Peer Ujian

24
Memahami patofisiologi Otitis Media Akut Patofisiologi: Adanya oklusi tuba Eusthacius menyebabkan terganggunya fungsi tuba, yaitu drainase cairan telinga tengah dan proteksi telinga tengah dari patogen dari nasofaring. Terganggunya drainase menyebabkan penumpukan cairan di telinga tengah. Ditambah dengan gangguan proteksi, maka patogen dari nasofaring memasuki telinga tengah dan memulai proses infeksi dan inflamasi. a. Stadium Oklusi i. Terjadi sumbatan dan absorbsi udara ii. Akibat tekanan (-) dalam cavum timpani, menyebabkan gambaran retraksi membran timpani. Warna membran bisa keruh/normal iii. Efusi mungkin sudah terjadi namun tidak terdeteksi iv. Sulit dibedakan dengan otitis media serosa e.c. virus/alergi v. Pasien dapat merasa penuh pada telinga, nyeri berdengung vi. Terapi : dekongestan, antibiotik, antipiretik dan analgesik Dekongetan untuk anak< 12 tahun : HCl, Efedrin 0.5% dalam NaCl 0.9% sedangkan untuk anak >12 tahun : HCL, Efedrin 1% dalam NaCl 0.9%. b. Stadium hiperemis i. Gambaran pelebaran pembuluh darah di membran timpani, membran nampak hiperemis dan edem ii. Sekret berbentuk serosa sudah terbentuk namun sulit terlihat iii. Pasien merasa nyeri (+), anak-anak menjadi rewel iv. Terapi : dekongestan, analgetik, antibiotik, antipiretik Antibiotik yang digunakan antara lain,

Transcript of Peer Ujian

Page 1: Peer Ujian

Memahami patofisiologi Otitis Media Akut

Patofisiologi: Adanya oklusi tuba Eusthacius menyebabkan terganggunya fungsi tuba, yaitu drainase cairan telinga tengah dan proteksi telinga tengah dari patogen dari nasofaring. Terganggunya drainase menyebabkan penumpukan cairan di telinga tengah. Ditambah dengan gangguan proteksi, maka patogen dari nasofaring memasuki telinga tengah dan memulai proses infeksi dan inflamasi.

a. Stadium Oklusi i. Terjadi sumbatan dan absorbsi udara

ii. Akibat tekanan (-) dalam cavum timpani, menyebabkan gambaran retraksi membran timpani. Warna membran bisa keruh/normal

iii. Efusi mungkin sudah terjadi namun tidak terdeteksi iv. Sulit dibedakan dengan otitis media serosa e.c. virus/alergiv. Pasien dapat merasa penuh pada telinga, nyeri berdengung

vi. Terapi : dekongestan, antibiotik, antipiretik dan analgesik Dekongetan untuk anak< 12 tahun : HCl, Efedrin 0.5% dalam NaCl 0.9% sedangkan untuk anak >12 tahun : HCL, Efedrin 1% dalam NaCl 0.9%.

b. Stadium hiperemis i. Gambaran pelebaran pembuluh darah di membran timpani, membran nampak

hiperemis dan edemii. Sekret berbentuk serosa sudah terbentuk namun sulit terlihat

iii. Pasien merasa nyeri (+), anak-anak menjadi reweliv. Terapi : dekongestan, analgetik, antibiotik, antipiretik

Antibiotik yang digunakan antara lain,Amoxicillin 40mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosisAmpicillin 50-100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosisEritromisin 40 mg/kgBB/ hari.

c. Stadium supuratif i. Edem mukosa telinga tengah disertai dengan nekrosis sel epitel superficial

ii. Terbentuknya eksudat purulen di cavum timpani, sehingga mendorong membran dan menyebabkan membran tympani bulging ke arah liang telinga luar

iii. Pasien merasa sangat kesakitan dan dapat disertai gejala sistemik (takikardia, hiperthermia) dan nyeri bertambah hebat

iv. Jika tekanan dalam cavum timpani tidak berkurang maka dapat terjadi iskemi akibat tekanan pada vena-vena kecil, dan berakhir dengan nekrosis mukosa dan submukosa

v. Nekrosis terlihat sebagai area lembek berwarna kekuningan, dan pada area ini dapat terjadi ruptur

