kelas 1-6.

6 Apakah terdapat jadwal pembelajaran

tersendiri untuk siswa lamban belajar

dari GPK?

Tidak ada. Tidak ada jadwal pembelajaran

khusus untuk siswa lamban belajar

dari GPK.

7 Bagaimana cara melakukan koordinasi

mengenai siswa lamban belajar dengan

guru kelas?

Ya guru kelas sudah pada tau kalau saya

masuk kelas berarti saya mendampingi

anak-anak khusus ini.

GPK masuk ke kelas ketika

pembelajaran berlangsung.

8 Bagaimana cara Bapak memotivasi siswa

lamban belajar?

Ya kan yang sulit itu mbak., Masalahnya

kan Cuma dua hari. Cuma dikasih apa,

iming-iming apa, diberi rangsangan.

GPK memberikan motivasi dengan

suatu rangsangan.

9 Bagaimana strategi Bapak dalam

mendampingi siswa lamban belajar

dalam mengejar ketertinggalam materi?

Biasanya saya hanya mengajari ketika

memahami menjawab soal saja mbak.

GPK hanya mendampingi siswa

lamban belajar ketika mengerjakan

soal dalam pembelajaran.

10 Apakah Bapak memberikan tugas

tersendiri untuk siswa lamban belajar?

Tidak. GPK tidak memberikan tugas

kepada siswa lamban belajar.

11 Bagaimana Bapak melakukan penilaian

terhadap anak lamban belajar?

Tidak melakukan penilaian. Kan yang

tau guru kelas Cuma guru kelas yang

membuat.

GPK tidak melakukan penilaian

terhadap siswa lamban belajar.

12 Apakah terdapat jadwal bimbingan

individual rutin untuk siswa lamban

belajar?

Sebenarnya ada jadwal kunjungan

rumah. Di perencanaannya ada tapi

belum pernah saya.

GPK tidak melakukan bimbingan

individual terhadap siswa lamban

belajar.

164

Page 179: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

158

Reduksi Hasil Wawancara Kepala Sekolah

No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1 Bagaimana program khusus untuk

anak lamban belajar dari pihak

sekolah?

Kalau untuk anak lamban belajar sendiri

tidak ada program khusus atau pun spesial

yang dilakukan secara rutin. Hanya saja

terkadang anak lamban belajar didampingi

oleh GPK meskipun pelaksanaannya tidak

optimal karena GPK hanya datang 2 kali

dalm seminggu dan itu untuk kelas 1-6.

Selain itu, secara berkala akan diadakan

pertemuan rutin untuk orang tua anak

berkebutuhan khusus dari kelas 1-6 untuk

dilakukan koordinasi mengenai masalah

belajar anak dan lain sebagainya.

Pertemuan tersebut biasanya dilakukan dua

kali dalam satu semester, yakni di awal

semester dan hari-hari mendekati UAS.

Tidak ada program khusus untuk

siswa lamban belajar. Namun ada

pertemuan rutin 2 kali dalam 1

semester untuk wali anak

berkebutuhan khusus.

2 Bagaimana kebijakan penilaian untuk

siswa lamban belajar?

Penilaian untuk anak lamban belajar

sendiri masih sama dengan siswa lainnya.

Hal tersebut dikarenakan kami masih

menganggap bahwa anak-anak yang

bersangkutan saat ini masih dalam taraf

mampu mengikuti pembelajaran reguler.

Peniliaian anak lamban belajar

dengan yang lainnya adalah sama.

3 Bagaimana cara pihak sekolah

memantau perkembangan belajar siswa

lamban belajar?

Untuk memantau perkembangan belajar

siswa lamban belajar sendiri kami selalu

menerima laporan dari guru kelasnya

masing-masing. Selain itu, kami juga

Pihak sekolah memantau

perkembangan siswa lamban belajar

dari laporan guru kelas.

165

Page 180: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

159

sangat dekat dengan orang tua wali murid.

Sehingga kami dapat memahami keadaan

dan kemampuan hampir seluruh siswa

kami, baik dalam lingkungan belajar di

sekolah maupun bagaimana keadaannya di

rumah.

