PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat...
Transcript of PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat...
21
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Panen
Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada
tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang
dimulai dari memotong buah sesuai dengan kriteria matang panen, mengutip
brondolan dan mengumpulkan serta menyusun Tandan Buah Segar (TBS) di
Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Panen harus menghasilkan TBS pada tingkat
kematangan yang optimum, sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit
dapat dicapai.
Persiapan Panen
Kegiatan persiapan panen ada dua yaitu kegiatan persiapan panen dari
TBM-3 ke TM-1 dan persiapan panen yang akan dilakukan pada hari yang akan
dilakukan kegiatan panen. Persiapan sebelum mulai panen pada umur 30 bulan,
yang meliputi kondisi gawangan normal, dan pembuatan pasar pikul. Pasar pikul
dari pola 8:1 menjadi pola 4:1 pada TBM-2 yang artinya dalam empat jalur terdiri
dari satu pasar pikul, dan pada TBM-3 semester dua menjadi 2:1. Persiapan
lainnya yaitu akses panen yang berupa titi panen, jalan bantu angkong atau
guludan pasar pikul, kegiatan perawatan piringan manual dari kacangan dan
gulma, serta pada semester dua di TBM-3 dibuat TPH (Tempat Pengumpulan
Hasil). Luas TPH yaitu 4m x 7m, dimana tiap tiga pasar pikul dibuat satu TPH
dan dilengkapi dengan pembuatan blok informasi yang meliputi no blok, no TPH,
dan teller pokok.
Persiapan juga dilakukan untuk sanitasi dan kastrasi pada TBM umur
tanaman 18 bulan, 24 bulan dan 30 bulan. Kastrasi adalah kegiatan membuang
semua produk generatif yang terdiri atas pembuangan bunga jantan, bunga betina
dan buah baik dalam kondisi segar maupun kering. Kastrasi merupakan salah satu
pekerjaan yang dilakukan sebelum tanaman memasuki peralihan dari TBM ke
TM.
22
Pekerjaan kastrasi di Serawak Damai Estate memiliki tujuan yaitu
mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan
vegetatif, pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam
dalam pertumbuhannya, pertumbuhan buah yang lebih besar dan seragam
beratnya, menghambat pekembangan hama dan penyakit.
Kastrasi mulai dilaksanakan jika dalam satu blok terdapat lebih dari 50%
pokok kelapa sawit yang telah mengeluarkan bunga (jantan dan betina). Kastrasi
mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 15 bulan di lapangan. Pelaksanaan
kastrasi terakhir dilakukan enam bulan sebelum rencana pokok dipanen.
Ketentuan kastrasi rotasi terakhir di SDME yaitu bunga jantan tidak dibuang
karena akan digunakan sebagai media pengembangan Elaeidobius camerunicus.
Kegiatan lainnya yaitu sanitasi. Sanitasi merupakan kegiatan
membersihkan pokok dari pelepah yang sudah kering dan menyentuh ke tanah,
dan buah yang terserang penyakit serta sampah-sampah di sekitar pokok. Sanitasi
di Serawak Damai Estate bertujuan untuk mempermudah proses panen dan
mendapatkan kondisi tanaman dan buah yang sehat. Sanitasi pada tanaman muda
sampai dengan TM-2 dilakukan penunasan secara periodik dengan rotasi sembilan
bulan sekali, sedangkan pada tanaman diatas TM-2 penunasan dilakukan secara
korektif.
Penunasan dilakukan secara langsung oleh tenaga panen dan dilakukan
bersamaan setiap melakukan kegiatan panen dengan tetap mengacu pada prinsip
dasar jumlah pelepah produktif yang masih harus dipertahankan berdasarkan umur
tanaman. Tujuan pekerjaan penunasan pokok adalah memelihara pelepah
produktif dengan cara mengurangi jumlah pelepah sampai pada batas tertentu
yang tidak menyebabkan terganggunya kemampuan daun melakukan fotosintesis
secara optimal untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Jumlah pelepah yang optimum untuk mendapatkan produksi maksimal
diperlukan 48-56 pelepah (tanaman muda) dan 40-48 pelepah (tanaman tua).
Pelepah yang sudah dipotong disusun diantara pokok dalam barisan atau di tengah
gawangan mati sehingga membentuk huruf U dengan lebar 1.5 m, serta harus
dipastikan tidak ada pelepah di piringan, pasar pikul, parit dan sungai.
23
Persiapan panen lainnya yaitu sensus produksi. Sensus produksi adalah
kegiatan mengestimasi produksi TBS untuk satu semester (6 bulan), yang
dilakukan dua kali setahun. Kegiatan sensus produksi dilakukan dengan melihat
jumlah bunga betina, jumlah janjang, dan berat janjang rata-rata.
Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen
(sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR) >3 kg, angka
penyebaran panen kurang dari lima (artinya dari tiap pokok minimal dapat
dipanen satu janjang) atau persenan matang panen.
Kegiatan pada awal tahun sebelum dilakukan kegiatan panen dilakukan
penetapan seksi panen yaitu pengelompokan blok-blok panen per hari, dengan
pertimbangan luasan blok, jam kerja, dan arah seksi panen (searah jarum jam)
dengan tujuan bila ada panen yang belum terselesaikan pada hari kemarin maka
jarak seksi panen tidak terlalu jauh. Bahan pertimbangan yang lain yaitu jumlah
frekuensi panen per tahun dan umur rotasi normal, juga hasil identifikasi blok
dalam hal luas areal blok TM, potensi produksi (ton/ha) per blok, jumlah dan
sebaran pokok produktif, kondisi topografi, posisi blok terhadap blok lain, jam
kerja dalam satu minggu sesuai ketentuan pemerintah, sehingga seksi panen
dibagi menjadi enam seksi. Perimbangan antara seksi satu dengan yang lain dalam
hal luas areal per seksi serta potensi produksi (ton/ha).
Contoh Perhitungan perencanaan seksi panen :
Sebuah divisi dengan luas areal TM 1 148 Ha, dengan estimasi produksi
25.0 ton/ha/tahun, maka untuk pembagian area tersebut dalam enam seksi dapat di
hitung sebagai berikut :
Penetapan luas area produksi per seksi per frekuensi (ha/seksi/frekuensi)
Luas rata-rata per seksi (A) 1 148 ha/6 seksi = 191.3 ha
Luas rata-rata per 5 jam kerja (B) 5/7 x 191.3 ha =136 ha
Koefisien penambah luas area (C) = (A-B)/6 --- (191-136)/6 = 9.1 ha
Luas rata-rata seksi hari biasa (7 jam kerja)
= A+C
=191.3 ha + 9.1 ha = 200 ha
Luas seksi hari jumat (5 jam kerja)
24
=B+C
=136.6 ha + 9.1 ha
= 146 ha
Persiapan untuk panen yang akan dilakukan harian yaitu melakukan
taksasi panen, menghitung angka kerapatan panen, angka kerapatan panen
digunakan untuk menentukan berapa ton buah yang akan di panen serta tenaga
kerja pemanen yang dibutuhkan, dimana tiap kemandoran jumlah tenaga kerja
maksimal dua puluh orang. Hal ini sesuai dengan ratio ideal pekerja dan mandor
(1:20 TK), selanjutnya pembagian luasan hancak pemanen per kemandoran, serta
pembagian hancak tetap pemanen.
Luas hancak tetap mandor per seksi dapat dihitung dengan cara :
Luas hancak tetap mandor = Luas area (ha) per seksi panen /jumlah mandor.
Mandor panen di tiap divisi di SDME berjumlah dua sampai tiga mandor.
Tiap kemandoran di SDME sudah sesuai dengan ratio ideal pekerja dan mandor,
yaitu tiap kemandoran mengepalai tidak lebih dari dua puluh pekerja.
Persiapan panen lainnya yaitu ketersediaan peralatan panen. Peralatan
panen merupakan salah satu keperluan dalam kegiatan panen. Peralatan panen
yang perlu disiapkan yaitu Alat Pelindung Diri (APD) serta dodos, angkong,
gancu, sogrok, karung goni, stempel dan tinta. APD panen di kebun Serawak
Damai Estate baru sebatas sepatu boot, sarung tangan dan sarung dodos.
