putusan pengadilan tinggi tata usaha negara medan putusan penga ...
PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP PUTUSAN SERTA …repository.unair.ac.id/11477/2/KKB KK-2 Per.1893_94...
Transcript of PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP PUTUSAN SERTA …repository.unair.ac.id/11477/2/KKB KK-2 Per.1893_94...
MEMO HUKUM
YOYO ARIFARDHANI
PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA
(UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD)ICC
fzr An
P -
M i L I L
m P U ST A K A A *'l o i T U t S l T ^ A I1 U h q q 4>
_ I U K A B A v A
FAKULTAS H UK UM UNIVERSITAS AIRLANGGA
S U R A B A Y A
1994
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA
( UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD)
MEMO HUKUMDIAJUKAN SEBAGAI PENULISAN SKRIPSI
PROGRAM SARJANA BIDANG ILMU H UK UM
Pambimbing, Penyusun,
YOYO ARIFARDHANINIM. 039013161
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
TIM PENGUJI
Telah diuji pada :
H a r i : Jum'at
Tanggal : 22Juli 1994
1. Ketua : Dr. A B D O E l Ft AS J ID, SH, LL.M.
2. Sekretaris : BASUKI REKSO W IBOW O, SH,. M
3. Anggota ; >SMET BASW EDAN, S.H.
S'\
B AM BAN G SOERJG, S.H. V
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
KATA P ENGANTAR
Dengan m e m a n j a t k a n puji syukur kehadapan Allah
SWT. atas berkah dan rahmat-Nya. sehingga dapat ter
se lesaikannya penyusunan memo hukum ini dengan judui :
PELAKSAN AAN EKSEKUSI T ERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA
(UITVOERBAAR BIJ V O O R R A A D ) .
Penulisan memo hukum ini dimaksudkan guna
memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian men-
capai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Uni-
versitas Airlangga, Surabaya.
Dengan segala kemampuan yang terbatas dari saya,
namun kiranya karya tulis ini dapat menjadikan suatu
paradigma baru yang bermanfaat bagi masyarakat kampus
serta bangsa dan negara.
Da l a m p e n u l i s a n memo hukum ini, izinkanlah saya
menyampaikan ucapan terima kasih- atas bantuan yang
telah diberikan selama ini kepada :
1. Bapak Rektor Universitas Airlangga. Bapak dan para
Pembantu Dekan. Bapak/Ibu Dosen serta Asisten Dosen
Fakultas H u k u m Universitas Airl angga Surabaya, yang
telah membekali saya dengan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang saya tempuh sejak menjadi mahasiswa
sampai s e 1e s a i .
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
2. Bapak Ismet Baswedan. S.H.. sebagai pembimbi’ng yang
telah bersedia melonggarkan waktu di antara kesibuk-
an beliau untuk memberikan bim bingan kepada saya
sampai t erselesaikannva memo h ukum ini.
3. Vang tercinta ayahanda H. Slamet Riyanto. S.H..
Ibunda H j . Isnawati dan saudaraku Rina Kartika Sari.
S.H., yang telah memberikan kasih sayangnya dan
memberikan semangat bagi saya selama ini.
4. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu'per satu.
Semoga amal baik tersebut mendapatkan balasan
dari Allah SWT., Amien.
Mengingat terbatasnya k e mampuan saya, tentu
penulisan memo hukum ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu dengan segala k e r endahan hati, saya
mengharapkan saran dan kritik positif dari pembaca.
Harapan saya memo hukum ini dapat bermanfaat
bagi almamater khususnva dan sebagai sumbangan pemikir-
an di bidang pembangunan pada umumnya.
Surabaya. Juli 1994
Penyusun
YOYO ARIFARDHANI
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
ABSTRAK
Badan peradilan adalah pelaksana kekuasaan kehakiman yang bertugas
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila,
dengan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.
Hukum Acara Perdata di pengadilan digunakan apabila ada perselisihan atau
persengketaan antara para pihak di mana mereka yang berselisih menempuh jalan lembaga
peradilan untuk mengakhiri perse1isihannya. Hal ini terlihat dengan adanya putusan Hakim
yang dikeluarkan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Pihak yang dimenangkan dalam putusan ini tentu mengharapkan agar putusan
pengadilan yang memenangkannya dapat dilaksanakan. Suatu putusan untuk dapat
dilaksanakan harus mempunyai kekuatan hukum yang pasti (in kracht van gewijde).
Suatu putusan Pengadilan Negeri dapat dimungkinkan adanya upaya hukum verzet
banding dan kasasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak puas terhadap putusan tersebut.
Maka untuk dapat memperoleh kekuatan hukum yang pasti harus menunggu dalam waktu
yang cukup lama karena adanya upaya hukum lain tersebut di atas. Hal ini sangat merugikan
pihak yang dimenangkan karena tidak dapat segera menikmati hasil gugatannya. Kadang-
kadang adanya upaya hukum yang ditempuh pihak yang dikalahkan tersebut hanya untuk
menghambat pelaksanaan putusan Pengadilan.