4 Bagaimana cara pihak sekolah

membantu mengatasi masalah siswa

lamban belajar?

Tidak ada cara khusus kami untuk

mengatasi masalah anak lamban belajar.

Semua siswa kami anggap sama dan

diberikan perlakuan sama. Untuk siswa

lamban belajar sendiri kami masih

menganggapnya bisa dan mampu

mengikuti pembelajaran biasa.

Tidak ada cara khusus pihak sekolah

untuk mengatasi masalah siswa

lamban belajar.

166

Page 181: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

160

Reduksi Hasil Wawancara OHR

No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1 Apakah sebelum pelajaran dimulai ibu

guru pernah memberikanmu soal

khusus yang beda dari teman yang

lainnya?

Tidak Guru tidak pernah memberikan

pretest untuk siswa lamban belajar.

2 Apakah kamu pernah ditanya tentang

masalah sekolah atau cara kamu

belajar di rumah oleh ibu guru?

Pernah Guru melakukan komunikasi

individual dengan siswa lamban

belajar.

3 Kapan? Lupa

4 Apakah sebelum menjelaskan

pelajaran, ibu guru kamu memberitahu

apa yang akan kamu pelajari?

Nggak tahu OHR tidak paham apakah guru

menyampaikan tujuan atau tidak.

5 Apakah di awal pembelajaran ibu guru

melakukan permainan atau sesuatu

yang membuat kamu merasa senang?

Biasanya Cuma tepuk-tepuk. Guru menimbulkan motivasi siswa

lamban belajar di awal pembelajaran

dengan tepuk-tepuk.

6 Apakah ibu guru sering melakukan

tanya jawab tentang keadaan sekitarmu

di awal pembelajaran?

Sering tanya sudah mengerjakan PR apa

belum.

Guru tidak melakukan apersepsi di

awal pembelajaran.

7 Bagaimana menurutmu cara ibu guru

mengajar di kelas?

Kadang tidak paham. Eh paham ding. OHR belajar tidak paham dengan

penjelasan guru.

8 Paham atau tidak? He..he.. enggak paham.

9 Apa ibu guru mengulangi penjelasan

materi yang belum kamu pahami?

Bu guru sering nulis di papan tulis. Guru menuliskan materi di papan

tulis.

10 Ketika kamu belum paham tentang

materi pelajaran, apa yang kamu

Diam saja. OHR akan diam walaupun tidak

paham materi.

167

Page 182: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

161

lakukan?

11 Apa kamu mengalami kesulitan saat

mengerjakan tugas atau soal-soal

latihan di kelas?

Iya. OHR kesulitan mengerjakan soal.

12 Kalau kamu belum menyelesaikan

tugas atau soal latihan, apa ibu guru

memberikan waktu tambahan?

Pulangnya lama. Jika belum selesai mengerjakan

tugas, OHR melanjutkannya hingga

setelah pulang sekolah.

13 Apa kamu sering belajar kelompok di

kelas?

Iya. Guru melakukan pembelajaran

kelompok.

14 Apa ibu pernah meminta teman kamu

membantu kamu dalam belajar atau

mengerjakan soal?

Iya. Guru meminta siswa lainnya

membantu OHR mengerjakan tugas

yang belum ia pahami.

15 Apa ibu guru membantu kamu

mengerjakan atau memperbaiki tugas

atau soal latihan?

Iya. Guru membantu OHR mengerjakan

tugas.

16 Kalau kamu tidak bisa mengerjakan

soal atau salah, biasanya apa yang ibu

guru lakukan?

Dicoret. Guru member tahu jawaban yang

tepat bila OHR salah mengerjakan

soal.

17 Terus dikasih tau jawaban yang benar

enggak?

Iya.

18 Apakah kamu pernah mendapatkan

pelajaran tambahan dari ibu guru?

Lupa OHR lupa tentang jam pelajaran

tambahan.

19 Bagaimana menurutmu pelajaran

tambahan yang diberikan oleh ibu

guru?

Lupa.

20 Apa ibu guru kamu setiap hari

memberikan PR?

Iya. Guru setiap hari memberikan PR.

21 Apakah ibu guru sering berbicara

dengan orang tuamu?

