Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

15
PELAKSANAAN K3 DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN A. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam melaksanakan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk itu Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku. Bahaya yang paling sering terjadi di proyek konstruksi adalah : jatuh dari ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, dan tertimpa benda yang jatuh. Jatuh dari ketinggian adalah penyebab utama kecelakaan kerja dalam industri konstruksi. Menurut buku OSHA (29 CFR), tindakan perlindungan agar tidak j atuh meliputi : pembuatan landasan untuk berpijak yang kuat, jalan setapak yang cukup lebar, dibuatkan pagar di sisi  pinggiran . Perlindungan jug a diperlukan ketika karyawan yang berisiko u ntuk jatuh ke  peralatan berbahaya. Tertimpa benda yang jatuh adalah kejadian kecelakaan kerja yang ke tiga. Tidak seorangp un diperbolehkan untuk menyeberang di bawah atau berdiri di bawah peralatan l oading, semua  pekerja seharusnya berada pada jarak yang aman, disamping itu ad a ketidak disiplinan dalam  pemakaian pelindung kepala. B. Adapun Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi yaitu : -Memiliki masa kerja terbatas -Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar -Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah -Memiliki intensitas kerja yang tinggi -Bersifat multidisiplin dan multi crafts -Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya -Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja) C. Dasar Hukum: UU No. 13/2003 : Ketenagakerjaan UU No. 1/1970 : Keselamatan Kerja

description

jf

Transcript of Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

Page 1: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 1/15

PELAKSANAAN K3 DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam melaksanakan

Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yangmenyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk itu Kegiatan konstruksi harus

dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku.

Bahaya yang paling sering terjadi di proyek konstruksi adalah : jatuh dari ketinggian,

kecelakaan kendaraan bermotor, dan tertimpa benda yang jatuh.

Jatuh dari ketinggian adalah penyebab utama kecelakaan kerja dalam industri konstruksi.

Menurut buku OSHA (29 CFR), tindakan perlindungan agar tidak jatuh meliputi : pembuatan

landasan untuk berpijak yang kuat, jalan setapak yang cukup lebar, dibuatkan pagar di sisi

 pinggiran . Perlindungan juga diperlukan ketika karyawan yang berisiko untuk jatuh ke

 peralatan berbahaya.

Tertimpa benda yang jatuh adalah kejadian kecelakaan kerja yang ke tiga. Tidak seorangpun

diperbolehkan untuk menyeberang di bawah atau berdiri di bawah peralatan loading, semua

 pekerja seharusnya berada pada jarak yang aman, disamping itu ada ketidak disiplinan dalam

 pemakaian pelindung kepala.

B. Adapun Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi yaitu :

-Memiliki masa kerja terbatas-Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar 

-Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah

-Memiliki intensitas kerja yang tinggi

-Bersifat multidisiplin dan multi crafts

-Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya

-Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja)

C. Dasar Hukum:

UU No. 13/2003 : Ketenagakerjaan

UU No. 1/1970 : Keselamatan Kerja

Page 2: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 2/15

UU No. 18/1999 : Jasa Konstruksi

SKB Menaker & PU No.174/104/86-K3 Konstruksi

Permenaker No. 5/1996 – SMK3

Inst Menaker No 01/1992 Ttg Pemeriksaan Unit Organisasi K3

D. Jenis Bahaya Konstruksi

Physical Hazards

Chemical Hazards

Electrical Hazards

Mechanical Hazards

Physiological Hazards

Biological Hazards

Ergonomic

Unsur Terkait dalam Proyek Konstruksi

E. K3 dalam Proyek Konstruksi

meliputi safety engineering>construction safety>personl safety

**Pencegahan Kecelakaan KonstruksiI**

Sebab Kecelakaan Konstruksi :

1. Faktor Manusia / . Human Factors

Sangat dominan dilingkungan konstruksi.

Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda, Pengetahuan tentang keselamatan

rendah.

Pencegahan Faktor Manusia

Pemilihan Tenaga Kerja

Pelatihan sebelum mulai kerja

Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung

2. Faktor Teknis / Technical Factors

Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat berat,

 penggalian, pembangunan, pengangkutan dsb.

Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan

(substandards condition)

Pencegahan Faktor Teknis :Perencanaan Kerja yang baik.

Pemeliharaan dan perawatan peralatan

Pengawasan dan pengujian peralatan kerja

Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman

Penerapan Sistim Manajemen Mutu

3. Materials

Material dalam kondisi tertentu bisa membahayakan pekerja. Untuk itu diperlukan

 penanganan yang baik. Meliputi mobilisasi bahan dan cara penyimpanan material.

4. Peralatan kerja / EquipmentsPenempatan peralatan kerja yang tidak diatur dengan baik bisa menimbulkan kecelakaan

Page 3: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 3/15

kerja sehingga produktifitas kerja terganggu.

F. Strategi Penerapan K3 di Proyek Konstruksi

1. Identification

Mengidentifikasi permasalahan di lingkungan kerja secara dini.

2. Evaluasi

Tahapan CSMS

Risk Assessment

Bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko suatu pekerjaan yang akan diserahkan kepada

kontraktor.

Untuk menyesuaikan potensi bahaya dengan kemampuan kontraktor menjalankan pekerjaan

dengan Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda, misalnya proyek bangunan bertingkat,

 pembangunan bendungan, pabrik dsb.

Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan.

Buat mapping potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan masing-masing.

3. Develop the Plan

Adakan evaluasi tentang potensi bahaya untuk menentukan skala prioritas berdasarkan

Hazards Rating.

Susun Risk Rating dari semua kegiatan konstruksi yang akan dilakukan

Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi susun rencana pengendalian dan pencegahan

kecelakaan

Terapkan konsep Manajemen Keselamatan Kerja yang baku

4. Implementation

Susun Program Implementasi dan program-program K3 yang akan dilakukan (buat dalam

 bentuk elemen kegiatan)

Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek 

Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain :

- Skala Proyek 

- Jumlah Tenaga Kerja

- Lokasi Kegiatan

- Potensi dan Resiko Bahaya

- Peraturan dan standar yang berlaku

- Teknologi proyek yang digunakan

Rencana kerja yang telah disusun implementasikan dengan baik.Sediakan sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan program K3

Susun Kebijakan K3 terpadu.

5. Monitoring

Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3 dalam perusahaan.

Susun sistim audit dan inspeksi yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan.

G. Elemen Program K3 Proyek 

1. Kebijakan K3

Merupakan landasan keberhasilan K3 dalam proyek Memuat komitment dan dukungan manajemen puncak terhadap pelaksanaan K3 dalam

Page 4: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 4/15

 proyek 

Harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja dan digunakan sebagai landasan kebijakan

 proyek lainnya.

2. Administratif dan Prosedur Menetapkan sistim organisasi pengelolaan K3 dalam proyek 

Menetapkan personal dan petugas yang menangani K3 dalam proyek 

Menetapkan prosedur dan sistim kerja K3 selama proyek berlangsung termasuk tugas dan

wewenang semua unsur terkait

Organisasi dan SDM

Kontraktor harus memiliki organisasi yang menangani K3 yang besarnya sesuai dengan

kebutuhan dan lingkup kegiatan.

Organisasi K3 harus memiliki asses kepada penanggung jawab projek.

Kontraktor harus memiliki personnel yang cukup yang bertanggung jawab mengelola

kegiatan K3 dalam perusahaan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Kontraktor harus memiliki personel atau pekerja yang cakap dan kompeten dalam menanganisetiap jenis pekerjaan serta mengetahui sistim cara kerja aman untuk masing-masing

kegiatan.

Administratif dan Prosedur 

Kontraktor harus memiliki kelengkapan dokumen kerja dan perijinan yang berlaku.

Kontraktor harus memiliki Manual Keselamatan Kerja sebagai dasar kebijakan K3 dalam

 perusahaan.

Kontraktor harus memiliki prosedur kerja aman sesuai dengan jenis pekerjaan dalam kontrak 

yang akan dikerjakannya.

