PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ......

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG SOLO Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Yunita Candra Devi NIM. E0007060 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ......

Page 1: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i  

PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG SOLO

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Yunita Candra Devi

NIM. E0007060

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG SOLO

Oleh:

YUNITA CANDRA DEVI

NIM. E0007060

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 06 April 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Hernawan Hadi, S.H., M.Hum Diana Tantri C., S.H., M. Hum.

NIP. 197511302005011 001 NIP. 197212172005012001

Page 3: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii  

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT OLEH PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG SOLO

Oleh

Yunita Candra Devi

NIM. E0007060

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 13 April 2011

DEWAN PENGUJI

1. Dr. M. Hudi Asrori S, S.H., M.Hum : ……………………………………

Ketua 2. Hernawan Hadi, S.H., M.Hum : ……………………………………

Anggota 3. Diana Tantri C., S.H., M.Hum :……………………………………

Sekretaris

Mengetahui

Dekan,

Mohammad Jamin, S.H., M.Hum. NIP. 196109301986011001

Page 4: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv  

PERNYATAAN

Nama : Yunita Candra Devi

NIM : E0007060

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT DI PT.

BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG SOLO adalah betul-betul

karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda

citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya

tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum

(skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 06 April 2011

Yang membuat pernyataan

Yunita Candra Devi

NIM. E0007060

Page 5: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v  

MOTTO

Life is not about our happiness, our family happiness, but about others too.

Devi

Practice makes perfect

Anonym

Di tengah kesulitan pasti ada kesempatan

Albert Einstein- Ilmuan Amerika

Page 6: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi  

ABSTRAK

Yunita Candra Devi. E0007060. 2011. PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG SOLO. Penulisan Hukum. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dengan judul penulisan hukum diatas, dilakukan dengan tujuan untuk meneliti pelaksanaan Legal Audit yang dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam meninjau kelayakan calon debitur untuk menerima fasilitas kredit dilihat dari keabsahaan dokumen-dokumen syarat kredit yang diberikan oleh calon debitur kepada pihak bank. Selain itu juga untuk mengetahui segala hambatan dalam pelaksanaan Legal Audit beserta upaya untuk mengatasi hambatan tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen-dokumen calon debitur yang merupakan syarat permohonan kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan penelitian di lapangan menggunakan alat pengumpulan data berupa wawancara dengan tipe wawancara terarah(directive interview), selain data primer penulis juga menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan dengan membaca bahan-bahan hukum yang meliputi bahan hukum primer, sekunder, dan tertier,.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan Legal Audit sebagai wujud dari penerapan Managemen Risiko guna menjaga tingkat kesehatan Bank sudah cukup efektif, hal ini dibuktikan dengan adanya Peraturan Direksi Bank Tabungan Negara yang mengharuskan adanya analisis mendalam dalam pemberian fasilitas kredit, baik analisis dari segi ekonomi maupun dari segi hukum. Bank Tabungan Negara Cabang Solo sangat teliti dalam melakukan Legal Audit terhadap dokumen-dokumen calon debitur, ketelitian ini dibuktikan dengan adanya analisis hukum yang dilakukan beberapa tahap. Legal audit pertama-tama dilakukan oleh bagian Loan Service, kemudian setelah itu diteliti kembali oleh bagian supervisor, kemudian terakhir dilakukan oleh Analyst yang sekaligus memutuskan calon debitur layak atau tidak menerima fasilitas kredit dari Bank Tabungan Negara Cabang Solo. Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan identitas calon debitur, penghasilan, jaminan, surat nikah dan kartu keluarga dari calon debitur perorangan dan badan hukum. Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo dilakukan dengan cara mencocokkan data calon debitur antar dokumen calon debitur yang diserahkan kepada pihak bank, kemudian mencocokkan data tersebut dengan keterangan calon debitur pada waktu proses wawancara dan jika masih ditemukan keraguan dan kejanggalan maka dilakukan pemeriksaan ke lapangan. Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup calon debitur dalam memberikan keterangan tentang identitas, penghasilan, jaminan dan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan petugas pelaksanan Legal Audit. Untuk menanggulangi hal tersebut Bank Tabungan Negara telah memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen-dokumen calon debitur, serta dilakukannya pelatihan secara rutin bagi petugas bagian Legal dengan menyewa pemateri dari Law Office atau kantor-kantor hukum lainnya.

Kata Kunci: Legal Audit, Kredit.  

 

Page 7: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii  

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulisan hukum

(skripsi) di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul :

PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT DI PT.

BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK CABANG SOLO.

Penulisan hukum (skripsi) ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh derajat

Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun penulisan hukum (skripsi) ini penulis banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak dalam bimbingan, pengarahan, pengumpulan data, dan saran-saran baik secara

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Moh. Jamin, SH., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memimpin Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret ke arah yang

lebih baik.

2. Bapak Hernawan Hadi, S.H., M.Hum.selaku Dosen Pembimbing penulisan hukum (skripsi)

yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan penulisan hukum (skripsi) ini.

3. Ibu Diana Tantri Cahyaningsih, S.H., M.Hum. selaku selaku Dosen pembimbing penulisan

hukum (skripsi) yang telah membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan Penulisan

hukum (skripsi) ini.

4. Bapak DR. M. Hudi Asrori, S.H, M.Hum selaku ketua penguji yang telah memberikan

masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

5. Ibu Ambar Budi Sulistyarini, S.H, M.H selaku Ketua Bagian Hukum Perdata yang telah

memberikan izin untuk melakukan penulisan hukum (skripsi) ini.

6. Karyawan dan karyawati di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang

telah membimbing dan membantu dalam membantu kelancaran administrasi perkuliahan

7. Bapak-Ibu dosen di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan banyak Ilmu Hukum kepada penulis.

Page 8: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii  

8. Ibu Anjar Budi Utami selaku karyawan bagian Loan Service di Bank Tabungan Negara

Cabang Solo yang telah memberikan informasi mengenai pelaksanaan Legal Audit di Bank

Tabungan Negara Cabang Solo.

9. Ibu Susiyana Andriyani selaku karyawan Bank Tabungan Negara cabang Solo yang telah

membantu penyusun dalam memberikan data data dan keterangan yang penyusun perlukan

dalam menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.

10. Bapak Baehaqi selaku karyawan bagian Legal di Bank Tabungan Negara Cabang Solo yang

telah membantu penyusun dalam memberikan data data dan keterangan yang penyusun

perlukan dalam menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.

11. Orang tua dan semua keluargaku yang telah mendukung penyusun dalam menyelesaian

penulisan hukum (skripsi) ini.

12. Sahabat-sahabatku di luar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

13. Sahabat-sahabat baikku di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

14. Teman-teman angkatan 2007 di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa penulisan hukum (skripsi) ini masih jauh dari sempurna,

mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu

diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan laporan ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya.

Surakarta, 06 April 2011

Penyusun

Yunita Candra Devi

Page 9: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................................... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 7

E. Metode Penelitian .................................................................................................. 8

F. Sistematika Penulisan Hukum ............................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ...................................................................................................... 16

1. Tinjauan Umum tentang Kredit ....................................................................... 16

a. Pengertian Kredit ...................................................................................... 16

b. Peranan Kredit dalam Perekonomian ........................................................ 17

c. Macam – macam Kredit Bank .................................................................. 17

d. Syarat Kredit ............................................................................................. 19

e. Jaminan Kredit .......................................................................................... 20

2. Tinjauan Umum tentang Perjanjian ................................................................. 21

a. Pengertian Perjanjian ................................................................................. 21

b. Asas-asas Perjanjian ................................................................................... 21

c. Syarat-syarat Sahnya Suatu Perajanjian .................................................... 23

d. Hapusnya Perjanjian .................................................................................. 23

e. Perjanjian Kredit ........................................................................................ 24

Page 10: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x  

3. Tinjauan Umum tentang Legal Audit ............................................................... 24

a. Pengertian Legal Audit ............................................................................... 24

b. Fungsi Legal Audit di Bidang Kredit Sebagai Pengawasan

Internal bank .............................................................................................. 27

c. Tinjauan mengenai Legal Audit di Bidang Kredit ..................................... 32

4. Tinjauan Umum tentang Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan ........................................................................................... 35

5. Tinjauan Umum tentang Peraturan Bank Indonesia

5/8/PBI/2003 tentang penerapan Manager Risiko Bagi Bank

Umum ............................................................................................................. 36

6. Tinjauan Umum tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum ............................................................................................................. 37

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................................... 38

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................................... 41

1. Gambaran Umum Lokasi ................................................................................ 41

a. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara ........................................ 41

b. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk ........................... 42

c. Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara .............................................. 43

d. Perkreditan di Bank Tabungan Negara ...................................................... 49

2. Pelaksanaan Legal Audit oleh PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo

Dalam Realisasi Perjanjian Kredit .................................................................. 55

a. Proses Pemberian Kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo ............ 55

b. Pelaksanaan Legal Audit di Bidang Kredit di Bank Tabungan Negara

kantor Cabang Solo .................................................................................... 60

3. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Legal Audit dalam Realisasi

Perjanjian Kredit dan penyelesaian di PT. Bank Tabungan Negara Cabang

Solo .................................................................................................................. 66

a. Hambatan Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang

Solo .............................................................................................................. 70

Page 11: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi  

b. Solusi Penyelesaian Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Legal

Audit Bank Tabugan Negara Cabang Solo .................................................. 75

B. Pembahasan ........................................................................................................... 73

1. Pelaksanaan Legal Audit di PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang

Solo ................................................................................................................. 77

2. Hambatan dan Penyelesaian dalam Pelaksanaan Legal Audit di Bank

Tabungan Negara Kantor Cabang Solo .......................................................... 81

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................................ 85

B. Saran ...................................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah merupakan suatu Negara yang sedang berkembang , hal

ini ditandai dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan Indonesia di berbagai

sektor. Salah satu sektor pembangunan yang sedang giat dilakukan Indonesia adalah

pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu pelaku pembangunan di sektor

perekonomian adalah lembaga keuangan yang berupa bank. Bank mempunyai beberapa

program dalam rangka meningkatkan pembangunan perekonomian Indonesia, salah

satunya yaitu dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Penyaluran dana dalam bentuk kredit ditujukan

kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Berdasarkan Pasal 1

Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan, Bank didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang

menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada dasarnya bank

sebagai badan usaha yang bergerak di bidang keuangan mempunyai beberapa peran

dalam lembaga perekonomian yaitu sebagai perantara financial(financial intermediary)

dan lembaga transmisi keuangan(menetary transmission process).(Elizabeth T

Manurung, 2009:Vol 27 N0. 2)

Peran lembaga perbankan di sektor perekonomian salah satunya diwujudkan

dengan pemberian fasilitas kredit kepada masyarakat, baik perorangan maupun badan

usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya atau untuk meningkatkan produksinya.

Perlu dipahami bahwa sumber dana perbankan yang dipinjamkan kepada masyarakat

dalam bentuk kredit tersebut bukan dana milik bank itu sendiri karena modal perbankan

juga sangat terbatas, dana tersebut berasal dari dana dana masyarakat yang disimpan pada

Bank tersebut, sehingga perbankan berusaha dan berlomba-lomba mengumpulkan dan

menarik dana masyarakat dengan cara memberikan undian, hadiah semata-mata agar

masyarakat bersedia menyimpan dananya di Bank dalam waktu yang lama. Dana

masyarakat yang disimpan pada Bank dalam jumlah yang besar dan dalam jangka waktu

Page 13: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

yang relatif lama merupakan sumber utama bagi Bank dalam menyalurkan dana tersebut

kembali kepada masyarakat yang memerlukan dalam bentuk kredit. Seperti telah

dijelaskan bahwa sumber dana perbankan yang disalurkan kepada masyarakat dalam

bentuk fasilitas kredit bukan dana milik Bank sendiri tetapi dana yang berasal dari

masyarakat, sehingga penyaluran kredit harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian

melalui analisis yang akurat dan mendalam, penyaluran yang tepat, pengawasan dan

pemantauan yang baik, perjanjian yang sah dan memenuhi syarat hukum, pengikatan

jaminan yang kuat dan dokumentasi perkreditan yang terartur dan lengkap, semua itu

bertujuan agar kredit yang disalurkan tersebut dapat kembali tepat pada waktunya sesuai

perjanjian kredit yang meliputi perjanjian pokok dan bunga (Sutarno,2003: 2).

Pelaksanaan pemberian kredit dengan prinsip kehati-hatian juga diatur dalam

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995

yang menyatakan bahwa dalam pemberian kredit tersebut sekurang-kurangnya memuat

dan mengatur hal-hal pokok diantaranya yaitu memperhatikan prinsip kehati-hatian

dalam perkreditan dan mengatur mengenai pengawasan kredit. Pelaksanaan prinsip

kehati-hatian dan pengawasan pada dasarnya bertujuan untuk menjaga agar Bank selalu

berada dalam keadaan sehat sehingga bisa melaksanakan perannya dengan lancar

mengingat bahwa Bank mempunyai peran yang luas dalam sektor perekonomian yaitu

menjaga kestabilan perekonomian di Indonesia. Suatu sistem Bank dapat dikatakan sehat

jika mampu memelihara kontinuitas usahanya dengan baik, sehingga dapat memenuhi

kewajibannya terhadap semua pihak yang berkepentingan serta dapat menunjang sistem

perbankan yang sehat dan efisien. Bank memerlukan beberapa faktor penunjang agar bisa

menjadi sehat, faktor penunjang yang pertama yaitu sistem perbankan yang dinamis,

professional serta mampu meningkatkan produk-produk yang diperlukan oleh

masyarakat, faktor penunjang yang kedua yaitu terdapat iklim yang memungkinkan

perluasan jaringan perbankan yang dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air, dan

faktor penunjang yang ketiga adalah kebijaksanaan pengawasan dan pembinaan oleh

Bank Indonesia yang dapat memberikan kondisi-kondisi umum yang menyebabkan dunia

perbankan dapat berkembangbiak secara baik.

Penjelasan Umum S.E.B.I No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993 disebutkan bahwa

tingkat kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait baik

Page 14: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

pemilik dan pengelola bank masyarakat pengguna jasa bank maupun Bank Indonesia

sebagai pembina dan pengawas bank. Sesuai dengan tanggung jawabnya, masing-masing

pihak tersebut perlu mengikatkan diri dan secara bersama-sama berupaya untuk

mewujudkan bank yang sehat. Begitu pentingnya kesehatan bank sehingga tuntutan

terhadap pengawasan bank semakin besar pula, oleh karena di samping adanya

peningkatan fungsi intermediasi bank, peningkatan operasi perbankan juga menunjukkan

bahwa risiko yang ditanggung oleh perbankan dan masyarakat semakin besar. Saat ini

banyak Bank yang ditutup karena bank tersebut tidak sehat sehingga tidak bisa lagi

melakukan kegiatannya. Penyebab utama Bank menjadi tidak sehat yaitu karena

banyaknya terjadi kredit macet yang menyebabkan Bank kehabisan dana sedangkan disisi

lain masyarakat yang mempunyai tabungan melakukan penarikan atas dana mereka yang

disimpan di Bank. Penyebab terjadinya kredit macet bermacam macam, salah satunya

yaitu karena pihak Bank tidak secara sungguh sungguh melakukan pemeriksaan terhadap

aspek-aspek hukum dari suatu perjanjian kredit sehingga bila terjadi kredit macet Bank

kesulitan dalam mengadakan eksekusi barang jaminan dikarenakan ada kendala dalam

keabsahan dokumen-dokumen hukum berkenaan dengan barang jaminan yang diserahkan

kepada pihak Bank. Atau dengan kata lain, Pengawasan dan pengendalian intern pihak

Bank masih sangat lemah terutama yang berkenaan dengan aspek-aspek hukum yang ada

dalam perjanjian kredit.

Bagi calon nasabah yang baru saja masuk suatu kantor bank untuk membuka

rekening, maka ia dan Bank akan langsung berhadapan dengan masalah hukum sehingga

sangat beralasan bila legal audit sudah harus diadakan/ dilakukan secara tersendiri

terhadap seluruh transaksi bank dengan nasabahnya. Dalam berbagai pengertian tentang

fungsi manajemen disebutkan bahwa pengendalian (controlling) merupakan salah satu

fungsi manajemen.

Pengendalian terdiri atas pemeriksaan dan tindak lanjut, penjabarannya

adalah pemeriksaan khususnya pemeriksaan hukum atau istilah lainnya yaitu Legal Audit

akan menghasilkan temuan yang memerlukan tindak lanjut (perbankan). Apabila tindak

lanjut dilaksanakan, maka seluruh kerangka kegiatan pemeriksaan dinamakan

pengendalian. Sebaliknya, jika tindak lanjut tidak dilakukan, maka seluruh kegiatan

pemeriksaan hanya bersifat pengawasan. Jadi, salah satu pendekatan dalam

Page 15: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

melaksanakan pengawasan dan atau pengendalian adalah pemeriksaan atau yang lebih

dikenal dengan istilah audit. Baik pengawasan maupun pengendalian masing-masing

mempunyai tujuan. Tujuan pengawasan adalah untuk memberikan informasi kepada

manajemen guna terciptanya suatu kegiatan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan

tingkat kesesuaiannya, kewajarannya dan keamanannya. Sedangkan apabila sampai

dengan pengendalian, maka tujuannya ditambah untuk membantu manajemen dalam

mencapai tujuan organisasi. Yang dimaksud dengan audit itu sendiri adalah suatu proses

penilaian dalam arti yang luas, secara independen terhadap data dan fakta untuk menilai

tingkat kesesuaian, tingkat keamanan, tingkat kewajaran yang disajikan dalam laporan

mengenai opini dan saran perbaikan(Hasanuddin Rahman, 2000 : 5).

Aspek hukum adalah merupakan salah satu aspek penting dalam setiap transaksi

apapun termasuk pemberian kredit yang merupakan perbuatan hukum perjanjian

sehingga setiap analis dan pejabat pengelolaan kredit harus dibekali dengan pengetahuan

hukum berkaitan dengan pemberian kredit tersebut. Meskipun aspek-aspek lain diluar

hukum telah memenuhi syarat tetapi bila aspek hukum belum memenuhi syarat atau tidak

sah maka semua ikatan perjanjian dalam pemberian kredit dapat gugur sehingga akan

menyulitkan Bank untuk menarik kembali kredit yang telah diberikan. Pengawasan yang

telah dilakukan oleh Bank berkenaan dengan pemberian kredit yang selama ini

berlangsung adalah hanya dalam sifat/ruang lingkup pemeriksaan yang hanya berkisar

pada financial audit, operational audit dan managerial audit, padahal masih ada paling

tidak satu lagi sifat/ruang lingkup pemeriksaan yang harus dilakukan lebih khusus lagi,

yaitu pemeriksaan hukum (legal audit), yang selama ini lebih banyak menumpang pada

operational audit. Pemeriksaan hukum atau Legal Audit ini bertujuan untuk memperkuat

aspek-aspek hukum berkaitan dengan perkreditan sebagai wujud dari penerapan prinsip

kehati-hatian sehingga dapat menekan terjadinya kredit macet dengan demikian Bank

tetap berada dalam keadaan sehat.

Pertimbangan lain pentingnya legal audit adalah, bahwa kegiatan usaha

perbankan selain pengaruhnya atas pertumbuhan perekonomian, juga selalu melekat atau

terkandung aspek-aspek hukum, baik sebagai dasar aktivitas dari kegiatan operasional

bank itu sendiri, maupun sebagai akibat yang ditimbulkan oleh karena aktivitas tadi.

Segenap kegiatan operasional bank, baik dalam usaha menghimpun dana dari masyarakat

Page 16: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

maupun mengelola dana, menanam kembali dana tersebut kepada masyarakat, sampai

dana tersebut kembali lagi kepada bank senantiasa terpaut dengan ketentuan hukum. Oleh

karenanya, seiring dengan perkembangan semakin meningkatnya kegiatan usaha

perbankan, peranan bidang hukum dalam mendukung keberhasilan kegiatan itu pun

semakin dirasakan pentingnya (Hasanuddin Rahman, 2000 : 5-6).

Saat ini dalam praktek pelaksanaan kegiatan-kegiatan bank, pihak bank sering

mengabaikan arti penting dari pelaksanaan suatu Legal Audit di bidang kredit padahal

hasil dari pelaksanaan suatu Legal Audit memegang peranan penting dalam menentukan

keabsahan dokumen dokumen calon debitur untuk selanjutnya pihak bank dapat

menentukan calon debitur tersebut layak atau tidak mendapatkan fasilitas kredit dari

bank. Pihak bank yang sering mengabaikan pelaksanaan Legal Audit hanya melakukan

pemeriksaan kepada nasabah dengan cara memberikan formulir dalam bentuk check point

untuk dijawab oleh calon debitur, hal ini di kemudian hari bisa menimbulkan terjadinya

kredit macet karena di awal pihak bank tidak melakukan proses pelaksanaan Legal Audit

secara mendalam, sebagai akibatnya pihak bank salah menilai mengenai kemampuan

nasabah dalam membayar kreditnya sehingga bisa terjadi kredit macet yang dapat

mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kredit

macet yang saat ini menjadi faktor utama dalam mempengaruhi tingkat kesehatan bank,

maka pihak Bank sangat perlu memperketat pelaksanaan Legal Audit di bidang kredit

supaya Bank bisa menjaga kestabilan, keamanan asset Bank dan menjaga kelancaran

Bank dalam menyalurkan dana khususnya yang berupa fasilitas kredit kepada

masyarakat. Pelaksanaan Legal Audit terhadap aspek-aspek hukum yang berkaitan

dengan perkreditan sangat penting karena jasa perkreditan bagi Bank merupakan salah

satu penyumbang pendapatan terbesar bagi perbankan di Indonesia pada umumnya,

sehingga harus dikelola dengan menerapkan prinsip kehati-hatian yang diwujudkan

dengan pelaksanaan Legal Audit di bidang kredit dengan tujuan untuk menekan resiko

kredit macet. Seandainya terjadi kredit macet, hal tersebut tidak sampai merugikan pihak

bank atau mempengaruhi tingkat kesehatan bank karena analisis dan pemeriksaan hukum

atau Legal Audit telah dilakukan dengan cermat dan akurat maka penyelesaian kredit

macet menjadi lebih mudah dalam hal negosiasi dengan pihak debitur dan persiapan

eksekusi jaminan yang ada.