Page 2: Peer Ujian

vi. Terapi : antibiotik lokal, miringotomy, antipiretik dan analgesik.

d. Stadium perforasi i. Ruptur membran timpani menyebabkan nanah keluar mengalir ke liang telinga

luarii. Anak yang gelisah menjadi tenang dan dapat tidur nyenyak

iii. Gejala sistemik menurun (suhu, nadi)iv. Disebabkan karena keterlambatan pemberian antibiotik/ virulensi kuman tinggiv. Terapi: H202 3% 5gtt 3 dd 1 selama 3-5 hari, antibiotik lokal.

e. Stadium resolusi i. Bila membran timpani utuh, keadaan dapat perlahan normal kembali.

ii. Bila membran timpani perforasi, sekret berkurang dan kering.iii. Bila perforasi lebar , stadium perforasi dapat menetap dan timbul OMSK.iv. Bila daya tahan tubuh baik / virulensi kuman rendah, resolusi terjadi tanpa

pengobatan.

Pemeriksaan penunjang yang dapat dipakai untuk mendeteksi OMA yaitu:- Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran tympani- Kultur dan uji sensitifitas, dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (aspirasi jarum

dari telinga tengah melalui membran tympani)- Otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang

telinga yang dilengkapi dengan udara kecil). Untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara.

Memahami etiologi, patofisiologi, gejala, tanda, dan terapi Otitis Media Efusi.

Etiologi:

- Disfungsi tuba Eustachius

- Hipertrofi adenoid

- Adenoiditis kronik

- Palatoskisis

- Tumor nasofaring

- Barotrauma

- Radang penyerta pada sinusitis atau rhinitis

- Alergi

Patofisiologi:

Page 3: Peer Ujian

Transudasi plasma dari pembuluh darah ke dalam rongga telinga tengah akibat perbedaan tekanan hidrostatik. Perbedaan tekanan hidrosatik yang tejadi adalah tekanan negatif pada cavum timpani akibat obstruksi tuba Eustachius.

Gejala:

- Gangguan pendengaran konduktif (jarang melebihi 35 dB)

- Perbaikan pendengaran dengan perubahan posisi kepala

- Rasa tersumbat pada telinga

- Tinnitus akibat gerakan cairan dalam telinga tengah

- Jarang menimbulkan pusing

Tanda:- Membran timpani kekuningan, dapat tampak meonjol jika penuh terisi cairan

- Maleus tampak pendek, retraksi, dan berwarna putih kapur

- Air bubble dapat tampak lewat membrane timpani yang semi transparan

Terapi:AntibiotikaTatalaksana etiologi utama

Memahami tentang Otitis EksternaOtitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh

bakteri. Di klinik sukar sekali dibedakan peradangan peradangan yang disebabkan oleh penyebab lain, seperti jamur, alergi (eksim) atau virus, sebab seringkali timbul bersama-sama. Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah pH di liang telinga. Biasanya normal atau asam, bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun.Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Hal lain ailah trauma ringan (ketika mengorek telinga) atau karena berenang yang menyebabkan perubahan kulit karena kena air. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.

OTITIS EKSTERNA AKUTTerdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu ototis eksterna sirkumskripta dan otitis

eksterna difus.OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA (FURUNKEL = BISUL)

Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.

Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.

Page 4: Peer Ujian

Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.

Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau bacitracin, atau antiseptik (asam asetat 2-5 % dalam alkholol 2 %)

Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya.

Biasanya tidak perlu diberikan antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan obat penenang

OTITIS EKSTERNA DIFUSBiasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga

hiperemis dan edema dengan tidak jelas batasnya, serta tidak terdapat furunkel.Kuman penyebab biasanya golongan pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai

penyebab ialah Staphylococcus albus, escheria coli, Enterobacter aerogenes. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supu-ratif kronis.

Gejalanya sama dengan otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-kadang terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang ke luar dari cavum timpani pada otitis media. Pengobatannya ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. OTITIS EKSTERNA MALIGNA

Otitis eksterna maligna adalah suatu tipe khusus dari infeksi akut yang difus di liang telinga luar. Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes melitus. Bila pada otitis media peradangan hanya terbatas pada kulit, pada otitis eksterna maligna peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan ke organ sekitarnya. Dengan demikian dapat menimbulkan kelainan, berupa khondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran tulang temporal.

