Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Sejak Orde Lama

52
Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia a. Masa Orde Lama Masa Orde Lama berlangsung mulai tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan 1 Maret 1966. Berikut ini pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama. Demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi terpimpin. Ciri umum demokrasi terpimpin, antara lain 1) Adanya rasa gotong royong. 2) Tidak mencari kemenangan atas golongan lain. 3) Selalu mencari sintesa untuk melaksanakan amanat rakyat. Selama pelaksanaan demokrasi terpimpin kecenderungan semua keputusan hanya ada pada Pemimpin Besar Revolusi Ir. Sukarno. Hal ini mengakibatkan rusaknya tatanan kekuasaan negara, misalnya DPR dapat dibubarkan, Ketua MA, MPRS menjadi Menko pemimpin partai banyak yang ditangkapi. b. Masa Orde Baru Masa Orde Baru berlangsung mulai dari 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998. Berikut ini pelaksanaan demokrasimasa Orde Baru. 1) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat. 2) Ciri umum demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut: a) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat. b) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. c) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain d) Selalu diliputi semangat kekeluargaan. e) Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah. f) Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. g) Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada uhan Yang Maha Esa berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. 3) Pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut: a) Masih belum sesuai dengan jiwa dan semangat ciri-ciri umum. Kekuasaan presiden begitu dominan baik dalam suprastruktur politik. b) Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan. c. Masa Reformasi Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi Pancasila. Selain itu juga lebih ditekankan pada : 1) Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik, dan kemasyarakatan. 2) Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 3) Penghormatan kepada keberadaan asas, ciri aspirasi, dan program parpol yang multipartai.

description

ya

Transcript of Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Sejak Orde Lama

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia Sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

a. Masa Orde LamaMasa Orde Lama berlangsung mulai tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan 1 Maret 1966. Berikut ini pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama. Demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi terpimpin.Ciri umum demokrasi terpimpin, antara lain1) Adanya rasa gotong royong.2) Tidak mencari kemenangan atas golongan lain.3) Selalu mencari sintesa untuk melaksanakan amanat rakyat.Selama pelaksanaan demokrasi terpimpin kecenderungan semua keputusan hanya ada pada Pemimpin Besar Revolusi Ir. Sukarno. Hal ini mengakibatkan rusaknya tatanan kekuasaan negara, misalnya DPR dapat dibubarkan, Ketua MA, MPRS menjadi Menko pemimpin partai banyak yang ditangkapi.b. Masa Orde BaruMasa Orde Baru berlangsung mulai dari 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998. Berikut ini pelaksanaan demokrasimasa Orde Baru.1) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat.2) Ciri umum demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut:a) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.b) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.c) Tidak memaksakan kehendak kepada orang laind) Selalu diliputi semangat kekeluargaan.e) Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah.f) Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.g) Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada uhan Yang Maha Esa berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.3) Pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut:a) Masih belum sesuai dengan jiwa dan semangat ciri-ciri umum. Kekuasaan presiden begitu dominan baik dalam suprastruktur politik.b) Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan.c. Masa ReformasiBerlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi Pancasila. Selain itu juga lebih ditekankan pada :1) Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan sebagai lembaga negara, lembaga politik, dan kemasyarakatan.2) Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.3) Penghormatan kepada keberadaan asas, ciri aspirasi, dan program parpol yang multipartai.Pelaksanaan demokrasi di Indonesia selama kurun waktu 60 tahun terakhir telah banyak mengalami perubahan yang mencakup berbagai hal, yaitu sebagai berikut :a) Periode 1945-1949 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila namun dalam penerapan berlaku demokrasi liberalb) Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.c) Periode 1950-1959 dengan UUDS 1950 berlaku demokrasi liberal dengan multipartai.d) Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharus berlaku demokrasi Pancasila, namun yang diterapkan demokrasi terpimpin (cebderung otoriter).e) Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung otoriter).f) Periode 1998 sampai sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung ada perubahan menuju demokratisasi).Top of Form1Suka BagikanBottom of Form

ELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA MASA ORDE LAMA,ORDE BARU,DAN MASAREFORMASI

Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3 periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966. Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila. Situasi internasional kala itu masih diliputi konflik perang dingin. Situasi politik dan keamanan dalam negeri kacau dan ekonomi hampir bangkrut. Indonesia dihadapkan pada pilihan yang sulit, memberikan sandang dan pangan kepada rakyat atau mengedepankan kepentingan strategi dan politik di arena internasional seperti yang dilakukan oleh Soekarno.Seperti juga Orde Baru yang muncul dari koreksi terhadap Orde Lama, kini Orde Reformasi, jika boleh dikatakan demikian, merupakan orde yang juga berupaya mengoreksi penyelewengan yang dilakukan oleh Orde Baru. Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun dalam tataran rakyat bawah. Rakyat bebas untuk berserikat dan berkumpul dengan mendirikan partai politik, LSM, dan lain-lain. Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa Orba. Namun, sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan dan kebijakan kurang konsisten dalam penegakan hukum. Dalam bidang sosial budaya, disatu sisi kebebasan berbicara, bersikap, dan bertindak amat memacu kreativitas masyarakat. Namun, di sisi lain justru menimbulkan semangat primordialisme. Benturan antar suku, antar umat beragama, antar kelompok, dan antar daerah terjadi dimana-mana. Kriminalitas meningkat dan pengerahan masa menjadi cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi tindakan kekerasan.Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama:a. Masa demokrasi Liberal 1950-1959. Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan: Dominannya partai politik; Landasan sosial ekonomi yang masih lemah; Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.b. Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959: Bubarkan konstituante; Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950; Pembentukan MPRS dan DPASb.Masa demokrasi Terpimpin 1959-1966. Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan berporoskan nasakom dengan ciri: Dominasi Presiden; Terbatasnya peran partai politik; Berkembangnya pengaruh PKI; Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain: Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR; Jaminan HAM lemah; Terjadi sentralisasi kekuasaan; Terbatasnya peranan pers; Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur). Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI.Pemahaman tentang orde lama,orde baru,dan masa reformasi:orde lama : sebutan bagi masa pemerintahan presiden Soekarno (sebutan ini muncul tentunya pasca pemerintahannya).orde baru : sebutan bagi masa pemerintahan presiden Suharto (sebutan ini muncul untuk membedakan dengan pemerintahan sebelumnya yaitu masa presiden Soekarno).pemerintahan orde lama berakhir setelah keluar Surat Perintah Sebelas Maret 1966 yang dikuatkan dengan Ketetapan MPRS No.IX/MPRS/1966.dengan inilah maka demokrasi pancasila telah digunakan pada era orde baruMasa reformasi : Kekuasaan orde baru sampai tahun 1998 dalam ketatanegaraan Indonesia tidak mengamalkan nilai-nilai demokrasi sebagaimana yang terkandung dalam pancasila dan UUD 1945.Gerakan Reformasi telah membawa perubahan-perubahan dalam bidang politik dan usaha penegakan kedaulatan rakyat,serta meningkatkan peran serta masyarakat dan mengurangi dominasi pemerintah dalam kehidupan politik .Jadi, meskipun bangsa Indonesia telah berganti-ganti system demokrasi dan pemerintahan ,namun pada akhirnya hingga sekarang system demokrasi yang digunakan adalah system demokrasi Pancasila.demokrasi terpimpin: istilah yang dipopulerkan saat masa pemerintahan presiden Soekarno,tepatnya setelah dekrit presiden 1959 kembali ke UUD 1945.demikian semoga memuaskan.Istilah Orde Lama sebenarnya diciptakan oleh pemerintahan Suharto yang menamakan diri sebagai Orde Baru.Jadi pemerintahan sebelum era Suharto pada tahun 1966 disebut Orde Lama, dimana selalu dicitrakan kondisi yang kurang baik.Padahal kondisi yang sesungguhnya tidak selalu demikian. Bukankan kemerdekaan Indonesia terjadi pada masa sebelum Orde Baru.Memang dalam periode sebelum th. 1966, negara Indonesia adalah negara baru yang sedang mencari bentuk jati dirinya, sehingga sering terjadi pergolakan, pemberontakan. Dengan demikian pemerintahan dengan demokrasi terpimpin nampaknya merupakan alternatif paling tepat.Kebijakan PemerintahSejak pemerintahan orde lama hingga orde reformasi kini, kewenangan menjalankan anggaran negara tetap ada pada Presiden (masing-masing melahirkan individu atau pemimpin yang sangat kuat dalam setiap periode pemerintahan sehingga menjadikan mereka seperti manusia setengah dewa). Namun tiap-tiap masa pemerintahan mempunyai cirinya masing-masing dalam menjalankan arah kebijakan anggaran negara. Hal ini dikarenakan untuk disesuaikan dengan kondisi: stabilitas politik, tingkat ekonomi masyarakat, serta keamanan dan ketertiban.Sistem pemerintahanOrde lama : kebijakan pada pemerintah, berorientasi pada politik,semua proyek diserahkan kepada pemerintah, sentralistik,demokrasi Terpimpin, sekularisme.Orde baru : kebijakan masih pada pemerintah, namun sektor ekonomi sudah diserahkan ke swasta/asing, fokus pada pembangunan ekonomi, sentralistik, demokrasi Pancasila, kapitalisme.Soeharto dan Orde Baru tidak bisa dipisahkan. Sebab, Soeharto melahirkan Orde Baru dan Orde Baru merupakan sistem kekuasaan yang menopang pemerintahan Soeharto selama lebih dari tiga dekade. Betulkah Orde Baru telah berakhir? Kita masih menyaksikan praktik-praktik nilai Orde Baru hari ini masih menjadi karakter dan tabiat politik di negeri ini. Kita masih menyaksikan koruptor masih bercokol di negeri ini. Perbedaan Orde Baru dan Orde Reformasi secara kultural dan substansi semakin kabur. Mengapa semua ini terjadi? Salah satu jawabannya, bangsa ini tidak pernah membuat garis demarkasi yang jelas terhadap Orde Baru. Tonggak awal reformasi 11 tahun lalu yang diharapkan bisa menarik garis demarkasi kekuatan lama yang korup dan otoriter dengan kekuatan baru yang ingin melakukan perubahan justru terbelenggu oleh faktor kekuasaan.Sistem politik otoriter (partisipasi masyarakat sangat minimal) pada masa orba terdapat instrumen-instrumen pengendali seperti pembatasan ruang gerak pers, pewadahunggalan organisasi profesi, pembatasan partai poltik, kekuasaan militer untuk memasuki wilayah-wilayah sipil, dll.Orde reformasi : pemerintahan tidak punya kebijakan (menuruti alur parpol di DPR), pemerintahan lemah, dan muncul otonomi daerah yang kebablasan, demokrasi Liberal (neoliberaliseme), tidak jelas apa orientasinya dan mau dibawa kemana bangsa ini.DENGAN Dekrit 5 Juli 1959, Soekarno membubarkan Konstituante yang bertugas merancang UUD baru bagi Indonesia, serta memulai periode yang dalam sejarah politik kita disebut sebagai Demokrasi Terpimpin. Peristiwa ini sangat penting, bukan saja karena menandai berakhirnya eksperimen bangsa Indonesia dengan sistem demokrasi yang liberal, tetapi juga tindakan Soekarno tersebut memberikan landasan awal bagi sistem politik yang justru kemudian dibangun dan dikembangkan pada masa Orde Baru.Namun, di balik kesan kuat adanya keterputusan antara Orde Lama dan Orde Baru, terdapat pula beberapa kontinuitas yang cukup penting. Pertama, dua-duanya sangat anti terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan disintegrasi teritorial Indonesia, dua-duanya dapat dikatakan sangat nasionalis dalam hal itu. Dengan demikian, baik Soekarno maupun Soeharto amat mementingkan retorika persatuan dan kesatuan. Bahkan, sejak 1956, Soekarno sudah menuduh partai politik di Indonesia pada waktu itu sebagai biang keladi terpecah-belahnya bangsa, dan sempat mengajak rakyat untuk mengubur partai-partai tersebut dalam sebuah pidato yang amat terkenal.SUMBER:Referensi :http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090126174820AAFGt08http://yunaniabiyoso.blogspot.com/2008/04/perbedaan-determinasi-kebijakan.htmlhttp://labtani.wordpress.com/2008/11/07/sejarah-perekonomian-indonesia/http://www.mudrajad.com/upload/Reformasi%20di%20Persimpangan%20Jalan.pdfPohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia.Jakarta:Rajawali pers.MEMBANDINGKAN DEMOKRASI PADA MASA ORDE LAMA,ORDE BARU,DAN MASA REFORMASIDISUSUN OLEH :Rachma PELAKSANAAN DEMOKRASI 17/8-1945 - 27/12-1949