Page 17: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

Bank Tabungan Negara Cabang Solo adalah merupakan salah satu bank terbesar

di Indonesia dan merupakan salah satu bank yang mempunyai andil yang besar dalam hal

pemberian fasilitas kredit kepada masyarakat. Melalui Bank Tabungan Negara Cabang

Solo masyarakat dapat merasakan berbagai fasilitas kredit yang diberikan oleh bank baik

berupa kredit umum, kredit usaha, maupun kredit kepemilikan rumah. Disisi lain Bank

Tabungan Negara Cabang Solo mendapatkan penghasilan berupa bunga yang diperoleh

dari berbagai fasilitas kredit yang diberikan kepada masyarakat.

Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas, penulis merasa hal hal tersebut

diatas menarik untuk diteliti dan dikaji lebih lanjut yaitu mengenai pelaksanaan legal audit

dalam hubungannya dengan realisasi pemberian kredit. Dan karena alasan alas an diatas,

untuk itulah penulis mengangkatnya dalam suatu penulisan skripsi dengan judul “

PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI PERJANJIAN KREDIT

DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK CABANG SOLO.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar berlakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis

merumuskan permasalahan untuk dibahas dan dikaji lebih rinci.Adapun beberapa

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan legal audit oleh Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Cabang Solo dalam realisasi pemberian kredit?

2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan legal audit dan

penyelesaiannya di Bank Tabungan Negara Cabang Solo?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian tentu mempunyai suatu tujuan yang jelas dan pasti sebagai suatu

sasaran yang akan dicapai untuk memecahkan masalah masalah yang dihadapi. Maka

berdasarkan permasalahan yang diungkapkan oleh penulis, tujuan penelitian hukum ini

adalah :

Page 18: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

1. Tujuan Obyektif

a) Untuk meneliti lebih terperinci tentang legal audit yang dilaksanakan dalam

realisasi perjanjian kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

b) Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Bank Tabungan

Negara Cabang Solo dalam melakukan suatu legal audit dan langkah-langkah

penyelesaian yang ditempuh oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

2. Tujuan Subyektif

a) Untuk mengetahui segala sesuatu tentang legal audit bank guna melakukan

penulisan hukum.

b) Untuk melatih kemampuan dan ketrampilan penulis agar siap terjun di dalam

masyarakat.

c) Untuk menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan penulis sebagai mahasiswa

guna melengkapi persyaratan untuk mencapai dan meraih gelar sarjana pada

bidang Hukum di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Dapat digunakan sebagai sumbangan karya ilmiah dalam perkembangan ilmu

pengetahuan

b) Salah satu usaha untuk memperbanyak wawasan dan pengalaman serta menambah

pengetahuan tentang Hukum Perdata, Hukum Perbankan, Hukum Perjanjian

Hukum Dagang dan Hukum Jaminan.

c) Dapat bermanfaat dalam mengadakan penelitian yang sejenis berikutnya di

samping itu dapat digunakan sebagai pedoman penelitian yang lain.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi masyarakat umum khususnya pihak pihak yang terkait dengan masalah

perkreditan, diharapkan bisa mendapatkan informasi dan gambaran lebih jelas

mengenai manfaat pelaksanaan legal audit dan kecermatan dalam pelaksanaannya

sebelum perjanjian kredit dan pemberian kredit dilaksanakan dalam kaitannya

untuk melindungi bank dari masalah kredit macet.

Page 19: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

mahasiswa, dosen, dan pembaca lain yang tertarik maupum berkepentingan dalam

pelaksanaan pembangunan di bidang perbankan khususnya mengenai perkreditan.

E. Metode Penelitian

Istilah “Metodologi” berasal dari kata “metode” yang berarti “jalan ke”, namun

demikian, menurut kebiasaan metode dirumuskan dengan kemungkinan kemungkinan

sebagai berikut:

1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian

2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan.

3. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur. (Soerjono Soekanto, 2007:5)

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang

didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk

mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya,

kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum

tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-

permasalahan yang timbul dalam gejala bersangkutan (Soerjono Soekanto,2007:43).

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara untuk memecahkan masalah

dengan jalan menemukan, mengumpulkan, menyusun data guna mengembangkan dan

menguji kebenaran suatu pengetahuan yang hasilnya dituangkan dalam penulisan ilmiah

(skripsi). Adapun metode penelitian dalam penulisan hukum ini meliputi:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah jenis

penelitian hukum empiris atau non-doktrinal. “pada penelitian hukum empiris,

maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, kemudian dilanjutkan pada

data primer di lapangan, atau terhadap masyarakat”(Soerjono Sukanto,2007:52).

Penelitian ini mengkaji mengenai pertimbangan Bank untuk melaksanakan

suatu legal audit dalam rangka mrnciptakan sistem perbankan yang sehat.

Page 20: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Soerjono

Soekanto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala

lainnya. Maksud dari penelitian deskriptif adalah terutama untuk mempertegas

hipotesa-hipotesa agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori baru

(Soerjono Soekanto, 2007:10). Penelitian ini memberikan gambaran yang lengkap

mengenai pelaksanaan legal audit dalam realisasi pemberian kredit di PT. BANK

TABUNGAN NEGARA (PERSERO)TBK Cabang Solo.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian penulisan hukum ini adalah di PT. Bank Tabungan

Negara Cabang Solo yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi No. 282, 57141.

4. Jenis Data

Secara umum di dalam penelitian biasanya dibedakan antara data yang

diperoleh secara langsung dari masyarakat dan dari bahan-bahan pustaka. Data

yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dinamakan data primer,

sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data

sekunder ( Soerjono Soekanto, 2007 : 51).

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data Primer

Data primer merupakan keterangan atau fakta yang diperoleh secara

langsung melalui penelitian lapangan atau di lokasi penelitian. Data primer

merupakan data yang dikumpulkan dari sejumlah fakta atau keterangan yang

diperoleh secara langsung melalui penelitian lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung

dari lapangan, melainkan diperoleh dari studi kepustakaan, yang terdiri dari

Jurnal Internasional serta dari peraturan perundang-undangan, buku-buku,

dokumen, internet dan bahan-bahan kepustakaan dan sumber tertulis lainnya.

Page 21: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10  

5. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang berasal dari pihak-pihak yang ada

hubungannya langsung dengan masalah dalam penelitian. Sumber data primer

dalam penelitian ini adalah keterangan dari para pegawai Bank Tabungan

Negara Cabang Solo bagian perkreditan yang mengetahui dan memiliki

pengalaman tentang pelaksanaan Legal Audit dalam realisasi perjanjian kredit.

b. Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang mendukung sumber data primer, yaitu

literatur dan Peraturan Perundang-Undangan diantaranya yaitu Undang

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Peraturan Bank Indonesia Nomor

5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank Umum,

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum dan buku-buku, jurnal yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti penulis.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Interview (Wawancara)

Wawancara merupakan cara memperoleh informasidengan bertanya

langsung kepada yang diwawancarai. Wawancara merupakan suatu proses

interaksi dan komunikasi. Hasil wawancara ditentukan oleh beberapa factor

yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Factor-faktor tersebut

adalah :

1) Pewawancara;

2) Yang diwawancarai;

3) Topik penelitian yang tertuang dalam pertanyaan;dan

4) Situasi wawancara (M.Syamsudin, 2007:108).

Tipe wawancara yang digunakan adalah wawancara terararh (directive

interview). Hal-hal yang diperhatikan dalam wawancara terarah adalah :

1) Rencana pelaksanaan wawancara;

Page 22: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11  

2) Mengatur daftar pertanyaandan membatasi jawaban;

3) Memperhatikan karakteristik pewawancara dan yang diwawancarai;

4) Membatasi aspek-aspek dari masalah yang diperiksa (Soerjono Soekanto,

2008:229).

Wawancara ini dilakukan dengan pegawai yang ditunjuk oleh pihak

bank untuk melaksanakan analisis kredit yaitu Ibu Anjar selaku pegawai

bagian Loan Service, Ibu Susi selaku staf bagian Analis dan Bapak Baehaqi

selaku bagian Legal di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo.

Wawancara ini dilakukan secara bebas terpimpin mengenai suatu pokok

permasalahan yang ditentukan, sesuai dengan daftar pertanyaan yang disiapkan

oleh penulis.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah kegiatan pengumpulan dan memeriksa atau

menelusuri dokumen-dokumen atau kepustakaan yang dapat memberikan

informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti (M. Syamsudin,

2007:101).

Studi kepustakaan dalam penelitian hukum bertujuan untuk

menemukan bahan-bahan hukum baik yang bersifat primer maupun sekunder.

Bahan-bahan hukum inilah yang dijadikan pedoman atau norma dalam

menilai fakta-fakta hukum yang akan dipecahkan sebagai masalah hukum.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam

pola, kategori, dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J. Moleong,

2002:183). Teknik analisis data adalah suatu uraian tentang cara-cara analisis,

yaitu dengan kegiatan mengumpulkan data kemudian diadakan pengeditan

terlebih dahulu, untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan analisis yang

sifatnya kualitatif.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif

dengan interaktif model yaitu komponen reduksi data dan penyajian data

dilakukan bersama dengan pengumpulan data, kemudian setelah data terkumpul

Page 23: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12  

maka tiga komponen tersebut berinteraksi dan bila kesimpulan dirasakan kurang

maka perlu ada verifikasi dan penelitian kembali mengumpulkan data lapangan

(H.B. Sutopo, 2002 : 8).

Menurut H.B. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah :

a. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, penyederhanaan dan abstraksi dari data (fieldnote).

b. Penyajian Data

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi

yang memungkinkan kesimpulan penelitian yang dapat dilakukan. Sajian data

harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat menjawab

permasalahan-permasalahan yang diteliti.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Dari permulaan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-

benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang

mungkin, alur sebab akibat dan proporsi. Kesimpulan akan ditangani dengan

longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan telah disediakan, mula-

mula belum jelas, meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan pokok.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam

pemikiran Penganalisis selama ia menulis, atau mungkin dengan seksama dan

makan tenaga dengan peninjauan kembali (HB. Sutopo, 2002 : 97).

Dalam pengumpulan data peneliti harus sudah memahami arti berbagai hal yang

ditemui. Dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan dan pola-pola, pernyataan-

pernyataan dan konfigurasi yang mungkin, arahan, sebab akibat, dan berbagai

kemungkinan, kesimpulan perlu dipastikan agar cukup meyakinkan dan benar-benar bisa

dipertanggungjawabkan.

Page 24: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13  

Untuk lebih jelasnya, analisis data kualitatif model interaktif dapat digambarkan

dengan skema sebagai berikut:

Gambar 1. Model Analisis Interaktif

(H.B. Sutopo . 2002. Pengantar Penelitian Kualitatif)

Maksud model analisis interaktif ini, pada waktu pengumpulan data Peneliti

selalu membuat reduksi dan sajian data. Reduksi dan sajian data harus disusun pada

waktu Peneliti sudah memperoleh unit data dari sejumlah unit yang diperlukan dalam

penelitian. Pada waktu pengumpulan data sudah berakhir, Peneliti mulai melakukan

usaha untuk menarik kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan pada semua hal yang

terdapat dalam reduksi maupun sajian datanya. Jika kesimpulan dirasa kurang mantap

karena kurangnya rumusan dalam reduksi maupun sajiannya, maka Peneliti dapat

kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus untuk mencari

pendukung kesimpulan yang ada dan juga bagi pendalaman data (HB. Sutopo, 2002 : 95

– 96).

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh yang sesuai dengan aturan baru

dalam penulisan karya ilmiah, maka penulis menyiapkan suatu sistematika dalam

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/ verifikasi

Sajian Data

Page 25: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14  

penyusunan penulisan hukum. Adapun sistematika penulisan hukum terdiri dari 4

(empat) bab, dimana tiap-tiap bab terbagi atas sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk

memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Sistematika dalam

penulisan hukum ini sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian awal bab ini penyusun berusaha memberikan gambaran awal

mengenai penelitian ini yaitu yang meliputi:

A. Latar Belakang masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian,

D. Manfaat Penelitian,

E. Metode Penelitian

F. Sistematika Penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Kredit

2. Tinjauan Umum tentang Perjanjian

3. Tinjauan Umum tentang Legal Audit

4. Tinjauan Umum tentang Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998

Tentang Perbankan

5. Tinjauan Umum tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor

5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank

Umum

6. Tinjauan Umum tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

B. Kerangka Pemikiran

Page 26: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15  

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi.

2. Pelaksanaan Legal Audit di Bidang Kredit di Bank Tabungan Negara

Kantor Cabang Solo.

3. Hambatan Hambatan dalam Pelaksanaan Legal Audit dalam Realisasi

Perjanjian Kredit dan Penyelesaiannya di PT. Bank Tabungan Negara

Cabang Solo.

B. Pembahasan

BAB IV : PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 27: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Kredit

a. Pengertian Kredit

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, mengatur

mengenai pengertian kredit yaitu Pasal 1 angka 12 yang menyatakan bahwa :

"kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil

keuntungan". Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

(Undang-Undang yang diubah), pengertian kredit diatur dalam Pasal 1 butir 11,

"kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain, yang mewajibkan pihak lain untuk melunasi utangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga".

Dari defenisi diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa unsur-unsur kredit:

1) Kepercayaan.

Adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan

kepada nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu

yang diperjanjikan.

2) Jangka Waktu.

Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya,

dimana jangka waktu tersebut sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu,

berdasarkan kesepakatan bersama.

Page 28: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17  

3) Prestasi.

Adanya objek berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya

kesepakatan dalam perjanjian pemberian kredit antara bank dengan nasabah

debitur, berupa bunga atau imbalan.

4) Risiko.

Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya,

memungkinkan adanya risiko dalam perjanjian kredit tersebut. Untuk

mencegah terjadinya risiko tersebut (berupa wanprestasi), maka diadakan

pengikatan jaminan/agunan yang dibebankan kepada pihak nasabah debitur.

(Hermansyah, 2009:58-59)

b. Peranan Kredit dalam Perekonomian

Seiring perkembangan perekonomian nasional di era globalisasi saat ini,

kredit akan mengambil alih sebagian fungsi uang (yang dipergunakan untuk

pembayaran tunai) karena hampir segala hal dilakukan dengan kredit. Maka

peranan kredit dalam perekonomian modern yang seperti itu adalah:

1) Kredit dapat meningkatkan efisiensi penggunaan uang atau modal dengan

meningkatkan produktivitas masyarakat.

2) Kredit dapat meningkatkan efisiensi penggunaan barang, karena kredit dapat

membantu proses produksi dari bahan hingga barang jadi dan sekaligus juga

membantu pemindahan barang dari produsen kepada konsumen dalam proses

marketing; kredit ikut melancarkan arus barang.

3) Kredit dapat meningkatkan arus peredaran lalu lintas uang, misalnya, melalui

penggunaan cek, giro, wesel, promes, dan kartu kredit yang diterbitkan oleh

bank.

4) Kredit dapat menjadi alat stabilitas ekonomi yang dilakukan melalui

kebijaksanaan ekspansi dan kontraksi kredit, misalnya, dengan politik

diskonto oleh bank sentral.

5) Kredit dapat berfungsi sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan

nasional suatu negara.

Page 29: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18  

6) Kredit dapat menciptakan daya beli baru bagi para debitur, meskipun debitur-

debitur itu tidak memiliki uang tunai dalam saldo neracanya

(http://kuliahade.wordpress.com/2010/06/27/hukum-perbankan-kredit-bank-ii

diakses 25 November 2010 pukul 09.25).

c. Macam macam Kredit Bank

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk

masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis kredit (Kasmir,

2004:109) dapat dibedakan berdasarkan:

1) Jangka waktunya

a) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu

tahun. Setelah berakhirnya jangka waktu biasanya oleh bank diberi

perpanjangan waktu lagi atas permohonan, debitur

b) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu

tahun sampai tiga tahun

c) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga

tahun. Kredit jangka panjang ini pada umumnya adalah investasi yang

bertujuan untuk menambah modal perusahaan dalam jangka rehabilitasi,

ekspansi (perluasan), dan pendirian proyek baru.

2) Menurut sifat penggunaannya

a) Kredit investasi, yaitu kredit jangka panjang yang biasanya digunakan

untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru

atau untuk keperluan rehabilitasi

b) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnva

3) Menurut tujuannya

a) Kredit produksi atau eksploitasi, yaitu kredit yang digunakan untuk

peningkatan usaha atau produksi atau investasi untuk meningkatkan

barang atau jasa

b) Kredit perdagangan, kredit yang digunakan untuk membeli barang

Page 30: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19  

dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang

dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-

agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar

c) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi pribadi.

Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,

karena memang digunakan atau dipakai oleh seorang atau badan usaha.

4) Menurut jaminannya

a) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan,

jaminan itu dapat berbentuk barang berwujud dan tidak berwujud atau

jaminan orang

b) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan atau

orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan

karakter serta loyalitas atau nama baik debitur

d. Syarat kredit

Ketika bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah, bank tentu saja

mengharapkan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil risiko (uangnya

tidak kembali, sebagai contoh), dalam memberikan kredit bank harus

mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik (willingness to

pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) nasabah untuk melunasi kembali

pinjaman beserta bunganya. Hal-hal tersebut terdiri dari Character (kepribadian),

Capacity (kapasitas), Capital (modal), Colateral (jaminan), dan Condition of

Economy (keadaan perekonomian), atau sering disebut sebagai 5C (panca C).

(Multiply, Tinjauan umum tentang kredit,

http://pumkienz.multiply.com/reviews/item/1, diakses 15 Desember 2010 Pukul

13.20)

1) Karakter

Watak, sifat, kebiasaan debitur (pihak yang berutang) sangat

berpengaruh pada pemberian kredit. Kreditur (pihak pemberi utang) dapat

meneliti apakah calon debitur masuk ke dalam Daftar Orang Tercela (DOT)

atau tidak. Untuk itu kreditur juga dapat meneliti biodatanya dan informasi

Page 31: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20  

dari lingkungan usahanya. Informasi dari lingkungan usahanya dapat

diperoleh dari supplier dan customer dari debitur. Selain itu dapat pula

diperoleh dari Informasi Bank Sentral, namun tidak dapat diperoleh dengan

mudah oleh masyarakat umum, karena informasi tersebut hanya dapat di akses

oleh pegawai Bank bidang perkreditan dengan menggunakan password dan

komputer yang terhubung secara on-line dengan Bank sentral.

2) Kapasitas

Kapasitas adalah berhubungan dengan kemampuan seorang debitur

untuk mengembalikan pinjaman. Untuk mengukurnya, kreditur dapat meneliti

kemampuan debitur dalam bidang managemen, keuangan, pemasaran, dan

lain-lain.

3) Modal

Dengan melihat banyaknya modal yang dimiliki debitur atau melihat

berapa banyak modal yang ditanamkan debitur dalam usahanya, kreditur dapat

menilai modal debitur. Semakin banyak modal yang ditanamkan, debitur akan

dipandang semakin serius dalam menjalankan usahanya.

4) Jaminan

Jaminan dibutuhkan untuk berjaga-jaga seandainya debitur tidak dapat

mengembalikan pinjamannya. Biasanya nilai jaminan lebih tinggi dari jumlah

pinjaman.

5) Kondisi ekonomi

Keadaan perekonomian di sekitar tempat tinggal calon debitur juga

harus diperhatikan untuk memperhitungkan kondisi ekonomi yang akan

terjadi di masa datang. Kondisi ekonomi yang perlu diperhatikan antara lain

masalah daya beli masyarakat, luas pasar, persaingan, perkembangan

teknologi, bahan baku, pasar modal, dan lain sebagainya. (Sutarno, 2003:93-

94)

e. Jaminan Kredit

Penilaian terhadap jaminan pada dasarnya dilakukan terhadap barang-

barang yang akan dijaminkan oleh nasabah kepada Bank. Penilaian dilakukan

Page 32: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21  

dengan cara menaksir nilai barangnya sudah dapat menutup kredit yang akan

diberikan bank seandainya nasabah tidak dapat melunasi hutangnya di kemudian

hari.

