Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

70
1.1 LATAR BEL Di tengah laju pe pasar tradisional pasar tradisional terjadi di bebera pasar yang terpi menunjukkan ke beberapa pasar Ini artinya, pusa menengah ke ba Pasar tradisional yang tak dapat d fungsi ekonomi y Pertama, pasar memperoleh ba terjangkau, kare dibandingkan ha tradisional merup Kedua, pasar tra pelaku ekonomi tradisional jelas yang bermodal k Ketiga, pasar m retribusi yang dit Keempat, akum perhitungan tingk nasional. Permasalahan te dan citra negat pedagang, peng menerapkan keb tradisional umum penunjang, bany serta sistem ope internal pasar s yang sangat min menjamurnya Pe pasar, dan minim LAKANG erkembangan pasar-pasar modern dalam bentuk ma l sepertinya memiliki posisi strategis. Sekalipun di se l memang cenderung kalah bersaing dengan pasar m apa daerah, pasar tradisional relative sepi mengisya inggirkan – tapi di banyak daerah lainnya, pasar tr esemarakan dan geliat ekonomi yang cukup mengem tradisional, betapa masyarakat dari berbagai lapisa at ekonomi yang relative lebih banyak digulirkan ol awah tersebut harus diperhitungkan l, jika dikaji secara jernih, memang memiliki beberapa digantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidakn yang sejauh ini bisa diperankan oleh pasar tradisiona tradisional merupakan tempat dimana masyarakat b arang-barang kebutuhan harian dengan harga ena memang seringkali harga di pasar tradisiona arga yang ditawarkan pasar modern. Dengan k pakan pilar penyangga ekonomi masyarakat kecil. adisional merupakan tempat yang relative lebih bisa lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedag kecil – ketimbang pasar modern. merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daer tarik dari para pedagang; mulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor kat pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, re erkait pengelolaan pasar tradisional antara lain: (1) tif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kura gelola pasar yang tidak profesional, dan tidak bijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional p mnya memiliki desain yang kurang baik, termasuk mi yaknya pungutan liar dan berkeliarannya "preman- erasional dan prosedur pengelolaannya kurang jela seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan pr nim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk pener edagang Kaki Lima (PKL) yang mengurangi pelang mnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedaga I - 1 all, supermarket, ebagian tempat, modern – seperti aratkan sebagai radisional justru mbirakan. Pada an tumpah ruah. leh masyarakat a fungsi penting nya, ada empat al; berbagai lapisan yang relative al lebih murah kata lain pasar a dimasuki oleh i jumlah. Pasar gang – terutama rah (PAD) lewat penting dalam egional maupun ) permasalahan ang disiplinnya k tegas dalam pasar; (2) pasar inimnya fasilitas -preman" pasar as; (3) masalah rasarana pasar rimaan retribusi, ggan pedagang ang tradisional.

Transcript of Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Page 1: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

1.1 LATAR BELAKANG

Di tengah laju perkembangan pasarpasar tradisional sepertinya memiliki posisi pasar tradisional memang cenderung kalah bersaing dengan pasar modern terjadi di beberapa daerah, pasar tradisional relative sepi mengisyaratkan sebagai pasar yang terpinggirkan menunjukkan kesemarakan dan geliat ekonomi yang cukup mengembirakan. Pada beberapa pasar tradisional, betapa masyarakat dari berbagai lapisan tumpah ruah. Ini artinya, pusat ekonomi yang relative lebih banyak digulirkan oleh menengah ke bawah tersebut harus diperhitungkan

Pasar tradisional, jika dikaji secara jernih, memang memiliki beberapa fungsi penting yang tak dapat digantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya, ada empat fungsi ekonomi yang sejauh ini b

Pertama, pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai lapisan memperoleh barangterjangkau, karena memang seringkali harga di pasar tradisional lebihdibandingkan harga yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar tradisional merupakan pilar penyangga ekonomi masyarakat kecil.

Kedua, pasar tradisional merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh pelaku ekonomi lemah yang menemptradisional jelas jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedagang yang bermodal kecil

Ketiga, pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat retribusi yang ditarik dari

Keempat, akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor penting dalam perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, regional maupun nasional.

Permasalahan terkait pengelolaan pasar tradisional dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kurang disiplinnya pedagang, pengelola pasar yang tidak profesional, dan tidak tegas dalam menerapkan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar; (2) tradisional umumnya memiliki desain yang kurang baik, termasuk minimnya fasilitas penunjang, banyaknya pungutan liar dan berkeliarannya "premanserta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas; (3) masalah internal pasar seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi, menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodala

LATAR BELAKANG

Di tengah laju perkembangan pasar-pasar modern dalam bentuk mall, supermarket, pasar tradisional sepertinya memiliki posisi strategis. Sekalipun di sebagian tempat, pasar tradisional memang cenderung kalah bersaing dengan pasar modern terjadi di beberapa daerah, pasar tradisional relative sepi mengisyaratkan sebagai pasar yang terpinggirkan – tapi di banyak daerah lainnya, pasar tradisional justru menunjukkan kesemarakan dan geliat ekonomi yang cukup mengembirakan. Pada beberapa pasar tradisional, betapa masyarakat dari berbagai lapisan tumpah ruah. Ini artinya, pusat ekonomi yang relative lebih banyak digulirkan oleh menengah ke bawah tersebut harus diperhitungkan

Pasar tradisional, jika dikaji secara jernih, memang memiliki beberapa fungsi penting yang tak dapat digantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya, ada empat fungsi ekonomi yang sejauh ini bisa diperankan oleh pasar tradisional;

, pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai lapisan memperoleh barang-barang kebutuhan harian dengan harga yang relative terjangkau, karena memang seringkali harga di pasar tradisional lebihdibandingkan harga yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar tradisional merupakan pilar penyangga ekonomi masyarakat kecil.

pasar tradisional merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh pelaku ekonomi lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi jumlah. Pasar tradisional jelas jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedagang yang bermodal kecil – ketimbang pasar modern.

, pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat usi yang ditarik dari para pedagang;

, akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor penting dalam perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, regional maupun

Permasalahan terkait pengelolaan pasar tradisional antara lain: (1) permasalahan dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kurang disiplinnya pedagang, pengelola pasar yang tidak profesional, dan tidak tegas dalam menerapkan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar; (2) tradisional umumnya memiliki desain yang kurang baik, termasuk minimnya fasilitas penunjang, banyaknya pungutan liar dan berkeliarannya "preman-serta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas; (3) masalah

r seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi, menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional.

I - 1

pasar modern dalam bentuk mall, supermarket, strategis. Sekalipun di sebagian tempat,

pasar tradisional memang cenderung kalah bersaing dengan pasar modern – seperti terjadi di beberapa daerah, pasar tradisional relative sepi mengisyaratkan sebagai

nnya, pasar tradisional justru menunjukkan kesemarakan dan geliat ekonomi yang cukup mengembirakan. Pada beberapa pasar tradisional, betapa masyarakat dari berbagai lapisan tumpah ruah. Ini artinya, pusat ekonomi yang relative lebih banyak digulirkan oleh masyarakat

Pasar tradisional, jika dikaji secara jernih, memang memiliki beberapa fungsi penting yang tak dapat digantikan begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya, ada empat

isa diperankan oleh pasar tradisional;

, pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai lapisan barang kebutuhan harian dengan harga yang relative

terjangkau, karena memang seringkali harga di pasar tradisional lebih murah dibandingkan harga yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar

pasar tradisional merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh ati posisi mayoritas dari sisi jumlah. Pasar

tradisional jelas jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedagang – terutama

, pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat

, akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor penting dalam perhitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, regional maupun

antara lain: (1) permasalahan dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kurang disiplinnya pedagang, pengelola pasar yang tidak profesional, dan tidak tegas dalam menerapkan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar; (2) pasar tradisional umumnya memiliki desain yang kurang baik, termasuk minimnya fasilitas

-preman" pasar serta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas; (3) masalah

r seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi, menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang

n yang tersedia bagi pedagang tradisional.

Page 2: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

1.2 DASAR HUKUM

Adapun dasar hukum yang menjadi landasan dalam penyusunan pedoman umum dan teknis manajemen aset pasar meliputi:

1) Undang-2) Undang-

Daerah Dan Retribusi Daerah3) Undang-4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum5) Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah6) Peraturan Presiden 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan

Pasar Tradisional, Pusat Pembelanjaan dan Pasar modern7) Peraturan

Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

Revitalisasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, baru sebatas fisik bangungan pasar, revitalisasi terhadap pengelolaan pasar belum banyak dilakukan. Padahal perbaikan terhadap manajemen pasar menjadi bagian penting untuk mendoronpelayanan bagi pedagang maupuan pengunjung pasar. Pengelolaan pasar yang baik dan professional diharapkan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional, meningkatkan keuntungan serta dapat menjamin kesendiri.

Dalam rangka untuk mendorong profesionaliasi pengelolaan aset pasar, perlu disusun sebuah pedoman pengelolaan pasar. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi sebuah pijakan bagi pengelola pasar, khususnya pasar yang dibangunUSDRP, dalam mendorong pengelolaan aset pasar yang professional dan transparan.

DASAR HUKUM

Adapun dasar hukum yang menjadi landasan dalam penyusunan pedoman umum dan teknis manajemen aset pasar meliputi:

-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah Dan Retribusi Daerah-Undang No 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPeraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPeraturan Presiden 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Pembelanjaan dan Pasar modernPeraturan Dalam Negeri (Permendagri) Nomor: 53/M-Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

Revitalisasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, baru sebatas fisik bangungan pasar, revitalisasi terhadap pengelolaan pasar belum banyak dilakukan. Padahal perbaikan terhadap manajemen pasar menjadi bagian penting untuk mendorong profesionalisasi pengelolaan pasar dan meningkatkan pelayanan bagi pedagang maupuan pengunjung pasar. Pengelolaan pasar yang baik dan professional diharapkan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional, meningkatkan keuntungan serta dapat menjamin kelangsungan dari pasar itu

Dalam rangka untuk mendorong profesionaliasi pengelolaan aset pasar, perlu disusun sebuah pedoman pengelolaan pasar. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi sebuah pijakan bagi pengelola pasar, khususnya pasar yang dibangunUSDRP, dalam mendorong pengelolaan aset pasar yang professional dan

I - 2

Adapun dasar hukum yang menjadi landasan dalam penyusunan pedoman umum

Tentang Pemerintah DaerahRepublik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Undang No 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan DaerahPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2005 Tentang

Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik

Peraturan Presiden 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan

-Dag/Per/12/2008 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

Revitalisasi pasar yang dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, baru sebatas fisik bangungan pasar, revitalisasi terhadap pengelolaan pasar belum banyak dilakukan. Padahal perbaikan terhadap manajemen pasar menjadi bagian

g profesionalisasi pengelolaan pasar dan meningkatkan pelayanan bagi pedagang maupuan pengunjung pasar. Pengelolaan pasar yang baik dan professional diharapkan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional,

langsungan dari pasar itu

Dalam rangka untuk mendorong profesionaliasi pengelolaan aset pasar, perlu disusun sebuah pedoman pengelolaan pasar. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi sebuah pijakan bagi pengelola pasar, khususnya pasar yang dibangun oleh USDRP, dalam mendorong pengelolaan aset pasar yang professional dan

Page 3: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan pedoman umum dan teknis manajemen aset pada ini adalah:

1. Memberikan panduan bagi pemerintah daerah dan perusahaan daerah dalam menyusun dan merencanakan organisasi pasar.

2. Memberikan panduan bagi pengelola pasar dalam melaksanakan operasional pasar yang professional.

3. Memberikan pedoman dalam menciptakan sehat, tertata, hijau, dan ramah lingkungan.

4. Memberikan pedoman dalam pengelolaan keuangan dan sumberdaya manusia organisasi pasar.

5. Mendorong profesionalisasi pengelolaan pasar pada pasardibangun oleh USDRP.

Adapun tujuan yang diharapkan dari penyusunan pedoman umum dan teknis manajeman aset pasar adalah sebagai berikut:

1. Terciptanya pengelolaan aset pasar yang professional, khususnya pada pasar-pasar aset USDRP baik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah maupun Perusamanajeman aset pasar pada pasar

2. Terwujudnya pasar yang bersih, nyaman dan aman serta dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung pasar, dan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional, khususnya pada pasar

3. Meningkatnya nilai transaksi pada pasarakhirnya dapat meningkatkan pendapatan pasar dan dapat melakukan cost recovery terhadap dana pinjaman USDRP.

4. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan pedoman umum dan teknis manajemen aset pada ini

Memberikan panduan bagi pemerintah daerah dan perusahaan daerah dalam menyusun dan merencanakan organisasi pasar.Memberikan panduan bagi pengelola pasar dalam melaksanakan operasional pasar yang professional.Memberikan pedoman dalam menciptakan lingkungan pasar yang bersih, sehat, tertata, hijau, dan ramah lingkungan.Memberikan pedoman dalam pengelolaan keuangan dan sumberdaya manusia organisasi pasar.Mendorong profesionalisasi pengelolaan pasar pada pasardibangun oleh USDRP.

tujuan yang diharapkan dari penyusunan pedoman umum dan teknis manajeman aset pasar adalah sebagai berikut:

Terciptanya pengelolaan aset pasar yang professional, khususnya pada pasar aset USDRP baik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

maupun Perusahaan Daerah serta dapat mendorong profesionalisasi manajeman aset pasar pada pasar-pasar tradisional lainnya. Terwujudnya pasar yang bersih, nyaman dan aman serta dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung pasar, dan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional, khususnya pada pasar-pasar aset USDRP, Meningkatnya nilai transaksi pada pasar-pasar aset USDRP yangakhirnya dapat meningkatkan pendapatan pasar dan dapat melakukan cost recovery terhadap dana pinjaman USDRP. Terwujudnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

I - 3

Maksud dari penyusunan pedoman umum dan teknis manajemen aset pada ini

Memberikan panduan bagi pemerintah daerah dan perusahaan daerah dalam

Memberikan panduan bagi pengelola pasar dalam melaksanakan operasional

lingkungan pasar yang bersih,

Memberikan pedoman dalam pengelolaan keuangan dan sumberdaya

Mendorong profesionalisasi pengelolaan pasar pada pasar-pasar yang

tujuan yang diharapkan dari penyusunan pedoman umum dan teknis

Terciptanya pengelolaan aset pasar yang professional, khususnya pada pasar aset USDRP baik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah

haan Daerah serta dapat mendorong profesionalisasi

Terwujudnya pasar yang bersih, nyaman dan aman serta dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung pasar, dan dapat meningkatkan daya saing

pasar aset USDRP, pasar aset USDRP yang pada

akhirnya dapat meningkatkan pendapatan pasar dan dapat melakukan cost

Terwujudnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

Page 4: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

2.1 PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN PASAR.

Pembangunan pasar membutuhakan sebuah biaya investasi yang besar, sehingga keberadaan

pasar diharapkan dapat dikelola dengan baik oleh unit pasar.

professional diharapkan dapat menjaga keberlangsungan pasar itu sendiri dengan peningkatan

daya saing pasar berhadapan dengan ritel modern, memberikan tingkat kepuasan layanan yang

baik yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi

manajemen pengelolaan pasar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan profesionalisme

pengelolaan pasar. Banyaknya pasar tradisional yang tutup bukan disebabkan oleh sumber daya

(man, money, material, mechines, methods, market

disebabkan oleh kesalahan manajemennya (miss

Untuk membutuhkan pengelolaan pasar yang efektif dibutuhkan beberapa prinsip

pengelolaan pasar, diantaranya:

Otonomi Pengelolaan Pasar

Otonomi ialah kemandirian dalam mengatur diri sendiri secara merdeka (tidak tergantung

pihak lain). Dengan otonomi yang lebih besar, pengelola pasar (unit pasar) mempunyai

kewenangan yang lebih besar dalam mengelola pasarnya. Melalui otonominya, unit pasar

lebih berdaya dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan pasar,

pedagang, masyarakat (pengujung) dan berbagai potensi yang dimiliki. Manajemen

dilakukan secara otonomi mengandung arti bahwa unit pasar mampu memutuskan sendiri

masalah-masalah yang muncul di pasar dengan

paling tahu yang terbaik bagi pasarnya.

Intervensi pemerintah pada

terjadi, khususnya pada pasar

mempersempit kewenangan

pasar itu sendiri. Banyaknya intervensi dalam kebijakan dan pengelolaan operasional pasar

dapat melemahkan independensi pengelolaan

ketergantungan pasar pada Pemerintah Daerah.

Pada pasar-pasar yang dikelola o

dalam kebijakan dan operasional dapat diminimalisasi. P

PRINSIP PENGELOLAAN PASAR.

Pembangunan pasar membutuhakan sebuah biaya investasi yang besar, sehingga keberadaan

pasar diharapkan dapat dikelola dengan baik oleh unit pasar. pengelolaan pasar yang

professional diharapkan dapat menjaga keberlangsungan pasar itu sendiri dengan peningkatan

daya saing pasar berhadapan dengan ritel modern, memberikan tingkat kepuasan layanan yang

baik yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi daerah. Efektikfitas

manajemen pengelolaan pasar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan profesionalisme

pengelolaan pasar. Banyaknya pasar tradisional yang tutup bukan disebabkan oleh sumber daya

(man, money, material, mechines, methods, marketing, minutes dan informations) tetapi lebih

disebabkan oleh kesalahan manajemennya (miss-management).

Untuk membutuhkan pengelolaan pasar yang efektif dibutuhkan beberapa prinsip-prinsip dalam

Otonomi Pengelolaan Pasar

mi ialah kemandirian dalam mengatur diri sendiri secara merdeka (tidak tergantung

pihak lain). Dengan otonomi yang lebih besar, pengelola pasar (unit pasar) mempunyai

kewenangan yang lebih besar dalam mengelola pasarnya. Melalui otonominya, unit pasar

h berdaya dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan pasar,

pedagang, masyarakat (pengujung) dan berbagai potensi yang dimiliki. Manajemen

dilakukan secara otonomi mengandung arti bahwa unit pasar mampu memutuskan sendiri

ah yang muncul di pasar dengan solusi yang terbaik, karena merekalah yang

tahu yang terbaik bagi pasarnya.

ensi pemerintah pada dalam kebijakan dan manajerial pengelolaan pasar sering

, khususnya pada pasar-pasar yang dikelola oleh SKPD/UPT. Kondisi ini dapat

mempersempit kewenangan pengelola pasar dan menghambat profesionalisasi pengelolaan

pasar itu sendiri. Banyaknya intervensi dalam kebijakan dan pengelolaan operasional pasar

dapat melemahkan independensi pengelolaan pasar dan membentuk sebuah

ketergantungan pasar pada Pemerintah Daerah.

pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, intervensi pemerintah daerah

asional dapat diminimalisasi. Pengelola pasar dapat mengambil

II - 1

Pembangunan pasar membutuhakan sebuah biaya investasi yang besar, sehingga keberadaan

pengelolaan pasar yang

professional diharapkan dapat menjaga keberlangsungan pasar itu sendiri dengan peningkatan

daya saing pasar berhadapan dengan ritel modern, memberikan tingkat kepuasan layanan yang

pendapatan bagi daerah. Efektikfitas

manajemen pengelolaan pasar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan profesionalisme

pengelolaan pasar. Banyaknya pasar tradisional yang tutup bukan disebabkan oleh sumber daya

ing, minutes dan informations) tetapi lebih

prinsip dalam

mi ialah kemandirian dalam mengatur diri sendiri secara merdeka (tidak tergantung

pihak lain). Dengan otonomi yang lebih besar, pengelola pasar (unit pasar) mempunyai

kewenangan yang lebih besar dalam mengelola pasarnya. Melalui otonominya, unit pasar

h berdaya dalam melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan pasar,

pedagang, masyarakat (pengujung) dan berbagai potensi yang dimiliki. Manajemen

dilakukan secara otonomi mengandung arti bahwa unit pasar mampu memutuskan sendiri

terbaik, karena merekalah yang

pengelolaan pasar sering

D/UPT. Kondisi ini dapat

profesionalisasi pengelolaan

pasar itu sendiri. Banyaknya intervensi dalam kebijakan dan pengelolaan operasional pasar

entuk sebuah

si pemerintah daerah

engelola pasar dapat mengambil

Page 5: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

setiap kebijakan dan keputu

Daerah dalam pengelolaan pasar, sering terjadi pada:

a) Penentuan kios bagi pedagang.

b) Penetapan Harga Jual Kios

c) Penetapan biaya retribusi pasar

d) Penentuan mitra kerja

e) Pelaksanaan pengelolaan

Pengelolaan pasar oleh pihak swasta lepas

pengelola pasar lebih otonom dan independen dalam pengelolaan pasar, sehingga pasar

dapat dikelola dengan profesional

Pasar Modern BSD adalah salah satu pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta

Meskipun Konsep Pasar Modern BSD adalah pasar tradisional tapi pengelolaan pasar

tersebut menggunakan konsep manajemen yang modern. Intervensi dalam berbagai pi

baik dari pemerintah maupun dari manajemen BSD, hampir relative tidak ada. Pengelola

pasar memiliki kewenangan penuh dalam setiap keputusan dan kebijakan yang

berhubungan dengan pasar. Pengelolaan pasar BSD dapat berjalan baik.

kerja dapat diputuskan tanpa adanya intervensi

menentukan mitra yang terbaik bagi pengelolaan pasar itu sendiri.

Berbagai pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi pedagang maupun

pengunjung pasar. Pengelolaan ke

selama jam operasional pasar. Aroma bau yang menyengat, tumpukan sampah dan jalan

yang becek tidak ditemukan pada pasar tersebut.

berjalan dengan baik. Berbagai tindakan

dengan berbagai penjagaan yang ketat oleh pihak keamanan.

Pasar Modern merupakan salah satu pasar tradisional yang banyak diminati oleh kalangan

kelas menengah, meskipun berada pada lokasi yang berdekatan de

Tingkat kunjungan belanja masyarakat pada pasar tersebut sangat tinggi, apalagi pada saat

hari libur. Bila dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang berdekatan, Kondisi Pasar

Modern BSD sangat jauh berbeda, khususnya

keamanan dan parkir) yang diberikan kepada pengunjung.

setiap kebijakan dan keputusan yang dihadapi dengan lebih baik. Intervensi Pemerintah

Daerah dalam pengelolaan pasar, sering terjadi pada:

Penentuan kios bagi pedagang.

Penetapan Harga Jual Kios

Penetapan biaya retribusi pasar

Penentuan mitra kerja

Pelaksanaan pengelolaan opersional pasar

Pengelolaan pasar oleh pihak swasta lepas dari berbagai intervensi pihak manapun.

pengelola pasar lebih otonom dan independen dalam pengelolaan pasar, sehingga pasar

dapat dikelola dengan profesional bila dibandingkan dengan pasar-pasar pemerintah.

Pasar Modern BSD adalah salah satu pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta

Meskipun Konsep Pasar Modern BSD adalah pasar tradisional tapi pengelolaan pasar

tersebut menggunakan konsep manajemen yang modern. Intervensi dalam berbagai pi

baik dari pemerintah maupun dari manajemen BSD, hampir relative tidak ada. Pengelola

pasar memiliki kewenangan penuh dalam setiap keputusan dan kebijakan yang

berhubungan dengan pasar. Pengelolaan pasar BSD dapat berjalan baik. Penentuan

tanpa adanya intervensi dari pihak manapun, sehingga dapat

menentukan mitra yang terbaik bagi pengelolaan pasar itu sendiri.