Dalam Hukum Acara Perdata dikenal adanya putusan serta merta (Uitvoerbaar Bij
Voorraad), yaitu putusan hakim Pengadilan Negeri yang dapat dijalankan lebih dahulu
walaupun ada upaya hukum verzet, banding maupun kasasi.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................... i
D A F T A R ISI .............................................. i i i
A. URAIAN FAKTA DAN KASUS POSISI ................. 1
I . Uraian Fakt a ................................... 1
2. Kasus Posisi ................................... 4
B. PERMASALAHAN ....................................... 9
C. D A S A R HUKUM ......................................... 9
D. PEMBAHASAN .......................................... 14
1. Beberapa Pertimbangan Ketua Pengadilan
Negeri Dalam Melaksanakan Putusan Serta
Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) ......... 14
1.1. Tinjauan Pasal 180 ayat (1) HIR
Dalam Pelaksanaan Putusan Serta
Merta ...................................... 14
1.2. Peranan Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung D a l a m Melaksanakan
Putusan Serta Merta ................... 16
1.3. Fungsi Jaminan D a l a m Pelaksanaan
Putusan Serta Merta .................... 19
2. Beberapa Langkah yang Dilakukan oleh
Ketua Pengadilan Negeri D a l a m Rangka P e
laksanaan Putusan Serta Merta ............. 20
i i i
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
Ha 1aman
2.1. Pelaksanaan Eksekusi Dari Putusan
Serta Merta .............................. 20
2.2. Peringatan (aanmaning) Sebelum P e
laksanaan Putusan P e n gadilan N'egeri 23
2.3. Penerapan Eksekusi Riil D a l a m P e
laksanaan Putusan Serta Merta ...... 26
E. KESIMPULA N .......................................... 28
F. SARAN ................................................. 28
DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
A. (JRAIAN F A K T A D A N K A S U S POSISI
1. URAIAN FAKTA
Badan peradilan adalah pelaksana kekuasaan ke-
hakiman yang bertugas m e n y e 1enggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila,
dengan tugas lain yang diberikan kepadanya berdasarkan
Undang -Undang yang berlaku.
Di dalam proses peradilan di Indonesia mengenai
Hukum Acaranya dibagi menjadi dua bagian:
1. Untuk proses perkara pidana diatur dalam KUHAP (UU
No. 8/1981) dan Undang-Undang lainnya.
2. Untuk proses perkara perdata masih menggunakan
aturan produk dari kolonial, untuk daerah Jawa dan
Madura menggunakan Herziene Indonesische Reglement
disingkat HIR. Stbl. 1941. No. 44, sedangkan untuk
daerah di luar Jawa dan M a d u r a menggunakan Recht-
sreglement Buitengewesten disingkat RBG. Stbl. 1927.
No. 227.
Hukum Acara Perdata di pengadilan digunakan
apabila ada perselisihan atau persengketaan antara para
pihak di mana mereka yang berselisih menempuh jalan
lembaga peradilan untuk mengakhiri perse 1 i s i h a n n y a . Hal
ini terlihat dengan adanya putusan Hakim yang dikeluar-
1 M i n t
p e k p u s t a k a a *"baiTHRSITAS A lU A M O O A '
8 U R A B A v a
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
2
kan untuk m e n y e l e s a i k a n p e r s e lis ihan tersebut.
Pihak yang d i m e n a n g k a n dalam putusan ini tentu
mengharapkan agar putusan pengadilan yang memenangkan-
nya dapat d i 1a k s a n a k a n . Suatu putusan untuk dapat
dilaksanakan harus mempunyai kekuatan hukum yang pasti
(in kracht van gewijde).
Suatu putusan P e ngadila n Negeri dapat dimungkinkan
adanya upaya hukum verzet banding dan kasasi yang
dilakukan oleh pihak yang tidak puas terhadap putusan
tersebut. Maka untuk dapat memperoleh kekuatan hukum
yang pasti harus m e n u n g g u dalam waktu yang cukup lama
karena adanya upaya hukum lain tersebut di atas. Hal
ini sangat m e r u g i k a n pihak yang dimenangkan karena
tidak dapat segera m enikmati hasil gugatannya. Kadang-
kadang adanya upaya hukum yang ditempuh pihak yang
dikalahkan tersebut hanya untuk menghambat pelaksanaan
putusan Pengadilan.
Dalam H u k u m Acara Perdata dikenal adanya putusan
serta merta ( U i t v oerbaar Bij Voorraad ), yaitu putusan
hakim Pengadilan Negeri yang dapat dijalankan lebih
dahulu walaupun ada upaya hukum verzet, banding maupun
kasas i .
Syarat-syarat Putusan serta merta diatur dalam
pasal 180 ayat (1) H I R atau pasal 191 ayat (1) R B G .
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
3
Setelah ada putusan serta merta tersebut Ketua P e n g
adilan Negeri dapat m e m e r intahkan untuk melaksanakan
putusan H a k i m P e n gadilan Negeri yang ada di dalam
1 ingkungannya w ala upun ke putusan tersebut belum mem-
punyai kekuatan hukum yang tetap. Tentu saja setelah
ketua Pengadilan Negeri tersebut meneliti apakah
putusan serta m erta yang dikeluarkan tersebut benar-
benar memenuhi ket entuan pasal 180 ayat (1) HIR atau
pasal 191 ayat (1) RBG tersebut.
Wa l a u p u n putusan serta merta bertujuan memberi-
kan perlindungan kepada pihak Penggugat terhadap
tindakan-tindakan yang d ilakukan oleh pihak Tergugat
sehingga dapat m e r u g i k a n kepentingan pihak Penggugat,
namun putusan serta merta tidak lepas dari unsur
positif dan negatif di dalam pelaksanaannya;
- Unsur positif dari putusan serta merta adalah
dalam putusan ini Penggugat dapat segera menikmati
hasil gugat annya m eskipun Tergugat mengaj ukan verzet,
banding maupun kasasi.
- Unsur negatif dari putusan serta merta adalah apa
bila, putusan P e n g a d i l a n Negeri bertenta ngan dengan
putusan P e n gadilan Tinggi atau Mahkamah Agung dalam
hal ini putusan P e n g a d i l a n Negeri dibatalkan, maka
Pengadilan Negeri akan sukar untuk mengembalikan
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
4
kepada keadaan semula barang-b arang yang merijadi
sengketa yang telah terlanjur dieksekusi.
Jadi sangat perlu untuk diperhatika n bahwa, Ketua
Pengadilan Negeri haruslah hati-hati dalam mengeluarkan
perintah pelaksanaan putusan serta merta, sebab akan
menimbulkan k e s u l itan~ kesuIitan jika putusan tersebut
dibatalkan dalam tingkat banding atau kasasi. Oleh
karena itu Ketua Pengadilan Negeri dapat saja menunda
atau sama sekali tidak melaksanakan sampai putusan
tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap.
