PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat...

30
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Panen Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari memotong buah sesuai dengan kriteria matang panen, mengutip brondolan dan mengumpulkan serta menyusun Tandan Buah Segar (TBS) di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Panen harus menghasilkan TBS pada tingkat kematangan yang optimum, sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit dapat dicapai. Persiapan Panen Kegiatan persiapan panen ada dua yaitu kegiatan persiapan panen dari TBM-3 ke TM-1 dan persiapan panen yang akan dilakukan pada hari yang akan dilakukan kegiatan panen. Persiapan sebelum mulai panen pada umur 30 bulan, yang meliputi kondisi gawangan normal, dan pembuatan pasar pikul. Pasar pikul dari pola 8:1 menjadi pola 4:1 pada TBM-2 yang artinya dalam empat jalur terdiri dari satu pasar pikul, dan pada TBM-3 semester dua menjadi 2:1. Persiapan lainnya yaitu akses panen yang berupa titi panen, jalan bantu angkong atau guludan pasar pikul, kegiatan perawatan piringan manual dari kacangan dan gulma, serta pada semester dua di TBM-3 dibuat TPH (Tempat Pengumpulan Hasil). Luas TPH yaitu 4m x 7m, dimana tiap tiga pasar pikul dibuat satu TPH dan dilengkapi dengan pembuatan blok informasi yang meliputi no blok, no TPH, dan teller pokok. Persiapan juga dilakukan untuk sanitasi dan kastrasi pada TBM umur tanaman 18 bulan, 24 bulan dan 30 bulan. Kastrasi adalah kegiatan membuang semua produk generatif yang terdiri atas pembuangan bunga jantan, bunga betina dan buah baik dalam kondisi segar maupun kering. Kastrasi merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan sebelum tanaman memasuki peralihan dari TBM ke TM.

Transcript of PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat...

Page 1: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

21

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Panen

Kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan bergantung pada

tingkat kematangan buah saat dipanen. Panen adalah serangkaian kegiatan yang

dimulai dari memotong buah sesuai dengan kriteria matang panen, mengutip

brondolan dan mengumpulkan serta menyusun Tandan Buah Segar (TBS) di

Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). Panen harus menghasilkan TBS pada tingkat

kematangan yang optimum, sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit

dapat dicapai.

Persiapan Panen

Kegiatan persiapan panen ada dua yaitu kegiatan persiapan panen dari

TBM-3 ke TM-1 dan persiapan panen yang akan dilakukan pada hari yang akan

dilakukan kegiatan panen. Persiapan sebelum mulai panen pada umur 30 bulan,

yang meliputi kondisi gawangan normal, dan pembuatan pasar pikul. Pasar pikul

dari pola 8:1 menjadi pola 4:1 pada TBM-2 yang artinya dalam empat jalur terdiri

dari satu pasar pikul, dan pada TBM-3 semester dua menjadi 2:1. Persiapan

lainnya yaitu akses panen yang berupa titi panen, jalan bantu angkong atau

guludan pasar pikul, kegiatan perawatan piringan manual dari kacangan dan

gulma, serta pada semester dua di TBM-3 dibuat TPH (Tempat Pengumpulan

Hasil). Luas TPH yaitu 4m x 7m, dimana tiap tiga pasar pikul dibuat satu TPH

dan dilengkapi dengan pembuatan blok informasi yang meliputi no blok, no TPH,

dan teller pokok.

Persiapan juga dilakukan untuk sanitasi dan kastrasi pada TBM umur

tanaman 18 bulan, 24 bulan dan 30 bulan. Kastrasi adalah kegiatan membuang

semua produk generatif yang terdiri atas pembuangan bunga jantan, bunga betina

dan buah baik dalam kondisi segar maupun kering. Kastrasi merupakan salah satu

pekerjaan yang dilakukan sebelum tanaman memasuki peralihan dari TBM ke

TM.

Page 2: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

22

Pekerjaan kastrasi di Serawak Damai Estate memiliki tujuan yaitu

mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan

vegetatif, pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam

dalam pertumbuhannya, pertumbuhan buah yang lebih besar dan seragam

beratnya, menghambat pekembangan hama dan penyakit.

Kastrasi mulai dilaksanakan jika dalam satu blok terdapat lebih dari 50%

pokok kelapa sawit yang telah mengeluarkan bunga (jantan dan betina). Kastrasi

mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 15 bulan di lapangan. Pelaksanaan

kastrasi terakhir dilakukan enam bulan sebelum rencana pokok dipanen.

Ketentuan kastrasi rotasi terakhir di SDME yaitu bunga jantan tidak dibuang

karena akan digunakan sebagai media pengembangan Elaeidobius camerunicus.

Kegiatan lainnya yaitu sanitasi. Sanitasi merupakan kegiatan

membersihkan pokok dari pelepah yang sudah kering dan menyentuh ke tanah,

dan buah yang terserang penyakit serta sampah-sampah di sekitar pokok. Sanitasi

di Serawak Damai Estate bertujuan untuk mempermudah proses panen dan

mendapatkan kondisi tanaman dan buah yang sehat. Sanitasi pada tanaman muda

sampai dengan TM-2 dilakukan penunasan secara periodik dengan rotasi sembilan

bulan sekali, sedangkan pada tanaman diatas TM-2 penunasan dilakukan secara

korektif.

Penunasan dilakukan secara langsung oleh tenaga panen dan dilakukan

bersamaan setiap melakukan kegiatan panen dengan tetap mengacu pada prinsip

dasar jumlah pelepah produktif yang masih harus dipertahankan berdasarkan umur

tanaman. Tujuan pekerjaan penunasan pokok adalah memelihara pelepah

produktif dengan cara mengurangi jumlah pelepah sampai pada batas tertentu

yang tidak menyebabkan terganggunya kemampuan daun melakukan fotosintesis

secara optimal untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif.

Jumlah pelepah yang optimum untuk mendapatkan produksi maksimal

diperlukan 48-56 pelepah (tanaman muda) dan 40-48 pelepah (tanaman tua).

Pelepah yang sudah dipotong disusun diantara pokok dalam barisan atau di tengah

gawangan mati sehingga membentuk huruf U dengan lebar 1.5 m, serta harus

dipastikan tidak ada pelepah di piringan, pasar pikul, parit dan sungai.

Page 3: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

23

Persiapan panen lainnya yaitu sensus produksi. Sensus produksi adalah

kegiatan mengestimasi produksi TBS untuk satu semester (6 bulan), yang

dilakukan dua kali setahun. Kegiatan sensus produksi dilakukan dengan melihat

jumlah bunga betina, jumlah janjang, dan berat janjang rata-rata.

Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen

(sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR) >3 kg, angka

penyebaran panen kurang dari lima (artinya dari tiap pokok minimal dapat

dipanen satu janjang) atau persenan matang panen.

Kegiatan pada awal tahun sebelum dilakukan kegiatan panen dilakukan

penetapan seksi panen yaitu pengelompokan blok-blok panen per hari, dengan

pertimbangan luasan blok, jam kerja, dan arah seksi panen (searah jarum jam)

dengan tujuan bila ada panen yang belum terselesaikan pada hari kemarin maka

jarak seksi panen tidak terlalu jauh. Bahan pertimbangan yang lain yaitu jumlah

frekuensi panen per tahun dan umur rotasi normal, juga hasil identifikasi blok

dalam hal luas areal blok TM, potensi produksi (ton/ha) per blok, jumlah dan

sebaran pokok produktif, kondisi topografi, posisi blok terhadap blok lain, jam

kerja dalam satu minggu sesuai ketentuan pemerintah, sehingga seksi panen

dibagi menjadi enam seksi. Perimbangan antara seksi satu dengan yang lain dalam

hal luas areal per seksi serta potensi produksi (ton/ha).