Berbagai pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi pedagang maupun

Pengelolaan kebersihan pasar dapat berjalan dengan baik, bahkan

selama jam operasional pasar. Aroma bau yang menyengat, tumpukan sampah dan jalan

yang becek tidak ditemukan pada pasar tersebut. Pengelolaan keamanan pasar dapat

erbagai tindakan kriminalitas dapat diminimalisasi dan diantisipasi

dengan berbagai penjagaan yang ketat oleh pihak keamanan.

Pasar Modern merupakan salah satu pasar tradisional yang banyak diminati oleh kalangan

kelas menengah, meskipun berada pada lokasi yang berdekatan dengan ritel modern.

Tingkat kunjungan belanja masyarakat pada pasar tersebut sangat tinggi, apalagi pada saat

hari libur. Bila dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang berdekatan, Kondisi Pasar

Modern BSD sangat jauh berbeda, khususnya dalam pengelolaan pelayanan (kebersihan,

keamanan dan parkir) yang diberikan kepada pengunjung.

II - 2

Intervensi Pemerintah

dari berbagai intervensi pihak manapun.

pengelola pasar lebih otonom dan independen dalam pengelolaan pasar, sehingga pasar

merintah.

Pasar Modern BSD adalah salah satu pasar tradisional yang dikelola oleh pihak swasta

Meskipun Konsep Pasar Modern BSD adalah pasar tradisional tapi pengelolaan pasar

tersebut menggunakan konsep manajemen yang modern. Intervensi dalam berbagai pihak

baik dari pemerintah maupun dari manajemen BSD, hampir relative tidak ada. Pengelola

pasar memiliki kewenangan penuh dalam setiap keputusan dan kebijakan yang

Penentuan mitra

dari pihak manapun, sehingga dapat

Berbagai pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi pedagang maupun

bersihan pasar dapat berjalan dengan baik, bahkan

selama jam operasional pasar. Aroma bau yang menyengat, tumpukan sampah dan jalan

pasar dapat

minalitas dapat diminimalisasi dan diantisipasi

Pasar Modern merupakan salah satu pasar tradisional yang banyak diminati oleh kalangan

ngan ritel modern.

Tingkat kunjungan belanja masyarakat pada pasar tersebut sangat tinggi, apalagi pada saat

hari libur. Bila dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang berdekatan, Kondisi Pasar

aan pelayanan (kebersihan,

Page 6: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Selain Pasar BSD, Pasar Tanah Tinggi juga merupakan salah satu pasar yang dikelola oleh

pihak swasta. Pasar dapat dikelola dengan independen dan lepas dari berbagai interven

dari pihak manapun. Pengelola pasar dapat mengambil setiap kebijakan dan keputusan

secara independen, khususnya kebijakan dan keputusan yang berhubungan dengan

pengelolaan pasar.

Pasar tanah tinggi merupakan pasar induk yang dibangun untuk para pedagan

tertampung pada pasar induk Cikokol. Pada awal operasional, Pasar Tanah Tinggi kurang

diminati oleh para pedagang, khususnya pedagang pasar induk. Tingkat kunjungan

masyarakat ke pasar tersebut juga tergolong rendah.

Pengelolaan pasar yang independen dan professional dengan manajeman pasar yang baik

merupakan kunci kesuksesan pengelolaan pasar tanah tinggi. Minat kunjungan masyarakat,

khususnya pedagang eceran, secara perlahan mulai tumbuh dan bangkit. Kios

tersedia di pasar tersebut

barang dagangan. Omzet transaksi perdagangan di pasar tersebut terus meningkat dan

dapat melebihi omzet perdagangan di Pasar Induk Cikokol.

System manajemen yang terintegrasi

Pasar harus lah dikelola dengan manajemen yang terpadu dimana seluruh

manajemen pasar terintegrasi menjadi suatu syste

pasar adalah syarat terwujudnya manajemen pasar yang professional. Pasar tidak dapat

dikelola secara terpisah antara sat

harus terintegrasi dengan pengelolaan keuangan pasar, khususnya dalam hal pengelolaan

pendapatan parkir dan perencanaan dan pembiayaan opersional dan perawatan dari

pengelolaan parkir. Pengelolaan sumber d

tenaga kerja pada tiap bagian serta terintegrasi dengan pengelolaan keu

penggajian dan kebutuhan biaya untuk pengembangan karyawan. Pengelolaan kebersihan

pasar dalam rangka mewujudkan pasar ber

antara bagian kebersihan dengan bagian SDM dan bagian keuangan, khususnya dalam

penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pembiayaan opersional kebersihan.

Selain Pasar BSD, Pasar Tanah Tinggi juga merupakan salah satu pasar yang dikelola oleh

pihak swasta. Pasar dapat dikelola dengan independen dan lepas dari berbagai interven

dari pihak manapun. Pengelola pasar dapat mengambil setiap kebijakan dan keputusan

secara independen, khususnya kebijakan dan keputusan yang berhubungan dengan

Pasar tanah tinggi merupakan pasar induk yang dibangun untuk para pedagang yang tidak

tertampung pada pasar induk Cikokol. Pada awal operasional, Pasar Tanah Tinggi kurang

diminati oleh para pedagang, khususnya pedagang pasar induk. Tingkat kunjungan

masyarakat ke pasar tersebut juga tergolong rendah.

dependen dan professional dengan manajeman pasar yang baik

kesuksesan pengelolaan pasar tanah tinggi. Minat kunjungan masyarakat,

khususnya pedagang eceran, secara perlahan mulai tumbuh dan bangkit. Kios

mulai diisi dan penuh oleh pedagang dengan beragam jenis

Omzet transaksi perdagangan di pasar tersebut terus meningkat dan

dapat melebihi omzet perdagangan di Pasar Induk Cikokol.

System manajemen yang terintegrasi

lola dengan manajemen yang terpadu dimana seluruh

manajemen pasar terintegrasi menjadi suatu system. Keterpaduan system manajemen

pasar adalah syarat terwujudnya manajemen pasar yang professional. Pasar tidak dapat

dikelola secara terpisah antara satu bagian dengan bagian lainnya. Pengelolaan parkir

harus terintegrasi dengan pengelolaan keuangan pasar, khususnya dalam hal pengelolaan

pendapatan parkir dan perencanaan dan pembiayaan opersional dan perawatan dari

pengelolaan parkir. Pengelolaan sumber daya manusia harus dipadukan dengan kebutuhan

tiap bagian serta terintegrasi dengan pengelolaan keuangan pasar dalam

penggajian dan kebutuhan biaya untuk pengembangan karyawan. Pengelolaan kebersihan

pasar dalam rangka mewujudkan pasar bersih tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama

kebersihan dengan bagian SDM dan bagian keuangan, khususnya dalam

penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pembiayaan opersional kebersihan.

II - 3

Selain Pasar BSD, Pasar Tanah Tinggi juga merupakan salah satu pasar yang dikelola oleh

pihak swasta. Pasar dapat dikelola dengan independen dan lepas dari berbagai intervensi

dari pihak manapun. Pengelola pasar dapat mengambil setiap kebijakan dan keputusan

secara independen, khususnya kebijakan dan keputusan yang berhubungan dengan

g yang tidak

tertampung pada pasar induk Cikokol. Pada awal operasional, Pasar Tanah Tinggi kurang

diminati oleh para pedagang, khususnya pedagang pasar induk. Tingkat kunjungan

dependen dan professional dengan manajeman pasar yang baik

kesuksesan pengelolaan pasar tanah tinggi. Minat kunjungan masyarakat,

khususnya pedagang eceran, secara perlahan mulai tumbuh dan bangkit. Kios-kios yang

mulai diisi dan penuh oleh pedagang dengan beragam jenis

Omzet transaksi perdagangan di pasar tersebut terus meningkat dan

lola dengan manajemen yang terpadu dimana seluruh aspek

Keterpaduan system manajemen

pasar adalah syarat terwujudnya manajemen pasar yang professional. Pasar tidak dapat

u bagian dengan bagian lainnya. Pengelolaan parkir

harus terintegrasi dengan pengelolaan keuangan pasar, khususnya dalam hal pengelolaan

pendapatan parkir dan perencanaan dan pembiayaan opersional dan perawatan dari

aya manusia harus dipadukan dengan kebutuhan

pasar dalam

penggajian dan kebutuhan biaya untuk pengembangan karyawan. Pengelolaan kebersihan

sih tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama

kebersihan dengan bagian SDM dan bagian keuangan, khususnya dalam

penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pembiayaan opersional kebersihan.

Page 7: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Pengelolaan pasar yang terintegrasi merupakan kunci bagi terciptanya profesionalisme

manajemen pasar. Pasar Mod

berhasil melakukan integrasi manajemen pasar dalam suatu system yang terpadu.

Pengelolaan berbagai operasional pasar dijalankan dalam sebuah system yang saling

berhubungan dari suatu bagian dengan bagian lainnya.

Memaksimalkan pendapatan pasar

Kelangsungan sebuah organisasi bisnis ditentukan oleh

untuk membiayai kebutuhan opersional dan pengembangan

juga dengan pengelolaan pasar. keberlangsungan sebuah pasar ditentukan oleh

pendapatan yang diperoleh dari opersional pasar untuk membiayai opersional pasar.

Pendapatan pasar dapat diperoleh dari berbagai sumber. Memaksimalkan pendapatan

pasar merupakan sebuah keharusan bagi pengelola pasar untuk menjaga keberlangsungan

pasar itu sendiri. Pasar merupakan bagian dari entitas bisnis dimana, pembangunan pasar

membutuhkan biaya investasi

penggalian sumber pendapatan pasar, pengelola pasar juga harus dapat meminimalisasi

tingkat kebocoran pendapatan yang sering terjadi pada operasional pasar.

Pasar BSD merupakan salah satu pengel

pendapatan pasar, dengan cara memaksimalkan waktu operasional pasar. Pada pagi

sampai malam hari, pasar BSD digunakan untuk perdagangan barang kebutuhan harian

pada kios dan lapak yang ada pada bangunan pasar. Na

dijadikan sebagai pusat jajanan yang menawarkan berbagai jenis makanan dan masakan

yang tersedia diluar bangunan pasar. Bangunan luar pasar

digunakan sebagai space iklan bagi berbagai produk. Pad

yang melarang menempelkan berbagai jenis iklan produk pada dinding bangunan, sehingga

kondisi dalam bangunan pasar bersih dari berbagai iklan produk dalam bentuk apapun.

Standarisasi Kualitas Layanan Pasar

Keberadaan pasar sangat tergantung dari keberdaaan pedagang dan pengunjung pasar

(masyarakat), tanpa keduanya pasar tidak berfungsi layaknya sebuah pasar. Pedagang

Pengelolaan pasar yang terintegrasi merupakan kunci bagi terciptanya profesionalisme

Pasar Modern BSD dan Pasar Tanah Tinggi adalah pasar yang telah

berhasil melakukan integrasi manajemen pasar dalam suatu system yang terpadu.

berbagai operasional pasar dijalankan dalam sebuah system yang saling

berhubungan dari suatu bagian dengan bagian lainnya.

Memaksimalkan pendapatan pasar.

Kelangsungan sebuah organisasi bisnis ditentukan oleh besaran penghasilan yang didapat

yai kebutuhan opersional dan pengembangan organisasi tersebut.

juga dengan pengelolaan pasar. keberlangsungan sebuah pasar ditentukan oleh

pendapatan yang diperoleh dari opersional pasar untuk membiayai opersional pasar.

diperoleh dari berbagai sumber. Memaksimalkan pendapatan

pasar merupakan sebuah keharusan bagi pengelola pasar untuk menjaga keberlangsungan

pasar itu sendiri. Pasar merupakan bagian dari entitas bisnis dimana, pembangunan pasar

membutuhkan biaya investasi yang besar, biaya tersebut harus dapat dikembalikan. Selain

penggalian sumber pendapatan pasar, pengelola pasar juga harus dapat meminimalisasi

tingkat kebocoran pendapatan yang sering terjadi pada operasional pasar.

Pasar BSD merupakan salah satu pengelolaan pasar yang dapat memaksimalkan sumber

pendapatan pasar, dengan cara memaksimalkan waktu operasional pasar. Pada pagi

hari, pasar BSD digunakan untuk perdagangan barang kebutuhan harian

pada kios dan lapak yang ada pada bangunan pasar. Namun pada malam hari pasar BSD

dijadikan sebagai pusat jajanan yang menawarkan berbagai jenis makanan dan masakan

yang tersedia diluar bangunan pasar. Bangunan luar pasar BSD, juga didesain untuk dapat

digunakan sebagai space iklan bagi berbagai produk. Pada pasar BSD terdapat ketentuan

yang melarang menempelkan berbagai jenis iklan produk pada dinding bangunan, sehingga

kondisi dalam bangunan pasar bersih dari berbagai iklan produk dalam bentuk apapun.

Standarisasi Kualitas Layanan Pasar

sangat tergantung dari keberdaaan pedagang dan pengunjung pasar

(masyarakat), tanpa keduanya pasar tidak berfungsi layaknya sebuah pasar. Pedagang

II - 4

Pengelolaan pasar yang terintegrasi merupakan kunci bagi terciptanya profesionalisme

ern BSD dan Pasar Tanah Tinggi adalah pasar yang telah

berhasil melakukan integrasi manajemen pasar dalam suatu system yang terpadu.

berbagai operasional pasar dijalankan dalam sebuah system yang saling

besaran penghasilan yang didapat

organisasi tersebut. Begitu

juga dengan pengelolaan pasar. keberlangsungan sebuah pasar ditentukan oleh

pendapatan yang diperoleh dari opersional pasar untuk membiayai opersional pasar.

diperoleh dari berbagai sumber. Memaksimalkan pendapatan

pasar merupakan sebuah keharusan bagi pengelola pasar untuk menjaga keberlangsungan

pasar itu sendiri. Pasar merupakan bagian dari entitas bisnis dimana, pembangunan pasar

rsebut harus dapat dikembalikan. Selain

penggalian sumber pendapatan pasar, pengelola pasar juga harus dapat meminimalisasi

olaan pasar yang dapat memaksimalkan sumber

pendapatan pasar, dengan cara memaksimalkan waktu operasional pasar. Pada pagi

hari, pasar BSD digunakan untuk perdagangan barang kebutuhan harian

mun pada malam hari pasar BSD

dijadikan sebagai pusat jajanan yang menawarkan berbagai jenis makanan dan masakan

BSD, juga didesain untuk dapat

a pasar BSD terdapat ketentuan

yang melarang menempelkan berbagai jenis iklan produk pada dinding bangunan, sehingga

kondisi dalam bangunan pasar bersih dari berbagai iklan produk dalam bentuk apapun.

sangat tergantung dari keberdaaan pedagang dan pengunjung pasar

(masyarakat), tanpa keduanya pasar tidak berfungsi layaknya sebuah pasar. Pedagang

Page 8: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

yang berjualan dalam suatu pasar memiliki ekpektasi terhadap pasar tempat berdagang,

diantaranya;

1. Tingginya tingkat kunjungan masyarakat pada pasar tersebut

2. Pasar yang bersih dan aman

3. Harga sewa yang terjangkau dan kemudahan pembayaran sewa/beli kios dan

lapak,

4. Minimnya penarikan retribusi.

5. Ketersedian fasilitas penunjang bagi aktifitas perdagangan.

Adapun ekspektasi pengunjung pasar, diantaranya;

1. Pasar yang bersih, nyaman,

2. Kelengkapan barang dagangan

3. Kepastian jam operasional pasar.

Untuk memenuhi ekpektasi seluruh ekpektasi pedagang dan pengunjung perlu dibuat

sebuah standarirasi kualitas layanan yang dapat dijalankan

Berbagai bentuk layanan perlu dibuatkan sebuah Standar Operasional Prosedur (SOP)

untuk menjada kualitas layanan yang diberikan kepada pengunjung pasar. pengelola pasar

juga harus terus mengevaluasi kualitas layanan yang diberikan kepada pedagang dan

pengunjung untuk dapat memperbaiki layanan tersebut secara terus menerus.

Efisien

Efisien ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang disyaratkan dengan

mengorbankan sumber daya yang paling minimal. sumber daya terutama biaya, waktu dan

tenaga. Dalam hal ini proses

atau kerugian-kerugian yang tidak perlu. Proses efisiensi diukur dengan perbandingan

antara output yang dicapai dengan biaya

tersebut. Dalam pengelolaan pasar banyak cara yang dapat dilakukan, dengan berbagai

pilihan yang tersedia. Pengelola pasar harus menentukan pilihan

prinsip efisiensi. Pengelolaan kebersihan pasar dapat dilaksanakan oleh unit pasar sendiri

dengan merekrut tenaga kebersihan yang digaji secara harian, atau dapat dilaksanakan

bekerjasama dengan pihak ketiga. Diatanra kedua alternative tersebut harus ditentukan oleh

pengelola pasar berdasarkan prinsip efisiensi.

suatu pasar memiliki ekpektasi terhadap pasar tempat berdagang,

tingkat kunjungan masyarakat pada pasar tersebut

Pasar yang bersih dan aman

Harga sewa yang terjangkau dan kemudahan pembayaran sewa/beli kios dan

Minimnya penarikan retribusi.

Ketersedian fasilitas penunjang bagi aktifitas perdagangan.

spektasi pengunjung pasar, diantaranya;

nyaman, dan aman,

barang dagangan

jam operasional pasar.

Untuk memenuhi ekpektasi seluruh ekpektasi pedagang dan pengunjung perlu dibuat

sebuah standarirasi kualitas layanan yang dapat dijalankan secara prosedural dan sistemik.

Berbagai bentuk layanan perlu dibuatkan sebuah Standar Operasional Prosedur (SOP)

uk menjada kualitas layanan yang diberikan kepada pengunjung pasar. pengelola pasar

juga harus terus mengevaluasi kualitas layanan yang diberikan kepada pedagang dan

pengunjung untuk dapat memperbaiki layanan tersebut secara terus menerus.

n ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang disyaratkan dengan

mengorbankan sumber daya yang paling minimal. sumber daya terutama biaya, waktu dan

tenaga. Dalam hal ini proses-proses dilakuakan selalu menghindari terjadinya pemborosan

kerugian yang tidak perlu. Proses efisiensi diukur dengan perbandingan

antara output yang dicapai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output

tersebut. Dalam pengelolaan pasar banyak cara yang dapat dilakukan, dengan berbagai

g tersedia. Pengelola pasar harus menentukan pilihan-pilihan tersebut dengan

prinsip efisiensi. Pengelolaan kebersihan pasar dapat dilaksanakan oleh unit pasar sendiri

dengan merekrut tenaga kebersihan yang digaji secara harian, atau dapat dilaksanakan

erjasama dengan pihak ketiga. Diatanra kedua alternative tersebut harus ditentukan oleh

pengelola pasar berdasarkan prinsip efisiensi.

II - 5

suatu pasar memiliki ekpektasi terhadap pasar tempat berdagang,

Harga sewa yang terjangkau dan kemudahan pembayaran sewa/beli kios dan

Untuk memenuhi ekpektasi seluruh ekpektasi pedagang dan pengunjung perlu dibuat

secara prosedural dan sistemik.

Berbagai bentuk layanan perlu dibuatkan sebuah Standar Operasional Prosedur (SOP)

uk menjada kualitas layanan yang diberikan kepada pengunjung pasar. pengelola pasar

juga harus terus mengevaluasi kualitas layanan yang diberikan kepada pedagang dan

n ialah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang disyaratkan dengan

mengorbankan sumber daya yang paling minimal. sumber daya terutama biaya, waktu dan

proses dilakuakan selalu menghindari terjadinya pemborosan

kerugian yang tidak perlu. Proses efisiensi diukur dengan perbandingan

biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output

tersebut. Dalam pengelolaan pasar banyak cara yang dapat dilakukan, dengan berbagai

pilihan tersebut dengan

prinsip efisiensi. Pengelolaan kebersihan pasar dapat dilaksanakan oleh unit pasar sendiri

dengan merekrut tenaga kebersihan yang digaji secara harian, atau dapat dilaksanakan

erjasama dengan pihak ketiga. Diatanra kedua alternative tersebut harus ditentukan oleh

Page 9: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

2.2 FUNGSI PASAR.

Pasar memiliki beberapa fungsi diantaranya;

Fungsi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Pasar jika dikji secara jernih, memang memimiliki beberapa fungsi yang tak tergantikan

begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya ada empat fungsi ekonomi yang sejuah ini bisa

diperankan oleh pasar tradisional, yaitu:

a) Pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat ber

memperoleh barang

terjangkau, karena memang seringkali relative lebih murah dibandingkan harga

yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar tradisional merupakan

pilar penyangga ekono

b) Pasar merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh pelaku ekonomi

lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi jumlah. Pasar tradisional jelas

jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedagang

kecil – ketimbang pasar modern.

c) Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah lewat pendapatan

yang diperoleh dari opersional pasar. Pengelolaan pasar yang professional sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan daerah

operasional pasar itu sendiri.

d) Pasar juga merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan

tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja

e) Akumulasi aktivitas jual

penghitungan tingk

maupun nasional.

Fungsi sosial kemasyarakatan

Terdapat beberapa fungsi sosial kemasyarakatan dari keberadaan pasar diantaranya:

a) Pasar merupakan ruang penampakan wajah asli masyarakat yang saling

tergantung karena saling membutuhkan. Tawa, canda dan nilai

ada dimasyarakat dapat dipotret dalam keseharian pasar .

Pasar memiliki beberapa fungsi diantaranya;

Fungsi Pengembangan Ekonomi Masyarakat

secara jernih, memang memimiliki beberapa fungsi yang tak tergantikan

begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya ada empat fungsi ekonomi yang sejuah ini bisa

diperankan oleh pasar tradisional, yaitu:

Pasar tradisional merupakan tempat dimana masyarakat berbagai lapisan

memperoleh barang-barang kebutuhan harian dengan harga yang relative

terjangkau, karena memang seringkali relative lebih murah dibandingkan harga

yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar tradisional merupakan

pilar penyangga ekonomi masyarakat kecil

Pasar merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh pelaku ekonomi

lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi jumlah. Pasar tradisional jelas

jauh lebih bisa diakses oleh sebagian besar pedagang – terutama yang bermodal

ketimbang pasar modern.

Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah lewat pendapatan

yang diperoleh dari opersional pasar. Pengelolaan pasar yang professional sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan daerah yang diperoleh dari

erasional pasar itu sendiri.

Pasar juga merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan

tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja

Akumulasi aktivitas jual beli di pasar merupakan factor penting dalam

penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, regional

maupun nasional.

Fungsi sosial kemasyarakatan

Terdapat beberapa fungsi sosial kemasyarakatan dari keberadaan pasar diantaranya:

Pasar merupakan ruang penampakan wajah asli masyarakat yang saling

gantung karena saling membutuhkan. Tawa, canda dan nilai-nilai cultural yang

ada dimasyarakat dapat dipotret dalam keseharian pasar .