Kriteria Panen
Kriteria panen yang sudah ditetapkan kebun harus diperhatikan ketika
kegiatan panen, hal ini dikarenakan akan berakibat pada mutu atau kualitas buah
yang dipanen. Pengawasan terhadap kegiatan panen baik untuk kriteria maupun
mutu buah dilakukan mulai dari kerani buah, mandor panen hingga asisten kebun
(Gambar 1).
Kegiatan panen di Serawak Damai Estate memilki ketentuan kriteria panen
yaitu brondol lima secara alami, bila BJR <5 kg dan jumlah brondolan sepuluh
25
ketika sampai di TPH. BJR >10 kg menggunakan rumus BJR x 2, yaitu janjang
yang beratnya lebih dari 10 kg harus memiliki jumlah brondolan dua kali dari
berat janjang rata-rata. Misalnya berat janjang 12 kg, maka jumlah brondolan
minimal 24 brondol ketika sampai di TPH yaitu (12 x 2 = 24).
Kriteria panen akan berbeda untuk buah abnormal seperti buah
hermaprodit, apabila lebih dominan buah yang membentuk brondolan dan matang
maka tetap dipanen dan diangkut. Penentuan untuk buah batu atau hard bunch
dikatakan matang dan dapat dipanen bila buah sudah pecah di bagian ujung buah
atau terbelah di bagian ujung brondolan dan tekstur sudah remah. Buah batu
merupakan buah yang sulit untuk membrondol dikarenakan faktor genetik. Buah
landak adalah buah yang mempunyai banyak duri pada satu tandan, kriteria
matang buah landak yaitu buah sudah membrondol lima.
Gambar 1. Grading buah yang dilakukan oleh asisten kebun
Kualitas Buah
Serawak Damai Estate memiliki standar untuk kualitas buah dan dibagi
menjadi 7 kriteria kualiatas buah. Standar minimal yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan kualiatas buah yang baik yaitu janjang yang mentah dan janjang
kosong memiliki ketentuan target yaitu 0%, sedangkan untuk janjang yang
kurang matang <8%, janjang matang >85%, janjang lewat matang <7%, dan
tangkai panjang serta kontaminasi sampah kurang dari 3%.
Kualitas buah semester dua tahun 2011 di Serawak Damai Estate
berdasarkan Tabel 6 sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari persentase untuk
rata-rata buah matang yaitu sudah >85 %, dan buah lewat matang <7 %.
26
Tabel 6. Rekapitulasi mutu buah di Serawak Damai Estate pada bulan Juli -Desember 2011
Sumber kantor kebun Serawak Damai Estate
Kehilangan Hasil Panen
Kehilangan hasil atau losses fruit dapat menurunkan nilai BJR. Kehilangan
hasil dapat bersumber dari janjang yang tertinggal di pokok atau tidak terpanen
sehingga buah akan menjadi over ripe hingga dapat menjadi busuk di pokok,
selain itu sumber kehilangan buah yang paling besar dan dapat menyebabkan
berat janjang rata-rata turun yaitu brondolan di ketiak pelepah, dan brondolan di
piringan serta brondolan di TPH yang tidak dikutip bersih. Kehilangan hasil pada
kegiatan panen lainnya yaitu buah mentah yang ikut terpanen.
Kehilangan hasil di kebun Serawak Damai Estate tidak signifikan bila
dilihat dari data rekapitulasi mutu buah, tetapi kehilangan hasil ini harus
diminimalisir dengan memperhatikan kriteria panen yang berlaku.
Sistem Panen
Sistem panen yang digunakan di Serawak Damai Estate yaitu Block
Harvesting System (BHS). Tujuan penggunaan sistem panen ini yaitu agar
kegiatan panen dapat berjalan secara optimum dan mengefektifkan sistem
organisasi panen. Block harvesting system adalah sistem panen yang penyelesaian
kegiatan panennya setiap hari kerja dan terkonsentrasi pada satu seksi tetap per
kebun atau per divisi berdasarkan interval yang telah ditentukan.
KualitasTarget
BulanJul Agu Sep Okt Nov Des
………… (%)…………Mentah 0 0 0 0.01 0.01 0 0.04Kurang matang <8 7.75 7.50 8.40 8.26 7.91 7.79Matang >85 88.94 89.61 87.76 87.88 88.18 88.16Lewat matang <7 2.86 2.41 3.10 3.20 3.39 3.62Janjang kosong 0 0.45 0.48 0.73 0.65 0.51 0.40Tangkai panjang <3 0.22 0.20 0.35 0.57 0.41 0.65Kontaminasi <3 9.17 6.64 6.36 5.73 4.99 3.22
27
Block Harvesting System mempunyai enam seksi panen, atau setiap hari
kerja, sehingga divisi hanya diperbolehkan mempunyai satu seksi harian per
harinya, dimana setiap pemanen sudah mendapatkan hancak tetap masing-masing.
Sistem hancak tetap ini bertujuan mempermudah pengontrolan dan pengawasan
terhadap kualitas panen dari setiap pemanen. Tujuan lain dari penggunaan BHS
ini yaitu mempermudah transport TBS, karena pada sistem ini kegiatan panen
dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, selain itu mempermudah kerani
panen dalam mendata kualitas buah dari pemanen.
Pelaksanaan block harvesting system membuat jumlah tenaga kerja antar
seksi sama, dengan maksud memberikan kesempatan perolehan pendapatan
pemanen antar seksi relatif sama. Seluruh kemandoran panen dalam divisi harus
melakukan potong buah pada seksi yang sama pada setiap harinya dan dalam satu
harinya diupayakan satu seksi selesai pada hari itu juga. Kegiatan panen dan
penguntipan brondolan harus dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, yaitu
penyelesaian hancak panen harus blok per blok secara bersambung ke arah
Collection Road (CR) atau searah dengan Main Road (MR). Tata batas hancak
pemanen dan mandoran harus jelas dan bersifat tetap.
Pemanen dibentuk lagi menjadi sistem Kelompok Kecil Pemanen (KKP).
Satu KKP terdiri atas 3 orang pemanen. Tujuan pembuatan KKP ini adalah bila
ada pemanen yang tidak masuk, maka hancak pemanen akan dikerjakan oleh dua
pemanen lainnya, karena sistem hancak tetap.
Semua hasil panen dicatat oleh kerani panen, pencatatan terdiri atas jumlah
output pemanen, kualitas buah yang di panen, basis dan denda pemanen
(Gambar 2.).
Gambar 2. Kegiatan pencatatan hasil panen oleh kerani panen di TPH
28
Rotasi dan Frekuensi Panen
Rotasi panen adalah jumlah hari (interval) yang dibutuhkan untuk kembali
ke blok atau seksi yang sudah di panen sebelumnya. Rotasi panen di divisi 2 yaitu
6/7 (enam potong tujuh) dimana seksi akan dipanen kembali setelah 7 hari, 7 hari
termasuk rotasi normal, bila rotasi diatas 9 hari atau 9/10 maka rotasi sudah
dikatakan tidak normal atau rotasi tinggi. Rotasi yang tinggi menyebabkan buah
over di pokok, sehingga jumlah brondolan di piringan akan banyak, dan brondoan
tersebut akan menyebabkan losses. Divisi di Serawak Damai Estate yang memiliki
rotasi panen tinggi, maka divisi lain dalam satu kebun atau berbeda kebun
memberikan bantuan panen dengan tujuan memperkecil losses dan mencapai
target produksi kebun. Rotasi yang terlalu rendah juga tidak baik, karena banyak
buah belum layak panen atau potong setelah rotasi sebelumnya. rotasi paling
rendah yaitu 5/6 dan rotasi tertinggi yaitu 12/13.
Frekuensi panen adalah jumlah frekuensi masuk dalam “kegiatan potong
buah tuntas” pada blok atau seksi yang sama. Setiap divisi di SDME membentuk
6 seksi panen, maka dalam satu bulan, satu seksi dapat dipanen sebanyak 4
frekuensi per bulan, dan minimal 48 frekuensi panen per tahun.