3. Identifikasi Bahaya

Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan Identifikasi Bahaya guna mengetahui

 potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.

Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety Departement.

Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah baku seperti Check List, What If,

Hazops, dsb.

Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai

 pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

Identifikasi Bahaya harus dilakukan pada setiap tahapan proyek yang meliputi :

Design Phase

ProcurementKonstruksi

Commisioning dan Start-up

Penyerahan kepada pemilik 

4. Project Safety Review

Sesuai perkembangan proyek dilakukan kajian K3 yang mencakup kehandalan K3 dalam

rancangan dan pelaksanaan pembangunannya.

Kajian K3 dilaksanakan untuk meyakinkan bahwa proyek dibangun dengan sstandar 

keselamatan yang baik sesuai dengan persyaratan

5. Pembinaan dan PelatihanPembinaan dan Pelatihan K3 untuk semua pekerja dari level terendah sampai level tertinggi.

Page 5: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 5/15

Dilakukan pada saat proyek dimulai dan dilakukan secara berkala.

Pokok Pembinaan dan Latihan :

Kebijakan K3 proyek 

Cara melakukan pekerjaan dengan aman

Cara penyelamatan dan penanggulangan darurat

6. Safety Committee (Panitia Pembina K3)

Panitia Pembina K3 merupakan salah satu penyangga keberhasilan K3 dalam perusahaan.

Panitia Pembina K3 merupakan saluran untuk membina keterlibatan dan kepedulian semua

unsur terhadap K3

Kontraktor harus membentuk Panitia Pembina K3 atau Komite K3 (Safety Committee).

Komite K3 beranggotakan wakil dari masing-masing fungsi yang ada dalam kegiatan kerja.

Komite K3 membahas permasalahan K3 dalam perusahaan serta memberikan masukan dan

 pertimbangan kepada manajemen untuk peningkatan K3 dalam perusahaan.

7. Promosi K3

Selama kegiatan proyek berlangsung diselenggarakan program-program Promosi K3Bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan awareness para pekerja proyek.

Kegiatan Promosi berupa poster, spanduk, buletin, lomba K3 dsb

Sebanyak mungkin keterlibatan pekerja

8. Safe Working Practices

Harus disusun pedoman keselamatan untuk setiap pekerjaan berbahaya dilingkungan proyek 

misalnya :

Pekerjaan Pengelasan

Scaffolding

Bekerja diketinggian

Penggunaan Bahan Kimia berbahaya

Bekerja diruangan tertutup

Bekerja diperalatan mekanis dsb.

9. Sistim Ijin Kerja

Untuk mencegah kecelakaan dari berbagai kegiatan berbahaya, perlu dikembangkan sistim

ijin kerja.

Semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah memiliki ijin kerja yang

dikeluarkan oleh fungsi berwenang (pengawas proyek atau K3)

Ijin Kerja memuat cara melakukan pekerjaan, safety precaution dan peralatan keselamatan

yang diperlukan

10. Safety Inspection

Merupakan program penting dalam phase konstruksi untuk meyakinkan bahwa tidak ada

“unsafe act dan unsafe Condition” dilingkungan proyek. 

Inspeksi dilakukan secara berkala.

Dapat dilakukan oleh Petugas K3 atau dibentuk Joint Inspection semua unsur dan Sub

Kontraktor 

11. Equipment Inspection

Semua peralatan (mekanis,power tools,alat berat dsb) harus diperiksa oleh ahlinya sebelum

diijinkan digunakan dalam proyek.Semua alat yang telah diperiksa harus diberi sertifikat penggunaan dilengkapi dengan label

Page 6: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 6/15

khusus.

Pemeriksaan dilakukan secara berkala

12. Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)

Harus disusun pedoman Keselamatan Konstraktor/Sub Kontraktor 

Subkontrakktor harus memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkanSetiap sub kontraktor harus memiliki petugas K3

Pekerja Subkontraktor harus dilatih mengenai K3 secara berkala

Contractor Safety

Latar Belakang

Kontraktor merupakan unsur penting dalam perusahaan sebagai mitra yang membantu

kegiatan operasi perusahaan

Kontraktor Konstruksi

Latar Belakang

Kontraktor rawan terhadap kecelakaan dalam menjalankan kegiatannya

Tenaga Kontraktor bersifat sementara

Pekerja kasar dan pendidikan lebih rendahTingkat disiplin dalam bekerja kurang

Pemahaman tentang peraturan K3 perusahaan rendah

Terlibat langsung dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga lebih banyak terpapar bahaya.