II - 6

secara jernih, memang memimiliki beberapa fungsi yang tak tergantikan

begitu saja oleh pasar modern. Setidaknya ada empat fungsi ekonomi yang sejuah ini bisa

bagai lapisan

barang kebutuhan harian dengan harga yang relative

terjangkau, karena memang seringkali relative lebih murah dibandingkan harga

yang ditawarkan pasar modern. Dengan kata lain pasar tradisional merupakan

Pasar merupakan tempat yang relative lebih bisa dimasuki oleh pelaku ekonomi

lemah yang menempati posisi mayoritas dari sisi jumlah. Pasar tradisional jelas

terutama yang bermodal

Pasar merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah lewat pendapatan

yang diperoleh dari opersional pasar. Pengelolaan pasar yang professional sangat

yang diperoleh dari

Pasar juga merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan

beli di pasar merupakan factor penting dalam

at pertumbuhan ekonomi baik pada skala local, regional

Terdapat beberapa fungsi sosial kemasyarakatan dari keberadaan pasar diantaranya:

Pasar merupakan ruang penampakan wajah asli masyarakat yang saling

nilai cultural yang

Page 10: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

b) Pasar adalah tempat bagi masyarakat terutama dari kalangan bawah, untuk

melakukan interaksi sosial dan melakukan diskusi

permasalahan yang mereka hadapi.

Fungsi Pelayanan Publik

Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah,

disebutkan tujuan pelaksanaan o

kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah

tujuan ekonomi pemerintah wajib melaksanaan urusan yang menjadi tanggung jawabnya

diantaranya adalah penyediaan sarana dan prasarana umum.

Pasar merupakan salah satu sarana public, yang harus disediakan oleh pemerintah

daerah. Pasar merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh barang

untuk memenuhi kebutuhan harian. Pasar juga memiliki fungsi pengerak ekonomi daerah,

tempat terjadinya distrusi hasi

Meskipun keberdaan pasar tidak memberikan keuntungan bagi keuangan daerah, namun

kelangsungan operasional pasar tersebut harus terus dijaga dan dipertahankan oleh

pemerintah daerah guna memenuhi kebutuhan layanan sarana publi

Dalam rangka mempertahankan kelangsungan pasar, pengelolaan pasar harus dilakukan

secara professional dan dengan manajemen pasar yang baik, sehingga kelangsungan

operasional pasar dapat dipenuhi oleh pendapatan yang diperoleh dari operas

itu sendiri, dan tidak membebani beban APBD. Selian itu pengelolan pasar yang

professional diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi keuangan daerah sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, azas

penyelenggaran pelayanan public adalah sebagai berikut:

a) Kepentingan umum;

b) Kepastian

c) Kepastian hukum;

d) Kesamaan hak;

e) Keseimbangan hak dan kewajiban;

f) Keprofesionalan;

g) Partisipatif;

Pasar adalah tempat bagi masyarakat terutama dari kalangan bawah, untuk

melakukan interaksi sosial dan melakukan diskusi informal atas segenap

permasalahan yang mereka hadapi.

Pelayanan Publik

Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah,

tujuan pelaksanaan otonomi seluas-luasnya, adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk mewujudkan

tujuan ekonomi pemerintah wajib melaksanaan urusan yang menjadi tanggung jawabnya

diantaranya adalah penyediaan sarana dan prasarana umum.

h satu sarana public, yang harus disediakan oleh pemerintah

daerah. Pasar merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh barang

untuk memenuhi kebutuhan harian. Pasar juga memiliki fungsi pengerak ekonomi daerah,

tempat terjadinya distrusi hasil produksi masyarakat daerah.

Meskipun keberdaan pasar tidak memberikan keuntungan bagi keuangan daerah, namun

kelangsungan operasional pasar tersebut harus terus dijaga dan dipertahankan oleh

pemerintah daerah guna memenuhi kebutuhan layanan sarana publik bagi masyarakat.

Dalam rangka mempertahankan kelangsungan pasar, pengelolaan pasar harus dilakukan

secara professional dan dengan manajemen pasar yang baik, sehingga kelangsungan

operasional pasar dapat dipenuhi oleh pendapatan yang diperoleh dari operas

itu sendiri, dan tidak membebani beban APBD. Selian itu pengelolan pasar yang

professional diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi keuangan daerah sendiri.

Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, azas

nggaran pelayanan public adalah sebagai berikut:

Kepentingan umum;

Keseimbangan hak dan kewajiban;

II - 7

Pasar adalah tempat bagi masyarakat terutama dari kalangan bawah, untuk

informal atas segenap

Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah,

meningkatkan

. Untuk mewujudkan

tujuan ekonomi pemerintah wajib melaksanaan urusan yang menjadi tanggung jawabnya

h satu sarana public, yang harus disediakan oleh pemerintah

daerah. Pasar merupakan tempat dimana masyarakat dapat memperoleh barang-barang

untuk memenuhi kebutuhan harian. Pasar juga memiliki fungsi pengerak ekonomi daerah,

Meskipun keberdaan pasar tidak memberikan keuntungan bagi keuangan daerah, namun

kelangsungan operasional pasar tersebut harus terus dijaga dan dipertahankan oleh

k bagi masyarakat.

Dalam rangka mempertahankan kelangsungan pasar, pengelolaan pasar harus dilakukan

secara professional dan dengan manajemen pasar yang baik, sehingga kelangsungan

operasional pasar dapat dipenuhi oleh pendapatan yang diperoleh dari operasional pasar

itu sendiri, dan tidak membebani beban APBD. Selian itu pengelolan pasar yang

professional diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi keuangan daerah sendiri.

Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, azas

Page 11: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

h) Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

i) Keterbukaan;

j) Akuntabilitas;

k) Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

l) Ketepatan waktu; dan

m) Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;

rlakuan khusus bagi kelompok rentan;

Ketepatan waktu; dan

Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

II - 8

Page 12: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Kelembagaan Pasar merupakan

masyarakat atau organisasi

hubungan antar manusia

atau jaringan dan ditentukan oleh faktor

etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta in

bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.

3.1 TEKNIS PEMILIHAN KELEMBAGAAN PASAR

Dorongan untuk merevitallisasi pasar tradisional dari berbagai aspeknya mulai dari fisik

bangunan sampai pada manajemen pasar,

diakibatkan oleh kondisi pasar tradisional yang kian termarjinalkan menghadapi

persaingan dari ritel modern yang terus berkembang;. Selain itu juga, banyaknya

bermunculan pasar tradisonal dengan manajemen modern yang

masyarakat memberikan nuasa optimisme bagi pihak pemerintah daerah untuk dapat

merevitalisasi pasarnya dengan baik.

Dalam rangka melakukan revitalisasi manajemen pasar, pemerintah daerah terlebih

dahulu harus menentukan kelembagaan penge

model kelembagaan pasar dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.

model kelembagaan pasar mengharuskan pemerintah untuk melakukan penilaian terhadap

kelembagaan pasar dan kine

menjadi penghambat bagi peningkatan profesionalisasi pengelolaan pasar, maka

pemerintah dapat memilih alternatif kelembagaan pasar lainnya yang lebih dapat

mendorong terwujudnya profesionalisasi manajemen aset pasar.

Adapun tahapan pemilihan kelembagaan pasar adalah sebagai berikut:

1. Review Kelembagaan & Kinerja Pasar Saat Ini

merupakan suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota

masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan

atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi

ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode

aturan formal maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta in

bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.

TEKNIS PEMILIHAN KELEMBAGAAN PASAR

Dorongan untuk merevitallisasi pasar tradisional dari berbagai aspeknya mulai dari fisik

bangunan sampai pada manajemen pasar, terus bermunculan diberbagai daerah. Hal ini

diakibatkan oleh kondisi pasar tradisional yang kian termarjinalkan menghadapi

persaingan dari ritel modern yang terus berkembang;. Selain itu juga, banyaknya

bermunculan pasar tradisonal dengan manajemen modern yang sukses diterima

masyarakat memberikan nuasa optimisme bagi pihak pemerintah daerah untuk dapat

merevitalisasi pasarnya dengan baik.

Dalam rangka melakukan revitalisasi manajemen pasar, pemerintah daerah terlebih

dahulu harus menentukan kelembagaan pengelola pasar. Terdapat beberapa alter

model kelembagaan pasar dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.

model kelembagaan pasar mengharuskan pemerintah untuk melakukan penilaian terhadap

kelembagaan pasar dan kinerja pengelolaaan pasar saat ini. Apabila kondisi kelembagaan

menjadi penghambat bagi peningkatan profesionalisasi pengelolaan pasar, maka

pemerintah dapat memilih alternatif kelembagaan pasar lainnya yang lebih dapat

mendorong terwujudnya profesionalisasi manajemen aset pasar.

apun tahapan pemilihan kelembagaan pasar adalah sebagai berikut:

Kelembagaan & Kinerja Pasar Saat Ini

III - 1

suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota

yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk

atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi

faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode

aturan formal maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta insentif untuk

Dorongan untuk merevitallisasi pasar tradisional dari berbagai aspeknya mulai dari fisik

bermunculan diberbagai daerah. Hal ini

diakibatkan oleh kondisi pasar tradisional yang kian termarjinalkan menghadapi

persaingan dari ritel modern yang terus berkembang;. Selain itu juga, banyaknya

sukses diterima

masyarakat memberikan nuasa optimisme bagi pihak pemerintah daerah untuk dapat

Dalam rangka melakukan revitalisasi manajemen pasar, pemerintah daerah terlebih

lola pasar. Terdapat beberapa alternative

model kelembagaan pasar dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. pemilihan

model kelembagaan pasar mengharuskan pemerintah untuk melakukan penilaian terhadap

t ini. Apabila kondisi kelembagaan

menjadi penghambat bagi peningkatan profesionalisasi pengelolaan pasar, maka

pemerintah dapat memilih alternatif kelembagaan pasar lainnya yang lebih dapat

Page 13: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

a. Review factor

pasar

b. Review Terhaap Kinerja Pengelolaan Pasar

2. Review Model Kelembagaan

3. Penentuan Kelembagaan Pasar

4. Perbaikan Managerial

3.1.1 REVIEW KELEMBAGAAN DAN KINERJA PASAR

Kelembagaan selalu menjadi isu penting dalam

Kelembagaan yang baik merupakan kunci dari keberhasilan pengelolaan

ini pemerintah cenderung lebih menekankan pada pembangunan

mengutamakan pembangunan

infrastruktur kelembagaan masi

cenderung tidak konsisten selalu berubah dan sulit dilaksanakan secara utuh. Ini

memerlukan perhatian yang serius, karena pada dasarnya hampir semua kegagalan

Review factor-faktor manajerial yang mempengaruhi kinerja pengelolaan

Review Terhaap Kinerja Pengelolaan Pasar

Review Model Kelembagaan Pasar Lainnya

Penentuan Kelembagaan Pasar

Perbaikan Managerial

Gambar 3.1

Alur Pemilihan Kelembagaan Pasar

REVIEW KELEMBAGAAN DAN KINERJA PASAR

Kelembagaan selalu menjadi isu penting dalam revitalisasi pengelolaan pasar daerah

elembagaan yang baik merupakan kunci dari keberhasilan pengelolaan pasar.

ini pemerintah cenderung lebih menekankan pada pembangunan fisik

mengutamakan pembangunan sarana dan prasarana pasar, perhatian terhadap

infrastruktur kelembagaan masih sangat minim. Di lain pihak kebijakan pemerintah

cenderung tidak konsisten selalu berubah dan sulit dilaksanakan secara utuh. Ini

memerlukan perhatian yang serius, karena pada dasarnya hampir semua kegagalan

III - 2

faktor manajerial yang mempengaruhi kinerja pengelolaan

revitalisasi pengelolaan pasar daerah.

pasar. Selama

fisik dengan

sarana dan prasarana pasar, perhatian terhadap

Di lain pihak kebijakan pemerintah

cenderung tidak konsisten selalu berubah dan sulit dilaksanakan secara utuh. Ini

memerlukan perhatian yang serius, karena pada dasarnya hampir semua kegagalan

Page 14: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

pengelolaan pasar bersumber

dan kinerja pasar, meliputi:

A. PENILAIAN TERHADAP FACTOR

PENGELOLAAN

rendahnya kinerja perusahaan daerah dise

terhadap karyawan

karyawan, penetapan harga jual dibawah biaya pro

kurang tepat, pemaanfaatan asset yang tidak optimal,

kepuasan pelanggan dan reputasi

1) Intervensi Birokrasi Dan Politi

Campur tangan birokrasi dan politisi terha

Daerah tidak terle

peraturan perundang

2) Otonomi Manajemen Perusahaan Daerah

Otonomi manajemen tersebut dapat dilihat pada tingkat kemandirian

pasar dalam pengambi

dampak dari kuatnya intervensi birokrasi dan DPRD adalah kurang in

dan keberanian pengelola pasar

kebijakan, sedangkan yang bersifat opera

kewenangannya tersebut ada pada

diintervensi oleh birokrasi dan DPRD. Padahal kewenangan tersebut cukup

luas dan jelas., tetapi karena tingkat ketergantungan yang tinggi maka

keberanian dalam pengambilan keputusan yang operasional tetap selalu minta

petunjuk. Otonomi manajemen ini dapat dilihat pada

manjemen pengelola pasar

kejelasan kewenanagan yang diberikan.

bersumber kegagalan kelembagaan. Review terhadap kelembagaan

dan kinerja pasar, meliputi:

PENILAIAN TERHADAP FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

kinerja perusahaan daerah disebabkan oleh pendidikan dan pelatihan

dap karyawan lebih bersifat birokratis, rendahnya tingkat produktifitas

an harga jual dibawah biaya produksi, inefisiensi, portofolio yang

kurang tepat, pemaanfaatan asset yang tidak optimal, kurang memper

kepuasan pelanggan dan reputasi

Intervensi Birokrasi Dan Politis

an birokrasi dan politisi terhadap pihak manajemen Perusahaan

Daerah tidak terlepas dari kepemilikan dalam Perusahaan Daerah dan

peraturan perundang-undangan yang mengaturnya.

Otonomi Manajemen Perusahaan Daerah

Otonomi manajemen tersebut dapat dilihat pada tingkat kemandirian

dalam pengambilan keputusan strategis sebagaimana dikatakan bahwa

dampak dari kuatnya intervensi birokrasi dan DPRD adalah kurang in

dan keberanian pengelola pasar dalam pengambilan keputusan yang bersifat

, sedangkan yang bersifat operasional yang sekalipun mungkin

nangannya tersebut ada pada pengelola pasar juga

oleh birokrasi dan DPRD. Padahal kewenangan tersebut cukup

luas dan jelas., tetapi karena tingkat ketergantungan yang tinggi maka

keberanian dalam pengambilan keputusan yang operasional tetap selalu minta

petunjuk. Otonomi manajemen ini dapat dilihat pada tingkat kemandirian pihak

pengelola pasar dalam pengambilan keputusan, besarnya dan

kejelasan kewenanagan yang diberikan.

III - 3

aan. Review terhadap kelembagaan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

babkan oleh pendidikan dan pelatihan

dahnya tingkat produktifitas

inefisiensi, portofolio yang

kurang memperhatikan

dap pihak manajemen Perusahaan

sahaan Daerah dan

Otonomi manajemen tersebut dapat dilihat pada tingkat kemandirian pengelola

mana dikatakan bahwa

dampak dari kuatnya intervensi birokrasi dan DPRD adalah kurang intensifnya

alam pengambilan keputusan yang bersifat

nal yang sekalipun mungkin

juga sering kali

oleh birokrasi dan DPRD. Padahal kewenangan tersebut cukup

luas dan jelas., tetapi karena tingkat ketergantungan yang tinggi maka

keberanian dalam pengambilan keputusan yang operasional tetap selalu minta

tingkat kemandirian pihak

dalam pengambilan keputusan, besarnya dan

Page 15: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

3) Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan Daerah

Pengelolaan pasar saat ini, lebih berwatak birokratis, dimana berba

pengambilan keputusan tersentral pada satu pimpinan.

mengakibatkan terjadi perpanjangan alur dalam mengambil keputusan

sehingga menjadi lambat dan kehilangan kesempatan/peluang bisnis.

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas layanan yang d

pasar masih jauh dari harapan. Hal ini diakibatkan oleh lambannya mekanisme

pengambilan keputusan. Tun

pasar untuk memperpendek dan mempercepat mekanisme pengambilan

keputusan agar tidak

liberalisasi perdagangan dan investasi sekarang ini.

4) Karyawan Pasar

Pada umunya,

karyawan. Hal ini dikarenakan minimnya aparat pemerintah y

pengalaman dalam pengelolaan pasar. Rekruitmen tenaga kerja dari pihak

eksternal, kerap kali dihadapkan pada minimnya anggaran yang tersedia, serta

proses perencanaan anggaran yang membutuhkan waktu yang tidak cepat.

Nuasa politik dan interven

UPT pasar, tidak bias dihindarkan. Ditambahlagi rekruitmen yang bernuasa i

kekeluargaan dan mengabaikan aspek kompentensi menjadi kendala.

5) Tingkat Efisien Dan Efektifitas

Efisiensi pengelolaan pas

menghasilkan jasa layanan

perbandingan terbaik antara input dengan output. Operasionalisasi dapat

diukur dari target input dibandingkan dengan realisas

dan kualitas output yang telah ditetapkan sejauhmana realisasi input berada

sama atau di bawah target input. Ine

rencana produksi yang jelas, tidak ada standar input maupun standar output

Mekanisme Pengambilan Keputusan dalam Perusahaan Daerah

Pengelolaan pasar saat ini, lebih berwatak birokratis, dimana berba

pengambilan keputusan tersentral pada satu pimpinan. Hal ini akan

mengakibatkan terjadi perpanjangan alur dalam mengambil keputusan

menjadi lambat dan kehilangan kesempatan/peluang bisnis.

syarakat terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh pengelola

pasar masih jauh dari harapan. Hal ini diakibatkan oleh lambannya mekanisme

pengambilan keputusan. Tuntutan-tuntutan tersebut mengharuskan pengelola

untuk memperpendek dan mempercepat mekanisme pengambilan

keputusan agar tidak digilas oleh semakin ketatnya persaingan bisnis di era

liberalisasi perdagangan dan investasi sekarang ini.

Karyawan Pasar

UPT Pasar sering menghadapi kesulitan dalam hal perekrutan

karyawan. Hal ini dikarenakan minimnya aparat pemerintah yang memiliki

alaman dalam pengelolaan pasar. Rekruitmen tenaga kerja dari pihak

eksternal, kerap kali dihadapkan pada minimnya anggaran yang tersedia, serta

proses perencanaan anggaran yang membutuhkan waktu yang tidak cepat.

Nuasa politik dan intervensi dari berbagai pihak untuk jabatan-jabatan strategis

UPT pasar, tidak bias dihindarkan. Ditambahlagi rekruitmen yang bernuasa i

kekeluargaan dan mengabaikan aspek kompentensi menjadi kendala.

Tingkat Efisien Dan Efektifitas

pengelolaan pasar berkaitan dengan biaya opersional atau input untuk

jasa layanan atau output. Tingkat efisiensi dapat dilihat pada

ingan terbaik antara input dengan output. Operasionalisasi dapat

diukur dari target input dibandingkan dengan realisasi input. Dengan jumlah

dan kualitas output yang telah ditetapkan sejauhmana realisasi input berada

atau di bawah target input. Inefisiensi terjadi karena tidak adanya

rencana produksi yang jelas, tidak ada standar input maupun standar output

III - 4

Pengelolaan pasar saat ini, lebih berwatak birokratis, dimana berbagai

Hal ini akan

mengakibatkan terjadi perpanjangan alur dalam mengambil keputusan

menjadi lambat dan kehilangan kesempatan/peluang bisnis.

iberikan oleh pengelola

pasar masih jauh dari harapan. Hal ini diakibatkan oleh lambannya mekanisme

utan tersebut mengharuskan pengelola

untuk memperpendek dan mempercepat mekanisme pengambilan

digilas oleh semakin ketatnya persaingan bisnis di era

UPT Pasar sering menghadapi kesulitan dalam hal perekrutan

ang memiliki

alaman dalam pengelolaan pasar. Rekruitmen tenaga kerja dari pihak

eksternal, kerap kali dihadapkan pada minimnya anggaran yang tersedia, serta

proses perencanaan anggaran yang membutuhkan waktu yang tidak cepat.

jabatan strategis

UPT pasar, tidak bias dihindarkan. Ditambahlagi rekruitmen yang bernuasa i

kekeluargaan dan mengabaikan aspek kompentensi menjadi kendala.

atau input untuk

nsi dapat dilihat pada

ingan terbaik antara input dengan output. Operasionalisasi dapat

i input. Dengan jumlah

dan kualitas output yang telah ditetapkan sejauhmana realisasi input berada

fisiensi terjadi karena tidak adanya

rencana produksi yang jelas, tidak ada standar input maupun standar output.

Page 16: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

6) Budaya Organisasi Pengelola Pasar

Budaya organisasi yang birokratis menjadi hambatan bagi pengelolaan pasar

yang professional. Budaya birokratis akan menjadikan organisasi pasar

bernuasa status quo, yang pada akhirnya dapat menghambat sebuah

kreatifitas dan i

budaya organiasi yang

Faktor-Faktor Manajerial Yang Mempengaruhi Kinerja Pengelolaan Pasar

a Organisasi Pengelola Pasar

Budaya organisasi yang birokratis menjadi hambatan bagi pengelolaan pasar

yang professional. Budaya birokratis akan menjadikan organisasi pasar

bernuasa status quo, yang pada akhirnya dapat menghambat sebuah

kreatifitas dan inovasi. Profesionalisasi pengelolaan pasar harus didukung oleh

budaya organiasi yang terbuka, inovatif serta kreatif.

Gambar 3.

Faktor Manajerial Yang Mempengaruhi Kinerja Pengelolaan Pasar

III - 5

Budaya organisasi yang birokratis menjadi hambatan bagi pengelolaan pasar

yang professional. Budaya birokratis akan menjadikan organisasi pasar

bernuasa status quo, yang pada akhirnya dapat menghambat sebuah

novasi. Profesionalisasi pengelolaan pasar harus didukung oleh

Faktor Manajerial Yang Mempengaruhi Kinerja Pengelolaan Pasar

Page 17: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

B. PENILAIAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN PASAR

Penilaian Kinerja merupakan

suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,

standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada

dasarnya dijalankan oleh manusia

merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang

mereka mainkan dalam organisasi.