Gejalanya dapat dimulai dengan rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh nyeri hebat dan sekret yang banyak dan pembengkakan liang telinga. Rasa nyeri tersebut akan makin menghebat, liang telinga tertutup oleh tumbuhnya jaringan granulasi secara subur. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis fasial. Kelainan patologik yang penting adalah osteomilitis yang progresif, yang disebabkan akibat oleh infeksi kuman Pseudomonas aeroginosa. Penebalan endotel yang mengiiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.

Page 5: Peer Ujian

Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda, sebab penyakit akan segera menyerang bagian-bagian penting disekitarnya. Pengobatan yang dianjurkan adalah pemberian antibiotika dosis tinggi terhadap Pseudomonas aeruginosa yang dikombinasikan dengan aminoglikosida dan diberikan secara parenteral selama 4-6 minggu. Kombinasi yang sering digunakan adalah karbecilin, ticarcilin atau pipercilin dengan gentamicin, tobramicin, colidtimethate atau amikacin. Disamping obat-obatan, sering kali diperlukan juga tindakan membersihkan luka (debrideman) secara radikal. Tindakan membersihkan luka (debrideman) yang kurang bersih akan dapat menyebabkan makin cepatnya penjalaran penyakit.

Memahami mengenai Rhinitis Alergi menurut ARIA WHODefinisi menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001

adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

Alergen inhalan yang masuk bersama dengan udara pernapasan, misalnya tungau debu rumah (D. Pteonyssinus, D. farinae, B.tropicalis), kecoa, serpihan epitel kulit binatang (kucing, anjing), rerumputan (Bermuda grass) serta jamur (Aspergillus, Alternaria).

Anamnesa dan pemeriksaan fisikAnamnesa membantu mengetahui kekambuhan, persistensi, faktor pencetus dan faktor

penyulit (sinusitis, polip nasi dan asma). Keadaan-keadaan tersebut lebih banyak terjadi pada pasien dengan rhinitis alergi dibandingkan populasi normal. Pada suatu studi, 19 hingga 38 persen rhinitis allergi juga memiliki riwayat asma.

Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik. Melalui pemeriksaan fisik, dapat ditemui tanda-tanda rhinitis, konjungtivitis dan mungkin suara wheezing apabila terdapat asma. Spirometri dapat digunakan untuk mendeteksi asma, sedangkan CT scan dapat digunakan untuk mendeteksi sinusitis pada pasien dengan riwayat rhinitis berulang. Pemeriksaan lainnya dapat dilakukan apabila diagnosis tidak dapat ditegakkan. Contohnya adalah eosinofilia pada darah atau hidung menimbulkan kecurigaan akan adanya rhinitis alergi, sedangkan neutrofilia menimbulkan kecurigaan akan adanya infeksi.

Tingkat keparahan rhinitis alergi dinilai dari gejala mata, hidung gatal, bersin-bersin, rinorea dan hidung tersumbat (0 mencerminkan tidak mengganggu, 1 sedikit mengganggu, 2 cukup mengganggu dan 3 sangat mengganggu). Penilaian tersebut mencerminkan apabila rhinitis mengganggu tidur hingga aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Durasi keluhan setiap harinya juga dapat diukur (0 untuk tidak ada, 1 mencerminkan kurang dari 30 menit, 2 mencerminkan 30 menit hingga 2 jam dan 3 mencerminkan lebih dari 2 jam).

Memahami tentang Otitis Media Supuratik Kronik

Definisi

Page 6: Peer Ujian

Otitis Media Supuratif Kronik ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.

Perjalanan PenyakitOtitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi ottis media supuratif kronis

apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dari 2 bulan, maka disebut Otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor penyebab OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberika, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.

Jenis OMSKJenis OMSK terbagi atas 2 jenis, yaitu tipe benigna dan tipe maligna. Berdasarkan

aktivitas sekret yang keluar terdiri dari OMSK aktif dan OMSK tenang.a) OMSK aktif, merupakan OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif.b) OMSK tenang, ialah OMSK yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.