Latar Belakang

Kecelakaan yang menimpa kontraktor tinggi.

Kelalaian yang dilakukan kontraktor dapat menimbulkan bahaya bagi operasi perusahaan dan

 berakibat kecelakaan perusahaan.

Kecelakaan yang menimpa kontraktor juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Standar PSM

Kegiatan Kontraktor harus dikelola dengan baik untuk menjamin keselamatan dalam setiap

kegiatan kerja kontraktor yang dapat membahayakan operasi perusahaan.

Perusahaan harus menerapkan Contractor Safety Management System (CSMS)

CSMS

CSMS adalah suatu sistim manajemen untuk mengelola kontraktor yang bekerja di

lingkungan perusahaan.

CSMS merupakan sistim komprehensif dalam pengelolaan kontraktor sejak tahap

 perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan

Tujuan CSMSUntuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja dilingkungan perusahaan telah memenuhi

standar dan kriteria K3 yang ditetapkan perusahaan.

Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja Keselamatan di lingkungan kontraktor 

Untuk mencegah dan menghindarkan kerugian yang timbul akibat aktivitas kerja kontraktor 

Dasar Penerapan CSMS

Undang-undang Keselamatan Kerja No 1 Tahun 1970

Perusahaan bertanggung jawab menjamin keselamatan setiap orang yang berada ditempat

kerjanya (termasuk kontraktor dan pihak lainnya yang berada di tempat kerja).

Undang undang Perlindungan Konsumen

Perusahaan wajib melindungi keselamatan konsumen sebagai akibat kegiatan perusahaan.

Struktur CSMS

Page 7: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 7/15

CSMS terdiri dari 6 langkah yang terbagi 2 tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Administrasi

Risk Assessment

Prakualifikasi

Seleksi2. Tahap Implementasi

Pre-Job Activity

Pelaksanaan Pekerjaan

aman

13. Keselamatan Transportasi

Kegiatan Proyek melibatkan aktivitas transportasi yang tinggi

Pembinaan dan Pengawasan transportasi diluar dan didalamn lokasi Proyek 

Semua kendaraan angkutan Proyek harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan

14. Pengelolaan Lingkungan

Selama proyek berlangsung harus dilakukan pengelolaan lingkungan dengan baik mengacu

dokumen Amdal/UKL dan UPL

Selama proyek berlangsung dampak negatif harus ditekan seminimal mungkin untuk 

menghindarkan kerusakan terhadap lingkungan

15. Pengelolaan Limbah dan B3

Kegiatan proyek menimbulkan limbah dalam jumlah besar, dalam berbagai bentuk.

Limbah harus dikelola dengan baik sesuai dengan jenisnya.

Limbah harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek 

16. Keadaan Darurat

Perlu disusun Prosedur keadaan darurat sesuai dengan kondisi dan sifat bahaya proyek 

misalnya bahaya kebakaran, kecelakaan, peledakan dsb.

SOP Darurat harus disosialisasikan dan dilatih kepada semua pekerja

17. Accident Investigation and Reporting System

Semua kecelakaan dan kejadian selama proyek harus diselidiki oleh petugas yang terlatih

dengan tujuan untuk mencari penyebab utama agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Semua kecelakaan/kejadian harus dicatat dan dibuat analisa serta statistik kecelakaan

Digunakan sebagai bahan dalam rapat komite K3 Proyek 

18. Audit K3

Secara berkala dilakukan audit K3 sesuai dengan jangka waktu proyek 

Audit K3 berfungsi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan K3 dalam

 proyek sebagai masukan pelaksanaan proyek berikutnya

Sebagai masukan dalam memberikan penghargaan K3

Ketentuan administrasi K3

a. Kewajiban umum

Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaanPenyedia Jasa Konstruksi, yaitu :

Page 8: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 8/15

 

1) Kami berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja

dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko

kecelakaan.

