Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti...

193
Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik – Pendidikan Vokasi – Pendidikan Profesi – Pendidikan Jarak Jauh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu 2018

Transcript of Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti...

Page 1: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternalPendidikanAkademik–PendidikanVokasi–PendidikanProfesi–PendidikanJarakJauh

KementerianRiset,Teknologi,danPendidikanTinggiDirektoratJenderalPembelajarandanKemahasiswaanDirektoratPenjaminanMutu2018

Page 2: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

2

Pedoman

SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanAkademik–PendidikanVokasi–PendidikanProfesi–PendidikanJarakJauh

Disusunoleh:

KementerianRiset,Teknologi,danPendidikanTinggiDirektoratJenderalPembelajarandanKemahasiswaan

DirektoratPenjaminanMutu

2018

Page 3: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

3

CatatanPenggunaan

Tidak ada bagian dari buku ini yang dapat direproduksi atau disimpandalambentuk apa pun,misalnya dengan cara fotokopi, pemindaian (scanning), maupun cara lain, kecuali dengan izindariDirektoratPenjaminanMutu,Kemenristekdikti.

PedomanSistemPenjaminanMutuInternalPendidikanAkademik–PendidikanVokasi–PendidikanProfesi–PendidikanJarakJauh

HakCipta:©2018padaDirektoratPenjaminanMutu

DilindungiUndang-Undang

Diterbitkanoleh: DirektoratPenjaminanMutu DirektoratJenderalPembelajarandanKemahasiswaan KementerianRiset,Teknologi,danPendidikanTinggi

ISBN:………………………Disklaimer:BukuinimerupakanbukuPedomanSistemPenjaminanMutuInternalyangdisiapkanPemerintahdalamrangka implementasiSistemPenjaminanMutu Internal (SPMI)diperguruantinggi.Bukupedoman inidisusundanditelaaholehTimPengembangSistemPenjaminanMutuInternaldibawahkoordinasiDirektoratPenjaminanMutu,DirektoratJenderalPembelajarandanKemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Buku ini merupakan‘pedoman hidup’ yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimuktahirkan sesuai denganperkembangan pendidikan tinggi. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapatmeningkatkanmutudanmanfaatbukuini.EdisiKedua,Cetakanke-1:2018DisusundenganhurufCalibri,12pt

MILIKNEGARATIDAKDIPERDAGANGKAN

Page 4: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

4

KataSambutanDirekturJenderalPembelajarandanKemahasiswaan

Prof.IntanAhmad,Ph.D

Sejak otonomi perguruan tinggi atau kemandirian perguruan tinggiuntukmengelolasendirilembaganyadiintroduksikandidalamPasal50ayat (6) UU Sisdiknas UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikanNasional,pengembanganBudayaMutudiPerguruanTinggimenjadi tujuan utama dari implementasi Sistem Penjaminan MutuPendidikanTinggi(SPMDikti).

SPMDiktitersebutdikokohkanolehUUNo.12Tahun2012tentangPendidikanTinggi (UUDikti),denganmengaturnyadidalamsatubabtersendiri, yaituBab IIIUUDikti.Pasal53dalamBabIIIUUDiktitersebutmengaturbahwaSPMDiktiterdiriatas:

a.SistemPenjaminanMutuInternal(SPMI)yangdikembangkanolehPerguruanTinggi;danb.SistemPenjaminanMutuEksternal(SPME)yangdilakukanmelaluiakreditasi.

Selanjutnya, dalam Pasal 52 ayat (4) UU Dikti, diatur bahwa SPM Dikti didasarkan padaPangkalanDataPendidikanTinggi(PDDikti).

MengingatsetiapPerguruanTinggimemilikikekhasan,baikdaricita-citapendiri,bentuk, jenisdan program pendidikan, ukuran, tata kelola, maupun kemampuan sumber daya, makaDirektorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswasan, Kementerian Riset, Teknologi, danPendidikan Tinggi tidak menetapkan kebijakan satu model implementasi SPMI untuk semuaPerguruanTinggi,melainkanmemberikaninspirasitentangimplementasihal-halesensialdalamSPMIyangdiwajibkanolehperaturanperundang-undangan.

Untukmemandu implementasiSPMIDikti tersebut,dipandangperludiberikanPedomanSPMIyang dilengkapi dengan Pedoman SPMI untuk Jenis PendidikanAkademik, PendidikanVokasi,dan Pendidikan Profesi. Selain itu, karena terdapatmodus pendidikan jarak jauh, baik padapendidikan akademik, vokasi, maupun profesi, maka dipandang perlu untuk memberikanPedomanSPMIuntukPendidikanJarakJauh.

DenganpengaturanSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti)didalamUUDikti,semua perguruan tinggi di Indonesia berkewajiban menjalankan SPM Dikti tersebut dengancorakyangpalingsesuaidengankekhasanPerguruanTinggisebagaimanadikemukakandiatas,sehinggadapatdikembangkanBudayaMutudiperguruantinggi.

Untuk memfasilitasi pengembangan Budaya Mutu perguruan tinggi di Indonesia, sayamenyambut baik danmemberi penghargaan yang tinggi kepadaDirektorat PenjaminanMutubesertaTimPengembangSPMIyangmenggagaspenulisandanpenerbitanBukuPedomanSPMIdalamPendidikanAkademik,Vokasi,Profesi,danPendidikanJarakJauh.

Jakarta,Januari2018

DirekturJenderalPembelajarandanKemahasiswaan

Page 5: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

5

KataPengantarDirekturPenjaminanMutu

Prof.Dr.ArisJunaedi

Edisi Pertama Buku Pedoman untuk implementasi Sistem PenjaminanMutu Pendidikan Tinggi (SPMDikti) telah diterbitkan pada tahun 2009berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional.

Dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan pendidikan tinggidanpembaharuanperaturanperundang-undangandibidangpendidikantinggi, antara lain UU. No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi(UUDikti),PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangStandarNa-

sional PendidikanTinggi(SNDikti), danPermenristekdikti No.62Tahun2016TentangSPMDikti, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan telah menerbitkan Edisi Kedua BukuPedomantersebut.

MengacupadaBukuPedomanSPMDiktitersebut,padatahun2017iniDirektoratPenjaminanMutumenerbitkanBukuPedomanSistemPenjaminanMutu Internal (SPMI),yangdilengkapidengan Pedoman SPMI untuk Jenis Pendidikan Akademik, Jenis Pendidikan Vokasi, dan JenisPendidikanProfesi.Selain itu,buku ini jugamemuatSPMIuntukmoduspembelajaranmelaluipendidikanjarakjauhdalamketigajenispendidikantersebut.

Penerbitan Buku Pedoman ini, bertujuan agar implementasi SPMI di Perguruan Tinggi dapatdilakukansesuaidenganmandatjenispendidikanyangdiberikankepadaPerguruanTinggiyangbersangkutan. Sedangkan penerbitan Buku Pedoman ini bagi pendidikan jarak jauh bertujuanagar implementasi modus pembelajaran jarak jauh dalam jenis pendidikan akademik, vokasi,atauprofesidilakukansesuaidengankaraktermoduspembelajarantersebut.Dengandemikian,pada gilirannya implementasi SPMI di Perguruan Tinggi akan mampu mencapai danmengembangkanBudayaMutusecaraefektifdanefisien.

KamisampaikanterimakasihkepadaTimPengembangSPMIDirektoratPenjaminanMutu,sertapara nara sumber yang telah membantu penyusunan Buku Pedoman ini. Kritik, saran, danmasukankamiharapkangunapenyempurnaanbukuini.

KamiberharapbahwabukuinidigunakanolehsetiapPerguruanTinggisebagaiinspirasitentangpengembangan SPMI, sehingga kita mampu mengakselerasi perwujudan Budaya Mutu diPerguruanTinggiIndonesiauntukmenciptakandayasaingsecaraglobal.

Jakarta,Januari2018

DirekturPenjaminanMutu

Page 6: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

6

DaftarIsihalaman

JudulBuku 2

CatatanPenggunaan 3

KataSambutanDirekturJenderalPembelajarandanKemahasiswaan 4

KataPengantarDirekturPenjaminanMutu 5

DaftarIsi 6

BabI Pendahuluan 8

BabII SistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti) 12

A. DasarHukum 12

B. Pengertian,Tujuan,danFungsiSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi 15

C. StrukturdanMekanismeSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi 15

D. PembagianTugasImplementasiSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi 21

BabIII SistemPenjaminanMutuInternal(SPMI) 24

A.PengertianSistemPenjaminanMutuInternal 24

B.PrinsipSistemPenjaminanMutuInternal 25

C.TujuandanFungsiSistemPenjaminanMutuInternal 26

D.DokumenSistemPenjaminanMutuInternal 26

E. ImplementasiSistemPenjaminanMutuInternal 31

BabIV SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanAkademik 43

A. GambaranUmumPendidikanAkademik 43

B. PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik 43

C. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik 62

D. EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikan

Akademik 66

E. PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikan

Akademik 71

F. PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik 74

BabV SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanVokasi 79

A. GambaranUmumPendidikanVokasi 79

B. PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi 79

C. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi 109

Page 7: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

7

D. EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi 111

E. PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikan

Vokasi 114

F. PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi 117

BabVI SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanProfesi 122

A. GambaranUmumPendidikanProfesi 122

B. PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi 123

C. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi 144

D. EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi 151

E. PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikan

Profesi 159

F. PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi 163

BabVII SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanJarakJauh 167

A. GambaranUmumPendidikanJarakJauh 167

B. PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ 170

C. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ 175

D. EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ 178

E. PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ 180

F. PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ 182

BABVIIIPenutup 185

Lampiran 186

********

Page 8: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

8

BabIPendahuluanSebelum tahun 1998, kendali Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi sangatbesar,terbuktidaricorakperaturanperundang-undanganbidangpendidikantinggipadamasatersebut. Sebagai contoh, dapat dikemukakan tentang ketentuan kurikulum nasional ataukurikulum inti untuk setiap program studi yang ditetapkan oleh Pemerintah dan wajibditerapkanolehsetiapperguruan tinggidi Indonesia.Demikianpulakeberadaanujiannegara,legalisasi ijazah PTS oleh Pemerintah,model statuta, danmasih banyak lagi yangmerupakanbuktibesarnyakendaliPemerintah.

Gerakan Reformasi pada tahun 1998 telah membuahkan hasil bahwa dominasi peranPemerintah di dalam hampir semua sektor dideregulasi sedemikian rupa, termasuk sektorpendidikan tinggi. Pendidikan tinggi telah dikembalikan kepada kodratnya, yaitu pendidikantinggi secara kodrati memiliki kebebasan akademik, otonomi keilmuan, dan perguruan tinggisebagaipenyelenggarapendidikantinggimemilikiotonomiperguruantinggi.

Otonomiperguruantinggisebagaipenyelenggarapendidikantinggitersebuttelahdikokohkandidalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSisdiknas). Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas menyatakan bahwa perguruan tinggi menentukankebijakandanmemilikiotonomidalammengelolapendidikandi lembaganya.Penjelasanpasaltersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalahkemandirianperguruantinggiuntukmengelolasendirilembaganya.

Sejaktahun2003tersebut,kurikulumnasionalataukurikuluminti, legalisasi ijazahPTS,modelstatuta sebagai bentuk kendali mutu oleh Pemerintah dihapuskan secara bertahap. Sesuaidengan prinsip otonomi perguruan tinggi, penghapusan ini menyebabkan perguruan tinggiharus menetapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan meningkatkan kegiatan penjaminanmutu pendidikan tingginya secara otonom atau mandiri. Setelah lebih dari 20 tahunpenyelenggaraanpendidikantinggidikendalikanolehPemerintah,memangterjadikegamanganperguruantinggiuntukmelakukanpenjaminanmutusecaraotonomataumandiri.Olehkarenaitu,pada tahun2003Direktorat JenderalPendidikanTinggi (DitjenDikti)menginisiasi gagasanpenjaminanmutu di dalamperguruan tinggi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi sendiri.Gagasan tersebut kemudian dituangkan ke dalam buku berjudul Pedoman PenjaminanMutu(Quality Assurance) Pendidikan Tinggi yang diterbitkan pada tahun 2003. Buku tersebutdilengkapi dengan 10 (sepuluh) Buku Praktek Baik Penjaminan Mutu di berbagai bidangpendidikantinggi,sepertikurikulum,pembelajaran,suasanaakademik,kemahasiswaan,sumberdayamanusia,penelitian,pengabdiankepadamasyarakat,danlain-lain.

Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimuat dalam sejumlah buku tersebutdidiseminasikan kepadaperguruan tinggi di Indonesia sampai dengan tahun2007.Diseminasitersebutbertujuanagar setiapperguruan tinggimenyadari bahwa tanggung jawabatasmutupenyelenggaraanpendidikantinggidiperguruantinggitersebuttidaklagisepenuhnyaditanganPemerintah, melainkan terutama di tangan perguruan tinggi sendiri. Selain itu, diseminasi

Page 9: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

9

tersebutjugabertujuanmemberiinspirasipadasetiapperguruantinggitentangapa,mengapa,siapa,dimana,bilamana,danbagaimanamelaksanakanpenjaminanmutudiperguruantinggi.

Setelah 5 (lima) tahun pelaksanaan PenjaminanMutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimuatdalam sejumlah buku tersebut, Ditjen Dikti melakukan evaluasi. Hasil evaluasi tersebutmerekomendasikan agar Ditjen Dikti mendesain ulang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggidenganmengintegrasikan PenjaminanMutu Pendidikan Tinggi tersebut dalam sebuah sistemyangdisebut SistemPenjaminanMutuPerguruan Tinggi, yang terdiri atas SistemPenjaminanMutu Internal yang dilaksanakan oleh setiap perguruan tinggi, Sistem Penjaminan MutuEksternalatauakreditasiyangdilaksanakanolehBAN-PT,danPangkalanDataPerguruanTinggibaikpadaperguruantinggimaupunpadaDitjenDikti.

Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi tersebut telah dituangkan dalam sebuah bukuberjudul SistemPenjaminanMutuPerguruan Tinggi pada tahun2008 yangdibuat dalamduabahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sebagai pelengkap buku tersebut,diterbitkan buku Bahan Pelatihan Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi padatahun2010.

Pada tanggal 10 Agustus 2012 telah diundangkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) yang melanjutkan kebijakan otonomi perguruan tinggidengan menetapkan Pasal 62 dan Pasal 64 UU Dikti, yang pada intinya mengatur bahwaPerguruan Tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusatpenyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Selanjutnya, di dalamUUDikti tersebut diaturbahwa otonomi pengelolaan Perguruan Tinggi meliputi bidang akademik dan bidangnonakademik.

Dengandemikian,sesuaidenganotonomiperguruantinggisebagaimanadiuraikandiatas,makakebijakan dan implementasi Sistem PenjaminanMutu Internal (SPMI) yangmerupakan suatusistem di dalam (internal) perguruan tinggi harus merupakan sistem yang otonom (mandiri)yangditetapkanolehperguruan tinggi sendiri. Pemerintah (dhi.Direktorat PenjaminanMutu,Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, danPendidikan Tinggi) bertugas memberikan inspirasi tentang pilar dan praktek baik SPMI diperguruantinggi.

Bab III UU Dikti tersebut mengukuhkan integrasi Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi dalamsebuah sistem dengan perubahan nama dari Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggimenjadi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti), yang terdiri atas SistemPenjaminanMutuInternal(SPMI),SistemPenjaminanMutuEksternal(SPME)atauakreditasi,danPangkalanDataPendidikanTinggi(PDDikti).

Dengan pengaturan SPM Dikti di dalam sebuah undang-undang, yaitu UU Dikti, maka setiapperguruan tinggi berkewajiban mengimplementasikan SPMI sebagai salah satu sub sistemdalamSPMDikti.

Page 10: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

10

UU Dikti melakukan perubahan terhadap struktur pendidikan tinggi di Indonesia menjadisebagaiberikut:

Gambar1.StrukturPendidikanTinggiberdasarkanUUDikti

Dalam rangkamenyesuaikan sistem penjaminanmutu pendidikan tinggi di Indonesia denganstrukturpendidikantinggididalamUUDiktitersebut,makapadabulanAgustus2014DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), telahmenerbitkanBukuPedomanSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi.

Pada bulan Oktober 2014 terjadi pergantian pemerintahan, yang diikuti dengan perubahanstruktur pemerintahan, khususnyaDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi di dalamKemdikbuddigabungkan dengan Kementerian Riset dan Teknologimenjadi Kementerian Riset, Teknologi,danPendidikan Tinggi,makapadabulan Januari 2017diterbitkan Edisi KeduaBukuPedomanSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi.

AgarSistemPenjaminanMutuInternaldalamSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggidapatdiimplementasikan sesuai dengan karakter dari setiap jenis pendidikan tinggi, programpendidikan, serta sesuai dengan salah satu modus pendidikan, yaitu pendidikan jarak jauh,sebagaimana diatur dalam UU Dikti, maka Direktorat Penjaminan Mutu memandang perlumenerbitkan Buku Pedoman Sistem PenjaminanMutu Internal yang berisi SPM Dikti, SPMIpada umumnya, SPMI untuk masing-masing jenis pendidikan, dan SPMI untuk moduspendidikanjarakjauh.

Adapun Buku Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal tersebut ditulis dengan susunansebagaimanadiuraikandibawahini.

Apa, mengapa, siapa, di mana, bilamana, dan bagaimana melaksanakan SPM Dikti untukmewujudkanBudayaMutuberdasarkanUUDiktidituangkandalamBabIIBukuinidenganjudulSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti).Bagiandaribukutersebut,khususnyatentangSistemPenjaminanMutuInternal(SPMI)padaumumnya,dimuatdalamBabIIIdengan

Page 11: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

11

tujuan agar pengguna Buku ini memperoleh pemahaman yang utuh tentang SPMI, sebelumsecara khusus memahami SPMI untuk Pendidikan Akademik, Pendidikan Vokasi, PendidikanProfesi,danmodusPendidikanJarakJauhyangsecaraberurutandimuatdalamBabIV,V,VIdanVII.

Secararingkas,BukuPedomanSPMIinidisusundengansistematikasebagaiberikut:

BabI :PendahuluanBabII :SistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti)BabIII :SistemPenjaminanMutuInternal(SPMI)BabIV :SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanAkademikBabV :SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanVokasiBabVI :SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanProfesiBabVII :SistemPenjaminanMutuInternalPendidikanJarakJauhBabVIII :PenutupLampiran.

********

Page 12: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

12

BabIISistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti)Bab ini memberikan gambaran umum tentang penjaminan mutu pendidikan tinggi sebagaisebuahsistemyangdisebutSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti),yangterdiriatas 3 (tiga) sub sistem, yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Sistem PenjaminanMutuEksternal(SPME)atauAkreditasi,danPangkalanDataPendidikanTinggi(PDDikti).

A. DasarHukum

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa dasar hukum implementasi SPM Dikti iniadalah UU Dikti. Di dalam UU Dikti terdapat pengaturan mengenai penjaminan mutupendidikantinggisebagaimanadikemukakandibawahini.

1. TugasdanwewenangMenteri (Menteriyangmenyelenggarakanurusanpemerintahandibidangpendidikan)

DidalamPasal7ayat(3)hurufcUUDiktiditetapkanbahwatugasdanwewenangMenteriatas penyelenggaraan pendidikan tinggi meliputi peningkatan penjaminan mutu,relevansi, keterjangkauan, pemerataan yang berkeadilan, dan akses pendidikan tinggisecaraberkelanjutan.

2. SistemPenjaminanMutu

DidalampembahasanRancanganUUDiktidiDewanPerwakilanRakyat,disepakatibahwaruhdariUUDiktiadalahpenjaminanmutupendidikantinggi.Halinikemudiandiwujudkandengan pengaturan penjaminan mutu pendidikan tinggi dalam 1 (satu) bab tersendiri,yaituBabIIIUUDiktiberjudulPenjaminanMutuyangterdiriatas5(lima)bagiansebagaiberikut.

a. BagianKesatu :SistemPenjaminanMutu

b. BagianKedua :StandarPendidikanTinggi(StandarDikti)

c. BagianKetiga :Akreditasi

d. BagianKeempat :PangkalanDataPendidikanTinggi(PDDikti)

e. BagianKelima :LembagaLayananPendidikanTinggi(L2Dikti)

Dengan demikian berdasarkan Bab III UU Dikti tersebut, cakupan Penjaminan Mutumeliputi5 (lima)hal,yaituSistemPenjaminanMutuyangdalamBuku inidisebutSistemPenjaminan Mutu Pendidikan Tinggi atau disingkat SPM Dikti, Standar Dikti, SistemPenjaminanMutuEksternal(SPME)atauAkreditasi,PDDikti,danL2Dikti.

3. SistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti)

a. Menurut Pasal 51 UU Dikti, Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan pendidikantinggi yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkanpotensinyadanmenghasilkanilmupengetahuandan/atauteknologiyangbergunabagi

Page 13: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

13

masyarakat,bangsa,dannegara.Untukmendapatkanpendidikantinggiyangbermututersebut,PemerintahmenyelenggarakanSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi(SPMDikti).

b. DidalamPasal52UUDiktidinyatakanbahwaSPMDiktiditetapkanolehMenteridanmerupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secaraberencana dan berkelanjutan. SPM Dikti dilakukan melalui tahap penetapan,pelaksanaan, evaluasi (pelaksanaan),pengendalian (pelaksanaan), danpeningkatan(PPEPP)StandarPendidikanTinggi(StandarDikti).

Untuk memenuhi amanat Pasal 52 UU Dikti tersebut, telah diterbitkanPermenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu PendidikanTinggi(SPMDikti).

c. Menurut Pasal 53 dan Pasal 52 ayat (4) UU Dikti sebagaimana juga diatur dalamPermenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu PendidikanTinggi(SPMDikti),SPMDiktiterdiriatas:

1) SistemPenjaminanMutuinternal(SPMI)yangdilaksanakanolehperguruantinggi;

2) SistemPenjaminanMutuEksternal (SPME) yangdilakukanmelalui akreditasiolehBAN-PTatauLembagaAkreditasiMandiri(LAM);dan

3) Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti) yang dikelola oleh setiap perguruantinggidanKemenristekdikti,sebagaisumberdatadaninformasiimplementasiSPMIdanSPME.

4. StandarPendidikanTinggi(StandarDikti)

DidalamPasal54UUDikti,diaturhal-halsebagaiberikut.

a. StandarDiktiterdiriatas:

1) StandarNasionalPendidikanTinggi(SNDikti)yangditetapkanolehMenteriterdiriatas:

a) StandarNasionalPendidikan;ditambahdengan

b) StandarPenelitian,dan

c) StandarPengabdianKepadaMasyarakat;serta

2) Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi denganmengacupadaStandarNasionalPendidikanTinggiterdiriatas:

a) StandarDalamBidangAkademik;dan

b) StandarDalamBidangNonakademik;

yangmelampauiSNDikti.

b. Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan Standar Dikti secara berkala danmengumumkanhasilevaluasidanpenilaianStandarDiktikepadaMasyarakat.

Page 14: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

14

Berdasarkan amanat Pasal 52 UU Dikti, telah diterbitkan Permenristekdikti No. 44Tahun2015TentangStandarNasionalPendidikanTinggi(SNDikti).

5. SistemPenjaminanMutuEksternal(SPME)atauakreditasi

DidalamPasal55UUDiktidinyatakanbahwa:

a. AkreditasimerupakankegiatanpenilaiansesuaidengankriteriayangtelahditetapkanberdasarkanSNDikti;

b. Akreditasidilakukanuntukmenentukankelayakan:

1) Programstudi;dan

2) Perguruantinggi;

atasdasarkriteriayangmengacupadaSNDikti.

c. PemerintahmembentukBadanAkreditasiNasionalPerguruanTinggi(BAN-PT)untuk:

1) mengembangkansistemakreditasi;dan

2) melakukanakreditasiperguruantinggi.

d. Pemerintah atau masyarakat membentuk Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) untukmelakukanakreditasiprogramstudi.

Ketentuan lebih lanjut tentang SPME atau akreditasi telah ditetapkan dalamPermenristekdikti No. 32 Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi dan PerguruanTinggi, serta Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan MutuPendidikanTinggi(SPMDikti).

Untuk melaksanakan kedua Permenristekdikti tersebut BAN PT telah menerbitkanPeraturanBadanAkreditasiNasionalPerguruanTinggi(Perban)No.2Tahun2017TentangSistemAkreditasiNasionalPendidikanTinggi(SANDikti).

6. PangkalanDataPendidikanTinggi(PDDikti)

Di dalam Pasal 56 UU Dikti diatur bahwa PD Dikti merupakan kumpulan datapenyelenggaraan pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi yang terintegrasi secaranasional.PDDiktiberfungsisebagaisumberdatadaninformasibagi:

a. LAM dan BAN-PT untuk melakukan akreditasi program studi dan perguruan tinggisesuaidengankewenanganmasing-masing;

b.Pemerintah, untuk melakukan pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan,danevaluasisertapembinaandankoordinasiprogramstudidanperguruantinggi;dan

c.Masyarakat,untukmengetahuikinerjaprogramstudidanperguruantinggi.

PD Dikti dikembangkan dan dikelola oleh Kemenristekdikti atau dikelola oleh lembagayangditunjukolehKemenristekdikti.

Perguruan tinggiwajib menyampaikan data dan informasi penyelenggaraan perguruantinggiuntukdisimpandalamPDDikti,sertamemastikankebenarandanketepatannya.

Page 15: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

15

KetentuanlebihlanjuttentangPDDiktiiniselainditetapkandalamPermenristekdiktiNo.62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti), jugadiatursecarakhususdalamPermenristekdiktiNo.61Tahun2016TentangPangkalanDataPendidikanTinggi(PDDikti).

7. LembagaLayananPendidikanTinggi(L2Dikti)

Pasal57UUDiktimengaturL2Diktisebagaiberikut:

a. L2 Dikti yang dibentukMenterimerupakan satuan kerja Pemerintah diwilayah yangberfungsimembantupeningkatanmutupenyelenggaraanpendidikantinggi;

b. Menterimenetapkan tugas dan fungsi L2 Dikti sesuai dengan kebutuhan dan secaraberkalamengevaluasikinerjaL2Dikti.

B. Pengertian,Tujuan,danFungsiSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi

1. PengertianSPMDikti

Kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana danberkelanjutan. Adapun mutu pendidikan tinggi adalah tingkat kesesuaian antarapenyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar Dikti yang terdiri atas SN Dikti danStandarDiktiyangditetapkanolehsetiapperguruantinggi.

2. TujuanSPMDikti

MenjaminpemenuhanStandarDiktisecarasistemikdanberkelanjutan,sehinggatumbuhdanberkembangBudayaMutudisetiapperguruantinggidiIndonesia.

3. FungsiSPMDikti

Mengendalikan penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi untukmewujudkanpendidikantinggiyangbermutu.

4. BudayaMutuPolaPikir,PolaSikap,danPolaPerilakuberdasarkanStandarDiktiyangdilaksanakanolehsemuapemangkukepentingan(internalstakeholders)diperguruantinggi.

C. StrukturdanMekanismeSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi

StrukturdanMekanismeSPMDikti yangditetapkandalamPermenristekdiktiNo.62Tahun2016tentangSPMDiktisebagaiberikut:

1. StrukturSPMDikti

SPMDiktitersusundalamsuatustrukturyangterdiriatas:

a. SPMI, yaitu kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiapperguruantinggisecaraotonomataumandiriuntukmengendalikandanmeningkatkanmutu penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan. SPMIdirencanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan, dan dikembangkan oleh setiapperguruantinggi.

Page 16: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

16

b. SPME, yaitu kegiatan penilaianmelalui akreditasi oleh LAM dan/atau BAN-PT untukmenentukan kelayakan program studi dan perguruan tinggi, yang direncanakan,dievaluasi,dilaksanakan,dikendalikan,dandikembangkanolehBAN-PTdan/atauLAMmelaluiakreditasisesuaidengankewenanganmasing-masing;dan

c. PD Dikti, yaitu kumpulan data dan informasi penyelenggaraan pendidikan tinggiseluruhperguruantinggidiIndonesiayangterintegrasisecaranasional.Data,informasipelaksanaan, serta luaran SPMI dan SPME dilaporkan dan disimpan oleh perguruantinggidalamPDDikti.

Sebagaimana dikemukakan di atas, tujuan SPM Dikti adalah menjamin pemenuhanStandar Dikti secara sistemik dan berkelanjutan sehingga tumbuh dan berkembangBudaya Mutu di setiap perguruan tinggi di Indonesia. Dengan demikian, implementasiSPMDikti dengan struktur seperti di atas harusmampumenjamin pemenuhan StandarDiktidiperguruantinggisecarasistemikdanberkelanjutan.

AdapunStandarDiktiterdiriatas:

a. SN Dikti1 yang ditetapkan dalam Peraturan Menristekdikti No. 44 Tahun 2015Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang memuatkriteriaminimalsistempendidikandiIndonesia,terdiriatas:

1) StandarNasionalPendidikan;

2) StandarNasionalPenelitian2;dan

3) StandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakat3.

b. StandarDiktiyangditetapkanolehsetiapperguruantinggiyangharusmelampauiSNDiktimeliputi:

1) StandarPendidikanTinggibidangakademik;dan

2) StandarPendidikanTinggibidangnonakademik.

BerdasarkanUUDikti danPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,makadapatdikemukakanbahwaSNDiktibersifatwajibdanminimal,sedangkanStandarDiktiyangditetapkansetiapperguruantinggibersifatwajibdanmelampauiSNDikti.

Pelampauan SNDikti dapat dilakukan secarakuantitatif, yaitumelebihi jumlah SNDiktisebagaimana ditetapkan dalam Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, maupun secarakualitatif,yaitumelebihisubstansi/isiSNDikti.

Struktur Standar Dikti dan pelampauan SN Dikti oleh Standar Dikti yang ditetapkansetiapperguruantinggidapatdilihatpadaGambar2.

1SNDiktimenurutPermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDikti,StandarNasionalPendidikanTinggidisusundandikembangkanolehBadanStandarNasionalPendidikanTinggidanditetapkandalamPeraturanMenteri.

2DidalamUUDiktidisebutsebagaiStandarPenelitian,tanpakata‘Nasional’.3Id.

Page 17: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

17

Gambar2.StrukturStandarDiktidanPelampauanSNDikti

ProgramstudiatauperguruantinggiyangmemenuhiSNDiktimenurutPermenristekdiktiNo. 32 Tahun2016TentangAkreditasi ProgramStudi danPerguruanTinggi dinyatakanmemenuhiperingkat terakreditasibaik, sedangkanProgramStudiatauPerguruanTinggiyangmampumelampauiSNDiktiakandinyatakanterakreditasibaiksekaliatauunggul,sebagaimanaditetapkanolehBAN-PTatauLAM.

DidalamPermenristekdiktiNo.32Tahun2016tersebut,jugadiaturbahwamutuprogramstudiatauperguruantinggiselaindiukurdaripemenuhansetiapStandarDikti,haruspuladiukur dari pemenuhan interaksi antarstandar Dikti untukmencapai tujuan pendidikantinggi.

2. MekanismeSPMDikti

a. MekanismeSPMI

Mekanisme SPM Dikti diawali oleh perguruan tinggi dengan mengimplementasikanSPMImelaluisikluskegiatanyangdisingkatsebagaiPPEPP,yaituterdiriatas:

1) Penetapan(P)StandarDikti,yaitukegiatanpenetapanstandaryangterdiriatasSNDiktidanStandarDiktiyangtelahditetapkanolehperguruantinggi;

2) Pelaksanaan(P)StandarDikti,yaitukegiatanpemenuhanstandaryangterdiriatasSNDiktidanStandarDiktiyangtelahditetapkanolehperguruantinggi;

3) Evaluasi (E)pelaksanaanStandarDikti,yaitukegiatanpembandinganantara luarankegiatanpemenuhanstandardenganstandaryangterdiriatasSNDiktidanStandarDiktiyangtelahditetapkanolehperguruantinggi;

4) Pengendalian (P) pelaksanaan Standar Dikti, yaitu kegiatan analisis penyebabstandar yang terdiri atas SN Dikti dan Standar Dikti yang telah ditetapkan olehperguruantinggiyangtidaktercapaiuntukdilakukantindakankoreksi;dan

Page 18: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

18

5) Peningkatkan(P)StandarDikti,yaitukegiatanperbaikanstandaryangterdiriatasSNDiktidanStandarDiktiagar lebih tinggidaripadastandaryangterdiriatasSNDiktidanStandarDiktiyangtelahditetapkan.

SPMI di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ditetapkan dalam peraturan pemimpin PTN(Rektor,Ketua,atauDirektur)setelahterlebihdahuludisetujuisenatPTN.Dipihaklain,SPMIdiPerguruanTinggiSwasta(PTS)disusunolehpemimpinPTSbeserta jajarannyauntuk ditetapkan dalam peraturan Badan Penyelenggara (yayasan, perkumpulan,persyarikatan,dll)setelahterlebihdahuludisetujuisenatPTS.

SetelahsatuataubeberapasiklusSPMIdiimplementasikanolehperguruantinggi,SPMIsebagaisuatusistemsecarautuhperludievaluasidankemudiandikembangkansecaraberkelanjutanolehperguruantinggiyangbersangkutan.

Luaran implementasi SPMI dalam suatu siklus disampaikan oleh perguruan tinggikepada:

1) LembagaAkreditasiMandiri (LAM) untukmeminta Akreditasi Program Studi (APS)danmemperolehstatusakreditasidanperingkatterakreditasiprogramstudi;atau

2) Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk meminta AkreditasiPerguruan Tinggi (APT) dan memperoleh status akreditasi dan peringkatterakreditasiperguruantinggi.

Permintaan perguruan tinggi untuk memperoleh APS dan/atau APT serta statusakreditasidanperingkatterakreditasiprogramstudidan/atauperguruantinggi,dapatdilakukan oleh perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal LAM yang melakukan APS suatu program studi belum terbentuk, makaakreditasiprogramstuditersebutdilakukanolehBAN-PT.

b. MekanismeSPMEatauAkreditasi

Perguruan tinggi mengajukan permintaan APS ulang4 kepada LAM atau APT kepadaBAN-PT atas luaran implementasi SPMI untuk mempertahankan atau meningkatkanstatusakreditasidanperingkatterakreditasi.

BerdasarkanPasal45ayat (2)PermenristekdiktiNo.32Tahun2016TentangAPSdanAPT,akreditasiulangolehLAMatauBAN-PTdijalankanmelaluitahapEPPyangterdiriatas:

1) Evaluasi (E) data dan informasi, yaitu LAM dan/atau BAN-PT melakukan evaluasikecukupanatasdatadaninformasiprogramstudidan/atauperguruantinggidenganmenggunakan data dan informasi pada PDDikti dan yang disampaikan olehperguruantinggimelaluiinstrumenakreditasi;

4Pasal97hurufaUUDiktimenyatakanbahwapadasaatUUinimulaiberlaku,izinpendirianperguruantinggidanizin penyelenggaraan program studi yang sudah diterbitkan dinyatakan tetap berlaku. Oleh karenanya,berdasarkanPasal33ayat(3)UUDikti,perguruantinggidanprogramstuditersebutdinyatakanterakreditasi.

Page 19: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

19

2) Penetapan(P)statusakreditasidanperingkatterakreditasi,yaitudenganmengolahdanmenganalisisdatadaninformasidariperguruantinggipemohonakreditasi,LAMdan/atauBAN-PTmenetapkanstatusakreditasidanperingkatterakreditasiProgramStudidan/atauPerguruanTinggi;

3) Pemantauan dan Evaluasi (P) status akreditasi dan peringkat terakreditasi, yaituLAMdan/atauBAN-PTmelakukanpemantauandanevaluasiataspemenuhansyaratstatus akreditasi dan peringkat terakreditasi program studi dan/atau perguruantinggiyangtelahditetapkan,berdasarkandatadaninformasidari:

a) PDDikti;b) Faktahasilasesmenlapang;c) Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi;dan/ataud) DirektoratJenderalPembelajarandanKemahasiswaan.

Status akreditasi dan peringkat terakreditasi program studi dan/atau perguruantinggi dapat dicabut sebelum masa berlakunya berakhir, apabila program studidan/atauperguruantinggiterbuktitidaklagimemenuhisyaratstatusakreditasidanperingkatterakreditasi.

c. PengelolaanPDDikti

TujuanPDDikti sebagaimanaditetapkandalamPermenristekdiktiNo.61Tahun2016TentangPangkalanDataPendidikanTinggi(PDDikti)antaralain:

1) menyediakan data, informasi penerapan, dan luaran Sistem Penjaminan MutuInternalyangdilakukanolehPerguruanTinggi;

2) menyediakan data, informasi penerapan, dan luaran Sistem Penjaminan MutuEksternal atau akreditasi program studi dan perguruan tinggi yang dilakukan olehBAN-PTdan/atauLAM.

PerguruantinggiwajibmelaporkandatadaninformasipemenuhanStandarDiktisecaraberkalakepadaKemenristekdiktimelaluiPDDikti.Selanjutnya,sesuaidenganPasal54ayat(6)UUDikti,datadaninformasipemenuhanStandarDiktitersebutakandievaluasimelaluiSPMEatauakreditasi.

Untukmemfasilitasiprosespelaporantersebut,terdapat:

1) PD Dikti pada tingkat perguruan tinggi yang dibentuk dan dikelola oleh setiapperguruantinggi;dan

2) PD Dikti pada tingkat nasional yang dibentuk dan dikelola oleh Pusat Data danInformasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Pusdatin IptekDikti),Kemenristekdikti.

Perguruan tinggiharusmengelolaPDDikti yangmemiliki strukturdatadan informasiyang identikdenganstrukturdatadan informasipadaPDDiktiyang tingkatNasional.

Page 20: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

20

Data dan informasi pada PD Dikti tingkat perguruan tinggi terintegrasi ke dalam PDDiktitingkatnasional.

Selanjutnya,datadaninformasipadaPDDiktitingkatperguruantinggidigunakanolehperguruan tinggiuntukmengimplementasikanSPMIbaikdiprogramstudimaupundiperguruantinggi.Sementaraitu,datadaninformasipadaPDDiktitingkatnasionalakandigunakanoleh LAMatauBAN-PTuntukmengimplementasikan SPMEatau akreditasiprogramstudiatauakreditasiperguruantinggi.

Menurut Pasal 10 Permenristekdikti No. 61 Tahun 2016 Tentang Pangkalan DataPendidikan Tinggi (PD Dikti), perguruan tinggi harus menyampaikan laporanpenyelenggaraan pendidikan tinggi ke PD Dikti secara berkala pada semester ganjil,semester genap, dan semester antara. Isi laporan terdiri atas data dan informasitentang:

1. Pembelajaran;

2. Penelitian;dan

3. Pengabdiankepadamasyarakat.

Laporantentangdatadaninformasitentangpembelajaranpalingsedikitterdiriatas:

1) rencana studi, paling lambat 2 (dua) bulan sejak perkuliahan dimulai untuksemesterganjildansemestergenap;dan

2) hasilstudipalinglambat2(dua)bulansetelahperkuliahanselesaiuntuksemesterganjildansemestergenap.

Adapun laporan rencanastudidanhasil studisemesterantarapaling lambat1 (satu)bulansetelahperkuliahanselesai.

Pemimpin Perguruan Tinggi bertanggung jawab atas kelengkapan, kebenaran,ketepatan,dankemutakhirandatapenyelenggaraanpendidikantinggiyangdilaporkankePDDikti.

Perguruan Tinggi yang tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan PendidikanTinggi ke PD Dikti secara berkala pada waktu yang telah ditetapkan, dan/ataumemasukkan data penyelenggaraan pendidikan tinggi yang tidak valid dikenai sanksisesuaidenganketentuanperaturanperundang-undangan.

SecaraskematikmekanismeSPMDiktidapatdilihatpadaGambar3diberikutini.

Page 21: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

21

Gambar3.MekanismeSPMDikti

D. PembagianTugasImplementasiSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi

Institusi, satuan kerja, badan, dan lembaga yang terlibat dalam implementasi SPM Diktiadalah:

1. Perguruantinggi;

2. DirektoratPenjaminanMutu–DitjenPembelajarandanKemahasiswaan;

3. BAN-PT;

4. LAM;dan

5. PusatDatadanInformasiIptekDikti(PusdatinIptekDikti),Kemenristekdikti;

6. BadanStandarNasionalPendidikanTinggi(BSNDikti).

Adapun tugas masing-masing dalam mengimplementasikan SPM Dikti dapat diuraikansebagaiberikut:

1. PerguruanTinggibertugasmenerapkanPPEPPStandarDiktimelalui implementasiSPMI,yaitu Penetapan Standar Dikti, Pelaksanaan Standar Dikti, Evaluasi pelaksanaan StandarDikti, Pengendalian pelaksanaan Standar Dikti, dan Peningkatan Standar Dikti secaraberkelanjutan.Kemudian luaranSPMIdimintakanakreditasikepadaLAMdan/atauBAN-PT untuk memperoleh status akreditasi dan peringkat terakreditasi program studidan/atauperguruantinggi.

PerguruantinggimengimplementasikanSPMIdenganmelakukankegiatan:

a. menetapkanpengelolaanSPMI,denganmemilihsalahsatumodelsebagaiberikut:

1) membentukUnit/LembagaPenjaminanMutuuntukmengimplementasikanSPMI;2) mengintegrasikanimplementasiSPMIpadamanajemenperguruantinggi;atau

Page 22: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

22

3) kombinasi antaramodelpertamadanmodel kedua (setelahSPMImenjadibudayamutu, unit/lembaga penjaminan mutu dihapuskan dan SPMI terintegrasi dalammanajemenperguruantinggi);

b. menyusundokumenyangdiperlukanuntukmengimplementasikanSPMIdiPerguruanTinggiyangbersangkutan;

c. membentukdanmengelolaPDDiktitingkatperguruantinggi;dan

d. mengimplementasikan SPMI dengan melibatkan semua pemangku kepentingan(internalstakeholders)didalamperguruantinggiyangbersangkutan.

2. DirektoratPenjaminanMutu-DitjenBelmawabertugasmelaksanakan:

a. penyiapanperumusankebijakan;

b. fasilitasi;

c. pengawasandanpengendalian;dan

d. pemantauan,evaluasi,danpelaporan;

dibidangpenjaminanmutu.

3. LAMbertugas:

a. mengevaluasi data dan informasi program studi di perguruan tinggi yang disimpandalamPDDiktitingkatnasional;

b. melakukan visitasi ke perguruan tinggi penyelenggara program studi jika diperlukanuntuk memeriksa kesesuaian data dan informasi tentang pemenuhan Standar DiktidalamsuatuprogramstudiyangdisimpandalamPDDiktitingkatnasionaldengandatadaninformasiyangterdapatdiPDDiktitingkatperguruantinggi;dan

c. penetapan status akreditasi dan peringkat terakreditasi program studi di perguruantinggi;

4. BAN-PTbertugas:

a. mengevaluasi data dan informasi perguruan tinggi yang disimpan dalam PD Diktitingkatnasional;

b. melakukan visitasi ke perguruan tinggi jika diperlukan untuk memeriksa kesesuaiandata dan informasi tentang pemenuhan Standar Dikti yang disimpan dalam PD DiktitingkatnasionaldengandatadaninformasiyangterdapatdiPDDiktitingkatperguruantinggi;dan

c. menetapkan status akreditasi dan peringkat terakreditasi perguruan tinggi, danprogramstudiyangakreditasinyabelumdilakukanLAM;

5. BSNDiktibertugas:

a. Menyusun Rancangan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi(Rapermen) tentangSNDiktiuntukdisahkanolehMenterisebagaiPeraturanMenteriRiset,Teknologi,danPendidikanTinggitentangSNDikti;

Page 23: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

23

b. MengembangkanSNDiktisesuaidenganperkembanganilmudanteknologi.

Koordinasi pelaksanaan tugas antar institusi, satuan kerja, badan, dan lembaga dalammengimplementasikanSPMDikti,dapatdilihatdalamGambar4.

Gambar4.KoordinasiImplementasiSPMDikti

AdapunprosesimplementasiSPMDiktidapatdilihatpadaGambar5sebagaiberikut:

Gambar5.ProsesImplementasiSPMDiktiKeterangan:• SNDikti :StandarNasionalPendidikanTinggi• KKNI :KerangkaKualifikasiNasionalIndonesia• AQRF :ASEANQualificationReferenceFramework• BSNDikti :BadanStandarNasionalPendidikanTinggi• BAN-PT :BadanAkreditasiNasionalPerguruanTinggi• SPMI :SistemPenjaminanMutuInternal• SPME :SistemPenjaminanMutuEksternal

********

Page 24: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

24

BabIII

SistemPenjaminanMutuInternal(SPMI)A. PengertianSistemPenjaminanMutuInternal

SebagaimanaditetapkandalamPasal53UUDikti,SPMDiktiterdiriatasSPMIdanSPMEatauakreditasi. SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiapperguruan tinggi secara otonom atau mandiri untuk mengendalikan dan meningkatkanpenyelenggaraanpendidikantinggisecaraberencanadanberkelanjutan.

Dengan demikian, setiap perguruan tinggi dapatmengembangkan sendiri SPMI antara lainsesuaidengan latarbelakang sejarah,nilaidasar yangmenjiwaipendirianperguruan tinggiitu,jumlahprogramstudidansumberdayaperguruantinggitersebuttanpacampurtanganpihak lain. Sebagai contoh, SPMI di universitas tidak cocok diimplementasikan di sekolahtinggi. Demikian pula, SPMI di perguruan tinggi kelas dunia tidak cocok digunakan diperguruantinggilokal.

SekalipunsetiapperguruantinggidapatmengembangkanSPMIsecaraotonomataumandiri,namun terdapat hal mendasar yang harus ada di dalam SPMI setiap perguruan tinggi. DidalamPasal52ayat (2)UUDiktidisebutkanbahwapenjaminanmutudilakukan melalui5(lima) langkah utama yang disingkat PPEPP, yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi(pelaksanaan), Pengendalian (pelaksanaan), danPeningkatan StandarDikti.Hal ini berartibahwa kelima langkah utama tersebut harus ada dalam melaksanakan SPMI, bahkanmerupakanintidariSPMIdisetiapperguruantinggi.

Sesuai dengan istilah ‘internal’ di dalamSPMI, kelima langkah tersebut harus dilaksanakansecara internal oleh perguruan tinggi. Sebagai contoh, langkah evaluasi terhadappelaksanaanStandarDiktidalamSPMIdisuatuperguruantinggitidakdapatdilakukanolehlembaga lain di luar perguruan tinggi tersebut sekalipun lembaga tersebut dipandangkredibel.PihakeksternaldapatdilibatkanbukandalamSPMImelainkandalamSPME,yaitumelaluiprosesakreditasi.AkreditasiperguruantinggidilaksanakanolehBAN-PT,sedangkanakreditasi program studi dilaksanakan oleh LAM. Perguruan tinggi dapat pula memintaakreditasi ke lembaga internasional seperti ABET untuk rumpun ilmu teknik. PembahasanlebihlanjutmengenailimalangkahdidalamSPMIterdapatdidalamBagianEBabini.

Limalangkahutama,yaituPPEPP,didalamSPMIsuatuperguruantinggimerupakanprosesimplementasi Standar Dikti dalam SPMI. Menurut Pasal 54 UU Dikti, standar yang harusdigunakandi dalamSPMI setiapperguruan tinggi adalah StandarDikti yang terdiri atas SNDiktiyangditetapkanolehMenteri,danStandarDiktiyangditetapkanolehsetiapperguruantinggidenganmengacupadaSNDikti.

SNDiktimerupakansatuanstandaryangmeliputiStandarNasionalPendidikanditambahdenganStandarNasionalPenelitian,danStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakat.Sementara itu, Standar Dikti yang ditetapkan oleh setiap perguruan tinggi terdiri atassejumlah standar dalam bidang akademik dan bidang nonakademik yangmelampaui SN

Page 25: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

25

Dikti. SN Dikti sebagai standar yang ditetapkan oleh Pemerintah, telah ditetapkan dalamPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti.Perlumenjadiperhatianbahwatidaksemua SN Dikti dimuat dalam Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015, karena terdapatberbagaiSNDiktiyangtersebardiberbagaiperaturanlain,antaralainSNDiktitentangratiodosen terhadap mahasiswa, dan syarat minimum ruang kelas terdapat dalamPermenristekdiktiNo.100Tahun2016TentangPendirian,Perubahan,PembubaranPTN,danPendirian,Perubahan,danPencabutanIzinPTS.PembahasanmengenaiStandarDiktisecararinci,antaralainmengenaitatacaraperumusanstandar,dibahaspadaBagianEBabini.

Sebagaimanadiuraikandiatas,SPMDiktiyangterdiriatasSPMIdanSPMEharusdidasarkanPDDikti.HaliniberartibahwadatadaninformasiyangdigunakanuntukSPMIharusidentikdengan data dan informasi yang digunakan untuk SPME. Sebagai contoh, apabila darikegiatan evaluasi di dalam SPMI didapati bahwa persentase dosen yang telah bergelarMagister ada 70%, maka di dalam SPME atau akreditasi angka itu pula harus digunakan.Dengandemikian,setiapperguruantinggiharusmembentukPDDiktiyangmenyimpandatadan informasi yang akurat, valid, dan mutakhir yang dapat digunakan untuk mengukurketercapaian atau pemenuhan Standar Dikti di dalam SPMI perguruan tinggi tersebut.SekaligusdapatpuladigunakanolehLAMatauBAN-PTuntukmelakukanakreditasi.

B.PrinsipSistemPenjaminanMutuInternal

Berdasarkan uraian di bagian A Bab ini, prinsip SPMI yang sesuai dengan UU Dikti danPermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDiktidapatdirangkumsebagaiberikut:

1. OtonomSPMI dikembangkan dan diimplementasikan secara otonom atau mandiri oleh setiapperguruan tinggi, baik pada aras Unit Pengelola Program Studi (Jurusan, Departemen,Sekolah, atau bentuk lain) maupun pada aras perguruan tinggi (Universitas, Institut,SekolahTinggi,Polyteknik,Akademi,AkademiKomunitas).

2. TerstandarSPMImenggunakanStandarDiktiyangterdiriatasSNDiktiyangditetapkanolehMenteridanStandarDiktiyangditetapkanolehsetiapperguruantinggi.

3. AkurasiSPMImenggunakandatadaninformasiyangakuratpadaPDDikti.

4. TerencanadanBerkelanjutanSPMIdiimplementasikandenganmenggunakan5 (lima) langkahpenjaminanmutu,yaituPPEPPStandarDiktiyangmembentuksuatusiklus.

5. TerdokumentasiSetiap langkah PPEPP dalam SPMI harus ditulis dalam suatu dokumen, dandidokumentasikansecarasistematis.

Hal lain yang tidak disebutkan di atas, antara lain tentang tata kelola SPMI, sumber dayaimplementasi SPMI, serta evaluasi pelaksanaan Standar Dikti ditetapkan oleh setiapperguruantinggi.DemikianpulatentangkeberadaanunitkerjaSPMIuntukmengelolaSPMI,

Page 26: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

26

menurut Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Tentang SPM Dikti bukan merupakankeharusan,melainkanyangmenjadikeharusanadalahkeberadaanSPMIdisetiapperguruantinggi. Uraian rinci mengenai model pelembagaan SPMI di perguruan tinggi dapat dibacapadaBagianEBabini.

C. TujuandanFungsiSistemPenjaminanMutuInternal

1. TujuanSPMI

SPM Dikti bertujuan menjamin pemenuhan Standar Dikti secara sistemik danberkelanjutan,sehinggatumbuhdanberkembangbudayamutu.Dengandemikian,SPMIsebagai salah satu sub sistemdari SPMDikti, bertujuanmeningkatkanmutupendidikantinggi secara sistemik dan berkelanjutanmelalui PPEPP Standar Dikti, sehingga tumbuhdanberkembangbudayamutu.

Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila setiap perguruan tinggi telahmengimplementasikanSPMIdenganbaikdanbenar,danluarannyadimintakanakreditasi(SPME).

SeberapajauhperguruantinggimelampauiSNDiktiyangditunjukkandenganpenetapanStandarDiktiyangditetapkanperguruantinggitersebutmerupakanperwujudandariduatujuanlaindariSPMI,yaituuntuk:

a. pencapaianvisidanpelaksanaanmisiperguruantinggitersebut,dan

b pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders) perguruan tinggitersebut.

2.FungsiSPMI

SPMDiktiberfungsimengendalikanpenyelenggaraanpendidikantinggiolehperguruantinggiuntukmewujudkanpendidikantinggiyangbermutu.

Dariuraiandiatas,dapatdikemukakanbahwafungsiSPMI,sebagaisalahsatusubsistemdariSPMDikti,adalah:

a. menumbuhkandanmengembanganbudayamutuperguruantinggi;

b. mewujudkanvisidanmelaksanakanmisiperguruantinggi;

c. saranauntukmemperolehstatusakreditasidanperingkatterakreditasiprogramstudidanperguruantinggi;dan

d. memenuhikebutuhanpemangkukepentinganperguruantinggi.

D.DokumenSistemPenjaminanMutuInternal

DokumenSPMIberbedadengandokumenlainnyayanglazimdimilikiperguruantinggisepertiStatuta dan Rencana Strategis (Renstra). Kedua dokumen yang disebut terakhir, walaupunberisi hal yang memiliki hubungan dengan SPMI, kedua dokumen itu tidak termasukdokumenSPMIdarisuatuperguruantinggi.

Page 27: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

27

HubunganyangdimaksudadalahbahwakeduadokumenyangdisebutterakhirmemuatpulasejumlahstandaryangharusmenjadipedomanuntukmenetapkanStandarDiktidalamSPMIperguruan tinggi. Selanjutnya, Standar Dikti tersebut harus dilaksanakan, dievaluasi,dikendalikan, dan ditingkatkan dalam SPMI perguruan tinggi tersebut. Sebagai contoh, didalamstatuta terdapatketentuan tentang tatakelolaperguruan tinggi yangharusmenjadipedoman untuk menetapkan, melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan, mengendalikanpelaksanaan,danmeningkatkanStandarPengelolaandalamSPMI.

Menurut Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 TentangPenyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, statuta adalahperaturandasarPengelolaanPerguruanTinggiyangdigunakansebagailandasanpenyusunanperaturandanproseduroperasionaldiPerguruanTinggi.Padadasarnyastatutamemuatduakelompokketentuanberikut.

1. Kelompok ketentuan pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi yang digunakan sebagaistandar dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelenggaraan kegiatan TridharmaPerguruanTinggi;

2. Kelompokketentuantentangtatakelolaperguruantinggiyangdigunakansebagaistandartatakelolapenyelenggaraanperguruantinggi.

AdapunmenurutPasal5ayat(1)hurufcangka2junctoPasal23danPasal25hurufbangka1hurufa)PeraturanPemerintahNomor4Tahun2014TentangPenyelenggaraanPendidikanTinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, Rencana Strategis (Renstra) merupakan rencanajangkamenengahperguruantinggiuntukrentangwaktu5(lima)tahun.

Renstra dibuat dengan tujuan membantu perguruan tinggi untuk menyusun RencanaOperasional/Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan berdasarkan pemahaman terhadaplingkungan strategis, baik dalam skala nasional, regional, maupun internasional. Dengandemikian, di dalamRenstra akanditemukan sejumlah sasaranperguruan tinggi yangharusdicapai. Sementara itu, padaDokumenSPMIdimuat 5 (lima) langkahdalammelaksanakanSPMI,yaituPPEPP.

DibawahiniakandijelaskansecarasingkatdokumenSPMI.

MenurutPasal8ayat(4)hurufbPermenristekdiktiNo.62Tahun2016,DokumenSPMIterdiriatas Dokumen Kebijakan SPMI, Dokumen Manual SPMI, Dokumen Standar dalam SPMI(StandarDikti),danDokumenFormuliryangdigunakandalamSPMI.

1. DokumenKebijakanSPMI

Dokumen Kebijakan SPMI adalah dokumen berisi garis besar tentang bagaimanaperguruan tinggi memahami, merancang, dan mengimplementasikan SPMI dalampenyelenggaraanpendidikantinggisehinggaterwujudbudayamutupadaperguruantinggitersebut.

DokumenKebijakanSPMIPerguruanTinggipalingsedikitberisi:

a. VisidanMisiPerguruanTinggi;

Page 28: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

28

b. LatarBelakangdanTujuanSPMIPerguruanTinggi;

c. GarisBesarKebijakanSPMIPerguruanTinggiantaralain:

1) AsasdanPrinsipSPMIPerguruanTinggi;

2) TujuandanStrategiSPMIPerguruanTinggi;

3) Ruang Lingkup SPMI Perguruan Tinggi (bidang akademik dan non akademik ataubidangpendidikan,penelitian,danpengabdiankepadamasyarakat);

4) ManajemenSPMIPerguruanTinggi,yaituPPEPP;

5) Pengorganisasian SPMI Perguruan Tinggi (unit/lembaga atau terintegrasi dalammanajemen);dan

6) JumlahdannamaStandarSPMI(StandarDikti)PerguruanTinggi;

d. InformasiDokumenSPMIlain,yaituDokumenManualSPMI,DokumenStandarSPMI(StandarDikti),danDokumenFormulirSPMI;

e. Hubungan Dokumen Kebijakan SPMI dengan berbagai Dokumen Perguruan Tinggilain,antaralainStatuta,danRenstra.

DokumenKebijakanSPMIdisusundanditetapkandenganKeputusanPemimpinPerguruanTinggi Negeri setelah disetujui Senat Perguruan Tinggi. Untuk Perguruan Tinggi Swasta,Dokumen Kebijakan SPMI ditetapkan dengan Keputusan Badan Penyelenggara setelahdisetujuiSenatPerguruanTinggi.

