PEGAWAI TAMAN NASIONAL News Letter LAIWANGI …kebunrayabali.com/files/news letter vol.II...

2

Click here to load reader

Transcript of PEGAWAI TAMAN NASIONAL News Letter LAIWANGI …kebunrayabali.com/files/news letter vol.II...

Page 1: PEGAWAI TAMAN NASIONAL News Letter LAIWANGI …kebunrayabali.com/files/news letter vol.II no.3.pdf · Brazil dengan hutan amazonnya, ... Salah satu contoh usaha pelestarian ... proposal

News Letter

Kebun Raya Bali

Vol: II No: 3 Januari-Maret 2012

Konservasi & Budaya Dalam Harmoni

ISSN : 2088-7744

Susunan redaksi:Pemimpin Umum: Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI. Pemimpin Redaksi: Koordinator Jasa dan Informasi UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI. Ketua Dewan Redaksi: Muntadliroh, S.I.Kom. Dewan Redaksi: I Wayan Mudarsa, SP, I Putu Suendra, SP, I Made Raharja Pendit, SP, I Gst Ngurah Putu Dedi Wirawan, A.Md, Renata Lusilaora, A.Md. Perwajahan: I Gede Wawan S, S.Sn. Alamat Redaksi: UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI, Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali, 82191 Telp. (0368)2033211, 2033170, Fax. (0368)2033171. email: [email protected]. Redaksi menerima tulisan, foto dan gambar serta berhak memilih dan menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Versi daring dapat dibaca dan diunduh di http://www.krbali.lipi.go.id

 

Biodiversity yang bermakna keanekaragaan hayati, sementara konservasi menekankan pada kegiatan pelestarian, penyelamatan

dan pengawetan, kedua hal tersebut merupakan satu rangkaian tak terpisahkan yang saling mengisi dan membutuhkan satu dengan lain. Indonesia dengan segala potensi yang dimilikinya sebagai Negara terbesar ke dua di planet ini dalam hal keanekaragaman hayati setelah Brazil dengan hutan amazonnya, memiliki potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati, dan merupakan suatu keunggulan komparatif dalam pembangunan berkelanjutan bagi Indonesia.

Laju kerusakan lingkungan saat sekarang bagaikan deret ukur, yang semakin berlipat kali membesar dengan laju waktu. Di lain hal, peran ekosistem hutan yang merupakan tempat bernaungnya keanekaragaman flora maupun fauna, menyimpan potensi yang sangat besar mulai dari environmental services (water management, air purification, erosion control, wildlife habitat and endangered species habitat), bio-prospecting (sumber material obat-obatan), dan carbon sinks (penyerap CO2). Dari ketiga potensi tersebut, jika dinominalkan mencapai US$ 70 Triliyun per tahun (Pearce, 1996, Constanza, et. al., 1997).

Kerusakan lingkungan sangat berimbas pada hilangnya keanekaragaman hayati, dimana penyebab utama dari permasalahan tersebut sebenarnya terletak pada kebutuhan manusia akan pangan dan energi. Kondisi terkini memperlihatkan bagaimana keanekaragaman hayati sudah tergerus dengan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi, seperti perkebunan sawit, pertambangan, pertanian, pemukiman penduduk, dan hutan tanaman industri, yang biasanya berupa tanaman monokultur (satu jenis).

Melihat dari masalah yang sedang terjadi, konservasi keanekaragaman hayati merupakan harga mati karena memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, mengingat Indonesia adalah salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara mega-biodiversity.

Usaha pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan mulai dari yang terkecil, yakni menanam bibit pohon dipelataran rumah, sampai dengan kegiatan penghijauan untuk perbaikan ekosistem di lahan non produktif, marginal, dan kritis dengan menitikberatkan pada penanaman yang tidak hanya terdiri dari satu atau dua jenis saja,

melainkan terdiri dari banyak jenis sehingga unsur keanekaragamannya dapat terlihat.