2) Kami menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akandigunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-

 barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.

3) Kami turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut

dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.

4) Kami menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi

Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk 

menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.

5) Kami memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.

6) Sebelum pekerjaan dimulai Kami menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi

 petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk 

itu Penyedia Jasa dapat memasang papan- papan pengumuman, papan-papan peringatan serta

sarana-sarana pencegahan kecelakaan yang dipandang perlu.

7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat

kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara

 pelaksanaan kerja yang aman.

8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan

dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Kami

 b. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja

Kami menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3 untuk setiap proyek yang

dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur organisasi pelaksanaan

konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full- time) untuk 

mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.

2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja

dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan,

diwajibkan membentuk unit pembina K3.

3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit struktural

dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.

4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia pembinakeselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus atau Penyedia

Page 9: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 9/15

Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.

5) Kami akan melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas- fasilitas dalam

melaksanakan tugas mereka.

 b) Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam segala hal

yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.

c) Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari panitia

 pembina keselamatan dan kesehatan kerja.

6) Jika 2 (dua) atau lebih Kami bergabung dalam suatu proyek mereka harus bekerja sama

membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Laporan kecelakaan

Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang terkait

dengan K3, dimana :

1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada

Instansi yang terkait.

2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

a) Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing- masing dan

 b) Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.

d. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan

Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus dibuat

sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan pertama

 pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain serta jalur transportasi,

dimana :

1) Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya :

a) Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali.

 b) Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.

2) Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk 

referensi.

3) Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan

oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada

kecelakaan (PPPK).4) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat kerja

Page 10: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 10/15

dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.

5) Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk 

kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.

6) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alat-alatPPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.

7) Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan- keterangan/instruksi yang

mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti.

8) Isi dari kotak obat-obatan dan alat PPPK harus diperiksa secara teratur dan harus dijaga

supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).

9) Kereta untuk mengangkat orang sakit (tandu).

10) Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat, jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit atau

tempat berobat lainnya.

11) Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis yang

memberitahukan antara lain :

a) Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK, ambulans,

tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.

 b) Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor telepon dan nama

orang yang bertugas dan lain-lain.

c) Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat segera

dihubungi dalam keadaan darurat.

e. Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja

Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi sejak 

dini yaitu pada saat Pengguna Jasa mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan biaya

suatu pekerjaan konstruksi.

Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian

evaluasi dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya Kami harus melaksanakan prinsip-

 prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana,

sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar, oleh

karena itu baik Kamidan Pengguna Jasa perlu memahami prinsip-prinsip keselamatan dan

kesehatan kerja ini agar dapat melakukan langkah persiapan, pelaksanaan dan

 pengawasannya.

Ketentuan Teknis manajemen K3

a. Aspek lingkungan

Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan K3 terutama terkait dengan aspek lingkungan,Kami berusaha mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.

Page 11: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 11/15

 

 b. Tempat kerja dan peralatan

Ketentuan teknis pada tempat kerja dan peralatan pada suatu proyek terkait dengan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut :

1) Pintu masuk dan keluar 

a) Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.

 b) Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.

2) Lampu / penerangan

a) Jika penerangan alam tidak sesuai untuk mencegah bahaya, alat- alat penerangan buatan

yang cocok dan sesuai harus diadakan di seluruh tempat kerja, termasuk pada gang-gang.

 b) Lampu-lampu harus aman, dan terang.

c) Lampu-lampu harus dijaga oleh petugas-petugas bila perlu mencegah bahaya apabila

lampu mati/pecah.

3) Ventilasi

a) Di tempat kerja yang tertutup, harus dibuat ventilasi yang sesuai untuk mendapat udara

segar.

 b) Jika secara teknis tidak mungkin bisa menghilangkan debu, gas yang berbahaya, tenaga

kerja harus disediakan alat pelindung diri

untuk mencegah bahaya-bahaya tersebut di atas.