4 indikator kinerja, yang meliputi:

1) Kinerja Administratif

Kinerja administratif dinilai berdasarkan:

a) Tertib Laporan Internal dan Ekternal

b) Rencana Jangka Panjang

c) Struktur, Job Desk dan Uraian Tugas untuk masing bagian

d) Standard Operasional Prosedure

e) Rencana Kerja dan Anggaran

2) Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan diniali

a) Rasio Laba Terhadap Aktiva Produktif

b) Rasio Laba Terhadap Penjualan

c) Rasio Aktiva Lancar Terhadap Hutang Lancar

d) Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Total Hutang

e) Rasio Total Aktiva Terhadap Total Hutang

f) Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Op

g) Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan Terhadap

Angsuran Pokok Dan Bunya Jatuh Tempo

h) Rasio Aktiva Produktif Terhadap Pendapatan Pasar

3) Kinerja SDM

Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) dinilai berdasarkan:

PENILAIAN TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN PASAR

Penilaian Kinerja merupakan penentuan secara periodic efektifitas operasional

suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,

standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada

dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya

merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang

mereka mainkan dalam organisasi. Penilaian kinerja pengelolaan pasar, terdiri dari

indikator kinerja, yang meliputi:

Administratif

administratif dinilai berdasarkan:

Tertib Laporan Internal dan Ekternal

Rencana Jangka Panjang

Struktur, Job Desk dan Uraian Tugas untuk masing bagian

Standard Operasional Prosedure

Rencana Kerja dan Anggaran

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan diniali berdasarkan:

Rasio Laba Terhadap Aktiva Produktif

Rasio Laba Terhadap Penjualan

Rasio Aktiva Lancar Terhadap Hutang Lancar

Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Total Hutang

Rasio Total Aktiva Terhadap Total Hutang

Rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi

Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan Terhadap

Angsuran Pokok Dan Bunya Jatuh Tempo

Rasio Aktiva Produktif Terhadap Pendapatan Pasar

Kinerja SDM

Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) dinilai berdasarkan:

III - 6

efektifitas operasional

suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,

standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada

maka penilaian kinerja sesungguhnya

merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang

Penilaian kinerja pengelolaan pasar, terdiri dari

Struktur, Job Desk dan Uraian Tugas untuk masing bagian

Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Total Hutang

Rasio Laba Operasi Sebelum Biaya Penyusutan Terhadap

Page 18: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

a) Teknis

Indikator Teknis meliputi; disiplin

keinginan untuk melayani, komitmen pada organisasi dan proaktif.

b) Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja meliputi; Kepuasan terhadap gaji dan tunjangan

serta lingkungan kerja

c) Manajerial

Indicator manajerial terdiri dari: kemampuan ke

kemampuan bekerjasama

d) Pengembangan Kapasitas

4) Kinerja Opersional

Kinerja Operasional Pasar

a) Kualitas layanan, kemudahan mendapatkan layanan dan tingkat

kepuasan layanan (Kebersihan, Keamanan dan Parkir)

b) Jumlah Kios/Lapak

c) Kinerja Pengeloalan sarana dan prasarana

d) Tingkat kebocoran pendapatan

e) Penanganan keluhan pedagang dan pengunjung pasar

Teknis

Indikator Teknis meliputi; disiplin karyawan, keinginan berprestasi,

keinginan untuk melayani, komitmen pada organisasi dan proaktif.

Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja meliputi; Kepuasan terhadap gaji dan tunjangan

serta lingkungan kerja

Manajerial

Indicator manajerial terdiri dari: kemampuan kepemimpinan dan

kemampuan bekerjasama

Pengembangan Kapasitas

Opersional

Operasional Pasar dinilai berdasarkan:

Kualitas layanan, kemudahan mendapatkan layanan dan tingkat

kepuasan layanan (Kebersihan, Keamanan dan Parkir)

Jumlah Kios/Lapak yang terisi

Kinerja Pengeloalan sarana dan prasarana

Tingkat kebocoran pendapatan

Penanganan keluhan pedagang dan pengunjung pasar

III - 7

karyawan, keinginan berprestasi,

keinginan untuk melayani, komitmen pada organisasi dan proaktif.

Kepuasan kerja meliputi; Kepuasan terhadap gaji dan tunjangan

pemimpinan dan

Kualitas layanan, kemudahan mendapatkan layanan dan tingkat

kepuasan layanan (Kebersihan, Keamanan dan Parkir)

Penanganan keluhan pedagang dan pengunjung pasar

Page 19: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Indikator Kinerja Operasional Pengelolaan Pasar

Gambar 3.

Indikator Kinerja Operasional Pengelolaan Pasar

III - 8

Page 20: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

C. PELAKSANAAN REVIEW

Review terhadap kelembagaan pasar

dengan beberapa cara, diantaranya:

a) Bekerjasama dengan lembaga pendidikan

b) Melibatkan pihak ketiga

c) Melakukan kajian secara internal

3.1.2 REVIEW TERHADAP MODEL

Review alternative model kelembagaan pasar dapat dilakukan oleh pemerintah

daerah dengan cara;

1) Melakukan studi banding alternative model kelembagaan pasar yang sukses

Adapun manfaat dari studi banding alternative mo

adalah:

1. Melihat berbagai kelemahan pada pengelolaan pasar, dengan

membandingkannya pada pasar

2. Sarana koreksi bagi pengelolaan pasar saat ini dengan melihat berbagai

pengelolaan pasar secara

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan model kelembagaan yang ada,

sebagai dasar dalam menentukan model kelembagaan yang ideal pada

pasar USDRP

2) Melakukan kajian terhadap kemungkinan alternative pengelolaan model

kelembagaan pasar, bekerjasama d

ketiga.

PELAKSANAAN REVIEW KINERJA PASAR

Review terhadap kelembagaan pasar dan kinerja pasar saat ini dapat dilakukan

dengan beberapa cara, diantaranya:

Bekerjasama dengan lembaga pendidikan

Melibatkan pihak ketiga (konsultan manajemen)

Melakukan kajian secara internal

TERHADAP MODEL KELEMBAGAAN PASAR LAINNYA

Review alternative model kelembagaan pasar dapat dilakukan oleh pemerintah

daerah dengan cara;

Melakukan studi banding alternative model kelembagaan pasar yang sukses

Adapun manfaat dari studi banding alternative model kelembagaan pasar

Melihat berbagai kelemahan pada pengelolaan pasar, dengan

membandingkannya pada pasar-pasar yang dikelola secara professional

Sarana koreksi bagi pengelolaan pasar saat ini dengan melihat berbagai

pengelolaan pasar secara professional.

Mengetahui kelebihan dan kekurangan model kelembagaan yang ada,

sebagai dasar dalam menentukan model kelembagaan yang ideal pada

pasar USDRP

Melakukan kajian terhadap kemungkinan alternative pengelolaan model

kelembagaan pasar, bekerjasama dengan lembaga pendidikan atau pihak

III - 9

saat ini dapat dilakukan

Review alternative model kelembagaan pasar dapat dilakukan oleh pemerintah

Melakukan studi banding alternative model kelembagaan pasar yang sukses

del kelembagaan pasar

Melihat berbagai kelemahan pada pengelolaan pasar, dengan

pasar yang dikelola secara professional

Sarana koreksi bagi pengelolaan pasar saat ini dengan melihat berbagai

Mengetahui kelebihan dan kekurangan model kelembagaan yang ada,

sebagai dasar dalam menentukan model kelembagaan yang ideal pada

Melakukan kajian terhadap kemungkinan alternative pengelolaan model

engan lembaga pendidikan atau pihak

Page 21: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

3.2 MODEL KELEMBAGAAN PASAR

Pengelolaan pasar sesungguhnya membawa konsekuensi kelembagaan bagi pengelolaan

pasar tradisional. Sejalan dengan lingkungan yang ditempatinya, maka kelembagaan pada

pasar tradisional memiliki dua tingkatan, yaitu; (1) kelembagaan internal, dan (2)

kelembagaan eksternal,

Kelembagaan internal pasar adalah lembaga pengelola pasar yang berada/berkantor di

dalam pasar dan menangani langsung semua proses dan prosedur operasi dan

pengelolaan pasar yang berada dalam Lingkungan Mikro pasar. Dalam kasus pasar

tradisional, maka lembaga Mikro pasar adalah Manajemen masing

dipimpin oleh Kepala Pasar.

Sedangkan Kelembagaan Eksternal pengelolaan pasar adalah lembaga yang tidak

berada/berkantor di dalam pasar, namun diperlukan/terlibat untuk menduku

prosedur yang berjalan di lingkungan mikro pasar. Dalam kasus pasar tradisional lembaga

makro pasar adalah SKPD Pembina pasar, Kantor Pusat PD Pasar, Dinas/SKPD terkait,

dan lembaga/instansi lain yang berasal dari lingkungan daerah/kota dan l

pasar. Kelembagaan eksternal

system kota, sedangkan kelembagaan eksternal 2 adalah kelembagaan yang ada di

system makro (nasional/propinsi).

Variasi model kelembagaan banyak terjadi di kelemba

terutapa pada system kota. Variasi kelembagaan ini secara umum dapat dibagi menjadi 2

model yaitu:

1. Unit Pasar di bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah

Unit Pasar di bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah memiliki beberapa

model pengelolaan, yaitu:

a. Pasar dikelola oleh SKPD melalui UPTD

b. Pasar dikelola oleh SKPD dengan pola Badan Layanan Umum Daerah (UPTD)

c. Pasar dikelola SKPD bekerjasama dengan Mitra

2. Unit Pasar dibawah Pengelolaan Perusahaan Daerah

Pengelolaan pasar oleh perusahaan daerah memiliki 2 alterntaif model pengelolaan,

yaitu;

MODEL KELEMBAGAAN PASAR

Pengelolaan pasar sesungguhnya membawa konsekuensi kelembagaan bagi pengelolaan

pasar tradisional. Sejalan dengan lingkungan yang ditempatinya, maka kelembagaan pada

pasar tradisional memiliki dua tingkatan, yaitu; (1) kelembagaan internal, dan (2)

Kelembagaan internal pasar adalah lembaga pengelola pasar yang berada/berkantor di

dalam pasar dan menangani langsung semua proses dan prosedur operasi dan

pengelolaan pasar yang berada dalam Lingkungan Mikro pasar. Dalam kasus pasar

sional, maka lembaga Mikro pasar adalah Manajemen masing-masing unit pasar yang

dipimpin oleh Kepala Pasar.

Sedangkan Kelembagaan Eksternal pengelolaan pasar adalah lembaga yang tidak

berada/berkantor di dalam pasar, namun diperlukan/terlibat untuk mendukung proses dan

prosedur yang berjalan di lingkungan mikro pasar. Dalam kasus pasar tradisional lembaga

makro pasar adalah SKPD Pembina pasar, Kantor Pusat PD Pasar, Dinas/SKPD terkait,

dan lembaga/instansi lain yang berasal dari lingkungan daerah/kota dan lingkungan makro

pasar. Kelembagaan eksternal-1 adalah kelembagaan-kelembagaan yang ada dalam

system kota, sedangkan kelembagaan eksternal 2 adalah kelembagaan yang ada di

system makro (nasional/propinsi).

Variasi model kelembagaan banyak terjadi di kelembagaan eksternal pasar tradisional,

terutapa pada system kota. Variasi kelembagaan ini secara umum dapat dibagi menjadi 2

Unit Pasar di bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah

Unit Pasar di bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah memiliki beberapa

model pengelolaan, yaitu:

Pasar dikelola oleh SKPD melalui UPTD

Pasar dikelola oleh SKPD dengan pola Badan Layanan Umum Daerah (UPTD)

Pasar dikelola SKPD bekerjasama dengan Mitra

Unit Pasar dibawah Pengelolaan Perusahaan Daerah

r oleh perusahaan daerah memiliki 2 alterntaif model pengelolaan,

III - 10

Pengelolaan pasar sesungguhnya membawa konsekuensi kelembagaan bagi pengelolaan

pasar tradisional. Sejalan dengan lingkungan yang ditempatinya, maka kelembagaan pada

pasar tradisional memiliki dua tingkatan, yaitu; (1) kelembagaan internal, dan (2)

Kelembagaan internal pasar adalah lembaga pengelola pasar yang berada/berkantor di

dalam pasar dan menangani langsung semua proses dan prosedur operasi dan

pengelolaan pasar yang berada dalam Lingkungan Mikro pasar. Dalam kasus pasar

masing unit pasar yang

Sedangkan Kelembagaan Eksternal pengelolaan pasar adalah lembaga yang tidak

ng proses dan

prosedur yang berjalan di lingkungan mikro pasar. Dalam kasus pasar tradisional lembaga

makro pasar adalah SKPD Pembina pasar, Kantor Pusat PD Pasar, Dinas/SKPD terkait,

ingkungan makro

kelembagaan yang ada dalam

system kota, sedangkan kelembagaan eksternal 2 adalah kelembagaan yang ada di

gaan eksternal pasar tradisional,

terutapa pada system kota. Variasi kelembagaan ini secara umum dapat dibagi menjadi 2

Unit Pasar di bawah Pengelolaan Pemerintah Daerah memiliki beberapa alternative

Pasar dikelola oleh SKPD dengan pola Badan Layanan Umum Daerah (UPTD)

r oleh perusahaan daerah memiliki 2 alterntaif model pengelolaan,

Page 22: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

a. Aset dikelola Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah 100%

b. Aset dikelola Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah bekerjasama dengan

Mitra.

3.1.1 PENGELOLAAN PASAR OLEH SKPD

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di beberapa daerah mengelola langsung aset

yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat, seperti pasar yang dikelola oleh

dinas pasar atau dinas pendapatan, Dalam skema ini, pendapatan pengelolaan aset

investasi USDRP langsung disetor ke kas daerah, dan biaya operasional disediakan di

dalam APBD.

Adapun pola kelembagaan pasar yang dikelola oleh SKPD Pengelolaan Pasar dapat

dilihat pada gambar 3.1

Aset dikelola Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah 100%

Aset dikelola Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah bekerjasama dengan

PENGELOLAAN PASAR OLEH SKPD

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di beberapa daerah mengelola langsung aset

yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat, seperti pasar yang dikelola oleh

dinas pasar atau dinas pendapatan, Dalam skema ini, pendapatan pengelolaan aset

sung disetor ke kas daerah, dan biaya operasional disediakan di

Adapun pola kelembagaan pasar yang dikelola oleh SKPD Pengelolaan Pasar dapat

Gambar 3.1

Pola Kelembagaan Pasar Oleh SKPD

III - 11

Aset dikelola Perusahaan Daerah milik Pemerintah Daerah bekerjasama dengan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di beberapa daerah mengelola langsung aset

yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat, seperti pasar yang dikelola oleh

dinas pasar atau dinas pendapatan, Dalam skema ini, pendapatan pengelolaan aset

sung disetor ke kas daerah, dan biaya operasional disediakan di

Adapun pola kelembagaan pasar yang dikelola oleh SKPD Pengelolaan Pasar dapat

Page 23: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh SKPD

Keunggulan model ini adalah:

1. Keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan bagian dari keuangan

daerah, sehingga langsung berada dalam pengawasan DPRD dan meminimalkan

perpindahan tangan aset investasi ini karena

2. Kebutuhan modal kerja dan operasional pasar dalam suatu tahun anggaran lebih

terjamin karena menjadi bagian dari APBD.

Kelemahan model ini adalah:

1. Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan

dan kinerja tidak terpisah dari dari pelaksanaan keuangan daerah sehingga

menyulitkan pemantauan kinerja pengelolaan aset. Kesulitan ini akan berakibat

pada kesulitan mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan aset.

Seringkali terjadi juga bahwa biaya operasi da

disediakan APBD tidak mencukupi atau tersedia dalam waktu yang tidak sesuai

dengan kebutuhan. Di banyak tempat hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas

pelayanan dan memburuknya kondisi fisik aset.

2. Sulit merekrut tenaga profesiona

daerah yang digaji berdasarkan struktur penggajian yang berlaku umum di daerah

tersebut.

3. Ada resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam

keputusan pengelolaan investasi tersebut

4. Potensi pengembangan aset investasi sangat tergantung pada potensi keuangan

daerah dalam suatu tahun anggaran.

3.1.2 PENGELOLAAN PASAR MODEL BLUD

Suatu Badan Layanan Umum (BLU) dibentuk berdasarkan UU No 1/2004 tentang

Perbendaharaan Negara pasal 68 dan 69. Bagi Pemerintah Daerah, pengaturan lebih

lanjut atas BLU terdapat dalam PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum dan Peraturan

Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh SKPD

Keunggulan model ini adalah:

Keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan bagian dari keuangan

daerah, sehingga langsung berada dalam pengawasan DPRD dan meminimalkan

perpindahan tangan aset investasi ini karena kesalahan pengelolaan.

Kebutuhan modal kerja dan operasional pasar dalam suatu tahun anggaran lebih

terjamin karena menjadi bagian dari APBD.

Kelemahan model ini adalah:

Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan

idak terpisah dari dari pelaksanaan keuangan daerah sehingga

menyulitkan pemantauan kinerja pengelolaan aset. Kesulitan ini akan berakibat

pada kesulitan mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan aset.

Seringkali terjadi juga bahwa biaya operasi dan pemeliharaan aset yang

disediakan APBD tidak mencukupi atau tersedia dalam waktu yang tidak sesuai

dengan kebutuhan. Di banyak tempat hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas

pelayanan dan memburuknya kondisi fisik aset.

Sulit merekrut tenaga profesional pengelola karena pengelola merupakan pegawai

daerah yang digaji berdasarkan struktur penggajian yang berlaku umum di daerah

Ada resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam

keputusan pengelolaan investasi tersebut.

Potensi pengembangan aset investasi sangat tergantung pada potensi keuangan

daerah dalam suatu tahun anggaran.

PENGELOLAAN PASAR MODEL BLUD

Suatu Badan Layanan Umum (BLU) dibentuk berdasarkan UU No 1/2004 tentang

Perbendaharaan Negara pasal 68 dan 69. Bagi Pemerintah Daerah, pengaturan lebih

lanjut atas BLU terdapat dalam PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK.02/2006 tentang

III - 12

Keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan bagian dari keuangan

daerah, sehingga langsung berada dalam pengawasan DPRD dan meminimalkan

Kebutuhan modal kerja dan operasional pasar dalam suatu tahun anggaran lebih

Perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan

idak terpisah dari dari pelaksanaan keuangan daerah sehingga

menyulitkan pemantauan kinerja pengelolaan aset. Kesulitan ini akan berakibat

pada kesulitan mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan aset.

n pemeliharaan aset yang

disediakan APBD tidak mencukupi atau tersedia dalam waktu yang tidak sesuai

dengan kebutuhan. Di banyak tempat hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas

l pengelola karena pengelola merupakan pegawai

daerah yang digaji berdasarkan struktur penggajian yang berlaku umum di daerah

Ada resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam

Potensi pengembangan aset investasi sangat tergantung pada potensi keuangan

Suatu Badan Layanan Umum (BLU) dibentuk berdasarkan UU No 1/2004 tentang

Perbendaharaan Negara pasal 68 dan 69. Bagi Pemerintah Daerah, pengaturan lebih

lanjut atas BLU terdapat dalam PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Menteri Keuangan Nomor 09/PMK.02/2006 tentang

Page 24: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum. Pemerintah Daerah perlu

tetap memantau perkembangan terakhir dari peraturan perundangan atas bentuk yang

masih relatif baru ini.

Adapun pola kelembagaan pasa

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh BLUD

Keunggulan skema BLU ini adalah keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan

bagian dari keuangan daerah, sehingga langsung berada dalam pengawasan DPRD dan

meminimalkan perpindahan tangan aset investasi ini karena kesalahan pengelolaan.

Kelemahan dari skema BLU ini adalah :

1. Dengan masih tercampurnya keuangan Pemerintah Daerah dengan

baik dalam penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan kurang

mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan BLU yang diperlukan untuk

memastikan bahwa aset itu telah dikelola untuk mencapai kondisi pelayanan dan

keuangan yang baik.

2. Ada resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam

keputusan pengelolaan investasi tersebut.

Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum. Pemerintah Daerah perlu

tetap memantau perkembangan terakhir dari peraturan perundangan atas bentuk yang

Adapun pola kelembagaan pasar yang dikelola oleh BLUD dapat dilihat pada gambar

Gambar 3.2

Pola Kelembagaan Pasar Oleh BLUD

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh BLUD

Keunggulan skema BLU ini adalah keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan

dari keuangan daerah, sehingga langsung berada dalam pengawasan DPRD dan

meminimalkan perpindahan tangan aset investasi ini karena kesalahan pengelolaan.

Kelemahan dari skema BLU ini adalah :

Dengan masih tercampurnya keuangan Pemerintah Daerah dengan keuangan BLU,

baik dalam penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan kurang

mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan BLU yang diperlukan untuk

memastikan bahwa aset itu telah dikelola untuk mencapai kondisi pelayanan dan

keuangan yang baik.

da resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam

keputusan pengelolaan investasi tersebut.

III - 13

Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum. Pemerintah Daerah perlu

tetap memantau perkembangan terakhir dari peraturan perundangan atas bentuk yang

r yang dikelola oleh BLUD dapat dilihat pada gambar 3.2

Keunggulan skema BLU ini adalah keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan

dari keuangan daerah, sehingga langsung berada dalam pengawasan DPRD dan

meminimalkan perpindahan tangan aset investasi ini karena kesalahan pengelolaan.

keuangan BLU,

baik dalam penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan keuangan kurang

mendorong peningkatan profesionalisme pengelolaan BLU yang diperlukan untuk

memastikan bahwa aset itu telah dikelola untuk mencapai kondisi pelayanan dan

da resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam

Page 25: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

3. Karena BLU berhak menggunakan pendapatannya langsung, maka terdapat resiko

pendapatan BLU digunakan tanpa memperhatikan kebutuhan dana u

perawatan, pengelolaan, kesinambungan operasi, serta kewajiban penyelesaian

pinjaman.

4. Potensi pengembangan BLU sangat tergantung pada potensi keuangan daerah

dalam suatu tahun anggaran

3.1.3 PENGELOLAAN PASAR OLEK SKPD BEKERJASAMA DENGAN PIHAK

KETIGA

PP 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah memberikan peluang bagi

Pemerintah Daerah untuk melakukan kerjasama pemanfaatan dengan mitra pihak ketiga

jika Pemerintah Daerah sulit mengelola aset tersebut secara optimal ataupun terdapat

keterbatasan dalam APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan asset investasi

USDRP itu. Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan mitranya perlu memperhatikan

Peraturan Pemerintah No 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah..

Adapun alur model kelembagaan pasar yang dikelola oleh SKPD berkerjsama dengan

pihak ketiga dapat dilihat pada gambar

Pola Kelembagaan Pasar Oleh SKPD Bekerjasama dengan Pihak Ketiga

Karena BLU berhak menggunakan pendapatannya langsung, maka terdapat resiko

pendapatan BLU digunakan tanpa memperhatikan kebutuhan dana u

perawatan, pengelolaan, kesinambungan operasi, serta kewajiban penyelesaian

Potensi pengembangan BLU sangat tergantung pada potensi keuangan daerah

dalam suatu tahun anggaran

PENGELOLAAN PASAR OLEK SKPD BEKERJASAMA DENGAN PIHAK

6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah memberikan peluang bagi

Pemerintah Daerah untuk melakukan kerjasama pemanfaatan dengan mitra pihak ketiga

jika Pemerintah Daerah sulit mengelola aset tersebut secara optimal ataupun terdapat

an dalam APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan asset investasi

USDRP itu. Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan mitranya perlu memperhatikan

Peraturan Pemerintah No 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah..

elembagaan pasar yang dikelola oleh SKPD berkerjsama dengan

pihak ketiga dapat dilihat pada gambar 3.3

Gambar 3.3

Pola Kelembagaan Pasar Oleh SKPD Bekerjasama dengan Pihak Ketiga

III - 14

Karena BLU berhak menggunakan pendapatannya langsung, maka terdapat resiko

pendapatan BLU digunakan tanpa memperhatikan kebutuhan dana untuk

perawatan, pengelolaan, kesinambungan operasi, serta kewajiban penyelesaian

Potensi pengembangan BLU sangat tergantung pada potensi keuangan daerah

PENGELOLAAN PASAR OLEK SKPD BEKERJASAMA DENGAN PIHAK

6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah memberikan peluang bagi

Pemerintah Daerah untuk melakukan kerjasama pemanfaatan dengan mitra pihak ketiga

jika Pemerintah Daerah sulit mengelola aset tersebut secara optimal ataupun terdapat

an dalam APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan asset investasi

USDRP itu. Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan mitranya perlu memperhatikan

Peraturan Pemerintah No 50/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah..

elembagaan pasar yang dikelola oleh SKPD berkerjsama dengan

Pola Kelembagaan Pasar Oleh SKPD Bekerjasama dengan Pihak Ketiga

Page 26: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Skpd Bekerjasama

Ketiga

Skema ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Tekanan pada APBD menjadi berkurang karena Pemerintah Daerah tidak perlu

menyediakan biaya operasional dan perawatan aset dalam APBD.