Sehubungan dengan itu, dalam penjelasan Pasal 8 undang undang

perbankan diuraikan bahwa apabila berdasarkan unsure-unsur lain Bank telah

mendapat keyakinan tentang kemampuan nasabah untuk mengembalikan

hutangnya, agunan bisa hanya berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai

dengan kredit yang bersangkutan. Bank tidak wajib meminta agunan tambahan

berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan obyek yang dibiayai dengan

kredit Bank. (Gatot Supramono, 2009: 160)

2. Tinjauan Umum tentang Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Peraturan yang berlaku bagi perjanjian diatur dalam buku Ketiga Kitab

Undang Undang Hukum Perdata Tentang Perikatan yaitu Pasal 1313 yaitu: “Suatu

perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan

dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Perjanjian diatur dalam Buku Ketiga

Kitab Undang Undang Hukum Perdata karena perjanjian merupakan salah satu

sumber dari perikatan, dikatakan salah satu karena ada sumber lain dari suatu

perikatan yaitu undang-undang. (Gatot Supramono, 2009:163)

Definisi lain mengenai perjanjian adalah merupakan suatu peristiwa

dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling

berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dari peristiwa itu, menimbulkan suatu

hubungan antara dua orang tersebut yang kemudian dinamakan perikatan. Dalam

bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung

janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. (Subekti, 2002:1)

b. Asas-asas perjanjian

Menurut pendapat Gatot Supramono. dalam hukum perjanjian ddikenal

ada beberapa macam asas dalam melaksanakan suatu perjanjian yaitu:

Page 33: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22  

1) Asas konsensualisme

Sesuai dengan artinya konsensualisme adalah kesepakatan, maka asas

ini menetapkan bahwa terjadinya suatu perjanjian setelah terjadi kata sepakat

dari kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian. Dengan kesepakatan

maka perjanjian menjadi sah dan mengikat bagi para pihak dan berlaku

sebagai undang-undang bagi mereka, hal ini terdapat dalam Pasal 1320 Kitab

Undang Undang Hukum Perdata.

2) Asas kebebasan berkontrak

Asas ini menyebutkan bahwa setiap orang mempunya kebebasan untuk

mengadakan suatu perjanjian yang berisi apa saja, asalkan perjanjian tidak

bertentangan dengan kepatutan, kebiasaan dan undang-undang. Dalam KItab

Undang Undang Hukum Perdata asas kebebasan berkontrak terdapat pada

Pasal 1339.

3) Asas kepribadian

Menurut asas kepribadian, seseorang hanya diperbolehkan mengikatkan

diri untuk kepentingan dirinya sendiri dalam suatu perjanjian. Asas ini

terdapat dalam Pasal 1315 Kitab Undang Undang Hukum Perdata.

4) Asas itikad baik

Asas itikad baik di dalam hukum perjanjian hanya terdapat pada waktu

melaksanakan perjanjian. Dalam pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum

Perdata menyebutkan bahwa perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad

baik, apapun yang telah diperjanjikan harus dilaksanakan dengan penuh

kejujuran sesuai dengan maksud dan tujuannnya.

5) Asas keadilan

Asas keadilan lebih ditujukan kepada isi dari perjanjian bahwa

perjanjian harus mencerminkan adanya keadilan bagi kedua belah pihak yang

mengadakan perjanjian. Asas keadilan diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang

Undang Hukum Perdata.

6) Asas kepatutan

Suatu perjanjian dibuat bukan hanya semata-mata memperhatikan

ketentuan undang-undang, akan tetapi kedua belah pihak harus

Page 34: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23  

memperhatikan pula tentang kebiasaan, kesopanan dan kepatutan yang

berlaku di masyarakat. Asas kepatutan terdapat dalam Pasal 1337 Kitab

Undang Undang Hukum Perdata.

7) Asas kepercayaan

Para pihak melakukan perjanjian harus dilandasi dengan rasa saling

percaya karena kepercayaan menyangkut saling memenuhi kewajibannya

seperti yang telah diperjanjikan. (Gatot Supramono, 2009: 164-165)

c. Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian

Membuat suatu perjanjian itu harus memenuhi syarat-syarat supaya

perjanjian tersebut diakui dan mengikat para pihak yang membuatnya. Syarat-

syarat sahnya suatu perjanjian menurut Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum

Perdata yaitu:

(1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

(2) Cakap untuk membuat suatu perjanjian

(3) Mengenai hal atau obyek tertentu

(4) Adanya suatu sebab yang halal

Syarat pertama dan kedua disebut syarat subyektif karena menyangkut

orang orang atau pihak-pihak yang membuat perjanjian yang mana merupakan

subyek yang membuat suatu perjanjian. Sedangkan syarat ketiga dan keempat

adalah sebagai syarat obyektif karena menyangkut mengenai obyek yang

diperjanjikan oleh orang-orang atau subyek yang membuat perjanjian. (Sutarno,

2003: 78)

d. Hapusnya Perjanjian

Tentang berakhirnya atau hapusnya suatu perjanjian terdapat dalam Pasal

1381 Kitab Undang Undang Hukum Perdata bahwa hapusnya suatu

perjanjiandisebabkan hal-hal sebagai berikut:

(1) Adanya pembayaran;

(2) Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan atau

dalam bahasa Belanda dinamakan consignatie;

Page 35: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24  

(3) Novasi atau pembaruan utang;

(4) Kompensasi atau perjumpaan hutang;

(5) Percampuran hutang;

(6) Pembebasan hutang;

(7) Musnahnya barang yang terhutang;

(8) Pembatalan perjanjian;

(9) Berlakunya suatu syarat batal;

(10) Daluarsa atau lewatnya waktu.

e. Perjanjian Kredit

Perjanjian Kredit sama halnya dengan perjanjian secara umum yang diatur

dalam Buku III Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Namun, tidak ada satupun

peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur tentang Perjanjian Kredit,

bahkan dalam Undang-Undang Perbankan sekalipun. Istilah perjanjian Kredit

terdapat dalam Surat Keputusan Direksi Bank Nagari (PT. BPD Sumbar) Nomor

SK/208/Dir/07-2000 tentang Perjanjian Kredit dan Ketentuan Umum Pemberian

Kredit oleh Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat.

Menurut Soebekti, Perjanjian Kredit pada hakikatnya sama dengan

Perjanjian Pinjam Meminjam yang diatur dalam Pasal 1754 sampai 1769 Kitab

Undang Undang Hukum Perdata. Dalam prakteknya, Perjanjian Kredit memiliki 2

(dua) bentuk, yaitu:

1) Dalam Bentuk Akta Bawah Tangan (Pasal 1874 Kitab Undang Undang

Hukum Perdata) merupakan akta perjanjian yang baru memiliki kekuatan

hukum pembuktian apabila diakui oleh pihak-pihak yang menanda-tangani

dalam akta perjanjian tersebut. agar akta ini tidak mudah dibantah, maka

diperlukan pelegalisasian oleh Notaris, agar memiliki kekuatan hukum

pembuktian yang kuat seperti akta otentik.

2) Dalam bentuk Akta Otentik, merupakan akta perjanjian yang memiliki

kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, karena ditanda tangani langsung

oleh pejabat pembuat akta, yaitu Notaris, dan akta ini dianggap sah dan benar

tanpa perlu membuktikan keabsahan tanda tangan pihak lain.

Page 36: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25  

3. Tinjauan Umum tentang Legal Audit

a. Pengertian Legal Audit

Pemeriksaan adalah suatu proses penilaian dalam arti yang luas secara

independen terhadap data dan fakta untuk menilai tingkat kesesuaian, tingkat

keamanan dan tingkat kewajaran yang disajikan dalam lapotan mengenai opini dan

saran perbaikan. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan definisi atau pengertian

legal audit adalah merupakan suatu proses penilaian terhadap data dan fakta atas

transaksi yang dilakukan oleh perusahaan/bank dengan pihak lainnya untuk menilai

tingkat keamanan perusahaan, terutama dalam hal legal risk aspect yang pada

akhirnya akan membahayakan harta perusahaan/bank, yang disajikan dalam laporan

hasil pemeriksaan mengenai opini dan saran perbaikan.(Hasanudin Rahman, 2000:

19-20)

Dari pengertian legal audit tersebut di atas dapat dikemukakan lebih lanjut

bahwa :

1) Suatu transaksi tentulah ada data dan fakta yang mendasarinya, yaitu suatu

kesepakatan antara bank dengan pihak lainnya tentang sesuatu hal tertentu, baik

di bidang dana maupun bidang kredit.

2) Data dan fakta yang diperiksa aspek yuridisnya adalah data dan fakta yang

menyangkut suatu trar.saksi antara bank dengan pihak ketiga, karena data dan

fakta inilah yang mengandung nilai-nilai yuridis yang melahirkan hak dan

kewajiban. Atau dengan kata lain, data dan fakta transaksi intern bank tidak

termasuk dalam sasaran Legal Audit.

3) Suatu pemeriksaan, adalah suatu proses penilaian oleh legal auditor terhadap

suatu transaksi yang dilakukan oleh bank dengan pihak lainnya.

4) Pemeriksaan yang dilakukan oleh legal auditor tentulah dilakukan dengan

tegas, dalam arti bahwa setiap kekurangan/kelemahannya harus diungkapkan,

sehingga nantinya dapat ditindaklanjuti oleh auditee (aparat pelaksana).

5) Penilaian yang dilakukan oleh legal auditor adalah tingkat keamanan bank,

terutama apabila bank akan berperkara di pengadilan (kelengkapan dan

kesempurnaan hukum bukti-bukti yang ada)

Page 37: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26  

6) Yang dimaksud dengan legal risk aspect adalah risiko tidak siapnya bank untuk

berperkara di pengadilan karena adanya penyimpangan/problem yang terjadi

sebagai akibat tidak dipenuhinya aspek- aspek suatu transaksi, yang pada

akhirnya akan berdampak kerugian atau membahayakan harta perusahaan/bank.

7) Legal auditor juga dilengkapi dengan laporan hasil pemeriksaan yang berisi

opini dan saran perbaikan, opini yang disampaikan adalah opini yuridis, yaitu

yang menyangkut kelemahan, kekurangan dan cacat yuridis yang terkandung

dalam suatu transaksi. Sedangkan saran perbaikan adalah yang menyangkut

penguatan/ penyempurnaan suatu data dan fakta transaksi sebagai alat bukti

secara yuridis formal(Hasanudin Rahman, 2000:20-21).

Kandungan hukum dalam suatu transaksi yang dilakukan bank dengan

nasabahnya sangat besar, dan itu hanya merupakan salah satu alasan penting legal

audit diperlukan dalam operasional perbankan. Permasalahan perbankan yang

semakin hari semakin memperlihatkan kurangnya pengetahuan hukum bagi aparat

pelaksana perbankan yang menuntut dunia perbankan untuk menata diri lebih

professional disamping mampu mengantisipasi perubahan akibat arus informasi dan

globalisasi. Hal-hal tersebut untuk menunjang landasan gerak perbankan agar

mampu menampung tuntutan pengembangan jasa perbankan yang ada, juga untuk

lebih meningkatkan kemajuan-kemajuan secara berkesinambungan, sehingga jasa

perbankan benar-benar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada

pelaksanaan pembangunan nasional (Annida, Legal Audit/legal due

diligence,http://annida.harid.web.id/?p=356, diakses tanggal 07 Desember 2010

Pukul 08.35).

Legal Audit di bidang kredit sangat diperlukan dalam suatu lembaga

perbankan untuk menghindari dan mencegah adanya Legal Risk dalam pemberian

kredit, seperti diterangkan dalam Jurnal Nasional di Italy, yang isinya sebagai

berikut :

“The exemption from administrative liability for crimes is, for enterprises, an opportunity to reduce the risk of legal action, lawsuits or juridical proceedings (legal risk). This means that managers can reduce the probability of negative situations and of losses due to Pecuniary penalties, Disqualification penalties, Confiscation and Filings of judgement. The reduction of legal risks is allowed only if the company has implemented organizational and management models

Page 38: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27  

which prevent the crimes, this implies an improvement of the Internal Audit. Our objective is to show that there are some important connections between these factors, in particular we will illustrate that legal risk can be reduced if the company puts into practice a Risk Assessment Process and an efficient Internal Audit System. These synergies led to the abovementioned risk-reduction (Corporate Ownership & Control / Volume 4, Issue 4, Summer 2007/ Corporate Governance in Italy).

Dalam Jurnal Negara Italy tersebut diterangkan bahwa pelaksanaan Legal

Audit yang merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan internal control

bertujuan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya aksi hukum, dan proses-

proses yudisial atau lebih umumnya disebut Legal Risk. Pengurangan dan

pencegahan terhadap terjadinya suatu Legal Risk dapat dilakukan oleh manager

atau pihak-pihak lain sesuai dengan wewenangnya. Kesimpulannya yaitu Legal

Risk dapat dicegah dengan dilaksanakannya system internal audit yang efisien.

Perkembangan perekonomian bergerak cepat disertai dengan banyaknya dan

bervariasinya tantangan yang dihadapi, tentunya hal itu selalu diikuti secara tanggap

oleh perbankan nasional dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya. Untuk

itu perbankan nasional perlu diperkuat dengan landasan hukum dan pengetahuan

hukum bagi aparatnya yang dibutuhkan bagi terselenggaranya pembinaan dan

pengawasan yang mendukung peningkatan kemampuan perbankan menjalankan

fungsinya secara sehat, wajar dan efisien, sekaligus memungkinkan perbankan

nasional melakukan penyesuaian yang diperlukan sejalan dengan berkembangnya

norma-norma perbankan secara internasional.

Gencarnya pembentukan hukum perbankan saat ini adalah bentuk upaya

penyempurnaan terhadap hukum yang telah ada. Hal itu dimaksudkan agar

perbankan Indonesia memiliki landasan gerak yang kokoh yang membawa ke arah

sikap yang lebih tanggap terhadap perkembangan pembangunan nasional, sehingga

perbankan nasional mampu berperan dalam peningkatan taraf hidup rakyat banyak,

juga mampu menjadi pelaku pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional (Muhamad Djumhana,

1993:3).

Fenomena-fenomena tersebut harus diiringi dengan kemauan dan tekad dari

perbankan untuk tunduk dan taat terhadap aturan-aturan yang ada, baik langsung

Page 39: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28  

maupun tidak langsung berhubungan dengen transaksi perbankan. Tindakan mana,

salah satunya adalah dengan serangkaian kegiatan pemeriksaan hukum (legal audit)

atas semua transaksi yang dilakukan bank dengan pihak lainnya. Sehingga selain

dapat menjadi proteksi bagi bank dari legal risk, juga dapat menjadi penilaian

sampai sejauh mana kepatuhan perbankan terhadap hukum dan peraturan

perundang-undangan sebagai hukum positif yang berlaku di negara ini, yang pada

akhirnya akan melahirkan suatu kondisi perbankan yang sehat dan terpercaya,

sehingga tidak ada lagi cerita bank yang mengalami rush bahkan likuidasi.

b. Fungsi Legal Audit Di Bidang Kredit Sebagai Pengawasan Internal Bank

Efektivitas pengawasan internal pada suatu bank merupakan tolok ukur di

dalam penilaian tingkat kesehatan bank tersebut terutama dalam kaitannya dengan

penilaian aspek manajemen. Rumusan dari pengawasan internal itu sendiri dalam arti

luas adalah pengendalian managerial, yaitu suatu sistem yang digunakan oleh

manajemen perusahaan untuk mengawasi atau mengendalikan kegiatan perusahaan

dengan cara membandingkan antara realisasi performance / kinerja terhadap rencana

yang telah ditetapkan serta menjamin bahwa seluruh sumber daya yang dimiliki oieh

perusahaan telah digunakan secara efektif dan efisien. Sedangkan dalam arti sempit

kegiatan pengawasan itu adalah audit atau pemeriksaan yeng dilakukan terhadap

suatu objek tertentu dan pada dasarnya merupakan bagian dari pada kegiatan

pengawasan itu sendiri. (Hasanudin Rahman, 2000: 33)

Salah satu fungsi managemen yang penting dalam setiap kegiatan usaha

adalah dalam bentuk pengawasan. Tujuannya antara lain untuk menjaga dan

mengamankan harta milik perusahaan dari penyimpangan-penyimpangan baik dari

pihak intern maupun dari pihak ekstern, memajukan efisiensi dan efektivitas usaha

yang dilakukan, mendorong dipatuhinya kebijakan managemen, serta untuk menjaga

agar tercapainya system managemen informasi yang baik. Ada berbagai pendkatan

yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan, salah stunya yaitu dengan

audit. (Teguh Pudjo Muljono, 1999:2-3)

Dari rumusan di atas, dapat dikatakan bahwa pengawasan merupakan bagian

dari fungsi manajemen dan aparat pengawasan merupakan alat dari manajemen,

Page 40: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29  

sehingga bertindak untuk dan atas nama manajemen serta bertanggung jawab penuh

terhadap manajemen. Akan tetapi, dengan semakin besarnya organisasi serta semakin

meluasnya jangkauan usaha, maka kegiatan pengawasan yang sebelumnya

merupakan ruang lingkup dari pada fungsi manajemen menjadi sulit untuk diterapkan

secara penuh karena tentu akan mengurangi objektivitas maupun inde-pendensinya.

Oleh karena itu, untuk melaksanakan fungsi pengawasan tersebut diperlukan suatu

unit organisasi yang berdiri sendiri serta terpisah dari kegiatan rutin dan tangnung

jawab pekerjaannya juga beralih menjadi tanggung jawab kepada Beard of Directors

(Dewan Direksi).

Manajemen dalam hal ini bertanggung jawab untuk menerapan kebijakan

pengawasan, perencanaan dan pemeliharaan serta pengembangan sistem pengawasan

yang sekaligus membuat suasana yang kondusif bagi suksesnya pelaksanaan

kegiatan pengawasan tersebut. Sistem pengawasan itu sendiri harus mampu

memberikan jaminan yang wajar bahwa harta perusahaan dapat diselamatkan dan

informasi-informasi atas segala kegiatan perusahaan (yang diperlukan) dapat setiap

waktu diperoleh serta dapat dipercaya. Sistem pengawasan tersebut harus

memungkinkan adanya deteksi dini (early warning) terhadap adanya kesalahan dan

kecurangan sehingga mudah untuk ditemui, serta segera dapat diperbaiki yang pada

gilirannya dapat mengembangkan efisiensi di dalam operasi perusahaan. Selanjutnya,

melalui sistem tersebut juga harus dapat dikembangkan kepatuhan terhadap kebijakan

manajemen, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku serta

dijalankannya prinsip-prinsip perbankan yang sehat.

Pengawasan perbankan dapat diwujudkan dengan adanya sistem internal

control, seperti diterangkan dalam West Law pada tahun 1993 : “Internal controls

are those systems through which the bank provides for and ensures continuing

compliance, such as policies and procedures, are grouped under that heading,

they may exist individually in various degrees from bank to bank”. Menurut West

Law, internal control adalah merupakan suatu system yang mana bank

menyediakan dan memastikan kebenaran suatu kebijakan dan prosedur yang ada

dalam suatu bank. Internal Control suatu bank berbeda-beda sesuai kebijakan

yang ada dalam suatu bank ( Thomson Reuters, January 1993, Approx. 7 pages).

Page 41: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30  

Pada dasarnya kegiatan audit dalam suatu bank haruslah merupakan bagian

daripada pelaksanaan sistem pengawasan yang mampu mengantisipasi kepentingan-

kepentingan protektif dan korektif/konstruktif sehingga efektivitas maupun efisiensi

dari operasional bank tersebut terjamin. Sifat protektif di sini adalah kemampuan

untuk mengamankan harta kekayaan bank, dipatuhinya bank policies, terjaminnya

kebenaran, ketepatan/kewajaran data-data administrasi, management information

system dan Iain-Iain yang secara umum mencakup pengamanan fisik serta

pengamanan administratif. Adapun sifat korektif/konstruktif adalah umpan balik

untuk segera menyampaikan adjustment yang dimaksudkan untuk menciptakan

keadaan yang lebih baik, mengurangi adanya unfavourable condition serta

mengetahui (melalui swot analysis) potensi-potensi untuk perkembangan usaha yana

mampu mendukung profitabilitas bank.

Fungsi lembaga pengawasan internal secara umum adalah membantu

manajemen di dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien dengan

jalan memberikan analisis yang akurat serta penilaian terhadap segala bentuk

aktivitas bank. Untuk mekanisme fungsi dimaksud maka aparat lembaga pengawasan

internal mempunyai tugas sebagai berikut:

1) melaksanakan monitoring dan pemeriksaan terhadap segala akti-

vitas bank;

2) melakukan pengujian dan atau analisis terhadap data-data alat bukti dan lain-

lain yang berkaitan dengan pemeriksaan tersebut, dengan menggunakan secara

optimal terknik-teknik pemeriksaan yang berlaku;

3) melaporkan hasil pemeriksaan dan monitoring yang sudah berlalu;

dan memberikan saran dan pendapat secara objektif dan independen

atas temuan pemeriksaan.

Dalam melakukan fungsi/tugas tersebut, aparat lembaga pengawasan

harus berpijak kepada suatu landasan kerja yang meliputi:

1) peraturan pemerintah;

2) peraturan managemen bank;

3) kebijakan yang dikeluarkan managemen bank;

4) praktek-praktek perbankan yang sehat.

Page 42: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31  

Adapun tujuan pelaksanaan fungsi/tugas-tugas tersebut di antaranya adalah:

1) Dapat dipercayainya informasi yang ada pada perusahaan, melalui pola MIS

yang efektif;

2) Dipatuhinya kebijaksanaan, rencana, prosedur, peraturan dan hukum yang

berlaku;

3) Dilindunginya (secara optimal) harta perusahaan;

4) Adanya penggunaan sumber daya yang .dimiliki perusahaan secara

efisien dan ekonomi; dan

5) Dapat dicapainya tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya;

serta

6) Dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, yaitu nasa-

bah, masyarakat, pemilik, pengurus, karyawan dan pemerintah. (Hasanudin

Rahman, 2000:36)

Setiap bank memerlukan aparat independen untuk membantu manajemen

dalam pengendalian internal, karena setiap level manajemen mempunyai keterbatasan

rentang kendali yang dimiliki. Sedangkan prinsip pengendalian intern itu sendiri

adalah :

1) Adanya struktur organisasi yang memisahkan antara fungsi dan tanggung

jawab secara jelas dan tegas;

2) Adanya sistem dan prosedur untuk menjamin transaksi telah dilakukan

dengan benar;

3) Praktek yang sehat, maksudnya pihak yang menilai harus independen dan

obyektif; serta

4) pegawai yang cakap, ada job discription, job instruction dan job

qualification.(Hasanudin Rahman, 2000:36)

Legal Audit dalam struktur organisasi terdiri dari intemal auditor (pemeriksa

internal) atau pengawasan internal atau lebih luas lagi pengendali internal.