Salah satu contoh usaha pelestarian (konservasi) adalah dengan adanya kebun raya (botanical gardens), dimana kebun raya sendiri merupakan tempat konservasi ex-situ yang menyelamatkan (mengambil) suatu species tumbuhan di tempat asalnya, untuk ditanam di kebun raya. Dengan laju kerusakan lingkungan (in-situ) yang cukup tinggi, maka peran kebun raya sangat vital sebagai garda terakhir perlindungan keanekaragaman hayati. Wujud nyata dari eksistensi kebun raya ditunjukkan dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomer 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya.

Di samping itu, untuk lebih melindungi keanekaragaman hayati, tidak cukup dengan adanya kebun raya saja. Ancaman tidak hanya datang dari beberapa permasalahan yang telah disebutkan di atas, tetapi juga dari para pecinta tanaman baik dari dalam maupun luar negeri, dan kebijakan (regulasi) pemerintah sendiri. Contohnya dapat ditemui di beberapa daerah yang masih memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi, namun regulasi yang ada masih memberikan celah bagi para pemilik modal untuk mengeksploitasi keanekaragaman hayati secara kurang bijak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengetatan regulasi terhadap sektor-sektor industri (perkebunan, pertambangan, pertanian, kehutanan) yang berpotensi mengancam keanekaragaman hayati. Para pencinta lingkungan selalu berharap bahwa pemerintah melalui regulasi yang dikeluarkan dapat menyelaraskan laju pertumbuhan ekonomi dengan tidak mengesampingkan keberlajutan fungsi lingkungan (ekosistem). (Wawan Sujarwo)

Pentingnya Keanekaragaman Hayati dan Konservasi (Bagian Pertama)

http://wales.wwf.org.uk/

Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti, Waingapu-NTT mengirimkan tiga orang Staf Pengendali Ekosistem Hutan (PEH)

untuk magang di Kebun Raya Bali selama 5 hari dari tanggal 9 - 14 Januari 2012. Ketiga staf tersebut yaitu Silvia Lucyanti, S. Hut., Rimba Bintoro, S. Hut., dan Benny E. Purnama, S. Hut. “Tujuan dari program magang ini adalah untuk meningkatkan kemampuan staf kami dalam mengelola keanekaragaman hayati dan ekosistem melalui penguasaan ilmu dan praktek,” tutur Kepala Balai Taman Nasional Laiwangi Wanggameti Ir. Hart Lamer Susetyo. Selama di KR Bali peserta belajar mengenai tata cara identifikasi tumbuhan, pengenalan jenis dan pembuatan Specimen Herbarium. “Kegiatannya lebih banyak dilakukan di lapangan menjadikan kami lebih mudah mengenal ciri-ciri tanaman, karena di TN. Wanggameti masih banyak tumbuhan yang belum diketahui nama dan jenisnya,” ungkap Silvia Lucyanti. Disamping belajar tentang tumbuhan, mereka juga mengenal cara membuat Kompenit, Pengembangan Tanaman Reintroduksi dan Ekologi Hutan Tropis.

Sebelum meninggalkan Kebun Raya Bali, mereka berharapkan kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan sekali saja, tapi dapat berkelanjutan. “Kebun Raya Bali dengan senang hati akan menerima apabila di tahun berikutnya TN Wanggameti kembali belajar di sini,” kata Wawan Sujarwo selaku Koordinator Jasa dan Informasi KR Bali. (I Wayan Mudarsa)

Tiga staf Taman Nasional Laiwangi Wanggametimendapat penjelasan tentang perbanyakan tumbuhan langka di lokasi pembibitan.

PEGAWAI TAMAN NASIONAL LAIWANGI WANGGAMETI

MAGANG DI KEBUN RAYA BALI

MUDARSA DAN SADIASA IKUTI DIKLAT PENULISAN ILMIAH

Dua pegawai UPT BKT Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Penulisan Ilmiah bagi Jabatan

Fungsional non Peneliti di Cibinong Science Center dari tanggal 19-22 Februari 2012. Diklat ini diselenggarakan oleh Pusbindiklat Peneliti LIPI dan diikuti 30 orang peserta dari berbagai Satker LIPI. Kebun Raya “Eka Karya Bali” mengirimkan dua orang Pejabat Fungsional non Peneliti yaitu I Wayan Mudarsa, SP. (Pranata Humas) dan I Wayan Sadiasa, S.Sos (Arsiparis).