Pemerintah & rakyat tidak punya cukup waktu utk berbenah karena disibukkan perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan. Ketegangan politik & aksi kontak senjata berdampak pada tidak terbentuknya lembaga demokrasi seperti MPR, DPR, MA, BPK & BPK. Untuk melawan propaganda Belanda di dunia internasional maka pemerintah mengeluarkan: 1. Maklumat Wapres No. X tentang pemberian kekuasaan legislatif dari presiden kepada KNIP.2. Maklumat Pemerintah 3 Nop 1945 tentang pembentukan partai-partai politik.3. Maklumat Pemerintah 14 Nop1945 tentang perubahan sistem presidensiil menjadi parlementer.

27 DESEMBER 1949 17 AGUSTUS 1950Masa RIS: Republik parlementer dengan sistem demokrasi liberal. Secara politis menerima Konstitusi RIS hasil KMB sehingga terdapat negara-negara bagian. Pembagian kekuasaan:1. Eksekutif: presiden & menteri (PM)2. Legislatif: DPR & Senat.3. Yudikatif: MA. Kabinet Parlementer yang pernah ada:1. K. Susanto 20 Des 1949 21 Jan 1950.2. K. Halim 21 Jan 1950 6 Sept 1950PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA1. Masa Orde Lama :a. Demokrasi parlementer / liberal (RIS dan UUDS 1950), pada masa ini Indonesia memakai sistemdemokrasi parlementer. Cara kerja: Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPR, partai politik yang menuasai suara mayoritas di DPR membentuk kabinet. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet/Dewan menteri dibawah pimpinan Perdana menteri dan bertanggung jawab pada parlemen. Presiden hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dipegang Perdana Menteri. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang bebas. Jika DPR atau parlemen menilai kinerja menteri kurang bauik maka parlemen mengajukan mosi tak percaya, maka menteri harus meletakkan jabatannya. Jika kabinet bubar maka presiden menunjuk formatur kabinet untuk menyusun kabinet baru. Jika DPR atau parlemen mengajukan mosi tak percaya pada kabinet yang baru, maka DPR atau parlemen dibubarkan dan diadakan pemilihan umum.Hal-hal negatif yang terjadi selama berlakunya sistem parlementer :1. Usia atau masa kerja kabinet rata-rata pendek, selama kurun waktu 1950 -1959 telah terjadi tujuh kali pergantian kabinet.2. Ketidak serasian hubungan antara dalam tubuh angkatan bersenjata. Sebagian condong ke kabinet Wilopo sebagian condong ke Presiden Soekarno.3. Perdebatan terbuka antara Soekarno dengan tokoh Masyumi yaitu Isa Anshary tentang penggantian dasar negara yang lebih Islami apakah akan merugikan umat agama lain atau tidak.4. Masa kampanye jadi panjang (1953-1955), sehingga meningkatnya ketegangan di masyarakat.5. Kebijakan beberapa perdana menteri cenderung menguntungkan partainya.6. Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah seperti pemberontakan Permesta dan PRRI.Hal-hal positif yang terjadi dimasa demokrasi parlementer :1. Badan peradilan menikmati kebebasannya dalam menjalankan fungsinya.2. Pers bebas dan banyak kritik di surat kabar.3. Jumlah sekolah bertambah4. Kabinat dan ABRI berhasil mengatasi pemberntakan RMS, DI/TII5. Sedikit ketegangan diantara umat beragama.6. Minoritas Tionghoa mendapat perlindungan dari pemerintah.7. Nama baik indonesia di Internasional dan berhasil melaksanakan Konferensi Asia Afrika di Bandung April 1955.2. Demokrasi Terpimpin 5 Juli 1959-1966:

Mulai dijalankan sejak dekrit presiden 5 Juli 1959, dengan mamakai UUD 1945 oleh sebab itu demokrasi ini didasarkan atas Pancasila dan UUD 1945. Pada waktu itu sesuai dengan UUD 1945 maka bentuk negara adalah Kesatuan,pemerintahannya adalah Republik, sistem pemerintahannya adalah Demokrasi. Dalam UUD 1945 indonesia juga adalah negara hukum.MPR harus berfungsi sebagai lembaga tertinggi negara yang memilih dan mengangkat presiden, oleh karena itu presiden wajib tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR. Presiden bersama DPR membuat UU. Presiden dibantu para menteri dalam menjalankan kekuasaan Eksekutif dan Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya secara independen bebas dari pengaruh lembaga lainnya.Dari kenyataannya demokrasi terpimpin ini menyimpang dari prinsip negara hukum dan demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Penyimpangai itu antara lain :1. Pelanggaran prinsip kebebasan kekuasaan kehakiman : dimana UU No. 19 tahun 1964 menyatakan demi kepentingan revolusi, Presiden berhak mencampuri proses peradilan. Dan hal ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945. Sehingga peradilan sering dijadikan untuk menghukum lawan politik dari pemerintah.2. Pengekangan hak di bidang politik yaitu berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, yaitu ulasan surat kabar dibatasi atau tidak boleh menentang kebijakan pemerintah.3. Pelampauan batas wewenang presiden. Banyak hal yang seharusnya diatur dalam UU namun hanya ditetapkan lewat Penetapan Presiden.4. Pembentukan lembaga negara Ekstrakonstitusional ( diluar UUD 1945) seperti pembentukan Front Nasional yang dimamfaatkan oleh partai komunis sebagai ajang mempersiapkan pembentukan negara komunis indonesia.5. Pengutamaan fungsiPresiden seperti : Pimpinan MPR, DPR dan lembaga lainnya di setarakan dengan menteri dan berada di bawah Presiden. Pembubaran DPR tahun 1960 oleh presiden setelah menolak Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan pemerintah. Padahal dalam UUD 45 menyatakan Presiden tidak dapat membubarkan DR, bila DPR tidak menyetujui angaran yang diajukan pemerintah maka pemerintah menggunakan anggaran tahun lalu. Demokrasi tidak dipimpinhikmat kebijaksanaan, tetapi dipimpin oleh presiden selaku panglima tertinggi ABRI.Keberhasilan yang capai di masa Demokrasi terpimpin;1. Berhasil menumpas pemberontakan DI/TII yang telah berlangsung 14 tahun.2. Berhasil menyatukan Irian Barat kepangkuan Indonesia dari phak Belanda.3. Demokrasi Pancasila di Masa Orde Baru 11 Maret 1966 21 Mei 1998