4) Kebersihan

a) Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat

yang aman.

 b) Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan

untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

c) Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di tempat kerja.

d) Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau

sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir, abu atau sejenisnya.

e) Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada tempat

 penyimpanan semula.

c. Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran

Untuk dapat mencegah terjadinya kebakaran pada suatu tempat atau proyek dapat

dilakukan pencegahan sebagai berikut :

1) Di tempat-tempat kerja dimana tenaga kerja dipekerjakan akan kami

sediakan:

a) Alat-alat pemadam kebakaran.

 b) Saluran air yang cukup dengan tekanan yang besar.

2) Pengawas dan sejumlah/beberapa tenaga kerja telah dilatih untuk menggunakan alat

 pemadam kebakaran.

3) Alat pemadam kebakaran, telah diperiksa pada jangka waktu tertentu oleh orang yang berwenang dan dipelihara sebagaimana mestinya.

Page 12: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 12/15

 

4) Alat pemadam kebakaran seperti pipa-pipa air, alat pemadam kebakaran yang dapat

dipindah-pindah (portable) dan jalan menuju ke tempat pemadam kebakaran harus selalu

dipelihara.

5) Peralatan pemadam kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat dan dicapai.

6) Sekurang kurangnya sebuah alat pemadam kebakaran harus tersedia di tempat-tempat

sebagai berikut :

a) di setiap gedung dimana barang-barang yang mudah terbakar disimpan. b) di tempat-

tempat yang terdapat alat-alat untuk mengelas.

8) Beberapa alat pemadam kebakaran dari bahan kimia kering harus disediakan :

a) di tempat yang terdapat barang-barang/benda-benda cair yang mudah terbakar.

 b) di tempat yang terdapat oli, bensin, gas dan alat-alat pemanas yang menggunakan api.

c) di tempat yang terdapat aspal dan ketel aspal.

9) Alat pemadam kebakaran harus dijaga agar tidak terjadi kerusakan- kerusakan teknis.

11) Jika pipa tempat penyimpanan air (reservoir, standpipe) dipasang di suatu gedung, pipa

tersebut harus :

a) dipasang di tempat yang strategis demi kelancaran pembuangan. b) dibuatkan suatu katup

 pada setiap ujungnya.

c) mempunyai sambungan yang dapat digunakan Dinas Pemadam

Kebakaran

d. Perlengkapan keselamatan kerja

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan

tugasnya antara lain sebagai berikut :

1) Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama

mengoperasikan atau memelihara AMP.

2) Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau

melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.

3) Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi

 pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.

4) Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup

rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.

5) Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan

 bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya.

6) Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaanyang berhubungan dengan

Page 13: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 13/15

alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya pemadatan tanah dengan stamper 

dan sebagainya.

Gambar Perlengkapan keselamatan kerja

Pedoman untuk pelaku utama konstruksi

a. Pedoman untuk manajemen puncak 

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian manajemen puncak untuk mengurangi biaya

karena kecelakaan kerja, antara lain :

1) Mengetahui catatan tentang keselamatan kerja dari semua manajer lapangan.

Informasi ini digunakan untuk mengadakan evaluasi terhadapprogram keselamatan kerja

yang telah diterapkan.

2) Kunjungan lapangan untuk mengadakan komunikasi tentang keselamatan kerja dengan

cara yang sama sebagaimana dilakukan pelaksanaan monitoring dan pengendalian mengenai

 biaya dan rencana penjadualan pekerjaan.

3) Mengalokasikan biaya keselamatan kerja pada anggaran perusahaan dan mengalokasikan

 biaya kecelakaan kerja pada proyek yang dilaksanakan.

4) Mempersyaratkan perencanaan kerja yang terperinci sehingga dapat memberikan jaminan

 bahwa peralatan atau material yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam kondisi

aman.