Diklat dibuka oleh Settama LIPI Dr. Ir. Djusman Sajuti. Peserta mulai mendapatkan materi pembelajaran di kelas yang terdiri dari Teknik Penulisan Ilmiah, Penentuan Topik Penulisan Ilmiah, Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Presentasi Hasil Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Peserta diklat dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri atas 10 orang peserta didampingi seorang pembimbing. Di hari terakhir masing-masing peserta diwajibkan mempresentasikan hasil penulisan karya ilmiah yang dipandu oleh para pembimbing dari Puslit Biologi dan Bioteknologi.

Pada hari ketiga diklat ditutup oleh Settama LIPI yang ditandai dengan pelepasan tanda peserta diklat dan penyerahan sertifikat. Peserta diklat pun diberi kesempatan mengungkapkan kesan-kesannya selama pelaksanaan diklat. “Diklat seperti ini sangat bermanfaat bagi Pejabat Fungsional non Peneliti, namun waktu tiga hari rasanya masih banyak yang belum diketahui. Mudah-mudahan waktu yang singkat ini tidak menghalangi tekad untuk mendapatkan pengetahuan yang berharga bagi kita,” tutur Ratih dari PDII LIPI. (I Wayan Mudarsa)

Libur Telah Tiba

Libur telah tiba, libur telah tiba , Hatiku gembira ! sepenggal lirik tersebut setidaknya mampu mewakili keriangan hati anak-anak

SD, SMP, SMA, yang mulai berkunjung ke Kebun Raya Bali. Di sini selain berekreasi, para siswa juga bisa melakukan aktivitas pendidikan Lingkungan. Salah seorang siswa dari SMK Harapan Denpasar mengatakan, “ Saya tertarik malakukan Pendidikan Lingkungan di Kebun Raya Bali, karena pemandunya ahli di bidang Botani dan banyak tumbuhan menarik yang bisa dipelajari di sini”. Berdasarkan data kunjungan bulan april 2012 ini volume kunjungan didominasi oleh siswa SD, SMP, dan SMA dari Bali dan beberapa dari Jawa. Puncak kunjungan siswa diperkirakan akan terjadi pada bulan mei - juli mendatang. Selamat Berlibur !

Page 2: PEGAWAI TAMAN NASIONAL News Letter LAIWANGI …kebunrayabali.com/files/news letter vol.II no.3.pdf · Brazil dengan hutan amazonnya, ... Salah satu contoh usaha pelestarian ... proposal

Salam Hangat Dari RedaksiPembaca setia Newsletter Kebun Raya Bali, Sumber Daya Manusia

(SDM) merupakan kekuatan (strength) internal bagi suatu institusi untuk maju dan berkembang. Oleh karenanya Kebun Raya Bali berupaya melakukan penguatan SDM-nya melalui berbagai pelatihan dan kegiatan kompetensi diri, sehingga Kebun Raya Bali siap berbagi ilmu bagi instansi lain demi kemajuan bersama.

Selamat membaca.

Potret Kebun

Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

(PKPP) merupakan salah satu kegiatan yang diprogramkan

oleh Kementerian Riset dan Teknologi sebagai media untuk

mengoptimalkan kapasitas para Peneliti dan Perekayasa yang dimiliki

oleh lembaga ataupun kementerian di Indonesia. Kegiatan insentif

PKPP ini telah dilaksanakan selama dua tahun di bawah koordinasi

Kementerian Riset dan Teknologi yang sebelumnya berada di bawah

pengelolaan Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2009.

Di tahun 2012, kegiatan yang melibatkan Peneliti dari seluruh LPNK

dan LPK di Kementerian Ristek ini kembali dilaksanakan dengan

mengusung tema “Riset untuk Kesejahteraan” sebagai tagline dari

program insentif PKPP 2012. Insentif PKPP lebih ditekankan pada aspek

pemanfaatan hasil Litbangyasa dalam rangka mendukung perwujudan

Sistem Inovasi Daerah (SIDa), Sistem Inovasi Nasional (SINas) dan

pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Pada tahun 2012 ini Kebun Raya “Eka Karya” Bali-LIPI berhasil

meloloskan dua usulan program dari empat pengajuan usulan.