DokumenKebijakanSPMIbermanfaatuntuk:

a. menginformasikan kepada para pemangku kepentingan Perguruan Tinggi tentangkonsep,struktur,mekanisme,danpengorganisasianSPMIdiPerguruanTinggi;

b. menjadi dasar dalam penyusunan DokumenManual SPMI, Dokumen Standar dalamSPMI,danDokumenFormuliryangdigunakandalamSPMI.

2. DokumenManualSPMI

DokumenManualSPMIadalahdokumenberisipetunjukteknistentangcara,langkah,atauprosedur PPEPP Standar Dikti secara berkelanjutan oleh pihak yang bertanggungjawabdalam implementasiSPMIdiperguruan tinggi,baikpada tingkatunitpengelolaprogramstudimaupunpadatingkatperguruantinggi.

DokumenManual SPMI untuk setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti) di PerguruanTinggimemuat5(lima)macamManualSPMIsesuaitahapdalamSPMI,yaitu:

a. ManualSPMIuntukPenetapansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti);

b. ManualSPMIuntukPelaksanaansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti);

c. ManualSPMIuntukEvaluasiPelaksanaansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti);

d. Manual SPMI untukPengendalian Pelaksanaan setiap Standar dalam SPMI (StandarDikti);

Page 29: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

29

e. ManualSPMIuntukPeningkatansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti);

Padadasarnya,untuksetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)harusada5(lima)ManualSPMI atau petunjuk tentang cara, langkah, atau prosedur PPEPP setiap Standar dalamSPMI (Standar Dikti) tersebut. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa beberapaStandardalamSPMI(StandarDikti)memilikikesamaanataukeserupaan,sehinggaManualSPMInyajugasamaatauserupa.UntukbeberapaStandardalamSPMI(StandarDikti)yangsamaatauserupatersebutcukupdibuat1(satu)DokumenManualSPMIsaja.

DokumenManualSPMIPerguruanTinggiuntuksetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)palingsedikitmemuat:

a) TujuanManual SPMI Perguruan Tinggi untuk 1 (satu) Standar dalam SPMI (StandarDikti);

b) Ruang Lingkup Manual SPMI Perguruan Tinggi untuk 1 (satu) Standar dalam SPMI(StandarDikti):

a. ManualPenetapan1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);

b. ManualPelaksanaan1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);

c. ManualEvaluasiPelaksanaan1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);

d. ManualPengendalianPelaksanaan1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);

e. ManualPeningkatan1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);

c) Macampekerjaan yang harus dilakukan dalamPPEPP 1 (satu) Standar dalam SPMI(StandarDikti);

d) PihakyangharusmelakukanpekerjaantersebutdalamPPEPP1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);

e) BagaimanapekerjaantersebutharusdilakukandalamPPEPP1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);

f) Bilamana pekerjaan tersebut harus dilakukan dalam PPEPP 1 (satu) Standar dalamSPMI(StandarDikti);

g) Daftar formulir yang harus dibuat dan digunakan untuk mencatat dan merekamimplementasiManualSPMIdalamPPEPP1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti);dan

h) Daftar sarana yang harus disediakan dan digunakan untuk mengimplementasikanManualSPMIdalamPPEPP1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti).

DokumenManualSPMIPerguruanTinggibermanfaatuntuk:

a. memanduparapejabatstrukturaldan/atauunitSPMIdiPerguruanTinggi,dosen,sertatenaga kependidikan dalam mengimplementasikan PPEPP dalam SPMI di PerguruanTinggi;

b. memberi petunjuk tentang bagaimana Standar dalam SPMI (Standar Dikti) dapatdipenuhidanditingkatkansecaraberkelanjutan.

DokumenManualSPMIatauManualMutudibeberapaperguruan tinggidapatmemuatProsedur Mutu (Quality Procedure) atau bahkan Kebijakan SPMI atau Kebijakan Mutu

Page 30: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

30

(Quality Policy). Kebijakan SPMI yang dimuat dalamDokumenManual SPMI antara lainditemukan dalam Quality Assurance Handbook University of Oxford, Quality AssuranceManualUniversityofLondon,QualityAssuranceManualChineseUniversityofHongKong.

3. DokumenStandardalamSPMI(StandarDikti)

Dokumen Standar dalam SPMI (Standar Dikti) adalah dokumen berisi berbagai kriteria,ukuran,patokan,atauspesifikasidari setiapkegiatanpenyelenggaraanpendidikan tinggisuatu Perguruan Tinggi untuk mewujudkan visi danmisinya, sehingga terwujud budayamutudiperguruantinggitersebut.

Dokumen1(satu)StandardalamSPMI(StandarDikti)palingsedikitberisi:

a. Definisi istilah, yaitu istilah khas yangdigunakandalamStandardalamSPMI (StandarDikti)agartidakmenimbulkanmultitafsir;

b. Rasionale StandardalamSPMI (StandarDikti), yaitu alasanpenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)tersebut;

c. Pernyataan isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti), misalnya mengandung unsurAudience,Behavior,Competence,danDegree(ABCD);

d. Strategi pencapaian Standar dalam SPMI (Standar Dikti), yaitu tentang apa danbagaimanamencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti);

e. Indikator pencapaian Standar dalam SPMI (Standar Dikti), yaitu apa yang diukur/dicapai,bagaimanamengukur/mencapai,dantargetpencapaian;

f. PihakyangterlibatdalampemenuhanStandardalamSPMI(StandarDikti);dan

g. Referensi, yaitu keterkaitan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) tertentu denganStandardalamSPMI(StandarDikti)lain.

DokumenStandardalamSPMI(StandarDikti)bermanfaatsebagai:

a. saranakendaliuntukmencapaivisi,misi,dantujuanperguruantinggi;

b. indikatoryangmenunjukkantingkatmutuperguruantinggi;

c. tolokukuryangharusdicapaidalampenyelenggaraanpendidikantinggiolehpemangkukepentinganinternalperguruantinggi;

d. bukti kepatuhan perguruan tinggi pada peraturan perundang-undangan dan buktikepada masyarakat bahwa perguruan tinggi memiliki dan memberikan layananpendidikantinggidenganmenggunakanstandar.

4. DokumenFormuliryangdigunakandalamSPMI

DokumenFormuliradalahnaskah tertulisyangberisi kumpulan formuliryangdigunakandalammengimplementasikan Standar dalam SPMI (Standar Dikti), dan berfungsi untukmencatat/merekamhalatauinformasiataukegiatantertentuketikaStandardalamSPMI(StandarDikti)diimplementasikan.

Dokumen Formulir SPMI memuat antara lain uraian tentang format berbagai macam

Page 31: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

31

formulir yang digunakan dalam mengimplementasikan setiap Standar dalam SPMI(StandarDikti)sesuaidenganperuntukansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti).

Harus dipastikan bahwa setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti) memiliki formulirsebagaialatuntukmengendalikanpelaksanaansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)danmencatat/merekamhasilimplementasisetiapStandardalamSPMI(StandarDikti).

DokumenFormulirSPMIbermanfaatantaralainsebagai:

a. saranauntukmencatat/merekamimplementasiisisetiapStandardalamSPMI(StandarDikti);

b. sarana untuk memantau, mengevaluasi, dan mengendalikan implementasi setiapStandardalamSPMI(StandarDikti);

c. bukti autentik berupa catatan/rekaman implementasi setiap Standar dalam SPMI(StandarDikti)secaraperiodik.

Terdapat berbagaimacam formulir dalam SPMI dengan peruntukan yang berbeda-bedasesuaidenganmacamStandarDikti,namundapatdipastikanbahwasetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)membutuhkanpalingsedikitsatuformulir.

E. ImplementasiSistemPenjaminanMutuInternal

MenurutPasal3ayat (2)PermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDikti,SPMIdisuatu perguruan tinggi direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan, dandikembangkanolehperguruantinggi.

Perencanaan,pelaksanaan, evaluasi danpengendalian, sertapengembanganSPMIdi suatuperguruantinggi,dapatdigambarkansepertiterlihatdalamGambar6.

Gambar6.ImplementasiSPMI

Page 32: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

32

Dengandemikian,implementasiSPMIadalahtindakanmenerapkanSPMIdiperguruantinggidimulaidari:

1. PerencanaanSPMIMenyusun dan menetapkan seluruh Dokumen SPMI sebagaimana telah disebut dalamBagianDdariBabini,yaituDokumenKebijakanSPMI,DokumenManualSPMI,DokumenStandardalamSPMI(StandarDikti),danDokumenFormuliryangdigunakandalamSPMI;

2. PelaksanaanSPMIMenerapkan isi dari semua dokumen SPMI yang telah disusun dan ditetapkan dalamperencanaansebagaimanadimaksudpadaangka1;

3. EvaluasidanPengendalianSPMIMelakukan evaluasi dan pengendalian pelaksanaan SPMI, yaitu menemukan berbagaikekurangan dalam pelaksanaan SPMI, sebagaimana dimaksud pada angka 2, untukdilakukantindakankoreksiatauperbaikan;dan

4. PengembanganSPMIMeningkatkanSPMIsebagaisuatusistem(kaizen),yaitumeliputiperbaikanrencanaSPMIdan penerapan SPMI sesuai koreksi yang telah dilakukan, sebagaimana dimaksud padaangka 3, sehingga SPMI semakin mampu mewujudkan budaya mutu suatu perguruantinggi.

Oleh karena yang merupakan inti dari SPMI adalah ketersediaan berbagai Standar dalamSPMI(StandarDikti)yangdapattersusundalamsebuahDokumenStandarSPMI,makatanpamengurangifungsipentingdaridokumenSPMIlain,yaituKebijakanSPMI,ManualSPMI,danFormulir SPMI, uraian di bawah ini memfokuskan pada bagaimana implementasi StandardalamSPMI(StandarDikti).

ImplementasiStandardalamSPMI(StandarDikti)terdiriatassebuahsiklusyangmencakupPenetapan,Pelaksanaan,Evaluasipelaksanaan,Pengendalianpelaksanaan,danPeningkatan(PPEPP) Standar dalam SPMI (Standar Dikti) yang dapat dilihat dalam Gambar 7 sebagaiberikut:

Gambar7.SiklusSPMI

Page 33: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

33

1. PenetapanStandarDikti

Standaradalahpernyataandalambentukkalimatyangberisisesuatuyangdicitakanataudiinginkan untuk dicapai, suatu tolok ukur atau kriterium atau spesifikasi tertentu, ataudapatberupaperintahuntukmelakukansesuatu.DidalamSPMI,standaryangdimaksudadalahStandardalamSPMI(StandarDikti),yangterdiriatasstandaryangditetapkanolehPemerintah, yaituStandarNasionalDikti (SNDikti), dan standar yangharusditetapkansendiri oleh setiap perguruan tinggi yang disebut Standar Dikti yang ditetapkan olehperguruan tinggi. Standar Dikti yang ditetapkan perguruan tinggi wajib melampaui SNDikti atau standar lain yang sama sekali tidak tercakup dalam SN Dikti, sehinggamerupakankekhasandariperguruantinggiyangbersangkutan.Artinya,perguruantinggiwajib menetapkan sendiri berbagai Standar Dikti (yang ditetapkan perguruan tinggisendiri), yang secara kuantitatif lebih banyak dan/atau secara kualitatif lebih tinggidaripadaSNDikti.

Untuk merumuskan berbagai Standar Dikti yang ditetapkan perguruan tinggi sendiri,perguruantinggidapatmengikutilangkahberikutini:

a. menyiapkandanmempelajariberbagaibahan,antaralain:

• Peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan tinggi (al: Undang-UndangPendidikanTinggi,berbagaiPermenristekdiktiyangmengaturPendidikanTinggi);

• Tatanilaiataunilaidasaryangdianutperguruantinggi;

• Visi,misi,dantujuanperguruantinggidan/atauunitpengelolaprogramstudi;

• HasilanalisisSWOT(strengths,weaknesses,opportunities,threats)perguruantinggidan/atauunitpengelolaprogramstudi;dan

• Hasil studi pelacakan lulusan (tracer study) dan/atau need assessment terhadappenggunalulusan.

b. melakukan benchmarking ke perguruan tinggi lain (jika dipandang perlu) untukmemperoleh informasi, pengalaman, dan saran. Alternatif lain adalah mengundangnarasumber, antara lain dari Kemenristekdikti dan/atau perguruan tinggi lain yangmemahamiKebijakanNasionalSPMDikti;

c. menyelenggarakan pertemuan dengan melibatkan para pemangku kepentinganinternaldaneksternalperguruantinggisebagaiwahanauntukmendapatkanberbagaisaran,ide,atauinformasiyangdapatdigunakandalammerumuskanStandarDiktiyangditetapkanperguruantinggisendiri;

d. merumuskan Standar Dikti yang ditetapkan perguruan tinggi sendiri, yang dapatmenggunakan struktur kalimat yang mengandung unsur ABCD, yaitu Audience(subyek),Behaviour(predikat),Competence(obyek),danDegree(keterangan);

e. melakukanuji publikhasil perumusanStandarDikti yangditetapkanperguruan tinggisendirikepadaparapemangkukepentinganinternaldaneksternal,untukmendapatkansaranperbaikanatasStandarDiktiyangditetapkanperguruantinggisendiritersebut;

Page 34: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

34

f. melakukan revisi atas isi, redaksi, dan struktur kalimat rumusan Standar Dikti yangditetapkanperguruantinggisendiri,denganmemperhatikanhasilujipublik;

g. menetapkan Standar Dikti yang ditetapkan perguruan tinggi sendiri tersebut, sesuaidenganmekanismeyangdiaturdalamStatutaPerguruanTinggiyangbersangkutan.

PerumusanStandarDiktiyangditetapkanperguruantinggisendiri,sesuailangkahdiatasdapatdilakukanoleh:

a. Tim ad hoc yang dibentuk dan diberi kewenangan oleh Pemimpin Perguruan TinggiuntukmenyusunSPMI, yangdapatberanggotakanpejabat strukturaldan/ataudosenyangbukanpejabatstruktural;atau

b. Lembaga/kantor/unitkhususpenjaminanmutuperguruantinggi(jikaada),yangdapatbertindaksebagaikoordinatorataufasilitatorperumusanStandarDiktiyangditetapkanperguruantinggisendiri.

Agar semua pihak dalam suatu perguruan tinggi dapat memahami bagaimana StandarDikti yang ditetapkan perguruan tinggi sendiri, dirumuskan dan ditetapkan, diperlukanketersediaan Manual Penetapan Standar. Manual ini dilengkapi dengan ManualPelaksanaan Standar, Manual Evaluasi Pelaksanaan Standar, Manual PengendalianPelaksanaanStandar,danManualPeningkatanStandar,dapatdihimpunmenjadisebuahBukuManualSPMI.

2. PelaksanaanStandarDikti

Setelah Standar dalam SPMI (Standar Dikti), yaitu baik SN Dikti maupun Standar Diktiyang ditetapkan perguruan tinggi sendiri, ditetapkan dan diberlakukan pada seluruhtingkat di suatu perguruan tinggi, langkah berikutnya adalah para pihak yang menjadisubyek atau audience (A) dari standar tersebut harus mulai melaksanakan isi Standardalam SPMI (Standar Dikti) itu. Subyek ini dapat berbeda tergantung dari isi masing-masing Standar Dikti, misal Rektor, Ketua, atau Direktur, Dekan, Kepala Biro, KetuaJurusan, Dosen, tenaga kependidikan, atau bahkan mahasiswa. Berikut ini contoh isirumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) yangmemperlihatkan subyek yang harusmelaksanakannya:

• Standar Isi Pembelajaran: ‘Dosen menyusun rencana pembelajaran semester (RPS)mata kuliah yang dibinanya dan membagikan kepada para mahasiswa, pada kuliahpertama di setiap awal semester’, menunjukkan bahwa subyek yang harusmelaksanakanstandartersebutadalahdosen;

• StandarRekrutmendanSeleksiDosen:‘Rektormembuatrencanarekrutasidanseleksicalondosenpadasetiapawaltahunanggaran,berdasarkankebutuhanyangdiusulkanolehDekan’,menunjukkanbahwasubyekyangharusmelaksanakanstandarituadalahRektordanDekan.

Secara manajerial, semua pejabat struktural sesuai dengan tugas dan fungsinyabertanggungjawab dalam Tahap Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) ini.Contoh dalam pelaksanaan Standar isi Pembelajaran di atas, walaupun subyek adalah

Page 35: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

35

dosen, namun Ketua Jurusan/Departemen atau Wakil Dekan juga bertanggung jawabmemantau,mengevaluasidanbilaperlumengambil tindakankoreksiuntukmemastikanbahwaisistandartersebutdilaksanakanataudipenuhi.

Dengandemikian,pelaksanaanisiStandardalamSPMI(StandarDikti)menjaditugasdarisetiap pihak yang mengelola perguruan tinggi, baik sebagai pejabat struktural, bukanpejabat struktural, dosen, tenagakependidikanyangbukandosen,dan jugamahasiswa,sesuai dengan isi masing-masing standar. Tidak benar jika pelaksanaan Standar dalamSPMI (Standar Dikti) atau dokumen SPMI secara keseluruhan hanyamenjadi tugas dantanggungjawabLembagaatauKantorPenjaminanMutu.AgarsemuaStandardalamSPMI(StandarDikti)dapatdilaksanakan,diperlukanManualPelaksanaanStandardalamSPMI(Standar Dikti) yang dapat dihimpun ke dalam Buku Manual SPMI bersama denganmanuallainnya.

3. EvaluasiPelaksanaanStandarDikti

Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) adalah tindakan pejabatstruktural pada setiap tingkat perguruan tinggi, termasuk lembaga/kantor penjaminanmutujikaada,untukmenilaiapakahisiberbagaiStandardalamSPMI(StandarDikti)telahdilaksanakan atau dipenuhi. Dengan kata lain, mereka menilai kesesuaian antarapelaksanaan standar dengan standar yang telah ditetapkan. Tindakan mengevaluasipelaksanaan standar lazimdikaitkan dengan tindakanmemantau (monitoring), sehinggadapatdisingkatmenjadi‘monev’.

Evaluasi adalah penilaian terhadap suatu proses atau kegiatan yang telah selesaidilakukan, yangdisebut juga sebagai summativeevaluation. Evaluasi seperti ini bersifatkomprehensifdanutuh,sehinggabukanhanyahasil(output)yangdinilaimelainkan jugadampakatau (outcomes) dari sebuahproses atau kegiatan.Monitoring adalahpenilaianpula,tetapidilakukanketikakegiatanyangdinilaiitumasihberjalan,ataudisebutsebagaiformativeevaluation.5

Baiksummativemaupunformativeevaluationbertujuan:

a. memastikanStandardalamSPMI(StandarDikti)telahdilaksanakansebagaimanatelahditetapkan;

b. mengantisipasi dan/ataumengoreksi kekeliruan atau kekurangan yang terjadi dalampelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) yang berpotensi menggagalkanpencapaianisiStandardalamSPMI(StandarDikti)tersebut;dan

c. jikatidakditemukankekeliruanataukekurangan,makatujuanevaluasiataumonitoringadalahmempertahankanpelaksanaanStandardalamSPMI (StandarDikti) yang telahberlangsung.

5 Selain formative dan summative evaluation, dikenal juga diagnostic evaluation, yaitu evaluasi yang bertujuanmengetahui kelemahan atau kendala yang dapat menghalangi pelaksanaan suatu kegiatan dan mengambillangkahyangdiperlukanuntukmengatasikelemahanataukendalatersebut.

Page 36: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

36

Formativeevaluationdansummativeevaluationadalahkegiatanaudit(auditing),yangjikadilakukanolehpihak internaldalamsuatuperguruantinggidisebutAuditMutu Internal(AMI). Sedangkan summative evaluation yang dilakukan oleh pihak eksternal disebutakreditasi(accreditation).

DalampelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti),evaluasidilakukanpertama-tamaoleh pejabat struktural pada setiap unit kerja dalam suatu perguruan tinggi. Kemudian,untukmenjamin obyektivitas, evaluasi internal dilanjutkan denganAuditMutu Internalyang lazimdilakukanolehparaauditor internal yangdapatberadadibawahkoordinasiLembaga atau Kantor Penjaminan Mutu yang terdapat pada perguruan tinggibersangkutan. Jika hasil dari audit internal ini buruk, maka diperlukan langkah atautindakankoreksi,sebaliknyajikabaikmakapraktikbaiktersebutdapatdipertahankandanditingkatkan mutunya. Pada akhirnya, berdasarkan hasil audit internal ini perguruantinggitersebutdapatmemintapihakeksternaluntukmelakukanakreditasiatauSPME.

Obyekyangdievaluasidapatberupa:

a. prosesataukegiatanpelaksanaanisisuatustandar;

b. prosedurataumekanismepelaksanaanisistandar;

c. hasilatauoutputdaripelaksanaanisistandar;dan

d. dampakatauoutcomesdaripelaksanaanisistandar.

Keempat aspek ini dinilai dengan tolokukur isi darimasing-masing StandardalamSPMI(StandarDikti).OlehkarenacakupanisiStandarDiktiberbagaimacamsesuaidenganluaslingkup penyelenggaraan pendidikan tinggi setiap perguruan tinggi, maka waktu danfrekuensi Evaluasi Pelaksanaan Standar Dikti mungkin tidak akan selalu sama. Contoh,evaluasi pelaksanaan Standar Kebersihan Ruang Kelas, dapat dilakukan sekali dalamseminggu,sedangkanpemantauannyadilakukansetiaphari.Namun,evaluasipelaksanaanStandar Rekrutmen dan Seleksi Dosen, tidak mungkin dilakukan mingguan melainkansemesteranatausetahunsekali.

Untukdapatmengevaluasi, diperlukan ketersediaanbahan, data, informasi, keterangan,dan alat bukti yang menjadi objek evaluasi. Bahan ini dikumpulkan dari formulircatatan/rekamanpelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti),formulirpemantauan,danpenjelasandaripihakpelaksanaStandarDikti.Pedomanrincitentangsiapa,bilamana,bagaimana, dan apa yang harus disiapkan untuk Evaluasi Pelaksanaan Standar DiktidirumuskandidalamManualEvaluasiyangterhimpundalamBukuManualSPMI.

Hasil summative evaluation maupun formative evaluation berupa berbagai temuan(findings) harus ditindaklanjuti dalam Tahap Pengendalian Pelaksanaan Standar Dikti,sebagaimanadiuraikandibawahini.

4. PengendalianPelaksanaaanStandarDikti

Pengendalianpelaksanaan StandardalamSPMI (StandarDikti)merupakan tindak lanjutatasberbagaitemuan(findings)yangdiperolehdariTahapEvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI (StandarDikti). Jika temuan (findings)menunjukkanbahwapelaksanaan isi

Page 37: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

37

StandardalamSPMI (StandarDikti) telah sesuaidenganapayang telahdicantumkandidalamStandardalamSPMI(StandarDikti),makalangkahpengendaliannyaberupaupayaagar pencapaian tersebut tetap dapat dipertahankan. Namun, jika temuan (findings)menunjukkan sebaliknya, maka harus dilakukan tindakan koreksi atau perbaikan untukmemastikan agar isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) yang telah ditetapkan dapatterpenuhi.

Terdapat beberapa jenis tindakan koreksi sebagai langkah Pengendalian PelaksanaanStandar dalam SPMI (Standar Dikti), yaitu mulai dari penyelenggaraan rapat pimpinanyangkhususmembahashasilevaluasihinggapenjatuhantindakankoreksitertentu,antaralain instruksi, teguran, peringatan, penghentian perbuatan/kegiatan, investigasi ataupemeriksaanmendalam,danpenjatuhansanksiringan,sedang,hinggaberat.

Setiapbentuktindakankoreksiyangdiambilatastemuan(findings),perludicatatdidalamformulir yang dilengkapi dengan informasi seperti tanggal, pihak yang harusmelakukantindakankoreksi, alasanpenjatuhan tindakankoreksi, pihak yangmenjatuhkan tindakankoreksi,durasiwaktutindakankoreksiharusdilakukan,sertaketerangantentangapakahtindakankoreksitersebuttelahdilaksanakanatautidakdilaksanakan.Pencatatanlangkahtindakankoreksi atas temuan (findings)merupakan salah satu luaranSPMIyangakandiperiksa oleh BAN-PT atau LAM dalam menetapkan status akreditasi dan peringkatterakreditasi.

Petunjukmengenai siapa, bilamana, dan bagaimana Pengendalian Pelaksanaan StandarDikti harus dilakukan, sebaiknya dirumuskan dalam Manual Pengendalian PelaksanaanStandarDikti.Manual ini sepertimanual lainnyadapatdihimpundidalamBukuManualSPMI.

Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa Pengendalian Pelaksanaan Standar Dikti tidaktepat jika dilakukan oleh Lembaga atau Kantor Penjaminan Mutu, sebab unit ini tidakmemiliki kewenangan melakukan tindakan koreksi. Dalam hal temuan (findings)menunjukkanperlutindakankoreksi,makainformasiituharusdisampaikankepemimpinunit yang dievaluasi atau diaudit, dan kepada pemimpin perguruan tinggi untukditindaklanjuti.

5. PeningkatanStandarDikti

PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)adalahkegiatanperguruantinggiuntukmenaikkanataumeninggikan isi StandardalamSPMI (StandarDikti).Kegiatan ini seringdisebut kaizen atau continuous quality improvement (CQI), dan hanya dapat dilakukanapabila Standar dalamSPMI (StandarDikti) telahmelalui keempat tahap siklus SPMIdiatas,yaituPenetapan,Pelaksanaan,Evaluasipelaksanaan,danpengendalianpelaksanaanStandar dalam SPMI (Standar Dikti). Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukmeningkatkanmutuperguruantinggisesuaiperkembangankebutuhanmasyarakat,kemajuan ilmu dan teknologi, serta peningkatan tuntutan kebutuhan pemangkukepentinganinternaldan/ataueksternalperguruantinggi.

Page 38: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

38

IsiStandardalamSPMI (StandarDikti)yangdapatditingkatkanadalahunsurBehaviour,Competence,Degree,ataukombinasiketiganya.Contoh,semula isisuatuStandardalamSPMI(StandarDikti)adalah‘Setiapsemesterdosenwajibmenyusunsilabusmatakuliahyangdiasuhnya’, kemudiansetelahstandar inidicapai selamadua tahunberturut-turut,dan setelah dilakukan evaluasi pelaksanan standar tersebut setiap semester, diketahuibahwamayoritas atau bahkan semua dosen telahmemenuhi isi standar itu. Kemudian,aspek Competence dalam isi standar itu dapat ditingkatkan sehingga menjadi ‘Setiapsemester dosen wajib menyusun silabus matakuliah yang diasuhnya denganmencantumkan capaian pembelajaranmata kuliah dan harus selaras dengan capaianpembelajaran program studi’. Dapat pula yang ditingkatkan adalah aspek Degree,sehingga bukan lagi dosen harus menyusun silabus setiap semester, melainkanmencantumkan tenggatwaktu, yaitu ‘Paling lambat satubulan sebelumawal semesterberjalan,setiapdosenharustelahselesaimenyusunsilabusmatakuliahyangdiasuhnyadan membagikannya kepada mahasiswa pada saat mereka melakukan pendaftaranrencanastudi’.

KaizensetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)dapatdilakukansecarabersamaanatauserentak, atau secara parsial. Artinya, tidak mungkin seluruh standar ditingkatkanmutunya lima tahun sekali, atau setiap tahun sekali. Hal ini sangat tergantung pada isimasing-masing standar. Contoh, kaizen isi Standar Kurikulum tidak mungkin dilakukansetiaptahun,tetapikaizenisiStandarKebersihandapatdilakukansetiaptahunatausetiapsemester.

DisarankanagarkaizenatasisiStandardalamSPMI(StandarDikti)dilakukanbukanolehperseorangan, melainkan secara institusional, yaitu melalui Lembaga atau KantorPenjaminan Mutu (jika ada), atau oleh Pimpinan perguruan tinggi. Jika diperlukan,sebelummelakukan kaizen Standar dalam SPMI (StandarDikti), perguruan tinggi dapatmelakukan benchmarking untuk mengetahui seberapa jauh perguruan tinggi lain telahmelaksanakan SPMI dan membandingkannya dengan apa yang telah dilakukan ataudicapai oleh perguruan tinggi tersebut. Hasil kaizen pada akhirnya adalah penetapanStandar dalam SPMI (Standar Dikti) baru, yang menggantikan Standar dalam SPMI(Standar Dikti) sebelumnya. Pada tahap ini, langkah Penetapan Standar dalam SPMI(StandarDikti)dalamsiklusPPEPPsepertidiuraikandiatasdimulaikembali.

6. ModelOrganisasidanKelembagaanSistemPenjaminanMutuInternal

ImplementasiSPMIdisuatuperguruantinggidilakukanbaikpadatingkatperguruantinggi(Universitas, Institut,SekolahTinggi,Polyteknik,Akademi,AkademiKomunitas),maupunpada tingkat fakultas (jika ada) dan tingkat unit pengelola program studi (Jurusan,Departemen,Bagian,jikaada).

Mengenai pengertian ‘program studi’, perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU Diktiprogramstudibukanmerupakanunitorganisasi.HalinidiaturdalamPasal1angka17UUDiktiyangmenyatakan bahwaProgramStudiadalahkesatuan kegiatan pendidikan danpembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satujenispendidikanakademik,pendidikanprofesi,dan/ataupendidikanvokasi.

Page 39: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

39

Selanjutnya,dalamPasal33ayat (4)UUDiktidiaturbahwaProgramStudidikelolaolehsuatu satuan unit pengelola yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi. Adapun yangdimaksud unit pengelola sebagai unit organisasi dalam praktik adalah jurusan,departeman,bagian,atausekolah.

Berdasarkan ketentuan di atas, tingkat implementasi SPMI menurut bentuk perguruantinggidapatdilihatpadaGambar8berikutini.

Gambar8.TingkatImplementasiSPMI

Setiap perguruan tinggi bebas menentukan model organisasi atau kelembagaan dalammengimplementasikan SPMI. Selain karena tidak terdapat peraturan yang mewajibkanmereka untuk memilih model tertentu, juga karena setiap perguruan tinggi memilikiperbedaan dalam hal latar belakang sejarah, tata nilai atau nilai dasar organisasi,kemampuansumberdaya, jumlahprogramstudi, jumlahmahasiswadsb.,sehinggatidaktepat jikasebuahperguruantinggimenirumodelorganisasidankelembagaanSPMIdariperguruantinggilain.

Pada prinsipnya, terdapat 3 (tiga) model pengorganisasian yang dapat dipilih olehperguruantinggidalammengimplementasiSPMI,yakni:

a. MembentukunitkhususSPMI;b. MengintegrasikanimplementasiSPMIkedalammanajemenperguruantinggi;atauc. Mengombinasikanmodeladanb.

a. MembentukunitkhususSPMI

Unit SPMI dibentuk pada tingkat perguruan tinggi dengan tugas dan fungsimemfasilitasi implementasi SPMI di perguruan tinggi yang bersangkutan. Unit inimemiliki strukturorganisasi,mekanismekerja,personaliadananggaran.Pada tingkatyanglebihrendah(misalfakultas),dapatdibentukjugaunitSPMIyanglebihkecilyangsecara hirarkhis bertanggung jawab kepada unit SPMI pada tingkat perguruan tinggi.PengelolaunitSPMItidakbolehdirangkapolehpemangkujabatanstrukturallain.

Pada tingkat perguruan tinggi unit SPMI dapat ditempatkan di bawahWakil Rektor/WakilKetua/WakilDirekturataulangsungdibawahkoordinasiRektor/Ketua/Direktur.

Page 40: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

40

Sedangkan pada tingkat Fakultas (jika ada) unit SPMI dapat ditempatkan di bawahWakilDekan atau langsungdi bawah koordinasiDekan.Unit SPMI yangditempatkanlangsungdibawahpemimpinperguruantinggiakanmemberikankemudahandalamhalSPMItelahditerapkanpadasegalaaspekdiperguruantinggiyangbersangkutan.

• KekuatanPertama, model ini dipandang sebagai cara pengorganisasian implementasi SPMIyangtepat,karenaunitSPMIyangterpisahdariberbagai jabatanstruktural secarateoretikmaupun praktik dipandang lebih independen. Independensi yangmelekatpada unit SPMI tersebut akan mendukung pelaksanaanmonitoring & evaluation(termasukAuditMutuInternal)secaraobyektif.Kedua,keberadaanunitSPMIdapatdipandangsebagai caraperguruan tinggi tersebutmelaksanakansalah satuprinsipdarigooduniversitygovernance,yaituakuntabilitas.Ketiga,unitSPMIyangdibentuksecaraindependendanakuntabelakanmembuatnyamenjadikuatdandiseganiolehberbagai pihak yang kinerjanya akan dimonitor, dievaluasi, dan diaudit oleh unitSPMItersebut.

• KelemahanPertama, model ini membutuhkan biaya serta sumber daya manusia yang relatifbesar yang dapat memberatkan perguruan tinggi yang tidak memiliki SDM yangcukup,memilikistudentbodyyangkecil,memilikisedikitprogramstudi,dansumberdana yang terbatas. Model ini dapat menghambat implementasi SPMI padaperguruan tinggi yang relatif kecil. Kedua, keberadaan unit SPMI dapatmemperbesarstrukturorganisasiperguruantinggidanmemperpanjangmatarantaibirokrasi,sehinggapotensialmembebaniperguruantinggi tersebut.Ketiga,apabilaunit SPMI tersebut secara struktural berkedudukan tidak lebih tinggi dari fakultasatau unit pengelola program studi, efektivitasnya dalam melaksanakan fungsiimplementasiSPMIrendah.Halinidisebabkanfakultasatauunitpengelolaprogramstudiyangmerasaberadapadaposisi lebihtinggiatausederajatdenganunitSPMIakancenderungmengabaikansarandan/ataurekomendasidariunitSPMI.

b. MengintegrasikanImplementasiSPMIkedalamManajemenPerguruanTinggiPada model ini, SPMI diimplementasikan oleh setiap pejabat struktural, misalnyaRektor/Ketua/Direktur,Dekan,KetuaJurusan,KepalaBiro,KepalaLaboratorium.Dalammodel ini, koordinasi pelaksanaan SPMI pada tingkat perguruan tinggi langsungdilakukan oleh pemimpin perguruan tinggi, tetapi kendali implementasi di tingkatFakultas atau Jurusan/Departeman/Bagian/Sekolah dilakukan oleh masing-masingpemimpinunittersebutdandikoordinasikanlangsungolehpemimpinperguruantinggi.

• KekuatanPertama, model ini cocok untuk perguruan tinggi kecil atau yang baru didirikandengan sumber daya yang terbatas, jumlah program studi dan mahasiswa yangrelatif sedikit.Denganmelekatkan tugasmengimplementasikanSPMIpada jabatanstruktural mulai dari tingkat tertinggi, yaitu pemimpin perguruan tinggi hinggatingkat fakultas atau unit pengelola program studi di dalam perguruan tinggi,

Page 41: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

41

membuat implementasi SPMI relatif menjadi lebih hemat dan fleksibel. Denganmodel ini, struktur organisasi perguruan tinggi juga akan tetap ramping dan tidakmemperpanjangmatarantaibirokrasi.Kedua,melaluicaraini,setiapdosen,tenagakependidikan,mahasiswa,bahkan jugaparapejabat struktural relatif akanmerasalebih nyamandalambekerjamewujudkanbudayamutu sebab tidak adaperasaandipaksadandiawasiolehpengawas.

• KelemahanPertama,model ini dapatmengganggu efektivitas, obyektivitas, dan akuntabilitas,karena menyerahkan implementasi SPMI pada para pejabat struktural yangkinerjanyajustruakandiukurdalamSPMIdapatdianggapkurangetis.ImplementasiSPMIdenganmodel inidiragukanefektivitasnyakarenamodel iniamattergantungpada inisiatif dan ketegasan pejabat struktural. Kedua, model ini dapatmengakibatkan implementasiSPMIberlangsung tidakserentak,berbeda-beda,dandengankecepatantidaksamaapabilatidakadakoordinasidaripemimpinperguruantinggi.

c. Mengombinasikanmodeladanb.Perguruan tinggi dapat mengombinasikan kedua model di atas dengan alasan dantujuantertentusebagaiberikut:

1) Pertama, sebagai pemula sebuah perguruan tinggi membentuk sebuah task forceatautimadhocdengantugaspokokmenyusunDokumenSPMI,setelahitudibentukunit SPMI untuk melanjutkan langkah sesuai mekanisme SPMI (lihat Gambar 6).ModelinidapatdiadopsijikajumlahSDMpadaperguruantinggiitumasihterbatas,sehingga pembentukan unit SPMI terkendala, padahal penetapan Standar dalamSPMI (Standar Dikti) sudah mendesak. Namun, ketika perguruan tinggi harusmelaksanakan isi berbagai Standar dalam SPMI (Standar Dikti) lalu mengevaluasidan mengendalikan pelaksanaannya, misalnya dengan melakukanmonitoring danevaluasi, maka model task force ini dipandang kurang efektif. Dalam keadaantersebut, kemudian dipandang perlu dibentuk unit SPMI dan membubarkan taskforceataumengubahpersonaliataskforcemenjadipengelolaunitSPMI.

2) Kedua,perguruan tinggimembentukunit SPMIdi tingkatperguruan tinggidengantugas pokok mengimplementasikan SPMI. Tugas ini dijalankan secara sistematis,efektif, danmenimbulkan dampak psikologis bagi pemangku kepentingan internalsehinggamulai timbulkesadaranmutu,danpadagilirannyaterciptabudayamutu.Kemudian, setelah budayamutumulai terinternalisasi, secara bertahap tugas danfungsi dari unit tersebut dapat dialihkan ke para pejabat struktural pada semuatingkat, dan unit tersebut dapat dihapuskan. Penghapusan unit SPMI tidak berartiimplementasi SPMI terhenti, karena setiap pejabat struktural sesuai dengan tugasdanwewenangnyamasing-masingharusmelanjutkan implementasiSPMIdibawahkoordinasilangsungpemimpinperguruantinggi.

Page 42: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

42

3) Ketiga,perguruantinggimengorganisasikanimplementasiSPMIdenganmembentukunit SPMI di tingkat perguruan tinggi yang membawahi semua unit kerja diperguruantinggi.Namun,padatingkatunitkerjasepertifakultastidakdibentukunitSPMIyanglebihkecil,tetapiimplementasiSPMImerupakantugaspejabatstrukturalsepertiDekan,WakilDekan,KetuaJurusan,SekretarisJurusan,KepalaLaboratorium,dsb. Sedangkan unit SPMI di tingkat perguruan tinggi bertugas memonitor,mengevaluasi,danmengauditpelaksanaanSPMIdisemuaunitkerja.

********

Page 43: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

43

BabIVSistemPenjaminanMutuInternalPendidikanAkademikA. GambaranUmumPendidikanAkademik

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, berdasarkan UU Dikti terdapat 3 (tiga) jenispendidikan,yaitupendidikanakademik,pendidikanvokasidanpendidikanprofesi.

Menurut Pasal 15 ayat (1) UU Dikti, pendidikan akademik merupakan Pendidikan Tinggiprogram sarjana dan/atau program pascasarjana yang diarahkan pada penguasaan danpengembangancabangIlmuPengetahuandanTeknologi.

Jenispendidikanakademikdapatdiselenggarakanmelalui3(tiga)programpendidikan,yaituprogramsarjana,programmagister,danprogramdoktor.

BerdasarkanPasal18,Pasal19,danPasal20UUDikti, kemampuan lulusanmasing-masingprogrampendidikantersebutdapatdiuraikansebagaiberikut:

1. Program Sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusanpendidikanmenengahatausederajat,sehinggamampumengamalkan ilmupengetahuandanteknologimelaluipenalaranilmiah;

2. Program Magister merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusanprogram sarjana atau sederajat, sehingga mampu mengamalkan dan mengembangkanilmupengetahuandan/atauteknologimelaluipenalarandanpenelitianilmiah;

3. Program Doktor merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusanprogrammagisteratausederajat, sehinggamampumenemukan,menciptakan,dan/ataumemberikankontribusikepadapengembangan,sertapengamalanIlmuPengetahuandanTeknologimelaluipenalarandanpenelitianilmiah.

Menurut UU Dikti penyelenggaraan pendidikan akademik, yangmeliputi Program Sarjana,Program Magister, dan Program Doktor, dimandatkan kepada perguruan tinggi yangberbentuk Universitas, Institut, atau Sekolah Tinggi. Namun, apabila memenuhi syaratUniversitas, Institut dan Sekolah Tinggi dapat menyelenggarakan Program Diploma Tiga,Program Diploma Empat (Sarjana Terapan), ProgramMagister Terapan, Program DoktorTerapan,ProgramProfesidan/atauProgramSpesialis.

B. PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Secaraumum,diatastelahdikemukakanapa,mengapa,bagaimana,siapa/pihakmana,danbilamanapenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti).Didalambagianiniakandiuraikantentangmacam dan tahap penetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) khusus untukPendidikanAkademik.

1. MacamStandardalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanAkademikBerbagaimacam Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik dapatdiklasifikasikansesuaidenganstrukturStandardalamSPMI(StandarDikti)padaumumnyasebagaiberikut:

Page 44: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

44

a. SNDiktiuntukPendidikanAkademik

SNDikti telahditetapkandi dalamPermenristekdiktiNo. 44 Tahun2015Tentang SNDikti, sehinggaketikamenetapkanSNDiktiuntukPendidikanAkademik,maka semuaSNDiktiyangrelevandenganPendidikanAkademikdalamPermenristekdikti tersebutmerupakanstandarminimumdanwajibditetapkansebagaiSNDiktiuntukPendidikanAkademikdiperguruantinggiyangbersangkutan.

SNDiktiuntukPendidikanAkademikmemilikistrukturyangsamadenganstrukturSNDiktipadaumumnya,sebagaiberikut:

1) KelompokStandarNasionalPendidikanyangterdiriatas:

a) Standarkompetensilulusan;b) Standarisipembelajaran;c) Standarprosespembelajaran;d) Standarpenilaianpembelajaran;e) Standardosendantenagakependidikan;f) Standarsaranadanprasaranapembelajaran;g) Standarpengelolaanpembelajaran;danh) Standarpembiayaanpembelajaran.

2) KelompokStandarNasionalPenelitianyangterdiriatas:

a) Standarhasilpenelitian;b) Standarisipenelitian;c) Standarprosespenelitian;d) Standarpenilaianpenelitian;e) Standarpeneliti;f) Standarsaranadanprasaranapenelitian;g) Standarpengelolaanpenelitian;danh) Standarpendanaandanpembiayaanpenelitian.

3) KelompokStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakatyangterdiriatas:

a) StandarhasilPKM;b) StandarisiPKM;c) StandarprosesPKM;d) StandarpenilaianPKM;e) StandarpelaksanaPKM;f) StandarsaranadanprasaranaPKM;g) StandarpengelolaanPKM;danh) StandarpendanaandanpembiayaanPKM.

b. StandarDiktiyangditetapkanolehperguruantinggiuntukPendidikanAkademik

BerdasarkanPasal54ayat(4)UUDikti,StandarDiktiuntukPendidikanAkademikyangditetapkan sendiri oleh perguruan tinggi merupakan standar yang wajib danmelampauiSNDiktiuntukPendidikanAkademik.

Page 45: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

45

Pengertian ‘melampaui’ dimaksudkanbahwamacam dan jumlah StandarDikti untukPendidikan Akademik yang ditetapkan sendiri oleh perguruan tinggi dapat berupastandaryangmelebihisubstansi/isiSNDikti,ataudapatberupastandaryangmelebihijumlah SN Dikti, sehingga memberikan kekhasan pada Pendidikan Akademik yangdiselenggarakanolehsuatuperguruantinggi.

Penentuan substansi/isi dan jumlah Standar Dikti untuk Pendidikan Akademik yangditetapkansendiriolehperguruantinggidijabarkanberdasarkanvisiperguruantinggiyang bersangkutan, karena visi perguruan tinggimerupakan tolok ukur utama untukmenentukan substansi/isi dan jumlah Standar Dikti untuk Pendidikan Akademik yangditetapkanolehperguruantinggi.Semakinjauhvisiperguruantinggiyangditetapkan,maka semakin beragam substansi/isi dan jumlah Standar Dikti untuk PendidikanAkademikyangditetapkanolehperguruantinggi.

Sehubungandenganitu,kepemilikanvisiperguruantinggiolehsuatuperguruantinggimerupakan persyaratan mutlak, selain karena akan memberikan arah ke manaperguruan tinggiakandikembangkan, jugaberfungsi sebagai tolokukurutamadalammenetapkan substansi/isi dan jumlah Standar Dikti untuk Pendidikan Akademik yangditetapkanolehperguruantinggi.

MenurutPasal54ayat(4)UUDikti,strukturStandarDiktiyangditetapkansendiriolehperguruan tinggi terdiri atas Kelompok Standar Bidang Akademik dan KelompokStandarBidangNonAkademik.

a. KelompokStandarBidangAkademikuntukPendidikanAkademikantaralaindapatterdiriatas:

1) Standar pendidikan untuk Pendidikan Akademik yang substansi/isi dan/ataujumlahnya melampaui standar dalam Kelompok Standar Nasional PendidikandalamSNDikti;

2) Standar penelitian untuk Pendidikan Akademik yang substansi/isi dan/ataujumlahnya melampaui standar dalam Kelompok Standar Nasional PenelitiandalamSNDikti;

3) Standar pengabdian kepada masyarakat untuk Pendidikan Akademik yangsubstansi/isi dan/atau jumlahnya melampaui standar dalam Kelompok StandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakatdalamSNDikti;

b. Kelompok StandarBidangNonAkademik untukPendidikanAkademikantara laindapatterdiriatas:

1) Standar pengelolaan untuk Pendidikan Akademik yang substansi/isi dan/ataujumlahnyamelampauiStandarPengelolaandalamSNDikti;

2) Standar keuangan untuk Pendidikan Akademik yang substansi/isi dan/ataujumlahnyamelampauiStandarPendanaandanPembiayaandalamSNDikti;

Page 46: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

46

3) Standar ketenagaan untuk Pendidikan Akademik yang substansi/isi dan/ataujumlahnyamelampauiStandarDosendanTenagaKependidikandalamSNDikti;

4) Standar sarana prasarana untuk Pendidikan Akademik yang substansi/isidan/ataujumlahnyamelampauiStandarSaranadanPrasaranadalamSNDikti;

5) Standar kemahasiswaan untuk Pendidikan Akademik yangmelampaui SN DiktikarenatidakadadidalamSNDikti;

6) StandarkerjasamauntukPendidikanAkademikyangmelampauiSNDiktikarenatidakadadidalamSNDikti;dan

7) Standar lain yang diturunkan dari visi perguruan tinggi untuk PendidikanAkademikyangmelampauiSNDiktikarenatidakadadidalamSNDikti.

BaikSNDiktimaupunStandarDiktiyangditetapkanolehPerguruanTinggisendiriuntukPendidikanAkademikdapatditurunkanmenjadisatuataulebihStandarTurunan.

2. TahapPenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanAkademik

Penetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik dapatdilakukandengancarasebagaiberikut:

a.KetersediaanDokumenKebijakanSPMIuntukPendidikanAkademik

Sebagaimana dikemukakan dalam Bab III, apabila suatu perguruan tinggi akanmengimplementasikan SPMI, maka perguruan tinggi tersebut harus menetapkanterlebih dahulu Kebijakan SPMI di perguruan tinggi tersebut, yang dimuat sebagaiDokumen SPMI. Di dalam Dokumen Kebijakan SPMI tersebut dapat ditemukan VisiPerguruan Tinggi yang bersangkutan, yang berfungsi sebagai tolok ukur penetapanStandar dalam SPMI (Standar Dikti). Selain itu, di dalam Dokumen Kebijakan SPMIperguruantinggiakanditemukanpulamacamdanjumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)yangakandipenuhimelaluiimplementasiSPMIperguruantinggitersebut.

b. KetersediaanDokumenManualSPMIuntukPendidikanAkademik

SetelahVisi Perguruan Tinggi danmacam serta jumlah Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk Pendidikan Akademik diketahui dari Dokumen Kebijakan SPMI, makapenetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk pendidikan Akademik harusdilakukan berdasarkanManual Penetapan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untukPendidikanAkademikyangmerupakansalahsatumanualdariDokumenManualSPMI,yang terdiri atas Manual Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti), ManualEvaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti), Manual PengendalianPelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti), dan Manual Peningkatan StandardalamSPMI(StandarDikti).

BerdasarkanuraiantentangManualSPMIdidalamBabIIIdiatas,makakhusustentangpenetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik, harusdilakukanpalingsedikitkegiatansebagaiberikut(terdapatdidalamManualSPMI):

Page 47: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

47

1) MacampekerjaanyangharusdilakukandalamPenetapan (PPertamadari siklusPPEPP)StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

a) MembentukTimPerumusStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanAkademik,yangterdiriatas:

(1) Pimpinanperguruantinggi;

(2) Pimpinanfakultas(jikaada);

(3) Pimpinanunitpengelolaprogramstudi;dan

(4) dosen.

Jika perguruan tinggimemiliki unit khusus SPMI,maka unit tersebut yang akanmengoordinasikan perumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademik;

b) Mengambil Visi perguruan tinggi sebagaimana dicantumkan dalam DokumenKebijakanSPMIperguruantinggiyangbersangkutan;

c) MengambilnamaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyang ditetapkan perguruan tinggi sendiri sebagaimana dicantumkan dalamDokumenKebijakanSPMIPerguruanTinggiyangbersangkutan;

d) Mengumpulkan dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang relevandengan penetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik;

e) Menetapkan bentuk rumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Akademik, antara lain dalam bentuk ABCD (Audience, Behavior,Competence,Degree)atauKPI(KeyPerformanceIndicators)ataubentuklainyangdipandangpalingcocok;

f) Merumuskan rancangan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademikberdasarkanVisiPerguruanTinggi,namaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangditetapkanperguruantinggisendiri,danhasil kajian peraturan perundang-undangan yang relevan dengan penetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik;

g) Melakukan uji publik rancangan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukpendidikanAkademikkepadapemangkukepentinganinternal(dosendantenagakependidikan), dan pemangku kepentingan eksternal (pemerintah, dunia kerjadanduniaindustri,alumni,danpihaklainyangdipandangperlu);

h) Melakukan revisi berdasarkan masukan yang diperoleh dari hasil uji publikrancanganStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik;

i) MemintapersetujuanSenatPerguruanTinggi,danBadanPenyelenggara(khususuntukPTS)atasStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik;

Page 48: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

48

j) Menetapkan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademikdalam Keputusan Pemimpin Perguruan Tinggi untuk PTN, atau memintaKeputusanBadanPenyelenggarauntukPTS;

2) Pihakyangharusmelakukanpekerjaantersebut

a) Pekerjaanangka1) huruf adilakukanolehPemimpinPerguruanTinggi (Rektor/Ketua/Direktur);

b) Pekerjaanangka1)hurufb)sampaidenganhurufh)dilakukanolehTimPerumusatauunitSPMI;

c) Pekerjaan angka 1) huruf i) dan huruf j) dilakukan oleh Pemimpin PerguruanTinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

3) Carapekerjaantersebutharusdilakukan

a) Pekerjaanangka1)hurufadilakukandengancaramemintausulancalonanggotaTim Perumus (jika menggunakan Tim Perumus) dari unit terkait di dalamperguruantinggi,ataudiusulkanolehPemimpinUnitSPMI(jikaada),untukdipilihdanditetapkanolehPemimpinPerguruanTinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

b) Pekerjaan angka 1) huruf b), huruf c) dan huruf d) dilakukan dengan caramembacadanmengkaji (jikaperludiselenggarakanFGDdi antaraTimPerumusatauUnitSPMI)DokumenKebijakanSPMIPerguruanTinggiyangbersangkutan,danperaturanperundang-undanganpendidikan tinggi yang relevan, antara lainUU Dikti, PP. No. 4 Tahun 2014, Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015,PermenristekdiktiNo.32Tahun2016,PermenristekdiktiNo.62Tahun2016,danPermenristekdiktiNo.100Tahun2016;

c) Pekerjaan angka 1) huruf e) dilakukan dengan cara menyelenggarakan rapatuntukmenyepakati di antara Tim Perumus atau di dalamUnit SPMImengenaibentukrumusanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik;

d) Pekerjaan angka 1) huruf f) dilakukan dengan cara menugaskan kelompok-kelompok yang dibentuk di antara anggota Tim Perumus untuk merumuskansejumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik;

e) Pekerjaanangka1)hurufg)dilakukandengancaramenyelenggarakanlokakaryauntuk membahas hasil rumusan sejumlah Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanAkademik;

f) Pekerjaanangka1)hurufh)dilakukandengancaramenyelenggarakanrapatTimPerumusataurapatunitSPMIuntukmemasukkanhasilujipublikatasrancangansejumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik;

g) Pekerjaan angka 1) huruf i) dilakukan dengan cara Pemimpin Perguruan Tinggimeminta kepada Ketua Senat Perguruan Tinggi untukmenyelenggarakan RapatPlenoSenatPerguruanTinggi,denganacarakhususyaitupemberianpersetujuan

Page 49: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

49

atas rancangan sejumlah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik;

h) Pekerjaanangka1)huruf j)dilakukandengancaraPemimpinPTNmenggunakanhasil persetujuan Senat Perguruan Tinggi untuk menetapkan Surat KeputusanTentangDokumenSPMIuntukPendidikanAkademik.UntukPTS,PemimpinPTSmenggunakan hasil persetujuan Senat Perguruan Tinggi untuk mengusulkanpenerbitanSuratKeputusanBadanPenyelenggaraTentangDokumenSPMIuntukPendidikanAkademik.

StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikinimerupakanisidari Dokumen Standar SPMI sebagai salah satu Dokumen SPMI dari 4 (empat)DokumenSPMIlainyangharusditetapkanberdasarkanPermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDikti.

4) Bilamanapekerjaantersebutharusdilakukan

Berbagai pekerjaan di dalam angka 1) sampai dengan 3) harus dilakukan sebelumpenetapan Dokumen Standar SPMI dan Dokumen Formulir SPMI selesai disusun.Setelah 4 (empat) Dokumen SPMI yang diwajibkan oleh Permenristekdikti No. 62Tahun 2016 tersedia,maka implementasi SPMImasuk pada tahap Pelaksanaan (PKeduadarisiklusPPEPP)SPMI,yaituPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

Jika digambarkandenganmatriksmakaPenetapanStandardalamSPMI (StandarDikti)UntukPendidikanAkademiksebagaiberikut:

PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanAkademik

SNDikti StandarDiktiyangditetapkanperguruantinggisendiri

Macam Tahap Macam Tahap

KelompokStandarNasionalPendidikan

1. KetersediaanDokumenKebijakanSPMIuntukPendidikanAkademik;

2. KetersediaanDokumenManualSPMI(KhususnyaManualPenetapanStandar)untukPendidikanAkademik,yangberisi:a. Macampekerjaan

yangharusdilakukan;

b. Pihakyangharusmelakukanpekerjaantsb;

c. Carapekerjaandilakukan;

d. Bilamanapekerjaanharusdilakukan;

KelompokStandarBidangAkademik

1. KetersediaanDokumenKebijakanSPMIuntukPendidikanAkademik;

2. KetersediaanDokumenManualSPMI(KhususnyaManualPenetapanStandar)untukPendidikanAkademik,yangberisi:a. Macampekerjaan

yangharusdilakukan;b. Pihakyangharus

melakukanpekerjaantsb;

c. Carapekerjaandilakukan;

d. Bilamanapekerjaanharusdilakukan;

KelompokStandarNasionalPenelitian

KelompokStandarBidangnonAkademik

KelompokStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakat

Page 50: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

50

3. ContohPenetapanStandarDalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanAkademik

a. ContohPenetapanSNDiktiUntukPendidikanAkademik(BidangPendidikan)

a) StandarKompetensiLulusan(SKL)untukPendidikanAkademik

StandarKompetensiLulusanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasikemampuanlulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakandalam rumusan capaian pembelajaran lulusan, yang digunakan untukpengembanganstandarlaindibidangTridharmaPerguruanTinggi.

BerdasarkanpengertianStandarKompetensiLulusantersebut,SKLdapatditurunkanmenjadisejumlahStandarTurunanuntukkemudiandirumuskandanditetapkanisistandarnya,yaitu:

a) StandarSikapuntukPendidikanAkademik;

b) StandarPengetahuanuntukPendidikanAkademik;

c) StandarKeterampilanuntukPendidikanAkademik;

d) StandarPengalamanKerjaMahasiswauntukPendidikanAkademik.

Standar Sikap dan Standar Keterampilan Umum sudah ditetapkan dalamPermenristekdiktiNo.44Tahun2015.SedangkanStandarPengetahuandanStandarKeterampilan Khusus harus disusun oleh forum program studi sejenis atau namalainyangsetara,atauolehpengelolaprogramstudidalamhalbelummemilikiforumprogramstudisejenis,untukdikajidanditetapkanolehMenristekdikti.

Uraianmasing-masingstandartersebutsebagaiberikut:

1) StandarSikapadalahkriteriatentangperilakubenardanberbudayasebagaihasildariinternalisasidanaktualisasinilaidannormayangtercermindalamkehidupanspiritual dan sosialmelalui proses pembelajaran, pengalaman kerjamahasiswa,penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran(sudahditetapkandalamLampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSN Dikti, tetapi karena SN Dikti merupakan standar minimum, maka apabiladiperlukanStandarSikapdapatditambaholehPerguruanTinggi).