OMSK tipe BenignaProses peradangannya terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang.

Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatoma.

OMSK tipe MalignaMerupakan OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Kolesteatoma adalah suatu kista

epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin). OMSK tipe maligna dikenal juga dengan OMSK tipe berbahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe maligna letaknya di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe maligna.

Diagnosis OMSKDiagnosis OMSK ditegakan dengan cara:1. Anamnesis (history-taking)Penyakit telinga kronis ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita seringkali datang dengan gejala-gejala penyakit yang sudah lengkap. Gejala yang paling sering dijumpai adalah telinga berair, adanya secret di liang telinga yang pada tipe tubotimpanal sekretnya lebih banyak dan seperti berbenang (mukous), tidak berbau busuk dan intermiten, sedangkan pada tipe atikoantral, sekretnya lebih sedikit, berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan jaringan granulasi atau polip, maka sekret yang keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya penderita datang dengan keluhan kurang pendengaran atau telinga keluar darah.2. Pemeriksaan otoskopi

Page 7: Peer Ujian

Pemeriksaan otoskopi akan menunjukan adanya dan letak perforasi. Dari perforasi dapat dinilai kondisi mukosa telinga tengah.3. Pemeriksaan audiologiEvaluasi audiometri, pembuatan audiogram nada murni untuk menilai hantaran tulang dan udara, penting untuk mengevaluasi tingkat penurunan pendengaran dan untuk menentukan gap udara dan tulang.Audiometri tutur berguna untuk menilai ‘speech reception threshold’ pada kasus dengan tujuan untuk memperbaiki pendengaran.4. Pemeriksaan radiologiRadiologi konvensional, foto polos radiologi, posisi Schüller berguna untuk menilai kasus kolesteatoma, sedangkan pemeriksaan CT scan dapat lebih efektif menunjukkan anatomi tulang temporal dan kolesteatoma.

Tanda Klinik OMSK Tipe MalignaMengingat OMSK tipe maligna seringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya,

maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis pasti baru dapat ditegakkan di kamar operasi, namun beberapa tanda klinik dapat menjadi pedoman akan adanya OMSK tipe maligna, yaitu perforasi pada marginal atau pada atik. Tanda ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe maligna, sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat; abses atau fistel retro aurikuler (belakang telinga), polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah, terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanium), sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom) atau terlihat bayangan kolesteatom pada foto rontgen mastoid.

Terapi OMSKTerapi OMSK terkadang memerlukan waktu yang lama serta harus berulang-ulang,

karena sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu:a. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar.b. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.c. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.d. Gizi dan higiene yang kurang.

Tipe BenignaPrinsip terapi ialah konservatif atau dengan medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus

menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memeberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid. Karena semua obat tetes yang mengandung antibiotik bersifat ototoksik. Sehingga dianjurkan penggunaan obat tetes telinga jangan diberikan terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara oral

Page 8: Peer Ujian

diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin). Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resistensi terhadap ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam klavulat.

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu melakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi.

Tipe MalignaPrinsip terapi ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.

Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

Jenis Pembedahan Pada OMSKAda beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronik, baik tipe benigna atau maligna, antara lain:a. Mastoidektomi sederhanaDilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.b. Mastoidektomi radikalDilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.Tujuan operasi ini ialah membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.Kerugian operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya tidak terjadi infeksi kembali.c. Mastoidektomi radikal dengan modifikasiDilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaranyang masih ada.d. Miringoplasti