Hal-hal yang terjadi di masa oerde baru adalah :Pelaksanaan demokrasi di indonesia baik di masa Orde baru maupun reformasi sermua menamakannya demokrasi Pancasila, sebab demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh pancasila terutama sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, ber Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adail dan beradab, persatuan indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.Kehidupan politik di masa orde baru terjadi penyimpangan-penyimpangan dari cita-cita Pancasila dan UUD 1945, antara lain :1. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden, secara formal kekuasaan negara dibagi ke beberapa lembaga negara seperti MPR, DPR, MA, dll), tapi dalam praktiknya presiden dapat mengendalikan lembaga tersebut. Anggota MPR yang diangkat dari ABRI adalah dibawah presiden sebab presiden sebagai panglima tertinggi ABRI. Anggota MPR dari Utusan daerah dapat dikendalikan oleh presiden karena dipilih oleh DPRD Tk. I yang merupakan bagian dari pemerintah daerah sebagai bawahan presiden.2. Pembatasan hak-hak politik rakyat, Sejak tahun 1973 jumlah parpol di indonesia hanya 3 (PPP, Golkar, PDI), pers bebas tetapi pemerintah dapat membreidel penerbitan Pers (Tempo, Editor, Sinar Harapan, dll). Ada perlakuan diskriminatif terhadap anak keturunan PKI. Pengkritik pemerintah dikucilkan secara politik. Pegawai negeri dan ABRI harus menmdukung Golkar (partai penguasa).3. Pemilu yang tidak demokratis, aparat borokrasi dan militer melakukan cara-cara untuk memenangkan Golkar.Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan jelas.

1. Jelaskan mengapa penyelenggaraan pemilu merupakan salah satu kriteria pemerintahan demokrasi!2. Sebutkan 5 ciri-ciri pelaksanaan demokrasi pada masa orde baru!3. Bagaimanakah pelaksanaan demokrasi pada era reformasi sekarang?

Kunci jawaban:

1. Penyelenggaraan pemilu yang bersih jauh dari pelanggaran dan manipulasi akan menghasilkan pemimpin yang baik sehingga dapat mewakili rakyat.2. Ciri-ciri pelaksanaan demokrasi pada masa orde baru antara lain:

Penyelenggaraan pemilu yang kurang bersih karena ada upaya intervensi pihak yang berkuasa. Penggunaan intimidasi bagi lawan politik, hal ini melanggar HAM. Hak kebebasan berpendapat dan berorganisasi dibatasi dan dikekang. Penafsiran tunggal konstitusi oleh penguasa. Pergantian presiden kurang proporsional.

3. Pelaksanaan demokrasi pada era reformasi sekarang yaitu demokrasi berjalan sesuai harapan, hanya saja terjadi beberapa sikap yang berlebihan dan negatif seperti politik uang dan kekerasan atau anarki.

Referensi

PENGERTIAN DEMOKRASI DAN PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Demokrasiadalahbentuk pemerintahanyang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatanhukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktikkebebasan politiksecara bebas dan setara.

Kata ini berasal daribahasa Yunani(dmokrata) "kekuasaan rakyat",yang terbentuk dari (dmos) "rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebutsistem politiknegara-kota Yunani, salah satunyaAthena; kata ini merupakan antonim dari(aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi.Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal daribahasa Perancis PertengahandanLatin Pertengahanlama.

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, sepertimonarki, atau sekelompok kecil, sepertioligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki.Karl Poppermendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengankediktatoranatau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukanrevolusi. Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalahdemokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebutdemokrasi perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang padaAbad Pertengahan Eropa,Era Pencerahan, danRevolusi Amerika SerikatdanPerancis. Pengertian Demokrasi di IndonesiaKedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (Pasal 1 ayat 2).Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya, ditetapkan dengan Undang-Undang (Pasal 28).Kutipan pasal-pasal dan ayat-ayat Undang-Undang dasar 1945 di atas merupakan definisi normatif dari demokrasi. Tetapi apa yang normatif belum tentu dapat dilihat dalam konteks kehidupan politik sehari-hari suatu negara. Oleh karena itu sangat perlu melihat makna demokrasi secara empirik, yakni demokrasi dalam perwujudannya dalam kehidupan politik praktis.

Kalangan ilmuwan politik telah merumuskandefinisi demokrasi secaraempirik dengan menggunakan sejumlah indikator tertentu. Deliar (dalam Mahfud MD, 2000:19) menganggap demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberikan pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok yang mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, oleh karena kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Pemahaman demokrasi dalam konteks seperti ini mengizinkan kita untuk mengamati: apakah dalam suatu sistem politik pemerintah memberikan ruang gerak yang cukup bagi warga masyarakatnya untuk melakukan partisipasi guna memformulasikan preferensi politik mereka melalui organisasi politik yang ada (Gaffar, 2004:5).

Demokrasi bisa dipahami sebagai suatu polity di mana semua warga negara menikmati kebebasan untuk berbicara, kebebasan berserikat, mempunyai hak yang sama di depan hukum, dan kebebasan untuk menjalankan agama yang dipeluknya (Sundaussen dalam Murod, 1999:59).

Demokrasi di IndonesiaDalam sejarah politik Indonesia, kita setidaknya mengenal empat macam demokrasi, yaitu demokrasi pemerintahan masa revolusi kemerdekaan, demokrasi parlementer (repsentatif democracy) , demokrasi terpimpin (guided democracy), dan demokrasi Pancasila (Pancasila democracy)(Gaffar,2004:10).

a.Demokrasi Liberal (pemerintahan masa revolusi kemerdekaan)(1945-1949)Para penyelenggara negara pada awal periode kemerdekaan mempunyai komitmen yang sangat besar dalam mewujudkan demokrasi politik di Indonesia. Demokrasi pemerintahan masa revolusi kemerdekaan berlangsung dari tahun 1945 hingga tahun 1949, ada beberapa hal yang fundemental yang merupakan peletakan dasar bagi demokrasi di Indonesia periode ini, yaitu :1. Political franchise yang menyeluruh. Para pembentuk negara, sudah sejak semula mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap demokrasi, sehingga ketika kemerdekaan direbut, semua warga negara yang sudah dianggap dewasa memiliki hak-hak politik yang sama, tanpa ada diskriminasi yang bersumber dari ras, agama, suku, dan kedaerahan.2. Presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi seorang diktator, dibatasi kekuasaannya ketika Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk menggantikan parlementer.3. Dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik, yang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah politik kita.

b.Demokrasi Parlementer Periode kedua pemerintahan negara Indonesia adalah tahun 1950 sampai 1959, dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) sebagai landasan konstitusionalnya. Periode pemerintahan dalam masa ini disebut sebagai pemerintahan parlementer, karena pada masa ini merupakan kejayaan parlemen dalam sejarah politik Indonesia sebelum masa repormasi. Periode itu dapat disebut juga sebagai Representative/Participatory Democracy.

Masa Demokrasi Parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, hampir semua elemen demokrasi dapat kita temukan dalam perwujudannya dalam kehidupan politik di Indonesia.1. lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatan.2. akuntabilitas pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga sejumlah media massa sebagai alat kontrol sosial.3. kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sangat besar untuk berkembang secara maksimal. Dalam periode ini, Indonesia menganut sistem banyak partai (multy patry system). Ada hampir 40 partai politik yang terbentuk dengan tingkat otonomi yang sangat tinggi dalam proses rekruitmen, baik pengurus atau pimpinan partainya maupun para pendukungnya.4. sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali pada tahun 1955, tetapi Pemilihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.5. masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak berkurang sama sekali, sekalipun tidak semua warga negara dapat memanfaatkannya dengan maksimal.6. dalam masa pemerintahan parlemeter, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup, bahkan otonomi yang seluas-luasnya dengan asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.

c.Demokrasi Terpimpin(1959-1965)Sejak berakhirnya Pemilihan Umum 1955, Presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat berorientasi pada kepentingan ideologinya sendiri dan kurang memperhatikan kepentingan politik nasional secara menyeluruh.

Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang berjalan pada masa demokrasi parlementer. Apa yang disebut dengan demokrasi tidak lain merupakan perwujudan kehendak presiden dalam rangka menempatkan dirinya sebagai satu-satunya institusi yang paling berkuasa di Indonesia. Adapun karakteristik yang utama dari perpolitikan pada era Demokrasi Terpimpin adalah :1. Mengaburnya sistem kepartaian. Kehadiran partai-partai politik, bukan untuk mempersiapkan diri dalam kerangka kontestasi politik untuk mengisi jabatan politik di pemerintahan (karena Pemilihan Umum tidak pernah dijalankan), tetapi lebih merupakan elemen penopang dari tarik menarik anatara Presiden Soekarno, Angkatan Darat, dan Partai Komunis Indonesia.2. Dengan terbentuk DPR-GR, peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi semakin lemah. Sebab DPR-GR kemudian lebih merupakan instrumen politik Presiden Soekarno.3. Basic human rights menjadi sangat lemah. Soekarno dengan mudah menyingkirkan lawan-lawan politiknya yang tidak sesuai dengan kebijakannya atau yang mempunyai keberanian untuk menentangnya.4. Masa Demokrasi Terpimpin adalah masa puncak dari semangat anti-kebebasan pers. Sejumlah surat kabar dan majalah diberangus oleh Soekarno.5. Sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah Pusat dengan pemerintah Daerah. Daerah-daerah memiliki otonomi yang terbatas.

d. Demokrasi Pancasila(demokrasi dalam Pemerintahan Orde Baru)Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat, yaitu antara tahun 1965 samapai 1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Era yang kemudian dikenal sebagai Ordebaru.Orde Baru memberikan pengharapan baru, terutama yang berkaitan dengan perubahanperubahan politik, dari yang bersifat otoriter pada masa Demokrasi Terpimpin di bawah Soekarno menjadi lebih demokratik. Namun kenyataannya tidak seperti yang diharapkan, pengganti presiden yang otoriter ternyata seorang otoriter juga.

Ada beberapa indikator demokrasi yang digunakan pada masa demokrasi yang berlabel pancasila ini, yaitu :1. Rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi. Kecuali yang terdapat pada jajaran yang lebih rendah, seperti: gubernur, bupati/ walikota, camat dan kepala desa. Kalaupun ada perubahan, selama pemerintahan Orde Baru hanya terjadi pada jabatan wakil presiden, sementara pemerintahan secara esensial masih tetap sama.2. Rekruitmen politik tertutup. Political recruitment merupakan proses pengisian jabatan politik dalam penyelewengan pemerintahan negara. Termasuk di dalamnya adalah jabatan eksekutif (Presiden disertai dengan para menteri kabinet), legislatif (MPR, DPR, DPRD, Tingkat I, DPRD Tingkat II), dan jabatan lembaga tinggi lainnya.3. Pemilihan Umum. Pada masa pemerintahan Orde Baru, Pemilihan Umum telah dilangsungkan sebanyak enam kali, dengan frekwensi yang teratur, yaitu setiap lima tahun sekali. Tetapi, kalau kita mengamati kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia bisa disimpulkan amat jauh dari semangat demokrasi.4. Basic human rights. Persoalan ini juga masih merupakan hal yang sangat rumit. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa dunia internasional seringkali menyoroti politik berkaitan erat dengan implementasi masalah hak-hak asasi manusia. Seperti masalah kebebasan pers dan kebebasan menyatakan pendapat.

PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dapat di bagi kedalam lima periode,diantaranya:1. Demokrasi masa revolusi tahun 1945-19502. Demokrasi masa orde lama Masa demokrasi liberal tahun 1950-1959 Masa demokrasi terpimpin tahun 1959-19653. Demokrasi masa orde baru tahun 1966-19984. Demokrasi masa transisi 1998-19995. Demokrasi masa reformasi 1999- sekarang.Demokrasi masa revolusi tahun 1945-1950 Indonesia masih berjuang untuk menghadapi belanda yang ingin kembali ke Indonesia Masa pemerintahan ini mengindikasikan keinginan kuat dari para peminpin negara untuk membentuk pemerintahan demokrasi. Adanya sentaralisasi kekuasaan pada diri presiden sehubungan belum terbentuknya lembaga-lembaga politik demokrasi. Terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sistem pemerintahan berubah menjadi sitem pemerintahan parlementer Demokrasi masa Masa demokrasi liberal ( 1950-1959)Kabinet berubah ke sistem parlementer, sedangkan dwitunggal Soekarno-Hatta dijadikan simbol dengan kedudukan sebagai kepala negara. Kegagalan praktik demokrasi parlementer atau liberal disebabkan beberapa hal sebagai berikut: Dominannya politik aliran Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah Tidak mempunyai pada anggota konstituante bersidang dalam menetapkan dasar negara sehingga keadaan menjadi berlarut-larut. Hal ini menjadikan presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden tanggal 5 Juli 1959, yang berisi:1. Menetapkan pembubaran konstituante2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara dan tidak berlakunya UUDS 19503. Pembentukan MPRS dan DPASMasa demokrasi Terpimpin(1959-1965)Ciri-ciri dari demokrasi terpimpin: Dominasi presiden Terbatasnya peran partai politik Berkembnagnya pengaruh PKI dan militer sebagai sosial politik di Indonesia. Dalam kenyataannya, demokrasi terpimpin yang dijalankan oleh presiden Soekarno menyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi.Penyimpangan-penyimpangan dalam demokrasi terpimpin diantaranya:1. Mengaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai politik2. Peranan parlemen yang lemah3. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan daerah5. Terbatasnya kebebasan persEMOKRASI ORDE BARU Pemerintahan ini bertekad melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Pemerintahan Orba di awali dengan masa transisi pada tahun1966 dengan keluarnya surat perintah sebelas maret dengan penganggatan Jendral Soeharto sebagai Presiden RI Orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilu secara periodik yaitu pada tahun 1971, 1977,1982,1987,1992 dan 1997. Sebab-sebab runtuhnya masa orba Hancurnya ekonomi nasional dengan ditandai krisis ekonomi yang tidak mampu ditanggulangi. Terjadinya krisis politik Tidak bersatunya lagi pilar-pilar pendukung orba Desakan semangat demokratis dari para pendukung demokrasi DEMOKRASI MASA TRANSISI Pada tanggal 21 Mei 1998 Soeharto selaku pimpinan orba menyatakan berhaenti dan menyerahkan kekuasaannya kepada wakil presiden BJ Habibie. Pada masa ini banyak sekali pembangunan dan perkembangan ke arah kehidupan negara demokratis Antar tahun1998/1999 telah terjadi perbedaan pendapat yang menimbulkan kerusuhan dan konflik antar bangsa sendiri (kerusuhan di aceh, kerusuhan dan pertentangan wilayah di timor leste dan konflik di ambon dan maluku) Era transisi berakhir dengan munculnya kepemimpinan Gusdur dan Megawati sebagai presiden dan wakil presiden pada sidang MPR Oktober 1999PELAKSANAANDEMOKRASI MASA REFORMASI Adanya tuntutan reformasi seperti:1. pengadilan bagi para pejabat yang korupsi2. Pemberian prinsip otonomi yang luas kepada daerah otonom3. Pengadilan bagi para pelaku pelanggaran HAM Terdapat peningkatan prinsip-prinsip demokrasi yang penting yaitu jaminan penegakan HAM Pelaksanaan demokrasi yang sangat penting pada era reformasi ini adalah adanya amandemen terhadap UUD 1945.

Ringkasan MateriPancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran norma, baik norma hukum, norma moral, maupun norma kenegaraaan lainnya. Karena dalam filsafat Pancasila trekandung di dalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komperhensif (menyeluruuh) dan system pemikiran ini merupakan suatu nilai.Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Adapun manakala nilai-nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang praktis maupun dikehidupan yang nyata dalam masyarakat, berbangsa maupun negara maka nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam norma-norma, norma-norma tersebut meliputi:1. Norma moral dan2. Norma hukumPancasila merupakan suatu system nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma baik meliputi norma moral dan norma hukum.

A. Pengertian etikaEtika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Dan etika termasuk dalam kelompok filsafat praktis. Etika di bagi kedalam dua kelompok, etika umum dan etika khusus :

- Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu kedalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia. - Etika khusus dibagi dua yakni :Etika individual dan etika social. Sebernarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dan tingkahlaku manusia. Daapat juga dikatakan bahwa etika berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.

B. Pengertian Nilai, norma, Dan Morala. Pengertian NilaiNilai terjemahan dari istilah value termasuk pengertian filsafat.persoalan-persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat, yaitu filsafat (Axiologi,theory of value).Didalam Dictionary of sociologi an raleted science dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Menurut kamus besar bahasa Indonesia nilai adalah harga. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau kelompok. (the beleved capacity of any to statisfy a human desire). Jadi nilai pada hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek bukan objek itu sendiri.Max scheler bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama luhurnya dan sama tingginya. Menurut tinggi dan rendahnya nilai-nilai dapat dikelompokkan menjadi empat yakni : Nilai-nilai kenikmatan Nilai-nilai kehidupan Nilai-nilai kejiwaan Nilai-nilai kerohanian

Walter G. everet mengolongkan nilai-nilai manusiawi kedalam delapan kelomok yaitu: Nilai-nilai ekonomis Nilai-nilai kejasmanian Nilai-nilai hiburan Nilai-nilai social Nilai-nilai watak Nilai-nilai estetis Nilai-nilai intelektual Nilai-nilai keagamaan\

Notonagoro membagi nilai kedalam tiga macam yaitu: 1. Nilai material 2. Nilai vital 3.Nilai kerohanianNillai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam: nilai kebenaran nilai keindahan atau nilai estetis nilai kebaikan atau nilai moral nilai religiusMasih banyak lagi cara pengelompokan nilai, misalnya yang dilakukan ole N. Rescher, yaitu pembagian nilai berdasarkan pembawa nilai, hakekat keuntungan yang diperoleh, dan hubungan antara pendukung nilai dan keuntungan yang diperoleh. Begitu pula dengan pengelompokan nilai menjadi nilai intrinsic dan ekstrinsik: nilai objektif nilai subyektif,nilai positif dan nilai negative (disvalue), dan sebagainya. Notonagoro berpendapat bahwa sila-sila pancasila tergolong nilai-nilai kerohanian. Tetapi nilia kerohanian yang mengakui adanya nilai material dan nilai vital.

Nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktisa). Nilai dasarBersifat abstrak atau tidak dapat diamati melalui indra manusia, namun ralisasinya nilai berkaitan dengan tingkah laku atau segala aspek kehidupan manusia yang bersifat nyata (praktis).b). Nilai instrumentalnilai instrumental merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan dapat diarahkan. Bila mana nilai instrumental tersebut berkaitan dengan tingkahlaku manusia dalam kehidupan sehari hari maka itu merupakan suatu norma moral.

Hubungan Nilai, Norma dan MoralHubungan antara etika dan norma itu sangatlah erat,sekali dan kadangkala kedua hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan, moral yaitu merupakan suatu ajaran-ajaran atau wejangan-wejangan, patokan-patokan, kumpulan aturan tertulis, tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak dan menjadi manusia yang baik.Adapun tentang etika adalah suatu cabang filsafat yang memiliki, suatu pemikiran yang kritis, dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral tersebut. De Vos (1987) mengatakan bahwa etika dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (ilmu moral).Hal ini dapat dianalogikan bahwa ajaran moral sebagai buku penunjuk tentang bagaimana kita memperlakukan sebuah mobil dengan baik. Sedangkan etika memberikan peringatan pada kita tentang struktur dan teknologi mobil itu sendiri. Demikianlah hubungan yang sistematik antara nilai dan moral yang pada gilirannya ketiga aspek tersebut terwujud dalam satu tingkah laku praktis dalam kehidupan manusia. Diposkan oleh ricky mawara di 19.15

a. Pengertian dasar negaraDasar negara ialah suatu normatertinggi yang merupakan sumber bagipembentukan tata hukum dan peraturanperundangan di suatu negara. Istilah dasarnegara mempunyai persamaan arti denganistilah-istilah yang ada di Negara-negaralain, seperti philosophische grondslag(Belanda), ideology (Inggris), danweltanschauung (Jerman). Ketiga istilahtersebut mendefinisikan bahwa dasar negara adalah suatu ajaran yangdidapatkan dari hasil pemikiran yang mendalam mengenai kehidupan dunia,termasuk di dalamnya kehidupan bernegara, yang dijadikan sebagai acuandasar untuk mengatur, memelihara, dan mengembangkan kehidupan bersamadi dalam suatu negara.Di Indonesia, istilah-istilah dasar negara diterjemahkan sebagai ideologi.Adapun menurut Ensiklopedia Indonesia, kata dasar memiliki arti asal yangpertama. Jika dikaitkan dengan kata negara, maka menjadi dasar negarayang bermakna suatu ajaran/pedoman untuk mengatur kehidupan dalamkonteks penyelenggaraan ketatanegaraan suatu negara yang mencakupberbagai aspek kehidupan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna suatu dasarnegara ialah sama dengan ideologi negara dan sama dengan dasar filsafatkenegaraan atau pandangan dasar kenegaraan.b. Fungsi dasar negaraSetiap negara atau setiap bangsa di dunia ini menginginkan suatu keadaanyang ideal atau seimbang bagi setiap aspek (bidang) kehidupan. Untuk itu,dasar negara atau ideologi negara memiliki fungsi sebagai berikut.1) Dasar untuk berdirinya kedaulatan negara. Setiap negara yang akanberdiri dan berdaulat harus memenuhi persyaratan konstitutif danpersyaratan deklaratif. Salah satu pernyataan yang paling mendasar yangakan dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegaraadalah dasar negara.2) Dasar kegiatan dalam penyelenggaraan negara. Para penyelenggaranegara di dalam mewujudkan segala cita-cita dan tujuan nasional harusberdasarkan pada dasar negara, yaitu di dalam melaksanakan segalakegiatan ketatanegaraan.3) Dasar dan sumber hukum nasional. Kedudukan dasar negara dalamsuatu negara sangat penting karena merupakan suatu norma dasar baginegara yang besangkutan, selain menjadi sumber bagi perundangannegara serta norma tertinggi dalam suatu negara sehingga semuakegiatan negara harus berdasarkan pada hukum yang berlaku.4) Dasar bagi hubungan antarwarga negara. Semua aktivitas warganegara harus didasarkan pada dasar negara. Dengan demikian,kebebasan individu tidak merusak semangat kerja sama antara wargabegitu pula sebaliknya, kerja sama antarwarga tidak boleh merusakkebebasan individu.Bab 1 : Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Dasar Negara

a. Pengertian Ideologi

Ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup.Ideologi terbagi dua yaitu ideologi secara fungsional dan ideologi secara struktural.Ideologi secara fungsional adalah seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi secara fungsional terbagi menjadi dua yaitu ideologi yang doktoriner dan ideologi yang pragmatis. Ideologi yang doktoriner bagaimana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan pelaksananya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintahan. Contohnya adalah komunisme. Sedangkan ideologi pragmatis apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci. Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama, dan sistem politik.Kesimpulan ideologi adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia.Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri:1. Mempunyai derajat yang tinggi2. Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara.

b. PENTINGNYA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARAIdeologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan.Fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama juga berfungsi mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.

c. PENGERTIAN DASAR NEGARADasar negara adalah landasan kehidupan bernegara. Dasar negara bagi suatu negara merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.Negara tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya kekacauan.Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara, tujuan negara, norma bernegara.

2. Latar Belakang Pancasila sebagai Ideologi Negaraa. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar NegaraIdeologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari lima sila. Kelima sila itu adalah:1. Ketuhanan yang Maha Esa2. Kemanusiaan yang adil dan beradab3. Persatuan Indonesia4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat IndonesiaBanyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa Belanda. Sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram, Ternate, dan Tidore.Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret.Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Mentri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer di Jawa dan Madura) No. 23. Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945. BPUPKI mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1945. Sidang Kedua pada tanggal 10 16 Juli 1945.

Pada tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengusulkan 5 Dasar Negara secara lisan :1. Peri Kebangsaan2. Peri Kemanusiaan3. Peri Ketuhanan4. Peri Kerakyatan5. Kesejahteraan Rakyat

Usulan Muhammad Yamin secara tertulis :1. Ketuhanan Yang Maha Esa2. Persatuan Indonesia3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengusulkan 5 dasar negara :1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)3. Mufakat atau Demokrasi4. Kesejahteraan Sosial5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini diberi nama Pancasila oleh Ir.Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh sebab itu, setiap tanggal 1 Juni 1945 diperingati hari lahirnya Pancasila.Selesai sidang pertama, para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.Adapun anggota panitia kecil adalah :1. Ir.Soekarno2. Ki Bagus Hadikusumo3. K.H. Wachid Hasyim4. Mr.Muh. Yamin5. M.Sutardjo Kartohadikusumo6. Mr.A.A Maramis7. R.Otto Iskandar Dinata8. Drs.Muh.HattaPada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil dari rapat tersebut adalah dibentuknya panitia sembilan. Anggota nya adalah :1. Ir. Soekarno2. Drs. Muh. Hatta3. Mr. A.A Maramis4. K.H. Wachid Hasyim5. Abdul Kahar Muzakkir6. Abikusno Tjokrosujoso7. H. Agus Salim8. Mr. Ahmad Subardjo9. Mr. Muh. YaminPanitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar yang lebih dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta.

Sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD). Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah PPKI. Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sejak saat itu, Indonesia kosong dari kekuasaan. Waktu tersebut dimaanfatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus 1945, diumumkan bahwa Indonesia merdeka.Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang dengan acara :1. Mengesahkan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaan)2. Memilih Presiden dan Wakil PresidenDibuat oleh: Auddie Indira

B. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN DASAR NEGARA 1. Nilai nilai Pancasila sebagai Ideologi Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai Ketuhanan , Kemanusiaan , Persatuan, Kerayakyatan dan Keadilan. Nilai ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan , kebangsaan dan kemasyarakatan. Nilai Pancasila tergolong nilai kerohanian yang didalamnya terkandung nilai lainnya secara lengkap dan harmonis , baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran(kenyataan) , nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif Nilai nilai Pancasila bersifat objektif maksudnya Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang mendasarSedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, bahwa keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia itu sendiri.Hal itu dapat dijelaskan karena Nilai nilai Pancasila itu timbul dari bang sa Indonesia Nilai- nilai Pancasila merupakan oandanga hidup bangsa Indonesia Nilai-nilai Pancasila didalamnya terkandung nilai- nilai kerohanian Nilai nilai Pancasila didalamnya merupakan nilai yang digali , tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa Indonesia .`` Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang Undang dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah , penyelenggara negara termasuk pengurus partai dan golongan fungsional untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dang memegang cita-cita moral rakyat yang luhur