Contoh Perhitungan perencanaan seksi panen :

Sebuah divisi dengan luas areal TM 1 148 Ha, dengan estimasi produksi

25.0 ton/ha/tahun, maka untuk pembagian area tersebut dalam enam seksi dapat di

hitung sebagai berikut :

Penetapan luas area produksi per seksi per frekuensi (ha/seksi/frekuensi)

Luas rata-rata per seksi (A) 1 148 ha/6 seksi = 191.3 ha

Luas rata-rata per 5 jam kerja (B) 5/7 x 191.3 ha =136 ha

Koefisien penambah luas area (C) = (A-B)/6 --- (191-136)/6 = 9.1 ha

Luas rata-rata seksi hari biasa (7 jam kerja)

= A+C

=191.3 ha + 9.1 ha = 200 ha

Luas seksi hari jumat (5 jam kerja)

Page 4: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

24

=B+C

=136.6 ha + 9.1 ha

= 146 ha

Persiapan untuk panen yang akan dilakukan harian yaitu melakukan

taksasi panen, menghitung angka kerapatan panen, angka kerapatan panen

digunakan untuk menentukan berapa ton buah yang akan di panen serta tenaga

kerja pemanen yang dibutuhkan, dimana tiap kemandoran jumlah tenaga kerja

maksimal dua puluh orang. Hal ini sesuai dengan ratio ideal pekerja dan mandor

(1:20 TK), selanjutnya pembagian luasan hancak pemanen per kemandoran, serta

pembagian hancak tetap pemanen.

Luas hancak tetap mandor per seksi dapat dihitung dengan cara :

Luas hancak tetap mandor = Luas area (ha) per seksi panen /jumlah mandor.

Mandor panen di tiap divisi di SDME berjumlah dua sampai tiga mandor.

Tiap kemandoran di SDME sudah sesuai dengan ratio ideal pekerja dan mandor,

yaitu tiap kemandoran mengepalai tidak lebih dari dua puluh pekerja.

Persiapan panen lainnya yaitu ketersediaan peralatan panen. Peralatan

panen merupakan salah satu keperluan dalam kegiatan panen. Peralatan panen

yang perlu disiapkan yaitu Alat Pelindung Diri (APD) serta dodos, angkong,

gancu, sogrok, karung goni, stempel dan tinta. APD panen di kebun Serawak

Damai Estate baru sebatas sepatu boot, sarung tangan dan sarung dodos.

Kriteria Panen

Kriteria panen yang sudah ditetapkan kebun harus diperhatikan ketika

kegiatan panen, hal ini dikarenakan akan berakibat pada mutu atau kualitas buah

yang dipanen. Pengawasan terhadap kegiatan panen baik untuk kriteria maupun

mutu buah dilakukan mulai dari kerani buah, mandor panen hingga asisten kebun

(Gambar 1).

Kegiatan panen di Serawak Damai Estate memilki ketentuan kriteria panen

yaitu brondol lima secara alami, bila BJR <5 kg dan jumlah brondolan sepuluh

Page 5: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

25

ketika sampai di TPH. BJR >10 kg menggunakan rumus BJR x 2, yaitu janjang

yang beratnya lebih dari 10 kg harus memiliki jumlah brondolan dua kali dari

berat janjang rata-rata. Misalnya berat janjang 12 kg, maka jumlah brondolan

minimal 24 brondol ketika sampai di TPH yaitu (12 x 2 = 24).

Kriteria panen akan berbeda untuk buah abnormal seperti buah

hermaprodit, apabila lebih dominan buah yang membentuk brondolan dan matang

maka tetap dipanen dan diangkut. Penentuan untuk buah batu atau hard bunch

dikatakan matang dan dapat dipanen bila buah sudah pecah di bagian ujung buah

atau terbelah di bagian ujung brondolan dan tekstur sudah remah. Buah batu

merupakan buah yang sulit untuk membrondol dikarenakan faktor genetik. Buah

landak adalah buah yang mempunyai banyak duri pada satu tandan, kriteria

matang buah landak yaitu buah sudah membrondol lima.

Gambar 1. Grading buah yang dilakukan oleh asisten kebun

Kualitas Buah

Serawak Damai Estate memiliki standar untuk kualitas buah dan dibagi

menjadi 7 kriteria kualiatas buah. Standar minimal yang harus dipenuhi untuk

mendapatkan kualiatas buah yang baik yaitu janjang yang mentah dan janjang

kosong memiliki ketentuan target yaitu 0%, sedangkan untuk janjang yang

kurang matang <8%, janjang matang >85%, janjang lewat matang <7%, dan

tangkai panjang serta kontaminasi sampah kurang dari 3%.

Kualitas buah semester dua tahun 2011 di Serawak Damai Estate

berdasarkan Tabel 6 sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari persentase untuk

rata-rata buah matang yaitu sudah >85 %, dan buah lewat matang <7 %.

Page 6: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

26

Tabel 6. Rekapitulasi mutu buah di Serawak Damai Estate pada bulan Juli -Desember 2011

Sumber kantor kebun Serawak Damai Estate

Kehilangan Hasil Panen

Kehilangan hasil atau losses fruit dapat menurunkan nilai BJR. Kehilangan

hasil dapat bersumber dari janjang yang tertinggal di pokok atau tidak terpanen

sehingga buah akan menjadi over ripe hingga dapat menjadi busuk di pokok,

selain itu sumber kehilangan buah yang paling besar dan dapat menyebabkan

berat janjang rata-rata turun yaitu brondolan di ketiak pelepah, dan brondolan di

piringan serta brondolan di TPH yang tidak dikutip bersih. Kehilangan hasil pada

kegiatan panen lainnya yaitu buah mentah yang ikut terpanen.

Kehilangan hasil di kebun Serawak Damai Estate tidak signifikan bila

dilihat dari data rekapitulasi mutu buah, tetapi kehilangan hasil ini harus

diminimalisir dengan memperhatikan kriteria panen yang berlaku.

Sistem Panen

Sistem panen yang digunakan di Serawak Damai Estate yaitu Block

Harvesting System (BHS). Tujuan penggunaan sistem panen ini yaitu agar

kegiatan panen dapat berjalan secara optimum dan mengefektifkan sistem

organisasi panen. Block harvesting system adalah sistem panen yang penyelesaian

kegiatan panennya setiap hari kerja dan terkonsentrasi pada satu seksi tetap per

kebun atau per divisi berdasarkan interval yang telah ditentukan.

KualitasTarget

BulanJul Agu Sep Okt Nov Des

………… (%)…………Mentah 0 0 0 0.01 0.01 0 0.04Kurang matang <8 7.75 7.50 8.40 8.26 7.91 7.79Matang >85 88.94 89.61 87.76 87.88 88.18 88.16Lewat matang <7 2.86 2.41 3.10 3.20 3.39 3.62Janjang kosong 0 0.45 0.48 0.73 0.65 0.51 0.40Tangkai panjang <3 0.22 0.20 0.35 0.57 0.41 0.65Kontaminasi <3 9.17 6.64 6.36 5.73 4.99 3.22

Page 7: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

27

Block Harvesting System mempunyai enam seksi panen, atau setiap hari

kerja, sehingga divisi hanya diperbolehkan mempunyai satu seksi harian per

harinya, dimana setiap pemanen sudah mendapatkan hancak tetap masing-masing.

Sistem hancak tetap ini bertujuan mempermudah pengontrolan dan pengawasan

terhadap kualitas panen dari setiap pemanen. Tujuan lain dari penggunaan BHS

ini yaitu mempermudah transport TBS, karena pada sistem ini kegiatan panen

dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, selain itu mempermudah kerani

panen dalam mendata kualitas buah dari pemanen.

Pelaksanaan block harvesting system membuat jumlah tenaga kerja antar

seksi sama, dengan maksud memberikan kesempatan perolehan pendapatan

pemanen antar seksi relatif sama. Seluruh kemandoran panen dalam divisi harus

melakukan potong buah pada seksi yang sama pada setiap harinya dan dalam satu

harinya diupayakan satu seksi selesai pada hari itu juga. Kegiatan panen dan

penguntipan brondolan harus dimulai dan diakhiri dengan arah yang sama, yaitu

penyelesaian hancak panen harus blok per blok secara bersambung ke arah

Collection Road (CR) atau searah dengan Main Road (MR). Tata batas hancak

pemanen dan mandoran harus jelas dan bersifat tetap.

Pemanen dibentuk lagi menjadi sistem Kelompok Kecil Pemanen (KKP).

Satu KKP terdiri atas 3 orang pemanen. Tujuan pembuatan KKP ini adalah bila

ada pemanen yang tidak masuk, maka hancak pemanen akan dikerjakan oleh dua

pemanen lainnya, karena sistem hancak tetap.

Semua hasil panen dicatat oleh kerani panen, pencatatan terdiri atas jumlah

output pemanen, kualitas buah yang di panen, basis dan denda pemanen

(Gambar 2.).