2. KASUS POSISI
Budiarto bertempat tinggal di Jl. Jemursari IV
No. 12 Surabaya (Penggugat) adalah pemilik tanah
seluas 400 M, berikut bangunan yang terletak di Desa
Medokan Asri, Kelurahan Medokan Ayu, K ecamatan
Rungkut, K o tamady a Surabaya sebagaimana terbukti b e r
dasarkan Sertifikat Hak Guna B angun an No. 10 Tahun 1985
Desa Medokan Asri, Kelurahan M e d o k a n Ayu, K ecamatan
Rungkut, K o tamady a Surabaya dengan batas-batas sebagai
b e r i k u t :
- Sebelah Utara : tanah milik Pohan
- Sebelah Timur : jalan Desa
- Sebelah Selatan : tanah milik Rudolf
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
5
- Sebelah Barat : tanah milik Siahaan
Yang selanjutnya disebut tanah dan bangunan
sengketa (Bukti P.l).
Tanah berikut bangunan milik Budiarto tersebut
disewakan kepada Susanto (Tergugat) untuk jangka waktu
2 (dua) tahun terhitung tanggal 12 Januari 1990 dan
berakhir tanggal 12 Januari 1992 sebagaimana Akta No.
11 tanggal 12 Januari 1990 dari Herianto Notaris S u r a
baya (Bukt i P .2).
Setelah sewa tersebut berakhir, yakni tanggal 12
Januari 1992 dan sudah beberapa kali d i p e r i n g a t k a n ,
ternyata Susanto tidak mau memperpanj ang kontrak dan
juga tidak mau meninggalkan rumah milik Budiarto ter
sebut dengan alasan bahwa Susanto telah memperbaiki
rumah tersebut cukup banyak dan meminta agar uang
perbaikan tersebut terlebih dahulu diganti oleh
Budiarto sebagai pemilik tanah dan bangunan.
Terhadap perbuatan Susanto tersebut, Budiarto
merasa keberatan dan sangat dirugikan sehingga Budiarto
mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Surabaya ter
hadap Susanto.
Kerugian tersebut meliputi:
- Uang sewa tiap bulan Rp. 500.000,00
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
6
- Kehilangan w a k t u / b i a y a Rp. 500,000,00
Menurut Penggugat gugatan tersebut telah didasar-
kan atas bukti-bukti otenti k yaitu:
1. Sertifikat HGB No. 10 Tahun 1985.
2. Akta No. 11 tanggal 12 Januari 1990 Herianto
Notaris Surabaya.
Sehingga ketentuan pasal 180 ayat (1) HIR telah ter-
p e n u h i .
Untuk m enja min tuntutan tersebut Penggugat mohon
agar terhadap barang milik Tergugat yaitu:
- Mobil TOYOTA Great C O R O L L A Tahun 1992 Nomor Polisi:
L-668-DZ milik Tergugat dilakukan sita jaminan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat
mohon agar P e ngadilan Negeri Surabaya berkenan memutus-
kan sebagai berikut:
1. M e n g a b u 1kan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan, bahwa Tergugat telah melakukan Wanpres-
tasi .
3. Menghukum Tergugat atau siapapun yang mendapat hak
dari padanya untuk m e n y erahkan tanah dan bangunan
sengketa dalam keadaan kosong kepada Penggugat.
4. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi se-
besar :
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
7
- Uang sewa Rp. 500.000.00 setiap bulan terhitung
sejak tanggal 12 Januari 1992 sampai rumah ter
sebut diserahkan.
- Uang ganti rugi karena kehilangan w a k t u/bi aya :
R p . 5.00.000,00
5. M e n yataka n sah dan berharga sita jaminan yang
telah dilakukan oleh Pengadilan Negeri Surabaya.
6. Menyatakan, bahwa putusan ini dapat dilaksanakan
lebih dahulu walaupun Tergugat mengajukan Verzet,
banding maupun kasasi.
7. M e n g h u k u m Tergugat untuk membayar biaya perkara.
Atau apabila Pengadilan Negeri berpendapat lain
mohon putusan yang seadi1-adilnya.
Terhad ap gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Surabaya setelah melalui proses persidangan
pada tanggal 18 September 1992 di bawah daftar No.
48/Pdt.G/1992/ PN Surabaya telah memberikan putusan
sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.
2. Menyatakan, bahwa Tergugat telah melakukan wanpres-
tasi .
3. M e nghukum Tergugat atau siapapun yang mendapat hak
dari padanya untuk menyerahkan tanah dan bangunan
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
8
sengketa dalam keadaan kosong kepada Penggugat.
4. M e nghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi uang
sewa sebesar Rp. 500.000,00 per bulan terhitung
tanggal 12 Januari 1992 sampai dengan tanah dan
bangunan tersebut diserahkan kepada Penggugat.
5. Menyatakan sah dan be rharga sita jaminan yang telah
dilakukan oleh Pengadilan Negeri Surabaya.
6. Menyatakan, bahwa putusan ini dapat dilaksanakan
terlebih dahulu w a l a u p u n Tergugat m e n gaju kan Verzet,
banding atau kasasi.
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara
yang sampai saat ini dip erkirakan sebesar :
Rp. 85.000,00
S. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.
Putusan tersebut dihadiri oleh kedua belah pihak.
Oleh karena tidak puas terhadap putusan tersebut T e r
gugat pada tanggal 20 September 1992 m e n gajukan per-
mohonan banding ke Pengadilan Tinggi Surabaya.
Oleh karena dalam amar putusan Pengadilan Negeri
tersebut tercantum amar : Menyatakan, bahwa putusan ini
dapat dilaksanakan iebih dahulu meskipun Tergugat
mengajukan verset, banding atau kasasi, maka Penggugat
mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri
Surabaya agar putusan tersebut dilaksanakan.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
9
B. PERMASALAHAN
Setelah mengetahui kenyataan berdasarkan uraian
fakta beserta kasus posisi yang ada, maka penulis me-
ngemukakan beberapa permasalahan yang penulis anggap
penting untuk dibahas. Beberapa permasalahan itu adalah
sebagai berikut :
1. Apakah dengan adanya permohonan dari Penggugat
tersebut Ketua Pengadilan Negeri Eksekusi Surabaya
dengan begitu saja melaksanakan putusan serta merta?