2. Nilai nilai Pancasila sebagai Dasar Negara Nilai nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah laku dan pengambilan kepitusan para penyelenggara negara dan pelaksana pemerintah harus selalu berpedoman pada Pancasila . Pancasila sebagai sumber nilai menunjukan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai- nilai kemanusian yang luhur , hal ini menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan , penindasan , dan kekerasan antara satu sama lain Nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan bebangsa bagi seluruh rakyat Indonesia , Pancasila juga sebagai paradigma pembangunan, maksudnya sebagai kerangka pikir ,sumber nilai , orentiasi dasar , sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses dalam suatu bidang tertentu . Pancasila sebagai paradigma pembangunan mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai , sebagai dasar , arah dan Pancasila sebagai sumber nilai, sebagai dari proses pembangunan Pancasila mengarahkan pembangunan agar selalu dilaksanakan demi kesejahteraan umat manusia dengan rasa nasionalisme . Pembangunan disegala bindang selalu mendasar pada nilai nilai pancasila Di bidang Politik misalnya , Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan politik , dan dalam prakteknya menghindarkan praktek praktek yang bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang memiliki cita- cita moral dan budi pekerti yang luhur

Nilai Pancasila menjadi landasan dalam pembentukan hukum yang aspiratif . Pancasila menjadi sumber nilai dan sumber norma bagi pembangunan hukum .Dalam pembaharuan hukum yang berkedudukan sebagai peraturan yang paling mendasar di Negara Ksatuan Republik Indonesia . Pancasila menjadi sumber dari tata tertib di Indonesia . Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan perundangan di Indonesia . Pancasila sebagai sumber hukum dasar nasional . Sebagai sumber hukum dasar , Pancasila juga mewarnai penegakan hukum di Indonesia Di bidang Sosial Budaya , Pancasila merupakan sumber normatif dalam pengembangan aspek sosial budaya yang mendasar pada nilai nilai kemanusian , nilai Ketuhanan dan niali keberadaban . Pembangunan di bidang sosial budaya senantiasa mendasar pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab . Pembangunan bidang sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab . Pembangunan bidang sosial budaya menghindarkan segala tindakan yang tidak beradab , dan tidak manusiawi , sehingga dalam proses pambangunan haruslah selalu mengangkat nilai- nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri sebagai niali dasra yaitu nilai Pancasil Dalam pembangunan sosial budaya perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya malu, dan budaya keteladanan Di bidang ekonomi , Pancasila juga menjadi landasan nilai dalam pelaksanaan perkembangan ekonomi . Pembangunan Ekonomi yang berdasarkan atas nilai-nilai Pancasila selalu mendasar pada nilai kemanusiaan artinya pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan umat manusia , pembangunan ekonomi semata melainkan demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa.

C. Sikap Positif Terhadap Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara

Sikap positif dapat diartikan sikap yang baik dalam menanggapi sesuatu. Sikap positif terhadap nilai-nilai Pancasila berarti sikap yang baik dalam menanggapi dan mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila, dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari.Walaupun kenyataannya melaksanakan nilai-nilai Pancasila tidaklah mudah, bangsa Indonesia harus tetap berusaha melakukannya. Berikut ini diuraikan secara singkat contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan silanya masing-masing.1. Pelaksanaan Sila Ketuhanan Yang Maha EsaDalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai ketuhanan dan keagamaan. Maka, segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, harus dijiwai dengan nilai-nilai sila tersebut. Hal-hal yang dapat kita lakukan antara lain:a. Mewujudkan kehidupan religious yang sejatib. Mengusahakan terwujudnya ketakwaan warga negara dan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa;c. Menjalankan pemerintahan negara dengan prinsip-prinsip etika, kebenaran, dan keadilan2. Pelaksanaan Sila Kemanusiaan yang Adil dan BeradabSila Kemanusiaan yang adil dan beradabmengandung nilai utama kemanusiaan. Pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, dengan begitu, harus dapat perlakukan warga negara sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Karena itu, penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, harus dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai brerikut

a.Menghormati hak-hak asasi manusia

b. Memecahkan berbagai masalah hidup warga negara dengancara yang adilc. Membina sikap saling tolong antarwarga

3. Pelaksanaan Sila Persatuan IndonesiaDalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan dan nasionalisme religius. Yang dimaksud nasionalisme religius adalah semangat kebangsaan yang dilandasi dengan moral keagamaan dan ketuhanan. Hal-hal yang harus dilakukan dalam kehidupan berbangsan dan bernegara antara lain:a. Mengakui keragaman suku sebagai kekayaan bangsab. Menciptakan kerukunan hidup antarsuku yang ada di Indonesiac. Menjaga persatuan bangsa

4. Pelaksanaan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikamt Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan PerwakilanSIla keempat ini, mengandung nilai kerakyatan dan demokrasi. Rakyat dan demokrasi saling terkait dan harus diperjuangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegera. Karena itu, terkait dengan pelaksanaan sila keempat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, hal-hal yang harus di lakukan sebagai berikut: a. Memberikan kesempatan rakyat untuk mengajukan kritik dan saran dalam pelaksanaan pembangunanb. Mewujudkan adanya lembaga perwakilan rakyat yang aspiratif

5. Pelaksanaan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat IndonesiaDalam sila kelima ini, terkandung nilai keadilan dan pemerataan sosial. Artinya, keadilan merupakan hal yang akan dan harus di wujudkan dalam kehidupan masyarakat secara merata dan menyeluruh. Terkait dengan pelaksanaan sila kelima ini, hal-hal yang harus dilakukan antara lain:a. Melaksanakan pembangunan yang merata di semua lapisan masyarakat dan wilayah negarab. Memberikan perlakuan yang sama dan adil kepada warga negara dalam berbagai bidang dan sektor ke hidupan

Dibuat oleh: Rahmanisa Putri Ekasari

Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Setiap warga Negara hendaknya senantiasa mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Sebab, dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari diharapkan terwujud suatu kehidupan masyarakat Indonesia yang religius, humanis, bersatu, demokratis, sejahtera, adil, dan makmur.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari merupakan cermin sikap positif warga Negara terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Politik

Mengemukakan Pendapat Secara Bebas dan Bertanggung Jawab

Sebagai Negara yang menganut paham demokrasi Pancasila, kita dapat mengemukakan pendapat kita dengan bebas. Namun kebebasan tersebut harus kita lakukan dengan penuh tanggung jawab dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Menyelenggarakan pemilu dengan baik dan penuh tanggung jawab

Penyelenggaraan pemilu merupakan salah satu wujud dari kehidupan dan kegiatan politik kita. Pemilu bertujuan untuk memilih wakil-wakil kita yang akan duduk di parlemen. Salah satu peranan wakil-wakil rakyat tersebut adalah aspirasi dan kepentingan kita sebagai anggota masyarakat.

Menjalankan Kegiatan Pemerintahan dengan Jujur dan Konsekuen

Menjalankan kegiatan pemerintahan harus dilakukan dengan jujur, konsekuen, dan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Bila hal ini dilakukan dengan baik dan benar maka akan tercipta pemerintahan yang jujur, bertanggung jawab, dan lebih memihak kepada kepentingan masyarakat banyak, bukan kepentingan pribadi ataupun golongan. Sebaliknya, jika roda pemerintahan tidak dijalankan dengan jujur, konsekuen, dan bertentangan dengan nilai-nilai pancasila, maka akan tercipta pemerintahan yang korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta tidak berpihak pada kepentingan masyarakat.

2. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi

Memanfaatkan sumber daya alam dengan baik.Pemanfaatan sumber daya alam itu dapat dapat dilakukan melalui peningkatan sektor agribisnis, agroindustri, serta upaya-upaya lainnya yang bertujuan pemerataan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perekonomian dengan menghilangkan berbagai bentuk distorsi ekonomi.

Pembuatan undang-undang untuk memperkuat fundamental atau dasar ekonomi yang berkeadilan seperti UU antimonopoli, UU Perlindungan Konsumen.

Menjalankan kegiatan perekonomian dengan jujur, tidak merugikan orang lain, dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

3. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam Kehidupan Sosial

a. Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain: Melaksanakan ajaran agama masing-masing dengan baik Tekun beribadah Saling menghargai dan menghormati antar pemeluk agama Tidak memaksakan agama kepada orang lain.

b. Pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain:

Senantiasa menghormati dan menghargai sesama manusia, agama, suku, ras, dan lain-lain. Suka membantu dan menolong sesama manusia dalam kebenaran dengan ketulusan dan kejujuran Tidak menyakiti orang lain dalam bentuk apapun.

c. Pengamalan sila Persatuan Indonesia, antara lain: Selalu mengutamakan kebersamaan, kerukunan, persatuan. Selalu menjalin hubungan dan kerja sama yang baik. Tidak mempermasalahkan segala perbedaan sesama manusia. d. Pengamalan sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/Perwakilan, antara lain: Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan bersama Menghargai perbedaan pendapat dan pandangan antarsesama manusia Menghargai dan menjunjung tinggi demokrasie. Pengamalan sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, antara lain: Bersikap adil Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban Tidak mengambil hak orang lain Memiliki kemauan keras untuk maju dan bersama-sama membangun bangsa dan negara.