StandarSikapuntuksetiaplulusanpendidikanakademiktelahditetapkandalamLampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,sebagaiberikut:

a) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikapreligius;

b) menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkanagama,moral,danetika;

c) berkontribusidalampeningkatanmutukehidupanbermasyarakat,berbangsa,bernegara,dankemajuanperadabanberdasarkanPancasila;

d) berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memilikinasionalismesertarasatanggungjawabpadanegaradanbangsa;

Page 51: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

51

e) menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,sertapendapatatautemuanorisinaloranglain;

f) bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadapmasyarakatdanlingkungan;

g) taathukumdandisiplindalamkehidupanbermasyarakatdanbernegara;h) menginternalisasinilai,norma,danetikaakademik;i) menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya

secaramandiri;danj) menginternalisasisemangatkemandirian,kejuangan,dankewirausahaan.

2) StandarPengetahuanadalahkriteriaminimaltentangpenguasaankonsep,teori,metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yangdirumuskan oleh forum prodi sejenis atau nama lain yang setara, dandiaplikasikan melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerjamahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Permen-ristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti).

3) Standar Keterampilan adalah kriteria minimal tentang kemampuan melakukanunjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan dan/atauinstrumen yang diperolehmelalui pembelajaran, pengalaman kerjamahasiswa,penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Permenristekdikti No. 44Tahun2015TentangSNDikti),yangmeliputi:

a) Standar Keterampilan Umum adalah kriteria minimal tentang kemampuankerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangkamenjaminkesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat programdan jenis pendidikantinggi(sudahditetapkandalamLampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti, tetapikarenaSNDiktimerupakanstandarminimum,makaapabiladiperlukanStandarSikapdapatditambaholehPerguruanTinggi).

Standar Keterampilan Umum untuk Pendidikan Akademik yangdiselenggarakan melalui Program Sarjana, Program Magister dan ProgramDoktor sebagaimana telahditetapkandalam LampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,sebagaiberikut:

STANDARKETERAMPILANUMUM

ProgramSarjana ProgramMagister ProgramDoktora.mampumenerapkanpemikiranlogis,kritis,sistematis,daninovatifdalamkontekspengembanganatauimplementasiilmupengetahuandanteknologiyangmemperhatikandan

a.mampumengembangkanpemikiranlogis,kritis,sistematis,dankreatifmelaluipenelitianilmiah,penciptaandesainataukaryasenidalambidangilmupengetahuandanteknologiyangmemperhatikandan

a.mampumenemukanataumengembangkanteori/konsepsi/gagasanilmiahbaru,memberikankontribusipadapengembangansertapengamalanilmupengetahuandan/atauteknologiyang

Page 52: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

52

menerapkannilaihumaniorayangsesuaidenganbidangkeahliannya;

menerapkannilaihumaniorasesuaidenganbidangkeahliannya,menyusunkonsepsiilmiahdanhasilkajianberdasarkankaidah,tatacara,danetikailmiahdalambentuktesisataubentuklainyangsetara,dandiunggahdalamlamanperguruantinggi,sertamakalahyangtelahditerbitkandijurnalilmiahterakreditasiatauditerimadijurnalinternasional;

memperhatikandanmenerapkannilaihumanioradibidangkeahliannya,denganmenghasilkanpenelitianilmiahberdasarkanmetodologiilmiah,pemikiranlogis,kritis,sistematis,dankreatif;

b.mampumenunjukkankinerjamandiri,bermutu,danterukur;

b.mampumelakukanvalidasiakademikataukajiansesuaibidangkeahliannyadalammenyelesaikanmasalahdimasyarakatatauindustriyangrelevanmelaluipengembanganpengetahuandankeahliannya;

b.mampumenyusunpenelitianinterdisiplin,multidisiplinatautransdisiplin,termasukkajianteoritisdan/ataueksperimenpadabidangkeilmuan,teknologi,senidaninovasiyangdituangkandalambentukdisertasi,danmakalahyangtelahditerbitkandijurnalinternasionalbereputasi;

c.mampumengkajiimplikasipengembanganatauimplementasiilmupengetahuanteknologiyangmemperhatikandanmenerapkannilaihumaniorasesuaidengankeahliannyaberdasarkankaidah,tatacaradanetikailmiahdalamrangkamenghasilkansolusi,gagasan,desainataukritikseni,menyusundeskripsisaintifikhasilkajiannyadalambentukskripsiataulaporantugasakhir,danmengunggahnyadalamlaman

c.mampumenyusunide,hasilpemikiran,danargumensaintifiksecarabertanggungjawabdanberdasarkanetikaakademik,sertamengkomunikasikannyamelaluimediakepadamasyarakatakademikdanmasyarakatluas;

c.mampumemilihpenelitianyangtepatguna,terkini,termaju,danmemberikankemaslahatanpadaumatmanusiamelaluipendekataninterdisiplin,multidisiplin,atautransdisiplin,dalamrangkamengembangkandan/ataumenghasilkanpenyelesaianmasalahdibidangkeilmuan,teknologi,seni,ataukemasyarakatan,berdasarkanhasilkajiantentangketersediaansumberdayainternalmaupuneksternal;

Page 53: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

53

perguruantinggi;

d.menyusundeskripsisaintifikhasilkajiantersebutdiatasdalambentukskripsiataulaporantugasakhir,danmengunggahnyadalamlamanperguruantinggi;

d.mampumengidentifikasibidangkeilmuanyangmenjadiobyekpenelitiannyadanmemposisikankedalamsuatupetapenelitianyangdikembangkanmelaluipendekataninterdisiplinataumultidisiplin;

d.mampumengembangkanpetajalanpenelitiandenganpendekataninterdisiplin,multidisiplin,atautransdisiplin,berdasarkankajiantentangsasaranpokokpenelitiandankonstelasinyapadasasaranyanglebihluas;

e.mampumengambilkeputusansecaratepatdalamkontekspenyelesaianmasalahdibidangkeahliannya,berdasarkanhasilanalisisinformasidandata;

e.mampumengambilkeputusandalamkonteksmenyelesaikanmasalahpengembanganilmupengetahuandanteknologiyangmemperhatikandanmenerapkannilaihumanioraberdasarkankajiananalisisataueksperimentalterhadapinformasidandata;

e.mampumenyusunargumendansolusikeilmuan,teknologiatauseniberdasarkanpandangankritisatasfakta,konsep,prinsip,atauteoriyangdapatdipertanggungjawabkansecarailmiahdanetikaakademik,sertamengkomunikasikannyamelaluimediamassaataulangsungkepadamasyarakat;

f.mampumemeliharadanmengembang-kanjaringankerjadenganpembimbing,kolega,sejawatbaikdidalammaupundiluarlembaganya;

f.mampumengelola,mengembangkandanmemeliharajaringankerjadengankolega,sejawatdidalamlembagadankomunitaspenelitianyanglebihluas;

f.mampumenunjukkankepemimpinanakademikdalampengelolaan,pengembangandanpembinaansumberdayasertaorganisasiyangberadadibawahtanggungjawabnya;

g.mampubertanggung-jawabataspencapaianhasilkerjakelompokdanmelakukansupervisidanevaluasiterhadappenyelesaianpekerjaan

g.mampumeningkatkankapasitaspembelajaransecaramandiri;dan

g.mampumengelola,termasukmenyimpan,mengaudit,mengaman-kan,danmenemukankembalidatadaninformasihasilpenelitianyangberada

Page 54: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

54

yangditugaskankepadapekerjayangberadadibawahtanggung-jawabnya;

dibawahtanggungjawabnya;dan

h.mampumelakukanprosesevaluasidiriterhadapkelompokkerjayangberadadibawahtanggungjawabnya,danmampumengelolapembelajaransecaramandiri;dan

h.mampumendokumentasikan,menyimpan,mengamankan,danmenemukankembalidatahasilpenelitiandalamrangkamenjaminkesahihandanmencegahplagiasi.

h.mampumengembangkandanmemeliharahubungankolegialdankesejawatandidalamlingkungansendiriataumelaluijaringankerjasamadengankomunitaspenelitidiluarlembaga.

i.mampumendokumentasikan,menyimpan,mengamankan,danmenemukankembalidatauntukmenjaminkesahihandanmencegahplagiasi.

b) Standar Keterampilan Khusus adalah kriteria minimal tentang kemampuan

kerja yangwajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai bidang ilmudalamprodi,yang dipandu oleh visi perguruan tinggi melalui penalaran dalam prosespembelajaran,pengalamankerjamahasiswa,penelitiandan/ataupengabdiankepadamasyarakat.

Standarketerampilankhususinidisusunolehforumprogramstudisejenisataunamalainyangsetara,ataupengelolaprogramstudidalamhaltidakmemilikiforumprogramstudisejenis,untukdikajidanditetapkanolehMenristekdikti.

c) Standar Pengalaman Kerja Mahasiswa adalah kriteria minimal tentangpengalamanyangharusdimilikimahasiswadalamkegiatandibidangtertentupadajangkawaktutertentu,antaralainmelaluipelatihankerja,kerjapraktik,praktikkerjalapanganataukegiatanlainyangsejenis.

b) StandarIsiuntukPendidikanAkademik

Standar Isiadalahkriteriaminimal tentangtingkatkedalamandankeluasanmateripembelajaran yang dirumuskan berdasarkan capaian pembelajaran lulusan dalamPermenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SN Dikti, dan dirumuskan dalambahankajianyangdiwujudkandalambentukmatakuliah.

Page 55: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

55

No Tingkatkedalamandankeluasanmateripembelajaranpada:

Penguasaanyangharusdimilikipalingsedikitadalah:

a. ProgramSarjana Menguasaikonsepteoritisbidangpengetahuandanketerampilantertentusecaraumumdankonsepteoritisbagiankhususdalambidangpengetahuandanketerampilantersebutsecaramendalam;

b. ProgramMagister Menguasaiteoridanteoriaplikasibidangpengetahuantertentu

c. ProgramDoktor Menguasaifilosofikeilmuanbidangpengetahuandanketerampilantertentu

c) StandarProsesPembelajaranuntukPendidikanAkademik

Standar Proses Pembelajaran adalah kriteria minimal tentang pelaksanaanpembelajaranpadaprogramstudi,yangdilakukansecarainteraktifantaradosendanmahasiswa melalui kuliah, responsi, seminar, praktikum, praktek studio, praktekbengkelatauprakteklapangan.

Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau lebih gabungan dari berbagaimetode pembelajaran yang kemudian dapat diwadahi dalam suatu bentukpembelajaran.

Pemilihan satu atau lebih gabungan dari berbagai metode pembelajaran harusdisesuaikan dengan karakteristik proses pembelajaran, perencanaan prosespembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan beban belajar mahasiswauntukmencapaicapaianpembelajaranlulusan.

Dengan demikian terdapat beberapa Standar Turunan dari Standar ProsesPembelajaransebagaiberikut:

a) Standar Karakteristik Proses Pembelajaran adalah kriteria minimal tentangkarakteristik proses pembelajaran yang bersifat interaktif, holistik, integratif,saintifik,kontekstual,tematik,efektif,kolaboratifdanberpusatpadamahasiswa.Metode pembelajaran mampu mendorong interaksi antara dosen denganmahasiswa, pembentukan pola pikir yang komprehensif dan luas, danmengutamakanpendekatanilmiah.

Karenaituprosespembelajaranharusdisesuaikandengantuntutankemampuanmenyelesaikan masalah, mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas,kepribadian dan kebutuhan mahasiswa serta mengembangkan kemandiriandalammencaridanmenemukankebenaran.

Dalam proses pembelajaran, selainmelalui perkuliahan, juga dilakukanmelaluiresponsi,seminar,praktikum,praktekstudio,praktekbengkel,prakteklapangan,diskusi, simulasi, studi kasus, yang perlu ditetapkan standarnya sesuai dengankarakteristikjenispendidikanakademik.

Page 56: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

56

b) StandarPerencanaanProsesPembelajaranadalahkriteriaminimaltentangRPS(Rencana Pembelajaran Semester) yang ditetapkan dan dikembangkan olehdosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian bidang ilmupengetahuandan/atauteknologidalampendidikanakademik.

c) Standar Beban Belajar Mahasiswa adalah kriteria minimal tentang kegiatanbelajar mahasiswa yang dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester(sks)yangharusditempuholehmahasiswaperminggupersemester.

DalamPasal15PermenristekdiktiNo.44Tahun2015,bebanbelajarmahasiswadinyatakandalambesaran sks. Pengertian ini berlakuumumuntuk semua jenisdanprogrampendidikan,sebagaiberikut:

(1) Program Sarjana, masa dan beban belajar penyelenggaraan programtersebut dapat ditempuh paling lama 7 (tujuh) tahun akademik setelahmenyelesaikan pendidikan menengah, dengan beban belajar mahasiswapalingsedikit144(seratusempatpuluhempat)sks;

(2) Program Magister, masa dan beban belajar penyelenggaraan programtersebut dapat ditempuh paling lama 4 (empat) tahun akademik setelahmenyelesaikan program sarjana atau diploma empat/sarjana terapan,denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit36(tigapuluhenam)sks;

(3) ProgramDoktor,masadanbebanbelajarpenyelenggaraanprogramtersebutdapatditempuhpalinglama7(tujuh)tahunakademiksetelahmenyelesaikanprogram magister, program magister terapan, atau program spesialis,denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit42(empatpuluhdua)sks.

Adapun beban belajar untuk 1 (satu) sks per minggu untuk berbagai bentukpembelajaransebagaiberikut:

No BebanBelajar1skspada: BentukKegiatanBelajar

1. Bebanbelajardalamkuliah,responsidantutorial

a. Kegiatantatapmuka50memitperminggupersemester

b. Kegiatanpenugasanterstruktur60menitperminggupersemester

c. Kegiatanbelajarmandiri60menitperminggupersemester

2. Bebanbelajardalamseminarataubentuklainyangsejenis

a. Kegiatantatapmuka100menitperminggupersemester

b. Kegiatanbelajarmandiri70menitperminggupersemester

3. Bebanbelajardalampraktikum,praktekstudio,praktekbengkel,prakteklapangan,penelitian,pengabdiankepadamasyarakat

170menitperminggupersemester

4. Bebanbelajardalamsistemblok,modul,ataubentuklain

ditetapkansesuaidengankebutuhandalammemenuhicapaianpembelajaran

Page 57: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

57

d) Standar Rencana Pembelajaran Semester untuk Pendidikan Akademik adalahkriteriaminimaltentangrencanapembelajaranyangpalingsedikitmemuattentang:

(1) Namaprogramstudi,namadankodematakuliah, semester, sks,namadosenpengampu;

(2) Capaianpembelajaranlulusandarimatakuliah;(3) Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk

memenuhicapaianpembelajaranlulusan;(4) Bahankajianuntukmencapaikemampuanyangditetapkan;(5) Metodepembelajaran;(6) Waktuyangdisediakanuntukmencapaikemampuanyangtelahditetapkan;(7) Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang

harusdikerjakanolehmahasiswaselamasatusemester;(8) Kriteria,indikatordanbobotpenilaian;dan(9) Daftarreferensiyangdigunakan.

e) StandarPenilaianPembelajaranuntukPendidikanAkademik

StandarPenilaianPembelajaranadalahkriteriaminimaltentangprinsip,teknikdaninstrumen serta mekanisme, pelaksanaan, pelaporan penilaian proses dan hasilbelajarsertakelulusanmahasiswadalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Pada umumnya standar penilaian pembelajaran berlaku untuk semua jenispendidikan,termasukpendidikanakademik,denganrinciansebagaiberikut:

(a) MahasiswaProgramSarjanadinyatakanlulusapabilatelahmenempuhseluruhbebanbelajaryangditetapkandanmemilikicapaianpembelajaranlulusanyangditargetkan oleh program studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebihbesaratausamadengan2,00(duakomanolnol);

(b) Mahasiswa Program Magister dan Program Doktor dinyatakan lulus apabilatelahmenempuh seluruhbebanbelajar yangditetapkandanmemiliki capaianpembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan IndeksPrestasiKumulatif(IPK)lebihbesaratausamadengan3,00(tigakomanolnol).

Mahasiswa Program Sarjana dapat diberikan predikat memuaskan, sangatmemuaskan,ataupujiandengankriteria:

(1) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabilamencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,76 (dua koma tujuh enam)sampaidengan3,00(tigakomanolnol);

(2) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabilamencapai IndeksPrestasiKumulatif (IPK)3,01 (tigakomanolsatu)sampaidengan3,50(tigakomalimanol);atau

Page 58: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

58

(3) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapaiIndeksPrestasiKumulatif(IPK)lebihdari3,50(tigakomanol).

Mahasiswa Program Magister dan Program Doktor dapat diberikan predikatmemuaskan,sangatmemuaskan,danpujiandengankriteria:

1) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan apabilamencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,00 (tiga koma nol nol) sampaidengan3,50(tigakomalimanol);

2) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan apabilamencapaiIndeksPrestasiKumulatif(IPK)3,51(tigakomalimasatu)sampaidengan3,75(tigakomatujuhlima);atau

3) mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat pujian apabila mencapaiindeksprestasikumulatif(IPK)lebihdari3,75(tigakomatujuhlima).

Menurut Pasal 18 ayat (4), Pasal 19 ayat (4), dan Pasal 20 ayat (4) UU Diktilulusan Program Sarjana, Program Magister, dan Program Doktor, secaraberurutanberhakmenggunakangelarsarjana,magister,dandoktor.

f) StandarDosendanTenagaKependidikanuntukPendidikanAkademik

StandarDosendanTenagaKependidikanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasidan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakanpendidikandalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

StandarTurunandariStandarDosensebagaiberikut:(a) StandarKualifikasiAkademikDosenadalahkriteriaminimaltentangpendidikan

palingrendahyangharusdipenuhiolehseorangdosendandibuktikandenganijazah,denganrinciansbb:

No KualifikasiAkademikDosenpada:

Kualifikasiyangpalingsedikitharusdimiliki

1. ProgramSarjana Dosenlulusanmagisteryangrelevandenganprodi,ataudosenbersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanberkualifikasipalingrendahsetaradenganjenjang8(delapan)KKNI

2. ProgramMagister. Dosenlulusandoktoryangrelevandenganprodi,ataudosenbersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanberkualifikasisetaradenganjenjang9(sembilan)KKNI

3. ProgramDoktor. Dosenlulusandoktoryangrelevandenganprogramstudi,ataudosenbersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanberkualifikasisetaradenganjenjang9(sembilan)KKNI

Page 59: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

59

(b) Standar Kompetensi Dosen adalah kiteria minimal kemampuan dosen sesuaidengan kualifikasi akademik berdasarkan Permenristekdikti, yang dinyatakandengansertifikatpendidikdan/atausertifikatprofesi.

(c) StandarBebanKerjaDosenadalahkriteriaminimaltentangpenghitungantugaspokok danwaktu kerja bagi dosen tetap, yang berdasarkan PermenristekdiktiNo.100Tahun2016palingsedikit40jamperminggu.

Penghitunganbebankerjadosentetapdidasarkanantaralainpada:

1)kegiatanpokokdosenmencakup:

a. perencanaan,pelaksanaan,danpengendalianprosespembelajaran;b. pelaksanaanevaluasihasilpembelajaran;c. pembimbingandanpelatihan;d. penelitian;dane. pengabdiankepadamasyarakat;

2)kegiatandalambentukpelaksanaantugastambahan;dan

3) kegiatanpenunjang.

Beban kerja dosen sebagai pembimbing utama dalam penelitian terstukturdalam rangka penyusunan skripsi/tugas akhir, tesis, disertasi, atau karyadesain/seni/bentuklainyangsetarapalingbanyak10(sepuluh)mahasiswa.

(d) Standar Jumlah Dosen Tetap adalah kriteria minimal tentang perbandinganjumlahdosentetapdandosentidaktetap,jumlahdosenyangditugaskansecarapenuh waktu untuk menjalankan proses pembelajaran pada setiap progamstudi.

Jumlah dosen tetap pada perguruan tinggi paling sedikit 60% (enam puluhpersen)darijumlahseluruhdosen.

StandarTenagaKependidikanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasiakademikyangwajib dimiliki, dibuktikan dengan ijazah dan harus sesuai dengan tugas danfungsiyangbersangkutan.

Standar untuk kualifikasi tenaga kependidikan tidak ada perbedaan untuk semuajenis pendidikan, seperti yang tercantumdalamPasal 30 PermenristekdiktiNo. 44Tahun2015TentangSNDikti,bahwatenagakependidikanwajibmemilikikualifikasiakademik paling rendah lulusan program diploma tiga yang dinyatakan denganijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya. Namun, kualifikasiakademik untuk tenaga administrasi dapat paling rendah lulusan SMA atausederajat.

g) StandarSaranadanPrasaranaPembelajaranuntukPendidikanAkademik

Standarsaranadanprasaranapembelajaranadalahkriteriaminimaltentangsaranadanprasaranasesuaidengankebutuhanisidanprosespembelajarandalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Page 60: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

60

Dasarpenetapanstandarsaranadanprasaranapembelajaran,baikjumlah,jenisdanspesifikasinya wajib mempertimbangkan rasio penggunaannya sesuai dengankarakteristik metode dan bentuk pembelajaran, serta harus menjaminterselenggaranyaprosespembelajarandanpelayananadministrasiakademik.

Standarsaranadanprasaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:

(a) Standar lahan adalah kriteria mnimal tentang kepemilikan tanah olehpenyelenggara perguruan tinggi, harus berada dalam lingkungan yang secaraekologisnyamandansehatuntukmenunjangprosespembelajaran;

(b) Standar luas lahan adalah kriteria minimal tentang luas lahan sesuai denganbentukperguruantinggi;

(c) Standar bangunan adalah kriteria minimal tentang kualitas bangunan yangmemenuhipersyaratankeselamatan,kesehatan,kenyamanandankeamanan;

(d) Standarruangkelas;

(e) Standarperpustakaan;

(f) Standarlaboratorium;

(g) Standarstudio;

(h) Standarbengkelkerja;

(i) Standarunitproduksi;

(j) Standarsaranaolahraga;

(k) Standarruanguntukberkesenian;

(l) Standarruangunitkegiatanmahasiswa;

(m) Standarruangpimpinanperguruantinggi;

(n) Standarruangdosen;

(o) Standarruangtatausaha;

(p) Standar fasilitas umum, seperti standar jalan, standar listrik, standar jaringankomunikasisuaradandata;

Standarprasaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:

(a) Standarperabot;

(b) Standarperalatanpendidikan;

(c) Standarmediapendidikan;

(d) Standarbuku;

(e) Standarteknologiinformasidankomunikasi

(f) Standarinstrumeneksperimen

(g) Standarsaranaolahraga

(h) Standarsaranaberkesenian

(i) Standarbahanhabispakai

Page 61: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

61

(j) Standarsaranapemeliharaan,keselamatandankeamanan.

Standar sarana dan prasarana untuk mahasiswa berkebutuhan khusus adalahkriteria minimal tentang pelabelan dengan tulisan braille dan informasi dalambentuk suara, lerengan (ramp) untuk penggunaan kursi roda, jalur pemandu dilingkungankampus,toilet.

h) StandarPengelolaanPembelajaranuntukPendidikanAkademik

Standar pengelolaan pembelajaran adalah kriteria minimal tentang perencanaan,pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatanpembelajaranpadatingkatprogramstudi.

Mekanisme penetapan standar pengelolaan pembelajaran harus mengacu padapada standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar prosespembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, serta standar sarana danprasaranayangtelahditetapkansebelumnya.

i) StandarPembiayaanPembelajaranuntukPendidikanAkademik

StandarPembiayaanPembelajaranadalahkriteriaminimal tentangkomponendanbesaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Standar pembiayaan pembelajaran ini berlaku untuk semua jenis pendidikan,termasukuntukpendidikanakademik.

StandarturunanuntukStandarPembiayaanPembelajaranterdiriatas:

(a) StandarBiayaInvestasiadalahkriteriaminimaltentangbiayapendidikantinggiyangdigunakanuntukpengadaansaranadanprasarana,pengembangandosen,dantenagakependidikan.

(b) Standar biaya operasional/standar satuan biaya operasional adalah kriteriaminimaltentangbiayapendidikantinggiuntuksetiapmahasiswapertahunyangdiperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biayadosen,biaya tenagakependidikan,biayabahanoperasionalpembelajarandanbiayaoperasionaltidaklangsung.

Sebagaicontoh,penetapanstandarsatuanbiayaoperasionalpendidikantinggibagi perguruan tinggi negeri (PTN) ditetapkan secara periodik oleh Menteridenganmempertimbangkan:

(a) jenisprogramstudi;(b) tingkatakreditasiperguruantinggidanprodi,dan(c) indekskemahalanwilayah.

b. ContohPenetapansuatuStandarDiktiyangditetapkanolehPerguruanTinggisendiriuntukPendidikanAkademik(BidangPendidikan)

Page 62: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

62

Standar Tenaga Kependidikan dapat diturunkanmenjadi sejumlah Standar Turunanuntukkemudiandirumuskandanditetapkanisistandarnya:

a) standarrekrutasi;

b) standarmasapercobaan;

c) standarperjanjiankerja;

d) standarpenilaianprestasikerja;

e) standarpromosi,standarmutasi,standardemosi;

f) standarwaktukerja;

g) standarkerjalemburdancuti;

h) standarpenghasilandanpenghargaan;

i) standarjaminansosialdanKesejahteraan;

j) standarpengembangandanpembinaan;

k) standarKeselamatan&KesehatanKerja;

l) standardisiplin;

m) standarperjalanandinas;

n) standarpengakhiranhubungankerja.

c. Contoh Perumusan suatu Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik

SebagaimanadikemukakandalamBab III di atas, StandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanAkademikdapatmenggunakanbentukrumusanyangsesuaidenganpilihanperguruantinggiyangbersangkutan.

Salah satu bentuk rumusan Standar SPMI (Standar Dikti) yang dapat dipilih adalahmenggunakan bentuk ABCD (Audience, Behavior, Competence, Degree). Jika bentukrumusan ini yangdipilih,makaharusdigunakankatakerja yangdapatdiukur, antaralainmenetapkan,membuat,menyusun,merancang,danhindarikatakerjayangtidakdapatdiukur,antaralainmemahami,merasakan.

Contoh rumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan AkademikdalambentukABCD,sebagaiberikut:

Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai kewenanganmasing-masing(A) harusmelakukan rekrutasi, pembinaan,danpengembangandosen tetap (B)agartercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:30 dan 1:45 (C) paling lambat padatahun2018(D).

C.PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Secara umum dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Akademik merupakan kegiatan Pelaksanaan dari siklus PPEPP StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

Page 63: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

63

Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik merupakankegiatan Perguruan Tinggi setelah Perguruan Tinggi tersebut berhasilmenetapkan Standardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik. Pemimpin Perguruan Tinggi(Rektor/Ketua/Direktur) beserta jajarannya harusmengupayakan agar Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademiktersebutdapatdilaksanakan.

1.LangkahPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Langkah yang perlu lakukan dalam tahap pelaksanaan sebuah Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik, adalah mengikuti prosedur sebagaimanadiuraikandidalamDokumenManualPelaksanaanSPMIyang jugaharusditetapkanolehsetiap perguruan tinggi. Perlu dikemukakan bahwamasing-masing Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik memiliki karakteristik tersendiri, sehinggapenerapannyatidakdapatdigeneralisasiuntuksemuaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

Langkah-langkah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh perguruan tinggi untukmelaksanakan sebuah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademikdiuraikansepertiberikut:

a) Persiapan Pelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik

Ketika sebuah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik akandiberlakukan, biasanya diawali dengan melakukan persiapan teknis dan/atauadministratif,sesuaiisiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangtelahditetapkan.

b) SosialisasiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

LangkahstrategisberikutnyaadalahmenyosialisasikanisiStandardalamSPMI(StandarDikti) untuk Pendidikan Akademik kepada Pimpinan/Pejabat dan para pihak yangberkepentingan di perguruan tinggi yang akan melaksanakan Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademiktersebut.

c) Penyiapan Dokumen Pelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademik

UntukmelaksanakanStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanAkademikyang telah ditetapkan, perlu disiapkan beberapa dokumen yang sesuai dengankebutuhanuntukmencatat/merekampelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untuk PendidikanAkademik,misalnya untuk pelaksanan Standar Kompetensi LulusandiperlukandokumenRencanaPembelajaran Semester (RPS), untukmemantaubahankajianyangdisajikandidalamkegiatan tatapmukadiperlukandokumenBeritaAcaraPerkuliahan.

d) PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Page 64: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

64

Setelahsemuadokumenyangdiperlukantelahtersedia,barulahStandardalamSPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik dilaksanakan atau dilaksanakan denganmenggunakanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademiktersebutsebagaitolokukurpencapaianpelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

Pada saat akan dilaksanakan, Pemimpin perguruan tinggi dapat memanfaatkankesempatan tersebut untuk mendeklarasikan pemberlakuan Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik di perguruan tinggi kepada pemangkukepentinganinternaldaneksternal.

Selainberbentukdeklarasi,sosialisasipelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untuk Pendidikan Akademik dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnyapenyampaiandalamrapatpimpinan,dosen,pegawai,mahasiswa,dll.Upayasosialisasijuga dapat ditempuhmelalui kegiatan formal seperti seminar, lokakarya, dan bentuklainnya. Dapat pula dilakukan dengan menyebarkan lewat media massa sepertimajalah, koran, radio kampus atau dibuat dalam brosur, poster, cenderamata, dll.SosialisasimerupakanlangkahpentinguntukkeberhasilanpelaksanaanStandardalamSPMI (StandarDikti) untukPendidikanAkademik,mengingat tujuan sosialisasi adalahuntuk memasyarakatkan isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik, sehinggamenjadidikenal, dipahami, dihayati oleh semuapihak yangakanmelaksanakan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademiktersebut.Olehkarenaitu,sosialisasiharusdilakukansecaraperiodikdanberkelanjutan.

2. KekhasanPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik padaProgramSarjana,ProgramMagister,danProgramDoktorsebagaiprogrampendidikandidalam jenis Pendidikan Akademik dapat berbeda karena perbedaan karakter masing-masingStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangberlakupadamasing-masingprogrampendidikantersebut.

Contoh tentang kekhasan pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademik)padaProgramSarjana,ProgramMagister,danProgramDoktor.

a)StandarKompetensiLulusanuntukPendidikanAkademik

UntukpelaksanaanStandarKompetensi Lulusan (SKL), sebagaimanaditetapkanpadaPermenristekdiktiNo.44Tahun2015 tentangSNDikti,harusmemperhatikanadanyaperbedaan di masing-masing program pendidikan dan jenis pendidikan tinggi,khususnyamengenai Standar Pengetahuan sebagai bagian dari Standar KompetensiLulusan sebagaimanatelahdikemukakandidalamBagian tentangPenetapanStandarKompetensiLulusandiatas.

b)StandarIsiPembelajaranuntukPendidikanAkademik

Pelaksanaan Standar IsiPembelajaran,padapendidikanakademikProgramMagisterdan Program Doktor, harus memperhatikan kedalaman dan keluasan materi

Page 65: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

65

pembelajaran di kedua program tersebut, yaituwajibmemanfaatkan hasil penelitiandanhasilpengabdiankepadamasyarakat.

c)StandarProsesPembelajaranuntukPendidikanAkademik

Menurut Pasal 14 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang SN Diktipelaksanaan StandarProsesPembelajaran yangdilakukanmelalui kegiatankurikuler,wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristikmata kuliah, untuk mencapai kemampuan tertentu dalam rangkaian pemenuhancapaian pembelajaran. Setiapmata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungandaribeberapametodepembelajarandandiwadahidalamsuatubentukpembelajaran.BentukpembelajaransebagaimanadisebutdalamPermenristekdiktiNo.44Tahun2015tentangSNDiktidapatberupakuliah,responsidantutorial,seminar,praktikum,praktikstudio,praktikbengkel,ataupraktiklapangan.

Metode pembelajaran berbasis proyek ataumetode pembelajaran berbasismasalah,mungkinlebihseringdipilihuntukjenisPendidikanAkademikpadaProgramMagisterdan Program Doktor. Sementara, pada Program Sarjana penggunaan metodepembelajaransepertisimulasidandiskusikelompoklebihdikedepankan,agarcapaianpembelajaran tercapai secara efektif. Bentuk pembelajaran seperti seminar seringditerapkan pada ProgramMagister dan Program Doktor, sementara untuk ProgramSarjana lebih seringmenerapkan bentuk pembelajaran yang berupa kuliah, responsidantutorial, sertapraktikum. Namun, tetapharusdiperhatikanuntuksemua jenjangpendidikan, bahwa sesuai dengan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang SNDikti, karakteristik proses pembelajaran itu terdiri atas sifat yang interaktif, holistik,integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat padamahasiswa.

d) PelaksanaanStandarPenilaianPembelajaranuntukPendidikanAkademik

MenurutPasal23ayat(3)PermenristekdiktiNo.44Tahun2015tentangSNDikti,padapenilaian hasil proses pembelajaran Program Doktor wajib menyertakan tim penilaieksternaldariperguruantinggiyangberbeda.SementarauntukProgramSarjanadanProgramMagister tidak terdapat syarat tersebut. Standar minimal seperti ini harusdiperhatikanketikaStandartersebutakandiimplementasikan.

Hallainadalahtentangkelulusan,padaPasal25PermenristekdiktiNo.44Tahun2015tentangSNDikti telahditetapkanbahwakriteriaminimaluntukkelulusanmahasiswaProgram Sarjana, apabila mahasiswa telah menempuh seluruh beban belajar yangditetapkandanmemilikicapaianpembelajaranlulusanyangditargetkanpadaprogramstudidengan IndeksPrestasiKumulatif (IPK) lebihbesaratau samadengan2,00 (duakomanolnol). Sementara,untukmahasiswaProgramMagisterdanProgramDoktorkriteriaminimal kelulusandengan IPK lebihbesar atau samadengan3,00 (tiga komanolnol).

e)PelaksanaanStandarDosenpadaPendidikanAkademik

Page 66: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

66

UntukPelaksanaan StandarDosen, hal yang perlu diperhatikan padamasing-masingProgramSarjana,ProgramMagister,danProgramDoktor,sebagaimanaditetapkanbaikpada Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang SN Dikti maupun padaPermenristekdikti No 100 Tahun 2016 tentang Pendirian, Perubahan, PembubaranPerguruanTinggiNegeri,danPendirian,Perubahan,Pencabutan IzinPerguruanTinggiSwasta,bahwadosenpalingsedikitharusberjumlahenamoranguntuksatuProgramStudi. Kualifikasi dosen tersebut paling rendah berijazah magister, atau yang setarauntukProgramSarjana,berijazahdoktoratauyangsetarauntukProgramMagisterdanProgramDoktor.

Selain itu, ditegaskan pula bahwa dua dosen pada Program Doktor harus memilikijabatanakademikprofesordalambidangilmupengetahuandanteknologiyangsesuaidenganProgramStudi.

Perlu jugadiperhatikanmengenainisbahdosendanmahasiswa, yaitu1 (satu)dosenberbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa pada program studikelompok ilmu sosial dan 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh)mahasiswapadaprogramstudikelompokilmualam.

Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) perlu didukung oleh sumber daya yangmemadai. Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) perlu dimuat dalam RencanaStrategis (lima tahun), Rencana Kerja dan Anggaran (tahunan), baik di aras universitas,fakultas(jikaada),maupununitpengelolaprogramstudi(jurusan,departemen,bagian).

D.EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

SecaraumumdapatdikemukakanbahwaEvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti) merupakan tahap E dalam siklus PPEPP. Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI(StandarDikti)bertujuanuntukpengendaliandanpeningkatanmutu.Prosesevaluasidisinitidakdimaksudkanuntukmencarikesalahan,apalagikesalahanseseorang,melainkanuntukmenemukan ruang peningkatan guna perbaikan mutu pendidikan ke depan secara terusmenerus. Dengan kata lain, Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki penyimpangan yang tidak sesuaidenganisiStandardalamSPMI(StandarDikti)yangtelahditetapkan.

EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)dilakukanterhadapsemuastandar,baikSNDiktimaupunStandarDiktiyangditetapkanolehperguruantinggisendiri.

1.Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik

a)Prosedur evaluasi diawali denganmenetapkan siapa yang bertugas untukmelakukanevaluasi apa. Evaluasi yang akan dilakukan harus jelas, apakah merupakan EvaluasiDiagnostik,EvaluasiFormatif,danEvaluasiSumatif.

Evaluasi Diagnostik dilakukan pada saat setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Akademik diterapkan, dengan tujuan untukmengetahui hambatandalam penerapan standar tersebut. Berdasarkan identifikasi hambatan tersebut,

Page 67: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

67

perbaikan dan pemenuhan pelaksanaan setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanAkademikdapatdilakukan,sehinggapenerapansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikdapatberlangsungdenganbaik.

EvaluasiFormatifdilakukanpadasaatsetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikditerapkan,terutamauntukmengoptimalkanpenerapanstandartersebut, sehingga pelaksanaan setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Akademik sesuai dengan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademikyangtelahditetapkan.

Evaluasi Sumatif dilakukanpada saatpenerapan setiapStandardalamSPMI (StandarDikti) untuk Pendidikan Akademik sudah selesai, sehingga capaian dapat diukur danperbaikan dapat dilakukan untuk siklus berikutnya. Dalam evaluasi sumatif, semuapihak yang terlibat dengan pelaksanaan setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanAkademiktersebutberpartisipasiaktifdalamkegiatanevaluasiini.

b)Tim Evaluasi akan melakukan pengukuran terhadap ketercapaian isi Standar dalamSPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik menggunakan formulir atauinstrumen evaluasi yang sudah disiapkan sebelumnya. Pengukuran terhadapketercapaianStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikdilakukansecaraperiodik,misalnyaharian,mingguan,bulanan,semesteran,atautahunansesuaidenganisiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

c) Tim Evaluasi mencatat/merekam temuan (findings) berupa penyimpangan, kelalaian,kesalahan,atausejenisnyadaripenyelenggaraanpendidikanyangtidaksesuaidenganisi StandardalamSPMI (StandarDikti) untukPendidikanAkademik. Timevaluasi jugaharus mencatat bila ditemukan ketidak-lengkapan dokumen, seperti prosedur kerja,formulir, dsb dari setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademikyangtelahdilaksanakan.

2.Pihak-Pihak yang dapatmenjadi Evaluator Pelaksanaan Standar dalam SPMI (StandarDikti)PendidikanAkademik

Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademikdapat dilakukan oleh berbagai pihak terkait. Mulai dari Pelaksana Standar itu sendiri,dengan cara melakukan evaluasi diri, oleh Tim Evaluasi atau evaluator yang dibentukuntukmaksudtersebut,misalnyauntukpelaksanaanpemantauan (monev),olehAtasan,misalnya untuk evaluasi berupa pengawasan, atau oleh Tim Auditor Internal, melaluikegiatanAuditMutuInternal(AMI).

Evaluasimelalui kegiatanAuditMutu Internal diperlukan untukmenjamin akuntabilitas,obyektivitas, dan independensi dari Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk pendidikan Akademik. Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 5 ayat (2)PermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDikti yangmengaturbahwaEvaluasiPelaksanaan Standar Dikti dilakukanmelalui Audit Mutu Internal. Audit Mutu Internaladalah kegiatan yang independen,obyektif, terencana secara sistemik, danberdasarkanserangkaianbukti.

Page 68: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

68

Pelaksanaan AMI diawali dengan keputusan pimpinan perguruan tinggi untukmelaksanakan AMI. AMI bertujuan memeriksa kesesuaian atau ketidaksesuaianPelaksanaan Standar dalamSPMI (StandarDikti) untukPendidikanAkademik yang telahselesaidilakukandenganStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyang telah ditetapkan. Selain itu, pemeriksaan dilakukan pula terhadap kesesuaianpelaksanaanAMIdenganperaturanyang berlaku,mengevaluasiefektifitasAMI sebagaisebuahsistem,danmengidentifikasipeluangperbaikansistemAMI.

ContohpelaksanaanAMIsebagaiberikut:

a. Pemeriksaan ketersediaan dan/atau kelengkapan dokumen SPMI untuk pendidikanAkademik;

b. Pemeriksaan kepatuhan dan konsistensi teraudit (pimpinan perguruan tinggi danpimpinan unit) dalam melaksanakan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademik;

c. Pelaporan hasil AMI dan pemberian rekomendasi peningkatan Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikkepadapimpinanperguruantinggi.

Agar pelaksanaan AMI dilakukan secara obyektif, perlu dilakukan pemeriksaan secaraterpisahantarapimpinanunit,dosen,mahasiswa,tenagakependidikan,penggunalulusan,danpihaklainterkait.

Sebagaimana dikemukakan di atas, AMI dapat pula meliputi kegiatan pemeriksaankecukupan dan kehandalan sistem AMI untuk memastikan bahwa tujuan SPMI dapatdicapaisecaraefisiendanefektif,melalui:

a. Pemeriksaankehandalansistempengelolaandana;

b. Pemeriksaanefisiensidanpemanfaatansumberdaya;

c. Pemeriksaan implementasi SPMI sebagai suatu sistem yang telah ditetapkan untukmemastikanketaatanterhadapkebijakan,rencana,danprosedur.

PraktikbaikAMIdijalankanmelaluibeberapalanglah,yaitu:

a. Menyiapkanformuliryangberisiaspekyangakandiauditdalamauditkecukupanataudeskevaluationuntukdigunakanolehauditoratauatasan;

b. Menyusun daftar temuan (findings) tentang ketidakcukupan, potensi penyimpanganatau penyimpangan dari Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik yang telah ditetapkan. Temuan dapat merupakan ketidaksesuaian mayoratau minor. Setelah daftar temuan disusun oleh auditor atau atasan, maka temuantersebutdisampaikankepadateraudit(pimpinanperguruantinggidanpimpinanunit);

c. Menyelenggarakan rapat dengan teraudit untuk menentukan tindak lanjut olehteraudit terhadap temuan. Teraudit dapatmelakukan klarifikasi, pertanyaanmaupunsanggahanterhadaptemuantersebut.Tindaklanjutyangtelahdisetujuidisusundalamlaporan audit disertai kesepakatanwaktu perbaikan dan ditandatangani oleh auditoratauatasanbersamateraudit.

Page 69: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

69

2. Kekhasan Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik

EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)padaProgramSarjana,ProgramMagister, dan Program Doktor dapat berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan ituterletakpadakaraktermasing-masingStandardalamSPMI(StandarDikti).

Berikutadalahbeberapacontohuraiantentangperbedaantersebut.

a) EvaluasiPelaksanaanStandarKompetensiLulusandanEvaluasiPelaksanaanStandarIsiPembelajaran,misalnya,karenalamaprosespembelajaranmasing-masingProgramSarjana,ProgramMagister,danProgramDoktortidaksama,makaperiodeevaluasidiantaraketigaprogrampendidikantersebutjugatidaksama.

Pada Program Sarjana, evaluasi terhadap pelaksanaan Standar Dikti dapat dilakukanpalingcepatempattahunsekali,tetapiuntukProgamMagisterdapatdilakukansetiapduatahunsekali,danpadaProgramDoktorsetiaptigatahunsekali.

Menurut Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang SN Dikti, masa dan bebanbelajarpenyelenggaraanProgramSarjanaadalahpalinglama7(tujuh)tahunakademikdenganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit144sks.UntukProgramMagisterpalinglama4(empat)tahunakademikdenganbebanbelajarmahasiswaminimal36sks;danuntuk program doktor paling lama 7 (tujuh) tahun akademik dengan beban belajarmahasiswaminimal42sks

b) EvaluasiPelaksanaanStandarDosendanTenagaKependidikanpadaProgramSarjana,ProgramMagister, dan Program Doktor, selain harus berdasarkan isi Standar dalamSPMI (StandarDikti) yang telahditetapkan, jugaharusberdasarkanPermenristekdiktiNo.44Tahun2015tentangSNDiktidanPermenristekdiktiNo100Tahun2016tentangPendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian,Perubahan,PencabutanIzinPerguruanTinggiSwasta.

Dalam evaluasi tersebut agar diperhatikan apakah jumlah dosen yang membinamasing-masing program studi sudah adaminimal 6 (enam) dosen dengan kualifikasiakademik paling rendah lulusan ProgramMagister atau ProgramMagister Terapanyang relevan dengan program studi untuk dosen Program Sarjana. Untuk dosenProgramMagisterharusberkualifikasiakademiklulusanProgramDoktordanProgramDoktorTerapanyangrelevandenganprogramstudi.Sementara,untukdosenProgramDoktor harus berkualifikasi akademik lulusan Program Doktor atau Doktor Terapanyang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanberkualifikasisetaradenganjenjang9(sembilan)KKNI.

Sebagai tambahan, ketika melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Standar DosenpadaProgram Doktor, juga perlu diperhatikan persyaratan terhadap dosen tersebutketikabertindaksebagaipembimbing. SesuaidenganPermenristekdiktiNo.44Tahun2015 tentang SN Dikti, dosen pada Program Doktor dalam hal sebagai pembimbing

Page 70: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

70

utama,dipersyaratkanagardalamwaktu5(lima)tahunterakhirdosentersebutharustelah menghasilkan atau memiliki paling sedikit 1 (satu) karya ilmiah pada jurnalnasional terakreditasi atau jurnal internasional yang bereputasi, atau telahmenghasilkan1(satu)karyadalambentuk lainyangdiakuiolehkelompokpakaryangditetapkan senat perguruan tinggi. Sementara untuk pembimbing utama ProgramMagister dan Program Sarjana, tidak terdapat ketentuan persyaratan tambahansepertiyangdisebutkanuntukProgramDoktor.

c) EvaluasiPelaksanaanStandarPenilaianPembelajaran

PadaStandarPenilaianPembelajaran,telahdisebutkanpadaPermenristekdiktiNo.44Tahun 2015 tentang SN Dikti, bahwa mahasiswa Program Sarjana dinyatakan lulusapabilatelahmenempuhseluruhbebanbelajaryangditetapkandanmemilikicapaianpembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan Indeks PrestasiKumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,00 (dua koma nol nol). SementarauntukmahasiswaProgramMagisterdanProgramDoktordinyatakanlulusapabilatelahmenempuhseluruhbebanbelajaryangditetapkandanmemilikicapaianpembelajaranlulusan yang ditargetkan oleh program studi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)lebihbesaratausamadengan3,00(tigakomanolnol).Terkaithaltersebut,padasaatmelakukanEvaluasiPelaksanaanStandarPenilaianPembelajaran,hendaknyacapaianpembelajaran yang ditargetkanmenjadi tolok ukur dalammengevaluasi pelaksanaanStandarPenilaianPembelajaran.

Rumusancapaianpembelajaranyangmerupakanpernyataankriteriaminimaltentangkualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan dan keterampilanberbedauntukProgramSarjana,ProgramMagister,danProgramDoktor.Olehsebabitu, ketika melakukan evaluasi pelaksanaan Standar Penilaian Pembelajaran perludiperhatikan perbedaan tersebut. Misalnya untuk rumusan keterampilan umumProgram Sarjana, disebutkan bahwa harusmampumenyusun deskripsi saintifik darisuatuhasilkajiandalambentukskripsiataulaporantugasakhir,danmengunggahnyadalamlamanperguruntinggi.SedangkanuntukrumusanketrampilanumumProgramMagisterharusmampumenyusunkonsepsiilmiahdanhasilkajiandalambentuktesisatau bentuk lain yang setara, dan diunggah dalam laman perguruan tinggi, sertamakalahyang telahditerbitkandi jurnal ilmiah terakreditasiatauditerimadi jurnalinternasional. SementarauntukProgramDoktor,harusmampumenyusunpenelitianinterdisiplin, multidisiplin atau transdisiplin, termasuk kajian teoritis dan/ataueksperimenpadabidangkeilmuan,teknologi,senidaninovasiyangdituangkandalambentuk disertasi, dan makalah yang telah diterbitkan di jurnal internasionalbereputasi.

Pada perguruan tinggi yang memiliki program studi cukup banyak, tahap EvaluasiPelaksanaan Standar Dikti sering dilakukan secara berjenjang. Misalnya untuk kegiatanpemantauan, karena jenis evaluasi ini dilakukan pada saat sebuah standar sedangdilaksanakan,makaTimEvaluasiyangdiberitugasdapatberasaldariunitpengelolaprogramstudi bersangkutan. Sementara untuk pelaksanaan evaluasi yang bersifat sumatif melalui

Page 71: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

71

AuditMutu Internal dapat dilakukan oleh unit penjaminanmutu yang ada di fakultas (jikaada)atauperguruantinggi.

Hal yang dikemukakan di atas merupakan salah satu model evaluasi pelaksanaan Standardalam SPMI (Standar Dikti), sedangkan model evaluasi pelaksanaan Standar dalam SPMI(Standar Dikti) yang paling cocok di suatu perguruan tinggi, diserahkan kepada situasi,kondisi,dankemampuansumberdayasetiapperguruantinggiuntukmenetapkannyasebagaikebijakanevaluasipelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti).

E. PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

SecaraumumdapatdikemukakanbahwadalamSPMI langkahsetelahEvaluasiPelaksanaanStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik merupakan PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik. DariEvaluasiPelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik terdapat 4(empat)kemungkinankesimpulan,yaitu:

1. Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan AkademikmencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangtelahditetapkan;

2. PelaksanaanStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanAkademikmelampauiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangtelahditetapkan;

3. Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik belummencapai Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik yang telahditetapkan;

4. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikmenyimpangdari Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik yang telahditetapkan;

PadaTabel1ditunjukkanlangkahpengendalianyangperludilakukanyangbergantungpadahasilEvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

Tabel 1 Langkah Pengendalian yang perlu dilakukan yang bergantung pada hasilEvaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik.

No PelaksanaanStandarDikti PengendalianStandarDikti

1MencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Perguruan Tinggi mempertahankan pencapaiandanberupayameningkatkanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

2MelampauiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Perguruan Tinggi mempertahankan pelampauandanberupaya lebihmeningkatkanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

3BelummencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Perguruan Tinggi melakukan tindakan koreksipelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)agar Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademikdapatdicapai

4 MenyimpangdariStandardalamSPMI Perguruan Tinggi melakukan tindakan koreksi

Page 72: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

72

(StandarDikti)untukPendidikanAkademik pelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Akademik agar pelaksanaanStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Akademik kembali pada Standardalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik.

DidalampernyataanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik,salahsatu unsur yang perlu ada adalah pelaksana standar, atau unsurAudience jika digunakanbentuk rumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik denganABCD.Dengandemikian,pihakyangharusmengendalikanpelaksanaanStandardalamSPMI(Standar Dikti) adalah pihak yang mengelola pelaksanaan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk Pendidikan Akademik. Sebagai contoh, apabila Standar Proses Pembelajaranmenyatakanbahwa: “Dosenharusmelaksanakanperkuliahanberbentuk tatapmukapalingsedikit16(enambelas)kalidalamsatusemestertermasukkegiatanpenilaian”,makapihakyangharusmelakukanlangkahpengendalianapabiladarihasilevaluasipelaksanaanstandartersebut ditemukan ada dosen yang hanyamelaksanakan kegiatan perkuliahan berbentuktatapmukasebanyak10(sepuluh)kali,adalahpihakyangmengeloladosen,misalnyaKetuaJurusan,ataupihaklainyangsesuaidengantatakeloladiperguruantinggitersebut.

Pengendalian pelaksanaan Standar dalamSPMI (StandarDikti) untuk PendidikanAkademikmerupakanbagianpentingdidalamSPMIyangdapatmenjaminbahwaStandardalamSPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik dapat tercapai atau terlampaui. WalaupunsepintasnampakbahwaPengendalianpelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikan Akademik merupakan langkah reaktif yang bergantung pada hasil EvaluasipelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik,sebenarnyadidalam Pengendalian pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik juga tercakup makna pencegahan atas tidak tercapainya Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

Hal ini terlihatdidalamTabel1,yaitupadakasuske tiga.SeandainyasuatuStandardalamSPMI (StandarDikti) untuk PendidikanAkademik belum tercapai,makaperlu ada tindakankoreksi pelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik agarStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikdapatdicapai.Untukitu,didalam SPMI, Evaluasi pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademiktidakcukupdilaksanakanhanyadiakhirdarisuatukegiatanpelaksanaanstandar,namun perlu dilakukan selama kegiatan tersebut berlangsung. Kegiatan Evaluasi selamakegiatanberlangsunginilebihtepatdisebutpemantauanataumonitoring.Kembalikecontohkegiatanperkuliahandosendiatas,pemantauanperludilakukansepanjangsemester, tidakhanya di akhir semester, sehingga tindakan korektif, apabila diperlukan, dapat dilakukansebelumsemesterberakhir.

Untuk memberikan gambaran tentang langkah pengendalian yang perlu diambil yangdidasarkanatashasilevaluasipelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti),padaTabel2

Page 73: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

73

diberikanbeberapa contoh.Pada tabel tersebut, StandardalamSPMI (StandarDikti) yangdijadikancontohadalahStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

Tabel 2. Contoh Pengendalian Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademik.

NoDalamhalStandardalamSPMI(StandarDikti)yangtelahditetapkanadalah

DalamhalhasilevaluasipelaksanaanStandardalamSPMI(Standar

Dikti)

LangkahpengendalianpelaksanaanStandardalamSPMI

(StandarDikti)

1 PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramSarjanaharusmenjaminbahwamasabelajarmahasiswapalinglama7(tujuh)tahun.

Terdapatsejumlahmahasiswayangdalam7(tujuh)tahunbelumlulusdariprogramstuditersebut

PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramSarjanaharusmelakukanevaluasiterhadapprestasimahasiswasetiapsemesteruntukmencegahterjadinyamahasiswaputus/gencatstudi

2 PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramMagisterharusmenjaminbahwadosendiprogramstuditersebutberkualifikasiakademiklulusanProgramDoktoryangrelevandenganprogramstudiataubersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudi,danberkualifikasiakademiksetaradenganjenjang9(sembilan)KKNI

TerdapatsejumlahdosendiprogramstuditersebutyangbelummemenuhiStandardalamSPMI(StandarDikti)

Pimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmengupayakanagarseluruhdosenpadaprogramstuditersebutmemenuhistandar,misalnyadenganstudilanjut,dengansertifikasiprofesi,dan/ataudenganpenyetaraankejenjang9(sembilan)KKNI

3 PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramDoktorharusmenjaminbahwapalingsedikit2(dua)dosentetapdiprogramstuditersebutadalahprofesor

Ternyatajumlahprofesordiprogramstuditersebuthanya1(satu)orang

Pimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmengupayakanpengangkatandosentetapprofesordan/ataupeningkatanjabatanakademikdosentetapyangbelumprofesorkeprofesor

4 DidalamkurikulumprogramstudipadaProgramSarjana,pimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmenjaminbahwapenelitianmahasiswamengarahpadapemenuhancapaianpembelajarandandinyatakandalambesaranskstertentu

Ternyatabahwapenelitianyangdilakukanmahasiswatidakmempunyaibesaransks

Pimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmeninjaukembalikurikulumprogramstuditersebutdenganmemasukkanpenelitianmahasiswayangdinyatakandalambesaranskstertentu

5 Pimpinankelembagaanpenelitiandiperguruantinggiharusmemfasilitasi

Ternyatabahwaterdapatsejumlahpenelitiantidakdidiseminasikan

Pimpinankelembagaanpenelitianharusmelaksanakandiseminasiuntukseluruhpenelitianyangdilaksanakan

Page 74: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

74

diseminasipenelitianyangdilaksanakanolehdosendanmahasiswa

olehdosendanmahasiswa

6 Pimpinanperguruantinggiharusmelakukananalisiskebutuhanyangmenyangkutjumlah,jenis,danspesifikasisaranadanprasaranapenelitiandiperguruantinggitersebut

Ternyatabahwadiperguruantinggitersebutanalisiskebutuhanterkaitspesifikasisaranadanprasaranapenelitiantidakdipenuhi

Pimpinanperguruantinggiharusmelakukananalisiskebutuhanterkaitspesifikasisaranadanprasaranapenelitian

7 Pimpinankelembagaanpengelolaanpengabdiankepadamasyarakat(PkM)harusmelakukanpemantauandanevaluasipelaksanaanPkMdiperguruantinggitersebut

TernyatabahwabeberapakegiatanPkMdiperguruantinggitersebuttidakdipantau

PimpinankelembagaanpengelolaanPkMmencaripenyebabtidakterpantaunyabeberapakegiatanPkM,sertamengambillangkahstrategisagarseluruhkegiatanPkMdipantaudandievaluasi

F.PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

PeningkatanStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanAkademik,baikProgramSarjana,ProgramMagistermaupunProgramDoktormerupakantahapPterakhirdarisiklusPPEPPdidalamSPMI. Tahap iniditempuhsetelah suatuprogram,unitpengelolaprogramstudi, lembaga, pusat atau perguruan tinggi berhasilmelaksanakan 4 (empat) tahap siklusSPMIsebelumnya,yaituPenetapan,Pelaksanaan,Evaluasi,danPengendalianStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik,hinggaakhirnyamampumemenuhiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.

PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademiktidakmungkindilakukan jika Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik itu belummelalui tahap Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik terlebih dahulu, sekalipun perguruan tinggi telah melaksanakan Standar dalamSPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik itu. Sebaliknya, setelah suatu Standardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik dievaluasi pelaksanaannya, tetapitidakditingkatkanisiatauluaslingkupnya,makamutuperguruantinggitersebuttidakakanmengalami peningkatan, padahal isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademikitumasihdapatditingkatkan.

Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik merupakankegiatan perguruan tinggi untuk meningkatkan atau meninggikan isi Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik.PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untuk Pendidikan Akademik tidak saja didorong oleh keharusan meningkatkan mutuberkelanjutan (kaizen) untuk mencapai visi perguruan tinggi, tetapi juga didorong olehperkembangan di dalammasyarakat, perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, dantuntutandaripemangkukepentinganeksternalyangmenginginkanlayananpendidikanyanglebihbaik. Sebagaicontoh,kemajuanteknologipembelajaran,perkembangansumberatau

Page 75: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

75

bahan ajar, atau peningkatan kesejahteraan sosial dapat merupakan dorongan bagiperguruan tinggi untuk meningkatkan isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Akademik melalui SPMI. Perlu dikemukakan bahwa yang harus ditingkatkanbukanhanyaPelaksanaan,EvaluasiPelaksanaanataupunPengendalianPelaksanaanStandardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik, melainkan terutama isi StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikitusendiri.