Tenaga Kerja Panen
Kebutuhan tenaga pemanenan atau jumlah pemanen disesuaikan dengan
luas TM dan luas panen pada masing-masing divisi. Kebutuhan tenaga kerja
dihitung berdasarkan angka kerapatan panen, kapasitas pemanen, populasi
tanaman per ha, serta BJR. Rumus untuk menentukan jumlah kebutuhan tenaga
pemanen di Serawak Damai Estate.
Tenaga panen (T) = A x B x C
D
Keterangan :
T = Jumlah tenaga panen
A = Luas hanca panen (ha)
B = Kerapatan panen (%)
C = Populasi tanaman per ha
D = Rata-rata basis janjang
29
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan rumus di atas berdasarkan
penentuan angka kerapatan panen yang didapatkan dari kegiatan taksasi panen.
Jumlah tenaga pemanen di Divisi 2 Serawak Damai Estate berjumlah 40 pemanen,
di bawah dua kemandoran panen, satu kemandoran mengawasi 20 pemanen.
Taksasi Panen
Taksasi panen merupakan prakiraan hasil panen esok hari yang dilakukan
dengan mengalikan persentase kerapatan buah dengan jumlah populasi pokok
yang diamati dalam satuan persentase. Kegiatan taksasi panen dilakukan satu hari
sebelum kegiatan panen di seksi yang akan besok dipanen yang dilakukan oleh
mandor panen. Penentuan janjang yang akan dipanen yaitu bila janjang di pokok
minimal telah membrondol tiga buah. Penulis melakukan kegiatan taksasi panen
dengan mengambil luasan 3 ha tiap blok.
Rumus perhitungan taksasi panen :
Angka Kerapatan Panen (AKP) (%) = ( jumlah janjang masak jumlah pokok diperiksa)Janjang di panen = jumlah pokok produktif x AKP
Estimasi Tonase panen = jumlah janjang dipanen x BJR
Contoh perhitungan taksasi panen :
Penulis melakukan estimasi di Blok C30, jumlah janjang masak di Blok C30
adalah 146 janjang, jumlah pokok diperiksa 355 pokok. Jumlah pokok produktif
5 575 pokok, dan BJR yang digunakan yaitu 10.2 kg
AKP =
100% = 41% Janjang di panen = 5 575 x 0.41 = 2,293
Estimasi tonase panen = 2 293 x 10.2 = 23 387 Kg = 23 387 ton
Estimasi dalam tonase ditujukan untuk estimasi Pabrik Kelapa Sawit
(PKS), sehingga PKS dapat mengetahui berapa tonase yang dikirim ke PKS dari
kebun, juga untuk menentukan kapasitas olah pabrik. Perbedaan antara estimasi
tonase dengan tonase aktual tidak boleh lebih dari 10%. Tonase aktual di blok
30
C30 adalah 23,510 kg. Perbedaan antara hasil estimasi penulis dengan aktual
adalah 0.05 %.
Basis, Premi dan Denda Panen
Basis adalah syarat dasar yang harus dipenuhi pemanen. Basis di Serawak
Damai Estate ada tiga jenis basis, yaitu basis janjang, basis hancak, dan basis
waktu. Basis janjang di Serawak Damai Estate berdasarkan tahun tanam. Tahun
tanam 2004 basisnya 130, untuk 2005-2006 basisnya 150, dan untuk 2007-2008
basisnya 170. Selain itu terdapat perbedaan basis untuk hari jumat yaitu 121
janjang. Pemanen yang sudah mendapatkan basis janjang, maka pemanen harus
memenuhi basis hancak, yaitu hancak yang sudah ditetapkan untuk di panen harus
diselesaikan. Basis yang terakhir adalah basis waktu, walaupun waktu yang sudah
ditetapkan untuk kerja selama 7 jam, namun jika hancak belum selesai, maka
kegiatan panen tetap dilakukan sampai buah keluar atau sampai di TPH semua.
Premi adalah penghargaan yang diberikan terhadap orang yang telah
memenuhi target kerjanya pada hari itu sedangkan denda merupakan cerminan
kerja yang salah dan merupakan bahan intropesksi terhadap pekerjaannya. Premi
potong buah yang berlaku di Serawak Damai Estate, yaitu premi potong buah
berdasarkan jumlah janjang buah yang didapat. Premi potong buah ada dua yaitu
premi siap borong dan premi lebih borong. Premi siap borong yaitu premi yang
diberikan bila pemanen telah mencapai basis janjang yang telah ditetapkan premi
siap borong sebesar Rp 8 500. Premi lebih borong berdasarkan tahun tanam
dengan hitungan rupiah per janjang lebih borong. Tahun tanam 2004 premi lebih
borongnya adalah Rp 275/janjang, 2005-2006 Rp 240/janjang, dan untuk 2007-
2009 Rp 227/janjang. Denda pada panen yaitu terdiri dari brondolan tidak dikutip
dipokok dan di piringan Rp 50 per butir. Denda untuk buah mentah Rp 5 000 per
janjang, buah tinggal Rp 5 000 per janjang, tangkai panjang Rp 500, serta pelepah
sengkleh Rp 2 500.
Transportasi Buah
Transportasi buah dimulai ketika buah sudah keluar dalam satu blok,
kegiatan ini dibawah pengawasan kerani transport. Kerani transport dibantu oleh
31
Bongkar Muat (BM) yang berjumlah 4-5 pekerja dan supir. Buah yang berada di
TPH dan sudah diberikan docket oleh kerani panen, dikumpulkan oleh kerani
transport dan diperiksa kembali total janjang yang diangkut ke dalam unit.
Selanjutnya buah yang berada di TPH dimuat ke atas unit oleh BM sampai buah
penuh dalam satu unit. Kapasitas muat satu unit yaitu 7.5 ton, apabila kapasitas
sudah mencapai 7.5 ton maka buah akan dikirim ke PKS. Kerani transport
membuat Surat Pengantar Buah (SPH) yang diberikan kepada supir. Sistem
pengiriman buah ke PKS menggunakan kanban system. Kanban system
merupakan suatu sistem yang mengatur kegiatan pengangkutan buah dalam satu
wilayah ke PKS, sehingga antara kegiatan pabrik dengan jumlah buah yang
datang akan berjalan secara bersambung atau berkesinambungan dan pabrik tidak
mengalami kekosongan buah yang akan diolah. Pengaturan dilakukan per estate,
dan nantinya tiap estate membaginya per divisi dan dengan target yang diberikan
oleh PKS ke estate tersebut dan pengaturan sistem ini berdasarkan jarak estate ke
pabrik. Unit yang membawa buah ke PKS di timbang di weight bridge saat masuk
dan unit membongkar muatan di loading ramp, setelah itu ditimbang kembali saat
keluar sehingga dapat diketahui berat janjang yang dibawa. Hasil penimbangan
berupa karcis, dikumpulkan dan diberikan ke kerani divisi untuk dihitung jumlah
janjang yang dikirim ke pabrik dan total tonase produksinya.
Denda yang berlaku dalam sistem pengangkutan buah yaitu bila terdapat
buah restan yang disengaja sebesar Rp 10 000/janjang, dan brondolan tercecer Rp
500/brondolan. Denda yang berlaku di kerani transport adalah empty bunch >5%
terangkut ke PKS, restan karena kesalahan koordinasi, dan pengangkutan TBS
tidak first in first out (FIFO) yang artinya buah segar diangkut, namun buah restan
masih ada, maka denda untuk ketiga kesalahan itu adalah premi pada hari itu
hilang. Peralatan yang digunakan oleh BM yaitu karung, dan tojok, sedangkan
untuk Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan yaitu sepatu boot dan sarung
tangan.
32
Pemupukan
Pemupukan merupakan suatu upaya untuk memberikan unsur hara yang
cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat, produksi
tandan buah segar secara maksimum, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit
(Sutarta et al. 2007).