Iya. Guru sering melakukan komunikasi

dengan wali anak lamban belajar.

168

Page 183: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

162

Reduksi Hasil Wawancara CM

No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1 Apakah sebelum pelajaran dimulai ibu

guru pernah memberikanmu soal

khusus yang beda dari teman yang

lainnya?

Iya. Guru tidak memberikan pretest.

2 Kapan? Setiap hari

3 Sebelum berdoa bukan setelah berdoa? Enggak tau. Aku sering terlambat bu.

4 Apakah kamu pernah ditanya tentang

masalah sekolah atau cara kamu

belajar di rumah oleh ibu guru?

Pernah Guru melakukan komunikasi

individual dengan CM.

5 Kapan saja? Tadi, kemarin.

6 Apakah sebelum menjelaskan

pelajaran, ibu guru kamu memberitahu

apa yang akan kamu pelajari?

Iya. Guru menyampaikan tujuan atau

pokok-pokok materi di awal

pembelajaran.

7 Apakah di awal pembelajaran ibu guru

melakukan permainan atau sesuatu

yang membuat kamu merasa senang?

Iya. Guru memberikan motivasi di awal

pembelajaran dengan sebuah

permainan atau lagu.

8 Apa contohnya? Bermain di halaman, nyanyi

9 Apakah ibu guru sering melakukan

tanya jawab tentang keadaan

sekitarmu di awal pembelajaran?

Iya. Guru melakukan apersepsi di awal

pembelajaran dengan tanya jawab

tentang keadaan sekitar siswa.

10 Gimana contohnya? Tadi kamu di jalan ke sekolah lihat apa

saja?

11 Bagaimana menurutmu cara ibu guru

mengajar di kelas?

Asyik. CM paham dengan penjelasan

materi guru.

169

Page 184: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

163

12 Paham atau tidak? Paham.

13 Yakin? Iya bu.

14 Apa ibu guru mengulangi penjelasan

materi yang belum kamu pahami?

Iya. Disuruh baca yang ada di buku. CM akan membaca buku dan

bertanya kepada guru jika belum

paham materi. 15 Ketika kamu belum paham tentang

materi pelajaran, apa yang kamu

lakukan?

Bertanya

16 Tanya siapa? Tanya Ovi

17 Selain Ovi? Tanya bu guru nggak? Tanya Bu guru.

18 Apa kamu mengalami kesulitan saat

mengerjakan tugas atau soal-soal

latihan di kelas?

Iya. CM mengalami kesulitan

mengerjakan evaluasi.

19 Kalau kamu belum menyelesaikan

tugas atau soal latihan, apa ibu guru

memberikan waktu tambahan?

Diselesaikan setelah pulang sekolah. Terdapat tambahan waktu untuk

anak lamban belajar mengerjakan

tugas.

20 Apa kamu sering belajar kelompok di

kelas?

Iya. Terdapat pembelajaran kelompok.

21 Apa ibu pernah meminta teman kamu

membantu kamu dalam belajar atau

mengerjakan soal?

Iya. Teman yang lain akan membantu

CM untuk memahami pelajaran.

22 Apa ibu guru membantu kamu

mengerjakan atau memperbaiki tugas

atau soal latihan?

Iya. Guru mendampingi CM memahami

pelajaran.

23 Kalau kamu tidak bisa mengerjakan

soal atau salah, biasanya apa yang ibu

guru lakukan?

Diberitahu jawaban yang benar.

24 Apakah kamu pernah mendapatkan

pelajaran tambahan dari ibu guru?

Iya. Tidak ada pelajaran tambahan untuk

siswa lamban belajar.

25 Kapan? Setelah pulang sekolah.

170

Page 185: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

164

26 Itu kan kalau belum selesai

mengerjakan tugas. Kalau selain itu?

Kayaknya cuma itu.

27 Apa ibu guru kamu setiap hari

memberikan PR?

Iya. Guru memberikan PR kepada anak

lamban belajar.

28 Apakah ibu guru sering berbicara

dengan orang tuamu?

Iya sering kalau pulang sekolah. Guru berkoordinasi dengan orang

tua CM.