Peningkatan isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik dapatdilakukan secara serentak atau secara parsial. Peningkatan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk Pendidikan Akademik dapat dilakukan dalam kurun waktu yang berbedatergantung pada masing-masing Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademik. Sebagai contoh, kaizen isi Standar Kompetensi Lulusan yang dinyatakan dalamcapaianpembelajaranlulusan(CPL)tidakmungkindilakukansetiaptahunkarenadiperlukanpaling sedikit 4 (empat) tahun atau setelahmenghasilkan lulusandari programpendidikantersebut, untukdapatmengevaluasi danmenilai ketercapaian StandarKompetensi Lulusantersebut.Sebaliknya,kaizenisiStandarKebersihandapatdilakukansetiapbulanatausetiapsemester.

1.ProsedurPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

a) Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik harusdilakukan oleh Pelaku (Audience) dari Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademiktertentu,sepertidalamkeempattahapPPEPPsebelumnya.Perludiperhatikanbahwaagar tidak terjadikaizen secarasporadisuntukbeberapaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademiktertentudenganAudienceyangsama, sebaiknya kaizen terhadap seluruh Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanAkademikdilakukansecarakelembagaan,yaitupemimpinperguruantinggi(Rektor/Ketua/Direktur)harusmengoordinasikankegiatanpeningkatanStandardalamSPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik ini. Dapat pula koordinasi kaizenStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik dilakukan oleh UnitPenjaminanMutupadaperguruan tinggi yangbersangkutan (jikaada), atauolehTimPeningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik yangsecarakhususdibentukolehpemimpinperguruantinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

b) UnitPenjaminanMutu(jikaada)atauTimyangdibentuktersebutmempelajarilaporanhasil Pengendalian Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan AkademikyangmenunjukkanbahwasuatuStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik telah terpenuhi, dengan mengundang pejabat struktural dan para pihakterkait untukmengevaluasi isi Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk PendidikanAkademiktersebut;

c) Unit Penjaminan Mutu (jika ada) atau Tim yang dibentuk tersebut mempelajariperaturan perundang-undangan yang terkait dengan Standar dalam SPMI (StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangakanditingkatkan.UnitPenjaminanMutu(jikaada) atau Tim yang dibentuk tersebut dapat melakukan benchmarking, karena

Page 76: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

76

benchmarkingmerupakancaramengetahui seberapa jauhperguruan tinggi lain telahmelaksanakan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik yangakanditingkatkan;

d) UnitPenjaminanMutu(jikaada)atauTimyangdibentuktersebutmelakukanrevisi isiStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik yang akanditingkatkan, sehinggamenjadi Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk PendidikanAkademik yang baru yang lebih tinggi dari Standar dalam SPMI (StandarDikti) untukPendidikanAkademiksebelumnya.

2. HasilPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

HasilpeningkatanStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanAkademikdapatberupa:

a) Rumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik yang baruuntukmenggantikan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk PendidikanAkademiksebelumnya,misalnyapeningkatanDegreedanCompetencesuatuStandardalamSPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik. Sebagai contoh, Standar IPK kelulusanProgramSarjanayangperluditingkatkankarenahasilevaluasidalambeberapa tahunterakhir menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan telah memenuhi dan ataumelebihi standar IPK = 2,00. Selain itu, hasilbenchmarkingmenunjukkanbahwa IPKperguruantinggilainsudahmelebihiIPK=2,00danpermintaanpenggunalulusanjugamenghendaki mutu lulusan yang lebih baik. Untuk itu, pemimpin perguruan tinggimengkoordinasikan kegiatan peningkatan IPK Lulusan Program Sarjanamenjadi lebihtinggidari2,00;

b) Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik baru yang belumpernah ada sebelumnya. Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademikinisangatmungkindiperlukanperguruantinggikarenaSNDiktimerupakanstandar minimum, baik dari substansi/isi maupun dari jumlah standar tentangpendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan kegiatan penunjanglainnya, sehingga wajib dilampaui oleh setiap perguruan tinggi denganmerumuskanStandar Dikti yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri. Sebagai contoh upayaKemenristekdiktiuntukmeningkatkanjumlahdankualitaspublikasidosenataululusanProgramMagisterdanProgramDoktorditingkatnasionalmaupuninternasional,akanmemerlukan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik barumengenaiStandarHasilPenelitianyangbelumpernahadadisuatuperguruantinggi.

c) StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikbaruyangmenambahjumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangtelahadasebelumnya. Penambahan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanAkademikbaru inidiperlukanuntukmelengkapimacamStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikyangtelahditetapkan,atauuntukmenyesuaikandanmemanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh,penambahan dan penyesuaian Standar Sarana dengan perkembangan teknologi

Page 77: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

77

informasi dalam proses pembelajaran dan administrasi, sehingga diperlukan StandarSarana yang baru dalam proses pembelajaran dan administrasi berbasis teknologiinformasi.

3.ContohPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademik

Sebagai ilustrasi dikemukakan tentang kegiatan peningkatan Standar PenilaianPembelajaran yang sudah terpenuhi. Dalam hal ini, aspek Audience standar tidakditingkatkan bahkan menjadi pelaku dalam proses peningkatan Standar PenilaianPembelajaran. Aspek yang ditingkatkan adalah Behaviour, Competence, Degree, ataukombinasiketiganya.Contoh:semulaisiStandarPenilaianPembelajaranadalah:

“Dosenpengasuhmatakuliah(A)harusmelaksanakanpenilaianprosesdanhasilbelajarmahasiswa (B)denganmateripenilaianyangmampumengukurcapaianpembelajaranmatakuliah(C),palingsedikitpadaperempat,tengahdanakhirsemester(D)”.

Setelah isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Akademik tersebutdilaksanakan selama dua tahun berturut-turut, dan selama itu telah dilakukan evaluasisetiap semester, diketahui bahwa semua dosen (atau setidaknya mayoritas dosen)memenuhiaspekdegree(D)StandarPenilaianPembelajarantersebut.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut tidak diperlukan lagi tindakan koresi (pengendalian)oleh pemimpin unit pengelola program studi atau fakultas (jika ada), sehingga dapatlangsungdilakukanpeningkatanaspekCompetence,sebagaiberikut:

“Dosen pengasuh mata kuliah (A) harus menyerahkan materi penilaian hasil belajarmahasiswakepadaTimVerifikasiSoalJurusan(B)agaradakesesuaianmateripenilaiandengan CP mata kuliah (C) paling lambat 1 minggu sebelummelaksanakan penilaianprosesdanhasilbelajarmahasiswa(D)”.

Ilustrasi tersebutmenggambarkanbahwasemulayangdievaluasidanperluditingkatkanhanya unsur Degree (D) yaitu “tahap pelaksanaan Standar Penilaian Pembelajaran”,tetapi pada Standar Penilaian Pembelajaran yang baru dilakukan peningkatan unsurCompetence (C) berupa “kesesuaian materi penilaian dengan capaian pembelajaranmatakuliah”. Dalamhal inikesesuaianpenilaianhasilbelajardengankompetensimatakuliah yang semula dilakukan oleh Dosen mata kuliah, ditingkatkan dengan keharusanmelewatitahapverifikasiolehTimkhusus.DengandemikianterjadiperbaikancaraataurencanakerjauntukmencapaiIsiStandarPenilananPembelajaran.

Rumusan Standar Penilaian Pembelajaran yang baru tersebut tidak langsung dapatdiadopsi oleh dosen (Audience) sebagai pelaku standar tersebut, karena diperlukan ujipublikuntukmenampungmasukan,kritik,dansarandaripimpinan,dosen,bilaperludaritenagakependidikan.

Berdasarkanmasukan dari uji publik tersebut, rumusan Standar Penilaian Pembelajarandisempurnakan,danmasukkeTahapPenetapanStandaryangmerupakanPpertamadarisiklusPPEPPsuatustandar.

Page 78: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

78

Kegiatan pada tahap ini dilakukan olehUnit PenjaminanMutu atau Tim (jika ada) atauolehpejabat terkait dengan tugasmelanjutkanpembahasan, perumusan, sosialisasi danpenetapanStandarPenilaianPembelajaran yangbaru.Denganadanya rumusanStandarPenliaian Pembelajaran yang baru sebagai hasil peningkatan dari Standar PenliaianPembelajaranyanglama,siklusPPEPPakandimulaikembalidaritahapPenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanAkademikbaru.

********

Page 79: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

79

BabVSistemPenjaminanMutuInternalPendidikanVokasiA.GambaranUmumPendidikanVokasi

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, berdasarkan UU Dikti terdapat 3 (tiga) jenispendidikan,yaitupendidikanakademik,pendidikanvokasidanpendidikanprofesi.

Menurut Pasal 16 ayat (1) UU Dikti, pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggiprogram diploma yang menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapantertentusampaiprogramsarjanaterapan.

Jenispendidikanvokasidapatdiselenggarakanmelalui6 (enam)programpendidikan, yaituprogram diploma satu, program diploma dua, program diploma tiga, program diplomaempat(sarjanaterapan),programmagisterterapan,danprogramdoktorterapan.

BerdasarkanPasal21,Pasal22,danPasal23UUDikti, kemampuan lulusanmasing-masingprogrampendidikantersebutdapatdiuraikansebagaiberikut:

1. Program Diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi lulusanpendidikanmenengahatausederajatuntukmengembangkanketerampilandanpenalarandalampenerapanIlmuPengetahuandan/atauTeknologi;

2. ProgramMagisterTerapanmerupakankelanjutanpendidikanvokasiyangdiperuntukkanbagilulusanprogramsarjanaterapanatausederajatuntukmampumengembangkandanmengamalkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi melalui penalaran danpenelitianilmiah;

3. ProgramDoktor Terapanmerupakan kelanjutanbagi lulusanprogrammagister terapanatausederajatuntukmampumenemukan,menciptakan,dan/ataumemberikankontribusibagi penerapan, pengembangan, serta pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologimelaluipenalarandanpenelitianilmiah;

Menurut UU Dikti penyelenggaraan pendidikan vokasi, yang meliputi Program Diploma,ProgramMagister Terapan, dan ProgramDoktor Terapan, dimandatkan kepada perguruantinggi yang berbentuk Politeknik, Akademi, atau Akademi Komunitas. Namun, apabilamemenuhisyaratUniversitas,InstitutdanSekolahTinggidapatmenyelenggarakanProgramDiploma Tiga, Program Diploma Empat (Sarjana Terapan), Program Magister Terapan,ProgramDoktorTerapan.

Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama denganmasyarakat profesi dan organisasiprofesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar memenuhi syaratkompetensiprofesinya.

B.PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

Secaraumum,diatastelahdikemukakanapa,mengapa,bagaimana,siapa/pihakmana,danbilamanapenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti).Didalambagianiniakandiuraikan

Page 80: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

80

tentangmacam dan tahap penetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) khusus untukPendidikanVokasi.

1.MacamStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiBerbagai macam Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dapatdiklasifikasikansesuaidenganstrukturStandardalamSPMI(StandarDikti)padaumumnyasebagaiberikut:

a.SNDiktiuntukPendidikanVokasi

SNDikti telahditetapkandidalamPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti, sehinggaketikamenetapkanSNDiktiuntukPendidikanVokasi,makasemuaSNDikti yang relevan dengan Pendidikan Vokasi dalam Permenristekdikti tersebutmerupakanstandarminimumdanwajibditetapkansebagaiSNDiktiuntukPendidikanVokasidiperguruantinggiyangbersangkutan.

SNDiktiuntukPendidikanVokasimemilikistrukturyangsamadenganstrukturSNDiktipadaumumnya,sebagaiberikut:

1)KelompokStandarNasionalPendidikanyangterdiriatas:

a) Standarkompetensilulusan;b) Standarisipembelajaran;c) Standarprosespembelajaran;d) Standarpenilaianpembelajaran;e) Standardosendantenagakependidikan;f) Standarsaranadanprasaranapembelajaran;g) Standarpengelolaanpembelajaran;danh) Standarpembiayaanpembelajaran;

2)KelompokStandarNasionalPenelitianyangterdiriatas:

a) Standarhasilpenelitian;b) Standarisipenelitian;c) Standarprosespenelitian;d) Standarpenilaianpenelitian;e) Standarpeneliti;f) Standarsaranadanprasaranapenelitian;g) Standarpengelolaanpenelitian;danh) Standarpendanaandanpembiayaanpenelitian;

3)KelompokStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakatyangterdiriatas:

a) StandarhasilPKM;b) StandarisiPKM;c) StandarprosesPKM;d) StandarpenilaianPKM;e) StandarpelaksanaPKM;f) StandarsaranadanprasaranaPKM;

Page 81: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

81

g) StandarpengelolaanPKM;danh) StandarpendanaandanpembiayaanPKM.

b. StandarDiktiyangditetapkanolehperguruantinggiuntukPendidikanVokasi

Berdasarkan Pasal 54 ayat (4) UU Dikti, Standar Dikti untuk Pendidikan Vokasi yangditetapkan sendiri oleh perguruan tinggi merupakan standar yang wajib danmelampauiSNDiktiuntukPendidikanvokasi.

Pengertian ‘melampaui’ dimaksudkan bahwamacamdan jumlah StandarDikti untukPendidikanVokasiyangditetapkansendiriolehperguruantinggidapatberupastandaryang isinyamelebihi substansi/isi SNDikti, ataudapatberupa standar yangmelebihijumlah SN Dikti, sehingga memberikan kekhasan pada Pendidikan vokasi yangdiselenggarakanolehperguruantinggi.

Penentuan substansi/isi dan jumlah Standar Dikti untuk Pendidikan Vokasi yangditetapkansendiriolehperguruantinggidijabarkanberdasarkanvisiperguruantinggiyang bersangkutan, karena visi perguruan tinggimerupakan tolok ukur utama untukmenentukan substansi/isi dan jumlah Standar Dikti untuk Pendidikan Vokasi yangditetapkanolehperguruantinggi.Semakinjauhvisiperguruantinggiyangditetapkan,makasemakinberagamsubstansi/isidanjumlahStandarDiktiuntukPendidikanVokasiyangditetapkanolehperguruantinggi.

Sehubungandenganitu,kepemilikanvisiperguruantinggiolehsuatuperguruantinggimerupakan persyaratan mutlak, selain karena akan memberikan arah ke manaperguruan tinggiakandikembangkan, jugaberfungsi sebagai tolokukurutamadalammenetapkan substansi/isi dan jumlah Standar Dikti utnuk Pendidikan Vokasi yangditetapkanolehperguruantinggi.

MenurutPasal54ayat(4)UUDikti,strukturStandarDiktiyangditetapkansendiriolehperguruan tinggi terdiri atas Kelompok Standar Bidang Akademik dan KelompokStandarBidangNonAkademik.

a.KelompokStandarBidangAkademikuntukPendidikanVokasiantaralaindapatterdiriatas:

1)Standar pendidikan untuk Pendidikan Vokasi yang substansi/isi dan/ataujumlahnya melampaui standar dalam Kelompok Standar Nasional PendidikandalamSNDikti;

2)Standar penelitian untuk Pendidikan Vokasi yang substansi/isi dan/ataujumlahnya melampaui standar dalam Kelompok Standar Nasional PenelitiandalamSNDikti;

3)Standar pengabdian kepada masyarakat untuk Pendidikan Vokasi yangsubstansi/isi dan/atau jumlahnya melampaui standar dalam Kelompok StandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakatdalamSNDikti;

Page 82: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

82

b.Kelompok Standar Bidang Non Akademik untuk Pendidikan Vokasi antara laindapatterdiriatas:

1) Standar pengelolaan untuk Pendidikan Vokasi yang substansi/isi dan/ataujumlahnyamelampauiStandarPengelolaandalamSNDikti;

2) Standar keuangan untuk Pendidikan Vokasi yang substansi/isi dan/ataujumlahnyamelampauiStandarPendanaandanPembiayaandalamSNDikti;

3) Standar ketenagaan untuk Pendidikan Vokasi yang substansi/isi dan/ataujumlahnyamelampauiStandarDosendanTenagaKependidikandalamSNDikti;

4) Standar sarana prasarana untuk Pendidikan Vokasi yang substansi/isi dan/ataujumlahnyamelampauiStandarSaranadanPrasaranadalamSNDikti;

5) Standar kemahasiswaan untuk Pendidikan Vokasi yang melampaui SN DiktikarenatidakadadidalamSNDikti;

6) Standar kerjasama untuk Pendidikan Vokasi yang melampaui SN Dikti karenatidakadadidalamSNDikti;dan

7) StandarlainyangditurunkandarivisiperguruantinggiuntukPendidikanVokasiyangmelampauiSNDiktikarenatidakadadidalamSNDikti.

BaikSNDiktimaupunStandarDiktiyangditetapkanolehPerguruanTinggisendiriuntukPendidikanVokasidapatditurunkanmenjadisatuataulebihStandarTurunan.

2.TahapPenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanVokasi

PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanVokasidapatdilakukandengancarasebagaiberikut:

a.KetersediaanDokumenKebijakanSPMIuntukPendidikanVokasi

Sebagaimana dikemukakan dalam Bab III, apabila suatu perguruan tinggi akanmengimplementasikan SPMI, maka perguruan tinggi tersebut harus menetapkanterlebih dahulu kebijakan SPMI di perguruan tinggi tersebut, yang dimuat dalamDokumen SPMI. Di dalam Dokumen Kebijakan SPMI tersebut dapat ditemukan VisiPerguruan Tinggi yang bersangkutan yang berfungsi sebagai tolok ukur penetapanStandar dalam SPMI (Standar Dikti). Selain itu, di dalam Dokumen Kebijakan SPMIperguruantinggiakanditemukanpulamacamdanjumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)yangakandiimplementasikanmelaluiSPMI.

b. KetersediaanDokumenManualSPMIuntukPendidikanVokasi

SetelahVisi Perguruan Tinggi danmacam serta jumlah Standar dalam SPMI (StandarDikti)diketahui dariDokumenKebijakan SPMI,makapenetapan Standar dalamSPMI(Standar Dikti) untuk pendidikan vokasi harus dilakukan berdasarkan ManualPenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)yangmerupakansalahsatumanualdariDokumen Manual SPMI, yang terdiri atas Manual Pelaksanaan Standar dalam SPMI(Standar Dikti), Manual Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti),

Page 83: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

83

Manual Pengendalian Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti), dan ManualPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti).

BerdasarkanuraiantentangManualSPMIdidalamBabIIIdiatas,makakhusustentangpenetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi, harusdilakukanpalingsedikitkegiatansebagaiberikut(terdapatdidalamManualSPMI):

1)MacampekerjaanyangharusdilakukandalamPenetapan (PPertamadari siklusPPEPP)StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

a)Menghubungidanmelakukankerjasamadengan:

• Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi terkaitdengan pendidikan vokasi yang akan diselenggarakan, serta meminta wakildarimereka;

• Duniausaha ataudunia industri terkait denganpendidikan vokasi yang akandiselenggarakan,sertamemintawakildarimereka;

b)MembentukTimPerumusStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi,yangterdiriatas:

• Pimpinanperguruantinggi;

• Wakil dari Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasiprofesiterkaitdenganpendidikanvokasiyangakandiselenggarakan;

• Wakil dari dunia usaha atau dunia industri terkait dengan pendidikan vokasiyangakandiselenggarakan;

• Pimpinanfakultas(jikaada);

• Pimpinanunitpengelolaprogramstudi;dan

• dosen.

Jika perguruan tinggimemiliki unit khusus SPMI,maka unit tersebut yang akanmengoordinasikan perumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanVokasi;

c) Mengambil Visi Perguruan Tinggi sebagaimana dicantumkan dalam DokumenKebijakanSPMIPerguruanTinggiyangbersangkutan;

d)Mengambil nama Standar Dikti yang ditetapkan perguruan tinggi sendirisebagaimana dicantumkan dalam Dokumen Kebijakan SPMI Perguruan Tinggiyangbersangkutan;

e)Mengumpulkan dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang relevandenganpenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi;

f) Menetapkan bentuk rumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Vokasi, antara lain dalam bentuk ABCD (Audience, Behavior,

Page 84: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

84

Competence,Degree)atauKPI(KeyPerformanceIndicators)ataubentuklainyangdipandangpalingcocok;

g) Merumuskan rancangan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) berdasarkan VisiPerguruan Tinggi, nama StandarDikti yang ditetapkan perguruan tinggi sendiri,danhasilkajianperaturanperundang-undanganyangrelevandenganpenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi;

h)Melakukan uji publik rancangan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) kepadapemangkukepentinganinternal(dosendantenagakependidikan),danpemangkukepentinganeksternal (pemerintah,dunia kerjadandunia industri, alumni, danpihaklainyangdipandangperlu);

i) Melakukan revisi berdasarkan masukan yang diperoleh dari hasil uji publikrancanganStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi;

j) MemintapersetujuanSenatPerguruanTinggi,danBadanPenyelenggara(khususuntukPTS)atasStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi;

k) MenetapkanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasidalamKeputusan Pemimpin Perguruan Tinggi untuk PTN, atau Keputusan BadanPenyelenggarauntukPTS;

2)Pihakyangharusmelakukanpekerjaantersebut

a)Pekerjaan angka 1) huruf a dan huruf b) dilakukan oleh Pemimpin PerguruanTinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

b) Pekerjaanangka1)hurufc)sampaidenganhurufi)dilakukanolehTimPerumusatau unit SPMI (dapat melibatkan Wakil dari Kementerian, Kementerian lain,LPNK,dan/atauorganisasiprofesidan/atauwakilduniausahadanduniaindustriterkaitdenganpendidikanvokasiyangakandiselenggarakan);

c) Pekerjaan angka 1) huruf j) dilakukan oleh Pemimpin Perguruan Tinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

d) Pekerjaanangka1)hurufk)dilakukanolehPemimpinPTNatauKetuaPengurusBadanPenyelenggara;

3)Carapekerjaantersebutharusdilakukan

a)Pekerjaanangka1)hurufadilakukandengancaramelakukanpertemuandenganpihak Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi, sertadunia usaha dan dunia industri terkait dengan Pendidikan Vokasi yang akandiselenggarakan;

b)Pekerjaanangka1)hurufbdilakukandengancaramemintausulan:

• wakil dari Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesiterkaitdenganpendidikanvokasiyangakandiselenggarakan;

Page 85: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

85

• wakil dari dunia usaha dan dunia industri terkait dengan pendidikan vokasiyangakandiselenggarakan;

• calonanggotaTimPerumus(jikamenggunakanTimPerumus)dariunitterkaitdi dalam perguruan tinggi, atau diusulkan oleh Pemimpin Unit SPMI (jikamemilikiunitSPMI);

untuk dipilih dan ditetapkan oleh Pemimpin Perguruan Tinggi (Rektor/Ketua/Direktur);

c) Pekerjaan angka 1) huruf c), huruf d) dan huruf e) dilakukan dengan caramembacadanmengkaji (jikaperludiselenggarakanFGDdiantaraTimPerumusatauUnitSPMI)DokumenKebijakanSPMIPerguruanTinggiyangbersangkutan,danperaturanperundang-undanganpendidikan tinggi yang relevan, antara lainUU Dikti, PP. No. 4 Tahun 2014, Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015,PermenristekdiktiNo.32Tahun2016,PermenristekdiktiNo.62Tahun2016,danPermenristekdiktiNo.100Tahun2016;

d)Pekerjaan angka 1) huruf f) dilakukan dengan cara menyelenggarakan rapatuntukmenyepakati di antara Tim Perumus atau di dalamUnit SPMImengenaibentukrumusanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi;

e) Pekerjaan angka 1) huruf g) dilakukan dengan cara menugaskan kelompok-kelompok yang dibentuk di antara anggota Tim Perumus untuk merumuskansejumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi;

f) Pekerjaanangka1)hurufh)dilakukandengancaramenyelenggarakanlokakaryauntuk membahas hasil rumusan sejumlah Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanVokasi;

g) Pekerjaanangka1)huruf i)dilakukandengancaramenyelenggarakanrapatTimPerumusataurapatunitSPMIuntukmemasukkanhasilujipublikatasrancangansejumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi;

h) Pekerjaan angka 1) huruf j) dilakukan dengan cara Pemimpin Perguruan Tinggimeminta kepadaKetua Senat Perguruan Tinggi untukmenyelenggarakanRapatPlenoSenatPerguruanTinggi,denganacarakhususyaitupemberianpersetujuanatas rancangan sejumlah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanVokasi;

i) Pekerjaanangka1)hurufk)dilakukandengancaraPemimpinPTNmenggunakanhasilpertimbanganSenatPerguruanTinggiuntukmenetapkanSuratKeputusanTentang Dokumen SPMI untuk Pendidikan Vokasi. Untuk PTS, Pemimpin PTSmenggunakan hasil persetujuan Senat Perguruan Tinggi untuk mengusulkanpenerbitan Surat Keputusan Badan Penyelenggara Tentang Dokumen SPMIuntukPendidikanVokasi.

Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi ini merupakan isidari Dokumen Standar SPMI sebagai salah satu Dokumen SPMI dari 4 (empat)

Page 86: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

86

Dokumen SPMI lain yang harus disusun dan ditetapkan berdasarkanPermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDikti.

4) Bilamanapekerjaantersebutharusdilakukan

Berbagai pekerjaandi dalamangka 1) sampai dengan3) harus dilakukan sebelumpenetapan Dokumen Standar SPMI dan Dokumen Formulir SPMI selesai disusun.Setelah 4 (empat) Dokumen SPMI yang diwajibkan oleh Permenristekdikti No. 62Tahun 2016 tersedia,maka implementasi SPMImasuk pada tahap Pelaksanaan (PKeduadarisiklusPPEPP)SPMI,yaituPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Jika digambarkandenganmatriksmakaPenetapan Standar dalamSPMI (StandarDikti)UntukPendidikanVokasisebagaiberikut:

StandardalamSPMI(StandarDikti)(SNDiktidanStandarDiktiyangditetapkanperguruantinggisendiri)

untukPendidikanVokasiSNDikti StandarDiktiyangditetapkanperguruan

tinggisendiriMacam Tahap Macam Tahap

KelompokStandarNasionalPendidikan

1.KetersediaanDokumenKebijakanSPMIuntukPendidikanVokasi;

2.KetersediaanDokumenManualSPMI(KhususnyaManualPenetapanStandar)untukPendidikanVokasi,yangberisi:a.Macampekerjaan

yangharusdilakukan;

b.Pihakyangharusmelakukanpekerjaantsb;

c.Carapekerjaandilakukan;

d.Bilamanapekerjaanharusdilakukan;

KelompokStandarBidangAkademik

1.KetersediaanDokumenKebijakanSPMIuntukPendidikanVokasi;

2.KetersediaanDokumenManualSPMI(KhususnyaManualPenetapanStandar)untukPendidikanVokasi,yangberisi:a.Macampekerjaan

yangharusdilakukan;b.Pihakyangharus

melakukanpekerjaantsb;

c.Carapekerjaandilakukan;

d.Bilamanapekerjaanharusdilakukan;

KelompokStandarNasionalPenelitian

KelompokStandarBidangnonAkademik

KelompokStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakat

a.PenetapanSNDiktiuntukPendidikanVokasi(BidangPendidikan)

1)StandarKompetensiLulusan(SKL)untukPendidikanVokasi

StandarKompetensiLulusanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasikemampuanlulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakandalam rumusan capaian pembelajaran lulusan, yang digunakan untukpengembanganstandarlaindibidangTridharmaPerguruanTinggi.

Page 87: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

87

BerdasarkanpengertianStandarKompetensiLulusantersebut,SKLdapatditurunkanmenjadisejumlahStandarTurunanuntukkemudiandirumuskandanditetapkanisistandarnya,yaitu:

a) StandarSikapuntukPendidikanVokasi;

b) StandarPengetahuanuntukPendidikanVokasi;

c) StandarKeterampilanuntukPendidikanVokasi;

d) StandarPengalamanKerjaMahasiswauntukPendidikanVokasi.

Standar Sikap dan Standar Keterampilam Umum sudah ditetapkan dalamPermenristekdiktiNo.44Tahun2015.SedangkanStandarPengetahuandanStandarKeterampilanKhususuntukPendidikanVokasiharusdisusunoleh:

• forum program studi sejenis atau nama lain yang setara, atau oleh pengelolaprogramstudidalamhalbelummemilikiforumprogramstudisejenis;dan

• wakil dari Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi,sertaduniausahadanduniaindustriterkaitdenganpendidikanvokasiyangakandiselenggarakan;

untukdikajidanditetapkanolehMenristekdikti.

Uraianmasing-masingstandartersebutsebagaiberikut:

1)StandarSikapadalahkriteriatentangperilakubenardanberbudayasebagaihasildariinternalisasidanaktualisasinilaidannormayangtercermindalamkehidupanspiritual dan sosialmelalui proses pembelajaran, pengalaman kerjamahasiswa,penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran(sudahditetapkandalamLampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSN Dikti, tetapi karena SN Dikti merupakan standar minimum, maka apabiladiperlukan Standar Sikap dapat ditambah oleh Perguruan Tinggi bersamaKementerian,Kementerianlain,LPNK,dan/atauorganisasiprofesi,sertaduniausaha dan dunia industri terkait dengan Pendidikan Vokasi yang akandiselenggarakan).

Standar Sikap untuk setiap lulusan pendidikan akademik, vokasi, dan profesisebagaimana telah ditetapkan dalam Lampiran Permenristekdikti No. 44 Tahun2015TentangSNDikti,sebagaiberikut:

a) bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikapreligius;

b) menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkanagama,moral,danetika;

c) berkontribusidalampeningkatanmutukehidupanbermasyarakat,berbangsa,bernegara,dankemajuanperadabanberdasarkanPancasila;

d) berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memilikinasionalismesertarasatanggungjawabpadanegaradanbangsa;

Page 88: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

88

e) menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,sertapendapatatautemuanorisinaloranglain;

f) bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadapmasyarakatdanlingkungan;

g) taathukumdandisiplindalamkehidupanbermasyarakatdanbernegara;h) menginternalisasinilai,norma,danetikaakademik;i) menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya

secaramandiri;danj) menginternalisasisemangatkemandirian,kejuangan,dankewirausahaan.

2) StandarPengetahuanadalahkriteriaminimaltentangpenguasaankonsep,teori,metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yangdirumuskan oleh forum prodi sejenis atau nama lain yang setara, bersamaKementerian,Kementerianlain,LPNK,dan/atauorganisasiprofesi,sertaduniausaha dan dunia industri terkait dengan Pendidikan Vokasi yang akandiselenggarakan, kemudian diaplikasikan melalui penalaran dalam prosespembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdiankepadamasyarakat(PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti).

3) Standar Keterampilan adalah kriteria minimal tentang kemampuanmelakukanunjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan dan/atauinstrumen yang diperolehmelalui pembelajaran, pengalaman kerjamahasiswa,penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Permenistekdikti No. 44Tahun2015TentangSNDikti),yangmeliputi:

a) Standar Keterampilan Umum adalah kriteria minimal tentang kemampuankerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangkamenjaminkesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat programdan jenis pendidikantinggi(sudahditetapkandalamLampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti, tetapikarenaSNDiktimerupakanstandarminimum,makaapabila diperlukan Standar Sikap dapat ditambah oleh Perguruan Tinggibersama Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi,serta dunia usaha dan dunia industri terkait dengan pendidikan vokasi yangakandiselenggarakan).

StandarKeterampilanUmumuntukPendidikanVokasi yangdiselenggarakanmelalui Program Diploma Satu, Program Diploma Dua, Program DiplomaEmpat atau Sarjana Terapan, Magister Terapan, dan Doktor Terapansebagaimana telah ditetapkan dalam Lampiran Permenristekdikti No. 44Tahun2015TentangSNDikti,sebagaiberikut:

Page 89: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

89

STANDARKETERAMPILANUMUM

ProgramDiplomaSatu ProgramDiplomaDua ProgramDiplomaTiga

a.mampumelaksanakanserangkaiantugasspesifikdenganmenggunakanalat,informasi,danpilihanprosedurkerjayangtepatdaribeberapapilihanyangbaku;

a.mampumenyelesaikanpekerjaandengantugasyangberlingkupluasdalambidangyangspesifik,menganalisisinformasisecaraterbatas,danmemilihmetodeyangsesuaidaribeberapapilihanyangbaku;

a.mampumenyelesaikanpekerjaanberlingkupluasdanmenganalisisdatadenganberagammetodeyangsesuai,baikyangbelummaupunyangsudahbaku;

b.mampumenunjukkankinerjabermutudanterukurdarihasilkerjayangsebagianmerupakanhasilkerjasendirimelaluipengawasantidaklangsung;

b.mampumenunjukkankinerjabermutudanterukurdarihasilkerjayangseluruhnyamerupakanhasilkerjasendiri,tanpapengawasan;

b.mampumenunjukkankinerjabermutudanterukur;

c.mampumemecahkanmasalahpekerjaandengansifatdankonteksyanglazim,sertadilaksanakanmelaluibimbingan;

c.mampumemecahkanmasalahpekerjaandengansifatdankonteksyanglazim,sertadilaksanakandanbertanggungjawabsecaramandiriatashasilnya;

c.mampumemecahkanmasalahpekerjaandengansifatdankonteksyangsesuaidenganbidangkeahlianterapannyadidasarkanpadapemikiranlogis,inovatif,danbertanggungjawabatashasilnyasecaramandiri;

d.mampubekerjasamaberkomunikasidengancaradanbahasayangsesuaidenganetikadalamlingkungankerjanya;

d.mampumenyusunlaporantertulisdalamlingkupterbatas;

d.mampumenyusunlaporanhasildanproseskerjasecaraakuratdansahihsertamengomuni-kasikannyasecaraefektifkepadapihaklainyangmembutuhkan;

e.mampubertanggung-jawabpadapekerjaansendiridandapatdiberitanggungjawabatasmutudankuantitashasilkerjaoranglainyangsetara;dan

e.mampubekerjasama,berkomunikasi,mengambilinisiatifyangdiperlukandalamkontekspelaksanaanpekerjaannya;

e.mampubekerjasama,berkomunikasi,danberinovatifdalampekerjaannya;

f.mampumendokumen-tasikan,menyimpan,mengamankan,danmenemukankembalidatauntukmenjaminkesahihan.

f.mampubertanggung-jawabpadapekerjaansendiridandapatdiberitanggungjawabatasmutudankuantitashasilkerjaoranglain;dan

f.mampubertanggung-jawabataspencapaianhasilkerjakelompokdanmelakukansupervisidanevaluasiterhadappenyelesaianpekerjaanyangditugaskankepada

Page 90: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

90

pekerjayangberadadibawahtanggungjawab-nya;dan

g.mampumendokumentasikan,menyimpan,mengamankan,danmenemukankembalidatauntukmenjaminkesahihan.

g.mampumelakukanprosesevaluasidiriterhadapkelompokkerjayangberadadibawahtanggungjawabnya,danmengelolapengembangankompetensikerjasecaramandiri;

h.mampumendokumen-tasikan,menyimpan,mengamankan,danmenemukankembalidatauntukmenjaminkesahihandanmencegahplagiasi.

STANDARKETERAMPILANUMUM

ProgramDiplomaEmpat/SarjanaTerapana.mampumenerapkanpemikianlogis,kritis,inovatif,bermutu,danterukurdalammelakukanpekerjaanyangspesifikdibidangkeahliannyasertasesuaidenganstandarkompetensikerjabidangyangbersangkutan;

b. mampumenunjukkankinerjamandiri,bermutudanterukur;

c.mampumengkajikasuspenerapanilmupengetahuandanteknologiyangmemperhatikandanmenerapkannilaihumaniorasesuaidenganbidangkeahliannyadalamrangkamenghasilkanprototype,prosedurbaku,desainataukaryaseni,menyusunhasilkajiannyadalambentukkertaskerja,spesifikasidesain,atauesaiseni,danmengunggahnyadalamlamanperguruantinggi;

d.mampumenyusunhasilkajiantersebutdiatasdalambentukkertaskerja,spesifikasidesain,atauesaiseni,danmengunggahnyadalamlamanperguruantinggi;

e.mampumengambilkeputusansecaratepatberdasarkanprosedurbaku,spesifikasidesain,persyaratankeselamatandankeamanankerjadalammelakukansupervisidanevaluasipadapekerjaannya;

f.mampumemeliharadanmengembangkanjaringankerjasamadanhasilkerjasamadidalammaupundiluarlembaganya;

g.mampubertanggungjawabataspencapaianhasilkerjakelompokdanmelakukansupervisidanevaluasiterhadappenyelesaianpekerjaanyangditugaskankepadapekerjayangberadadibawahtanggungjawabnya;

h.mampumelakukanprosesevaluasidiriterhadapkelompokkerjayangberadadibawahtanggungjawabnya,danmampumengelolapembelajaransecaramandiri;dan

i.mampumendokumentasikan,menyimpan,mengamankan,danmenemukankembalidatauntukmenjaminkesahihandanmencegahplagiasi.

Page 91: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

91

STANDARKETERAMPILANUMUM

ProgramMagisterTerapan ProgramDoktorTerapana.mampumengembangkanpemikiran

logis,kritis,sistematis,dankreatifdalampenerapanteknologiyangmemperhatikandanmenerapkannilaihumaniorasesuaibidangkeahliannyadalamrangkamenghasilkanprototipe,karyadesain,produkseni,atauinovasiteknologibernilaitambah,menyusunkonsepsiilmiahataukaryaberdasarkankaidah,tatacara,danetikailmiahdalambentuktesisataubentuklainyangsetara,dandiunggahdalamlamanperguruantinggi,sertakaryayangdipresentasikanataudipamerkan;

a.mampumenemukan,menciptakan,danmemberikankontribusibarupadapengembangan,pengamalanilmupengetahuandan/atauteknologiyangmemperhatikandanmenerapkannilaihumanioradibidangkeahliannya,denganmenghasilkankaryadesain,prototipe,atauinovasiteknologibernilaitambahataudapatdigunakanuntukpenyelesaianmasalahberdasarkanpemikiranlogis,kritis,kreatif,danarif;

b.mampumelakukanvalidasiakademikataukajiansesuaibidangkeahliannyadalammenyelesaikanmasalahdimasyarakatatauindustriyangrelevanmelaluipengembanganpengetahuandankeahliannya;

b.mampumenyusunkonsepsiilmiahdanhasilkajianatashasilkaryanyaberdasarkankaidah,tatacara,danetikailmiahdalambentukdisertasi,danmakalahyangtelahditerbitkandijurnalnasionalterakreditasiatauditerimadijurnalinternasionalataukaryayangdipresentasikanataudipamerkandalamforuminternasional;

c.mampumenyusunide,pemikiran,danargumenteknissecarabertanggungjawabdanberdasarkanetikaakademik,sertamengkomunikasikannyamelaluimediakepadamasyarakatakademikdanmasyarakatluas;

c.mampumemilihpenelitianyangtepatguna,terkini,termaju,danmemberikankemaslahatanpadaumatmanusiadenganmengikutsertakanaspekkeekonomianmelaluipendekataninterdisiplin,multidisiplin,atautransdisiplin,dalamrangkamenghasilkanpenyelesaianmasalahteknologipadaindustriyangrelevan,atauseni;

d.mampumengidentifikasibidangkeilmuanyangmenjadiobyekpenelitiannyadanmemosisikankedalamsuatuskemapenyelesaianmasalahyanglebihmenyeluruhdanbersifatinterdisiplinataumultidisiplin;

d.mampumengembangkanstrategipengembanganteknologiatausenidenganpendekataninterdisiplin,multidisiplin,atautransdisiplin,berdasarkankajiantentangsasaranpokokpenelitiandankonstelasinyapadasasaranyanglebihluas;

e.mampumengambilkeputusandalamkonteksmenyelesaikanmasalahpenerapaanteknologiyangmemperhatikandanmenerapkannilaihumanioraberdasarkankajianekperimentalterhadapinformasidandata;

e.mampumenyusunargumendansolusikeilmuan,teknologiatauseniberdasarkanpandangankritisatasfakta,konsep,prinsip,atauteoriyangdapatdipertanggungjawabkansecarailmiahdanetikaakademik,sertamengkomunikasikannyamelaluimedia

Page 92: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

92

massaataulangsungkepadamasyarakat;

f.mampumengelola,mengembangkan,danmeningkatkanmutukerjasamabaikdilembaganyamaupunlembagalain,denganmengutamakankualitashasildanketepatanwaktumenyelesaikanpekerjaan;

f.mampumenunjukkankepemimpinankepemimpinanakademikdalampengelolaan,pengembangandanpembinaansumberdayasertaorganisasiyangberadadibawahtanggungjawabnya;

g.mampumeningkatkankapasitaspembelajaransecaramandiri;dan

g.mampumengelola,termasukmenyimpan,mengaudit,mengamankan,danmenemukankembalidatadaninformasihasilpenelitianyangberadadibawahtanggungjawabnya;dan

h.mampumendokumentasikan,menyimpan,mengamankan,danmenemukankembalidataprototype,karyadesainatauproduksenidalamrangkamenjaminkesahihandanmencegahplagiasi.

h.mampumengembangkandanmemeliharahubungankolegialdankesejawatandidalamlingkungansendiriataumelaluijaringankerjasamadengankomunitaspenelitidiluarlembaga.

b)StandarKeterampilanKhususadalahkriteriaminimaltentangkemampuankerja yangwajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai bidang ilmudalamprodi,yang dipandu oleh visi perguruan tinggi melalui penalaran dalam prosespembelajaran,pengalamankerjamahasiswa,penelitiandan/ataupengabdiankepadamasyarakat.

Standar keterampilan khusus ini disusun oleh oleh forum prodi sejenis ataunama lain yang setara bersama Kementerian, Kementerian lain, dan/atauorganisasi profesi, serta dunia usaha dan dunia industri terkait denganpendidikanvokasiyangakandiselenggarakan,untukdikajidanditetapkanolehMenristekdikti.

c) Standar Pengalaman Kerja Mahasiswa adalah kriteria minimal tentangpengalamanyangharusdimilikimahasiswadalamkegiatandibidangtertentupadajangkawaktutertentu,antaralainmelaluipelatihankerja,kerjapraktik,praktikkerjalapanganataukegiatanlainyangsejenis.

2)StandarIsiuntukPendidikanVokasi

Standar Isiadalahkriteriaminimal tentangtingkatkedalamandankeluasanmateripembelajaranyangdirumuskanberdasarkan capaian pembelajaran lulusandalamPermenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SN Dikti, dan dirumuskan dalambahankajianyangdiwujudkandalambentukmatakuliah.

Page 93: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

93

3)StandarProsesPembelajaranuntukPendidikanVokasi

Standar Proses Pembelajaran adalah kriteria minimal tentang pelaksanaanpembelajaran pada prodi, yang dilakukan secara interaktif antara dosen danmahasiswa melalui kuliah, responsi, seminar, praktikum, praktek studio, praktekbengkelatauprakteklapangan.

Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau lebih gabungan dari berbagaimetode pembelajaran yang kemudian dapat diwadahi dalam suatu bentukpembelajaran.

Bentuk pembelajaran, khusus untuk pendidikan vokasi wajib ditambah denganbentukpembelajaranberupapenelitian,perancangan,ataupengembangan.Bentukpembelajaraninimerupakankegiatanmahasiswadibawahbimbingandosendalamrangkapengembangansikap,pengetahuan,keterampilan,pengalamanotentik,sertameningkatkan kesejahteraanmasyarakat dan daya saing bangsa. Selain itu, untukpendidikan vokasi masih perlu ditambah bentuk pembelajaran yang berupapengabdiankepadamasyarakat.

Pemilihan satu atau lebih gabungan dari berbagai metode pembelajaran harusdisesuaikan dengan karakteristik proses pembelajaran, perencanaan prosespembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan beban belajar mahasiswauntukmencapaicapaianpembelajaranlulusan.

Dengan demikian terdapat beberapa Standar Turunan dari Standar ProsesPembelajaransebagaiberikut:

NoTingkatkedalamandankeluasan

materipembelajaranpada:Penguasaanyangharusdimiliki

palingsedikitadalah:

a. ProgramDiplomaSatu

Menguasaikonsepumum,pengetahuan,danketerampilanoperasionallengkap

b. ProgramDiplomaDua Menguasaiprinsipdasarpengetahuandanketerampilanpadabidangkeahliantertentu

c. ProgramDiplomaTiga

Menguasaikonsepteoritisbidangpengetahuandanketerampilantertentusecaraumum;

d. ProgramDiplomaEmpat/SarjanaTerapan Menguasaikonsepteoritisbidangpengetahuandanketerampilantertentusecaraumumdankonsepteoritisbagiankhususdalambidangpengetahuandanketerampilantersebutsecaramendalam;

e. ProgramMagisterTerapan Menguasaiteoridanteoriaplikasibidangpengetahuantertentu

f. ProgramDoktorTerapan

Menguasaifilosofikeilmuanbidangpengetahuandanketerampilantertentu.

Page 94: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

94

a) Standar Karakteristik Proses Pembelajaran adalah kriteria minimal tentangkarakteristik proses pembelajaran yang bersifat interaktif, holistik, integratif,saintifik,kontekstual,tematik,efektif,kolaboratifdanberpusatpadamahasiswa.Metode pembelajaran mampu mendorong interaksi antara dosen denganmahasiswa, pembentukan pola pikir yang komprehensif dan luas, danmengutamakanpendekatanilmiah.

b)StandarPerencanaanProsesPembelajaranadalahkriteriaminimaltentangRPS(Rencana Pembelajaran Semester) yang ditetapkan dan dikembangkan olehdosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian bidang ilmupengetahuandan/atauteknologidalampendidikanvokasi.

c)Standar Beban Belajar Mahasiswa adalah kriteria minimal tentang kegiatanbelajarmahasiswayangdinyatakandalambesaransatuankredit semester(sks)yangharusditempuholehmahasiswaperminggupersemester.

Dalam Pasal 16 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015,masa belajarmahasiswadinyatakandalambesaran sks. Pengertian ini berlakuumumuntuk semua jenisdanprogrampendidikan,sebagaiberikut:

(1) ProgramDiplomaSatu,masadanbebanbelajar penyelenggaraanprogramtersebutdapatditempuhpalinglama2(dua)tahunakademik,denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit36(tigapuluhenam)sks;

(2) ProgramDiplomaDua,masa dan beban belajar penyelenggaraan programtersebutdapatditempuhpalinglama3(tiga)tahunakademik,denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit72(tujuhpuluhdua)sks;

(3) ProgramDiploma Tiga,masa dan beban belajar penyelenggaraan programtersebutdapatditempuhpalinglama5(lima)tahunakademik,denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit108(seratusdelapan)sks;

(4) ProgramDiplomaEmpat,masadanbebanbelajarpenyelenggaraanprogramtersebut dapat ditempuh paling lama 7 (tujuh) tahun akademik, denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit144(seratusempatpuluhempat)sks;

(5) Program Magister Terapan, masa dan beban belajar penyelenggaraanprogram tersebut dapat ditempuh paling lama 4 (empat) tahun akademikdenganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit36(tigapuluhenam)sks;

(6) ProgramDoktorTerapan,masadanbebanbelajarpenyelenggaraanprogramtersebut dapat ditempuh paling lama 7 (tujuh) tahun akademik denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit42(empatpuluhdua)sks.

Adapun beban belajar untuk 1 (satu) sks per minggu untuk berbagai bentukpembelajaransebagaiberikut:

Page 95: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

95

No BebanBelajar1skspada: BentukKegiatanBelajar

1. Bebanbelajardalamkuliah,responsidantutorial

a. Kegiatantatapmuka50memitperminggupersemester

b. Kegiatanpenugasanterstruktur60menitperminggupersemester

c. Kegiatanbelajarmandiri60menitperminggupersemester

2. Bebanbelajardalamseminarataubentuklainyangsejenis

a. Kegiatantatapmuka100menitperminggupersemester

b. Kegiatanbelajarmandiri70menitperminggupersemester

3. Bebanbelajardalampraktikum,praktekstudio,praktekbengkel,prakteklapangan,penelitian,pengabdiankepadamasyarakat

170menitperminggupersemester

4. Bebanbelajardalamsistemblok,modul,ataubentuklain

ditetapkansesuaidengankebutuhandalammemenuhicapaianpembelajaran

4) StandarRencanaPembelajaranSemesteruntukPendidikanVokasiadalahkriteriaminimaltentangrencanapembelajaranyangpalingsedikitmemuattentang:

(1) Namaprogramstudi,namadankodematakuliah, semester, sks,namadosenpengampu;

(2) Capaianpembelajaranlulusandarimatakuliah;(3) Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untuk

memenuhicapaianpembelajaranlulusan;(4) Bahankajianuntukmencapaikemampuanyangditetapkan;(5) Metodepembelajaran;(6) Waktuyang disediakanuntukmencapaikemampuanyangtelahditetapkan;(7) Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yang

harusdikerjakanolehmahasiswaselamasatusemester;(8) Kriteria,indikatordanbobotpenilaian;dan(9) Daftarreferensiyangdigunakan.

5)StandarPenilaianPembelajaranuntukPendidikanVokasi

StandarPenilaianPembelajaranadalahkriteriaminimaltentangprinsip,teknikdaninstrumen serta mekanisme, pelaksanaan, pelaporan penilaian proses dan hasilbelajarsertakelulusanmahasiswadalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Menurut Pasal 26 UU Dikti lulusan pendidikan vokasi berhakmenggunakan gelaryangdiberikanolehPerguruanTinggi penyelenggara. Persyaratan luluspendidikanvokasi, predikat kelulusan dan gelar yang berhak diberikan kepada mahasiswaapabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan, dan memiliki

Page 96: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

96

kompetensi lulusan yang ditargetkan oleh program studi terkait, dengan IndeksPrestasiKumulatif(IPK)sebagaiberikut:

6)StandarDosendanTenagaKependidikanuntukPendidikanVokasi

StandarDosendanTenagaKependidikanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasidan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakanpendidikandalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

StandarTurunandariStandarDosensebagaiberikut:

(a) StandarKualifikasiAkademikDosenadalahkriteriaminimaltentangpendidikanpalingrendahyangharusdipenuhiolehseorangdosendandibuktikandenganijazah,denganrinciansbb:

No Kualifikasi Akademik Dosenpada:

Kualifikasi yang paling sedikit harusdimiliki

1. ProgramDiplomaSatudanDua Dosenlulusanmagisterataumagisterterapanyangrelevandenganprogramstudidandapatmenggunakaninstrukturyangberkualifikasiakademikpalingrendahlulusandiplomatigayangmemilikipengalamanrelevandenganprogramstudidanpalingrendahsetaradenganjenjang6(enam)KKNI.

2. ProgramDiplomaTigadanEmpat Dosenlulusanmagisterataumagisterterapanyangrelevandenganprogramstudidandapatmenggunakandosenbersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanberkualifikasipalingrendahsetaradenganjenjang8(delapan)KKNI.

No ProgramIPK

minimal

Predikat

GelarMemuaskan

Sangatmemuaskan

Pujian

1. DiplomaSatu 2,00 2,76-3,00 3,01-3,50 >3,50 AhliPratama

2. DiplomaDua 2,00 2,76-3,00 3,01-3,50 >3,50 AhliMuda

3. DiplomaTiga 2,00 2,76-3,00 3,01-3,50 >3,50 AhliMadya

4. SarjanaTerapan 2,00 2,76-3,00 3,01-3,50 >3,50 SarjanaTerapan

5. MagisterTerapan 3,00 3,00-3,50 3,51-3,75 >3,75 MagisterTerapan

6. Doktorterapan 3,00 3,00-3,50 3,51-3,75 >3,75 DoktorTerapan

Page 97: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

97

3. ProgramMagisterTerapan Dosenlulusandoktorataudoktorterapanyangrelevandenganprogramstudidandapatmenggunakandosenbersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanberkualifikasisetaradenganjenjang9(sembilan)KKNI.

4. ProgramDoktorTerapan Dosenlulusandoktorataudoktorterapanyangrelevandenganprogramstudi,dandapatmenggunakandosenbersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanberkualifikasisetaradenganjenjang9(sembilan)KKNI;dansebagaipembimbingutama,dalamwaktu5(lima)tahunterakhirtelahmenghasilkanpalingsedikit:

a. 1(satu)karyailmiahpadajurnalnasionalterakreditasiataujurnalinternasionalyangbereputasi;atau

b. 1(satu)bentuklainyangdiakuiolehkelompokpakaryangditetapkansenatperguruantinggi.

(b) Standar Kompetensi Dosen adalah kiteria minimal kemampuan dosen sesuaidengan kualifikasi akademik berdasarkan Permenristekdikti, yang dinyatakandengansertifikatpendidikdan/atausertifikatprofesi.

(c) StandarBebanKerjaDosenadalahkriteriaminimaltentangpenghitungantugaspokok danwaktu kerja bagi dosen tetap, yang berdasarkan PermenristekdiktiNo.100Tahun2016palingsedikit40jamperminggu.

Penghitunganbebankerjadosentetapdidasarkanantaralainpada:

1)kegiatanpokokdosenmencakup:

a. perencanaan,pelaksanaan,danpengendalianprosespembelajaran;b. pelaksanaanevaluasihasilpembelajaran;c. pembimbingandanpelatihan;d. penelitian;dane. pengabdiankepadamasyarakat;

2)kegiatandalambentukpelaksanaantugastambahan;dan

3) kegiatanpenunjang.

(d) Standar Jumlah Dosen Tetap adalah kriteria minimal tentang perbandinganjumlahdosentetapdandosentidaktetap,jumlahdosenyangditugaskansecarapenuh waktu untuk menjalankan proses pembelajaran pada setiap progarmstudi.

Jumlah dosen tetap pada perguruan tinggi paling sedikit 60% (enam puluhpersen)darijumlahseluruhdosen.

Page 98: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

98

StandarTenagaKependidikanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasiakademikyang wajib dimiliki, dibuktikan dengan ijazah dan harus sesuai dengan tugas danfungsiyangbersangkutan.

Standar untuk kualifikasi tenaga kependidikan tidak ada perbedaan untuk semuajenispendidikan, seperti yang tercantumdalamPasal 30PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,bahwatenagakependidikanwajibmemilikikualifikasiakademik paling rendah lulusan program diploma tiga yang dinyatakan denganijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya. Namun, kualifikasiakademik untuk tenaga administrasi dapat paling rendah lulusan SMA atausederajat.

7) StandarSaranadanPrasaranaPembelajaranuntukPendidikanVokasi

Standarsaranadanprasaranapembelajaranadalahkriteriaminimaltentangsaranadanprasaranasesuaidengankebutuhanisidanprosespembelajarandalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Dasarpenetapanstandarsaranadanprasaranapembelajaran,baikjumlah,jenisdanspesifikasinya wajib mempertimbangkan rasio penggunaannya sesuai dengankarakteristik metode dan bentuk pembelajaran, serta harus menjaminterselenggaranyaprosespembelajarandanpelayananadministrasiakademik.

Olehkarena itu,untukpendidikanvokasistandarsaranadanprasaranaditetapkansesuai dengan tujuan untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan pendidikanvokasi.

Standarprasaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:

(a) Standar lahan adalah kriteria mnimal tentang kepemilikan tanah olehpenyelenggara perguruan tinggi, harus berada dalam lingkungan yang secaraekologisnyamandansehatuntukmenunjangprosespembelajaran;

(b) Standar luas lahan adalah kriteria minimal tentang luas lahan sesuai denganbentukperguruantinggi;

(c) Standar bangunan adalah kriteria minimal tentang kualitas bangunan yangmemenuhipersyaratankeselamatan,kesehatan,kenyamanandankeamanan;

(d) Standarruangkelas;

(e) Standarperpustakaan;

(f) Standarlaboratorium;

(g) Standarstudio;

(h) Standarbengkelkerja;

(i) Standarunitproduksi;

(j) Standarsaranaolahraga;

Page 99: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

99

(k) Standarruanguntukberkesenian;

(l) Standarruangunitkegiatanmahasiswa;

(m) Standarruangpimpinanperguruantinggi;

(n) Standarruangdosen;

(o) Standarruangtatausaha;

(p) Standar fasilitas umum, seperti standar jalan, standar listrik, standar jaringankomunikasisuaradandata;

Standarprasaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:

(a) Standarperabot;

(b) Standarperalatanpendidikan;:

(c) Standarmediapendidikan;

(d) Standarbuku;

(e) Standarteknologiinformasidankomunikasi

(f) Standarinstrumeneksperimen

(g) Standarsaranaolahraga

(h) Standarsaranaberkesenian

(i) Standarbahanhabispakai

(j) Standarsaranapemeliharaan,keselamatandankeamanan.

Standar sarana dan prasarana untuk mahasiswa berkebutuhan khusus adalahkriteria minimal tentang pelabelan dengan tulisan braille dan informasi dalambentuk suara, lerengan (ramp) untuk penggunaan kursi roda, jalur pemandu dilingkungankampus,toilet.

Pendidikan Vokasi harus menyediakan segenap fasilitas prasarana dan saranapembelajaran untuk setiap program yang ditawarkan. Penyediaan sarana danprasaranapembelajarandapatdilakukandenganprogramkemitraandenganduniausahadanindustri,ataumasyarakat.

8)StandarPengelolaanPembelajaranuntukPendidikanVokasi

Standar pengelolaan pembelajaran adalah kriteria minimal tentang perencanaan,pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatanpembelajaranpadatingkatprogramstudi.

Pada pendidikan Vokasi, apabila bermitra dengan dunia usaha dan dunia industridalam proses pembelajaran, maka diperlukan pengelolaan secara khusus untukmengukurmutufasilitassertarasiojumlahmahasiswadanfasilitasyangdisediakan.

Page 100: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

100

Pengelolaan secara khusus ini juga perlu dilakukan dalam evaluasi capaianpembelajaran, melalui masukan dari mahasiswa, dan mitra agar dapat dilakukanpeningkatanmutuprosesprosespembelajaran.

Mekanisme penetapan standar pengelolaan pembelajaran, khususnya untukpendidikanvokasiharusmengacupadapadastandarkompetensilulusan,standarisipembelajaran, standar proses pembelajaran, standar dosen dan tenagakependidikan, serta standar sarana dan prasarana yang telah ditetapkansebelumnya.

9)StandarPembiayaanPembelajaranuntukPendidikanVokasi

Standarpembiayaanpembelajaranadalahkriteriaminimal tentangkomponendanbesaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

StandarsatuanbiayaoperasionalPTNmenjadidasarbagiPendidikanVokasiuntukmenyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) Pendidikan Vokasitahunandanmenetapkanbiayayangditanggungolehmahasiswa.

Badan penyelenggara Pendidikan Vokasi di PTS wajib mengupayakan pendanaanpendidikantinggidariberbagaisumberdiluarbiayapendidikanyangdiperolehdarimahasiswa.

StandarturunanuntukStandarPembiayaanPembelajaranterdiriatas:

(a) StandarBiayaInvestasiadalahkriteriaminimaltentangbiayapendidikantinggiyangdigunakanuntukpengadaansaranadanprasarana,pengembangandosen,dantenagakependidikan.

(b) Standar biaya operasional/standar satuan biaya operasional adalah kriteriaminimaltentangbiayapendidikantinggiuntuksetiapmahasiswapertahunyangdiperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biayadosen,biaya tenagakependidikan,biayabahanoperasionalpembelajarandanbiayaoperasionaltidaklangsung.

Sebagaicontoh,penetapanstandarsatuanbiayaoperasionalpendidikantinggibagi perguruan tinggi negeri (PTN) ditetapkan secara periodik oleh Menteridenganmempertimbangkan:

(a) jenisprogramstudi;(b) tingkatakreditasiperguruantinggidanprodi,dan(c) indekskemahalanwilayah.

Olehkarenaitu,penetapanbesaranstandarbiayaoperasionalbagipendidikanvokasidiPTNakanberbedadenganjenispendidikanlain.

b.PenetapanStandarPenelitianuntukPendidikanVokasi

Berdasarkan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SNDikti, pengertian dariStandar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian pada

Page 101: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

101

perguruan tinggi yang berlaku di seluruh Indonesia, yang terdiri atas 8 (delapan)standar.

KedelapanstandaryangtermasukdalamStandarNasionalPenelitiansepertitersebutdi atas berlaku umum untuk semua jenis pendidikan yang ada, tidak terkecuali jugauntuk pendidikan vokasi. Tidak ada kekhususan dalam penetapan standar bagiPendidikanVokasi.

1)Standarhasilpenelitian

Standarhasilpenelitianmerupakankriteriaminimal tentangmutuhasilpenelitian.Hasil penelitian pada Pendidikan Vokasi ProgramDiploma empat diarahkan untukmengembangkanpenerapan ilmupengetahuandan teknologi, sertameningkatkankesejahteraanmasyarakatdandayasaingbangsa.

Hasil penelitian merupakan semua luaran yang dihasilkan melalui kegiatan yangmemenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuandanbudayaakademik.

Hasil penelitian mahasiswa harus memenuhi ketentuan capaian pembelajaranlulusanPendidikanVokasi,danketentuantentangPendidikanVokasi.

Hasil penelitian yang tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidakmembahayakankepentinganumumataunasionalwajibdisebarluaskandengancaradiseminarkan,dipublikasikan,dipatenkan,dan/ataucaralainyangdapatdigunakanuntukmenyampaikanhasilpenelitiankepadamasyarakat.

2) Standarisipenelitian

Standarisipenelitianmerupakankriteriaminimaltentangkedalamandankeluasanmateripenelitian.

Materi pada penelitian terapan harus berorientasi pada luaran penelitian yangberupa inovasi, serta pengembangan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologiyangbermanfaatbagimasyarakat,duniausaha,dan/atauindustri.

3) Standarprosespenelitian

Standar proses penelitianmerupakan kriteriaminimal tentang kegiatan penelitianyangterdiriatasperencanaan,pelaksanaan,danpelaporan.

Kegiatanpenelitianmerupakankegiatanyangmemenuhikaidahdanmetodeilmiahsecarasistematissesuaidenganotonomikeilmuandanbudayaakademik.

Kegiatan penelitian harus mempertimbangkan standar mutu, keselamatan kerja,kesehatan,kenyamanan,sertakeamananpeneliti,masyarakat,danlingkungan

Kegiatan penelitian yang dilakukan olehmahasiswa untukmemenuhi tugas akhir,skripsi, tesis, atau disertasi sesuai dengan capaian pembelajaran lulusan, danketentuantentangPendidikanVokasi.

Kegiatanpenelitianyangdilakukanolehmahasiswadinyatakandalambesaransks.

Page 102: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

102

4)Standarpenilaianpenelitian

Standarpenilaianpenelitianmerupakankriteriaminimalpenilaianterhadapprosesdanhasilpenelitian.

Penilaian proses dan hasil penelitian harus sesuai dengan prinsip penilaian danmemperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar prosespenelitian.

Penilaianpenelitiandapatdilakukandenganmenggunakanmetodedan instrumenyang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja prosessertapencapaiankinerjahasilpenelitian.

Penilaian penelitian yang dilaksanakan olehmahasiswa dalam rangka penyusunanlaporan tugas akhir, skripsi, tesis,atau disertasi diatur berdasarkan ketentuantentangPendidikanVokasi.

Penilaian proses dan hasil penelitian dilakukan secara terintegrasi paling sedikitmemenuhiunsur:

a) edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti agar terusmeningkatkan mutu penelitiannya obyektif, yang merupakan penilaianberdasarkankriteriayangbebasdaripengaruhsubyektivitas;

b) akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang dilaksanakan dengankriteriadanproseduryangjelasdandipahamiolehpeneliti;dan

c) transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannyadapatdiaksesolehsemuapemangkukepentingan

5)Standarpeneliti

Standar peneliti merupakan kriteria minimal kemampuan peneliti untukmelaksanakanpenelitian.

Peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metode penelitian yangsesuai dengan bidang keilmuan, obyek penelitian, serta tingkat kerumitan dantingkatkedalamanpenelitian

Kemampuanpenelitiditentukanberdasarkan:

a) kualifikasiakademik;dan

b) hasilpenelitian

Kemampuanpenelitimenentukankewenanganmelaksanakanpenelitian.Pedomanmengenai kewenanganmelaksanakanpenelitian ditetapkanolehDirektur JenderalPenguatanRisetdanPengembangan.

Page 103: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

103

6)Standarsaranadanprasaranapenelitian

Standar sarana dan prasarana penelitian merupakan kriteria minimal sarana danprasarana yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitiandalamrangkamemenuhihasilpenelitian.

Sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas Pendidikan Vokasi yangdigunakanuntuk:

a) memfasilitasipenelitianpalingsedikitterkaitdenganbidangilmuprogramstudi;

b) prosespembelajaran;dan

c) kegiatanpengabdiankepadamasyarakat.

Saranadanprasaranapenelitianharusmemenuhistandarmutu,keselamatankerja,kesehatan,kenyamanan,dankeamananpeneliti,masyarakat,danlingkungan.

7) Standarpengelolaanpenelitian

Standar pengelolaan penelitianmerupakan kriteriaminimal tentang perencanaan,pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatanpenelitian.

Pengelolaan penelitian dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaanyangbertugasuntukmengelolapenelitian.

Kelembagaan adalah lembaga penelitian, lembaga penelitian dan pengabdiankepada masyarakat, atau bentuk lain yang sejenis sesuai dengan kebutuhan danketentuantentangPendidikanVokasi

8)Standarpendanaandanpembiayaanpenelitian

Standarpendanaandanpembiayaanpenelitianmerupakankriteriaminimalsumberdanmekanismependanaandanpembiayaanpenelitian.

Penyelenggara Pendidikan Vokasi wajib menyediakan dana penelitian internal.Selain dari anggaran penyelenggara penelitian internal Pendidikan Vokasi,pendanaan penelitian dapat bersumber dari pemerintah, kerja sama denganlembagalaindidalammaupundiluarnegeri,ataudanadarimasyarakat.

Pendanaanpenelitiandigunakanuntukmembiayai:

a) perencanaanpenelitian;

b) pelaksanaanpenelitian;

c) pengendalianpenelitian;

d) pemantauandanevaluasipenelitian;

e) pelaporanhasilpenelitian;dan

f) diseminasihasilpenelitian.

Page 104: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

104

Mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian diatur oleh penyelenggaraPendidikanVokasi

c.PenetapanStandarPengabdianKepadaMasyarakatuntukPendidikanVokasi

Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat seperti pada Standar NasionalPenelitian,merupakankriteriaminimaltentangsistempengabdiankepadamasyarakatyangdiberlakukanbagisemuaperguruantinggidiseluruhIndonesia.

1)StandarhasilPKM

Standar hasil pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal hasilpengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, danmembudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraanumumdanmencerdaskankehidupanbangsa.

Standar hasil Pengabdian kepada Masyarakat adalah arahan untuk menerapkan,mengamalkandanmembudayakanIPTEKSkesejahteraanumumdanmencerdaskankehidupanbangsa.

Hasilpengabdiankepadamasyarakat(PKM)adalah:

a) penyelesaianmasalahyangdihadapimasyarakatdenganmemanfaatkankeahliansivitasakademikayangrelevan;

b) pemanfaatanteknologitepatguna;

c) bahanpengembanganilmupengetahuandanteknologi;atau

d) bahanajarataumodulpelatihanuntukpengayaansumberbelajar.

Hasil penelitian atau pengembangan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologiyangdapatdimanfaatkanharussesuaidengankebutuhanmasyarakat:

a) hasilpenelitianyangdapatditerapkanlangsungdandibutuhkanolehmasyarakatpengguna;

b) pengembangan ilmupengetahuandan teknologidalamrangkamemberdayakanmasyarakat;

c) teknologitepatgunayangdapatdimanfaatkandalamrangkameningkatkantarafhidupdankesejahteraanmasyarakat;

d) modelpemecahanmasalah,rekayasasosial,dan/ataurekomedasikebijakanyangdapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri, dan/atauPemerintah;atau

e) kekayaanintelektual(KI)yangdapatditerapkanlangsungolehmasyarakat,duniausaha,dan/atauindustri.

2)StandarisiPKM

Standar isi pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentangkedalamandankeluasanmateripengabdiankepadamasyarakat.

Page 105: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

105

Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu padastandarhasilpengabdiankepadamasyarakat.

Kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat bersumber darihasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuaidengankebutuhanmasyarakat

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi institusi, maka kegiatan PKM yangdilakukan oleh dosen mempunyai peranan yang sangat mendukung danmengembangkanindustrinasional,terutamaindustriskalakecildanmenengah.

Melalui kegiatan PKM akan disosialisasikan dan diseminasikan berbagai hasilpenelitiandaninovasi,baikyangberupaproduk,jasa,teknologi,maupunmetodakemasyarakat atau industri calon pengguna. Dengan adanya dukungan hasil- hasilpenelitian yang berkesinambungan yang diaplikasikan dalam pengabdian kepadamasyarakat,maka akanmemperkuat daya saing industri nasional, baik pada skalalokal,nasionalmaupuninternasional.

3) StandarprosesPKM

Standarprosespengabdiankepadamasyarakatmerupakankriteriaminimaltentangkegiatan pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas perencanaan,pelaksanaan,danpelaporankegiatan

KegiatanPKMdapatberupa:

a) pelayanankepadamasyarakat;

b) penerapanilmupengetahuandanteknologisesuaidenganbidangkeahliannya;

c) peningkatankapasitasmasyarakat;atau

d) pemberdayaanmasyarakat

Kegiatanpengabdian kepadamasyarakatwajibmempertimbangkan standarmutu,keselamatankerja,kesehatan,kenyamanan,sertakeamananpelaksana,masyarakat,danlingkungan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagaisalah satu dari bentuk pembelajaran harus diarahkan untuk memenuhi capaianpembelajaranlulusandanketentuantentangPendidikanVokasi

Kegiatanpengabdiankepadamasyarakatyangdilakukanolehmahasiswadinyatakandalambesaransks.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus diselenggarakan secara terarah,terukur,danterprogram

4)StandarpenilaianPKM

Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimaltentangpenilaianterhadapprosesdanhasilpengabdiankepadamasyarakat.

Page 106: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

106

Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat dilakukan secaraterintegrasipalingsedikitmemenuhiunsur:

a) edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi pelaksana agar terusmeningkatkanmutupengabdiankepadamasyarakat;

b) objektif,yangmerupakanpenilaianberdasarkankriteriapenilaiandanbebasdaripengaruhsubjektivitas;

c) akuntabel, yang merupakan penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria danprosedur yang jelas dan dipahami oleh pelaksana pengabdian kepadamasyarakat;dan

d) transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannyadapatdiaksesolehsemuapemangkukepentingan

Kriteriaminimalpenilaianhasilpengabdiankepadamasyarakatmeliputi:

a) tingkatkepuasanmasyarakat;

b) terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakatsesuaidengansasaranprogram;

c) dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secaraberkelanjutan;

d) terciptanyapengayaansumberbelajardan/ataupembelajaransertapematangansivitasakademikasebagaihasilpengembanganilmupengetahuandanteknologi;atau

e) teratasinyamasalahsosialdanrekomendasikebijakanyangdapatdimanfaatkanolehpemangkukepentingan

5) StandarpelaksanaPKM

Standar pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimalkemampuanpelaksanauntukmelaksanakanpengabdiankepadamasyarakat

Pelaksana pengabdian kepadamasyarakat wajibmemiliki penguasaanmetodologipenerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, sertatingkatkerumitandankedalamansasarankegiatan.

Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat menentukan kewenanganmelaksanakanpengabdiankepadamasyarakat

PendidikanVokasiharusmenetapkanStandarpelaksanaanPKMyangmenyangkutKemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang ditentukanberdasarkan:

a) kualifikasiakademik;dan

b) hasilpengabdiankepadamasyarakat

Page 107: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

107

c) Dosen tetap pada programstudiharus mampu memilih sertamenentukanjeniskegiatanyangsesuaidengankebutuhanmasyarakatdan/ataumitraPKM.

d) Dosen tetap pada program studi harus mampu menyusun anggaran kegiatanpengabdiankepadamasyarakat.

e) DstsesuaidenganSNDikti.

6) StandarsaranadanprasaranaPKM

Standar sarana dan prasarana pengabdian kepadamasyarakatmerupakan kriteriaminimal tentang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang prosespengabdian kepadamasyarakatdalam rangkamemenuhihasil pengabdian kepadamasyarakat.

Sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitasPendidikanVokasiyangdigunakanuntuk:

a) memfasilitasipengabdiankepadamasyarakat,palingsedikityangterkaitdenganpenerapanbidang ilmudari program studi yangdikelolaPendidikanVokasi danareasasarankegiatan;

b) prosespembelajaran;dan

c) kegiatanpenelitian

7) StandarpengelolaanPKM

Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimaltentangperencanaan,pelaksanaan,pengendalian,pemantauandanevaluasi, sertapelaporankegiatanpengabdiankepadamasyarakat.

Kelembagaan pengelola PKM adalah lembaga pengabdian kepada masyarakat,lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lain yangsejenissesuaidengankebutuhandanketentuanPendidikanVokasi.

Kelembagaanwajibmenyusundanmengembangkan rencanaprogrampengabdiankepadamasyarakatsesuaidenganrencanastrategispengabdiankepadamasyarakatPendidikanVokasi;

a) menyusundanmengembangkanperaturan,panduan,dansistempenjaminanmutuinternalkegiatanpengabdiankepadamasyarakat;

b) memfasilitasipelaksanaankegiatanpengabdiankepadamasyarakat;

c) melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepadamasyarakat;

d) melakukandiseminasihasilpengabdiankepadamasyarakat;

e) memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepadamasyarakat;

Page 108: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

108

f) memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada masyarakatyangberprestasi;

g) mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat padalembagalainmelaluikerjasama;

h) melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasisaranadanprasaranapengabdiankepadamasyarakat;dan

i) menyusunlaporankegiatanpengabdianpadamasyarakatyangdikelolanya;

j) melakukan analisis kebutuuhan yangmenyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasisaranadanprasaranapengabdiankepadamasyarakat;dan

k) menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi pengabdian kepadamasyarakat dalammenyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakatpalingsedikitmelaluipengkalandatapendidikantinggi.

8) StandarpendanaandanpembiayaanPKM

Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat merupakankriteriaminimal sumber danmekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdiankepadamasyarakat.

MekanismependanaandanpembiayaanpengabdiankepadamasyarakatdiaturolehpemimpinPendidikanVokasi.

Pendidikan Vokasi wajib menyediakan dana pengelolaan pengabdian kepadamasyarakat.

Pendidikan Vokasi wajib menyediakan dana internal untuk pengabdian kepadamasyarakat.

Selain dari dana internal Pendidikan Vokasi, pendanaan pengabdian kepadamasyarakatdapatbersumberdari pemerintah, kerja samadengan lembaga laindidalammaupundiluarnegeri,ataudanadarimasyarakat.

Pendanaan pengabdian kepadamasyarakat bagi dosen atau instruktur digunakanuntukmembiayai:

a) perencanaanpengabdiankepadamasyarakat;

b) pelaksanaanpengabdiankepadamasyarakat;

c) pengendalianpengabdiankepadamasyarakat;

d) pemantauandanevaluasipengabdiankepadamasyarakat;

e) pelaporanpengabdiankepadamasyarakat;dan

f) diseminasihasilpengabdiankepadamasyarakat.

Page 109: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

109

Danapengelolaanpengabdiankepadamasyarakatdigunakanuntukmembiayai:

a) manajemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas seleksi proposal,pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan diseminasi hasil pengabdian kepadamasyarakat;dan

b)peningkatankapasitaspelaksana.

C.PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dapat dilakukansecara bertahap atau sekaligus meliputi seluruh Standar Pendidikan Vokasi. TahapPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiditetapkansesuaibudaya ataupun lokalitas serta kekhasan Pendidikan Vokasi di suatu perguruan tinggi.ApabilapelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasidilakukansecara bertahap, maka Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan VokasimengenaiPembelajaranharusdidahulukankarenalangsungberkaitandenganmutululusansertakepuasanmahasiswa(internalstakeholders).

Pemenuhan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi merupakanimplementasi agar SPMI dapat terpenuhi. Pemenuhan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanVokasiberartiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahditetapkandijadikandasardalampelaksanaanstandartersebut.Dengandemikian,akandiperolehkepuasanstakeholderskarenasemuayangdijanjikanperguruantinggi telahdipenuhi. Implementasi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan VokasidilakukansesuaidengankebijakanSPMIyangtelahditetapkan.

TahapPelaksanaanStandar

No Kegiatan Keterangan

1 Persiapan • Memahami Manual Pelaksanaan Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi yang telahditetapkansebelumnya.

• PenetapanPenanggungjawabPelaksanaan setiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasimelaluirapatplenodisetiapunit(misalnyarapatplenopenentuanDosenpengampuataupun koordinator masing2 Mata Kuliah dan ataupunpraktikum/bengkel/kuliahlapangan).

• Identifikasi semua sarana-prasarana yang diperlukan untukpelaksanaansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

• Koordinasi dengan seluruh pihak/unit yang terkait denganpelaksanaansetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

2 PelaksanaanStandarPendidikanVokasi

• PenanggungjawabpelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti) untuk Pendidikan Vokasi melaksanakan seluruhkegiatan sesuai dengan jadwal dan isi kegiatan yang telahditetapkan.

Page 110: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

110

• Di akhir setiap kegiatan penanggungjawab pelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasimencatat semua data dan informasi yang terjadi pada saatpelaksanaan kegiatan (misal waktu, isi kegiatan, daftarpeserta,luarankegiatandancatatanlainyangperlu).

3 RapatplenoUnitPelaksanaStandarPendidikanVokasi

• Secararegulardanterjadwalunitmenyelenggarakanrapatplenosebagai sarana bagi seluruh penanggungjawab pelaksanaanStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasiuntuk melaporkan seluruh pelaksanaan, serta kendalapelaksanaankegiatanyangmenjaditanggungjawabnya.

• Pimpinan rapat pleno memutuskan kesepakatan rapat untukditindak lanjuti oleh penanggungjawab pelaksanaan Standardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dan/ataustafunitterkait.

4 EvaluasidanpeningkatanPelaksanaanStandarPendidikanVokasi

• Seluruhkeputusantentangtindakankorektifyangberkelanjutanyangdiambilpadarapatplenodiatasharusdicatatagarmenjadi‘bestpractices’dimasamendatang.

• Kegiatanrapatplenoinimerupakansalahsatukegiatanevaluasiatas pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Vokasi yang sedang diterapkan, dan tindak lanjutyang diputuskan dapat dikualifikasi sebagai peningkatan mutuStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

5 Survaiaudience • Di akhir pelaksanaan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untukPendidikan Vokasi sangat perlu dilakukan survai melaluikuesioner terhadap audience atau obyek pelaksanaan StandarPendidikan Vokasi (misal mahasiswa peserta kuliah, rekananpelaksanaan penelitian/pengabdian masyarakat/klien kegiatanpelayanan/konsultasi) untuk mengetahui respon mereka atassemua aspek kegiatan yang telah dilaksanakan, termasukmasukandansaranuntukperbaikan.

• Hasil survaiperludianalisisagardapatdiberikanusulperbaikanpelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanVokasidisiklusberikut.

6 Laporandanportofolio • Di akhir siklus pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Vokasi (misal di akhir semester atau di akhirtahun kuliah), seluruh penanggungjawab pelaksanaan Standardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi harusmembuat laporan akhir kegiatan pelaksanaan Standar dalamSPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi sesuai dengan isidanformatlaporanyangtelahditetapkan.

• Penanggungjawab pelaksanaan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk Pendidikan Vokasi harusmembuat catatan denganformat template yang telah ditetapkan. Catatan ini bermanfaatjikadimasamendatangdilakukanpergantianpenanggungjawabpelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanVokasi,sehingga‘bestpractices’pelaksanaanStandardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dapatditingkatkansecaraberkelanjutan.

Page 111: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

111

DEvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

SecaraumumdapatdikemukakanbahwaEvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti) merupakan tahap E dalam siklus PPEPP. Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI(StandarDikti)bertujuanuntukpengendaliandanpeningkatanmutu.Prosesevaluasidisinitidakdimaksudkanuntukmencarikesalahan,apalagikesalahanseseorang,melainkanuntukmenemukan ruang peningkatan guna perbaikan mutu pendidikan ke depan secara terusmenerus. Dengan kata lain, Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki penyimpangan yang tidak sesuaidenganisiStandardalamSPMI(StandarDikti)yangtelahditetapkan.

EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)dilakukanterhadapsemuastandar,baikSNDiktimaupunStandarDiktiyangditetapkanolehperguruantinggisendiri.

1.Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanVokasi

a)Prosedur evaluasi diawali denganmenetapkan siapa yang bertugas untukmelakukanevaluasi apa. Evaluasi yang akan dilakukan harus jelas, apakah merupakan EvaluasiDiagnostik,EvaluasiFormatif,danEvaluasiSumatif.

Evaluasi Diagnostik dilakukan pada saat setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Vokasi diterapkan, dengan tujuan untuk mengetahui hambatandalam penerapan standar tersebut. Berdasarkan identifikasi hambatan tersebut,perbaikan dan pemenuhan pelaksanaan setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Vokasi dapat dilakukan, sehingga penerapan setiap Standar dalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasidapatberlangsungdenganbaik.

EvaluasiFormatifdilakukanpadasaatsetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikan Vokasi diterapkan, terutama untuk mengoptimalkan penerapan standartersebut, sehingga pelaksanaan setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanVokasisesuaidenganStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahditetapkan.

Evaluasi Sumatif dilakukanpada saatpenerapan setiapStandardalamSPMI (StandarDikti) untuk Pendidikan Vokasi sudah selesai, sehingga capaian dapat diukur danperbaikan dapat dilakukan untuk siklus berikutnya. Dalam evaluasi sumatif, semuapihak yang terlibat dengan pelaksanaan setiap Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanVokasitersebutberpartisipasiaktifdalamkegiatanevaluasiini.

b)Tim Evaluasi akan melakukan pengukuran terhadap ketercapaian isi Standar dalamSPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasimenggunakan formulir atau instrumenevaluasiyangsudahdisiapkansebelumnya.PengukuranterhadapketercapaianStandardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dilakukan secara periodik,misalnya harian, mingguan, bulanan, semesteran, atau tahunan sesuai dengan isiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Page 112: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

112

c) Tim Evaluasi mencatat/merekam temuan (findings) berupa penyimpangan, kelalaian,kesalahan,atausejenisnyadaripenyelenggaraanpendidikanyangtidaksesuaidenganisiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.Timevaluasijugaharusmencatatbiladitemukanketidak-lengkapandokumen,sepertiprosedurkerja,formulir,dsbdarisetiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahdilaksanakan.

2.Pihak-Pihak yang dapatmenjadi Evaluator Pelaksanaan Standar dalam SPMI (StandarDikti)PendidikanVokasi

EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanVokasidapatdilakukanolehberbagai pihak terkait. Mulai dari Pelaksana Standar itu sendiri, dengancara melakukan evaluasi diri, oleh Tim Evaluasi atau evaluator yang dibentuk untukmaksud tersebut, misalnya untuk pelaksanaan pemantauan (monev), oleh Atasan,misalnya untuk evaluasi berupa pengawasan, atau oleh Tim Auditor Internal, melaluikegiatanAuditMutuInternal(AMI).

EvaluasimelaluikegiatanAMIdiperlukanuntukmenjaminakuntabilitas,obyektivitas,danindependensi dari Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukpendidikanVokasi.HalinisesuaidenganamanatPasal5ayat(2)PermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDiktiyangmengaturbahwaEvaluasiPelaksanaanStandarDiktidilakukanmelaluiAMI. AMImerupakan kegiatan yang independen,obyektif, terencanasecarasistemik,danberdasarkanserangkaianbukti.

Pelaksanaan AMI diawali dengan keputusan pimpinan perguruan tinggi untukmelaksanakan AMI. AMI bertujuan memeriksa kesesuaian atau ketidaksesuaianPelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi yang telahselesai dilakukan dengan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasiyang telah ditetapkan. Selain itu, pemeriksaan dilakukan pula terhadap kesesuaianpelaksanaanAMIdenganperaturanyang berlaku,mengevaluasiefektifitasAMI sebagaisebuahsistem,danmengidentifikasipeluangperbaikansistemAMI.

ContohpelaksanaanAMIsebagaiberikut:

a. Pemeriksaan ketersediaan dan/atau kelengkapan dokumen SPMI untuk pendidikanVokasi;

b. Pemeriksaan kepatuhan dan konsistensi teraudit (pimpinan perguruan tinggi danpimpinan unit) dalam melaksanakan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanVokasi;

c. Pelaporan hasil AMI dan pemberian rekomendasi peningkatan Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasikepadapimpinanperguruantinggi.

Agar pelaksanaan AMI dilakukan secara obyektif, perlu dilakukan pemeriksaan secaraterpisahantarapimpinanunit,dosen,mahasiswa,tenagakependidikan,penggunalulusan,danpihaklainterkait.

Page 113: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

113

Sebagaimana dikemukakan di atas, AMI dapat pula meliputi kegiatan pemeriksaankecukupan dan kehandalan sistem AMI untuk memastikan bahwa tujuan SPMI dapatdicapaisecaraefisiendanefektif,melalui:

d. Pemeriksaankehandalansistempengelolaandana;

e. Pemeriksaanefisiensidanpemanfaatansumberdaya;

f. Pemeriksaan implementasi SPMI sebagai suatu sistem yang telah ditetapkan untukmemastikanketaatanterhadapkebijakan,rencana,danprosedur.

PraktikbaikAMIdijalankanmelaluibeberapalanglah,yaitu:

a. Menyiapkanformuliryangberisiaspekyangakandiauditdalamauditkecukupanataudeskevaluationuntukdigunakanolehauditoratauatasan;

b. Menyusuan daftar temuan (findings) tentang ketidakcukupan, potensi penyimpanganataupenyimpangandariStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanVokasiyang telahditetapkan. Temuandapatmerupakan ketidaksesuaianmayor atauminor.Setelah daftar temuan disusun oleh auditor atau atasan, maka temuan tersebutdisampaikankepadateraudit(pimpinanperguruantinggidanpimpinanunit);

c. Menyelenggarakan rapat dengan teraudit untuk menentukan tindak lanjut olehteraudit terhadap temuan. Teraudit dapatmelakukan klarifikasi, pertanyaanmaupunsanggahanterhadaptemuantersebut.Tindaklanjutyangtelahdisetujuidisusundalamlaporan audit disertai kesepakatanwaktu perbaikan dan ditandatangani oleh auditoratauatasanbersamateraudit.

SalahsatupraktekbaikpelaksanaanAMIdisuatuperguruantinggisebagaiberikut:

Page 114: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

114

E.PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

SecaraumumdapatdikemukakanbahwadalamSPMI langkahsetelahEvaluasiPelaksanaanStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi merupakan PengendalianPelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi. Dari EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiterdapat4(empat)kemungkinankesimpulan,yaitu:

1. Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi mencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahditetapkan;

2. Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi melampauiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahditetapkan;

3. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasibelummencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahditetapkan;

4. Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi menyimpangdariStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahditetapkan;

PadaTabel1ditunjukkanlangkahpengendalianyangperludilakukanyangbergantungpadahasilEvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Tabel 1 Langkah Pengendalian yang perlu dilakukan yang bergantung pada hasilEvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

No PelaksanaanStandarDikti PengendalianStandarDikti

1MencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Perguruan Tinggi mempertahankan pencapaiandanberupayameningkatkanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

2MelampauiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

Perguruan Tinggi mempertahankan pelampauandanberupaya lebihmeningkatkanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

3BelummencapaiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

Perguruan Tinggi melakukan tindakan koreksipelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanVokasiagarStandardalamSPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dapatdicapai

4MenyimpangdariStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Perguruan Tinggi melakukan tindakan koreksipelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Vokasi agar pelaksanaanStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Vokasi kembali pada Standar dalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

DidalampernyataanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi,salahsatuunsuryangperluadaadalahpelaksanastandar,atauunsurAudience jikadigunakanbentukrumusanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasidenganABCD.Dengandemikian,pihakyangharusmengendalikanpelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)

Page 115: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

115

untuk Pendidikan Vokasi adalah pihak yang mengelola pelaksanaan Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi. Sebagai contoh, apabila Standar ProsesPembelajaranmenyatakanbahwa:“Dosenharusmelaksanakanperkuliahanberbentuktatapmukapalingsedikit16(enambelas)kalidalamsatusemestertermasukkegiatanpenilaian”,maka pihak yang harus melakukan langkah pengendalian apabila dari hasil evaluasipelaksanaan standar tersebut ditemukan ada dosen yang hanya melaksanakan kegiatanperkuliahanberbentuktatapmukasebanyak10(sepuluh)kali,adalahpihakyangmengeloladosen,misalnyaKetuaJurusan,ataupihaklainyangsesuaidengantatakeloladiperguruantinggitersebut.

Pengendalian pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan VokasimerupakanbagianpentingdidalamSPMIyangdapatmenjaminbahwaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasidapattercapaiatauterlampaui.Walaupunsepintasnampak bahwa Pengendalian pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Vokasi merupakan langkah reaktif yang bergantung pada hasil Evaluasipelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi, sebenarnya didalam Pengendalian pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanVokasijugatercakupmaknapencegahanatastidaktercapainyaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Hal ini terlihatdidalamTabel1,yaitupadakasuske tiga.SeandainyasuatuStandardalamSPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi belum tercapai, maka perlu ada tindakankoreksipelaksananStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiagarStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasidapatdicapai.Untukitu,didalamSPMI,Evaluasi pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi tidakcukup dilaksanakan hanya di akhir dari suatu kegiatan pelaksanaan standar, namun perludilakukan selama kegiatan tersebut berlangsung. Kegiatan Evaluasi selama kegiatanberlangsung ini lebih tepat disebut pemantauan ataumonitoring atau Evaluasi Diagnostik.Kembali ke contoh kegiatan perkuliahan dosen di atas, pemantauan perlu dilakukansepanjang semester, tidak hanya di akhir semester, sehingga tindakan korektif, apabiladiperlukan,dapatdilakukansebelumsemesterberakhir.

Untuk memberikan gambaran tentang langkah pengendalian yang perlu diambil yangdidasarkan atas hasil evaluasi pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Vokasi, pada Tabel 2 diberikan beberapa contoh. Pada tabel tersebut, Standardalam SPMI (StandarDikti) untuk PendidikanVokasi yang dijadikan contoh adalah StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Tabel 2. Contoh Pengendalian Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanVokasi

Page 116: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

116

NoDalamhalStandardalamSPMI(StandarDikti)yangtelahditetapkanadalah

DalamhalhasilevaluasipelaksanaanStandardalamSPMI(Standar

Dikti)

LangkahpengendalianpelaksanaanStandardalamSPMI

(StandarDikti)

1 PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramDiplomaEmpatharusmenjaminbahwamasabelajarmahasiswapalinglama7(tujuh)tahun.

Terdapatsejumlahmahasiswayangdalam7(tujuh)tahunbelumlulusdariProgramDiplomaEmpattersebut

PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramDiplomaEmpatharusmelakukanevaluasiterhadapprestasimahasiswasetiapsemesteruntukmencegahterjadinyamahasiswaputus/gencatstudi

2 PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramMagisterTerapanharusmenjaminbahwadosendiprogramstuditersebutberkualifikasiakademiklulusanProgramDoktorTerapan/yangsetarayangrelevandenganprogramstudiataubersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudi,danberkualifikasiakademiksetaradenganjenjang9(sembilan)KKNI

TerdapatsejumlahdosendiProgramMagisterTerapantersebutyangbelummemenuhiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

PimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmengupayakanagarseluruhdosenpadaProgramMagisterTerapantersebutmemenuhistandar,misalnyadenganstudilanjut,dengansertifikasiprofesi,dan/ataudenganpenyetaraankejenjang9(sembilan)KKNI

3 PimpinanunitpengelolaprogramstudipadaProgramDoktorTerapanharusmenjaminbahwapalingsedikit2(dua)dosentetapdiProgramDoktorTerapantersebutadalahprofesor

TernyatajumlahprofesordiProgramDoktorTerapantersebuthanya1(satu)orang

Pimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmengupayakanpengangkatandosentetapprofesordan/ataupeningkatanjabatanakademikdosentetapyangbelumprofesorkeprofesor

4 DidalamkurikulumprogramstudipadaProgramDiplomaEmpat/SarjanaTerapan,pimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmenjaminbahwapenelitianmahasiswamengarahpadapemenuhancapaianpembelajarandandinyatakandalambesaranskstertentu

TernyatabahwapenelitianyangdilakukanmahasiswapadaProgramDiplomaEmpat/SarjanaTerapantidakmempunyaibesaransks

Pimpinanunitpengelolaprogramstudiharusmeninjaukembalikurikulumprogramstuditersebutdenganmemasukkanpenelitianmahasiswayangdinyatakandalambesaranskstertentu

5 Pimpinankelembagaanpenelitiandiperguruantinggiharusmemfasilitasidiseminasipenelitianyangdilaksanakanolehdosendan

Ternyatabahwaterdapatsejumlahpenelitiantidakdidiseminasikan

Pimpinankelembagaanpenelitianharusmelaksanakandiseminasiuntukseluruhpenelitianyangdilaksanakanolehdosendanmahasiswa

Page 117: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

117

mahasiswa

6 Pimpinanperguruantinggiharusmelakukananalisiskebutuhanyangmenyangkutjumlah,jenis,danspesifikasisaranadanprasaranapenelitiandiperguruantinggitersebut

Ternyatabahwadiperguruantinggitersebutanalisiskebutuhanterkaitspesifikasisaranadanprasaranapenelitiantidakdipenuhi

Pimpinanperguruantinggiharusmelakukananalisiskebutuhanterkaitspesifikasisaranadanprasaranapenelitian

7 Pimpinankelembagaanpengelolaanpengabdiankepadamasyarakat(PkM)harusmelakukanpemantauandanevaluasipelaksanaanPkMdiperguruantinggitersebut

TernyatabahwabeberapakegiatanPkMdiperguruantinggitersebuttidakdipantau

PimpinankelembagaanpengelolaanPkMmencaripenyebabtidakterpantaunyabeberapakegiatanPkM,sertamengambillangkahstrategisagarseluruhkegiatanPkMdipantaudandievaluasi

SikluspelaksanaanSPMIditetapkansesuaiperiodePelaksanaan(PkeduadariPPEPP)setiapStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi,sehinggamemungkinkanuntukmengidentifikasi akarmasalahyangakandigunakanuntukmelakukan langkahpeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasitersebut.DenganpertimbanganmasastudipadaPendidikanVokasi,makasiklusuntukmelakukanEvaluasiSumatifmelalui

F.PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi, baik ProgramDiploma,ProgramMagisterTerapanmaupunProgramDoktorTerapanmerupakan tahapPterakhirdari siklusPPEPPdidalamSPMI. Tahap iniditempuh setelah suatuprogram,unitpengelola program studi, lembaga, pusat atau perguruan tinggi berhasil melaksanakan 4(empat) tahap siklus SPMI sebelumnya, yaitu Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, danPengendalianStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi,hinggaakhirnyamampumemenuhiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.

Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi tidak mungkindilakukanjikaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiitubelummelaluitahap Evaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasiterlebihdahulu,sekalipunperguruantinggitelahmelaksanakanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi itu. Sebaliknya, setelahsuatuStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanVokasidievaluasipelaksanaannya, tetapi tidakditingkatkan isi atauluas lingkupnya,makamutu perguruan tinggi tersebut tidak akanmengalami peningkatan,padahal isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi itu masih dapatditingkatkan.

Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi merupakankegiatan perguruan tinggi untuk meningkatkan atau meninggikan isi Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi. Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Vokasi tidak saja didorong oleh keharusan meningkatkan mutu

Page 118: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

118

berkelanjutan (kaizen) untuk mencapai visi perguruan tinggi, tetapi juga didorong olehperkembangan di dalammasyarakat, perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, dantuntutandaripemangkukepentinganeksternalyangmenginginkanlayananpendidikanyanglebih baik. Sebagai contoh, kemajuan teknologi pembelajaran pendidikan Vokasi, danperkembangansumberataubahanajarpendidikanVokasidapatmerupakandoronganbagiperguruan tinggi untuk meningkatkan isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanVokasimelalui SPMI. Perlu dikemukakanbahwa yangharusditingkatkanbukanhanyaPelaksanaan,EvaluasiPelaksanaanataupunPengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI (StandarDikti) untuk PendidikanVokasi,melainkan terutama isi Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiitusendiri.

PeningkatanisiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasidapatdilakukansecara serentakatau secaraparsial.PeningkatanStandardalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikan Vokasi dapat dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda tergantung padamasing-masingStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi.Sebagaicontoh,kaizenisiStandarKompetensiLulusanyangdinyatakandalamcapaianpembelajaranlulusan(CPL)untukProgramDiplomaSatudapatdilakukansetiaptahun,sedangkanuntukProgramDiploma Empat/Sarjana Terapan diperlukan paling sedikit 4 (empat) tahun atau setelahmenghasilkan lulusan dari program pendidikan tersebut untuk dapat mengevaluasi danmenilai ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan tersebut. Sebaliknya, kaizen isi StandarKebersihandapatdilakukansetiapbulanatausetiapsemester.

1.ProsedurPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

a) Peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi harusdilakukan oleh Pelaku (Audience) dari Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Vokasi tertentu, seperti dalam keempat tahap PPEPP sebelumnya. Perludiperhatikanbahwaagar tidak terjadikaizen secarasporadisuntukbeberapaStandardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi tertentu denganAudience yangsama, sebaiknya kaizen terhadap seluruh Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Vokasi dilakukan secara kelembagaan, yaitu pemimpin perguruan tinggi(Rektor/Ketua/Direktur)harusmengoordinasikankegiatanpeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiini.DapatpulakoordinasikaizenStandardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dilakukan olehUnit PenjaminanMutupadaperguruantinggiyangbersangkutan(jikaada),atauolehTimPeningkatanStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi yang secara khususdibentukolehpemimpinperguruantinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

b) UnitPenjaminanMutu(jikaada)atauTimyangdibentuktersebutmempelajarilaporanhasil Pengendalian StandardalamSPMI (StandarDikti) untukPendidikanVokasi yangmenunjukkan bahwa suatu Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanVokasitelahterpenuhi,denganmengundangpejabatstrukturaldanparapihakterkaituntukmengevaluasi isi Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk PendidikanVokasitersebut;

Page 119: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

119

c) Unit Penjaminan Mutu (jika ada) atau Tim yang dibentuk tersebut mempelajariperaturan perundang-undangan yang terkait dengan Standar dalam SPMI (StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangakanditingkatkan.UnitPenjaminanMutu(jikaada)atau Tim yang dibentuk tersebut dapat melakukan benchmarking, karenabenchmarkingmerupakancaramengetahui seberapa jauhperguruan tinggi lain telahmelaksanakanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangakanditingkatkan;

d) UnitPenjaminanMutu(jikaada)atauTimyangdibentuktersebutmelakukanrevisi isiStandar dalam SPMI (StandarDikti) untuk PendidikanVokasi yang akan ditingkatkan,sehinggamenjadi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi yangbaruyanglebihtinggidariStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasisebelumnya.

2. HasilPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

Hasil peningkatan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi dapatberupa:

a) RumusanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangbaruuntukmenggantikan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasisebelumnya,misalnyapeningkatanDegreedanCompetencesuatuStandardalamSPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi. Sebagai contoh, Standar IPK kelulusanProgramDiplomaEmpat/SarjanaTerapanyangperluditingkatkankarenahasilevaluasidalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan telahmemenuhi dan atau melebihi standar IPK = 2,00. Selain itu, hasil benchmarkingmenunjukkan bahwa IPK perguruan tinggi lain sudah melebihi IPK = 2,00 danpermintaanpenggunalulusanjugamenghendakimutululusanyanglebihbaik.Untukitu, pemimpinperguruan tinggimengkoordinasikan kegiatanpeningkatan IPK LulusanProgramDiplomaEmpat/SarjanaTerapanmenjadilebihtinggidari2,00;

b) StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasibaruyangbelumpernahada sebelumnya. Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi inisangat mungkin diperlukan perguruan tinggi karena SN Dikti merupakan standarminimum, baik dari substansi/isi maupun dari jumlah standar tentang pendidikan,penelitian, pengabdian kepadamasyarakat dan kegiatanpenunjang lainnya, sehinggawajibdilampauioleh setiapperguruan tinggidenganmerumuskanStandarDikti yangditetapkanolehperguruantinggisendiri.SebagaicontohupayaKemenristekdiktiuntukmeningkatkan jumlah dan kualitas publikasi dosen atau lulusan Program Magister(termasukProgramMagisterTerapan)danProgramDoktor(termasukProgramDoktorTerapan) di tingkat nasionalmaupun internasional, akanmemerlukan Standar dalamSPMI (StandarDikti)untukPendidikanVokasibarumengenaiStandarHasilPenelitianyangbelumpernahadadisuatuperguruantinggi.

c) Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi baru yang menambahjumlah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi yang telah ada

Page 120: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

120

sebelumnya.PenambahanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasibaruinidiperlukanuntukmelengkapimacamStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasiyangtelahditetapkan,atauuntukmenyesuaikandanmemanfaatkanperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, penambahan danpenyesuaian Standar Sarana dengan perkembangan teknologi mutakhir, sehinggadiperlukan Standar Sarana yang baru dalam proses pembelajaran berbasis teknologimutakhirtersebut.

3.ContohPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasi

Sebagai ilustrasi dikemukakan tentang kegiatan peningkatan Standar PenilaianPembelajaran yang sudah terpenuhi. Dalam hal ini, aspek Audience standar tidakditingkatkan bahkan menjadi pelaku dalam proses peningkatan Standar PenilaianPembelajaran. Aspek yang ditingkatkan adalah Behaviour, Competence, Degree, ataukombinasiketiganya.Contoh:semulaisiStandarPenilaianPembelajaranadalah:

“Dosenpengasuhmatakuliah(A)harusmelaksanakanpenilaianprosesdanhasilbelajarmahasiswa (B)denganmateripenilaianyangmampumengukurcapaianpembelajaranmatakuliah(C),palingsedikitpadaperempat,tengahdanakhirsemester(D)”.

Setelah isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Vokasi tersebutdilaksanakan selama dua tahun berturut-turut, dan selama itu telah dilakukan evaluasisetiap semester, diketahui bahwa semua dosen (atau setidaknya mayoritas dosen)memenuhiaspekdegree(D)StandarPenilaianPembelajarantersebut.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut tidak diperlukan lagi tindakan koresi (pengendalian)oleh pemimpin unit pengelola program studi, sehingga dapat langsung dilakukanpeningkatanaspekCompetence,sebagaiberikut:

“Dosen pengasuh mata kuliah (A) harus menyerahkan materi penilaian hasil belajarmahasiswakepadaTimVerifikasiSoalJurusan(B)agaradakesesuaianmateripenilaiandengan CP mata kuliah (C) paling lambat 1 minggu sebelummelaksanakan penilaianprosesdanhasilbelajarmahasiswa(D)”.

Ilustrasi tersebutmenggambarkanbahwasemulayangdievaluasidanperluditingkatkanhanya unsur Degree (D) yaitu “tahap pelaksanaan Standar Penilaian Pembelajaran”,tetapi pada Standar Penilaian Pembelajaran yang baru dilakukan peningkatan unsurCompetence (C) berupa “kesesuaian materi penilaian dengan capaian pembelajaranmatakuliah”. Dalamhal inikesesuaianpenilaianhasilbelajardengankompetensimatakuliah yang semula dilakukan oleh Dosen mata kuliah, ditingkatkan dengan keharusanmelewatitahapverifikasiolehTimkhusus.DengandemikianterjadiperbaikancaraataurencanakerjauntukmencapaiIsiStandarPenilananPembelajaran.

Rumusan Standar Penilaian Pembelajaran yang baru tersebut tidak langsung dapatdiadopsi oleh dosen (Audience) sebagai pelaku standar tersebut, karena diperlukan ujipublikuntukmenampungmasukan,kritik,dansarandaripimpinan,dosen,bilaperludaritenagakependidikan.

Page 121: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

121

Berdasarkanmasukan dari uji publik tersebut, rumusan Standar Penilaian Pembelajarandisempurnakan,danmasukkeTahapPenetapanStandaryangmerupakanPpertamadarisiklusPPEPPsuatustandar.

Kegiatan pada tahap ini dilakukan olehUnit PenjaminanMutu atau Tim (jika ada) atauolehpejabat terkait dengan tugasmelanjutkanpembahasan, perumusan, sosialisasi danpenetapanStandarPenilaianPembelajaran yangbaru.Denganadanya rumusanStandarPenliaian Pembelajaran yang baru sebagai hasil peningkatan dari Standar PenliaianPembelajaranyanglama,siklusPPEPPakandimulaikembalidaritahapPenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanVokasibaru.

********

Page 122: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

122

BabVISistemPenjaminanMutuInternalPendidikanProfesiA. GambaranUmumPendidikanProfesi

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, berdasarkan UU Dikti terdapat 3 (tiga) jenispendidikan,yaitupendidikanakademik,pendidikanvokasidanpendidikanprofesi.

Yangdimaksuddengan jenispendidikanprofesimenurutUUDiktiadalahpendidikanTinggisetelah program sarjana yangmenyiapkanMahasiswa dalam pekerjaan yangmemerlukanpersyaratankeahliankhusus.

Jenis pendidikan profesi meliputi 2 (dua) program pendidikan, yaitu program profesi danprogramspesialis.

BerdasarkanUUDikti, tujuanmasing-masing programpendidikan tersebut dapat diuraikansebagaiberikut:

1. Programprofesimerupakanpendidikankeahliankhususyangdiperuntukkanbagilulusanprogram sarjana atau sederajat untuk mengembangkan bakat dan kemampuanmemperolehkecakapanyangdiperlukandalamduniakerja.

2. Program spesialis merupakan pendidikan keahlian lanjutan yang dapat bertingkat dandiperuntukkan bagi lulusan program profesi yang telah berpengalaman sebagaiprofesionaluntukmengembangkanbakatdankemampuannyamenjadispesialis.

Menurut Pasal 24 ayat (2) dan Pasal 25 ayat (2) UU Dikti, program profesi dan programspesialis dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang bekerja sama denganKementerian,Kementerianlain,LembagaPemerintahNonKementerian,dan/atauorganisasiprofesiyangbertanggungjawabatasmutulayananprofesi.

Penyelenggaraanpendidikanprofesi, yangmeliputi programprofesi danprogram spesialis,dapat dimandatkan kepada perguruan tinggi yang berbentuk universitas, institut, sekolahtinggi,ataupolteknikapabilamemenuhisyaratsesuaiperaturanperundang-undangan.

Kata ‘dapat’ menunjukkan bahwa pendidikan profesi seharusnya diselenggarakan olehorganisasi profesi terkait, namun dalam hal organisasi profesi belum dapatmenyelenggarakannya, maka penyelenggaraannya dilakukan oleh universitas, institut,sekolah tinggi, atau polteknik yang harus bekerja sama dengan Kementerian, Kementerianlain,LembagaPemerintahNonKementerian,dan/atauorganisasiprofesiyangbertanggungjawabatasmutulayananprofesi.HalinidikemukakandalamPenjelasanPasal24ayat(2)UUDiktiyangmenyatakanbahwaprogramprofesimerupakantanggungjawabdankewenanganKementerian,Kementerian lain, LPNK,dan/atauorganisasiprofesi yangbertanggung jawabatas mutu layanan profesi. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi hanya dapatmenyelenggarakannyabekerjasamadenganKementerian,Kementerianlain,LPNK,dan/atauorganisasiprofesi.

Page 123: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

123

Adapun tentangnamaprogramprofesidanprogramspesialis, PenjelasanPasal24ayat (2)danPasal25ayat(2)UUDikti,menyatakansebagaiberikut:

a. Programprofesi dapatmenggunakan nama lain yang sederajat seperti program profesidokter, insinyur, apoteker, notaris, psikolog, guru/pendidik, wartawan sesuai ketentuanKementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggungjawabatasmutulayananprofesi;

b. Programspesialisdapatmenggunakannamalainyangsederajatdanmemiliki tingkatan,antara lain program dokter spesialis dan subspesialis, program insinyur profesionalpratama, madya, dan utama, sesuai ketentuan Kementerian, Kementerian lain, LPNK,dan/atauorganisasiprofesiyangbertanggungjawabatasmutulayananprofesi.

B. PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

Secaraumum,diatastelahdikemukakanapa,mengapa,bagaimana,siapa/pihakmana,danbilamanapenetapanStandarSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi.DidalambagianiniakandiuraikantentangmacamdantahappenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi.

1. MacamStandarDalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanProfesiBerbagai macam Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi dapatdiklasifikasikansesuaidenganstrukturStandardalamSPMI(StandarDikti)padaumumnyasebagaiberikut:

a. SNDiktiuntukPendidikanProfesi

SNDikti telahditetapkandi dalamPermenristekdiktiNo. 44 Tahun2015Tentang SNDikti,sehinggaketikamenetapkanSNDiktiuntukPendidikanProfesi,makasemuaSNDikti yang relevan dengan Pendidikan Profesi dalam Permenristekdikti tersebutmerupakanstandarminimumdanwajibditetapkansebagaiSNDiktiuntukPendidikanProfesidiperguruantinggiyangbersangkutan.

SNDiktiuntukPendidikanProfesimemilikistrukturyangsamadenganstrukturSNDiktipadaumumnya,sebagaiberikut:

1) KelompokStandarNasionalPendidikanyangterdiriatas:

a) Standarkompetensilulusan;b) Standarisipembelajaran;c) Standarprosespembelajaran;d) Standarpenilaianpembelajaran;e) Standardosendantenagakependidikan;f) Standarsaranadanprasaranapembelajaran;g) Standarpengelolaanpembelajaran;danh) Standarpembiayaanpembelajaran;

2) KelompokStandarNasionalPenelitianyangterdiriatas:

a) Standarhasilpenelitian;

Page 124: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

124

b) Standarisipenelitian;c) Standarprosespenelitian;d) Standarpenilaianpenelitian;e) Standarpeneliti;f) Standarsaranadanprasaranapenelitian;g) Standarpengelolaanpenelitian;danh) Standarpendanaandanpembiayaanpenelitian;

3) KelompokStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakatyangterdiriatas:

a) StandarhasilPKM;b) StandarisiPKM;c) StandarprosesPKM;d) StandarpenilaianPKM;e) StandarpelaksanaPKM;f) StandarsaranadanprasaranaPKM;g) StandarpengelolaanPKM;danh) StandarpendanaandanpembiayaanPKM.

b. StandarDiktiyangditetapkanolehperguruantinggiuntukPendidikanProfesi

Berdasarkan Pasal 54 ayat (4) UU Dikti, Standar Dikti untuk Pendidikan Profesi yangditetapkan sendiri oleh perguruan tinggi merupakan standar yang wajib danmelampauiSNDiktiuntukPendidikanProfesi.

Pengertian ‘melampaui’ dimaksudkanbahwamacam dan jumlah StandarDikti untukPendidikanProfesiyangditetapkansendiriolehperguruantinggidapatberupastandaryangisinyamelebihiSNDikti(kedalamanvertikal),ataupundapatberupastandaryangbelum tercakup dalam SN Dikti (kedalaman horizontal), sehingga memberikankekhasan pada Pendidikan Profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggitersebut.

Penentuanmacam dan jumlah Standar Dikti yang ditetapkan sendiri oleh perguruantinggi iniditentukanberdasarkanvisiperguruantinggiyangbersangkutan,karenavisiperguruantinggimerupakantolokukurutamauntukmenentukanmacamdanjumlahStandar Dikti yang ditetapkan sendiri oleh perguruan tinggi. Semakin jauh visiperguruan tinggi yangditetapkan,maka semakinberagam jumlah StandarDikti yangditetapkansendiriolehperguruantinggiyangbersangkutan.

Sehubungandenganitu,kepemilikanvisiperguruantinggiolehsuatuperguruantinggimerupakan persyaratan mutlak, selain karena akan memberikan arah ke manaperguruan tinggiakandikembangkan, jugaberfungsi sebagai tolokukurutamadalammenetapkanmacamdanjumlahStandarDiktiyangditetapkansendiriolehperguruantinggi. Menurut Pasal 54 ayat (4) UU Dikti, struktur Standar Dikti yang ditetapkansendiri oleh perguruan tinggi terdiri atas Kelompok Standar Bidang Akademik danKelompokStandarBidangNonAkademik.

Page 125: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

125

1) Kelompok Standar Bidang Akademik untuk Pendidikan Profesi antara lain dapatterdiriatas:a) StandarpendidikanuntukPendidikanProfesiyangmelampauiKelompokStandar

Nasional Pendidikan dalam SN Dikti, atau selain yang merupakan KelompokStandarNasionalPendidikandalamSNDikti;

b) StandarpenelitianuntukPendidikanProfesiyangmelampauiKelompokStandarNasional Penelitian dalam SN Dikti, atau selain yang merupakan KelompokStandarNasionalPenelitiandalamSNDikti;

c) Standar pengabdian kepada masyarakat untuk Pendidikan Profesi yangmelampauiKelompokStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakatdalamSNDikti, atau selain yang merupakan Kelompok Standar Nasional PengabdianKepadaMasyarakatdalamSNDikti;

2) KelompokStandarBidangNonAkademikuntukPendidikanProfesiyangantaralaindapatterdiriatas:a) Standar pengelolaan untuk Pendidikan Profesi yang melampaui Standar

Pengelolaan dalam SN Dikti, atau selain yang merupakan Standar PengelolaandalamSNDikti;

b) StandarkeuanganuntukPendidikanProfesiyangmelampauiStandarPendanaandanPembiayaandalamSNDikti,atauselainyangmerupakanStandarPendanaandanPembiayaandalamSNDikti;

c) Standar ketenagaan untuk Pendidikan Profesi yang melampaui Standar Dosendan Tenaga Kependidikan dalam SNDikti, atau selain yangmerupakan StandarDosendanTenagaKependidikandalamSNDikti;dan

d) Standar sarana prasarana untuk Pendidikan Profesi yang melampaui StandarSarana dan Prasarana dalam SN Dikti, atau selain yang merupakan StandarStandarSaranadanPrasaranadalamSNDikti;

e) Standar kemahasiswaan untuk Pendidikan Profesi yang melampaui SN DiktikarenatidakadadidalamSNDikti;

f) Standar kerjasama untuk Pendidikan Profesi yang melampaui SN Dikti karenatidakadadidalamSNDikti;

g) StandarlainyangditurunkandarivisiperguruantinggiuntukPendidikanProfesiyangmelampauiSNDiktikarenatidakadadidalamSNDikti.

BaikSNDiktimaupunStandarDiktiyangditetapkanolehPerguruanTinggisendiriuntukPendidikanProfesidapatditurunkanmenjadisatuataulebihStandarTurunan.

2. TahapPenetapanStandarSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanProfesi

Penetapan Standar SPMI (Standar Dikti) Untuk Pendidikan Profesi dapat dilakukandengancarasebagaiberikut:

a. KetersediaanDokumenKebijakanSPMIuntukPendidikanProfesiSebagaimana dikemukakan dalam Bab III, apabila suatu perguruan tinggi akanmengimplementasikan SPMI, maka perguruan tinggi tersebut harus menetapkan

Page 126: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

126

terlebih dahulu kebijakan SPMI di perguruan tinggi tersebut yang dimuat dalamDokumenSPMI.DidalamDokumenSPMItersebutdapatditemukanVisiPerguruanTinggiyangbersangkutanyangberfungsisebagaitolokukurpenetapanStandarDikti(SNDikti dan StandarDikti yang ditetapkan perguruan tinggi sendiri). Selain itu, didalam Dokumen Kebijakan akan ditemukan pulamacam dan jumlah Standar DiktiyangakandiimplementasikanmelaluiSPMI.

b. KetersediaanDokumenManualSPMIuntukPendidikanProfesi

SetelahVisiPerguruanTinggidanmacamsertajumlahStandardalamSPMI(StandarDikti) untuk Pendidikan Profesi diketahui dari Dokumen Kebijakan SPMI, makapenetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi harusdilakukanberdasarkanManualPenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesiyangmerupakansalahsatumanualdariDokumenManualSPMIyangmemuatpulaManualPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti),ManualEvaluasi Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti), Manual PengendalianPelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti), danManual Peningkatan StandardalamSPMI(StandarDikti).

Berdasarkan uraian tentang Manual SPMI di dalam Bab III di atas, maka khusustentang penetapan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi,harus dilakukan paling sedikit kegiatan sebagai berikut (terdapat di dalamManualSPMI):

1) MacampekerjaanyangharusdilakukandalamPenetapan (PPertamadari siklusPPEPP)StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

a) MenghubungidanmelakukankerjasamadenganKementerian,Kementerianlain,LPNK, dan/atau organisasi profesi terkait dengan pendidikan profesi yang akandiselenggarakan,sertamemintawakildarimereka;

b) Membentuk Tim Perumus Standar Dikti (SN Dikti dan Standar Dikti yangditetapkanperguruantinggisendiri)untukPendidikanProfesi,yangterdiriatas:

(1) Pimpinanperguruantinggi;

(2) WakildariKementerian,Kementerianlain,LPNK,dan/atauorganisasiprofesiterkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan;

(3) Pimpinanfakultas(jikaada);

(4) Pimpinanunitpengelolaprogramstudi;dan

(5) dosen.

Jika perguruan tinggimemiliki unit khusus SPMI,maka unit tersebut yang akanmengoordinasikan perumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanProfesi,denganmelibatkanwakildariKementerian,Kementerianlain,LPNK, dan/atau organisasi profesi terkait dengan pendidikan profesi yang akandiselenggarakan;

Page 127: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

127

c) Mengambil Visi Perguruan Tinggi sebagaimana dicantumkan dalam DokumenKebijakanSPMIPerguruanTinggiyangbersangkutan;

d) Mengambil nama Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untuk Pendidikan Profesiyang ditetapkan perguruan tinggi sendiri) sebagaimana dicantumkan dalamDokumenKebijakanSPMIPerguruanTinggiyangbersangkutan;

e) Mengumpulkan dan mengkaji peraturan perundang-undangan yang relevandenganpenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi;

f) Menetapkan bentuk rumusan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Profesi yang akan digunakan, antara lain dalam bentuk ABCD(Audience,Behavior,Competence,Degree) atauKPI (KeyPerformance Indicator)ataubentuklainyangdipandangpalingcocok;

g) Merumuskan rancangan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanProfesi berdasarkan Visi Perguruan Tinggi, nama Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk Pendidikan Profesi yang ditetapkan perguruan tinggi sendiri, danhasil kajian peraturan perundang-undangan yang relevan dengan penetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi;

h) Melakukan uji publik rancangan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikan Profesi kepada pemangku kepentingan internal (dosen dan tenagakependidikan), dan pemangku kepentingan eksternal (pemerintah, dunia kerjadanduniaindustri,alumni,danpihaklainyangdipandangperlu);

i) Melakukan revisi berdasarkan masukan yang diperoleh dari hasil uji publikrancanganStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi;

j) MemintapersetujuanSenatPerguruanTinggi,danBadanPenyelenggara(khususuntukPTS)atasStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi;

k) MenetapkanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesidalamKeputusan Pemimpin Perguruan Tinggi untuk PTN, atau meminta KeputusanBadanPenyelenggarauntukPTS;

2) Pihakyangharusmelakukanpekerjaantersebut

a) Pekerjaan angka 1) huruf a dan huruf b) dilakukan oleh Pemimpin PerguruanTinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

b) Pekerjaanangka1)hurufc)sampaidenganhurufi)dilakukanolehTimPerumusatau unit khusus penjaminanmutu (dapatmeilbatkanWakil dari Kementerian,Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi terkait dengan pendidikanprofesiyangakandiselenggarakan);

c) Pekerjaan angka 1) huruf j) dan huruf k) dilakukan oleh Pemimpin PerguruanTinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

Page 128: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

128

3) Carapekerjaantersebutharusdilakukana) Pekerjaanangka1)hurufadilakukandengancaramelakukanpertemuandengan

pihak Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi terkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan

b) Pekerjaanangka1)hurufbdilakukandengancaramemintausulan:

(1) wakildariKementerian,Kementerianlain,LPNK,dan/atauorganisasiprofesiterkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan;

(2) calon anggota Tim Perumus (jika menggunakan Tim Perumus) dari unitterkait di dalam perguruan tinggi, atau diusulkan oleh Pemimpin UnitPenjaminan Mutu (jika memiliki unit penjaminan mutu), untuk dipilih danditetapkanolehPemimpinPerguruanTinggi(Rektor/Ketua/Direktur);

c) Pekerjaan angka 1) huruf c), huruf d) dan huruf e) dilakukan dengan caramembacadanmengkaji (jikaperludiselenggarakanFGDdi antaraTimPerumusatau Unit Penjaminan Mutu) Dokumen Kebijakan SPMI Perguruan Tinggi yangbersangkutan, dan peraturan perundang-undangan pendidikan tinggi yangrelevan, antara lain UU Dikti, PP. No. 4 Tahun 2014, Permenristekdikti No. 44Tahun 2015, Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016, Permenristekdikti No. 62Tahun2016,danPermenristekdiktiNo.100Tahun2016;

d) Pekerjaanangka1)huruff)dilakukandengancaramenyelenggarakanrapatuntukmenyepakati di antara Tim Perumus atau di dalam Unit Penjaminan Mutumengenai bentuk rumusan Standar Dikti (SN Dikti dan Standar Dikti yangditetapkanperguruantinggisendiri)untukPendidikanProfesi;

e) Pekerjaan angka 1) huruf g) dilakukan dengan cara menugaskan kelompok-kelompok yang dibentuk di antara anggota Tim Perumus untuk merumuskansejumlahStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi;

f) Pekerjaanangka1)hurufh)dilakukandengancaramenyelenggarakanlokakaryauntuk membahas hasil rumusan sejumlah Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanProfesi;

g) Pekerjaanangka1)huruf i)dilakukandengancaramenyelenggarakanrapatTimPerumus atau rapat unit penjaminanmutu untuk memasukkan hasil uji publikatas rancangan sejumlah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanProfesi;

h) Pekerjaan angka 1) huruf j) dilakukan dengan cara Pemimpin Perguruan Tinggi(Rektor/Ketua/ Direktur) meminta kepada Ketua Senat Perguruan Tinggi untukmenyelenggarakan Rapat Pleno Senat Perguruan Tinggi, dengan acara khususyaitu pemberian pertimbangan atas rancangan sejumlah Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi.SedangkankhususuntukPTS,PemimpinPerguruan Tinggi (Rektor/Ketua/ Direktur) selain meminta pertimbangan SenatPerguruanharuspulamemintapertimbanganBadanPenyelenggara;

Page 129: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

129

i) Pekerjaanangka1)hurufk)dilakukandengancaraPemimpinPTNmenggunakanhasil persetujuan Senat Perguruan Tinggi untuk menetapkan Surat KeputusanTentang Dokumen SPMI untuk Pendidikan Profesi. Untuk PTS, Pemimpin PTSmenggunakan hasil persetujuan Senat Perguruan Tinggi untuk mengusulkanpenerbitanSuratKeputusanBadanPenyelenggaraTentangDokumenSPMIuntukPendidikanProfesi.

Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi inimerupakan isidari Dokumen Standar SPMI sebagai salah satu Dokumen dari 4 (empat)DokumenSPMIlainyangharusditetapkanberdasarkanPermenristekdiktiNo.62Tahun2016TentangSPMDikti.

4) BilamanapekerjaantersebutharusdilakukanBerbagai pekerjaan di dalam angka 1) sampai dengan 3) harus dilakukan sebelumpenetapan Dokumen Standar SPMI dan Dokumen Formulir SPMI selesai disusun.Setelah 4 (empat) Dokumen SPMI yang diwajibkan oleh Permenristekdikti No. 62Tahun 2016 tersedia,maka implementasi SPMImasuk pada tahap Pelaksanaan (PKeduadarisiklusPPEPP)SPMI,yaituPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi.

JikadigambarkandenganmatriksmakaPenetapanStandarDalamSPMI (StandarDikti)UntukPendidikanProfesisebagaiberikut:

StandarDalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanProfesi

SNDikti StandarDiktiyangditetapkanperguruantinggisendiri

Macam Tahap Macam Tahap

KelompokStandarNasionalPendidikan

1.KetersediaanDokumenKebijakanSPMI;

2.KetersediaanDokumenManualSPMI(KhususnyaManualPenetapanStandar),yangberisi:a. Macampekerjaanyang

harusdilakukan;b. Pihakyangharus

melakukanpekerjaantsb;

c. Carapekerjaandilakukan;

d. Bilamanapekerjaanharusdilakukan;

KelompokBidangAkademik

1.KetersediaanDokumenKebijakanSPMI;

2.KetersediaanDokumenManualSPMI(KhususnyaManualPenetapanStandar),yangberisi:a. Macampekerjaanyang

harusdilakukan;b. Pihakyangharus

melakukanpekerjaantsb;

c. Carapekerjaandilakukan;

d. Bilamanapekerjaanharusdilakukan;

KelompokStandarNasionalPenelitian

KelompokBidangnonAkademik

KelompokStandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakat

Page 130: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

130

3. ContohPenetapanStandarDalamSPMI(StandarDikti)UntukPendidikanProfesi

a. ContohPenetapanSNDiktiUntukPendidikanProfesi(BidangPendidikan)

1) StandarKompetensiLulusan(SKL)untukPendidikanProfesi

StandarKompetensiLulusanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasikemampuanlulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakandalam rumusan capaian pembelajaran lulusan, yang digunakan untukpengembanganstandarlaindibidangTridharmaPerguruanTinggi.

BerdasarkanpengertianStandarKompetensiLulusantersebut,SKLdapatditurunkanmenjadisejumlahStandarTurunanuntukkemudiandirumuskandanditetapkanisistandarnya,yaitu:

a) StandarSikapuntukPendidikanVokasi;b) StandarPengetahuanuntukPendidikanVokasi;c) StandarKeterampilanuntukPendidikanVokasi;d) StandarPengalamanKerjaMahasiswauntukPendidikanVokasi.

Standar Sikap dan Standar Keterampilan Umum sudah ditetapkan dalamPermenristekdiktiNo.44Tahun2015.SedangkanStandarPengetahuandanStandarKeterampilanKhususuntukpendidikanprofesiharusdisusunoleh:

a) forum program studi sejenis atau nama lain yang setara, atau oleh pengelolaprogramstudidalamhalbelummemilikiforumprogramstudisejenis;bersama

b) wakil dari Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesiterkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan;

untukdikajidanditetapkanolehMenristekdikti.

Uraianmasing-masingstandartersebutsebagaiberikut:

a) StandarSikapadalahkriteriatentangperilakubenardanberbudayasebagaihasildariinternalisasidanaktualisasinilaidannormayangtercermindalamkehidupanspiritual dan sosialmelalui proses pembelajaran, pengalaman kerjamahasiswa,penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran(sudahditetapkandalamLampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSN Dikti, tetapi karena SN Dikti merupakan standar minimum, maka apabiladiperlukan Standar Sikap dapat ditambah oleh Perguruan Tinggi bersamaKementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi terkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan).

Standar Sikap untuk setiap lulusan pendidikan profesi telah ditetapkan dalamLampiranPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,sebagaiberikut:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikapreligius;

Page 131: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

131

b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkanagama,moral,danetika;

c. berkontribusidalampeningkatanmutukehidupanbermasyarakat,berbangsa,bernegara,dankemajuanperadabanberdasarkanPancasila;

d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memilikinasionalismesertarasatanggungjawabpadanegaradanbangsa;

e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,sertapendapatatautemuanorisinaloranglain;

f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadapmasyarakatdanlingkungan;

g. taathukumdandisiplindalamkehidupanbermasyarakatdanbernegara;

h. menginternalisasinilai,norma,danetikaakademik;

i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannyasecaramandiri;dan

j. menginternalisasisemangatkemandirian,kejuangan,dankewirausahaan.

b) StandarPengetahuanadalahkriteriaminimaltentangpenguasaankonsep,teori,metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yangdirumuskan oleh forum prodi sejenis atau nama lain yang setara bersamaKementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi terkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan,dandiaplikasikanmelaluipenalarandalamprosespembelajaran,pengalamankerjamahasiswa,penelitiandan/ataupengabdiankepadamasyarakat (PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti).

c) Standar Keterampilan adalah kriteria minimal tentang kemampuan melakukanunjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan dan/atauinstrumen yang diperolehmelalui pembelajaran, pengalaman kerjamahasiswa,penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat (Permenristekdikti No. 44Tahun2015TentangSNDikti),yangmeliputi:

(1) Standar Keterampilan Umum adalah kriteriaminimal tentang kemampuankerjaumumyangwajibdimilikiolehsetiap lulusandalamrangkamenjaminkesetaraankemampuanlulusansesuaitingkatprogramdanjenispendidikantinggi (sudah ditetapkan dalam Lampiran Permenristekdikti No. 44 Tahun2015TentangSNDikti,tetapikarenaSNDiktimerupakanstandarminimum,maka apabila diperlukan Standar Sikap dapat ditambah oleh PerguruanTinggibersamaKementerian,Kementerianlain,LPNK,dan/atauorganisasiprofesiterkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan).

Standar Keterampilan Umum untuk Pendidikan Profesi yang diselenggarakanmelalui Program Profesi, Program Spesialis, dan Program Sub Spesialis

Page 132: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

132

sebagaimana telah ditetapkan dalam Lampiran Permenristekdikti No. 44 Tahun2015TentangSNDiktisebagaiberikut:

STANDARKETERAMPILANUMUM

ProgramProfesi ProgramSpesialis ProgramSubSpesialis

a.mampubekerjadibidangkeahlianpokokuntukjenispekerjaanyangspesifikdanmemilikikompetensikerjayangminimalsetaradenganstandarkompetensikerjaprofesinya;

a.mampubekerjadibidangkeahlianpokok/profesiuntukjenispekerjaanyangspesifikdankomplekssertamemilikikompetensikerjayangminimalsetaradenganstandarkompetensiprofesiyangberlakusecaranasional/internasional;

a.mampubekerjadibidangkeahlianpokok/profesiuntukjenispekerjaanyangspesifikdankomplekssertamemilikikompetensikerjayangsetaradenganstandarkompetensiprofesiyangberlakusecarainternasional;

b.mampumembuatkeputusanyangindependendalammenjalankanpekerjaanprofesinyaberdasarkanpemikiranlogis,kritis,sistematis,dankreatif;

b.mampumembuatkeputusanyangindependendalammenjalankanpekerjaanprofesinyaberdasarkanpemikiranlogis,kritis,sistematis,kreatif,dankomprehensif;

b.mampumembuatkeputusanyangindependendalammenjalankanpekerjaanprofesinyaberdasarkanpemikiranlogis,kritis,sistematis,kreatif,komprehensif,danarif;

c.mampumengomunikasi-kanpemikiran/argumenataukaryainovasiyangbermanfaatbagipengembanganprofesidankewirausahaan,yangdapatdipertanggungjawa-bkansecarailmiahdanetikaprofesikepadamasyarakatterutamamasyarakatprofesinya;

c.mampumengomuni-kasikanhasilkajian,kritik,apresiasi,argumen,ataukaryainovasiyangbermanfaatbagipengembanganprofesi,kewirausahaan,dankemaslahatanmanusia,yangdapatdipertanggungjawabkansecarailmiahdanetikaprofesi,kepadamasyarakatumummelaluiberbagaibentukmedia;

c.mampumengomunikasi-kanhasilkajian,kritik,apresiasi,argumen,ataukaryainovasiyangbermanfaatbagipengembanganprofesi,dankemaslahatanmanusia,yangdapatdipertanggungjawabkansecarailmiahdanetikaprofesi,kepadamasyarakatumummelaluiberbagaibentukmedia;

d.mampumelakukanevaluasisecarakritisterhadaphasilkerjadankeputusanyangdibuatdalammelaksanakanpekerjaannyaolehdirinyasendiridanolehsejawat;

d.mampumelakukanevaluasisecarakritisterhadaphasilkerjadankeputusanyangdibuatdalammelaksanakanpekerjaanprofesinyabaikolehdirinyasendiri,sejawat,atausisteminstitusinya;

d.mampumelakukanevaluasisecarakritisterhadaphasilkerjadankeputusanyangdibuatdalammelaksanakanpekerjaanprofesinyabaikolehdirinyasendiri,sejawat,atausisteminstitusinya;

e.mampumeningkatkankeahliankeprofesiannyapadabidangyangkhususmelaluipelatihandanpengalamankerja;

e.mampumeningkatkankeahliankeprofesiannyapadabidangyangkhususmelaluipelatihandanpengalamankerjadenganmempertimbangkankemutakhiranbidangprofesinyaditingkatnasional,regional,dan

e.mampumeningkatkankeahliankeprofesiannyapadabidangyangkhususmelaluipelatihandanpengalamankerjadenganmempertim-bangkankemutakhiranbidangprofesinyaditingkatnasional,regional,

Page 133: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

133

internasional; daninternasional;f.mampumeningkatkanmutusumberdayauntukpengembanganprogramstrategisorganisasi;

f.mampumeningkatkanmutusumberdayauntukpengembanganprogramstrategisorganisasi;

f.mampumeningkatkanmutusumberdayauntukpengembanganprogramstrategisorganisasi;

g.mampumemimpinsuatutimkerjauntukmemecahkanmasalahpadabidangprofesinya;

g.mampumemimpinsuatutimkerjauntukmemecahkanmasalahbaikpadabidangprofesinya,maupunmasalahyanglebihluasdaribidangprofesinya;

g.mampumemimpinsuatutimkerjauntukmemecahkanmasalahbaikpadabidangprofesinya,maupunmasalahyanglebihluasdaribidangprofesinya;

h.mampubekerjasamadenganprofesilainyangsebidangdalammenyelesaikanmasalahpekerjaanbidangprofesinya;

h.mampubekerjasamadenganprofesilainyangsebidangmaupunyangtidaksebidangdalammenyelesaikanmasalahpekerjaanyangkompleksyangterkaitdenganbidangprofesinya;

h.mampubekerjasamadenganprofesilainyangsebidangmaupunyangtidaksebidangdalammenyelesaikanmasalahpekerjaanyangkompleksyangterkaitdenganbidangprofesinya;

i.mampumengembangkandanmemeliharajaringankerjadenganmasyarakatprofesidankliennya;

i.mampumengembangkandanmemeliharajaringankerjadenganmasyarakatprofesidankliennya;

i.mampumengembangkandanmemeliharajaringankerjadenganmasyarakatprofesidankliennya;

j.mampubertanggungjawabataspekerjaandibidangprofesinyasesuaidengankodeetikprofesinya;

j.mampubertanggungjawabataspekerjaandibidangprofesinyasesuaidengankodeetikprofesinya;

j.mampubertanggungjawabataspekerjaandibidangprofesinyasesuaidengankodeetikprofesinya;

k.mampumeningkatkankapasitaspembelajaransecaramandiri;

k.mampumeningkatkankapasitaspembelajaransecaramandiridantimyangberadadibawahtanggungjawabnya;

k.mampumeningkatkankapasitaspembelajarandidisendiridantimyangberadadibawahtanggungjawabnya;

l.mampuberkontribusidalamevaluasiataupengembangankebijakannasionaldalamrangkapeningkatanmutupendidikanprofesiataupengembangankebijakannasionalpadabidangprofesinya;dan

l.mampuberkontribusidalamevaluasiataupengembangankebijakannasionalrangkamutupendidikanprofesiataudalampeningkatanpengembangankebijakannasionalpadabidangprofesinya;dan

l.mampuberkontribusidalamevaluasiataupengembangankebijakannasionaldalamrangkapeningkatanmutupendidikanprofesiataupengembangankebijakannasionalpadabidangprofesinya;dan

m.mampumendokumen-tasikan,menyimpan,mengaudit,mengaman-kan,danmenemukankembalidatadaninformasiuntukkeperluanpengembanganhasilkerjaprofesinya.

m.mampumendokumen-tasikan,menyimpan,mengaudit,mengaman-kan,danmenemukankembalidatainformasikeperluanpengembang-ankerjaprofesinya.sertauntukhasilkerjaprofesinya.

m.mampumendokumen-tasikan,menyimpan,mengaudit,mengamankan,danmenemukankembalidatasertainformasiuntukkeperluanpengembanganhasilkerjaprofesinya.

(2) Standar Keterampilan Khusus adalah kriteriaminimal tentang kemampuankerjayangwajibdimilikiolehsetiaplulusansesuaibidangilmudalamprodi,

Page 134: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

134

yangdipanduolehvisiprodimelaluipenalarandalamprosespembelajaran,pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepadamasyarakat.

Standarketerampilankhususinidisusunoleholehforumprodisejenisataunama lain yang setara bersama Kementerian, Kementerian lain, LPNK,dan/atau organisasi profesi terkait dengan pendidikan profesi yang akandiselenggarakan, untuk dikaji dan ditetapkan oleh Menristekdikti(PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti).

(3) Standar Pengalaman Kerja Mahasiswa adalah kriteria minimal tentangpengalaman yang harus dimiliki mahasiswa dalam kegiatan di bidangtertentu pada jangka waktu tertentu, antara lain melalui pelatihan kerja,kerjapraktik,praktikkerjalapanganataukegiatanlainyangsejenis.

Dalam praktek, dapat diberikan beberapa contoh mengenai organisasi profesiyangdapatdimintauntuksecarabersamamerumuskanstandarpengetahuandanstandarketerampilankhusus,antaralain:

• PersatuanInsinyurIndonesia(PII);• IkatanAkuntanIndonesia(IAI);• IkatanNotarisIndonesia(INI);• danorganisasiprofesilainsesuaidenganbidangprofesinya.

Sedangkanuntukpendidikanspesialisdapatdiberikanbeberapacontoh:

• PerhimpunanDokterSpesialisMataIndonesia;• IkatanDokterAnakIndonesia;• PerhimpunanDokterParuIndonesia;• danorganisasiprofesilainsesuaidenganbidangspsialisasinya.

Demikian pula dapat diberikan contoh rumusan kompetensi (pengetahuan danketerampilan) yang ditetapkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untukProgramProfesiInsinyur,sebagaiberikut:

a) Mampumelaksanakanpekerjaanyangbersifatkecendekiaandanberagam;

b) Mampumenguasai,memelihara,mengembangkandanmemutakhirkankeahliandalambidangpekerjaandankejuruannya;

c) Mampumemahamidanmenerapkanmetoda-metodaperekayasaan;

d) Mampu memilih dan menerapkan penggunaan perangkat perekayasaan danteknologiyangtepatguna.

2) StandarIsiuntukPendidikanProfesiStandar Isiadalahkriteriaminimal tentangtingkatkedalamandankeluasanmateripembelajaran yang dirumuskan berdasarkan capaian pembelajaran lulusan dalamPermenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SN Dikti, dan dirumuskan dalambahankajianyangdistrukturkandalambentukmatakuliah.

Page 135: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

135

NoTingkatkedalamandankeluasan

materipembelajaranpada:Penguasaanyangharusdimiliki

palingsedikitadalah:

a. ProgramProfesi Menguasaiteoriaplikasibidangpengetahuandanketerampilantertentu

b. ProgramSpesialis Menguasaiteoridanteoriaplikasibidangpengetahuantertentu

Lebih lanjut, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran, khususnya padaprogram profesi dan program spesialis wajib memanfaatkan hasil penelitian danhasilpengabdiankepadamasyarakat.

Berdasarkan penguasaan minimum sebagaimana dikemukakan di atas, makakurikulum pendidikan profesi wajib dirumuskan bersama antara perguruan tinggipenyelenggara program profesi dengan kementerian, kementerian lain, dan/atauorganisasiprofesiterkaitdenganpendidikanprofesiyangakandiselenggarakan.

3) StandarProsesPembelajaranuntukPendidikanProfesiStandar Proses Pembelajaran adalah kriteria minimal tentang pelaksanaanpembelajaran pada prodi, yang dilakukan secara interaktif antara dosen danmahasiswa melalui kuliah, responsi, seminar, praktikum, praktek studio, praktekbengkelatauprakteklapangan.

Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau lebih gabungan dari berbagaimetode pembelajaran yang kemudian dapat diwadahi dalam suatu bentukpembelajaran. Standar terkait dengan bentuk pembelajaran, khususnya untukprogramprofesidanprogramspesialiswajibditambahbentukpembelajaranyangberupa penelitian, perancangan, atau pengembangan. Bentuk pembelajaran inimerupakan kegiatan mahasiswa di bawah bimbingan dosen dalam rangkapengembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, pengalaman otentik, sertameningkatkan kesejahteraanmasyarakat dan daya saing bangsa. Selain itu, untukprogram profesi dan spesialis, masih perlu ditambah bentuk pembelajaran yangberupapengabdiankepadamasyarakat.

Dengan demikian terdapat beberapa Standar Turunan dari Standar ProsesPembelajaransebagaiberikut:

(a) Standar Karakteristik Proses Pembelajaran adalah kriteria minimal tentangkarakteristik proses pembelajaran yang bersifat interaktif, holistik, integratif,saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat padamahasiswa.Metode pembelajaranmampumendorong interaksi antara dosendenganmahasiswa, pembentukanpola pikir yang komprehensif dan luas, danmengutamakanpendekatanilmiah.

(b) StandarPerencanaanProsesPembelajaranadalahkriteriaminimaltentangRPS(Rencana Pembelajaran Semester) yang ditetapkan dan dikembangkan olehdosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian bidang ilmupengetahuandan/atauteknologidalampendidikanprofesi.

Page 136: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

136

(c) Standar Beban Belajar Mahasiswa adalah kriteria minimal tentang kegiatanbelajar mahasiswa yang dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester(sks)yangharusditempuholehmahasiswaperminggupersemester.

DalamPasal15PermenristekdiktiNo.44Tahun2015,bebanbelajarmahasiswadinyatakandalambesaransks.Pengertianiniberlakuumumuntuksemuajenisdanprogrampendidikan,sebagaiberikut:

(1) Programprofesi,masadanbebanbelajarpenyelenggaraanprogramtersebutdapatditempuhpaling lama3(tiga)tahunakademiksetelahmenyelesaikanprogramsarjanaataudiplomaempat/sarjanaterapan,denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit24(duapuluhempat)sks;

(2) Program spesialis, masa dan beban belajar penyelenggaraan programtersebut dapat ditempuh paling lama 4 (empat) tahun akademik setelahmenyelesaikan program sarjana atau diploma empat/sarjana terapan,denganbebanbelajarmahasiswapalingsedikit36(tigapuluhenam)sks.

Adapun beban belajar untuk 1 (satu) sks per minggu untuk berbagai bentukpembelajaransebagaiberikut:

No BebanBelajar1skspada: BentukKegiatanBelajar

1. Bebanbelajardalamkuliah,responsidantutorial

a. Kegiatantatapmuka50memitperminggupersemester

b. Kegiatanpenugasanterstruktur60menitperminggupersemester

c. Kegiatanbelajarmandiri60menitperminggupersemester

2. Bebanbelajardalamseminarataubentuklainyangsejenis

a. Kegiatantatapmuka100menitperminggupersemester

b. Kegiatanbelajarmandiri70menitperminggupersemester

3. Bebanbelajardalampraktikum,praktekstudio,praktekbengkel,prakteklapangan,penelitian,pengabdiankepadamasyarakat

170menitperminggupersemester

4. Bebanbelajardalamsistemblok,modul,ataubentuklain

ditetapkansesuaidengankebutuhandalammemenuhicapaianpembelajaran

4) StandarRencanaPembelajaranSemesteruntukPendidikanProfesiadalahkriteriaminimaltentangrencanapembelajaranyangpalingsedikitmemuattentang:a. Nama program studi, nama dan kodemata kuliah, semester, sks, nama dosen

pengampu;

b. Capaianpembelajaranlulusandarimatakuliah;

c. Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap pembelajaran untukmemenuhicapaianpembelajaranlulusan;

Page 137: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

137

d. Bahankajianuntukmencapaikemampuanyangditetapkan;

e. Metodepembelajaran;

f. Waktuyangdisediakanuntukmencapaikemampuanyangtelahditetapkan;

g. Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas yangharusdikerjakanolehmahasiswaselamasatusemester;

h. Kriteria,indikatordanbobotpenilaian;dan

i. Daftarreferensiyangdigunakan.

5) StandarPenilaianPembelajaranuntukPendidikanProfesiStandarPenilaianPembelajaranadalahkriteriaminimaltentangprinsip,teknikdaninstrumen serta mekanisme, pelaksanaan, pelaporan penilaian proses dan hasilbelajarsertakelulusanmahasiswadalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Pada umumnya standar penilaian pembelajaran berlaku untuk semua jenispendidikan, termasuk pendidikan profesi dan pendidikan spesialis. Khusus padapenilaian pembelajaran untuk program subspesialis terdapat kewajiban untukmenyertakantimpenilaieksternaldariperguruantinggiyangberbeda.

Mahasiswa program profesi dan program spesialis dinyatakan lulus apabila telahmenempuhseluruhbebanbelajaryangditetapkandanmemilikikompetensilulusanyangditargetkanolehprogramstuditerkait,denganIndeksPrestasiKumulatif(IPK)lebihbesaratausamadengan3,00(tigakomanolnol).

Sedangkanpenetapanstandarpredikatkelulusansebagaiberikut;

(a) predikat memuaskan apabila rentang IPK 3,00 (tiga koma nol nol) sampaidengan3,50(tigakomalimapuluh;

(b) predikatsangatmemuaskanuntukIPKantara3,51(tigakomalimapuluhsatu)sampaidengan3,75(tigakomatujuhpuluhlima),dan

(c) predikatpujiandenganIPKlebihdari3,75(tigakomatujuhpuluhlima).

Menurut Pasal 24 UU Dikti lulusan program profesi berhak menggunakan gelarprofesi. Gelar profesi diberikan oleh Perguruan Tinggi penyelenggara danpenetapannya bersama-sama dengan kementerian, kementerian lain dan/atauorganisasiprofesisebagaimitrakerjadalampenyelenggaranprogramtersebut.

Kemudian, lulusan pendidikan profesi wajib mendapatkan sertifikat profesi yangmerupakanbentukpengakuankemampuanuntukdapatmelakukanpraktikprofesiyangditerbitkanperguruan tinggipenyelenggaraprogramprofesibersamadengankementerian, kementerian lain dan/atau organisasi profesi sebagai mitra kerjadalampenyelenggaranprogramtersebut.

6) StandarDosendanTenagaKependidikanuntukPendidikanProfesi

StandarDosendanTenagaKependidikanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasi

Page 138: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

138

dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan untuk menyelenggarakanpendidikandalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

StandarTurunandariStandarDosensebagaiberikut:(a) StandarKualifikasiAkademikDosenadalahkriteriaminimaltentangpendidikan

palingrendahyangharusdipenuhiolehseorangdosendandibuktikandenganijazah,denganrinciansbb:

NoKualifikasiAkademikDosen

pada:Kualifikasiyangpalingsedikitharus

dimiliki

1. ProgramProfesi Dosenlulusanmagisterataumagisterterapanyangrelevandenganprogramstudidanberpengalamankerjapalingsedikit2(dua)tahun,ataudosenbersertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudidanmemilikipengalamankerjapalingsedikit2(dua)tahun,sertaberkualifikasipalingrendahsetaradenganjenjang8(delapan)KKNI

2. ProgramSpesialisdanSubSpesialis Dosenlulusansubspesialis,lulusandoktorataululusandoktorterapanyangrelevandenganprogramstudidanberpengalamankerjapalingsedikit2(dua)tahun,atau

(b) Standar Kompetensi Dosen adalah kiteria minimal kemampuan dosen sesuaidengan kualifikasi akademik berdasarkan Permenristekdikti, yang dinyatakandengansertifikatpendidikdan/atausertifikatprofesi.

(c) StandarBebanKerjaDosenadalahkriteriaminimaltentangpenghitungantugaspokok danwaktu kerja bagi dosen tetap, yang berdasarkan PermenristekdiktiNo.100Tahun2016palingsedikit40jamperminggu.

Penghitunganbebankerjadosentetapdidasarkanantaralainpada:

1)kegiatanpokokdosenmencakup:

a) perencanaan,pelaksanaan,danpengendalianprosespembelajaran;b) pelaksanaanevaluasihasilpembelajaran;c) pembimbingandanpelatihan;d) penelitian;dane) pengabdiankepadamasyarakat;

2) kegiatandalambentukpelaksanaantugastambahan;dan

3) kegiatanpenunjang.

Beban kerja dosen sebagai pembimbing utama dalam penelitian terstukturdalam rangka penyusunan skripsi/tugas akhir, tesis, disertasi, atau karyadesain/seni/bentuklainyangsetarapalingbanyak10(sepuluh)mahasiswa.

Page 139: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

139

(d) Standar Jumlah Dosen Tetap adalah kriteria minimal tentang perbandinganjumlahdosentetapdandosentidaktetap,jumlahdosenyangditugaskansecarapenuh waktu untuk menjalankan proses proses pembelajaran pada setiapprogarmstudi.

Jumlah dosen tetap pada perguruan tinggi paling sedikit 60% (enam puluhpersen)darijumlahseluruhdosen.

StandarTenagaKependidikanadalahkriteriaminimaltentangkualifikasiakademikyangwajib dimiliki, dibuktikan dengan ijazah dan harus sesuai dengan tugas danfungsiyangbersangkutan.

Standar untuk kualifikasi tenaga kependidikan tidak ada perbedaan untuk semuajenis pendidikan, seperti yang tercantumdalamPasal 30 PermenristekdiktiNo. 44Tahun2015TentangSNDiktibahwatenagakependidikanwajibmemilikikualifikasiakademik paling rendah lulusan program diploma tiga yang dinyatakan denganijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya. Namun, kualifikasiakademik untuk tenaga administrasi dapat paling rendah lulusan SMA atausederajat.

7) StandarSaranadanPrasaranaPembelajaranuntukPendidikanProfesiStandarsaranadanprasaranapembelajaranadalahkriteriaminimaltentangsaranadanprasaranasesuaidengankebutuhanisidanprosespembelajarandalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Dasarpenetapanstandarsaranadanprasaranapembelajaran,baikjumlah,jenisdanspesifikasinya wajib mempertimbangkan rasio penggunaannya sesuai dengankarakteristik metode dan bentuk pembelajaran, serta harus menjaminterselenggaranyaprosespembelajarandanpelayananadministrasiakademik.

Olehkarenaitu,untukpendidikanprofesistandarsaranadanprasaranaditetapkansesuai dengan tujuan untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan pendidikanprofesi.

Standarsaranadanprasaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:

(a) Standar lahan adalah kriteria mnimal tentang kepemilikan tanah olehpenyelenggara perguruan tinggi, harus berada dalam lingkungan yang secaraekologisnyamandansehatuntukmenunjangprosespembelajaran;

(b) Standar luas lahan adalah kriteria minimal tentang luas lahan sesuai denganbentukperguruantinggi;

(c) Standar bangunan adalah kriteria minimal tentang kualitas bangunan yangmemenuhipersyaratankeselamatan,kesehatan,kenyamanandankeamanan;

(d) Standarruangkelas;

(e) Standarperpustakaan;

(f) Standarlaboratorium;

Page 140: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

140

(g) Standarstudio;

(h) Standarbengkelkerja;

(i) Standarunitproduksi;

(j) Standarsaranaolahraga;

(k) Standarruanguntukberkesenian;

(l) Standarruangunitkegiatanmahasiswa;

(m) Standarruangpimpinanperguruantinggi;

(n) Standarruangdosen;

(o) Standarruangtatausaha;

(p) Standar fasilitas umum, seperti standar jalan, standar listrik, standar jaringankomunikasisuaradandata;

Standarprasaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:

(a) Standarperabot;

(b) Standarperalatanpendidikan;:

(c) Standarmediapendidikan;

(d) Standarbuku;

(e) Standarteknologiinformasidankomunikasi

(f) Standarinstrumeneksperimen

(g) Standarsaranaolahraga

(h) Standarsaranaberkesenian

(i) Standarbahanhabispakai

(j) Standarsaranapemeliharaan,keselamatandankeamanan.

Standar sarana dan prasarana untuk mahasiswa berkebutuhan khusus adalahkriteria minimal tentang pelabelan dengan tulisan braille dan informasi dalambentuk suara, lerengan (ramp) untuk penggunaan kursi roda, jalur pemandu dilingkungankampus,toilet.

8) StandarPengelolaanPembelajaranuntukPendidikanProfesiStandar pengelolaan pembelajaran adalah kriteria minimal tentang perencanaan,pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatanpembelajaranpadatingkatprogramstudi.

Standar pengelolaan pembelajaran ini juga berlaku pada program profesi danprogramspesialis.

Mekanisme penetapan standar pengelolaan pembelajaran, khususnya untukpendidikanprogramprofesiharusmengacupadapadastandarkompetensilulusan,

Page 141: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

141

standar isi pembelajaran, standar prosespembelajaran, standar dosendan tenagakependidikan, serta standar sarana dan prasarana yang telah ditetapkansebelumnya.

9) StandarPembiayaanPembelajaranuntukPendidikanProfesiStandarpembiayaanpembelajaranadalahkriteriaminimal tentangkomponendanbesaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.

Standar pembiayaan pembelajaran ini berlaku untuk semua jenis pendidikan,termasukuntukpendidikanprofesi.

StandarPembiayaanPembelajaranadalahkriteriaminimal tentangkomponendanbesaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan.a) StandarBiayaInvestasiadalahkriteriaminimaltentangbiayapendidikantinggi

yangdigunakanuntukpengadaansaranadanprasarana,pengembangandosen,dantenagakependidikan.

b) Standar biaya operasional/ standar satuan biaya operasional adalah kriteriaminimaltentangbiayapendidikantinggiuntuksetiapmahasiswapertahunyangdiperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biayadosen,biaya tenagakependidikan,biayabahanoperasionalpembelajarandanbiayaoperasionaltidaklangsung.

Sebagaicontoh,penetapanstandarsatuanbiayaoperasionalpendidikantinggibagi perguruan tinggi negeri (PTN) ditetapkan secara periodik oleh Menteridenganmempertimbangkan:

(a) jenisprogramstudi;(b) tingkatakreditasiperguruantinggidanprodi,dan(c) indekskemahalanwilayah.

Oleh karena itu, penetapan besaran standar biaya operasional bagi programprofesitentuakanberbedadenganprogramlainnya.

a. Contoh Penetapan suatu Standar Dikti yang ditetapkan oleh Perguruan tinggisendiriuntukPendidikanProfesi(BidangPendidikan)

StandarTenagaKependidikandapatditurunkanmenjadisejumlahStandarTurunanuntukkemudiandirumuskandanditetapkanisistandarnya:

a) standarrekrutasi;b) standarmasapercobaan;c) standarperjanjiankerja;d) standarpenilaianprestasikerja;e) standarpromosi,standarmutasi,standardemosi;f) standarwaktukerja;g) standarkerjalemburdancuti;

Page 142: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

142

h) standarpenghasilandanpenghargaan;i) standarjaminansosialdanKesejahteraan;j) standarpengembangandanpembinaan;k) standarKeselamatan&KesehatanKerja;l) standardisiplin;m) standarperjalanandinas;n) standarpengakhiranhubungankerja.

b. Contoh Perumusan suatu Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanProfesi

SebagaimanadikemukakandalamBab III di atas, StandardalamSPMI (StandarDikti)untuk Pendidikan Vokasi dapat menggunakan bentuk rumusan yang sesuai denganpilihanPerguruanTinggiyangbersangkutan.

Salah satu bentuk rumusan Standar Dikti menggunakan bentuk ABCD (Audience,Behavior, Competence, Degree). Jika bentuk rumusan ini yang dipilih, maka harusdigunakan kata kerja yang dapat diukur, antara lain menetapkan, membuat,menyusun, merancang, dan hindari kata kerja yang tidak dapat diukur, antara lainmemahami,merasakan.

Contoh rumusan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untuk PendidikanVokasi dalambentukABCD,sebagaiberikut:

Pimpinan perguruan tinggi, fakultas, dan jurusan sesuai kewenanganmasing-masing(A) harusmelakukan rekrutasi, pembinaan,danpengembangandosen tetap (B)agartercapai rasio dosen dan mahasiswa sebesar 1:30 dan 1:45 (C) paling lambat padatahun2018(D).

c. Contoh Penetapan suatu Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanProfesi(BidangPeneiitian)BerdasarkanPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,StandarNasionalPenelitianmerupakankriteriaminimaltentangsistempenelitianpadaperguruantinggiyangberlakudiseluruhIndonesia.

Adapun ruang lingkup standar nasional penelitian, dalam Pasal 43 PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,disebutkanterdiriatas:

1) standarhasilpenelitian;2) standarisipenelitian;3) standarprosespenelitian;4) standarpenilaianpenelitian;5) standarpeneliti;6) standarsaranadanprasaranapenelitian;7) standarpengelolaanpenelitian;dan8) standarpendanaandanpembiayaanpenelitian.

KedelapanstandaryangtermasukdalamStandarNasionalPenelitiansepertitersebut

Page 143: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

143

di atas berlaku umum untuk semua jenis pendidikan, tidak terkecuali juga untukpendidikan profesi. Tidak ada kekhususan dalam penetapan standar bagi programprofesidanprogramspesialis,walaupundalamPasal14 (6)PermenristekdiktiNo.44Tahun 2015 Tentang SN Dikti dinyatakan bahwa bentuk pembelajaran bagi programprofesidanspesialiswajibditambahbentukpembelajaranyangberupapenelitian.

Berhubungtidakadakekhususandalampendidikanprofesimengenaistandarnasionalpenelitian,makadalambukupedomaninitidakdibahasmekanismepenetapanstandarnasionalpenelitiansecararinci,sepertipadastandarnasionalpendidikan.

d. Contoh Penetapan suatu Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PendidikanProfesi(BidangPengabdianKepadaMasyarakat)BerdasarkanPermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,StandarNasionalPengabdian Kepada Masyarakat merupakan kriteria minimal tentang sistempengabdian kepada masyarakat pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruhIndonesia.

Adapunruanglingkupstandarnasionalpengabdiankepadamasyarakat,dalamPasal54PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSNDikti,disebutkanterdiriatas:

1) standarhasilpengabdiankepadamasyarakat;2) standarisipengabdiankepadamasyarakat;3) standarprosespengabdiankepadamasyarakat;4) standarpenilaianpengabdiankepadamasyarakat;5) standarpelaksanapengabdiankepadamasyarakat;6) standarsaranadanprasaranapengabdiankepadamasyarakat;7) standarpengelolaanpengabdiankepadamasyarakat;dan8) standarpendanaandanpembiayaanpengabdiankepadamasyarakat.

Serupa dengan standar nasional penelitian, Standar Nasional Pengabdian KepadaMasyarakat jugaberlakusecaraumumuntuksemuajenispendidikantinggiyangada,termasuk juga program profesi dan program spesialis. Oleh karena itu, dalam BukuPedoman ini tidakdibahas secaradetil terkaitdenganmekanismepenetapanstandarPKMuntukpendidikanprofesi.

C. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

Secara umum dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti)untukPendidikanProfesimerupakankegiatanPelaksanaandarisiklusPPEPPStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi.

Pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi merupakankegiatan Perguruan Tinggi setelah Perguruan Tinggi tersebut berhasilmenetapkan Standardalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi. Pemimpin Perguruan Tinggi(Rektor/Ketua/Direktur) beserta jajarannya harusmengupayakan agar Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesitersebutdapatdilaksanakan.

Page 144: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

144

1.LangkahPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

Langkah yang perlu lakukan dalam tahap pelaksanaan sebuah Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi, adalah mengikuti prosedur sebagaimanadiuraikandidalamDokumenManualPelaksanaanSPMIyang jugaharusditetapkanolehsetiap perguruan tinggi. Perlu dikemukakan bahwamasing-masing Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi memiliki karakteristik tersendiri, sehinggapenerapannyatidakdapatdigeneralisasiuntuksemuaStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi.

Langkah-langkah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh perguruan tinggi untukmelaksanakan sebuah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesidiuraikansepertiberikut:

a) PersiapanPelaksananStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

Ketika sebuah Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi akandiberlakukan, biasanya diawali dengan melakukan persiapan teknis dan/atauadministratif, sesuai isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesiyangtelahditetapkan.

b) SosialisasiStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

LangkahstrategisberikutnyaadalahmenyosialisasikanisiStandardalamSPMI(StandarDikti) untuk Pendidikan Profesi kepada Pimpinan/Pejabat dan para pihak yangberkepentingan di perguruan tinggi yang akan melaksanakan Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesitersebut.

c) Penyiapan Dokumen Pelaksanan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanProfesi

UntukmelaksanakanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesiyangtelah ditetapkan, perlu disiapkan beberapa dokumen yang sesuai dengan kebutuhanuntuk mencatat/ merekam pelaksanaan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untukPendidikanProfesi,misalnyauntukpelaksananStandarKompetensiLulusandiperlukandokumenRencanaPembelajaranSemester(RPS),untukmemantaubahankajianyangdisajikandidalamkegiatantatapmukadiperlukandokumenBeritaAcaraPerkuliahan.

d) PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

Setelahsemuadokumenyangdiperlukantelahtersedia,barulahStandardalamSPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi dilaksanakan atau dilaksanakan denganmenggunakan Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi tersebutsebagaitolokukurpencapaianpelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi.

Pada saat akan dilaksanakan, Pemimpin perguruan tinggi dapat memanfaatkankesempatan tersebut untuk mendeklarasikan pemberlakuan Standar dalam SPMI

Page 145: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

145

(Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi di perguruan tinggi kepada pemangkukepentinganinternaldaneksternal.

Selainberbentukdeklarasi,sosialisasipelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesidapatdilakukandenganberbagaicara,misalnyapenyampaiandalam rapat pimpinan, dosen, pegawai,mahasiswa, dll. Upaya sosialisasi juga dapatditempuh melalui kegiatan formal seperti seminar, lokakarya, dan bentuk lainnya.Dapatpuladilakukandenganmenyebarkanlewatmediamassasepertimajalah,koran,radio kampus atau dibuat dalam brosur, poster, cenderamata, dll. Sosialisasimerupakan langkah penting untuk keberhasilan pelaksanaan Standar dalam SPMI(Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi, mengingat tujuan sosialisasi adalah untukmemasyarakatkan isi Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi,sehingga menjadi dikenal, dipahami, dihayati oleh semua pihak yang akanmelaksanakanStandardalamSPMI (StandarDikti) untukPendidikanProfesi tersebut.Olehkarenaitu,sosialisasiharusdilakukansecaraperiodikdanberkelanjutan.

2. KekhasanPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

a.StandarNasionalPendidikan

1)StandarKompetensiLulusan(SKL)PendidikanProfesi

Padapendidikanprofesi,pelaksanaanStandarKompetensiLulusanyangdinyatakandalam bentuk rumusan capaian pembelajaran lulusan, harus mempertimbangkanaspek-aspek di dalamnya, yaitu Standar Sikap, Standar Keterampilan dan StandarPengetahuan. Pemimpin unit pengelola program studi bertanggungjawab penuhatas tercapainya Standar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk Pendidikan Profesi initerhadaplulusanProgramProfesidanProgramSpesialis.Pemimpinunitpengelolaprogram studi dan Tim Perumus Standar Dikti pada saat menyusun kurikulumprogram studi tentu telah mempertimbangkan keterkaitannya dengan StandarKompetensiLulusan.

Monitoringdanevaluasipelaksanaankurikulumdilaksanakansecaraperiodikuntukmemastikan bahwa capaian pembelajaran mahasiswa sesuai dengan StandarKompetensi Lulusan yang telah ditetapkan bersama dengan Kementerian,kementerian lain, dan/atau organisasi profesi terkait dengan pendidikan profesiyangakandiselenggarakan.

Dalam hal ini, Kementerian, kementerian lain, dan/atau organisasi profesi terkaitdengan pendidikan profesi yang akan diselenggarakan sebagai stakeholdermempunyai peran yang sangat penting dalammelakukanmonitoring dan evaluasiterhadap kinerja lulusan yangdihasilkanolehprogramprofesi tersebut. Selain itu,peran dan tanggungjawab Pemimpin unit pengelola program studi maupunpemimpin perguruan tinggi ikut memantau pelaksanaan kurikulum dalam prosespembelajaran, sehingga lulusan Program Profesi dan Program Spesialis dapatmemenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kementerian, kementerianlain, dan/atau organisasi profesi terkait dengan pendidikan profesi yang akan

Page 146: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

146

diselenggarakan, memiliki kewenangan untuk melakukan asesmen terhadapketercapaiankompetensiyangharusdimilikiolehlulusan.

Seperti contoh pada Program Profesi Insinyur, dimana kompetensi lulusanditetapkan bersama dengan organisasi profesi, dalam hal ini adalah PersatuanInsinyur Indonesia (PII). PII telah menetapkan rumusan kompetensi yang harusmenjadiukuranbagiprogramprofesiinsinyuryangdiselenggarakanolehperguruantinggi. PII akan melakukan uji kompetensi terhadap lulusan program tersebut,apakahtelahmemenuhiStandarKompetensiLulusanyangtelahditetapkan.

StandarKompetensiLulusanprogramprofesidanprogramspesialismemilikiposisidan peran yang sangat penting, karena akanmenjadi rujukan atau pertimbanganutama bagi perguruan tinggi ataupun unit pengelola program studi pada saatmenetapkandanmelaksanakanstandaryanglainnya.

2)StandarIsiPembelajaranPendidikanProfesi

TerdapatduaaspekdalampelaksanaanStandarIsiPembelajaranPendidikanProfesiyangharusmendapatkanpertimbangan,yaitu:

a) tingkatkedalamanisipembelajaranpendidikanProfesi;danb) keluasanmateripembelajaranpendidikanProfesi.

Dalam tahap penetapan Standar Isi pendidikan Profesi mengacu pada StandarKompetensiLulusanpendidikanProfesiyangtelahditetapkansebelumnya.StandarIsiPembelajaraninidapatdilihatpadadokumenkurikulumProgramProfesimaupunProgramSpesialis.

Untuk memudahkan proses monitoring dan evaluasi atapun asesmen terhadappelaksanaan kurikulum dengan rumusan capaian pembelajaran lulusan, PemimpinUnit Pengelola Program Studi menyusun peta kurikulum atau peta kompetensipendidikan Profesi. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk pihak-pihak yang akanmelakukan monitoring ataupun evaluasi apakah kurikulum yang disusun dapatmenjamin tercapainya standar isipembelajaran.Karenamenyangkut implementasikurikulum program studi, maka dosen juga memiliki peran yang sangat pentingdalampelaksanaanpencapaianStandar IsiPembelajaran.PemimpinUnitPengelolaProgram Studi, Pimpinan Fakultas (jika ada) maupun pimpinan perguruan tinggimempunyai kewajiban untuk memfasilitasi dengan sumberdaya yang mendukungproses pelaksanaan Standar Isi Pembelajaran pendidikan Profesi, sehingga lulusanProgram Profesi maupun Program Spesialis memiliki kompetensi seperti telahditetapkan.

3) StandarProsesPembelajaranPendidikanProfesi

Sejalan dengan pelaksanaan Standar Isi, Standar Proses Pembelajaran pendidikanProfesi jugamerupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pemenuhan StandarKompetensi Lulusan. Standar Proses Pembelajaran pendidikan Profesi juga dapatdilihatpadadokumenkurikulum,misalnyabebanbelajarmahasiswa (sks),metode

Page 147: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

147

pembelajaran, dll. Oleh karena itu, pelaksanaan Standar Proses PembelajaranpendidikanProfesimenjaditanggungjawabPemimpinunitpengelolaprogramstudi,dan setiap dosen pengampu mata kuliah. Sebagai contoh, pemenuhan standarbeban belajar atau sks pada setiapmata kuliah langsungmenjadi tanggungjawabdosenpengampumatakuliahyangbersangkutan.Pemimpinunitpengelolaprogramstudidantimpengembangkurikulum(jikaada)melakukanpemantauandanevaluasidi setiap akhir semester. Sedangkan, Pemimpin unit pengelola program studi,pimpinan fakultas (jika ada), maupun pimpinan perguruan tinggi mempunyaikewajibanuntukdapatmemfasilitasidengansumberdayauntukmendukungprosespelaksanaanpembelajaransehingga lulusanProgramProfesidanProgramSpesialismemilikikompetensiyangsepertitelahditetapkan.

UntukmenjaminterpenuhinyaStandarBebanBelajardanStandarMasaStudidalamproses pembelajaran, selain dosen atau tim dosen pengampu mata kuliah,Pemimpinunitpengelolaprogramstudi,pimpinanfakultas(jikaada)danpimpinanperguruan tinggi juga sangat berperan melalui penetapan kebijakan ataupunperaturan yangmendukung pelaksanaan Standar Proses Pembelajaran pendidikanProfesiini,sebagaicontohevaluasihasilstudimahasiswasecaraperiodik.

Pelaksanaan Standar Proses Pembelajaran pendidikan Profesi, berupa pemenuhankarakteristikdanperencanaan,sertapelaksanaanprosespembelajaransepenuhnyamenjadi tanggungjawabdosen atau timpengampumata kuliah yang dapat dilihatdaridokumenRencanaPembelajaranSemester(RPS)setiapmatakuliah.Pemimpinunitpengelolaprogramstudi,pimpinanfakultas(jikaada)harusmemastikanbahwapelaksanaan proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan Standar ProsesPembelajaranyangtelahditetapkan.

4) StandarPenilaianPembelajaranPendidikanProfesi

StandarpenilaianpembelajaranpendidikanProfesimerupakansalahsatu indikatoruntuk mengukur tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti prosespembelajaran untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Pelaksanaan standarpenilaianpembelajaranberhubunganlangsungdengankewenangandosenatautimdosen pengampumata kuliah. Dosen harus memahami mekanisme dan prosedurpenilaianyangdisesuaikandengancapaianpembelajaranlulusanyangharusdicapaidalam mata kuliah yang tertuang dalam RPS. Selain itu, dosen pengampu wajibmemahami prinsip-prinsip penilaian, antara lain edukatif, otentik, obyektif,akuntabel, dan transparan. Juga dosen mampu menentukan atau menggunakanteknikpenilaianyangsesuaidengankaraktersitikmatakuliahyangdiampu.

Pada Program Profesi dan Program Spesialis keterlibatan penilai eksternal yangberasaldariperguruantinggiyangberbedawajibdiikutsertakandalampelaksanaanstandar penilaian pembelajaran. Oleh karena itu, penilai eksternal juga harusmemahamimekanismedanprosedur penilaian sesuai dengan yang telah tertuangdalamRPS.

Page 148: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

148

Dosen ataupun tim dosen pengampu mata kuliah wajib memahami standarpelaporanpenilaianpembelajaranyang telahditetapkan.Mekanismekonversidarinilai angka menjadi huruf untuk setiap mata kuliah harus konsisten dan dapatdipertanggungjawabkan.Perguruantinggidapatmenerbitkanperaturanyangdapatdijadikan acuan bagi dosen pengampu dalam mendukung tercapainya standarpelaporanpenilaian.

Penerbitanijazah,sertifikatprofesi,dansertifikatkompetensimenjadikewenanganperguruan tinggi bersama Kementerian, kementerian lain, dan/atau organisasiprofesi terkait dengan pendidikan profesi yang akan diselenggarakan. Penerbitandokumen-dokumen tersebut tentunya mengikuti mekanisme dan prosedur yangtelah ditetapkan berdasarkan peraturan peraturan perundang-undangan untukmenjaminterlaksananyaStandarPenilaianPembelajaran.

5) StandarDosendanTenagaKependidikanPendidikanProfesi

Pelaksanaan Standar Dosen pada pendidikan profesi mengenai kualifikasi dankompetensinya denganmengacu pada peraturan perundang-undangan,mulai dariUndang-Undang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah, sampai pada peraturanyangdikeluarkanolehperguruantinggi.Sebagaicontoh,pelaksanaanStandarDosenprogram profesi mengacu pada peraturan yang menyatakan bahwa dosen harusberkualifikasi akademik, dan paling rendah lulusanmagister atau yang setara dantelah memiliki pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, atau dosen yangmemilikisertifikatprofesiyangrelevandenganprogramstudinya.Dengandemikian,untuk menjamin terlaksananya Standar Dosen tersebut, perguruan tinggi dalammelakukan rekrutmendanpenugasandosenpengampupadaProgramProfesidanProgramSpesialistinggalmenaatiperaturanperundang-undangantersebut.

Demikian juga untuk pelaksanaan standar dosenpengampuprogram spesialis dansubspesialis,mekanismedanprosedurnyamengacupadaperaturanyangtelahada,yaitu;dosenharusberkualifikasilulusansubspesialis,ataululusandoktoratauyangsederajad yang relevan dengan program studinya, serta mempunyai pengalamankerjaselama2(dua)tahun. Institusiperguruantinggidalammelakukanperekrutandan penugasan dosen program spesialis dan subspesialis tinggal mengikutiperaturantersebut.