Keberadaan legal audit adalah sebagai perwujudan pengendalian intern, tidak hanya

sampai pengawasan internal, kerena legal audit perlu tindak lanjut, tanpa tindak

lanjut jelas legal risk dan indirect financial risk akan ditanggung oleh bank.

Page 43: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32  

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa salah satu tujuan legal audit

adalah mengamankan aset/harta kekayaan bank, dalam rangka mencapai tujuan

tersebut legal auditor melakukan langkah-langkah pemeriksaan hukurn terhadap

seluruh transaksi yang dilakukan bank dengan nasabahnya, termasuk transaksi

dengan bank lain dan melakukan pemeriksaan apakah transaksi yang dibuat

tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Selama ini memang Bank telah melakukan legal audit terhadap transaksi perbankan

dengan pihak lainnya, namun legal audit yang dilakukan perbankan selama ini lebih

banyak bersifat check point. Hal ini tidak akan menemui kelemahan-kelemahan

yuridis atau penyimpangan yang mungkin ada karena pemeriksaan tidak dilakukan

secara teliti dan mendalam terhadap objek yang diperiksa. Perjanjian kredit, mulai

dari tanggal pembuatan, isi perjanjian dan tanda tangan para pihak, harus diperiksa

tingkat kesesuaian dan dipastikan tidak ada kelemahan-kelemahan yang berakibat

adanya cacat yuridis terhadap perjanjian tersebut. Lebih jelasnya, fungsi legal audit

adalah untuk mengetahui kekuatan/ kesempurnaan data dan fakta sebagai dokumen

transaksi bank dengan nasabahnya (pihak lainnya), agar bila di kemudian hari terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan, bank telah mempunyai alat bukti yang kuat, lengkap

dan sempurna untuk menjalankan suatu tindakan hukum bila dianggap perlu, di sini

yang dinilai adalah kemampuan manajemen dalam bertransaksi dalam hal legal

aspect dan dikaitkan dengan coorporate image risk aspect dan financal risk aspect,

serta yang berkenaan dengan fungsi fungsi manajemen lainnya. Oleh karena itu,

dalam legal audit, analisis yang dilakukan lebih banyak bersifat kualitatif daripada

kuantitatif.(Hasanudin Rahman, 2000:37-38)

c. Tinjauan mengenai Legal Audit di bidang kredit

Secara umum kredit diartikan sebaaai "the ability to borrow on the opinion

conceived by the lender that he will be repaid'. Di dalam perpustakaan Hukum

Perdata terdapat beberapa pendirian mengenai arti kredit itu :

a) Savelberg menyatakan kredit mempunyai arti antara lain :

1) Sebagai dasar dari setiap perikatan (verbintenis) di mana seseorang berhak

menuntut sesuatu dari orang lain;

Page 44: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33  

2) Sebagai jaminan, di mana seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang

lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan itu

(commodatus, depositus, regulare, pignus).

b) Levy merumuskan arti hukum dari kredit sebagai berikut: "menyerahkan

secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima

kredit. Penerima kredit berhak mempergunakan pinjaman itu untuk keuntungannya

dengan kewajiban mengembalikan jumlah pinjaman itu di belakang hari".

Di dalam istilah ini terkumpul 2 (dua) pengertian yaitu sebab akibat. Yang

merupakan sebab ialah bahwa penerima "dianggap mampu" untuk mengembalikan

pinjamannya di belakang hari, dan akibatnya ialah si penerima kredit itu dipercaya.

Dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Noimor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

disebutkan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang akan dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian kredit

menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 terebut di atas, berhubungan

dengan legal audit bidang perkreditan, lebih lanjut dapat dikemukakan hal-hal

sebagai berikut:

1) Yang menjadi objek perjanjian adalah uang berupa pinjam meminjam,

penyediaan uang atau tagihan menjadi kewajiban bank sebagai kreditur dan

menjadi hak bagi pihak lain sebagai debitur untuk menariknya.

2) Uang atau tagihan sebelum disediakan oleh bank, terlebih dahulu

dilakukan suatu persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

antara bank dengan debitur/calon debitumya. Persetujuan atau ke

sepakatan mana didahului dengan adanya permohonan sebagai

perwujudan niat dari debitur/calon debitur kepada bank, adanya

pemberitahuan persetujuan dari bank kepada debitur/calon debiturnya, yang

kemudian diwujudkan dalam suatu perjanjian (kredit). Persetujuan atau

kesepakatan ini terus berlanjut sampai kredit tersebut lunas.

3) Adanya kewajiban bagi debitur untuk melunasi hutangnya sebesar jumlah

Page 45: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34  

uang atau tagihan yang telah disediakan oleh bank sebelumnya, kecuali ada

overdraft yang dibuat dalam suatu perjanjian kredit.

4) Jangka waktu merupakan bukti bahwa uang atau tagihan yang disediakan oleh

bank adalah kredit, karena tanpa jangka waktu penyediaan uang atau tagihan

tersebut bukanlah merupakan kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit,

semakin besar risiko yang terkandung di dalamnya begitupun sebaliknya.

5) Kewajiban lain debitur adalah membayar bunga kredit sebesar yang telah

diperjanjikan, kelalaian membayar bunga oleh debitur, sudah cukup sebagai

bukti bahwa debitur wanprestasi(Hasanudin Rahman, 2000:84-85).

Harus diakui dibandingkan dengan produk dan jaga perbankan yang

ditawarkan pendapatan atau keuntungan, pendapatan suatu bank lebih banyak

bersumber dari pemberian kredit kepada nasabahnya, terlebih lagi bagi bank-bank

yang belum berstatus bank devisa. Oleh karena itu, pemberian kredit tersebut pasti

secara terus-menerus dilakukan oleh bank dalam kesinambungan kegiatan

operasionalnya. Namun disisi lain, penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada

nasabah, terdapat risiko tidak kembalinya dana atau kredit yang disalurkan tersebut,

sehingga ada pernyataan yang berbunyi: "bisnis perbankan adalah bisnis risiko" dan

dengan pertimbangan risiko inilah, bank-bank harus selalu melakukan analisis yang

mendalam terhadap setiap permohonan kredit yang diterimanya dan harus selalu

melakukan review terhadap setiap pemberian kredit yang disalurkannya.

Legal Audit bank dilakukan oleh Comittee Audit yang berasal dari dalam

bank atau disebuat internal auditor dan bisa pula tenaga ahli dari luar bank atau jasa

disebut eksternal auditor. Committee Audit mempunyai tugas-tugas khusus seperti

diterangkan dalam Jurnal Internasional tentang Perbankan, “ The Audit Committee

must set standards for establishing, maintaining, and assessing the effectiveness

of the bank’s internal controls. Each of the federal banking agencies has provided

detailed written guidance on the various factors to be considered in establishing

these standards” ( Issue of The Banking Law Journal. Copyright

ALEXeSOLUTIONS, INC. February 2008 ). Jurnal Internasional Perbankan

tersebut menerangkan bahwa Committee Audit mempunya tugas membuat standar

Page 46: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35  

untuk membentuk dan menciptakan internal control perbankan yang efektif yang

dituangkan dalam peraturan tertulis.

Review terhadap setiap pemberian kredit inilah yang sering diabaikan oleh

pihak perbankan, khususnya dalam hal auditing yang lazim diistilahkan dengan

sebutan loan review. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa

kalaupun dilakukan review tehadap setiap pemberian kreditnya, bank melakukannya

dengan hanya mempergunakan metode checklist, tidak diiakukan pemeriksaan yang

mendalam, termasuk pemeriksaan terhadap dokumentasi kredit yang banyak

berhubungan dengan legal risk aspect. Sebagai contoh, seorang auditor melakukan

pemeriksaan terhadap suatu port of folio kredit, maka dia hanya dibekali suatu form

standar berupa pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya hanya berkisar antara

diperlukan, tidak diperlukan, ada, tidak ada, antara ya atau tidak dan jawaban-

jawaban sejenis yang dangkal Berangkat dari uraian di atas, maka diperlukan suatu

bentuk atau teknis pemeriksaan yang diharapkan mempunyai nilai lebih dengan

ruang lingkup Legal Audit adalah :

(1) permohonan kredit;

(2) persetujuan pemberian kredit; .

(3) pengikatan/perjanjian kredit;

(4) jaminan/agunan kredit;

(5) pengikatan jaminan kredit;

(6) pencairan dana kredit;

(7) pembayaran kewajiban (debet rekening);

(8) perubahan kredit (persyaratan, jumlah, jangka waktu, bunga);

(9) pelunasan kredit dan penarikan agunan.(Hasanudin Rahman, 2000: 84-86)

4. Tinjauan Umum tentang Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perbankan

Pada tanggal 10 November 1998 telah lahir undang-undang di bidang

perbankan yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dari

undang-undang tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga

kegiatan yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa-jasa bank

Page 47: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36  

lainnya. Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah merupakan

kegiatan pokok bank. Kegiatan menghimpun dana berupa mengumpulkan dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan tabungan, giro dan deposito. Sedangkan kegiatan

menyalurkan dana berupapemberian fasilitas kredit kepada masyarakat. Pengaturan

mengenai perkreditan tidak hanya diatur dalam Undang-Undang perbankan saja,

tetapi diatur juga lebih lanjut dengan Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran

Bank Indonesia.

Menurut ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,

Bank dalam melaksanakan kegiatan perkreditan harus berpedoman pada prinsip

kehati-hatian, hal ini terdapat pada Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 yang menyatakan bahwa, “Bank wajib memelihara tingkat kesehatan

bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha

bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian” .

Dalam memberikan kredit Bank juga harus melakukan cara-cara dan langkah-langkah

untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan oleh Bank tidak menimbulkan kerugian,

hal ini diatur dalam Pasal 29 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang

menyatakan bahwa: “Dalam memberikan Kredit atau Pembiayaan berdasarkan

Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-

cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan

dananya kepada bank”.

Penjelasan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dijelaskan bahwa

bank wajib memiliki dan menerapkan sistem pengawasan intern dalam rangka

menjamin terlaksananya proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan bank yang

sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Mengingat bank terutama bekerja dengan dana

dari masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan, setiap bank perlu

terus menjaga kesehatannya dan memelihara kepercayaan masyarakat padanya.

Pasal 8 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 juga menyebutkan

bahwa dalam memberikan kredit atau suatu pembiayaan Bank wajib mempunyai

keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atau itikad baik serta

kemampuan/kesanggupan calon debitur untuk melunasi hutangnya atau

Page 48: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37  

mengembalikan pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Berdasarkan pasal

tersebut, maka setiap Bank yang akan melakukan perjanjian kredit dengan calon

debitur harus melakukan analisis/pemeriksaan hukum (Legal Audit).

5. Tinjauan Umum tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003

Tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank Umum

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Managemen Risiko Bagi Bank Umum lahir pada tanggal 19 Mei 2003. Peraturan

Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi

Bank Umum ini berisi atau mengatur hal-hal yang berkaitan dengan penerapan

managemen risiko pada setiap kegiatan Bank. Menurut Peraturan Bank Indonesia

Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank Umum,

pengertian Risiko yaitu potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat

menimbulkan kerugian Bank. Sedangkan pengertian Managemen Risiko menurut

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Managemen

Risiko Bagi Bank Umum yaitu serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan

untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang

timbul dari kegiatan usaha Bank.

Kewajiban Bank dalam menerapkan Managemen Risiko terdapat dalam Pasal

2 ayat (1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan

Managemen Risiko Bagi Bank Umum yang menyatakan bahwa : “Bank wajib

menerapkan Manajemen Risiko secara efektif”. Sedangkan Pasal 2 ayat (2)

menyatakan bahwa penerapan managemen risiko sekurang-kurangnya mencakup :

a. pengawasan aktif dewan Komisaris dan Direksi;

b. kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit;

c. kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian

risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan

d. sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Pasal 4 ayat (1) huruf a dalam penjelasannnya menyatakan bahwa penerapan

Managemen Risiko dilakukan pada salah satunya yaitu risiko kredit. Selanjutnya

ketentuan mengenai Managemen Risiko dapat dilakukan dengan adanya pengendalian

Page 49: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38  

intern bank, pengendalian intern Bank selanjutnya diatur dalam Pasal 13 Peraturan

Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi

Bank Umum yang menyatakan bahwa: “Bank wajib melaksanakan sistem

pengendalian intern secara efektif terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan

operasional pada seluruh jenjang organisasi Bank”. Sistem pengendalian intern yang

dilakukan oleh Bank diharapkan setidaknya secara tepat waktu bisa mendeteksi

kelemahan dan penyimpangan yang terjadi. Pasal 14 ayat (2) Peraturan Bank

Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank

Umum mengatur mengenai hal-hal yang wajib dipastikan dalam sistem pengendalian

intern yaitu :

a. Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta

kebijakan atau ketentuan intern Bank;

b. Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap, akurat, tepat

guna, dan tepat waktu;

c. Efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional; dan

d. Efektivitas budaya Risiko (risk culture) pada organisasi Bank secara

menyeluruh.

6. Tinjauan Umum tentang Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011

Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum lahir pada tanggal 5 Januari 2011, peraturan Bank Indonesia

ini mengatur mengenai segala hal yang berkaitan dengan tingkat kesehatan suatu

Bank. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum, pengertian Kesehatan Bank adalah hasil penilaian

kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank. Dalam Pasal 2 ayat

(1) dan (2) menyatakan bahwa : “Bank wajib memelihara dan/atau meningkatkan

Tingkat Kesehatan Bank dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan Manajemen

Risiko dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dalam rangka melaksanakan tanggung

jawab atas kelangsungan usaha Bank, Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung

jawab untuk memelihara dan memantau Tingkat Kesehatan Bank serta mengambil

Page 50: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39  

langkah-langkah yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan Tingkat

Kesehatan Bank”. Dalam penjelasan Pasal tersebut menyatakan bahwa Kesehatan

Bank harus dipelihara dan/atau ditingkatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap

Bank dapat tetap terjaga. Selain itu, Tingkat Kesehatan Bank digunakan sebagai salah

satu sarana dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi dan permasalahan yang

dihadapi Bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau

permasalahan Bank, baik berupa corrective action oleh Bank maupun supervisory

action oleh Bank Indonesia.

Tingkat kesehatan suatu Bank juga diatur pada Pasal 7 ayat (1) huruf a yang

menyatakan bahwa salah satu penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan

penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam

operasional Bank yang dilakukan terhadap 8(delapan) risiko yang mana salah satunya

adalah risiko kredit.

B. Kerangka Pemikiran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lembaga Perbankan

Permohonan Kredit (Calon

Financial Audit  ManagerialAudit 

Operasional Audit

Legal Audit

Layak  Tidak Layak

Perjanjian Kredit 

Pemberian Kredit 

Permohonan ditolak

Bagian Kredit 

Page 51: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40  

Keterangan :

Lembaga perbankan pada dasarnya mempunya 3 kegiatan pengawasan yaitu berupa

financial audit, managerial audit dan operasional audit. Operasional audit adalah pemeriksaan

yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan operasional yang dilakukan oleh Bank, salah satunya

yaitu kegiatan operasional Bank yang berupa pemberian fasilitas kredit. Kegiatan Operasional

Audit sendiri bermacam-macam salah satunya yaitu pelaksanaan Legal Audit di bidang kredit.

Calon debitur yang ingin mendapatkan kredit dari suatu bank dapat langsung datang ke lembaga

perbankan yang bersangkutan. Sesampai disana calon debitur dapat langsung mengajukan

permohonan kreditnya ke bagian perkreditan. Kemudian calon debitur mengisi form aplikasi

permohonan, pihak bank menerima aplikasi permohonan pengajuan kredit untuk selanjutnya

pihak bank melakukan legal audit yang dilakukan oleh legal auditor. Selanjutnya jika dari hasil

analisis Legal Audit berkas sudah dinyatakan lengkap dan dokumen-dokumen calon debitur

sudah dinyatakan sah dari segi aspek-aspek hukumnya maka permohonan kredit calon debitur

diterima, dan jika berdasarkan analisis kredit ternyata tidak layak maka permohonan kredit calon

debitur ditolak.

 

Page 52: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41  

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi

a. Sejarah Berdirinya PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijik Besluit No. 27 tanggal 16

Oktober 1897 mendirikan Postspaarbank yang kemudian terus hidup dan

berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 memiliki empat cabang yaitu di Jakarta,

Medan, Surabaya, dan Makassar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai

akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan

besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat (Rush). Namun demikian keadaan

keuangan Poatspaarbank pulih kembali Pada tahun 1941.

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah

Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postdpaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku

sebuah bank yang bertujuan menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha

Pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Kyoku

hanya mendirikan satu cabang yaitu Cabang Yogyakarta.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 telah

memberikan inspirasi kepada Bp. Darmosoetanto untuk memprakarsai

pengambilalihan Tyokin Kyoku dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah Republik

Indonesia dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Bapak

Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia menjadi direktur yang

pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang

Jepang dengan uang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos

tidak berumur panjang karena Agresi Militer Belanda (Desember 1946)

mengakibatkan didudukinya semua kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos hingga

tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali (1949) nama Kantor

Tabungan Pos diganti manjadi Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung di

Page 53: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42  

bawah Kementerian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950

tetapi yang substantif bagi sejarah Bank Tabungan Negara adalah dikeluarkannya

Undang Undang Darurat No. 9 th 1950 tgl 9 Februari 1950 yang mengubah nama

menjadi "Postspaarbank In Indonesia" berdasarkan Saatblat No. 295 tahun 1941

menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian

Perhubungan ke Kementrian Keuangan dibawah Menteri Urusan Bank Sentral.

Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi

tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan

Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan

UU No. 36 Th 1963 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank

Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada Perpu No. 4 Tahun

1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Th 1964

tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara

ditetapkan dengan UU No. 20 Th 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1946) Bank

Tabungan Negara menjadi BNI unit V. Jika tugas utama saat pendirian

Postspaarbank (1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak

dalam lingkup penghimpunan dana dari masyarakat melalui tabungan, maka sejak

tahun 1974, Bank Tabungan Negara ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan

KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember

1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN.

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu

dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU

No. 7 Tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak

itu nama BTN menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan call name

Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independen, Price Waterhouse Coopers,

pemerintah melalui Menteri BUMN dalam Surat nomor S-544/M-MBU/2002 tanggal

21 Agustus 2002 memutuskan Bank Tabungan Negara sebagai Bank Umum dengan

fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo, merupakan

perpanjangan kantor pusat, dimana PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang

Page 54: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43  

Solo pertama kali berdiri pada tahun 1990 yang merupakan pecahan dari Bank

Tabungan Negara cabang Yogyakarta. Pertimbangan pembukaan kantor Cabang Solo

karena dinilai mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Sejak

tahun 1990 Bank Tabungan Negara Cabang Solo mengalami perpindahan sebanyak

tiga kali.

Pada tahun 1990 pertama kali PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor

Cabang Solo didirikan, bertempat di J1. Slamet Riyadi No. 228, pada waktu itu status

lokasi masih berstatus sewa. Kemudian tahun 1993 mengalami perpindahan kantor

yaitu di Ruko Beteng Plasa blok A 11-12, JI. Kapten Mulyadi yang pada waktu itu

juga masih bersatus sewa, PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo bertahan di Ruko

Beteng Plasa sampai dengan November 1997.

Kemudian pada penghujung tahun 1997 PT. Bank Tabungan Negara Cabang

Solo mempunyai gedung sendiri, yaitu di Jalan Slamet Riyadi No. 282 Surakarta.

Perpindahan kantor tersebut pada bulan Desember, langsung digunakan untuk

aktivitas Bank Tabungan Negara Cabang Solo sampai saat ini.

b. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

1) Visi :

Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan

kepuasan nasabah.

2) Misi :

a) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri

terkait, serta menyediakan produk perbankan lainnya;

b) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

profesional serta memiliki integritas tinggi;

c) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi yang berkelanjutan

sesuai dengan kebutuhan nasabah;

d) Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-

hatian Good Corporate Governance untuk meningkatkan Shareholder Value;

e) Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Page 55: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44  

c. Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Solo

Berikut deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dari PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Solo diuraikan sebagai berikut:

1) Branch Manager (Kepala Cabang)

Fungsi Branch Manager adalah :

a) Pengembangan Bisnis Cabang

(1) Mengelola hubungan dengan nasabah;

(2) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang;

(3) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya pemasaran.

b) Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan

(1) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat;

(2) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang;

(3) Membuat perencanaan sumber daya manusia.

c) Pengawasan dan Persetujuan Transaksi Bisnis Cabang

(1) Mengambil kepentingan bisnis;

(2) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak lazim;

(3) Memotivasi bawahan dan pekerjaan.

2) Accounting and Control Section Head

a) Staff Reporting

(1) Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk pihak

ekstern;

(2) Bertanggung jawab atas pemantauan laporan keuangan untuk pihak, intern

maupun ekstern;

(3) Bertanggung jawab atas berlangsungnya proses dan analisa laporan kinerja

kantor cabang .

b) Staff Bookkeeping

Fungsi staff bookkeeping adalah:.