2. Langkah apa yang dilakukan oleh Ketua Pengadilan
Negeri Surabaya dalam rangka pelaksanaan putusan
serta merta?
C. D A S A R HUKUM
Pembahasan masalah-mas alah yang penulis uraikan di
atas harus be rtitik-tola k pada aturan h u k u m yang ada.
Beberapa aturan yang berkaitan dengan putusan serta
m e r t a •(Uitvoerbaar Bij Voorraad ) beserta pelaksanaan-
nya sekaligus penulis pakai sebagai dasar hukum dalam
pembahasan permasalahan yang penulis uraikan di atas.
Beberapa aturan hukum tersebut adalah :
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
10
1. U n d a n g - undang Nomor 14 tahun 1970, Pasal 10 ayat
(4) :
Mahkamah Agun g melakukan pengawasan tertinggi atas
perbuatan Pengadilan yang lain, menurut ketentuan
yang ditetapkan u n d a n g - u n d a n g .
2. U n d a n g -unda ng Nomor 14 tahun 1970, Pasal 33 ayat
(3) :
Pe l a ksanaa n putusan P e ngadilan dalam perkara
perdata d i l akukan oleh P a n i t e r a dan jurusita
dipimpin oleh K e t u a P e n g a d i l a n Negeri.
3. Herziene Indonesische Reglement (HIR), pasal 180
ayat (1) atau Rechtsreglement Buitengewesten (RBG),
pasal 191 ayat (1) :
Ketua P e ngadil an Negeri dapat memerintahkan supaya
keputusan itu dijalankan dahulu biarpun ada
perlawanan atau bandingan, jika ada surat yang
sah, suatu tulisan yang menurut aturan yang berlaku
dapat d iterima sebagai bukti atau jika ada hukuman
lebih dahulu dengan k eputusan yang sudah mendapat
kekuatan pasti, demikian juga jika dikabulkan
tuntutan dahulu, lagi pula di dalam perselisihan
tentang hak kepunyaan.
4. Herziene Indonesische Reglement (HIR), pasal 195
ayat (1) atau Rechtsreglement B uitengewest en (RBG),
pasal 206 ayat (1) :
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
Tentang menja lankan putusan dala m perkara yang pada
tingkat pertama diperiksa oleh Pengadilan Negeri
adalah atas perintah dan dengan pimpinan Ketua
Pengadilan Negeri yang pada tingkat pertama
memeriksa perkara itu menurut cara yang diatur
dalam pasal-pasal berikut ini.
Herziene Indonesische Reglement (HIR), pasal 196
atau Rechtsreglement Buiteng e w e s t e n (RBG), pasal
207 :
Jika pihak yang dikalahkan tidak mau atau lalai
untuk memenuhi isi putusan itu dengan kemauannya
sendiri maka pihak yang dimenangkan dapat memasukkan
permintaan baik dengan lisan maupun dengan surat
kepada Ketua Pengadilan Negeri yang tersebut pada
ayat pertama pasal 206 RBG/ayat pertama pasal 195
HIR untuk menja lankan putusan itu. Ketua menyuruh
memanggil pihak yang dikalahkan itu serta mem-
peringatkan supaya ia memenuhi putusan itu di dalam
tempo yang ditentukan oleh Ketua, s e 1a m a - 1amanya 8
{de 1 a p a n ) har i .
Herziene Indonesische Reglement (HIR), pasal 197
atau Rechtsreglement Buite ngewesten (RBG), pasal
208 :
Jika sesudah lewat waktu yang ditentukan itu belum
juga dipenuhi putusan itu atau jika pihak yang
dikalahkan itu w a l a u p u n telah dipanggil dengan patut
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
12
tidak juga m e ngha dap maka K e t u a atau pegawai yang
dikuasakan itu karena jabatannya memberi perintah
dengan surat supaya disita sejumlah barang yang
bergerak dan jika tidak ada atau tidak cukup se
jumlah barang tidak b ergerak kepunyaan yang
dikalahkan kalau dikir a cukup akan pengganti
banyaknya uang yang tersebut d a l a m putusan dan juga
ongkos p e l a ksanaa n putusan tersebut.
7. Pasal 1033 R.V. :
Jikalau putu san hakim yang m e m e r i ntahk an pengosongan
suatu barang tidak bergerak, tidak dipenuhi oleh
orang yang dihukum, maka K e t u a akan memerintahkan
dengan surat kepada seorang jurusita supaya dengan
b a ntu annya alat kekuasaan negara, barang itu di-
kosongkan oleh orang yang d i h u k u m serta keluarganya
dan segala barang k e p u n y a a n n y a .
8. Surat Edaran MA Nomor 03/1971 Tanggal 17 Mei 1971 :
Pengadilan tingkat pertama d a l a m pelaksanaan putus
an serta m e r t a harus dimintakan persetujuan ter-
lebih dahulu dari Mahkama h Agung apabila putusan
yang d i n yatakan dapat d i l a k sanaka n lebih dahulu itu
diajukan p e r m ohonan pemeriksaan tingkat banding,
kemudian d iajukan p e r min taan persetujuan untuk
p e l a k s a n a a n n y a , maka untuk itu Mahkamah Agung me-
*- ** PBRPUSTAKAAfal .
"X5HITBRSITAS AIKJUAKGOA"S U R A B A ? A
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
13
nyerahkan kepada Pengadil an Tinggi untuk me-
mer i k s a n y a .
9. Surat Edaran MA Nomor 06/1975, Tanggal 1 Desember
1975 ;
Bahwa sekalipun dalam pasal 180 ayat (1) HIR/pasal
191 ayat (1) RBG, diberikan suatu kewenangan
diskretioner kepada H a k i m yang tidak imperatif
sifatnya, din\inta agar H a k i m tidak menjatuhkan
keputusan itu w alaup un telah memenuhi syarat-syarat
yang tercantum pasal 180 ayat (1) HIR/ pasai 191
ayat (1) RBG., lebih-lebih apabila ada sita jaminan
yang cukup.