SedangkanuntukpelaksanaanStandarTenagaKependidikan,tidakadayangkhususuntuk Program Profesi dan Program Spesialis. Standar minimal untuk kualifikasitenaga kependidikan berlaku sama untuk semua jenis pendidikan yang ada, yaitumemilikikualifikasiakademikminimalprogramdiploma3(tiga).Pimpinanperguruantinggi, dalam hal ini bidang SDM dapatmengeluarkan peraturan perguruan tinggidenganmengacu syaratminimal standar tersebut untuk proses rekrutmen tenagakependidikan.

6) StandarSaranadanPrasaranaPembelajaranPendidikanProfesi

Pelaksanaan standar sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan Profesi

Page 149: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

149

memiliki dampak yang sangat signifikan untuk berkontribusi pada pencapaiankompetensi lulusan. Pemenuhan standar sarana dan prasarana sangat bergantungpadakinerjamanajemendariPemimpinUnitPengelolaProgramStudi,departemen,fakultas (jika ada) dan pimpinan perguruan tinggi. Dapat diartikan bahwatanggungjawab penuh dari pelaksanaan Standar Sarana Dan Prasarana ada padajajaranpimpinanmanajemensumberdayapendidikan.

Kekhususan penyelenggaraan pendidikan Program Profesi dan Program Spesialisadalah perguruan tinggi bekerja sama dengan kementerian, kementerian lain,dan/atau organisasi profesi terkait dengan pendidikan profesi yang akandiselenggarakan.Dengademikian,pemenuhanStandarSaranaDanPrasaranadapatdilakukan mekanisme resource sharing, sehingga target Standar Sarana DanPrasaranayangingindicapaidapatdiwujudkan.

7) StandarPengelolaanPembelajaranPendidikanProfesi

Kinerja unit penyelenggara Program Profesi dan Program Spesialis diukur melaluihasil pelaksanaan Standar Pengelolaan Pembelajaran. Standar ini sangat terkaitdengan capaian standar kompetensi lulusan. Pelaksanaan Standar PengelolaanPembelajaran, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauandanevaluasi,sertapelaporanpenyelenggaraanpembelajaran.PelaksanaanStandarPengelolaan Pembelajaran dilakukan oleh pimpinan unit pengelola program studidanperguruantinggi,mulaidaritingkatunitpengelolaprogramstudi,fakultas(jikaada)sampaipadatingkatperguruantinggi.

Dalam pelaksanaan Standar Pengelolaan Pembelajaran, unit pengelola programstudi lebih fokus pada penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran untuksetiapmatakuliah,sertapenyelenggaraanprogrampembelajaranyangdisesuaikandengan standar isi, proses dan penilaian pembelajaran. Unit pengelola ini jugamelakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangkamenjagadanmeningkatkanmutuprosespembelajaran,yangkemudiandilaporkanjugasecaraperiodiksebagaibentukakuntabilitaspenyelenggaraanprogramstudi.

Kemudian,pelaksanaanStandarPengelolaanPembelajaranpadatingkatperguruantinggi lebih pada pengelolaan sumberdaya pendukung proses pembelajaran,misalnya penyusunan kebijakan, rencana strategis dan operasional,penyelenggaraan pembelajaran yang disesuaikan dengan jenis dan programpendidikan, sertamenjamin dan selalu berusahameningkatkanmutu pelaksanaanprogram.

8) StandarPembiayaanPembelajaranPendidikanProfesi

Ketercapaian dalam pelaksanaan Standar Pembiayaan Pembelajaran pendidikanProfesi dikaitkaneratdenganpemenuhan capaianpembelajaran lulusan. Terdapatdua komponen pembiayaan untuk mendukung proses pembelajaran, yaitu biayainvestasi dan biaya operasional. Secara khusus, tidak ada perbedaan mekanismepelaksanaanstandarpembiayaanpembelajaranantarapendidikanProgramProfesi

Page 150: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

150

danProgramSpesialisdenganprogram-programlainnya.

DalamtahapanpelaksanaanStandarPembiayaanPembelajaranpendidikanProfesi,perguruan tinggi wajib mempunyai sistem dan melaksanakan pencatatan biaya,melakukan analisa biaya operasional pendidikan tinggi, dan melakukan evaluasitingkat ketercapaian standar satuan biaya pendidikan tinggi di setiap akhir tahunanggaran.Untuk dijadikan sebagai acuan dalampelaksanaan standar pembiayaan,perguruan tinggi jugawajibmenyusun kebijakan,mekanisme dan prosedur dalammembangunprogram-programyangdapatmendatangkanuang(incomegeneratingactivity).

Khusus untuk perguruan tinggi swasta yang memiliki badan penyelenggaramempunyai kewajiban untuk mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dariberbagaisumberpendanaan.Halinijugamasukmenjadibagiandalampemenuhanstandarpembiayaanpembelajaran.

SejalandenganuraianpadapenetapanStandarDiktidibagiansebelumnya,khususuntuk Program Profesi dan Program Spesialis hanya dijabarkan pada 8 (delapan)standar bidang pendidikan. Sedangkan untuk standar bidang penelitian danpengabdian kepadamasyarakat tidakdiuraikan secaradetil, denganpertimbanganbahwa untuk butir-butir standar penelitian dan pengabdian kepada masyarakatpadaprogramprofesirealtiftidaksignifikansepertipadaprogrampendidikanlain.

b.StandarNasionalPenelitian

Berdasarkan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SNDikti, pengertian dariStandar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian padaperguruan tinggi yang berlaku di seluruh Indonesia, yang terdiri atas 8 (delapan)standar.

KedelapanstandaryangtermasukdalamStandarNasionalPenelitiansepertitersebutdi atas berlaku umum untuk semua jenis pendidikan yang ada, tidak terkecuali jugauntuk pendidikan profesi. Tidak ada kekhususan dalam penetapan standar bagiProgram Profesi dan Program Spesialis, walaupun dalam Pasal 14 ayat (6)Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SN Dikti dinyatakan bahwa bentukpembelajaran bagi Program Profesi dan Program Spesialis wajib ditambah bentukpembelajaranyangberupapenelitian.

Berhubungtidakadakekhususandalampendidikanprofesimengenaistandarnasionalpenelitian, maka dalam buku pedoman ini tidak dibahas mekanisme pelaksanaanstandarnasionalpenelitiansecararinci,sepertipadastandarnasionalpendidikan.

c.StandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakat

Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat seperti pada Standar NasionalPenelitian,merupakankriteriaminimaltentangsistempengabdiankepadamasyarakatyangdiberlakukanbagisemuaperguruantinggidiseluruhIndonesia,yangterdiriatas8(delapan)standar.

Page 151: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

151

Serupa dengan Standar Nasional Penelitian, Standar Nasional Pengabdian KepadaMasayarakatjugaberlakusecaraumumuntuksemuajenispendidikantinggi,termasukjugaProgramProfesidanProgramSpesialis.Olehkarenaitu,dalamBukuPedomaninitidak dibahas secara rinci mengenai mekanisme pelaksanaan standar PKM untukpendidikanprofesi.

D. EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

EvaluasiPelaksanaanStandarPendidikanProfesiwajibdiprogramkandandilaksanakanolehPemimpin Unit Pengelola Program Studi berdasarkan Standar Dikti yang telah ditetapkan,khususnya Standar Dikti untuk pendidikan profesi, berdasarkan Permenristekdikti No. 44Tahun2015TentangSNDikti.EvaluasiPelaksanaanStandarPendidikanProfesidilaksanakanuntukmelihatapakahStandarDiktitelahdicapaiataubahkantelahmelampauiStandarDiktiyang telah ditetapkan atau mungkin belum tercapai. Evaluasi Pelaksanaan StandarPendidikan Profesi dapat dilakukan melalui monitoring/evaluasi diagnostik, evaluasi (diri)ataupunauditmutuinternal(AMI).

Monitoringmerupakanprosespengumpulandatadanpengukurankemajuanatasprogramtertentuyangdilakukansaatkegiatansedangberlangsung.Apabilamonitoringdilakukanolehpimpinan maka mengandung fungsi pengendalian. Monitoring dapat berupa pelaporansetiapenambulantentangkegiatanyangtelahdilakukandankeluaran(outputs)yangtelahdicapai, sehinggamenitoringmencakup antara lain penelusuran pelaksanaan kegiatan dankeluarannya (outputs), pelaporan tentang kemajuan ataupun identifikasi masalahpengelolaandanpelaksanaan.

Evaluasi (diri)merupakan fungsimanajemen yang dilakukan setelah kurunwaktu tertentuatau setelah suatu kegiatan telah berlangsung, dilakukan secara sistematis untukmenginvestigasi efektivitas program. Evaluasi (diri) dilakukan untuk menilai kontribusiprogramterhadapgoal/objektifdanmenilaikebutuhanperbaikan,kelanjutanatauperluasanprogram (rekomendasi). Evaluasi (diri) memerlukan desain studi yang terkadangmembutuhkan kontrol atau pembanding. Evaluasi (diri) melibatkan pengukuran seiringdenganberjalannyawaktu.

Monitoringdanevaluasi(diri)tidaksama,tetapikeduanyamemerlukanberbagaiunsurdanalat yang sama, antara lain adanya sasaranprogramyang jelas, target dan indikator, sertabasis data yangmengandung datamutakhir.Monitoring dapatmempermudah kita dalammengamatiterus-menerustrenddanmasalah,danbilaperlumelakukanpenyesuaiandalamrencana implementasi atau proses pengelolaan secara tepat waktu. Bila dikaitkan dengansistem monitoring yang kokoh, evaluasi (diri) tidak hanya dapat mengidentifikasi hasilprogram, tetapi juga dapat menyediakan informasi mengenai kapan, mengapa, danbagaimana implementasi programmeleset dari rencana semula dan kemudianmenyajikanrekomendasi untuk mengatasi masalah itu. Monitoring dan evaluasi (diri) penting untukmerekamtemuan, inovasi,hasil,danpraktikbaik,untukdisebarluaskansertadimanfaatkanpihak lain.Monitoring dan Evaluasi (diri) harus dirancang sebelum Implementasi, idealnya

Page 152: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

152

dirancang pada tahap desain program. Paling lambat tahap pemantapan rencanaimplementasi.

Audit Mutu Internal merupakan pemeriksaan sistematik dan mandiri untuk memastikanapakah SPMI yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, diterapkansecaraefektifdanefisien.Tujuanauditmutuinternaluntuk:

1. mengetahuiketercapaianstandaryangtelahditetapkan;

2. mengevaluasikapabilitasdaristandaryangtelahditetapkan;

3. mengevaluasi efektifitas penerapan sistem penjaminan mutu internal dalam mencapaistandaryangtelahditetapkan;

4. mengidentifikasipeluangperbaikan.

Manfaatauditmutuinternaladalah:

1. mengenallebihbaikprosesuntukmencapaistandaryangtelahditetapkan.

2. menyempurnakandanmengembangkansistempenjamianmutuinternal.

3. meminimalkanrisikokegagalansistempenjamianmutueksternal(akreditasi).

Denganpenerapanevaluasiyangmeliputimonitoring,evaluasidiridanauditmutu internaldiharapkanresikopencapaianstandaryangtelahditetapkandapatdiminimalkandanupayauntukmelampauistandaryangtelahditetapkandapatdimaksimalkan.

SebagaimanadiaturdalamPasal17ayat (1)dan (2)UUDiktidan telahdiuraikanpadaBabsebelumnya,pendidikanprofesimerupakanPendidikanTinggisetelahprogramsarjanayangmenyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus.Pendidikan profesi dapat diselenggarakanoleh Perguruan Tinggi dan bekerja samadenganKementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian), dan/atauorganisasiprofesiyangbertanggungjawabatasmutulayananprofesi.Olehkarenaitufihak-fihakyangbertanggung jawabuntukmelakukanevaluasiadalahKementerian,Kementerianlain,LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atauorganisasiprofesiKementerian,Kementerianlain,LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atauorganisasiprofesi,tergantungpadaskemakerjasamapenyelenggaraanprogramprofesiyangtelahditetapkan.Deskripsi evaluasi untuk setiap standar secara lebih rinci akan diuraian dalam paparanberikut.

a. StandarNasionalPendidikan

1) StandarKompetensiLulusanPendidikanProfesi.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 Tentang SNDikti, Standar Kompetensi Lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasikemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yangdinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan (CPL). Rumusan sikap danketerampilan umum sebagai bagian dari CPL tercantum dalam Lampiran yangmerupakanbagianyangtidakterpisahkandariPeraturanMenteritersebut,dandapat

Page 153: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

153

ditambah oleh perguruan tinggi. Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusussebagaibagiandariCPLwajibdisusunolehforumprogramstudisejenisataunamalainyang setara; atau pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum programstudi sejenis. Khusus untuk Program Profesi dan Program Spesialis, Kementerian,Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian), dan/atau organisasiprofesiwajibberperanlangsungdalampenyusunankompentensilulusan.

Evaluasi dilakukan terhadap proses penyusunan CPL dan isi CPL. Pada prosespenyusunanCPLperluditekankanpadatahapanpenyusunanCPLdanfihakmanayangterlibat. Sejauhmanapemangku kepentingan, khususnyaKementerian, Kementerianlain,LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atauorganisasiprofesiterlibatdalampenyusunanCPL.Dalamhal isiCPLperludipastikahbahwaisiCPLsudahsesuaidengan amanat Permenristekdikti No. 44 tahun 2015. Evaluasi terhadap prosespenyusunan CPL maupun isi CPL dapat dilakukan melalui monitoring prosespenyusunanCPL, evaluasi (diri)maupunaudit internal.Monitoringdanevaluasi (diri)dapat dilaksanakan melalui berbagai macam cara, di antaranya melalui kuesionerkepada pemangku kepentingan yang dapat dilaksanakan secara online (IT) ataupunmanual. Secara prinsip penyelengaraan evaluasi (diri) dan auditmutu internal dapatdilaksanakan secara periodik, terprogram, dan terstruktur dengan tujuan bahwaevaluasi yang dilakukan dapat lebih mendalam dan detail dibanding denganmonitoring. Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah NonKementrian),dan/atauorganisasiprofesidapatjugamelakukanauditsecaramandiri.

2) StandarIsiPembelajaranPendidikanProfesi.

Seperti yang tertuang dalam Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SNDikti,StandarIsiPembelajaranmerupakankriteriaminimaltingkatkedalamandankeluasanmateri pembelajaran. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada programprofesiwajibmemanfaatkanhasilpenelitiandanhasilpengabdiankepadamasyarakatyangdirumuskandenganmengacupadadeskripsiCPL.Tingkatkedalamandankeluasanmateri pembelajaran lulusan program profesi paling sedikit menguasai teori aplikasibidang pengetahuan dan keterampilan tertentu. Tingkat kedalaman dan keluasanmateripembelajarandituangkandalambahankajianyangdistrukturkandalambentukmatakuliah.

Mengingat bahwa tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran dituangkandalam bentuk kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah maka evaluasikedalamandankeluasanmateripembelajaransebaiknyadifokuskanpadasetiapmatakuliah. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran apakah sudah sesuai denganstandaryangtelahditetapkanyangmengacupadaCPL,yaitupalingsedikitmenguasaiteoriaplikasibidangpengetahuandanketerampilantertentu.Evaluasidapatdilakuansecara periodik melalui monitoring dengan cara mendistribusikan kuesioner baikmanual ataupuan secara on-line, evalausi (diri) maupun audit mutu internal. Hasilevalausi dipakai sebagai masukan dalam evalusi kurikulum yang bisanya dilakukanminimal setiap setiap satu periode kelulusan (mis: 5 tahun). Dalam hal peninjauan

Page 154: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

154

kurikulum peran Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah NonKementrian),dan/atauorganisasiprofesitidakbisadikesampingkan.

3) StandarProsesPembelajaranPendidikanProfesi.

Standar proses pembelajaran mencakup karakteristik, perencanaan, pelaksanaanprosespembelajarandanbebanbelajarmahasiswa.Karakteristikprosespembelajaranterdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif,kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa. Sedangkan perencanaan prosespembelajaran disusun untuk setiap mata kuliah dan disajikan dalam rencanapembelajaran semester (RPS) atau istilah lain. Pelaksanaan proses pembelajaranberlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajardalamlingkunganbelajartertentu.Bebanbelajarmahasiswadinyatakandalambesaransks. Semester merupakan satuan waktu proses pembelajaran efektif selama palingsedikit 16 (enam belas) minggu, termasuk ujian tengah semester dan ujian akhirsemester.

Melihatbahwapadastandarprosespembelajaran,komponenyangterpentingadalahdosen pengampu mata kuliah yang bertugas merancang dan melaksanakan prosespembelajaran maka pelaksanaan standar proses pembelajaran dievaluasi setiapsemester yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dan pengelola program studikhususnya mengenai karakteristik proses pembelajaran, jumlah tatap muka, maknadari setiap sks dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Khusus untukprogram profesi yang banyak melibatkan kalangan profesional sebagai dosenpengampu maka monitoring proses pembelajaran sangat urgen untuk dilakukanmengangat bahwa pembelajaran bukan merupakan tugas utama para profesionalis.Tenaga kependidikan yang berperan dalam pengelolaan dan pelayanaan prosespembelajaranjugaperludievaluasi.

Model evaluasi yang paling starategis adalah dengan melakukan monitoring karenadenganmonitoringbila adapenyimpangandari standar yang sudahditetapkanmakasegera dapat dilakukan perbaikan. Pada akhir program (akhir semester) seharusnyadilakukanevaluasi(diri)danauditmutuinternalsehinggacelah-celahperbaikandapatsegeradiketahuidanperbaikandapatdengancepatdilakukan. Hasildarievaluasi iniwajib juga disampaikan kepada Kementerian, Kementerian lain, LPNK (LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atauorganisasiprofesi.

4) StandarPenilaianPembelajaranPendidikanProfesi.

Standarpenilaianpembelajaranmeliputipenilaianprosesdanhasilbelajarmahasiswadalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian proses dan hasilbelajar mahasiswa mencakup prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian,mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian; dankelulusan mahasiswa. Mahasiswa Program Profesi dan Program Spesialis dinyatakanlulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan dan memilikicapaian pembelajaran lulusan yang ditargetkan oleh program studi bersama sama

Page 155: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

155

denganKementerian,Kementerianlain,LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atau organisasi profesi, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lebih besar atausamadengan3,00(tigakomanolnol).

Pada standar penilaian pembelajaran, komponen yang terpenting juga dosenpengampu mata kuliah dalam melaksanakan proses penilaian maka pelaksanaanstandarpenilaianpembelajarandievaluasi setiap semesteryangdapatdilakukanolehmahasiswa maupun pengelola program studi bersama-sama dengan Kementerian,Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian), dan/atau organisasiprofesi, khususnya mengenai prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian,mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian; dankelulusan mahasiswa dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Perantenaga kependidikan dalam pengelolaan dan pelayanaan proses penilaian juga perludievaluasi. Sama halnya dengan Standar Proses Pembelajaran, model evaluasi yangpalingstarategisadalahdenganmelakukanmonitoringkarenadenganmonitoringbilaada penyimpangan dari standar penilaian yang sudah ditetapkanmaka segera dapatdilakukanperbaikan.Namundemikian,evaluasi(diri)danauditmutuinternaljugatidakkalahpentingnyauntukperbaikanpadasikluspenilaianpadaperiodeberikutnya.

5) StandarDosendanTenagaKependidikanPendidikanProfesi.

Standardosendantenagakependidikanmeliputikualifikasidankompetensidosendantenaga kependidikan untukmenyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhancapaian pembelajaran lulusan. Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dankompetensi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untukmenyelenggarakanpendidikan.Kualifikasiakademikharusdipenuhiolehseorangdosendan dibuktikan dengan ijazah. Kompetensi pendidik dinyatakan dengan sertifikatpendidik,dan/atausertifikatprofesi.

Dosen program profesi harus berkualifikasi akademik paling rendah lulusanmagisterataumagister terapan yang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerjapaling sedikit 2 (dua) tahun atau dosen bersertifikat profesi yang relevan denganprogram studi dan memiliki pengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun sertaberkualifikasipalingrendahsetaradenganjenjang8(delapan)KKNI.

Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan programdiploma3 (tiga)yangdinyatakandengan ijazahsesuaidengankualifikasi tugaspokokdan fungsinya, sedangkan tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik palingrendah SMA atau sederajat. Tenaga kependidikan yangmemerlukan keahlian khususwajibmemilikisertifikatkompetensisesuaidenganbidangtugasdankeahliannya.

Evaluasi untuk dosen dan tenaga kependidikan dalam proses pembelajaran dapatdilakukan denganmodelmonitoring pada pertengahan proses pembelajaran, namunmengingat syarat kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan sudahbisa dimonitor pada awal proses pembelajaran maka dalam hal ini evaluasi yangterpenting adalah apakah dosen atau tenaga kependidikan tersebut mampu

Page 156: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

156

melaksanakan tugas sesuai dengan syarat yang telah dipenuni khususnya bagi dosenyang diambil dari para profesional mengingat pendidikan profesi idealnya banyakmelibatkankalanganprofesionalsehinggamodelevaluasidalambentukevaluasi (diri)dan auditmutu internalmerupakanmodel yang dianggap lebih tepat. Evaluasi (diri)danauditmutuinternalperihalkinerjadosendantenagakependidikandapatdilakukandenganmenggunakanborangevaluasi(diri)dan/atauborangauditmutuinternalyangdibagikan dan diisi oleh mahasiswa dan unit pelaksana standar. Substansi yangdievaluasiantaralainkinerjadalammengelolapembelajaran,pengembangankeilmuankhususnyauntukprogramprofesi(penelitian,publikasi,pengabdianmasyarakat),DP3,SKPdanpelaksanaantugastambahan.

6) StandarSaranadanPrasaranaPembelajaranPendidikanProfesi

Standarsaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:perabot,peralatanpendidikan,media pendidikan, buku, buku elektronik, dan repository, sarana teknologi informasidan komunikasi, instrumentasi eksperimen, sarana olahraga, sarana berkesenian,saranafasilitasumum,bahanhabispakaidansaranapemeliharaan,keselamatan,dankeamanan. Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana ditetapkan berdasarkan rasiopenggunaansaranasesuaidengankarakteristikmetodedanbentukpembelajaranpadaprogram profesi, serta harus menjamin terselenggaranya proses pembelajaran danpelayananadministrasiakademik.

Standar prasarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas: lahan, ruang kelas,perpustakaan, laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi, tempat berolahraga,ruanguntukberkesenian, ruangunit kegiatanmahasiswa, ruangpimpinanperguruantinggi, ruang dosen, ruang tata usaha, dan fasilitas umum (jalan, air, listrik, jaringankomunikasisuaradandata).

Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diakses olehmahasiswayangberkebutuhankhusus.

Sarana dan prasarana untuk program profesi meliputi sarana dan prasasarana padainstitusi penyelenggara program dan institusi/lindustri/ lembaga yang bekerja samadenganistitusipenyelenggaraprogramuntukpenyelenggaraanpraktekkeprofesian.

Oleh karena itu, evaluasi sarana dan prasarana pada program profesi dilakukanterhadap penyelenggara program dan institusi/industri/lembaga yang bekerjasamadengan institusi penyelenggaraprogramuntukpenyelenggaraanpraktek keprofesian.Evaluasi yang paling sesuai untuk standar ini adalah denganmodel evaluasi diri danaudit mutu internal. Pertama, evaluasi perlu dilakukan terhadap standar yang telahditetapkan oleh perguruan tinggi, apakah standar yang ditetapkan sudah sesuai ataumelampaui standar minimal yang sudah ditetapkan pemerintah melalui peraturanperundanganmengingatsaranadanprasaranamemerlukaninvestasiyangtidaksedikit.Tahap kedua adalah evaluasimengenai kesesusuaian sarana danprasarana yang adadenganstandaryangsudahditetapkan.Evaluasi tahapkeduadapatdilakukandenganmembagikan kuisioner kepada semua pengguna sarana dan prasarana yaitu dosen,

Page 157: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

157

tenagakependidikandanmahasiswa.Evaluasiakanlebihsempurnaapabilamelibatkanalumnidanpenggunalulusan.

7) StandarPengelolaanPembelajaranPendidikanProfesi.

Standarpengelolaanpembelajaranditetapkandalamranahperencanaan,pelaksanaan,pengendalian,pemantauandanevaluasi,sertapelaporankegiatanpembelajaranpadatingkat program studi. Standar pengelolaan pembelajaran harus mengacu padastandar-standar yang lain. Standar ini ditetapkan dan diperuntukkan bagi unitpengelolaprogramstudidanperguruantinggi.Untukprogramprofesistandarinijugapenting bagi Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah NonKementrian),dan/atauorganisasiprofesi,karenaidealnyaprogramprofesidi jalankanolehmereka.

Unit Pengelola program studi bersama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atauorganisasiprofesiwajibmelakukanpenyusunankurikulumdanrencanapembelajarandalamsetiapmatakuliah,sedangkanpenyelenggaraan program pembelajaran, penciptaan suasana akademik dan budayamutuyangbaik,pemantauandanevaluasisecaraperiodik,danlaporanhasilprogrampembelajaransecaraperiodikdilakukanolehunitpengelolaprogramstudi.

Perguruan tinggi wajib: menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional,menyelenggarakan pembelajaran, menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaanprogramstudi;melakukanpemantauandanevaluasiterhadapkegiatanprogramstudi,memilikipanduanperencanaan,pelaksanaan,evaluasi,pengawasan,penjaminanmutu,dan pengembangan kegiatan pembelajaran dan dosen; dan menyampaikan laporankinerjaprogramstudipalingsedikitmelaluipangkalandatapendidikantinggi.

OlehkarenaStandarPengelolaanPembelajarandiimplementasikanpadalevelprogramstudidanperguruantinggimakaevaluasiyangdilakukanjugaharuspadalevelprogramstudidanperguruantinggi.Evaluasidapatdilakukanmelaluimonitoring,evaluasi(diri)dan audit mutu internal. Evaluasi dapat dilakukan dengan menyebarkan kuesionersecara periodik yang berisi tentang pengukuran pencapaian standar khususnyapengelolaan proses pembelajaran baik pada level program studi maupun perguruantinggi.Kuesionerditujukanpadapemangkukepentingancontohnyamahasiswa,dosendan tenaga kependidikan. Pencermatan terhadap implementasi kebijakan ProgramProfesi dan Program Spesialis dalam Renstra dan RKA termasuk alokasi dana danprogram kerja pengembangan Program Profesi dan Program Spesialis,pengorganisasiankegiatanProgramProfesidanProgramSpesialis,pengelolaansaranadan prasarana teknologi informasi, administrasi akademik dan non akademik, sertapenjaminanmutuakademikwajibdilakukan.LaporanhasilevalausiwajibdisampaikankepadaKementerian,Kementerianlain,LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atauorganisasiprofesigunamendapatkanperhatiandantindaklanjut.

Page 158: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

158

8) StandarPembiayaanPembelajaranPendidikanProfesi

Standar PembiayaanPembelajaranmencakup komponendanbesaranbiaya investasidan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaranlulusan. Perguruan tinggi wajib mempunyai sistem pencatatan biaya danmelaksanakanpencatatanbiaya,melakukananalisisbiayaoperasionaldanmelakukanevaluasitingkatketercapaianstandarsatuanbiayapendidikantinggipadasetiapakhirtahunanggaran.

BadanPenyelenggara(padaPTS)danperguruantinggiwajibmengupayakanpendanaanpendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar biaya pendidikan yang diperoleh darimahasiswa. Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedurdalammenggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangkapeningkatankualitaspendidikan.

Olehkarenaitumonitoring,evaluasi(diri)danauditmutuinternalpelaksanaanstandarpembiayaandilakukanuntukmemastikanbahwasetiapkomponendana(investasidanoperasional) yang digunakan sesuai dengan perencanaan yang telah diprogramkansertaefektifdanefisien.

Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian),dan/atau organisasi profesi wajib berperan dalam evaluasi standar pembiayaan danikut berperan dalam memikirkan keberlanjutan penyelenggaraan program dari segipembiayaan.

b. StandarNasionalPenelitian

Standar Nasional Penelitian seperti yang diamanatkan pada Permenristekdikti No. 44Tahun2015TentangSNDiktimeliputi8(delapan)standar.

StandarNasionalPenelitianberlakuuntuksemuajenispendidikantermasukjugaprogramprofesi, lebih lanjut berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah pengelola ProgramProfesidanProgramSpesialis,penelitiantidakditerapkanbagimahasiswakeduaprogramtersebutwalaupundalamPasal14ayat(6)PermenristekdiktiNo.44Tahun2015TentangSN Dikti dinyatakan bahwa bentuk pembelajaran bagi Program Profesi dan ProgramSpesialis wajib ditambah bentuk pembelajaran yang berupa penelitian. Oleh karena itudalambukupedomaninitidakdibahasmekanismeevaluasipelaksanaanstandarnasionalpenelitiansecararinci.

Kewajiban penelitian berlaku pada dosen pada Program Profesi dan Program Spesialis,sehingga evaluasi pelaksanaan Standar Penelitian mengikuti siklus PPEPP yang belakupadaprogrampendidikanyanglaintanpaadakekhususan.

c. StandarPengabdianKepadaMasyarakat

Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat meliputi 8 standar sebagaimanadikemukakandiatas.

Page 159: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

159

Serupa dengan Standar Nasional Penelitian, Standar Nasional Pengabdian KepadaMasyarakat berlaku untuk semua jenis pendidikan termasuk juga Program Profesi danProgram Spesialis. Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah pengelola programprofesi, pengabdian kepadamasyarakat juga tidak diterapkan bagi mahasiswa programprofesi. Beberapa perguruan tinggi melibatkan para mahasiswa dalam kegiatanpengabdian kepadamasyarakat yangdilakukanolehdosendanbersifat non-sks dengantujuanuntukmenambahketerampilankeprofesiankepadapesertadidik.Olehkarenaitudalambukupedomaninitidakdibahasmekanismeevaluasipelaksanaanstandarnasionalpengabdian kepasa masyarakat secara rinci. Kewajiban pengabdian kepada masyakaratberlaku pada dosen denganhomebase Program Profesi dan Program Spesialis sehinggaevaluasipelaksanaanstandarpenelitianmengikutisiklusPPEPPyangbelakupadaprogrampendidikanyanglaintanpaadakekhususan.

E. PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

Pengendalianadalahpelaksanaanlangkah-langkahyangtelahdirencanakansecaraterkendaliagarsemuanyaberlangsungsebagaimanamestinya,sehinggahasilyangdirencanakandapattercapaidan terjamin.Pengendaliandapat jugadiartikan sebagai suatu sistemyangefektifuntuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan pengembangan mutu dalamsuatuorganisasisehinggadapatdiperolehproduksidanpelayanandalamtingkatyangpalingekonomisdanmemuaskanparapemangkukepentingan.DalamkonteksSPMI,pengendalianterhadap pelaksaan standar dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang direncanakansecara terkendaliagar semuaprosesberlangsungsecara terkontrolgunamencapai standaryangtelahditetapkan.Tujuandaripengendalianadalahuntukmemenuhikeinginan/harapanpelanggan terhadapprodukdan layanan.Dalamkonteks SPMI tentu sajauntukmemenuhistandaryangtelahditetapkan.

Dalam konteks implementasi SPMI pada pergurun tinggi, ada tiga tipe pengendalian yangwajibdilaksanakansesuaidenganpencapaiannya:

1. Apabila perguruan tinggi telah mencapai Standar Dikti yang telah ditetapkan makaperguruan tinggi wajib mempertahankan pencapaian dan berupaya melampaui standaryangtelahditetapkan.

2. Apabila perguruan tinggi telah melampaui Standar Dikti maka perguruan tinggi wajibmempertahankanpelampauandanberupayalebihmeningkatkanstandarnya.

3. Apabila perguruan tinggi belum mencapai Standar Dikti maka perguruan tinggi wajibmelakukan tindakan koreksi pelaksanaan standar agar perguruan tinggimengembalikanpelaksanaanstandarnyapadastandaryangtelahditetapkan.

Data utama pada pengendalian tentu saja dari hasil evaluasi. Pada evaluasi dapatdiketahuikegiatanyangmengarahpadapencapaianstandaryangtelahditetapkan.

a. StandarNasionalPendidikan

1) StandarKompetensiLulusanPendidikanProfesi.

Page 160: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

160

Olehkarenaevaluasidilakukan terhadapprosespenyusunanCPLdan isiCPLmakapengendalian terhadap standar kompetensi lulusan ditekankan pada dua haltersebut, contohnya apabila penyusunan CPL tidak melibatkan pemangkukepentingan atau lembaga profesi (khusus untuk program prefesi) sehingga CPLyangdihasilkantidakmencerminkankebutuhanpasar (marketsignal)makaprosespenyusunan CPL harus dikendalikan danmelibatkan pemangku kepentingan. Hasilevaluasi tentang isi CPL juga perlu dikendalikan, contohnya apabila hasil evaluasimenujukkanbahwa isi CPL belum sesuai denganPasal 5 PermenrintekdiktiNo. 44Tahun 2015 Tentang SN Dikti, maka harus dikendalikan. Apabila isi CPL sudahmemenuhi Pasal 5 Permenrintekdikti No. 44 Tahun 2015 Tentang SN Dikti, makaperlu ditingkatkan lagi. Khusus untuk Program Profesi dan Program Spesilais,Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian),dan/atau organisasi profesi wajib berperan langsung dalam penyusunankompentensilulusan.

2) StandarIsiPembelajaranPendidikanProfesi.

Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program profesi wajibmemanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat yangdirumuskandenganmengacupadadeskripsiCPLdariKKNI.Tingkatkedalamandankeluasan materi pembelajaran lulusan program profesi paling sedikit menguasaiteori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu. Tingkat kedalamandan keluasan materi pembelajaran dituangkan dalam bahan kajian yangdistrukturkan dalam bentuk mata kuliah. Oleh karena itu pengendalian perludilakukan pada hasil evaluasi tentang kajian yang terstruktur setiap mata kuliah.Apabila hasil evaluasi belum menunjukkan peran setiap matakuliah dalamperwujudan CPL maka perlu dilakukan pengendalian untuk mecapai tatarantersebut. Proses pengendalianmenjadi tanggung jawab penyelenggara programprofesi dan Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah NonKementrian),dan/atauorganisasiprofesi.

3) StandarProsesPembelajaranPendidikanProfesi.

Pengendalianpadaprosespembelajaranlebihmenekankanbagaimanahasilevaluasitentang pencapaian standar CPL yang meliputi karakteristik, perencanaan,pelaksanaanprosespembelajarandanbebanbelajarmahasiswa,contohnyaapabilahasilevaluasimenunjukkanbahwaperencanaanpembelajaranpadabeberapamatakuliahbelumdilengkapidenganRencanaPembelajaransemester (RPS)makaperludikemdalikan agar semua mata kuliah memiliki RPS sebelum kuliah berlangsungpadasetiapsemesternya.Apabilapelaksanaanmatakuliahtertentutidakmengikutiaturan SKS (2 sksmenerapkan 4 jam tatapmuka perminggu dengan tujuan agarmahasiswalebihmemahami isipembelajaranmatakuliah)makaperludkendalikansehingga beban mahasiswa tidak menjadi berlebih. Fihak yang berwajibmengendalikanadalahpengelolaprogramstudidanKementerian,Kementerianlain,LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian),dan/atauorganisasiprofesi.

Page 161: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

161

4) StandarPenilaianPembelajaranPendidikanProfesi.

Pengendalian pada standar penilaian pembelajaran memastikan bahwa penilaianprosesdanhasilbelajarmahasiswadalamrangkapemenuhancapaianpembelajaranlulusan telah sesuai standar yang ditetapkan, misalnya pada mekanisme danprosedur penilaian tidak mengikuti mekanisme adanya kesempatan memberikanumpan balik dan kesempatan untuk mempertanyakan hasil penilaian kepadamahasiswamakaperludilalkukanpengendalian sehinggapresespenilaianmenjaditransparan. Pengendalian wajib dilakukan oleh pengelola program bekerjasamadengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah NonKementrian),dan/atauorganisasiprofesi.

5) StandarDosendanTenagaKependidikanPendidikanProfesi.

Pengendalian terhadap standar dosen dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yangmenekankan pada dua hal yaitu kualifikasi dosen dan kompetensi dosen. Apabiladalam proses evaluasi sudah dipenuhi standar dosen pada tingkat minimal makacarapengendaliannyadengancaradipertahankandandiupayakanpelampauannyatanpameninggalkan aturan internal PT tersebut, namun apabila belum terpenuhidapat dikendalikan dengan cara menindaklanjuti dengan studi lanjut bagi yangbelum terpenuhi kulaifikasinya dan mengikutsertakan dalam ujian kompentensi(misalnya sertifikasi dosen) bagi dosen yang belum terpenuhi kompentensinya.Standar minimal bagi dosen program profesi yaitu harus berkualifikasi akademikpalingrendahlulusanmagisterataumagisterterapanyangrelevandenganprogramstudidanberpengalamankerjapalingsedikit2(dua)tahunataudosenbersertifikatprofesi yang relevan dengan program studi danmemiliki pengalaman kerja palingsedikit 2 (dua) tahun serta berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8(delapan)KKNI.

Pengendalian untuk tenaga kependidikan juga dilakukan dengan cara yang sama,misalnya hasil evaluasi menemukan bahwa kualifikasi tenaga kependidikan belumterpenuhi. Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan cara studi lanjut juga bagitenagakependidikantersebut.

6) StandarSaranadanPrasaranaPembelajaranPendidikanProfesi

StandarminimaltentangsaranadanprasaratelahtertuangdalamPermenristekdiktinomor 44 tahun 2015. Apabila hasil evaluasimenunjukkan bahwa standar saranadan prasarana minimal belum tercukupi maka perguruan tinggi harusmengupayakanpemenuhannyaagardapatmenjalankanprosespembelajaransesuaidenganstandaryangtelahditetapkan.Dalamhal iniyayasan(bagiPTS)harusmaumenginvestasikan sejumah dana untuk memuhi standar minimal. Namun apabilastandarminimal sudah tercapai maka pengendaliannya dengan cara ditingkatkan.Satuhalyangperludiperhatikanbahwasaranadanprasaranauntukprogramprofesimeliputisaranadanprasasaranapadaperguruantinggipenyelenggaraprogramdan

Page 162: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

162

Kementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian),dan/atauorganisasiprofesi.

7) StandarPengelolaanPembelajaranPendidikanProfesi.

Pada standar ini perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan danevaluasi, serta pelaporan kegiatanpembelajaranpada tingkat program studi perludievaluasi dan dikendalikan. Apabila semua rangkaian kegiatan tersebut belummemenuhi standar minimal maka perlu dikendalikan dengan carapendampingan/pembinaan/pembimbingan bagi unit pengelola program studi danperguruantinggi,sehinggaseluruhaspekkegiatanyangadabisamemenuhistandarminimalataumelampaui standaryangditetapkan. Pengendalianstandar iniharusmengacu pada standar-standar yang lain. Pengendalian juga perlu dilakukan padaKementerian, Kementerian lain, LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementrian),dan/atau organisasi profesi karena idealnya program profesi di jalankan olehmereka.

8) StandarPembiayaanPembelajaranPendidikanProfesi

Pengendalian standar pembiayaan pembelajaran berdasarkan hasil evaluasiterhadapkomponendanbesaranbiayainvestasidanbiayaoperasionalyangdisusundalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Perguruan tinggi wajibmempunyai sistem pencatatan biaya dan melaksanakan pencatatan biaya,melakukananalisis biayaoperasional danmelakukanevaluasi tingkat ketercapaianstandar satuan biaya pendidikan tinggi pada setiap akhir tahun anggaran. BadanPenyelenggara (pada PTS) dan perguruan tinggi wajib mengupayakan pendanaanpendidikantinggidariberbagaisumberdiluarbiayapendidikanyangdiperolehdarimahasiswa.Perguruantinggiwajibmenyusunkebijakan,mekanisme,danprosedurdalammenggalangsumberdanalainsecaraakuntabeldantransparandalamrangkapeningkatan kualitas pendidikan. Organisai profesi wajib berperan dalam evaluasistandar pembiayaan dan ikut berperan dalammemikirkan keberlanjutan programdarisegipembiayaan.

Apabila hasil evaluasi menunjukkan belum terpenuhinya standar minimalpembiayaanpembelajaranmakaperguruantinggiwajibmengupayakan,sedangkanapabilabagianyangbelumterpenuhimerupakansalahsatukomponendaristandarpembiayaanmakaPTperlumengupayakanpemerataananggaran terhadap semuakomponensehinggadistribusinyamerata.

b. StandarNasionalPenelitian

Penelitian tidakditerapkanpadamahasiswaprogramprofesi pada sejumlahprogramprefesi.Olehkarena itu,pengendalianstandarnasionalpenelitian tidakdibahaspadabukuini.Kewajibanpenelitianberlakupadadosendenganhomebaseprogramprofesisehingga pengendalian pelaksanaan standar penelitian mengikuti siklus PPEPP yangbelakupadaprogrampendidikanyanglaintanpaadakekhususan.

Page 163: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

163

c. StandarNasionalPengabdiankepadaMasyarakat

Pengabdian kepada masyarakat juga jarang diterapkan pada program profesi. Olehkarena itu, pengendalian standar nasional pengabdian kepadamasyarakat juga tidakdibahaspadabukuini.Kewajibanpengabdiankepadamasyarakatberlakupadadosendengan homebase program profesi sehingga pengendalian pelaksanaan standarpengabdian pada masyarakat mengikuti siklus PPEPP yang belaku pada programpendidikanyanglaintanpaadakekhususan.

F. PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPendidikanProfesi

Peningkatan standar pendidikan tinggi dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil evaluasidanpengendalianterhadappelaksanaanstandardidapatibahwastandarsudahtercapaiataubahkan telahdilampaui sehinggaperludisusun standarbaru sesuai denganperkembanganilmupengetahuandanteknologi,sertakebutuhanmasyarakat.Penetapanstandarbaruperlumemperhatikanvisi,misidantujuansertabaselineperguruantinggiyangdiperolehdarihasilmonitoring,hasilevaluasi (diri)atauauditmutu internaldantelahdianalisisdalamkontekspengendalian serta menunjukkan bahwa standar telah dicapai bahkan dilampaui. Dalamkontekspendidikanprofesi,Kementerian,Kementerianlain,LPNK(LembagaPemerintahNonKementrian), dan/atau organisasi profesi harus berperan langsung dalam peningkatanstandar.

a. StandarNasionalPendidikan

1) StandarKompetensiLulusanPendidikanProfesi

Standar komputensi lulusan berisi tentang kualifikasi kemampuan lulusan yangmencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusancapaian pembelajaran lulusan (CPL). Apabila berdasarkan evaluasi dan pengendalianstandar yang telah ditetapkan telah dicapai atau dilapaui maka standar kompetensilulusanperluditingkatkan,misalnyadenganmenambahkantentangpenghargaanpadabudayasetempat (kearifan lokal),padaketrampilanbisaditambahkanberbagaiaspekketranpilan yang bisa melampaui CPL. Pada program profesi perlu ditekankan padaaspekprofesionalitaspadaCPLnya.

2) StandarIsiPembelajaranPendidikanProfesi

Standar isi pembelajaran berisi tentang tingkat kedalaman dan keluasan materipembelajaran. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program profesiwajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat yangdirumuskan dengan mengacu pada deskripsi CPL dari KKNI. Tingkat kedalaman dankeluasanmateripembelajaran lulusanprogramprofesipaling sedikitmenguasai teoriaplikasibidangpengetahuandanketerampilan tertentu.Olehkarena itupeningkatanstandar isi pembelajaran pada program profesi bisa ditingkatkan dari aspekpengetahuanataupunketrampilansesuaidenganbidangilmusetiapprogramprofesi.

3) StandarProsesPembelajaranPendidikanProfesi.

Standar proses pembelajaran mencakup: karakteristik, perencanaan, pelaksanaan

Page 164: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

164

prosespembelajarandanbebanbelajarmahasiswa.Karakteristikprosespembelajaranterdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif,kolaboratif,danberpusatpadamahasiswa.

Apabilastandarprosespembelajaransudahtercapaiatauterlampauimakastandarbisaditingkatkan,misalnyapadakarakteristikpembelajaranyangberpusatpadamahasiswa(Student Center Learning), standar bisa ditingkatkan dengan menambahkan aspekestetikapadametodepembelajaranSCLsehinggaakanmeningkatkaninteraksiantaramahasiswadandosen.Contohlainapabiladiperlukanpemahamanyanglebih,pada14kalitatapmukauntuksetiapsksbisaditambahkanprogramtutorialataupunasistensisehinggamahasiswalebihmemahamimateriperkuliahan.

4) StandarPenilaianPembelajaranPendidikanProfesi

Standarpenilaianpembelajaranmeliputipenilaianprosesdanhasilbelajarmahasiswadalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Penilaian proses dan hasilbelajar mahasiswa mencakup: prinsip penilaian, teknik dan instrumen penilaian,mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian; dankelulusan mahasiswa. Mahasiswa program profesi dinyatakan lulus apabila telahmenempuhseluruhbebanbelajaryangditetapkandanmemilikicapaianpembelajaranlulusanyangditargetkanolehprogramstudibersamasamadenganorganisasiprofesidengan indeksprestasikumulatif (IPK) lebihbesaratausamadengan3,00 (tigakomanolnol).

Peningkatanstandardapatdilakukandenganmenambahkanaspekpenilaian(misalnyasikapmendapatkanporsi yang lebih tinggi) ataumenambahkan syarat kelulusanagaralumnilebihkompetitifdalammendapatkanlapanganpekerjaan.

5) StandarDosendanTenagaKependidikanPendidikanProfesi.

Standardosendantenagakependidikanmeliputikualifikasidankompetensidosendantenaga kependidikan untukmenyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhancapaian pembelajaran lulusan. Dosen program profesi harus berkualifikasi akademikpaling rendah lulusanmagister ataumagister terapan yang relevan dengan programstudi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun atau dosen bersertifikatprofesi yang relevan dengan program studi dan memiliki pengalaman kerja palingsedikit 2 (dua) tahun serta berkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8(delapan)KKNI.

Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah lulusan programdiploma3 (tiga)yangdinyatakandengan ijazahsesuaidengankualifikasi tugaspokokdan fungsinya, sedangkan tenaga administrasi memiliki kualifikasi akademik palingrendah SMA atau sederajat. Tenaga kependidikan yangmemerlukan keahlian khususwajibmemilikisertifikatkompetensisesuaidenganbidangtugasdankeahliannya.

Peningkatan standar bisa dilakukan dengan menambahkan berbagai macampersyaratan khusus bagi dosen dan tenaga kependidikan, misalnya bagi dosen dan

Page 165: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

165

tenaga kependidikan di PT yang menuju berkelas internasional bisa ditambahkanpersyaratantentangkemampuanbahasaasing,sedangkankhususuntukdosennyabisaditambahkanstandarmemilikipengalamanpublikasidijurnalinternasional.

6) StandarSaranadanPrasaranaPembelajaranPendidikanProfesi

Standarsaranapembelajaranpalingsedikitterdiriatas:perabot,peralatanpendidikan,media pendidikan, buku, buku elektronik, dan repository, sarana teknologi informasidan komunikasi, instrumentasi eksperimen, sarana olahraga, sarana berkesenian,saranafasilitasumum,bahanhabispakaidansaranapemeliharaan,keselamatan,dankeamanan. Jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana ditetapkan berdasarkan rasiopenggunaansaranasesuaidengankarakteristikmetodedanbentukpembelajaranpadaprogram profesi, serta harus menjamin terselenggaranya proses pembelajaran danpelayananadministrasiakademik.

Standar prasarana pembelajaran paling sedikit terdiri atas: lahan, ruang kelas,perpustakaan, laboratorium/studio/bengkel kerja/unit produksi, tempat berolahraga,ruanguntukberkesenian, ruangunit kegiatanmahasiswa, ruangpimpinanperguruantinggi, ruang dosen, ruang tata usaha, dan fasilitas umum (jalan, air, listrik, jaringankomunikasisuaradandata).

Perguruan tinggi harus menyediakan sarana dan prasarana yang dapat diakses olehmahasiswayangberkebutuhankhusus.

Sarana dan prasarana untuk program profesi meliputi sarana dan prasasarana padainstitusi penyelenggara program dan institusi/lindustri/ lembara yang bekerja samadenganistitusipenyelenggaraprogramuntukpenyelenggaraanpraktekkeprofesian.

Peningkatanstandardapatdilakukanmisalnyadenganpeningkatanrasiopenggunaansarana sesuai dengan karakteristik metode dan bentuk pembelajaran pada programprofesi. Pada program profesi perlu juga ditambahkan standar untk tempat praktek(PKL)mahasiwaprogramprefesi.

7) StandarPengelolaanPembelajaranPendidikanProfesi.

Standarpengelolaanpembelajaranditetapkandalamranahperencanaan,pelaksanaan,pengendalian,pemantauandanevaluasi,sertapelaporankegiatanpembelajaranpadatingkat program studi. Standar pengelolaan pembelajaran harus mengacu padastandar-standar yang lain. Standar ini ditetapkan dan diperuntukkan bagi unitpengelolaprogramstudidanperguruantinggi.Untukprogramprofesistandarinijugapenting bagi organisasi profesi karena idealnya program profesi di jalankan olehorganisasiprofesi.

Penngkatan standar pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan dengan lebihmenekankanpadaefektivitaspelaksanaanpengelolaandanefisiensinyabaikpadaunitpengelola program studi maupun pada tingkat perguruan tinggi, misalnya apakahsetiap tahapanpadakegiatanprosespembelajaransudahterencanadenganbaikdanapakahperencanaannyaefisienditerapkanatautidak.

Page 166: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

166

8) StandarPembiayaanPembelajaranPendidikanProfesi

Standarpembiayaanpembelajaranmencakup komponendanbesaranbiaya investasidan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaranlulusan.

Peningkatan standar bisa dilakukan dengan mengoptimalkan penerimaan di luarpenerimaandarimahasiswa,idealnyaberasaldaridanakerjasamadenganindustriatauinstitusilain.Peningkatanstandarjugabisadilakukandenganmenyeimbangkanantarabeayainvestasidanbiayaoperasionaltergantungdarihasilevaluasidanpengendalian.

Organisai profesi wajib berperan dalam peningkatan standar pembiayaan dan ikutberperandalammemikirkankeberlanjutanprogramdarisegipembiayaan.

b. StandarNasionalPenelitian

Penelitian tidak diwajibkan pada hampir semuamahasiswa program profesi. KewajibanpenelitianberlakupadadosendenganhomebaseProgramProfesidanProgramSpesialissehingga peningkatan standar penelitian berlaku umum mengikuti siklus PPEPP yangbelaku pada program pendidikan yang lain tanpa ada kekhususan. Oleh Karen itu,peningkatanstandarnasionalpenelitiantidakdibahassecarakhususpadabukuini.

c. StandarNasionalPengabdianKepadaMasyarakat

Program Pengabdian kepadamasyarakat bukanmerupakan kewajiban padamahasiswaprogram profesi di banyak perguruan tinggi. Kewajiban pengabdian kepadamasyarakatberlaku pada dosen dengan homebase program profesi sehingga peningkatan standarpengabdian kepada masyarakat mengikuti siklus PPEPP yang belaku pada programpendidikan yang lain tanpa ada kekhususan, sehingga peningkatan standar pengabdiankepadamasyarakattidakdibahasdalambukuini.

********

Page 167: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

167

BabVIISistemPenjaminanMutuInternalPendidikanJarakJauhA. GambaranUmumPendidikanJarakJauh

PendidikanJarakJauhyangselanjutnyadisebutPJJadalahprosespembelajaranyangdosendan mahasiswa terpisah tempat dan/atau waktu dan dilakukan secara jarak jauh melaluipenggunaanberbagaimediakomunikasi.Perkembanganteknologiinformasidankomunikasi(TIK) yang pesat mendukung PJJ sebagai sistem pendidikan fleksibel dapat meningkatkanketerbukaanpendidikan,meminimalkanketerbatasanwaktu,tempat,dankendalaekonomimaupundemografiseseoranguntukmemerolehpendidikantinggi.

Sebagaisalahsatubentukpendidikannon-konvensional,hal-halyangmendasaripelaksanaanPJJadalahperaturanperundang-undanganberikut:

• Pasal31danPasal52UUNo.12Tahun2012tentangPendidikanTinggi;

• PermenristekdiktiNo.44Tahun2015tentangStandarNasionalPendidikanTinggi;

• Permendikbud No. 109/2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh padaPendidikanTinggi.

Agardiperolehpemahamanyangkomprehensif tentang PJJ,dapatdikemukakanbeberapaaspekPJJsebagaiberikut:

1. TujuanPenyelenggaraanPJJ:

a. memberikanlayananpendidikantinggikepadakelompokmasyarakatyangtidakdapatmengikutipendidikansecaratatapmuka;

b. memperluasaksessertamempermudahlayananpendidikantinggi;dan

c. memeratakanmutudanrelevansipendidikantinggi.

Meskipun memiliki tujuan yang serupa, PJJ tidak sama dengan Program Studi Di luarKampus Utama (PSDKU). PSDKU yangmerupakan program studi di luar kampus utamaperguruan tinggi adalah program studi yang diselenggarakan di kabupaten/kota/kotaadministratif yang tidak berbatasan langsung dengan kampus utama perguruan tinggitersebut. Ketentuan tentang PSDKU diatur dengan Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017tentang Pembukaan, Perubahan, dan Penutupan Program Studi di Luar Kampus UtamaPerguruanTinggi.

2. KarakteristikPenyelenggaraanPJJ:

PJJmemiliki karakteristik terbuka, belajarmandiri, belajar dimana dan kapan saja, danberbasisteknologiinformasidankomunikasi.

Terbukadiartikansebagaipembelajaranyangdiselenggarakansecara fleksibeldalamhalcara penyampaian, pemilihan mata kuliah, program studi dan waktu penyelesaianprogram,lintassatuan,jalurdanjenispendidikan,multi-entrymulti-exit,tanpamembatasikewarganegaraan,usia,tahunijazah,latarbelakangbidangstudi,masaregistrasi,tempat

Page 168: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

168

dan cara belajar, serta masa penilaian hasil belajar. Dengan demikian, PJJ merupakansistem pendidikan tinggi yangmemiliki daya jangkau luas, baik itu lintas ruang, waktu,maupunsosioekonomi. KarakteristikterbukaPJJ jugatampak jelasdaripesertaPJJyangterdiri atas peserta PJJ dan/atau masyarakat. Peserta PJJ dapat berasal dan/atauberdomisili di dalam dan/atau luar negeri yang memiliki ijazah paling rendah sekolahmenengah atas atau sederajat, sedangkan masyarakat dapat mengikuti PJJ untukpengembangankapasitaspribadiatauprogrampercepatan/akselerasidalambentukmatakuliah.

Belajar mandiri merupakan penekanan proses, porsi, dan kendali belajar lebih banyakditentukanolehpesertaPJJsesuaidengankondisidankecepatanbelajarmasing-masing.

BelajardimanadankapansajamerupakankeluwesansebagaikonsekuensidariPJJyangyangmemilikisifatterbukadanbelajarmandiri.

Berbasis teknologi informasidankomunikasimerupakankeharusanbagiPJJ,yaituuntukmenerapkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna memfasilitasikomunikasidaninteraksipembelajaranantaraPendidikpadaPJJdanPesertadidik.

Dengankarakteristik seperti tersebutdiatas,maka sistemPJJmembukaakses terhadappendidikan bagi siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dengan karakteristik yangdimilikinyatersebut,sistemPJJdapatdianggapsebagaisalahsatusolusiterhadapmasalahpendidikan,terutamayangberkaitandenganpemerataandandemokratisasipendidikan,sertaperluasanaksesterhadappendidikanberkualitaskepadaseluruhlapisanmasyarakat.

DalameraRevolusiIndustri4.0,makasistemPJJmerupakansalahsatubentukpendidikannon-konvensional yang luwes untuk percepatan dan perluasan pendidikan lintas ruangdanwaktu.

3. LingkupdanModusPenyelenggaraanPJJ

Dalam peraturan perundang-undangan tentang Pendidikan Jarak Jauh diatur tentanglingkup penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi. PJJ dapatdiselenggarakanpadalingkupmatakuliahatauProgramStudi.

PJJ pada lingkupmata kuliahmerupakan penyelenggaraan PJJ padamata kuliah dalamsuatu Program Studi yang memiliki izin Menteri. PJJ pada lingkup mata kuliahdiselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan izin Pemimpin perguruan tinggisetelah memperoleh pertimbangan senat perguruan tinggi. Sementara itu, PJJ lingkupmata kuliah yang diselenggarakan secara nasional dalam sistem pembelajaran daringharusmemperoleh izinDirektur Jenderal PembelajarandanKemahasiswaan. PJJ lingkupmatakuliahdapatdialihkreditkan.

PJJlingkupprogramstudimerupakanpenyelenggaraanlebihdari50%(limapuluhpersen)jumlahmatakuliahdan/ataubebanstudidalamkurikulumprogramstuditatapmukayangmemilikiizinMenteri.PenyelenggaraanPJJlingkupprogramstudiharusmemperolehizinMenteri.

Page 169: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

169

Sementara itu, peraturan perundang-undangan tentang Pendidikan Jarak mengaturtentangmoduspenyelenggaraanpendidikanjarakjauhpadapendidikantinggi.PJJdapatdiselenggarakanmelaluimodustunggal,modusganda,ataumelaluimoduskonsorsium.