2. Pemerintah Daerah tidak terlibat dalam pengelolaan yang

membutuhkan keahlian dan ketekunan manajemen yang tinggi

3. Terdapat kepastian akan pengembalian pokok dan biaya pinjaman lainnya,

khususnya bila persyaratan kontribusi dan bagi hasil kepada kas daerah telah

disertai dengan sanksi yan

4. Profesionalisme pengelolaan dapat diharapkan membaik karena minimalnya

campur tangan Pemerintah Daerah ke dalam pengelolaan aset tersebut.

Kelemahan skema ini adalah:

1. Perlunya pemilihan partner yang tepat secara

pengalaman mitra dalam bidang sejenis.

2. Seringkali terdapat kecurangan yang dilakukan oleh mitra karena memasukkan

biaya yang bukan merupakan biaya yang diijinkan (

3. Pemeliharaan sering diabaikan oleh mitra untuk

meningkatkan keuntungan.

4. Bila jangka waktu kerja sama terlalu pendek maka mitra akan memiliki wawasan

jangka pendek, yaitu pencapaian laba tahunan. Tidak ada insentif kepada mitra

untuk ikut dalam menanamkan modalnya guna mengembangka

asset dikemudian hari..

3.1.4 PENGELOLAAN PASAR OLEH PERUSAHAAN DAERAH 100% SAHAM MILIK

PEMERINTAH DAERAH

Dalam skema ini, ditunjuk suatu Perusahaan Daerah yang lama atau yang baru dibangun

khusus mengelola investasi USDRP, yang mana 100% saham Perusahaan Daerah itu

dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah meneruspinjamkan pinjaman USDRP

kepada Perusahaan Daerah tersebut. Penerusan pinjaman ini adalah transparan kepada

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Skpd Bekerjasama Dengan Pihak

Skema ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

Tekanan pada APBD menjadi berkurang karena Pemerintah Daerah tidak perlu

menyediakan biaya operasional dan perawatan aset dalam APBD.

Pemerintah Daerah tidak terlibat dalam pengelolaan yang seringkali kompleks dan

membutuhkan keahlian dan ketekunan manajemen yang tinggi

Terdapat kepastian akan pengembalian pokok dan biaya pinjaman lainnya,

khususnya bila persyaratan kontribusi dan bagi hasil kepada kas daerah telah

disertai dengan sanksi yang tegas atas kelalaian pemenuhan sanksi ini

Profesionalisme pengelolaan dapat diharapkan membaik karena minimalnya

campur tangan Pemerintah Daerah ke dalam pengelolaan aset tersebut.

Kelemahan skema ini adalah:

Perlunya pemilihan partner yang tepat secara seksama, dengan engevaluasi

pengalaman mitra dalam bidang sejenis.

Seringkali terdapat kecurangan yang dilakukan oleh mitra karena memasukkan

biaya yang bukan merupakan biaya yang diijinkan (allowable cost).

Pemeliharaan sering diabaikan oleh mitra untuk mengurangi biaya, dan

meningkatkan keuntungan.

Bila jangka waktu kerja sama terlalu pendek maka mitra akan memiliki wawasan

jangka pendek, yaitu pencapaian laba tahunan. Tidak ada insentif kepada mitra

untuk ikut dalam menanamkan modalnya guna mengembangkan dan memperluas

asset dikemudian hari..

PENGELOLAAN PASAR OLEH PERUSAHAAN DAERAH 100% SAHAM MILIK

PEMERINTAH DAERAH

Dalam skema ini, ditunjuk suatu Perusahaan Daerah yang lama atau yang baru dibangun

khusus mengelola investasi USDRP, yang mana 100% saham Perusahaan Daerah itu

dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah meneruspinjamkan pinjaman USDRP

ahaan Daerah tersebut. Penerusan pinjaman ini adalah transparan kepada

III - 15

Dengan Pihak

Tekanan pada APBD menjadi berkurang karena Pemerintah Daerah tidak perlu

seringkali kompleks dan

Terdapat kepastian akan pengembalian pokok dan biaya pinjaman lainnya,

khususnya bila persyaratan kontribusi dan bagi hasil kepada kas daerah telah

g tegas atas kelalaian pemenuhan sanksi ini

Profesionalisme pengelolaan dapat diharapkan membaik karena minimalnya

campur tangan Pemerintah Daerah ke dalam pengelolaan aset tersebut.

seksama, dengan engevaluasi

Seringkali terdapat kecurangan yang dilakukan oleh mitra karena memasukkan

mengurangi biaya, dan

Bila jangka waktu kerja sama terlalu pendek maka mitra akan memiliki wawasan

jangka pendek, yaitu pencapaian laba tahunan. Tidak ada insentif kepada mitra

n dan memperluas

PENGELOLAAN PASAR OLEH PERUSAHAAN DAERAH 100% SAHAM MILIK

Dalam skema ini, ditunjuk suatu Perusahaan Daerah yang lama atau yang baru dibangun

khusus mengelola investasi USDRP, yang mana 100% saham Perusahaan Daerah itu

dimiliki oleh Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah meneruspinjamkan pinjaman USDRP

ahaan Daerah tersebut. Penerusan pinjaman ini adalah transparan kepada

Page 27: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

kreditur. Pemerintah Daerah menyediakan modal kerja bagi Perusahaan Daerah tersebut

untuk menentukan jumlah seluruh modal Perusahaan Daerah. Perusahaan kemudian

harus merekrut dan memob

membangun system manajemen yang mampu untuk mengelola investasi USDRP tersebut.

Adapun alur model kelembagaan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, dengan

Saham 100% milik Pemerintah Daerah, d

Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Dengan 100% Saham Milik Pemda

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah, Dengan

100% Saham Milik Pemda

Skema ini memiliki keunggu

1. Hilangnya tekanan pada APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan.

2. Berkurangnya keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sehari hari.

3. Mudah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, terlebih lagi bila telah

dapat dibangun sistem

penilaian kinerja Perusahaan Daerah.

kreditur. Pemerintah Daerah menyediakan modal kerja bagi Perusahaan Daerah tersebut

untuk menentukan jumlah seluruh modal Perusahaan Daerah. Perusahaan kemudian

harus merekrut dan memobilisasi personil, menciptakan sistem dan prosedur, serta

membangun system manajemen yang mampu untuk mengelola investasi USDRP tersebut.

Adapun alur model kelembagaan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, dengan

Saham 100% milik Pemerintah Daerah, dapat dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4

Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Dengan 100% Saham Milik Pemda

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah, Dengan

100% Saham Milik Pemda

Skema ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

Hilangnya tekanan pada APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan.

Berkurangnya keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sehari hari.

Mudah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, terlebih lagi bila telah

dapat dibangun sistem reward-punishment yang terintegrasi dengan sistem

penilaian kinerja Perusahaan Daerah.

III - 16

kreditur. Pemerintah Daerah menyediakan modal kerja bagi Perusahaan Daerah tersebut

untuk menentukan jumlah seluruh modal Perusahaan Daerah. Perusahaan kemudian

ilisasi personil, menciptakan sistem dan prosedur, serta

membangun system manajemen yang mampu untuk mengelola investasi USDRP tersebut.

Adapun alur model kelembagaan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, dengan

Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Dengan 100% Saham Milik Pemda

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah, Dengan

Hilangnya tekanan pada APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan.

Berkurangnya keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sehari hari.

Mudah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, terlebih lagi bila telah

yang terintegrasi dengan sistem

Page 28: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Kelemahan skema ini adalah:

1. Resiko default yang cukup tinggi karena

Pemerintah Pusat, secara legal, adalah kewajiban Pemerintah Daerah, bukan

kewajiban Perusahaan Daerah tersebut.

2. Skala aset investasi USDRP mungkin jauh diatas skala aset yang sebelumnya

dikelola Perusahaan Daerah tersebut sehi

kompleks. Perusahaan Daerah belum tentu memiliki sumber daya yang memadai.

3. Ada kemungkinan keterbatasan APBD untuk menambah modal yang diperlukan

guna pengembangan perusahaan di kemudian hari.

3.1.5 PENGELOLAAN PASAR OLEH PE

DENGAN MITRA SWASTA DALAM KEPEMILIKAN SAHAM

Dalam skema ini, pemerintah bersama mitra membentuk suatu Perusahaan Daerah baru

yang khusus mengelola investasi USDRP. Mitra ini dapat berupa perorangan, perusahaan

swasta atau BUMN lain. Yang menyediakan modal kerja, pengetahuan dan aset lainnya

sebagai penyertaan modalnya Setelah itu Pemerintah Daerah meneruspinjamkan investasi

USDRP kepada Perusahaan Daerah tersebut, dengan menyesuaikan waktu dan jumlah

kewajiban pembayaran pokok d

Pemerintah Daerah dengan waktu dan jumlah kewajiban pembayaran pokok dan bunga

pinjaman dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat.

Hutang proyek USDRP berasal dari hutang Pemerintah Pusat kepada kreditur

kemudian diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah. Nota Perjanjian

PenerusanPinjaman USDRP sebelumnya ditandatangani antara Menteri Keuangan

dengan Kepala Daerah. Menurut PP 54/2005 tentang Pinjaman Daerah pasal 42: “apabila

Pemerintah Daerah gagal

Keuangan akan memperhitungkan kewajiban tersebut dari hak DAU atau dana bagi hasil

yang menjadi hak daerah tersebut”. Ini berarti terdapat

investasi proyek USDRP sepen

sepenuhnya dikendalikan Pemerintah Daerah karena adanya pemegang saham lain)

Kelemahan skema ini adalah:

yang cukup tinggi karena pengembalian pinjaman kepada

Pemerintah Pusat, secara legal, adalah kewajiban Pemerintah Daerah, bukan

kewajiban Perusahaan Daerah tersebut.

Skala aset investasi USDRP mungkin jauh diatas skala aset yang sebelumnya

dikelola Perusahaan Daerah tersebut sehingga pengelolaannya menjadi lebih

kompleks. Perusahaan Daerah belum tentu memiliki sumber daya yang memadai.

Ada kemungkinan keterbatasan APBD untuk menambah modal yang diperlukan

guna pengembangan perusahaan di kemudian hari.

PENGELOLAAN PASAR OLEH PERUSAHAAN DAERAH BEKERJASAMA

MITRA SWASTA DALAM KEPEMILIKAN SAHAM

Dalam skema ini, pemerintah bersama mitra membentuk suatu Perusahaan Daerah baru

yang khusus mengelola investasi USDRP. Mitra ini dapat berupa perorangan, perusahaan

lain. Yang menyediakan modal kerja, pengetahuan dan aset lainnya

sebagai penyertaan modalnya Setelah itu Pemerintah Daerah meneruspinjamkan investasi

USDRP kepada Perusahaan Daerah tersebut, dengan menyesuaikan waktu dan jumlah

kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman dari Perusahaan Daerah kepada

Pemerintah Daerah dengan waktu dan jumlah kewajiban pembayaran pokok dan bunga

pinjaman dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat.

Hutang proyek USDRP berasal dari hutang Pemerintah Pusat kepada kreditur

kemudian diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah. Nota Perjanjian

PenerusanPinjaman USDRP sebelumnya ditandatangani antara Menteri Keuangan

dengan Kepala Daerah. Menurut PP 54/2005 tentang Pinjaman Daerah pasal 42: “apabila

Pemerintah Daerah gagal memenuhi kewajiban pembayaran pinjamannya maka Menteri

Keuangan akan memperhitungkan kewajiban tersebut dari hak DAU atau dana bagi hasil

yang menjadi hak daerah tersebut”. Ini berarti terdapat moral hazard dimana manfaat dari

investasi proyek USDRP sepenuhnya berada pada Perusahaan Daerah (yang tidak

sepenuhnya dikendalikan Pemerintah Daerah karena adanya pemegang saham lain)

III - 17

pengembalian pinjaman kepada

Pemerintah Pusat, secara legal, adalah kewajiban Pemerintah Daerah, bukan

Skala aset investasi USDRP mungkin jauh diatas skala aset yang sebelumnya

ngga pengelolaannya menjadi lebih

kompleks. Perusahaan Daerah belum tentu memiliki sumber daya yang memadai.

Ada kemungkinan keterbatasan APBD untuk menambah modal yang diperlukan

RUSAHAAN DAERAH BEKERJASAMA

Dalam skema ini, pemerintah bersama mitra membentuk suatu Perusahaan Daerah baru

yang khusus mengelola investasi USDRP. Mitra ini dapat berupa perorangan, perusahaan

lain. Yang menyediakan modal kerja, pengetahuan dan aset lainnya

sebagai penyertaan modalnya Setelah itu Pemerintah Daerah meneruspinjamkan investasi

USDRP kepada Perusahaan Daerah tersebut, dengan menyesuaikan waktu dan jumlah

an bunga pinjaman dari Perusahaan Daerah kepada

Pemerintah Daerah dengan waktu dan jumlah kewajiban pembayaran pokok dan bunga

Hutang proyek USDRP berasal dari hutang Pemerintah Pusat kepada kreditur yang

kemudian diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah. Nota Perjanjian

PenerusanPinjaman USDRP sebelumnya ditandatangani antara Menteri Keuangan

dengan Kepala Daerah. Menurut PP 54/2005 tentang Pinjaman Daerah pasal 42: “apabila

memenuhi kewajiban pembayaran pinjamannya maka Menteri

Keuangan akan memperhitungkan kewajiban tersebut dari hak DAU atau dana bagi hasil

dimana manfaat dari

uhnya berada pada Perusahaan Daerah (yang tidak

sepenuhnya dikendalikan Pemerintah Daerah karena adanya pemegang saham lain)

Page 29: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

sementara beban pengembalian pinjaman berada pada Pemerintah Daerah (yang DAU

atau dana bagi hasilnya akan secara otomatis dipotong

pinjaman).Oleh karena itu, skema ini harus diterapkan secara berhati

memperhatikan berbagai rambu

governance) maupun persyaratan keuangan.

Adapun alur model kelembagaan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, dengan

Saham 100% milik Pemerintah Daer

Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersawa Mitra Swasta Dalam

sementara beban pengembalian pinjaman berada pada Pemerintah Daerah (yang DAU

atau dana bagi hasilnya akan secara otomatis dipotong bila terjadi gagal bayar

pinjaman).Oleh karena itu, skema ini harus diterapkan secara berhati-hati dengan

memperhatikan berbagai rambu-rambu, baik dari segi tata kelola perusahaan (

) maupun persyaratan keuangan.

mbagaan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, dengan

Saham 100% milik Pemerintah Daerah, dapat dilihat pada gambar 3.5

Gambar 3.5

Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersawa Mitra Swasta Dalam

Kepemilikan Saham

III - 18

sementara beban pengembalian pinjaman berada pada Pemerintah Daerah (yang DAU

bila terjadi gagal bayar

hati dengan

rambu, baik dari segi tata kelola perusahaan (corporate

mbagaan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah, dengan

Pola Kelembagaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersawa Mitra Swasta Dalam

Page 30: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersama

Mitra Swasta Sebagai Pemegang Saham

Skema ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Hilangnya tekanan pada APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan

2. Berkurangnya keterlibatan

3. Mudah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, terlebih lagi bila telah dapat

dibangun sistem reward

Perusahaan Daerah

4. Bila profitabilitas Perusahaan Daerah baik, maka mudah mendapatkan akses kepada

peningkatan modal perusahaan di masa mendatang baik dari mitra tersebut maupun

dari calon mitra lain yang mengamati kinerja Perusahaan Daerah tersebut.

Skema ini memiliki kelemahan sebagai berikut

1. Resiko default yang sangat tinggi karena pengembalian pinjaman, secara legal, adalah

kewajiban Pemerintah Daerah, bukan kewajiban Perusahaan Daerah tersebut beserta

mitranya.

2. Apabila aspek corporate governance

besar kemungkinan dalam jangka panjang porsi saham Pemerintah Daerah terdilusi

sehingga Pemerintah Daerah kehilangan kendali atas Perusahaan Daerah tersebut.

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersama

Mitra Swasta Sebagai Pemegang Saham

Skema ini memiliki keunggulan sebagai berikut:

Hilangnya tekanan pada APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan

Berkurangnya keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sehari hari

Mudah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, terlebih lagi bila telah dapat

reward-punishment yang terintegrasi dengan sistem penilaian kinerja

Perusahaan Daerah baik, maka mudah mendapatkan akses kepada

peningkatan modal perusahaan di masa mendatang baik dari mitra tersebut maupun

dari calon mitra lain yang mengamati kinerja Perusahaan Daerah tersebut.

Skema ini memiliki kelemahan sebagai berikut:

Resiko default yang sangat tinggi karena pengembalian pinjaman, secara legal, adalah

kewajiban Pemerintah Daerah, bukan kewajiban Perusahaan Daerah tersebut beserta

corporate governance tidak dibangun dan dijalankan dengan baik,

esar kemungkinan dalam jangka panjang porsi saham Pemerintah Daerah terdilusi

sehingga Pemerintah Daerah kehilangan kendali atas Perusahaan Daerah tersebut.

III - 19

Keunggungan Dan Kelemahan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Bersama

Hilangnya tekanan pada APBD untuk membiayai operasional dan pemeliharaan

Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sehari hari

Mudah untuk meningkatkan profesionalisme pengelolaan, terlebih lagi bila telah dapat

yang terintegrasi dengan sistem penilaian kinerja

Perusahaan Daerah baik, maka mudah mendapatkan akses kepada

peningkatan modal perusahaan di masa mendatang baik dari mitra tersebut maupun

Resiko default yang sangat tinggi karena pengembalian pinjaman, secara legal, adalah

kewajiban Pemerintah Daerah, bukan kewajiban Perusahaan Daerah tersebut beserta

tidak dibangun dan dijalankan dengan baik,

esar kemungkinan dalam jangka panjang porsi saham Pemerintah Daerah terdilusi

sehingga Pemerintah Daerah kehilangan kendali atas Perusahaan Daerah tersebut.

Page 31: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

III - 20

Page 32: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 1

4.1 PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN PASAR

Berbicara mengenai manajemen keuangan pasar bukan hanya berkisar pemungutan retribusi

dan pencatatan atau akuntansi. Manajemen keuangan pasar merupakan bagian penting dari

manajemen pasar secara keseluruhan dan tidak boleh dipandang sebagai suatu aktivitas

tersendiri yang menjadi bagian pekerjaan bidang keuangan. Manajemen keuangan pasar

merupakan tindakan yang diambil dalam rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi pasar.

Untuk itu, dalam membangun sistem manajemen keuangan pasar yang baik perlu terlebih dahulu

melakukan identifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik. Setidak-tidaknya terdapat

7 (tujuh) prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan yaitu :

1. Konsistensi (Consistency). Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi (pasar) harus

konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh

disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten

terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di

pengelolaan keuangan.

2. Akuntabilitas (Accountability). Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum, yang

melekat pada individu, kelompok atau organisasi (pasar) untuk menjelaskan bagaimana

dana, peralatan atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. Organisasi

(pasar) harus dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa

yang telah dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan

penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana

dana dan kewenangan digunakan.

3. Transparansi (Transparency). Organisasi (pasar) harus terbuka berkenaan dengan

pekerjaannya, menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada

para pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang

akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku

kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi (pasar) tidak transparan, hal ini

mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.

4. Kelangsungan Hidup (Viability). Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi (pasar) di

tingkat stratejik maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima.

Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan

Page 33: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 2

keuangan organisasi (pasar). Manager organisasi (pasar) harus menyiapkan sebuah rencana

keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana stratejiknya

dan memenuhi kebutuhan keuangannya.

5. Integritas (Integrity). Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat

harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus

dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan

6. Pengelolaan (Stewardship). Organisasi (pasar) harus dapat mengelola dengan baik dana

yang telah diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan keuangan

dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik, identifikasi resiko-resiko

keuangan dan membuat system pengendalian dan sistem keuangan yang sesuai dengan

organisasi (pasar).

Standar Akuntansi (Accounting Standards). Sistem akuntansi dan keuangan yang digunakan

organisasi harus sesuai dengan prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti

bahwa setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan organisasi.

4.2 SUMBER PENDAPATAN PASAR

Pasar merupakan bagian entitas bisnis jasa yang menawarkan space lokasi dalam bentuk kios

maupun lapak untuk kegiatan perdagangan. Pendapatan pasar mempunyai peranan yang sangat

penting untuk keberlangsungan pasar itu sendiri. Di sisi lain, pemerintah daerah menuntut

pengelola pasar tradisional untuk dapat mandiri dalam menggali sumber-sumber pembiayaan

bagi keberlangsungan pasar, sehingga pengelolaan pasar tidak lagi membebani Anggaran

Pendapatan dan Belanda Daerah (APBD). Pasar diharapkan dapat memberikan pendapatan bagi

daerah.

Kompleksitas permasalahan didalam pengelolaan pasar, menuntut adanya upaya yang dilakukan

untuk mengoptimalkan penggalian potensi pendapatan pasar. Hal ini diantaranya dapat

diupayakan dengan penataan kembali tata letak pasar sehingga kesemrawutan pasar dapat

diatasi, menambah/memperluas area pasar, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan

sebagainya. Perlu adanya reward dan punishment yang jelas bagi para pengelola maupun

Page 34: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 3

pedagang, perlu penindakan tegas bagi oknum yang melakukan tindakan tidak terpuji seperti

misalnya pungutan liar dan sejenisnya.

Selain mengatasi masalah-masalah yang terjadi, upaya untuk mengoptimalkan pendapatan

adalah dengan menutupi kebocoran pendapatan. Hal ini akan lebih efektif daripada menaikkan

tarif retribusi. Disamping itu, akan sangat sulit bagi pedagang apabila tarif retribusi dinaikkan

mengingat untuk tarif yang berlaku saja, mereka sering tidak membayar secara penuh.

Adapaun sumber pendapatan yang dapat digali dari pasar adalah sebagai berikut:

a) Penjualan dan penyewaan Kios/Lapak

Pendapatan utama pada awal opersional pasar adalah penjualan kios dan lapak yang

terdapa pada pasar. Namun seringkali penjualan kios dan lapak menimbulkan perselisihan

antara pengelola pasar dengan pedagang. Penentuan tarif kios dan lapak harus

mempertimbangkan kemampuan daya beli pedagang itu sendiri.

Penentuan harga kios dapat ditentukan berdasarkan:

a) Luasan Kios dan Lapak

b) Lokasi Kios dan Lapak.