10. Surat Edaran MA Nomor 03/1978, Tanggal 1 April
1978 :
Dalam rangka pengawasan oleh M ah kamah Agung dan
Pengadilan Tinggi terhadap putusan serta mer ta yang
dijatuhkan oleh Hakim P e ngadila n Negeri, maka dalam
waktu 2 (dua) minggu setelah diucapkan keputusan
tersebut, Pengadilan Negeri yang ber sangkutan harus
mengirimkan salinan keputusannya kepada Pengadilan
Tinggi dan tembusannya kepada M ahkama h Agung.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
14
D. PEMBAHASA N
1. B EBERAPA P E R T I M B A N G A N K E T U A PENGADILAN NEGERI DALAM
ME L A K S A N A K A N P U T U S A N SERTA MERTA (UITVOE RBAAR BIJ
V O Q R R A A D ) .
1.1. Tinjauan Pasal 180 ayat (1) HIR D a l a m Pelaksanaan
Putusan Serta Merta.
Mengulas mengenai kewenangan menjatuhkan atau
menjalankan putusan serta merta, maka lebih dahulu
harus melihat pasal 180 ayat (1) HIR yang berbunyl :
"Ketua P e n gad ilan Negeri dapat memerintahkan supaya
keputusan itu d i j a l a n k a n lebih dahulu biarpun ada
perlawanan atau b a n d i n g a n . . . . M . * Dengan demikian yang
b e rwe nang m e n j a t u h k a n putusan serta merta adalah Peng-
adilan Negeri dan P e n g a d i l a n Tinggi dan pelaksanaannya
adalah w e w e n a n g P e n gadilan Negeri, di mana dalam pasal
180 ayat (1) H I R jela s-jelas disebutkan,
Di dalam H u k u m A c a r a Perdata Indonesia tidak ada
p eraturan khusus yang mengatur tentang pelaksanaan
keputusan serta merta. Namun oleh karena hal ini adalah
termasuk k e putusan h a k i m dalam bidang hukum perdata
maka tentunya di d a l a m melaksanakannya juga menurut
^Wantjik Saleh K-, Hukum Acara Perdata R B G / H I R . Cet. IV, G h a l i a Indonesia, Jakarta, 1981, h. 38.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
15
k e t e n tuan -ketentuan sebagaimana yang diatur dalam
bagian kelima dari H I R tentang menjalan kan keputusan
hakim yang diatur mulai pasal 195 HIR sampai dengan
pasal 224 HIR.
P e r t imbangan dari Ketua Penga dilan Negeri sangat
penting jika dikaitkan dengan pela ksanaan (eksekusi)
putusan serta merta, sebab pelaksanaan putusan ini atas
perintah dan dipimpin langsung oleh Ketu a Pengadilan
Negeri sendir i .
Untuk m e n j alankan putusan serta merta, pertama-
tama Ketua Pengadilan Negeri akan meneliti terlebih
dahulu apakah putusan tersebut benar-benar telah
memenuhi ketentuan pasal 180 ayat (1) HIR, serta amar
putusan tersebut tidak keliru dan dapat dilaksanakan.
Selain mer ujuk kepada syarat-syarat yang ada pada
pasal 180 ayat (1) HIR, di dalam melaksanakan putusan
serta merta Ketua P e n gadila n Negeri juga mempertimbang-
kan adanya syarat tambahan yaitu : Harus benar-benar
mempunyai urgensi yang relevan. Sedemikian rupa men-
desaknya guna memenuhi keadaan yang betul-betul sangat
dibutuhkan oleh Penggugat. Dengan suatu perkiraan yang
s u n g g u h - s u n g g u h , bahwa apabila pelaksanaan putusan ini
masih harus ditunggu sampai berkekuatan hukum pasti
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
16
akan menimbul kan kerugiari bagi P e n g g u g a t . ^
1.2. Peranan P e n gadila n Tinggi Dan Mahkamah Agung
D a l a m P e l a k s a n a a n P u t u s a n Serta Merta.
W alau pun telah ada putusan pengadilan yang m e
merintahkan dapat d i l a k sanakan terlebih dahulu, maka
Ketua P e ng adilan Negeri dapat saja menund a atau sama
sekali tidak m e l a k san akan sampai putusan mempunyai
kekuatan hukum tetap. Hal ini bisa saja terjadi apabila
Ketua P e n g a d i l a n Negeri melihat putusan serta merta
yang dikel uarkan oleh Hakim P e ngadilan Negeri atau
Pengadilan Tinggi, belum sepenu hnya memenuhi ketentuan
pasal 180 ayat (1) H I R atau tidak adanya urgensi yang
mendesak untuk d i 1aksanakannya putusan serta merta
t e r s e b u t .
Tindakan ini diambil untuk menghindari permasalah-
an-permas alahan atau akibat-akibat yang mungkin timbul
terhadap pelaksa naan putusan serta merta ini. Per-
m a s a 1a h a n-per masalahan yang timbul akibat pelaksanaan
putusan serta merta adalah :
1. Apabila putusan Pengadilan Negeri sudah dilaksanakan
dan ternyata kemudian putusan Pengadilan Tinggi
^Yahya H a r a h a p M., H u k u m Acara Perdata Peradilan I n d o n e s i a . C.V. Zahir Trading Co, Medan, 1984, h. 342.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
17
membatalkan putusan Pengadilan Negeri itu.
2. Apabila putusan Pengadilan Negeri sudah dilaksanakan
dan barang yang menjadi obyek sengketa sudah dirubah
status hukumnya misal dijual, digadaikan dan
sebagainya ternyata kemudian putusan Pengadilan
Tinggi membatalkan putusan Pengadilan Negeri.
3. Apakah putusan Pengadilan Tinggi yang membatalkan
Putusan Pengadilan Negeri sudah sepenuhnya benar.
Suatu putusan yang dinyatakan dapat dijalankan
lebih dahulu sering membawa kerugian kepada si T e r
gugat, karena sesudah putusan itu dilaksanakan apabila
ternyata kemudian dal am tingkat banding atau kasasi
dibatalkan, misalnya apabila barang yang terlanjur
dijual sulit bagi Pengadilan Negeri untuk mengembalikan
kepada keadaan semuia.