Kedua program usulan yang lolos tersebut masing-masing berjudul

“Pengembangan Model dan Destinasi Ekowisata di Kebun Raya Bali”

dan “Pengembangan Model dan Destinasi Pendidikan Lingkungan di

Kebun Raya Bali”.

Ditemuai di ruang kerjanya, Siti Fatimah Hanum, Peneliti pengusul

proposal PKPP yang berhasil lolos seleksi menyebutkan, “Kegiatan yang

akan kami jalankan lebih difokuskan pada penyiapan infrastruktur

pendukung ekowisata di Kebun Raya Bali seperti; penataan taman dan

penyediaan sarana informasi, antara lain pembuatan papan informasi,

sign system, peta lokasi serta buku manual fasilitator. Kami juga akan

mengadakan workshop yang mengundang pengelola ekowisata

yang ada di Kabupaten Tabanan untuk sharing pengalaman dalam

menjalankan dan mengelola ekowisata,” imbuhnya.

Di tempat terpisah, Dyan Meiningsasi S.P, Peneliti pengusul insentif

PKPP dengan judul “Pengembangan Model dan Destinasi Pendidikan

Lingkungan di Kebun Raya Bali” mengatakan bahwa output dari

kegiatan yang mereka laksanakan berupa modul-modul paket wisata

pendidikan lingkungan bagi siswa SD, SMP, SMU. “Kami melaksanakan

tiga kegiatan dalam program insentif PKPP ini. Kegiatan pertama

adalah workshop yang melibatkan guru dan dinas pendidikan terkait

untuk menyamakan persepsi tentang materi dan kurikulum yang

akan disampaikan kepada siswa. Kegiatan kedua adalah memberikan

pelatihan kepada SDM Kebun Raya Bali, berupa materi yang ada

pada modul paket wisata pendidikan lingkungan, dan kegiatan yang

ketiga adalah uji coba paket-paket pendidikan lingkungan dengan

mengundang siswa SD-SMP-SMU di Kebun Raya Bali”. Tutur Dyan. (Gd.

Wawan Setiadi)

PKPP Ristek 2012; Ekowisata dan Pendidikan Lingkungan di

Kebun Raya Bali

Workshop Hama dan Penyakit Tanaman

Training Workshop on: Surveillance, diagnostic and sample processing

of plant pathogen and pest speciment diselenggarakan di Kebun

Raya Bali dari tanggal 7-17 Februari 2012. Workshop ini merupakan

program kerjasama antara Pusat Penelitian Biologi-LIPI dengan

Department of Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) Pemerintah

Australia. Workshop diikuti oleh 11 orang peserta diantaranya dari Puslit

Tanaman Sayuran, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, Badan

Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, UPT. Proteksi Tanaman Pangan

dan Hortikultura, STTP Yogyakarta, UPTD BPTP Provinsi DIY, BALITTRO

dan Kebun Raya Bali. Dua Staf Kebun Raya Bali yang mengikuti

workshop ini adalah Arief Priyadi (Botanist) dan I Putu Agus Hendra

Wibawa (Botanist & Plant Pathology Researcher). “Workshop ini secara

khusus mengupas tentang hama tanaman yang mencakup Serangga

(insect) dan Gulma (weed), sedangkan materi penyakit tanaman kami

mempelajari tentang Jamur, Bakteri dan Virus,” tutur Arief. Semoga ilmu

yang diperoleh dari workshop tersebut benar-benar bermanfaat bagi

Kebun Raya Bali yang kita cintai ini. (Muntadliroh)

Pada 16 Februari 2012 Kebun Raya “Eka Karya“ Bali-LIPI diundang

untuk menjadi salah satu narasumber dalam acara Workshop

Penyempurnaan Kurikulum Program Studi Biologi Konservasi, di

Universitas Dyanapura (Undhira) Bali.

Tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah untuk

menyempurnakan kurikulum yang dimiliki sekarang dan disesuaikan

dengan visi dan misi Undhira Bali, terutama dalam menjawab

kebutuhan dan keinginan dari industri serta tuntutan dunia kerja. Acara

workshop terdiri dari tiga sesi.

Sesi pertama yaitu pengarahan Rektor UNDHIRA. Sesi kedua adalah

presentasi dari tiga narasumber diantaranya, Wawan Sujarwo, M.P.