(1) Bertanggung jawab atas pemeriksaan kebenaran atas alur transaksi

operasional bank telah sesuai dengan aturan yang berlaku;

(2) Bertanggung jawab dalam mengkoordinasi tindak lanjut hasil pemeriksaan

Page 56: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45  

ekstern maupun intern;

(3) Bertanggung jawab atas kebenaran data-data pada laporan keuangan;

(4) Melakukan BI checking terhadap data calon debitur guna analisis

pemberian kredit.

3) Retail Service Section Head

a) Staff Loan Service

Tugas dan tanggung jawab staff loan service adalah:

(1) Memberikan pelayanan kredit kepada nasabah;

(2) Memproses permohonan kredit dan menerima kelengkapan dokumen dari

calon debitur serta membuat DUP (Daftar Usulan Pemohon);

(3) Melakukan wawancara kepada calon debitur;

(4) Menganalisis pemberian kredit;

(5) Membahas dan mengevaluasi DUP dalam Rapat Komite Kredit (RKK);

(6) Menyelenggarakan realisasi kredit;

(7) Memproses pelunasan kredit (perhitungan jumlah pelunasan kredit).

b) Teller Service

Tugas dan tanggung jawab teller service adalah:

(1) Melayani setoran tunai angsur kredit pemilikan rumah cabang sendiri dan

cabang lain;

(2) Melayani penarikan dan setoran tunai tabungan;

(3) Memelihara rekening giro;

(4) Melayani pembayaran dan setoran deposito;

(5) Melayani transaksi giro dan penjemputan uang tunai;

(6) Mengelola proses kas cabang;

(7) Melayani kebutuhan nasabah lainnya;

(8) Memastikan keaslian uang tunai yang diterima dari nasabah.

c) Customer Service

Tugas dan tanggung jawab customer service adalah:

(1) Memberikan pelayanan yang baik dan prima kepada semua nasabah, baik

melalui loket Bank BTN maupun melalui telepon;

(2) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang dan tabungan kantor pos;

Page 57: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46  

(3) Melayani proses pembukaan dan penutupan rekening rupiah dan valas;

(4) Melayani pembayaran bunga deposito;

(5) Membantu nasabah untuk melakukan transaksi dengan benar seperti

menjelaskan mengenai persyaratan, prosedur transaksi, atau mengisi

formulir;

(6) Melayani nasabah dalam pengajuan keluhan atau komplain dan

mengupayakan penyelesaian terbaik;

(7) Administrasi transaksi loket.

4) Operation Section Head

b. Staf Personalia/Logistik (General Branch Administration) Tugas dan

tanggung jawab staf personalia/logistik adalah:

(1) Melakukan manajemen personalia dan administrasi pegawai;

(2) Memastikan cabang mengikuti kebijakan dan prosedur yang telah

ditetapkan;

(3) Memproses transaksi secara efisien dan akurat;

(4) Melakukan logistik, perawatan, dan perawatan gedung;

(5) Mengelola anggaran cabang;

(6) Kesekretariatan.

c. Staff Loan Administration

Tugas yang tanggung jawab staff loan administration:

1. Melakukan survey dan OTS (On The Spot) kepada talon debitur ;

2. Apprise;

3. Dokumentasi dan administrasi dalam proses kredit;

4. Melakukan transaksi agunan;

5. Memproses pelunasan kredit (pengelolaan dokumen pokok).

d. Staff Transaction Processing

Tugas dan tanggung jawab staff processing :

(1) Bertanggung jawab atas seluruh aktifitas operasional Bank Office

(Operation);

(2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan mengenai operasional

bank baik intern maupun ekstern;

Page 58: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47  

(3) Melakukan perawatan software dan hardware;

(4) Pemrosesan pemindahbukuan;

(5) Memantau dan menjaga kelancaran operasional mesin ATM cabang .

e. Staf Kliring

Tugas dan tanggung jawab staf kliring adalah:

(1) Melakukan proses kliring;

(2) Bertanggung jawab atas kesuksesan proses kliring di kantor cabang

pembantu;

(3) Memproses transaksi angsuran KPR;

(4) Melakukan administrasi transaksi tabungan kantor pos;

(5) Melakukan pemrosesan transaksi pemindahbukuan.

5) Collection and Work Out (CWO)

b. Legal

Tugas dan tanggung jawab bagian legal adalah melakukan

restrukturisasi kredit yaitu:

(1) Melakukan upaya hukum guna penyelamatan kredit mulai dari

pemberkasan hingga pelunasan;

(2) Memastikan semua langkah penyelesuian kredit bermasalah sesuai dengan

ketentuan bank dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

c. Kolektif

Tugas dan tanggung jawab bagian kolektif adalah:

(1) Membuat surat konfirmasi atau surat tagihan dan melakukan penagihan

kepada debitur kolektif;

(2) Melakukan monitoring terhadap pembayaran kredit kolektif;

(3) Memeriksa hasil entry (posting) transaksi kolektor yang dilakukan

teller/back office;

(4) Melakukan monitoring dan administrasi data kolektif;

(5) Melakukan administrasi PPh dan fee kolektor;

(6) Melakukan koordinasi kepala seksi atau unit kerja yang terkait dengan

pembayaran kolektif;

Page 59: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48  

(7) Melakukan pembinaan terhadap kolektor bersama debitur kolektifnya.

d. Staf Pembinaan

Tugas dan tanggung jawab staf pembinaan. adalah:

(1) Membuat kronologis pembinaan berikut rekomendasi usulan penyediaan

kredit kepada atasannya;

(2) Melakukan negosiasi akhir sebelum eksekusi pemasangan tanda/stiker

berdasarkan keputusan rekomendasi;

(3) Memberikan usulan alternatif penyelamatan kredit ke bagian

penyelamatan;

(4) Mengadministrasikan berkas/dokumen yang terkait dengan pembinaan

kredit;

(5) Membuat laporan proses pembinaan (harian/mingguan/bulanan) kepada

atasan;

(6) Me-review efektifitas pembinaan wilayah binaannya untuk pembinaan

selanjutnya;

(7) Melakukan monitor dan tindak lanjut debitur yang jatuh tempo tetapi saldo

belum nol.

Page 60: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

Struktur organisasi di Bank Tabungan Negara Cabang Solo dapat

digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

Sumber: Bank Tabungan Negara Cabang Solo

Page 61: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

d. Perkreditan di Bank Tabungan Negara

1) KPR Bersubsidi

a) Kredit subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk pembelian rumah

sehat sederhana (RSH) yang dibeli dari pengembang;

b) Jangka waktu maksimal 20 tahun;

c) Sistem bunga anuitas;

d) Maksimal kredit tidak melebihi 1/3 kali gaji;

e) Bagi masyarakat bepenghasilan maksimal Rp. 2.500.000.-, baru pertama kali

memiliki rumah, dan menerima subsidi.

2) KP Sarusun Bersubsidi

a) Kredit bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah untuk kepemilikan

satuan rumah susun (sarusun) baik yang sudah jadi (ready stock) atau belum

jadi (indent) dari pengembang;

b) Sistem bunga anuitas;

c) Maksimal angsuran/bulan tidak melebihi 1/3 kali gaji;

d) Bagi masyarakat berpenghasilan maksimal Rp. 4.500.000,-, baru pertama

kali memilki rumah dan menerima subsidi.

3) Kredit Griya Utama

a) Kredit dengan peruntukan pembelian rumah, baik untuk pembelian rumah

baru, rumah lama, ready stock, maupun indent;

b) Jangka waktu maksimal 15 tahun;

c) Sistem bunga anuitas;

d) Maksimal kredit s/d 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk debitur non

kolektif, dari harga jual setelah diskon atau harga pasar wajar berdasarkan

taksasi appraisal;

e) Maksimal agunan/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih setelah dipotong

biaya hidup.

4) KPR Platinum

a) Kredit dengan peruntukan pembelian rumah, baik untuk pembelian rumah

baru, rumah lama, ready stock, maupun indent, dengan maksimal kredit lebih

50

 

Page 62: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

  

dari Rp. 150 juta;

b) Jangka waktu maksimal 15 tahun;

c) Sistem bunga anuitas;

d) Maksimal kredit s/d 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk debitur non

kolektif, dari harga jual setelah diskon atau harga pasar wajar berdasarkan

taksaksi appraisal;

e) Maksimal agunan/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih setelah dipotong

biaya hidup.

5) Kredit Pemilikan Apartemen

a) Kredit dengan peruntukan pembelian apartemen jadi (baru/bekas), apartemen

indent dan pengambilalihan dari bank lain (take over);

b) Nilai kredit bebas;

c) Jangka waktu maksimal 15 tahun;

d) Sistem bunga anuitas;

e) Maksimal kredit s/d 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk debitur non

kolektif, dari harga jual setelah diskon atau harga pasar wajar berdasarkan

tranksasi appraisal;

f) Maksimal agunan/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih setelah dipotong

biaya hidup.

6) Kredit Pemilikan Ruko

a) Kredit dengan peruntukan pembelian rumah toko, rumah usaha, rumah kantor,

dan kios;

b) Nilai kredit bebas;

c) Jangka waktu maksimal 15 tahun;

d) Sistem bunga anuitas;

e) Maksimal kredit s/d 70% dari harga jual setelah diskon atau harga pasar wajar

berdasarkan taksasi appraisal;

f) Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih setelah

dipotong biaya hidup.

7) Kredit Griya Multi

a) Kredit untuk memenuhi segala kebutuhan debitur;

Page 63: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52  

  

b) Nilai kredit bebas;

c) Jangka waktu maksimal 10 tahun;

d) Sistem bunga anuitas;

e) Maksimal kredit 75% untuk rumah tinggal dan 60% untuk rumah usaha dan

apartemen, dari nilai taksasi pasar wajar;

f) Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% untuk debitur kolektif dail 50% untuk

debitur non kolektif, dari penghasilan bersih setelah dipotong biaya hidup.

8) Kredit Swagriya

a) Kredit untuk membangun rumah di atas tanah sendiri;

b) Agunan berupa tanah dan bangunan yang akan dibangun;

c) Jangka waktu maksimal 10 tahun;

d) Sistem bunga anuitas;

e) Maksimal kredit 70% dari RAB berdasarkan perhitungan bank.

9) Kredit Swadana

a) Kredit bagi nasabah yang memerlukan dana segera sementara nasabah tidak

menginginkan posisi deposito/tabungannya berkurang untuk jangka waktu

tertentu atau depositonya belum jatuh tempo;

b) Agunan berupa deposito atau Tabungan BATARA;

c) Nilai kredit bebas;

d) Jangka waktu minimal 1 bulan dan maksimal 1 tahun;

e) Sistem bunga anuitas;

f) Maksimal kredit 90% dari agunan;

g) Pokok kredit bisa diangsur setiap bulan atau pada saat jatuh tempo.

10) Real Cash

a) Penyediaan dana tunai untuk nasabah untuk berbagai keperluan dan dapat

ditarik sewaktu-waktu (stand by loan);

b) Debitur memiliki KPR atau kredit perorangan lain di Bank BTN;

c) Diberikan atas kelebihan agunan kredit, karena adanya penurunan outstanding

kredit;

d) Jangka waktu 12 bulan dapat diperpanjang;

e) Bebas biaya proses.

Page 64: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53  

  

11) Kring BATARA

a) Kredit bagi karyawan perusahaan/instansi pengguna jasa payroll;

b) Jangka waktu maksimal 5 tahun;

c) Maksimal kredit Rp. 100 juta dan tidak melebihi 50% penghasilan bersih;

d) Sistem bunga flat;

e) Pembayaran angsuran secara kolektif dipotong dari gaji;

f) Jaminan kredit adalah gaji dan penghasilan lainnya dari debitur;

g) Dokumen jaminan berupa SK pegawai dan Surat Kuasa Pemotongan Gaji.

12) Kredit Yasa Griya

a) Kredit bagi pengembang (perorangan atau perusahaan) untuk membantu

modal kerja pendanaan pembangunan proyek perumahan, yang meliputi

rumah/bangunan berikut sarana dan prasarana;

b) Jangka waktu sesuai dengan estimasi masing-masing proyek, maksimal 4

tahun;

c) Sistem bunga efektif;

d) Maksimal kredit s/d 80% dari biaya konstruksi (bangunan, sarana dan

prasarana).

13) Pinjaman Lunak Konstruksi Bapertarum

a) Kredit bagi pengembang (Perseroan Terbatas, Koperasi, CV) untuk

membiayai pembangunan perumahan PNS yang belum memiliki rumah, yang

seluruh dananya bersumber dari Bapertarum-PNS;

b) Maksimal pembiayaan 70% dari biaya konstruksi bangunan, tanpa sarana dan

prasarana;

c) Pemohon merupakan anggota REI/EPERSI yang ditunjuk oleh Pemda atau

instansi;

d) Jangka waktu maksimal 12 bulan dan tidak dapat diperpanjang;

e) Pemohon mendapatkan persetujuan dari Bapertarum;

f) Sistem bunga efektif.

14) Kredit Pembelian Lahan

a) Kredit untuk membeli lahan guna pembangunan perumahan RSH yang akan

dijual kepada masyarakat;

Page 65: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54  

  

b) Tanah harus telah bersertifikat atau telah terdaftar di Kantor Pertanahan;

c) Kredit ini merupakan salah satu kesatuan dengan Kredit Yasa Griya;

d) Maksimal kredit 50% dari total biaya pembelian lahan RSH yang dianggap

layak dan wajar oleh Bank;

e) Jangka waktu sesuai dengan Kredit Yasa Griyanya;

f) Sistem bunga efektif.

15) Kredit investasi

a) Kredit bagi Perseroan Terbatas, CV, Koperasi, Yayasan dan Perorangan

dalam rangka pembiayaan investasi, baik investasi baru, perluasan,

modernisasi atau rehabilitasi;

b) Maksimal kredit sebesar 70% dari biaya proyek;

c) Pencarian sesuatu dengan prestasi proyek lapangan;

d) Jangka waktu maksimal 15 tahun;

e) Sisa kredit nonrevolving;

f) Sistem bunga efektif.

16) Kredit Pendukung Perumahan

a) Kredit bagi Perseroan Terbatas, CV, Koperasi, Firma, dan Perorangan dalam

rangka pembiayaan modal kerja atau investasi bagi industri dan perdagangan

yang terkait dengan perumahan;

b) Terdiri dari Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi;

c) Maksimal kredit sebesar 70% dari kebutuhan modal kerja untuk KMK dan

65% dari total biaya investasi untuk KI;

d) Jangka waktu untuk KM 12 bulan (PRK) dan 36 bulan (KMK Berjangka),

sementara jangka waktu KI 5 tahun;

e) Sistem bunga efektif.

17) Kredit Modal Kerja Kontraktor

a) Kredit untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan fisik, pengadaan barang

maupun fasilitas untuk keperluan pembiayaan modal kerja bagi

kontraktor/pemborong penyerahan jasa sesuai dengan kontrak kerja/perintah

kerja (SPK);

b) Pemohon adalah kontraktor berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, CV,

Page 66: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55  

  

Firma atau Perorangan;

c) Maksimal kredit 60% dari nilai kontrak;

d) Jangka waktu ditetapkan sesuai dengan jangka waktu penyelesaian proyek

sesuai SPK;

e) Sistem bunga efektif.

18) Kredit Usaha Rakyat

a) Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak dalam bidang

usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai usaha mikro, kecil dan

menengah guna pembiayaan usaha produktif;

b) Maksimal kredit sebesar Rp. 500 juta;

c) Jangka waktu KUR Modal Kerja maksimal 3 tahun dan maksimal 5 tahun

untuk KUR Investasi;

d) Agunan pokok adalah proyek yang dibiayai bank;

5) Bank dapat meminta agunan tambahan bila dianggap perlu.

19) Kredit Usaha Mikro dan Kecil

a) Kredit meningkatkan akses usaha mikro dan kecil terhadap dana pinjaman

guna pembiayaan investasi dan modal kerja dengan persyaratan ringan dan

terjangkau;

b) Maksimal kredit untuk usaha mikro sebesar Rp. 50 juta dan Rp. 500 juta

untuk usaha kecil;

c) Pembiyaan sendiri maksimal 20% dari kebutuhan modal kerja untuk KUMK

Modal Kerja dan minimal 25% dari total biaya investasi untuk KUMK

Investasi;

d) Jangka waktu maksimal 1 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali untuk KUMK

Modal Kerja dan 1 tahun untuk KUMK Investasi.

20) Kredit Perumahan Perusahaan

a) Kredit bagi perusahaan untuk penyediaan fasilitas perumahan dinas

perusahaan atau fasilitas pemilikan rumah pegawai yang didasarkan pada

kerja sama antara Bank BTN dan perusahaan;

b) Pemohon adalah perusahaan atau badan usaha dan memiliki giro di Bank

BTN;

Page 67: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56  

  

c) Maksimal kredit 75% s/d 90% dari biaya pembangunan atau harga pembelian

rumah;

d) Jaminan adalah rumah dan tanah yang dibiayai;

e) Jangka waktu kredit s/d 15 tahun.

2. Pelaksanaan Legal Audit oleh PT. Bank Tabungan Negara Cabang Solo (Persero)

Tbk Dalam Realisasi Perjanjian Kredit

a. Proses Pemberian Kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo

Pemberian fasilitas kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo tidak

diberikan begitu saja, akan tetapi harus memenuhi syarat syarat yang ditentukan oleh

pihak Bank Tabungan Negara dan melalui proses dan tahapan-tahapan tertentu.

Tahapan-tahapan tersebut yaitu (Wawancara dengan Ibu Susi, Staf Bagian Analyst

Bank Tabungan Negara Cabang Solo, 30 Maret 2011, Pukul 08.30 WIB) :

1) Permohonan Kredit

Permohonan kredit diajukan dalam bentuk surat tertulis yang

ditandatangani pemohon dilampiri data pendukung lengkap(Menjelaskan syarat-

syarat, ketentuan kredit, data-data serta cara pengisian form aplikasi kredit kepada

pemohon). Surat permohonan memuat informasi yang lengkap sesuai persyaratan

dan ketentuan Bank Tabungan Negara Cabang Solo termasuk riwayat kreditnya di

Bank lain(Menerima form aplikasi pemohon berikut kelengkapan data).

2) Proses Analisis Kredit

a) Pengumpulan data Sumber dan metode pengumpulan data adalah jika dari

pemohon kredit, metode pemohon datang ke BTN mengisi aplikasi, petugas

BTN OTS ke tempat usaha pemohon, dilakukan LPA dan wawancara dengan

pemohon kredit, menerima file calon debitur yang sudah diterima dalam CIF

(Customer Information File). Jika berasal dari pihak ketiga dengan metode

petugas BTN menghubungi/mengunjungi instansi pemerintah terkait, asosiasi

usaha, BI/Bank, Lain/Lembaga pembiayaan, Pembeli, Pemasok, dll.

Page 68: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57  

  

b) Verifikasi Data

1) Verifikasi dapat dilakukan melalui penelitian langsung (OTS / kunjungan

lokasi / site visit);

2) Verifikasi pada pihak ke tiga harus diyakini akan memberikan data yang

layak, wajar, benar dan akurat;

3) Setiap melakukan kunjungan ke lokasi/wawancara harus dibuatkan

laporannya.

c) Analisis Kredit

(1) Analisis kuantitatif

Merupakan model interaktif yang secara otomatis menghitung

informasi kredit yang kritis dengan menggunakan data yang dimasukkan

dan memeriksa peraturan/kebijakan kredit untuk dapat menghasilkan

rekomendasi kredit, meliputi :

(a) Credit scoring

Penilaian terhadap kemampuan membayar, kemampuan

membayar dan agunan melalui proses wawancara, meneliti slip skedul

wawancara, dokumen-dokumen asli dan foto copi yang diperlukan

serta bukti setor biaya penilaian agunan, melakukan wawancara

terhadap calon debitur, memberikan penjelasan di akhir wawancara

mengenai proses lanjutan kepada calon debitur, memberikan

rekomendasi hasil wawancara berupa permohonan kredit yang

disetujui, observasi usaha atau ditolak.

(b) Collateral Valuation Form

Berhubungan dengan perolehan data atas jaminan secara rinci.

Harga pasar wajar harus diidentifikasi oleh petugas appraiser.

Penggunaan appraiser eksternal sesuai kebutuhan Bank (Pasca

wawancara).

(c) Income Verification Form

Analisa secara kualitatif mengenai keseluruhan kondisi pemohon

kredit, lingkungan bisnis serta faktor lain sebagai tambahan untuk hasil

Page 69: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

  

scoring, harus dijelaskan secara rinci mengenai maksud dan

kemampuan membayar, persyaratan dan batasan-batasan kredit,

Ketersediaan dokumen-dokumen pendukung dan Subyektivitas analis

lainnya.

3) Pelaksanaan Wawancara

Setelah pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo melakukan proses

Legal Audit pada dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pengajuan kredit dan

jika dokumen-dokumennya dinyatakan lengkap maka pihak bank lalu melakukan

tahap wawancara. Pihak bank mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada calon

debitur untuk lebih memastikan kebenaran dokumen-dokumen calon debitur

dengan data-data yang disampaikan dan diserahkan kepada pihak bank sebagai

syarat permohonan kredit.