Kegiatan pemupukan yang dilakukan di Serawak Damai Estate ditetapkan
oleh departemen riset BGA. Rekomendasi pemupukan yang diberikan
berdasarkan hasil analisa daun (status hara daun), jenis tanah, status hara tanah,
potensi produksi yang diharapkan dapat dicapai, faktor kehilangan hara tanah
akibat panen (terbawa bersama buah yang dipanen) serta faktor konservasi tanah.
Unsur hara yang terkandung dalam satu ton TBS yaitu 6.3 kg Urea, 2.1 kg TSP ,
7.3 kg KCl, 4.9 kg Kieserit.
Prinsip utama dalam aplikasi pupuk adalah setiap tanaman harus menerima
tiap jenis pupuk sesuai dengan rekomendasi dari departemen riset, sehingga
aplikasi pemupukan harus memperhatikan 5 TEPAT yaitu tepat jenis, tepat dosis,
tepat waktu, tepat cara, dan tepat pelaporan. Pentingnya kegiatan pemupukan di
perkebunan kelapa sawit selain untuk mendapatkan produksi yang optimal juga
karena penggunaan biaya pemupukan setiap tahunnya rata-rata dapat mencapai
60-70% dari seluruh total biaya pemeliharaan tanaman (TM dan TBM), oleh
karena itu realisasi pemupukan dilapang harus 100% sehingga efisiensi dan
produksi yang optimal dapat tercapai. Realisasi pemupukan di SDME dalam
kurun waktu empat tahun 2008 sampai 2011 berfluktuasi, dan pada tahun 2010
realisasi pemupukan mencapai 100% (Lampiran 9).
Dosis Pupuk dan Jenis Pupuk
Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan berdasarkan umur tanaman, jenis
tanah dan waktu pemberiannya. Kebutuhan pupuk juga mempertimbangkan faktor
kehilangan (losses) yang disebabkan oleh penguapan, pencucian hara yang diikat
oleh tanah, dan pertimbangan manajemen pemupukan.
Pupuk yang umumnya digunakan yaitu pupuk anorganik dan pupuk
organik. Penggunaan jenis pupuk anorganik terdiri dari Palmo, Urea, Rock
33
Phosphate (RP), MOP, High Grade Fertilizer Borate (HGFB), Chelated
Zincopper, dan Kieserite.
Pemberian bahan organik sebagai pupuk memberikan pengaruh yang
sangat kompleks bagi pertumbuhan tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik
dan kimia tanah. Pupuk organik yang digunakan di Serawak Damai Estate berasal
dari limbah pabrik kelapa sawit, inokulan tanah dan sisa tanaman. Limbah dari
hasil pengolahan kelapa sawit yang digunakan adalah janjang kosong kelapa
sawit. Pengaplikasian janjang kosong di antara pokok tanaman di sela-sela
pelepah mati berbentuk U-shape antar pokok tanaman. Dosis janjang kosong per
pokok yaitu 200 kg/pokok pada TM dan TBM atau 27.2 ton/ha dengan asumsi
SPH 136, pengaplikasian ini hanya satu kali dalam setahun. Prioritas
pengaplikasian jangkos diprioritaskan pada TBM areal marginal (pasir dan
kaolin), prioritas selanjutnya TM areal marginal (pasir dan dan kaolin), kemudian
TBM areal mineral, dan terakhir prioritas janjang kosong pada TM areal mineral.
Pemberian janjang kosong dan bahan organik tidak boleh ditumpuk hanya satu
lapis saja ketika pengaplikasian, karena dapat menjadi inang larva kumbang
Oryctes.
Waktu Pemupukan
Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim (curah hujan),
Pemupukan yang optimum dilakukan pada saat curah hujan 100-200 mm/bulan,
dengan curah hujan minimum 60 mm/bulan dan maksimum 300 mm/bulan.
Ketentuan waktu pemupukan disesuaikan dengan jadwal aplikasi namun
diutamakan adalah blok yang mengalami defisiensi hara tertentu. Defisiensi hara
N harus diaplikasikan terlebih dahulu, sedangkan pupuk lain diaplikasikan
mengikuti jadwal aplikasi yang dikeluarkan departemen riset.
Interval antara dua rotasi aplikasi jenis pupuk yang sama tidak boleh
kurang dari dua bulan. Berdasarkan rekomendasi pemupukan di Serawak Damai
Estate, pengaplikasian tiap jenis pupuk di tiap divisi berbeda-beda.
34
Cara dan Lokasi Penempatan Pupuk
Cara menempatkan pupuk yang akan diaplikasikan sangat mempengaruhi
jumlah pupuk yang dapat diserap akar tanaman. Penempatan dan aplikasi yang
tepat, dapat meningkatkan kapasitas pupuk yang diserap. Peningkatan efisiensi
pemupukan ini mencakup aspek upaya bagaimana pupuk itu lebih cepat sampai ke
zona perakaran dan seminim mungkin hilang karena adanya aliran permukaan dan
penguapan.
Cara pengaplikasian pemupukan pada tanaman kelapa sawit di Serawak
Damai Estate Divisi 2 yaitu dengan sistem tabur dan tugal (pembuatan lubang
dengan 4 arah mata angin). Pupuk HGFB, Urea, MOP, RP dan Kieserite
dilakukan dengan sistem tabor, sedangkan untuk pupuk Palmo dan Chelated
Zincooper diaplikasikan dengan cara tugal. Lubang yang di tugal berjumlah empat
dengan arah mata angin.
Penguntilan Pupuk
Penguntilan pupuk adalah kegiatan mengemas sejumlah pupuk kedalam
karung sesuai rekomendasi dosis per pohon yang disesuaikan dengan jumlah
pohon sebagai dasar untilan. kegiatan penguntilan pupuk dilakukan di gudang
pupuk divisi (Gambar 3). Penguntilan bertujuan untuk mempermudah pengeceran
pupuk di lapangan, serta menghindari adanya bongkahan pupuk. Penguntilan
menggunakan karung bekas pupuk yang masih layak pakai, dan takaran pupuk
sesuai dengan pupuk yang akan diuntil. Berat untilan di Serawak Damai Estate
terdapat batasan yaitu 16 kg. Hal ini bertujuan untuk mempermudah saat
pengeceran dilapang.
Gambar 3. Penguntilan pupuk Urea di gudang pupuk divisi
35
Pengadaan Pupuk
Pengadaan pupuk dipesan berdasarkan stok pupuk di gudang divisi dan
kebutuhan untuk kegiatan pemupukan sehari sebelum kegiatan. Pengadaan pupuk
untuk divisi dilakukan dengan melakukan pemesanan pupuk ke admin gudang,
admin gudang akan membuat reservasi pemesanan pupuk ke gudang sentral.
Pupuk akan dikirim sesuai pemesanan ke divisi dengan membawa surat
pengiriman dan penerimaan pupuk dari gudang sentral. Surat pengiriman dan
penerimaan pupuk di tanda tangani asisten divisi dan diberikan ke admin gudang
untuk di rekap di kebun. Pupuk yang sudah dipesan disimpan sementara di
gudang divisi “gudang transit” untuk dilakukan penguntilan sebelum
pengaplikasian ke lapang.
Pelaksanaan Pemupukan
Kegiatan pemupukan di Serawak Damai Estate, menggunakan Block
Manuring System (BMS), yaitu sistem pemupukan yang terkonsentrasi dalam
hancak pemupukan per kebun, yang dikerjakan blok per blok dengan sasaran
mutu pemupukan yang lebih baik, supervisi lebih fokus, serta produktivitas yang
lebih tinggi. Pelaksanaan BMS di Serawak Damai Estate terdapat penggabungan
divisi. Penggabungan divisi terdiri dari Divisi 1 dan Divisi 2 yang menjadi satu
BMS, serta divisi 4 dan divisi 5 satu BMS.
Kegiatan pemupukan dilakukan dengan menggunakan sistem Kelompok
Kecil Pemupuk (KKP). Jumlah karyawan tiap KKP tergantung dari jenis pupuk
yang digunakan, untuk pemupukan Urea 1 KKP terdiri dari 3 orang, Palmo 1
KKP terdiri dari 5 orang, Zincopper 1 KKP terdiri dari 2 orang, untuk pupuk Rock
Phosphate 1 KKP terdiri dari 3 orang, pupuk HGFB 1 KKP 1 orang, dan pupuk
Kieserite 1 KKP 3 orang.
