Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 1 2015
-
Upload
david-syahputra -
Category
Spiritual
-
view
10.713 -
download
3
Embed Size (px)
Transcript of Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 1 2015


1. HIDUP OLEH IMAN:
1. Berpegang pada HUKUM. (Amsal 28:4, 7, 9.)
2. Mengerti segala sesuatu. (Amsal 28:5.)
2. Contoh-contoh Praktikal:
1. Jika kita kaya: (Amsal 28:8, 19, 20, 22, 24, 27.)
2. Jika kita miskin: (Amsal 28:3, 6; 29:13.)
3. Jika kita mengajar orang lain: (Amsal 29:15.)
Umat Kristen harus hidup oleh
oleh Iman. Kita haruslah
melakukan apa yang ALLAH telah
Firmankan kepada kita. Kita
harus percaya kepada-Nya, dan
Ia akan memberikan upah
kepada kita ketika kita telah
hidup menurut kehendak-Nya.

Amsal 28:4 Orang yang mengabaikan hukum memuji
orang fasik, tetapi orang yang berpegang pada
hukum menentangnya.
Pertama, Hukum menolong kita untuk membedakan yang benar dan yang
salah, sehingga kita dapat membuat keputusan yang baik dan benar.
Selanjutnya, HUKUM memberikan kita petunjuk praktis dalam kehidupan
dalam setiap segi kehidupan kita. (Makanan, istirahat, hubungan sosial,
keluarga, dan lainnya.
Prinsip Pertama sebuah Iman adalah “Menerima
perintah yang ALLAH berikan kepada kita dan
menghidupkannya dalam kehidupan kita.”
Bagaimanakah HUKUM dapat menolong dalam kehidupan kita?
Amsal 28:7 Orang yang memelihara hukum adalah
anak yang berpengertian, tetapi orang yang bergaul
dengan pelahap mempermalukan ayahnya.
Amsal 28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk
tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah
kekejian.

Amsal 28:5 Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang
mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.
Amsal 28:4
Mengabaikan HUKUM
Memuji Orang Fasik
Yang berpegang pada Hukum
Menentangnya
Amsal 28:5
Orang Jahat
Tidak mengerti Keadilan
Orang yang mencari TUHAN
Mengerti Segala sesuatu
1
2
3
4
Mereka yang tidak mengikuti HUKUM tidak dapat membedakan
yang benar dengan yang salah (poin 1 dan2). Mereka memuji
orang yang tidak seharusnya dipuji dan mereka tidak dapat
mengerti keadilan yang sejati.
Hukum adalah “tutor” kita (poin 3). Ia menuntun kita kepada
TUHAN (Galatia 3:24).
Lalu TUHAN (poin 4) akan memberikan kepada kita
pemahaman tentang keadilan sehingga kita dapat menentang/
menolak kejahatan dan mengerti segala sesuatu.

Amsal 28:8 Orang yang
memperbanyak hartanya dengan
riba dan bunga uang,
mengumpulkan itu untuk orang-
orang yang mempunyai belas
kasihan kepada orang-orang
lemah.
ALLAH kita adalah
Sang Empunya segala
Kekayaan di dunia.
Hidup oleh Iman
berarti kita juga kita
mengikuti prinsip-
prinsip yang Ia
berikan tentang
bagaimana
memperoleh
kekayaan dan
menggunakannya
dengan benar.
Jangan menjadi kaya dengan membuat orang miskin menderita. (Amsal 28:8)
Giat bekerja(Amsal 28:19)
Jangan mencoba untuk menjadi cepat kaya:
• Dengan cara yang berdosa (28:20)
• Dengan cara menjadi orang Kikir(28:22)
• Dengan merampas harta orangtua(28:24)
Memberi kepada orang miskin (Amsal 28:27)

Amsal 28:6 Lebih baik orang miskin
yang bersih kelakuannya dari pada
orang yang berliku-liku jalannya,
sekalipun ia kaya.Apakah Hidup oleh Iman adalah lebih mudah
ataukah lebih sulit jika kita miskin?
• Kemiskinan tidak pernah memaafkan dosa apapun.
Orang miskin memiliki tugas yang sama dengan yang dimiliki oleh orang
kaya (28:3)
• Kualitas moral seseorang tidak diukur oleh kekayaannya
Orang miskin yang benar lebih baik
daripada orang kaya yang jahat
(28:6)
• TUHAN memberikan kehidupan dan memelihara baik orang miskin dan orang kaya. Kita semua harus saling menghargai dan mengasihi.
Baik orang miskin maupun orang kaya, adalah sama dalam pandangan TUHAN
(29:13)

"Beberapa orang yang mengaku percaya akan kebenaran
kurang dalam pertimbangan dan gagal untuk menghargai
nilai moral ... Mereka mungkin memiliki uang dan harta,
dan ini cukup untuk membuat mereka berpengaruh
terhadap orang lain; tapi itu tidak akan membesarkan
mereka satu iota pun di hadapan Allah. Uang memiliki
kekuatan dan menciptakan pengaruh yang hebat. .... Tapi
apakah Allah dengan membuthykan uang, ataupun harta?
Beribu-ribu hewan di gunung adalah milik-Nya. Dunia dan
segala isinya adalah milik-Nya. Penduduk bumi adalah
sebagai belalang di hadapan-Nya. Manusia dan harta
benda hanyalah seperti debu kecil keseimbangan. Ia tidak
membeda-bedakan orang. "
E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 1, cp. 94, pg. 536)

Amsal 29:15
Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi
anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.
Ketika sebuah pohon mulai bengkok, ia harus segera
diluruskan. Pohon itu “didera/dihukum” oleh
mengikatkannya ke sebuah tongkat.
Tindakan tersebut bukanlah melukai pohon itu, namun
untuk memberikan suatu keuntungan baginya.
Jika kita tidak pernah berkata “TIDAK”
kepada anak kita, kita bukan sedang
menyayanginya, namun sedang
menghancurkan hidupnya. Ia akan
menjadi aib bagi keluarganya.
Demikian pula halnya manusia. Hal-hal buruk dalam
karakter kita haruslah “didera/dihukum” agar kita
dapat merubah perbuatan kita yang salah.

"Ibu mungkin bertanya, “Haruskah saya tidak
memukul/menghukum anak saya?" Cambukan mungkin diperlukan
ketika cara lainnya gagal; namun ibu tidak harus menggunakan
camukan/tongkat jika mungkin untuk menghindari melakukannya.
Tetapi jika langkah-langkah ringan terbukti telah cukup, hukuman
yang akan membawa anak kepada kesadarannya haruslah
diberikan. Tidak jarang satu teguran tersebut akan cukup untuk
memberikan kesan kepadanya untuk seumur hidupnya... "
E.G.W. (Counsels to Parents, Teachers and Students; cp. 13; pg. 116)

Biarlah orang tua dan para pendidik, yang mengabaikan atau dengan
sengaja memperbolehkan dosa kepada mereka yang berada di bawah
pengasuhannya, senantiasa menyadari bahwa merekalah yang
membantu melakukan dosa-dosa tersebut. Jika kita menggantikan
tindakan-tindakan pemanjaaan dengan lebih sering menggunakan
tongkat/rotan, (bukan untuk melampiaskan kemarahan, namun
dengan kasih dan doa), kita akan menyaksikan keluarga-keluarga yang
lebih berbahagia dan sebuah keadaan masyarakat yang jauh lebih
baik.” E.G.W. (Child Guidance, cp. 47, pg. 276)