Penentuan harga kios dan lapak berdasarkan lokasi diberlakukan untuk memaksimalkan

pendapatan yang diperoleh oleh pasar itu sendiri. kios/lapak dengan lokasi yang strategis

diberlakukan harga yang lebih mahal. Penentuan kios dan lapak sering dilakukan dengan

cara pengundian, khususnya pada pasar-pasar, dimana pedagangnya merupakan relokasi

dari pasar tertentu.

b) Retribusi Pasar

Pendapatan pasar dapat diambil dari retribusi yang ditarik oleh pengelola pasar. adapun

retribusi pasar terdiri dari:

a) Retribusi Kebersihan dan Keamanan

Retribusi Kebersihan dan keamanan merupakan retribusi yang diambil oleh

pengelola pasar untuk jasa kebersihan dan keamanan pasar. Retribusi ini dapat

dibayarkan secara harian, mingguan atau bulanan. Penarikan iuran retribusi

dibuktikan dengan sebuah karcis atau kartu iuran anggota. Penentuan nilai

retribusi ditentukan oleh pengelola pasar dengan persetujuan pedagang.

b) Retribusi Parkir

Page 35: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 4

Retribusi parkir merupakan retribusi yang diambil oleh poengelola pasar atas jasa

lokasi parkir yang digunakan oleh pengunjung pasar yang menggunakan

kendaraan roda empat maupun roda dua. Penentuan nilai retribusi parkir dapat

ditetapkan berdasarkan lamanya waktu kunjungan. Penentuan nilai retribusi parkir

juga dibedakan berdasarkan jenis kendaraan. Pembarayan retribusi parkir

dibuktikan dengan sebuah karcis yang dibayar saat kendaraan keluar dari area

pasar.

c) Retribusi Bongkar Muat

Retribusi Bongkar Muat adalah retribusi yang diambil oleh pengelola pasar pada

kendaraan-kendaraan yang melakukan bongkar muat dalam area pasar.

penentuan nilai retribusi ditentukan berdasarkan beratnya muatan kendaraan.

Pembayaran retribusi bongkar dibuktikan dengan sebuah karcis yang didalamnya

mencantumkan berat muatan kendaraan.

c) Retribusi Toilet

Retribusi tolilet merupakan retribusi yang diambil oleh pengelola pasar atas jasa

penggunaan toilet oleh para pengujung maupun pedagang. Penentuan tarif

retribusi toilet ditentukan olen jenis penggunaan toilet.

d) Space Iklan

Pasar merupakan salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Banyaknya

kunjungan masyarakat ke lokasi pasar menjadi daya tarik bagi para produsen untuk

mempromosikan produknya. Pada lokasi, banyak terdapat iklan suatu produk dalam area

pasar dalam bentuk, baleho, pamplet, bahkan tidak sedikit toko yang desain berdasarkan

suatu produk tertentu. Namun sayangnya kondisi ini tidak dikelola oleh pengelola pasar

secara baik, sehingga belum dapat memberikan sebuah pendapatan bagi pengelola pasar

itu sendiri.

Untuk dapat menggali potensi pendapatan dari iklan produk pada lokasi pasar, perlu dibuat

sebuah peraturan pasar yang melarang bagi semua pihak untuk menempatkan suatu iklan

produk dalam bentuk apapun di area pasar tanpa seizin pengelola pasar. Selain itu

pengelola pasar juga harus menyediakan space-space iklan pada lokasi tertentu sehingga

tertata dengan baik dan tidak mengganggu pemandangan pengunjung selama berada di

Page 36: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 5

area pasar. Penentuan harga space iklan dapat ditentukan berdasarkan kesepakan antara

pengelola pasar dengan pihak produsen.

Pasar Pemerintah Daerah yang sudah memaksimalkan pendapatan dari space iklan

adalan PD Pasar Palembang.

4.1 Prinsip-Prinsip Jual dan Sewa Kios dan Lapak

Prinsip-prinsip penjualan kios adalah sebagai berikut:

1. Kepastian Hukum

Transaksi jual-beli kios antara pengelola dan pedagang harus melalui sebuah bukti tertulis

yang memiliki kekuatan hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian kepemilikan kios dan los

bagi pedagang. Bukti kepemilikan kios/los dapat berupa sertifikat kepemilikan kios.

2. Batasan Waktu.

Pembelian kios/lapak yang dilakukan oleh pedagang, bukanlah pembelian terhadap

kepemilikan kios/los itu sendiri, melainkan hanya sebatas pembelian terhadap hak

penggunaan kios/los untuk kurun waktu tertentu. Bukti kepemilikan kios/lapak hanya

sebatas Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) yang ditentukan berdasarkan kurun waktu

tertentu.

3. Pernyataan patuh dan tunduk terhadap tata tertib pasar.

Setiap Pedagang yang berjualan pada suatu pasar, harus membuat suatu pernyataan

patuh dan tunduk terhadap tata tertib pasar, guna menjaga keamanan dan ketertiban pada

lokasi pasar. Surat pernyataan tersebut merupakan pegangan bagi pihak pengelola pasar

untuk dapat melakukan tindakan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh

pedagang pasar.

Adapun prinsip-prinsip sewa kios/lapak adalah sebagai berikut.

1. Kepastian hukum

Transaksi sewa-menyewa kios/los antara pengelola pasar dan pedagang dituangkan

dalam surat perjanjian sewa-menyewa kios. Perjanjian sewa sekurang-kurangnya memuat

a) Para pihak

b) Hak dan kewajiban

c) Lokasi kios/los (Blok/No)

Page 37: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 6

d) Besaran sewa

e) Jangka waktu

f) Perselisihan

2. Pernyataan patuh dan tunduk terhadap tata tertib pasar.

Setiap Pedagang yang berjualan pada suatu pasar, harus membuat suatu pernyataan

patuh dan tunduk terhadap tata tertib pasar, guna menjaga keamanan dan ketertiban pada

lokasi pasar. Surat pernyataan tersebut merupakan pegangan bagi pihak pengelola pasar

untuk dapat melakukan tindakan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh

pedagang pasar.

Terdapat beberapa alternative kebijakan dalam penentuan penjualan atau penyewaan kios dan

lapak.

1. Penjualan keseluruhan kios dan lapak

Kebijakan ini sering dilakukan oleh pemerintah pada pasar-pasar yang dibangun

berdasarkan dana kerjasama dengan pihak swasta.

Penjualan keseluruhan kios dan lapak pada awal operasional pasar dapat memberikan

pendapatan yang besar bagi pengelola pasar, khususnya untuk membiayai biaya

operasional pasar pada awal pengoperasian. Namun setelah kios dan lapak tersebut

seluruhnya terjual, pendapatan pasar pada beberapa tahun kemudian hanya

mengandalkan dari pendapatan retribusi semata.

2. Penjualan sebagian kios dan lapak.

Kebijakan ini biasanya diambil untuk mengakomodasi para pedagang yang tidak memiliki

kemampuan untuk membeli kios ataupun lapak. Penjualan sebagian kios dan lapak pada

awal operasional pasar dapat memberikan dana segar pada awal pengeperasian pasar.

Adapun Penyewaan sebagian Kios dan Lapak lainnya, dapat menjamin pendapatan

yang memadai untuk membiayai operasional pasar pada beberapa tahun kemudian.

Harga sewa kios dan lapak pada beberapa tahun kemudian dapat dinaikkan oleh

pengelola pasar, dengan memperhatikan jumlah kunjungan pembeli yang kian

meningkat.

Page 38: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 7

3. Penjualan kios dan penyewaan lapak.

Daya tarik pasar tradisional berada pada keberadaan lapak yang menjual kebutuhan

pokok harian (pangan) masyarakat seperti; sayur-mayur, buah-buahan, bumbu-

bumbuan, ikan, ayam dan daging. Mayoritas pengunjung pasar yang datang setiap hari

adalah mereka yang membeli kebutuhan pokok harian. Adapun barang dagangan yang

dijual pada kios-kios adalah barang sandang seperti; pakaian, sepatu, tas dan barang

sandang lainnya. Rutinitas belanja masyarakat untuk kebutuhan sandang dilakukan

dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan hal diatas, pada beberapa pasar dengan

konsep modern seperti BSD menerapkan kebijakan model ini.

4. Penyewaan Keselurhan Kios dan Lapak.

Penyewaan keseluruhan space sarana perdagangan, banyak diterapkan pada

pengelolaan gedung pertokoan mall dan swalayan, dimana keseluruhan sarana

perdagangan disewakan.

Kelebihan kebijakan model ini adalah:

a. Memberikan bargaining yang kuat pada pengelola pasar. dalam menegakkan

ketentuan dan peraturan yang berlaku di pasar, dimana pedagang bukanlah

pemilik dari kios atau lapak yang ada.

b. Memungkinkan bagi pengelola pasar untuk meningkatkan harga sewa, pada

setiap tahunnya. Apalagi setelah operasional pasar berjalan dengan baik dan

terjadinya peningkatan pengunjung. Kondisi memungkinkan untuk memperoleh

pedapatan yang lebih besar bila dibandingkan bila dengan penjualan kios/lapak

pada awal pengoperasian pasar.

c. Tersedianya dana yang cukup pada beberapa tahun kemudian untuk perawatan

dan perbaikan sarana dan prasarana pasar.

d. Dimungkinkannya ketersedian dana yang cukup pada setiap tahunnya untuk

membayar dana pinjaman yang digunakan untuk pembangunan pasar.

Page 39: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 8

Gambar 4.

Alur Penentuan Sewa/Jual dan Harga Kios dan Lapak

2.1 PEMBIAYAAN PASAR

Pembiayaan pembangunan pasar dapat bersumber dari:

1. Perusahan Daerah

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daearh (APBD)

3. Dana Pinjaman

4. Kerjasama Pihak Swasta

5. Dana Bantuan dalam Bentuk DAK

Pembiayaan Operasional Pasar dapat bersumber dari:

1. Pendapatan Pasar

2. APBD

Page 40: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

IV - 9

3. Dana Pihak Ketiga

Page 41: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 1

5.1 PENGELOLAAN SARANA, PRASARANA

Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan proses pendayagunaan semua sumber daya

pasar dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan sarana dan prasarana

pasar dilakukan untuk mendukung aktifias pasar. adapun prinsip pengelolaan pasar adalah

sebagai berikut:

1. Efisiensi dan Efektifitas

2. Akuntabilitas

3. Profesinalisme

4. Partisipasi

Proses pengelolaan sarana prasarana pasar meliputi:

1. Perencanaan sarana dan prasarana pasar

a) Pengelola pasar menyususn rencana kebutuhan sarana dan prasarana pasar,

b) Menyeleksi sarana dan prasarana yang telah direncanakan dengan melihat dana

yang tersedia,

c) Menetapkan rencana pengadaan akhir sarana dan prasarana pasar.

2. Pengadaan sarana dan prasarana pasar:

a) menganalisis apa saja kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana pasar,

b) mengklasifikasikan sarana dan prasarana apa saja dibutuhkan,

c) melakukan pengadaan kebutuhan sarana dan prasarana;

3. Inventarisasi sarana dan prasarana pasar

a) melaksanakan kegiatan pengadministrasian barang inventaris dengan memasukkan

ke dalam buku induk barang inventaris,

b) memberi kode sarana dan prasarana di sekolah, dan

c) membuat laporan triwulan dan tahunan barang inventaris.

4. Penggunaan sarana dan prasarana pasar

Penggunaan sarana prasarana pasar untuk menunjang aktifitas perdagangan dalam

lingkungan pasar. pemanfaatan sarana dan prasaran pasar dilakukan dengan prinisi

efisien untuk menghindari pemborosan-pemborosan.

5. Proses pemeliharaan sarana dan prasarana pasar terdiri dari:

a) melakukan perawatan terus-menerus, berkala,

Page 42: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 2

b) perbaikan sarana dan prasarana yang sifatnya ringan dilakukan oleh pihak pengelola

pasar sendiri, tetapi apabila kerusakannya berat mendatangkan teknisi dari luar.

5.1.1 AIR LIMBAH

Air limbah pasar seringkali dikeluhkan oleh masyarakat yang berada di sekitar lokasi pasar,

disebabkan oleh rasa bau yang menyengat. Pengelolaan limbah yang kurang baik dapat

memimbulkan gejolak dari masyarakat sekitar. Perencanaan pengelolaan air limbah pasar sudah

harus dirancang mulai dari perencanaan pembangunan konstruksi pasar, dengan merencanakan

saluran-saluran pembuangan air limbah pasar. Selain itu juga penyusunan Analisis Dampak

Lingkungan (AMDAL) memuat rencana pengelolaan air limbah hasil aktifitas pasar.

Pengeloaan air limbah pasar harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan system

jaringan air limbah yang ada dalam lingkungan kota, sehingga dampak meminimalisasi dampak

kerusakan lingkungan yang dapat ditimbulkan dari aktifitas pasar. Hal-hal yang perlu dilakukan

oleh pengelola pasar dalam pengelolaan air limbah adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan Septic Tank untuk air limbah yang berasal dari toilet

2. Menyediakan resapan untuk air limbah dari aktifitas pasar sebelum dibuang ke dalam

saluran pembuangan kota.

3. Melakukan kerjasama dalam pengelolaan air limbah dengan instansi terkait

4. Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap sarana dan prasarana pengolahan air

limbah pasar.

Tabel 5.1

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Limbah Pasar

INSTANSI PENGELOLAPENGELOLA PASAR (BAG. SARANA &

PRASARANA)PEMERINTAH DAERAH

1. Permohonan izin pengelolaan limbah

lingkungan pasar dalam bentuk Izin

UPL/UKL

2. Membangun saluran pembuangan

(drainase) air limbah di dalam lingkungan

pasar. hal ini juga untuk menghindari

1. Memberikan izin pengelolaan limbah

lingkungan (UPL/UKL) (Dinas Lingkungan

Hidup Daerah)

2. Menyediakan jaringan drainase dalam

lingkungan kota, khususnya ketersedian

jaringan drainase yang melintasi area pasar.

Page 43: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 3

INSTANSI PENGELOLAPENGELOLA PASAR (BAG. SARANA &

PRASARANA)PEMERINTAH DAERAH

terjadinya genangan air yang

mengakibatkan kebecekan dalam

lingkungan pasar.

3. Membangun dan menyediakan septic tank

untuk limbah yang berasal dari toilet.

Pembangunan jaringan Pembuangan air

limbah toilet dibuat secara terpisah,

sehingga tidak mengakibatkan aroma bau

yang kurang sedap pada lingkungan pasar.

4. Merawat kondisi fisik jaringan drainase

dilingkungan pasar, serta menjaga

kelancaran aliran air limbah dari hambatan

sampah.

(Dinas PU SDA)

3. Merawat serta menjaga jaringan drainase di

lingkungan kota, sehingga tidak terjadi

hambatan yang dapat mengakibatkan

terjadinya banjir. (DInas PU/SDA)

4. Melakukan pengecekan terhadap kualitas

buangan air limbah pasar yang masuk ke

dalam jaringan drainase kota, bila terindikasi

terjadinya pencemaran lingkungan dari

limbah buangan tersebut.

Gambar 5.1Alur pengelolaan Air Limbah

Page 44: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 4

5.1.2 SAMPAH

Sampah banyak dipandang sebelah mata, sebagai sesuatu yang menjijikkan, dan perlu dihindari.

Tidak banyak orang menyadari bahwa sampah pasar bila dikelola dan diolah dapat menjadi

barang bernilai ekonomis, terlebih bila manajemen pengelolaan menggunakan teknologi

pengolahan yang baik. Investasi di pengelolaan sampah dapat bermanfaat dalam meningkatkan

kelestarian lingkungan, menyerap tenaga kerja, dan menambah penghasilan bagi peningkatan

pendapatan bagi pengelola pasar.

Penanganan pengelolaan sampah pasar tidak dapat dilakukan oleh bagian kebersihan pasar

semata. Pengelolaan sampah yang dillakukan di internal pasar, baru sebatas pengumpulan

sampah pada satu Tempat Pembuangan Akhri Sementara (TPS) di lokasi pasar. Sampah

tersebut perlu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Oleh karene itu perlu dilakukan

pengelolaan sampah secara terpadu dan terintegrasi dengan system pengelolaan sampah pada

system kota. hal-hal yang perlu dilakukan oleh pengelola pasar dalam pengelolaan sampah

adalah sebagai berikut:

1. Melibatkan stakeholder pasar dalam pengelolaan sampah, dengan cara menumbuhkan

kesadaran para stakeholder akan pentingnya kebersihan pasar.

2. Melakukan manajemen pengolahan sampah yang lebih baik dengan memisahkan antara

sampah organic dan non organic, Sehingga sampah-sampah organic dapat langsung

dimanfaatkan untuk daur ulang.

3. Membuat tata tertib pasar yang dapat mendukung kebersihan pasar, seperti;

a) Mewajibkan pedagang untuk memiliki tempat sampah pada kios/lapak masing-

masing.

b) Mewajibkan pedagang untuk menjaga kebersihan di lokasi kios/lapak masing-masing.

4. Menjalin kerjasama dalam hal pengelolaan sampah dengan instansi terkait, khususnya

dalam pengangkutan sampah pasar ke tempat pembuangan akhir.

5. Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk mencari solusi alternative

pemanfaatan sampah pasar, sehingga sampah pasar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan

produksif dan tidak hanya menambah tumpukan sampah di lokasi TPA. Pada beberapa

daerah, sampah pasar mulai dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organic.

6. Menyediakan sarana dan prasarana sampah di seluruh lingkungan pasar.

Page 45: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Alur Pengelolaan Sampah Pasar

Pembagian Tugas dan Tanggung

PENGELOLAAN KEBERSIHAN PASAR DAN PEMBUANGAN SAMPAH.ORANG/INSTANSI TANGGUNG JAWABPengelola Pasar Menjaga kebersihan di

lingkungan pasar setiap harinya

Gambar 5.2Alur Pengelolaan Sampah Pasar

Tabel 5.1Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Dalam Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Pasar

PENGELOLAAN KEBERSIHAN PASAR DAN PEMBUANGAN SAMPAH.TANGGUNG JAWAB TUGAS

Menjaga kebersihan di lingkungan pasar setiap harinya

1. Menyediakan sarana dan prasarana pembuangan sampah, yang meliputi:

a) Tempat Pembuangan Akhri (TPA) Bangunan TPA harus terpisah dari bangunan pasar untuk menghidari aroma bau yang kurang sedap dan menjaga lingkungan pasar tetap nyaman.

b) Tempat sampah Penempatan tempat sampah pada tiap blok dan sudut lingkungan pasar berdasarkan jenis komoditi barang dagangan. Penemapatan tempat sampah pada lingkungan pasar harus memperhiitungkan kemudahan jangkuan. Tempat sampah pada lingkungan pasar dibuat berdasarkan kategori jenis sampah organic dan non organic, atau sampah

V - 5

Jawab Dalam Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Pasar

Menyediakan sarana dan prasarana pembuangan sampah, yang meliputi:

Tempat Pembuangan Akhri (TPA) Bangunan TPA harus terpisah dari bangunan pasar untuk menghidari aroma bau yang kurang sedap dan menjaga lingkungan pasar tetap nyaman.

Penempatan tempat sampah pada tiap blok dan sudut lingkungan pasar

rkan jenis komoditi barang dagangan. Penemapatan tempat sampah pada lingkungan pasar harus memperhiitungkan kemudahan jangkuan. Tempat sampah pada lingkungan pasar dibuat berdasarkan kategori jenis sampah organic dan non organic, atau sampah

Page 46: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 6

basah dan sampah kering.

c) Penyediakan peralatan kebersihan seperti: sapu, pengki dan lain-lainnya.

2. Membuat peraturan (tata tertib) pasar yang mengharuskan kepada seluruh stakeholder pasar untuk menjaga kebersihan lingkungan pasar.

3. Membersihkan lingkungan pasar setiap harinya, dengan menugaskan tenaga kebesihan, serta menjaga kebersihan pasar pada jam operasional pasar. Pelaksanaan keberishan pasar dapat dilakukan bekerjasama dengan pihak ketiga.

4. Menjaga dan merawat sarana dan prasarana kebersihan pasar.

5. Mengumpulkan seluruh sampah pasar pada tempat pembungan akhir (TPA) sementara dilingkungan pasar, untuk diangkut ke TPA.

6. Melakukan sosialisasi kepada stakeholder pasar untuk:Menjaga kebersihan pasar.Pemisahan dan pembuangan sampah berdasarkan jenis (organic - non organic/ bersih - kering)

7. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dalam pengelolaan kebersihan

8. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan pihak swasta dalam pemanfaatan sampah pasar untuk aktivitas yang lebih produktif

Pengunjung pasar Menjaga kebesihan pasar selama berbelanja di lingkungan pasar.

1. Membuang sampah pada tempat-tempat yang telah disediakan oleh pengelola pasar dilingkungan pasar

2. Membantu petugas pasar dengan membuang sampah berdasarkan kategori sampah pada tempat sampah yang tesedia.

Pedagang Pasar Menjaga kebesihan di dalam kios/lapak dan di lingkungan sekitar kios/lapak tempat berjualan, selama jam operasional pasar.

1. Membersihkan kios/lapak masing-masing2. Membersihkan lingkungan kios/lapak3. Menaruh sampah berdasarkan kategori tempat

sampah yang telah disediakan.4. Meminimalisasi produksi sampah selama jam

operasional pasar, khususnya bagi pedagang lapak yang berjualan buah-buahan, sayuran, ikan, dagang dan barang-barang lainnya yang

Page 47: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 7

dapat menghasilkan sampah.Pemerintah Daearh

Menciptakan pasar daerah yang Bersih dan nyaman.

1. Memberikan alokasi dana operasional bagi pelaksanaan kebersihan pasar daerah (Bagian Keuangan)

2. Menyediakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dari seluruh sampah di wilayah Kabupaten/Kota

3. Menyediakan sarana kendaraan pengangkutan sampah dari lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sementara ke pembuangan akhir (Dinas Kebersihan)

4. Melakukan pengangkutan sampah setiap harinya dari TPA sementara pasar ke lokasi TPA oleh tim kebersihan kota (Dinas Kebersihan)

5. Mencari alternatif teknologi pemanfaatan sampah di wilayah Kota/Kabupaten

Pihak ketiga/ Swasta (Mitra Kerja)

Mewujudkan pengelolaan pasar yang bersih (mitra kerja/cleaning service)

1. Membersihkan pasar setiap saat selama jam operasional pasar

2. Memobiliasai petugas kebersihan3. Mengontrol pekerjaan petugas kebersihan4. Mengumpulkan sampah dari seluruh area pasar

pada lokasi TPA Mitra Pengelolaan sampah

Mencari alternative pengelolaan sampah untuk kegiatan yang produktif.

1. Menyediakan teknologi produksi bagi pengelolaan sampah pasar

2. Menyediakan tempat penampungan sampah diluar area pasar

3. Memanfaatkan sampah pasar untuk diproduksi menjadi suatu produk yang bermanfaat

Alternatif Pengelolaan Sampah Pasar

Sampah pasar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif diantaranya adalah:

1. Produk Daur Ulang,

Sampah pasar yang dapat didaur ulang diantaranya; Kertas, Plastik, botol, kaca, batok

kelapa dan berbagai sampah lainnya. .

2. Pakan ternak

Sampah pasar yang dapat dijadikan sebagai alternatif pakan ternak adalah sampah-

sampah yang berasal dari sayur-mayur dan buah-buahan.

3. Pupuk Organik

Sampah pasar dapat diproduksi menjadi pupuk organic melalui sebuah proses

pengomposan. Pemanfaatan limbah pasar menjadi pupuk organik telah dilaksanakan

pada beberapa pasar diantaranya:

a) Pasar Bunder (Kabupaten Sragen)

Page 48: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

b) Pasar Karangploso

c) Pasar Piyungan dan Pasar Bantul

Adapun prosedur pengomposan adalah sebagai berikut:a) Pengumpulan dan Pemisahan Sampahb) Pencacahan Sampahc) Penyiapan PROMId) Pecampuran PROMIe) Panen Komposf) Pengolahan Pasca Produksi

Karangploso (Kabupaten Malang)

Piyungan dan Pasar Bantul (Kabupaten Bantul)

pengomposan adalah sebagai berikut:Pengumpulan dan Pemisahan SampahPencacahan SampahPenyiapan PROMI

PROMI di dalam Bak Pengomposan

Pengolahan Pasca Produksi

Gambar 5.3Alur Pengolahan Sampah.