Gambar 2. Kegiatan pencatatan hasil panen oleh kerani panen di TPH

Page 8: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

28

Rotasi dan Frekuensi Panen

Rotasi panen adalah jumlah hari (interval) yang dibutuhkan untuk kembali

ke blok atau seksi yang sudah di panen sebelumnya. Rotasi panen di divisi 2 yaitu

6/7 (enam potong tujuh) dimana seksi akan dipanen kembali setelah 7 hari, 7 hari

termasuk rotasi normal, bila rotasi diatas 9 hari atau 9/10 maka rotasi sudah

dikatakan tidak normal atau rotasi tinggi. Rotasi yang tinggi menyebabkan buah

over di pokok, sehingga jumlah brondolan di piringan akan banyak, dan brondoan

tersebut akan menyebabkan losses. Divisi di Serawak Damai Estate yang memiliki

rotasi panen tinggi, maka divisi lain dalam satu kebun atau berbeda kebun

memberikan bantuan panen dengan tujuan memperkecil losses dan mencapai

target produksi kebun. Rotasi yang terlalu rendah juga tidak baik, karena banyak

buah belum layak panen atau potong setelah rotasi sebelumnya. rotasi paling

rendah yaitu 5/6 dan rotasi tertinggi yaitu 12/13.

Frekuensi panen adalah jumlah frekuensi masuk dalam “kegiatan potong

buah tuntas” pada blok atau seksi yang sama. Setiap divisi di SDME membentuk

6 seksi panen, maka dalam satu bulan, satu seksi dapat dipanen sebanyak 4

frekuensi per bulan, dan minimal 48 frekuensi panen per tahun.

Tenaga Kerja Panen

Kebutuhan tenaga pemanenan atau jumlah pemanen disesuaikan dengan

luas TM dan luas panen pada masing-masing divisi. Kebutuhan tenaga kerja

dihitung berdasarkan angka kerapatan panen, kapasitas pemanen, populasi

tanaman per ha, serta BJR. Rumus untuk menentukan jumlah kebutuhan tenaga

pemanen di Serawak Damai Estate.

Tenaga panen (T) = A x B x C

D

Keterangan :

T = Jumlah tenaga panen

A = Luas hanca panen (ha)

B = Kerapatan panen (%)

C = Populasi tanaman per ha

D = Rata-rata basis janjang

Page 9: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

29

Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dengan rumus di atas berdasarkan

penentuan angka kerapatan panen yang didapatkan dari kegiatan taksasi panen.

Jumlah tenaga pemanen di Divisi 2 Serawak Damai Estate berjumlah 40 pemanen,

di bawah dua kemandoran panen, satu kemandoran mengawasi 20 pemanen.

Taksasi Panen

Taksasi panen merupakan prakiraan hasil panen esok hari yang dilakukan

dengan mengalikan persentase kerapatan buah dengan jumlah populasi pokok

yang diamati dalam satuan persentase. Kegiatan taksasi panen dilakukan satu hari

sebelum kegiatan panen di seksi yang akan besok dipanen yang dilakukan oleh

mandor panen. Penentuan janjang yang akan dipanen yaitu bila janjang di pokok

minimal telah membrondol tiga buah. Penulis melakukan kegiatan taksasi panen

dengan mengambil luasan 3 ha tiap blok.

Rumus perhitungan taksasi panen :

Angka Kerapatan Panen (AKP) (%) = ( jumlah janjang masak jumlah pokok diperiksa)Janjang di panen = jumlah pokok produktif x AKP

Estimasi Tonase panen = jumlah janjang dipanen x BJR

Contoh perhitungan taksasi panen :

Penulis melakukan estimasi di Blok C30, jumlah janjang masak di Blok C30

adalah 146 janjang, jumlah pokok diperiksa 355 pokok. Jumlah pokok produktif

5 575 pokok, dan BJR yang digunakan yaitu 10.2 kg

AKP =

100% = 41% Janjang di panen = 5 575 x 0.41 = 2,293

Estimasi tonase panen = 2 293 x 10.2 = 23 387 Kg = 23 387 ton

Estimasi dalam tonase ditujukan untuk estimasi Pabrik Kelapa Sawit

(PKS), sehingga PKS dapat mengetahui berapa tonase yang dikirim ke PKS dari

kebun, juga untuk menentukan kapasitas olah pabrik. Perbedaan antara estimasi

tonase dengan tonase aktual tidak boleh lebih dari 10%. Tonase aktual di blok

Page 10: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

30

C30 adalah 23,510 kg. Perbedaan antara hasil estimasi penulis dengan aktual

adalah 0.05 %.

Basis, Premi dan Denda Panen

Basis adalah syarat dasar yang harus dipenuhi pemanen. Basis di Serawak

Damai Estate ada tiga jenis basis, yaitu basis janjang, basis hancak, dan basis

waktu. Basis janjang di Serawak Damai Estate berdasarkan tahun tanam. Tahun

tanam 2004 basisnya 130, untuk 2005-2006 basisnya 150, dan untuk 2007-2008

basisnya 170. Selain itu terdapat perbedaan basis untuk hari jumat yaitu 121

janjang. Pemanen yang sudah mendapatkan basis janjang, maka pemanen harus

memenuhi basis hancak, yaitu hancak yang sudah ditetapkan untuk di panen harus

diselesaikan. Basis yang terakhir adalah basis waktu, walaupun waktu yang sudah

ditetapkan untuk kerja selama 7 jam, namun jika hancak belum selesai, maka

kegiatan panen tetap dilakukan sampai buah keluar atau sampai di TPH semua.

Premi adalah penghargaan yang diberikan terhadap orang yang telah

memenuhi target kerjanya pada hari itu sedangkan denda merupakan cerminan

kerja yang salah dan merupakan bahan intropesksi terhadap pekerjaannya. Premi

potong buah yang berlaku di Serawak Damai Estate, yaitu premi potong buah

berdasarkan jumlah janjang buah yang didapat. Premi potong buah ada dua yaitu

premi siap borong dan premi lebih borong. Premi siap borong yaitu premi yang

diberikan bila pemanen telah mencapai basis janjang yang telah ditetapkan premi

siap borong sebesar Rp 8 500. Premi lebih borong berdasarkan tahun tanam

dengan hitungan rupiah per janjang lebih borong. Tahun tanam 2004 premi lebih

borongnya adalah Rp 275/janjang, 2005-2006 Rp 240/janjang, dan untuk 2007-

2009 Rp 227/janjang. Denda pada panen yaitu terdiri dari brondolan tidak dikutip

dipokok dan di piringan Rp 50 per butir. Denda untuk buah mentah Rp 5 000 per

janjang, buah tinggal Rp 5 000 per janjang, tangkai panjang Rp 500, serta pelepah

sengkleh Rp 2 500.

Transportasi Buah

Transportasi buah dimulai ketika buah sudah keluar dalam satu blok,

kegiatan ini dibawah pengawasan kerani transport. Kerani transport dibantu oleh

Page 11: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

31

Bongkar Muat (BM) yang berjumlah 4-5 pekerja dan supir. Buah yang berada di

TPH dan sudah diberikan docket oleh kerani panen, dikumpulkan oleh kerani

transport dan diperiksa kembali total janjang yang diangkut ke dalam unit.

Selanjutnya buah yang berada di TPH dimuat ke atas unit oleh BM sampai buah

penuh dalam satu unit. Kapasitas muat satu unit yaitu 7.5 ton, apabila kapasitas

sudah mencapai 7.5 ton maka buah akan dikirim ke PKS. Kerani transport

membuat Surat Pengantar Buah (SPH) yang diberikan kepada supir. Sistem

pengiriman buah ke PKS menggunakan kanban system. Kanban system

merupakan suatu sistem yang mengatur kegiatan pengangkutan buah dalam satu

wilayah ke PKS, sehingga antara kegiatan pabrik dengan jumlah buah yang

datang akan berjalan secara bersambung atau berkesinambungan dan pabrik tidak

mengalami kekosongan buah yang akan diolah. Pengaturan dilakukan per estate,

dan nantinya tiap estate membaginya per divisi dan dengan target yang diberikan

oleh PKS ke estate tersebut dan pengaturan sistem ini berdasarkan jarak estate ke

pabrik. Unit yang membawa buah ke PKS di timbang di weight bridge saat masuk

dan unit membongkar muatan di loading ramp, setelah itu ditimbang kembali saat

keluar sehingga dapat diketahui berat janjang yang dibawa. Hasil penimbangan

berupa karcis, dikumpulkan dan diberikan ke kerani divisi untuk dihitung jumlah

janjang yang dikirim ke pabrik dan total tonase produksinya.