PenyelenggaraanPJJmelaluimodustunggalmerupakanpenyelenggaraanPJJpadasemuaproses pembelajaran pada mata kuliah atau Program Studi PJJ. Penyelenggaraan PJJdenganmodusgandamerupakanpenyelenggaraanPJJpadaProgramStudi secara tatapmukadanjarakjauh.AdapunpenyelenggaraanPJJdenganmoduskonsorsiummerupakanpenyelenggaraan PJJ oleh beberapa Program Studi dalam bentuk kerja samaantarperguruan tinggi dalam wilayah nasional dan/atau internasional. Ketentuan untukpenyelenggaraan PJJ dengan modus konsorsium tersebut diatur dengan PeraturanMenteritersendiri.

Penyelenggaraan PJJ modus tunggal seperti dijelaskan di atas, tidak mencakuppenyelenggaraanprogramstudidiUniversitasTerbuka,karenauntukUniversitasTerbukadiaturdenganperaturantersendiri.

Di luar hal-hal tersebut di atas, penyelenggaraan PJJ secara umum sama denganpenyelenggaraanpendidikankonvensional(tatapmuka)yaitudalamhal:

a. Capaian pembelajaran dalam Program Studi PJJ sama dengan capaian pembelajaranpadaProgramStudiyangdiselenggarakandalambentuktatapmuka.

b. BebanstudiminimumuntukmenyelesaikanprogrampendidikandalamProgramStudiPJJsamadenganbebanstudiminimumpadaProgramStuditatapmuka.

4. PrinsipPembelajaranJarakJauh

Pembelajaran jarak jauh merupakan kegiatan pembelajaran yang dosen danmahasiswanyaterpisahtempatdan/atauwaktusehinggasebagianatauseluruhprosesnyadilakukan secara jarak jauhmenggunakan TIK. Oleh karena itu pembelajaran jarak jauhdiselenggarakandenganprinsip-prinsip:

a. Pembelajaran meliputi pembelajaran mandiri dan pembelajaran terbimbing.Pembelajaran mandiri adalah proses belajar yang dilakukan mahasiswa denganmengkaji materi pembelajaran secara mandiri tanpa bantuan dosen ataupun tutor.Pembelajaran terbimbing adalah proses belajar yang dilakukanmahasiswa di bawahpanduandosendan/ataututor;

b. Prosespembelajaranharusbersifatinteraktif,holistik,integratif,saintifik,kontekstual,tematik,efektif,danberpusatpadamahasiswa;

c. Pembelajaran dilakukan secara sinkron maupun asinkron dengan memanfaatkan TIKdanperangkatlunakpengelolaanpembelajarandalamjaringan(online).Pembelajaransinkronadalahpembelajaranyangmelibatkandosen,mahasiswa,dan/ataututoryangberinteraksi pada waktu yang sama dengan mediasi berbantuan teknologi informasidankomunikasi.Pembelajaranasinkronadalahpembelajaranyangmelibatkandosen,mahasiswa,dan/ataututoryangberinteraksipadawaktuyangberbedadenganmediasiberbantuanteknologiinformasidankomunikasi;

Page 170: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

170

d. Pembelajaran dilakukan untukmeraih capaian pembelajaran denganmengutamakanpengembangan kreativitas, kapasitas, tanggung jawab, kepribadian, dan kebutuhanmahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari, menemukan sertamengembangkanpengetahuan;

e. Interaksipembelajarandilakukanantarmahasiswa,antaramahasiswadengansumberbelajar, dan antaramahasiswa dengan dosen/tutor secara sinkronmaupun asinkron,difasilitasidenganberagammediadanTIK;

Sesuaidenganperaturanperundang-undangan,makaperguruantinggipenyelenggaraPJJharus juga melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), yang dalam hal iniakandisebutsebagaiSistemPenjaminanMutuInternalPendidikanJarakJauh(SPMI-PJJ).

SPMI-PJJadalahkegiatanpenetapandanpemenuhanStandarNasionalPendidikanTinggi(SNDikti) dan standar yang ditetapkan perguruan tinggi yangmelampaui SNDikti secarakonsisten dan berkelanjutan, sehingga pemangku kepentingan (peserta PJJ, orang tua,duniakerja,pemerintah,dosen,tenagapenunjang,sertapihaklainyangberkepentingan)memperolehkepuasan.

Dalam pelaksanaannya SPMI-PJJ mencakup tahapan/siklus PPEPP, yaitu penetapanstandar, pelaksanaan standar, evaluasi pelaksanaan standar, pengendalian pelaksanaanstandar,danpeningkatanstandar.

Peraturan perundang-undangan tentang Pendidikan Jarak Jauh menegaskan bahwaProgram Studi PJJ diusulkan oleh perguruan tinggi yang telah memiliki Program Studidalam bentuk tatapmuka dengan nama dan jenjang yang sama. Hal ini berarti bahwakelembagaan perguruan tinggi harus sudah ada, yang berarti pula di dalamnya sudahwajib melaksanakan SPMI. Oleh karena itu penjaminan mutu internal untuk PJJhendaknya terintegrasi atau diintegrasikan ke dalam Sistem Penjaminan Mutu Internal(SPMI) yang sudah ada. Dengan demikian organisasi untuk pelaksanaan SPMI-PJJ jugaterintegrasi denganorganisasi untukpelaksanaanSPMIPerguruanTinggi. Dalamhal inidokumenSPMI-PJJdikembangkansecaraterintegrasidengandokumenSPMIdiperguruantinggiyangbersangkutan,khususnyadokumenKebijakanSPMI,sedangkandokumenlain(Manual SPMI, Standar SPMI,danFormulir SPMI)untukPJJdapatdikembangkan secarakhusus.

B. PenetapanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ

SebagaimanahalnyaprogramtatapmukayangwajibmemenuhiSNDikti,makaPJJjugawajibmemenuhistandartersebut.SebagaimanatelahdisebutkandidalamBabI,Undang-undangNomor12tahun2012menyatakanbahwaStandarNasional PendidikanTinggi (SNDikti)meliputistandarnasionalpendidikan,ditambahdenganstandarpenelitian,danstandarpengabdian kepada masyarakat yang ditetapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, danPendidikanTinggi. Namundemikiankarenaperbedaankarakterisikpesertadidikdanmodapembelajarannya(jarakjauh),makabeberapahaldalamsetiapstandarpadajenispendidikanakademikatauvokasiperlumendapatperhatianberupapenambahanelemenbutirstandarkhususPJJ.PadaTabel4.1disajikaninspirasibagipengeloladalammenetapkanelemenbutir

Page 171: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

171

standarkhususPJJ.

Tabel4.1ElemenButirStandarkhususpadaPendidikanTinggidenganmodusPJJ

No ButirStandar ElemenButirStandarkhususPJJ

1 KompetensiLulusan StandarkompetensilulusanuntukPJJsamadenganstandarkompetensilulusantatapmuka,danolehkarenanyatidakadaelemenstandarkhususkompetensiyangperluditambahkan.

Namunkarenaprosespembelajaranyangberbedadengansistemtatapmuka,makauntukdapatmencapaikompetensiyangditentukan,diperlukanelemenstandarkhususinputpesertadidikPJJ,untukmenjaminbahwapesertadidikPJJmemilikimotivasitinggi,mampubelajarsecaraindependen,danbertanggungjawab.Untukmemenuhistandartersebut,penyelenggaraPJJperlupulamenetapkanstandarpenyiapanpesertaPJJuntukmengikutiPJJ.

2 IsiPembelajaran TerkaitdenganpenyelenggaraansistemPJJyangparaleldengansistemtatapmuka,makastandarisiberlakuuntukkeduanya.ArtinyapadaPJJditerapkanstandarisiyangsamadenganyangditetapkanuntukpendidikantatapmuka,namunpelaksanaankurikulumPJJlebihfleksibel.

3 ProsesPembelajaran SelainbutirstandarprosespembelajaranyangtelahditetapkandalamSNDikti,untukPJJdiperlukanelemenbutirstandarkhususprosespembelajaranuntukmemastikanbahwaprosespembelajaranberlangsungsecaraberkualitas,seperti:

- pesertadidikPJJmengikutipembelajaran(belajar)secaraaktif,mandiridanbertanggungjawab;penyelenggaraPJJharusmempunyaisistemuntukmemantauprosespembelajaranberbasisTIK.

- interaksiyangdilakukandosen/tutordenganpesertadidikPJJ,antarpesertadidikPJJ,danantarapesertadidikPJJdengankontenpembelajaranmelaluiskenariodarikegiatanbelajar,jalurbelajar,mediabelajarberbasisTIK,evaluasihasilbelajar,sertaaspekumpanbalikyangdirancangsecaraterintegrasi;

- interaksimencakupberagamaktivitasyangberfokuspadapengembanganpengetahuandanketrampilanpesertadidikPJJyangmenjaminterjadinyaprosesbelajarsecaramandiri(individualized)melaluikeluwesanberagamskenariodanjalurbelajar;

- materipembelajaran(yangdisebutjugaobjekpembelajaran)dituangkandalambentuk

Page 172: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

172

informasitekstual,grafis,citra(image),audio,video,simulasi,animasi,glossary,forumdanlain-lain,dandapatdiaksesmelaluiLMS(LearningManagementSystem)lintasruangdanwaktu.

- Untukmenjaminkualitastugasakhirpembelajaran,prosespembimbingandilakukansecaratatapmukalangsungatautermediasiTIK(sinkron)diselenggarakansekurang-kurangnya3kali,yaknisatukalipadatahappenulisanproposal,satukalipadatahappelaksanaanpenelitian,dansatukalipadatahappenulisanlaporan.

4 PenilaianPembelajaran PenilaianpembelajaranpadaPJJmeliputipenilaianterhadaphasilbelajardanpenilaianprogramPJJolehinstitusi.Secaraumumpenilaianpembelajaranadalahsamadenganyangberlakuuntukpendidikansistemtatapmuka.

MenyesuaikandengankarakteristikPJJ,perludiperhatikanelemenstandarkhususpenilaianperencanaanpembelajaranyangmencakuphal-halyangterkaitdenganpengembanganobjekpembelajaran(aspekcontentexpert,contentdesignerexpert,mediaexpert,spesialisTIK).StandarpelaksanaanpembelajaranperlumemperhatikantingkatpartisipasipesertadidikPJJuntuksecaraaktifmengikutiprosespembelajaranmenjadihalyangpentinguntukdiatur,dipantaudandikelola.

DiperlukanjugaelemenstandarkhususpenilaianhasilpembelajaransistemPJJ.Elemenstandarkhusustersebutuntukmemastikanbahwapenilaianhasilpembelajaranberjalansecaraefektifuntukmengukurpencapaianhasilbelajarpesertadidiksecaratepat.Disampingitu,standarpenyelenggaraanpenilaianhasilpembelajaransistemPJJjugamerupakanaspekyangpentingyangharusada,karenapenyelenggaraanpenilaianhasilpembelajarandapatdilaksanakansecaratatapmukamaupundaring,terawasiatautidak(“proctored”,terjadwalataukapansaja,dilokalmahasiswaatauterpusat,dll.Standarpenilaianhasilpembelajaranakanmencakupantaralainmekanismeujian,verifikasi/otentifikasipesertaujian,bentukujian,bentukpenilaian,sistempenilaian,danhal-hallainyangdianggaprelevan.

Dalamhalujianyangwajibdiselenggarakan,yakniujiantengahsemester(atautengahperiode),ujianakhirsemester(atauakhirperiode),danujianhasilakhirbelajarpelaksanaannyadapatsecaratatap

Page 173: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

173

mukalangsung,online(daring)atautatapmukatermediasiTIKtetapiharusdenganpengawasanlangsung.

5 DosendanTenagaKependidikan DisampingstandarDosenyangtertuangdalamSNDikti,diperlukanstandarkhususkompetensipedagogikdosenPJJyangmencakuphal-halberikut:

a.mampumerancangprogrampembelajaran(instructionaldesigner);

b.mampumenyusun/mengembangkanobyekpembelajaran;

c.mampumemproduksiobyekpembelajaran;

d.mampumenyebarluaskan/mengunggah(distributor)obyekpembelajaran;

e.mampumembuatsoal/tugas/ujiankhususPJJ;

f.mampuberperansebagaitutoryangmemfasilitasipembelajarandaringmaupunpembelajarantatapmuka(langsungdan/atautermediasiteknologiinformasidankomunikasi).

Standarkompetensitersebutdiatasdapatjugadipenuhimelaluipenyediaantenagapendukungyangrelevan.

Kualifikasi/kompetensitenagakependidikankhususPJJ,tutor,pembimbingpraktek/tugasakhirdanadministratorujian,jugaperluditetapkan.TutorharusmemilikikualifikasiakademikpalingrendahsetaradenganprogrampendidikantinggipadaProgramStudiPJJdalambidangilmuyangrelevandenganmatakuliahyangditutorkan,bersertifikattutor,danmemilikiNomorUrutPendidik.Tutorharusmampumenyelenggarakantutorialtatapmukamaupuntutorialdaring,sertainteraksitatapmukamaupuninteraksitermediasiteknologiinformasidankomunikasi(termasuktelekonferensi,chat,dansurat-menyuratelektronik).

Untuktenagakependidikan,perluditambahkanstandarpengeloladiperguruantinggipenyelenggaraPJJdandiwilayahjangkauan;administratorujian;laborandan/atauteknisi;pranatateknologiinformasidankomunikasi;danpustakawan.

6 SaranadanPrasaranaPembelajaran

SelainharusmemenuhiSNDikti,penyelenggaraanPJJmemerlukanelemenstandarkhusussaranadanprasaranayangdapatberfungsisebagaisaranakomunikasi,sumberbelajar,pusatbelajarjarakjauh,danlayananpendukung(supportsystem):

a.Saranakomunikasi:untukmenjaminbahwa

Page 174: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

174

tersediasaranaTIKyanghandaldanmekanismeyangmemungkinkanobjekpembelajarandapatterkirim/diterimadandiaksespesertaPJJsecaratepatwaktu,sertamengelolapembelajarandenganhandal.

b.Sumberbelajar:untukmenjaminketersediaansemuasumber(berupadata,orangdanwujudtertentu)yangdapatdigunakanolehpesertaPJJdalambelajardanmencapaitujuanbelajar,baiksecaraterpisahmaupunsecaraterkombinasi.

c.PusatBelajarJarakJauh(PBJJ):merupakanunitfungsionaldibawahpengelolaanPenyelenggaraPJJyangberfungsimemberikandukunganpelayananuntukmemenuhikebutuhanbelajar,praktik,praktikum,ujiandenganpengawasan,dan/ataututorialbagipesertaPJJyangsecarageografismudahdiaksesolehpesertaPJJ.

d.Layananpendukung(supportsystem):standarlayananakademikdanadministrasi,informasi,bimbinganbelajar,layanandukunganTIKyangrelevanuntukpelaksanaansistemPJJ.

7 PengelolaanPembelajaran Standarpengelolaanpembelajaranmencakupperencanaan,pelaksanaan,pengendalian,pemantauandanevaluasi,sertapelaporankegiatanpendidikan,ditetapkanagartercapaiefisiensidanefektivitaspenyelenggaraanpendidikantinggi.

UntukpenyelenggaraPJJlingkupmatakuliahdiperlukanpenguatanantaralainpada:

a. KebijakantentangPJJdalamRenstradanRenoptermasukalokasidana(untukinvestasi,operasidanpersonal)danprogramkerjapengembanganPJJ;

b. OrganisasipengelolaPJJdankaitannyadenganorganisasiPTdanketerkaitandenganpusatbelajarjarakjauhdiwilayahjangkauan;

c. PengelolaansaranaprasaranateknologiinformasiyangmenjaditulangpunggungPJJ;

d. Administrasiakademikdannonakademiktermasukkeuanganonlinesesuaidengankarakteristikpesertadidikyangtersebar;

e. Penjaminanmutuakademiktermasukmekanismemonitoringdanevaluasi.

UntukmenyelenggarakanPJJpadalingkupprogramstudi,selainpenguatanpadabutiras/detersebutdiatas,perludiperhatikanpersyaratanperijinandari

Page 175: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

175

Kemenristekdikti.

8 PembiayaanPembelajaran

StandarpembiayaanpembelajarannPJJterintegrasidalamstandarpembiayaanpembelajaranyangditetapkanperguruantinggisecarakeseluruhan.Sebagaimanapembiayaanprogramtatapmuka,standarpembiyaanuntukPJJjugamencakupberbagaiaspekpenyelenggaraanpendidikantinggi,termasukbiayainvestasidanbiayaoperasional.KhususpenyelenggaraanPJJ,standarbiayainvestasidanbiayaoperasionalharusmemperhatikankelengkapansaranadanprasaranaTIKdipusatpenyelenggaraanPJJ(PerguruanTinggi/Programstudi)maupundiPusatBelajarJarakJauh(PBJJ).Dalamhalinibesarannominalbiayainvestasi,biayaoperasionalperguruantinggiditetapkansesuaidenganperaturanperundang-undangan.

Standar penelitian dan standar pengabdian kepadamasyarakat yang terkait pembelajaranmengikuti standar yang ditetapkan pada pendidikan tatapmuka. Standar-standar tersebutpadaintinyamenekankanpadaaspekketercapaiancapaianpembelajaranlulusan.

C. PelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ

Untukmenjaminmutu pelaksanaan danoutput PJJmemenuhi atau bahkanmelampaui SNDiktiataustandarpendidikantinggiyangtelahditetapkanolehperguruantinggi,makaperludipastikan bahwa setiap kegiatan penyelenggaranaan PJJ berjalan sesuai dengan standaryangtelahditetapkan.Untukitu,selainharusmengikutimanual/SOPyangtelahadadalampenyelenggaraantatapmuka,penyelenggaraPJJperlumenambahkanmanualkhususuntukPJJdanmelaksanakannya secarakonsisten. PadaTabel4.2ditunjukkanbeberapahal yangperludiperhatikandidalampelaksanaanstandarmutu.

Tabel4.2Hal-halkhususdidalamPelaksanaanStandarMutupadaSPMIperguruantinggi

penyelenggaraPJJ

No.ButirStandarterkaitStandarNasional

PendidikanPelaksanaanButirStandar

1 Kompetensilulusan Kompetensilulusanyangdinyatakandalamrumusancapaianpembelajaranlulusandibangunmulaidaricapaianpembelajaranmatakuliah,kelompokmatakuliahdancapaianpembelajarankurikulumsehinggasetelahstandarkompetensiditetapkan,seluruhsistempembelajaranmaupunpenyelenggaraPJJharusmelaksanakan/memenuhistandartersebut.Sebagaicontohuntukmemenuhielemenstandarcapaianpembelajaransikapdantatanilai,walaupuntidakadaatausangatminimtatapmuka,capaianpembelajarantersebuttetapharusterbangun.Haltersebutdapatdisampaikanmelaluimateriajar,penetapan

Page 176: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

176

komposisibelajarmandiri,mukimdannon-mukimyangfleksibelmemperhatikankarakteristikpesertadidikPJJ,danpadasaatinteraksipesertaPJJdengantutor/dosen.Dilaksanakanjugaevaluasi/tessecaraterstrukturdanterorganisir,perperiodesemester/capaiankompetensi,Ketercapaianlevelkompetensidapatdievaluasipermatakuliahdanataupersemester.

SebagaiinspirasibagipenyelenggaraPJJ,manualyangperludisusunantaralainmanualpenyiapanpesertaPJJagarmemilikimotivasitinggi,mampubelajarsecaraindependen,danbertanggungjawabagardapatmencapaicapaianpembelajaran,manualpelaksanaantutorial,manualpenyusunanmateriajar,manualpenyusunanmaterievaluasi,manualtatapmuka,ataututorialyangdisusunmemperhatikanstandarkompetensidanpelaksanaan.

2 IsiPembelajaran MengingatstandarisipembelajaranyangberlakuuntukprogramprogramPJJsamadenganprogramtatapmuka,makaStandarIsiPembelajaranberupaKurikulumwajibdilaksanakanolehpengelolaPJJ.Untukitu,pedoman/manualuntukpelaksanaan/pemenuhanstandarisitersebutperludigunakan,sepertiManualPenyusunanKurikulum,ManualPenyusunanKalenderAkademik,ManualPenyusunanSilabusdanRPS,danManualEvaluasi/PeninjauanKurikulum

3 ProsesPembelajaran PelaksanaanstandarprosespembelajaranprogramPJJmemerlukanberbagaimanualperencanaansepertipenyusunansilabusdanRPSsertamanualperancanganprogrampembelajaranuntukmenjaminterpenuhinyapelaksanaanstandarprosespembelajaranprogramPJJ.Manualpenyusunandanpengembanganmateridanmediaajarjugadiperlukanuntukmenjaminbahwamateripembelajarandituangkandalambentukinformasitekstual,image/clipsarts,audio,video,simulasi,dansebagainya.Manualpenyebarluasan(distribusi)materiajardigunakanuntukmenjamindapatdiaksesnyamateripembelajaranolehmahasiswasecaraelektronik,kapansaja,dimanasaja.Selainitudiperlukanjugamanualpenyelenggaraantutorialtatapmuka,tutorialelektronik,telewicara,suratmenyuratelektronik,daninteraksijarakjauhberbasise-learningdanmanualpelaksanaanpenilaiandanevaluasipembelajaranyangvaliddandapatdiandalkan.

4 PenilaianPembelajaran Pelaksanaanstandarpenilaianpembelajaranmemerlukanpetunjukteknis(manual)yangmengaturtentangtahap-tahappenilaianhasilpembelajaran,pelaksanaanujikompetensi,carapenilaiandanstandarnilai,sertapetunjukteknis(manual)evaluasipelaksanaanprosespembelajaran.

Evaluasiolehdosen/tutorsecaraberkala(tengahsemester,akhirsemester)dapatberbentukujian,pelaksanaantugasataupengamatanSasaranMutuIPK,danCapaianKompetensi.

Dalamrangkamenjaminobjektivitaspenilaianperluadakepastianbahwapesertaujianadalahbenar-benarpesertadidik

Page 177: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

177

PJJyangsahsehinggadiperlukanprosesverifikasi/otentifikasi.

EvaluasihasilakhirbelajarharusdapatmencerminkantingkatkemandiriandankemampuanpesertadidikPJJmelaluimekanismeujiankomprehensifsecaratatapmukaatausecarajarakjauhdenganpengawasanlangsung.

Presentasihasilpenelitiandalambentukujianskripsi/tugasakhir,tesis,dandisertasiataukaryadesign/seni/bentuklain,dilakukanolehpesertadidikPJJsecaratatapmukalangsungataupuntatapmukatermediasiTIKdidepanpengujidikampuspenyelenggaraPJJataudiPBJJ.

EvaluasiterhadappelaksanaanpembelajaranperlumemperhatikantingkatpartisipasipesertadidikPJJ,kesesuaianaliranproses,kecepatanprosesdankedalamanmateri.

5 DosendanTenagaKependidikan SetelahstandardosendantenagakependidikanpenyelenggaraPJJditetapkan,makaseluruhdosendantenagakependidikanyangterlibatdalamprosesakademik,administrasiakademikdanpenyelenggarainteraksidenganpesertadidikharusbekerjasesuaidenganisistandartersebut.Untukitu,seluruhpenyelenggaraPJJtermasukpejabatmemerlukanpetunjuk/manual/prosedurtentanglangkahapayangharusdilakukan,kapanmelakukannya,siapayangmelakukandanbagaimanacaranya.Jenisdanjumlahpetunjukteknis(manual)sangattergantungpadakegiatanyangharusdilakukanmengikutistandar-standaryangtelahditetapkan.Sebagaiinspirasi,jenismanualyangdiperlukanuntukmemenuhistandardosendantenagakependidikanantaralaindiperlukanjugamanualstudilanjut,manualpelatihanTIKuntukPJJbagidosen/tutor,pelatihanlaindanseminar,manualpelaksanaansertifikasidosendanmanualpeningkatanjenjangkarier.Jikadiperlukan,dapatpuladiselenggarakantraining/pelatihan-pelatihanbagidosendantenagakependidikanagardosendantenagakependidikandapatmemenuhistandaryangditetapkan.

6 SaranadanPrasaranaPembelajaran

PelaksanaanstandarsaranadanprasaranapembelajaranPJJtelahditetapkanfungsinyasecaraspesifikdantelahdisepakatibersamaantarunityangterkaityangmencakupempataspek,yaitusebagaisaranakomunikasi,sumberbelajar,pusatbelajarjarakjauh,danlayanan(supportsystem).Agarelemenbutirstandartersebuttercapaidiperlukanantaralainmanualpengadaan,manualpenggunaan,danmanualpemeliharaansaranakomunikasi,sumberbelajardanlayanan.

7 PengelolaanPembelajaran Pelaksanaanstandarpengelolaanpembelajaranmencakupperencanaan,pelaksanaan,pengendalian,pemantauandanevaluasi,sertapelaporankegiatanpendidikandandilaksanakanolehpejabat,dosen/tutor,dantenagakependidikan.Olehkarenaitu,diperlukanadanyamanualyangmenjadipedomanbagipenyelenggaraagarberlangsungsesuaidenganstandar.Selainkeberadaanmanual,diperlukansosialisasidaninternalisasimanualagarmenjadibagiandaritugaskeseharian.

Page 178: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

178

SebagaiinspirasibagipengelolaPJJ,manualpengelolaanyangdiperlukanantaralaina)ManualpembentukanorganisasipengelolaPJJPTdanpusatbelajarjarakjauh;b)Manualpengelolaanadministrasiakademikdannonakademikonline;c)ManualSPMI-PTonlinetermasukPJJ.

8 PembiayaanPembelajaran Pelaksanaanstandarpembiayaanpembelajaranmemerlukanmanualyangmengaturantaralaina)komponenbiayainvestasi,b)biayaoperasidanpersonal,danc)langkah-langkahdalammenghitungbiaya,termasuklangkah-langkahpengajuanbiayakepadaPimpinanPTpenyelenggaraPJJ.

D. EvaluasiPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ

Evaluasi adalah pemeriksaan pada suatu proses yang telah selesai. Evaluasi yang efektifharus dikembangkan dan dilaksanakan oleh penyelenggara PJJ pada seluruh aspekpenyelenggaraan. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa proses untuk mencapai/melaksanakan standar berjalan sesuai dengan yang seharusnya dan standar yang telahditetapkandapatdicapaiataudilampaui.

Evaluasi dapat berupa evaluasi diri yang dilakukan oleh diri sendiri (unit, unit pengelolaprodi, jurusan atau perguruan tinggi) dan audit mutu melalui Audit Mutu Internal (AMI)yang dilakukan oleh orang dari luar unit yang diaudit, yangmemiliki kompetensi sebagaiauditor.Untuk ituunitpenjaminanmutupenyelenggaraPJJwajibmengembangkansistemaudit sendiri danmelaksanakannya secara berkala. Di samping itumonitoring juga harusdilakukan pada semua proses yang sedang berlangsung untukmemastikan bahwa prosestelah berjalan sesuai dengan tahapan dan capaiannya. Agar sistematis, evaluasi dilakukandenganmengacu pada peraturan perundangan, peraturan internal penyelenggara PJJ, SNDiktimaupunstandaryangditetapkanolehinstitusipenyelenggaraPJJ.

Di dalam Tabel 4.3 disajikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasipelaksanaanstandarpendidikandalamPJJ.

Tabel4.3Hal-halkhususdidalamEvaluasiPelaksanaanStandarMutupadaSPMIperguruantinggipenyelenggaraPJJ

No ButirStandar Evaluasi

1 KompetensiLulusan MengingatstandarkompetensilulusanPJJsamadenganstandarkompetensilulusantatapmuka,evaluasipelaksanaanstandarkompetensijugasamadenganyangdilakukanpadatatapmuka.Selainitu,perludilakukanevaluasiapakahpenyelenggaraPJJmemilikiprogramdanmenjalankannyasecaraefektifuntukmenyiapkanpesertadidikPJJagarmemilikimotivasitinggi,mampubelajarsecaraindependen,danbertanggungjawabagardapatmencapaikompetensiyangdiharapkan.

2 IsiPembelajaran Dalamevaluasipelaksanaanstandarisipembelajarandievaluasi

Page 179: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

179

apakahisipembelajaranyangtercermindalamkurikulumPJJsamadenganisipembelajarantatapmukapadaprogramstudiyangsama.

3 ProsesPembelajaran Evaluasipelaksanaanstandarprosespembelajaranberkaitandengan:

- EvaluasiapakahpesertadidikPJJmengikutipembelajaran(belajar)secaraaktif,mandiridanbertanggungjawabdengancaramemeriksadatarekamanaktivitasmahasiswadalamsistempengelolaanpembelajaran.

- EvaluasiapakahterjadiinteraksiyangdilakukanpesertadidikPJJdengandosen,antarpesertadidikPJJ,danantarapesertaPJJdengankontenpembelajarandengancaramemeriksadatarekamanaktivitasmahasiswadandosendalamsistempengelolaanpembelajaran.

- Evaluasiapakahmateripembelajarandituangkandalambentukinformasitekstual,grafis,citra(image),audio,video,simulasi,animasi,glossary,forumdanlain-lain,dandapatdiaksesmelaluisistempengelolaanpembelajaranlintasruangdanwaktumelaluiberagamgawai.

- Evaluasiapakahpembimbingantelahdilaksanakansesuaistandaryangditetapkandenganmemeriksadokumenpembimbingan.

4 PenilaianPembelajaran

Secaraumumevaluasipelaksanaanstandarpenilaianpembelajaranadalahsamadenganyangberlakuuntukpembelajarantatapmuka,ditambah:

-Evaluasiapakahpengembanganobyekpembelajaran(aspekcontentexpert,contentdesignerexpert,spesialisTIK)telahdilaksanakansesuaistandar.

-Evaluasitingkatpartisipasipesertadidikuntuksecaraaktifmengikutiprosespembelajarandenganmelihatrekamanprosespembelajarandalamsistempengelolaanpembelajaran.

-Evaluasiapakahmekanismeujian,verifikasi/otentifikasipesertaujian,bentukujian,pengawasanujian,bentukpenilaian,sistempenilaiantelahdilaksanakansesuaistandardenganmelihatbuktipelaksanaan.

5 DosendanTenagaKependidikan

Dalamevaluasipelaksanaanstandardosendantenagakependidikandievaluasi:

-apakahdosen/tutormemilikikualifikasidankompetensisebagaimanaditetapkandalamstandardengancaramemeriksaobjekpembelajaranyangtelahdisiapkan

- apakahtenagakependidikankhususPJJ,tutor,pembimbingpraktik/tugasakhirdanadministratorujianmemilikikualifikasidanbersertifikatyangrelevandengantugasnyadengancaramemeriksadokumenkelengkapankualifikasi.

- apakahtutormampumenyelenggarakantutorialtatapmuka

Page 180: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

180

maupuntutorialdaring,sertainteraksitatapmukamaupuninteraksitermediasiTIK(termasuktelekonferensi,chat,dansurat-menyuratelektronik)dengancaramenyaksikanlangsungketikatutorsedangbertugas.

- apakahtelahtersediatenagapengelolauntukwilayahjangkauan,administratorujian,sertapranatateknologiinformasidankomunikasi;

6 Saranaprasaranapembelajaran

EvaluasipelaksanaanstandarsaranaprasaranapembelajaranmenyangkutapakahPJJtelahdilengkapidengan:

a.SaranakomunikasidanTIK

b.Sumberbelajar

c.PusatBelajarJarakJauh(PBJJ),dan

d.Layanan(supportsystem)

yangmencukupiuntukpenyelenggaraanPJJdengancaramemeriksanyasecaralangsungkeberadaandanfungsinya.

7 PengelolaanPembelajaran Evaluasipelaksanaanstandarpengelolaanpembelajaranmencakupantaralain:

a. ApakahadakebijakantentangPJJdalamRenstradanRenoptermasukalokasidana(untukinvestasi,operasidanpersonal)danprogramkerjapengembanganPJJ;

b. ApakahtelahdibentukorganisasipengelolaPJJdandiaturkaitannyadenganorganisasiPT,sertaketerkaitandenganpusatbelajarjarakjauhdiwilayahjangkauan;

c. Apakahtelahdirumuskanpengelolaansaranaprasaranateknologiinformasiyangefektif

d. Apakahadministrasiakademikdannonakademiktermasukkeuanganonlinetelahsesuaidengankarakteristikpesertadidikyangtersebar;

e. Apakahpenjaminanmutuakademiktermasukmekanismemonitoringdanevaluasitelahdilaksanakandenganefektif

8 PembiayaanPembelajaran

DalamevaluasipelaksanaanstandarpembiayaanpembelajarandievaluasiapakahRenstradanRenopmemuatpembiayaanoperasionalPJJ,sertainvestasisaranaPJJdanPBJJdengancaramemeriksalangsungRenstradanRenop

E. PengendalianStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ

HasilmonevpelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJmerupakanumpanbalik bagi perbaikan proses baik selama proses berjalan maupun sesudahnya. Tindakanpengendalian perlu dilakukan agar pelaksanaan Standar dalam SPMI (StandarDikti) untukPJJ berlangsung berdasarkan temuan di lapangan. Pada Tabel 4.4 ditunjukkan contohlangkah-langkah yang ditempuh dalam tahap pengendalian setiap standar dari delapanstandaryangterdapatdidalamStandarNasionalPendidikanTinggi.

Page 181: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

181

Tabel4.4PengendalianPelaksanaanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ

No ButirStandar Pengendalianpelaksanaanbutirstandar

1 KompetensiLulusan Pemeriksaanterhadaphasilmonitoringdanevaluasicapaiansasaranmututerhadaptingkatan/levelkompetensisertahasiltracerstudy,digunakansebagaifaktauntukmelihatkesesuaiancapaiansasaranmutudankinerjalulusanpadasaatberkaryadiduniakerja.FormIsianuntukEvaluasiCapaianSasaranMutu,FormIsian,evaluasiKinerjaLulusandiDuniaKerjaadalahinstrumenyangdapatmembantumenjaringinformasitentangkompetensi.

2 IsiPembelajaran EfektivitasPelaksanaanKurikulumdalammencapaikompetensilulusanmatakuliah,kelompokmatakuliahdanlulusanPJJ,dapatdikendalikandenganmenindaklanjutihasilevaluasipelaksanaanstandarIsipembelajaran.Apabilaadamatakuliahyangkurangrelevan/mendukungkompetensilulusanmakasegeradilakukanpeninjauanparsialbaikjenismatakuliahmaupunmateribahasanpadasetiapakhirtahunajaran.

3 ProsesPembelajaran Apabilapadasaatprosespembelajaran,praktekmaupunpengerjaantugasakhirberlangsung,ternyataditemuibeberapapersoalanmisalnyapelaksanaantugastutorialtidaksesuaidenganisistandar,penyebarluasanmateriajar/obyekpembelajaran&mediatidaksesuaidenganstandar,masabimbingantugasakhiryanglebihpanjangdaristandar,makapejabatterkaitmencatat/merekamdanmengoreksi/memperbaiki.Tindakankorektiftersebutbisaberupamenulisulangprosedur/petunjukteknisagarlebihdimengerti,menegurpersonilyangtidakmelaksanakanstandar,mengulangkembalipelaksanaanstandar,danmenyelenggarakanpelatihanterkaitdenganpelaksanaanstandar.AgarpenyelenggaraPJJtermasukpejabatterkaitmampumengendalikanpemenuhanisistandardanmeningkatkankepatuhanpenyelenggarandalammemenuhiisistandardiperlukanmanualpengendalianstandar.

4 PenilaianPembelajaran

PengendalianpenilaianpembelajarandapatdilakukandenganmenganalisissebarancapaiannilaiUTS,UAS,danIPKmhsuntuksetiapsemester,setiaptahundankumulatif(ujiansidangakhirpendidikan).Selanjutnyadilakukankoordinasiuntukmelakukantindakankoreksi.

5 DosendanTenagaKependidikan

Pengendalianpelaksanaanstandardosendantenagakependidikanmemperhatikanhasilevaluasikinerjayangdilaksanakansetiaptahun.Apabiladitemuipenyimpanganpelaksanaantugasdosendantenagakependidikanmakadiperlukanadanyatindakankoreksidaripimpinan.

6 SaranaPrasaranaPembelajaran Tindakankoreksidilakukansesuaidenganhasilauditmutu/hasilmonev.

7 PengelolaanPembelajaran Mengingatsifatnyayangrutin,pengendalianstandarpengelolaanpembelajaranharusdilakukansecararutin,dan

Page 182: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

182

berkelanjutanagarpenyimpangandaristandarbisadiatasisesegeramungkin.Manualpengendalianstandartermasukdaftar/checklistpelaksanaanstandarperludisusundandisosialisasikan.PTharusmenetapkanjadwalmonevdanaudit,danPejabatterkaitwajibmenggunakanhasilaudittersebutuntukmengendalikanpelaksanaanstandar.

8 PembiayaanPembelajaran Tindakankoreksidilakukansesuaidenganhasilauditmutu/hasilmonev.

F. PeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ

TahappeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJdilaksanakanapabilahasilmonevdanpengendalianStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJmenemukanbahwaStandar dalam SPMI (Standar Dikti) untuk PJJ sudah tercapai dan perlu disusun StandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJyangbaruuntukmengikutiperkembanganIpteksdankebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholders). Penetapan Standar dalam SPMI(StandarDikti)untukPJJyangbaruharusmemerhatikanvisi-misidantujuanPT,kondisiawalPT(hasilevaluasidiri),hasilmonitoringdanevaluasisertahasilpelacakanlulusan.SelainitupeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJperlumemperhatikanbenchmark,baikinternal,nasional,maupuninternasional.PadaTabel4.5disajikanlangkah-langkahyangperludiikutidalammeningkatkanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ.

Tabel4.5Hal-halkhususdalamPeningkatanStandardalamSPMI(StandarDikti)untukPJJ

No Butirstandar PeningkatanbutirstandarkhususPJJ

1 KompetensiLulusan KetercapaiankompetensilulusanmerupakanindikatordarikeberhasilanpenyelenggaraanPJJ.Peningkatanstandarkompetensilulusandilakukanantaralaindenganmemperhatikanperkembangankebutuhanparapemangkukepentingan(antaralainduniakerja/industri),perkembanganilmudanteknologi,sertatingkatpenghargaanduniakerjaterhadapkompetensitertentu.Langkah-langkahpeningkatanstandarantaralain:

a. MenganalisishasilEvaluasiCapaianKompetensiberdasarkanhasilTracerStudy(antaralainketepatanpemilihanbidangilmu;kesesuaiankompetensilulusandenganduniakerja,masatunggululusan),denganmemperhatikanKKNI.

b. MengevaluasiSasaranMututingkatCapaianKompetensi(lebihrendah,sama,ataulebihtinggidarisasaranmutukompetensiyangtelahditentukanolehunitpengelolaprogramstudi,danperguruantinggi)

c. MenyempurnakanSasaranMutuCapaianKompetensiberdasarkanhasilTracerStudydanEvaluasilainnya

d. Menetapkansasaranmutuuntukperiodewaktu

Page 183: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

183

tertentuberikutnya.

2 IsiPembelajaran Untukmenyesuaikandenganperkembanganipteksdankebutuhanparapemangkukepentingandalammenindaklanjutitemuansaatpengendaliankurikulum,evaluasisecaraperiodikkurikulumkeseluruhandijadwalkansetiap5tahun.Manualpengembangan/penyusunankurikulumantaralainmengaturtentangunsuryangperludilibatkandalampengembangankurikulum,jadwal,danlangkahlangkahyangharusdiikuti.

Peningkatanstandarisidapatdilakukanantaralaindenganmelalukanbenchmarkkeperguruantinggilainyangmenyelenggarakanprogramstudidansistemserupa.

3 ProsesPembelajaran Peningkatanstandarprosespembelajarandilakukanterutamauntukmeningkatkanefektivitasdanefisiensipenyelenggaraanpembelajaran,dengantetapmemperhatikankarakteristikprosespembelajaranyanginteraktif,holistik,integratif,saintifik,kontekstual,tematik,efektif,kolaboratif,danberpusatpadapesertaPJJ.Peningkatantersebutdapatmencakupmisalnyaperluasansumberbelajar,peningkatanintensitasinteraksidosendanpesertadidikPJJ,jugapeningkatanstandar-standarpenugasan.

4 PenilaianPembelajaran

PeningkatanstandarpenilaianpembelajarandilakukanantaralainberdasarkananalisisterhadapperubahansasaranmutuIPK(lebihbesar,sama,ataulebihkecilIPK)danketuntasanhasilbelajar(tingkatankompetensi),perubahantingkatanmateriajarpertatapmuka,sertapenyempurnaanstrategipembelajaranberbasisTI

5 DosendanTenagaKependidikan

PenyelenggaraanPJJyangberbasisteknologiinformasisangatcepatmenjadiusangsehinggadiperlukanpeningkatanstandarkompetensitenagapendidikdankependidikanagarsenantiasamampumengikutiperkembanganteknologibahkankalauperlumampumengembangkanmetodedanteknikpembelajaranjarakjauh.HasilpenilaiankinerjatenagapendidikdankependidikanolehpesertaPJJdanpenyelenggaraPJJdigunakanuntukmengevaluasiprosespembelajaran,penggunaansaranadanprasaranapembelajaranbagitenagapendidikdantenagakependidikan,sertaperencanaanpelatihanuntukmeningkatkankompetensitenagapendidikdankependidikan.

6 Saranaprasaranapembelajaran

Hasilbenchmarkingdancapaiankondisiyangada,dievaluasidanmenjadidasarapakahperluadapeningkatanstandarsarana&prasaranapembelajaran.StandarSaranaprasaranapembelajaranjugaperluditingkatkanagardapatmendukungprosespembelajaranyangsesuaidenganstandarkompetensiyangtelahditingkatkan.

Page 184: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

184

7 PengelolaanPembelajaran Pemenuhanstandarpengelolaanpembelajaranbukanlahhalyangmudahmengingatsifatnyayangkompleksdanmelibatkanbanyaksumberdaya.Olehkarenaitu,datatentangevaluasidanpengendalianstandarsangatpentingdiarsipkanagarmudahdiketahuikapansaatyangtepatuntukmengembangkanstandar.Untukitu,unityangmenanganiSPMIdiperguruantinggiharusmenyusunmanualpengembanganstandarpengelolaanpembelajaran.

8 PembiayaanPembelajaran Peningkatanstandarpembiayaanpembelajarandilakukantergantungdarihasilevaluasipembiayaandanmutululusandiperguruantinggimasing-masing.Peningkatanstandarpembiayaanpembelajarantidakselaluberartipeningkatanstandarnominalbiaya,tetapibisajugaterkaitpenambahankomponenstandarpembiayaanuntukmemastikantercapainyatujuanpendidikan.

*******

Page 185: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

185

BabVIII

PenutupA.Kesimpulan

Dalam upayamengembangkan BudayaMutu di perguruan tinggi, yaitu semua pihak yangberkepentingan (internal stakeholders) di dalam perguruan tinggi berpikir, bersikap, danbertindak berdasarkan Standar Pendidikan Tinggi (Standar Dikti), maka setiap perguruantinggi wajib mengimplementasikan SPMI. Buku panduan ini diharapkan dapat membeikanacuan dalam merancang dan mengimplementasikan SPMI di perguruan tinggi yangmenyelenggarakanpendidikantinggi.

Implementasi SPMI di perguruan tinggi harus terus didorong denganmenaati siklus PPEPPStandarDiktisecaraberkelanjutan. KetaatanpadasiklusPPEPPdalamimplementasisetiapStandar Dikti untuk pendidikan tinggi, diyakini akan menciptakan dan mengembangkanBudayaMutuperguruantinggidalammenyelenggarakanpendidikantinggi.

Sudah saatnyaperguruan tinggi di Indonesia sebagai penghasil sumberdayamanusia yanghandal danmampumenghadapimasa depan, sebagai pengembang ilmu, teknologi , sertasenidikelolasecarakonsistendanberkesinambunganberdasarkanStandarDikti.

B.Saran

BukuPanduaninimemuathal-halpokokyangmenyangkutpraktikbaikpenerapanSPMIpadaperguruan tinggiyangmenyelenggarakanpendidikan tinggi. Untukselanjutnya,disarankanagar dalam mengimplementasikan SPMI diperhatikan karakteristik masing-masing jenispendidikan (akademik, vokasi, dan profesi), serta modus pembelajaran jarak jauh,sebagaimanatelahdiuraikandalamBukuPanduanini.

********

Page 186: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

186

Lampiran1.PeraturanMenteriRiset,Teknologi,danPendidikanTinggiNomor62Tahun2016Tentang

SistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi

MENTERIRISET,TEKNOLOGI,DANPENDIDIKANTINGGI

REPUBLIKINDONESIA

PERATURANMENTERIRISET,TEKNOLOGI,DANPENDIDIKANTINGGI

REPUBLIKINDONESIA

NOMOR62TAHUN2016

TENTANG

SISTEMPENJAMINANMUTUPENDIDIKANTINGGI

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

MENTERIRISET,TEKNOLOGI,DANPENDIDIKANTINGGIREPUBLIKINDONESIA,

Menimbang : bahwauntukmelaksanakanPasal52ayat(3)danPasal54ayat(8)Undang-UndangNomor12Tahun2012tentangPendidikanTinggi,perlumenetapkanPeraturanMenteriRiset,Teknologi,danPendidikanTinggitentangSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggi;

Mengingat

: 1.Undang-UndangNomor12Tahun2012tentangPendidikanTinggi(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2012Nomor158,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5336);

2.PeraturanPemerintahNomor4Tahun2014tentangPenyelenggaraanPendidikanTinggidanPengelolaanPerguruanTinggi(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2014Nomor16,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor5500);

3) PeraturanPresidenNomor13Tahun2015tentangKementerianRiset,Teknologi,danPendidikanTinggi(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2015Nomor14);

4) KeputusanPresidenNomor121/PTahun2014tentangPembentukanKementeriandanPengangkatanMenteriKabinetKerjaPeriodeTahun2014-2019;

5) PeraturanMenteriRiset,Teknologi,danPendidikanTinggiNomor15Tahun2015tentangOrganisasidanTataKerjaKementerianRiset,Teknologi,danPendidikanTinggi(BeritaNegaraRepublik

Page 187: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

187

IndonesiaTahun2015Nomor889);

6.PeraturanMenteriRiset,Teknologi,danPendidikanTinggiNomor44Tahun2015tentangStandarNasionalPendidikanTinggi(BeritaNegeraRepublikIndonesiaTahun2015Nomor1952);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURANMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

TENTANGSISTEMPENJAMINANMUTUPENDIDIKANTINGGI.

BABI

KETENTUANUMUM

Pasal1

DalamPeraturanMenteriiniyangdimaksuddengan:

1. Mutu pendidikan tinggi adalah tingkat kesesuaian antarapenyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar PendidikanTinggi yang terdiri atas Standar Nasional Pendidikan Tinggi danStandarPendidikanTinggiyangDitetapkanolehPerguruanTinggi.

2. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang selanjutnyadisingkatSPMDiktiadalahkegiatansistemikuntukmeningkatkanmutupendidikantinggisecaraberencanadanberkelanjutan.

3. SistemPenjaminanMutuInternalyangselanjutnyadisingkatSPMI,adalahkegiatansistemikpenjaminanmutupendidikantinggiolehsetiapperguruantinggisecaraotonomuntukmengendalikandanmeningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi secaraberencanadanberkelanjutan.

4. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal, yang selanjutnya disingkatSPME, adalah kegiatan penilaian melalui akreditasi untukmenentukan kelayakan dan tingkat pencapaian mutu programstudidanperguruantinggi.

5. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi yang selanjutnya disingkatPDDiktiadalahkumpulandatapenyelenggaraanpendidikantinggiseluruhperguruantinggiyangterintegrasisecaranasional.

6. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yangmeliputi Standar Nasional Pendidikan ditambah dengan StandarNasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepadaMasyarakat.

7. StandarPendidikanTinggi yangDitetapkanolehPerguruanTinggiadalah sejumlah standar pada perguruan tinggi yangmelampauiStandarNasionalPendidikanTinggi.

8. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yangmenyelenggarakanpendidikantinggi.

9. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, yang selanjutnya

Page 188: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

188

disingkat BAN-PT, adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintahuntuk melakukan dan mengembangkan akreditasi perguruantinggisecaramandiri.

10. Lembaga akreditasi mandiri program studi, yang selanjutnyadisingkat LAM, adalah lembaga yang dibentuk oleh Pemerintahatau masyarakat untuk melakukan dan mengembangkanakreditasiprogramstudisecaramandiri.

11. Kementerian adalah perangkat pemerintahan yang membidangiurusanpemerintahandibidangpendidikantinggi.

12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanpemerintahandibidangpendidikantinggi.

13.Direktorat Jenderal adalahDirektorat Jenderal Pembelajaran danKemahasiswaanKementerianRiset,Teknologi,danTinggi.

Pasal2

(1)SPMDiktibertujuanmenjaminpemenuhanStandarPendidikanTinggisecarasistemikdanberkelanjutan,sehinggatumbuhdanberkembangbudayamutu.

(2)SPMDiktiberfungsimengendalikanpenyelenggaraanpendidikantinggiolehperguruantinggiuntukmewujudkanpendidikantinggiyangbermutu.

BABII

MEKANISMESISTEMPENJAMINANMUTUPENDIDIKANTINGGI

Pasal3

(1)SPMDiktiterdiriatas:

a.SPMI;dan

b.SPME

(2)SPMIsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufadirencanakan,dilaksanakan,dievaluasi,dikendalikan,dan

dikembangkanolehperguruantinggi.

(3)SPMEsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hurufbdirencanakan,dievaluasi,dilaksanakan,dikendalikan,dandikembangkanolehBAN-PTdan/atauLAMmelaluiakreditasisesuaidengankewenanganmasing-masing.

(4)LuaranpenerapanSPMIolehperguruantinggisebagaimanadimaksudpadaayat(2)digunakanolehBAN-PTatauLAMuntukpenetapanstatusdanperingkatterakreditasiperguruantinggiatauprogamstudi.

Pasal4

(1)Perencanaan,pelaksanaan,evaluasi,pengendalian,dan

Page 189: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

189

pengembanganSPMIdanSPMEdidasarkanpadaStandarPendidikanTinggi.

(2)StandarPendidikanTinggisebagaimanadimaksudpadaayat(1)terdiriatas:

a.StandarNasionalPendidikanTinggi;dan

b.StandarPendidikanTinggiyangDitetapkanolehPerguruanTinggi.

(3)StandarNasionalPendidikanTinggidisusundandikembangkanolehBadanStandarNasionalPendidikanTinggidanditetapkandalamPeraturanMenteri.

(4)StandarPendidikanTinggiyangDitetapkanolehPerguruanTinggidisusundandikembangkanolehperguruantinggidanditetapkandalamperaturanpemimpinperguruantinggibagiPTN,atauperaturanbadanhukumpenyelenggarabagiPTS,setelahdisetujuisenatpadatingkatperguruantinggi.

Pasal5

(1)SPMImemilikisikluskegiatanyangterdiriatas:

a. penetapanStandarPendidikanTinggi;

b. pelaksanaanStandarPendidikanTinggi;

c. evaluasipelaksanaanStandarPendidikanTinggi

d. pengendalianpelaksanaanStandarPendidikanTinggi;dan

e. peningkatanStandarPendidikanTinggi.

(2)Evaluasisebagaimanadimaksuddalamayat(1)hurufcdilakukanmelaluiauditmutuinternal.

(3)SPMIdiimplementasikanpadasemuabidangkegiatanperguruantinggi,yaitubidang:

a. akademik,meliputipendidikan,penelitian,danpengabdiankepadamasyarakat;dan

b. nonakademik,antaralainsumberdayamanusia,keuangan,saranadanprasarana.

(4) Kegiatansebagaimanadimaksudpadaayat(3)digunakanuntukmencapaiStandarPendidikanTinggi.

(5) SPMIsebagaisuatusistemdievaluasidandikembangkansecaraberkelanjutanolehperguruantinggiyangbersangkutan.

(6) SPMIditetapkandalamperaturanpemimpinperguruantinggibagiPTNatauperaturanbadanhukumpenyelenggarabagiPTS,setelahdisetujuisenatatausenatakademikperguruantinggi.

Pasal6

(1) SPMEyangdilakukanmelaluiakreditasimemilikisiklus

Page 190: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

190

kegiatanyangterdiriatas:

a. tahapEvaluasiDatadanInformasi;

b. tahapPenetapanStatusAkreditasidanPeringkatTerakreditasi;dan

c. tahapPemantauandanEvaluasiStatusAkreditasidanPeringkatTerakreditasi.

(2) SPMEdikembangkansecaraberkelanjutanolehBAN-PTdan/atauLAMsesuaidengankewenanganmasing-masing.

(3) Ketentuanlebihlanjutmengenaisikluskegiatansebagaimanadimaksudpadaayat(1)diaturdalamperaturanMenteri.

Pasal7

Data,informasipelaksanaan,sertaluaranSPMIdanSPMEdilaporkandandisimpanolehperguruantinggidalamPDDikti.

BABIII

PEMBAGIANTUGASDANWEWENANG

Pasal8

(1)DirektoratJenderalmempunyaitugasdanwewenangdalamperumusan,koordinasi,danpelaksanaankebijakanSPMDikti.

(2)BadanStandarNasionalPendidikanTinggimempunyaitugasdanwewenangmenyusundanmengembangkanStandarNasionalPendidikanTinggi.PenjaminanMutumempunyaidalampenyiapanperumusan

(3) DirektoratPenjaminanMutumempunyaitugasdanwewenangdalampenyiapanperumusankebijakan,fasilitasi,pelaksanaan,koordinasi,pengawasan,pengendalianpemantauan,evaluasidanpelaporandibidangSPMI.

(4) Perguruantinggimempunyaitugasdanwewenang:

a.merencanakan,melaksanakan,mengevaluasi,mengendalikan,danmengembangkanSPMI;

b. menyusundokumenSPMIyangterdiriatas:

1.dokumenkebijakanSPMI;

2.dokumenmanualSPMI;

3.dokumenstandardalamSPMI;dan

4.dokumenformuliryangdigunakandalamSPMI;

c. membentukunitpenjaminanmutuataumengintegrasikanSPMIpadamanajemenperguruantinggi;dan

d. mengelolaPDDiktipadatingkatperguruantinggi.

Page 191: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

191

(5)BadanAkreditasiNasionalPerguruanTinggi(BANPT)dan/atauLembagaAkreditasiMandiri(LAM)mempunyaitugasdanwewenangmelakukanSPMEmelaluiakreditasiPerguruanTinggidan/atauprogramstudi.

BABIV

KETENTUANPERALIHAN

Pasal9

(1)SebelumBadanStandarNasionalPendidikanTinggisebagaimanadimaksuddalamPasal8ayat(2)terbentuk,tugasdanwewenangBadanStandarNasionalPendidikanTinggidilaksanakanolehBadanStandarNasionalPendidikan.

(2)Dalammelaksanakantugasnya,BadanStandarNasionalPendidikanTinggiberkoordinasidenganBadanStandarNasionalPendidikan.

(3)KetentuanlebihlanjutmengenaipembentukanBadanStandarNasionalPendidikanTinggidiaturdenganPeraturanMenteri.

BABV

KETENTUANPENUTUP

Pasal10

PadasaatPeraturanMenteriinimulaiberlaku,PeraturanMenteriPendidikandanKebudayaanNomor50Tahun2014tentangSistemPenjaminanMutuPendidikanTinggidicabutdandinyatakantidakberlaku.

Pasal11

PeraturanMenteriinimulaiberlakupadatanggaldiundangkan.

Agarsetiaporangmengetahuinya,memerintahkanpengundanganPeraturanMenteriinidenganpenempatannyadalamBeritaNegaraRepublikIndonesia.

DitetapkandiJakarta

padatanggal23September2016

MENTERIRISET,TEKNOLOGI,DANPENDIDIKANTINGGIREPUBLIKINDONESIA,

TTD.

MOHAMADNASIR

Page 192: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

192

DiundangkandiJakarta

padatanggal28September2016

DIREKTURJENDERALPERATURANPERUNDANG-UNDANGANKEMENTERIANHUKUMDANHAKASASIMANUSIAREPUBLIKINDONESIA,

TTD.

WIDODOEKATJAHJANA

BERITANEGARAREPUBLIKINDONESIATAHUN2016NOMOR1462

SalinansesuaidenganaslinyaKepalaBiroHukumdanOrganisasiKementerianRiset,Teknologi,danPendidikanTinggi,

TTD.

AniNurdianiAzizah

NIP.195812011985032001

2.SusunanTimPengembangSPMIDirektoratPenjaminanMutuPenyusunBukuPedoman

a.KoordinatorTimPengembangSPMIdanPenyelarasBukuPanduan:

Prof.Dr.JohannesGunawan

b.PenyusunMateriSPMIUntukPendidikanAkademik

o Koordinator : Prof.Dr.NyomanSadraDharmawan

o Anggota : Prof.Dr.BernadetteM.Waluyo

Prof.BambangSuryoatmono,Ph.D

Prof.DrTirzaHanum

c. PenyusunMateriSPMIUntukPendidikanVokasi

o Koordinator : Dr.J.P.GenturSutapa

o Anggota : Prof.Dr.MosesL.Singgih

Dr.KomangMerthayasa

d.PenyusunMateriSPMIUntukPendidikanProfesi

o Koordinator : Prof.Dr.LilikSoetiarso

o Anggota : Prof.Dr.HartantoNugroho

Prof.Dr.JohannesGunawan

Page 193: Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pedoman SPMI 2018.pdfMengacu pada Buku Pedoman SPM Dikti tersebut, pada tahun 2017 ini Direktorat Penjaminan Mutu menerbitkan Buku Pedoman Sistem

PedomanSistemPenjaminanMutuInternal

193

e.BukuPanduanSPMIUntukPendidikanJarakJauh

o Koordinator : WidiyantoS.Nugroho,Ph.D

o Anggota : Dr.SetyoPertiwi

Prof.Dr.Kusminarto

Prof.Dr.HannaBachtiar

********