171

Page 186: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

165

Reduksi Hasil Wawancara ICP

No Pertanyaan Jawaban Kesimpulan

1 Apakah sebelum pelajaran dimulai ibu

guru pernah memberikanmu soal

khusus yang beda dari teman yang

lainnya?

Enggak. Guru tidak memberikan pretest

kepada siswa lamban belajar.

2 Apakah kamu pernah ditanya tentang

masalah sekolah atau cara kamu

belajar di rumah oleh ibu guru?

Iya. Guru melakukan komunikasi

individual dengan ICP

3 Kapan saja? Setiap hari.

4 Apakah sebelum menjelaskan

pelajaran, ibu guru kamu memberitahu

apa yang akan kamu pelajari?

Ditulis di papan tulis. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5 Apakah di awal pembelajaran ibu guru

melakukan permainan atau sesuatu

yang membuat kamu merasa senang?

Iya. Guru memberikan motivasi di awal

pembelajaran dengan cara

bernyanyi.

6 Apa contohnya? Paling seneng nyanyi.

7 Apakah ibu guru sering melakukan

tanya jawab tentang keadaan

sekitarmu di awal pembelajaran?

Iya. Guru tidak melakukan apersepsi di

awal pembelajaran.

8 Gimana contohnya? Nggak tau.

9 Bagaimana menurutmu cara ibu guru

mengajar di kelas?

Gimana ya Bu? ICP tidak paham dengan cara guru

mengajar.

10 Paham atau tidak? Nggak tau Bu.

11

Apa ibu guru mengulangi penjelasan

materi yang belum kamu pahami?

Enggak. ICP bertanya guru tentang materi

yang belum ia pahami.

172

Page 187: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

166

12 Ketika kamu belum paham tentang

materi pelajaran, apa yang kamu

lakukan?

Bertanya

13 Tanya siapa? Tanya bu guru

14 Apa kamu mengalami kesulitan saat

mengerjakan tugas atau soal-soal

latihan di kelas?

Iya. ICP merasa kesulitan mengerjakan

sol.

15 Kalau kamu belum menyelesaikan

tugas atau soal latihan, apa ibu guru

memberikan waktu tambahan?

Diselesaikan setelah pulang sekolah. Terdapat tambahan waktu untuk

mengerjakan tugas.

16 Apa kamu sering belajar kelompok di

kelas?

Iya. Terdapat pembelajaran kelompok di

kelas.

17 Apa ibu pernah meminta teman kamu

membantu kamu dalam belajar atau

mengerjakan soal?

Iya Teman lain membantu ICP

memahami tugas.

18 Apa ibu guru membantu kamu

mengerjakan atau memperbaiki tugas

atau soal latihan?

Iya. Guru mendampingi siswa

mengerjakan tugas.

20 Apakah kamu pernah mendapatkan

pelajaran tambahan dari ibu guru?

Tidak. Tidak ada pelajaran tambahan.

21 Apa ibu guru kamu setiap hari

memberikan PR?

Iya. Guru memberikan PR setiap hari.

22 Apakah ibu guru sering berbicara

dengan orang tuamu?

Enggak. Guru tidak melakukan komunikasi

dengan orang tua ICP.

173

Page 188: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

167

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian

Gambar 5. ICP melanjutkan tugasnya

yang belum selesai hingga pulang

sekolah.

Gambar 6. Guru mengajari CM cara

menulis kalimat tanya yang tepat.

Gambar 7. GPK mendampingi ICP

ketika mengerjakan soal.

Gambar 8. GPK mendampingi OHR

ketika mengerjakan soal.

Gambar 9. Guru mengajari OHR cara

membuat tabel.

Gambar 10. CM dan OHR ramai di

kelas dan ditegur oleh guru.

174

Page 189: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

168

Gambar 11. Guru memberikan

penjelasan aturan permainan kepada ICP,

CM, dan OHR

Gambar 12. Guru mengecek tugas CM

Gambar 13. Guru memberikan hukuman

kepada ICP dan OHR karena tidak

menaati aturan permainan.

Gambar 14. Guru mengecek pekerjaan

siswa satu per satu.

Gambar 15. Guru menuliskan materi di

papan tulis.