4) Analisis dan Rekomendasi Hasil Wawancara

Hasil pelaksanaan tahap wawancara dianalisis oleh Unit Retail analisis

berupa analisis data calon debitur, melakukan OTS (on the spot) ke lokasi dan

melalui telefon, melakukan analisis 3 pilar yaitu kemampuan, kemauan dan

agunan. Selanjutnya rekomendasi hasil wawancara berupa permohonan diusulkan,

ditolak dan OTS (on the spot). Semua berkas calon debitur juga harus dipastikan

lengkap pada tahap analisis dan rekomendasi hasil wawancara ini.

5) Pemberian Persetujuan Kredit

Setiap pemberian kredit harus memperhatikan analisis dan rekomendasi

persetujuan kredit. Keputusan yang berbeda dari rekomendasi yang diusulkan,

harus dijelaskan secara tertulis oleh pemilik kewenangan memutus kredit,

pemberitahuan persetujuan kredit harus secara tertulis.

6) Perjanjian kredit

Perjanjian kredit harus dibuat secara tertulis dan dipastikan memenuhi

aspek legalitas yang dapat melindungi Bank, format minimal yang harus

tercantum dalam Perjanjian Kredit antara lain plafond kredit, peruntukan kredit,

Page 70: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59  

  

jangka waktu kredit, suku bunga dan ketentuan perubahannya, biaya-biaya, cara

pembayaran bunga dan pokok, denda, agunan/jaminan dan syarat-syarat lainnya

7) Administrasi Kredit

Administrasi kredit terdiri dari penerimaaan dokumen pokok yang mana

setiap penerimaan dokumen pokok harus dibuatkan berita acara penerimaan

dokumen pokok, yang memuat tanggal dan hari penerimaan, jenis dokumen,

jumlah, tandatangan yang berwenang yaitu Kasi (LA SH). Selanjutnya yaitu

Penyerahan dokumen pokok, penyerahan dokumen pokok secara permanen hanya

dapat diperkenankan apabila debitur telah melunasi seluruh kewajibannya,

penyerahan dokumen agunan kepada debitur untuk tujuan penggantian agunan

dapat dilakukan dengan syarat telah ada persetujuan Bank dan telah diserahkan

agunan pengganti sesuai dengan ketentuan Bank.

8) Persetujuan Pencairan Kredit

Persetujuan pencairan kredit harus diyakini dan dipastikan bahwa seluruh

persyaratan di dalam persetujuan dan perjanjian kredit telah dipenuhi oleh

pemohon, memastikan bahwa seluruh aspek yuridis sudah terpenuhi dan ada

persetujuan pencairan kredit secara tertulis dari pejabat berwenang.

Page 71: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60  

  

Tahap-tahap pemberian fasilitas kredit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk Cabang Solo bila ditampilkan dalam bentuk bagan dapat digambarkan

sebagai berikut :

Sumber : Bank Tabungan Negara Cabang Solo

Form Aplikasi

Permohonan

Terima Form Aplikasi Permohonan 

Cek Form Aplikasi

Permohonan dan Verifikasi Data

Proses Wawancara

Rekomendasi Hasil Wawancara; Diusulkan,OTS.

Tolak

Persetujuan dan perjanjian

kredit

Berkas Lengkap/

CTS

Pencairan kredit

Terima berkas Untuk di OTS

Lakukan OTS dan buat

Laporannya

Berkas yang sudah

Dilengkapi

Page 72: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61  

  

b. Pelaksanaan Legal Audit di Bidang Kredit di Bank Tabungan Negara

(Persero)Tbk Kantor Cabang Solo

Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo

dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kantor Pusat Bank

Tabungan Negara yang berdasarkan pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5 / 21

/ DPNP tanggal 29 September 2003 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 / 8 / PBI

/ 2003 Tanggal 19 Mei 2003 Tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank

Umum serta Peraturan Bank Indonesia Nomor 13 / 1 /PBI / 2011 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum. Hal ini sesuai dengan asas Lex Specialist Derogate

Lex Generalis yang mengandung pengertian bahwa aturan khusus mengesampingkan

aturan yang bersifat umum. Kebijakan Kantor Pusat Bank Tabungan Negara adalah

sebagai aturan khusus yang mana dalam pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan

Negara mengaju pada aturan khusus tersebut dengan syarat aturan tersebut tidak

bertentangan dengan aturan umummnya yaitu berupa Surat Edaran Bank Indonesaia

dan Peraturan Bank Indonesia yang mengatur tentang Legal Audit.

Pasal 13 dan Pasal 14 dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 / 8 / PBI /

2003 Tanggal 19 Mei 2003 Tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank Umum

menekankan tentang pentingnya sistem pengendalian intern yang efektif terhadap

pelaksanaan kegiatan usaha perbankan, maksud pengendalian intern tersebut yaitu

pengendalian yang kemudian diatur lebih lanjut dan terperinci dengan kebijakan

kebijakan yang dibuat oleh masing-masing bank, yang mana di Bank Tabungan

Negara diatur dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kantor Pusat mengenai

pentingnya pelaksanaan Legal Audit dalam hal pemberian kredit bagi calon debitur.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13 / 1 /PBI / 2011 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan bahwa bank

wajib menjaga tingkat kesehatannya dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan

menerapkan sistem Managemen Risiko, yang mana kebijakan yang dibuat oleh

Kantor Pusat Bank Tabungan Negara yang juga wajib diberlakukan di semua kantor

cabang Bank Tabungan Negara adalah merupakan wujud pelaksanaan dari Peraturan

Bank Indonesia tersebut. Kebijakan Bank Tabungan Negara mengenai pelaksanaan

Page 73: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62  

  

Legal Audit adalah wujud pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang mana Bank

Tabungan Negara sangat berhati-hati dalam hal kelegalan dokumen-dokumen calon

debitur agar dikemudian hari terjadinya kredit macet dapat dicegah dan jika terjadi

sengketa pihak Bank Tabungan Negara membunyai bukti bukti tertulis yang kuat dan

sah secara hukum.

Pelaksanaan Legal Audit pada suatu Bank adalah merupakan hal yang wajib

dilaksanakan dalam rangka penerapan Managemen Risiko bagi Bank Umum dan

dalam rangka menjaga tingkat kesehatan suatu Bank. Pelaksanaan Legal Audit di

Bank Tabungan Negara Cabang Solo dilakukan oleh bagian Loan Sevice yang mana

staf-stafnya telah terlebih dahulu dibekali dengan pelatihan-pelatihan tentang

pelaksanaan Legal Audit di bidang kredit. Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan

Negara meliputi Legal Audit di beberapa aspek yang memungkinkan adanya

dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai syarat permohonan kredit.

Menurut keputusan Direksi Bank Tabungan Negara tahun 2010 Pelaksanaan

Legal Audit di bidang kredit dilaksanakan oleh bagian Loan Service yang berada

dibawah divisi Ritel Service. Analisis dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen calon

debitur sebagai pelaksanaan Legal Audit di bidang kredit dilakukan oleh bagian Loan

Service, bagian Loan Service melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen

calon debitur secara teliti dan terperinci sehingga akan ketahuan jika ada data-data

calon debitur yang janggal atau tidak sah secara hukum. Kemudian setelah bagian

Loan Sevice melakukan pemeriksaan hukum atau Legal Audit terhadap dokumen-

dokumen calon debitur, bagian Loan Service menyerahkan kepada Supervisor untuk

dilakukan analisis hukum kembali secara lebih teliti dan terperinci sebelum

diserahkan kepada Notaris untuk lebih lanjut diperiksa keabsahan hukumnya sebagai

langkah final dalam pelaksanaan pemeriksaan hukum atau Legal Audit. Pihak-pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen-dokumen calon

debitur di Bank Tabungan Negara Cabang Solo yaitu : (Wawancara dengan Ibu Susi,

Staf Bagian Loan Service Analyst Bank Tabungan Negara Cabang Solo, 30 Maret

2011, Pukul 08.30 WIB) :

Page 74: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63  

  

1) Loan Service

Bagian Loan Service menerima dokumen-dokumen kredit sebagai syarat

dari pengajuan permohonan kredit. Bagian Loan Service kemudian melakukan

pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen tersebut untuk memastikan

kelengkapan dan keabsahan secara hukum.

2) Bagian Supervisor

Bagian Supervisor Bank Tabungan Negara Cabang Solo bertugas

menindaklanjuti dokumen-dokumen yang masuk dari calon debitur, bagian

Supervisor menerima dokumen-dokumen yang merupakan syarat pengajuan

suatu kredit untuk diperiksa kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen

tersebut. Jika ada dokumen-dokumen yang belum lengkap dan ada yang kekuatan

hukumnya diragukan maka bagian Supervisor menyerahkan kembali kepada

bagian Loan Service untuk kemudian dimintakan kelengkapannya kepada calon

debitur.

3) Notaris

Bagian Legal Bank Tabungan Negara Cabang Solo berhubungan dengan

Notaris untuk bersama-sama melakukan pemeriksaan hukum terhadap surat

jaminan serta melakukan pemeriksaan yang berkenaan dengan tanda tangan calon

debitur.

4) Branch Risk Control Officer

Branch Risk Control Officer bertugas memberikan pendapat hukum

terhadap segala masalah yang mungkin akan timbul dari fasilitas kredit yang

diberikan kepada calon debitur.

Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo

dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan terjadi

penyimpangan masalah hukum dan untuk memastikan apakah syarat-syarat untuk

mendapatkan fasilitas kredit sudah sesuai dengan Standard Operasioal Prosedur atau

belum. Jika bagian Loan Service di Bank Tabungan Negara Cabang Solo menemukan

bahwa dokumen-dokumen calon debitur belum sesuai dengan Standard Operasional

Prosedur maka pihak Bank meminta kepada calon debitur untuk melengkapi

dokumen-dokumen tersebut agar dokumen-dokumen tersebut sah menurut hukum

Page 75: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64  

  

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada di Standard Operasional Prosedur.

Standard keabsahan dokumen-dokumen calon debitur di Bank Tabungan Negara

Cabang Solo dinilai berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada di Standard

Operasional Prosedur. Dengan kata lain, Legal Audit di Bank Tabungan Negara

Cabang Solo dilakukan terhadap dokumen-dokumen calon debitur yang berhubungan

dengan permohonan kredit yang merupakan dokumen-dokumen hukum yang

merupakan syarat dari pengajuan suatu kredit ke Bank untuk memastikan dokumen-

dokumen tersebut sah menurut hukum agar di kemudian hari tidak menimbulkan

masalah atau sengketa. Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang

Solo dilakukan secara berlapis-lapis mengenai semua dokumen-dokumen yang

diperlukan sebagai syarat permohonan fasilitas kredit dengan cara melakukan

pencocokan antar dokumen-dokumen syarat kredit, setelah itu kemudian dilakukan

pencocokan dokumen dengan hasil keterangan pada waktu proses wawancara, dan

jika pihak bank masih ragu-ragu terhadap kebenaran dan kelengkapan dokumen-

dokumen calon debitur dan masih terjadi kejanggalan maka dilakukan survey ke

lokasi utuk memastikan keabsahan dokumen-dokumen calon debitur. Proses

pelaksanaan Legal Audit di bidang kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo

dilakukan terhadap dokumen-dokumen syarat kredit yang meliputi dokumen-

dokumen sebagai berikut (Wawancara dengan Bapak Baehaqi, Staf Bagian Legal di

Bank Tabungan Negara, 10 Maret 2011, Pukul 09.00 WIB ) :

a. Calon Debitur Perorangan

Hal-hal yang diperiksa oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo

berkenaan dengan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan identitas calon

debitur yaitu :

a) Identitas Calon Debitur

Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam melakukan Legal Audit di

bidang kredit terhadap debitur perorangan menitik beratkan pada identitas

calon debitur yang terdapat dalam Kartu Tanda Penduduk yang diserahkan

kepada pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo sebagai salah satu syarat

yang diminta oleh pihak Bank. Dalam melakukan pemeriksaan hukum atau

Legal Audit terhadap keabsahan identitas calon debitur pihak Bank Tabungan

Page 76: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65  

  

Negara Cabang Solo melakukan pencocokan identitas calon debitur yang ada

pada Kartu Tanda Penduduk dengan Identitas calon debitur yang ada pada

dokumen-dokumen calon debitur yang lain yang juga diserahkan kepada

pihak bank sebagai syarat kredit, setelah itu identitas calon debitur yang

tertera di Kartu Tanda Penduduk juga dicocokkan dengan keterangan calon

debitur pada waktu proses wawancara, dan jika masih ditemukan kejanggalan

atau pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo masih meragukan kebenaran

identitas calon debitur maka pihak bank baru melakukan survey ke lapangan

yaitu berupa pemeriksaan ke Kantor Kelurahan dan Kantor Catatan Sipil.

Mengenai identitas calon debitur yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk

Bank Tabungan Negara Cabang Solo melakukan pemeriksaan mendalam

terhadap :

a) Alamat calon debitur yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk

Pihak Bank harus memastikan bahwa alamat calon debitur yang

tertera dalam Kartu Tanda Penduduk adalah merupakan tempat tinggal

calon debitur yang sebenarnya. Hal ini untuk memudahkan pihak Bank

dalam mencari keberadaan calon Debitur apabila dikemudian hari terjadi

kredit macet. Apabila calon debitur tidak tinggal pada alamat yang tertera

dalam Kartu Tanda Penduduk, maka calon debitur harus bisa memberikan

bukti lebih lanjut kepada pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

b) Keaslian Kartu Tanda Penduduk

Pihak Bank harus memastikan bahwa Kartu Tanda Penduduk yang

diserahkan kepada Bank adalah Kartu Tanda Penduduk yang asli. Jika

pada saat kredit diajukan Kartu Tanda Penduduk calon debitur sedang

habis masa berlakunya dan sedang dalam proses pembaharuan, maka

dapat diganti dengan Surat Keterangan Pengganti Kartu Tanda Penduduk.

Jika berupa Surat Keterangan Pengganti Kartu Tanda Penduduk maka

Pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo memastikan Surat Keterangan

Pengganti Kartu Tanda Penduduk tersebut disertai dengan keterangan dari

kelurahan atau desa yang bersangkutan. Surat Keterangan Pengganti Kartu

Page 77: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66  

  

Tanda Penduduk ini hanya bersifat sementara, calon debitur secepatnya

harus memberikan Kartu Tanda Penduduk yang asli kepada pihak Bank.

b) Surat Nikah dan Kartu Keluarga

Pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo melakukan Legal Audit

berkenaan dengan Surat Nikah dan Kartu Keluarga calon debitur sebagai salah

satu dokumen syarat kredit. Pihak Bank memastikan bahwa Surat Nikah yang

dimiliki calon debitur adalah asli. Legal Audit terhadap Surat Nikah dan Kartu

Keluarga calon debitur dilakukan untuk mengetahui kebenaran status calon

debitur dengan suami/istri. Hal ini sangat penting, jika kredit yang diajukan

oleh debitur memerlukan persetujuan suami/istri calon debitur . Hal ini untuk

mencegah kemungkinan sengketa yang akan muncul di kemudian hari jika ada

pihak suami/istri dari calon debitur yang tidak terima dan melakukan gugatan

ke pengadilan yang dapat menyebabkan kerugian pada pihak Bank Tabungan

Negara Cabang Solo karena merasa punya hak dalam hal kredit yang diajukan

oleh calon debitur sedangkan pihak suami/istri dari calon debitur tersebut

tidak dimintai persetujuan atas fasilitas kredit yang diajukan oleh calon

debitur. Apabila dari awal suami/istri dari debitur yang bersangkutan tidak

setuju, maka Bank Tabungan Negara Cabang Solo tidak akan memberikan

fasilitas kredit kepada calon debitur tersebut.

Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo terhadap

dokumen Surat Nikah dan Kartu Keluarga dilakukan dengan cara

mencocokkan antara foto yang tertempel di surat nikah calon debitur dengan

calon debitur yang mengajukan permohonan kredit. Legal Audit pada surat

nikah tidak dilakukan sampai ke tingkat kelurahan karena memang Legal

Audit terhadap surat nikah dan Kartu Keluarga hanya bersifat additional jadi

pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo hanya mencocokkan foto calon

debitur yang tertera dalam surat nikah dengan calon debitur yang mengajukan

permohonan kredit dan foto-foto yang terdapat pada dokumen-dokumen

syarat kredit lainnya serta pencocokan data dengan keterangan calon debitur

pada waktu proses wawancara dengan calon debitur.

Page 78: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67  

  

c) Surat Keterangan Penghasilan Debitur

1. Penghasilan Tetap / Fixed Income

Bagi calon debitur yang berpenghasilan tetap, maka Bank

Tabungan Negara Cabang Solo melakukan Legal Audit terhadap

dokumen-dokumen yang berupa Slip gaji/bukti penghasilan yang dapat

diperoleh dan disahkan dari instansi atau perusahaan tempat calon debitur

bekerja. Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga menentukan kesamaan

data yang diserahkan kepada Bank dengan keterangan yang disampaikan

langsung oleh calon debitur. Legal Audit terhadap slip gaji calon debitur

dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo dengan melakukan

pemeriksaan dan konfirmasi ke kantor, perusahaan atau instansi lain yang

tertera di slip gaji calon debitur yang diserahkan kepada pihak bank

sebagai syarat kredit. Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga

memeriksa stempel yang di cap di slip gaji calon debitur untuk

memastikan slip gaji tersebut asli dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang.

2. Penghasilan tidak tetap / Non-Fixed Income

Bagi calon debitur yang mempunyai penghasilan yang tidak tetap,

Legal Audit yang dilakukan adalah yang berhubungan dengan :

a. Legalitas Usaha yaitu dengan memeriksa Nomor Pajak Wajib Pajak

dan Surat Ijin Usaha lainnya.

b. Laporan Laba-Rugi, pembukuan, pendapatan pemilik dan arus kas.

Pemeriksaan terhadap laporan laba-rugi atau pendapatan

pemilik dan arus kas ini bertujuan untuk menentukan maksimal kredit

yang boleh diajukan oleh calon debitur dan kemampuan angsuran

calon debitur. Perhitungan pendapatan per-bulan dapat dikalkulasi dari

usaha yang dilakukan oleh calon debitur. Kegiatan usaha calon debitur

yang tidak mempunyai catatan administrasi yang baik dan rapi

sehingga pihak Bank sulit menentukan besarnya pengeluaran dapat

dilakukan pengamatan di lapangan dengan memperhatikan arus

penggunaan jasa dan kemungkinan tidak digunakan jasa tersebut.

Page 79: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68  

  

Pembukuan yang diminta pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo

adalah Laporan Keuangan calon debitur 3 bulan terakhir.

d) Surat Jaminan

Legal Audit terhadap dokumen-dokumen yang berkenaan dengan

jaminan (benda tidak bergerak) yaitu berupa Sertifikat Tanah dan Ijin

Mendirikan Bangunan (IMB) yang diserahkan kepada Bank Tabungan Negara

Cabang Solo sebagai salah satu syarat pengajuan kredit. Legal Audit terhadap

dokumen jaminan dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo

dengan meminta bantuan Notaris untuk memeriksa status dari benda yang

dijaminkan oleh calon debitur. Hal ini untuk memastikan bahwa benda yang

dijaminkan tersebut tidak sedang dalam sengketa dan tidak sedang dibebankan

untuk memperoleh fasilitas kredit di tempat lain. Apabila dari hasil

pelaksanaan Legal Audit terhadap benda jaminan ini diketahui bahwa benda

tersebut sedang dalam sengketa dan sedang dibebankan untuk memperoleh

fasilitas kredit di tempat lain, maka Bank Tabungan Negara Cabang Solo

dapat meminta surat jaminan lain yang bersih dari sengketa dan tidak sedang

dibebankan sebagai pengganti dari jaminan yang sedang dalam sengketa atau

sedang dibebankan tersebut. Apabila calon debitur tidak bisa memberikan

jaminan yang lain, maka permohonan kredit calon debitur ditolak oleh Bank

Tabungan Negara Cabang Solo. Dalam melaksanakan Legal Audit yang

berkenaan dengan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan jaminan, ada

beberapa hal yang mendapat perhatian khusus dari Bank Tabungan Negara

Cabang Solo yaitu :

1) Sertifikat Tanah yang masih berupa Letter C

Bank Tabungan Negara Cabang Solo sangat teliti dalam

melaksanakan Legal Audit terhadap dokumen yang berkenaan dengan

jaminan yang masih berupa Letter C. Bank Tabungan Negara memastikan

bahwa tanda tangan dari pihak penjual harus tanda tangan dari orang yang

namanya tertera di Kadaster kelurahan dan merupakan orang yang sah

sebagai pemilik dari tanah tersebut sesuai dengan register yang tercatat di

desa yang bersangkutan.

Page 80: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69  

  

2) Tanah warisan yang belum dibagi

Bagi Jaminan yang berupa tanah warisan yang belum dibagi, Bank

Tabungan Negara melakukan Legal Audit untuk memastikan bahwa semua

ahli waris ikut menandatangani surat penyerahan tanah tersebut untuk

dijadikan jaminan untuk memperoleh fasilitas kredit dari Bank.

Bank Tabungan Negara Cabang Solo sangat teliti dalam melakukan

Legal Audit terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan benda

jaminan, dan melakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap kebenaran dan

keabsahan kepemilikan suatu surat jaminan karena di Bank Tabungan Negara

Cabang Solo, jaminan adalah merupakan upaya terakhir dalam mengatasi

terjadinya kredit macet agar pihak Bank tidak mengalami kerugian yang dapat

mempengaruhi tingkat kesehatan Bank.