Dibuat oleh: Fatima Risha

ANCAMAN DARI PERKEMBANGAN DUNIA SAAT INI YANG MEMPENGARUHI ASPEK IPOLEKSOSBUD DANHANKAMPosted on November 21, 2012 by Achmad Fajar Maulana Melihat perkembangan dunia saat ini baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri, terjadi perubahan yang sangat cepat dan sulit diprediksi dan setiap negara di dunia mempunyai kekuatan masing-masing untuk mengantisipasi segala kemungkinan ancaman yang dapat terjadi serta mempengaruhi semua aspek sendi-sendi kehidupan manusia. Adanya ancaman khususnya bagi negara Indonesia dilandasi dan dilatarbelakangi oleh kepentingan suatu negara yang bermula pada aspek Ipoleksosbudhankam. Dilihat dari letak geografis Indonesia yang sangat strategis yang terletak pada posisi silang sangat berpengaruh terhadap kepentingan internasional dan Indonesia dengan kekayaan alamnya merupakan sasaran yang akan menjadi Hakekat Ancaman. Sejarah telah membuktikan bahwa sejak lahirnya bangsa Indonesia telah banyak menghadapi ancaman yang sifatnya membahayakan keselamatan negara dan bangsa. Demikian pula dengan semakin majunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bentuk-bentuk ancaman dalam spektrumnya juga berubah dengan cepat, sehingga perlu kecermatan dan pengamanan yang terus menerus terhadap setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi.Bangsa Indonesia sendiri memiliki potensi yang dapat mengancam integrasi nasional. Potensi tersebut antara lain faktor geografi, heteroginitas etnis, agama dan kultur, kesenjangan ekonomi dan sosial yang aman besar, pertentangan politik dan ideologi aliran serta fragmentasi dikhotomik. Oleh karena itu membangun kebersamaan, bukan hanya acukup disikapi sebagai sebuah keniscayaan, tetapi sekaligus juga harus diwujudkan dalam bentuk perilaku dan aplikasi. Masyarakat yang cinta terhadap bangsanya, harus dibangun melalui kesadaran akan visi dan persepsi kebangsaan, kapan dan dimana mereka dapat mengaktualisasi diri tanpa menimbulkan ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara.Membangun manusia Indonesia sebagai warga masyarakat global merupakan perkembangan peradaban manusia yang tidak dapat dielakan. Sebagai salah satu komponen bangsa, TNI tidak dapat melepaskan diri dari dampak lingkungan strategis yang mempengaruhi, serta memberikan pertimbangan bagi pemikiran untuk merumuskan konsep keamanan nasional. Fenomena selama ini, menunjukkan bahwa konflik-konflik internal seringkali mengundang campur tangan pihak asing, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk kepentingan mereka, dengan demikian, konsep keamanan (security) tampaknya tidak dapat dipisahkan dari konsep pertahanan (defense), apabila dengan pengertian bahwa masalah pertahanan bersifat eksternal dan masalah keamanan bersifat internal, karena keduanya saling terkait. Disamping itu masalah keamanan nasional tidak akan terlepas dari masalah ancaman, yang dapat dikatagorikan menjadi sikap merusak dan sikap permusuhan. Keduanya katagori ancaman ini kemudian akan menentukan intensitas konflik yang berkaitan antara skala rendah (low intensity coflict/LIC) dan konflik skala tinggi, baik beroparasi di dalam negeri secara tertutup ataupun terbuka serta mungkin dikendalikan dari luar. Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh personel yang terlatih dan bersifat militer atau bersifat bahkan personel militer. Untuk menghadapinya diperlukan inti atau satuan yang juga terlatih, termasuk militer atau satuan lain yang berkualifikasi serupa. Bentangan LIC menjangkau mulai dari kejahatan atau kriminal biasa yang dikenal dengan ketertiban masyarakat atau ketertiban umum, dan akibat bencana alam. Hingga berupa tindakan sabotase, spionase, subversi dan terorisme. Sedangkan HIC berhubungan dengan sifat permusuhan, baik yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri seperti gerakan separatis. Untuk menghadapi HIC, militer merupakan kekuatan utama dan upaya menghadapinya dikenal dengan kegiatan ertahanan.Beberapa persoalan yang timbul dan memerlukan pertimbangan konsep tersebut, antara lain : (1) Perbedaan upaya pertahanan dan upaya keamanan didasarkan pada sumber ancaman, perlu pengkajian lagi. Istilah Hankam (negara) pada dasarnya mengandung pengertian segala usaha untuk melindungi eksistensi, kedaulatan dan keselamatan bangsa dan negara tanpa mempersoalkan dari mana sumber ancamannya. Berdasarkan pengalaman beberapa negara dalam jaman modern ini, ancaman terhadap negara (setidak-tidaknya bagi negara berkembang) justru lebih seringkali bersumber dari ancaman dalam negeri. (2) Upaya dalam bidang keamanan dapat mengarah untuk menghadapi ancaman terhadap negara, karena dalam hal hal tertentu gangguan terhadap keamanan dalam negeri mulai dari yang ringan (human security) kemudian berkembang menjadi sedang (public security), bila tidak tertangani secara baik dapat saja secara eskalatif berkembang menjadi ancaman terhadap negara (state security).Secara umum ancaman terhadap keamanan nasional dapat berbentuk agresi, invasi, sengketa perbatasan, separatis bersenjata, pemberontakan bersenjata, kerusuhan sosial, tindak kriminal, konflik komunal, pelanggaran hukum, bencana alam, kesenjangan sosial dan kemiskinan. Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman aktual menyebut lima hal pokok, munculnya kekuatan separatis bersenjata dan kelompok radikal, gerakan terorisme yang parah dan maksudnya tidak jelas, serta pencurian kekayaan alam seperti illegal fishing, illegal logging, dan illegal milling. Ancaman potensial artinya berbagai benih permusuhan atau perbedaan kepentingan dan sengketa masa lalu yang tetap tidak terselesaikan terus membara ibarat api dalam sekam setiap saat dapat muncul ke permukaan menimbulkan bahaya serius. Berdasarkan UU RI No 3 Tahun 2002. Sesuai UU RI No 3 Tahun 2002 Bab III Pasal 6, disana dikatakan bahwa pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman. Sedangkan Bab III Pasal 7 antara lain berbunyi, Pertahanan negara diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Kemudian sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. TNI sebagai alat pertahanan negara berfungsi sebagai penangkal terhadap setiap ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa. Pemulih terhadap kondisi keeamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.Tugas Pokok TNI sesuai Ketetapan MPR RI No VII Tahun 2000, maka tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Serta UU RI No 34 Tahun 2004, maka tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.Aksi terorisme dalam bentuk ancaman bom dengan sasaran berbagai obyek vital di Jakarta hingga sekarang masih menjadi ancaman aktual. Perbuatan para teroris itu dapat memengaruhi kegiatan dan meresahkan masyarakat serta dapat mengganggu keamanan, dan pada akhirnya menurunkan stabilitas nasional. Munculnya berbagai bentuk kerawanan pasti ada, misalnya saja ada teror atau ancaman bom. Aksi terror terhadap obyek vital nasional yang bersifat strategis terhadap kegiatan penting berdampak terhadap keamanan negara. Lebih lanjut disampaikan ada enam ancaman aktual lain selain masalah terorisme. Yakni gerakan sparatis bersenjata di daerah konflik seperti di Aceh dan Papua serta kemungkinan akan munculnya kelompok-kelompok radikal lain yang dapat menurunkan stabilitas nasional; pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah udara dan laut nasional terutama di kawasan timur Indonesia dan alur laut kepulauan Indonesia; pencurian kekayaan alam; penyelundupan berbagai komoditas di wilayah NKRI, perompakan di laut, dan unjuk rasa, pemogokan buruh, serta pertikaian antar golongan etnis. Masuknya bangsa asing melalui PBB karena masalah kemanusiaan dan HAM merupakan salah satu bentuk ancaman potensial yang dihadapi bangsa Indonesia ke depan. Hal itu, misalnya, terjadi di Papua jika persoalan keamanan tak dapat diselesaikan dengan baik. Bentuk ancaman potensial lainnya ialah masalah perbatasan dan aktivitas lintas batas, serta masuknya spionase asing dengan berbagai alasan. Selain itu yang harus diantisipasi adalah penyelundupan senjata di daerah perbatasan dan ancaman bencana alam yang sewaktu-waktu muncul tak terduga.Posisi geografis Indonesia sangatlah strategis, namun di sisi lain menyimpan potensi ancaman pelanggaran hukum di laut yang berakibat kerugian secara ekonomi, melainkan juga ancaman ancaman potensial yang bersifat laten terhadap kedaulatan negara. Dengan kondisi demikian tidak ada pilihan lain, kecuali harus meningkatkan kesiapsiagaan. Kondisi geografis Indonesia berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga serta terdapat Selat Malaka yang merupakan selat terpadat di dunia mengakibatkan adanya ancaman potensial yang bersifat laten terhadap kedaulatan negara, serta setiap saat dapat pula timbul ancaman faktual berupa pelanggaran wilayah, perompakan, penyelundupan, illegal logging, illegal fishing, pencemaran laut serta berbagai bentuk gangguan keamanan laut lainnya. Tindakan yang dapat dilakukan diantaranya yaitu mengoptimalkan intelejen maritim, meningkatkan kehadiran unsur di laut, pengawasan dan penegakan hukum di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar serta senantiasa memperhatikan kesejahteraan prajurit.Setelah kita cermati berbagai masalah yang timbul yang disebabkan oleh beberapa kondisi diatas, hal ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mengakibatkan ancaman non militer terhadap kedaulatan dan keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia. Sehingga