(Kebun Raya Bali) yang mewakili unsur pemerintah, drh. Herawati

(Taman Safari and Marine Park) dari unsur swasta, dan Dr Ketut Junitha

(Universitas Udayana) dari unsur akademisi. Sedangkan sesi ketiga

merupakan diskusi bebas dan perumusan hasil workshop. Salah

seorang panitia workshop mengatakan, “penyempurnaan kurikulum

ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah kurikulum yang up to date

sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.” Dengan penyesuaian kurikulum

ini diharapkan proses belajar mengajar bagi anak didik yang mengambil

program studi Biologi Konservasi di Undhira Bali sudah mengarah tidak

hanya teori saja, tetapi juga praktikalnya terutama yang berkaitan

dengan upaya manajerial konservasi alam. (I Gst Ngr Pt Dedi W)

Kini ku berdiri tegak kembali...

Dua pohon koleksi, Cupressus sempervirens Linn. yang tumbang

diterjang angin kencang pada awal Maret lalu, kini telah berdiri

tegak kembali. Semoga kedua tanaman koleksi ini dapat tumbuh

dengan baik.

Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas penunjang

bertambahnya wawasan dan keilmuan seseorang. Budaya

membaca masyarakat Indonesia juga semakin meningkat, sehingga

peran perpustakaan menjadi penting dalam setiap lembaga maupun

instansi. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali-

LIPI sebagai salah satu instansi pemerintah pelayan publik juga terus

meningkatkan kemampuan sesuai dengan Tupoksi-nya, salah satunya

dengan penerapan program perpustakaan digital (e-library).

Perpustakaan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka

Karya” Bali-LIPI menerima kunjungan dari staf Perpustakaan IKIP PGRI

Denpasar beserta tim dari Lembaga Bahasa Kemendiknas serta Badan

Arsip dan Perpustakaan Provinsi Bali pada hari Selasa, 17 April 2012.

Kunjungan dari IKIP PGRI diwakili oleh Drs. I Wayan Metaram, I Gede

Putu Wisnu Saputra dan Ketut Rantha, dari Lembaga Bahasa diwakili

oleh Sony dan Made Beratha, sedangkan wakil dari Badan Arsip dan

Perpustakaan Provinsi Bali oleh Ni Wayan Sukertani, S.Sos dan Drs. I

Nyoman Ratmandja. Rombongan diterima oleh oleh Wawan Sujarwo,

M.P. selaku Koordinator Jasa dan Informasi Kebun Raya Bali.

Kunjungan ini dalam rangka studi banding yang dilakukan oleh

Perpustakaan IKIP PGRI terhadap Perpustakaan Kebun Raya Bali.

Tim Perpustakaan IKIP PGRI ingin mengetahui lebih detail mengenai

Program Perpustakaan Digital yang telah dilakukan oleh Kebun Raya

Bali, yang meliputi informasi mengenai automasi dan pembuatan

katalog digital oleh Perpustakaan Kebun Raya Bali termasuk fasilitas-

fasilitas yang ada pada program tersebut untuk menunjang pelayanan

perpustakaan.

Tim Perpustakaan IKIP PGRI diberi kesempatan untuk mengetahui

serta mencoba fasilitas yang ada. Staf Perpustakaan Kebun Raya Bali

juga memaparkan mengenai “Library Management System” yang

diterapkan oleh Kebun Raya Bali saat ini. Di samping itu, dipaparkan

juga tentang hasil- hasil yang dapat diperoleh dengan mengunakan

Program SLIMS, seperti kemudahan dalam pencarian bahan pustaka.

(Nur Rizzal Rosiyan)

STUDI BANDING PERPUSTAKAAN

IKIP PGRI DENPASAR

KE KEBUN RAYA BALI

Workshop Penyempurnaan Kurikulum Program Studi

Biologi Konservasi, di Universitas Dyanapura (Undhira) Bali. Foto: Gede Wawan setiadi

WORKSHOP PENYEMPURNAAN KURIKULUM PROGRAM

STUDI BIOLOGI KONSERVASI UNIVERSITAS DHYANAPURA

(UNDHIRA) BALI