Gambar 16. ICP dipindah tempat

duduknya di barisan paling depan

175

Page 190: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

169

Gambar 17. CM dan OHR bekerja sama

mengerjakan soal yang diberikan oleh

guru.

Gambar 18. Guru mengecek tugas OHR

Gambar 19. ICP belajar dalam

kelompok

Gambar 20. CM membaca di depan

kelas

Gambar 21. ICP diajari teman-

tenmannya.

Gambar 22. CM belajar dalam

kelompok.

176

Page 191: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

170

Gambar 23. CM maju membaca puisi

Gambar 24. ICP maju membaca puisi.

Gambar 25. Wawancara dengan guru

kelas.

Gambar 26. Wawancara dengan OHR

Gambar 27. Wawancara dengan CM

Gambar 28. Wawancara dengan GPK

177

Page 192: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

171

Lampiran 10. Triangulasi Data

Aspek Strategi

Pembelajaran

Wawancara Observasi Dokumentasi Kesimpulan

Guru Kelas ICP CM OHR GPK Kepala

Sekolah

Adanya tes

prasyarat

Guru

terkadang

melakukan

pretest, soal

pretest satu

kelas adalah

sama.

Guru tidak

memberikan

pretest kepada

siswa lamban

belajar.

Guru tidak

memberikan

pretest.

Guru tidak

pernah

memberikan

pretest untuk

siswa lamban

belajar.

GPK tidak

melakukan

analisis

karakter

siswa lamban

belajar.

- Tidak ada tes

prasyarat atau

tes awal pada

siswa lamban

belajar .

Tidak ada. Tidak ada tes

prasyarat atau

tes awal pada

siswa lamban

belajar .

Adanya angket

analisis karakter

siswa lamban

belajar.

Guru belum

pernah

memberikan

angket untuk

menaganalisis

karakter siswa

lamban

belajar.

Guru tidak

menyiapkan

angket untuk

menganalisis

karakteristik

siswa lamban

belajar.

Tidak ada. Guru tidak

menyiapkan

angket untuk

menganalisis

karakteristik

siswa lamban

belajar.

Cara

merumuskan

tujuan

pembelajaran.

Guru membuat

tujuan

berdasarkan

KI KD.

Guru

merumuskan

tujuan

pembelajaran

atau indikator

sesuai dengan

KI (3 dan 4)

dan KD.

Dilihat dari

RPP, Guru

merumuskan

tujuan

pembelajaran

atau indikator

sesuai dengan

KI (3 dan 4)

dan KD.

Guru membuat

tujuan

berdasarkan

KI KD.

Tujuan Guru tidak Tidak ada Dilihat dari Tidak ada

178

Page 193: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

172

pembelajaran

siswa lamban

belajar dengan

siswa lainnya

berbeda atau

sama.

membuat

tujuan

pembelajaran

khusus untuk

siswa lamban

belajar.

tujuan

pembelajaran

khusus untuk

anak lamban

belajar.

RPP, Tidak

ada tujuan

pembelajaran

khusus untuk

anak lamban

belajar.

tujuan

pembelajaran

khusus untuk

anak lamban

belajar.

Cara memilih

bahan dan

sumber belajar.

Bahan dan

sumber belajar

adalah dari

buku tematik

dan sumber

relevan

lainnya.

Guru

melakukan

pembelajarn

mengacu pada

buku guru dan

buku siswa.

Dilihat dari

RPP, Guru

melakukan

pembelajarn

mengacu pada

buku guru dan

buku siswa.

Guru

melakukan

pembelajarn

mengacu pada

buku guru dan

buku siswa.

Bahan dan

sumber belajar

siswa laban

belajar sama

atau berbeda

dengan siswa

lainnya.

Bahan dan

sumber belajar

siswa lamban

belajar adalah

sama dengan

siswa lainnya.

Bahan dan

sumber belajar

siswa lamban

belajar adalah

sama dengan

siswa lainnya.

Dilihat dari

RPP, Bahan

dan sumber

belajar siswa

lamban belajar

adalah sama

dengan siswa

lainnya.

Bahan dan

sumber belajar

siswa lamban

belajar adalah

sama dengan

siswa lainnya.