Denda yang berlaku dalam sistem pengangkutan buah yaitu bila terdapat

buah restan yang disengaja sebesar Rp 10 000/janjang, dan brondolan tercecer Rp

500/brondolan. Denda yang berlaku di kerani transport adalah empty bunch >5%

terangkut ke PKS, restan karena kesalahan koordinasi, dan pengangkutan TBS

tidak first in first out (FIFO) yang artinya buah segar diangkut, namun buah restan

masih ada, maka denda untuk ketiga kesalahan itu adalah premi pada hari itu

hilang. Peralatan yang digunakan oleh BM yaitu karung, dan tojok, sedangkan

untuk Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan yaitu sepatu boot dan sarung

tangan.

Page 12: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

32

Pemupukan

Pemupukan merupakan suatu upaya untuk memberikan unsur hara yang

cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat, produksi

tandan buah segar secara maksimum, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit

(Sutarta et al. 2007).

Kegiatan pemupukan yang dilakukan di Serawak Damai Estate ditetapkan

oleh departemen riset BGA. Rekomendasi pemupukan yang diberikan

berdasarkan hasil analisa daun (status hara daun), jenis tanah, status hara tanah,

potensi produksi yang diharapkan dapat dicapai, faktor kehilangan hara tanah

akibat panen (terbawa bersama buah yang dipanen) serta faktor konservasi tanah.

Unsur hara yang terkandung dalam satu ton TBS yaitu 6.3 kg Urea, 2.1 kg TSP ,

7.3 kg KCl, 4.9 kg Kieserit.

Prinsip utama dalam aplikasi pupuk adalah setiap tanaman harus menerima

tiap jenis pupuk sesuai dengan rekomendasi dari departemen riset, sehingga

aplikasi pemupukan harus memperhatikan 5 TEPAT yaitu tepat jenis, tepat dosis,

tepat waktu, tepat cara, dan tepat pelaporan. Pentingnya kegiatan pemupukan di

perkebunan kelapa sawit selain untuk mendapatkan produksi yang optimal juga

karena penggunaan biaya pemupukan setiap tahunnya rata-rata dapat mencapai

60-70% dari seluruh total biaya pemeliharaan tanaman (TM dan TBM), oleh

karena itu realisasi pemupukan dilapang harus 100% sehingga efisiensi dan

produksi yang optimal dapat tercapai. Realisasi pemupukan di SDME dalam

kurun waktu empat tahun 2008 sampai 2011 berfluktuasi, dan pada tahun 2010

realisasi pemupukan mencapai 100% (Lampiran 9).

Dosis Pupuk dan Jenis Pupuk

Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan berdasarkan umur tanaman, jenis

tanah dan waktu pemberiannya. Kebutuhan pupuk juga mempertimbangkan faktor

kehilangan (losses) yang disebabkan oleh penguapan, pencucian hara yang diikat

oleh tanah, dan pertimbangan manajemen pemupukan.

Pupuk yang umumnya digunakan yaitu pupuk anorganik dan pupuk

organik. Penggunaan jenis pupuk anorganik terdiri dari Palmo, Urea, Rock

Page 13: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

33

Phosphate (RP), MOP, High Grade Fertilizer Borate (HGFB), Chelated

Zincopper, dan Kieserite.

Pemberian bahan organik sebagai pupuk memberikan pengaruh yang

sangat kompleks bagi pertumbuhan tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik

dan kimia tanah. Pupuk organik yang digunakan di Serawak Damai Estate berasal

dari limbah pabrik kelapa sawit, inokulan tanah dan sisa tanaman. Limbah dari

hasil pengolahan kelapa sawit yang digunakan adalah janjang kosong kelapa

sawit. Pengaplikasian janjang kosong di antara pokok tanaman di sela-sela

pelepah mati berbentuk U-shape antar pokok tanaman. Dosis janjang kosong per

pokok yaitu 200 kg/pokok pada TM dan TBM atau 27.2 ton/ha dengan asumsi

SPH 136, pengaplikasian ini hanya satu kali dalam setahun. Prioritas

pengaplikasian jangkos diprioritaskan pada TBM areal marginal (pasir dan

kaolin), prioritas selanjutnya TM areal marginal (pasir dan dan kaolin), kemudian

TBM areal mineral, dan terakhir prioritas janjang kosong pada TM areal mineral.

Pemberian janjang kosong dan bahan organik tidak boleh ditumpuk hanya satu

lapis saja ketika pengaplikasian, karena dapat menjadi inang larva kumbang

Oryctes.

Waktu Pemupukan

Waktu dan frekuensi pemupukan ditentukan oleh iklim (curah hujan),

Pemupukan yang optimum dilakukan pada saat curah hujan 100-200 mm/bulan,

dengan curah hujan minimum 60 mm/bulan dan maksimum 300 mm/bulan.

Ketentuan waktu pemupukan disesuaikan dengan jadwal aplikasi namun

diutamakan adalah blok yang mengalami defisiensi hara tertentu. Defisiensi hara

N harus diaplikasikan terlebih dahulu, sedangkan pupuk lain diaplikasikan

mengikuti jadwal aplikasi yang dikeluarkan departemen riset.

Interval antara dua rotasi aplikasi jenis pupuk yang sama tidak boleh

kurang dari dua bulan. Berdasarkan rekomendasi pemupukan di Serawak Damai

Estate, pengaplikasian tiap jenis pupuk di tiap divisi berbeda-beda.

Page 14: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

34

Cara dan Lokasi Penempatan Pupuk

Cara menempatkan pupuk yang akan diaplikasikan sangat mempengaruhi

jumlah pupuk yang dapat diserap akar tanaman. Penempatan dan aplikasi yang

tepat, dapat meningkatkan kapasitas pupuk yang diserap. Peningkatan efisiensi

pemupukan ini mencakup aspek upaya bagaimana pupuk itu lebih cepat sampai ke

zona perakaran dan seminim mungkin hilang karena adanya aliran permukaan dan

penguapan.

Cara pengaplikasian pemupukan pada tanaman kelapa sawit di Serawak

Damai Estate Divisi 2 yaitu dengan sistem tabur dan tugal (pembuatan lubang

dengan 4 arah mata angin). Pupuk HGFB, Urea, MOP, RP dan Kieserite

dilakukan dengan sistem tabor, sedangkan untuk pupuk Palmo dan Chelated

Zincooper diaplikasikan dengan cara tugal. Lubang yang di tugal berjumlah empat

dengan arah mata angin.

Penguntilan Pupuk

Penguntilan pupuk adalah kegiatan mengemas sejumlah pupuk kedalam

karung sesuai rekomendasi dosis per pohon yang disesuaikan dengan jumlah

pohon sebagai dasar untilan. kegiatan penguntilan pupuk dilakukan di gudang

pupuk divisi (Gambar 3). Penguntilan bertujuan untuk mempermudah pengeceran

pupuk di lapangan, serta menghindari adanya bongkahan pupuk. Penguntilan

menggunakan karung bekas pupuk yang masih layak pakai, dan takaran pupuk

sesuai dengan pupuk yang akan diuntil. Berat untilan di Serawak Damai Estate

terdapat batasan yaitu 16 kg. Hal ini bertujuan untuk mempermudah saat

pengeceran dilapang.

Gambar 3. Penguntilan pupuk Urea di gudang pupuk divisi

Page 15: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

35

Pengadaan Pupuk

Pengadaan pupuk dipesan berdasarkan stok pupuk di gudang divisi dan

kebutuhan untuk kegiatan pemupukan sehari sebelum kegiatan. Pengadaan pupuk

untuk divisi dilakukan dengan melakukan pemesanan pupuk ke admin gudang,

admin gudang akan membuat reservasi pemesanan pupuk ke gudang sentral.

Pupuk akan dikirim sesuai pemesanan ke divisi dengan membawa surat

pengiriman dan penerimaan pupuk dari gudang sentral. Surat pengiriman dan

penerimaan pupuk di tanda tangani asisten divisi dan diberikan ke admin gudang

untuk di rekap di kebun. Pupuk yang sudah dipesan disimpan sementara di

gudang divisi “gudang transit” untuk dilakukan penguntilan sebelum

pengaplikasian ke lapang.