sebagai aparatur Negara yang taat dan setia untuk menjaga keutuhan Negara, harus dapat mengantisipasi dengan baik, sehingga ancaman-ancaman tersebut diatas tidak akan terrealisasikan. Contoh ancaman yang meliputi aspek ini adalah : (1) Dalam bidang Ideologi. upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi Ideologi yang akan mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila, dimana hal tersebut sering dilakukan dengan memasukkan para kader-kader untuk bergabung di dalam suatu partai Politik dan dalam suatu lembaga yudikatif. Hal ini ditujukan untuk membentuk suatu kekuatan yang akan ditujukan untuk mengganti dasar Negara yaitu Pancasila. (2) Dalam Bidang Politik. Berbagai ancaman aktual yang mungkin akan timbul adalah terjadinya pertikaian antar kelompok masyarakat akibat terjadinya berbagai perbedaan pendapat dalam memaknai amandemen UUD 45, tuntutan otonomi khusus dan kebebasan pers yang tidak diimbangi dengan tanggung jawab moral sehingga akan berpotensi terhadap disintegrasi suatu bangsa. (3) Dalam bidang Ekonomi. kadar peningkatanperekonomian yang tersendat dan semakin sulitnya lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengakibatkan timbulnya suatu kerawanan sosial yang akan mengakibatkan ancaman terhadap keamanan. Jika tidak diimbangi dengan dasar ekonomi yang sangat kuat dapat berdampak pada penjajahan ekonomi yang diakibatkan oleh Penerapan pasar bebas. (4) Dalam bidang Sosial Budaya. Semakin berkurangnya nilai-nilai budaya yang terdapat pada masing-masing individu, seperti halnya semakin berkurangnya semangat gotong royong, dan persatuan dalam hal memecahkan suatu masalah atau melakukan suatu kegiatan. Hal ini akan mengakibatkan semakin terancamnya ketahanan Nasional NKRI, semakin lunturnya kewibawaan hukum dan penegak hukum dalam mengatasi suatu permalahaan seperti timbulnya suatu demonstrasi yang melakukan penentangan terhadap suatu keputusan, dan tidak menutup kemungkinan terjadi anarkis. Ancaman yang paling signifikan pada kondisi sosial adalah karena semakin lemahnya kondisi sosial budaya Indonesia sehingga penjajahan budaya dan pengaruh asing akan terus mendominasi di Negara kita. (5) Dalam bidang Hankam. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam proses penegakkan pertahanan dan keamanan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang tidak semudah seperti yang dibayangkan atau semudah dalam pembicaraan yang bersifat teoritis semata, pada dasarnya seperti yang terjadi dilapangan, dengan belum tertanganinya masalah-masalah konflik yang terjadi pada suatu wilayah seperti halnya wilayah Aceh, Papua dan Maluku, yang kesemua itu memiliki tujuan yang sama yaitu ingin memisahkan diri dari NKRI. Dapat ditelaah dengan semakin bermunculan masalah suatu wilayah, hal ini diakibatkan karena semakin lemahnya penerapan dan penegakan hukum dan keadilan di Negara kita yang mengakibatkan hilangnya tingkat kewibawaan hukum dan para penegaknya dari mata para pemberontak pada khususnya yang ingin memisahkan diri dari Negara kesatuan Republik Indonesia.Berbagai literatur yang ada, sangat sulit untuk menemukan definisi dan konsep yang tegas tentang keamanan nasional (national security). Meskipun demikian keamanan nasional berkaitan dengan nilai-nilai spesifik, ancaman, dan kemampuan (capabilities) untuk menghadapi setiap tantangan. Konsep keamanan setiap negara ditentukan oleh nilai filosofis dan sejarah perjuangan bangsa. Dalam berbagai literature dikatakan bahwa setiap negara yang merdeka dan berdaulat memiliki kebebasan untuk mengembangkan kebijakan keamanan nasionalnya, guna menghadapi setiap situasi yang mengancam dalam mempertahanhan eksistensinya.Dalam pemahaman tersebut, keamanan nasional dapat diartikan sebagai bagian dari kebijakan politik pemerintah yang bertujuan untuk menegakkan situasi yang kondisif bagi terselenggaranya pemerintah sehingga mampu mempertahankan tujuan vital nasional dari segala bentuk ancaman. Dengan demikian dapat dianalogikan bahwa konsep keamanan nasional yang dianut secara universal, di Indonesia tidak lain dari konsep pertahanan keamanan negara. Hal ini ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 30 ayat (2), Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan negara rakyat semesta oleh TNI dan Polri, sebagai kekuatan inti dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.Keamanan nasional merupakan hal yang saling berkait, sehingga tidak dapat dipisahkan antara keamanan dari luar sebagai tanggung jawab TNI dengan ancaman keamanan dari dalam yang merupakan tanggung jawab Polri. Penanganan keamanan nasional dengan mengambil model pemisahan wilayah tanggung jawab ke dua institusi akan sangat berisiko bagi keselamatan bangsa. National Security atau dalam istilah Indonesia sebagai Keamanan Nasional, memiliki cakupan yang lebih luas dari sekedar masalah pertahanan belaka. Apabila keamanan nasional didudukkan dalam suatu pemahaman yang lebih komprehensif, maka yang menjadi subyek bukan hanya TNI dan Polri saja, tetapi terdapat tiga faktor dominan yang bertindak sebagai decisive factors keamanan negara, yakni kekuatan politik, kekuatan ekonomi dan kekuatan militer. Ketiga kekuatan tersebut diatur melalui kebijakan politik negara. TNI berada dalam kekuatan militer yang diatur dalam kebijakan pertahanan, sedangkan Polri sudah termasuk dalam kekuatan politik. Dalam konteks keamanan negara, TNI merupakan komponen strategis yang dalam kepentingan nasional bertugas untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan bangsa. Secara umum dapat dikatakan keamanan nasional, sebagai konsep dalam upaya untuk menjamin tegaknya kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, terjaminnya keamanan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara, perikehidupan rakyat, masyarakat dan pemerintah yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Masalah keamanan nasional akan berpengaruh bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Penyempitan atau penyederhanaan definisi keamanan nasional yang sering disalah artikan dengan mengkerdilkan kemampuan bangsa dan negara untuk survive dari ancaman modernisasi yang sangat kompleks. Kekaburan persepsi keamanan, seperti yang telah dibahas diatas mengakibatkan berlarut-larutnya permasalahan di dalam negeri yang menyebabkan keragu-raguan dalam bertindak. Sebagai salah satu contoh adalah bagaimana pada awalnya TNI merasa kurang berani menghadapi kelompok separatis bersenjata di daerah-daerah yang tengah bergejolak. Disisi lain, sikap proaktif TNI dalam kegiatan non perang seringkali disalah artikan, bahkan dengan sengaja oleh pihak tertentu digunakan untuk memojokkan TNI. Padahal di negara maju dan non militeristik sekalipun, peran militer dalam permasalahan keamanan sangat mengemuka bahkan menjadi suatu tuntutan, sebagaimana yang dilakukan oleh militer AS dan Inggris, dalam operasi melawan pengedaran obat bius (counter drug operation). Sikap apriori pihak-pihak tertentu tersebut dapat dieliminir dengan suatu sistem manajemen keamanan nasional. Dengan kata lain, segala aspek akan dilihat dari kacamata nasional secara komprehensif dan semua kekuatan yang ada, termasuk kekuatan militer yang dapat diaplikasikan secara sinergi bila dibutuhkan berdasarkan keputusan politik negara.Dengan mempertimbangkan dinamika serta kecenderungan eskalasi ancaman aktual yang bersifat multidimensional, kiranya masih diperlukan adanya keterpaduan tugas antara unsur TNI dengan unsur Polri dalam mengatasi permasalahan pertahanan dan keamanan di lapangan. Eskalasi ancaman multidimensional justru harus diatasi dengan keterpaduan kemampuan keamanan umum dengan kemampuan pertahanan negara. Dengan demikian pelibatan kekuatan TNI dalam keadaan biasa berstatus bantuan kepada fungsi-fungsi Polri perlu diatus dengan jelas sehingga tidak menimbulkan kegamangan di lapangan antar kedua komponen tersebut. Namun dalam keadaan bahaya dengan status darurat militer dan darurat perang, penanggulangan ancaman dalam negeri sepenuhnya tanggung jawab TNI. Kesamaan persepsi tentang keamanan nasional perlu mendapatkan perhatian dan pengkajian serius agar bangsa tidak terjebak dalam kesulitan untuk mengatasi konflik di masa depan. Keamanan nasional merupakan suatu hal sangat kompleks dan berdimensi luas, sehingga memerlukan peran serta berbagai elemen pemerintah dan masyarakat, termasuk unsur TNI dan Polri.Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pengaruh luar dan dalam Negeri yang berpotensi pada timbulnya ancaman terhadap keutuhan dan kedaulatan dalam negeri, baik kerawanan militer maupun non militer. Terdapat beberapa kerawanan yang mengancam terhadap palsafah bangsa yaitu pancasila, seperti terjadinya suatu penyusupan faham terutama faham Komunis yang ditujukan untuk menggantikan dasar Negara kita, hal ini merupakan ancaman yang sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa. Selain itu juga terdapat suatu ancaman yang terdapat beberapa wilayah yang menginginkan adanya pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga menimbulkan suatu gerakan separatis yang mengakibatkan timbulnya konflik antar saudara. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan konflik diperlukan suatu strategi dan tindakan yang semakin baik dalam penanganan konflik.Oleh karena itupemerintah RI dan para Pemimpin TNI untuk mengambil langkah antisipatif sehingga permasalahan dapat diselesaikan secara tuntas dan komprehensif.