Sistem pembagian hancak dilakukan dilapang, pembagian KKP dan
hancak dilakukan oleh mandor pupuk. Pembagian hancak dilakukan setelah
pembagian KKP dan tiap KKP dan diberikan nomor urut hancak sesuai dengan
jumlah KKP. Kegiatan dilakukan serempak oleh semua KKP, sehingga ketika
selesai ataupun pindah hancak, dilakukan secara bersamaan.
36
Karyawan pemupukan terdiri dari 2 divisi yaitu dari Divisi 1 dan Divisi 2
dengan dua orang mandor dari masing-masing divisi. Pembagian sistem kerja
kemandoran yaitu satu mandor bertugas menjadi mandor lapang, dan satu mandor
bertugas menjadi mandor gudang. BMS dari Divisi 1 dan 2 terdiri atas 33 orang
karyawan. 17 karyawan dari Divisi 1, dan 16 karyawan dari Divisi 2.
Pelaksanaan kegiatan pemupukan dimulai dari apel pagi, ketika mandor
pupuk menyampaikan informasi yang berisikan jenis pupuk yang digunakan, dan
blok yang akan diaplikasikan pupuk. Bongkar Muat Pupuk (BMP) memuat pupuk
kedalam unit yang telah siap di gudang divisi. Pupuk dimuat sesuai dengan
kebutuhan pemupukan yang diberikan oleh mandor pupuk, pupuk selanjutnya di
ecer ke Tempat Peletakan Pupuk (TPP) atau sisi timur dan barat collection road di
depan pasar pikul di blok yang akan di pupuk, selanjutnya dilakukan pembagian
KKP dan nomor atau urutan hancak oleh mandor pupuk dan membagikan alat
penabur “cepuk”. Karung pupuk yang telah digunakan dikumpulkan oleh BMP
per gulung, 1 gulung terdiri dari 10 karung dan diletakkan kembali di gudang
pupuk.
Langsir pupuk adalah pengangkutan untilan dengan kendaraan dari gudang
divisi ke blok yang akan dipupuk untuk diletakkan sesuai kebutuhan untilan di
depan pasar pikul. Ecer pupuk adalah kegiatan mengecer pupuk dari tepi jalan ke
dalam blok untuk mempermudah penabur dan mengefesiensi tenaga dan waktu.
Kegiatan ecer pupuk dilakukan dengan membawa untilan sampai pasar tengah.
Peralatan pemupukan terdiri dari dirigen pupuk, alat penabur, dan cangkul
(untuk pemupukan Zincopper, dan Palmo). Alat Pelindung Diri (APD) tim BMS
terdiri dari kacamata, masker, apron, sepatu boot, dan sarung tangan.
Premi Pemupukan
Premi basis Karyawan Harian Lepas (KHL) atau Karyawan Harian Tetap
(KHT) adalah Rp 4 000 /hari dan mendapatkan susu satu kaleng untuk 6 hari.
KHL yang sudah melebihi basis mendapatkan premi lebih basis Rp 20 000/ton.
Standar norma kerja yaitu 500 kg/HK, namun pada saat di lapang norma kerja
tergantung pupuk yang diaplikasikan. Norma kerja untuk pupuk Rock Phosphate
500–650 kg/HK. Palmo 350–400 kg/HK, sedangkan Zincopper 350–400 kg/HK.
37
Norma kerja karyawan pemupuk (BMS) di Serawak Damai Estate sudah
mencapai norma kerja yang berlaku.
Bongkar Muat Pupuk (BMP) dilakukan oleh 2 orang, satu karyawan dari
divisi 1 dan satu karyawan lagi dari divisi 2. Premi basis yang didapatkan
Rp 4 000 dan premi lebih basis Rp 10 000/ton atau Rp 10/kg.
Pengendalian Hama Tanaman Kelapa Sawit
Pengendalian hama harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah
ledakan serangan hama. Konsep pengendalian hama dimulai dari pengenalan dan
pemahaman terhadap siklus hidup hama itu sendiri. Pengetahuan terhadap bagian
terlemah (titik kritis) dari seluruh siklus hidupnya akan sangat efektif dalam
pengendalian dan pemilihan metode serta waktu pengendalian. Hama yang
terdapat di SDME masih dalam kategori keseimbangan alami adalah tikus, ulat
api, ulat kantong, kumbang tanduk, tirathaba serta rayap. Jenis ulat api yang
umumnya terdapat yaitu Thosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Thosea
bisura, dan Thosea vitusta.
Populasi hama di kebun dipantau secara periodik dengan melakukan
sensus deteksi dini per blok di tiap divisi, dan dilakukan pendataan tiap bulannya.
Kegiatan sensus deteksi dini baru dilaksanakan tahun 2011 di SDME. Kegiatan ini
dilakukan oleh dua orang pekerja perawatan yang sudah diberi pelatihan untuk
mendeteksi serangan yang terdapat di pokok, serta jenis hamanya. Sehingga dapat
diketahui seberapa berat tingkat serangan hama dan hama jenis apa yang
menyerang ditiap blok, sehingga dapat ditentukan pengendalian apa yang
dibutuhkan dan yang bersifat efektif. Hasil tiap divisi akan direkap oleh mantri
tanaman.
Pengendalian hama dan penyakit pada kelapa sawit harus bersifat efektif.
Pengendalian dapat dilakukan secara manual, kimiawi, dan biologis. Pengendalian
secara manual dilakukan dengan handspicking atau pengutipan, kegiatan
pengendalian ini biasanya dilakukan untuk hama ulat api dan ulat kantong, serta
larva kumbang tanduk.
Pengendalian secara kimia meggunakan pheromone sex dan aplikasi
centrapur yang merupakan insektisida untuk kumbang tanduk. Centrapur
38
berbentuk granul kecil, pengaplikasiannya di pokok yang terserang dengan cara
ditabur pada tempat yang berlubang seperti pada umbut atau pelepah dengan dosis
5–10 gram, dengan sistem lima mata tunas. Penggunaan pheromone sex dengan
menggunakan perangkap, perangkap dibentuk dari batang kayu, dan tangki bekas
dirigen serta seng. Pheromone sex berbentuk cairan berwarna putih.dan
peletakannya digantungkan di seng, pheromon berfungsi untuk mengundang
kumbang tanduk. Kumbang akan datang oleh aroma pheromone, lalu kumbang
akan menabrak seng dan akan jatuh kedalam tangki yang sudah diberi air. Pagi
harinya kumbang yang terperangkap diambil dan dihitung jumlahnya.
Pemasangan perangkap pheromone pada blok terserang setiap 200 m dipinggir
blok pheromone dapat bertahan selama 1.5-2 bulan. Kedua cara ini cukup efektif
dalam pengendalian kumbang tanduk.
Pengendalian terhadap hama tikus secara kimia menggunakan durat. Dosis
durat untuk pokok besar yaitu satu durat setara 300 gr, sedangkan pada pokok
kecil dua butir durat. Pengaplikasian durat dilakukan di sekitar pokok dengan
jarak 20 cm. Pemberian durat dilakukan sampai empat kali, dengan ketentuan
pada pemberian yang pertama bila lebih dari 5% durat habis maka diaplikasikan
kembali sampai empat kali. Serangan tikus ini dapat menurunkan 20% dari tonase
atau total produksi. Hama tikus pada TBM menyerang umbut sedangkan pada
TBM-2 akan mneyerang buah.
Pengendalian hama rayap menggunakan reagen. Rayap terdiri dari dua
yaitu Captotermes curvignatus Holmgren, dan Macrotermes gilvus Hagen. Rayap
menyerang bagian batang, akar dan pelepah kelapa sawit bentuk serangannya
yaitu dari dalam tanah langsung mengebor bagian tengah pangkal batang hingga
berbentuk rongga dan bersarang didalam.