Pelaksanaan Pemupukan

Kegiatan pemupukan di Serawak Damai Estate, menggunakan Block

Manuring System (BMS), yaitu sistem pemupukan yang terkonsentrasi dalam

hancak pemupukan per kebun, yang dikerjakan blok per blok dengan sasaran

mutu pemupukan yang lebih baik, supervisi lebih fokus, serta produktivitas yang

lebih tinggi. Pelaksanaan BMS di Serawak Damai Estate terdapat penggabungan

divisi. Penggabungan divisi terdiri dari Divisi 1 dan Divisi 2 yang menjadi satu

BMS, serta divisi 4 dan divisi 5 satu BMS.

Kegiatan pemupukan dilakukan dengan menggunakan sistem Kelompok

Kecil Pemupuk (KKP). Jumlah karyawan tiap KKP tergantung dari jenis pupuk

yang digunakan, untuk pemupukan Urea 1 KKP terdiri dari 3 orang, Palmo 1

KKP terdiri dari 5 orang, Zincopper 1 KKP terdiri dari 2 orang, untuk pupuk Rock

Phosphate 1 KKP terdiri dari 3 orang, pupuk HGFB 1 KKP 1 orang, dan pupuk

Kieserite 1 KKP 3 orang.

Sistem pembagian hancak dilakukan dilapang, pembagian KKP dan

hancak dilakukan oleh mandor pupuk. Pembagian hancak dilakukan setelah

pembagian KKP dan tiap KKP dan diberikan nomor urut hancak sesuai dengan

jumlah KKP. Kegiatan dilakukan serempak oleh semua KKP, sehingga ketika

selesai ataupun pindah hancak, dilakukan secara bersamaan.

Page 16: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

36

Karyawan pemupukan terdiri dari 2 divisi yaitu dari Divisi 1 dan Divisi 2

dengan dua orang mandor dari masing-masing divisi. Pembagian sistem kerja

kemandoran yaitu satu mandor bertugas menjadi mandor lapang, dan satu mandor

bertugas menjadi mandor gudang. BMS dari Divisi 1 dan 2 terdiri atas 33 orang

karyawan. 17 karyawan dari Divisi 1, dan 16 karyawan dari Divisi 2.

Pelaksanaan kegiatan pemupukan dimulai dari apel pagi, ketika mandor

pupuk menyampaikan informasi yang berisikan jenis pupuk yang digunakan, dan

blok yang akan diaplikasikan pupuk. Bongkar Muat Pupuk (BMP) memuat pupuk

kedalam unit yang telah siap di gudang divisi. Pupuk dimuat sesuai dengan

kebutuhan pemupukan yang diberikan oleh mandor pupuk, pupuk selanjutnya di

ecer ke Tempat Peletakan Pupuk (TPP) atau sisi timur dan barat collection road di

depan pasar pikul di blok yang akan di pupuk, selanjutnya dilakukan pembagian

KKP dan nomor atau urutan hancak oleh mandor pupuk dan membagikan alat

penabur “cepuk”. Karung pupuk yang telah digunakan dikumpulkan oleh BMP

per gulung, 1 gulung terdiri dari 10 karung dan diletakkan kembali di gudang

pupuk.

Langsir pupuk adalah pengangkutan untilan dengan kendaraan dari gudang

divisi ke blok yang akan dipupuk untuk diletakkan sesuai kebutuhan untilan di

depan pasar pikul. Ecer pupuk adalah kegiatan mengecer pupuk dari tepi jalan ke

dalam blok untuk mempermudah penabur dan mengefesiensi tenaga dan waktu.

Kegiatan ecer pupuk dilakukan dengan membawa untilan sampai pasar tengah.

Peralatan pemupukan terdiri dari dirigen pupuk, alat penabur, dan cangkul

(untuk pemupukan Zincopper, dan Palmo). Alat Pelindung Diri (APD) tim BMS

terdiri dari kacamata, masker, apron, sepatu boot, dan sarung tangan.

Premi Pemupukan

Premi basis Karyawan Harian Lepas (KHL) atau Karyawan Harian Tetap

(KHT) adalah Rp 4 000 /hari dan mendapatkan susu satu kaleng untuk 6 hari.

KHL yang sudah melebihi basis mendapatkan premi lebih basis Rp 20 000/ton.

Standar norma kerja yaitu 500 kg/HK, namun pada saat di lapang norma kerja

tergantung pupuk yang diaplikasikan. Norma kerja untuk pupuk Rock Phosphate

500–650 kg/HK. Palmo 350–400 kg/HK, sedangkan Zincopper 350–400 kg/HK.

Page 17: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

37

Norma kerja karyawan pemupuk (BMS) di Serawak Damai Estate sudah

mencapai norma kerja yang berlaku.

Bongkar Muat Pupuk (BMP) dilakukan oleh 2 orang, satu karyawan dari

divisi 1 dan satu karyawan lagi dari divisi 2. Premi basis yang didapatkan

Rp 4 000 dan premi lebih basis Rp 10 000/ton atau Rp 10/kg.

Pengendalian Hama Tanaman Kelapa Sawit

Pengendalian hama harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah

ledakan serangan hama. Konsep pengendalian hama dimulai dari pengenalan dan

pemahaman terhadap siklus hidup hama itu sendiri. Pengetahuan terhadap bagian

terlemah (titik kritis) dari seluruh siklus hidupnya akan sangat efektif dalam

pengendalian dan pemilihan metode serta waktu pengendalian. Hama yang

terdapat di SDME masih dalam kategori keseimbangan alami adalah tikus, ulat

api, ulat kantong, kumbang tanduk, tirathaba serta rayap. Jenis ulat api yang

umumnya terdapat yaitu Thosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Thosea

bisura, dan Thosea vitusta.

Populasi hama di kebun dipantau secara periodik dengan melakukan

sensus deteksi dini per blok di tiap divisi, dan dilakukan pendataan tiap bulannya.

Kegiatan sensus deteksi dini baru dilaksanakan tahun 2011 di SDME. Kegiatan ini

dilakukan oleh dua orang pekerja perawatan yang sudah diberi pelatihan untuk

mendeteksi serangan yang terdapat di pokok, serta jenis hamanya. Sehingga dapat

diketahui seberapa berat tingkat serangan hama dan hama jenis apa yang

menyerang ditiap blok, sehingga dapat ditentukan pengendalian apa yang

dibutuhkan dan yang bersifat efektif. Hasil tiap divisi akan direkap oleh mantri

tanaman.

Pengendalian hama dan penyakit pada kelapa sawit harus bersifat efektif.

Pengendalian dapat dilakukan secara manual, kimiawi, dan biologis. Pengendalian

secara manual dilakukan dengan handspicking atau pengutipan, kegiatan

pengendalian ini biasanya dilakukan untuk hama ulat api dan ulat kantong, serta

larva kumbang tanduk.

Pengendalian secara kimia meggunakan pheromone sex dan aplikasi

centrapur yang merupakan insektisida untuk kumbang tanduk. Centrapur

Page 18: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

38

berbentuk granul kecil, pengaplikasiannya di pokok yang terserang dengan cara

ditabur pada tempat yang berlubang seperti pada umbut atau pelepah dengan dosis

5–10 gram, dengan sistem lima mata tunas. Penggunaan pheromone sex dengan

menggunakan perangkap, perangkap dibentuk dari batang kayu, dan tangki bekas

dirigen serta seng. Pheromone sex berbentuk cairan berwarna putih.dan

peletakannya digantungkan di seng, pheromon berfungsi untuk mengundang

kumbang tanduk. Kumbang akan datang oleh aroma pheromone, lalu kumbang

akan menabrak seng dan akan jatuh kedalam tangki yang sudah diberi air. Pagi

harinya kumbang yang terperangkap diambil dan dihitung jumlahnya.

Pemasangan perangkap pheromone pada blok terserang setiap 200 m dipinggir

blok pheromone dapat bertahan selama 1.5-2 bulan. Kedua cara ini cukup efektif

dalam pengendalian kumbang tanduk.

Pengendalian terhadap hama tikus secara kimia menggunakan durat. Dosis

durat untuk pokok besar yaitu satu durat setara 300 gr, sedangkan pada pokok

kecil dua butir durat. Pengaplikasian durat dilakukan di sekitar pokok dengan

jarak 20 cm. Pemberian durat dilakukan sampai empat kali, dengan ketentuan

pada pemberian yang pertama bila lebih dari 5% durat habis maka diaplikasikan

kembali sampai empat kali. Serangan tikus ini dapat menurunkan 20% dari tonase

atau total produksi. Hama tikus pada TBM menyerang umbut sedangkan pada

TBM-2 akan mneyerang buah.