Dalam hal ini P e n gadilan harus segera bertindak
untuk memulihkan kembali bara ng-barang yang dieksekusi
tersebut seperti keadaan semuia. Kejadian demikian ini
lalu menimbulkan keresahan tidak hanya dikalangan
intern Pengadilan saja tetapi juga dirasa oleh masya-
rakat khususnya para pencari keadilan yang membawa
kesan seolah-olah Pengadilan Negeri kurang mampu dalam
m e n y e 1esaikan perkara perdata.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
18
Pelaksanaan pengawasan oleh Mahkamah Agung yaitu
dengan jalan Pengadilan Negeri harus mengirimkan
salinan ke putusannya kepada Pengadilan Tinggi dan
tembusannya kepada M ahk amah Agung, seperti yang dikata-
kan Retnowu lan Sutantio dan Iskandar O e rip kartawinata
yaitu sebagai berikut :
D a l a m rangka pengawasan oleh Mahkamah Agung dan Pengadil an Tinggi terhadap putusan serta merta yang dijatuhkan oleh H a k i m P e n g adilan Negeri, m aka dalam waktu 2 (dua) minggu setelah diucapkan keputusan tersebut, Pengadilan Negeri yang bersangkutan harus m e n g irimk an salinan k e p u tusannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi dan tembusannya kepada Mahkamah
A g u n g .3
M ahka mah Agung ikut campur tangan demikian ini
didasark an atas w e w e n a n g Mahkamah Agung untuk
melakukan pengawasan yang tertinggi atas perbuatan
pengadilan yang lain ( pasal 10 ayat (4) UU No.
14/1970).
Sebelum putusan serta merta dilaksanakan hendaknya
diingat oleh Ketua P e n g a d i l a n Negeri apakah tidak ada
penundaan baik dari P e n gadilan tinggi atau Mahkamah
Agung, dalam praktek m eskipu n telah diputus serta merta
tetapi jika ada perintah penundaan dari hakim yang
^Retnowulan Sutantio dan Iskandar O e r i p k a r t a winata, Huku m Acara Perdata D a l a m Teori dan P r a k t e k . Cet. VI, Mandar Maju, Bandung, 1989, h. 120
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
lebih tinggi maka Ketua Pengadilan Negeri yang
mempunyai w e w e n a n g memimpin pelaksanaan putusan perkara
perdata tidak berani melanggar perintah penangguhan
itu, dengan demikian pelaksanaan putusan serta merta
sementara tetap tertunda karena ada perintah
penangguhan itu.
Sehingga dapat dilihat untuk dapat m e n
jalankan putusan serta merta maka Ketua Pengadilan
Negeri harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Ketua
Pengadilan Tinggi. Kar ena Ketua Pengadilan Tinggi
mempunyai fungsi pengawasan dan fungsi mengatur terha-
dap Pengadilan Negeri yang ada dibawahnya.
Akan tetapi sekalipun ada pengawasan dan anjuran
dari Pengadilan Tinggi, namun pelaksanaannya bagai-
manapun tetap menjadi w ewe nang Pengadilan Negeri. Jadi
sepenuhnya terserah kepada Ketua Pengadilan Negeri.
Dan bisa saja dia tidak menerima anjuran penundaan
tersebut dan tetap berpegang pada ketentuan pasal 195
HIR atau pasal 206 RBG.
1.3. Fungsi Jaminan D a l a m Pelaksanaan Putusan Serta
M e r t a .
Oleh karena pelaksanaan putusan serta merta ini
sebagai pelaksanaan putusan pengadilan yang masih belum
19
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
20
mempunyai kekuatan hukum tetap, maka oleh Ketua P e n g
adilan Negeri dipertimbangkan pula apakah diperlukan
atau tidak adanya jaminan dari pemohon eksekusi.
Apabila ditetapkan bahwa pelaksanaan putusan dengan
jaminan, maka nilai barang yang dibuat jaminan harus
seimbang dengan nilai barang yang dieksekusi.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesulitan-
kesulitan jika ternyata putusan Pengadilan Negeri
dibatalkan oleh hakim yang lebih tinggi. Kesulitan yang
dimaksud adalah untuk memulihkan kepada keadaan semuia.
Ketua Pengadilan Negeri yang m emimp in pelaksanaan
keputusan ini m e mperti mbangkan bahwa pelaksanaan
putusan serta merta harus disertai jaminan dari pihak
pemohon eksekusi dengan mencantumkan dalam surat
penetapan eksekusi. Dasar hukumnya ialah SEMA No. 06
Tahun 1975, tanggal 1 Desember 1975.
2. B EBERAPA LANGKAH Y A N G D I L A K U K A N OLEH K E T U A P E N G
ADILAN NEGERI DALAM RA NGKA PELAKSANAAN PUTUSA N SERTA
MERTA
2.1. Pelaksanaan Eksekusi Dari Putusan Serta Merta.
Pelaksanaan putusan serta merta (Uitvoerbaar Bij
Voorraad) sama dengan pelaksana an keputusan hak im yang
telah berkekuatan huk um tetap. Hal ini termasuk dalam
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
21
ketentuan-ket entuan yang diatur dalam bagian kelima
dari HIR : " tentang m e n j al ankan keputusan hakim " yang
diatur melalui pasal 195 HIR sampai dengan pasal 225
HIR. Di dalam p e l a ksanaan putusan serta merta tidak ada
peraturan khusus yang mengaturnya.
Menurut pasal 180 ayat (1) HIR atau pasal 191 ayat
(1) RBG, eksekusi dapat dijalankan pengadilan terhadap
putusan hakim, sekalipun putusan yang bersangkutan
belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Sehingga
memberi hak kepada Penggugat untuk mengajukan per-
mintaan agar putusan dapat dijalan kan eksekusinya lebih
dahulu, sekalipun terhadap putusan itu pihak Tergugat
mengajukan band ing atau kasasi.