Pengendalian hama rayap dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu
persentase areal yang akan dilakukan pengendalian. Pengendalian rayap ini
menggunakan bahan reagen 50 SC atau Curbix 100 Ecsetara dosis 5 ml per pokok
atau dengan bahan aktif fipronil. Pengaplikasiannya yaitu dengan cara disiram
mengelilingi tanaman.
Serangan Tirathaba yang terdapat di Serawak Damai Estate pertama harus
dikendalikan dengan menjaga kebersihan pokok dengan melakukan kebijakan
39
kastrasi dan sanitasi pada tanaman belum menghasilkan dengan tepat waktu.
Langkah lainnya yaitu melakukan deteksi dini di TPH ketika terdapat kegiatan
panen yaitu dengan menghitung persentase jumlah janjang yang terserang dengan
batasan 5%. Kondisi serangan kurang dari 5%, dilakukan tindakan control dan
bila serangan di atas 5%, maka dilakukan sensus terhadap pokok. Hasil sensus
pokok terhadap hama Tirathaba, bila menunjukkan serangan di atas 5%, maka
dilakukan penyemprotan dengan Bacillus turingiensis dengan dosis 1g/1l air.
Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menanam tanaman
bermanfaat atau beneficial plant. Penggunaan tanaman bermanfaat di Serawak
Damai Estate menggunakan tanaman Turnera subulata, Cassia tora. Divisi 1 dan
2 SDME melakukan kegiatan pembibitan Cassia tora dan Turnera subulata.
Kedua tanaman ini berfungsi sebagai tanaman inang bagi musuh alami ulat api.
Penanaman Turnera subulata dan Cassia tora
Kegiatan penanaman Turnera subulata dan Cassia tora dilakukan di
sepanjang Collection Road (CR) dan Main Road (MR). Perbandingan penanaman
Cassia tora dengan Turnera subulata yaitu 30:70, hal ini dikarenakan bibit Cassia
tora sulit untuk didapatkan. Tanaman Turnera subulata diperoleh dari tanaman
yang sudah tumbuh besar. Kegiatan pertama kali yaitu pengumpulan Turnera
subulata dan Cassia tora dimana seorang pekerja membawa karung yang
digunakan untuk mengumpulkan Turnera subulata yang sudah di potong.
kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan guludan di sepanjang jalan, sebagai tempat
tumbuh Turnera subulata, pembuatan guludan dilakukan dengan cangkul seperti
ditunjukan pada Gambar 4. Kegiatan yang terakhir yaitu dilakukan penanaman
Turnera subulata dan Cassia tora.
40
Gambar 4. Pembuatan Guludan Turnera subulata
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman adalah kegiatan pemeliharaan terhadap pokok
kelapa sawit. Kegiatan pemeliharaan ini bertujuan untuk mengurangi kompetisi
gulma dengan tanaman terhadap unsur hara, air dan sinar matahari.
Mempermudah pekerjaan panen, pemupukan, penunasan, dan pengawasan.
Kegiatan pemeliharaan dilakukan secara manual oleh karyawan perawatan dan
secara kimiawi oleh tim BGA Spraying System (BSS) dan chemist divisi.
Chemist divisi fokus pada lalang serta gulma dominan pada gawangan,
sedangkan tim BSS fokus pada pengendalian di piringan dan gawangan.
Penggunaan BGA Spraying System (BSS) memiliki keuntungan yaitu menghemat
tenaga supervisi, kontrol lebih baik, mobilitas yang tinggi, kualitas kerja lebih
baik dan pengorganisasian yang lebih mudah. Tim BSS ini terdiri dari 20 orang
tenaga semprot dan satu unit kendaraan roda empat (truk) yang mampu membawa
15-20 knapsack dan 1 unit tangki untuk membawa larutan. Tim BSS terbagi
menjadi dua tim di Serawak Damai Estate, yaitu BSS yang meliputi Divisi 1, 2,
dan 3 atau disebut BSS rayon A, serta BSS rayon B yang meliputi Divisi 4 dan 5.
Pelaksanaan BSS dimulai dari persiapan pengisian tangki air yang
dilakukan satu hari sebelum pelaksaaan di sore hari. Pencampuran obat dilakukan
pada pagi hari. Mandor semprot membawa papan monitoring prestasi kerja ke
lahan. Kegiatan BSS lebih selektif berdasarkan kondisi di lapang. BSS pada
kondisi lahan yang clean weeding tidak melakukan kegiatan semprot tetapi
41
melakukan pekerjaan penanaman Neprolephis bisserata, dan untuk lahan yang
memerlukan pengendalian maka BSS akan melakukan kegiatan semprot.
Tim semprot divisi terdiri dari tujuh orang pada divisi dua. Kegiatan tim
semprot divisi difokuskan pada gulma lalang di semua blok pada satu divisi,
Pemberantasan lalang menggunakan bahan aktif glifosat. Kegiatan semprot
dilakukan sesuai dengan peta kondisi areal semprot.
Adapun ketentuan gulma yang boleh disemprot, dan tidak boleh
disemprot. Gulma yang boleh disemprot dan bersifat merugikan diantaranya
Stenocleana (pakis udang), Melastoma (merahan, karamunting), Chromolaena
odorata (putihan), Scleria sumatrensis (kerisan), Imperata cylindrical (lalang),
Anggrung (anak kayu), Elaeis guineensis (kentosan), Gleichenia linearia (pakis
kawat). Gulma yang tidak boleh disemprot diantaranya Nephrolephis bisserata,
rumput lunak, dan Mucuna bracteata.
Bumitama Gunajaya Agro memiliki konsep pengendalian gulma yaitu
penanganan terhadap tumbuhan pesaing tanaman utama dengan tindakan
mengembangkan atau melestarikan tanaman berguna atau inang secara terkendali,
memusnahkan gulma berbahaya (Noxious Weed), membatasi pertumbuhan gulma
lunak, dan menerapkan konsep pengelolaan gulma terpadu dengan
memberdayakan seluruh komponen pengendalian. Beberapa hal yang harus
dilakukan yaitu pembersihan piringan dan jalan pikul, pengendalian secara
preventif dan kultur teknis.
Rawat Piringan, Gawangan, dan Pasar Pikul
Rawat Piringan. Piringan merupakan daerah dan ruang tumbuh tanaman
dalam radius kurang lebih 2 meter dari pokok kelapa sawit. Fungsi dari piringan
adalah sebagai tempat menyebarkan pupuk dan daerah jatuhnya tandan buah dan
brondolan. Pelaksanaan kegiatan rawat piringan untuk yang akan dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan penentuan kondisi lapang yang dilakukan pada akhir
tahun. Penentuan kondisi di kebun Serawak Damai Estate menggunakan kriteria
ringan, sedang, dan berat dengan menggunakan persentase gulma menutup.
Kondisi ringan persentase gulma menutupnya sebesar 0–30 %, sedang persentase
gulma menutup 31–75 %, berat persentase gulma menutup >75 %.
42
Kegiatan rawat piringan dilakukan secara kimia dan mekanis (manual).
Kegiatan ini dilakukan baik di tanaman TBM maupun TM. Kegiatan rawat
piringan secara manual dilakukan oleh pekerja perawatan dengan menggunakan
parang. Kegiatan rawat piringan lebih banyak dilakukan pada areal kondisi berat
dimana tanaman Mucuna bracteata sangat tebal dan menjalar ke pokok sawit,
sehingga mempersulit kegiatan pemupukan dan panen (Gambar 5). Tidak hanya
Mucuna bracteata yang berada di piringan, gulma berkayu, serta lalang juga
dikendalikan. Jumlah tenaga kerja untuk kegiatan piringan manual tidak tetap
tergantung pada luasan dan keadaan blok yang akan dikerjakan. Norma kerja
kegiatan rawat piringan manual yaitu 4 HK/ha untuk kondisi berat TBM dan 3
HK/ha pada TM.
Perawatan piringan secara kimiawi dilakukan oleh Tim Unit Semprot.