V - 8

Page 49: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 9

Gambar 5.

Pemanfaatan Sampah Basah Pasar Menjadi Pupuk Organik Di Pasar Karangploso Kabupaten Malang

5.2 PENGELOLAAN TRANSPORTASI

Salah satu factor yang dapat mendukung kesuksesan pasar adalah kemudahan aksebilitas

menuju dan dari pasar. Sulitnya aksebilitas menuju pasar dapat memhambat mobilitas

masyarakat menuju pasar, yang pada akhirnya dapat mengganggu aktifitas pasar itu sendiri.

Keberdaan pasar identik dengan kemacetan. kemacetan yang terjadi dilokasi pasar disebabkan

oleh:

1. Banyaknya kendaraan umum yang berhenti untuk menaik dan menurunkan penumpang.

2. Banyaknya penyeberang jalan yang melintas.

3. Keluar masuk kendaraan ke/dari pasar.

4. Banyaknya truk yang melakukan bongkar muat barang di pinggir jalan.

5. Minimnya aparat kepolisian yang bertugas mengatasi kemacetan.

6. Kondisi jalan didepan lokasi pasar yang kurang memadai

Kemacetan yang terjadi disekitar pasar dapat mengakibatkan sepinya pengunjung pasar yang

datang. Pengelola pasar harus dapat mengelola system transportasi disekitar pasar, sehingga

masyarakat yang ingin berkunjung ke pasar dapat dengan mudah sampai ke lokasi pasar. hal-hal

Page 50: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

yang harus dilakukan oleh pengelola pasar dalam penanganan system transportasi adalah

sebagai berikut:

1. Bekerjasama dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan dalam penangananan

lalu lintas disekitar pasar, khususnya pada saat jam sibuk pasar

2. Bekerjasama dengan pihak perhubungan dalam pemasangan rambu

disekitar lokasi pasar, pembuatan jempatan penyebrangan orang (JPO) bila dibutuhkan

serta penyedian sarana tunggu kendar

3. Berkoordinasi dengan pihak perhubungan dalam penentuan trayek yang melintasi lokasi

pasar. penentuan. Keberadaan rute trayek yang melintasi pasar dapat memberikan

kemudahan aksebilitas pengunjung menuju lokasi pasar.

4. Berkoordinasi dengan Dinas PU, khususnya dalam rencana

jalan sekitar lokasi pasar untuk mendukung dan memperlancar aksebilitas pengunjung

menuju pasar.

Alur Pengelolaan Transportasi Di Sekitar Lokasi Pasar

yang harus dilakukan oleh pengelola pasar dalam penanganan system transportasi adalah

Bekerjasama dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan dalam penangananan

ntas disekitar pasar, khususnya pada saat jam sibuk pasar

Bekerjasama dengan pihak perhubungan dalam pemasangan rambu-rambu lalu lintas

disekitar lokasi pasar, pembuatan jempatan penyebrangan orang (JPO) bila dibutuhkan

serta penyedian sarana tunggu kendaraan umum (halte).

Berkoordinasi dengan pihak perhubungan dalam penentuan trayek yang melintasi lokasi

pasar. penentuan. Keberadaan rute trayek yang melintasi pasar dapat memberikan

kemudahan aksebilitas pengunjung menuju lokasi pasar.

Dinas PU, khususnya dalam rencana pelebaran dan perbaikan

sekitar lokasi pasar untuk mendukung dan memperlancar aksebilitas pengunjung

Gambar 5.4

Pengelolaan Transportasi Di Sekitar Lokasi Pasar

V - 10

yang harus dilakukan oleh pengelola pasar dalam penanganan system transportasi adalah

Bekerjasama dengan pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan dalam penangananan

rambu lalu lintas

disekitar lokasi pasar, pembuatan jempatan penyebrangan orang (JPO) bila dibutuhkan

Berkoordinasi dengan pihak perhubungan dalam penentuan trayek yang melintasi lokasi

pasar. penentuan. Keberadaan rute trayek yang melintasi pasar dapat memberikan

dan perbaikan

sekitar lokasi pasar untuk mendukung dan memperlancar aksebilitas pengunjung

Page 51: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 11

PENGELOLAAN KEBERSIHAN PASAR DAN PEMBUANGAN SAMPAH.ORANG/INSTAN

SITANGGUNG JAWAB TUGAS

PENGELOLA PASAR

Menjaga ketertiban sirkulasi kendaraan keluar/masuk pasar

1. Menyediakan sarana akses pintu keluar dan masuk pasar

2. Mengatur kendaraan yang keluar/masuk pasar pada jam operasional pasar

3. Menyediakan sarana bongkar muat angkutan di lokasi pasar, sehingga tidak ada kendaraan angkutan yang melakukan bongkar muat di depan lokasi pasar.

PEMERINTAH DAERAH

Mengatur kalancaran lalu lintas disekitar lokasi pasar

1. Menyediakan sarana transportasi umum yang melintasi pasar,

2. Menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas yang dibutuhkan disekitar lokasi pasar untuk menjaga ketertiban dan kelancaran akses dari/menuju lokasi pasar.

3. Menyediakan halte untuk mengatur kendaraan umum yang ingin menaik/menurunkan penumpang.

4. Menyediakan jembatan penyebrangan bila dibutuhkan, untuk menjaga kelancaran lalu lintas dilokasi sekitar pasar dan menghindari kemacetan.

5. Menugaskan petugas DLLAJ disekitar lokasi pasar pada jam sibuk operasional pasar untuk mengatur kelancaran lalu lintas.

6. Bersama-sama dengan aparat kepolisian mengatur angkutan umum yang menaik/menurunkan penumpang dilokasi sekitar pasar.

KEPOLISIAN Menjaga kelancaran lalu lintas disekitar lokasi pasar

1. Mengatur dan menertibkan kendaraan yang melintasi dan menuju area pasar, khususnya pada jam sibuk operasional pasar

2. Menindak berbagai pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pengguna jalan

3. Mengatur lalu lintas kendaraan angkutan umum yang menaik/menurunkan penumpang disekitar lokasi pasar.

Pengunjung Mendukung kelancaran lalu lintas dilokasi sekitar pasar

Mengikuti setiap peraturan lalu lintas yang berlaku disekiar lokasi pasar.

Pedagang Mendukung kelancaran lalu lintas dilokasi sekitar pasar

1. Mengikuti setiap peraturan lalu lintas yang berlaku disekiar lokasi pasar.

2. Melakukan aktifitas bongkar muat barang dagangan dilokasi yang telah ditentukan dan tidak melakukan aktifitas bongkar muat barang dagangan pada akses menuju lokasi pasar.

Page 52: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 12

5.3 PENGELOLAAN UTILITAS PASAR

Masalah utilitas menjadi masalah utama bagi pasar – pasar, karena jaringan air bersih, jaringan

kabel listrik, dan telepon umumnya belum terpasang/tertata secara baik di lokasi pasar. Padahal

keberadaan utlitas tersebut sangat penting dalam menunjang aktifitas pasar. Utilitas pasar terdiri

dari:

a) Jaringan listrik

Pengelolaan dan penataan pada banyak bangunan pasar, sanagt mengkhawatirkan.

Banyak kejadian kebaraan pasar diakibatkan oleh buruknya penataan instalasi listrik

dalam bangunan pasar. Padahal keberadaaan jaringan listrik sangat dibutuhkan oleh

pedagang saat aktifitas pasar berjalan. Dalam rangka penataan listrik dilingkungan

pasar, pengelola unit pasar harus melakukan hal-hal berikut ini:

1) Perencanaan instalasi listrik sudah dilakukan pada saat penyusunan Detail

Engineering Design (DED) gedung. Perencanaan intalasi gedung harus dapat

menjamin keamanan gedung dari kemungkinan terjadinya konsleting listrik yang

dapat menyebabkan terjadinya musibah kebakaran.

2) Sentralisasi unit jaringan listrik pada satu meteran yang dikelola oleh Unit pasar,

sehingga dapat dilakukan penghematan biaya pembangunan. Sentralisasi listrik

pada satu meteran, memungkinkan unit pasar untuk menghasilkan pendapatan

dari ketersediaan jaringan listrik.

3) Mengestimasi kebutuhan listrik di lingkungan pasar untuk 20 (dua puluh) tahun

kedepan. hal ini untuk menjamin ketersedian kebutuhan listrik di pasar.

4) Menentukan tarif dasar layanan listrik bagi pengguna listrik dilingkungan pasar

5) Melakukan pengecekan dan perbaikan jaringan instalasi listrik secara berkala.

b) Jaringan Telepon

Mayoritas pasar tradisional tidak memiliki dan menyediakan jaringan telepon.

Ketersedian jaringan telepon pada suatu pasar, dapat menunjuang aktifitas jual-beli

barang, khususnya dalam hal pemesanan barang. Ketersedian jaringan telekomukasi

seluler pada setiap Kota/Kabupaten di Indonesia menjadi alternative bagi sarana

komunikasi yang dapat mendukung aktifitas jual-beli.

Page 53: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 13

c) Jaringan Air Bersih

Utilitas lain yang tak kalah pentingnya bagi aktivitas pasar adalah jaringan air bersih.

Beberapa komoditi barang dagangan sangat bergantung pada ketersedian air bersih,

seperti; komoditi ikan segar, sayur-mayur dan ayam potong. Selain itu, keberadaan air

juga sangat dibutukan bagi toilet pasar. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

pengelola pasar dalam pengelolaan air bersih adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan dan membangun jaringan air bersih pada bangunan pasar’

2) Menentukan tarif dasar penggunaan air bersih di lingkungan pasar

3) bekerjasama dengan pihak PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih

dilingkungan pasar. Apabila tidak terdapat layanan PDAM, maka perlu dicari

alternatif sumber air bersih.

Kerjasama antara Pengelola gedung dengan instansi terkait (PDAM, Telkom dan PLN) harus

terus dilakukan untuk menjamin ketersedian berbagai kebutuhan terhadap air bersih, telepon dan

listrik yang sangat penting bagi aktifitas pasar. Adapun alur pengelolan utilitas pasar dapat dilihat

pada gambar 5.5

Gambar 5.5

Alur Pengelolaan Utilitas Pasar

Page 54: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 14

5.4 PENGEMBANGAN PASAR

Kebutuhan sarana perdagangan, terus meningkat seiiring dengan bertambahnya jumlah

pedagang dalam setiap tahunnya. Pada kurun beberapa tahun mendatang, sarana perdagangan

yang terdapat di suatu pasar sudah tidak dapat menampung jumlah seluruh pedagang yang ada.

Pengembangan pasar adalah sebuah keniscayaan untuk dapat menyediakan sarana

perdagangan bagi pedagang yang tidak tertampung pada kios/lapak yang ada.

Kebijakan pengembangan pasar seringkali mendapat penolakan dari para pedagang, khusus

pedagang yang menempati kios dan lapak, disebabkan oleh:

1. Terganggunya aktifitas berjualan harian pedagang saat ini, dimana pembangunan pasar

mengharuskan untuk dilakukannya relokasi pedagang, pada lokasi baru selama masa

pembangunan.

2. Kekhawatiran pedagang akan mahalnya harga jual kios setelah pembangunan pasar.

3. Perubahan lokasi kios/lapak pedagang pada lokasi pasar yang baru. Lokasi kios/lapak

saat ini sudah banyak diketahui oleh pelanggan. Perubahan kios dan lapak pada pasar

yang baru, dikhawatirkan dapat menurunkan omzet penjualan pedagang.

Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan beberapa cara:

1. Pembangunan Pasar Baru Dilokasi Baru.

Pengembangan pasar model ini dilakukan, bila tidak terdapat lagi lahan pada lokasi

pasar yang lama untuk pengembangan pasar dan tidak dimungkinnnya panambabahan

lantai bangunan pasar. Selain itu juga, tidak dimungkinkannya pembebasan lahan yang

ada.

2. Pembangunan Pasar Baru di Lokasi Eksisting

Pembangunan model ini dapat dilakukan dengan 2 cara:

a) Pembangunan pasar baru dengan penambangan luasan pasar dan lantai

bangunan pasar

b) Penambahan bangunan kios/lapak di lokasi sekitar pasar.

Untuk menghindari gejolak dari pedagang terhadap pengembangan pasar, pemerintah daerah

harus melakukan hal-hal berikut ini:

Page 55: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 15

1. Melakukan Sosialisasi Tentang Rencana Pembangunan Pasar Kepada masyarakat

khususnya para pedagang yang ada dilokasi pasar yang akan dibangun.

2. Menjalin komunikasi dan melakukan dialog dengan para pedagang tentang rencana

pembangunan pasar, sehingga tidak lagi ada resistensi dari para pedagang selama

pembangunan pasar. Dialog dengan pedagang meliputi:

a) Rencana relokasi pedagang ke tempat penampungan sementara

b) Jajak pendapat tentang harga kios berdasarkan kemampuan keuangan pedagang.

c) system penempatan kios/lapak pada lokasi penampungan sementara dan pasar

baru, dengan memprioritaskan pedagang yang ada.

d) Keuntungan yang dapat diperoleh pedagang dari pembangunan pasar, khususnya

pada penambahan fasilitas pasar yang dapat menarik minat masyarakat untuk

berbelanja di pasar yang baru.

1. Melibatkan pedagang dalam setiap keputusan yang berkaitan pembangunan pasar.

Pelibatan pedagang dapat dilkukan dengan menentukan perwakilan pedagang dari tiap

komoditi.

2. Melakukan tahapan pembangunan pasar sesuai dengan prosedur dan kententuan yang

ada, mulai dari perizinan dan penyusunan berbagai dokumen yang menjadi bagian dari

sebuah proses pembangunan pasar. Adapun Tahapan Pembangunan Pasar adalah

Sebagai Berikut:

a) Melakukan studi kelayakan pembangunan pasar

b) Menghitung kebutuhan biaya pembangunan pasar dan menentukan sumber biaya

bagi pembangunan pasar

c) Menyusun detail engineering design (ded) pembangunan pasar.

d) Menyusun upl/ukl atau amdal

e) Menyiapkan lokasi relokasi, khususnya bagi pengembangan pasar yang

mengharuskan suatu lokasi untuk relokasi pedagang.

f) Menyusun larap pemindahan pedagang

g) Relokasi pedagang ke tempat penampungan sementara

h) Melaksanakan lelang pembangunan pasar

i) Melaksanakan pembangunan pasar

Page 56: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 16

j) Penjulan kios/lapak yang tersedia di pasar yang baru

k) Penempatan kios/lapak oleh pedagang

l) Peresmian pasar baru

m) Menjalankan operasional pasar.

5.5 RELOKASI PASAR

Permasalahan yang sering terjadi saat pembangunan pasar adalah relokasi pedagang pada

tempat penampungan sementara. Berbagai penolakan pedagang untuk pindah kelokasi

penampungan sementara disebabkan oleh:

1. Lokasi penampungan sementara dianggap kurang strategis dan dapat menurunkan

omzet penjualan pedagang.

Penentuan tempat penampungan sementara harus melibatkan pedagang dan

berdasarkan kesepatan dengan para pedagang, sehingga tidak terdapat lagi penolokan

saat relokasi dilaksanakan

2. Kios/lapak yang terlalu kecil dan tidak layak untuk berdagang.

Ukuran kios/lapak pada pasar panampungan sementara, seringkali dibangun dengan

seadanya. Ukuran kios/lapak yang kecil dan tidak memadai untuk menaruh barang

dagangan menjadi permasalahan yang seringkali dikeluhkan pedagang di lokasi

penampungan. Minimnya dana pembangunan kios/lapak pada pasar penampungan

menjadi alasan klasik.

Pembangunan ukuran kios/lapak pada lokasi penampungan harus mempertimbangkan

usulan pedagang dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.

3. Penentuan kios/lapak yang tidak sesuai dengan harapan pedagang.

Intervensi pemerintah dalam menentukan kios/lapak pada lokasi penampungan dapat

menjadi potensi penolakan pedagang. Penentuan lokasi kios/lapak harus disepakati

dengan pedagang eksisting, sehingga tidak ada pedagang yang merasa dirugikan dalam

penentuan kios/lapak pada pasar penampungan.

4. Banyaknya pedagang yang tidak tertampung pada pasar penampungan sementara.

Pembangunan kios/lapak pada pasar penampungan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan kios/lapak bagi pedagang eksisting dapat menimbulkan gejolak dari para

pedagang. Sebelum melakukan pembangunan pasar penampungan perlu dilakukan

Page 57: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 17

survey pedagang untuk mengetahui kebutuhan kios/lapak yang akan dibangun pada

pasar panampungan sementara.

Tahapan pelaksanaan relokasi pedagang pada pasar penampungan adalah sebagai berikut:

1. Pendataan pedagang

Pendataan pedagang dilakukan untuk seluruh pedagang baik yang penempati kios,

lapak, pelataran maupun pedagang yang berjualan dilokasi sekitar pasar. Pendataan

pedagang dilakukan berdasarkan komoditi barang dagangan.

Data pedagang merupakan dasar dalam menentukan jumlah kios/lapak yang akan

dibangun pada pasar penampungan, serta untuk menentukan luasan lahan yang

dibutuhkan.

2. Pembentukan TIM pemindahan pedagang

Tim pemindahan pedagang terdiri dari:

a) Pemerintah Daerah

b) Pengelola pasar

c) Pedagang

d) Kontraktor Pembangunan Pasar Penampungan

3. Pencarian lokasi alternative pasar penampungan sementara

Penentuan lokasi pasar penampungan dilakukan oleh Tim Pemindahan Pedagang,

dimana didalam tim tersebut terdaspat perwakilan dari pedagang. Penentuan lokasi

pasar penampungan harus mempertimbangkan beberara aspek berikut ini:

a) Rencana Tata Ruang

b) Luasan Kebutuhan

c) Kemudahan Aksebilitas lokasi

d) Tidak berdekatan dengan fasilitas publik seperti; sekolah, rumah

sakit/puskesmas, rumah Ibadah dan kantor pemerintahan, sehingga keberadaan

pasar penampungan tidak menggangu aktifitas public lainnya.

e) Harga tanah.

4. Pembangunan kios/lapak pada pasar penampungan

Pembangunan jumlah kios/lapak pada pasar penampungan berdasarkan data jumlah

pedagang yang ada, sehingga dapat menampung seluruh pedagang eksisting. Begitu

juga dengan luasan kios/lapak harus dibuat berdasarkan masukan dari pedagang dan

Page 58: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

V - 18

ketersediaan anggaran yang ada. Pembangunan pasar penampungan dibagi

berdasarkan layout komoditi barang dagangan.

5. Sosialasi relokasi pasar

Sosialisasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan antara pemerintah daerah/pengelola

pasar dan pedagang mengenai jadual pemindahan, metode penempatan pedagang di

pasar penampungan sementara dan jumlah tempat yang akan didapat oleh setiap

pedagang.

6. Pembuatan denah penempatan pedagang

Berupa plotting penempatan pedagang di pasar sementara sesuai dengan komoditi

barang dagangan, sebagai acuan bagi pelaksanaan pengundian pedagang.

7. Penempatan Pedagang pada pasar penampungan

Penempatan pedagang pada pasar penampungan dilakukan dengan cara yang telah

sepakati. Penempatan pedagang dilakukaan berdasarkan denah yang telah dibuat.

8. Pelaksanaan Pemindahan Pedagang

Pelaksanaan pemindahan pedagang perlu persiapan yang baik, sehingga pemindahan

pedagang dapat berjalan dengan baik. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pemindahan pedagang adalah sebagai berikut:

a) Kesiapan sarana transportasi, Pemindahan pedagang membutuhkan kendaraan

untuk pengangkutan barang dagangan.

b) Kesiapan kios/lapak di pasar penampungan

Pemindahaan dapat dilakukan secara serentak atau bertahap.

Page 59: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 1

6.1 MENGAPA PENGELOLAAN PASAR HARUS DILAKUKAN SECARA KERJASAMA?

Dasar pertimbangan melakukan kerjasama pengelolaan operasional pasar adalah sebagai

berikut:

1. Keterbatasan sumber daya manusia (pegawai) pasar dalam menjalankan kegiatan

operasional pasar.

2. Ketiadaan anggaran pembiayaan operasional harian pengelolaan pasar

3. Terdapat perusahaan/lembaga lain yang terspesialisasi pada bidang tertentu, yang dapat

menjalankan kegiatan operasional pasar dengan lebih efisien dan efektif serta memiliki

output yang lebih baik, seperti;

a) Perusahaan yang bergerak pada jasa kebersihan (cleaning service)

b) Perusahaan yang bergerak pada jasa keamanan (sekuriti)

c) Perusahaan yang bergerak pada jasa parkir

4. Upaya peningkatan pendapatan operasional pasar.

Kurang maksimalnya pendapatan pasar disebabkan oleh lemahnya pengawasan

terhadap sumber-sumber pendapatan operasional pasar yang sering terjadi kebocoran,

diantara sumber-sumber pendapatan tersebut adalah pendapatan parkir, pendapatan

toilet dan penarikan retribusi harian pasar. Salah satu upaya untuk mencegah

kebocoran dan memaksimalkan pendapatan pasar dengan dilakukannya kerjasama.

Adapun manfaat dari kerjasama pengelolaan pasar adalah sebagai berikut:

1. Kerjasama antara dua lembaga yang hasil keseluruhannya lebih besar daripada hasil

yang dicapai masing-masing pihak bila sendiri.

2. Kerja sama mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan

produktivitas.

3. Kerja sama mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif,

efektif, dan efisien.

4. Kerja sama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akan menjadi

semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.

5. Kerja sama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta

meningkatkan rasa kesetiakawanan.

Page 60: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 2

6. Kerja sama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok.

7. Kerja sama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi

dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi

dan kondisi yang telah baik.

6.2 APA JENIS KEGIATAN OPERASIONAL PASAR YANG DAPAT DIKERJASAMAKAN?

Dalam pelaksanaan operasional pasar pengelola pasar dapat melakukan kerjasama dengan

pihak ketiga, khususnya dalam pengelolan operasional pasar. Diantara pengelolaan operasional

pasar yang dapat dikerjasamakan adalah:

1. Pengelolaan Kebersihan

Kebersihan merupakan factor layanan penting harus selalu dijaga oleh pengelola pasar

untuk memberikan kepuasan layanan bagi pengunjung pasar. Dalam rangka menjamin

kebersihan pasar, pihak pengelola pasar dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga

dalam hal pengelolaan kebersihan.

Kerjasama pengelolaan kebersihan banyak dilakukan pada pasar-pasar modern,

diantaranya; Pasar Modern BSD, Pasar Modern Bintaro, Pasar Modern Sinpasa

(Sumarecon) dan berbagai pasar modern lainnya. Pengelolaan kebersihan pada pasar-

pasar tersebut sangat baik. Kondisi pasar bersih dan nyaman menjadi keunggulan pasar-

pasar modern tersebut untuk bersaing dengan ritel-ritel besar, pasar swalayan dan mall

yang berada disekitar lokasi pasar.

2. Pengelolaan Keamanan

Pasar selalu identik sebagai tempat bersarangnya premanisme, dimana sering terjadi

berbagai bentuk kejahatan seperti; pencopetan, pencurian, penodongan dan pemerasan

terhadap pedagang. situasi ini membuat kondisi pasar yang tidak aman. Berbagai upaya

telah dilakukan oleh pengelola pasar namun berbagai tindak kejahatan belum masih terus

terjadi. Minimnya petugas keamanan pasar seringkali menjadi permasalahan klasik.