Di dalam p e l a ksanaan putusan serta merta sebelum
pelaksanaannya dijalankan, Ketua Pengadilan Negeri yang
memimpin pela ksanaan keputusan tersebut memper-
timbangkan bahwa pelaksanaan keputusan serta merta
dapat disertai jaminan dari pihak pemohon eksekusi
dengan m e n c a ntumkan dalam surat penetapan eksekusi.
Dasar hukumnya ialah SEMA No. 06 Tahun 1975, tanggal 1
Desember 1975.
Hal ini dimaksudk an jika ternyata putusan
Pengadilan Negeri n a ntinya dibatalkan oleh Pengadilan
Tinggi atau M a h k a m a h Agung untuk menghindari kesulitan-
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
22
kesulitan dalam pemulihan keadaan semula.
Menurut ketentuan pasal 33 ayat (3) UU No.
14/1970, pelaksanaan putusan pengadilan dalam perkara
perdata dilakukan oleh panitera dan jurusita,
berdasarkan perintah Ketua Pengadilan Negeri dan
dipimpin oleh Ketua Pengadilan Negeri yang dituangkan
dalam bentuk " surat penetapan Surat penetapan ini
merupakan dasar hukum atas tindakan eksekusi yang
dilakukan panitera dan jurusita. Berdasarkan pasal 197
ayat (1) HIR atau pasal 208 RBG, perintah eksekusi
harus dengan surat penetapan, tidak diperkenankan
penetapan perintah eksekusi secara lisan.
Secara formal dan material, Ketua Pengadilan
Negerilah yang bertanggung jawab atas eksekusi.
Pimpinan eksekusi tetap berada pada jabatan Ketua
Pengadilan Negeri. Panitera dan jurusita hanya m e
laksanakan operasional eksekusinya.
Melaksanakan keputusan hakim dalam menjalankan
eksekusi sebagai tugas yang cukup berat, lebih-lebih
apabila pelaksanaan keputusan tersebut bersifat
pengosongan dan pengusiran seperti yang terdapat dalam
kasus pos i s i .
^Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oerip-kartawinata, I b i d . . h. 325.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
23
Di mana pihak Tergugat d ipaksa untuk meninggalkan
rumah milik Penggugat maka Tergugat dapat saja tidak
mau m e n i n ggal kan rumah tersebut dan memberikan ancaman,
baik kepada petugas eksekusi maupun kepada pihak yang
akan menerima penyerahan tersebut. Oleh karena itu maka
bantuan dari K e p o lisian setempat mempunyai peranan yang
penting dalam pelaksanaan putusan agar dapat terlaksana
dengan baik dan benar.
Da l a m m e l a k san akan eksekusi diperlukan persyaratan
akan kemampuan dan kecakapan serta kewibawaan yang
cukup tangguh dari petugas pelaksana eksekusi. Dengan
kecakapan dan kemampuan dari petugas maka pelaksanaan
keputusan tetap berjalan meskipun menemui kesulitan
akan dapat diatasi.
2.2. Peringatan (aanmaning) Seb elum Pelaksa naan Putusan
Pengadilan N e g e r i .
Mengenai prosedur p e 1a k s a n a a n n y a , putusan serta
merta tersebut dapat dimintakan kepada Ketua P e n g
adilan Negeri setempat oleh pihak yang dimenangkan,
baik secara tertulis maupun secara lisan. Supaya
putusan tersebut dapat dilaksanak an terlebih dahulu
walaupun ada p e lawana n atau banding maupun kasasi dari
pihak yang dikalahkan. Hal ini didasarkan pada prinsip:
M I L I KPERPUSTAKAA0
"OHIVERS1TAS
S T I R A B A f f A ,
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
24
Eksekusi atas perintah dan di bawah pimpinan Ketua
Pengadilan Negeri, yakni Pengadilan Negeri yang
dahulu memeriksa dan memutuskan perkara tersebut
dalam tingkat pertama. Azas ini diatur dalam pasal
195 ayat (1) HIR atau pasal 206 ayat (1) RBG.^
Setelah Ketua Pengadilan N*egeri menerima
permohonan tersebut lalu memerintahkan untuk memanggil
pihak yang dikalahkan dan selanjutnya memperingatkan
supaya ia memenuhi keputusan itu s e 1a m b a t - 1ambatnya
dalam waktu 8 (delapan) hari sejak ia diberi peringat-
a n .
Peringatan atau aanmaning merupakan salah satu
syarat pokok eksekusi. Tanpa peringatan terlebih
dahulu, eksekusi tidak boleh dijalankan. Berfungsinya
eksekusi secara efektif terhitung sejak tenggang waktu
peringatan dilampaui.^ Sehubungan dengan masalah
peringatan diatur dalam ketentuan pasai 196 H I R atau
pasal 207 RBG. Peringatan baru dilakukan Ketua
Pengadilan Negeri setelah lebih dahulu ada permintaan
-'Wantjik Saleh K., o p . ci t . , h. 44.
6Yahya Harahap M . , Ruang Linekup Permasalahan Eksekusi Bidang P e r d a t a . Cet. II, Gramedia, Jakarta, 1989, h. 26.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
dari pihak penggugat (pemohon eksekusi). Sebelum ada
permintaan eksekusi dari pihak Penggugat, proses
peringatan tidak dapat dilakukan.
Apabila Ketua P e n gadilan Negeri menerima
permohonan eksekusi dari pihak yang menang perkara
(Penggugat), tindakan pelayanan hukum yang mesti
dilakuk annya untuk memenuhi permohonan tersebut :
- Memanggil tergugat (yang dikalahkan).
- Memperin g a t k a n (menegur) supaya memenuhi atau m e n
jalankan putusan dan
- M a s a peringatan itu tidak boleh lebih dari 8
(d e l a p a n ) h a r i .^
Apabila masa peringatan telah dilampaui namun
pihak Tergugat (yang kalah) tidak mau menjalankan
pemenuhan isi putusan, maka berdas arkan pasal 197 ayat
(1) H I R atau pasal 208 ayat (1) RBG. :
"Dengan dilampauinya masa peringatan, perintah eksekusi
sudah dapat dikeluarkan secara ex officio oleh Ketua
Pengadilan Negeri".^
M a k a sejak saat itu Ketua Pengadilan Negeri sudah
dapat 11 langsung" memerintahkan eksekusi tanpa menunggu
permohonan ulang dari pihak yang menang perkara.