Pengendalian hama rayap menggunakan reagen. Rayap terdiri dari dua

yaitu Captotermes curvignatus Holmgren, dan Macrotermes gilvus Hagen. Rayap

menyerang bagian batang, akar dan pelepah kelapa sawit bentuk serangannya

yaitu dari dalam tanah langsung mengebor bagian tengah pangkal batang hingga

berbentuk rongga dan bersarang didalam.

Pengendalian hama rayap dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu

persentase areal yang akan dilakukan pengendalian. Pengendalian rayap ini

menggunakan bahan reagen 50 SC atau Curbix 100 Ecsetara dosis 5 ml per pokok

atau dengan bahan aktif fipronil. Pengaplikasiannya yaitu dengan cara disiram

mengelilingi tanaman.

Serangan Tirathaba yang terdapat di Serawak Damai Estate pertama harus

dikendalikan dengan menjaga kebersihan pokok dengan melakukan kebijakan

Page 19: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

39

kastrasi dan sanitasi pada tanaman belum menghasilkan dengan tepat waktu.

Langkah lainnya yaitu melakukan deteksi dini di TPH ketika terdapat kegiatan

panen yaitu dengan menghitung persentase jumlah janjang yang terserang dengan

batasan 5%. Kondisi serangan kurang dari 5%, dilakukan tindakan control dan

bila serangan di atas 5%, maka dilakukan sensus terhadap pokok. Hasil sensus

pokok terhadap hama Tirathaba, bila menunjukkan serangan di atas 5%, maka

dilakukan penyemprotan dengan Bacillus turingiensis dengan dosis 1g/1l air.

Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menanam tanaman

bermanfaat atau beneficial plant. Penggunaan tanaman bermanfaat di Serawak

Damai Estate menggunakan tanaman Turnera subulata, Cassia tora. Divisi 1 dan

2 SDME melakukan kegiatan pembibitan Cassia tora dan Turnera subulata.

Kedua tanaman ini berfungsi sebagai tanaman inang bagi musuh alami ulat api.

Penanaman Turnera subulata dan Cassia tora

Kegiatan penanaman Turnera subulata dan Cassia tora dilakukan di

sepanjang Collection Road (CR) dan Main Road (MR). Perbandingan penanaman

Cassia tora dengan Turnera subulata yaitu 30:70, hal ini dikarenakan bibit Cassia

tora sulit untuk didapatkan. Tanaman Turnera subulata diperoleh dari tanaman

yang sudah tumbuh besar. Kegiatan pertama kali yaitu pengumpulan Turnera

subulata dan Cassia tora dimana seorang pekerja membawa karung yang

digunakan untuk mengumpulkan Turnera subulata yang sudah di potong.

kegiatan selanjutnya yaitu pembuatan guludan di sepanjang jalan, sebagai tempat

tumbuh Turnera subulata, pembuatan guludan dilakukan dengan cangkul seperti

ditunjukan pada Gambar 4. Kegiatan yang terakhir yaitu dilakukan penanaman

Turnera subulata dan Cassia tora.

Page 20: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

40

Gambar 4. Pembuatan Guludan Turnera subulata

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman adalah kegiatan pemeliharaan terhadap pokok

kelapa sawit. Kegiatan pemeliharaan ini bertujuan untuk mengurangi kompetisi

gulma dengan tanaman terhadap unsur hara, air dan sinar matahari.

Mempermudah pekerjaan panen, pemupukan, penunasan, dan pengawasan.

Kegiatan pemeliharaan dilakukan secara manual oleh karyawan perawatan dan

secara kimiawi oleh tim BGA Spraying System (BSS) dan chemist divisi.

Chemist divisi fokus pada lalang serta gulma dominan pada gawangan,

sedangkan tim BSS fokus pada pengendalian di piringan dan gawangan.

Penggunaan BGA Spraying System (BSS) memiliki keuntungan yaitu menghemat

tenaga supervisi, kontrol lebih baik, mobilitas yang tinggi, kualitas kerja lebih

baik dan pengorganisasian yang lebih mudah. Tim BSS ini terdiri dari 20 orang

tenaga semprot dan satu unit kendaraan roda empat (truk) yang mampu membawa

15-20 knapsack dan 1 unit tangki untuk membawa larutan. Tim BSS terbagi

menjadi dua tim di Serawak Damai Estate, yaitu BSS yang meliputi Divisi 1, 2,

dan 3 atau disebut BSS rayon A, serta BSS rayon B yang meliputi Divisi 4 dan 5.

Pelaksanaan BSS dimulai dari persiapan pengisian tangki air yang

dilakukan satu hari sebelum pelaksaaan di sore hari. Pencampuran obat dilakukan

pada pagi hari. Mandor semprot membawa papan monitoring prestasi kerja ke

lahan. Kegiatan BSS lebih selektif berdasarkan kondisi di lapang. BSS pada

kondisi lahan yang clean weeding tidak melakukan kegiatan semprot tetapi

Page 21: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

41

melakukan pekerjaan penanaman Neprolephis bisserata, dan untuk lahan yang

memerlukan pengendalian maka BSS akan melakukan kegiatan semprot.

Tim semprot divisi terdiri dari tujuh orang pada divisi dua. Kegiatan tim

semprot divisi difokuskan pada gulma lalang di semua blok pada satu divisi,

Pemberantasan lalang menggunakan bahan aktif glifosat. Kegiatan semprot

dilakukan sesuai dengan peta kondisi areal semprot.

Adapun ketentuan gulma yang boleh disemprot, dan tidak boleh

disemprot. Gulma yang boleh disemprot dan bersifat merugikan diantaranya

Stenocleana (pakis udang), Melastoma (merahan, karamunting), Chromolaena

odorata (putihan), Scleria sumatrensis (kerisan), Imperata cylindrical (lalang),

Anggrung (anak kayu), Elaeis guineensis (kentosan), Gleichenia linearia (pakis

kawat). Gulma yang tidak boleh disemprot diantaranya Nephrolephis bisserata,

rumput lunak, dan Mucuna bracteata.

Bumitama Gunajaya Agro memiliki konsep pengendalian gulma yaitu

penanganan terhadap tumbuhan pesaing tanaman utama dengan tindakan

mengembangkan atau melestarikan tanaman berguna atau inang secara terkendali,

memusnahkan gulma berbahaya (Noxious Weed), membatasi pertumbuhan gulma

lunak, dan menerapkan konsep pengelolaan gulma terpadu dengan

memberdayakan seluruh komponen pengendalian. Beberapa hal yang harus

dilakukan yaitu pembersihan piringan dan jalan pikul, pengendalian secara

preventif dan kultur teknis.

Rawat Piringan, Gawangan, dan Pasar Pikul

Rawat Piringan. Piringan merupakan daerah dan ruang tumbuh tanaman

dalam radius kurang lebih 2 meter dari pokok kelapa sawit. Fungsi dari piringan

adalah sebagai tempat menyebarkan pupuk dan daerah jatuhnya tandan buah dan

brondolan. Pelaksanaan kegiatan rawat piringan untuk yang akan dilakukan,

terlebih dahulu dilakukan penentuan kondisi lapang yang dilakukan pada akhir

tahun. Penentuan kondisi di kebun Serawak Damai Estate menggunakan kriteria

ringan, sedang, dan berat dengan menggunakan persentase gulma menutup.

Kondisi ringan persentase gulma menutupnya sebesar 0–30 %, sedang persentase

gulma menutup 31–75 %, berat persentase gulma menutup >75 %.

Page 22: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

42

Kegiatan rawat piringan dilakukan secara kimia dan mekanis (manual).

Kegiatan ini dilakukan baik di tanaman TBM maupun TM. Kegiatan rawat

piringan secara manual dilakukan oleh pekerja perawatan dengan menggunakan

parang. Kegiatan rawat piringan lebih banyak dilakukan pada areal kondisi berat

dimana tanaman Mucuna bracteata sangat tebal dan menjalar ke pokok sawit,

sehingga mempersulit kegiatan pemupukan dan panen (Gambar 5). Tidak hanya

Mucuna bracteata yang berada di piringan, gulma berkayu, serta lalang juga

dikendalikan. Jumlah tenaga kerja untuk kegiatan piringan manual tidak tetap

tergantung pada luasan dan keadaan blok yang akan dikerjakan. Norma kerja

kegiatan rawat piringan manual yaitu 4 HK/ha untuk kondisi berat TBM dan 3

HK/ha pada TM.

Perawatan piringan secara kimiawi dilakukan oleh Tim Unit Semprot.