Cara memilih

metode

pembelajaran.

Guru memilih

metode

pembelajaran

berdasar RPP

dan materi.

Guru

mempersiapkan

metode

berdasarkan

materi.

Dilihat dari

RPP, Guru

mempersiapka

n metode

berdasarkan

materi.

Guru

mempersiapka

n metode

berdasarkan

materi.

Metode

pembelajaran

siswa lamban

belajar dengan

siswa lainnya

sama atau

berbeda.

Metode

pembelajaran

siswa lamban

belajar adalah

sama dengan

siswa lainnya.

Metode

pembelajaran

siswa lamban

belajar adalah

sama dengan

siswa lainnya.

Dilihat dari

RPP, Metode

pembelajaran

siswa lamban

belajar adalah

sama dengan

siswa lainnya.

Metode

pembelajaran

siswa lamban

belajar adalah

sama dengan

siswa lainnya.

179

Page 194: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

173

Cara pemilihan

media

pembelajaran.

Guru memilih

media

pembelajaran

berdasarkan

materi.

Guru memilih

media

pembelajaran

berdasarkan

materi.

Dilihat dari

RPP, Guru

memilih media

pembelajaran

berdasarkan

materi.

Guru memilih

media

pembelajaran

berdasarkan

materi.

Media

pemelajaran

siswa lamban

belajar dengan

siswa lainnya

berbeda atau

sama.

Media

pembelajaran

siswa lamban

belajar dengan

siswa lainnya

adalah sama.

Guru tidak

mempersiapkan

media

pembelajaran

khusus untuk

siswa lamban

belajar.

Dilihat dari

RPP, Guru

tidak

mempersiapka

n media

pembelajaran

khusus untuk

siswa lamban

belajar.

Media

pembelajaran

siswa lamban

belajar dengan

siswa lainnya

adalah sama.

Format

penilaian siswa

lamban belajar.

Format

penilaian

siswa lamban

belajar dengan

siswa lainnya

adalah sama.

GPK tidak

melakukan

penilaian

terhadap

siswa lamban

belajar.

Peniliaian anak

lamban belajar

dengan yang

lainnya adalah

sama.

Format penilain

siswa lamban

belajar dengan

siswa lainnya

adalah sama.

Sumber format

penilaian adalah

diambil dari

buku guru.

Dilihat dari

RPP, Format

penilain siswa

lamban belajar

dengan siswa

lainnya adalah

sama. Sumber

format

penilaian

adalah diambil

dari buku

guru.

Format

penilain siswa

lamban belajar

dengan siswa

lainnya adalah

sama. Sumber

format

penilaian

adalah diambil

dari buku

guru.

Apersepsi Guru

melakukan

apersepsi

dengan cara

tanya jawab

tentang

kegiatan siswa

atau

Guru tidak

melakukan

apersepsi di

awal

pembelajaran.

Guru

melakukan

apersepsi di

awal

pembelajaran

dengan tanya

jawab tentang

keadaan

Guru tidak

melakukan

apersepsi di

awal

pembelajaran.

Guru

melakukan

apersepsi

dengan cara

tanya jawab

tentang keadaan

sekitar siswa

atau kegiatan

Guru

melakukan

apersepsi

dengan cara

tanya jawab

tentang

keadaan

sekitar siswa

180

Page 195: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

174

lingkungan

sekitar siswa.

sekitar siswa. siswa. atau kegiatan

siswa.

Motivasi Guru

menimbulkan

motivasi siswa

lamban belajar

di awal

pembelajarn

dengan cara

menciptakan

suasana

pembelajaran

yang

menyenangkan

.

Guru

memberikan

motivasi di

awal

pembelajaran

dengan cara

bernyanyi.

Guru

memberikan

motivasi di

awal

pembelajaran

dengan sebuah

permainan

atau lagu.

Guru

menimbulkan

motivasi

siswa lamban

belajar di

awal

pembelajaran

dengan tepuk-

tepuk.

Guru

menimbulkan

motivasi di

awal

pembelajaran

dengan cara

bernyanyi atau

melakukan

berbagai tepuk

Guru

menimbulkan

motivasi di

awal

pembelajaran

dengan cara

bernyanyi atau

melakukan

berbagai

tepuk.