Page 9: Peer Ujian

Merupakan jenis operasi timpanoplasti paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe I. rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuannya adalah mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi menetap. Dilakukan pada OMSK benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani.e. TimpanoplastiDilakukan pada OMSK benigna dengan kerusakan lebih berat atau OMSK benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuannya adalah menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang pendengaran yang dilakukan maka dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV, V.Sebelum rekonstruksi dikerjakan, lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan atau tanpa mastoidektomi, untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang pula operasi ini terpaksa dilakukan dua tahap dengan jarak waktu 6 sampai dengan 12 bulan.f. Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty)Merupakan teknik operasi yang dilakukan pada kasus Maligna dan Benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga).Membersihkan kolesteatoma dan jaringan granulasi di kavum timpani, dikerjakan melalui dua jalan (cobined approach), yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Teknik operasi ini dilakukan pada OMSK maligna belum disepakati oleh para ahli, karena sering terjadi kekambuhan kolesteatom.Jenis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau kolesteatom, sarana yag tersedia dan pengalaman operator. Sesuai dengan luasnya infeksi atau luasnya kerusakan yang sudah terjadi, kadang-kadang dilakukan kombinasi dari jenis operasi tersebut atau modifikasinya.

Memahami komplikasi yang terjadi pada Otitis Media Supuratif KronikOtitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya

yang sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otore. pemberian antibiotika telah menurunkan insiden komplikasi. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom. Adam dkk mengemukakan klasifikasi sebagai berikut :

Page 10: Peer Ujian

A. Komplikasi ditelinga tengah :1. Perforasi persisten2. Erosi tulang pendengaran3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi telinga dalam1. Fistel labirin2. Labirinitis supuratif3. Tuli saraf ( sensorineural)

C. Komplikasi ekstradural1. Abses ekstradural2. Trombosis sinus lateralis3. Petrositis

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat1. Meningitis2. Abses otak

3. Hindrosefalus otitis

Paparella dan Shumrick (1980) membagi dalam :A. Komplikasi otologik1. Mastoiditis koalesen2. Petrositis3. Paresis fasialis4. Labirinitis

B. Komplikasi Intrakranial1. Abses ekstradural2. Trombosis sinus lateralis3. Abses subdural4. Meningitis5. Abses otak6. Hidrosefalus otitis

Memahami tentang mastoiditis, gejala, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapinya

Definisi

Mastoiditis adalah infeksi yang akut dan progresif dengan perubahan pada tulang dan mukoperiosteum pada sistem air cell mastoid. Hal ini merupakan komplikasi intratemporal paling sering dari otitis media akut. Berhubungan dengan superiosteal abscess, inferior deep neck abscess (Bezold abscess), dan coalescent mastoiditis. Secara klasik, istilah mastoiditis diperuntukkan untuk coalescent mastoiditis dengan abses subperiosteal lateral dari korteks mastoid yang berlangsung 2 minggu setelah onset otitis media akut (OMA). Antibiotik dapat membuat gejala lebih kurang terlihat, namun tidak dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Gejala : demam, nyeri persisten atau rekuren

Tanda : nyeri tekan pada regio mastoid postauricular, edema kulit kanalis akustikus externus bagian posterosuperior, sekret purulen berbau yang kronik, nyeri

Radiografi : kehancuran tulang luas pada regio pneumatisasi mastoid, lateral dari sinus sigmoid. Lesi litik iregular pada tulang temporal lateral dari sinus sigmoid yang dikelilingi oleh area hiperostotik.

Pemeriksaan penunjang:

Page 11: Peer Ujian

Law: merupakan foto yang sering untuk melihat mastoiditis akuta, hampir sama dengan direct lateral view, sampai sekarang sering digunakan foto ini untuk menentukan batas penting seperti tegmen mastoid dan sinus sigmoid.

Schuller: elevasi lateral tambahan sehingga tidak hanya melihat foto dihasilkan oleh Law tetapi juga epitimpanum atau attic.

Mayer: dengan cara angulasi kepala 45 derajat, dapat melihat anthrum dan caput os. maleus, dengan memodifikasi arah sinar Xray maka dapat terlihat inkus dan area epitimpanum.

Owens: hampir mirip dengan Mayer yang dimodifikasi tapi dengan sedikit angulasi dari datangnya sinar menyebabkan visualisasi yang lebih baik dari tulang-tulang pendengaran dan recessus epitimpani.

Tatalaksana : medikamentosa dan bedah mastoidektomi total dengan pemasangan tuba ventilasi + terapi antibiotik yang sesuai merupakan pilihan yang paling tepat.