Penggunaan bahan dan dosis herbisida disesuaikan dengan kondisi areal dan

gulma dominan yang berada di piringan. Pengelompokan gulma dominan ada dua

yaitu satu terdiri dari gulma Legume Cover Crop (LCC) dan rumput-rumputan,

serta yang kedua gulma daun lebar, pakis dan rumput-rumputan. Perawatan

piringan secara kimiawi harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengenai

pelepah (Gambar 6). Dosis yang digunakan 300-350 cc glifosat serta 25 gr

methyl. Norma kerja untuk rawat piringan kimiawi yaitu 0.5 HK/ha.

Gambar 5. Rawat piringan manual

Page 23: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

43

Rawat Gawangan. Gawangan adalah areal atau ruang diantara barisan

tanaman. Rawat gawangan dilakukan secara manual dan kimia. Penentuan kondisi

areal menggunakan kriteria ringan, sedang dan berat. Rawat gawangan yang

dilakukan secara manual di TM dengan menggunakan parang dan cangkul,

sedangkan secara kimia pada kondisi berat menggunakan herbisida kontak

berbahan aktif paraquat dan di kombinasikan dengan herbisida sistemik berbahan

aktif methyl metsulfuron dengan dosis 200-300 cc untuk paraquat dan 30 gr

methyl. Target semprot yaitu gulma dominan dan anak kayu. Norma kerja yang

digunakan pada kondisi berat adalah 4 hk/ha kondisi sedang 2 HK/ha, sedangkan

untuk norma kerja kimiawi pada kondisi berat 1 HK/ha dan konsisi sedang 0.5

HK/ha dan 0.3 HK/ha untuk kondisi ringan.

Rawat Pasar Pikul. Pasar pikul adalah jalan di antara barisan tanaman serta

menembus blok dari jalan pengumpul ke jalan pengumpul lainnya. Kegiatan

perawatan pasar pikul dilakukan oleh dua karyawan. Kegiatan ini ditujukan untuk

mempermudah jalan angkong pemanen ketika pemanen melakukan kegiatan

panen, serta untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan

di pasar pikul yang sulit untuk dilewati oleh pekerja terutama pemanen dan

angkong dikarenakan jalan yang tergenang ataupun gulma kayu dan rumput yang

tinggi. Standar lebar pasar pikul adalah 1.5-2 m. Pekerja dalam sehari dapat

menyelesaikan tiga pasar pikul atau setara 1.5 ha/HK. Alat yang digunakan untuk

pekerjaan ini yaitu cangkul, golok dan sabit.

Gambar 6. Penyemprotan piringan dilakukan oleh TUS

Page 24: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

44

Alat Semprot

Alat semprot yang digunakan oleh BSS Serawak Damai Estate serta tim

semprot divisi yaitu knapsack sprayer dengan merek SA 15 dan CIG 16.

Kapasitas knapsack SA 15 yaitu 15 liter dan kapasitas CIG 16 yaitu 16 liter.

Untuk Perlengkapan APD BSS dilengkapi dengan topi, kacamata, masker, apron,

sarung tangan, serta sepatu boot.

Konservasi Air dan Tanah

Konservasi Tanah. Konservasi tanah adalah perlakuan pada tanah dengan

cara menggunakan sesuai dengan kemampuan tanah tersebut, dengan kriteria-

kriteria yang dibutuhkan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah

bertujuan untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, dan untuk memperbaiki

tanah yang rusak, serta memelihara dengan meningkatkan produktivitas tanah

agar dapat dipergunakan secara berkelanjutan.

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah. Keadaan

ini harus didukung dengan sistem konservasi tanah yang menunjang, yaitu

memiliki drainase yang baik dengan tidak mengalami kekeringan saat musim

kemarau dan tidak tergenang saat musim hujan. Tujuannya untuk memberikan

proporsi antara ruang udara, air dan partikel tanah yang seimbang, sehingga aerasi

menjadi baik, mengatur gerak dan jumlah aliran permukaan serta mengatur

hubungan antara intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.

Pendekatan konservasi tanah di Serawak Damai Estate terdiri dari

kegiatan Penanaman LCC atau penanaman Muccuna Bracteata, pembuatan tapak

kuda, tapak timbun, penyusunan pelepah, dan janjang kosong. Pendekatan ini

bertujuan untuk menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa

tanaman agar terlindung dari daya perusak butiran hujan yang jatuh, memperbaiki

dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran agregat,

mengatur ailiran air permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang tidak

merusak dan memperbesar jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah.

Salah satu kegiatan konservasi tanah lainnya yaitu penanaman Neprolephis

bisserata. Penanaman ini bertujuan untuk menjaga kelembaban sekitar pokok

kelapa sawit. Sisip Neprolephis bisserata yang dilakukan dengan tiga pekerja

Page 25: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

45

perawatan. Alat yang digunakan cangkul dan sabit. Kegiatan penanaman

dilakukan di gawangan mati dan pasar mati. Kegiatan penanaman dibuat sepuluh

lubang dengan penyusunan dua kolom dan lima baris. Penanaman ini juga di

prioritaskan di lahan yang tidak ada tanaman kacangan. Bibit Neprolephis

bisserata diperoleh dari tanaman Neprolephis bisserata muda yang tumbuh di

bagian batang kelapa sawit. Pemilihan berdasarkan keadaan akar yang utuh,

batang yang cukup kuat dan masih muda. Penanaman dimulai dari seorang

pekerja yang bertugas membuat lubang tanam lalu dua orang bertugas

mengumpulkan bibit Neprolephis bisserata dan menanamnya. Prestasi kerja yang

diperoleh karyawan 0.8 ha/HK. Metode ini baru diterapkan, karena berdasarkan

standar di BGA penanaman dilakukan sepanjang gawangan mati dan pasar mati.

Hal tersebut terjadi karena keterbatasan tenaga dan tidak efisiennya waktu, maka

diterapkan sistem penanaman tersebut.

Pahan (2008) mengatakan bahwa penanaman kacangan atau LCC

berfungsi untuk menambah bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah,

memperbaiki status hara tanah khususnya nitrogen, memperbaiki sifat-sifat tanah

akibat pembakaran (pembukaan lahan). Melindungi permukaan tanah dan

mengurangi bahaya erosi terutama pada tanah yang curam, mengurangi biaya

pengendalian gulma, mendorong pertumbuhan tanaman dan meningkatkan

produksi.

Konservasi Air. Konservasi air merupakan salah satu upaya yang

digunakan untuk menanggulangi dampak kekeringan, saat sebelum dan sesudah

musim kemarau dan setelah musim hujan agar curah hujan dapat diserap secara

maksimal kedalam tanah. Konservasi air bertujuan memelihara jumlah, waktu

aliran dan kualitas air sejauh mungkin melalui cara pengelolaan dan penggunaan

tanah yang baik serta memaksimumkan manfaat air melalui penerapan cara-cara

yang efisien.

Konservasi air yang terdapat di Serawak Damai Estate terdiri dari parit

diskontinyu, siltpit, dan road side pit, dan sekat air (Gambar 7). Salah satu

program konservasi air yang sedang dilakukan di SDME yaitu pembuatan sekat

air. Sekat air ini berfungsi untuk menahan laju air. Kegiatan pembuatan sekat air

dilakukan diikuti penulis. Kegiatan pembuatan sekat air ini dilakukan oleh dua

Page 26: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

46

pekerja perawatan. Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan karung, kayu dan

cangkul. Karung digunakan untuk membuat sekat dengan cara mengisikan karung

dengan tanah. Kebutuhan karung disesuaikan dengan lebar parit yang dikerjakan.

Sekat air minimal memiliki dua lapis dengan dibantu menahan oleh kayu.

Gambar 7. Sekat air di Serawak Damai Estate

Internal Meeting

Internal meeting merupakan kegiatan pemberian materi yang dilakukan

oleh staf kebun, manajer, asisten kepala kebun, asisten divisi, dan kepala

administrasi secara bergantian disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan

dan dilakukan setiap minggunya. Kegiatan internal meeting diikuti oleh asisten

divisi, mandor 1 dan mandor yang bersangkutan dengan materi yang diberikan.

Materi yang disampaikan biasanya dapat berupa sosialisasi ataupun rencana

kegiatan yang akan dilakukan atau membahas permasalahan yang ditemukan di

lapang.

Internal meeting bertujuan memberikan infomasi, pengarahan dan

sosialisasi ke mandor satu, dan mandor lapang (mandor pupuk, mandor panen,

mandor TUS, mandor semprot divisi, serta mandor perawatan).