Penggunaan bahan dan dosis herbisida disesuaikan dengan kondisi areal dan
gulma dominan yang berada di piringan. Pengelompokan gulma dominan ada dua
yaitu satu terdiri dari gulma Legume Cover Crop (LCC) dan rumput-rumputan,
serta yang kedua gulma daun lebar, pakis dan rumput-rumputan. Perawatan
piringan secara kimiawi harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengenai
pelepah (Gambar 6). Dosis yang digunakan 300-350 cc glifosat serta 25 gr
methyl. Norma kerja untuk rawat piringan kimiawi yaitu 0.5 HK/ha.
Gambar 5. Rawat piringan manual
43
Rawat Gawangan. Gawangan adalah areal atau ruang diantara barisan
tanaman. Rawat gawangan dilakukan secara manual dan kimia. Penentuan kondisi
areal menggunakan kriteria ringan, sedang dan berat. Rawat gawangan yang
dilakukan secara manual di TM dengan menggunakan parang dan cangkul,
sedangkan secara kimia pada kondisi berat menggunakan herbisida kontak
berbahan aktif paraquat dan di kombinasikan dengan herbisida sistemik berbahan
aktif methyl metsulfuron dengan dosis 200-300 cc untuk paraquat dan 30 gr
methyl. Target semprot yaitu gulma dominan dan anak kayu. Norma kerja yang
digunakan pada kondisi berat adalah 4 hk/ha kondisi sedang 2 HK/ha, sedangkan
untuk norma kerja kimiawi pada kondisi berat 1 HK/ha dan konsisi sedang 0.5
HK/ha dan 0.3 HK/ha untuk kondisi ringan.
Rawat Pasar Pikul. Pasar pikul adalah jalan di antara barisan tanaman serta
menembus blok dari jalan pengumpul ke jalan pengumpul lainnya. Kegiatan
perawatan pasar pikul dilakukan oleh dua karyawan. Kegiatan ini ditujukan untuk
mempermudah jalan angkong pemanen ketika pemanen melakukan kegiatan
panen, serta untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan
di pasar pikul yang sulit untuk dilewati oleh pekerja terutama pemanen dan
angkong dikarenakan jalan yang tergenang ataupun gulma kayu dan rumput yang
tinggi. Standar lebar pasar pikul adalah 1.5-2 m. Pekerja dalam sehari dapat
menyelesaikan tiga pasar pikul atau setara 1.5 ha/HK. Alat yang digunakan untuk
pekerjaan ini yaitu cangkul, golok dan sabit.
Gambar 6. Penyemprotan piringan dilakukan oleh TUS
44
Alat Semprot
Alat semprot yang digunakan oleh BSS Serawak Damai Estate serta tim
semprot divisi yaitu knapsack sprayer dengan merek SA 15 dan CIG 16.
Kapasitas knapsack SA 15 yaitu 15 liter dan kapasitas CIG 16 yaitu 16 liter.
Untuk Perlengkapan APD BSS dilengkapi dengan topi, kacamata, masker, apron,
sarung tangan, serta sepatu boot.
Konservasi Air dan Tanah
Konservasi Tanah. Konservasi tanah adalah perlakuan pada tanah dengan
cara menggunakan sesuai dengan kemampuan tanah tersebut, dengan kriteria-
kriteria yang dibutuhkan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah
bertujuan untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, dan untuk memperbaiki
tanah yang rusak, serta memelihara dengan meningkatkan produktivitas tanah
agar dapat dipergunakan secara berkelanjutan.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah. Keadaan
ini harus didukung dengan sistem konservasi tanah yang menunjang, yaitu
memiliki drainase yang baik dengan tidak mengalami kekeringan saat musim
kemarau dan tidak tergenang saat musim hujan. Tujuannya untuk memberikan
proporsi antara ruang udara, air dan partikel tanah yang seimbang, sehingga aerasi
menjadi baik, mengatur gerak dan jumlah aliran permukaan serta mengatur
hubungan antara intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Pendekatan konservasi tanah di Serawak Damai Estate terdiri dari
kegiatan Penanaman LCC atau penanaman Muccuna Bracteata, pembuatan tapak
kuda, tapak timbun, penyusunan pelepah, dan janjang kosong. Pendekatan ini
bertujuan untuk menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa
tanaman agar terlindung dari daya perusak butiran hujan yang jatuh, memperbaiki
dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran agregat,
mengatur ailiran air permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang tidak
merusak dan memperbesar jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah.
Salah satu kegiatan konservasi tanah lainnya yaitu penanaman Neprolephis
bisserata. Penanaman ini bertujuan untuk menjaga kelembaban sekitar pokok
kelapa sawit. Sisip Neprolephis bisserata yang dilakukan dengan tiga pekerja
45
perawatan. Alat yang digunakan cangkul dan sabit. Kegiatan penanaman
dilakukan di gawangan mati dan pasar mati. Kegiatan penanaman dibuat sepuluh
lubang dengan penyusunan dua kolom dan lima baris. Penanaman ini juga di
prioritaskan di lahan yang tidak ada tanaman kacangan. Bibit Neprolephis
bisserata diperoleh dari tanaman Neprolephis bisserata muda yang tumbuh di
bagian batang kelapa sawit. Pemilihan berdasarkan keadaan akar yang utuh,
batang yang cukup kuat dan masih muda. Penanaman dimulai dari seorang
pekerja yang bertugas membuat lubang tanam lalu dua orang bertugas
mengumpulkan bibit Neprolephis bisserata dan menanamnya. Prestasi kerja yang
diperoleh karyawan 0.8 ha/HK. Metode ini baru diterapkan, karena berdasarkan
standar di BGA penanaman dilakukan sepanjang gawangan mati dan pasar mati.
Hal tersebut terjadi karena keterbatasan tenaga dan tidak efisiennya waktu, maka
diterapkan sistem penanaman tersebut.
Pahan (2008) mengatakan bahwa penanaman kacangan atau LCC
berfungsi untuk menambah bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah,
memperbaiki status hara tanah khususnya nitrogen, memperbaiki sifat-sifat tanah
akibat pembakaran (pembukaan lahan). Melindungi permukaan tanah dan
mengurangi bahaya erosi terutama pada tanah yang curam, mengurangi biaya
pengendalian gulma, mendorong pertumbuhan tanaman dan meningkatkan
produksi.
Konservasi Air. Konservasi air merupakan salah satu upaya yang
digunakan untuk menanggulangi dampak kekeringan, saat sebelum dan sesudah
musim kemarau dan setelah musim hujan agar curah hujan dapat diserap secara
maksimal kedalam tanah. Konservasi air bertujuan memelihara jumlah, waktu
aliran dan kualitas air sejauh mungkin melalui cara pengelolaan dan penggunaan
tanah yang baik serta memaksimumkan manfaat air melalui penerapan cara-cara
yang efisien.
Konservasi air yang terdapat di Serawak Damai Estate terdiri dari parit
diskontinyu, siltpit, dan road side pit, dan sekat air (Gambar 7). Salah satu
program konservasi air yang sedang dilakukan di SDME yaitu pembuatan sekat
air. Sekat air ini berfungsi untuk menahan laju air. Kegiatan pembuatan sekat air
dilakukan diikuti penulis. Kegiatan pembuatan sekat air ini dilakukan oleh dua
46
pekerja perawatan. Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan karung, kayu dan
cangkul. Karung digunakan untuk membuat sekat dengan cara mengisikan karung
dengan tanah. Kebutuhan karung disesuaikan dengan lebar parit yang dikerjakan.
Sekat air minimal memiliki dua lapis dengan dibantu menahan oleh kayu.
Gambar 7. Sekat air di Serawak Damai Estate
Internal Meeting
Internal meeting merupakan kegiatan pemberian materi yang dilakukan
oleh staf kebun, manajer, asisten kepala kebun, asisten divisi, dan kepala
administrasi secara bergantian disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
dan dilakukan setiap minggunya. Kegiatan internal meeting diikuti oleh asisten
divisi, mandor 1 dan mandor yang bersangkutan dengan materi yang diberikan.
Materi yang disampaikan biasanya dapat berupa sosialisasi ataupun rencana
kegiatan yang akan dilakukan atau membahas permasalahan yang ditemukan di
lapang.
Internal meeting bertujuan memberikan infomasi, pengarahan dan
sosialisasi ke mandor satu, dan mandor lapang (mandor pupuk, mandor panen,
mandor TUS, mandor semprot divisi, serta mandor perawatan).