25
^Yahya Harahap, M., I b i d .. h. 28.
^Yahya Harahap, M., I b i d .. h. 31.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
26
2.3. Pene rapan Eksekusi Riil D a l a m Pelaksanaan
Putusan Serta Merta.
Pada dasarnya ada 3 (tiga) bentuk eksekusi
ditinjau dari sasaran yang hendak dicapai dalam
hubungan hukum yang tercantum dalam putusan
pengadilan. Ada 3 (tiga) macam eksekusi yang dikenai
oleh Hukum Acara Perdata :
a. Eksekusi yang diatur dalam pasal 196 HIR dan seterusnya dimana seorang dihukum untuk membayar sejumlah uang.
b. Eksekusi yang diatur dalam pasal 225 HIR, dimana seorang dihukum untuk melaksanakan suatu per- b u a t a n .
c. Eksekusi riil yang di dala m praktek banyak dilakukan akan tetap tidak diatur dalam
H I R . 9
Di dalam kasus posisi ini dinyatakan dikabulkan
gugatan untuk dapat diputus terlebih dahulu walaupun
pihak Tergugat banding maupun kasasi. Tergugat dihukum
untuk menyerahkan tanah dan bangunan sengketa dalam
keadaan kosong kepada pihak Penggugat.
Eksekusi riil tidak diatur secara baik dalam HIR,
tetapi eksekusi ini sudah lazim dilakukan, oleh karena
dalam praktek sangat diperlukan keberadaannya. Eksekusi
riil diatur dalam pasal 1033 R.V., yang berbunyi :
^Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkarto- winata, o p .c i t .. h. 123.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
27
Kalau putusan hakim m e n g h u k u m (memerintahkan) pengosongan barang yang tidak bergerak, dan putusan itu tidak dijaiankan (secara sukarela) oleh pihak yang kaiah (Tergugat), Ketua Pengadilan Negeri mengeluarka n surat perintah kepada jurusita untuk melaksanakan pengos ongan atas barang ter
sebut .
Jadi eksekusi rill baru akan d ilaksanakan apabila
pihak yang kalah (Tergugat) tidak mau menjalankan atau
memenuhi putusan secara sukarela. Eksekusi riil juga
dapat dilaksanakan setelah dilampaui tenggang waktu
per i n g a t a n .
Apabila dala m jangka masa peringatan pihak yang
kalah tidak menjalankan pemenuhan putusan dan masa
peringatan sudah dilampaui, Ketua Pengadilan Negeri
mengeluarkan surat penetapan yang berisi perintah
kepada panitera atau jurusita untuk menjalankan
eksekusi penyerahan tanah dan bangunan sengketa dalam
keadaan kosong dari pihak Tergugat.
Setelah panitera atau jurusita yang ditunjuk m e
laksanakan perintah eksekusi, maka petugas memberi-
tahukan eksekusi kepada pihak Tergugat (yang kalah).
Pada hari yang ditentuk an panitera atau jurusita
langsung kelapangan m e n jalankan eksekusi secara fisik.
l^Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkarto- winata, I b i d . . h. 129.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
28
E. K E S IMPULAN
Putusan serta merta adalah putusan yang belum ber-
kekuatan hukum tetap dan d a l a m pe laksanaannya banyak
menimbulkan kesulitan tetapi masih diperlukan.
Mahkamah Agung adalah pengawas tertinggi jalannya
pengadilan di Indonesia dan dalam p e 1aksanaannya
dapat melimpahkan w e w e n a n g n y a kepada Ketua P e n g a d i l
an T i n g g i .
Ketua Pengad ilan Negeri bertanggung jawab dalam
memerin tahkan dan m emimpin pelaksanaan putusan serta
m e r t a dan juga kel ak b e r k e w a j i b a n untuk mengembali-
kan kepada keadaan semula apabila ternyata putusan
tersebut dibatalk an oleh Pengadilan Tinggi ataupun
M a h k a m a h Agung.
F. SARAN
Agar Ketua Pengadila n Negeri sebelum melaksanakan
putusan serta merta b ers ikap hati-hati, cermat dan
penuh pert imbangan.
D a l a m meminta ijin pelaksanaan putusan serta merta,
hendaknya Ketua P e n gad ilan Negeri selain memberikan
pertimbangan juga m e l a m p i r k a n putusan serta merta
dengan disertai bukti-bukti otentik yang menjadi
dasar dijatuhkannya putusan serta merta tersebut.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
29
3. Agar Ketua Pengadilan Negeri meminta jaminan kepada
pemohon eksekusi putusan serta merta untuk meng-
hindarkan kesul itan-kesuli tan apabila ternyata
putusan tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi
ataupun Mahkamah Agung.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI
D A F T A R B A C A A N
Yahya Har ahap M., Hukum Acara Perdata P eradilan Indon e s i a , C.V. Zahir Tra ding Co, Medan. 1984.
------- » Ruane Linekup P e r m asalaha n Eksekusi BidaneP e r d a t a , Cet. II, Gramedia, Jakarta, 1989.
Sudikno M e r t oku sumo R., H u k u m Acara Perdat a Indonesia..Liberty, Yogyakarta, 1982.
Retnowul an Sutantio dan Iskandar O e r i p k a r t o w i n a t a , Hukum Acara Perdata D a l a m Praktek dan T e o r i . Cet. VI, Mandar Maju, Bandung, 1989.
Wantjik Saleh K., Hukum Acara P e r d a t a R B G / H I R . Cet. IV, Gnalia Indonesia, Jakarta, 1981.
Mahkamah Agung, Hi mounan Pra nata P e r a d i l a n . Jakarta, 1979.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP ... YOYO ARIFARDHANI