Kegiatan Simulasi Kebun (Field Visit)

Field visit merupakan kegiatan kunjungan lapang yang secara periodik ke

divisi yang diikuti oleh asisten kepala kebun, asisten divisi, mandor 1 dan mandor

panen. Field visit bertujuan untuk memeriksa kondisi kebun, untuk mengetahui

permasalahan-permasalahan yang terjadi di kebun untuk dijadikan bahan evaluasi

dan pencarian jalan keluar atau solusi dari permasalahan.yang terdapat di kebun

Page 27: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

47

tersebut. Kegiatan field visit yang diikuti penulis terdiri dari pemeriksaan mutu

hancak panen hari kemarin, dan grading buah.

Pemeriksaan mutu hancak bertujuan mengevaluasi hasil kerja pemanen

dengan pemeriksaan pokok yang dipanen, janjang yang dipanen, brondolan

tinggal, brondolan busuk, buah tinggal, dan pruning. Kegiatan selanjutnya yaitu

grading buah di TPH. Grading yang dilakukan menggunakan Kriteria panen

brondolan berjumlah minimal 10 di TPH, dan untuk buah dengan BJR yang besar

menggunakan kriteria BJR x 2.

Kegiatan selanjutnya yaitu evaluasi dan sharing dari hasil penemuan dan

pemeriksaan mutu di lapang. Kegiatan dipimpin oleh asisten divisi yang

bersangkutan, selanjutnya satu per satu asisten dan mandor menyampaikan

permasalahan yang ditemukan dan solusi untuk permasalahan tersebut.

Page 28: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

48

Aspek Manajerial

Asisten

Asisten memiliki tugas dan tanggung jawab berpedoman dengan sistem

kerja Planning, Organization, Action, and Control (POAC). Planning. Yaitu

merencanakan semua kegiatan yang dilakukan di kebun dengan cangkupan, lahan

dan sosial (karyawan). Perencanaan kegiatan untuk di lahan dilakukan dari mulai

membuat landasan rencana kerja yang terdiri dari rencana kerja tahunan, rencana

kerja bulanan, hingga rencana kerja harian yang akan dilakukan untuk kegiatan di

lapang, serta rencana kegiatan untuk sosial (Pondok, TPA, dan lainnya).

Organization. Mengorganisasikan semua bagian untuk dapat mengerjakan

pekerjaan yang sudah direncanakan agar dapat berjalan dengan baik.

Pengorganisasian dilakukan pada setiap tingkat kebun, mulai dari manager,

asisten kepala kebun, kepala administrasi, asisten divisi lain, mandor, hingga

karyawan, sehingga semua rencana dan kegiatan yang dilakukan dapat

terorganisir dan berjalan sesuai rencana yang telah dibuat. Action. Melakukan

semua yang sudah direncanakan, dengan tujuan mencapai semua target yang

diinginkan. Control. Melakukan pengontrolan terhadap pekerjaan apakah berjalan

sesuai rencana atau tidak. Dan bila tidak harus segera dipikirkan solusi untuk

masalah yang dihadapai. Semua tugas asisten tidak sebatas pekerjaan lapang,

tetapi non-lapang juga menjadi tanggung jawab asisten.

Penulis saat menjadi pendamping asisten melakukan kegiatan yang terdiri

diantaranya melakukan pengawasan terhadap kerja mandor dan karyawan

dilapang. menggrading buah di TPH, cek mutu hancak panen dan membuat

Rencana Kerja Bulanan (RKB).

Mandor 1

Mandor 1 di SDME memiliki tugas dan tanggung jawab diantaranya

membuat Rencana Kerja Harian (RKH) untuk esok hari, mandor 1 bertugas

memeriksa daftar pusingan potong buah yang dibuat mandor panen, memeriksa

dan merekapitulasi Laporan Harian Mandor (LHM). Serta memeriksa mutu buah

di TPH, mutu ancak panen dan melakukan koordinasi dengan mandor transportasi

kebun mengenai alokasi unit transport maupun alat berat. Kegiatan penulis saat

Page 29: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

49

menjadi pendamping mandor 1yaitu penulis melakukan kegiatan pengawasan

terhadap kerja mandor dan karyawan, memeriksa semua pekerjaan yang ada

dikebun, serta memastikan semua kegiatan berjalan sesuai dengan RKH.

Mandor Panen

Mandor panen bertanggung jawab atas semua pekerjaan potong buah,

dimulai dari memastikan semua buah matang dipotong dan diangkut ke TPH

beserta berondolannya. Penulis bersama mandor panen memeriksa hancak panen,

mutu buah, serta membuat taksasi produksi harian, dan melaporkan hasil

pemeriksaan mutu buah dan mutu hancak kepada asisten divisi, serta mengecek

peralatan panen yang dipakai pekerja. Mandor panen membuat pelaporan

diantaranya laporan pemeriksaan hancak & mutu buah di TPH, taksasi harian, dan

LHM.

Kerani Potong Buah

Kerani potong bertanggung jawab terhadap pencatatan mutu buah yag

dipanen dan jumlah janjang yang dipanen. Penulis bersama kerani potong buah

melakukan pemeriksaan buah di TPH, mencatat hasil pemeriksaan buah di TPH,

dan menghitung premi potong buah pemanen ke dalam buku penerimaan buah.

Mandor Pupuk

Mandor pupuk memiliki tanggung jawab untuk memastikan semua pupuk

diaplikasikan dan digunakan sesuai dosis yang ditentukan dan membuat LHM.

Pada pagi hari mandor pupuk membagi hancak karyawan seusai lokasi yang akan

dikerjakan, menyiapkan alat atau bahan untuk pemupukan, serta mengawasi ecer

pupuk di tempat (blok) yang telah ditentukan dan berkoordinasi dengan bagian

traksi untuk pengangkutan pupuk. Mandor pupuk juga harus mengawasi

penguntilan pupuk. Penulis selama menjadi pendamping mandor membantu kerja

mandor dalam hal pengawasan pelaksanakan pemupukan dan aplikasi

pemupukan, mengecek pekerjaan yang telah dilaksanakan serta membuat rencana

esok hari.

Page 30: PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG - repository.ipb.ac.id · Penentuan masa peralihan TBM ke TM dapat dilihat dari kerapatan panen (sebaran pokok panen) >60%, Berat Tandan Rata-rata (BJR)

50

Mandor Semprot

Mandor semprot tanggung jawab seorang mandor chemist yaitu

memastikan semua chemist digunakan sesuai dosis yang ditentukan dan

diaplikasikan pada areal yang sudah ditetapkan.serta menyiapkan alat dan bahan

untuk semprot. Mandor chemist saat dilapang membagi hancak karyawan sesuai

lokasi yang akan dikerjakan, mengawasi pelaksanakan semprot seusai rencana

yang telah ditentukan, serta memastikan seluruh alat kerja dikembalikan ke

gudang. Selain itu mandor chemist harus membuat LHM dan membuat rencana

esok hari.

Mandor Perawatan

Mandor perawatan memastikan semua pekerjaan perawatan dilakukan

dengan benar dan tepat waktu sesuai yang ditentukan, pada pagi hari setelah apel

mandor perawatan akan membagi pekerjaan kepada karyawan sesuai RKH dan

menentukan tiap hancaknya. Hasil pekerjaan pada hari itu dicatat ke LHM.

Penulis bersama mandor perawatan melakukan pengawasan terhadap pekerjaan

yang dilakukan oleh karyawan hal ini sangat diperlukan dikarenakan pekerjaan

perawatan tidak dilakukan disatu tempat.

Kerani Divisi

Seorang kerani divisi harus membuat dan menyajikan administrasi divisi

secara akurat, tepat dan benar. Pada pagi hari kerani divisi melakukan absensi

karyawan di kantor divisi saat lingkaran pagi. Melayani pengeluaran barang yang

diperlukan para mandor, dan mengisi pengeluaran bahan ke dalam kartu gudang.

Kerani divisi juga melakukan pengecekan pada laporan potong buah dan LHM.

Kerani juga memeriksa dan merekap premi potong buah dan premi transport.

membantu pembayaran gaji, dan mengisi data curah hujan serta mengarsipkan

surat-surat di divisi. Kegiatan penulis saat menjadi pendamping kerani divisi yaitu

penulis melakukan absensi pada pagi hari, dan pada awal bulan membantu

pembayaran gaji terhadap karyawan.