Miringotomi untuk pengambilan kultur, CT pada tulang temporal, antibiotik yang sesuai untuk 2 – 3 minggu, pemeriksaan periodik (setiap minggu) sampai hasil pencitraan x-ray menunjukkan mastoid yang normal. Jika terdapat gejala nyeri yang tumpul dan terus menerus, mastoidektomi dapat dipikirkan.

Memahami tentang jenis tetes telinga dan kandungan di dalamnya

OTOPAINKomposisi Tiap ml mengandung: Polymyxin B sulfate ....................................................................... 10000 UI Neomycin sulfate .......................................................................... 5 mg Fludrocortisone acetate ................................................................... 1 mg Lidocaine HCL ............................................................................. 40 mgIndikasi:Otitis eksternal akut dan kronis disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap Polymyxin dan Neomycin sulfate serta bila efek antiinflamasi dari kartikosteroid dan efek anestesi lokal diperlukan.Kontra Indikasi:- Penderita-penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen dalam obat ini. - Produk ini jangan digunakan, jika diduga atau diketahui adanya gangguan pada kanal bagian eksternal auditory yang disebabkan oleh infeksi viral cutaneous (sebagai contoh: virus Herpes simpleks atau virus Varicella-zoster).Khasiat: Efektif untuk mengobati bermacam-macam penyakit pada telinga.

Page 12: Peer Ujian

Polymyxin B sulfate dan Neomycin sulfate merupakan antibiotika dengan spektrum luas, aktif terhadap berbagai macam microorganisme: Pseudomonasaeruginosa, Staphylococus aureus, Eschericia coli, Klebsiella, Enterobacter sp., Neisseria sp.. Fludrocortisone acetate mempunyai khasiat antiradang, antialergi, dan antipruritis. Lidocaine hydrochloride merupakan anestesi lokal yang efektif untuk mengurangi rasa sakit pada infeksi telinga.

QIDROX 500MG@30Kandungan cefadroxil monohydrateIndikasi : infeksi saluran nafas, tonsilitis, faringitis, bronkitis, bronkiektasis, abses paru, emfisema, pleuritis, sinusitis, otitis media, infeksi kulit & jar lunak. Infeksi sal kemih kelamin: pielonefritis,sistitis,adneksitis, endometritis,osteomielitis,artritis, septikemia, peritonitis, sepsis Dosis pemberian:dws dosis lazim: 1-2 gr 1x/hr atau dlm 2 dosis terbagi. ISK bag bwh tak terkomplikasi 1-2 gr/hr sbg dosis tunggal atau dlm 2 dosis terbagi.ISK lain 2 gr/hr dlm 2 dosis terbagi. Infeksi kulit & jar lunak 1 gr/ hr sbg dosis tunggal atau dlm 2 dosis terbagi. infeksi sal nafas atas & bwh ringan: 1 gr/hr dlm 2 dosis terbagi. sedang s/d berat: 1-2 gr/hr dlm 2 dosis terbagi. faringitis dan tonsilitis oleh strep ß-hemolytic grup A 1 gr/hr dlm 2 dosis terbagi selama 10 hr

TETES TELINGA ERLAMYCETINCHLORAMPHENICOLKomposisi :Tetes telinga Erlamycetin mengandung 1 % Chloramphenlcol base didalam larutan tetes telinga.Aksi dan Pemakaian :Sebagai broad spektrum antibiotika, bekerjanya sebagai bakteriostatik terhadap beberapa spesies dan pada keadaan tertentu bekerjanya sebagai bakterisid.Indikasi :Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau gram negatif yang peka terhadap Chloramphenicol.Kontra Indikasi :Bagi penderita yang sensitip terhadap ChloramphenicolPerforasi membran timpani.Cara pemakaian :Teteskan kedalam lubang telinga 2 - 3 tetes, 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk dokter.

RECOTiap ml mengandung Chloramphenicol 1 %Chloramphenicol adalah antibiotik yang bersifat bakteriostatik.Pada konsentrasi tinggi Chloramphenicol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu.Chloramphenicol bekerja dengan jalan menghambat sintesa protein kuman.Yang dihambat adalah enzim peptidil tranferase yang berperan sebagai katalisator untukmembentuk ikatan-ikatan peptida pada sintesa protein kuman.