Penyampaian

tujuan.

Guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran

dan terkadang

menuliskannya

di papan tulis.

Guru

menyampaika

n tujuan

pembelajaran.

Guru

menyampaikan

tujuan atau

pokok-pokok

materi di awal

pembelajaran.

Guru kadang-

kadang

menyampaikan

tujuan

pembelajaran.

Guru kadang-

kadang

menyampaikan

tujuan

pembelajaran.

Kegiatan

pembelajaran

pada anak

lamban belajar.

Guru

menyampaikan

materi secara

klasikal serta

memancing

siswa untuk

menjawab

pertanyaan.

Guru akan

mendekati

siswa lamban

belajar ketika

ia sedang

Kegiatan

pembelajaran

bersumber dari

buku guru.

Secara umum,

kegiatan

pembelajaranny

a adalah

mengamati

gambar, tannya

jawab tentang

gambar,

membaca teks

Foto

dokumentasi

kegiatan

pembelajaran.

Kegiatan

pembelajaran

bersumber dari

buku guru.

Secara umum,

kegiatan

pembelajarann

ya adalah

mengamati

gambar,

tannya jawab

tentang

gambar,

181

Page 196: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

175

mengerjakan

soal.

secara klasikal,

kelompok, dan

individual,

tanya jawab

tentang teks

bacaan,

mengerjakan

soal, dan diteliti

satu per satu.

membaca teks

secara klasikal,

kelompok, dan

individual,

tanya jawab

tentang teks

bacaan,

mengerjakan

soal, dan

diteliti satu per

satu.

Layanan GPK

untuk siswa

lamban belajar

GPK

mendampingi

siswa

mengerjakan

soal.

GPK

mendampingi

siswa

mengerjakan

soal.

GPK

mendampingi

siswa

mengerjakan

soal.

GPK

mendampingi

siswa

mengerjakan

soal.

GPK

mendamping

i siswa

mengerjakan

soal.

GPK

mendampingi

siswa

mengerjakan

soal.

Jika masuk

kelas, GPK

mendampingi

CM, ICP, OHP

hanya sekitar

satu jam dengan

cara

mengajarinya

mengerjakan

soal ketika jam

pelajaran

berlangsung

Foto

dokumentasi

GPK

mendampingi

siswa lamban

belajar belajar

di kelas.

Jika masuk

kelas, GPK

mendampingi

CM, ICP, OHP

hanya sekitar

satu jam

dengan cara

mengajarinya

mengerjakan

soal ketika jam

pelajaran

berlangsung

Menimbulkan

motivasi siswa

lamban belajar

saat inti

pembelajaran

Guru

memberikan

kegiatan-

kegiatan yang

mengasyikkan

untuk

menimbulkan

motivasi siswa

lamban

belajar.

GPK

memberikan

motivasi

dengan suatu

rangsangan.

Guru

memberikan

motivasi

dengan

bernyanyi atau

melakukan

berbagai tepuk.

Guru

memberikan

motivasi

dengan

bernyanyi atau

melakukan

berbagai

tepuk.

Penggunaan

metode

Metode yang

digunakan

Foto

dokumentasi

Metode yang

digunakan

182

Page 197: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

176

adalah ceramah,

tanya jawab,

dan

permaianan.

permainan. adalah

ceramah, tanya

jawab, dan

permaianan.

Penggunaan

media

Guru

menggunakan

papan tulis

untuk

menjelaskan

materi.

Guru

menggunakan

papan tulis

untuk

menjelaskan

materi.

Teknik bertanya Guru

mengajukan

pertanyaan

untuk tanya

jawab

pembelajaran

secara klasikal.

Guru

mengajukan

pertanyaan

secara klasikal.

Guru

mengajukan

pertanyaan

secara klasikal.

Cara guru

menyimpulkan

materi.

Guru

menyimpulkan

materi dengan

cara tanya

jawab secara

klasikal.

Guru

menyimpulkan

materi dengan

cara tanya

jawab dengan

siswa.

Guru

menyimpulkan

materi dengan

cara tanya

jawab dengan

siswa.