Mengenai Legal Audit terhadap jaminan kredit, pihak Bank Tabungan

Negara Cabang Solo meminta bantuan Notaris untuk memeriksa keabsahan

dokumen-dokumen jaminan kredit, jika perjanjian kredit telah disetujui oleh

pihak Bank maka Bank Tabungan Negara Cabang Solo menggunakan jasa

Notaris untuk mendaftarkan Hak Tanggungan Kantor Pertanahan. Bank

Tabungan Negara Cabang Solo melakukan kerja sama dengan Notaris dalam

bentuk MOU (Memorandum Of Understanding), jadi jika sewaktu-waktu

Bank Tabungan Negara Cabang Solo memerlukan jasa Notaris, pihak Bank

tinggal memanggil Notaris untuk datang ke Kantor Bank Tabungan Negara

Cabang Solo.

b. Calon Debitur Badan Hukum

Legal Audit dokumen-dokumen calon debitur yang berupa Badan Hukum

yaitu dilakukan terhadap dokumen-dokumen calon debitur yang meliputi :

1) Identitas calon debitur

Bagi calon debitur yang berupa Badan Hukum, untuk memeriksa

identitas Badan Hukum yang bersangkutan, Bank Tabungan Negara Cabang

Solo melakukan pemeriksaan hukum (Legal Audit) terhadap Akta Pendirian

Badan Hukum dan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Page 81: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70  

  

2) Ijin Usaha

Legal Audit terhadap Ijin Usaha calon debitur yang berupa Badan

Hukum dilaksanakan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo dengan tujuan

untuk memastikan keabsahan pelaksanaan semua kegiatan dalam perusahaan

tersebut. Dokumen ini sangat penting karena merupakan bukti formal bahwa

suatu Badan hukum yang bersangkutan telah secara hukum diperbolehkan

untuk melakukan kegiatan usaha dalam bidang tertentu sesuai yang dimuat

dalam ijin usaha tersebut.

3) Laporan Keuangan

Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga melakukan Legal Audit

terhadap laporan keuangan dari calon debitur yang berbentuk badan hukum.

Legal Audit terhadap laporan keuangan ini bertujuan untuk mengetahui

keadaan keuangan calon debitur yang berupa badan hukum dalam jangka

waktu tertentu sehingga pihak Bank dapat memperhitungkan besarnya

jaminan yang harus diberikan oleh calon debitur untuk menjamin kreditnya.

4) Surat Jaminan

Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo tidak hanya

dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang berkenaan dengan jaminan dari

calon debitur perorangan saja, akan tetapi Legal Audit juga dilaksanakan pada

dokumen-dokumen jaminan dari calon debitur yang berupa Badan Hukum.

Dalam memeriksa status dan keabsahan jaminan pihak Bank meminta bantuan

dari pihak Notaris untuk memastikan bahwa jaminan yang diserahkan ke Bank

tidak dalam sengketa dan tidak sedang dibebankan untuk memperoleh fasilitas

kredit di tempat lain. Legal Audit oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo

pada dokumen-dokumen yang berhubungan dengan jaminan yaitu berupa

dokumen IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan Sertifikat Tanah jika

jaminannya adalah bangunan tempat usaha calon debitur. Dalam pelaksanaan

Legal Audit terhadap jaminan calon debitur yang berupa badan hukum, pihak

Bank Tabungan Negara Cabang Solo memastikan nama yang tertera dalam

sertifikat yang diserahkan calon debitur badan hukum sebagai jaminan adalah

bukan nama perorangan tetapi harus nama badan hukum yang bersangkutan,

Page 82: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71  

  

karena perkreditan yang diperuntukkan bagi badan hukum di Bank Tabungan

Negara Cabang Solo tidak memperbolehkan jika sertifikat yang dijadikan

sebagai jaminan adalah atas nama perorangan atau direksi dari badan hukum

yang bersangkurtan.

3. Hambatan Hambatan dalam Pelaksanaan Legal Audit dalam Realisasi Perjanjian

Kredit dan Penyelesaiannya di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk Cabang

Solo.

a. Hambatan Pelaksanaan Legal Audit di PT. Bank Tabungan Negara

(Persero)Tbk Cabang Solo

Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solopada

dasarnya pasti mengalami hambatan hambatan yang mana setiap Bank pasti

mempunyai hambatan-hambatan yang berbeda. Hambatan dalam pelaksanaan Legal

Audit di bidang kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo yaitu (Wawancara

dengan Ibu Anjar, staf bagian Loan Service, 30 Maret 2011, Pukul 08.00 WIB ) :

1) Hambatan dari pihak Eksternal

Hambatan dari pihak eksternal Bank yaitu hambatan-hambatan yang

berkenaan atau datang dari pihak calon debitur. Hambatan-hambatan tersebut

yaitu berupa :

a) Sikap tertutup dan tidak jujur calon debitur

Sikap tertutup calon debitur adalah hambatan yang paling sering

dihadapi oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam pelaksanaan Legal

Audit yang mana merupakan salah satu tahap penting dalam proses realisasi

pemberian kredit bagi calon debitur. Sikap tertutup dari calon debitur

cenderung menyulitkan pegawai Bank Tabungan Negara khususnya bagian

Loan Service yang menangani masalah kredit. Sikap tertutup calon debitur ini

maksudnya yaitu bahwa calon debitur cenderung enggan atau bahkan memang

sengaja tidak mau secara terus terang memberikan keterangan keterangan

terkait dengan data-data yang dibutuhkan oleh pihak Bank Tabungan Negara

Page 83: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72  

  

yang mana data-data tersebut adalah merupakan salah satu syarat dalam

pengajuan suatu kredit. Sikap tertutup dan tidak jujur calon debitur meliputi :

(1) Sikap tertutup dan tidak jujur calon debitur dalam hal identitas diri

Calon debitur di Bank Tabungan Negara Cabang Solo yang

bersikap tertutup masalah identitas diri yaitu mengenai identitas diri yang

tertera dalam Kartu Tanda Penduduk yang mana ternyata calon debitur

yang bersangkutan tersebut adalah merupakan bukan orang yang namanya

tertera dalam Kartu Tanda Penduduk yang diserahkan kepada pihak Bank

Tabungan Negara Cabang Solo, hal ini cukup membuat proses realisasi

pemberian kredit menjadi kacau tapi akhirnya hal ini bisa diatasi oleh

pihak Bank Tabungan Negara sebelum proses realisasi pemberian kredit

dilaksanakan dan hal ini saat ini menjadi salah satu hal yang paling

diperhatikan di Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam hal pemberian

kredit.

(2) Sikap tertutup calon debitur dalam hal kemampuan membayar

Ada beberapa calon debitur yang sebenarnya tidak mampu

membayar tapi calon debitur tersebut tetap bersikeras mengatakan bahwa

mereka mampu membayar angsuran kredit dengan jumlah keseluruhan

kredit yang mereka ajukan, hal ini biasanya sering terjadi pada calon

debitur yang bekerja di sektor swasta. Hambatan mengenai penghasilan

calon debitur biasanya berupa calon debitur yang tidak terus terang

mengenai penghasilannya, Hal ini biasanya di Bank Tabungan Negara

Cabang Solo sering terjadi pada calon debitur yang bekerja sebagai

Pegawai Negeri Sipil. Perkreditan di Bank Tabungan Negara Cabang Solo

yang diperuntukkan bagi Pegawai Negeri Sipil harus mendapat

persetujuan dari bendahara dari instansi yang bersangkutan yang mana

mensyaratkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang ingin mengajukan

permohonan kredit berupa uang harusnya memenuhi syarat yaitu gaji dari

calon debitur yang bersangkutan harus sisa 50 % dari keseluruhan gaji

setelah dipotong angsuran.

Page 84: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73  

  

Beberapa calon debitur di Bank Tabungan Negara Cabang Solo

biasanya ada yang sebenarnya gajinya sudah tidak memenuhi syarat untuk

mengajukan permohonan kredit akan tetapi tetap memaksakan

mengajukan permohonan kredit dengan melakukan pendekatan tersendiri

atau pendekatan kekeluargaan pada bendahara di instansinya agar dengan

sisa gaji yang tidak memenuhi persyaratan untuk mengajukan kredit

tersebut tetap masih bisa digunakan untuk mengajukan kredit di Bank, hal

ini pada akhirnya berdampak tidak baik bagi pihak Bank, hal ini

dikarenakan pada proses pembayaran angsuran kredit, debitur yang

bersangkutan tidak bisa membayar angsuran dikarenakan gajinya sudah

habis untuk membayar angsuran pada pihak lain sehingga hal ini

menyebabkan terjadinya kredit macet yang mana bisa mempengaruhi

tingkat kesehatan bank.

(3) Agunan

Bank Tabungan Negara Cabang Solo banyak menjumpai masalah

yang berupa agunan yang berupa tanah yang mana beberapa calon debitur

memakai tanah sebagai agunan yang mana tanah tersebut dalam

sertifikatnya bukan atas nama calon debitur yang bersangkutan. Hal ini

menimbulkan masalah ketika pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo

melalukan survey ke lokasi yang mana petugas Bank menjumpai bahwa

tanah yang dijadikan agunan sertifikatnya bukan atas nama calon debitur

yang bersangkutan, hal ini menimbulkan kerugian tenaga, waktu dan biaya

bagi pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

(4) Pengeluaran dan penghasilan tambahan

Calon debitur perorangan dalam proses pemberian kreditnya

dilakukan semacam analisis pengeluaran atau pembelanjaan yang

dilakukan pada calon debitur yang bersangkutan, terutama untuk

pengeluaran rutin, dalam hal ini calon debitur biasanya memberikan data

yang tidak sesuai dengan pengeluaran yang sebenarnya, biasanya calon

debitur menghitung pengeluaran rutinnya lebih sedikit dibanding dengan

Page 85: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74  

  

keadaan yang sebenarnya, dibuat sedemikian rupa agar pengeluaran rutin

sebanding dengan pemasukan atau dengan kata lain tidak terjadi defisit

atas pengeluaran rutin dari calon debitur tersebut, hal ini dilakukan agar

pihak bank menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh calon

debitur.

Bagi calon debitur perorangan yang apabila setelah dihitung

tingkat kemampuan calon debitur yang bersangkutan, ternyata masih tidak

mengcover rencana angsuran kredit dalam sistem pemberian kredit di

Bank Tabungan Negara Cabang Solo dimungkinkan adanya analisis ulang

dengan memperhatikan penghasilan tambahan dan penghasilan pasangan

suami dan istri. Calon debitur dalam mencantumkan penghasilan

tambahan sering memberikan informasi yang tidak sebenarnya kepada

pihak Bank, biasanya calon debitur menuliskan penghasilan tambahan

sebesar mungkin agar bisa mencakup total kredit yang diinginkan, dalam

hal ini pihak Bank agak sulit dalam melakukan verifikasi dikarenakan

penghasilan tambahan ini berupa usaha calon debitur yang tidak tetap,

sehingga pihak Bank sering dengan mudah tertipu mengenai penghasilan

tambahan dari calon debitur. Hambatan lain yang dihadapi oleh Bank

Tabungan Negara Cabang Solo dalam hal pemberian kredit kepada calon

debitur perorangan yaitu mengenai calon debitur perorangan yang

statusnya adalah seorang istri.

Bank Tabungan Negara Cabang Solo mensyaratkan adanya

persetujuan dari suami bagi calon debitur perorangan yang statusnya

adalah seorang istri, dalam hal ini calon debitur sering memberikan data

yang tidak sebenarnya, dalam data yang diberikan menyatakan bahwa

suami dari calon debitur yang bersangkutan telah memberikan kuasa

kepada istrinya untuk mengajukan permohonan kredit ke Bank, akan tetapi

dikemudian hari pada saat calon debitur tidak bisa membayar angsuran

pihak suami menyatakan tidak mau bertanggung jawab atas tunggakan

angsuran istrinya dikarenakan pihak suami tidak mengetahui mengenai

Page 86: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75  

  

kredit yang diajukan istrinya, hal ini bisa menyebabkan terjadinya kredit

macet di Bank apabila tidak ditanggulangi sejak awal.

b) Pemalsuan Data

Hambatan yang dihadapi oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo

juga dijumpai pada calon debitur yang berbentuk Badan Hukum biasanya

berupa pemalsuan data data mengenai Ijin Usaha, neraca dan laporan laba rugi

yang dibuat sedemikian rupa agar calon debitur bisa mendapatkan fasilitas

kredit dari Bank. Hambatan lain yang dihadapi oleh Bank Tabungan Negara

Cabang Solo dalam hal Pemberian kredit kepada calon debitur yang berbentuk

badan hukum yaitu berupa pemalsuan legalitas usaha yang bisa berupa

pemalsuan Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Ijin Usaha Perdagangan dan lain

lain. Hal ini baru bisa diketahui oleh pihak Bank Tabungan Negara Cabang

Solo ketika pihak Bank melakukan pemeriksaan ke lokasi usaha Badan

Hukum yang bersangkutan ternyata usahanya fiktif, hal ini menimbulkan

kerugian berupa tenaga, waktu dan biaya bagi pihak Bank Tabungan Negara

Cabang Solo.

Hambatan lain yang berasal dari calon debitur yang berupa badan

hukum yaitu berupa calon debitur yang berupa badan hukum yang sulit

memberikan dokumen-dokumen tertentu seperti Nomor Pokok Wajib Pajak,

Surat Ijin Usaha Perdagangan karena badan hukum tersebut merasa bahwa

perusahaannya pantas diberikan kepercayaan yang lebih dari pihak Bank

karena merasa perusahaannya adalah perusahaan yang besar, bonafit serta

melakukan kegiatan sampai tingkat eksport-import sehingga merasa sudah

cukup hanya menyerahkan sertifikat saja.

Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan

Negara Cabang Solo yang berasal dari calon debitur atau hambatan eksternal selama

ini lebih banyak hanya menimbulkan kerugian berupa tenaga, waktu dan biaya bagi

pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

Page 87: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76  

  

2) Hambatan dari pihak Internal Bank

Selain hambatan yang berkaitan dengan calon debitur, terdapat juga

hambatan yang berasal dari pihak intern Bank Tabungan Negara Cabang Solo,

yaitu kurangnya pengetahuan, pengalaman dan pemahaman mengenai legal audit

oleh pelaksana Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo. Hal ini

menyebabkan pihak pelaksana Legal Audit kurang teliti dan kurang serius dalam

menganalisis kegunaan, manfaat serta pentingnya dokumen-dokumen yang

diperlukan dalam proses permohonan suatu kredit. Sebagai contoh yaitu pihak

pelaksana Legal Audit sering dengan mudahnya percaya dengan slip gaji atau

bukti penghasilan yang diberikan oleh calon debitur tanpa mengadakan analisis

lebih lanjut misalnya mengenai kemungkinan calon debitur sudah terlebih dahulu

terikat perjanjian kredit dengan pihak lain, sehingga hal ini di kemudian hari bisa

menyebabkan debitur tidak bisa membayar angsuran sehingga menimbulkan

kredit macet yang mana bisa mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Hal ini

disebabkan kadang yang menjadi pelaksana Legal Audit adalah bukan petugas

yang dulunya berasal dari orang hukum, sehingga pemahaman tentang kelegalan

dokumen-dokumen calon debitur masih sangat kurang. Saat ini pihak Bank

Tabungan Negara Cabang Solo banyak melakukan pelatihan-pelatihan bagi

bagian pelaksana Legal Audit sehingga hambatan yang berasal dari intern Bank

bisa diminimalisasikan sehingga terjadinya kredit macet yang disebabkan kurang

kuatnya analisis mengenai kelegalan dokumen-dokumen calon debitur bisa

dicegah dan ditanggulangi oleh pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

b. Solusi penyelesaian hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Legal Audit di PT.

Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk Cabang Solo

Solusi-solusi yang ditempuh oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk

Cabang Solo dalam Realisasi Perjanjian Kredit yaitu :

1) Langkah yang diambil dan dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo

dalam Realisasi Perjanjian Kredit yang berupa sikap tertutup calon debitur

mengenai identitas, kemampuan membayar, dan lain-lain, maka Bank Tabungan

Page 88: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77  

  

Negara Cabang Solo mengatasinya dengan cara melakukan pendekatan yang lebih

mendalam kepada calon debitur. Pendekatan mendalam terhadap calon debitur

dilakukan dengan cara Bank Tabungan Negara menjaga komunikasi secara rutin

dan berkelanjutan dengan calon debitur yang bersangkutan. Hal ini dilakukan

dengan tujuan bahwa calon debitur bisa merasa nyaman, sehingga calon debitur

dengan senang hati mau memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai

dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai syarat dalam pengajuan kredit ke

Bank. Pihak Bank Tabungan Negara juga memperketat proses verifikasi

keterangan-keterangan calon debitur dengan dokumen-dokumen yang diserahkan

kepada Bank, sehingga jika ada keterangan-keterangan calon debitur yang tidak

sesuai dengan dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Bank maka kelayakan

calon debitur untuk menerima fasilitas kredit patut diragukan.

2) Pihak Bank Tabungan Negara mengatasi hambatan yang berhubungan dengan

jaminan atau agunan yaitu dengan cara mendatangkan eksternal auditor.

Eksternal Auditor yaitu Notaris yang mana membantu memeriksa keabsahan

dokumen-dokumen calon debitur yang berhubungan dengan jaminan atau

aguanan, sehingga Notaris bisa mengetahui kejanggalan-kejanggalan yang ada

jika calon debitur tidak memberitahukan hal yang sebenarnya yang berkaitan

dengan dokumen-dokumen yang menjadi syarat permohonan suatu fasilitas kredit

dari Bank yang berhubungan dengan jaminan.

3) Pihak Bank Tabungan Negara dalam mengatasi dan menanggulagi segala

hambatan yang berhubungan dengan calon debitur yang memberikan keterangan

palsu maka Bank memberlakukan suatu system internal control yang lebih ketat

untuk meneliti dan memeriksa dokumen-dokumen calon debitur untuk

memastikan bahwa tidak ada kejanggalan dan masalah dalam dokumen-dokumen

yang merupakan syarat dari suatu permohonan kredit tersebut.

4) Bank Tabungan Negara Cabang Solo melakukan BI Checking untuk

menanggulangi pemalsuan keterangan mengenai kemampuan membayar kredit

calon debitur. BI Checking dilakukan terhadap calon debitur dan suami/istrinya

untuk memastikan bahwa calon debitur tidak sedang terikat hutang dengan bank

lain dan jika calon debitur sedang terikat hutang dengan pihak lain maka BI

Page 89: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78  

  

Checking dilakukan untuk memastikan bahwa calon debitur dilihat dari

penghasilannya masih mampu untuk membayar hutang yang baru dan untuk

memastikan riwayat pembayaran hutang-hutang calon debitur sebelumnya

berjalan lancar.

5) Bank Tabungan Negara Cabang Solo banyak melakukan pelatihan-pelatihan bagi

bagian pelaksana Legal Audit secara rutin yang dilaksanakan di Jakarta dengan

mendatangkan ahli-ahli di bidang hukum, Law Office, kantor-kantor hukum

lainnya untuk memberikan penyuluhan mengenai pentingnya aspek-aspek hukum

dalam suatu perjanjian dan memberikan pendapat-pendapat hukum.

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Legal Audit di PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Solo

Perbankan merupakan sumber dana terutama dalam bentuk kredit bagi masyarakat

perorangan maupun badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya atau

meningkatkan produksinya. PT. Bank Tabungan Negara adalah merupakan salah satu Bank

yang besar di Indonesia, Hal ini berarti bahwa Bank Tabungan Negara mempunyai peran

yang penting dalam menjaga kestabilan sektor perekonomian di Indonesia. Salah satu cara

yang dilakukan oleh Bank Tabungan Negara sebagai wujud keikutsertaan dalam menjaga

kestabilan perekonomian Nasional yaitu dengan cara senantiasa menjaga Tingkat Kesehatan

Bank sehingga bisa tetap melakukan kegiatan Operasional Perbankan dengan begitu Bank

Tabungan Negara tetap bisa ikut serta dalam menjaga beredarnya uang secara teratur dengan

jalan menghimpun dana dari debitur yang kelebihan dana dan menyalurkan uang kepada

pihak yang membutuhkan dana. Penghasilan utama Bank Tabungan Negara berasal dari jasa-

jasa perkreditan sehingga Bank Tabungan Negara mengelola jasa-jasa perkreditan dengan

prinsip kehati-hatian dari semua aspek dengan tujuan untuk menekan risiko kredit macet.

Pelaksanaan prinsip kehati-hatian oleh Bank Tabungan Negara dalam melaksanakan

kegiatan perkreditan merupakan wujud dari penerapan ketentuan Undang-Undang Perbankan

yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Pasal 29 Ayat (2) yang mewajibkan

setiap Bank untuk menjaga Tingkat Kesehatan Bank dengan cara menerapkan prinsip kehati-

hatian dalam melaksanakan setiap kegiatan perbankan. Selain berpedoman pada Undang-

Page 90: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79  

  

Undang Perbankan, Bank Tabungan Negara juga mengacu pada Peraturan-Peraturan Bank

Indonesia yaitu Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5 / 21 / DPNP tanggal 29 September

2003 dan peraturan Bank Indonesia Nomor 5 / 8 / PBI / 2003 Tanggal 19 Mei 2003 Tentang

Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank Umum serta Peraturan Bank Indonesia Nomor 13 /

1 /PBI / 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum .

Dana yang digunakan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo untuk membiayai

kredit bukan semata-mata berasal dari modal Bank Tabungan Negara Cabang Solo sendiri

tetapi sebagian besar berasal dari dana-dana masyarakat. Modal Bank Tabungan Negara

Cabang Solo terbatas sehingga untuk mengembangkan usaha Bank Tabungan Negara

berusaha menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali kepada

masyarakat dalam bentuk kredit. Pinjaman yang diberikan oleh Bank Tabungan Negara

Cabang Solo tersebut mengandung risiko (risk asset) yang tinggi yaitu berupa tidak

kembalinya kredit tersebut tepat pada waktunya yang dinamakan Non Performing Loan

(NPL) yang bisa berakibat mengganggu likuiditas Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

Oleh karena itu, Bank Tabungan Negara Cabang Solo mengelola kegiatan kredit dengan

managemen perkreditan yang baik, menerapkan prinsip kehati-hatian melakukan analisis

mendalam terhadap semua aspek untuk menekan seminimal mungkin terjadinya risiko kredit

bermasalah.

Pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan perkreditan di Bank

Tabungan Negara diwujudkan dengan dilaksanakannya Legal Audit di bidang kredit, karena

menurut Bank Tabungan Negara Cabang Solo pelaksanaan Legal Audit ini merupakan

langkah dasar untuk mencegah terjadinya suatu kredit macet. Legal Audit sangat penting

karena setiap dokumen yang dibutuhkan sebagai syarat kredit mengandung aspek-aspek

hukum. Aspek hukum memegang peranan penting dalam melakukan analisis sebelum kredit

itu diberikan kepada pemohon, karena jika pemahaman terhadap suatu aspek hukum dalam

dokumen-dokumen yang merupakan syarat dari permohonan kredit keliru maka dapat

menyebabkan perjanjian kredit yang dibuat menjadi batal demi hukum atau dapat dibatalkan

sehingga dapat merugikan pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo. Pembahasan penulis

terhadap pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam realisasi

perjanjian kredit diantaranya yaitu :

Page 91: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80  

  

a) Legal Audit pada identitas calon debitur

Legal Audit yang dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo pertama-

tama dilakukan pada dokumen-dokumen yang berhubungan dengan identitas calon

debitur yang berupa Kartu Tanda Penduduk atau kartu identitas lain yang diserahkan

kepada Bank. Dengan identitas diri tersebut, bank dapat dengan mudah menentukan

yurisdiksi atau tempat kepaniteraan yang dipilih jika suatu saat terjadi sengketa dan harus

diselesaikan di pengadilan. Apabila terjadi sesuatu hal yang memerlukan pemberitahuan

segera kepada nasabah, termasuk penagihan-penagihan penyampaian surat-menyurat,

bank tidak kesulitan menemukan tempat tinggal yang bersangkutan. Verifikasi dilakukan

untuk meyakinkan bahwa copy identitas yang dipegang bank adalah persis sama dengan

aslinya, sehingga data dan faktanya dapat dipercaya dan valid. Mengenai subyek

permohan kredit ini, harus sesuai dengan Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum

Perdata, yaitu harus cakap melakukan perbuatan hukum, di mana salah satu syarat

kecakapan seseorang tersebut adalah cukup umur atau dewasa, yang bertanda tangan

pada permohonan kredit dapat dipastikan bahwa ia juga yang akan bertanda tangan dalam

perjanjian kredit serta perjanjian-perjanjian assessoirnya. Jika ketentuan dalam Pasal

1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata tidak dipenuhi maka perjanjian batal demi

hukum.

Apabila yang mengajukan permohonan kredit tersebut badan usaha, maka harus

diperiksa lagi bentuk hukumnya. Dalam dunia hukum, badan usaha ada yang berbadan

hukum dan ada pula yang tidak berbadan hukum dengan perbedaan prinsip adanya

pengesahan pemerintah dan pemisahan harta kekayaan antara pemilik dan perusahaannya

untuk badan usaha yang berbadan hukum. Verifikasi yang dilakukan yaitu memeriksa

Anggaran Dasar (akta pendirian) dan akta perubahan Akta Pendirian badan usaha

tersebut. Perlu adanya kepastian bahwa akta perubahan tersebut adalah perubahan yang

terakhir. Dalam Anggaran Dasar (akta pendirian) badan usaha harus memuat kewenangan

bertindak/melakukan perbuatan hukum dari para pengurusnya. Hal lain yang perlu

diperiksa adalah Anggaran Dasar (akta pendirian) badan usaha tersebut telah disahkan

oleh yang berwenang (bila badan hukum). Salah satu persyaratan untuk menjadi badan

hukum suatu badan usaha adalah adanya pengesahan oleh pemerintah. Apabila badan

hukum belum disahkan, maka pengurus tidak dapat bertindak mewakili perusahaannya

Page 92: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81  

  

sebagai badan hukum, tetapi harus diwakili oleh para pemegang saham/pendirinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Anjar selaku staf bagian loan service, Bank

Tabungan Negara Cabang Solo sangat jarang menerima calon debitur yang berupa badan

hukum, mayoritas adalah calon debitur perorangan sedangkan calon debitur yang berupa

badan hukum banyak dijumpai di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara yang terletak di

kota besar.

b) Legal Audit dokumen jaminan

Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara juga dilakukan pada jaminan

atau agunan kredit. Pasal 1131 Kitab Undang Undang Hukum Perdata menyebutkan

bahwa “Segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak maupun tak bergerak, baik

yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk

segala perikatan perseorangan”. Kemudian, pada Pasal 1132 Kitab Undang Undang

Hukum Perdata disebutkan bahwa pada dasarnya terdapat 2 (dua) asas pemberian

jaminan/agunan bila ditinjau dari sifatnya, yaitu berupa jaminan yang bersifat umum,

yaitu jaminan yang diberikan oleh debitur kepada setiap kreditur, hak-hak tagihan mana

tidak mempunyai hak mendahului (konkuren) antara kreditur yang satu dengan lainnya

dan Jaminan yang bersifat khusus, yaitu jaminan yang diberikan oleh debitur kepada

kreditur, hak-hak tagihan mana mempunyai hak mendahului sehingga ia berkedudukan

sebagai kreditur privilege (preferent). Maksud dari jaminan/agunan itu sendiri adalah

tanggungan yang diberikan oleh debitur dan atau pihak ketiga kepada kreditur karena

pihak kreditur mempunyai kepentingan bahwa debitur harus memenuhi kewajibannya

dalam suatu perikatan.

Mengenai pentingnya suatu jaminan oleh kreditur (bank) atas suatu pemberian

kredit, tidak lain adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi risiko yang mungkin

timbul dalam tenggang waktu antara pemberian dan pelunasan kredit, untuk itu di-

perlukan analisis yang mendalam, monitoring dan pengamanan atas pemberian jaminan

tersebut. Salah satu wujudnya adalah pemeriksaan atau legal audit atas jaminan/agunan

kredit tersebut. Bank Tabungan Negara Cabang Solo Pertama-tama harus memeriksa

tentang jaminan/agunan kredit adalah kepemilikannya, keabsahan, kebenaran dan

keaslian dari dokumen jaminan/agunan tersebut. Hal itu dilakukan Untuk menentukan

siapa-siapa saja yang berhak dan berwenang menandatangani perjanjian/pengikatan

Page 93: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82  

  

jaminan, guna menjamin kreditnya debitur, untuk menentukan apakah jaminan/agunan

yang dikuasai bank adalah benar-benar jaminan/agunan yang bukti-bukti kepemilikannya

adalah sah, benar dan asli serta tidak ada sengketa dan hak lain yang berada di atasnya,

agar apabila terjadi sengketa mengenai agunan tersebut bank sudah memiliki bukti yang

cukup untuk menjadi suatu alat bukti yang sempurna, sehingga siap untuk berperkara.

Bagi calon Debitur yang berupa badan hukum, Bank Tabungan Negara Cabang

Solo melakukan Legal Audit terhadap dokumen-dokumen yang berupa IMB (Ijin

Mendirikan Bangunan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), TDP (Tanda Daftar

Perusahaan), SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan), dan Akta Pendirian. Dokumen-

dokumen tersebut adalah merupakan syarat yang harus diserahkan kepada Bank

Tabungan Negara Cabang Solo jika calon debitur yang berupa badan usaha ingin

mendapatkan fasilitas kredit dari Bank. Dokumen-dokumen tersebut sangat penting

karena dokumen-dokumen tersebut menunjukkan kelegalan suatu badan hukum dalam

melakukan usahanya(Wawancara dengan Ibu Susi, staf bagian Loan Service, 30 Maret

2011, Pukul 09.00 WIB ) .

2. Hambatan dan penyelesaian dalam pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara

Kantor Cabang Solo.

Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam realisasi

perjanjian kredit dalam praktiknya mengalami banyak hambatan. Hambatan-hambatan

tersebut berasal dari eksternal Bank dan internal Bank Tabungan Negara Cabang Solo.

Bank Tabungan Negara Cabang Solo telah menempuh banyak cara untuk

menanggulangi hambatan-hambatan tersebut. Dulu hambatan-hambatan tersebut ada

yang menyebabkan kerugian bagi Bank Tabungan Negara Cabang Solo. Beberapa contoh

kasus yang pernah dialami oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo yaitu :

a. Sifat tertutup dan tidak terus-terang calon debitur dalam memberikan keterangan

kepada pihak Bank dulu hampir sering dialami oleh Bank Tabungan Negara Cabang

Solo. Hal ini menimbulkan kerugian Bagi pihak Bank walau kerugian yang

ditimbulkan tidak begitu banyak jika dihitung nominalnya. Kerugian yang dialami

oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam hal ini hanya sebatas pada kerugian

tenaga, waktu dan biaya, karena pihak Bank telah terlanjur melakukan survey ke

Page 94: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83  

  

lapangan atau on the spot dan ternyata keadaan di lapangan berbeda dengan

keterangan yang tertulis di dokumen-dokumen yang diserahkan kepada Bank dan

keterangan yang diberikan langsung oleh calon debitur, sehingga pelaksanaan survei

yang dilakukan oleh pihak Bank sia-sia, padahal pelaksanaan survey tersebut

memakan tenaga, biaya dan waktu.

b. Masalah yang pernah dihadapi oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam hal

jaminan yaitu mengenai jaminan yang berupa tanah warisan yang belum dibagi.

Calon debitur yang bersangkutan menyerahkan sertifikat tanah yang mana tanah

tersebut bukan atas nama calon debitur tersebut dan tanah tersebut adalah merupakan

tanah warisan yang belum dibagi. Bank Tabungan Negara Cabang Solo mensyaratkan

adanya tanda tangan semua ahli waris dalam surat persetujuan penyerahan jaminan.

Di kemudian hari Ada ahli waris yang menggugat ke pengadilan berkaitan dengan

haknya atas tanah yang dijadikan jaminan tersebut, ternyata setelah melakukan

penelusuran Bank Tabungan Negara Cabang Solo mengetahui bahwa belum semua

ahli waris yang bertanda tangan dalam surat persetujuan penyerahan jaminan yang

diserahkan kepada Bank. Dalam hal ini Bank Tabungan Negara Cabang Solo

mengalami kerugian karena kalah dalam berperkara di pengadilan karena perjanjian

kredit tersebut dibatalkan dengan putusan pengadilan karena gugatan dari ahli waris

yang tidak ikut serta menandatangani sertifikat tanah yang dijadikan jaminan ke

Bank.

Bank Tabungan Negara Cabang Solo saat ini sudah hampir tidak pernah

menjumpai masalah-masalah seperti yang telah dialami Bank Tabungan Negara Cabang

Solo sebelumnya, karena saat ini Bank Tabungan Negara Cabang Solo telah memperketat

Internal Control dalam Bank sehingga Bank Tabungan Negara Cabang Solo sangat

berhati-hati dalam menjalankan usaha perkreditan. Banyak langkah-langkah yang telah

ditempuh oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo sebagai wujud pelaksanaan prinsip

kehati-hatian dan pelaksanaan internal control dalam Bank Tabungan Negara Cabang

Solo. Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo

yaitu dengan cara melakukan pendekatan yang mendalam terhadap calon debitur

sehingga calon debitur mau memberikan keterangan yang sesuai dengan dokumen yang

diserahkan kepada Bank. Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga memberlakukan

Page 95: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84  

  

internal control yang lebih ketat untuk meminimalkan adanya kejanggalan-kejanggalan

dalam proses realisasi pemberian kredit. Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga secara

rutin melakukan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan pelaksanaan Legal Audit agar

Pelaksana Legal Audit semakin ahli sehingga tidak lalai dan melakukan kesalahan dalam

pelaksanaan Legal Audit di bidang kredit.

Menurut penulis, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Bank Tabungan

Negara Cabang Solo sudah bisa dibilang cukup baik, hal ini dibuktikan dengan sedikitnya

atau berkurangnya prosentase kredit macet yang disebabkan karena lemahnya aspek-

aspek hukum yang berhubungan dengan dokumen-dokumen yang merupakan syarat dari

permohonan kredit sehingga hingga saat ini tingkat kesehatan Bank Tabungan Negara

Cabang Solo tetap terjaga dan Bank Tabungan Negara Cabang Solo tetap bisa

menjalankan kegiatan-kegiatan operasional perbankan sehingga secara tidak langsung

Bank Tabungan Negara Cabang Solo telah ikut serta menjaga kestabilan perekonomian

nasional.

Page 96: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85  

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian dan kemudian menguraikannnya sesuai

dengan rumusan masalah, maka kesimpulan kesimpulan yang penulis ambil yaitu sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan Legal Audit di PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk Cabang Solo

Dalam Realisasi Pejanjian Kredit

Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo

dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh kantor pusat Bank

Tabungan Negara yang berdasarkan pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5 / 21

/ DPNP tanggal 29 September 2003 dan peraturan Bank Indonesia Nomor 5 / 8 / PBI /

2003 Tanggal 19 Mei 2003 Tentang Penerapan Managemen Risiko Bagi Bank Umum

serta Peraturan Bank Indonesia Nomor 13 / 1 /PBI / 2011 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum. Hal ini sesuai dengan asas Lex Specialist Derogate Lex

Generalis yang mengandung pengertian bahwa aturan khusus mengesampingkan

aturan yang bersifat umum. Kebijakan kantor pusat Bank Tabungan Negara adalah

sebagai aturan khusus yang mana dalam pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan

Negara mengaju pada aturan khusus tersebut dengan syarat aturan tersebut tidak

bertentangan dengan aturan umummnya yaitu berupa Surat Edaran Bank Indonesaia

dan Pearaturan Bank Indonesia yang mengatur tentang Legal Audit.

Pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo merupakan

salah satu wujud dari pelaksanaan dan penerapan dari Peraturan Bank Indonesia yang

mengatur mengenai Managemen Risiko dan Tingkat Kesehatan Bank. Pelaksanaan

Legal Audit di bidang kredit adalah salah satu upaya menjaga tingkat kesehatan Bank

Tabungan Negara, dengan dilaksanakannya Legal Audit di bidang kredit maka

terjadinya kredit macet yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bank dapat

dicegah dan ditanggulangi. Legal Audit di bidang kredit di Bank Tabungan Negara

Cabang Solo dilakukan pada dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai syarat dari

Page 97: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86  

  

permohonan suatu fasilitas kredit. Legal Audit di Bank tabungan Negara Cabang Solo

dilaksanakan pada dokumen-dokumen calon debitur perorangan dan calon debitur

badan hukum yang berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan identitas

calon debitur, surat nikah dan kartu keluarga, jaminan serta dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penghasilan calon debitur. Bank Tabungan Negara Cabang Solo

melaksanakan Legal Audit di bidang kredit sebagai wujud dari pelaksanaan dan

penerapan prinsip kehati hatian. Hal ini dibuktikan dengan Pelaksanaan Legal audit

oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo yang dilakukan secara berlapis-lapis

mengenai semua dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai syarat permohonan

fasilitas kredit dengan cara melakukan pencocokan antar dokumen-dokumen syarat

kredit, setelah itu kemudian dilakukan pencocokan dokumen dengan hasil keterangan

pada waktu proses wawancara, dan jika masih terjadi kejanggalan maka dilakukan

survey ke lokasi untuk memastikan keabsahan dokumen-dokumen calon debitur.

Bank Tabungan Negara Cabang Solo melaksanakan Legal Audit di bidang kredit

untuk menjamin dan memastikan kelegalan dokumen-dokumen calon debitur yang

diperlukan sebagai syarat permohonan fasilitas kredit dari bank, dengan demikian jika

suatu saat terjadi sengketa yang harus diselesaikan lewat pengadilan pihak Bank

Tabungan Negara Cabang Solo tidak dirugikan karena mempunyai alat bukti tertulis

yang sah menurut hukum.

2. Hambatan-hambatan pelaksanaan Legal Audit dan penyelesaiannya di Bank

Tabungan Negara Cabang Solo

Pelaksanaan Legal Audit pada dasarnya pasti mengalami hambatan-hambatan,

hambatan yang dialami Bank Tabungan Negara Cabang Solo yaitu berupa :

a. Hambatan yang berasal dari Eksternal Bank

Hambatan yang paling sering ditemui hampir di setiap Bank yaitu berupa

sikap tertutup dari calon debitur dalam hal identitas diri, kemampuan membayar,

agunan dan hambatan tersebut adalah hambatan yang paling sering dihadapi oleh

Bank Tabungan Negara Cabang Solo dalam pelaksanaan Legal Audit yang mana

merupakan salah satu tahap penting dalam proses realisasi pemberian kredit bagi

calon debitur. Sikap tertutup dari calon debitur cenderung menyulitkan pegawai

Page 98: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87  

  

Bank Tabungan Negara Cabang Solo khususnya bagian Loan Service yang

menangani masalah Legal Audit.

b. Hambatan dari internal Bank

Selain hambatan yang berkaitan dengan calon debitur, terdapat juga

hambatan yang berasal dari pihak intern Bank Tabungan Negara Cabang Solo,

yaitu kurangnya pengetahuan, pengalaman dan pemahaman mengenai legal audit

oleh pelaksana Legal Audit di Bank Tabungan Negara Cabang Solo. Hal ini

menyebabkan pihak pelaksana Legal Audit kurang teliti dan kurang serius dalam

menganalisis kegunaan, manfaat serta pentingnya dokumen-dokumen yang

diperlukan dalam proses permohonan suatu kredit.

Solusi dari hambatan pelaksanaan Legal Audit di Bank Tabungan Negara

Cabang Solo. Bank Tabungan Negara Cabang Solo telah memperketat Internal

Kontrol dalam Bank sehingga Bank Tabungan Negara Cabang Solo sangat berhati-

hati dalam menjalankan usaha perkreditan. Banyak langkah-langkah yang telah

ditempuh oleh Bank Tabungan Negara Cabang Solo sebagai wujud pelaksanaan

prinsip kehati-hatian dan pelaksanaan internal control dalam Bank Tabungan Negara

Cabang Solo. Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Bank Tabungan Negara

Cabang Solo yaitu dengan cara melakukan pendekatan yang mendalam terhadap

calon debitur sehingga calon debitur mau memberikan keterangan yang sesuai dengan

dokumen yang diserahkan kepada Bank. Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga

memberlakukan internal control yang lebih ketat untuk meminimalkan adanya

kejanggalan-kejanggalan dalam proses realisasi pemberian kredit

Saat ini pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga banyak melakukan

pelatihan-pelatihan bagi bagian pelaksana Legal Audit sehingga hambatan yang

berasal dari intern Bank bisa diminimalisasikan sehingga terjadinya kredit macet

yang disebabkan kurang kuatnya analisis mengenai kelegalan dokumen-dokumen

calon debitur bisa dicegah dan ditanggulangi oleh pihak Bank Tabungan Negara

Cabang Solo.

Page 99: PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DALAM REALISASI … · mengalami beberapa hambatan yaitu sifat tertutup ... memperketat pelaksanaan Legal Audit terhadap dokumen ... dilakukannya pelatihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88  

  

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang disusun oleh penulis maka

penulis dapat memberikan saran saran sebagai berikut :

1. Pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo hendaknya perlu melakukan pemeriksaan

lebih teliti dan terperinci terkait dengan dokumen-dokumen syarat kredit calon

debitur. Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen syarat kredit calon debitur

perorangan dan badan hukum bisa dilaksanakan lebih teliti dan terperinci dengan cara

melakukan pemeriksaan lebih mendalam hingga melakukan penyelidikan tentang

identitas calon debitur hingga ke tingkat yang paling bawah yaitu tingkat kelurahan.

Selain itu penulis menyarankan agar pihak Bank Tabungan Negara Cabang Solo juga

melakukan pemeriksaan ke kantor, instansi atau tempat dimana calon debitur bekerja,

hal ini bisa menambah data data dan keterangan yang bisa dijadikan pertimbangan

yang kuat untuk menentukan apakah calon debitur layak mendapatkan fasilitas kredit

dari bank atau tidak.

2. Bank Tabungan Negara Cabang Solo sebaiknya juga meningkatkan kegiatan evaluasi

dan pelatihan bagi pelaksana Legal audit agar petugas pelaksana Legal audit di

bidang kredit menjadi petugas pelaksana Legal Audit yang memang benar benar ahli

dan berkompeten dalam melakukann proses Legal Audit dibidang kredit yang

merupakan penerapan prinsip kehati-hatian agar tingkat kesehatan bank bisa tetap

terjaga.

3. Pihak calon debitur hendaknya mempunyai itikad baik dalam mengajukan

permohonan kredit ke Bank Tabungan Negara Cabang Solo sehingga pemberian

kredit kepada calon debitur tidak menimbulkan kerugian materiil maupun immaterial

bagi pihak bank, dengan demikian pemberian fasilitas kredit dapat menjadi sebuah

kerjasama yang saling menguntungkan antara calon debitur dengan Bank Tabungan

Negara Cabang Solo.

4. Pemerintah hendaknya membuat undang-undang dan peraturan tersendiri mengenai

Legal Audit dalam kegiatan usaha perbankan agar pelaksanaan Legal Audit dalam

kegiatan usaha perbankan bisa dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh pihak

bank.