Page 13: Peer Ujian

Indikasi : Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau gram negatif yang peka terhadap Chloramphenicol.Dosis: 2-3 kali sehari 1-2 tetes pada telinga yang sakit.Efek samping:Iritasi lokal pada penderita yang hipersensitif terhadap Chloramphenicol berupa gatal-gatal dan perasaan terbakar, angioneurotik udema,dermatitis vesikular,makulopapulardan urtikaria

Memahami tentang timpanoplastiIndikasi timpanoplasti:

Penderita dengan tuli konduktif karena perforasi membrane timpani atau disfungsi osikular

Otitis media kronik atau rekuren sekunder Perforasi atau tuli persisten > 3 bulan karena trauma, infeksi, pembedahan.

Syarat timpanoplasti: Perforasi di sentra tunggu sampai keadaan sudah kering 6 minggu Mukosa telinga tengah normal Osikular utuh Koklea baik

Tympanoplasty digolongkan menjadi lima jenis yang berbeda, awalnya dijelaskan oleh Horst Ludwig Wullstein (1906-1987) pada tahun 1956 :

Type 1 melibatkan perbaikan membran timpani saja, ketika telinga tengah adalah normal. Sebuah tipe 1 tympanoplasty adalah sinonim untuk miringoplasti.Type 2 melibatkan perbaikan membran timpani dan telinga tengah terlepas dari cacat sedikit di ossicles telinga tengah.Type 3 melibatkan penghapusan tulang dan epitympanum bila ada cacat besar maleus dan inkus. Membran timpani diperbaiki dan langsung terhubung ke kepala stapes.Type 4 menggambarkan perbaikan ketika lempeng kaki stapes yang bergerak, tetapi krura hilang. Hasil telinga tengah hanya akan terdiri dari tabung eustachius dan hypotympanum.Type 5 adalah perbaikan yang melibatkan kaki stapes tetap.

Memahami kelainan khas dari gambaran audiometri

Page 14: Peer Ujian
Page 15: Peer Ujian

Mengetahui kelianan khas dari timpanometri

Tipe A : normal. Timpanogram mempunyai tinggi puncak yang normal dan tekanan normal. Ada 2 variasi tipe A timpanogram normal dalam tekanan, tetapi mungkin “swallow” ( Tipe AS), menandakan ada otosclerosis atau efusi telinga tengah, atau mempunyai puncak sangat tinggi Tipe AD), menandakan diskontinuitas ossicular atau gendang telinga monometric

Tipe B : timpanogram menunjukan bentuk yang flat. Menandakan kekurangan kompliansi. Dapat membedakan antara membran timpani yang intak dengan efusi telinga tengah dan perforasi membran timpani atau ventilasi tuba yang paten

Tipe C : Terdapat gangguan fungsi tuba Eustachius (negative peak pressure)

Mengetahui prinsip pemeriksaan tes bisik

Jarak antara pemeriksa dan pasien 30 inci (75cm). telinga yang tidak diperiksa diberi masking

Berbicara jarak 30 inci (75 cm) Kehilangan pendengaran

Mengerti bisikan perlahan <30 dBMengerti bisikan keras <45 dBMengerti suara sedang <60 dBMengerti suara keras <70 dB

Page 16: Peer Ujian

DAFTAR PUSTAKA

Colman BH, Hall SI. Chronic Otitis Media, Diseases of The Nose, Throat and Ear, 13thed, Churchill Livingstone, 1987; 315-20.

Legent F. Bordure PH, Beauvillain, Berche P. Controlled Prospective Study of Oral Ciprofloxacin versus Amoxycillin/Clavulanic Acid In Chronic Suppurative Otitis Media In Adults, Chemotherapy, Karget Medical and Scientific Publ, 1994; 40 : 16-23.

Adam,Boies, Higler, Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6, EGC, Jakarta,1997Guyton,AC, Hall,JE, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997, editor: irawati setiawan, ed.

9, 1997, Jakarta: EGC

Pearce, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta,2004

Spanner, Spalteholz, Atlas Anatomi Manusia, Bagian ke II, edisi 16, Hipokrates, Jakarta,1994.

Bailey BJ, et al. Head & Neck Surgery: Otolaryngology. 4th ed. Lippincot Williams & Wilkin;2006.