5) Para pekerja yang baru dipekerjakan menjalani latihan tentang keselamatan kerja dan

memanfaatkan secara efektif keahlian yang ada pada masing masing divisi (bagian) untuk 

 program keselamatan kerja.

 b. Pedoman untuk manajer dan pengawas

Untuk para manajer dan pengawas, hal-hal berikut ini dapat diterapkan untuk mengurangikecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanan pekerjaan bidang konstruksi :

Page 14: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 14/15

 

1) Manajer berkewajiban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja konstruksi

sehingga harus menerapkan berbagai aturan, standar untuk meningkatkan K3, juga harus

mendorong personil untuk memperbaiki sikap dan kesadaran terhadap K3 melalui

komunikasi yang baik, organisasi yang baik, persuasi dan pendidikan, menghargai pekerja

untuk tindakan-tindakan aman, serta menetapkan target yang realistis untuk K3.

2) Secara aktif mendukung kebijakan untuk keselamatan pada pekerjaan seperti dengan

memasukkan masalah keselamatan kerja sebagai bagian dari perencanaan pekerjaan dan

memberikan dukungan yang positif.

3) Manajer perlu memberikan perhatian secara khusus dan mengadakan hubungan yang erat

dengan para mandor dan pekerja sebagai upaya untuk menghindari terjadi kecelakaan dan

 permasalahan dalam proyek konstruksi. Manajer dapat melakukannya dengan cara

a) Mengarahkan pekerja yang baru pada pekerjaannya dan mengusahakan agar mereka

 berkenalan akrab dengan personil dari pekerjaan lainnya dan hendaknya memberikan perhatian yang khusus terhadap pekerja yang baru, terutama pada hari-harinya yang pertama.

 b) Melibatkan diri dalam perselisihan antara pekerja dengan mandor, karena dengan

mengerjakan hal itu, kita akan dapat memahami mengenai titik sudut pandang pari pekerja.

Cara ini bukanlah mempunyai maksud untuk merusak (“merongrong”) kewibawaan pihak 

mandor, tetapi lebih mengarah untuk memastikan bahwa pihak pekerja itu telah diperlakukan

secara adil (wajar).

c) Memperlihatkan sikap menghargai terhadap kemampuan para mandor tetapi juga harus

mengakui suatu fakta bahwa pihak mandor itu pun (sebagai manusia) dapat membuat

kesalahan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara mengizinkan para mandor untuk memilih

 para pekerjanya sendiri (tetapi tidak menyerahkan kekuasaan yang tunggal untuk 

memberhentikan pekerja).

c. Pedoman untuk mandor 

Mandor dapat mengurangi kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan

 bidang konstruksi dengan :

1) Memperlakukan pekerja yang baru dengan cara yang berbeda, misalnya dengan tidak 

membiarkan pekerja yang baru itu bekerja sendiri secara langsung atau tidak 

menempatkannya bersama-sama dengan pekerja yang lama dan kemudian membiarkannya

 begitu saja.

2) Mengurangi tekanan terhadap pekerjanya, misalnya dengan tidak memberikan target

 produktivitas yang tinggi tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan pekerjanya.

Selanjutnya manajemen puncak dapat membantu para mandor untuk mengurangi kecelakaan

kerja dengan cara berikut ini :

1) Secara pribadi memberikan penekanan mengenai tingkat kepentingan dari keselamatan

kerja melalui hubungan mereka yang tidak formal maupun yang formal dengan para mandor 

di lapangan.

2) Memberikan penekanan mengenai keselamatan kerja dalam rapat pada tataran perusahaan.

d. Pedoman untuk pekerja

Page 15: Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

7/16/2019 Pelaksanaan k3 Konstruksi Bangunan

http://slidepdf.com/reader/full/pelaksanaan-k3-konstruksi-bangunan 15/15

Pedoman yang dapat digunakan pekerja untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan

kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan bidang konstruksi antara lain adalah :

1) Permasalahan pribadi dihilangkan pada saat masuk lingkungan

kerja.

2) Tidak melakukan pekerjaan bila kondisi kesehatan kurangmendukung.

3) Taat pada aturan yang telah

ditetapkan.

4) Memahami program keselamatan dan kesehatan

kerja.

5) Memahami lingkup kerja yang diberikan