Kegiatan Simulasi Kebun (Field Visit)
Field visit merupakan kegiatan kunjungan lapang yang secara periodik ke
divisi yang diikuti oleh asisten kepala kebun, asisten divisi, mandor 1 dan mandor
panen. Field visit bertujuan untuk memeriksa kondisi kebun, untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan yang terjadi di kebun untuk dijadikan bahan evaluasi
dan pencarian jalan keluar atau solusi dari permasalahan.yang terdapat di kebun
47
tersebut. Kegiatan field visit yang diikuti penulis terdiri dari pemeriksaan mutu
hancak panen hari kemarin, dan grading buah.
Pemeriksaan mutu hancak bertujuan mengevaluasi hasil kerja pemanen
dengan pemeriksaan pokok yang dipanen, janjang yang dipanen, brondolan
tinggal, brondolan busuk, buah tinggal, dan pruning. Kegiatan selanjutnya yaitu
grading buah di TPH. Grading yang dilakukan menggunakan Kriteria panen
brondolan berjumlah minimal 10 di TPH, dan untuk buah dengan BJR yang besar
menggunakan kriteria BJR x 2.
Kegiatan selanjutnya yaitu evaluasi dan sharing dari hasil penemuan dan
pemeriksaan mutu di lapang. Kegiatan dipimpin oleh asisten divisi yang
bersangkutan, selanjutnya satu per satu asisten dan mandor menyampaikan
permasalahan yang ditemukan dan solusi untuk permasalahan tersebut.
48
Aspek Manajerial
Asisten
Asisten memiliki tugas dan tanggung jawab berpedoman dengan sistem
kerja Planning, Organization, Action, and Control (POAC). Planning. Yaitu
merencanakan semua kegiatan yang dilakukan di kebun dengan cangkupan, lahan
dan sosial (karyawan). Perencanaan kegiatan untuk di lahan dilakukan dari mulai
membuat landasan rencana kerja yang terdiri dari rencana kerja tahunan, rencana
kerja bulanan, hingga rencana kerja harian yang akan dilakukan untuk kegiatan di
lapang, serta rencana kegiatan untuk sosial (Pondok, TPA, dan lainnya).
Organization. Mengorganisasikan semua bagian untuk dapat mengerjakan
pekerjaan yang sudah direncanakan agar dapat berjalan dengan baik.
Pengorganisasian dilakukan pada setiap tingkat kebun, mulai dari manager,
asisten kepala kebun, kepala administrasi, asisten divisi lain, mandor, hingga
karyawan, sehingga semua rencana dan kegiatan yang dilakukan dapat
terorganisir dan berjalan sesuai rencana yang telah dibuat. Action. Melakukan
semua yang sudah direncanakan, dengan tujuan mencapai semua target yang
diinginkan. Control. Melakukan pengontrolan terhadap pekerjaan apakah berjalan
sesuai rencana atau tidak. Dan bila tidak harus segera dipikirkan solusi untuk
masalah yang dihadapai. Semua tugas asisten tidak sebatas pekerjaan lapang,
tetapi non-lapang juga menjadi tanggung jawab asisten.
Penulis saat menjadi pendamping asisten melakukan kegiatan yang terdiri
diantaranya melakukan pengawasan terhadap kerja mandor dan karyawan
dilapang. menggrading buah di TPH, cek mutu hancak panen dan membuat
Rencana Kerja Bulanan (RKB).
Mandor 1
Mandor 1 di SDME memiliki tugas dan tanggung jawab diantaranya
membuat Rencana Kerja Harian (RKH) untuk esok hari, mandor 1 bertugas
memeriksa daftar pusingan potong buah yang dibuat mandor panen, memeriksa
dan merekapitulasi Laporan Harian Mandor (LHM). Serta memeriksa mutu buah
di TPH, mutu ancak panen dan melakukan koordinasi dengan mandor transportasi
kebun mengenai alokasi unit transport maupun alat berat. Kegiatan penulis saat
49
menjadi pendamping mandor 1yaitu penulis melakukan kegiatan pengawasan
terhadap kerja mandor dan karyawan, memeriksa semua pekerjaan yang ada
dikebun, serta memastikan semua kegiatan berjalan sesuai dengan RKH.
Mandor Panen
Mandor panen bertanggung jawab atas semua pekerjaan potong buah,
dimulai dari memastikan semua buah matang dipotong dan diangkut ke TPH
beserta berondolannya. Penulis bersama mandor panen memeriksa hancak panen,
mutu buah, serta membuat taksasi produksi harian, dan melaporkan hasil
pemeriksaan mutu buah dan mutu hancak kepada asisten divisi, serta mengecek
peralatan panen yang dipakai pekerja. Mandor panen membuat pelaporan
diantaranya laporan pemeriksaan hancak & mutu buah di TPH, taksasi harian, dan
LHM.
Kerani Potong Buah
Kerani potong bertanggung jawab terhadap pencatatan mutu buah yag
dipanen dan jumlah janjang yang dipanen. Penulis bersama kerani potong buah
melakukan pemeriksaan buah di TPH, mencatat hasil pemeriksaan buah di TPH,
dan menghitung premi potong buah pemanen ke dalam buku penerimaan buah.
Mandor Pupuk
Mandor pupuk memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua pupuk
diaplikasikan dan digunakan sesuai dosis yang ditentukan dan membuat LHM.
Pada pagi hari mandor pupuk membagi hancak karyawan seusai lokasi yang akan
dikerjakan, menyiapkan alat atau bahan untuk pemupukan, serta mengawasi ecer
pupuk di tempat (blok) yang telah ditentukan dan berkoordinasi dengan bagian
traksi untuk pengangkutan pupuk. Mandor pupuk juga harus mengawasi
penguntilan pupuk. Penulis selama menjadi pendamping mandor membantu kerja
mandor dalam hal pengawasan pelaksanakan pemupukan dan aplikasi
pemupukan, mengecek pekerjaan yang telah dilaksanakan serta membuat rencana
esok hari.
50
Mandor Semprot
Mandor semprot tanggung jawab seorang mandor chemist yaitu
memastikan semua chemist digunakan sesuai dosis yang ditentukan dan
diaplikasikan pada areal yang sudah ditetapkan.serta menyiapkan alat dan bahan
untuk semprot. Mandor chemist saat dilapang membagi hancak karyawan sesuai
lokasi yang akan dikerjakan, mengawasi pelaksanakan semprot seusai rencana
yang telah ditentukan, serta memastikan seluruh alat kerja dikembalikan ke
gudang. Selain itu mandor chemist harus membuat LHM dan membuat rencana
esok hari.
Mandor Perawatan
Mandor perawatan memastikan semua pekerjaan perawatan dilakukan
dengan benar dan tepat waktu sesuai yang ditentukan, pada pagi hari setelah apel
mandor perawatan akan membagi pekerjaan kepada karyawan sesuai RKH dan
menentukan tiap hancaknya. Hasil pekerjaan pada hari itu dicatat ke LHM.
Penulis bersama mandor perawatan melakukan pengawasan terhadap pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan hal ini sangat diperlukan dikarenakan pekerjaan
perawatan tidak dilakukan disatu tempat.
Kerani Divisi
Seorang kerani divisi harus membuat dan menyajikan administrasi divisi
secara akurat, tepat dan benar. Pada pagi hari kerani divisi melakukan absensi
karyawan di kantor divisi saat lingkaran pagi. Melayani pengeluaran barang yang
diperlukan para mandor, dan mengisi pengeluaran bahan ke dalam kartu gudang.
Kerani divisi juga melakukan pengecekan pada laporan potong buah dan LHM.
Kerani juga memeriksa dan merekap premi potong buah dan premi transport.
membantu pembayaran gaji, dan mengisi data curah hujan serta mengarsipkan
surat-surat di divisi. Kegiatan penulis saat menjadi pendamping kerani divisi yaitu
penulis melakukan absensi pada pagi hari, dan pada awal bulan membantu
pembayaran gaji terhadap karyawan.