Salah satu alternative untuk mengatasi permasalahan keamanan, pengelola pasar dapat

melakukan sebuah kerjasama dengan pihak keamanan atau perusahaan jasa keamanan

dalam hal pengelolaan keamanan pasar.

Contoh:

Page 61: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 3

Pasar Modern BSD merupakan pasar yang telah melaksanakan kerjasama (outsourcing)

dalam pengelolaan keamanan pasar. Kondisi harian Pasar Modern BSD sangat aman dan

tertib, Hal ini terlihat dengan minimnya tindak kejahatan dilingkungan pasar selama waktu

operasional pasar dan tidak adanya sekelompok orang yang melakukan pemerasan

terhadap pedagang maupun pengunjung pasar. Selain itu juga, kondisi pasar yang tertib

dan tidak adanya pedagang kaki lima yang berjualan di dalam dan di luar area pasar.

3. Pengelolaan Parkir

Retribusi parkir merupakan salah satu pendapatan yang potensial bagi pasar. Namun

pengelolaan parkir pasar yang tidak professional dan tingginya kebocoran pendapatan

retribusi parkir menjadi permasalahan yang sering ditemukan pada banyak pasar.

alternative pengelolaan parkir dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan pihak

ketiga yang memiliki keahlian dalam pengelolaan parkir.

4. Pengelolaan Toilet

Toilet merupakan fasilitas penunjung yang penting keberadaannya dalam suatu lokasi

pasar, khususnya sebagai tempat pembuangan hajat manusia yang dapat datang

seketika. Kesan kotor, jorok dan menjijikan masih sangat melekat di benak pengunjung

pasar ketika masuk ke dalam toilet pasar. Keluhan dari pengguna toilet sering terdengar

dengan kondisi toilet yang kotor. Kondisi toilet yang kotor mengakibatkan banyaknya

pengguna toilet yang tidak mau membayar retribusi yang telah ditentukan. Pengelolaan

kebersihan toilet yang kurang professional dapat mengakibatkan hal tersebut.

Dalam rangka mewujudkan kondisi toilet yang bersih dan untuk meningkatkan pendapatan

retribusi toilet pengelola pasar dapat melakukan sebuah kerjasama pengelolaan toilet

dengan pihak lain.

5. Perawatan dan Perbaikan Bangunan Fisik Pasar

Minimnya ketersdiaan karyawan pasar yang memiliki keahlian sipil, mekanikal dan

engineering, mengakibatkan banyaknya sarana dan prasarana pasar yang rusak,.

Perbaikan sarana dan prasarana pasar tergolong lamban. Banyak pasar tradisional yang

tidak memiliki bagian yang menangani perbaikan sarana dan prasarana fisik bangunan.

Pada pasar-pasar yang dikelola oleh SKPD/UPT, kewenangan perawatan gedung menjadi

tanggung jawab dari instansi terkait (Dinas PU cipta karya/ Dinas Bangungan). Namun,

Page 62: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 4

bagi pasar-pasar dibawah kendali perusahaan daerah, pengelolaan sarana dan prasarana

fisik bangunan pasar sering menjadi kendala tersendiri.

Untuk mengatasi permasalahan kerusakan sarana dan prasarana bangunan pasar,

pengelola pasar dapat bekerjasama dengan pihak lain untuk melakuakan perbaikan dan

perawatan sarana dan prasarana yang ada.

6.3 BENTUK KERJASAMA PENGELOLAAN PASAR

Dalam era persaingan dunia ritel yang ketat saat ini, maka pengelola pasar dituntut untuk

berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui pengelolaan organisasi yang efektif dan

efisien. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mempekerjakan tenaga kerja seminimal

mungkin untuk dapat memberi kontribusi maksimal sesuai sasaran sasaran organisasi. Untuk itu

perusahaan berupaya fokus menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core business).

kerjasama antar organisasi untuk dapat menghasilkan sebuah produk/jasa yang prima,

merupakan sebuah keharusan yang pada era sekarang ini. Terdapat berbagai bentuk kerjasama

yang dapat dijalankan oleh pengelola pasar dalam melaksanakan operasional pasar, diantaranya

6.3.1 KERJASAMA OUTSOURCING

Outsourcing atau alih daya merupakan proses pemindahan tanggung jawab tenaga kerja dari

perusahaan induk ke perusahaan lain diluar perusahaan induk. Perusahaan diluar perusahaan

induk bisa berupa vendor, koperasi ataupun instansi lain yang diatur dalam suatu kesepakatan

tertentu.

Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Outsourcing adalah

suatu perjanjian kerja yang dibuat antara pengusaha dengan tenaga kerja, dimana perusahaan

tersebut dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya

melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis.

Ada dua jenis outsourcing, yaitu paying agent (labor supply) dan full agent (full outsource).

Paying agent adalah perusahaan outsource yang menyediakan tenaga kerja saja, sedang full

agent selain menyediakan tenaga kerja juga mempunyai fasilitas produksi sendiri. Apa yang

dikerjakan full agent lebih jelas karena semua karyawan, peralatan, tempat, pengawas semua

Page 63: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 5

menjadi tanggung jawab perusahaan outsource. Sebagai contoh perusahan pengelola parkir,

perusahaan tersebut mendapat bayaran misalnya Rp. 500 untuk setiap kendaraan yang

menggunakan jasa layanan parkir di area pasar. Selanjutnya semua menjadi tanggung jawab

perusahaan outsource tersebut mulai dari penyediaan tempat, peralatan, karyawan dan lain –

lain.

Alasan pengelola pasar melakukan outsourcing adalah sebagai berikut:

1. Penghematan biaya.

2. Fokus pada Core Bisnis.

3. Meningkatkan kualitas.

4. Perampingan Organisasi

5. Pekerjaan musiman

Kapan Outsourcing Dibutuhkan:

1. Cara kerja pengelola pasar yang sudah tidak efisien;

2. Operation cost yang tinggi;

3. Secara kualitas kemampuan kurang bersaing;

4. Daya kompetisi rendah.

Kegiatan opersional pasar yang dapat dioutsourcingkan

1. Pengelolaan Kebersihan

2. Pengelolaan Parkir

3. Pengelolaan Keamanan

4. Pengelolaan Toilet

Untuk dapat lebih efektif dalam menjalankan kerjasama outsourcing, harus adanya:

a. Komunikasi dua arah antara perusahaan dengan provider jasa outsource (Service

Level Agreement) akan kerjasama, perubahan atau permasalahan yang terjadi.

b. Tenaga outsource telah di training terlebih dahulu agar memiliki

kemampuan/ketrampilan.

c. Memperhatikan hak dan kewajiban baik pengguna outsource maupun tenaga kerja

yang ditulis secara detail dan mengingformasikan apa yang menjadi hak-haknya.

Sedangkan yang menyebabkan outsourcing menjadi tidak efektif adalah karena kurangnya

knowledge, skill dan attitude dari tenaga outsource.

Page 64: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 6

6.3.2 KERJASAMA BAGI HASIL

Kerjasama bagi hasil (profit sharing) merupakan suatu system dimana dilakukan perjanjian atau

ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan

adanya pembagian hail atas keuntungan yang akan didapat antara kedua belah pihak atau lebih.

Mekanisme perhitungan bagi hasil yang dapat dilakukan terdidi dari dua system, yaitu

1. Profit Sharing

Profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total

pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatan tersebut.

sistem profit sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian

kerjsamana antara pemodal (investor) dan pengelola modal pengelola modal

(enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara keduanya

akan terikat kontrak bahwa didalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan

dibagi kedua belah pihak sesuai dengan kesepakan pembagian keuntungan.

2. Revenue Sharing

Revenue Sharing adalah bentuk kerjasama dengan cara pembagian hasil (pendapatan).

Pendapatan adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan

barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan

penjualan (sales revenue). Pembagian hasil pada sistem revenue sharing diambil dari

pendapatan yang belum dikurangi biaya-biaya (cost).

Kegiatan Opersional Pasar yang dapat dilakukan kerjasama bagi hasil adalah:

1. Pengelolaan Toilet

2. Pengelolaan Parkir

Alasan untuk melakukan kerjasama bagi hasil adalah sebagai berikut:

1. Tidak tersedianya dana operasional

2. Minimnya SDM

3. Miningkatkan kualitas.

Page 65: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 7

4. Perampinngan Organisasi

5. Fokus pada Core Bisnis

6.4 LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN KERJASAMA

Adapun langkah-langkah melakukan kerjasama adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Pekerjaan yang akan dikerjasamakan

Pengelola pasar, sebelum melakukan kerjasama, harus menentukan jenis kegiatan yang

akan dikerjasamakan. Apabila kerjasama yang akan dilakuakan adalah kerjasama bagi

hasil, pengelola pasar terlebih dahulu harus melakukan estimasi pendapatan yang dapat

diperoleh dan estimasi besaran biaya-biaya operasional yang akan ditanggung oleh mitra

kerjasama.

2. Pemilihan Mitra Kerjasama (proses lelang)

Penentuan mitra kerjasama dilakukan dengan proses tender (pelelangan) terbuka.

Penentuan mitra kerjasama dilakukan oleh tim yang dibentuk untuk menilai berbagai

tawaran yang dilakukan oleh

3. Pembuatan Kontrak Kerjasama

Perjanjian kerjasama dengan mitra kerja, sekurang-kurangnya memuat:

a) Para pihak

b) Ruang lingkup perjanjian

c) Jangka waktu

d) Hak dan kewajiban

e) Besaran nilai kerjasama (kerjasama outsourcing), besaran prosentase

keuntungan/pengapatan (kerjasama bagi hasil) dan tata cara pembayaran/bagi

hasil

f) Sanksi dan pemutusan perjanjian

g) Resiko

h) Force majure

i) Perselisihan

4. Pelaksanaan Kerjasama

Page 66: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 8

Selama periode kerjasama berjalan, pengelola pasar harus melakukan monitoring

terhadap kinerja mitra kerjasama. Evaluasi perlu dilakukan secara berkala untuk,

memberikan masukan terhadap mitra kerja, sehingga tujuan dari kerjasama tersebut

dapat tercapai dan memberikan hasil yang maksimal bagi kedua belah pihak.

6.5 BENTUK KERJASAMA KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Pelaksanaan kerjasama pengelolaan kerjasama dengan pihak ketiga memiliki kelebihan dan

kelemahan bagi pengelola pasar. Diantara kelebihan pelaksanaan kerjasama adalah sebagai

berikut:

1. Berkurangnya beban kerja pengelola pasar dalam melaksanakan kegiatan operasional,

sehingga pengelola pasar dapat memfokuskan pada kegiatan-kegiatan pelayanan yang

menjadi core bisnis dari unit pasar itu sendiri serta berkonsentrasi dalam pengembangan

pasar.

2. Terjalinnya kerjasama yang sinergis dengan berbagai pihak

3. Berkurangnya biaya operasional pasar yang harus dikeluarkan pengelola pasar pada

setiap bulannya.

4. Jaminan suplay tenaga kerja, tidak terjadinya pemborosan biaya rekrutmen dan

pelatihan tenaga kerja serta mengurangi resiko yang akan terjadi, khususnya resiko yang

ditimbulkan oleh tenaga kerja

5. Kemungkinan terpenuhinya target perusahaan sangat besar, hal ini dikarenakan adanya

sebuah kontrak kerja yang menaunginya.

Adapun kelemahan dari kerjasama dengan pihak ketiga adalah sebagai berikut:

1. Berkurangnya kewenangan pengelola pasar dalam pengelolaan pasar.

2. Mitra kerja yang tidak dapat memenuhi ketentuan kerjasama dan dapat mempengaruhi

kegiatan operasional pasar

3. terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh mitra kerja.

Adapun kelebihan dan kelemahan kerjasama outsourcing dapat dilihat pada tabel 6.1

Tabel 6.1

Page 67: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 9

Kelebihan dan Kelemahan Kerjasama Oursourcing

NO. KELEBIHAN KELEMAHAN

1

Kebutuhan tenaga kerja selamanya tetap

terjamin.

Penentuan partner outsourcing. Hal ini menjadi

sangat krusial karena partner outsourcing harus

mengetahui apa yang menjadi kebutuhan

perusahaan serta menjaga hubungan baik dengan

partner outsourcing.

2

Perusahaan akan lebih banyak waktu untuk

berkonsentrasi dalam mengembangkan usaha

perusahaan.

Perusahaan outsourcing harus berbadan hukum.

Hal ini bertujuan untuk melindungi hak-hak tenaga

outsource, sehingga mereka memiliki kepastian

hukum

3Target perusahaan akan terpenuhi dengan tepat

waktuPelanggaran ketentuan outsourcing

4Mengurangi resiko yang akan terjadi, khususnya

resiko yang ditimbulkan oleh tenaga kerja

Demi mengurangi biaya produksi, perusahaan

terkadang melanggar ketentuan-

ketentuan yang berlaku. Akibat yang terjadi

adalah demonstrasi buruh yang menuntut hak-

haknya.

5Tidak terjadi pemborosan biaya pelatihan

tenaga kerja

Perusahan outsourcing memotong gaji tenaga

kerja tanpa ada batasan sehingga, yang mereka

terima, berkurang lebih banyak. (Sumber: “Sistem

Outsourcing Banyak Disalahgunakan”.

6

Tenaga kerja akan mampu menciptakan

ketenangan diantara tenaga kerja dan sangat

memungkinkan bagi perusahaan menjalankan

bisnis secara lancar

Page 68: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

VI - 10

Tabel

Nama Pasar Yang Telah Melakukan Kerjasama Dengan Pihak Ketiga Dan Hasil Pekerjaannya

KEGIATAN

OPERASIONAL PASARNAMA PASAR

JENIS

KERJASAMAHASIL PEKERJAAAN

KEBERSIHAN

1. Pasar Modern BSD

2. Pasar Modern Sinpasa

3. Pasar Modern Bintaro

4. PD Pasar Jaya (Pasar Tanah

Abang)

Outsourcing

a) Petugas kebersihan relatif lebih

muda dan enerjik.

b) Petugas kebersihan melaksanakan

tugasnya dengan baik

c) Kondisi pasar yang bersih dan

nyaman

KEAMANAN

1. Pasar Modern BSD

2. Pasar Modern Sinpasa

3. Pasar Modern Bintaro

4. PD Pasar Jaya (Pasar Tanah

Abang)

Outsourcing

a) Kondisi pasar yang aman dan tidak

terjadinya kriminalitas selama jam

operasional pasar

b) Kondisi pasar yang tertib dan tidak

adanya pedagang kaki lima yang

berjualan di lingkungan pasar

c) Pengunjung pasar merasa lebih

aman

TOILETPD Pasar Kertaraharja (Kab.

Tangerang)Bagi Hasil

a) Pendapatan dari jasa pelayanan

toilet dapat meningkat

b) Kondisi toilet yang relative lebih

bersih dan nyaman

c) Berkurangnya biaya operasional

pasar. Biaya perbaikan dan

perawatan toilet menjadi beban mitra

kerja

PARKIR

1. Pasar Modern BSD

2. Pasar Modern Sinpasa

3. Pasar Modern Bintaro

4. PD Pasar Jaya (Pasar Tanah

Abang)

Outsourcing/Bagi

Hasil

a) Penggunaan teknologi komputerisasi

dalam penanganan keluar/masuk

kendaraaan

b) Pendapatan parkir dapat diperoleh

secara maksimal

c) Kondisi pengaturan kendaraan di

area parkir tertib

Page 69: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

Pasar tradisional, sejak beberapa dekade terakhir ini telah menjadi obyek diskusi dan penelitian

yang sangat menarik dan tidak habis

banyaknya pasar tradisional yang tutup, khususnya

banyak pihak untuk terlibat dalam upaya

daerah, pasar tradisional menjadi pusat pertumbuhan ekonomi daerah

pendapatan asli daerah.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat untuk dapat membantu pemerintah

daerah dalam melakukan revitalisasi pasar milik daerah.

pasar telah dialokasikan, progr

pendampingan-pendampingan mulai direncanakan. Upaya revitalisasi pasar yang saat

berjalan mendorong keterlibatan berbagai pihak diluar instansi pemerintah.

7.1. MANFAAT PENDAMPINGAN

1. Menciptakan kemandirian (

melaksanakan dan mengembang

2. Memberdayakan (empowering

peluang bisnis.

3. Meningkatkan kemampuan (

pengetahuan, keahlian serta akses terhadap informasi

4. Mengembangkan pengawasan sosial (

program pembangunan dengan meningkatkan cara pengelolaan dana secara

transparan.

5. Memperluas kesempatan (

program pembangunan melalui wahana yang ada

7.2. KEUNGGULAN PROGRAM PENDAMPINGAN

Program pendampingan yang dipandang cukup berhasil oleh banyak kalangan ini memiliki

paling tidak 3 keunggulan dibanding model lain, yaitu:

, sejak beberapa dekade terakhir ini telah menjadi obyek diskusi dan penelitian

yang sangat menarik dan tidak habis-habisnya. Menurunnya omzet pasar tradisional dan

yang tutup, khususnya di daerah perkotaan, mengundang perhatian

dalam upaya revitalisasi pasar tradisional. Di sisi lain, pada banyak

daerah, pasar tradisional menjadi pusat pertumbuhan ekonomi daerah yang dapat memberikan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat untuk dapat membantu pemerintah

daerah dalam melakukan revitalisasi pasar milik daerah. Bantuan dana revitalisasi bangunan

pasar telah dialokasikan, program-program perbaikan manajemen pasar dalam bentuk

pendampingan mulai direncanakan. Upaya revitalisasi pasar yang saat

berjalan mendorong keterlibatan berbagai pihak diluar instansi pemerintah.

7.1. MANFAAT PENDAMPINGAN

n kemandirian (self reliance) bagi stakeholder, agar dapat merencanakan,

ngembangkan program kegiatan pasar.

empowering) bagi stakeholder untuk menghadapi tantangan dan

Meningkatkan kemampuan (capacity building) bagi stakeholder dengan memberikan

pengetahuan, keahlian serta akses terhadap informasi.

Mengembangkan pengawasan sosial (social control) bagi stakeholder

program pembangunan dengan meningkatkan cara pengelolaan dana secara

Memperluas kesempatan (creating opportunities) bagi stakeholder berpartisipasi dalam

program pembangunan melalui wahana yang ada

KEUNGGULAN PROGRAM PENDAMPINGAN

Program pendampingan yang dipandang cukup berhasil oleh banyak kalangan ini memiliki

ling tidak 3 keunggulan dibanding model lain, yaitu:

VII - 1

, sejak beberapa dekade terakhir ini telah menjadi obyek diskusi dan penelitian

Menurunnya omzet pasar tradisional dan

mengundang perhatian

revitalisasi pasar tradisional. Di sisi lain, pada banyak

yang dapat memberikan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat untuk dapat membantu pemerintah

antuan dana revitalisasi bangunan

program perbaikan manajemen pasar dalam bentuk

pendampingan mulai direncanakan. Upaya revitalisasi pasar yang saat ini sedang

, agar dapat merencanakan,

untuk menghadapi tantangan dan

dengan memberikan

bagi stakeholder terhadap

program pembangunan dengan meningkatkan cara pengelolaan dana secara

berpartisipasi dalam

program pembangunan melalui wahana yang ada.

Program pendampingan yang dipandang cukup berhasil oleh banyak kalangan ini memiliki

Page 70: Pedoman Umum Manajemen Pengelolaan Pasar

1. Bersifat proaktif dan intensif

aktif, day to day, terjun ke lapangan membantu

mencari dan menemukan solusi dari setiap permasalahan di lapangan.

konsultan harus turut ke luar kota mendampingi

atau penyelesaian masalah dengan mitra usahanya.

2. Pendekatan praktis dan aplikatif

secara langsung diujicobakan pada tataran praktis. Sehingga dapat diukur seberapa

efektif ide atau problem solving

wacana yang bersifat mengawang

3. Menekankan pada keberhasilan pendekatan personil

sangat membutuhkan kemampuan konsultan dalam mengambil hati

7.3. ASPEK-ASPEK PENDAMPINGAN

1. Perencanaan, yakni membantu stakeholder dalam menyusun rencana (

target usaha ke depan secara terukur, terarah, dan wajar.

2. Implementasi: yakni turut mendampingi stakeholder dalam menjalankan rencana yang

telah disusunnya, membantu mencarikan solusi ketika pengusaha menhadapi kendala

dan permasalahan.

3. Evaluasi, yaitu turut memberikan penilaian atas kinerja yang dicapai, dan membantu

dalam menemukan penyebab terjadinya penyimpangan dari target yang telah dibuat.

4. Pengembangan, yakni turut membantu stakeholder dalam menyusun rencana

pengembangan dari hasil yang tela

7.4. LEMBAGA-LEMBAGA YANG DAPAT MELAKUKAN PENDAMPINGAN

1. Departemen Dalam Negeri

2. Departemen Perdagangan

3. Dunia Perbankan

4. Perusahaan-perusahaan Swasta

5. Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat

Bersifat proaktif dan intensif, artinya konsultan-konsultan pelaksana program secara

, terjun ke lapangan membantu para stakeholder. Bersama

mencari dan menemukan solusi dari setiap permasalahan di lapangan.

konsultan harus turut ke luar kota mendampingi pengusaha untuk kepentingan

atau penyelesaian masalah dengan mitra usahanya.

Pendekatan praktis dan aplikatif, artinya berbagai strategi dan kebijakan konsultan

secara langsung diujicobakan pada tataran praktis. Sehingga dapat diukur seberapa

problem solving konsultan bagi kemajuan. Tidak lagi sebatas konsep atau

mengawang.

Menekankan pada keberhasilan pendekatan personil, artinya program ini amat

sangat membutuhkan kemampuan konsultan dalam mengambil hati stakeholder

ASPEK PENDAMPINGAN

Perencanaan, yakni membantu stakeholder dalam menyusun rencana (action plan

target usaha ke depan secara terukur, terarah, dan wajar.

Implementasi: yakni turut mendampingi stakeholder dalam menjalankan rencana yang

telah disusunnya, membantu mencarikan solusi ketika pengusaha menhadapi kendala

aitu turut memberikan penilaian atas kinerja yang dicapai, dan membantu

dalam menemukan penyebab terjadinya penyimpangan dari target yang telah dibuat.

Pengembangan, yakni turut membantu stakeholder dalam menyusun rencana

pengembangan dari hasil yang telah dicapai selama ini.

LEMBAGA YANG DAPAT MELAKUKAN PENDAMPINGAN

Departemen Dalam Negeri

2. Departemen Perdagangan

perusahaan Swasta

lembaga Swadaya Masyarakat

VII - 2

konsultan pelaksana program secara

. Bersama-sama

mencari dan menemukan solusi dari setiap permasalahan di lapangan. Terkadang

pengusaha untuk kepentingan lobby

artinya berbagai strategi dan kebijakan konsultan

secara langsung diujicobakan pada tataran praktis. Sehingga dapat diukur seberapa

konsultan bagi kemajuan. Tidak lagi sebatas konsep atau

, artinya program ini amat

stakeholder.

action plan) dan

Implementasi: yakni turut mendampingi stakeholder dalam menjalankan rencana yang

telah disusunnya, membantu mencarikan solusi ketika pengusaha menhadapi kendala

aitu turut memberikan penilaian atas kinerja yang dicapai, dan membantu

dalam menemukan penyebab terjadinya penyimpangan dari target yang telah dibuat.

Pengembangan, yakni turut membantu stakeholder dalam menyusun rencana