Evaluasi siswa

lamban belajar.

Guru

melakukan

evaluasi di

akhir

pembelajaran

dengan soal

latihan.

Tidak ada

evaluasi khusus

di akhir

pembelajaran.

Siswa selalu

mengerjakan

soal setelah

guru

menyampaikan

sebuah pokok

materi. Soal

yang dikerjakan

Tidak ada

evaluasi

khusus di akhir

pembelajaran.

Siswa selalu

mengerjakan

soal setelah

guru

menyampaikan

sebuah pokok

materi. Soal

yang

183

Page 198: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

177

siswa

bersumber dari

buku siswa.

dikerjakan

siswa

bersumber dari

buku siswa.

Tindak lanjut

siswa lamban

belajar.

Guru

memberikan

PR sebagai

tindak lanjut

siswa lamban

belajar sama

dengan siswa

lainnya.

Tindak lanjut

siswa lamban

belajar sama

dengan siswa

lainnya, yakni

PR tentang

materi

pembelajaran

saat itu.

Tindak lanjut

siswa lamban

belajar sama

dengan siswa

lainnya, yakni

PR tentang

materi

pembelajaran

saat itu.

Program

remedial.

Jarang

melakukan

program

remedial bagi

siswa lamban

belajar.

Tidak terdapat

program

remedial bagi

siswa lamban

belajar.

Tidak terdapat

program

remedial bagi

siswa lamban

belajar.

Penilaian siswa

lamban belajar

Guru

melakukan

penilaian dari

hasil tugas-

tugas yang

dikerjakan

siswa.

Guru

melakukan

penilaian dari

hasil tugas-

tugas yang

dikerjakan

siswa.

Guru

melakukan

penilaian dari

hasil tugas-

tugas yang

dikerjakan

siswa.

Program khusus

siswa lamban

belajar.

Tidak ada

program

khusus untuk

siswa lamban

belajar, kecuali

tambahan

waktu

mengerjakan

soal sepulang

Tidak ada

program

khusus untuk

anak lamban

belajar.

Tidak ada

program khusus

untuk siswa

lamban belajar.

Namun ada

pertemuan rutin

2 kali dalam 1

semester untuk

wali anak

Tidak terdapat

program khusus

bagi siswa

lamban belajar

di luar jam

pembelajaran.

Foto

dokumentasi

siswa lamban

belajar

mengikuti

tambahan

waktu

sepulang

sekolah.

Tidak ada

program

khusus untuk

siswa lamban

belajar, kecuali

tambahan

waktu

mengerjakan

soal sepulang

184

Page 199: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

178

sekolah. berkebutuhan

khusus.

sekolah serta

pertemuan

wali siswa.

Komunikasi

Individual

Guru

melakukan

komunikasi

individual

kepada siswa

lamban belajar

untuk

mendampingi

belajar dan

memberikan

motivasi.

Guru

melakukan

proses

komunikasi

individual

selama proses

pembelajaran.

Guru

melakukan

proses

komunikasi

individual

selama proses

pembelajaran.

185

Page 200: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

179

Lampiran 11. Hasil Assesmen Siswa Lamban Belajar

(Hasil Assesmen ICP)

186

Page 201: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

180

187

Page 202: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

181

Hasil Assesmen CM

188

Page 203: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

182

189

Page 204: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

183

Hasil Assesmen OHR

190

Page 205: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

184

191

Page 206: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

185

Lampiran 12.Raport Siswa Lamban Belajar

(Raport ICP)

192

Page 207: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

186

193

Page 208: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

187

194

Page 209: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

188

195

Page 210: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

189

Raport CM

196

Page 211: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

190

197

Page 212: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

191

198

Page 213: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

192

Raport OHR

199

Page 214: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

193

200

Page 215: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

194

201

Page 216: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

195

202

Page 217: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

196

Lampiran 13. SK Inklusi SD N Jlaban

203

Page 218: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

197

204

Page 219: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISWA LAMBAN …eprints.uny.ac.id/31924/1/Witrias Swestika Nugrahayati.pdf · sebuah busur, panah hanyalah sebuah kayu yang menanti uzur. (Shinziro Hero)

198

Lampiran 14. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

205